BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan perubahan dunia bisnis, telah menciptakan kebutuhan akan pendekatan strategi manajemen yang baru, serta dapat memberikan informasi yang akurat mengenai proses produksi dan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini digunakan dianggap tidak mampu lagi memberikan informasi yang akurat dan relevan, karena telah banyak terjadi pergeseran-pergeseran dan fungsi-fungsi proses produksi seperti tenaga kerja langsung tidak lagi merupakan faktor yang dominan dalam proses produksi. Sistem akuntansi biaya tradisional akan menghasilkan kelebihan biaya (overcost) pada produk dan volume produksi yang besar dan kekurangan biaya (undercost) pada produk dengan volume produksi yang kecil ketika terdapat diversifikasi pada operasi yang sama. Activity-Based Costing System (ABC System) adalah suatu sistem informasi yang memelihara dan memproses data terhadap aktivitas suatu perusahaan dan obyek biaya/cost object atas produk yang dihasilkan. Dengan mengidentifikasi aktivitas yang dilaksanakan, kemudian menelusuri biaya ke aktivitas dan selanjutnya menggunakan berbagai cost driver. Cost driver adalah suatu tolak ukur dari frekuensi dan intensitas dari permintaan yang ditempatkan pada aktivitas oleh objek biaya/cost object. Tujuan Activity-Based Costing System adalah untuk memahami overhead dan 1

2 profitabilitas produk dan konsumen, sedangkan dalam sistem akuntansi biaya Konvensional tujuannya adalah untuk menilai secara tepat persediaan dan harga pokok produk untuk pelaporan keuangan eksternal. Apabila perusahan menggunakan metode Activity-Based Costing System dalam perhitungan biaya produksi, maka informasi yang diperoleh lebih akurat karena metode ini tidak mendistorsi biaya-biaya dan menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya. Activity-Based Costing System mengidentifikasi setiap aktivitas sehingga dapat membantu pihak manajemen dalam pengendalian biaya dan memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan dalam pengambilan keputusan bisnis. Sistem akuntansi biaya tradisional telah dipercaya untuk pelaporan seluruh sumber daya yang digunakan oleh setiap unit organisasi, tetapi kurang dapat diandalkan dalam mengukur kompetisi global yang mengakibatkan pergolakan dalam setiap macam industri dan perniagaan. Activity-Based Costing System merupakan suatu teknik biaya berdasarkan aktivitas (Activity-Based Costing Techiques), ini dapat dikembangkan dan diterapkan secara lebih luas sebagai dasar untuk mencapai keunggulan perusahaan dan keuntungan kompetitif. Pada dasamya, mengembangkan suatu sistem biaya produk digunakan untuk tujuan strategik. Activity-Based Costing System digunakan pada saat ini oleh beberapa perusahaan untuk mendukung program perbaikan. Sistem akuntansi biaya konvensional tidak menggunakan unit level drive sebagai pendorong perhatian manufacturing, sebaliknya sistem biaya berdasarkan aktivitas mengidentifikasi 2

3 aktivitas yang diperlukan oleh setiap obyek biaya dan kuantitas driver untuk setiap aktivitas. Sistem akuntansi aktivitas yang sederhana dan efektif menggunakan pendekatan di bawah ini: 1. Menentukan aktivitas perusahaan 2. Menentukan biaya aktivitas 3. Menetukan keluaran dari aktivitas 4. Menelusuri biaya aktivitas ke tujuan biaya (biaya objectives) seperti produk, proses, dan pesanan 5. Menetukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang 6. Menilai efektivitas dan efisiensi aktivitas Activity-Based Costing System dapat membantu manajer memodifikasi bauran produk yang ada, ia juga dapat mengidentifikasi akibat dari perubahan yang direncanakan. Menurut Ray H. Garrison dan Eric W. Noreen (2000:348), struktur umum model Activity-Based Costing System yaitu: Obyek biaya (produk dan konsumen) Aktivitas Konsumsi sumber daya Biaya Adapun manfaat penerapan Activity-Based Costing System yaitu: 1. Suatu pengkajian Activity-Based Cost System dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. 2. Manajemen akan berada dalam posisi untuk melakukan penawaran kompetitif yang lebih wajar. 3

4 3. Activity-Based Cost System dapat membantu dalam keputusan membuat atau membeli yang manajemen harus lakukan. 4. Dengan menganalisis biaya yang dibiayai, manajemen dapat melakukan analisis yang lebih akurat mengenai volume yang dilakukan/diperlukan untuk mencapai impas (break even) atas produk yang bervolume rendah. 5. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen mulai dapat merekayasa (Re-engineer) proses manufacturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi. Oleh karena itu, dengan beragam produk yang dihasilkan, metode akuntansi biaya tradisional tidak memberikan gambaran yang akurat tentang penggunaan sumber daya serta biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mengolahnya. adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pembekuan ikan. Produk yang dihasilkan berupa fillet ( daging ikan yang dipisahkan dari tulangnya). Fillet ini menghasilkan berbagai jenis produk sesuai dengan jenis ikannya. Untuk saat ini ikan yang diproduksi adalah kakap merah untuk pasaran Eropa dan Amerika. Produk untuk kakap merah ini adalah Snapper Natural dan Snapper Portion. Hingga saat ini masih menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional dalam penentuan biaya produksinya. Dimana semua biaya produksi dibebankan ke produk bahkan biaya produksi yang tidak disebabkan oleh produk. Dalam Activity-Based Costing System, produk hanya dibebani biaya dari sumber daya dan aktivitas yang digunakan dan tidak dibebani oleh biaya sumber daya 4

5 dan aktivitas yang tidak digunakan. Metode ini menyebabkan biaya per unit yang lebih stabil dan konsisten dengan tujuan pembebanan biaya ke produk yang menyebabkan aktivitas. Berdasarakan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka penulis memilih judul : " Penerapan Sistem Activity-Based Costing Dalam Perhitungan Biaya Produksi Pada. 1.2 Masalah Pokok Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi masalah pokok yang terdapat dalam penulisan ini adalah: "Apakah perhitungan biaya produksi berdasarkan metode Activity-Based Costing System dapat disajikan secara lebih akurat dan lebih efisien dari perhitungan biaya produksi berdasarkan metode biaya tradisional pada ". 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan Tujuan Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk: a. Untuk menyajikan informasi biaya produk dengan menerapkan Activity-Based Costing System. b. Untuk membandingkan perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode Activity-Based Costing System dengan Akuntansi biaya Konvensional. 5

6 1.3.2 Kegunaan Penulisan a. Memberikan informasi, sumbangan dan Alternatif pemikiran kepada pihak manajemen perusahaan mengenai penerapan Activity-Based Costing System dalam penentuan biaya produksi yang lebih akurat. b. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan cara perhitungan biaya produksi dengan menggunakan konsep ABC (Activity-Based Costing System). c. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Activity-Based Cost System baik bagi penulis maupun pihak lain. 6

7 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Biaya Produksi Menurut Selama ini masih menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional dalam menghitung biaya produksinya dengan menggunakan volume produksi sebagai dasar alokasi Pengelompokan Biaya Unsur-unsur yang membentuk biaya produksi terdiri dari biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). 1. Biaya langsung (direct cost) a. Biaya bahan baku aktual dan dianggarkan b. Biaya tenaga kerja aktual dan dianggarkan Jumlah biaya langsung yang terdapat pada dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut ini: Tabel 5.1 Daftar Biaya Langsung No Elemen Biaya Aktual (4114 ton) Dianggarkan (4200 ton) Biaya Bahan Baku Rp Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung 7

8 1 Gaji Rp Rp Lembur Rp Rp Tunjangan Lainnya Rp Rp Total Rp Rp Biaya langsung yang terdapat pada didasarkan pada pesanan pembelian. 2. Biaya tidak langsung (indirect cost) Jumlah biaya tidak langsung baik yang aktual maupun yang dianggarkan pada dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini: Tabel 5.2 Daftar Biaya Overhead Pabrik No Elemen Biaya Aktual Dianggarkan 1 Biaya Plastik Kemasan Rp Rp Biaya Master Karton Rp Rp Biaya Bahan Penolong lainnya Rp Rp Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp Rp Biaya Pemeliharaan Bangunan Rp Rp Biaya Penyusutan Mesin Rp Rp Biaya Pemeliharaan Mesin Rp Rp Biaya Penyusutan Bangunan Rp Rp Biaya Pajak dan Retribusi Rp Rp Biaya Bahan Bakar, Minyak Pelumas, Rp Rp

9 dan Listrik Total Rp Rp Perhitungan Biaya Produksi Dalam perhitungan biaya produksi, menggunakan volume produksi sebagai dasar alokasinya dalam menghitung tarif biaya overhead pabrik, selanjutnya akan digunakan dalam menentukan biaya overhead pabrik. Produk yang dihasilkan yaitu snapper natural dan snapper portion dimana jumlah volume produksi selama tahun 2010 sebanyak 1440 ton yang terdiri dari 775 ton snapper natural dan 665 ton snapper portion, sehingga tarif biaya overhead pabriknya per ton dapat dihitung sebagai berikut: Tarif Biaya Overhead = Total Biaya Overhead / Volume Produksi Tarif Biaya Ovehead = Rp / 1440 = Rp / ton Tarif biaya overhead untuk produk snapper natural dan snapper portion dapat dihitung sebagai berikut: Snapper natural = Rp x 775 = Rp Snapper portion = Rp x 665 = Rp

10 Untuk melihat perhitungan biaya produksi secara tradisional yang digunakan oleh dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini: Tabel 5.3 Laporan Perhitungan Biaya Produksi Snapper Natural Snapper Portion Biaya Langsung - Biaya Bahan Baku Rp Rp Biaya Tenaga Rp Rp Kerja Langsung Biaya Tidak Langsung - Biaya Overhead Rp Rp Pabrik Total Biaya Rp Rp Jumlah Unit (Ton) Biaya per ton Rp ,61 Rp , Penerapan Activity Based Cost System dalam proses produksinya telah mengklasifikasikan biaya menjadi 3 bagian. Akan Tetapi, sampai saat ini produk yang sering dihasilkan hanya 2 yaitu Snapper Natural dan Snapper Portion. 1. Biaya Bahan Baku (Material Cost) 10

11 Bahan merupakan unsur yang penting yang digunakan dalam proses produksi yang diubah menjadi produk jadi dengan tambahan biaya overhead dengan tenaga kerja. 2. Biaya Tenaga Kerja (Labor Cost) Biaya tenaga kerja terdiri atas 2 jenis biaya, yaitu: a. Biaya tenaga kerja langsung (direct cost) yaitu semua biaya tenaga kerja yang secara langsung berkaitan dengan produksi barang jadi yang dapat dengan mudah ditelusuri ke produksinya. b. Biaya tenaga kerja tidak langsung (indict cost) yaitu semua biaya tenaga kerja yang terlibat dalam memproduksi suatu produk yang bukan merupakan tenaga kerja langsung. 3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost) Biaya overhead pabrik yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi suatu produk selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung Mengidentifikasi Aktivitas dan Memilihnya Sebagai Obyek Biaya Berikut ini beberapa aktivitas yang berhubungan dengan proses produksi yang dilakukan oleh adalah sebagai berikut: 1. Pembelian bahan baku 2. Pengolahan bahan baku 3. Pembekuan ikan 4. Packing 11

12 5. Penyimpanan ikan (cold storage) 6. Pengendalian mutu 7. Ekspor Mengidentifikasi Biaya Tidak Langsung (Biaya Overhead) yang Berhubungan dengan Aktivitas Hubungan antara biaya overhead dengan aktivitas dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini: Tabel 5.4 Hubungan Antara Biaya Overhead dan Aktivitas No Elemen Biaya Aktivitas 1 Biaya plastik kemasan Pembelian bahan baku 2 Biaya master karton Packing 3 Biaya bahan penolong lainnya Packing 4 Biaya tenaga lkerja langsung Pembelian bahan baku Pengolahan bahan baku Pembekuan ikan Packing Penyimpanan ikan (cold storage) Pengendalian mutu Ekspor 5 Biaya pemeliharaan bangunan Pembelian bahan baku Pengolahan bahan baku 12

13 Pembekuan ikan Packing Penyimpanan ikan (cold storage) Pengendalian mutu Ekspor 6 Biaya pemeliharaan mesin Pembekuan ikan Penyimpanan ikan (cold storage) 7 Biaya penyusutan bangunan Pembelian bahan baku Pengolahan bahan baku Pembekuan ikan Packing Penyimpanan ikan (cold storage) Pengendalian mutu Ekspor 8 Biaya penyusutan mesin Packing Penyimpanan ikan (cold storage) 9 Biaya pajak dan retribusi Perikanan 10 Biaya bahan bakar, minyak pelumas, dan listrik Pembelian bahan baku Pengolahan bahan baku Pembekuan ikan Packing Penyimpanan ikan (cold storage) Pengendalian mutu 13

14 5.2.3 Menentukan Pemicu Biaya Sebagai Dasar Alokasi Biaya Pemicu Biaya (Cost driver) merupakan suatu tolak ukur dari frekuensi dan intensitas dari permintaan yang ditempatkan pada aktivitas oleh obyek biaya (cost obyek). Pemicu Biaya (Cost driver) dari tiap aktivitas yang terdapat pada PT. Multi Sari Makassar dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini: Tabel 5.5 Daftar Aktivitas dan Pemicu Biaya Tiap Aktivitas No Aktivitas Pemicu Biaya 1 Pembelian bahan baku Jumlah pembelian 2 Pengolahan bahan baku Jumlah pembelian 3 Pembekuan ikan Jam mesin 4 Packing Jumlah kemasan (Master Carton=MC) 5 Penyimpanan ikan (cold storage) Jam mesin 6 Pengendalian mutu Sampel 7 Ekspor Jumlah kemasan (Master Carton=MC) 14

15 5.2.4 Menghitung Rata-rata Biaya Tidak Langsung yang Aktual Maupun yang Dianggarkan Untuk menghitung rata-rata per unit biaya tidak langsung aktual data yang dianggarkan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Rata-rata Biaya Tidak Langsung Aktual Rata-rata Biaya Tidak Langsung Dianggarkan Total Alokasi Biaya Tidak Langsung Aktual Pemicu Biaya Total Biaya Tidak Langsung Dianggarkan Pemicu Biaya Sama halnya dengan biaya langsung, pembagian biaya tidak langsung untuk snapper natural dan snapper portion didasarkan pada pesanan pembelian. Hasil perhitungan biaya tidak langsung yang aktual dan yang dianggarkan dapat dilihat pada tabel 5.6 dan 5.7 berikut ini: Tabel 5.6 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Aktual Aktivitas Jumlah Biaya Pemicu Biaya Tarif BOP Dasar Penetapan Jumlah Pemicu Biaya Pembelian Bahan Rp Jumlah 4114 ton Rp /ton Baku Pengolahan bahan baku pembelian Rp Jumlah pengolahan 1440 ton Rp /ton Pembekuan ikan Rp Jam mesin 300 jam Rp /jam 15

16 Packing Rp Jumlah Rp ,67/MC kemasan MC Penyimpanan ikan (cold storage) Rp Jam mesin 8640 jam Rp /jam Pengendalian mutu Rp Jumlah pengendalian 245 sampel Rp /sampel Ekspor Rp Jumlah kemasan MC Rp ,83/MC Total Rp Rp ,50 Tabel 5.7 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Dianggarkan Aktivitas Jumlah Biaya Pemicu Biaya Tarif BOP Dasar Penetapan Jumlah Pemicu Biaya Pembelian Bahan Rp Jumlah ton Rp /ton Baku Pengolahan bahan baku Rp pembelian Jumlah pembelian 1470 ton Rp /ton Pembekuan ikan Rp Jam mesin 300 jam Rp /jam Packing Rp Jumlah kemasan Penyimpanan ikan (cold storage) MC Rp /MC Rp Jam mesin 8640 jam Rp /jam 16

17 Pengendalian mutu Rp Jumlah pengendalian 250 sampel Rp /sampel Ekspor Rp Jumlah kemasan MC Rp /MC Total Rp Rp Setelah kita mengetahui biaya tidak langsung baik yang aktual maupun yang dianggarkan, selanjutnya membebankan biaya aktivitas ke produk PT. Multi Sari Makassar yang memiliki produk Snapper Natural dan Snapper Portion, sehingga hasil pembebanan rata-rata indirect cost untuk Snapper Natural baik yang aktual maupun yang dianggarkan dapat dilihat pada tabel 5.8 dan 5.9 sebagai berikut: Tabel 5.8 Pembebanan Biaya Tidak Langsung Untuk Tiap Aktivitas Snapper Natural Aktual Aktivitas Biaya Tidak Langsung Pemicu Biaya Snapper Natural Pembebanan Biaya Snapper Natural Pembelian Bahan Rp ton Rp /ton Baku Pengolahan bahan Rp ton Rp /ton baku Pembekuan ikan Rp jam Rp /jam Packing Rp , MC Rp /MC Penyimpanan ikan Rp jam Rp /jam 17

18 (cold storage) Pengendalian mutu Rp sampel Rp /sampel Ekspor Rp , MC Rp /MC Total Rp ,50 Rp Tabel 5.9 Pembebanan Biaya Tidak Langsung Untuk Tiap Aktivitas Snapper Natural Dianggarkan Aktivitas Biaya Tidak Langsung Pemicu Biaya Snapper Natural Pembebanan Biaya Snapper Natural Pembelian Bahan Rp ton Rp /ton Baku Pengolahan bahan Rp ton Rp /ton baku Pembekuan ikan Rp jam Rp /jam Packing Rp MC Rp /MC Penyimpanan ikan Rp jam Rp /jam (cold storage) Pengendalian mutu Rp sampel Rp /sampel Ekspor Rp MC Rp /MC Total Rp Rp

19 Pembebanan biaya tidak langsung Snapper Portion baik yang aktual maupun yang dianggarkan dapat dilihat pada tabel 5.10 dan 5.11 sebagai berikut : Tabel 5.10 Pembebanan Biaya Tidak Langsung Untuk Tiap Aktivitas Snapper Portion Aktual Aktivitas Biaya Tidak Langsung Pemicu Biaya Snapper Portion Pembebanan Biaya Snapper Portion Pembelian Bahan Rp ton Rp /ton Baku Pengolahan bahan Rp ton Rp /ton baku Pembekuan ikan Rp jam Rp /jam Packing Rp , MC Rp /MC Penyimpanan ikan Rp jam Rp /jam (cold storage) Pengendalian mutu Rp sampel Rp /sampel Ekspor Rp , MC Rp /MC Total Rp ,50 Rp

20 Tabel 5.11 Pembebanan Biaya Tidak Langsung Untuk Tiap Aktivitas Snapper Portion Dianggarkan Aktivitas Biaya Tidak Langsung Pemicu Biaya Snapper Portion Pembebanan Biaya Snapper Portion Pembelian Bahan Rp ton Rp /ton Baku Pengolahan bahan Rp ton Rp /ton baku Pembekuan ikan Rp jam Rp /jam Packing Rp MC Rp /MC Penyimpanan ikan Rp jam Rp /jam (cold storage) Pengendalian mutu Rp sampel Rp /sampel Ekspor Rp MC Rp /MC Total Rp Rp Menghitung Biaya Produksi dengan Menambahkan Biaya Langsung dengan Biaya Tidak Langsung Setelah mengetahui hasil pembahasan biaya tidak langsung untuk tiap produk, maka selanjutnya menghitung biaya produksi baik yang aktual maupun yang dianggarkan. Total Biaya Produksi Aktual = Biaya Langsung + Biaya Tidak Langsung Aktual 20

21 Total Biaya Produksi Dianggarkan = Biaya Langsung + Biaya Tidak Langsung Dianggarkan Biaya produksi baik yang aktual maupun yang dianggarkan dapat dilihat pada tabel 5.12 dan 5.13 berikut ini: Tabel 5.12 Laporan Perhitungan Biaya Produksi Berdasarkan Activity Based Cost System Actual Snapper Natural Snapper Portion Biaya Langsung - Biaya Bahan Baku Rp Rp Biaya Tenaga Rp Rp Kerja Langsung Biaya Tidak Langsung - Biaya Overhead Rp Rp Pabrik Total Biaya Rp Rp Jumlah Unit (Ton) Biaya per ton Rp ,84 Rp ,25 21

22 Tabel 5.13 Laporan Perhitungan Biaya Produksi Berdasarkan Activity Based Costing Dianggarkan Snapper Natural Snapper Portion Biaya Langsung - Biaya Bahan Baku Rp Rp Biaya Tenaga Rp Rp Kerja Langsung Biaya Tidak Langsung - Biaya Overhead Rp Rp Pabrik Total Biaya Rp Rp Jumlah Unit (Ton) Biaya per ton Rp Rp , Membandingkan Hasil Perhitungan Biaya Produksi dengan Menggunakan Activity Based Cost System dan Akuntansi Biaya Tradisional Perbandingan biaya produksi berdasarkan sistem akuntansi tradisional dan Activity Based Cost System, dapat dilihat pada tabel 5.14 dan 5.15 sebagai berikut: 22

23 Tabel 5.14 Perbandingan Biaya Produksi Sistem Akuntansi Biaya Tradisional dan Activity Based Cost System Aktual Produk Akuntansi Biaya Tradisional Activity Based Costing Aktual Selisih Snapper Rp Rp Rp Natural Snapper Portion Rp Rp Rp Tabel 5.15 Perbandingan Biaya Produksi Activity Based Cost System Aktual dan Dianggarkan Produk Activity Based Costing Dianggarkan Activity Based Costing Aktual Selisih Snapper Rp Rp Rp Natural Snapper Portion Rp Rp Rp Berdasarkan tabel di atas (tabel 5.14), dapat dilihat terjadinya penyimpangan biaya produksi. Hal ini disebabkan oleh penggunaan dasar pengalokasian biaya 23

24 overhead. Dengan menggunakan Activity Based Cost System untuk menghitung biaya produksi pada, ternyata dalam pelaporan biaya produksinya terjadi distorsi biaya produksi untuk Snapper Natural yang dilaporkan dengan pembebanan biaya lebih rendah dari yang sebenarnya, sedangkan untuk Snapper Portion dilaporkan dengan pembebanan biaya yang lebih tinggi dari yang sebenarnya. 24

25 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan harga pokok produksi pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu: 1. selama ini dalam perhitungan biaya produksinya masih menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional. Hal ini dapat dilihat dari dasar alokasi biaya yang hanya menggunakan satu dasar alokasi biaya yaitu volume produksi. 2. Hasil perhitungan biaya produksi menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional pada, yaitu: Snapper Natural = Rp Snapper Portion = Rp Biaya produksi berdasarkan Activity Based Cost System baik yang aktual maupun yang dianggarkan, yaitu: Snapper Natural aktual = Rp Snapper Portion aktual = Rp Snapper Natural dinggarkan = Rp Snapper Portiondianggarkan = Rp Laporan biaya produksi yang terdapat pada, terjadi distorsi biaya produksi. Untuk produk snapper natural dilaporkan dengan 25

26 pembebanan biaya yang lebih rendah dari yang sebenarnya, sedangkan untuk produk snapper portion dilaporkan dengan pembebanan biaya yang lebih tinggi dari yang sebenarnya (aktual). 4. Dari hasil perhitungan biaya produksi terdapat selisih berdasarkan sistem akuntansi biaya tradisional dan sistem Activity based Cost System. Hal ini disebabkan karena dalam sistem akuntansi biaya tradisional yang digunakan pada hanya menggunakan satu dasar alokasi yaitu volume produksi, sedangkan dalam sistem Activity Based Cost System memiliki berbagai kelompok (cost pools) biaya dengan banyak pemicu biaya (multiple cost drivers). Perhitungan biaya produksi berdasarkan Activity Based Cost System pada PT. Multi Sari Makassar dapat meyakinkan pihak manajemen perusahaan untuk mengambil sejumlah langkah untuk menjadi perusahaan yang lebih kompetitif. 6.2 Saran Beberapa saran yang dapat diajukan penulis kepada pihak manajemen, yaitu: 1. Bagi perusahaan yang menggunakan teknologi maju dan melakukan diferensiasi produk seharusnya menggunakan Activity Based Cost System, karena dengan menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional maka informasi yang dihasilkan tidak akurat. Hal ini dapat berdampak pada perkembangan usaha dari perusahaan dalam menghadapi persaingan baik di dalam maupun di luar negeri. 2. Dengan mengingat adanya persaingan bebas sebaiknya perusahaan mempertimbangkan penerapan Activity Based Cost System dalam perhitungan 26

27 biaya produksi. Activity Based Cost System dapat memberikan informasi yang akurat untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan dan akan membuat manajemen berada pada posisi untuk melakukan penawaran yang kompetitif. 3. Untuk menerapkan Activity Based Cost System dalam perhitungan baiaya produksi, sebaiknya perusahaan terlebih dahulu memperhatikan biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Di samping itu, perusahaan juga perlu memperhatikan manfaat yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dengan menganalisis biaya, manajemen dapat melakukan analisis yang lebih akurat mengenai volume yang diperlukan untuk mencapai impas (break event). 27

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING) PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING) PENDAHULUAN Activity-based costing (ABC) membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi terhadap aktivitas. Sistem ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. ELESKA PRIMA TIGA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. ELESKA PRIMA TIGA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. ELESKA PRIMA TIGA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING Nama : Nadya Loetfara NPM : 25212215 Pembimbing : Budiasih, SE, MMSI Pendahuluan Latar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk Bab IV PEMBAHASAN Perhitungan harga pokok produksi yang akurat sangatlah penting bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk dapat menentukan harga pokok produksi

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) A. Pengertian Activity Based Costing ( ABC ) Sebelum mengetahui apa itu yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC), telebih dahulu

Lebih terperinci

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18 Analisis Penerapan Activity Based Costing Sistem Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. V. Collection Sejahtera Periode 2011 Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : 22209555 Kelas : 3 EB 18 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang.

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik perusahaan dagang maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba dan untuk eksistensi perusahaan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini, perkembangan dunia usaha semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Dimana perusahaan tidak hanya menghadapi persaingan lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fokus utama dalam pelaporan keuangan adalah informasi mengenai biaya. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh peningkatan perekonomian di seluruh dunia dan didorong oleh kemajuan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014 1 PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN

Lebih terperinci

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2. ANALISIS PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM MENINGKATKAN AKURASI BIAYA PADA PT. MARTINA BERTO Hesti Wulandari Jurusan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL Ayu Khusnul Khotimah 21213543 Dosen Pembimbing : Supiningtyas Purwaningrum,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK. PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK. Nama : Adventia Diah Rosari NPM : 22209204 Pembimbing : B. Sundari, SE., MM. Latar Belakang: Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk menentukan harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi, menghitung laba rugi periodik,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam penerapan activity based costing, pemahaman konsep dan klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia usaha, yaitu globalisasi ekonomi, pembukaan pasar, pengaplikasian teknologi komputer yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari wawancara mendalam dengan informan, observasi di lapangan dan data-data sekunder menghasilkan analisa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya Rayburn, L. G. yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999) menyatakan, Biaya mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk suatu produk,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN Gejala-gejala Sistem Biaya yang Telah Usang 1. Hasil penawaran yang sulit dijelaskan 2. Harga jual bervolume tinggi yang ditetapkan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB Akuntansi Biaya Modul ke: Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Content Activity Based

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan suatu perusahaan adalah untuk menghasilkan keuntungan, menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk meningkatkan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi persaingan global terutama terkait dengan sistem perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus bertahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan adalah dapat menjaga kelangsungan hidupnya secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan diharapkan untuk dapat semakin berkembang dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang begitu pesat dari tahun ke tahun, menyebabkan begitu banyaknya perusahaan yang berkembang dan hidup dalam lingkungan yang berubah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL PRODUK VOLUME PRODUK TARIF BOP / UNIT BOP Classic 605,503 Rp 182.40 Rp 110,443,747 Premium 4,718,519

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan pada Bab IV mengenai analisis perbandingan alokasi kos metode tradisional departemental dengan metode activity-based

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

Diajukan oleh : Yunanto D

Diajukan oleh : Yunanto D NASKAH PUBLIKASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI CANGKUL DENGAN PENDEKATAN METODE ABC ( ACTIVITY BASED COSTING) Studi Kasus : di UD. CITRA Produsen Cangkul di Sentra Industri Cangkul Karangpoh Jatinom Klaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang sangat penting. Salah satu bidang yang mengalami kemajuan pesat adalah bidang industri. Pada

Lebih terperinci

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Tradisional Pada PT. XYZ Perhitungan harga pokok produksi dalam perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur masalah

Lebih terperinci

: MIRD FAHMI NPM : PEMBIMBING : Prof. Dr. DHARMA TINTRI EDIRARAS, SE., AK., CA., MBA FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

: MIRD FAHMI NPM : PEMBIMBING : Prof. Dr. DHARMA TINTRI EDIRARAS, SE., AK., CA., MBA FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI ANALISIS PERBANDINGAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA SHERINA CAKE & BAKERY NAMA : MIRD FAHMI NPM : 24212597 PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Kekayaan yang diperoleh dapat berupa kekayaan material (material

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Kekayaan yang diperoleh dapat berupa kekayaan material (material BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada dasarnya didirikan sebagai institusi pencipta kekayaan. Kekayaan yang diperoleh dapat berupa kekayaan material (material wealth) yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam praktik bisnis, konsumen menginginkan produk yang sesuai dengan selera kebutuhan mereka, di mana produk tersebut memiliki kualitas tinggi serta harga yang terjangkau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin pesat, mengakibatkan semakin ketatnya persaingan yang terjadi dalam dunia usaha. Hal tersebut juga mengakibatkan perubahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii v vi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4

Lebih terperinci

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani Perhitungan Harga Pokok Produksi Pesanan Pakaian Menggunakan Metode Activity Based Costing Pada Perusahaan Mutiara Garment Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : 28213487 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi global menuntut perusahaan menata manajemennya, mengingat ketatnya persaingan dan segala bentuk perubahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan bebas telah membawa perubahan bagi dunia usaha khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam negeri yaitu semakin ketatnya

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA Anang Fachroji Teknik Industri-FTI-UPN Veteran Jawa Timur INTISARI Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menerapkan sistem Activity

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

KUESIONER. Jawablah pertanyaa-pertanyaan dibawah ini pada tempat yang telah disediakan

KUESIONER. Jawablah pertanyaa-pertanyaan dibawah ini pada tempat yang telah disediakan KUESIONER Petunjuk pengisian: Jawablah pertanyaa-pertanyaan dibawah ini pada tempat yang telah disediakan untuk setiap pertanyaan berdasarkan data yang anda miliki. Nama tidak perlu anda jawab jika anda

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Komposisi Biaya Perhitungan harga pokok produksi pada suatu perusahaan tidak hanya untuk menentukan harga jual serta besarnya pendapatan saja tetapi juga untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Activity-Based Costing Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsepkonsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan persaingan bisnis yang ketat dalam dunia industri usaha, perusahaan harus dapat mengendalikan biaya operasional dengan baik agar tetap dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016 Biaya per unit: arti penting dan cara menghitung (contd.) UNIT COST: Definition

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha semakin berkembang dari hari ke hari, akibatnya setiap perusahaan dihadapkan pada situasi persaingan yang semakin ketat dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Pokok Produksi 2.1.1 Pengertian harga pokok produksi Harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode

Lebih terperinci

FACTORY OVERHEAD COST (BIAYA OVERHEAD PABRIK)

FACTORY OVERHEAD COST (BIAYA OVERHEAD PABRIK) FACTORY OVERHEAD COST (BIAYA OVERHEAD PABRIK) Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah elemen biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Hal itu, dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan. Hal itu, dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan akuntansi biaya dalam pengambilan keputusan sangat disadari oleh perusahaan. Hal itu, dikarenakan akuntansi biaya dapat membantu kelancaran tugas manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu yang sangat kompleks. Pertumbuhan suatu badan usaha biasanya tidak lepas dari berbagai

Lebih terperinci

NRP : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Moses Laksono Singgih, M.Sc, M.Reg.Sc

NRP : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Moses Laksono Singgih, M.Sc, M.Reg.Sc Disusun oleh : Abdul Wachid NRP : 9105.201.307 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Moses Laksono Singgih, M.Sc, M.Reg.Sc 1 Latar Belakang Penelitian Lingkungan bisnis yang semakin turbulent dengan tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok dari suatu produk yang diproduksi, baik untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. II.1.1. Konsep Biaya Identifikasi Biaya Definisi biaya menurut Krismiaji (2002), Cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat menarik konsumen untuk memakai produk-produk

Lebih terperinci

METODE PEMBEBANAN BOP

METODE PEMBEBANAN BOP METODE PEMBEBANAN BOP ~ Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas ~.[metode tradisional] Kalkulasi biaya atau costing, adalah cara perhitungan biaya, baik biaya produksi maupun biaya nonproduksi. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya perusahaan jasa terutama yang bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar hotel. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang pesat

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Activity Based Costing

Pertemuan 3 Activity Based Costing 1 Pertemuan 3 Activity Based Costing A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha akhir-akhir ini mengalami persaingan global yang sangat ketat, dimana perusahaan tidak hanya menghadapi pesaing lokal tetapi juga pesaing internasional.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia pada dasarnya telah memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Akuntansi Aktivitas: Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas

Akuntansi Biaya. Akuntansi Aktivitas: Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Akuntansi Aktivitas: Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas Yulis Diana Alfia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang harus mendapat perhatian dalam menentukan biaya produksi. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM Nama NPM Jurusan : Siswanti : 2A214321 : Akuntansi Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Activity Based Costing System (ABC Sistem) KUWAT RIYANTO, SE, M.M

Activity Based Costing System (ABC Sistem) KUWAT RIYANTO, SE, M.M Activity Based Costing System (ABC Sistem) KUWAT RIYANTO, SE, M.M Kuwat_riyanto@yahoo.com http://kuwatriy.wordpress.com 081319434370 ABC SYSTEM Ray H. Garrison menyatakan bahwa ABC system adalah suatu

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB Akuntansi Biaya Modul ke: Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling

Lebih terperinci

Sistem Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik.

Sistem Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik. Sistem Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik. Sistem pengalokasian biaya overhead meliputi : A. Sistem Biaya Konvensional Menurut James A. Brimson (1991 : 7) sistem biaya konvensional mampu mengukur secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek kehidupan perusahaan, baik pada negara yang sudah maju maupun pada negara yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah dengan cepat, dinamik, dan semakin kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terjadinya persaingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Penentuan biaya selalu menjadi fokus utama bagi para manajer karena melalui pembebanan biaya bagi setiap item (produk maupun jasa) yang dihasilkan membantu para manajer

Lebih terperinci

OPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB

OPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB OPENING ABC FOR E LEARNING SELASA 08 DES 2015 AZFA MUTIARA AHMAD PABULO, SE, MEK FOR APKB Sumber daya adl : unsur yang dibebankan atau yang digunakan dalam pelaksanaan suatu aktivitas. Misalnya : gaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini dimana perindustrian semakin maju dan didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat sangat dirasakan

Lebih terperinci

KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara A. Biaya Perunit Perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk, perhitungan biaya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar untuk

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Perkembangan teknologi yang semakin pesat, mengakibatkan perubahan pola persaingan

Lebih terperinci

Oleh : Beby Hilda Agustin Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri ABSTRAK

Oleh : Beby Hilda Agustin Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri   ABSTRAK PERBANDINGAN PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DENGAN SISTEM TRADISIONAL SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus Pada PT. Wonojati Wijoyo Kediri) Oleh : Beby Hilda Agustin Dosen

Lebih terperinci

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi BAB1I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi untuk dapat bersaing dengan organisasi (perusahaan) lain dalam negeri maupun luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya, informasi akuntansi manajemen digunakan untuk membantu manajer menjalankan peranannya dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian Akuntansi Manajemen Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah suatu kegiatan yang menjadi bagian

Lebih terperinci

Penentuan Harga Pokok Produksi Fiberglass Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Pada PT. Barata Pratama Unggul

Penentuan Harga Pokok Produksi Fiberglass Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Pada PT. Barata Pratama Unggul Nama : Yuningsih NPM : 27212967 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sundari, SE., MM Penentuan Harga Pokok Produksi Fiberglass Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Pada PT. Barata Pratama Unggul LATAR

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA Nurul Aini Fanny Dwi Septiana Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. untuk disajikan dan selanjutnya dianalisa, sehingga pada akhirnya dapat diambil 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif (Descriptive Research) karena pembahasannya disusun secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kos adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan akan membawa manfaat sekarang atau di masa depan bagi organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci Pendahuluan

ABSTRAK Kata Kunci Pendahuluan ABSTRAK Evi Linda Lestari, 2015. SKRIPSI. Judul: Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Activity Based Costing (Studi Kasus Pada CV. PATT ENGINEERING) Pembimbing : Hj.Meldona,SE.,MM.,AK. Kata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK 71 BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Harga Pokok Produksi a. Pengertian Harga Pokok Produksi Beberapa akademisi menyebutkan pengertian Harga Pokok Produksi yang berbeda-beda.

Lebih terperinci