MASALAH DAN LATAR BELAKANG MASALAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MASALAH DAN LATAR BELAKANG MASALAH"

Transkripsi

1 MASALAH DAN LATAR BELAKANG MASALAH MASALAH DAN CARA MEMILIH MASALAH A. Pengertian masalah. Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada seorangpun yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik. Berikut merupakan pengertian masalah menurut beberapa ahli dan kamus Bahasa Indonesia: 1. Munurut kamus BBI, Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan. 2. Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana. 3. Menurut James Stoner, Masalah suatu situasi menghambat organisasi untuk mencapai satu atau lebih tujuan. 4. Menurut Prajudi Atmosudirjo, Masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari apa yang diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan. 5. Menurut Roger Kaufman, Masalah adalah suatu kesenjangan yang perlu ditutup antara hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang diharapkan. 6. Menurut Dorothy Craig, Masalah adalah situasi atau kondisi yang akan datang dan tidak diinginkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan. B. Mencari masalah penelitian yang benar. Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan, seringkali membuat seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang paling layak diantara beberapa masalah tersebut. Hal yang penting dijadikan pegangan dalam memilih masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan dan penentuan terakhir adalah terletak pada peneliti itu sendiri. Sebelum memilih masalah, terlebih dahulu peneliti harus menentukan topik penelitian. Untuk menentukan topik penelitian Narbuko dan Achmadi (2002) menyampaikan bahwa sebelum menentukan topik penelitian, seorang peneliti harus terlebih dahulu menanyakan pada diri sendiri tentang beberapa pertanyaan berikut: Apakah topik tersebut dapat dijangkaunya/ dikuasainya (manageble topic)? Apakah bahan-bahan/ data-data tersedia dengan cukup (obtainable data)? Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)? Apakah topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)? Setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah penelitian yang sesuai dengan topik tersebut. Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar 1

2 masalah yang dipilih layak dan relevan untuk diteliti diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002), meliputi: 1. Masalah masih baru. Baru dalam hal ini adalah masalah tersebut belum pernah diungkap atau diteliti oleh orang lain dan topik masih hangat di masyarakat, sehingga agar tidak sia-sia usaha yang dilakukan, sebelum menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal penelitian maupun media elektronik tentang penelitian terkini. 2. Aktual. Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi di masyarakat. Sebagai contoh, ketika seorang dosen keperawatan akan meneliti tentang masalah gangguan konsep diri pada pasien yang telah mengalami hemodialise berulang, maka sebelumnya peneliti tersebut harus melakukan survey dan memang menemukan masalah tersebut, meskipun tidak pada semua pasien. 3. Praktis. Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, artinya hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu pemborosan atau penghamburan sumber daya tanpa manfaat praktis yang bermakna. 4. Memadai. Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas, tetapi juga tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan memberikan hasil yang kurang jelas dan menghamburkan sumber daya, sebaliknya masalah penelitian yang terlalu sempit akan memberikan hasil yang kurang berbobot. 5. Sesuai dengan kemampuan peneliti. Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan di bidang yang akan diteliti, jika tidak, hasil penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis. 6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah. Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undangundang ataupun adat istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena akan banyak menemukan hambatan dalam pelaksanaan penelitiannya nanti. 7. Ada yang mendukung. Setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga sejak awal sudah dipertimbangkan darimana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak jarang masalah-masalah penelitian yang menarik akan mendapatkan sponsor dari instansi-instansi pendukung, baik pemerintah maupun swasta. Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, sebelum melakukan pemilihan masalah penelitian, maka peneliti harus menjawab beberapa pertanyaan berikut agar masalah yang diteliti layak dan relevan (Notoatmodjo, 2002): a. Apakah masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang sedang hangat di dalam masyarakat saat ini? b. Apakah masalah tersebut benar-benar aada di dalam masyarakat? c. Sejauh mana masalah tersebut dirasakan? Apakah penduduk atau masyarakat merasakan masalah tersebut? d. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kelompom tertentu, misalnya ibu hamil, bayi, atau anak balita? e. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan masalah sosial, kesehatan atau ekonomi yang luas? 2

3 f. Apakah masalah tersebut berhubungan dengaan kativitas program yang sedang berjalan? g. Siapa lagi yang tertarik atau terlibat dalam masalah tersebut? Dengan beberapa pertimbangan dan pertanyaan tersebut, diharapkan akan dapat dirumuskan masalah penelitian yang layak dan relevan, sehingga masalah penelitian memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun aplikatif. C. Memilih Masalah Penelitian. Masalah penelitian yang biasa dilakukan untuk thesis ataupun desertasi pada umumnya memusat pada peristiwa di bidang pendidikan yang diharapakan untuk menguraikan, menjelaskan, dan mengembangkan suatu solusi. Dalam menentukan suatu masalah penelitian memerlukan suatu pengertian yang mendalam dan imajinasi (Borg, 1983:72). Pemilihan masalah penelitian yang tepat adalah masalah bagaimana menanyakan pertanyaan yang baik yaitu pertanyaan yang sesuai dan penting dalam konteks pendidikan. Meskipun tidak ada seperangkat standar prosedur untuk memilih masalah penelitian, pertimbangan faktor-faktor khusus perlu diperhatikan. Masalah penelitian harus menarik baik dari segi peneliti maupun komunitas pendidikan.(wiersma.1986:29) Seluruh proses pencarian masalah penelitian adalah suatu langkah yang penting untuk menjadi seorang yang profesional, sehingga hasil yang ia capai dalam penelitian tersebut dapat mendukung profesinya berupa pengalaman yang berharga, memperoleh informasi dan pengetahuan (Borg,1983: 72-73). Untuk memilih/menemukan suatu masalah yang spesifik dalam penelitian menurut Borg (1983: 75-82).yang harus dilakukan yaitu: 1. Mengidentifikasi lingkup masalah. Langkah yang dapat ditempuh adalah menuliskan sebanyak mungkin tipe-tipe kajian yang akan dilakukan dan aspek-aspek khusus yang paling menarik setelah area minat profesional telah teridentifikasi, carilah masalah-masalah yang lebih khusus dalam area ini yang dapat membentuk dasar-dasar untuk tesis. 2. Bekerja pada suatu team proyek penelitian. Kerja pada kelompok biasanya berkenaan dengan studi yang lebih besar dan canggih dibanding bila dilakukan perorangan oleh karenanya keterlibatan kerja ini memberikan banyak hal tentang prosedur. Keuntungan lain adalah kesempatan belajar akan kerja team penelitian akan bermanfaat dimasa yang akan datang. Juga banyak hal yang dapat dipelajari dari anggota tim lain. Walau mempunyai keuntungan, kerja proyek kelompok juga mempunyai kekurangan, barangkali yang paling terlihat adalah hilangnya kesempatan untuk menemukan dan mengembangkan masalahnya sendiri. 3. Membaca literatur-literatur. Membaca dalam artian membaca yang terprogram dan sistimatis. Carlah referensireferensi terbaru yang sesuai dengan studi kemudian seleksi 2 atau lebih buku referensi dan buatlah review bab-bab yang bersangkutan. Kegiatan membaca ini akan membantu mempersempit perhatian pada satu atau lebih sub topik yang khusus. 4. Meneliti teori-teori yang sudah ada. Secara sederhana teori adalah penjelasan peristiwa fisik maupun perilaku. Teori terdiri dari generalisasi (dalam ilmu-ilmu fisik disebut hukum) dan konstruk. Generalisasi adalah pernyataan hubungan antara 2 atau lebih peristiwa; generalisasi dapat digunakan untuk memprediksi peristiwa. Misalnya, pernyataan bahwasanya tutor individu mengakibatkan prestasi sekolah meningkat adalah generalisasi. Bila 3

4 generalisasi dianggap benar, maka kita dapat memprediksi bahwasanya seorang murid yang bila diberikan tutorial akan menunjukkan peningkatan dalam prestasi. Konstruk adalah sejenis konsep yang digunakan dalam penelitian ilmiah untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa yang memberikan elemen-elemen serupa. Contoh konstruk adalah motivasi, prestasi, kemampuan belajar, intelegensi dan nilai. Konstruk biasanya didefinisikan dalam istilah yang operasional yang membutuhkan pengukuran. Misalnya inteligensi didefinisikan dalam istilah skor yang berasal dari hasil test intelegensi. Pengukuran operasional konstruk biasanya disebut variabel karena tingkat konstruk yang ditunjukkan subyek yang berbeda bervariasi. Penelitian teoritis biasanya terdiri atas pengetahuan hipotesis (spekulasi tentang hubungan 2 variabel atau lebih). Ada beberapa keuntungan melakukan penelitian teoritis dalam pendidikan. Pertama, teori cenderung memfokuskan arah penelitian. Kedua teori dapat memberikan dasar rasional yang digunakan untuk menjelaskan atau menginterprestasi hasil-hasil penelitian. Keuntungan yang lain adalah studi semacam ini dapat membantu perkembangan suatu teori dan teori yang baik akan memungkinkan peneliti melakukan prediksi situasi dalam rentang yang luas. 5. Melakukan replikasi penelitian. Replikasi penelitian ini digunakan untuk: a. Mengecek penemuan-penemuan studi yang sangat penting. Replikasi semacam ini penting dalam membantu menguatkan atau menggugurkan validitas bukti baru. b. Untuk mengecek validitas penemuan-penemuan penelitian pada populasi yang berbeda. Tanpa replikasi kita tidak mampu untuk menentukan tingkat aplikasi penemuan-penemuan pada pupulasi lain. c. Untuk mengecek kecenderungan atau pembahasan dari waktu ke waktu. d. Untuk mengecek penemuan-penemuan penting dengan menggunakan metodologi yang berbeda. Menurut Nasution (1996:16) Masalah dapat dipilih berdasarkan pertimbangan pribadi dan praktis, misalnya: 1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa ingin tahu pada peneliti? 2. Apakah masalah itu sesuai dengan jurusan, kemampuan dan latar belakang pendidikannya? 3. Apakah masalah memerlukan alat-alat khusus dan kondisi kerja yang dapat dipenuhi oleh calon peneliti? 4. Apakah dengan metode tertentu dapat dikumpulkan data yang diperlukan? 5. Apakah calon peneliti dapat menaggung segala pembiayaannya? 6. Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang tersedia? Kriteria lain yang bersifat ilmiah yang perlu diperhatikan, agar masalah penelitian itu memberikan sumbangan kepada perkembangan pengetahuan antara lain: 1. Masalah hendaknya bertalian dengan konsep-konsep yang pokok atau hubungan antara konsep-konsep yang pokok. 2. Masalah itu hendaknya mengembangkan atau memperluas cara mentes suatu teori. 3. Masalah itu memberi sumbangan kepada pengembangan metodologi penelitian dengan menemukan alat, teknik, atau metode baru. 4. Masalah itu hendaknya memanfaatkan konsep-konsep, teori, atau data dan teknik dari disiplin-disiplin yang bertalian. 4

5 5. Masalah itu hendaknya dituangkan dalam desain yang cermat dengan uraian yang teliti mengenai variabel-variabelnya serta menggunakan metode-metode yang paling sesuai. (Nasution,1996:16) JENIS-JENIS DAN CARA MERUMUSKAN MASALAH A. Jenis-Jenis Masalah Penelitian. 1. Berdasarkan tingkat eksplanasinya. Masalah penelitian bisa diklasifikasikan ke dalam tiga jenis bentuk masalah penelitian yaitu deskriptif, komparasi, dan asosiasi (Sugiyono, 1994:36-39, Arikunto (1993: 28-31). a. Permasalahan Deskriptif. Permasalahn deskrptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan dan menghubungkan antar variabel. Contoh dalam bentuk rumusan masalah penelitian: 1) Bagaimana sikap masyarakat Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang terhadap KB Mandiri? 2) Bagaimanakah tingkat pemahaman unsur-unsur intrinsik puisi siswa kelas VII SMP 2 Tulakan Tahun pelajaran ? b. Permasalahan Komparatif. Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan suatu variabel pada dua sampel atau lebih. Contoh dalam bentuk rumusan masalah penelitian: 1) Adakah perbedaan kemampuan berpidato antara siswa yang bersasal dari SLTP negeri dengan siswa yang berasal dari SLTP swasta? 2) Adakah kesamaan pola pengembangan karangan berita pada majalah dengan berita pada surat kabar? 3) Mana yang lebih tinggi prestasi siswa anak guru dengan anak wiraswata? c. Permasalahan Asosiatif Permasalahan ini menghubungkan dua variabel atau lebih baik berupa hubungan simetris, kausal, maupun interaktif. 1) Hubungan simetris/korelasi sejajar. Hubungan simetris atau korelasi sejajar adalah suatu hubungan antara dua variabel yang kedudukannya sejajar, tidak ada hubungan kausal. Contoh dalam bentuk rumusan masalah: a) Adakah hubungan antara kemampuan dibidang matematik dengan kemampuan dibidang bahasa? b) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah? 2) Hubungan kausal. Hubungan kausal adalah hubungan yang menunjukkan sebab akibat. Dengan demikian ada variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Contoh dalam rumusan masalah: a) Adakah pengaruh banyaknya pujian terhadap semangat belajar siswa? 5

6 b) Seberapa besar pengaruh pengetahuan jenis karangan terhadap kemampuan mengarang? 3) Hubungan interaktif Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling memepengaruhi. Dalam jenis ini tidak diketahui mana varibel bebas dan mana variabel terikat. Contoh dalam rumusan masalah: a) Adakah hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa SMU? b) Adakah hubungan antara kepandaian dengan kekayaan? B. Cara Merumuskan Masalah Penelitian yang Benar. Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan. Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti. 1. Kriteria Masalah Penelitian Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian. a. Memiliki nilai penelitian Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif. b. Memiliki fisibilitas Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab. 2. Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain: a. Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut. b. Batas-batas masalah yang jelas. c. Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya. d. Adanya biaya yang diperlukan. e. Tidak bertentangan dengan hukum. f. Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti. 3. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain: a. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut. b. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat. c. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah. d. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut. e. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. f. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama. 4. Sumber Masalah Penelitian Sumber masalah penelitian, antara lain: a. Buku bacaan atau laporan hasil penelitian. b. Pengamatan sepintas. c. Pernyataan pemegang otoritas. d. Perasaan intuisi. 6

7 e. Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya. Berdasarkan topik atau masalah penelitian yang telah ditemukan maka dapat dilakukan tahapan-tahapan penelitian berikutnya. Studi Pendahuluan dan Merumuskan Masalah. 1. Studi Pendahuluan. Setelah calon peneliti memilih dan menemukan masalah, langkah selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mendalami permasalahan sehingga calon peneliti benar-benar dapat mempersiapkan perencanaan selanjutnya. Studi pendahuluan ini mempunyai tujuan sebagaj berikut: a. Agar peneliti tidak mengulang hasil penelitian orang lain. b. Mengetahui dengan pasti apa yang diteliti. c. Mengetahui di mana atau kepada siapa data atau informasi dapat diperoleh. d. Memahami bagaimana teknik atau cara memperoleh data atau informasinya. e. Dapat menentukan metode yang tepat untuk menganalisis data atau informasi tersebut. f. Memahami bagaimana harus mengambil kesimpulan dan cara memanfaatkan hasilnya. 2. Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Studi kepustakaan, yaitu membaca artikel, paper, buku-buku teori yang terkait, hasil penelitian sebelumnya, dan sebagainya. b. Bertanya, berkonsultasi dengan seseorang yang dianggap ahli atau narasumber. c. Kunjungan ke lokasi atau ke daerah di mana masalah penelitian itu bersumber. 3. Bentuk-bentuk rumusan masalah. a. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. b. Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. c. Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif. 4. Merumuskan Masalah. Setelah pengidentifikasian, pemilihan masalah, dan melakukan studi pendahuluan serta sudah yakin terhadap masalah yang dipilih, kemudian dilakukan perumusan masalah penelitian. Hasil perumusan masalah itu dapat dijadikan topik atau judul penelitian. Perumusan masalah penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Rumusan masalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusia. b. Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain. c. Rumusan masalah penelitian bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada. 7

8 d. Perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia. e. Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung pemecahan masalah penelitian. f. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis). g. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian. 5. Cara untuk memformulasikan masalah. a. Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian eksperimental. b. Dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori. 6. Fungsi Perumusan Masalah Penelitian. Fungsi perumusan masalah, antara lain: a. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan. b. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan. c. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya. d. Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian. KESIMPULAN 1. Masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan. 2. Cara Mencari masalah penelitian yang benar yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002), meliputi: a. Masalah masih baru. a. Aktual. b. Praktis. c. Memadai. 8

9 d. Sesuai dengan kemampuan peneliti. e. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah. f. Ada yang mendukung. 3. Memilih Masalah Penelitian. Untuk memilih/menemukan suatu masalah yang spesifik dalam penelitian menurut Borg (1983: 75-82).yang harus dilakukan yaitu: a. Mengidentifikasi lingkup masalah. b. Bekerja pada suatu team proyek penelitian. c. Membaca literatur-literatur. d. Meneliti teori-teori yang sudah ada. e. Melakukan replikasi penelitian. 4. Jenis-Jenis Masalah Penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya masalah penelitian bisa diklasifikasikan ke dalam tiga jenis bentuk masalah penelitian yaitu deskriptif, komparasi, dan asosiasi (Sugiyono, 1994:36-39, Arikunto (1993: 28-31). 5. Cara Merumuskan Masalah Penelitian yang Benar. Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti. a. Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain: 1) Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut. 2) Batas-batas masalah yang jelas. 3) Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya. 4) Adanya biaya yang diperlukan. 5) Tidak bertentangan dengan hukum. 6) Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti. b. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik. 1) Bersifat orisinil.dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat. 2) Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah. 3) Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut. 4) Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. 5) Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama. c. Bentuk-bentuk rumusan masalah. 1) Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri 2) Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. 3) Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif. d. Fungsi perumusan masalah, antara lain: 1) Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan. 9

10 2) Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. 3) Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. 4) Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian. DAFTAR PUSTAKA Addriadi, Irfan Cara Memformulasikan masalah penelitian ( Didownload tanggal 09 April 2013 pukul 16:00 WIB. Arikunto, Suharsimi Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Husada, Dian Cara merumuskan masalah penelitian ( Didownload tanggal 06 April 2013 pukul 10:13 WIB. Mulyanto, Agus Jenis-jenis masalah penelitian ( Didownload tanggal 06 April 2013 pukul 09:00 WIB. Sahut, Suyatno Pengertian Masalah dan Jenis Masalah ( Didownload tanggal 06 April 2013 pukul 16:15 WIB. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: IKAPI. Oleh: Maulidiah Novita Dewi (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian dosen pengampu Afid Burhanuddin, M.Pd.) 10

MEMILIH DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN

MEMILIH DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN Memilih dan merumuskan masalah penelitian 28 MEMILIH DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN Yektiningtyastuti* Abstarct The lecturer of nursing and midwifery must do Tri Dharma Perguruan Tinggi, who has responsibility

Lebih terperinci

MEMILIH DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN

MEMILIH DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN MEMILIH DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN 28 Memilih dan merumuskan penelitian MEMILIH DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN Yektiningtyastuti* Abstarct The lecturer of nursing and midwifery must do Tri Dharma

Lebih terperinci

Sifat dan Jenis penelitian Objek yang diteliti Subjek penelitian Lokasi / daerah penelitian Tahun / waktu terjadinya peristiwa

Sifat dan Jenis penelitian Objek yang diteliti Subjek penelitian Lokasi / daerah penelitian Tahun / waktu terjadinya peristiwa Merumuskan Judul Ada orang berpendapat bahwa sebaiknya judul penelitian ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak peneliti dengan kegiatannya itu. Sebalinya, adapula

Lebih terperinci

Masalah dalam Penelitian Pendidikan

Masalah dalam Penelitian Pendidikan Masalah dalam Penelitian Pendidikan Afid Burhanuddin Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu mengidentifikasikan masalah-masalah dalam penelitian pendidikan Indikator Mahasiswa mampu memahami pengertian masalah

Lebih terperinci

MASALAH PENELITIAN SURVEI

MASALAH PENELITIAN SURVEI MASALAH PENELITIAN SURVEI PENELITIAN SURVEI DAN PENGGOLONGANNYA (a) (b) Ditinjau dari kelompok responden yang disurvei dapat digolongkan menjadi 2 yaitu survei populasi yang kemudian dikenal dengan sensus

Lebih terperinci

BAB 3 Masalah Penelitian METODE PENELITIAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB 3 Masalah Penelitian METODE PENELITIAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM. BAB 3 Masalah Penelitian METODE PENELITIAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM. PERMASALAHAN PENELITIAN MASALAH PENELITIAN SEBAGAI DASAR MENGAPA PENELITIAN DILAKUKAN PERMASALAHAN DITUANGKAN DALAM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI) PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI) Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI Pendahuluan Skripsi Propsal Penelitian adalah sebuah konsep rencana pra penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa untuk mempersiapkan berbagai prosedur yang akan

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian umumnya dimulai dengan adanya permasalahan yang perlu

BAB 3 PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian umumnya dimulai dengan adanya permasalahan yang perlu BAB 3 PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Permasalahan Penelitian Penelitian umumnya dimulai dengan adanya permasalahan yang perlu dicari pemecahanya atau jawaban secara ilmiah. Pertemuan

Lebih terperinci

MATERI KULIAH: METODOLOGI PENELITIAN

MATERI KULIAH: METODOLOGI PENELITIAN MATERI KULIAH: METODOLOGI PENELITIAN MASALAH PENELITIAN [Perumusan Masalah Dalam Penelitian] 2014 Oleh: Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH. NIP. 19740112 199803 1 002 E-Mail: aditya.12st@gmail.com Blog:

Lebih terperinci

Hakikat, kedudukan, dan Strategi Perumusan Masalah Penelitian. E. Sulyati, Dra., M.Pd. Dosen STMIK Sumedang

Hakikat, kedudukan, dan Strategi Perumusan Masalah Penelitian. E. Sulyati, Dra., M.Pd. Dosen STMIK Sumedang Hakikat, kedudukan, dan Strategi Perumusan Masalah Penelitian E. Sulyati, Dra., M.Pd. Dosen STMIK Sumedang Abstrak Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang kini telah banyak dirasakan dalam mengatasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan data demi tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yang bersangkutan. Oleh sebab itu untuk memperolehnya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 Pokok Bahasan : Pengantar Perkuliahan /Silabus mata kuliah Penelitian dan hasrat ingin tahu manusia. Pertemuan ke- : 1 dan 2 1. Pengantar Perkuliahan/ Silabus. 2.

Lebih terperinci

IN062 -MetodePenelitianInformatika. 2. Proposal Penelitian

IN062 -MetodePenelitianInformatika. 2. Proposal Penelitian IN062 -MetodePenelitianInformatika 2. Proposal Penelitian Unsur Unsur Isi Proposal 1. Judul 2. Latar belakang & Perumusan Masalah 3. Tujuan dan Lingkup Penelitian 4. Tinjauan Pustaka 5. Landasan Teori

Lebih terperinci

TOPIK DAN MASALAH PENELITIAN. By: Eko B. Sulistio, S.Sos., M.AP

TOPIK DAN MASALAH PENELITIAN. By: Eko B. Sulistio, S.Sos., M.AP TOPIK DAN MASALAH PENELITIAN By: Eko B. Sulistio, S.Sos., M.AP TOPIK Kejadian/ Peristiwa (fenomena) yang akan dijadikan objek penelitian Topik tidak sama dengan judul, tetapi judul dapat sama dengan Topik

Lebih terperinci

PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIS

PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIS PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIS Berorientasi Pemecahan Masalah Oleh : Dr. Sulipan PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIS Berorientasi Pemecahan Masalah A. Pendahuluan Oleh : Dr. Sulipan Pada hakekatnya sebuah penelitian

Lebih terperinci

Pertemuan 4. Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis

Pertemuan 4. Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis Pertemuan 4 Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menjelaskan bentuk-bentuk hipotesis. Menguraikan tentang Kerangka Berfikir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Suatu penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. Dalam usaha untuk

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian

Pertemuan 3. Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian Pertemuan 3 Masalah, Variabel dan Paradigma Penelitian Learning Outcome Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Merumuskan masalah penelitian dan paradigma penelitian. Menerangkan tentang

Lebih terperinci

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN PENENTUAN MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN PENENTUAN MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF TUGAS METODOLOGI PENELITIAN PENENTUAN MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF Disusun Oleh : 1. Wahyu Sekti Retnaningsih 2. Susilowati Halim 3. Sulis 4. Winarno 5. Rika Program Magister Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH

PERTEMUAN 4 MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH PERTEMUAN 4 MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan masalah dan rumusan masalah. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 4.1. Menjelaskan masalah. 4.2. Menjelaskan

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan serta Siklus Ilmiah, Empirik Kerangka Teori, Kerangka Konsep, Definisi Operasional dan Hipotesis Penelitian

Ilmu Pengetahuan serta Siklus Ilmiah, Empirik Kerangka Teori, Kerangka Konsep, Definisi Operasional dan Hipotesis Penelitian KULIAH 2 Ilmu Pengetahuan serta Siklus Ilmiah, Empirik Kerangka Teori, Kerangka Konsep, 1 Definisi Operasional dan Hipotesis Penelitian dr. H. Engkus Kusdinar Ahmad, MPH Modul Metodologi Penelitian Rumpun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan untuk meneliti sesuatu sehingga dapat diambil kesimpulan. Metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR K A T A P E N G A N T A R Buku Pedoman Penyusunan Skripsi ini diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi, Universitas Budi Luhur, Jakarta. Tujuannya

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN PENELITIAN PENDIDIKAN

BAB 2 PERENCANAAN PENELITIAN PENDIDIKAN BAB 2 PERENCANAAN PENELITIAN PENDIDIKAN Kompetensi Khusus: Menerapkan Perencanaan Penelitian Pendidikan pada Rancangan Penelitian Pendahuluan Pada modul 1 telah dijelaskan mengenai tujuan dan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah Hotel Horison. Lokasi penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah Hotel Horison. Lokasi penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi dari penelitian ini adalah Hotel Horison. Lokasi penelitian ini berada di Bandung timur. Lokasi ini berada di Jl. Pelajar Pejuang 45 no. 121 Buah Batu.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai karena menyangkut langkah-langkah yang harus dilakukan

Lebih terperinci

A. HALAMAN JUDUL.

A. HALAMAN JUDUL. Usulan penelitian yang sering disebut Project Statement atau Research Proposal merupakan rencana penelitian mahasiswa yang hasilnya disusun dalam bentuk skripsi sebagai tugas akhir mahasiswa sebelum memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Maju mundurnya suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilakukan secara terencana dan cermat untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Konseling kelompok dalam penelitian ini adalah konseling kelompok yang diikuti siswa yang sering bermasalah disekolah yang dilakukan oleh ahli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa: BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono dalam buku metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D (2011, h. 6) metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha (UKM) adalah universitas swasta yang terletak di kota Bandung dan berdiri pada tahun 1965. Pada awal berdiri, UKM masih memiliki

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PROSEDUR PERUMUSAN

PENGERTIAN DAN PROSEDUR PERUMUSAN PENGERTIAN DAN PROSEDUR PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN Masalah biasa didefinisikan sebagai kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, atau kesenjangan antara teori dengan praktik, kesenjangan antara cita

Lebih terperinci

RESUME PERKULIAHAN MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR

RESUME PERKULIAHAN MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR RESUME PERKULIAHAN MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnowati, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN

PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan

Lebih terperinci

HANDI EKO PRASETYO.SKOM,MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

HANDI EKO PRASETYO.SKOM,MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON HANDI EKO PRASETYO.SKOM,MM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON Buku Acuan McMillan, J.H. & Schumacher, Sally. 2001. Research in Education.New York: Logman. Creswell, John W. 1994. Research Design, Qualitative

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi Karya tulis ilmiah memiliki kedudukan yang sangat penting. Mahasiswa harus menghasilkan karya ilmiah, baik berupa tugas akhir, skripsi atau

Lebih terperinci

UNSUR-UNSUR PROPOSAL PENELITIAN

UNSUR-UNSUR PROPOSAL PENELITIAN UNSUR-UNSUR PROPOSAL PENELITIAN Daftar Acuan: Amirin, Tatang M. 1986. Menyusun Rencana Penelitian. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

Perumusan Masalah Penelitian

Perumusan Masalah Penelitian Modul 1 Perumusan Masalah Penelitian Dr. Ir. Mahdiyah, M.Kes. PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT Studi Mandiri ini didasari dengan penguasaan modul Metode Penelitian yang sudah dipelajari pada semester sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Bertolak dari masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dengan mudah dapat dikenali variabel-variabel penelitiannya. Di dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap organisasi memiliki sumber daya manusia yang saling mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia sebagai tenaga penggerak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

Perumusan Masalah Penelitian

Perumusan Masalah Penelitian Perumusan Masalah Penelitian Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pendahuluan Pentingnya Masalah Masalah penelitian adalah alasan utama mengapa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2003: 11) penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2003: 11) penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (00: ) penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat kejelasan) dapat digolongkan sebagai berikut:. Penelitian deskriptif Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN KUANTITATIF. Imam Gunawan

METODE PENELITIAN KUANTITATIF. Imam Gunawan METODE PENELITIAN KUANTITATIF Imam Gunawan METODE PENELITIAN KUANTITATIF Memusatkan perhatiannya pada gejala-gejala yang mempunyai karakteristik tertentu dalam kehidupan manusia, yang dinamakan variabel.

Lebih terperinci

4) Judul Penelitian. 1) Latar Belakang Masalah. 2) Indikasi Masalah. 3) Batasan Masalah

4) Judul Penelitian. 1) Latar Belakang Masalah. 2) Indikasi Masalah. 3) Batasan Masalah 4) Judul Penelitian 1) Latar Belakang Masalah 2) Indikasi Masalah 3) Batasan Masalah 1 Bertolak dari masalah Pada penelitian kuantitatif judul menunjukkan variabel yang akan diteliti terutama variabel

Lebih terperinci

MODEL PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF UNTUK PENYUSUNAN SKRIPSI Drs. M.Jusuf Effendy)*

MODEL PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF UNTUK PENYUSUNAN SKRIPSI Drs. M.Jusuf Effendy)* MODEL PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF UNTUK PENYUSUNAN SKRIPSI Drs. M.Jusuf Effendy)* I. PENDAHULUAN Proposal Penelitian adalah: pedoman yang beisikan kegiiatankegiatan dan langkah-langkah sistematis yang

Lebih terperinci

Pertemuan 6 PERUMUSAN MASALAH DAN JUDUL PENELITIAN

Pertemuan 6 PERUMUSAN MASALAH DAN JUDUL PENELITIAN Pertemuan 6 PERUMUSAN MASALAH DAN JUDUL PENELITIAN Apakah Masalah itu? Menurut Albert Einstein The formulation of the problem is often more essential than its solution. Masalah timbul karena adanya tantangan,

Lebih terperinci

PERUMUSAN MASALAH DAN JUDUL PENELITIAN

PERUMUSAN MASALAH DAN JUDUL PENELITIAN PERUMUSAN MASALAH DAN JUDUL PENELITIAN Pertemuan 6 Apakah Masalah itu? Menurut Albert Einstein The formulation of the problem is often more essential than its solution. Masalah timbul karena adanya tantangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti semakin banyaknya jenis kosmetik diproduksi dalam negeri maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu langkah penting dalam melakukan penelitian, hal ini diperlukan oleh peneliti agar dapat menjelaskan maksud dari penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna pendekatan yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah. Adapun metode

Lebih terperinci

MASALAH PENELITIAN PERUMUSAN GARIS BESAR MASALAH

MASALAH PENELITIAN PERUMUSAN GARIS BESAR MASALAH MASALAH PENELITIAN SUMBER KRITERIA yg. SIGNIFIKAN Observasi biasa Deduksi dari teori Pustaka yang relevan Issue terkini Situasi praktis Wawasan personal PERUMUSAN GARIS BESAR MASALAH Menyajikan pengetahuan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

LANDASAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS LANDASAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN Yang diampu oleh Bpk. Gusnar Mustapa, S.E., M.M. Disusun oleh Kelompok III: EVI ARISTA

Lebih terperinci

PENELITIAN EX POST FACTO

PENELITIAN EX POST FACTO PENELITIAN EX POST FACTO Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA KEGIATAN PELATIHAN METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TANGGAL 27 S.D. 28 JUNI 2013. 1 PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pola Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yaitu kegiatan penelitian itu

Lebih terperinci

Penentuan hipotesis adalah menjadi bagian yang penting dalam melakukan dan merancang sebuah penelitian. Hipotesis merupakan bagian dari tujuan

Penentuan hipotesis adalah menjadi bagian yang penting dalam melakukan dan merancang sebuah penelitian. Hipotesis merupakan bagian dari tujuan Penentuan hipotesis adalah menjadi bagian yang penting dalam melakukan dan merancang sebuah penelitian. Hipotesis merupakan bagian dari tujuan penelitan. Namun, tidak semua penelitian memiliki hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin penyelenggaraan dari DIKTI No. 7/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan lembaga pendidikan tinggi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna untuk memperoleh data yang diperlukan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 MASALAH PENELITIAN

BAB 3 MASALAH PENELITIAN BAB 3 MASALAH PENELITIAN Pentingnya Masalah Penentuan masalah dalam penelitian meliput : identifikasi bidang masalah, penentuan atau pemilihan pokok masalah (topik), dan perumusan atau formulasi masalah.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif

BAB III METODA PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif 99 BAB III METODA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini dipilih untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN

PERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN PERTEMUAN 7 HIPOTESIS PENELITIAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan hipotesis penelitian. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 7.1. Menjelaskan pengertian hipotesis 7.2. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita 87 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Metodologi sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Di sini penulis/peneliti: a. Mendiskripsikan latar belakang b. Merumuskan masalah c. Menetapkan tujuan dan maanfaat

PENDAHULUAN Di sini penulis/peneliti: a. Mendiskripsikan latar belakang b. Merumuskan masalah c. Menetapkan tujuan dan maanfaat PENDAHULUAN Di sini penulis/peneliti: a. Mendiskripsikan latar belakang b. Merumuskan masalah c. Menetapkan tujuan dan maanfaat Latar Belakang Jika diperlukan, sub ini diawali dengan penjelasan tentang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH OLEH: RUDI SUSILANA

IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH OLEH: RUDI SUSILANA IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH OLEH: RUDI SUSILANA OVERVIEW Penelitian (pengertian dan pentingnya penelitian) Pemecahan Masalah dan Metode Ilmiah Pengertian Masalah Penelitian Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS MEMFORMULASIKAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Diresume dari presentasi Rahmanita Syahdan, Misnasanti, dan Rospala Hanisah Yukti Sari pada mata kuliah Metode Penelitian Penelitian pada Rabu 26 Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku 67 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Lebih terperinci

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO PENELITIAN DAN METODE ILMIAH BY: EKO BUDI SULISTIO Email: eko.budi@fisip.unila.ac.id PENELITIAN Bhs Inggris : Research re kembali ; search mencari. Secara bahasa berarti mencari kembali Penelitian dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari, menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. mencari, menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mencari, menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1 Metodologi penelitian adalah suatu cara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian, yaitu Pengaruh Program Merajut Asa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian, yaitu Pengaruh Program Merajut Asa BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan judul penelitian, yaitu Pengaruh Program Merajut Asa TRANS7 terhadap Perubahan Sikap (Studi Pada Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jurusan

Lebih terperinci

DAN TUJUAN PENELITIAN TOPIK-4 MPS 2008

DAN TUJUAN PENELITIAN TOPIK-4 MPS 2008 PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN TOPIK-4 MPS 2008 Latar Belakang Topik masalah Menyadari ada permasalahan kehidupan (fenomena sosial) yang dihadapi d i manusia atau masyarakat 1) Masalah kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, diperlukan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, diperlukan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, diperlukan metode penelitian yang baik dan dapat dipercaya. Cara mengolah data - data tersebut menjadi kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari kata Yunani methodos yang merupakan sambungan kata depan meta (secara harfiah berarti menuju, melalui, mengikuti sesudah) dan kata benda

Lebih terperinci

RAGAM / JENIS PENELITIAN

RAGAM / JENIS PENELITIAN RAGAM / JENIS PENELITIAN Suatu landasan teori dari suatu penelitian tertentu atau karya ilmiah juga disebut sebagai studi literature atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis penting adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh dari 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penulisan dalam rangka menulis sebuah laporan. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penulisan dalam rangka menulis sebuah laporan. Penelitian ini dilakukan untuk 39 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menulis sebuah laporan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Problem Based Learning (PBL) Model Problem Based Learning atau PBL merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode asosiatif. Melalui metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENULISAN MAKALAH

RAMBU-RAMBU PENULISAN MAKALAH RAMBU-RAMBU PENULISAN MAKALAH Mata Kuliah Seminar Bimbingan dan Konseling RAMBU-RAMBU PENULISAN MAKALAH Tujuan Penulisan Makalah Kriteria Permasalahan Strategi dan Langkah-langkah Penulisan Makalah Format

Lebih terperinci

BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR

BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR Proposal penelitian untuk menyusun skripsi atau tugas akhir terdiri atas komponen yang sama. Perbedaan di antara keduanya terletak pada kadar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk melakukan sesuatu, dan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari,

BAB III METODE PENELITIAN. untuk melakukan sesuatu, dan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, 49 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berasal dari kata metode yang aartinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena dengan metode yang baik dan benar akan memungkinkan tercapainya suatu tujuan. Iqbal Hasan mengungkapkan bahwa metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia, SMKN 1 Cimahi, SMKN 2 Bandung, SMKN 6 Bandung, dan SMKN 12 Bandung, sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Mahasiswa kerjasama Kabupaten Landak adalah putera daerah dari Kalimantan Barat, khususnya dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam metodologi penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang pada hakikatnya

Lebih terperinci

[1] [2]

[1]  [2] MEMFORMULASIKAN HIPOTESIS DAN KERANGKA BERPIKIR Resume Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan Rabu, 26 Oktober 2016 Diresume oleh Fevi Rahmawati Suwanto, 16709251005 S2 Prodi PMat Kelas A Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode 31 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Konsep, Jenis dan Tahapan Penelitian

METODE PENELITIAN Konsep, Jenis dan Tahapan Penelitian METODE PENELITIAN Konsep, Jenis dan Tahapan Penelitian Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Mengapa perlu penelitian? Pengetahuan manusia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,

BAB 3 METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metoda penelitian dalam pendidikan adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu

Lebih terperinci

MASALAH RISET A. Identifikasi, Penentuan, dan Perumusan masalah 1. Identifikasi Masalah

MASALAH RISET A. Identifikasi, Penentuan, dan Perumusan masalah 1. Identifikasi Masalah MASALAH RISET Indikator yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini adalah, mahasiswa mampu: 1. Menyebutkan minimal enam sumber yang dapat digunakan untuk menentukan permasalahan dalam penelitian.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

III. METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasarnya ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, berencana

Lebih terperinci

DATA DAN VARIABEL PENELITIAN

DATA DAN VARIABEL PENELITIAN DATA DAN VARIABEL PENELITIAN Dahulu, orang menganggap bahwa penelitian berhubungan dengan tabung reaksi, dan berbagai percobaan (eksperimen). Setidaknya suatu penelitian dianggap menghasilkan sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Sugiyono: menyebutkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang sistematis yang dimiliki dan ditempuh oleh seorang peneliti dalam usaha mengadakan penelitian agar tercapainya tujuan yang diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 103 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan alat yang sangat penting dalam mengembangkan pengetahuan, untuk meningkatkan kemajuan, dan untuk memungkinkan manusia berhubungan secara efektif dengan

Lebih terperinci