SISTEM INFORMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA PADA DINAS KEBERSIHAN KOTA MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM INFORMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA PADA DINAS KEBERSIHAN KOTA MALANG"

Transkripsi

1 SISTEM INFORMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA PADA DINAS KEBERSIHAN KOTA MALANG Setiabudi Sakaria Program Studi Teknik Informatika STIKI Malang ABSTRAK Malang adalah kota yang sedang berkembang pesat. Perkembangan ini ditandai dengan bertambahnya jumlah penduduk dan bertambahnya aktivitas kehidupan, sehingga menyebabkan banyak sampah yang dihasilkan. Dinas Kebersihan Kota Malang, saat ini mengalami masalah pada tidak optimalnya pengangkutan sampah dari bak penampung (pool), tempat penampungan sementara (TPS), hingga tempat penampungan akhir (TPA). Masalah pengangkutan sampah terjadi karena kompleksnya rute pengangkutan sampah, sehingga perlu pengaturan secara efisien. Selama ini, pengangkutan sampah dengan dump truck belum tertata, sehingga perlu dilakukan studi agar bisa didapatkan rute pengangkutan terpendek dari pool hingga TPA, sehingga biaya operasional pengangkutan sampah dapat ditekan, dan pengangkutan sampah berlangsung efisien. Untuk itu diperlukan sistem pengangkutan sampah yang dapat menentukan rute terpendek pengangkutan sampah dengan biaya paling ekonomis. Dengan prinsip Greedy pada Algoritma Dijkstra dapat ditentukan rute terpendek, berdasarkan bobot terkecil dari suatu titik ke titik lainya. Aplikasi yang dibuat dengan bahasa pemrograman Visual Basic ini, diharapkan dapat menghasilkan perhitungan cepat terhadap rute terpendek perjalanan pengangkutan sampah dari Pool ke TPS, dari TPS ke TPA, dari TPA ke TPS dan dari TPA ke Pool, sehingga pada akhirnya sampah akan terangkut dengan biaya yang minimal. Kata kunci: Pengangkutan Sampah, Rute Terpendek, Algoritma Dijkstra. PENDAHULUAN Kebersihan merupakan salah satu faktor penting bagi kelanjutan kehidupan manusia. Untuk mewujudkan suatu lingkungan hidup yang bersih, maka tidak akan lepas dari kaitannya dengan masalah sampah. Dengan semakin bertambahnya penduduk serta aktifitas manusia di kota Malang, masalah yang ditimbulkan olah adanya sampah semakin kompleks. Peningkatan volume sampah pada hakekatnya adalah beban masyarakat karena berbagai dampak negatif yang mungkin timbul akibat keberadaan sampah yang tidak dikelola dengan baik, dan pada akhirnya akan dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, permasalahan sampah seyogyanya dikelola oleh masyarakat bersama aparat pemerintah. Untuk saat ini Dinas Kebersihan Kota Malang telah memiliki kendaraan pengangkut jenis Dump Truck sebanyak 14 unit dan Arm Roll dengan kontainer 6 M 3 sebanyak 14 buah. Volume sampah yang tertampung bervariasi setiap harinya, artinya ada beberapa truk yang hanya mengangkut sedikit volume timbunan sampah. Dalam sistem pengelolaan sampah, masalah transportasi pengangkutan sampah merupakan masalah yang rumit karena banyak faktor yang berpengaruh. Belum optimalnya sistem pengangkutan sampah akan berdampak langsung terhadap biaya yang dibutuhkan. Untuk masalah jalur perjalanan pengangkutan sampah di Kota Malang, biasanya sopir hanya C-9-1

2 memperkirakan sendiri rute yang ditempuh yang menurutnya terdekat, sehingga tidak diketahui secara pasti jumlah biaya perjalanan yang dikeluarkan selama perjalanan. Akhirnya secara tidak langsung akan terjadi pembengkakan anggaran yang dikeluarkan oleh Dinas Kebersihan Kota Malang. Dalam usaha perbaikan sistem pengangkutan sampah agar menjadi lebih efisien dan ekonomis maka perlu dilakukan kajian dengan mempelajari pola pengangkutan sampah yang diterapkan saat ini untuk dianalisis tingkat optimalitasnya dan pemakaian suatu algoritma untuk menentukan rute pengangkutan sampah ditinjau berdasarkan rute yang paling ekonomis seperti misalnya menggunakan Algoritma Djikstra, yang merupakan algoritma untuk mencari lintasan terpendek pada suatu graf berarah atau tak berarah, dipilihnya algoritma ini karena keakuratan hasil dan pemrogramannya yang lebih efisien dibanding algoritma lain. Untuk mengatasi masalah tersebut, sudah seharusnya Dinas Kebersihan kota Malang menggunakan sistem informasi pengangkutan sampah untuk meminimalkan biaya. Melalui desain sistem ini diharapkan dapat dihasilkan suatu pola sistem pengangkutan sampah yang lebih efektif dan ekonomis sehingga dapat mempermudah Dinas Kebersihan Kota Malang untuk mengelola sampah di wilayahnya. LANDASAN TEORI Pengertian Sistem dan Sistem Informasi Sistem merupakan sekumpulan antar komponen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output yang diatur melalui serangkaian proses transformasi. Sistem informasi merupakan kombinasi orang, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang dikumpulkan dipilah dan disebarkan dalam suatu organisasi[5]. Pengertian Sampah Merupakan suatu tumpukan bahan bakar dan sisa tanaman (daun, sisa sayuran, sisa tanaman), ataupun sisa kotoran hewan atau benda benda lain yang terbuang. Jenis sampah terdiri dari Organik (sisa makanan, daun) dan Anorganik(kertas, plastik, kayu tektil, b aterai, tulang, logam). Sumber sampah didapatkan dari sampah domestik (aktivitas manusia langsung seperti rumah tangga, pasar, sekolah) dan Non domestik (aktivitas manusia secara tidak langsung seperti pabrik, industri). Cara pengolahan sampah dimulai dari penyampuan, pewadahan, pengumpulan di TPS, pengangkutan dan pengolahan sampah hingga pembuangan akhir. Jumlah Pasukan Kuning yang ditangani oleh Dinas Kebersihan Kota Malang sebanyak 1433 personil terdiri dari 1392 Laki-laki dan 41 Perempuan. Dibawah pengawasan/koordinasi 5 Kepala Wilayah dan 5 Wakil Kepala Wilayah serta 46 Mandor. Setiap Wilayah Kecamatan dikoordinir oleh seorang Kepala Wilayah dan seorang wakilnya yang membawahi kurang lebih 10 mandor. Mandor inilah yang kemudian mengkoordinasikan tugas-tugas dari para Pasukan Kuning, baik itu Pasning bagian penyapuan maupun pengangkut sampah (Penggerobak). Pewadahan sampah merupakan sarana tempat penampungan sampah pada setiap bangunan/sumber sampah yang merupakan awal dari sistem pengolahan sampah. Bentuk pewadahan sangat mempengaruhi kerja pengumpulan sampah. Pewadahan dari bak pasangan bata akan lebih lama proses pengawasannya dibandingkan pewadahan dari ban bekas yang dapat diangkut atau kantong plastik. Penyediaan fasilitas pewadahan oleh Dinas Kebersihan Kota Malang antara lain: Container, transfer depo, bak penampungan sampah, landasan beton/tanah, komposting, tungku pembakaran hingga tempat pembuangan akhir. Sementara itu sistem pengumpulan sampah menggunakan gerobak secara manual menuju C-9-2

3 tempat penampungan sementara (TPS). Proses pengangkutan sampah berikutnya dengan dengan kendaraan pengangkut sampah yaitu Dump Truck atau Arm Roll Truck. Pengangkutan sampah dilakukan dengan dump truck atau bantuan alat pengangkut sejenis shovel loader. Sistem pengolahan sampah dapat dilakukan dengan dengan : Reduce(mengurangi sampah), recycle(daur ulang), reuse (daur hidup) dan recovery (mengubah ke bahan lain). Pemilihan Sistem Pengangkutan Tujuan pemilihan rute pengangkutan sampah adalah untuk meminimalkan biaya pengangkutan sampah. Untuk itu dipilih algoritma rute terpendek ( shorthest path) yang berguna untuk menentukan jarak tersingkat antara titik awal ke beberapa titik tujuan. Pertimbangan penentuan rute antara lain : Prioritas pengambilan sampah, jarak tempuh terdekat, waktu tempuh tercepat, dan arah lalu lintas. Lintasan Terpendek (Shortest Path) Merupakan salah satu contoh aplikasi penerapan Graf, di dalam aplikasi itu, Graf digunakan sebagai alat untuk merepresentasikan atau memodelkan persoalan. Berdasarkan graf yang dibentuk, barulah persoalan tersebut diselesaikan. Persoalan mencari lintasan terpendek di dalam graf merupakan persoalan optimasi yang klasik. Graf yang diacu adalah graf berbobot ( weighted graph), yaitu graf yang setiap sisinya diberikan suatu nilai atau bobot. Bobot pada sisi graf dapat menyatakan jarak antar kota, waktu pengiriman pesan, ongkos pembangunan dan sebagainya.[7]. Gambar 1. Pengangkutan Sampah dengan Dump Truck di TPS Penampungan Terdapat beberapa jenis persoalan lintasan terpendek, antara lain: a. Lintasan terpendek antara dua buah simpul tertentu. b. Lintasan terpendek antara semua pasangan simpul. c. Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain. d. Lintasan terpendek antara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul tertentu. Diberikan graf berbobot G. Tentukan lintasan terpendek dari 1 ke setiap simpul lainnya di G. Asumsinya adalah bahwa semua sisi berbobot positif. Gambar 2 adalah contoh graf untuk persoalan lintasan terpendek. C-9-3

4 Gambar 2. Graf Persoalan Lintasan Terpendek Lintasan terpendek dari simpul 1 ke semua simpul lain diberikan pada tabel di bawah ini (diurutkan dari lintasan terpendek pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya). Tabel 1. Tabel Hasil Penelusuran Berdasarkan Tabel 1 tersebut, lintasan terpendek dari 1 ke 2 berarti juga melalui lintasan terpendek dari 1 ke 3 dan dari 1 ke 4. Algoritma Djikstra Pertama yang dilakukan adalah membentuk tabel matrik ketetanggaan M untuk mengetahui jarak / label node dari node 1 ke node yang lain, kemudian membentuk tabel matrik s dan matrik d untuk deklarasi awal, setelah itu sebelum dilakukan inisialisasi, tentukan terlebih dahulu node asal / node awalannya, baru setelah itu langkah 0 dijalankan dengan memberi nilai untuk matrik s1j = 0 dan matrik d1j = matrik Ma. Setelah dilakukan inisialisasi, langkah pertama dijalankan yaitu seting sa = 1, dan da =, kemudian jalankan langkah 2, 3,..., n- 1 yaitu mencari nilai sj = 0 dan dj = min ( d1, d2,..., dn) artinya adalah mencari node dengan jarak yang terkecil yang terhubung dengan node awal ( a), setelah didapatkan seting sj = 1 artinya node yang ke j sudah terpilih ke dalam lintasan terpendek, perbarui matrik di, untuk i = 1, 2, 3,...,n dengan di (baru) = min { di (lama), dj + Mji } artinya jika jarak ke node yang dituju lebih kecil, rubah nilai jarak yang sebelumnya, untuk lebih membantu pada proses pemrograman akan ditambahkan dua matrik bantu, yaitu matrik rute dan matrik hasil untuk menyimpan data rute akhir, setelah semua dilakukan, maka akan didapatkan semua lintasan terpendek dari node awal ke semua node yang ada beserta jaraknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada flowchart djikstra pada Gambar 3. C-9-4

5 METODOLOGI PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Gambar 3. Algoritma Dijkstra Dilakukan pada kantor Dinas kebersihan Kota Malang untuk mendapatkan data mengenai waktu tempuh dan jarak. Selain itu dilakukan studi pustaka untuk mendapatkan data dan referensi yang berbobot dari masalah yang diteliti. Metode Pengembangan Sistem Proyek sistem informasi membutuhkan invertasi waktu, waktu dan ekonomi yang signifikan, oleh karena itu sistem harus direncanakan dengan hati-hati terutama dalam menentukan ruang lingkup dan renan pemecahan masalah. Seperti pada gambar 4, siklus pengembangan sistem diawali dengan Tahap pertama System initiation (permulaan sistem) yaitu menentukan ruang lingkup, tujuan, jadwal dan anggaran proyek. Dalam tahap kedua yaitu System Analysis (analisa sistem) merupakan pemahaman tentang team proyek dan pemahaman yang lebih menyeluruh terhadap masalah-masalah dan kebutuhan yang memicu proyek. Di dalamnya terdapat pencarian dan analisa data yang mengungkapkan kebutuhan untuk merevisi lingkup bisnis atau tujuan proyek sehingga desain dan implementasi sistem informasi harus sesuai dengan persyaratan bisnis. Tahap ketiga yaitu System Design System C-9-5

6 (Desain Sistem) merupakan pencarian solusi teknis alternatifdengan membeli sistem atau membangun sendiri dalam rangka pengembangan cetak biru (blueprint) dan spesifikasi teknis yang dibutuhkan untuk implementasi database, program, antar pemuka pengguna dan jaringan yang dibutuhkan untuk sistem informasi. Tahap ke empat yaitu System Implementation (Implementasi System) merupakan implementasi perangkat keras/lunak sistem yang baru diinstal dan diuji. Selagi komponen sistem dikonstruksi/diinstal mereka masing dipastikan bekerja dengan sempurna sehingga transisi dari proses bisnis dan sistem informasi sebelumnya juga harus diimplementasikan dan terakhir dukungan pada user bila terjadi masalah.[4] HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Sistem Gambar 4. Waterfall Strategy Untuk saat ini Dinas Kebersihan Kota Malang telah memiliki kendaraan pengangkut jenis Dump Truck sebanyak 14 unit dan Arm Roll sebanyak 14 buah. Volume sampah yang tertampung bervariasi setiap harinya, artinya ada beberapa truk yang hanya mengangkut sedikit volume timbunan sampah. Operasi pembersihan dan pengumpulan sampah di kota Malang saat ini mengikuti sistem konvensional, yaitu sampah dari sumber sumbernya dikumpulkan di tempat penampungan sementara (Kontainer/ TPS) untuk selanjutnya diangkut ke TPA. Dinas Kebersihan menyediakan sarana pengumpulan sampah berupa: Tong sampah, gerobak sampah dan lahan penampungan sementara (TPS). Selama ini terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi pengangkutan sampah antara lain : Rute yang ditempuh ditentukan oleh para sopir sendiri, terdapat penambahan TPS yang tidak disesuaikan dengan jalur yang ada, dan kesulitan dalam menentukan biaya pengangkutan yang minimal sekaligus laporan yang dibutuhkan oleh pimpinan. Oleh karena sistem pengangkutan sampah sudah seharusnya digantikan menggunakan pendekatan komputer untuk menentukan dengan rute terpendek menggunakan algoritma Dijkstra dan Visual Basic 6. Dengan prinsip greedy maka setiap langkah diambil bobot minimum yang menghubungkan antar simpul, sehingga proses pencarian rute pengangkutan menjadi lebih cepat dan mempermudah supir mencari rute pengangkutan. Desain Sistem Context Diagram dan ERD Merupakan model proses yang mendokumentasi model Sistem informasi pengangkutan sampah. Sedangkan ERD merupakan model data yang menggunakan beberapa C-9-6

7 notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang dideskripsikan oleh data. Laporan Biaya Pengangkutan Jarak Detail_Node Node2 Node1 Bidang Operasional Laporan Perjalanan Id_J al an Id_Node Id_node Status Node Node11 Node12 Pool_To_TPS Rute1 Jarak1 BIdang Sarana dan Prasarana Node22 Node21 TPS_To_TPA Rute2 Jarak2 Jalan Data Node Data Detail Node Data Registrasi Perjalanan Data Biaya Operasional Data Frekwensi Pengambilan Data TPS Bidang Lokasi Pembuangan Data Supir 1 Sistem Informasi Pengangkutan Sampah + Surat Jalan Data Truk Biaya Pengangkutan Id_Jalan Nama_jalan Kelurahan Id_T ps Frekwensi_Pengambilan Id_Frek_Ambil Jumlah_Ambil TPS Id_TPS Nm_TPS Kelurahan Id_Frek_Ambil Node31 Node32 Node41 Node42 Biaya_Pengangkutan Id_Biaya_Pengangkutan Total_Jarak Biaya_Perjalanan Biaya_Pengangkutan Tanggal_Update TPA_To_TPS Rute3 Jarak3 TPA_To_Pool Rute4 Jarak4 Node41 and Node42 Node31 and Node 32 Node21 and Node22 Dinas Pekerjaan Umum Data Jalan Supir Id_Biaya_Pengangkutan Id_Supi r Node11 and Node12 Registrasi_Perjalanan Id_Perjalanan Tanggal_Angkut Id_BIOP Gambar 5. Context Diagram Biaya_Operasional Supir Id_BIOP Id_Supir Biaya_Pemeliharaan Nama_Supir Biaya_Pelumas Alamat_Supir Biaya_Pegawai Total_BIOP Tanggal_Update Gambar 6. ERD Id_T ruk Kendaraan Id_Truk No_Lambung Jenis_Kendaraan Tahun_Pembuatan Algoritma Pencarian Rute Perjalanan Pengangkutan Sampah Rute perjalanan pengangkutan sampah dalam sistem ini dibagi menjadi 4 macam, yaitu: Jarak terdekat dari Pool kendaraan ke TPS, Jarak terdekat dari TPS ke TPA, Jarak terdekat dari TPA ke TPS dan Jarak terdekat dari TPA ke Pool kendaraan. Dari proses pemilihan jalan pada 4 macam rute pengangkutan sampah tersebut maka akan dicari dahulu jarak dari semua node yang terhubung dan menentukan titik titik TPS, pool dan TPA. Untuk proses pencarian rute dari pool kendaraan ke TPS, hanya node pool saja yang di proses sebagai node awal, demikian juga untuk mencari rute dari TPA ke TPS dan dari TPA ke Pool, node awal yang dipakai adalah node TPA, sedangkan untuk pencarian rute dari TPS ke TPA, harus dimasukkan dahulu seluruh node TPS sebagai node awal dan hanya rute TPA yang disimpan. Selanjutnya mulai dari node awal proses algoritma berjalan, hingga matrik s dan matrik d terbentuk, untuk lebih memudahkan pencarian rute, dibuat tabel matrik rute untuk menampung tiap lintasan yang didapat, dan matrik hasil untuk menampung jarak tiap lintasan dari tabel matrik rute. Pencarian Rute Perjalanan Pengangkutan Sampah Rute Perjalanan Pengangkutan sampah terdiri dari titik-titik percabangan, Pool, TPS dan TPA. Adapun gambar rute perjalanan pengangkutan sampah tampak seperti Gambar 7. Pool / TPA / Ket: TPS Titik Perpotongan Jalan Gambar 7. Rute Perjalanan Pengangkutan Sampah C-9-7

8 Dari data pada tabel node, diketahui status tiap tiap node tersebut apakah statusnya pool, TPA, TPS, atau hanya titik perpotongan jalan. Misalnya untuk pencarian rute dari Pool ke TPS, maka node yang dijadikan sebagai node awal adalah node dengan status Pool. Setelah node awal ditetapkan, algoritama djikstra akan mencari lintasan terpendek dengan sejumlah langkah. Langkah pertama adalah membentuk matrik ketetanggaan M seperti tabel 2 Matrik M. Setelah graf berbobot dengan matrik M terbentuk, proses djikstra berjalan, dan hasilnya untuk sementara ditampung pada dua matrik yaitu matrik S dan Matrik D. Pada Matrik S proses ke-1 diisi 0 semua. Nantinya jika proses pencarian sampai pada node yang dituju, maka matrik akan diisikan nilai 1. Misalnya node 2 didapatkan rutenya pada proses ke-4, maka proses ke-4 sampai terakhir pada node 2 diisikan niai 1. Begitu seterusnya sampai node yang terakhir (node 50). Tabel 2. Matrik M Tabel 3. Matrik S Pada Matrik D, jika ditemukan node yang dituju, maka matrik akan diisikan jarak menuju node tersebut. Jika nantinnya ditemukan jarak yang lebih dekat menuju node tersebut, maka nilai jaraknya akan digantikan dengan jarak yang baru. Tabel 4. Matrik D Tabel 5. Matrik D Rute Setelah matrik D terbentuk akan didapat jumlah jarak tiap-tiap node pada baris tabel paling bawah, jika nilai yang didapat <= 0 artinya tidak ada rute menuju node tersebut, maka node itu tidak terpilih. Setelah didapatkan tabel matrik D, dibuat tabel matrik rute untuk menampung rute rute yang dilewati. Setelah matrik rute terbentuk, maka tinggal diambil baris pada kolom sesuai dengan node pool, sehingga hasil akhir rute perjalanan dari Pool ke TPS (Tabel 6). C-9-8

9 Tabel 6. Hasil Akhir Rute Perjalanan dari Pool ke TPS Implementasi Sistem Sistem informasi pengangkutan sampah dengan rute terpendek, dibuatlah suatu aplikasi yang memiliki menu pilihan seperti LOGIN USER, MASTER DATA (Jalan, TPS, Supir, Kendaraan, Frekwensi pengambilan, user, biaya operasinal, node), APLIKASI DIJKSTRA(Pool ke TPS, TPS ke TPA, TPA ke TPS, TPA ke Pool), TRANSAKSI (perhitungan biaya pengangkutan). Setelah aplikasi dijalankan maka terakhir akan didapatkan registrasi biaya perjalanan yang digunakan untuk mencatat data keberangkatan kendaraan, supir, biaya pengangkutan dan tanggal pengangkutannya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Gambar 8. Biaya Perjalanan Berdasarkan masalah terjadi pada pengangkutan sampah di Dinas Kebersihan Kota Malang, maka sistem pengangkutan sampah dengan rute terpendek menggunakan Algoritma Dijkstra yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Penggunaan prinsip greedy pada algoritma Djikstra dapat mempercepat proses pencarian rute 2. Aplikasi ini diharapkan dapat mencatat biaya perjalanan yang digunakan untuk mencatat data keberangkatan kendaraan, supir, biaya pengangkutan dan tanggal pengangkutannya C-9-9

10 3. Dapat membantu meningkatkan laporan yang dibutuhkan oleh Kepala Dinas Kebersihan untuk menentukan efektivitas dan efisien pengangkutan sampah di Kota Malang yang semakin kompleks. Saran Adapun saran yang digunakan untuk mengembangkan sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Aplikasi bisa dikembangkan dengan menggunakan jaringan client server. 2. Untuk masalah pengangkutan sampah, alat transportasi pengangkut tidak hanya kendaraan jenis Dump Truck saja, tetapi bisa dikembangkan lebih luas dengan kendaraan jenis Armroll dengan rute perjalanan yang lebih kompleks dan jumlah titik pengambilan yang lebih banyak. 3. Untuk pencarian rute dengan algoritma Djikstra, bisa dikembangkan dengan memakai teknik visualisasi, sehingga user bisa melihat jalur jalur yang ditempuh melalui peta digital. DAFTAR PUSTAKA [1] Alam, A. J, 2000, Belajar Sendiri Visual Basic 6.0, Jakarta: Elex Media Komputindo. Andry, K., 2003, Perancangan Sistem Informasi, Yogyakarta : Andi Offset. [2] Evangelos Petroutsos, 2000, "Menguasai Pemrogaman Database dengan Visual Basic 6" [3] Halvorson, Michael, 2000, Microsoft Visual Basic 6.0 Professional Step by Step", Jakarta : PT Elex Media Komputindo. [4] Jeffry L.Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman, 2004, "Metode Desain & Analisis Sistem". [5] Jogiyanto H. M., 2005, Analisa dan desain, Yogyakarta: Andi Offset. [6] Johnsonbaugh, R., 2002, "Matematika Diskrit: Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2", Pearson Education Asia Pte. Ltd dan PT Prenhallindo, Jakarta. [7] Munir, R., 2005, Algoritma dan pemrograman dalam bahasa Pascal dan C buku1informatika, Bandung. [8] Robert A. Leitch dan K. Roose Davis, 2003, "System Analyze". [9] Chamero, Juan. 2006, Dijkstra Algoritm as dynamic programming strategy C-9-10

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangkutan sampah adalah bagian persampahan yang bersasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangkutan sampah adalah bagian persampahan yang bersasaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangkutan sampah adalah bagian persampahan yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju tempat pemerosesan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA DENPASAR

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA DENPASAR RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA DENPASAR I Dewa Gede Agung Sinarbawa 1) I Putu Agus Swastika 2) Program Studi Sistem Informasi, STIKOM Surabaya sinar_rastafara@yahoo.com 1)

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas

Lebih terperinci

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO Oleh: Chrisna Pudyawardhana Abstraksi Pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mewujudkan kebersihan dan kesehatan lingkungan serta menjaga keindahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN JURUSAN DI SMA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS

PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN JURUSAN DI SMA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN JURUSAN DI SMA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS Herianto Manurung (1011933) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN STRATEGI ALGORTIMA PADA POKOK BAHASAN POHON MERENTANG MINIMUM DAN PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK

MEDIA PEMBELAJARAN STRATEGI ALGORTIMA PADA POKOK BAHASAN POHON MERENTANG MINIMUM DAN PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK MEDIA PEMBELAJARAN STRATEGI ALGORTIMA PADA POKOK BAHASAN POHON MERENTANG MINIMUM DAN PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK 1 Taufiq Ismail, 2 Tedy Setiadi (0407016801) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK VISUALISASI GRAFIS ALGORITMA DIJKSTRA

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK VISUALISASI GRAFIS ALGORITMA DIJKSTRA RANCANG BANGUN PERANGKA LUNAK VISUALISASI GRAFIS ALGORIMA DIJKSRA Didik Hariyanto 1, uwono Indro Hatmojo 2 1,2 Jurusan Pendidikan eknik Elektro, Fakultas eknik, Universitas Negeri ogyakarta 1 didik_hr@uny.ac.id,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO 2.1. Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Hingga pertengahan tahun 2005 pengelolaan lingkungan hidup di Kota Probolinggo dilaksanakan

Lebih terperinci

PENENTUAN ALUR TERPENDEK PENGIRIMAN BARANG PT.KENCANA LINK NUSANTARA MEDAN DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA

PENENTUAN ALUR TERPENDEK PENGIRIMAN BARANG PT.KENCANA LINK NUSANTARA MEDAN DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA 15 Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), ol. 3 No. 6, Desember 2016 PENENTUAN ALUR TERPENDEK PENGIRIMAN BARANG PT.KENCANA LINK NUSANTARA MEDAN DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA Ahmad Zuhri Hasibuan Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasif 2008) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 24 Mei 2008

Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasif 2008) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 24 Mei 2008 PEMANFAATAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI SEBUAH SOLUSI PADA PENGATURAN RUTE ANGKUTAN UMUM PADA DINAS LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN (DLLAJ) SURAKARTA Ema Utami 1, Anisa Rahmanti 2 1,2 Jurusan

Lebih terperinci

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Volume 2 Nomor 2, Oktober 207 e-issn : 24-20 p-issn : 24-044X Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Muhammad Khoiruddin Harahap Politeknik Ganesha Medan Jl.Veteran No. 4 Manunggal choir.harahap@yahoo.com

Lebih terperinci

VISUALISASI GRAFIS ALGORITMA DIJKSTRA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ALGORITMA GRAF

VISUALISASI GRAFIS ALGORITMA DIJKSTRA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ALGORITMA GRAF VISUALISASI GRAFIS ALGORITMA DIJKSTRA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ALGORITMA GRAF Yuwono Indro Hatmojo 1, Didik Hariyanto 2 1,2 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Aplikasi Graf pada Persoalan Lintasan Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

Aplikasi Graf pada Persoalan Lintasan Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Aplikasi Graf pada Persoalan Lintasan Terpendek dengan Algoritma Dijkstra Adriansyah Ekaputra 13503021 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung Abstraksi Makalah

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI WISATA KULINER PENCARIAN RUTE TERPENDEK DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA (STUDI KASUS : WISATA KULINER KOTA KEDIRI) SKRIPSI

PENENTUAN LOKASI WISATA KULINER PENCARIAN RUTE TERPENDEK DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA (STUDI KASUS : WISATA KULINER KOTA KEDIRI) SKRIPSI PENENTUAN LOKASI WISATA KULINER PENCARIAN RUTE TERPENDEK DENGAN ALGORITMA DJIKSTRA (STUDI KASUS : WISATA KULINER KOTA KEDIRI) SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot

Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot Vandy Putrandika NIM : 13505001 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if15001@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI MENCARI JALAN TERPENDEK KOTA MEDAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DJIKSTRA

PERANCANGAN APLIKASI MENCARI JALAN TERPENDEK KOTA MEDAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DJIKSTRA PERANCANGAN APLIKASI MENCARI JALAN TERPENDEK KOTA MEDAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DJIKSTRA Fitria Ariska Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan ABSTRAK

Lebih terperinci

ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK MENCARI LINTASAN TERPENDEK DAN OPTIMALISASI KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH DI KOTA PONTIANAK

ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK MENCARI LINTASAN TERPENDEK DAN OPTIMALISASI KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH DI KOTA PONTIANAK Buletin Ilmiah Math Stat dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No 3 (2015), hal 243 250 ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK MENCARI LINTASAN TERPENDEK DAN OPTIMALISASI KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH DI KOTA PONTIANAK

Lebih terperinci

Penentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh

Penentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh Penentuan Jarak Terpendek dan Jarak Terpendek Alternatif Menggunakan Algoritma Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh Asti Ratnasari 1, Farida Ardiani 2, Feny Nurvita A. 3 Magister Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, selalu dilakukan perjalanan dari satu titik atau lokasi ke lokasi yang lain dengan mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori graf dikenal dengan masalah lintasan atau jalur terpendek (shortest

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori graf dikenal dengan masalah lintasan atau jalur terpendek (shortest BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Graf adalah (siang, 2002) suatu kumpulan titik-titik yang terhubung, dalam teori graf dikenal dengan masalah lintasan atau jalur terpendek (shortest path problem),

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG PROGRAM PASCA SARJANA TEKNIK PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG Disusun Oleh

Lebih terperinci

Program Dinamis (dynamic programming):

Program Dinamis (dynamic programming): Materi #0 Ganjil 0/05 (Materi Tambahan) Program Dinamis (Dynamic Programming) Program Dinamis Program Dinamis (dynamic programming): metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan

Lebih terperinci

Program Dinamis (Dynamic Programming)

Program Dinamis (Dynamic Programming) Program Dinamis (Dynamic Programming) Program Dinamis Program Dinamis (dynamic programming): metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah (step) atau tahapan (stage)

Lebih terperinci

Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah

Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah ABSTRAK Transportasi sampah adalah sub-sistem persampahan yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PASIEN PADA RUMAH BERSALIN DAN KLINIK BIDAN JURNALIS MENGGUNAKAN VB.NET

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PASIEN PADA RUMAH BERSALIN DAN KLINIK BIDAN JURNALIS MENGGUNAKAN VB.NET ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PASIEN PADA RUMAH BERSALIN DAN KLINIK BIDAN JURNALIS MENGGUNAKAN VB.NET Randy Cahya Putra 1044370020 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT PROPOSAL PROYEK AKHIR STUDI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR STUDY ON SOLID WASTE COLLECTION AND TRANSPORT IN SANGATTA CITY,EAST KUTAI Yayuk Tri Wahyuni NRP 311

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf menurut Munir (2012), merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika dengan pokok bahasan yang sudah sejak lama digunakan dan memiliki banyak terapan hingga

Lebih terperinci

APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK DAERAH WISATA KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA SKRIPSI

APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK DAERAH WISATA KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA SKRIPSI APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK DAERAH WISATA KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada program Studi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KUDUS

SISTEM INFORMASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KUDUS SISTEM INFORMASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KUDUS Mohammad Rosul 1*, Yudie Irawan 1 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

PENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL PENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL Vera Apriliani Nawagusti 1), Ali Nurdin 2), Aryanti aryanti 3) 1),2),3 ) Jurusan

Lebih terperinci

Program Dinamis. Oleh: Fitri Yulianti

Program Dinamis. Oleh: Fitri Yulianti Program Dinamis Oleh: Fitri Yulianti 1 Program Dinamis Program Dinamis (dynamic programming): - metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan tahapan (stage) - sedemikian sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dan pembangunan di wilayah perkotaan di Indonesia, diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian penduduk perdesaan ke kota dengan anggapan akan

Lebih terperinci

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari Andika Mediputra NIM : 13509057 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Realisasi Anggaran Pendapatan (Studi Kasus : Pengadilan Negeri Klas IB Pematangsiantar)

Perancangan dan Implementasi Realisasi Anggaran Pendapatan (Studi Kasus : Pengadilan Negeri Klas IB Pematangsiantar) Perancangan dan Implementasi Anggaran (Studi Kasus : Pengadilan Negeri Klas IB Pematangsiantar) Dedi Suhendro AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar didihendra5@ymail.com Trika Aprilila AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar

Lebih terperinci

STUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR

STUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR STUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR Oleh: ACHMAD YANI L2D 301 317 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

VISUALISASI PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK ALGORITMA FLOYD- WARSHALL DAN DIJKSTRA MENGGUNAKAN TEX

VISUALISASI PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK ALGORITMA FLOYD- WARSHALL DAN DIJKSTRA MENGGUNAKAN TEX VISUALISASI PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK ALGORITMA FLOYD- WARSHALL DAN DIJKSTRA MENGGUNAKAN TEX Imam Husni Al Amin 1, Veronica Lusiana 2, Budi Hartono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembuatan Web Sistem Informasi Geografis (SIG) salah satunya didorong karena penggunaan internet yang sangat luas dimasyarakat dan pemerintah, karena internet maka

Lebih terperinci

OPTIMASI RUTE PERJALANAN AMBULANCE MENGGUNAKAN ALGORITMA A-STAR. Marhaendro Bayu Setyawan

OPTIMASI RUTE PERJALANAN AMBULANCE MENGGUNAKAN ALGORITMA A-STAR. Marhaendro Bayu Setyawan OPTIMASI RUTE PERJALANAN AMBULANCE MENGGUNAKAN ALGORITMA A-STAR Marhaendro Bayu Setyawan 2206 100 021 AGENDA PEMBUKAAN DASAR TEORI Latar belakang Permasalahan Batasan masalah Tujuan Permasalahan Lintasan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. diperlukan kesiapan dari kebutuhan perangkat keras (hardware) maupun perangkat

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. diperlukan kesiapan dari kebutuhan perangkat keras (hardware) maupun perangkat BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi sistem merupakan wujud dari analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat. Untuk dapat terlaksananya implementasi sistem dengan baik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi telah berkembang dengan cukup pesat. Perkembangan teknologi mengakibatkan pemanfaatan atau pengimplementasian teknologi tersebut dalam berbagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KEBERSIHAN KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 161~166 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Irza asrita 1, Oky Irnawati 2 1 AMIK BSI Jakarta

Lebih terperinci

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT One of graph application on whole life is to establish the

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Hasil penentuan jarak terdekat akan menjadi sebuah pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan jalur yang akan ditempuh. Perangkat

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DATA GURU SE-KABUPATEN KARO PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARO. Dibuat Oleh: David Super Natanail Ginting 1A112034

SISTEM INFORMASI DATA GURU SE-KABUPATEN KARO PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARO. Dibuat Oleh: David Super Natanail Ginting 1A112034 SISTEM INFORMASI DATA GURU SE-KABUPATEN KARO PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARO Dibuat Oleh: David Super Natanail Ginting 1A112034 Latar Belakang Setiap perusahaan atau institusi yang beroperasi secara

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. saling berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu.

BAB III LANDASAN TEORI. saling berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi 3.1.1 Pengertian Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Syed (2009), dalam penelitiannya telah membuat purwarupa sistem kontrol Automated Guided Vehicle menggunakan perangkat lunak Code Blocks, dan Visual Basic 6.

Lebih terperinci

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM Astrin Muziarni *) dan Yulinah Trihadiningrum Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi 3.1.1 Pengertian Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pengelolaan Transportasi Pengiriman BBM Pada PT. Ratah Indah Samarinda

Sistem Informasi Pengelolaan Transportasi Pengiriman BBM Pada PT. Ratah Indah Samarinda Sistem Informasi Pengelolaan Transportasi Pengiriman BBM Pada PT. Ratah Indah Samarinda Bartolomius Harpad 1), Salmon 2) 1,2) Sistem Informasi STMIK WiCiDa Samarinda Jl. M. Yamin No. 25, Samarinda, 75123

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE DIJKSTRA DALAM MOBILE APLIKASI PENCARIAN SPBU TERDEKAT DI KOTA PALEMBANG. Vina Meitasari 1, Ali Nurdin 1, Aryanti 1

IMPLEMENTASI METODE DIJKSTRA DALAM MOBILE APLIKASI PENCARIAN SPBU TERDEKAT DI KOTA PALEMBANG. Vina Meitasari 1, Ali Nurdin 1, Aryanti 1 IMPLEMENTASI METODE DIJKSTRA DALAM MOBILE APLIKASI PENCARIAN SPBU TERDEKAT DI KOTA PALEMBANG Vina Meitasari 1, Ali Nurdin 1, Aryanti 1 1 Fakultas Teknik Elektro, Program Studi Teknik Telekomunikasi DIV

Lebih terperinci

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah ABSTRAK Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Tabanan, khususnya Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri, diikuti oleh peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan yang menyebabkan penumpukan sampah di

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA ADMINISTRASI PADA HOTEL RIO RITA PALOPO

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA ADMINISTRASI PADA HOTEL RIO RITA PALOPO PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA ADMINISTRASI PADA HOTEL RIO RITA PALOPO Syafriadi Dosen Universitas Cokroaminoto Palopo Email : Aprhy24@yahoo.com Abstrak Pesatnya perkembangan teknologi di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem informasi adalah suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Tujuan dari sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dibahas landasan teori mengenai teori-teori yang digunakan dan konsep yang mendukung pembahasan, serta penjelasan mengenai metode yang digunakan. 2.1. Jalur Terpendek

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta

Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta Review Jurnal Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta Oleh : 1. Donnyca Mazda Putra (K3513018) 2. Rosyid Esanudin (K3513062) PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBINAAN PANTI ASUHAN PADA PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TEMBILAHAN. Abdur Rahim

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBINAAN PANTI ASUHAN PADA PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TEMBILAHAN. Abdur Rahim ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBINAAN PANTI ASUHAN PADA PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TEMBILAHAN Abdur Rahim Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Islam

Lebih terperinci

SEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM

SEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM SEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM Ditto Djesmedi ( 0222009 ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan merupakan Ibukota Sumatera Utara, yang secara geografis terletak pada posisi antara 03. 30' - 03. 48' LU dan 98. 35' - 98. 44' BT dengan ketinggian 30 meter

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PARKIR KENDARAAN BERMOTOR RUMAH SAKIT ELISABETH PURWOKERTO MENGGUNAKAN VISUAL BASIC VERSI 6.0

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PARKIR KENDARAAN BERMOTOR RUMAH SAKIT ELISABETH PURWOKERTO MENGGUNAKAN VISUAL BASIC VERSI 6.0 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PARKIR KENDARAAN BERMOTOR RUMAH SAKIT ELISABETH PURWOKERTO MENGGUNAKAN VISUAL BASIC VERSI 6.0 Paskalia Sundari Indah Aprilliani [1], Hendro Gunawan [2] STIKOM Yos Sudarso

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Travelling Salesman Problem (TSP) merupakan salah satu permasalahan yang penting dalam dunia matematika dan informatika. TSP dapat diilustrasikan sebagai perjalanan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju toko Majestyk yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BIMBINGAN KONSELING PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOKERTO 2

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BIMBINGAN KONSELING PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOKERTO 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BIMBINGAN KONSELING PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOKERTO 2 Soffan Budi Cipta, Erik Hadi Saputra STMIK AMIKOM Yogyakarta email : erik@amikom.ac.id Abstraksi Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahapan yang dilaksanakan selama pembuatan tugas akhir. Secara garis besar metodologi penelitian tugas akhir ini dapat dilihat

Lebih terperinci

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis Dandun Satyanuraga 13515601 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dokumen Layanan Persampahan Kota Bogor merupakan dokumen yang memuat keadaaan terkini kondisi persampahan Kota Bogor. Penyusunan dokumen ini pada dasarnya ditujukan pada pendayagunaan segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan pengelolaan data pada saat ini sangatlah penting, dimana data akan berada pada media-media yang berlainan platform dan perlu dikelola ketika data memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer saat ini sangat pesat sekali, dampaknya dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan perkantoran, pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sangat pesat. Sehubungan dengan keadaan tersebut hampir seluruh aspek kehidupan memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO Oleh : EBERT FEBRIANUS TONIMBA Dosen Pembimbing : Prof. Ir. JONI HERMANA, M.Sc.ES., Ph.D. LATAR BELAKANG Kondisi sarana dan prasarana yang tersedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab di bidang kebersihan, keindahan tata pertamanan kota. Salah

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab di bidang kebersihan, keindahan tata pertamanan kota. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya merupakan Dinas Daerah Kota Surabaya yang mempunyai tugas melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab di

Lebih terperinci

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN Ahmad Solhan, Sarwoko Mangkoedihardjo Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana,

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MANAJEMEN PENANGANNAN SAMPAH PADA WILAYAH PERKOTAAN DENGAN KONSEP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BERBASIS DATABASE.

EFEKTIFITAS MANAJEMEN PENANGANNAN SAMPAH PADA WILAYAH PERKOTAAN DENGAN KONSEP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BERBASIS DATABASE. EFEKTIFITAS MANAJEMEN PENANGANNAN SAMPAH PADA WILAYAH PERKOTAAN DENGAN KONSEP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BERBASIS DATABASE Bahar ABSTRAK Masalah persampahan pada wilayah perkotaan seringkali menjadi masalah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJUK RUTE ANGKUTAN KOTA(ANGKOT) DI KOTA MALANG BERBASIS GIS PADA PERANGKAT ANDROID MENGGUNAKAN METODE DIJKSTRA

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJUK RUTE ANGKUTAN KOTA(ANGKOT) DI KOTA MALANG BERBASIS GIS PADA PERANGKAT ANDROID MENGGUNAKAN METODE DIJKSTRA PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJUK RUTE ANGKUTAN KOTA(ANGKOT) DI KOTA MALANG BERBASIS GIS PADA PERANGKAT ANDROID MENGGUNAKAN METODE DIJKSTRA Dary Saputra Arifin 1, Erfan Rohadi, ST.,Meng.,PhD 2, Ekojono ST.,M.Kom

Lebih terperinci

PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH

PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH A. PEWADAHAN SAMPAH 1. Pendahuluan Pewadahan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke tempat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Graph Graf adalah struktur data yang terdiri dari atas kumpulan vertex (V) dan edge (E), biasa ditulis sebagai G=(V,E), di mana vertex adalah node pada graf, dan edge adalah rusuk

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Rahadian Dimas Prayudha - 13509009 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

APLIKASI PENJUALAN PADA UD. SONJAYA

APLIKASI PENJUALAN PADA UD. SONJAYA APLIKASI PENJUALAN PADA UD. SONJAYA Yerry Febrian Sabanise 1, Ida Afriliana 2, Septian Raju Saputra 3 Email : idaafriliana@yahoo.co.id D III Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama, Jalan Mataram No

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma Program Dinamis dalam Pendistribusian Barang

Pemanfaatan Algoritma Program Dinamis dalam Pendistribusian Barang Pemanfaatan Algoritma Program Dinamis dalam Pendistribusian Barang Amelia Natalie / 13509004 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai alur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini. Permasalahan pemilihan lintasan penerbangan antara dua kota

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa jenis persoalan lintasan terpendek, antara lain:

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa jenis persoalan lintasan terpendek, antara lain: 0 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2. LANDASAN TEORI 2.. LINTASAN TERPENDEK (Shortest Path) Persoalan mencari lintasan terpendek di dalam graf merupakan persoalan optimasi klasik. Graf yang diacu adalah graf berbobot

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandara internasional Kuala Namu merupakan Bandar udara Internasional yang melayani kota medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 KM dari kota medan. Bandar udara

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH

PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH Suprapto Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta 10340 e-mail: suprapto.bpptbas@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Simulasi Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan entitas baik manusia ataupun mesin yang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam prakteknya,

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI TUGAS AKHIR OLEH : I GEDE ARTAWAN 0219151040 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2011 ABSTRAK Meningkatnya pertumbuhan perekonomian

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 BAYAT

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 BAYAT SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 BAYAT Basiroh 1), Teknik Informatika Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali Cilacap Jl Kemerdekaan Barat no. 17 kesugihan, Cilacap 53274

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK DALAM PENGIRIMAN BARANG

PENERAPAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK DALAM PENGIRIMAN BARANG PENERAPAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK DALAM PENGIRIMAN BARANG Ahyar Rivai Hasibuan Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja Np. 338 Simpang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tahap analisis sistem yang berjalan in bertujuan untuk mencari informasi mengenai masalah yang ada guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, industri, dll. Jumlah tumpukan sampah meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Nur Fajriah Rachmah - 0609 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan

Lebih terperinci

ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI LOGISTIK PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM BARATA

ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI LOGISTIK PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM BARATA ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI LOGISTIK PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM BARATA Windarto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Universitas Budi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PENGGAJIAN GURU (PADA SMK GAJAH MADA 01 MARGOYOSO)

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PENGGAJIAN GURU (PADA SMK GAJAH MADA 01 MARGOYOSO) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PENGGAJIAN GURU (PADA SMK GAJAH MADA 01 MARGOYOSO) Endang Purwanti Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu Lampung Telp. (0729)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Adapun landasan teori yang dibutuhkan dalam pembahasan tugas akhir ini di antaranya adalah definisi graf, lintasan terpendek, lintasan terpendek fuzzy, metode rangking fuzzy, algoritma

Lebih terperinci

Pengaplikasian Graf dan Algoritma Dijkstra dalam Masalah Penentuan Pengemudi Ojek Daring

Pengaplikasian Graf dan Algoritma Dijkstra dalam Masalah Penentuan Pengemudi Ojek Daring Pengaplikasian Graf dan Algoritma Dijkstra dalam Masalah Penentuan Pengemudi Ojek Daring Ilham Firdausi Putra / 13516140 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Program Dinamis (Dynamic Programming)

Program Dinamis (Dynamic Programming) Program Dinamis (Dynamic Programming) Bahan Kuliah IF2211 Strategi Algoritma Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika STEI-ITB 1 2 Program Dinamis Program Dinamis (dynamic programming): - metode

Lebih terperinci