KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : /KA/I/ 2007 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : /KA/I/ 2007 TENTANG"

Transkripsi

1 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : /KA/I/ TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Menimbang : a. bahwa dengan perubahan Organisasi Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun 2005; b. bahwa guna memberikan arah dan sasaran yang jelas sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan penelitian, pengembangan dan perekayasaan, dipandang perlu melakukan perubahan Rencana Strategis Badan Tenaga Nuklir Nasional tahun ; c. bahwa sehubungan dengan itu perlu ditetapkan menjadi Rencana Strategis Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran; 2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4219); 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; i

2 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari 5. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangungan Jangka Menengah Republik Indonesia; 8. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir; 9. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 10. Keputusan Presiden Nomor 104/M Tahun 2002; 11. Keputusan Kepala BATAN Nomor 360/KA/VII/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir; 12. Peraturan Kepala BATAN Nomor 392/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja; 13. Peraturan Kepala BATAN Nomor 393/KA/XI/ /KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai di Lingkungan BATAN; Menetapkan : M E M U T U S K A N PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala ini yang dimaksud dengan : 1. Rencana Strategis Badan Tenaga Nuklir Nasional tahun , yang selanjutnya disebut Renstra BATAN adalah dokumen perencanaan Badan Tenaga Nuklir Nasional untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan 2009; 2. Rencana Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional yang selanjutnya disebut dengan Renja BATAN adalah dokumen perencanaan Badan Tenaga Nuklir Nasional untuk periode 1 (satu) tahun; 3. Penetapan Kinerja Badan Tenaga Nuklir Nasional yang selanjutnya disebut dengan PK BATAN adalah dokumen ii

3 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari penetapan kinerja Badan Tenaga Nuklir Nasional yang akan dicapai dalam periode 1 (satu) tahun; 4. Kepala adalah Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional. Pasal 2 1. Rencana Strategis Badan Tenaga Nuklir Nasional meliputi uraian tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Tenaga Nuklir Nasional, Lingkungan Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan, Program serta Indikator Kinerja 2. Rencana Strategis Badan Tenaga Nuklir Nasional merupakan arahan bagi setiap Unit Kerja di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional dalam penyusunan Program 5 (lima) tahun pada masing-masing Unit Kerja. Pasal 3 1. Unit Kerja di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional melaksanakan program dalam Renstra BATAN yang dituangkan dalam Renja BATAN; 2. Unit Kerja di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional melaksanakan program dalam Renja BATAN yang dituangkan dalam PK BATAN; 3. Dalam melaksanakan Renstra BATAN, unit kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini perlu berkoordinasi dengan Kepala BATAN, Sestama dan para Deputi dan Pemangku Kepentingan lainnya. Pasal 4 Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional melakukan pemantauan terhadap pelaksanaaan Renstra, Renja dan PK BATAN. Pasal 5 Rencana Strategis Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun sebagaimana terdapat dalam lampiran peraturan ini merupakan satu kesatuan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini. Pasal 6 Dengan berlakunya Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional ini maka semua proses penyusunan PK BATAN, Renja BATAN dan Program 5 (lima) tahun masing-masing Unit Kerja harus mengacu pada Peraturan Kepala BATAN ini. Pasal 7 iii

4 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari 1. Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan; 2. Peraturan Kepala ini disebarluaskan kepada pihak-pihak yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan. Pasal 8 Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan terhadap penetapan Peraturan ini, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : Januari KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ttd. Prof. Soedyartomo Soentono, M.Sc.,Ph.D. Salinan Sesuai dengan aslinya, Ka. Biro Sumber Daya Manusia Tyn Isprianto,SH NIP iv

5 RENCANA STRATEGIK BATAN (Revisi 1) Terwujudnya Iptek Nuklir Berkeselamatan Handal sebagai Pemicu dan Pemacu Kesejahteraan BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Jl. K.H. Abdul Rohim, Kuningan Barat, Mampang Prapatan PO. BOX : 4390 Jakarta Telepon : , Faks. : , Teleks : 62354, Kawat Batan Jakarta

6 Rencana Strategik BATAN Revisi-1,01 Januari KATA PENGANTAR Rencana Strategik Badan Tenaga Nuklir Nasional (Renstra BATAN) disusun dalam rangka mewujudkan amanat perubahan ke empat Undangundang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (5) yang berbunyi Pemerintah memajukan Ilmu Pengetahuan dan Taknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia, serta Undangundang No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran yang di dalam butir-butir mukadimah pertimbangannya antara lain disebutkan bahwa pemanfaatan dan pengembangan iptek nuklir bagi pembangunan nasional yang berkesinambungan dan berwawasan lingkungan perlu ditingkatkan dan diperluas untuk ikut meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa, serta ditujukan untuk maksud damai. Dalam rangka memperkuat peran dan meningkatkan kemampuan iptek nuklir, maka Renstra BATAN selain disinkronkan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM ) dan Agenda Riset Nasional (ARN), juga diarahkan untuk mendukung pencapaian Visi BATAN Terwujudnya iptek nuklir berkeselamatan handal sebagai pemicu dan pemacu kesejahteraan, dengan 5 (lima) misi yaitu melaksanakan litbangyasa iptek nuklir bidang energi, litbangyasa iptek nuklir bidang non energi, pelayanan iptek nuklir, diseminasi informasi dan hasil litbangyasa iptek nuklir, dan membina profesionalisme, budaya keselamatan dan sistem manajemen mutu, serta dengan tujuan dan sasaran utama yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan secara bertahap sesuai dengan perubahan lingkungan strategik. Renstra BATAN disusun berdasarkan kompetensi yang handal di bidang iptek nuklir dan komitmen serta landasan yang kuat pada seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta antisipasi terhadap berbagai dampak dari pengaruh kecenderungan lingkungan strategik. Dengan tersusun dan diberlakukannya dengan sah Renstra BATAN ini, maka Renstra sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi dan mulai v

7 Rencana Strategik BATAN Revisi-1,01 Januari dari saat pengesahan, dokumen ini digunakan sepenuhnya sebagai acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan program BATAN. Jakarta, Januari Kepala BATAN Dr. Soedyartomo Soentono NIP vi

8 DAFTAR ISI PERATURAN KA. BATAN NO. /KA/I/ i KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI BAB.I. PENDAHULUAN Perkembangan Peran Iptek Nuklir dalam Pembangunan Nasional Dinamika Peluang dan Tantangan Faktor Kunci Keberhasilan Kompetensi, Keahlian, dan Sumberdaya Kekuatan dan Kelemahan 13 BAB II VISI, MISI, PRINSIP, DAN NILAI Visi Misi Prinsip Nilai-Nilai 18 BAB III TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN IPTEK NUKLIR Tujuan Strategik Tujuan Utama Sasaran Utama 21 BAB IV KEBIJAKAN STRATEGIK BATAN Meningkatkan kegiatan penelitian, pengembangan 25 dan perekayasaan serta penguatan kompetensi iptek nuklir 4.2. Melaksanakan pendayagunaan dan pemasyarakatan 26 hasil litbang iptek nuklir 4.3 Melakukan pembinaan profesionalisme, budaya 26 keselamatan, dan sistem manajemen mutu BAB V PROGRAM BATAN Program Utama Bidang Energi Program Utama Bidang Non Energi Program Pelayanan Teknologi Nuklir Program Diseminasi Teknologi dan Kemitraan Program Manajemen Kelembagaan 29 BAB VI INDIKATOR KEBERHASILAN 29 BAB VII PENUTUP 31 LAMPIRAN LAMPIRAN 32

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1. PERKEMBANGAN PERAN IPTEK NUKLIR DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Iptek nuklir telah berkembang pesat dan telah memberikan kontribusi dalam berbagai sektor kehidupan. Secara garis besar pemanfaatan iptek nuklir di dunia dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) bidang, yaitu bidang energi, bidang non energi dan bidang militer. Sebagai negara yang mendukung kemerdekaan bangsa, mencintai perdamaian dunia dengan berprinsip bebas dan aktif sebagaimana yang dituliskan di dalam Mukadimah UUD 1945, maka sejak awal Indonesia tidak berminat mengembangkan pemanfaatan iptek nuklir untuk persenjataan/bidang militer, melainkan justru mendukung pemanfaatan iptek nuklir untuk maksud damai dengan bukti nyata telah meratifikasi NPT (The Treaty on the Non- Proliferation of Nuclear Weapons) dan The Additional Protocol, serta hanya mengembangkan pemanfaatan iptek nuklir untuk bidang energi dan non energi bagi kesejahteraan masyarakat. Dalam bidang energi, kemajuan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik telah berkembang dengan sangat pesat. Berbagai jenis reaktor daya untuk PLTN seperti PWR (Pressurised Water Reactor), BWR (Boiling Water Reactor), PHWR (Pressurised Heavy Water Reactor), GCR (Gas Cooled Reactor), telah beroperasi secara komersial di negara maju. Bahkan setelah insiden Chernobyl, rekayasa disain reaktor maju (advance reactors) dengan tingkat keselamatan yang jauh lebih tinggi telah berkembang pesat. Untuk menyongsong era industri nuklir berperan dalam pembangunan nasional, terutama dalam operasi PLTN, maka pada tahun 1997 lahir UU No. 10 tentang Ketenaganukliran yang antara lain menetapkan fungsi pengaturan, pengawasan dan inspeksi dipisahkan dari fungsi pelaksana dan promosi iptek nuklir. Hal ini

10 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari diikuti dengan pembentukan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) yang terpisah dari kelembagaan BATAN. Namun dengan berlangsungnya krisis ekonomi secara berkepanjangan sejak 1997, pembangunan PLTN pertama di Indonesia belum dapat dilaksanakan. Selanjutnya, berdasarkan berbagai hasil kajian dan perhitungan Studi CADES (Comprehensive Assessment on Different Energy Sources for electricity in Indonesia) yang dilakukan oleh BATAN, BPPT, Dep. ESDM, PLN, dan instansi terkait lainnya, serta dengan bantuan teknik IAEA pada tahun , disimpulkan bahwa PLTN pertama layak dibangun dan dioperasikan di Indonesia pada sekitar tahun 2016, dan Peraturan Presiden RI No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional yang menyatakan bahwa masuknya energi nuklir menjadi bagian dari bidang energi baru dan energi terbarukan. Di sisi lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di bidang non-energi juga sangat pesat seperti kesehatan (kedokteran nuklir), pertanian dan peternakan, hidrologi, dan lingkungan. Peran BATAN dalam menunjang pembangunan bidang pertanian diantaranya yaitu dengan menghasilkan berbagai varietas baru tanaman pangan yang unggul, di bidang kesehatan yaitu memberikan dukungan dalam bentuk peralatan kedokteran nuklir dan sediaan radiofarmaka untuk rumah-rumah sakit. Sedangkan produksi dan aplikasi radioisotop memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan nasional melalui penggunaan radioisotop dan radiasi di bidang industri seperti dalam pengendalian mutu, inspeksi produk, dan peningkatan teknologi proses. Industri nuklir bidang produksi bahan bakar nuklir untuk reaktor riset, produksi radioisotop dan radiofarmaka serta produksi perangkat nuklir juga telah dimulai DINAMIKA PELUANG DAN TANTANGAN Kecenderungan Global 1

11 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari Saat ini kegiatan litbangyasa mempunyai kecenderungan global mengarah antara lain ke bidang iptek bahan, bioteknologi, super-konduktor, nano teknologi, kebumian dan kelautan, energi dan pertambangan, serta kualitas lingkungan. Hasil penelitian bidang energi mengutamakan teknologi akrab lingkungan, efisien dan ekonomis. Kondisi tersebut sangat sesuai dan dapat dipenuhi oleh teknologi PLTN yang berkembang terus dengan disain semakin maju, aman, akrab lingkungan, dan ekonomis. Paradigma baru dalam energi nuklir di abad 21 adalah penggunaannya tidak hanya untuk keperluan pembangkitan listrik saja, tetapi juga untuk keperluan co-generasi, antara lain untuk keperluan desalinasi dan produksi hidrogen sebagai bahan bakar masa depan. Untuk itu, maka dikembangkan PLTN Generasi IV yang mengandalkan pada kelebihannya dalam hal catastrophe-free, proliferation-resistant, more environment friendly, serta secara ekonomis semakin competitive. Pemanfaatan teknik nuklir di bidang non energi, seperti aplikasi isotop dan radiasi semakin luas digunakan dan telah terbukti bermanfaat memberikan keunggulan dalam meningkatkan kualitas produk, hemat energi, dan berwawasan lingkungan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat di negara maju memungkinkan peningkatan laju kebutuhan konsumen dan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat. Selain itu, adanya kesepakatan pasar global di kalangan negara anggota APEC selain menjadikan pasar Indonesia terbuka bagi masuknya produk asing, juga pasar internasional akan terbuka bagi produk Indonesia melalui persaingan QCD (Quality, Cost, and Delivery) yang ketat. Hal tersebut menjadi tantangan bagi para pelaku iptek untuk melakukan inovasi teknologi yang efektif dan efisien Peluang dan Tantangan Didalam The UN Millenium Development Goals dimana kelaparan, kemiskinan, menekan kematian Ibu dan anak, kesehatan 2

12 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari dan lingkungan serta kerjasama menjadi isu-isu dunia yang perlu dipecahkan permasalahannya. Isu-isu tersebut menjadi isu strategis di Indonesia pula. Secara garis besar, RPJM mengidentifikasikan bahwa tantangan aktual yang dihadapi adalah belum optimalnya pembangunan iptek serta lemahnya daya saing bangsa dari aspek ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan, yang ditunjukkan oleh sejumlah indikator, antara lain: rendahnya kemampuan iptek nasional, rendahnya kontribusi iptek nasional di sektor produksi, belum optimalnya mekanisme intermediasi iptek, lemahnya sinergi kebijakan iptek, masih terbatasnya sumber daya iptek, belum berkembangnya budaya iptek di kalangan masyarakat, belum optimalnya peran iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup, serta masih lemahnya peran iptek dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam. Berdasarkan RPJM dari Kabinet Indonesia Bersatu, Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun peradaban bangsa. Sejalan dengan paradigma baru di era globalisasi yaitu Tekno-Ekonomi (Techno- Economy Paradigm), teknologi merupakan faktor yang memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Implikasi paradigma ini adalah terjadinya proses transisi perekonomian dunia yang semula berbasiskan pada sumberdaya (Resource Based Economy) menjadi perekonomian yang berbasiskan pengetahuan (Knowledge Based Economy/KBE). Pada KBE, kekuatan bangsa diukur dari kemampuan iptek sebagai faktor primer ekonomi menggantikan modal, lahan, dan energi untuk meningkatkan standar kehidupan bangsa dan negara, serta kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia. Kemudian daripada itu, dalam upaya untuk mengatasi tantangan tersebut maka berdasarkan Peraturan Presiden No.7 Tahun 2005 tentang RPJM Bab 22 dan Agenda Riset Nasional 3

13 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari (ARN), Arah Kebijakan Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, difokuskan pada 6 (enam) bidang prioritas yaitu : (i) pembangunan ketahanan pangan; (ii) penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan; (iii) pengembangan teknologi dan manajemen transportasi; (iv) pengembangan teknologi informasi dan komunikasi; (v) pengembangan teknologi pertahanan; dan (vi) pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan. Sejalan dengan RPJM dan dikuatkan dalam penjabaran Program dan Kegiatan Ristek yang disebut dalam Agenda Riset Nsional (ARN) tersebut, Tujuan Pembangunan Iptek Nuklir dalam jangka menengah terutama diarahkan untuk: 1. Mendukung keberhasilan pelaksanaan 3 (tiga) Agenda Pemerintah yaitu : Agenda menciptakan Indonesia yang aman dan damai, Agenda menciptakan Indonesia yang adil dan demokratis, serta Agenda menciptakan kesejahteraan rakyat melalui pelaksanaan Program dan Sasaran RPJM , terutama pada Bab 22 tentang Peningkatan Kemampuan Iptek 2. Meningkatkan peran iptek nuklir dalam pelaksanaan pembangunan melalui program dan kegiatan yang berkaitan dengan 4 (empat) dari 6 (enam) fokus bidang prioritas dan 4 (empat) program pembangunan yang disusun dalam sasaran program BATAN Peluang dan Tantangan Sesuai Bidang Kompetensi BATAN BATAN mempunyai peluang yang cukup besar untuk memanfaatkan modal dasar, dengan kemampuan serta pengalaman yang dimiliki. Hasil-hasil penelitian yang telah terbukti bermanfaat bagi masyarakat harus didayagunakan melalui kerjasama dan kemitraan yang tepat agar dapat memberikan manfaat lebih nyata secara komersial bagi masyarakat, sejalan dengan UU no.18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan 4

14 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sesuai dengan pengalaman dan kompetensi tersebut, maka peluang dan tantangan BATAN dalam pengembangan industri nuklir baik di bidang energi maupun non energi adalah: 1. Dalam bidang Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (ATIR), BATAN mempunyai peluang dan tantangan untuk melakukan litbang dalam sektor pangan (pertanian dan peternakan), industri, kelautan dan kebumian. Di sektor pangan, peluang dan tantangan adalah aplikasi teknologi isotop dan radiasi untuk pengembangan varietas unggul dan tanaman pangan dan jenis suplemen pakan ternak serta ketersediaannya secara berkelanjutan, dan bahkan BATAN akan menjadi pusat acuan dan rujukan nasional dalam aplikasi isotop dan radiasi dalam sektor pertanian dan peternakan. Sedang dalam bidang kelautan dan kebumian, aplikasi teknologi isotop dan radiasi mempunyai peluang dan tantangan untuk menjadi pusat acuan dalam pemanfaatan teknik nuklir untuk eksplorasi dan ekploitasi panas bumi, yang termasuk prioritas di dalam pengembangan energi terbarukan. Dalam sektor energi terbarukan, pengembangan varietas unggul tanaman penghasil bio-diesel, seperti tanaman jarak (jatropha curcas), mempunyai peluang untuk dikembangkan. 2. Dalam bidang teknologi Produksi Isotop dan Senyawa Bertanda (PISB), BATAN mempunyai peluang dan tantangan melakukan litbang yang mendukung bioteknologi/kesehatan khususnya dalam bidang kedokteran nuklir. Dalam hal ini BATAN akan mengembangkan perangkat teknologi nuklir serta teknologi produksi isotop dan radiofarmaka untuk penanggulangan penyakit kanker dan infeksi bakteri. Selanjutnya tantangan BATAN adalah menjadi pusat acuan dan rujukan pelayanan kesehatan berbasis teknologi nuklir. 3. Dalam bidang Pengelolaan Limbah Radioaktif (PLR), BATAN 5

15 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari mempunyai peluang dan tantangan melaksanakan pengembangan guna memberikan pelayanan dalam pengelolaan limbah radioaktif baik yang ditimbulkan dari beroperasinya fasilitas nuklir maupun limbah radioaktif yang ditimbulkan dari kegiatan rumah sakit maupun dari industri yang telah memanfaatkan teknologi nuklir (radiografi, kontrol proses, dan lain-lain). Tantangan BATAN sebagai lembaga pelaksana adalah menyediakan fasilitas nasional pelayanan pengelolaan limbah radioaktif non PLTN mencakup reaktor riset dan instalasi/fasilitas nuklir lainnya, industri dan rumah sakit. 4. Dalam bidang Rekayasa dan Pembuatan Perangkat Instrumentasi Nuklir (RPPIN), BATAN mempunyai peluang dan tantangan untuk mengembangkan mesin berkas elektron untuk industri, serta menjadi pusat acuan rancang bangun dan perawatan perangkat nuklir di bidang kesehatan, keselamatan nuklir, dan industri. 5. Di bidang Daur Bahan Bakar Nuklir (DBBN), peluang dan tantangan yang dihadapi BATAN adalah untuk mendukung penguasaan teknologi dalam penyediaan bahan bakar reaktor riset dan reaktor daya (PLTN), mulai dari eksplorasi, penambangan, pengolahan biji uranium, pemurnian, dan teknologi produksi bahan bakar, serta pengelolaan elemen bakar/bundel bahan bakar bekas. 6. Dalam bidang Teknologi Reaktor Daya (TRD), BATAN mempunyai peluang dan tantangan untuk penyiapan PLTN guna penyediaan energi listrik yang mendukung program diversifikasi penyediaan energi. Untuk itu perlu diperjuangkan masuknya opsi nuklir dalam perencanaan sistem energi nasional jangka panjang dan ini ada didalam Kebijakan Energi Nasional yang harus dilanjutkan dengan langkah-langkah persiapan pembangunan PLTN pertama di Indonesia (sistem jaringan Jawa-Bali). Peluang digunakannya PLTN dalam sistem pembangkit listrik untuk 6

16 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari jaringan Jawa-Bali sangat terbuka saat ini, dengan alasan untuk memenuhi terjaminnya keselamatan pasokan energi jangka panjang (security and sustainability of energy supply), ditambah lagi dengan semakin terbatasnya energi fosil di Indonesia serta tendensi kenaikan harga minyak internasional yang akan diikuti harga energi turunannya. Namun disadari pula bahwa tantangan yang ada sampai saat ini adalah berkaitan dengan penerimaan publik terhadap penggunaan PLTN serta masalah pendanaan untuk pembangunan PLTN yang relatif besar. Peluang dan tantangan dari ke enam bidang kompetensi tersebut di atas, semuanya memerlukan dukungan teknologi informatika yang handal dalam bidang simulasi/pemodelan, perpustakaan digital dan manajemen SDM, pengetahuan, rancang bangun serta diseminasi iptek nuklir FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN Sejalan dengan Mukadimah UUD 1945, maka kegiatan litbangyasa iptek nuklir diarahkan di bidang non militer, yaitu mengembangkan pemanfaatan iptek nuklir untuk bidang energi dan non energi bagi kesejahteraan masyarakat. Atas dasar peraturan perundang-undangan tersebut, maka peluang dan tantangan bagi kegiatan litbangyasa iptek nuklir hanya dapat dilaksanakan pada 4 (empat) dari 6 (enam) fokus bidang prioritas kegiatan Bab 22 RPJM yang non militer yaitu peran serta dalam : (i) pembangunan ketahanan pangan; (ii) pengembangan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan; (iii) pengembangan teknologi informasi dan komunikasi; dan (iv) pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan. Dalam pada itu, kunci keberhasilan pelaksanaan program BATAN selain ditentukan oleh dukungannya pada RPJM , juga sangat ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut : organisasi yang dinamis; sumberdaya manusia yang profesional, inovatif, kreatif, 7

17 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari produktif; fasilitas nuklir yang sehat dan beroperasi secara handal; metodologi yang mengutamakan aspek keselamatan; anggaran yang memadai; lingkungan strategik yang kondusif; serta program strategik yang realistik, terukur dan kreatif-antisipatif KOMPETENSI, KEAHLIAN DAN SUMBERDAYA Bidang Kompetensi Secara garis besar, BATAN mempunyai 6 (enam) bidang kompetensi yaitu : 1. Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (ATIR) 2. Pembuatan Isotop dan Senyawa Bertanda (PISB) 3. Pengelolaan Limbah Radioaktif (PLR) 4. Rekayasa dan Pembuatan Perangkat Instrumentasi Nuklir (RPPIN) 5. Daur Bahan Bakar Nuklir (DBBN) 6. Teknologi Reaktor Daya (TRD) Bidang Keahlian Sumber Daya Manusia Profesional Berdasarkan data kepegawaian tanggal 30 September 2006, BATAN mempunyai 3583 orang pegawai yang tersebar di 4 (empat) Biro, 16 (enam belas) Pusat Teknis, 1 (satu) Pusat Pendidikan dan Latihan, 1 (satu) Inspektorat dan 1 (satu) Sekolah Tinggi Teknik Nuklir. Secara garis besar tingkat pendidikan pegawai BATAN adalah 110 orang S-3, 295 orang S-2, 1035 orang S-1, 85 orang D-4, 485 orang D-3/Sarjana Muda, dan selebihnya 1573 orang terdiri dari tamatan D-2, D-1, SLTA Kejuruan, SLTA Umum, SLTP Kejuruan, SLTP Umum dan SD. Di antara pegawai tersebut tercatat 50 orang memiliki kualifikasi Ahli Peneliti Utama. Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahliannya, 1103 orang meniti karir di 19 jabatan fungsional : Peneliti, Pranata Nuklir, Pengawas Radiasi, Pranata Komputer, Widyaiswara, Pustakawan, Arsiparis, Litkayasa, Perekayasa, Dokter, Dokter Gigi, Perawat, Auditor, Penyelidik Bumi, 8

18 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari Analis Kepegawaian, Dosen, Perencana, Pengendali Dampak Lingkungan dan Pranata Humas Sistem Manajemen Mutu Dalam melaksanakan kegiatan kelembagaan, litbangyasa, dan diseminasi hasil litbangyasa, BATAN berpegang pada suatu prinsip bahwa seluruh masukan, proses, luaran, dan produk yang dihasilkan dalam bentuk barang dan jasa oleh setiap individu/organisasi di BATAN harus berstandar pada sistem manajemen mutu dan keselamatan. Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, BATAN memiliki Kebijakan Mutu sebagai berikut : BATAN menjamin dan memelihara mutu produk seluruh pelaksanaan fungsi organisasi dengan mengutamakan keselamatan. BATAN menjamin semua produk yang dihasilkan melalui penerapan Sistem Standardisasi dan prinsip-prinsip Manajemen Mutu Terpadu pada setiap langkah kegiatannya. BATAN selalu meningkatkan mutu produknya dengan peningkatan profesionalisme sumber daya manusia dan membina jejaring kerja dengan pemangku kepentingan Jaringan Kerja Handal BATAN membentuk jaringan kerja yang handal untuk memenuhi tuntutan kerja yang cepat, tepat, dan akurat dalam kegiatan litbangyasa maupun pendayagunaan hasilnya. Di samping itu, BATAN juga membuat jaringan kerjasama dengan berbagai pihak di dalam maupun di luar negeri dengan tujuan untuk meningkatkan/memperkuat kompetensi, promosi, pelayanan, dan diseminasi manfaat iptek nuklir serta hasil litbangyasanya bagi kesejahteraan masyarakat. Kerjasama yang dilaksanakan selain 9

19 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari untuk peningkatan kapasitas litbangyasa, juga dilakukan kerjasama untuk pengguna sumber daya dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunanya. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung salah satu misi yang terus dikembangkan yaitu Peningkatan pelayanan kepada masyarakat Iptek dan Rekayasa Nuklir BATAN telah menguasai iptek dan rekayasa nuklir, menghasilkan karya ilmiah yang sudah dipublikasikan di dalam jurnal/majalah dalam dan luar negeri, dan mendayagunakan hasil litbangyasa dalam pelbagai bidang/sektor pembangunan. Kemampuan SDM BATAN dalam penguasaan iptek dan rekayasa nuklir dinyatakan melalui kegiatan litbangyasa dan diseminasi hasil litbangyasa iptek nuklir di bidang pangan (pertanian dan peternakan); keselamatan nuklir, radiasi dan lingkungan; bioteknologi dan kesehatan; informatika dan mikroelektronika; energi; dan industri dan manufaktur Sumberdaya BATAN Fasilitas Nuklir Utama BATAN memiliki berbagai fasilitas utama litbang nuklir yang berada di 4 (empat) kawasan nuklir yaitu: 1). Kawasan Nuklir Serpong, Reaktor Serba Guna GA Siwabessy (RSG-GAS) berdaya 30 MW Instalasi simpan bahan bakar bekas sementara Instalasi elemen bakar eksperimental Instalasi pengolahan limbah radioaktif Instalasi radiometalurgi Instalasi litbang produksi radioisotop dan radiofarmaka Instalasi keselamatan dan keteknikan reaktor Instalasi perekayasaan perangkat nuklir 10

20 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari Instalasi balai spektrometri neutron (Instalasi spektroskopi neutron) Instalasi pengolahan limbah radioaktif Fasilitas siklotron berdaya 30 MeV Instalasi balai keteknikan Instalasi balai bengkel induk 2). Kawasan Nuklir Pasar Jumat 3 (tiga) unit iradiator sinar gamma Cobalt-60 masing-masing dengan kuat sumber 200 kci, 80 kci, dan 10 kci 2 (dua) unit mesin berkas elektron (MBE), masing-masing berdaya 2 MeV/10mA dan 300 kev/50 ma Instalasi eksplorasi dan pengolahan bahan galian nuklir Laboratorium acuan, standardisasi, kalibrasi, dan keselamatan radiasi Laboratorium pendidikan dan pelatihan iptek nuklir Instalasi balai teknofisika Instalasi balai iradiasi 3). Kawasan Nuklir Bandung Reaktor TRIGA Mark II berdaya 2 MW Laboratorium senyawa bertanda Laboratorium fisika dan metalurgi 4). Kawasan Nuklir Yogyakarta Reaktor Kartini berdaya 100 kw Instalasi balai elektromekanik Instalasi akselerator Fasilitas Penunjang Untuk menunjang fungsi fasilitas nuklir utama, tersedia pelbagai fasilitas penunjang antara lain: laboratorium fisika, kimia, biologi, radiografi netron, laboratorium NAA dan laboratorium nuklir 11

21 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari lain yang dilengkapi dengan peralatan dan instrumen handal diantaranya Nuclear Magnetic Resonance (NMR), Gas Permeable Chromatograph (GPC), Mass Spectrometer (MS), Gas Chromatograph Mass Spectrometer (GC MS), Atomic Absorption Spectrometer (AAS), High Performance Liquid Chromatograph (HPLC), X-ray Fluorescence Spectrometer, Electron Spin Resonance (ESR), Fourier Transform Infra Red (FT IR), Scanning Electron Microscope (SEM), Transmition Electron Microscope (TEM), Thermogravimetry Analyzer, Liquid Scintillation, Thermoluminisence Dosimeter (TLD) Reader, dan Small Angle Neutron Scattering (SANS), High Resolution Small Angle Neutron Scattering (HRSANS), Neutron Diffractometer. Beberapa fasilitas yang telah mendapat pengakuan dengan diterbitkannya sertifikat antara lain: Laboratorium Uji Bahan (LUB), Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Laboratorium Tissue Bank dll. Fasilitas nuklir dengan sarana pendukungnya, dan sumberdaya manusia yang berkualitas dengan hasil-hasil penelitian yang dimiliki BATAN, merupakan modal dasar bagi BATAN untuk berperan lebih besar dalam pembangunan nasional KEKUATAN (STRENGTHS) DAN KELEMAHAN (WEAKNESSES) Berdasarkan atas Mukadimah UUD 1945, UU No.10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran serta sejalan dengan UU No.18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait, BATAN mempunyai peluang dan tantangan untuk memanfaatkan kompetensi, sumberdaya, kemampuan, serta pengalaman yang dimiliki dalam pengembangan industri nuklir baik di bidang energi maupun non energi yaitu: bidang Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (ATIR), bidang teknologi Pembuatan Isotop dan Senyawa Bertanda (PISB), bidang Pengelolaan Limbah Radioaktif (PLR), bidang Rekayasa dan Pembuatan Perangkat 12

22 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari Instrumentasi Nuklir (RPPIN), bidang Daur Bahan Bakar Nuklir (DBBN), dan bidang Teknologi Reaktor Daya (TRD). Dalam pada itu, untuk dapat melaksanakan peluang dan tantangan baru antara lain termasuk dalam 4 (empat) bidang prioritas RPJM Bab 22, maka BATAN mempunyai Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) yang dapat disimpulkan dari perumusan sebagai berikut: 1) Organisasi : Berdasarkan tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab, serta perubahan lingkungan strategik, struktur organisasi BATAN mengalami penyesuaian terhadap perubahan lingkungan dimana selain sebagai lembaga litbang, BATAN juga melakukan perumusan kebijakan tentang Nuklir dan kegiatannya lebih menitikberatkan pada Pengembangan Teknologi Nuklir untuk lebih meningkatkan efektif, efisien dan optimal dalam melaksanakan visi, misi, tugas dan fungsi BATAN di bidang litbangyasa iptek nuklir. Selain hal tersebut, BATAN mempertajam rumusan ke pelayanan melalui diseminasi informasi hasil litbangyasa, dan pemanfaatan iptek nuklir guna mencapai tujuan dan sasaran utama di masa depan diperlukan perampingan struktur dan pengkayaan fungsi. 2) Sumber Daya Manusia: Berdasarkan tingkat pendidikan dari D3 s/d S3 sebanyak 2010 dari 3583 orang PNS per 30 September 2006 dengan berbagai jenis pendidikan sesuai dengan pilar-pilar kompetensinya, serta pengalaman profesional, inovatif, kreatif, produktif dan komitmen kuat dalam melaksanakan program-program BATAN di bidang Iptek nuklir, maka SDM BATAN mempunyai kapabilitas dan kapasitas untuk melaksanakan visi, misi, tugas, dan fungsi BATAN. Kelemahannya adalah pada masalah kontinuitasnya kapasitas dan kualitas kompetensi di masa depan berkaitan dengan keterbatasan rekruitmen 13

23 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari pegawai baru, anggaran diklat, serta pola pembinaan manajemen kepegawaian nasional yang kurang optimal. 3) Fasilitas Nuklir : BATAN memiliki fasilitas nuklir yang didukung oleh instalasi, peralatan/instrumentasi serta sarana dan prasarana laboratorium/ balai yang sehat, beroperasi secara handal dengan perawatan dan pemeliharaan sesuai sistem manajemen mutu untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Permasalahannya adalah keterbatasan anggaran perawatan maupun pengadaan peralatan baru pengganti untuk meningkatkan kinerja/kapasitasnya. Peralatan yang sudah masuk pada masa aging. 4) Metodologi : BATAN menguasai dan mengembangkan metodologi litbangyasa berbasis iptek nuklir secara dinamis mengikuti perkembangan iptek nuklir dunia (state of the art), dengan mengutamakan aspek keselamatan yang handal sesuai dengan pilarpilar kompetensi BATAN, untuk dapat menunjang tercapainya tujuan dan sasaran utama jangka pendek, menengah dan panjang. 5) Anggaran : Ketersediaan anggaran yang memadai untuk pelaksanaan program/kegiatan litbangyasa dan diseminasi serta pengadaan dan pemeliharaan fasilitas nuklir dan sarana penunjangnya agar tetap beroperasi dengan baik, tepat waktu, tepat sasaran, tepat guna, dan berhasil guna sangat diperlukan. Permasalahannya klasik yaitu selama ini anggaran yang tersedia sangat terbatas, baik untuk kegiatan litbangyasa, diseminasi, maupun penanganan sistem jaminan mutu termasuk fungsionalisasi perangkat nuklir, sehingga pendayagunaan sumberdaya BATAN belum optimum. 6) Lingkungan Strategik : 14

24 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari Terciptanya lingkungan strategik dapat mendorong kreativitas dan upaya pemanfaatan iptek nuklir dengan terobosan teknologi ( technological push ), kondusif terhadap ketentuan yang berlaku serta antisipatif terhadap perkembangan iptek nuklir terbaru. Terpilihnya lingkungan strategik berdasarkan tarikan/kebutuhan pasar ( market pull ) memberikan peluang dan tantangan dalam menangkap manfaat hasil-hasil litbangyasa iptek nuklir yang mempunyai keunggulan tekno-ekonomi. Iptek nuklir memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Permasalahannya adalah masih belum berkembangnya budaya iptek termasuk masih kurangnya pengenalan manfaat iptek nuklir di kalangan masyarakat sehingga diperlukannya secara intensif public information dan public education bagi masyarakat pengguna. 7) Program Strategik : Penyusunan program strategik yang realistik, terukur dan kreatif-antisipatif dirumuskan berdasarkan Kebijakan Strategik untuk menyelesaikan masalah aktual jangka pendek, serta mengantisipasi peluang dan tantangan jangka menengah-panjang dalam bidang iptek nuklir. Terjadinya perubahan arah kebijakan strategik pembangunan nasional seiring dengan pergantian pemerintahan/kabinet dapat diantisipasi dengan upaya penyesuaian prioritas sasaran program utama jangka pendek-menengah, sedangkan untuk sasaran utama jangka panjang seperti bidang energi nuklir diperlukan kesepakatan dukungan para stakeholder. 15

25 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari 16

26 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 JANUARI MANGRVA SIRNA MILANGING GAPURA BHINNEKA TUNGGAL IKA TAN HANA DARMMA MANGRVA SIRNA MILANGING GAPURA AIRT = APPLICATION OF ISOTOPE & RADIATION TECHNOLOGY PILC = PRODUCTION OF ISOTOPE & LABELLED COMPOUND RWM = RADIOACTIVE WASTE MANAGEMENT NDIDP = NUCLEAR DEVICE & INSTRUMENT DEVELOPMENT & PRODUCTION NFUEL = NUCLEAR FUEL PRT = POWER REACTOR TECHNOLOGY ICT = INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY TQM = TOTAL QUALITY MANAGEMENT 17

27 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 JANUARI 17

28 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 JANUARI GAMBAR BUILDING BLOCK BATAN 18

29 BAB II VISI, MISI, PRINSIP DAN NILAI-NILAI Berdasarkan tugas, fungsi, dan kewenangan serta wawasan masa depan yang diharapkan, maka disusunlah Visi, Misi, Prinsip dan Nilai-nilai BATAN sebagai berikut : 2.1. VISI Terwujudnya iptek nuklir berkeselamatan handal sebagai pemicu dan pemacu kesejahteraan MISI 1. Melaksanakan litbangyasa iptek nuklir untuk bidang energi 2. Melaksanakan litbangyasa iptek nuklir untuk bidang non energi 3. Pelayanan iptek nuklir 4. Melakukan diseminasi informasi dan hasil litbangyasa iptek nuklir 5. Membina profesionalisme, budaya keselamatan dan sistem manajemen mutu 2.3. PRINSIP Segenap kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara profesional untuk tujuan damai dengan mengutamakan prinsip keselamatan dan keamanan, serta kelestarian lingkungan NILAI-NILAI Segenap kegiatan iptek nuklir dilandasi nilai-nilai : Visionary, Innovative, Excellent, dan Accountable. Kejujuran, kedisiplinan, keterbukaan, tanggungjawab, kreatif dan kesetiakawanan.

30 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari Serta berpegang kepada 5 (lima) pedoman BATAN yaitu : berjiwa pionir, bertradisi ilmiah, berorientasi industri, mengutamakan keselamatan dan komunikatif. 1

31 BAB III PEMBANGUNAN IPTEK NUKLIR Dalam rangka memperkuat peran dan meningkatkan kemampuan iptek nuklir dalam tujuan dan sasaran pembangunan iptek nuklir, maka Renstra BATAN selain disinkronkan dengan Visi dan Misi RPJM , juga diarahkan untuk mendukung pencapaian Visi BATAN Terwujudnya iptek nuklir berkeselamatan handal sebagai pemicu dan pemacu kesejahteraan, dengan melaksanakan 5 (lima) Misi TUJUAN Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam pembangunan nasional dengan peran: 1. Meningkatkan peran iptek nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. 2. Meningkatkan kontribusi iptek nuklir untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. 3. Meningkatkan eksistensi BATAN terhadap kemampuan teknologi nuklir di masyarakat dan mendorong penerimaan PNBP (eksternal ke internal BATAN) 4. Meningkatnya pemahaman masyarakat dan pemanfaatan iptek nuklir bagi kesejahteraan 5. Meningkatkan kesiapan dan kemampuan SDM yang profesional, berbudaya keselamatan dan sistem manajemen mutu untuk menunjang program iptek nuklir SASARAN Sasaran pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam pembangunan nasional dengan peran:

32 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari 1. Terpadunya program energi nuklir nasional (PENN) dan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan penerapan iptek nuklir. 2. Berfungsinya fasilitas iptek nuklir hasil pengembangan reaktor (evolusionary & innovative) serta keselamatan nuklir 3. Berfungsinya pangkalan iptek nuklir mendukung program olah teknologi dan partisipasi industri nasional 4. Terselenggaranya litbangyasa iptek nuklir untuk peningkatan kompetensi bidang energi 5. Terselenggaranya litbang bahan industri nuklir. 6. Terselenggaranya litbangyasa iptek nuklir dengan aplikasi isotop dan radiasi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat 7. Terselenggaranya litbang teknologi produksi radioisotop dan radiofarmaka. 8. Terselenggaranya litbangyasa perangkat nuklir untuk kebutuhan masyarakat 9. Termanfaatkannya berbagai sumberdaya BATAN untuk memenuhi kebutuhan masyarakat 10. Termotivasinya kelembagaan BATAN untuk meningkatkan penguasaan teknologi nuklir 11. Meningkatnya kepercayaan dan eksistensi kelembagaan BATAN di masyarakat sebagai lembaga litbang yang handal 12. Diterimanya iptek nuklir didalam budaya masyarakat Indonesia 13. Terwujudnya jejaring kerja yang handal untuk mendukung pencapaian tujuan dan diseminasi informasi iptek nuklir 14. Dimanfaatkannya berbagai hasil litbang BATAN di masyarakat 15. Terselenggaranya pembinaan SDM BATAN yang profesional dan berbudaya keselamatan 16. Terselenggaranya sistem manajemen mutu untuk meningkatkan jaminan produk litbang BATAN 3.3. SASARAN UTAMA 1

33 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari Sasaran Utama pembangunan iptek nuklir terdiri dari sasaran jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, dengan rincian sebagai berikut (Tabel Sasaran Utama Program BATAN): Sasaran Utama Jangka Pendek 1. 10% jumlah varietas unggul tanaman pangan nasional dan penambahan jenis suplemen pakan ternak, serta ketersediaannya secara berkelanjutan, Masuknya opsi nuklir sebagai bagian dari sistem energi nasional jangka panjang, Teknologi informatika yang handal dalam bidang simulasi/modeling, perpustakaan digital dan manajemen SDM, Perangkat teknologi nuklir untuk penanggulangan penyakit kanker dan infeksi bakteri, Menjadi pusat acuan regional dalam pemanfaatan teknik nuklir untuk eksplorasi dan eksploitasi panas bumi, Pusat acuan dan layanan teknik nuklir untuk manajemen air, Engineering design demonstration plant Mesin Berkas Elektron untuk desox dan denox PLTU batubara, Sasaran Utama Jangka Menengah Panjang Tersusun dan terealisasinya road map dan milestone sasaran utama : 1. Pusat acuan dan rujukan nasional dalam aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang pertanian dan peternakan, Science and technology base (STB) bidang nuklir, Reaktor daya nuklir pertama dioperasikan di Indonesia (Sistem Jaringan Jawa-Bali), Pusat informasi di bidang teknologi nuklir dalam rangka public information dan education, pengembangan metode 2

34 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari komputasi, pemodelan, simulasi komputer, dan preservasi pengetahuan nuklir, Pusat acuan dan kepakaran kesehatan masyarakat berbasis teknologi nuklir, Fasilitas nasional pelayanan pengelolaan limbah radioaktif (non-pltn), 7. Tersedianya data cadangan Uranium kategori terukur yang signifikan, Pusat acuan rancang-bangun dan perawatan perangkat nuklir di bidang kesehatan, keselamatan nuklir, dan industri, 2008 Tabel Sasaran Utama Program BATAN Fokus Program BATAN, No penyesuaian terhadap RPJM 1. Pangan (Pertanian / Peternakan) Jangka Pendek, Tahun pencapaian 1. 10% jumlah varietas unggul tanaman pangan nasional dan penambahan jenis suplemen pakan ternak, serta ketersediaannya secara berkelanjutan, Energi 2. Masuknya opsi nuklir sebagai bagian dari sistem energi nasional jangka panjang, Teknologi Informasi dan Komunikasi 3. Teknologi Informatika yang handal dalam bidang: simulasi/ modeling, perpustakaan digital dan manajemen SDM, 2005 Jangka Menengah/Panjang, tahun pencapaian 1. Pusat Acuan dan Rujukan Nasional dalam Aplikasi Teknologi Isotop Radiasi di Bidang Pertanian dan Peternakan, Science and Technology Base (STB) Bidang Energi Nuklir, Reaktor daya nuklir pertama dioperasikan di Indonesia (Sistem Jaringan Jawa-Bali), Pusat informasi di bidang teknologi nuklir dalam rangka public information dan education, pengembangan metoda komputasi, pemodelan, simulasi komputer, dan preservasi pengetahuan nuklir,

35 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari Fokus Program BATAN, No penyesuaian terhadap RPJM 4. Kesehatan dan Obat-Obatan 5. Industri dan Lingkungan Jangka Pendek, Tahun pencapaian 4. Perangkat teknologi nuklir untuk penanggulangan penyakit kanker dan infeksi bakteri, Menjadi pusat acuan regional dalam pemanfaatan teknik nuklir untuk eksplorasi dan eksploitasi panas bumi, Pusat acuan dan layanan teknik nuklir untuk manajemen air, Manufaktur 7. Engineering design demonstration plan Mesin Berkas Elektron untuk de- SOx dan de-nox PLTU batubara, 2006 Jangka Menengah/Panjang, tahun pencapaian 5. Pusat Acuan dan Kepakaran Kesehatan Masyarakat berbasis Teknologi Nuklir, Fasilitas Nasional Pelayanan Pengelolaan Limbah Radioaktif (non PLTN), 7. Tersedianya data cadangan Uranium kategori terukur yang signifikan, Pusat acuan rancangbangun dan perawatan perangkat nuklir di bidang Kesehatan, Keselamatan nuklir, dan Industri,

36 BAB IV KEBIJAKAN STRATEGIK BATAN Sesuai dengan tugas, fungsi, dan kompetensinya serta berpijak pada kekuatan untuk mengatasi faktor tantangan eksternal, BATAN mempunyai peluang untuk berperan di dalam 4 (empat) dari 6 (enam) fokus program RPJM tersebut dan kontribusi iptek nuklir melalui berbagai bidang seperti kebumian dan manufaktur yang kemudian dirumuskan menjadi Sasaran Utama Program BATAN dalam bidang: (1) Pangan (Pertanian/Peternakan); (2) Energi; (3) Teknologi Informasi dan Komunikasi; (4) Kesehatan dan Obat-Obatan; (5) Industri dan Lingkungan; dan (6) Manufaktur. Untuk mencapai tujuan iptek nuklir dan melaksanakan fokus program tersebut di atas, ditetapkan 3 (tiga) Garis Besar Kebijakan Strategik sesuai dengan Misi BATAN sebagai berikut: 4.1. Meningkatkan peran BATAN dalam kegiatan penelitian, pengembangan, dan perekayasaan, serta penguatan kompetensi iptek nuklir di bidang: Produksi dan aplikasi isotop dan radiasi; Daur bahan bakar nuklir dan limbah radioaktif serta pelayanan pengelolaan limbah radioaktif; Pemanfaatan reaktor dan fasilitas nuklir lain; Litbangyasa dan pemanfaatan instrumentasi nuklir; serta Litbang dan pelayanan keselamatan nuklir dan radiasi. Kebijakan ini menegaskan bahwa kegiatan penelitian, pengembangan, dan rekayasa iptek nuklir dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme dan keselamatan yang handal bagi industri non energi dan energi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan daerah. Kegiatan litbang diarahkan untuk menghasilkan produk bermutu tanpa mengurangi kesempatan publikasi karya ilmiah baik nasional maupun internasional, pendaftaran paten/hki, dan desain teknik maupun kemampuan memberikan pelayanan teknologi. Selain kegiatan-kegiatan tersebut disusun pula berbagai kebijakan tentang nuklir yang berkaitan dengan tugas fungsi BATAN.

37 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari 4.2. Melaksanakan diseminasi informasi dan hasil litbangyasa iptek nuklir Kebijakan ini dilaksanakan melalui kegiatan inovasi, alih teknologi, kerjasama, kemitraan, sosialisasi dan promosi hasil litbang iptek nuklir yang telah benar-benar terbukti dikuasai BATAN dan banyak bermanfaat bagi masyarakat. Langkah-langkah strategis dilakukan sebagai berikut : identifikasi, seleksi, dan inovasi hasilhasil litbangyasa sesuai dengan kebutuhan pasar; uji kelayakan mutu, standardisasi produk, aspek keamanan, dan aspek ekonomis; serta menjalin dan menggalang kemitraan dengan pihak pemerintah daerah, swasta atau investor untuk mewujudkan komersialisasi pendayagunaan iptek nuklir Melakukan pembinaan profesionalisme, budaya keselamatan, dan sistem manajemen mutu Kebijakan ini bertujuan membangun kinerja kelembagaan BATAN dan Mitra Kerja yang kuat, didukung oleh SDM profesional dan ahli dalam bidang iptek nuklir, tersedianya sarana dan prasarana litbangyasa yang handal, serta dikendalikan oleh sistem manajemen mutu yang efektif, produktif dan efisien, serta mengutamakan budaya kerja dan budaya keselamatan, dengan mengutamakan kepuasan layanan bagi pengguna/pelanggan. 1

38 BAB V PROGRAM BATAN Program BATAN disusun berdasarkan kebijakan strategik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, dituangkan dalam bentuk program sebagai berikut : 5.1. Program Utama Bidang Energi 1). Program penyiapan dan pengembangan sistem energi nuklir 2). Program pengembangan teknologi reaktor riset dan daya (evolusionary & innovative) serta keselamatan nuklir 3). Program kajian teknologi keselamatan PLTN dan transfer teknologi 4). Program pengelolaan bahan tambang Uranium 5). Program bahan bakar nuklir 6). Program limbah nuklir 7). Program bahan industri nuklir Program litbangyasa jangka menengah (sampai dengan tahun 2010) dilakukan dalam rangka pemantapan kinerja BATAN untuk mendukung program tematik dan utama di bidang energi dan non energi pada fokus bidang pangan, energi, teknologi informasi/komunikasi, kesehatan/obat-obatan, kebumian/kelautan, dan manufaktur Program Utama Bidang Non Energi 8). Pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi 9). Pengembangan teknologi proses produksi radioisotop dan radiofarmaka 10). Pengembangan teknologi di bidang instrumentasi perangkat nuklir

39 Rencana Strategik BATAN Revisi-1, 01 Januari 1.3. Program Pelayanan Teknologi Nuklir 11). Pelayanan fasilitas dan aplikasi teknik nuklir 1.4. Progam Diseminasi Teknologi dan Kemitraan 12). Sosialisasi 13). Kemitraan 1.5. Program Manajemen Kelembagaan 14). Manajemen 15). Jaminan Mutu 1

40 BAB VI INDIKATOR KEBERHASILAN Sebagai salah satu acuan, Indikator kuantitatif untuk pencapaian Visi BATAN, adalah sebagai berikut : 1. Indikator Outcome 1) Tersedianya data tapak, teknologi dan ekonomi serta infra struktur dan perijinan PLTN. 2) Adanya fasilitas nuklir yang memadai dan SDM yang profesional 3) Jumlah industri nasional yangmendukung pembangunan PLTN 4) Tersedianya elemen bakar reaktor daya hasil produksi 5) Meningkatnya jumlah patent hasil litbangyasa yang digunakan oleh masyarakat 2. Indikator Output 1) Mencapai indeks citasi hingga 1.5 2) Rasio jumlah usulan mendapatkan patent dengan jumlah patent yang diberikan (granted) meningkat. 3. Indikator Proses 1) Realisasi sasaran utama program iptek dalam Ketahanan Pangan dan Ketersediaan Energi serta pemenuhan swasembada pangan dan energi. 2) Meningkatnya jumlah UKM berbasis iptek hingga 50% jumlah UKM keseluruhan. 4. Indikator Input 1) Meningkatkan rasio peneliti yang mencapai jumlah 500 per 1000 penduduk dan mempersempit kesenjangan antara rasio peneliti atau tenaga fungsional iptek laki-laki dan perempuan mencapai 2 : 1 2) Anggaran riset mencapai 1% dari GDP 3) Tercapainya rasio kontribusi anggaran non-pemerintah untuk kegiatan iptek hingga 50%.

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) merupakan salah satu unit kerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di bawah deputi bidang

Lebih terperinci

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS RENCANA STRATEGIS RENSTRA BHHK 2015 2019 BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA Prima dalam layanan hukum, informasi, kerjasama, dan keamanan nuklir BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Jln. Kuningan Barat, Mampang

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan PUSPITEK Serpong, Sub Bidang Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN).

Lebih terperinci

PENYETARAAN KELAS JABATAN PENYETARAAN KELAS JABATAN BERDASARKAN PERKA BATAN NOMOR 004/KA/I/2012

PENYETARAAN KELAS JABATAN PENYETARAAN KELAS JABATAN BERDASARKAN PERKA BATAN NOMOR 004/KA/I/2012 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2 TAHUN 2014 TENTANG DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 392/KA/XI/2005 14 TAHUN 2013 1 Kepala Badan Tenaga Nasional 2 Sekretaris

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENYETARAAN DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA JABATAN DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2 TAHUN 2014 TENTANG KELAS JA DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA KELAS JA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG (PERUSAHAAN) Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) merupakan salah satu unit kerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dibawah Deputi Bidang

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan PUSPITEK Serpong, Sub Bidang Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI 2010-2014 KATA PENGANTAR Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai peran dan tugas melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NUCLEAR ENERGY REGULATORY AGENCY BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada 8, Jakarta-10120, Telp.021-638 582 69-70, Fax: 021-638 566 13 Homepage: www.bapeten.go.id E-mail:

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam mengupayakan pelaksanaan akuntabiltas di lingkungan BATAN, sejak tahun 2008 BATAN

KATA PENGANTAR. Dalam mengupayakan pelaksanaan akuntabiltas di lingkungan BATAN, sejak tahun 2008 BATAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2010 telah kami selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.844, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Unit Kerja. Rinvian Tugas. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN batan PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI AKSELERATOR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL JL. BABARSARI PO BOX 6101 YOGYAKARTA 7 8 2.1 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ( B A T A N ) Adalah Lembaga

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan industri pada suatu negara tidak terlepas dari ketersediaan sumber daya energi yang memadai, Jepang misalnya memiliki sumber daya alam yang sangat

Lebih terperinci

*48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

*48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 197/1998, BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL *48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PRESIDEN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PENETAPAN KINERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Lembaga : Program Anggaran (4) (5) Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, gandum tropis dan shorgum) 5 Varietas (1 padi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai BATAN akan dijelaskan sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai BATAN akan dijelaskan sebagai berikut : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Tempat Kerja Praktek Penjelasan mengenai BATAN akan dijelaskan sebagai berikut : 2.1.1 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) BATAN merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang dipimpin oleh seorang kepala, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, - 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI Bambang Tjahjono Bidang Program

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TENTANG NOMOR : 158/KA/XI/2008 TENTANG PELAKSANAAN STANDARDISASI KETENAGANUKLIRAN

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TENTANG NOMOR : 158/KA/XI/2008 TENTANG PELAKSANAAN STANDARDISASI KETENAGANUKLIRAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 158/KA/XI/2008 TENTANG PELAKSANAAN STANDARDISASI KETENAGANUKLIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 205/KA/XI/2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

Program Kegiatan BATAN Tahun 2016 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi

Program Kegiatan BATAN Tahun 2016 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi Program Kegiatan BATAN Tahun 2016 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi, Isotop dan Radiasi No 1 Unit Kerja Penanggung Jawab Kegiatan Kode/Nama Kegiatan Pusat Diseminasi dan Kemitraan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral VISI Memasuki era pembangunan lima tahun ketiga, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

2 Indikator Kinerja Utama BATAN Tahun ; Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nukl

2 Indikator Kinerja Utama BATAN Tahun ; Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nukl BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1360, 2014 BATAN. Indikator. Kinerja Utama. 2010 2014 Penetapan. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI RENCANA STRATEGIS PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2006-2009 Oleh Tim Renstra PMG 1. UU No. 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BIRO HUKUM DAN HUMAS RENCANA KINERJA TAHUNAN 2011 BIRO HUKUM DAN HUMAS BIRO HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 Kata Pengantar Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1.Sejarah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada jaman orde baru terbentuk pada tanggal 25 Juli 1966

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI Program : Program Pengkajian Kebijakan, Iklim dan

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Program : Program Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN

KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN Dr. Khoirul Huda, M.Eng. Deputy Chairman Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Konferensi Informasi Pengawasan Jakarta, 12 Agustus 2015 1 Agenda Presentasi Pendahuluan Peta Pemanfaatan

Lebih terperinci

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LAKIP merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Revisi - 1 Nopember 2005 Halaman 1 dari 31 KATA PENGANTAR

RENCANA STRATEGIS. Revisi - 1 Nopember 2005 Halaman 1 dari 31 KATA PENGANTAR Revisi - 1 Nopember 2005 Halaman 1 dari 31 KATA PENGANTAR Berbasis pada arahan Pimpinan maka telah dilaksanakan telaah pada Renstra versi 0 yang telah ditandatangani pada bulan Mei 2005 khususnya perihal

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 196/KA/XI/2011 TENTANG PEDOMAN KUALIFIKASI DAN SERTIFIKASI PETUGAS DAN SUPERVISOR IRADIATOR (STANDAR BATAN BIDANG APLIKASI TEKNOLOGI ISOTOP DAN RADIASI)

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 108/KA/V/2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2010-2014 DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 212/KA/XII/2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 212/KA/XII/2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 212/KA/XII/2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa Badan Tenaga Nuklir

Lebih terperinci

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 20132013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 205/KA/XI/2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 396/KA/XI/2005 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 396/KA/XI/2005 TENTANG PERATURAN NOMOR : 396/KA/XI/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI IRADIASI, ELEKTROMEKANIK, DAN INSTRUMENTASI, Menimbang : bahwa dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi penelitian dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BATAN TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BATAN TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BATAN TAHUN 2010 2014 I. Badan Tenaga Nuklir Nasional 1. Kementerian /Lembaga : Badan Tenaga Nuklir Nasional 2. Tugas Pokok : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI MENUJU KEDAULATAN ENERGI DR. A. SONNY KERAF KOMISI VII DPR RI SEMINAR RENEWABLE ENERGY & SUSTAINABLE DEVELOPMENT IN INDONESIA : PAST EXPERIENCE FUTURE CHALLENGES JAKARTA, 19-20 JANUARI 2009 OUTLINE PRESENTASI

Lebih terperinci

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 205/KA/XI/2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN 2010 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGABDIAN MASYARAKAT (RIPKM) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN

RENCANA INDUK PENGABDIAN MASYARAKAT (RIPKM) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN RENCANA INDUK PENGABDIAN MASYARAKAT (RIPKM) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN 2012-2017 UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN Jl.

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Program : Program Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Urusan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan urusan wajib yang dilaksanakan oleh berbagai instansi sektor dan dikoordinasikan oleh Badan Lingkungan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2. Mewujudkan kolaborasi riset lembaga litbang dengan industri;

KATA PENGANTAR. 2. Mewujudkan kolaborasi riset lembaga litbang dengan industri; KATA PENGANTAR Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINas) merupakan salah satu program yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Riset dan Teknologi 2010-2014, dimana jaringan Iptek, merupakan

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN Perangkat Daerah Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Lamongan merupakan unsur pelaksana teknis urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT UTAMA

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT UTAMA RENCANA STRATEGIS 2010 2014 SEKRETARIAT UTAMA Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta Pusat 10120, Telp. (+62-21) 63858269-70, 6302164, 630 2485 Fax. (+62-21) 6385 8275 Po.Box. 4005 Jkt 10040 Perijinan Kesehatan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL

PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL Oleh: Triyono Wibowo Dubes/Watapri Wina PENDAHULUAN 1. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

Program Kegiatan BATAN Tahun 2017 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi

Program Kegiatan BATAN Tahun 2017 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi Program Kegiatan Tahun 2017 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi No 1 Unit Kerja Penanggung Jawab Kegiatan Kode/Nama Kegiatan Pusat Diseminasi dan Kemitraan

Lebih terperinci

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI Oleh NAUSA NUGRAHA SP. 04 02 02 0471 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI SUMBER DAYA ENERGI. Nasional. Energi. Kebijakan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI. Nomor 16B /M/Kp/I/2008 TENTANG

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI. Nomor 16B /M/Kp/I/2008 TENTANG MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI Nomor 16B /M/Kp/I/2008 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR 108/M/Kp/VIII/2006

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi tersebut harus bersifat dapat dibayangkan (imaginable), diinginkan oleh

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Informasi dan Dokumentasi

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : PRESIDEN RUPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya energi

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL DAERAH URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi perkembangan

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI B.Y. Eko Budi Jumpeno Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta 12070 PENDAHULUAN Pemanfaatan

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SMK SPP NEGERI SEMBAWA PALEMBANG 2012 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Program Transisii P roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, berlangsung secara terus menerus. RPJMD Kabupaten Kotabaru

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya energi merupakan kekayaan alam sebagaimana

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa

Lebih terperinci

2014, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

2014, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran No.159, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Jabatan. Kelas. Struktural. Fungsional. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Oktober 2003 KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Soedyartomo Soentono, Drs., MSc., PhD. NIP.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Oktober 2003 KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Soedyartomo Soentono, Drs., MSc., PhD. NIP. ENERGI NUKLIR SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM ENERGI NASIONAL JANGKA PANJANG BADAN TENAGANUKLIR NASIONAL 2003 KATA PENGANTAR Sektor energi mempunyai peran sangat penting dalam mewujudkan pembangunan nasional

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci