KEMANDIRIAN AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMANDIRIAN AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO"

Transkripsi

1 KEMANDIRIAN AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO Maulidia Alfiarista Sari, S.Kep. 1 Dya Sustrami, S.Kep., Ns., M.Kes. 2 ABSTRAK Kemandirian aktivitas dasar sehari-hari merupakan kemampuan dimana individu mampu mengurus atau mengatasi kepentingannya sendiri tanpa bergantung dengan orang lain. Semakin mandiri lanjut usia dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari semakin positif konsep diri lanjut usia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kemandirian aktivitas dasar seharihari dengan konsep diri pada lanjut usia. Desain penelitian obervasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto dengan sampel berjumlah 33 orang yang dipilih secara Probability Sampling yaitu Simple Random Sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi. Instrumen menggunakan lembar observasi Indeks Barthel dan kuesioner konsep diri. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square (ρ < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketergantungan sangat berat sebanyak 4 orang (12,1%), ketergantungan berat sebanyak 8 orang (24,2%), ketergantungan ringan sebanyak 6 orang (18,2%), mandiri sebanyak 15 orang (45,5%). Sedangkan dengan konsep diri positif sebanyak 13 orang (39,4%) dan konsep diri negatif sebanyak 20 orang (60,6%). Uji statistik Chi Square menunjukkan adanya hubungan antara kemandirian aktivitas dasar sehari-hari dengan konsep diri pada lanjut usia ρ = 0,000. Implikasi penelitian ini adalah perlu adanya pemberian motivasi yang baik dari pihak Panti dan lingkungan agar dapat meningkatkan kemandirian tiap individu, sehingga konsep diri lansia menjadi positif serta meningkatkan rasa percaya diri dan semangat hidup lansia. Kata Kunci : Kemandirian aktivitas dasar sehari-hari, konsep diri, lanjut usia. 1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya 2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

2 RELATIONS BETWEEN INDEPENDENCE OF DAILY ACTIVITIES WITH SELF CONCEPT ELDERLY IN UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO Maulidia Alfiarista Sari, S.Kep. 1 Dya Sustrami, S.Kep., Ns., M.Kes. 2 ABSTRACT Independence of daily activities is the ability which an individual is able to take care of its own interests or cope without relying with others. Elderly more independent in performing basic activities of daily increasingly positive self concept elderly. The purpose research is analyze relation between independence of daily activities with self-concept elderly in UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Design that being used is observasional, with cross sectional approach. Population in this research is elderly in Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Sample of this research is 33 persons use probability sampling sach simple random sampling approach fit the inclusive criteria. Instrument of this research is using the Barthel Index sheet observational and questionnaires for self-concept. Data analysed using the Chi Square statistic (ρ < 0,05). The result that independence of daily activities very heavy reliance of 4 people (12.1%), the heavy dependence of 8 people (24.2%), mild dependence as much as 6 people (18.2%), selfcontained as many as 15 people (45.5%). While self positive conceptase as many 13 people (39,4%) and self negative conceptase as many 20 people (60,6%). Chi Square statistic test showed the relation between independence of daily activities with self-concept elderly ρ = 0,000.. The implication of this research is the need for the provision of a good motivation from Panti and the environment in order to improve the independence of each individual, so that the elderly into a positive self-concept and increase self-confidence and spirit of life of the elderly. Keywords : Independence of daily activities, self concept, and elderly Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

3 PENDAHULUAN Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Memasuki tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tidak proporsional (Nugroho, 2008). Akibatnya perubahan fisik lansia akan mengalami gangguan mobilitas fisik yang akan membatasi kemandirian lansia dalam memenuhi aktivitas sehari-hari. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ummi (2013) di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto, didapatkan penyebab yang paling banyak tentang kemandirian aktivitas dasar sehari-hari karena lanjut usia ini mengalami kemunduran fisik, motivasi, serta kurangnya rasa percaya diri dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari. Konsep diri sebagai keseluruhan ide, pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu tersebut dalam berhubungan dengan orang lain. Termasuk disini adalah persepsi individu terhadap sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan obyek, tujuan serta keinginannya (Stuart & Laraia 2005 dalam Dermawan & Rusdi, 2013). Gangguan konsep diri yang terjadi pada lansia cenderung akibat penurunan kondisi fisik yang di alaminya dan keterbatasan dukungan sosial (Miller, 2004 dalam Zulfitri, 2011). Pada kehidupan lansia, hal ini mempengaruhi aspek psikologis lansia yang lebih menonjol dari aspek materiil (Suardiman, 2007 dalam Zulfitri, 2011). Berbagai masalah yang cenderung ditemukan pada lansia akibat gangguan psikologis adalah harga diri rendah, mudah tersinggung, kurang percaya diri, kesepian, dan sebagainya (Zulfitri, 2011). Penduduk di 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050 (Yuliati, et al, 2014). Data dari Badan Pusat Statistik tahun 2006 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia sebesar kurang lebih 19 juta jiwa (8,9%) dengan usia harapan hidup 66,2 tahun, pada tahun 2010 sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sbesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China, India, dan Jepang (Badan Pusat Statistik, 2010 dalam Indraswari, et al, 2012). Pada saat ini, rasio ketergantungan lanjut usia telah meningkat dari 12,12 tahun 2005 menjadi 13,52 tahun 2007 dan 13,57 pada tahun 2009 (SUSENAS, 2009 dalam Suardana, 2013). Hal ini berarti tahun 2005, 12 lanjut usia didukung oleh 100 orang usia muda (15-44 tahun) sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi 13 lanjut usia yang didukung oleh 100 orang usia muda (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010 dalam Suardana, 2013). Jumlah warga lansia di Jawa Timur menurut Sensus Penduduk tahun 2010 telah mencapai 2,3 juta jiwa (Yuliati, et al, 2014). Distribusi frekuensi mengenai kemandirian lansia pada umumnya (86,7%) termasuk kategori mandiri, sebagian kecil (11,7%) termasuk kategori ketergantungan ringan, sedangkan yang termasuk kategori ketergantungan berat hanya 1,6% (BPS, 2005 dalam Sari, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal 1 Maret 2015, didapatkan data jumlah lansia yang tinggal di panti sebanyak 43 orang. Berdasarkan hasil observasi dengan 10 responden didapatkan 5 Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

4 orang lansia mandiri, 3 orang lansia ketergantungan ringan, 2 orang lansia ketergantungan berat. lanjut usia disebabkan kondisi orang lansia banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis. Sedangkan bila dilihat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai berdasarkan kemampuan untuk melakukan aktifitas sehari hari (Maryam et al, 2008). Selain itu menurut Parker dikutip oleh Romadlani (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian lansia adalah tanggung jawab, percaya diri dan mandiri, pengalaman praktis dan akal sehat yang relevan, otonom, kemampuan memecahkan masalah, kebutuhan akan kesehatan yang baik dan support sosial. Menurut Kozier, et al. (2010) ada 6 faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu perkembangan, keluarga dan budaya, stresor, sumber daya, riwayat keberhasilan dan kegagalan serta penyakit. Lansia sering dianggap sebagai orang tua yang sakit-sakitan, lemah, membosankan, buruk rupa, dan julukan-julukan negatif lainnya. Anggapan ini tentu saja akan menurunkan konsep diri pada lansia (Romdlani, 2013). Dari anggapan negatif inilah lansia membatasi kemandirian aktivitas sehari-harinya akibat perubahan fisik, mental maupun emosional (Romadlani, 2013). Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari yakni dengan memberikan anggapan, pikiran dan dukungan yang positif agar konsep diri lansia menjadi positif dengan mengikuti latihan fisik seperti kegiatan senam lansia atau memberikan reward atau penghargaan pada lansia yang selalu merapikan tempat tidur setelah bangun tidur. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui hubungan kemandirian aktivitas dasar sehari-hari dengan konsep diri pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode desain penelitian observasional karena tidak ada intervensi dari peneliti dan melihat hubungan antar variabel dengan pendekatan Cross Sectional. Peneliti melakukan pengukuran atau observasional variabel kemandirian aktivitas dasar sehari-hari dan variabel konsep diri pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto hanya satu kali pada satu saat (dalam waktu yang bersamaan) dan tidak ada follow up. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Juni 2015 di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang usia >60 tahun berjumlah 36 orang. Sehingga sampel pada penelitian ini adalah lansia yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 33 orang. HASIL Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal Juni 2015 (n = 33) Jenis Presentase Frekuensi Kelamin Laki- laki 9 27,3 Perempuan 24 72,7 Tabel 1 menunjukkan bahwa responden laki-laki sebanyak 9 orang (27,3%) dan perempuan sebanyak 24 orang (72,7%). Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

5 Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan usia lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal Juni 2015 (n = 33) Usia Frekuensi Presentase tahun tahun 19 57, tahun 14 42,4 Tabel 2 menunjukkan bahwa usia responden tahun sebanyak orang (0%), berusia tahun sebanyak 19 orang (57,6%), tahun sebanyak 14 orang (42,4%). Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan riwayat pekerjaan lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal Juni 2015 (n = 33) Riwayat Pekerjaan Frekuensi Presentase Wiraswasta 11 33,3 Ibu rumah 6 18,2 tangga Petani 15 45,5 Baby sister 1 3,0 Tabel 3 menunjukkan bahwa riwayat pekerjaan lanjut usia wiaraswasta sebanyak 11 orang (33,3%), ibu rumah tangga sebanyak 6 orang (18,2%), petani sebanyak 15 orang (45,5%), baby sister sebanyak 1 orang (3,0%). Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan riwayat penyakit lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal Juni 2015 (n = 33) Riwayat Penyakit Frekuensi Presentase Hipertensi 3 9,1 Stroke 3 9,1 Rematik 11 33,3 Asam urat 5 15,2 Diabetes 4 12,1 Katarak 4 12,1 Ca cervix 1 3,0 Hernia 1 3,0 Fraktur kaki 1 3,0 Tabel 4 menunjukkan bahwa responden mempunyai riawayat penyakit hipertensi sebanyak 3 orang (9,1%), stroke sebanyak 3 orang (9,1%), rematik sebanyak 11 orang (33,3%), asam urat 5 orang (15,2%), diabetes sebanyak 4 orang (12,1%), katarak sebanyak 4 orang (12,1%), Ca cervix sebanyak 1 orang (3,0%), hernia sebanyak 1 orang (3,0%), fraktur kaki sebanyak 1 orang (3,0%). Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan masalah fisik sehari-hari yang sering dialami lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal Juni 2015 (n = 33) Masalah fisik sehari-hari yang sering dialami Frekuensi Presentase Mudah jatuh 11 33,3 Mudah lelah 7 21,2 Susah menahan 1 3,0 BAK Susah BAB 1 3,0 Gangguan ketajaman penglihatan 8 24,2 Pendengaran 1 3,0 berkurang Gangguan tidur 3 9,1 Sakit kepala 1 3,0 Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

6 Tabel 5 menunjukkan bahwa responden yang mengalami masalah fisik sehari-hari mudah jatuh sebanyak 11 orang (33,3%), mudah lelah sebanyak 7 orang (21,4%), susah menahan BAK sebanyak 1 orang (3,0%), susah BAB sebanyak 1 orang (3,0%), gangguan ketajaman penglihatan sebanyak 8 orang (24,2%), pendengaran berkurang sebanyak 1 orang (3,0%), gangguan tidur sebanyak 3 orang (9,1%), sakit kepala sebanyak 1 orang (3,0%). Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan aktif dalam mengikuti kegiatan lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal Juni 2015 (n = 33) Aktif dalam mengikuti kegiatan Panti Frekuensi Presentase Ya 23 69,7 Tidak 10 30,3 Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden aktif mengikuti kegiatan sebanyak 23 orang (69,7%), dan tidak aktif sebanyak 10 orang (30,3%). Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan kegiatan yang paling disukai lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal Juni 2015 (n = 33) Kegiatan Panti yang paling disukai Frekuensi Presentase Senam pagi 13 39,4 Bimbingan 11 33,3 agama Pemeriksaan 5 15,2 kesehatan Kegiatan terapi dan hiburan lansia 4 12,1 Tabel 7 menunjukkan bahwa responden menyukai kegiatan senam pagi sebanyak 13 orang (39,4%), bimbingan agama sebanyak 11 orang (33,3%), pemeriksaan kesehatan sebanyak 5 orang (15,2%), kegiatan terapi dan hiburan lansia sebanyak 4 orang (12,1%). Tabel 8 Frekuensi kemandirian aktivitas sehari-hari pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal Juni 2015 (n=33) Kemandirian aktivitas dasar sehari-hari pada lanjut usia total sangat berat berat Frekuensi Presentase ,1 8 24,2 6 18,2 ringan Mandiri 15 45,5 Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 33 responden yang kemandirian aktivitas dasar sehari-hari ketergantungan total sebanyak 0 orang (0%), kemandirian aktivitas dasar sehari-hari ketergantungan sangat berat sebanyak 4 orang (12,1%), ketergantungan berat sebanyak 8 orang (24,2%), ketergantungan ringan sebanyak 6 orang (18,2%), mandiri sebanyak 15 orang (45,5%). Tabel 9 Konsep diri pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal Juni 2015 (n=33) Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

7 Konsep Diri Frekuensi Presentase Positif 13 39,4 Negatif 20 60,6 Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki konsep diri positif sebanyak 13 orang (39,4%) dan konsep diri negatif sebanyak 20 orang (60,6%). Tabel 10 Hubungan kemandirian kativitas dasar sehari-hari dengan konsep diri pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto tanggal Juni 2015 (n = 33) Kemandirian Aktivitas Dasar Sehari-hari total sangat berat berat Konsep Diri Positif Negatif Total N N N ,7 5 83, ringan Mandiri 12 39,4 3 20, Total 13 39, , Hasil Uji Statistik Chi Square ρ = 0,000 (ρ < 0,05) Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 33 orang responden tidak mengalami ketergantungan total, sedangkan yang mempunyai kemandirian aktivitas dasar tidak ada responden yang memiliki konsep diri positif. Responden yang kemandirian aktivitas dasar sehari-hari ketergantungan ringan sebanyak 6 orang memiliki konsep diri negatif sebanyak 5 orang (83,3%), memiliki konsep diri positif sebanyak 1 orang (16,7%). Responden yang kemandirian aktivitas dasar sehari-hari mandiri sebanyak 15 orang memiliki konsep diri negatif sebanyak 3 orang (20,0%), memiliki konsep diri positif sebanyak 12 orang (80,0%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui apakah ada hubungan diantara dua variabel yaitu kemandirian aktivitas dasar sehari-hari dengan konsep diri pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto didapatkan ρ = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ρ < 0,05 berarti H1 diterima yang berarti terdapat hubungan antara kemandirian aktivitas dasar seharihari dengan konsep diri pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. PEMBAHASAN Kemandirian aktivitas dasar sehari-hari lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto Dari hasil penelitian 33 responden di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto diatas, maka dapat dilihat sebagian besar lansia aktivitasnya mandiri 15 orang (45,5%) sedangkan ketergantungan ringan, ketergantungan berat, dan ketergantungan sangat berat dengan masing-masing presentase 6 orang (18,2%), 8 orang (24,2%), 4 orang (12,1%). Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar lansia 15 orang (45,5%) di Panti aktivitasnya mandiri. Hal tersebut dapat terlihat dari observasi bahwa banyak lansia yang aktivitasnya seperti makan, transfer (berpindah), kebersihan diri, aktivitas toilet, mandi, mobilitas (berjalan yang datar), naik sehari-hari ketergantungan sangat berat sebanyak 4 orang yang memiliki konsep diri negatif (100%) dan tidak ada responden yang memiliki konsep diri positif, memiliki kemandirian aktivitas dasar sehari-hari ketergantungan berat sebanyak 8 orang yang memiliki konsep diri negatif (100%) dan Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

8 turun tangga, berpakaian, mengontrol defekasi, dan mengontrol berkemih mampu dilakukannya secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Peneliti berasumsi bahwa lanjut usia yang mandiri dikarenakan lanjut usia yang tinggal di Panti dituntut untuk dapat mandiri melakukan aktivitasnya masingmasing meski dengan keterbatasan dan kelemahannya. Lansia yang memiliki riwayat pekerjaan sebagai petani dan wiraswasta memiliki kesehatan fisik dan tanggung jawab yang besar dan keras sehingga lansia tersebut menjadi mandiri. Menurut Parker dikutip oleh Romadlani (2013), faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian lansia adalah memiliki rasa tanggung jawab, mandiri, pengalaman praktis dan akal sehat yang relevan, otonom, kebutuhan kesehatan yang baik, dan support sosial. Dari hasil penelitian didapatkan lansia yang mengalami ketergantungan ringan sebanyak 6 orang (18,2%), hal tersebut dapat terlihat dari observasi bahwa sebagian besar lansia yang aktivitasnya seperti naik turun tangga memerlukan bantuan minimal. Peneliti berasumsi bahwa lansia tersebut pernah mengalami riwayat penyakit seperti rematik, fraktur kaki, diabetes dan hipertensi sehingga lansia tersebut mudah jatuh dan mudah lelah karena kelelahan dan otot-otot motorik penderita tidak kuat dalam melakukan aktivitas naik turun tangga.. Menurut Azizah (2011) lansia yang mudah jatuh dan mengalami gangguan ketajaman penglihatan akan mengalami depresi, perasaan bosan dan bahkan dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Dari hasil penelitian didapatkan lansia mengalami ketergantungan berat sebanyak 8 orang (24,2%), hal ini dapat dilihat dari observasi bahwa sebagian besar lansia yang aktivitasnya seperti naik turun tangga tidak mampu melakukan sendiri dan sebagian lansia aktivitasnya memerlukan bantuan minimal seperti transfer, mobilitas, mengontrol berkemih dan mengontrol defekasi. Peneliti berasumsi bahwa kondisi fisik lansia yang kesehatannya sudah tidak sesehat dulu dan kekuatan otot dan tulang lansia mengalami kemunduran menyebabkan lansia menghindari aktivitas yang sudah tidak mungkin dilakukan lagi saat ini. Menurut Setiati (2000, dalam Sari, 2013) bahwa kemandirian bagi orang lanjut usia dapat dilihat dari kualitas kesehatan sehingga dapat melakukan aktivitas dasar sehari-hari. Dari hasil penelitian didapatkan lansia mengalami ketergantungan sangat berat sebanyak 4 orang (12,1%), hal ini dapat dilihat dari observasi bahwa banyak lansia yang aktivitasnya seperti kebersihan diri, dan naik turun tangga tidak mampu dilakukannya sendri, sedangkan aktivitas transfer, kebersihan diri, aktivitas toilet, mobilitas, mengontrol berkemih, dan mengontrol defekasi memerlukan bantuan minimal. Peneliti berasumsi bahwa dari sebagian besar aktivitas tersebut memerlukan energi yang cukup untuk melakukannya, sedangkan 3 dari 4 lansia tersebut sudah berumur diatas 75 tahun dan memiliki riwayat penyakit stroke, katarak, asam urat dan rematik. Menurut Sari (2013) mengatakan bahwa kondisi kesehatan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian. Dari hasil tabulasi silang kemandirian aktivitas dasar sehari-hari jika dilihat dari usia sebagian lansia yang berumur antara tahun mengalami mandiri sebanyak 12 orang (63,2%). Menurut asumsi peneliti, usia dapat mempengaruhi kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari karena lansia memerlukan energi yang cukup untuk melakukan aktivitasnya. Menurut WHO usia antara tahun tergolong lanjut usia Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

9 (elderly) dan usia antara tahun tergolong lanjut usia tua (old) (Nugroho, 2008). Berdasarkan hasil tabulasi silang kemandirian aktivitas dasar sehari-hari jika dilihat dari riwayat penyakit rematik sebagian lansia mengalami ketergantungan berat sebanyak 4 orang (36,4%). Menurut asumsi peneliti, riwayat penyakit rematik pada lansia dipengaruhi oleh penurunan kepadatan tulang sehingga lansia mengalami keterbatasan aktivitas. Menurut Sari (2013) mengatakan bahwa kondisi kesehatan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian. Berdasarkan hasil tabulasi silang kemandirian aktivitas dasar sehari-hari jika dilihat berdasarkan masalah fisik sehari-hari mudah jatuh didapatkan sebagian besar lansia mengalami ketergantungan berat sebanyak 5 orang (45,5%). Menurut asumsi peneliti, lansia yang mudah jatuh dapat menjadi ketergantungan kepada orang lain karena timbul perasaan takut akan cidera. Menurut Azizah (2011) lansia yang mudah jatuh akan mengalami depresi, perasaan bosan dan bahkan dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Berdasarkan hasil tabulasi silang kemandirian aktivitas dasar sehari jika dilihat dari aktif mengikuti kegiatan Panti sebagian besar lansia mengalami mandiri sebanyak 13 orang (56,5%). Peneliti berasumsi bahwa lanjut usia yang aktif dalam mengikuti kegiatan yang ada maka lansia tersebut merasa harga dirinya berharga dan masih bermanfaat di lingkungan sekitar yang membuat lansia menjadi mandiri. Menurut Sari (2013) kondisi penting yang menunjang kebahagiaan bagi orang lanjut usia adalah menikmati kegiatan sosial yang dilakukan dengan kerabat keluarga da teman-teman. Konsep diri lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto Hasil penelitian yang diambil dari 33 responden didapatkan bahwa 20 orang (60,6%) mengalami konsep diri negatif dan 13 orang (39,4%) mengalami konsep diri positif. Dari hasil penelitian didapatkan lansia yang mengalami konsep diri negatif sebanyak 20 orang (60,6%). Hal ini dapat dilihat dari kuesioner bahwa banyak lansia yang memilih pernyataan tidak setuju mempunyai penilaian positif pada perubahan bentuk tubuhnya, sangat tidak setuju untuk masih ada harapan menjadi cantik atau tampan, merasa gagal karena perubahan bentuk tubuhnya, dan merasa susah dalam mengambil keputusan dengan keadaannya. Menurut asumsi peneliti, lansia yang berada di Panti kurang memiliki harapan dan citacita berdasarkan norma sosial yang ada. Para lansia cenderung menerima dirinya sebagaimana apa yang telah terjadi saat ini. Menurut Nugroho (2008) memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, seperti kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional.. Dari hasil penelitian didapatkan 13 orang (39,4%) mengalami konsep diri positif. Hal tersebut dapat dilihat dari kuesioner bahwa banyak lansia yang memilih pernyataan masih percaya diri dan menerima perubahan fungsi tubuhnya, tidak merasa putus asa dengan perubahan pada tubuhnya, masih dibutuhkan dalam kegiatan Panti, tetap berpenampilan sesuai dengan jenis kelamin, dan peran di dalam kegiatan Panti masih bisa dilakukan. Menurut asumsi peneliti para lansia cenderung menerima dirinya sebagaimana apa yang telah terjadi saat ini dan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sendiri serta mendapatkan Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

10 motivasi dari petugas Panti. Menurut Saam dan Wahyuni (2012) konsep diri sebagai gambaran seseorang mengenal dirinya sendiri, yang merupakan gabungan dari keyakinan terhadap fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi yang mereka capai. Berdasarkan hasil tabulasi konsep diri lansia dilihat dari usia, sebagian besar lansia yang mengalami konsep diri negatif berusia tahun sebanyak 13 orang (92,9%).Menurut Nugroho (2008) memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, seperti kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional. Menurut WHO usia antara tahun tergolong lanjut usia (elderly) dan usia antara tahun tergolong lanjut usia tua (old) (Nugroho, 2008). Berdasarkan hasil tabulasi konsep diri lansia jika dilihat dari jenis kelamin sebagian besar lansia yang mengalami konsep diri negatif berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang (75%). Menurut asumsi peneliti, perempuan lebih sering mengalami depresi, hal ini karena perempuan sering terpajan dengan stressor lingkungan dan memiliki tingkatan ambang stressor lebih rendah dibanding dengan laki - laki. Konsep diri negatif umumnya terjadi pada perempuan, karena lansia perempuan umumnya kurang begitu memperhatikan ideal dirinya dan kebanyakan mereka dulu tidak bekerja atau ibu rumah tangga, sehingga lansia selalu berada dirumah setiap hari. Berdasarkan hasil tabulasi konsep diri jika dilihat dari riwayat penyakit sebagian besar lansia mengalami konsep diri negatif dengan riwayat penyakit rematik sebanyak 8 orang (72,7%). Menurut asumsi peneliti, lansia yang memiliki riwayat rematik tersebut membutuhkan bantuan minimal dan kekuatan otot dan tulang untuk beraktivitas berkurang sehingga lansia menutup diri didalam kamarnya. Menurut Kozier (2010), salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah riwayat penyakit, penyakit dan trauma juga dapat mempengaruhi konsep diri. Berdasarkan hasil tabulasi konsep diri jika dilihat dari masalah fisik sehari-hari sebagian besar lansia mengalami konsep diri negatif dengan masalah mudah jatuh sebanyak 9 orang (81,8%). Menurut asumsi peneliti, lansia yang mudah jatuh dapat menjadi ketergantungan kepada orang lain karena timbul perasaan takut akan cidera sehingga membuat lansia menghindari aktivitas yang tidak dapat dilakukannya dan membuat kurangnya berhubungan sosial di lingkungan Panti. Menurut Kozier (2010), salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah riwayat kegagalan dan sumber daya. Individu yang pernah mengalami kegagalan menganggap diri mereka sebagai orang yang gagal. Individu memiliki sumber daya internal dan eksternal. Contoh sumber daya internal adalah rasa percaya diri dan nilai diri. Berdasarkan hasil tabulasi konsep diri jika dilihat dari aktif mengikuti kegiatan di Panti sebagian besar lansia mengalami konsep diri positif dengan aktif mengikuri kegiatan di Panti sebanyak 12 orang (52,2%). Menurut asumsi peneliti, ini terjadi faktor dukungan atau motivasi yang diberikan oleh petugas Panti kepada lansia untuk aktif mengikuti kegiatan, sehingga aktif mengikuti kegiatan di Panti dapat membuat konsep dirinya berubah menjadi positif. Menurut Kozier (2010), konsep diri yang positif penting untuk kesehatan mental dan fisik individu. Individu yang memiliki konsep diri yang positif lebih mampu mengembangkan dan mempertahankan Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

11 hubungan interpersonal dan lebih tahan terhadap penyakit fisiologis dan fisik. Individu yang memiliki konsep diri yang kuat seharusnya lebih mampu menerima dan beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi sepanjang hidupnya. Hubungan kemandirian aktivitas dasar sehari-hari dengan konsep diri pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto Hasil analisa data dengan uji statistik Chi Square didapatkan ρ = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ρ < 0,05 berarti bahwa H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kemandirian aktivitas dasar sehari-hari dengan konsep diri pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Hal ini membuktikan bahwa semakin mandiri lanjut usia dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari semakin positif konsep diri lanjut usia. Kemandirian aktivitas dasar sehari-hari dengan konsep diri pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto didapatkan data bahwa 33 orang responden yang memiliki kemandirian aktivitas dasar sehari-hari mandiri sebanyak 15 orang dengan konsep diri positif sebanyak 12 orang (80%) dan konsep diri negatif sebanyak 3 orang (20%). Kemandirian aktivitas dasar sehari-hari ketergantungan ringan sebanyak 6 orang dengan konsep diri positif sebanyak 1 orang (16,7%) dan konsep diri negatif sebanyak 5 orang (83,3%). Kemandirian aktivitas dasar sehari-hari ketergantungan berat sebanyak 8 orang dengan konsep diri negatif sebanyak 8 orang (100%). Kemandirian aktivitas dasar sehari-hari dengan ketergantungan sangat berat sebanyak 4 orang dengan konsep diri negatif 4 orang (100%). Selain itu berdasarkan data diatas membuktikan bahwa kemandirian aktivitas dasar sehari-hari yang mandiri mempunyai konsep diri yang positif pula, namun dari beberapa lanjut usia yang ketergantungan mempunyai konsep diri yang positif. Menurut pendapat Maryam dkk (2008) kemandirian adalah kemampuan atau keadaan dimana individu mampu mengurus atau mengatasi kepentingannya sendiri tanpa bergantung dengan orang lain. Lansia yang mampu melakukan aktivitasnya sendiri tanpa bergantung kepada orang lain adalah lansia yang memiliki kepercayaan tinggi dan konsep diri yang positif. Konsep diri sebagai gambaran seseorang mengenal dirinya sendiri, yang merupakan gabungan dari keyakinan terhadap fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi yang mereka capai (Saam dan Wahyuni, 2012). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa apabila semakin mandiri lanjut usia dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari semakin positif pula konsep diri lanjut usia begitu pula sebaliknya. Lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto sebagian besar lansia mengalami mandiri dalam hal aktivitas dasar sehari-hari dan mengalami konsep diri positif yang di pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan serta tanggung jawab dan pengalaman disekitar Panti tersebut. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut : 1. Kemandirian aktivitas dasar seharihari lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto sebagian besar mandiri. 2. Konsep diri pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto sebagian besar memiliki konsep diri positif. 3. Ada hubungan antara kemandirian aktivitas dasar sehari-hari dengan Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

12 SARAN konsep diri pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. 1. Bagi Responden Bagi responden (lanjut usia) dapat memberikan informasi bahwa kemandirian aktivitas dasar seharihari dapat berdampak pada konsep dirinya. Dapat menjadi motivasi bagi lanjut usia untuk tetap mempertahankan kemampuan yang ada sehingga dapat mencapai konsep diri yang positif. 2. Bagi Profesi Keperawatan Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan perencanaan keperawatan yang akan dilakukan tentang hubungan kemandirian aktivitas sehari-hari dengan konsep diri pada lanjut usia / memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia dengan ketergantungan atau keterbatasan aktivitas dan dapat mencapai konsep diri yang positif yang dimiliki lanjut usia. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan atau sumber data bagi penelitian selanjutnya. Peneliti menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. 4. Bagi UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto Penelitian ini diharapkan dapat digunakan perawat-perawat panti sebagai pertimbangan dalam meningkatkan kemandirian aktivitas dasar sehari-hari dan memberikan motivasi serta bimbingan agar lansia tetap mandiri dan dapat mencapai konsep diri yang positif yang dimiliki lanjut usia. DAFTAR PUSTAKA Azizah, L.M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu. Dermawan, Deden dan Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Hidayat, A.A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Indraswari, W., et al. (2012). Pola Pengasuhan Gizi Dan Status Gizi Lanjut Usia Di Puskesmas Lau Kabupaten Maros Tahun 2012, iles.pdf, 2, diunduh tanggal 23 Januari 2015 jam WIB. Jaya, K. (2015). Keperawatan Jiwa. Tangerang Selatan: Bina Rupa Aksara. Kozier, B., et al. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 7. Alih Bahasa : Esty Wahyuningsih, et al. Jakarta: EGC. Maryam, R.S., et al. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. (2010). Buku Asuhan Keperawatan Pada Lansia. Jakarta: CV. Trans Info Media. Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

13 Mubarak, W.I., et al. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi, Buku 2. Jakarta : Salemba Medika. Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik, Edisi 3. Jakarta : EGC. Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis, Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika. Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009). Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 2. Alih Bahasa: Adrina Ferderika Nggie dan Marina Albar. Jakarta : Salemba Medika. Primadayanti, S. (2011). Perbedaan Tingkat Kemandirian Activity Of Daily Living (ADL) Pada Lansia Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember : Skripsi dipublikasikan. Romadlani, R., et al. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kemandirian Lansia Dengan Konsep Diri Lansia Di Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang: Skripsi dipublikasikan. Saam, Z., dan Wahyuni, S. (2012). Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Sari, D.U. (2013). Hubungan Kemandirian Aktivitas Dasar Sehari-hari dengan Pencapaian Aktualisasi Diri pada Lanjut Usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya: Skripsi tidak dipublikasikan. Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan, Edisi 2. Yogyakarta : Graha Ilmu. Setiahardja, A.S. (2005). Penilaian Keseimbangan dengan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari pada Lansia di Panti Werdha Pelkris Elim Semarang dengan Menggunakan Berg Balance Scale dan Indeks Barthel. Program Studi Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang : Laporan penelitian dipublikasikan. Suardana, I.W., dan Ariesta, Y. (2013). Karakteristik Lansia Dengan Kemandirian Aktifitas Sehari-Hari, m/attachments/article/132/artikel WAYANSUARDANA.doc, 2, diunduh tanggal 27 Januari 2015 jam WIB. Suliswati, et al. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. Syurandari, D.W. (2014). Analisis Kualitas Hidup Lansia Panti Dan Non Panti Di Kabupaten Mojokerto. Tesis Doktor, Universitas Airlangga, Surabaya. Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

14 Wati, M.P. (2012). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Konsep Diri Lansia di RT 02 RW 12 Kelurahan Bendul Merisi Kecamatan Wonocolo Surabaya. Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya: Skripsi Tidak Dipublikasikan. Yuliati, et al. (2014). Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di Komunitas dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia. e-jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 1) Januari Zulfitri, R. (2011). Konsep Diri dan Gaya Hidup Lansia yang Mengalami Penyakit Kronis di Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Kotimah Pekanbaru Maret 2011; Vol. 1, No. 2. Jurnal Ners Indonesia. Skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Juli

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG Ridlawati Romadlani*, Tri Nurhidayati**,Agustin Syamsianah** Prodi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah menunjukkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup (BPS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk pada usia 60 tahun keatas di negara berkembang diperkirakan meningkat menjadi 20% antara tahun 2015-2050. Menurut World Health Organization (WHO),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau lebih yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit melainkan suatu proses

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND ELDERLY DAILY LIVING ACTIVITIES INDEPENDENCES Endang Mei Yunalia,

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING

PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING 144 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2, (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232 PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING APPLICATION AFFECTIVE FUNCTION ON ELDERLY FAMILY

Lebih terperinci

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG 1 Lisa Agustina ABSTRAK Jatuh merupakan masalah fisik yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep diri didefinisikan sebagai multi-dimensi, rasa hirarki persepsi diri dan berhubungan dengan identitas, perasaan, pikiran, perilaku, penampilan, dan karakteristik

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan

Lebih terperinci

JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016

JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016 JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016 HUBUNGAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI (ACTIVITY DAILY LIVING) DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN DAN PENYANTUNAN LANJUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI POSYANDU DI KEL. NGAGEL REJO KEC. WONOKROMO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Kondisi Kesehatan dan Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Oleh SRI OKTAVIANTI ISMAIL NIM. 841 411 028 Telah diperiksa dan disetujui

Lebih terperinci

Kata kunci: lansia, senam lansia, kemampuan fungsional.

Kata kunci: lansia, senam lansia, kemampuan fungsional. ABSTRAK Tansauban G. Rusman. 2015. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kemampuan Fungsional Lansia di Puskesmas Berlian Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan bagian dari rentang kehidupan manusia, menua atau aging adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang diberi umur panjang. Menua bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN jiwa (7,18 persen), selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi

BAB I PENDAHULUAN jiwa (7,18 persen), selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2013 proporsi dari populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018 HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Konsep diri, Lansia. Arif Rahman*), Eko Susilo**), Fitria Primi Astuti***)

ABSTRAK. Kata kunci : Konsep diri, Lansia. Arif Rahman*), Eko Susilo**), Fitria Primi Astuti***) GAMBARAN KONSEP DIRI PADA LANSIA YANG MENGALAMI PENYAKIT KRONIS DI UNIT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA WENING WARDOYO UNGARAN BALAI REHABILITASI SOSIAL ANAK WIRA ADHI KARYA UNGARAN Arif Rahman*), Eko Susilo**),

Lebih terperinci

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)-STIMULASI SENSORI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN BERLOKASI DI BABAT KABUPATEN LAMONGAN Arifal Aris Dosen Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Lansia adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda tergantung dari masing-masing individu dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam dirinya. Jika menghadapi

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Hariadi Widodo 1, Nurhamidi 2, Maulida Agustina * 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Politeknik

Lebih terperinci

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU Reni Zulfitri Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau renz_emi@yahoo.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR PADA LANJUT USIA INSOMNIA

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR PADA LANJUT USIA INSOMNIA PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR PADA LANJUT USIA INSOMNIA The Effect of Progressive Muscle Relaxation to Increasing the Insomnia Elderly s Total Sleep Needs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbaikan sosial ekonomi berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan usia harapan hidup, sehingga

Lebih terperinci

PERBEDAAN APGAR KELUARGA PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA DAN YANG DI RUMAH BERSAMA KELUARGA

PERBEDAAN APGAR KELUARGA PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA DAN YANG DI RUMAH BERSAMA KELUARGA PERBEDAAN APGAR KELUARGA PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA DAN YANG DI RUMAH BERSAMA KELUARGA Ranno Sapulette, Hidayatus Sya diyah., S.Kep., Ns., M.Kep. APGAR keluarga adalah instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

TINGKAT DEPRESI MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) LANSIA

TINGKAT DEPRESI MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) LANSIA TINGKAT DEPRESI MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) LANSIA Reno Tyas Sedyo Arum, Mulyaningsih Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ningsih.solo@gmail.com ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI Sry Oktaviana Br Sitepu*, Iwan Rusdi** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Jiwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008). Kemandirian lansia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008). Kemandirian lansia dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia memiliki perubahan struktur otak yang menyebabkan kemunduran kualitas hidup yang berimplikasi pada kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008).

Lebih terperinci

STUDI KORELASI DEMENSIA DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING

STUDI KORELASI DEMENSIA DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING STUDI KORELASI DEMENSIA DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING Ninik Murtiyani 1), Reny Haryani 2) * Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto, Email : ninik.akbar@yahoo.co.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lansia dapat menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lansia dapat menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lansia dapat menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa. Pandangan masyarakat yang menyatakan bahwa lansia merupakan kelompok usia yang mendapat stigma tanpa

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: THOHA REVANANDA 201010201075 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL (Activity Dialy Living) PADA LANSIA DI DESA BAKALANPULE KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN Nur Khoirun Nisa*, Arifal Aris**

Lebih terperinci

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA Oleh : Tunjung Sri Yuliati 1 Dinar Ariasti 2 Dewi Novita Sari 3 Abstract Background. Being overweight

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah orang yang sistem-sistem biologisnya mengalami perubahan-perubahan struktur dan fungsi dikarenakan usianya yang sudah lanjut. Perubahan ini dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menua atau usia lanjut adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan mempertahankan fungsi normal

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA Retno Lestari 1, Titin Andri Wihastuti 2, Berty Febrianti Rahayu 3 1 Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih cepat kelompok usia lainnya. Antara tahun 1970 dan 2025 pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KELUARGA MENGENAL MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI LANSIA

KEMAMPUAN KELUARGA MENGENAL MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI LANSIA KEMAMPUAN KELUARGA MENGENAL MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI LANSIA Thomas Aquino Erjinyuare Amigo 1 *, Cornelia Dede Yoshima Nekada 2 Program Studi S1 Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (Fatimah,2010). Penuaan adalah suatu proses

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA DAN DI RUMAH BERSAMA KELUARGA

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA DAN DI RUMAH BERSAMA KELUARGA PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA DAN DI RUMAH BERSAMA KELUARGA Yulia Damayanti 1 Antonius Catur Sukmono 2 Fakultas Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya ABSTRAK Salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA HARGO DEDALI SURABAYA

PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA HARGO DEDALI SURABAYA PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA HARGO DEDALI SURABAYA Eko Andrianto Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, dan penyesuaian diri dengan peran peran

Lebih terperinci

GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PADA LANJUT USIA (Description Of Spiritual Needs On Elderly)

GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PADA LANJUT USIA (Description Of Spiritual Needs On Elderly) GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PADA LANJUT USIA (Description Of Spiritual Needs On Elderly) Ahmad Tegar Sunu Prakoso Poltekes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen 77 C Malang e-mail: j.nersbidan@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG PROSES MENUA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MAJASTO SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG PROSES MENUA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MAJASTO SUKOHARJO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG PROSES MENUA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MAJASTO SUKOHARJO Dinar Ariasti 1, Joko Sutrisno 2 Abstract The role of knowledge in dealing with depression

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN Abdul Rokhman*, Edi Tulus Tiono** Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan menjadikan lansia

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : HELGA DWI ARDIANTO 201110201021 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retardasi mental adalah keadaan dengan intelegensi yang kurang (subnormal) sejak awal masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya juga terdapat

Lebih terperinci

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.

Lebih terperinci

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI DESA TEBON KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN DAN DI UPT PSLU (PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA) KECAMATAN SELOSARI KABUPATEN MAGETAN Priyoto

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun oleh:

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul Jurnal yang berjudul Jurnal yang berjudul ABSTRAK Irmawati Nur.. Pengaruh Peran Keluarga Dalam Pemenuhan Activities Daily Living sterhadap Kualitas Hidup Lansia di Desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten

Lebih terperinci

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, juga dapat diukur

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI DALAM HAL MAKAN DAN BERPINDAH PADA LANSIA

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI DALAM HAL MAKAN DAN BERPINDAH PADA LANSIA GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI DALAM HAL MAKAN DAN BERPINDAH PADA LANSIA OVERVIEW OF INDEPENDENCE IN THE EVENT OF SELF CARE EATING AND MOVING IN ELDERLY STIKES RS. Baptis Kediri Jl. Mayjend.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam

Lebih terperinci

The correlation of family motivation to the degree indepence of elderly in UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Barat

The correlation of family motivation to the degree indepence of elderly in UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Barat The correlation of family motivation to the degree indepence of elderly in UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Barat ABSTRACT Cau Kim Jiu, Indah Dwi Rahayu, Ande Aliana STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK Introduction

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fakta menunjukkan bahwa sekarang ini jumlah penduduk lansia semakin lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang berusia 60 tahun ke atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua di dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60- 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Worls Health Organization (WHO), orang lanjut usia menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-74 tahun), usia lanjut tua

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN YENY PERWITOSARI 201001039 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DERAJAT KEKEBALAN TERHADAP STRES (SKALA MILLER & SMITH) PADA LANSIA DI KELURAHAN KEDUNGWUNI TIMUR KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR Bunga Anton 1, Nursalim 2, Sri Purnama Rauf 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 % BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, jumlah lanjut usia di atas 60tahun lebih dari 800 juta. proyeksi menunjukkan bahwa angka ini akan meningkat menjadi lebih dari dua miliar pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penuaan merupakan tahap akhir siklus kehidupan dari perkembangan normal yang akan dialami individu dan tidak dapat dihindari (Sutikno, 2011). Seseorang mulai

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini juga menunjukkan terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk lansia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nugroho (2006) menjelaskan bahwa menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Kemunduran fisik yang di alami saat

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND THE ELDERLY

Lebih terperinci

GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI POSYANDU LANSIA JETIS DESA KRAJAN KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO Dwi Handayani, Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN RAMBUT PADA LANSIA DI DESA PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN RAMBUT PADA LANSIA DI DESA PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL. 1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN RAMBUT PADA LANSIA DI DESA PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL Manuscript Oleh : Christiana Nindya Timur G2A210005 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO usia 45-59 tahun adalah usia pertengahan, usia 60-74 tahun adalah lanjut usia, usia 75-90 tahun adalah lanjut usia tua, dan >90 tahun adalah usia sangat

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT QUADRICEPS DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY OF DAILY LIVING PADA LANSIA DI UPTD GRIYA WERDHA SURABAYA

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT QUADRICEPS DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY OF DAILY LIVING PADA LANSIA DI UPTD GRIYA WERDHA SURABAYA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT QUADRICEPS DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY OF DAILY LIVING PADA LANSIA DI UPTD GRIYA WERDHA SURABAYA PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIK Oleh RACHMAD HANDANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup di dunia akan mengalami proses menua. Menurut Nugroho (2008) proses menua adalah proses yang terjadi di sepanjang hidup manusia, dimulai sejak dari awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia (Nugroho, 2008).

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data sensus penduduk tahun 2010 menyebutkan, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.641.326 jiwa dan

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo Disusun Oleh: Elly Rachmawati., Dya Sustrami,S.Kep.,Ns.,M.Kes., Nuh Huda, M.Kep., Sp.KMB., Wiwiek

Lebih terperinci

Mazidatul Faizah*Fitri Rosyida*Priyoto***

Mazidatul Faizah*Fitri Rosyida*Priyoto*** Hubungan Pengetahuan Keluarga Terhadap Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas (ADL) di Desa Drajat Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Mazidatul Faizah*Fitri Rosyida*Priyoto*** Menua merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa tua merupakan masa yang paling bahagia. Yaitu masa dimana kita

BAB I PENDAHULUAN. Masa tua merupakan masa yang paling bahagia. Yaitu masa dimana kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa tua merupakan masa yang paling bahagia. Yaitu masa dimana kita akan ditemani oleh pasangan, anak, saudara bahkan cucu-cucu yang akan menambah kebahagiaan dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan jumlah lansia juga terjadi di negara Indonesia. Persentase penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan jumlah lansia juga terjadi di negara Indonesia. Persentase penduduk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (2014), proporsi penduduk di atas 60 tahun di dunia tahun 2000 sampai 2050 akan berlipat ganda dari sekitar 11% menjadi 22%, atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia telah dipersetujui bahwa penduduk lanjut usia adalah mereka yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun 1998 pasal 1 mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen

Lebih terperinci