BAB 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Inge Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 5 LANDASAN TEORI 2.1. Satuan-satuan Dalam teknik penerangan terdapat satuan-satuan yang biasa digunakan, antara lain: 1. Satuan untuk intensitas cahaya (I) adalah kandela (cd) Intensitas cahaya adalah jumlah energi radiasi yang dipancarkan sebagai cahaya kesuatu jurusan tertentu (harten, tahun 2002:6). Contoh: Lampu suar cd Dop lampu sepeda dalam reflektor 250 cd 2. Satuan untuk flux cahaya (Ф) adalah lumen (lm) Flux cahaya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya ialah seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan dalam satuan detik (harten, tahun 2002:7). Contoh: Lampu sepeda memberi 10 lm Lampu pijar 150 W memberi Lampu TL 36 W memberi lm lm 3. Satuan untuk Intensitas penerangan atau iluminasi (E) adalah lux (lx)
2 6 Intensitas penerangan atau iluminansi di suatu bidang ialah flux cahaya yang jatuh pada 1 m 2 pada suatu bidang (harten, tahun 2002:8). Contoh: Ruang kantor 800 lx Tengah musim panas, siang hari Pekerjaan sangat halus lx lx 2.2. Diagram dan Grafik Untuk menghitung proyek-proyek penerangan digunakan diagram polar intensitas cahaya yang didapat dari buku-buku katalog sesuai dengan jenis lampu dan armatur dan grafik intensitas penerangan yang didapat dari hasil perhitungan Diagram Polar Intensitas Cahaya Diagram Polaritas intensitas cahaya menggambarkan jumlah energi radiasi yang dipancarkan kesuatu jurusan tertentu. Gambar 2.1 panjang jari-jari dari 0 ke suatu titik dari grafik menyatakan intensitas cahayanya ke arah itu dalam satuan candela. Umumnya diagram-diagram ini diberikan untuk lampu yang memberi 1000 lumen. Intensitas cahaya sebuah lampu harus sebanding dengan flux cahayanya, oleh karena itu untuk setiap lampu memiliki flux cahaya yang berbeda dan diagram masih harus dikalikan dengan jumlah ribuan lumen lampu tersebut. Jika lampu pada gambar 2.1 mempunyai 6500 lumen, maka pada sudut 0 intensitas cahayanya akan sama dengan : 6,5 x 150 = 975 cd.
3 7 Gambar 2.1 Diagram Polar Intensitas cahaya dan armatur Grafik Intensitas Penerangan Diagram polar intensitas cahaya digunakan untuk menghitung intensitas penerangan di suatu titik menurut rumus (harten, tahun 2002 : 15).: Intensitas cahaya suatu sumber cahaya (gambar 2.2) L kearah titik P sama dengan I=900 cd, dan jarak antara L dan P sama dengan r = 3 m, maka intensitas penerangan di titik P akan sama dengan: E p = r 2 I lux E p = = 100 lux Gambar 2.2 Arah Intensitas Cahaya
4 8 Intensitas penerangan E 1 di bidang a 1 b 1 tegak lurus pada arah I, menurut hukum kuadrat akan sama dengan : E 1 = r 2 I lux Intensitas penerangan E di bidang horizontal a-b, ialah proyeksi dari E 1 pada garis tegak lurus pada bidang a-b di titik P. jadi : E = E 1 cos a a = sudut antara sinar cahaya dan garis tegak lurus pada bidang a b di titik P. Rumus ini dikenal dengan hukum cosinus. Dari dua rumus di atas didapat: E = r 2 I Cos a lux Jika letak titik cahaya di atas bidang horizontal sama dengan h, didapat : Cos a = h r Kita dapat melihat grafik intensitas cahaya pada gambar 2.3 dimana semakin jauh antara sumber cahaya dan bidang yang dipancarkan cahaya maka intensitas penerangannya akan semakin kecil.
5 9 Gambar 2.3 Diagram polar intensitas cahaya sebuah lampu dengan grafik intensitas penerangannya 2.3. Sistem Penerangan Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya tergantung pada konstruksi sumber cahaya itu sendiri dan pada konstruksi armatur yang digunakan (harten, tahun 2002 : 23). Konstruksi armaturnya antara lain ditentukan oleh a. cara pemasangannya pada dinding atau langit-langit; b. cara pemasangan fiting atau fiting-fiting di dalam armatur; c. perlindungan sumber cahayanya; d. penyesuaian bentuknya dengan lingkungan; e. penyebaran cahayanya.
6 10 Sebagian besar dari cahaya yang ditangkap oleh mata, tidak datang langsung dari sumber cahaya, tetapi setelah dipantulkan oleh lingkungan. Karena besarnya luminansi sumber-sumber cahaya modern, cahaya langsung dan sumber cahaya biasanya akan menyilaukan mata. Karena itu bahan-bahan armatur harus dipilih demikian rupa sehingga sumber cahayanya terlindung dan cahayanya terbagi secara tepat. Berdasarkan pembagian flux cahayanya oleh sumber cahaya dan armatur yang digunakan, dapat dibedakan sistem-sistem penerangan di bawah ini: Sistem penerangan Langsung ke bidang kerja a. Penerangan langsung % b. Terutama penerangan langsung 60-90% c. Penerangan Campuran atau penerangan difus 40-60% d. Terutama penerangan tak langsung 10-40% e. Penerangan tak langsung 0-10% Absorpsi Sebagian dari cahaya yang mengenai suatu permukaan akan diserap oleh permukaan itu. Bagian yang diserap ini menimbulkan panas pada permukaan tersebut. Permukaan yang gelap dan buram menyerap banyak cahaya. Bagian flux cahaya yang diserap oleh suatu permukaan di tentukan oleh faktor absorpsi a permukaan itu: a = Flux cahaya yang diserap Flux cahaya yang mengenai permukaan
7 Refleksi Jika sinar-sinar cahaya sejajar yang mengenai suatu permukaan, dipantulkan tetap sejajar, maka terjadi refleksi cermin atau refleksi teratur (gambar 2.4). Refleksi demikian terjadi pada cermin dan pada permukaan logam yang dipoles. Jika sinar-sinarnya dipantulkan tersebar ke semua jurusan, maka tenjadi refleksi baur atau refleksi difus (gambar 2.5), seperti yang terjadi pada suatu permukaan kasar, misalnya pada langit-langit yang dikapur. Antara dua bentuk ini masih dijumpai beberapa bentuk refleksi lain, misalnya refleksi campuran (gambar 2.6). yang dapat dikenali dari permukaan yang berkilat Kalau bentuk berkas cahaya yang dipantulkan agak lebih teratur, dikatakan bahwa terjadi refleksi terpencar (gambar 2.7) Jumlah cahaya yang dipantulkan tidak ditentukan oleh mengkilatnya suatu permukaan, tetapi oleh sifat-sifat dan permukaan bahannya. Permukaan difus kadangkadang dapat memantulkan lebih banyak cahaya daripada suatu permukaan yang mengkilat. Gambar2.4 Refleksi teratur Gambar2.5 Refleksi baur
8 12 Gambar2.6 Refleksi campuran Gambar2.7 Refleksi terpencar Bagian flux cahaya yang dipantulkan ditentukan oleh faktor refleksi r suatu permukaan: r = Flux cahaya yang dipantulkan Flux cahaya yang mengenai permukaan Faktor refleksi 0,6 atau 60% berarti, bahwa 60% dan flux cahaya yang mengenai per permukaan dipantulkan Transmisi Bahan-bahan tembus cahaya, seperti berbagai jenis kaca, akan memantulkan atau menyerap hanya sebagian saja dari cahaya yang mengenainya. Sebagian besar dan cahaya itu dapat menembus bahan-bahan tersebut. Gambar 2.8 memperlihatkan transmisi teratur. Sinar-sinar cahaya yang masuk sejajar keluar tetap sejajar. Gambar 2.9 memperlihatkan transmisi difus sempurna. Sinar-sinar yang masuk sejajar, keluar tersebar, seperti misalnya pada kaca opal.
9 13 Gambar 2.10 memperlihatkan transmisi campuran yang merupakan gabungan antara transmisi teratur dan transmisi difus. Gambar 2.8 Transmisi teratur Gambar 2.9 Transmisi difus sempurna Gambar 2.10 Transmisi campuran t = Flux cahaya yang dapat menembus Flux cahaya yang mengenai permukaan 2.4. Armatur Armatur-armatur lampu dapat dibagi menurut beberapa cara, yaitu (harten, tahun 2002 : 29): 1. berdasarkan sifat penerangannya, atas armatur untuk penerangan langsung, sebagian besar langsung, difus, sebagian besar tak langsung dan tak langsung,
10 14 2. berdasarkan konstruksinya, atas armatur biasa, kedap tetesan air, kedap air, kedap letupan debu dan kedap letupan gas; 3. berdasarkan penggunaannya, atas armatur untuk penerangan dalam, penerangan luar, penerangan industri, penerangan dekorasi, dan armatur yang ditanam di dinding atau langit-langit dan yang tidak ditanam; 4. berdasarkan bentuknya, atas armatur balon, pinggan, armatur pancaran lebar dan pancaran terbatas; kemudian armatur kandil, palung dan armatur-armatur jenis lain untuk lampu. lampu bentuk tabung; 5. berdasarkan cara pemasangannya, atas armatur langit-langit dinding. gantung, berdiri, armatur gantung memakai pipa dan armatur gantung memakai kabel. Bentuk sumber cahaya dan armatur harus demikian rupa sehingga tidak menyilaukan mata. Bayang-bayang harus ada, sebab bayang-bayang ini diperlukan untuk dapat melihat benda-benda sewajarnya. Akan tetapi bayang-bayang itu tidak boleh terlalu tajam Penerangan langsung Efisiensi penerangan langsung sangat baik. Cahaya yang dipancarkan sumber cahaya seluruhnya diarahkan ke bidang yang harus diberi penerangan; langit-langit hampir tidak ikut berperan. Akan tetapi sistem penerangan ini menimbulkan bayang-- bayang yang tajam. Keberatan ini dapat dikurangi dengan menggunakan sumber-- sumber cahaya bentuk tabung (lampu TL). Pada gambar 2.11 menunjukan armatur untuk penerangan langsung.
11 15 Kalau digunakan penerangan langsung, harus diusahakan supaya cahayanya tidak langsung mengenai mata. Penerangan langsung terutama digunakan di ruangan-ruangan, yang tinggi, misalnya di bengkel dan pabrik, dan untuk penerangan luar. Gambar 2.11 Armatur palung Terutama penerangan langsung Efisiensi penerangan yang sebagian besar langsung ini juga cukup baik. Dibandingkan dengan penerangan langsung, pembentukan bayang-bayang dan kilaunya agak kurang. Sejumlah kecil cahaya dipancarkan ke atas, karena itu kesan mengenai ukuran ruangannya menjadi lebih baik. Pada Gambar 2.12 menunjukan armatur untuk terutama penerangan langsung dimana diagram polaritas menunjukan cahaya yang dipancarkan tersebar hingga ke atas.
12 16 Gambar Armatur terutama penerangan langsung 2.5. Cara menghitung penerangan dalam Untuk suatu perusahaan produksi, penerangan yang baik antara lain memberi keuntungan-keuntungan berikut ini(harten, tahun 2002 : 37).: a. peningkatan produksi; b. peningkatan kecermatan; c. kesehatan yang lebih baik; d. suasana kerja yang lebih nyaman; e.. keselamatan kerja yang lebih baik Pilihan mengenai sistem penerangan yang sebaiknya digunakan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: a. intensitas penerangannya di bidang kerja; b. intensitas penerangan umumnya dalam ruangan; c. biaya instalasinya; d. biaya pemakaian energinya;
13 17 e.. biaya pemeliharaan instalasinya antara lain biaya untuk penggantian lampu lampu. Penerangan suatu ruangan kerja pertama-tama harus tidak melelahkan mata. Karena itu perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekelilingnya, harus dihindari, karena akan memerlukan daya penyesuaian mata yang terlalu besar sehingga melelahkan. Perbandingan antara intensitas penerangan minimum dan maksimum di bidang. kerja harus sekurang-kurangnya 0,7. Perbandingan dengan sekelilingnya harus sekurang-kurangnya 0,3 (harten, tahun 2002 : 37) Intensitas Penerangan Intensitas penerangan harus ditentukan di tempat di mana pekerjaannya akan dilakukan. Bidang kerja umumnya diambil 80 cm di atas lantai. Bidang kerja ini mungkin sebuah meja atau bangku kerja, atau juga suatu bidang horisontal khayalan, 80 cm di atas Iantai (harten, tahun 2002 : 37). Intensitas penerangan yang diperlukan ikut ditentukan oleh sifat pekerjaan yang harus dilakukan. Tabel 2.1 menunjukan intensitas penerangan untuk ruang dan jenis pekerjaan. Suatu bagian mekanik halus misalnya, akan memerlukan intensitas penerangan yang jauh lebih besar daripada yang diperlukan suatu dapur. Juga panjangnya waktu kerja mempengaruhi intensitas penerangan yang diperlukan. Pekerjaan yang lama dengan penerangan buatan, juga memerlukan intensitas penerangan yang lebih besar. Intensitas penerangan E dinyatakan dalam satuan lux, sama dengan jumlah Im/m 2. Jadi flux cahaya yang diperlukan untuk suatu bidang kerja seluas A m 2
14 ialah(harten, tahun 2002 : 38).: 18 Ф = E x A lm Flux cahaya yang dipancarkan lampu-lampu tidak semuanya mencapai bidang kerja. Sebagian dan flux cahaya itu akan dipancarkan ke dinding dan langit-langit. Karena itu untuk menentukan flux cahaya yang diperlukan harus diperhitungkan efisiensi atau rendemennya: Pada gambar 2.13 a. Pembagian flux cahaya dalam ruangan. Dalam hal ini flux cahayanya sebagian besar menuju langsung ke bidang kerja. b. Dalam ruangan tinggi ini hanya sebagian kecil dan flux cahayanya menuju langsung ke bidang kerja. a b Gambar 2.13 Pembagian flux cahaya
15 Tabel Tabel Intensitas penerangan yang diterbitkan philips (harten, tahun 2002 : 41) Sifat penerangan Penerangan sangat baik Penerangan baik 1. Kantor Ruang gambar 2000 lux 1000 lux Ruang kantor (pekerjaan biasa) 1000 lux 500 lux Ruang yang jarang dipergunakan (arsip, r.tunggu) 250 lux 150 lux 2. Ruang sekolah Ruang kelas 500 lux 250 lux Ruang Gambar 1000 lux 500 lux 3. Industri Pekerjaan sangat halus (pembuatan jam tangan) 5000 lux 2500 lux Pekerjaan halus (bubut halus) 2000 lux 1000 lux Pekerjaan biasa (pemasangan biasa) 1000 lux 500 lux 4 Toko Ruang jual dan pamer: Toko-toko besar 1000 lux 500 lux Toko-toko lain 500 lux 250 lux Etalase Toko-toko besar 2000 lux 1000 lux Toko-toko lain 1000 lux 500 lux 5. Mesjid, gereja, dsb 250 lux 125 lux
16 20 6. Rumah Tinggal Dapur 500 lux 250 lux Kamar Tidur 500 lux 250 lux Gudang, garasi 250 lux 125 lux Penerangan Umum 250 lux 125 lux Efisiensi Penerangan Dari η = фg ф 0 фo = flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya yang ada dalam ruangan; фg= flux cahaya berguna yang mencapai bidang kerja, langsung atau tak langsung setelah dipantulkan oleh dinding dan langit-langit. dan didapat rumus flux cahaya Фg = E x A lm di mana: E x A lm ф 0 = η A = luas bidang kerja dalam m 2. E = intensitas penerangan yang diperlukan di bidang kerja. Efisiensi atau rendemen penerangannya ditentukan dan tabel 2.2. Setiap tabel hanya berlaku untuk suatu armatur tertentu dengan jenis lampu tertentu dalam ruangan tertentu pula (harten, tahun 2002 : 39).
17 Untuk menentukan efisiensi penerangannya harus diperhitungkan: 21 a. efisiensi atau rendemen armaturnya (v); b. faktor refleksi dindingnya (r w ), faktor refleksi langit-langitnya (r p ) dan faktor refleksi bidang pengukurannya (r m ); c. indeks ruangannya, Tabel 2.2 Efisiensi penerangan dalam keadaan baru Faktor-faktor refleksi Faktor-faktor refleksi r w dan r p masing-masing menyatakan bagian yang dipantulkan dari flux cahaya yang diterima oleh dinding dan langit-langit, dan kemudian mencapai bidang kerja. Faktor refleksi semu bidang pengukuran atau bidang kerja r m ditentukan oleh
18 22 refleksi lantai dan refleksi bagian dinding antara bidang kerja dan lantai. Umumnya untuk r m ini diambil 0,1. Langit-langit dan dinding berwarna terang memantulkan 50-70, dan yang berwarna gelap 10-20%. Pengaruh dinding dan langit-langit pada sistem penerangan langsung jauh lebih kecil daripada pengaruhnya pada sistem-sistem penerangan lainnya. Sebab cahaya yang jatuh di langit-langit dan dinding hanya sebagian kecil saja dari flux cahaya. Dalam tabel-tabel 2.2 efisiensi penerangannya diberikan untuk tiga nilai r p yang berbeda. Pada setiap nilai r p terdapat tiga nilai r w. Untuk faktor refleksi dinding r w ini dipilih suatu nilai rata-rata, sebab pengaruh gorden dan sebagainya sangat besar Silau karena cahaya yang dipantulkan dapat dihindari dengan cara-cara berikut ini: a. menggunakan bahan yang tidak mengkilat untuk bidang kerja; b. menggunakan sumber-sumber cahaya yang permukaannya luas dan luminansinya rendah; c. penempatan sumber cahaya yang tepat Indeks ruang atau indeks bentuk Indeks ruangan atau indeks bentuk k menyatakan perbandingan antara ukuranukuran utama suatu ruangan berbentuk bujur sangkar: k = p. l h (p+l)
19 23 di mana: p = panjang ruangan dalam m, I = lebar ruangan dalam m; h = tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja, dinyatakan dalam m. Bidang kerja ialah suatu bidang horisontal khayalan, umumnya 0,80 m di atas lantai. Kalau nilai k yang diperoleh tidak terdapat dalam tabel, efisiensi penerangannya dapat ditentukan dengan interpolasi. Kalau misalnya k = 4,5 maka untuk η diambil nilai tengah antara nilai-nilai untuk k = 4 dan k= 5. Untuk k yang melebihi 5, diambil nilai η untuk k = 5, sebab untuk k di atas 5, efisiensi penerangannya hampir tidak berubah lagi Faktor Penyusutan / Depresiasi Faktor penyusutan atau faktor depresiasi d ialah: d = E dalam keadaan dipakai E dalam keadaan baru Intensitas penerangan E dalam keadaan dipakai ialah intensitas penerangan ratarata suatu instalasi dengan lampu-lampu dan armatur-armatur, yang daya gunanya telah berkurang karena kotor, sudah lama dipakai atau karena sebab-sebab lain.efisiensi penerangan yang diberikan dalam tabel 2.2. Kalau faktor depresiasinya 0,8, suatu instalasi yang dalam keadaan baru memberi
20 150 lux, akan memberi hanya 120 lux saja dalam keadaan sudah dipakai. 24 Jadi untuk memperoleh efisiensi penerangannya dalam keadaan dipakai, nilai rendemen yang didapat dari tabel masih harus dikalikan dengan faktor depresiasinya. Faktor depresiasi ini dibagi atas tiga golongan utama, yaitu untuk: a. pengotoran ringan b. pengotoran biasa c. pengotoran berat Masing-masing golongan utama ini dibagi lagi atas tiga kelompok, tergantung pada masa pemeliharaan lampu-tampu dan armatur-armaturnya, yaitu setelah 1, 2 atau 3 tahun. Pengotoran ringan terjadi di toko-toko, kantor-kantor dan gedung-gedung sekolah yang berada di daerah-daerah yang hampir tidak berdebu. Pengotoran berat akan terjadi di ruangan-ruangan dengan banyak debu atau pengotoran lain, misalnya di perusahaan-perusahaan cor, pertambangan, pemintalan dan sebagainya. Pengotoran biasa terjadi di perusahaan-perusahaan lainnya. Kalau tingkat pengotorannya tidak diketahui, digunakan faktor depresiasi 0,8. Di samping pengaruh pengotoran, dalam faktor depresiasi telah juga diperhitungkan pengaruh usia lampu-lampunya. Pengaruh ini tergantung pada jumlah jam nyalanya. Untuk tampu-tampu TL diperhitungkan jam nyala per tahun (harten, tahun 2002 : 41). Angka-angka ini sesuai dengan angka rata-rata di perusahaanperusahaan.
21 2.6. Lampu tabung fluoresen 25 Saat ini dimasyarakat paling banyak menggunakan lampu fluoresen untuk penerangan, lampu fluoresen ini tidak menyebabkan panas. Energi listrik diubah menjadi energi cahaya sebesar 80% dan energi panas 20%. Lampu tabung fluoresen dipasarkan oleh philips dengan kode TL. Memiliki ukuran diameter 38 mm, dan panjang tergantung pada daya tabung. Didalam tabung diberi lapisan serbuk fluoresen Kualitas Pencahayaan Brightness distribution Menunjukkan jangkauan luminansi (suatu ukuran untuk terang suatu benda) dalam daerah penglihatan. Suatu ratio kontras yang tinggi diinginkan untuk penerimaan detail, tetapi penerimaan yang berlebihan dari luminansi dapat menyebabkan timbulnya masalah. Mata menerima cahaya utama yang sangat terang sehingga mata menjadi sulit untuk memeriksa dengan cermat obyek-obyek yang lebih gelap dalam suatu daerah terang (eko,tahun 2004:230). Glare (Silau) Cahaya yang berlebihan mencapai mata akan menyebabkan silau, dalam hal ini ada dua kategori: a. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Disamfort Glare).
22 Cahaya ini dapat meningkatkan kelelahan dan menyebabkan sakit kepala. 26 b. Silau yang menggangu (Disabbility Glare) Cahaya ini menggangu penglihatan dengan adanya penghamburan cahaya dalam lensa mata (eko,tahun 2004:230). Shadows (Bayang-bayang) Bayang bayang yan tajam adalah akibat dari sumber cahaya buatan (artificial) yang kecil atau dari cahaya langsung matahari. Keduanya dapat mengakibatkan ratio terang yang berlebihan dalam jangkauan penglihatan, detil-detil penting yang tidak begitu jelas (eko,tahun 2004:231). 2.8 Dasar Instalasi listrik. Prinsip-prinsip dasar instalsi listrik yang harus menjadi pertimbangan agar instalasi yang dipasang dapat dilakukan secara optimum adalah keandalan, ketercapaian, ketersediaan, keindahan, faktor keamanan, ekonomis Keandalan Andal secara mekanik dan listrik (instalasi bekerja pada nilai nominal tanpa menimbulkan kerusakan) keandalan juga menyangkut ketepatan. Ketepatan pengaman untuk menanggapi jika terjadi gangguan. Untuk pemasangan instalasi penerangan yang pada suhunya diatas suhu normal adalah lebih andal jika digunakan kabel berisolasi karet silikon dibandingkan dengan isolasi PVC Ketercapaian
23 27 Suatu instalasi yang dipasang harus bisa dioperasikan dengan normal, pemasangan saklar diletakkan 1,2m dari lantai. Posisi panel tidak terhalagi oleh benda-benda yang mengganggu di hadapannya Ketersediaan Suatu Instalasi harus siap untuk menghadapi perluasan-perluasan atau penambahan- penambahan yang sewaktu-waktu diperlukan, maka didalam instalasi (di dalam panel bagi) harus disediakan ataupun tersedia peralatan pengaman yang belumterhubung dengan beban Keindahan Kerapian pemasangan instalasi listrik harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Contoh : Pemasangan beberapa pipa pada permukaan tembok tampak lebih indah jika dilakukan oleh orang-orang yang terlatih, pemasangan pipa dengan mengunakan clamp Faktor Keamanan Faktor keamanan adalah aman secara elektrik atau listrik untuk manusia, ternak, dan barang-barang lainnya. Contoh: Stop kontak yang dipasang yang akan dipakai anak-anak jika terpaksa dipasang 30n cm diatas lantai harus menggunakan stop kontak yang aman secara mekanis (tertutup) atau metode pengoperasian ditekan kedua-duanya dan diputar Ekonomis Biaya untuk pemasangan instalasi harus sehemat mungkin karena biaya besar tidak menjamin mutu suatu instalasi. Contoh: Jika arus yang akan melalui
24 28 penghantar diperkirakan 15 A, kabel yang akan dipasang adalah nya 2.5 mm 2, instalasi tersebut bisa saja dipasang penghantar NYA 6 mm 2. tetapi secara ekonomis tidak menguntungkan. 2.9 Daya Listrik Setiap Instalasi harus dihitung kebutuhan beban yang akan dipasang, ini berguna untuk melihat besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pemakaian beban listrik yang dipakai, perhitungan dapat dihitung dengan rumus: P = V.I. cos φ. t (KWH) 2.10 Indek Proteksi Indeks proteksi adalah suatu standar kwalitas suatu barang terhadap perlindungan dari debu, air, dan benturan. Angka pertama menunjukan tingkat perlindungan terhadap benda padat: 0 : tidak ada proteksi 1 : perlindungan terhadap benda yang lebih besar dari 50 mm 2 : perlindungan terhadap benda yang lebih besar dari 12 mm 3 : perlindungan terhadap benda yang lebih besar dari 2.5 mm 4 : perlindungan terhadap benda yang lebih besar dari 1 mm 5 : perlindungan terhadap debu 6 : debu sekecil apapun tidak dapat masuk
25 Angka kedua menunjukan perlindungan terhadap air /likuid 29 0 : tidak ada proteksi 1 : terlindung dari air yang jatuh vertikal 2 : terlindung dari air yang jatuh membentuk sudut 15 dengan garis vertikal 3 : terlindung dari air yang jatuh membentuk benda seberat 500g 4 : terlindung dari air yang datang dari segala arah 5 : terlindung dari air yang disemprotkan membentuk benda 5 kg 6 : terlindung dari semprotan air yang menyerupai gelombang air laut 7 : terlindung dari efek tenggelam (kedap air0 8 : terlindung dari efek tenggelam dengan kedalaman yang disertai tekanan air Angka ketiga proteksi terhadap benturan 0 : tidak ada 1 : tahan terhdap benturan sebesar 0,225 joule 3 : tahan terhdap benturan sebesar 0,5 joule 5 : tahan terhdap benturan sebesar 2 joule garis vertikal 7 : tahan terhdap benturan sebesar 6 joule 9 : tahan terhdap benturan sebesar 20 joule
PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 3 September 2017; 68-73 PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5 Supriyo, Ismin T. R. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Lebih terperinciPEDOMAN INSTALASI CAHAYA
PEDOMAN INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2010 PENCAHAYAAN Dalam aspek kehidupan penerangan menempati porsi yang sangat penting Sumber cahaya adalah matahari Cahaya buatan adalah cahaya
Lebih terperinciMAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO
MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi
Lebih terperinciCAHAYA. Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat.
CAHAYA Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat. Energi panas di radiasikan / dipancarkan pada suatu media oleh suatu
Lebih terperinciGambar 2.1 Kelompok gelombang elektromagnetik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Cahaya Cahaya adalah Suatu sumber cahaya memancarkan energi, sebagian dari energi ini diubah menjadi cahaya tampak.perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh gelombang- gelombang
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 35 HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini adalah salah satu bagian penting dari laporan ini yang berisi datadata yang diperlukan untuk mengerjakan tugas akhir ini. Bagian ini diawali dengan hasil pengumpulan
Lebih terperinciSTUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM
JETri, Volume 5, Nomor 2, Februari 2006, Halaman 1-20, ISSN 1412-0372 STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM Chairul Gagarin Irianto Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI,
Lebih terperinciMODUL III INTENSITAS CAHAYA
MODUL III INTENSITAS CAHAYA Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang
Lebih terperinciSTUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5 TUGAS AKHIR
STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5 TUGAS AKHIR Oleh : DEDY JUNIANSYAH NIM 14612016 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Lebih terperinciUnsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak
Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan Cut Putroe Yuliana Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh Abstrak Perpustakaan sebagai tempat untuk belajar membutuhkan intensitas
Lebih terperinciRancang Bangun Perangkat Lunak Perencanaan Pencahayaan Buatan Pada Ruangan
Rancang Bangun Perangkat Lunak Perencanaan Pencahayaan Buatan Pada Ruangan Anggoro Suryo Pramudyo pramudyo3@yahoo.com Suhendar suhendar@ft-untirta.ac.id Fauzan Azima fauzan.azima88@gmail.com Jurusan Teknik
Lebih terperinciKUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN
KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN Oleh : Dedy Haryanto, Edy Karyanta, Paidjo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK KUAT PENERANGAN
Lebih terperinciPencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?
Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit 1. Apa itu pencahayaan/penerangan? penataan peralatan cahaya dalam suatu tujuan untuk menerangi suatu objek (eskiyanthi.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-pencahayaan.html)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Petunjuk teknis sistem pencahayaan buatan dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung didalam
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2
STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI Moethia Faridha 1, Ifan 2 1 Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAAB 2 Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciOPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAMI (STUDI KASUS LAB. ELEKTRONIKA DAN MIKROPROSESSOR UNTAD)
OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAMI (STUDI KASUS LAB. ELEKTRONIKA DAN MIKROPROSESSOR UNTAD) Nurhani Amin Dosen Jurusan Teknik Elektro UNTAD Palu, Indonesia email: nhanie.lieben@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera penglihatan manusia untuk menghasilkan sebuah gambaran visual. Manusia membutuhkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pembahasan Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : 1. Study literature, yaitu penelusuran literatur yang bersumber dari buku, media, pakar
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik diperlukan sebagai sumber energi untuk pengoperasian berbagai peralatan yang dibutuhkan di suatu gedung. Salah satu pemanfaatan sumber listrik pada gedung
Lebih terperinciBAB III METODE PEMBAHASAN
BAB III METODE PEMBAHASAN Tujuan dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk dapat memanfaatkan energi listrik semaksimal dan seefisien mungkin, serta aman dan andal. Pembahasan dalam penulisan ini
Lebih terperinciAnalisa Sistem Pencahayaan Buatan Ruang Intensive Care Unit. Hanang Rizki Ersa Fardana, Pembimbing : Ir. Heri Joestiono, MT
Analisa Sistem Pencahayaan Buatan Ruang Intensive Care Unit Hanang Rizki Ersa Fardana, 2410100074 Pembimbing : Ir. Heri Joestiono, MT Latar Belakang Keluhan Kesilauan Kenyamanan pengguna ruangan British
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK
STUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK Putra Arif Dermawan Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura putra.pad16@gmail.com
Lebih terperinciFUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK
KEGIATAN BELAJAR 1 FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Selain menguasai persyaratan, perancangan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi, hal yang
Lebih terperinciKonservasi energi pada sistem pencahayaan
Standar Nasional Indonesia Konservasi energi pada sistem pencahayaan ICS 91.160.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Pendahuluan... ii 1 Ruang Iingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Istilah
Lebih terperinciPENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN PERMASALAHAN Intensitas penerangan yang kurang dapat
Lebih terperinciANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG
ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG Nugroho Utomo ( L2F008072) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof. Soedarto,SH, Tembalang,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kelistrikan Sistem kelistrikan yang baik dan efisien perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi antara satu sama lainnya sesuai dengan ketentuan yang ada. Didalam
Lebih terperinciPENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.
PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN. Oleh : Eko Widiarto Dosen Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Soedarto. SH, Tembalang Semarang
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Pengertian dan Teori Dasar Cahaya 3.1.1. Pengertian Cahaya Cahaya merupakan energi berbentuk gelombang dan membantu kita melihat benda di sekeliling kita. Sifat-sifat cahaya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keperluan pencahayaan ruangan menempati urutan terbesar kedua setelah sistem tata udara. Sebagaimana diketahui bahwa sumber daya alam untuk membangkitkan listrik adalah
Lebih terperinciRancang Bangun Armatur Cahaya Tanpa Eenergi Listrik
Industrial Research Workshop and National Seminar 2012 ISBN 978-979-3541-25-9 Rancang Bangun Armatur Cahaya Tanpa Eenergi Listrik Gretari redyana Gili 1) Sumardjati Prih 2) Sardjito 3) Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciMODUL TATA CAHAYA. Desain Interior Universitas Esa Unggul. Oleh: Muhammad Fauzi. S.Des., M.Ds
MODUL TATA CAHAYA Desain Interior Universitas Esa Unggul Oleh: Muhammad Fauzi. S.Des., M.Ds CARA MENGGUKUR INTENSITAS PENCAHAYAAN BUATAN RUANG LINGKUP PENERANGAN Penerangan yg baik adalah penerangan yg
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Satuan satuan Dalam teknik penerangan terdapat satuan-satuan yang biasa digunakan, antara lain: a. Satuan untuk intensitas cahaya (I v ) adalah kandela (cd) Intensitas cahaya
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN CATU TERHADAP UMUR LAMPU HEMAT ENERGI
PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN CATU TERHADAP UMUR LAMPU HEMAT ENERGI JOKO SANTOSO Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang Phone. 815371 ABSTRAK Sistem distribusi listrik pada
Lebih terperinciAnalisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer Sekolah Dasar Negeri 150 Pekanbaru
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI 7 ISSN : 2085-9902 Pekanbaru, 11 November 2015 Analisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pencahayaan (Lighting) Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1. Sistem Kelistrikan Dalam mengevaluasi kelistrikan yang ada di gedung PT Sambuja Lestari di jalan Pluit Raya, Jakarta Utara hal yang harus diperhitungkan adalah jumlah
Lebih terperinciBab 11 Standar Pencahayaan
Bab 11 Standar Pencahayaan Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T E-mail: yeffry@unikom.ac.id 114 Kebutuhan Iluminansi berdasarkan aktivitas visual No Kerja Visual Iluminansi (lux) 1 Penglihatan biasa 100
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas metodologi yang digunakan dalam penelitian beserta penjelasan singkat setiap tahapannya. Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian III-1 Gambar 3.1 Diagram
Lebih terperinciMenghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan
Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya, membutuhkan penerangan. Baik penerangan / pencahayaan alami (pada
Lebih terperinciBAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,
BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN 4.1 Analisis dan Pembahasan Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, maka diperlukan pemeriksaan terhadap instalasi listrik tersebut. Hal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dasar teori yang dijadikan landasan dalam pemasangan dan perencanaan intalasi listrik adalah standarisasi dan peraturan dasar teknik instalasi listrik, teknik dan sistem penerangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN
BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Instalasi Penerangan Perancangan instalasi penerangan di awali dengan pemilian tipe lampu, penetapan titik lampu, penentuan
Lebih terperinciANALISA SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (1-8) 1 ANALISA SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) Hanang Rizki Ersa Fardana, Ir. Heri Joestiono, M.T. Jurusan Teknik Fisika,
Lebih terperinciBAB 1 BESARAN DAN HUKUM PENERANGAN
BAB 1 BESARAN DAN HUKUM PENERANGAN A. Besaran Penerangan 1. Flux Cahaya Flux cahaya adalah energi yang diradiasikan keluar dari suatu sumber cahaya setiap detiknya dalam bentuk gelombang cahaya. Jadi flux
Lebih terperinciD. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C.
1. Besaran-besaran dibawah ini yang TIDAK merupakan besaran turunan adalah : A. momentum B. kecepatan C. gaya D. massa E. volume 2. Sebuah partikel yang mempunyai massa m bergerak dengan kecepatan v. Jika
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan
25 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pembangkit listrik surya termal yang menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan mesin stirling jenis
Lebih terperinciS I L A B U S. 1. Identitas mata kuliah
S I L A B U S 1. Identitas mata kuliah Mata Kuliah : Instalasi Cahaya Kode Mata Kuliah : TE 403 SKS : 2 Semester : 4 Kelompok mata kuliah : Program Studi/Program : Teknik Elektro / D3 Status mata kuliah
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PERALATAN DALAM PENCAHAYAAN.
57 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PERALATAN DALAM PENCAHAYAAN. 4.1 Gambaran Perhitungan Pada Ruang Rapat Data perhitunganya yang diambil adalah sebagai berikut : Fungsi Ruang : Ruang Rapat PT.LECOMMARAS
Lebih terperinciSOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1992
SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1992 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Akibat rotasi bumi, keadaan Ida yang bermassa
Lebih terperinciPEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK
PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning
Lebih terperinciSOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)
SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit A. SOAL PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping.
Lebih terperinciTata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung
Kembali RSNI 03-2396-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung 1 Ruang lingkup. 1.1 Standar tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung ini dimaksudkan
Lebih terperinciSifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i
Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang
Lebih terperinciSTUDI SISTEM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK PADA KERETA API PENUMPANG CLASS EXECUTIVE Aplikasi pada PT.KAI ( KERETA API INDONESIA )
STUDI SISTEM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK PADA KERETA API PENUMPANG CLASS EXECUTIVE Aplikasi pada PT.KAI ( KERETA API INDONESIA ) OLEH NAMA : OCTO PANTAS M. GULTOM NIM : 050422021 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciPEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK
PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya
1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung
Lebih terperinciBab 13 Pergerakan Matahari dan Pemodelan Angkasa. Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T Pergerakan Matahari
Bab 13 Pergerakan Matahari dan Pemodelan Angkasa Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T E-mail: yeffry@unikom.ac.id 140 Pergerakan Matahari 141 1 Pergerakan Matahari Proyeksi matahari 142 Model Angkasa (Sky
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
A. Topik : INSTALASI PENERANGAN B. Kompetensi : Hal 1 dari 5 Setelah melakukan praktik, mahasiswa dapat menggambar benda secara piktorial, simbol-simbol teknik elektro, instalasi penerangan dan tenaga,
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus
SIFAT-SIFAT CAHAYA Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Tentu tidak bukan? Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENERANGAN BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci.
PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci. Tukiman, Edy Karyanta, Budi Santoso PRFN-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 71, Tangerang Selatan - 15310 ABSTRAK PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN
Lebih terperinciAntiremed Kelas 08 Fisika
Antiremed Kelas 08 Fisika Cahaya - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0699 Version: 2012-08 halaman 1 01. Berikut yang merupakan sifat cahaya adalah. (A) Untuk merambat, cahaya memerlukan medium
Lebih terperinciSOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA. Laju (m/s)
E. 8 m/s 2 Jawab: A SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA SOAL PILIHAN GANDA 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping. Selama sepuluh detik pertama mobil menempuh jarak:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada dasarnya penggunaan energi listrik di industri dibagi menjadi dua pemakaian yaitu pemakaian langsung untuk proses produksi dan pemakaian untuk penunjang proses produksi.
Lebih terperinciSOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay
SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciSOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SOAL BABAK PENYISIHAN OLIMPIADE FISIKA UNIERSITAS NEGERI SEMARANG Tingkat Waktu : SMP/SEDERAJAT : 12 menit 1. Di antara besaran - besaran seperti kelajuan, temperatur, percepatan, momentum, intensitas
Lebih terperinciSPMB/Fisika/UMPTN Tahun 1992
1. Akibat rotasi bumi, keadaan Ida yang bermassa a dan ada di Bandung, dan David yang bermassa a dan ada di London, akan sama dalam hal... A. laju linearnya B. kecepatan linearnya C. gaya gravitasi buminya
Lebih terperinciSNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.
SNMPTN 2011 FISIKA Kode Soal 999 Doc. Name: SNMPTN2011FIS999 Version: 2012-10 halaman 1 01. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. Percepatan ketika mobil bergerak semakin
Lebih terperinciD. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J
1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,
Lebih terperinci4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan tempat 4.2 Alat dan bahan 4.3 Metode pengambilan data
21 4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilakukan antara bulan Juli 2010 Juli 2011 bertempat di laboratorium Teknologi Alat Penangkapan Ikan, PSP, IPB ; dan perairan Teluk Palabuhanratu,
Lebih terperinci1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas
1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : jenis gas suhu gas tekanan gas D. volume gas E. banyak partikel 2. Seorang anak duduk di atas kursi pada roda yang berputar
Lebih terperinciPERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Disusun oleh: IKSAN SANTOSO NIM. 0910633053-63 KEMENTERIAN
Lebih terperinciV. BAHAYA DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN DAN PELEDAKAN AKIBAT LISTRIK
V. BAHAYA DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN DAN PELEDAKAN AKIBAT LISTRIK Penyebab Kebakaran dan Pengamanan - Ukuran kabel yang tidak memadai. Salah satu faktor yang menentukan ukuran kabel atau penghantar adalah
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika
K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap Halaman 1 01. Spektrum gelombang elektromagnetik jika diurutkan dari frekuensi terkecil ke yang paling besar adalah...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa, maka
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN PADA BANGUNAN RIG RAISIS (OFFSHORE) BERDASARKAN CLASS ABS DAN BKI BERBASIS VISUAL BASIC
ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN PADA BANGUNAN RIG RAISIS (OFFSHORE) BERDASARKAN CLASS ABS DAN BKI BERBASIS VISUAL BASIC Feri Diana 1, Anita Hidayati 1 1) Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan
Lebih terperinciPENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KULIAH LABTEK IX B JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR ITB
PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KULIAH LABTEK IX B JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR ITB (ANALISA METODE PENGUKURAN MANUAL DAN METODE LUX-METER) PENULIS : HAJAR SUWANTORO, ST. NIP. 132 30 6868 DEPARTEMEN ARSITEKTUR
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK Tujuan utama dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk pemanfaatan energi listrik semaksimal dan seefisien
Lebih terperinciEFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR. Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta *
EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR Muhammad Yusuf 1* 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta * Email:
Lebih terperinciWardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College
Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika
Lebih terperinciA. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y
1. x dan y adalah dua kawat yang dialiri arus sama, dengan arah menuju pembaca. Supaya tidak dipengaruhi oleh medan magnetik, sebuah kompas harus diletakkan di titik... A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D D. 2 E.
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN PADA BANGUNAN RIG RAISIS (OFFSHORE) BERDASARKAN CLASS ABS DAN BKI BERBASIS VISUAL BASIC
ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN PADA BANGUNAN RIG RAISIS (OFFSHORE) BERDASARKAN CLASS ABS DAN BKI BERBASIS VISUAL BASIC Feri Diana 1, Anita Hidayati 1 1) Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan
Lebih terperinciSunglasses kesehatan mata
Sunglasses kesehatan mata Sunglasses atau Kacamata Hitam sudah menjadi barang kebutuhan seharihari, terutama di daerah-daerah tropis seperti Indonesia. Entah untuk digunakan saat sedang berjalan di siang
Lebih terperinci1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran
1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran tersebut adalah.... A B. C D E 2. Sebuah perahu menyeberangi
Lebih terperinciPenentuan Warna Gigi Tiruan
Penentuan Warna Gigi Tiruan Sistem waran Munsell merupakan suatu system untuk menyesuaikan warna gigi tiruan dengan warna asli dalam kedokteran gigi. Untuk menetapkan suatu warana tanpa kesalahan perlu
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC
AR 3121 FISIKA BANGUNAN LAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC KELOMPOK 2 Indra Rhamadhan 15213025 Raudina Rahmi 15213037 Shafira Anjani 15213027 Putri Isti Karimah 15213039 Estu Putri
Lebih terperinciRADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR
RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR Gerakan Bumi Rotasi, perputaran bumi pada porosnya Menghasilkan perubahan waktu, siang dan malam Revolusi, gerakan bumi mengelilingi matahari Kecepatan 18,5 mil/dt Waktu:
Lebih terperinciTUGAS TEKNIK OPTIK RESUME FOTOMETRI DAN RADIOMETRI
TUGAS TEKNIK OPTIK RESUME FOTOMETRI DAN RADIOMETRI Disusun oleh: Alfany Hardiyanty (2409 100 009) JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 2011
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN Disusun Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Lebih terperincisatuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam
nilai eficacy beban terpasang yang dicapai dengan efisiensi terbaik, dinyatakan dalam lux/watt/m² Definisi dan istilah yang digunakan: satuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut
Lebih terperinciKONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA
KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA 1. Temperatur Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya utk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Tugas akhir ini dilakukan di gedung rektorat Unila. Proses tugas akhir dilakukan dengan penyiapan alat dan bahan, pengumpulan data bangunan, hingga menyusun
Lebih terperinciKOMPONEN INSTALASI LISTRIK
KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi
Lebih terperinciOleh : Heri Justiono
Oleh : Heri Justiono 2409201002 Pada umumnya pencahayaan di dalam ruang pada siang hari menggunakan : Cahaya Alami Cahaya Buatan Pencahayaan + Pencahayaan Pencahayaan dlm ruang alami buatan yg memenuhi
Lebih terperinciMEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA
KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA Lembar Informasi Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik didalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus
Lebih terperinci