Hakikat, kedudukan, dan Strategi Perumusan Masalah Penelitian. E. Sulyati, Dra., M.Pd. Dosen STMIK Sumedang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hakikat, kedudukan, dan Strategi Perumusan Masalah Penelitian. E. Sulyati, Dra., M.Pd. Dosen STMIK Sumedang"

Transkripsi

1 Hakikat, kedudukan, dan Strategi Perumusan Masalah Penelitian E. Sulyati, Dra., M.Pd. Dosen STMIK Sumedang Abstrak Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang kini telah banyak dirasakan dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan tidak terlepas dari jasa para peneliti yang mencari dan mengembangkan inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kunci kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tiada lain adalah adalah adanya penelitian ilmiah di bidang itu. Dalam tahapan pelaksanaanya, pencarian, identifikasi, perumusan dan pembatasan masalah merupakan pangkal dan rujukan segala bentuk dan macam tindakan penelitian. Fokus pembahasan diarahkan pada masalah penelitian. Tiga topik utama masalah penelitian yang dibahas adalah 1) hakikat dan jenis-jenis masalah; 2) kedudukan masalah dalam penelitian pendidikan; serta 3) kriteria dan strategi menemukan dan memilih masalah. Bagian pertama menekankan pada makna atau pengertian dasar masalah penelitian dengan jenis-jenisnya. Bagian kedua menekankan kedudukan dan fungsi masalah dalam konteks utuh sebuah penelitian. Sedangkan bagian ketiga diarahkan pada bagaimana menemukan dan merumuskan masalah penelitian secara praktis dengan berdasarkan pada strategi dan kriteria tertentu. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah meningkatkan derajat hidup manusia. Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, kebutuhan hidup manusia yang dulu sulit dipenuhi kini menjadi relatif mudah. Itu semua tidak terlepas dari jasa para peneliti yang mencari dan mengembangkan inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kunci kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tiada lain adalah adalah adanya penelitian ilmiah di bidang itu. Dalam proses penelitian ada beberapa tahap yang mesti dilalui, dimulai dari penemuan masalah, pencarian hipotesis, pengujian hipotesis dengan kerangka logika dan bandingan temuan empiris, sampai ke tahap penyimpulan dan aplikasinya. Dalam proses penelitian tersebut, pencarian, identifikasi, perumusan dan pembatasan masalah merupakan pangkal dari penelitian. Dari masalah-lah penelitian itu muncul. Masalah penelitian juga merupakan rujukan yang dijadikan patokan segala bentuk dan macam tindakan penelitian. Dengan demikian kejelasan masalah dalam penelitian menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi agar penelitian itu bisa berlangsung dengan efektif dan efesien. 1.2 Rumusan dan Batasan Makalah Berdasarkan pemikiran di atas, fokus pembahasan makalah ini diarahkan pada masalah penelitian. Ada tiga topik utama masalah penelitian yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu : 1) hakikat dan jenis-jenis masalah; 2) kedudukan masalah dalam penelitian; serta 3) kriteria dan strategi menemukan dan memilih masalah. Bagian pertama menekankan pada makna atau pengertian dasar masalah penelitian dengan jenis-jenisnya. Bagian kedua menekankan kedudukan dan fungsi masalah dalam konteks utuh sebuah penelitian. Sedangkan bagian ketiga diarahkan pada bagaimana menemukan dan merumuskan masalah penelitian secara praktis dengan berdasarkan pada strategi dan kriteria tertentu. Jurnal Infoman s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang 47

2 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah Sesuai dengan rumusan masalah, tulisan ini ditujukan untuk mendapat kejelasan tentang pengertian, hakikat masalah, dan jenis-jenis masalah; kedudukannya dalam penelitain pendidikan; dan bagaimana strategi menemukan dan merumuskan masalah. Tulisan ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi penulis dan pembaca pada umumnya dalam meningkatkan pemahaman akan masalah penelitian, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kemampuan meneliti. 2. Hakikat dan Jenis-Jenis Masalah Penelitian 2.1 Hakikat Masalah Penelitian Para ahli tampaknya sepakat bahwa masalah merupakan unsur yang sangat penting dalam penelitian. Seperti dikatakan oleh Nasution, Masalah adalah jiwa penelitian, tanpa masalah tak ada penelitian (Nasution,1991: 22). Tetapi, Apa sesunggguhnya yang dimaksud Masalah Penelitian? Mari kita lacak makna masalah penelitian ini dari tinjauan leksikal, teoretikal, maupun filosofis. Makna leksikal masalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang harus diselesaikan dan dipecahkan ( KBBI,1992 : 562). Di sisi lain, Siswojo melihat bahwa masalah penelitian adalah pernyataan mengenai hubungan yang terdapat pada seperangkat peristiwa (variabel-variabel) dalam suatu bidang ilmu (Siswojo, 1987:40). Lebih gamblang Lagi, Fraenkel (1993:23) menyatakan bahwa masalah penelitian tidak lain dari apa yang ingin diteliti, a problem that someone would like to research. Dari tinjauan yang lebih filosofis, Suryadibrata (1983:60) menjelaskan bahwa munculnya masalah itu karena ada kesenjangan (gap) antara das sollen dan das sein; ada perbedaan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan. Yang jadi masalah bisa apa saja seperti sesuatu yang tidak memuaskan, berbagai macam kesulitan, urusan yang ingin diubah, segala sesuatu yang berjalan tidak sesuai dengan keinginan, dan sebagainya. Pendapat tersebut didukung pula oleh Nawawi (1993:42) bahwa kemunculan masalah terjadi karena tidak terdapatnya keseimbangan antara sesuatu yang diharapkan (das sollen) berdasarkan teori-teori atau hukum-hukum yamg menjadi tolok ukur dengan kenyataan (das sein) sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa demikian atau apa sebabnya demikian. Di samping itu masalah dapat pula muncul karena keragu-raguan tentang keadaan sesuatu, sehingga ingin diketahui keadaannya secara mendalam dan obyektif. Pertanyaan mengapa demikian dan apa sebabnya seperti yang diungkapkan Nawawi merupakan stimulus yang merangsang munculnya motivasi meneliti. Keingintahuan inilah yang menjadi jiwa, nafas, dan motivasi mendasar dalam penelitian (Nasution, 1991:22). Perolehan informasi akurat yang didapat dari penelitian merupakan prasyarat logis upaya mengubah keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan menjadi keadaan yang sesuai dengan harapan. Setiap manusia umumnya selalu berusaha mencapai apa yang ia inginkan dengan berupaya menghilangkan masalah atau kesenjangan itu. Harapan atau apa yang diinginkan itu bukan hanya harapan menurut pengertian umum saja (yang bermakna sesuatu yang menyenangkan/yang menguntungkan) tetapi bermakna pula harapan dalam pengertian konsep, variabel, fakta, teori atau hukum. Sebagai contoh, jika ada kenyataan yang menunjukkan bahwa rumput berwarna kuning di musim kemarau, itu bukan masalah, karena keadaan rumput berwarna kuning sesuai dengan harapan keadaan di musim kemarau. Tetapi jika rumput itu berwarna kuning di musim hujan di sini ada kesenjangan antara warna rumput yang kuning dengan harapan yang terkandung dalam hukum konsep musim hujan. Menurut hukum alam, musim hujan akan mengakibatkan warna rumput menjadi hijau. Jurnal Infoman s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang 48

3 Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, kita bisa menyimpulan bahwa pada hakikatnya masalah adalah keadaan yang muncul ketika ada kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada dalam kenyataan. Kesenjangan itulah yang menjadi inti masalah. Masalah bisa bersifat konseptual-teoretis, maupun yang bersifat praktis yaitu masalah-masalah yang ditemui dalam kegiatan manusia sehari-hari. 2.2 Jenis-Jenis Masalah Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, masalah penelitian bisa diklasifikasikan ke dalam tiga jenis bentuk masalah penelitian yaitu deskriptif, komparasi, dan asosiasi (Sugiyono, 1994:36-39, Arikunto (1993: 28-31) Permasalahan Deskriptif Permasalahn deskrptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan dan menghubungkan antar variabel. Contoh dalam bentuk rumusan masalah penelitian: 1) Bagaimana sikap masyarakat Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang terhadap KB Mandiri? 2) Berapa tingkat produktivitas karyawan PT. Samudra? Permasalahan Komparatif Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan suatu variabel pada dua sampel atau lebih. Contoh dalam bentuk rumusan masalah penelitian: 1) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negri dengan pegawai swasta? 2) Adakah kesamaan interaksi kerja antara karyawan di perusahaan A dengan B? 3) Mana yang lebih tinggi prestasi kerja antara pegawai negri dengan pegawai swasta? Permasalahan Asosiatif Permasalahan ini menghubungkan dua variabel atau lebih baik berupa hubungan simetris, kausal, maupun interaktif. 1) hubungan simetris / korelasi sejajar Hubungan simetris atau korelasi sejajar adalah suatu hubungan antara dua variabel yang kedudukannya sejajar, tidak ada hubungan kausal. Contoh dalam bentuk rumusan masalah : a) Adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung dengan tamu yang datang b) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah? 2) hubungan kausal Hubungan kausal adalah hubyungan yang menunjukkan sebab akibat. Dengan demikian ada variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Contoh dalam rumusan masalah : a) Adakah pengaruh kenaikan gaji terhadap kinerja pejabat tinggi di Indonesia? b) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin pegawai? 3) hubungan interaktif Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling memepengaruhi. Dalam jenis ini tidak diketahui mana varibel bebas dan mana variabel terikat. Jurnal Infoman s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang 49

4 Contoh dalam rumusan masalah : a) Hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa SMU. b) Hubungan antara kepandaian dengan kekayaan 2.3 Kedudukan Masalah dalam Penelitian Satu hal yang harus disadari bahwa pada kenyataannya suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri dan terisolasi dari faktor-faktor lain. Siswojo mengatakan bahwa masalah penelitian adalah pernyataan mengenai hubungan yang terdapat pada seperangkat peristiwa (variabel-variabel) dalam suatu bidang ilmu (Siswojo, 1987:40). Selalu ada konteks yang menjadi latar suatu masalah, apakah itu latar belakang ekonomi, politik, sosial, budaya, atau faktor-faktor lain. Secara oprasional, suatu gejala baru dikatakan masalah bila gejala itu terdapat dalam suatu situasi tertentu. Dengan demikian untuk mengidentifikasi apakah sesuatu itu masalah atau bukan mesti dilihat dari konteks lengkapnya (Suriasumantri: 90:309). Kedudukan masalah dalam penelitian pendidikan sebagai salah satu contoh. Suatu keadaan baru dinilai sebagai masalah dalam pendidikan atau bukan jika keadaan itu ditempatkan dalam suatu konteks pendidikan yang jelas. Dalam konteks pendidikan, penelitian bisa diartikan sebagai upaya mencari jawaban atas masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup pendidikan. Masalah dalam lingkup pendidikan bisa bersumber dari sisi siswa, guru, kurikulum, penyelenggara, kegiatan/proses belajar mengajar, lingungan, sarana dan prasarana, hasil pendidikan, atau kaitan antar unsur-unsur tadi. Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan dasar upaya memperbaiki dan meningkatkan pendidikan agar bisa sampai pada bentuk pendidikan yang diharapkan. Sebagai contoh, rata-rata nilai EBTANAS 5,4 misalnya, baru dinilai sebagai masalah jika kenyataan itu dikaitkan dengan target sebelumnya yang lebih besar dari angka itu. Jumlah siswa 48 orang dalam satu kelas baru dinilai masalah jika ternyata jumlah itu menyulitkan terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. Kalau kita cermati buku-buku tentang penelitian, tampak ada kesamaan pendapat para ahli dalam memandang kedudukan masalah dalam penelitian, maupun dalam konteks yang lebih khusus seperti halnya dalam penelitian pendidikan. Dalam urutan proses penelitian yang dikemukakan Jack R. Fraenkel (1990:16) Jujun Suriasumantri (1990:342), Suharsimi Arikunto (1996:24), Sugiyono (1994: 33-36), maupun Ruseffendi (1998:12-15), masalah ditempatkan sebagai dasar dan awal penelitian. Konsekuensinya, segala bentuk dan jenis kegiatan dalam proses penelitian harus selalu mengacu pada masalah penelitian dan upaya pemecahannya. Bagaimana kedudukan masalah dalam suatu penelitian dapat dilihat dalam skema berikut Jurnal Infoman s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang 50

5 Skema Proses Penelitian, diadaptasi dari Skema Proses Penelitian Kuantitatif Tuckman, (Sugiyono, 1994:14) Problem Teori / Konsep Hipotesis Identifikasi Masalah Temuan Terdahulu Desain Instrumen Penelitian Kesimpulan Analisis Data Pengumpulan Data Diskusi/ Pembahasan Berdasarkan skema di atas, masalah ditempatkan sebagai awal dari suatu penelitian. Masalah itu akan ditindaklanjuti dengan kegiatan pencarian jawaban. Dalam pola pikir logis dan alamiah, langkah kedua setelah pemahaman akan masalah adalah pencarian jawaban, yaitu dengan mencari pada teori/konsep atau temuan terdahulu yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Jawaban yang didapat dari penalaran deduktif atau yang berdasarkan pada teori dan temuan terdahulu itu merupakan jawaban sementara. Dalam penelitian jawaban sementara itu lazim disebut hipotesis. Penelitian tentu tidak berakhir di sini, karena jawaban yang diperoleh barulah jawaban sementara yang akar masalahnya belum tentu identik dengan masalah yang dihadapi, karena itu perlu pembuktian secara empiris. Langkah pembuktian empiris dimulai dengan langkah ketiga yaitu identifikasi kembali masalah. Masalah yang diteliti diurai sehingga terdiri dari masalah-masalah yang spesifik yang secara oprasional memungkinkan dicari jawabannya. Jika dalam masalah terdapat faktor-faktor penyebab, atau terdapat variabel-variabel berkaitan dengan masalah, maka faktor-faktor dan variabel-varibel itu perlu dirumuskan dan diposisikan dalam konteks masalahnya. Variabel-variabel tersebut harus diidetifikasi menjadi subsubvariabel yang terukur. Oleh kerana itu kemampuan merumuskan variabel merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki peneliti. Gambaran masalah di atas dijadikan dasar langkah keempat yaitu memikirkan bagaimana masalah itu dipandang (dalam penelitian disebut pendekatan), bagaimana strategi mencari jawabannya berdasarkan cara pandang tadi ( dalam penelitian disebut metode dan teknik), dan alat apa saja yang diperlukan dalam mencari jawaban (dalam penelitian disebut instrumen penelitian). Gambaran masalah dan bagaimana menjawabnya inilah yang disebut dengan desain penelitian, kerangka penelitian, atau ada juga yang menggunakan istilah yang sebenarnya terlalu luas : paradigma penelitian. Langkah kelima adalah pengumpulan data berdasarkan pendekatan, metode, dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah ditentukan dalam langkah keempat. Langkah keenam adalah pengolahan dan analisis data. Bentuk pengolahan data dimulai dari klasifikasi data, tabulasi data sesuai dengan desain penelitian, sampai penghitungan statistik (jika penelitiannya kuantitatif). Kumpulan data yang telah diolah Jurnal Infoman s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang 51

6 sedemikian rupa dianalisis sehingga bisa didapat kesimpulan yang bisa menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan pada awal proses penelitian. Dalam proses ini ada upaya pengaitan antara hasil analisis dengan rumusan masalah. Dalam penelitian, upaya pengaitan hasil analisis data dengan rumusan masalah penelitian, dan jika perlu dengan teori dan temuan-temuan terdahulu, disebut dengan diskusi/pembahasan hasil penelitian. Hasil akhir proses penelitian ini adalah kesimpulan yang merupakan jawaban atas masalah penelitian. 2.4 Cara Menemukan dan Merumuskan Masalah Penelitian Sumber dan Cara Menemukan Masalah Penelitian Bagaimana cara menemukan dan merumuskan masalah penelitian bagi orang yang belum berpengalaman bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu perlu kiatkiat tertentu dalam mencari, menemukan, dan merumuskan masalah. Menurut Suharsimi Arikunto (1996:25), sumber masalah dapat diperoleh dari berbagai macam arah: dari kehidupan sehari-hari, dari membaca buku, dapat diberi dari orang lain. Akan tetapi menurutnya yang paling baik adalah datang dari dirinya sendiri sehingga ada dorongan kebutuhan untuk memperoleh jawaban. Dengan demikian, penelitian akan berjalan dengan sebaik-baiknya. Dalam kerangka pikir dalam dunia manajemen, Sugiyono (1994:35) menambahkan bahwa sumber masalah bisa diambil dari 1) adanya penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan; 2) penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan; 3) dari pengaduan; dan 4) dari kondisi yang muncul karena adanya kompetisi. Masalah penelitian bisa juga diambil dari sumber lain yaitu: 1) bacaan terutama bacaan yang berisi laporan penelitian; 2) seminar, diskusi, dan lain-lain pertemuan ilmiah; 3) pernyataan pemegang otoritas; 4) pengamatan sepintas; 5) pengalaman pribadi; dan kadang kala 6) perasaan intuitif (Suryabrata,(1983:61) Mengapa demikian? Alasanya adalah karena bacaan terutama bacaan yang berisi laporan penelitian biasanya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Seminar, diskusi, dan pertemuan ilmiah mudah dapat dijadikan sumber masalah penelitian karena umumnya pertemuan-pertemuan tersebut membantu peserta bisa melihat, menganalisis, dan menyimpulkan permasalahan secara profesional. Dengan demikian, mudah muncul persoalan-persoalan yang memerlukan penelitian-penelitian. Demikian pula peryataan pemegang otoritas baik pemerintahan maupun bidang ilmu tertentu banyak memunculkan permasalahan yang memerlukan penelitian. Pengamatan sepintas dapat menjadi sumber masalah penelitian. Masalah itu kadang-kadang muncul setelah seseorang melihat hal-hal tertentu di lapangan yamg menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya menjadi suatu masalah penelitian walaupun sebelumnya dia tidak sengaja mencari masalah penelitian. Pengalaman pribadi dapat dijadikan sumber masalah penelitian terutama penelitian yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial. Pengalaman ini dapat berkaitan dengan kehidupan pribadi maupun kehidupan profesional. Selain itu perasaan intuitif pun bisa dijadikan masalah. Intuisi dapat muncul setelah seseorang bangun tidur atau istirahat. Hal ini akibat terjadinya pengendapan informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti itu kemudian muncul pertanyaan-pertanyaan atau masalah. Dalam bidang pendidikan, penelitian bisa diambil dari komponen-komponen yang tercakup dalam pendidikan. Permasalah bisa diambil dari sisi siswa (misalnya latar belakang kognitif, sosial ekonomi, latarbelakang budaya dan afektif ); dari proses atau kegiatan belajar mengajar (pendekatan, metode, teknik); dari sisi guru (latar belakang pendidikan, sosial ekonomi, minat, kinerja dll.); dari sisi lingkungan (masyarakat, lingkungan alam, pemerintah, kondisi, suasana); dari sisi kurikulum (sistem penyajian, Jurnal Infoman s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang 52

7 administrasi, dan evaluasi); dari sisi hasil (baik kognitif, afektif, maupun psikomotor); maupun hubungan antar komponen-komponen tersebut. Meskipun masalah penelitian bisa diambil dari begitu banyak sumber, masalah tidak akan dapat diperoleh tanpa kepekaan peneliti dalam mengidentifikasi masalah. Suatu kondisi bisa saja bukan masalah bagi orang awam yang tidak terlalu peduli dengan kondisi itu, tetapi bagi peneliti yang punya kepekaan yang tinggi, kondisi itu bisa menjadi masalah yang bernilai strategis untuk diteliti. Dengan demikian, untuk memperoleh masalah yang berkualitas dalam penelitian, perlu dilatih kepekaan dan kepedulian yang tinggi terhadap sumber-sumber masalah penelitian di atas. Kepekaan itu bisa di dapat jika ada upaya pendalaman dan pengkhususan (immersion dan guided entry) terhadap bidang masalah yang diteliti (Rakhmat,1984:23) Kriteria dan Cara Merumuskan Masalah Penelitian Kriteria Masalah Penelitian Penelitian yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima ciri utama yaitu menarik minat peneliti, bisa dikerjakan (feasibel), jelas (clear), berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia (significant), dan tidak menimbulkan kerusakan bagi alam, lingkungan,dan manusia (ethical) (Fraenkel,1993:24; Suharsimi,1996:26; Suryabrata, 1983:63-64; Koentjaraningrat, 1990:15; dan Nawawi,1993: 42 43). Masalah penelitian harus menarik karena akan berdampak pada motivasi si peneliti. Masalah yang menarik akan merangsang peneliti lelakukan penelitian sebaik mungkin, segala daya upaya akan ia lakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Masalah penelitian mesti feasible karena berkaitan dengan mungkin tidaknya penelitian itu dilakukan. Aspek efesiensi merupakan salah satu dasar kriteria ini. Suharsimi Arikunto memberikan pertimbangan mungkin tidaknya sebuah masalah diteliti dari sisi si peneliti dan dari sisi faktor pendukung sebagai berikut : ditinjau dari diri peneliti : 1) peneliti mesti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu, artinya menguasai materi yang melatarbelakangi masalah dan menguasai metode untu memecahkannya. 2) Peneliti mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya asal selesai. 3) Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakannya. 4) Peneliti mempunyai dana yang mencukupi. Dari sisi tersedianya factor pendukung: 1) tersedia dana sehingga pertanyaan penelitian dapat dijawab. 2) Ada izin dari yang berwenang. Sebuah masalah penelitian juga mesti jelas (clear) karena masalah penelitian tidak hanya harus dipahami oleh si peneliti saja, tetapi juga oleh masyarakat banyak. Nawawi menambahkan agar sebelum melaksanakan penelitian, seorang peneliti melakukan studi literatur. Apabila dari studi literatur ternyata masalah yang akan diteliti sudah dilakukan orang lain dengan gamblang, maka sebaiknya dipertimbangkan lagi agar penelitiannya tidak sia-sia. Hal lain yang harus dilakukan adalah berusaha mendiskusikan masalah yang akan ditelitinya dengan teman sejawat atau berkonsultasi/meminta pendapat seseorang atau beberapa orang yang dianggap ahli di dalam bidang yang akan ditelitinya. Hal ini untuk menghindari pengulangan penelitian yang telah dilakukan peneliti lain. (1993: 42 43). Dari sisi kejelasan masalah, pendefinisian inti masalah perlu dilakukan dari berbagai sisi, antara lain memperhatikan definisi dari kamus, kesepakatan umum, jika perlu disertai dengan contoh yang konkret. Penjelasan inti masalah dalam suatu penelitian yang baik umumnya diungkapkan dengan definisi oprasional. Jurnal Infoman s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang 53

8 Kriteria lain yang tidak kalah pentingnya adalah significant. Kriteria ini mengacu pada keharusan bahwa sebuah penelitian mesti berkontribusi terhadap pengetahuan penting bagi manusia. Penelitian idealnya menjawab pertanyaan yang memajukan pengetahuan dalam bidang yang diteliti, juga secara praktis penelitian itu meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Kriteria selainnjutnya adalah etis (Ethical). Masalah penelitian mesti etis, pantas, layak dan beradab untuk diteliti. Intinya, penelitian itu tidak menyebabkan kerusakan bagi manusia, alam, dan sosial Cara Merumuskan Masalah Rumusan masalah yang baik adalah rumusan masalah yang memenuhi kriteriakriteria di atas, yaitu menarik, bisa dilaksanakan, jelas, bermanfaat, dan etis. Untuk keperluan praktis pelaksanaan penelitian, ada dua pola perumusan praktis masalah penelitian. Pola pertama merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian dan pola yang lain masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan (Sugiyono, 1994:36). Berikut ini contoh masalah penelitian yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan a. Bagaimanakah sikap masyarakat Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang terhadap KB mandiri? b. Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negri dan pegawai swasta? c. Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan manisnya buah? d. Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap semangat kerja pegawai? Jika dirumuskan dengan bentuk kalimat pernyataan, rumusan masalah di atas akan menjadi kalimat berikut : a. Sikap masyarakat Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang terhadap KB mandiri. b. Perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negri dengan pegawai swasta. c. Hubungan antara banyaknya semut dengan manisnya buah. d. Pengaruh tata ruang kantor terhadap semangat kerja pegawai. 3. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan terhadap beberapa literatur pada bab dua diatas, penulis mendapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Masalah adalah keadaan yang berupa kesenjangan (gap) antara kenyataan dan harapan. Kesenjangan itu bisa bersifat konsptual-teoretis maupun bersifat praktis. 2. Karena masalah dalam kenyataannya berada dalam suatu konteks yang utuh, maka bentuk masalah bisa satu varibel, beberapa variabel, bahkan bisa merupakan perbandingan atau hubungan antar variabel. 3. Kedudukan masalah dalam suatu penelitian sangat penting. Masalah merupakan pangkal dan acuan utama segala bentuk upaya yang dilakukan dalam penelitian, pada hakikatnya sebuah penelitian dilaksanakan untuk mendapat kebenaran (truth) dengan memecahkan masalah. 4. Sumber masalah penelitian banyak sekali. Masalah bisa dimbil dari dari kehidupan sehari-hari; dari membaca buku; dari saran orang lain; dari adanya penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan; dari penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan; dari pengaduan; dari kondisi yang muncul karena adanya kompetisi; dari berisi laporan penelitian, seminar, diskusi, dan pertemuan ilmiah lain ; dari pernyataan pemegang otoritas; pengamatan sepintas; pengalaman pribadi; atau kadang kala dari perasaan intuitif. Meskipun demikian, masalah Jurnal Infoman s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang 54

9 penelitian baru bisa diperoleh jika ada kepedulian dan kepekaan peneliti dalam menemukan masalah. 5. Pemilihan masalah dalam penelitian idealnya memenuhi kriteria menarik, bisa diteliti, jelas, bermanfaat, dan etis. 6. Dalam merumuskan masalah, dikenal ada dua cara perumusan. Perumusan pertama menggunakan bentuk pernyataan. Perumusan masalah kedua menggunakan bentuk pertanyaan. Jurnal Infoman s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang 55

10 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta Black, A. James dan Dean J. Champion Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: PT Erosco Fraenkel, Jack R. dan Norman E. Wallen How to Design and Evaluate Research in Education. New York: Mc Graw-Hill Inc. (hal ) Furqon Metodologi Penelitian (makalah). Bandung: Depdiknas Kanwil Jabar Kuntjoroningrat Metodologi Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Mala, Manase Metode Penelitian Sosial. Kurnia Jakarta Universitas terbuka. Namawi, H. Hadori Metodologi penelitian Bidang Sosial. Yogjakarta: Gajah Mada University Press Nasution Metode Research. Jemmars : Bandung. Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Balai Pustaka Rakhmat, Jalaludin Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya Ruseffendi, H.E.T Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Semarang : IKIP Semarang Press. Siswojo Penelitian Sosial IV. Deparkbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta. Subino Bimbingan Skripsi. Bandung: STBA Yapari Bandung Sugyono Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Suriasumantri,Jujun S Filsafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Suryabrata, Sumadi Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers RIWAYAT PENULIS E. Sulyati, lahir di Sumedang, 8 Desember Lulus S1 tahun 1992 dan S2 tahun Tercatat sebagai dosen tetap STMIK Sumedang. Jurnal Infoman s > Jurnal Ilmu-ilmu Manajemen dan Informatika STMIK Sumedang 56

BAB 3 Masalah Penelitian METODE PENELITIAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB 3 Masalah Penelitian METODE PENELITIAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM. BAB 3 Masalah Penelitian METODE PENELITIAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM. PERMASALAHAN PENELITIAN MASALAH PENELITIAN SEBAGAI DASAR MENGAPA PENELITIAN DILAKUKAN PERMASALAHAN DITUANGKAN DALAM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PENELITIAN EX POST FACTO

PENELITIAN EX POST FACTO PENELITIAN EX POST FACTO Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA KEGIATAN PELATIHAN METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TANGGAL 27 S.D. 28 JUNI 2013. 1 PENELITIAN

Lebih terperinci

HANDI EKO PRASETYO.SKOM,MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

HANDI EKO PRASETYO.SKOM,MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON HANDI EKO PRASETYO.SKOM,MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON Buku Acuan McMillan, J.H. & Schumacher, Sally. 2001. Research in Education.New York: Logman. Creswell, John W. 1994. Research Design, Qualitative

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian

Pertemuan 3. Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian Pertemuan 3 Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian Learning Outcome Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Merumuskan masalah penelitian dan paradigma penelitian. Menerangkan tentang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH

PERTEMUAN 4 MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH PERTEMUAN 4 MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan masalah dan rumusan masalah. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 4.1. Menjelaskan masalah. 4.2. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu subyek mata pelajaran yang harus ada dalam setiap jenjang penyelenggaraan pendidikan formal di Indonesia. Materi

Lebih terperinci

Masalah dalam Penelitian Pendidikan

Masalah dalam Penelitian Pendidikan Masalah dalam Penelitian Pendidikan Afid Burhanuddin Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu mengidentifikasikan masalah-masalah dalam penelitian pendidikan Indikator Mahasiswa mampu memahami pengertian masalah

Lebih terperinci

MASALAH DAN LATAR BELAKANG MASALAH

MASALAH DAN LATAR BELAKANG MASALAH MASALAH DAN LATAR BELAKANG MASALAH MASALAH DAN CARA MEMILIH MASALAH A. Pengertian masalah. Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada seorangpun yang tak luput dari masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN adanya. 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Di tinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori

BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsannya. Secara pedagogis,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian umumnya dimulai dengan adanya permasalahan yang perlu

BAB 3 PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian umumnya dimulai dengan adanya permasalahan yang perlu BAB 3 PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Permasalahan Penelitian Penelitian umumnya dimulai dengan adanya permasalahan yang perlu dicari pemecahanya atau jawaban secara ilmiah. Pertemuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 Pokok Bahasan : Pengantar Perkuliahan /Silabus mata kuliah Penelitian dan hasrat ingin tahu manusia. Pertemuan ke- : 1 dan 2 1. Pengantar Perkuliahan/ Silabus. 2.

Lebih terperinci

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN MATERI KULIAH : METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN SEMESTER : GENAP

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN MATERI KULIAH : METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN SEMESTER : GENAP MATA KULIAH : METODE PENELITIAN MATERI KULIAH : METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN SEMESTER : GENAP TAHUN AKADEMIK : 2007/2008 MODUL/TATAP MUKA KE : 1 PENYUSUN

Lebih terperinci

Pertemuan 4. Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis

Pertemuan 4. Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis Pertemuan 4 Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menjelaskan bentuk-bentuk hipotesis. Menguraikan tentang Kerangka Berfikir

Lebih terperinci

masalah / isu latarbelakang masalah tujuan dan kontribusi

masalah / isu latarbelakang masalah tujuan dan kontribusi (1) masalah / isu latarbelakang masalah tujuan dan kontribusi PENGAMATAN mengidentifikasi minat bidang penelitian DEFINISI MASALAH menentukan masalah penelitian KERANGKA TEORITIS mengidentifikasi dan menguraikan

Lebih terperinci

MASALAH PENELITIAN. Hal yang paling krusial dalam kegiatan penelitian : Merumuskan masalah

MASALAH PENELITIAN. Hal yang paling krusial dalam kegiatan penelitian : Merumuskan masalah MASALAH PENELITIAN Kegiatan penelitian mencakup dua tahap : 1. Penemuan masalah 2. Penemuan pemecahannya Hal yang paling krusial dalam kegiatan penelitian : Merumuskan masalah Definisi masalah : Situasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya 6 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk

Lebih terperinci

MATERI KULIAH: METODOLOGI PENELITIAN

MATERI KULIAH: METODOLOGI PENELITIAN MATERI KULIAH: METODOLOGI PENELITIAN MASALAH PENELITIAN [Perumusan Masalah Dalam Penelitian] 2014 Oleh: Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH. NIP. 19740112 199803 1 002 E-Mail: aditya.12st@gmail.com Blog:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam pembangunan. Berhasil tidaknya suatu pembangunan tergantung pada sumber daya manusianya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan ( library research) yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan) baik berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan gaya kepemimpinan guna memotivasi guru dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan gaya kepemimpinan guna memotivasi guru dalam 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan gaya kepemimpinan guna memotivasi guru dalam pembelajaran di MTsN I Model Palangka

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin Korelasi Antara Kemampuan Merespon Pelajaran Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Kelas VII SMP Negeri 2 Monta Tahun Pelajaran 2013/2014 Fahruddin Abstrak: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

MENULIS PROPOSAL PENELITIAN: METODE PENELITIAN KUANTITATIF (PART II)

MENULIS PROPOSAL PENELITIAN: METODE PENELITIAN KUANTITATIF (PART II) SMART WRITER MENULIS PROPOSAL PENELITIAN: METODE PENELITIAN KUANTITATIF (PART II) MUFID, S.AG., SS., M.HUM Disampaikan pada kegiatan pelatihan Smart Writer: Penulisan Proposal Penelitian yang diselenggarakan

Lebih terperinci

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN PENENTUAN MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN PENENTUAN MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF TUGAS METODOLOGI PENELITIAN PENENTUAN MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF Disusun Oleh : 1. Wahyu Sekti Retnaningsih 2. Susilowati Halim 3. Sulis 4. Winarno 5. Rika Program Magister Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

BAB II METODE ILMIAH

BAB II METODE ILMIAH SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB II METODE ILMIAH Dra. Ely Rudyatmi, M.Si Dra. Endah Peniati, M.Si Dr. Ning Setiati,M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Pengertian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori

Lebih terperinci

Meningkatkan Perhatian Siswa Kelas V SDN 2 Salakan Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Diskusi

Meningkatkan Perhatian Siswa Kelas V SDN 2 Salakan Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Diskusi Meningkatkan Perhatian Siswa Kelas V SDN 2 Salakan Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Diskusi Tirsa Debby Natalia Amu, Jamaludin, dan Hasdin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah sebuah cara untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan ilmiah. Rumusan masalah penelitian hanya dapat dijawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan era globalisasi, diperlukan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan era globalisasi, diperlukan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk menghadapi tantangan era globalisasi, diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan berpikir dan intelektual tinggi, yaitu mencakup kemampuan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian Konvensional Bowo Wahyu Hidayat (10320090) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Kualitas

Lebih terperinci

PENELITIAN KUANTITATIF

PENELITIAN KUANTITATIF PENELITIAN KUANTITATIF Acuan: Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Ishafit, Prodi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan Proses Penelitian Kuantitatif

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS VII DI SMPN 1 BANYAKAN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTECSTUAL TEACHING LEARNING DALAM PENINGKATAN LIFE SKILL PELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI I DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL

PENERAPAN MODEL CONTECSTUAL TEACHING LEARNING DALAM PENINGKATAN LIFE SKILL PELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI I DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL PENERAPAN MODEL CONTECSTUAL TEACHING LEARNING DALAM PENINGKATAN LIFE SKILL PELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI I DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL Dewi Amaliah Nafiati ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Tylor sebagaimana yang dikutip oleh Lexi Moleong menyebutkan bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Tylor sebagaimana yang dikutip oleh Lexi Moleong menyebutkan bahwa 105 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Pendekatan, dan Model Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriprif kualitatif naratif. Menurut Bogdan dan Tylor sebagaimana yang dikutip oleh Lexi Moleong

Lebih terperinci

Kemampuan Berfikir Asosiatif Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Oleh Andewi Suhartini 2014

Kemampuan Berfikir Asosiatif Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Oleh Andewi Suhartini 2014 KEMAMPUAN BERPIKIR ASOSIATIF MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Penelitian pada Mahasiswa Semester V Kelas C Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung PADA Mata Kuliah Filsafat

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH OLEH: RUDI SUSILANA

IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH OLEH: RUDI SUSILANA IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH OLEH: RUDI SUSILANA OVERVIEW Penelitian (pengertian dan pentingnya penelitian) Pemecahan Masalah dan Metode Ilmiah Pengertian Masalah Penelitian Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

IV 1a SILABUS INDEX LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN BAB IV

IV 1a SILABUS INDEX LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN BAB IV IV 1a SILABUS INDEX BAB IV LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN IV 2a SILABUS INDEX Secara Umum : Pemilihan tema, topik dan judul penelitian Identifikasi kebutuhan obyektif (latar belakang) penelitian Identifikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan kewarganegaraan pada hakekatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati

Lebih terperinci

KESIAPAN PARA GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM DALAM MERESPON PERUBAHAN KURIKULUM

KESIAPAN PARA GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM DALAM MERESPON PERUBAHAN KURIKULUM KESIAPAN PARA GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM DALAM MERESPON PERUBAHAN KURIKULUM MAESAROH LUBIS Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya maylub13@gmail.com ABSTRAK Kurikulum merupakan bagian dari suatu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional

BAB I PENDAHULUAN. terhadap konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat menaikan harkat dan martabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak didik ke kedewasaan. 1 Seperti halnya dalam pendidikan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rosita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rosita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam rangkaian peristiwa sejarah, sejarah identik dengan konsep perubahan dimana konsep ini mengindikasikan bahwa segala hal yang ada didunia ini pasti mengalami

Lebih terperinci

KERANGKA ISI LAPORAN PENELITIAN

KERANGKA ISI LAPORAN PENELITIAN KERANGKA ISI LAPORAN PENELITIAN 1) JUDUL, Pernyataan mengenai maksud penulisan laporan penelitian 2) Nama dan tim peneliti 3) KATA PENGANTAR 4) ABSTRAK 5) DAFTAR ISI 6) DAFTAR TABEL 7) DAFTAR GAMBAR 8)

Lebih terperinci

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II) PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, manusia adalah sebagai sumber data utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, sifatnya mutlak dalam kehidupan baik dalam kehidupan seseorang, keluarga

Lebih terperinci

PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF Penelitian adalah suatu bentuk pengajuan atau penawaran sebuah gagasan atau pemikiran untuk menemukan jawaban suatu masalah secara sistematis, metodologis dan komprehensif,

Lebih terperinci

1 KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HlPOTESlS DALAM PENELlTl AN MAKALAH

1 KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HlPOTESlS DALAM PENELlTl AN MAKALAH 1 KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HlPOTESlS DALAM PENELlTl AN MAKALAH Disampaikan Pada Semiloka Penyusunan Program PLSP Pamong Belajar dan Staf Administrasi Balai Pengembangan Kelompok Belajar Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

Lebih terperinci

MASALAH DAN LATAR BELAKANG MASALAH

MASALAH DAN LATAR BELAKANG MASALAH MASALAH DAN LATAR BELAKANG MASALAH Penelitian berangkat dari masalah karena penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah. Penelitian yang sistematis diawali dengan suatu persoalan. John Dewey menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksudnya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya menusia. 1 Pengalaman pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya menusia. 1 Pengalaman pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu Negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan Bangsa, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrakurikuler PAI di sekolah ini cukup tinggi dan beragam.

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrakurikuler PAI di sekolah ini cukup tinggi dan beragam. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Jenis Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP 17 1 Pagelaran Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa tingkat intensitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari kata Yunani methodos yang merupakan sambungan kata depan meta (secara harfiah berarti menuju, melalui, mengikuti sesudah) dan kata benda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini guna mencapai tujuan yang diharapkan diperlukan suatu metode yang tepat. Dengan demikian, maka peneliti membuat suatu

Lebih terperinci

RAGAM / JENIS PENELITIAN

RAGAM / JENIS PENELITIAN RAGAM / JENIS PENELITIAN Suatu landasan teori dari suatu penelitian tertentu atau karya ilmiah juga disebut sebagai studi literature atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis penting adalah

Lebih terperinci

Perumusan Masalah Penelitian

Perumusan Masalah Penelitian Perumusan Masalah Penelitian Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pendahuluan Pentingnya Masalah Masalah penelitian adalah alasan utama mengapa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Jenis Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMPN 17 Kota Bandar Lampung Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perubahan di segala bidang terus berkembang pesat, dan kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan itu, terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang kehidupan. Dengan manajemen, kinerja sebuah organisasi dapat berjalan secara maksimal. Demikian juga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, sebagaimana yang dikatakan Bogdan dan Taylor yang dirujuk oleh Lexy J. Moleong, bahwasanya metode kualitatif

Lebih terperinci

DATA DAN VARIABEL PENELITIAN

DATA DAN VARIABEL PENELITIAN DATA DAN VARIABEL PENELITIAN Dahulu, orang menganggap bahwa penelitian berhubungan dengan tabung reaksi, dan berbagai percobaan (eksperimen). Setidaknya suatu penelitian dianggap menghasilkan sesuatu yang

Lebih terperinci

A. Pengertian Hipotesis Setelah menemukan fenomena penelitian kemudian menyusun desain penelitian dan rerangka konseptual penelitian, langkah

A. Pengertian Hipotesis Setelah menemukan fenomena penelitian kemudian menyusun desain penelitian dan rerangka konseptual penelitian, langkah PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode merupakan suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian adalah semua kegiatan pencarian penyelidikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN KUANTITATIF. Imam Gunawan

METODE PENELITIAN KUANTITATIF. Imam Gunawan METODE PENELITIAN KUANTITATIF Imam Gunawan METODE PENELITIAN KUANTITATIF Memusatkan perhatiannya pada gejala-gejala yang mempunyai karakteristik tertentu dalam kehidupan manusia, yang dinamakan variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terlalu sulit untuk dipecahkan. Menurut Joko Subagyo :

BAB III METODE PENELITIAN. terlalu sulit untuk dipecahkan. Menurut Joko Subagyo : 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Dalam memecahkan suatu permasalahan yang ada pada setiap penelitian, berbagai metode digunakan oleh para peneliti. Dengan penggunaan suatu metode,

Lebih terperinci

Pertanyaan penelitian: Apakah saya sudah merumuskan pertanyaan penelitian secara spesifik? Apakah saya sudah punya hipotesis dalam benak?

Pertanyaan penelitian: Apakah saya sudah merumuskan pertanyaan penelitian secara spesifik? Apakah saya sudah punya hipotesis dalam benak? Key Questions Justifikasi studi: Apakah saya sudah mengidentifikasi secara spesifik masalah yang ingin saya teliti? Apakah saya sudah menandai apa yang akan saya lakukan terhadap masalah itu? Apakah saya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III SD Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III SD Negeri BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III SD Negeri 020 Padang Mutung Kecamatan Kampar, dengan jumlah siswa 18 orang, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran untuk menunjang kelancaran jalannya

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Dra. Siti Sriyati, M.Si, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung Penelitian Tindakan Kelas atau biasa disebut PTK atau dalam dalam bahasa

Lebih terperinci

Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi

Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi PEMILIHAN TOPIK DAN OUTLINE PENULISAN KARYA ILMIAH Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Universitas Indo Global Mandiri Palembang PENDAHULUAN Menulis itu mudah, terutama bagi yang mau menulis Jadi, syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tingkat metodologi, sejak awal pertumbuhan ilmu-ilmu sosial sudah dikenal ada dua mazhab penelitian sosial. Dalam konteks ini Sanapiah Faisal membaginya menjadi 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata lain, metodologi adalah suatu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Pertemuan 4

METODOLOGI PENELITIAN. Pertemuan 4 METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 4 Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Apakah Masalah itu? Suatu kesulitan yang dirasakan, konkrit dan memerlukan solusi. Suatu kesenjangan (discrepancy) antara

Lebih terperinci

Analisis kesesuaian rpp dan pelaksanaan pembelajaran IPA berdasarkan Kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Madiun

Analisis kesesuaian rpp dan pelaksanaan pembelajaran IPA berdasarkan Kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Madiun SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 218 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variable Menurut Sumadi Suryabrata, variabel sering diartikan gejala yang menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah, guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian, guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, manusia tentu memerlukan lahan atau tempat sebagai fondasi untuk menjalankan aktifitasnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu kegiatan guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu kegiatan guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. 1 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. 1 Sedangkan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. postpositivistik, karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Filsafat

BAB III METODE PENELITIAN. postpositivistik, karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Filsafat BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode postpositivistik, karena

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI

PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI PEDOMAN PENYUSUNAN SKRIPSI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN OLEH TIM PENYUSUN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan sehingga mendapatkan hasil yang optimal (Arikunto,1998), sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan sangat cepat yang mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi perkembangan IPTEK tersebut

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENOLAK PADA TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING SISWA KELAS X-1 MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 KOTA KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BERMAIN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perubahan di segala bidang terus berkembang pesat, dan kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan itu, terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 103 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan alat yang sangat penting dalam mengembangkan pengetahuan, untuk meningkatkan kemajuan, dan untuk memungkinkan manusia berhubungan secara efektif dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran IPS masih dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan lembaga yang berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kualifikasi dan kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara untuk menguasai suatu tujuan penelitian. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 78 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik cakap secara pengetahuan, tetapi juga cakap dalam ranah sikap dan keterampilan. Kecapakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Guna mengungkap realita sosial yang ada dalam usaha untuk memaknai sebuah pesan dalam khutbah yang disampaikan oleh H. Sunarto di beberapa masjid

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL Husnah Guru SDN 001 Pasar Inuman Kecamatan Inuman husnah683@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang

Lebih terperinci

INDIKATOR MATERI POKOK PENGALAMAN BELAJAR PENILAIAN

INDIKATOR MATERI POKOK PENGALAMAN BELAJAR PENILAIAN SILABUS Mata kuliah/kode Prasyarat Bobot SKS/semester Standar Kompetensi : Metode Kuantitatif : Statistik Sosial : 2SKS : Mahasiswa memiliki kemampuan menganalisa dan menginterprestasi hasil melalui penyebaran

Lebih terperinci