BAB I PURCHASING 1.1 Gambaran Umum Purchasing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PURCHASING 1.1 Gambaran Umum Purchasing"

Transkripsi

1 BAB I PURCHASING 1.1 Gambaran Umum Purchasing Pembelian bahan makanan adalah serangkaian kegiatan penyediaan macam, jumlah, spesifikasi bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen/pasien sesuai ketentuan/kebijakan yang berlaku. Pembelian bahan makanan merupakan prosedur yang penting untuk memperoleh bahan makanan, biasanya terkait dengan produk yang benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat dan harga yang benar. Sistem pembelian yang sering dilakukan antara lain (Kemenkes RI, 2013): a. Pembelian langsung ke pasar (The Open Market Of Buying) b. Pembelian dengan musyawarah (The Negotiated Of Buying) c. Pembelian akan datang (Future Contract) d. Pembelian tanpa tanda tangan (Unsigned Contract/Auction) e. Pembelian melalui pelelangan (The Formal Competitive) 1

2 1.2 Analisis Input SDM Teori Observasi Analisis Solusi Tenaga kerja merupakan salah satu Di RSUD Sidoarjo, petugas yang melakukan Jumlah pegawai sudah - sumberdaya penting karena menjadi kunci pengadaan bahan makanan terdiri dari dua orang, tercukupi dan dalam keberhasilan kegiatan penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit. Pelaksana penyelenggaraan makanan, salah satunya yaitu perbekalan yang bertugas pada unit penyimpanan bahan makanan untuk menjamin ketersediaan dan kesiapan bahan makanan sesuai dengan pesanan harian, serta kondisi fisik bahan makanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan (Depkes RI, 2007). satu orang di bagian bahan makanan basah dan yang satunya bahan makanan kering. Pengisian blanko pemesanan bahan makanan harian dikerjakan oleh satu orang yaitu bagian perencanaan pembelian bahan makanan basah sedangkan untuk pembelian bahan makanan kering dilakukan satu bulan sekali dengan koordinasi antara pihak penjaga ruang penyimpanan dengan ahli gizi yang bertanggung jawab terhadap pemesanan bahan makanan kering. Pengisian blanko pemesanan bahan makanan harian berdasarkan jumlah pasien hasil sensus pasien hari tersebut dengan ditambah untuk jaga-jaga adanya pasien baru sebanyak 10 orang. Blangko pemesanan bahan makanan diambil oleh pihak dari Mitra Husada pada sekitar pukul WIB. menguasai tugasnya Menu Teori Observasi Analisis Solusi Menu disusun dengan memperhatikan Menu dijadikan kunci utama dalam pemesanan. Menu sudah - (Kemenkes RI, 2013): Alur pemesanan bahan makanan di RSUD dijadikan dasar - Pemesanan dari konsumen Sidoarjo yaitu sebagai berikut : dalam pembelian - Ketersediaan bahan, jenis dan jumlahnya Identifikasi menu identifikasi bahan makanan bahan makanan - Keragaman variasi dari setiap menu dalam menu melihat jumlah pasien dan 2

3 - Proses dan lama waktu pengolahannya - Keahlian dalam mengolah makanan dari menu terkait menambahkan 10 pasien untuk OB menuliskan bahan makanan dan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan berdasarkan jumlah pasien pembuatan nota pemesanan ke unit pembelian Rumah Sakit (koperasi Mitra Husada) supplier Dilakukan oleh petugas pembelian Rumah Sakit Financial (Food Cost/Overhead Cost) Teori Observasi Analisis Solusi Di RSUD Sidoarjo, anggaran harga bahan Tarif makanan sudah makanan dilihat dari harga pasar dengan sesuai apabila tidak menambahkan faktor pajak. Sehingga ditambah dengan setiap bahan makanan sudah memiliki listrik kecuali untuk anggaran pajak masing-masing. Untuk kelas III, tarif makan unit cost sendiri, di RSUD Sidoarjo sudah tidak sesuai ada unit cost untuk masing-masing pasien selama satu hari, akan tetapi unit cost yang ada masih belum ditambah dengan biaya listrik dan pegawai. Biaya makan per orang per hari merupakan biaya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan makanan. Unsurunsur biaya dalam penyelenggaraan makanan adalah biaya bahan makanan, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead (Kemenkes RI, 2013). 1. Perhitungan Biaya Bahan Makanan Biaya bahan makanan merupakan unsur biaya bahan baku atau bahan dasar atau bahan langsung dalam rangka memproduksi makanan. Biaya bahan makanan ini termasuk biaya variabel karena biaya total bahan makanan dipengaruhi oleh jumlah atau porsi makanan yang dihasilkan atau jumlah pasien yang akan dilayani. 2. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Tenaga kerja yang diperhitungkan dalam biaya ini adalah tenaga kerja di unit perbekalan serta unit pengolahan penyaluran makanan. Biaya tenaga kerja ini merupakan biaya tetap karena pada batas tertentu tidak dipengaruhi oleh jumlah makanan yang dihasilkan. 3. Perhitungan Biaya Overhead Biaya overhead meliputi biaya barang dan biaya Kelas III Food cost = Rp ,00 Bahan bakar = Rp 1.650,00 Alat pakai habis = Rp 855,00 Jasa pegawai = Rp 4.635,00 Total = Rp ,00 Tarif kelas III Rp ,00 3 Perlu penambahan tarif makan untuk kelas III

4 pemeliharaan. Biaya barang yaitu seluruh biaya barang yang telah dikeluarkan untuk operasional penyelenggaraan makanan misalnya alat tulis kator, alat masak, alat makan dan lain-lain. Sedangkan biaya pemeliharaan meliputi biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian air, bahan bakar (listrik, gas, dll), pemeliharaan (gedung, peralatan-peralatan, taman dan sebagainya), penyusutan (fisik, alat, furniture, dsb), asuransi, pajak dan lain-lain Stok Aktual di Gudang Teori Observasi Analisis Solusi Stok bahan kering di gudang RSUD Stok bahan - Sidoarjo selalu ada. Pemesanan makanan kering barang kering selalu dilakukan selalu ada dan ada selama 1 bulan sekali dengan melihat stok minimal. jumlah barang yang ada di stok bahan kering. Namun apabila stok bahan makanan kering sudah mulai habis dan hanya cukup untuk 3 hari kedepan, maka pihak Instalasi Gizi akan langsung menghubungi pihak Persediaan diperlukan karena adanya selang waktu tertentu untuk melakukan proses produksi, pemindahan atau penyaluran barang. Secara umum persediaan dalam suatu institusi seperti Rumah Sakit memiliki 3 fungsi, yaitu (Depkes RI, 2007): 1. Adanya persediaan kemungkinan Rumah Sakit memesan bahan makanan dalam jumlah yang melebihi kebutuhan, biasanya dilakukan karena adanya harga special atau biaya transportasi tinggi dan pada umumnya bahan makanan yang tahan lama. 2. Adanya persediaan memberikan kemampuan Rumah Sakit untuk mengatasi permintaan yang menyimpang dari perkiraan pada waktu-waktu tertentu. 3. Adanya persediaan kemungkinan Rumah Sakit untuk beroperasi secara konsisten, tanpa perlu adanya perubahan meskipun pola permintaan berubah sepanjang waktu Dokumen Spesifikasi Bahan Makanan (Ketersediaan) koperasi Mitra Husada agar menghubungi pihak supplier untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan kering. Bahan makanan kering akan datang setelah H+1 pemesanan. 4

5 Teori Observasi Analisis Solusi Di Instalasi Gizi RSUD Sidoarjo sudah Dokumen - terdapat dokumen spesifikasi bahan spesifikasi sudah makanan basah maupun kering untuk tersedia pengadaan bahan makanan. Dokumen spesifikasi tersebut terkait jumlah bahan makanan per kg, karakter fisik maupun keberadaan lesensi dalam bahan makanan. Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan makanan yang ditetapkan oleh unit/instalasi Gizi sesuai dengan ukuran, bentuk, penampilan, dan kualitas bahan makanan (Kemenkes RI, 2013). 1. Spesifikasi Teknik Digunakan untuk bahan yang dapat diukur secara objektif dan diukur dengan menggunakan instrumen tertentu. Secara khusus digunakan pada bahan makanan dengan tingkat kualitas tertentu yang secara nasional sudah ada (Kemenkes RI, 2013). 2. Spesifikasi penampilan (Kemenkes RI, 2013) a. Nama bahan makanan/produk b. Ukuran/tipe unit/kontainer/kemasan c. Tingkat kualitas d. Umur bahan makanan e. Warna bahan makanan f. Identifikasi pabrik g. Masa pakai bahan makanan/masa kadaluarsa h. Data isi produk bila dalam suatu kemasan i. Satuan bahan makanan yang dimaksud j. Keterangan khusus lain bila diperlukan 3. Spesifikasi pabrik Diaplikasikan pada kualitas barang yang telah dikeluarkan oleh suatu pabrik dan telah diketahui oleh pembeli. Misalnya spesifikasi untuk makanan kaleng (Kemenkes RI, 2013) Alur Pengadaan Bahan Makanan atau Pembelian Teori Observasi Analisis Solusi 5

6 Alur pengadaan bahan makanan di Rumah Sakit (Palacio and Theis, 2009) : 1. Identifikasi kebutuhan 2. Menuliskan spesifikasi 3. Melakukan pemesanan barang, dapat melalui formal method (memberikan kesempatan pada vendor untuk mengajukan penawaran untuk spesifikasi barang yang akan dibeli mentabulasi dan mengevaluasi daftar bahan permintaan menuliskan draft kerjasama). Sedangkan apabila melalui informal method (memberikan kutipan harga memilih supplier dan tempat pembelian) 4. Penerimaan dan pemeriksaan pengiriman 5. Penyimpanan di area penyimpanan 6. Mengevaluasi dan follow up Di Instalasi Gizi RSUD Sidoarjo, alur pengadaan bahan makanan sudah tersusun secara rapi secara procedur ataupun aktualisasi. Pengajuan pengadaan bahan makanan yaitu melalui alur sebagai berikut : Instalasi Gizi (memberikan spesifikasi) Bagian Penunjang Medis Non Medis TU Rumah Sakit Wadir Pelayanan Wadir Umum Dan Keuangan Bagian Keuangan (ACC jumlah uang yang dibutuhkan) TU Rumah sakit ULP (mencari rekanan yang mampu memenuhi spesifikasi yang diinginkan) PPKOM (ACC) Rekanan. Untuk selanjutnya, bagian gizi akan langsung memberikan spesifikasi bahan basah ataupun kering ke pihak rekanan yang telah disetujui oleh ULP dan PPKOM. Alur diatas berdasarkan SOP Pengadaan Bahan Makanan yang sudah diterapkan di RSUD Sidoarjo Alur pembelian berjalan dengan lancar Analisa Proses Perencanaan Pembelian (Identifikasi Kebutuhan, Identifikasi Ketersediaan Dokumen Spesifikasi) Perencanaan bahan makanan merupakan salah satu langkah penting dalam kegiatan penyelenggaraan makanan dan dalam upaya mengendalian harga makanan pasien. Ketepatan dalam merencanakan bahan makanan sangat membantu kelancaran terlaksananya pengadaan bahan makanan yang lancar dan baik (Depkes, 2007). Identifikasi kebutuhan bahan makanan merupakan serangkaian kegiatan menetapkan macam, jumlah dan mutu bahan makanan yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu, dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan makanan 6

7 rumah sakit. Tujuan dari perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah Tersedianya taksiran macam dan jumlah bahan makanan dengan spesifikasi yang ditetapkan, dalam kurun waktu yang ditetapkan untuk pasien rumah sakit (Kemenkes, 2013). Teori Observasi Analisa Solusi Berdasarkan SOP RSUD Sidoarjo Dalam menghitung dalam kebijakan pelayanan gizi, kebutuhan bahan perencanaan kebutuhan bahan makanan makanan ahli gizi merupakan suatu proses menetapkan terlebih dahulu jumlah, macam dan kualitas bahan memperhatikan stok makanan yang diperlukan dalam kurun bahan makanan, jumlah waktu tertentu. Dengan tujuan pasien yang dilayani, tersedianya taksiran kebutuhan bahan siklus menu (siklus 10 makanan dalam jangka waktu tertentu hari + 1), standart porsi sesuai aturan pemberian makanan dan susunan menu. rumah sakit. Namun pada tanggal 25 Prosedur yang berlaku yaitu : April 2015 kekurangan 1. Kumpulkan semua data pembelanjaan daging persyaratan yang meliputi: sehingga mengakibatkan a. Alokasi dana kericuhan saat pemorsian b. Peraturan pemberian (sebaiknya tetap ada makanan rumah sakit perhitungan maksimal / c. Stok bahan makanan forecasting yang baik) d. Standart harga pasar e. Jumlah pasien f. Standar porsi g. Standar resep h. Siklus menu i. Standar bumbu j. Spesifikasi bahan makanan 2. Hitung kebutuhan bahan makanan terhadap semua bahan - Identifikasi kebutuhan Langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan menurut Kemenkes (2013) : 1. Susun macam bahan makanan yang diperlukan, golongkan bahan makanan tersebut kedalam: a. Bahan makanan segar b. Bahan makanan kering 2. Hitung kebutuhan semua bahan makanan satu per satu dengan cara : a. Menetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani b. Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam 1 siklus menu (5, 7, atau 10 hari) c. Tetapkan kurun waktu kebutuhan bahan makanan (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan) d. Hitung siklus menu dalam 1 periode yang telah ditetapkan dengan kalender e. Hitung kebutuhan macam 7 Menggunakan forecasting jangka pendek seperti naive method merupakan penambahan selisih dari pengurangan jumlah harian seperti tabel dibawah yang mudah diterapkan sehingga tidak ada kekurangan dan tidak menghambat produksi (pemorsian) dan distribusi, namun metode ini memiliki validitas yang rendah, metode forecasting yang lain terlampir.

8 dan jumlah bahan makanan untuk kurun waktu yang ditetapkan (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan) f. Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan yang telah dilengkapi spesifikasinya Rumus kebutuhan bahan makanan untuk 1 tahun : (365 hari/10) x konsumen ratarata x total macam dan makanan 10 hari makanan satu per satu 3. Hasil perencanaan kebutuhan bahan makanan dianalisa dan dikoreksi oleh Kepala Instalasi Gizi 4. Rencana kebutuhan bahan makanan yang sudah dikoreksi Kepala Instalasi Gizi diusulkan secara resmi kepada Direktur Rumah Sakit dengan membuat nota dinas yang diketahui oleh Wakil Direktur Pelayanan dan Bidang Penunjang Medis dan Non Medis - Identifikasi ketersediaan dokumen spesifikasi Dokumen spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan makanan yang ditetapkan oleh unit peminta (instansi, perorangan) sesuai dengan ukuran, besar untuk mempertahankan kualitas bahan makanan. Tipe spesifikasi: a. Technical specifications (Spesifikasi Tehnik) Biasanya digunakan untuk bahan yang dapat diukur secara obyektif dan diukur dengan menggunakan instrument tertentu. Spesifikasi bahan makanan digunakan untuk mewujudkan kesamaan dalam pencapaian kualitas bahan makanan sehingga akan menghasilkan makanan atau produk akhir yang bermutu dan dalam upaya pengawasan harga bahan makanan, maka perlu ditetapkan satu spesifikasi untuk bahan makanan yang akan dibeli. Proses pembelian di RSUD Sidoarjo mempunyai dokumen tertulis mengenai standar bahan makanan berupa spesifikasi bahan makan basah dan bahan makanan kering. Namun, ada Dokumen spesifikasi untuk bahan makanan kering yang telah ada belum mencantumkan identitas pabrik dan masa kadaluarsa secara jelas (berapa bulan sebelum expired date). Beberapa kerugian yang dapat ditimbulkan dari kondisi ini antara lain: a. Petugas penerima tidak dapat mengkroscek Dokumen standart Pemesanan bahan makanan yang disarankan (Sumber : Palacio and Theis, 2009) Sedangkan dokumen yang digunakan di RSUD Sidoarjo tidak menyantumkan harga satuan, beserta tanggal pemesanan dan penerimaan untuk meminimalisir kesalahan dan nomor bon untuk 8

9 Secara khusus digunakan pada bahan makanan dengan tingkat kualitas tertentu yang nasional sudah ada. b. Approved Brand Specifications (Spesifikasi Pabrik) Diaplikasikan pada kualitas barang yang telah dikeluarkan oleh suatu pabrik dan telah diketahui oleh pembeli. Misalnya spesifikasi untuk makanan kaleng, mesin pencuci, food processor, kertas dengan merk tertentu, plastic dsb. Spesifikasi ini banyak diaplikasikan pada sistem penyelenggarakan makanan yang lebih kecil, dimana tanggung jawab pembelian dilakukan oleh supervisor. c. Performance Spesifications (Spesifikasi Penampilan) Kualitas suatu barang diukur fungsinya, misalnya: penggunaan peralatan, deterjen kertas,dsb. Contoh: kualitas dari alat makan untuk membuat minuman diuji coba fungsi waktu terlama untuk mempertahankan minuman panas. Dalam menetapkan spesifikasi bahan makanan mendiskripsikannya haruslah sesederhana mungkin, tetapi lengkap dan jelas. Secara garis beberapa bahan makanan yang belum terdapat spesifikasi, seperti air mineral, vanili dan tepung terigu. Di RSUD Sidoarjo, dokumen spesifikasi bahan makanan sudah tersedia. Namun dokumen spesifikasi bahan makanan basah belum dituliskan suhu pada bahan makanan daging, ikan, dan ayam.. bahan makanan yang dikirim dengan spesifikasi standar yang dibutuhkan rumah sakit b. Rawan terjadi kesalahan dalam penyediaan bahan makanan karena pihak supplier kurang mengerti bahan makanan yang dibutuhkan c. Memerlukan tambahan waktu untuk pengecekan dan pengembalian barang jika supplier salah mengirimkan bahan makanan d. Supplier lalai mengecek tanggal kadaluarsa menguatkan data selain tanggal. 9

10 besar, berisi: Nama bahan makanan/produk Ukuran/tipe unit/container Tingkat kualitas Umur bahan makanan Warna bahan makanan Identifikasi pabrik Masa pakai bahan makanan/ masa kadaluwarsa Data isi produk dalam suatu kemasan Satuan bahan makanan yang dimaksud a. Keterangan khusus spesifik berdasarkan masing-masing produk, misalnya : - Buah dan sayur segar : varietas, tingkat kematangan, jenis berdasarkan geografis, misalnya : apel malang - Makanan kaleng : jenis, ukuran, berat, penampakan kaleng, masa kadaluarsa - Daging dan produknya : besar potongan, berat, bentuk potongan, kandungan lemak, jenis/bagian daging, 10

11 suhu, penampakan fisik - Produk susu : kandungan lemak dalam susu, konsistensi, susu saat pengiriman Metode Pembelian Metode pembelian bahan makanan menurut Palacio dan Theis, terdiri dari dua metode yaitu informal or open market buying (pembelian langsung ke pasar) dan formal competitive bid buying (pembelian melalui tender atau pelelangan). Keduanya digunakan pada waktu yang berbeda untuk mendapatkan barang yang berbeda. Sehingga para pembeli harus mengetahui keadaan dan kondisi pasar pada saat itu (Palacio and Theis, 2009). Selain metode informal or open market buying (pembelian langsung ke pasar) dan formal competitive bid buying (pembelian melalui tender atau pelelangan), terdapat metode lain yaitu pembelian dengan musyawarah (the negotiated of buying), pembelian yang akan datang (future contract) dan pembelian tanpa tanda tangan (unsigned contract/auction) (Depkes, 2007). Teori Observasi Analisa Solusi System pembelian yang dapat dilakukan ada beberapa macam, Metode pembelian yang Instalasi Gizi RSUD - yaitu : digunakan di RSUD Sidoarjo Sidoarjo memiliki sistem Pembelian Langsung ke Pasar (The Open Market Of yaitu metode pembelian pembelian terpusat dari Buying) adalah pembelian setengah resmi, karena pelelangan terbuka. Pada pihak rumah sakit merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli yang pelelangan terbuka, semua peserta sehingga hanya tidak dapat dikendalikan secara pasti. Pembeli akan yang memenuhi syarat yang telah melakukan permintaan mengumpulkan informasi pasar tentang macam, kualitas, ditentukan oleh instansi yang pengadaan bahan harga, ketersediaan bahan makanan. Selanjutnya dia akan memutuskan pilihannya menurut ketentuan institusi, dan kemudian membuat order pesanan bahan makanan. Pada menginginkan penyedia jasa dapat memenangkan tender bila mampu bersaing untuk menawarkan makanan saja. Pihak Instalasi Gizi juga tidak mengetahui siapa nama saat bahan makanan dikirimkan, maka pembeli akan harga. Karakteristik dari supplier, karena data mengecek macam, jumlah, spesifikasi bahan makanan sesuai kesepakatan. Biasanya pesanan dapat dilakukan pelelangan terbuka yaitu jumlah peserta lelang relatif lebih banyak pembelian terpusat di managemen rumah sakit. 11

12 melalui telepon, datang langsung ke pasar, atau berdasarkan perjanjian antara pembeli dan penjual. Pembelian dengan musyawarah (Negotiated of Buying) adalah pembelian setengah resmi. Pembelian cara ini hanya digunakan untuk bahan makanan yang hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu, jumlahnya terbatas dan merupakan bahan makanan yang dibutuhkan klien. Pembelian yang akan datang (Future Contract) adalah Pembelian yang dirancang untuk bahan makanan yang telah terjamin, pasti, terpercaya mutu, keadaan dan harga. Kesepakatan harga ditentukan saat ini, tetapi bahan makanan dipesan sesuai waktu dan kebutuhan pembeli atau institusi. Pembelian tanpa tanda tangan (Unsigned Contract/Auction ) termasuk pembelian setengah resmi. Perjanjian dilakukan atas dasar kepercayaan sehingga pihak rekanan/pemborong jelas harus mememiliki reputasi tinggi dalam pelaksanaan pembelian makanan. System pembelian dibagi menjadi 2, yaitu : Firm At the Opening of Price (FAOP), yaitu Pembeli memesan bahan makanan pada rekanan pada saat dibutuhkan dan harga disesuaikan dengan harga pembelian saat transaksi itu berlangsung. Subject Approval of Price (SAOP), yaitu Pembeli dapat memesan bahan makanan pada saat dibutuhkan dengan harga yang sudah ditetapkan terdahulu. Pelelangan (The Formal Competitive Of Bid) adalah Pembelian ini resmi dan mengikuti prosedur pembelian yang telah dijabarkan dalam keputusan Presiden, serta peraturan yang ditetapkan Pemerintah Daerah maupun penanggung jawab tertentu. Cara pembelian ini memberi kesempatan untuk rekanan yang memenuhi persyratan yang ditentukan. sehingga dengan banyaknya peserta yang mengikuti lelang maka proses lelang lebih transparan selain itu, pengguna jasa lebih leluasa dalam memilih penyedia jasa dikarenakan jumlah yang cukup untuk menetapkan pemenang yang kompetitif. Akan tetapi, kelemahan pada pelelangan terbuka adalah tidak diketahui dengan pasti kemampuan setiap peserta lelang sehingga dalam menetapkan pemenang lelang harus akurat. Dengan alur permintaan pembelian : Membuat nota dinas (usulan dari Instalasi Gizi) dimana isi nota mencakup alasan mengapa membutuhkan bahan, jenis bahan makanan, prediksi harga, spss, jumlah per bulan Instalasi Gizi mengajukan nota dinas Kabid penunjang medis non medis Tata Usaha (RS) dibuatkan disposisi ke wadir pelayanan wadir umum direktur wadir umum dan keuangan - bagian keuangan TU ULP (Unit Layanan Pengadaan) PPKOM (Pejabat Pembuat Komitmen) 12 Sistem yang diterapkan sudah baik dan tidak pernah ada masalah yang berarti, bahkan komplain pun ditanggapi dengan cepat.

13 1.3.3 Identifikasi supplier Teori Observasi Analisa Solusi Untuk memenuhi kebutuhan bahan Tidak pernah ada kesalahan makanan setiap harinya, Penggadaan yang fatal terkait bahan bahan makanan instalasi Gizi RSUD makanan yang disediakan oleh Sidoarjo melakukan kerjasama dengan supplier. Koperasi Karyawan Mitra Husada yang berada di RSUD Sidoarjo. Supplier adalah pihak yang menjual dan menyediakan bahan makanan atau barang. Identifikasi supplier dilakukan dengan menentukan kriteria dari bahan makanan atau barang yang diinginkan, negosiasi harga, lokasi supplier dan kekurangankelebihan supplier dalam menyediakan bahan makanan atau barang berdasarkan pengalaman. Supplier harus dapat memenuhi kriteria atau spesifikasi barang yang diminta. Selain itu, untuk mencegah terjadinya kecurangan, supplier harus memiliki dokumen identitas seperti nama, alamat, dan nomor telepon (Reed, 2006). 1.4 Analisa Output Spesifikasi Di dalam salah satu alur aktivitas pembelian terdapat langkah untuk menulis spesifikasi dari bahan makanan. Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan makanan yang ditetapkan oleh unit peminta (instansi, perorangan) sesuai dengan ukuran, besar untuk mempertahankan kualitas bahan makanan. Spesifikasi bahan makanan digunakan untuk menentukan standar Sebaiknya pihak logistik pusat RS membuat salinan kontrak dengan semua supplier untuk disimpan juga oleh bagian Gizi guna pendataan. Teori Observasi Analisa Solusi Untuk memenuhi kebutuhan bahan Secara keseluruhan, sistem makanan setiap harinya, RSUD pengadaan bahan makanan di Sidoarjo melakukan kerjasama dengan Instalasi Gizi RSUD Sidoarjo Koperasi Karyawan Mitra Husada sudah memiliki alur yang jelas yang berada di RSUD Sidoarjo. Barang sehingga dapat meminimalisir yang disediakan oleh koperasi Mitra adanya kesalahan maupun Husada merupakan barang yang ada kecurangan. Kekurangan yang didapatkan dari beberapa penyuplai. ada dalam proses pembelian Berikut ini bahan makanan yang bahan makanan di RSUD 13 Pengadaan bon pengembalian barang, dokumen terlampir. Penambahan spesifikasi seperti vanili, air mineral dan terigu yang belum ada.

14 kualitas bahan makanan yang akan dibeli. Jika suatu institusi penyelenggaraan makanan menginginkan memproduksi makanan dengan kualitas yang konsisten, maka diperlukan kualitas bahan makanan yang konsisten pula. Dalam membuat spesifikasi bahan makanan, ahli gizi dapat merujuk pada kebijakan direktur rumah sakit, maupun bahan makanan yang tersedia di pasaran (market availability). disuplai oleh koperasi : Bahan makanan basah: sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, kacangkacangan, tahu, tempe, daging ayam, daging sapi, dll Bahan makanan kering: susu, mie, bihun, gula, garam, beras dll Masing-masing barang yang disuplai telah memiliki spesifikasi bahan makanan sesuai kebutuhan rumah sakit. Pihak supplier sudah diberikan spesifikasi bahan makanan setiap hari untuk bahan makanan yang basah dan bahan makanan yang kering diberikan sebulan sekali. Sidoarjo adalah belum adanya bon pengembalian barang untuk bahan makanan yang tidak sesuai spesifikasi. Tanpa adanya bon pengembalian barang, kesalahan spesifikasi hanya akan diketahui oleh pengantar dan penerima barang sedangkan pihak supplier tidak mengetahui adanya kesalahan Jumlah Bahan Makanan Keseluruhan Teori Observasi Analisa Solusi Pada institusi penyelenggara makanan, bahan makanan yang diterima pada saat pembelian harus ditimbang dan diperiksa Bahan makanan segar keseluruhan akan dikirim oleh supplier setiap hari karena RSUD Sidoarjo menetapkan untuk Bahan makanan yang diterima telah diperiksa dan sesuai dengan jumlah dan spesifikasi - spesifikasinya. Timbangan diperlukan untuk bahan makanan segar diusahakan sekali bahan makanan yang mengecek berat daging dan bahan makanan pakai langsung habis guna diinginkan. lainnya. Produk atau bahan makanan yang mempertahankan kualitas dan rusak atau tidak sesuai dengan kriteria harus dikembalikan dan diganti oleh supplier (Reed, 2006). Selain itu, perlu dilakukan meminimalisasi penurunan mutu bahan makanan. Namun untuk bahan makanan kering, pengecekan dan pencatatan jumlah bahan Instalasi gizi mengambil dan makanan secara continue atau berkala di kartu stok, baik bahan yang masuk maupun menyimpan sementara bahan makanan di gudang bahan makanan kering di 14

15 keluar (Kemenkes, 2013). lantai 2. Pengiriman bahan makanan kering oleh suplier ke gudang pusat tiap 1 bulan sekali Jumlah Bahan Makanan yang Disimpan Teori Observasi Analisa Solusi Pengadaan bahan makanan di RSUD Bahan makanan basah maupun Sidoarjo dibedakan menjadi dua yaitu kering akan disimpan dalam bahan makanan basah dan bahan ruang penyimpanan dan dicatat makanan kering. Pengadaan bahan pada kartu stok bahan makanan dilakukan 2 periode, yaitu makanan apabila tidak setiap hari untuk bahan makanan basah langsung digunakan. seperti daging, sayuran, dan buah. Bahan makanan basah yang dikirim secara harian akan langsung dilakukan persiapan dan pengolahan. Jika setelah pengolahan ada bahan yang tersisa, maka akan disimpan dan digunakan untuk keesokan harinya. Pengadaan bahan kering dilakukan secara bulanan, dengan melihat stok minimal di gudang. Jika stok bahan makanan dalam penyimpanan memiliki jumlah minimal dari yang ditentukan, instalasi gizi akan langsung melakukan pengadaan bahan. Jadwal pembelian bahan makanan harus disesuaikan dengan lokasi institusi penyelenggara makanan, ukuran institusi penyelenggara makanan, fasilitas penyimpanan yang tersedia, dan jumlah SDM. Bahan makanan segar seperti daging, buah, dan sayur dibeli setiap seminggu sekali atau lebih, tergantung dari ketersediaan chiller dan freezer, sedangkan bahan makanan kering seperti bumbu dapur, makanan kaleng atau dalam kemasan, dan tepung dapat dibeli seminggu sekali (Puckett, 2004) Purchase Order Purchase order adalah permintaan tertulis dari pembeli ke supplier terhadap suatu barang atau jasa. Form tersebut berisi nama bahan makanan, jumlah yang dipesan, Belum adanya catatan stok untuk bahan makanan basah karena harapan pihak instalasi gizi bahan makanan basah akan selalu habis pakai setiap harinya, namun untuk meminimalisasi human error/ kesalahan pengingatan manusia, sebaiknya dibuat kartu stok guna menghindari penurunan kualitas bahan makanan ataupun membuang bahan makanan. Teori Observasi Analisa Solusi Pemesanan bahan makanan dilakukan Pemesanan tidak pernah oleh bagian administrasi/penanggung terlambat. jawab produksi. Setiap harinya bahan Dokumen rangkap bertujuan makanan yang akan dipesan untuk untuk memudahkan proses 15 Form pembelian yang ada belum memenuhi bagian-bagian yang seharusnya ada di form

16 spesifikasi bahan makanan, tanggal permintaan, tanggal pengiriman, harga, nama institusi, pihak yang membuat permintaan dan tanda tangan penanggung jawab (Palacio and Theis, 2009). keesokan harinya diserahkan dengan menggunakan form pemesanan/nota dinas. Instalasi Gizi RSUD Sidoarjo menyediakan form pembelian untuk bahan makanan basah dan kering. Form pembelian ini berisi nama bahan makanan, spesifikasi, satuan, dan jumlah. Form pembelian dicatat rangkap 4 untuk pihak instalasi gizi, koperasi, RTP, dan ULP. pengecekan petugas saat penerimaan bahan makanan. pembelian seperti tidak ada kolom harga Dokumen Kontrak dengan Supplier Teori Observasi Analisa Solusi RSUD Sidoarjo telah membuat Pada surat perjajian yang telah dokumen kontrak kerjasama dengan berlaku antara pihak Rumah Koperasi Mitra Husada. Dokumen Sakit dan koperasi tidak kontrak kerjasama tersebut berlaku satu memuat poin tahun, berisi : 1. Pokok kerja yang 1. Judul diperjanjikan : uraian 2. Nomor surat jelas mengenai jenis dan 3. Identitas pihak pertama (pihak jumlah barang Direktur RSUD Sidoarjo) 2. Ketentuan mengenai 4. Identitas pihak kedua (pihak keadaan memaksa Ketua I Koperasi Mitra Husada) 3. Ketentuan mengenai 5. Keterangan kerjasama dengan bentuk dan tanggung pihak RSUD Sidoarjo dengan jawab gangguan Koperasi Mitra Husada lingkungan 6. Ruang lingkup pelayanan Seharusnya pada poin tentang 7. Hak dan kewajiban masingmasing pokok kerja yang diperjanjikan pihak terdapat uraian yang jelas Dokumen kontrak dengan supplier berisi: 1) Penawaran, item yang diharapkan dapat dipenuhi oleh vendor 2) Persetujuan/Penerimaan a) Keterangan barang yang diperjualbelikan b) Jumlah barang yang akan dibeli c) Harga kesepakatan d) Kondisi pembayaran e) Prosedur penggantian/ganti rugi jika terdapat ketidaksesuaian f) Terms of sale g) Tingkatan sertifikasi yang dibutuhkan h) Periode waktu berlakunya kontrak 3) Pertimbangan, hukum dan regulasi 16 Walaupun Koperasi Mitra Husada merupakan koperasi internal RSUD Sidoarjo namun masa berlaku kontrak harus jelas (dengan periode tertentu) dan selalu diperbaharui serta ditambahkan kelengkapan data. Dimana pengaturan data kontrak antara supplier dan koperasi Mitra Husada harus mencakup poin tersebut.

17 yang berlaku di tingkat lokal maupun nasional terkait pengadaan makanan 4) Pihak-pihak yang terkait a) Nama dan alamat penyelenggara makanan b) Identitas supplier 5) Legalisasi a) Nomor kontrak b) Tanggal pembuatan kontrak Tandatangan pihak yang bersangkutan; representatif dari penyelenggara makanan yang berwenang, representatif dari supplier materai (Palacio and Theis, 2012). 8. Cara pembayaran 9. Jangka waktu perjanjian 10. Penyelesaian perselisihan 11. Pemutusan dan pembatalan surat perjanjian 12. Ketentuan tambahan 13. Penutup 14. Tanda tangan kedua belah pihak tentang jenis dan jumlah barang yang dipesan. Tujuannya adalah agar pada saat barang yang datang tidak sesuai spesifikasi, pihak rumah sakit dapat menuntut pihak supplier atau meminta pertanggungjawaban. 17

18 1.5 Rekomendasi Berdasarkan Masalah yang Ditemukan Berdasarkan masalah-masalah yang telah ditemukan, rekomendasi yang dapat diberikan untuk Instalasi Gizi Rumah Sakit Daerah Sidoarjo di bagian purchasing yaitu sebagai berikut: - Membuat minimal stok di gudang penyimpanan sehingga ketika ada penumpukkan pasien, bahan makanan kering masih tersedia cukup untuk pasien. - Menaikkan tarif makanan untuk kelas III, karena tidak sesuai dengan perhitungan unit cost untuk pasien. - Penambahan poin harga satuan, beserta tanggal pemesanan dan penerimaan untuk meminimalisir kesalahan serta nomor bon untuk menguatkan data selain tanggal (form terlampir). - Menggunakan forecasting jangka pendek seperti native method yang mudah diterapkan sehingga tidak ada kekurangan dan tidak menghambat produksi (pemorsian) dan distribusi. - Sebaiknya pihak logistik pusat RS membuat salinan kontrak dengan semua supplier untuk disimpan juga oleh bagian Gizi guna pendataan. - Diperlukan adanya catatan stok untuk bahan makanan basah karena harapan pihak instalasi gizi bahan makanan basah akan selalu habis pakai setiap harinya. - Penambahan kolom harga pada form pembelian - Masa berlaku kontrak harus jelas (dengan periode tertentu) dan selalu diperbaharui serta ditambahkan kelengkapan data. 18

PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN

PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03 RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03 RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan HANDOUT 6 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 10 Pokok Bahasan : Pembelian Bahan Makanan Jumlah SKS : 3 sks 1. Tujuan

Lebih terperinci

Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control

Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control Cost sontrol merupakan salah satu bagian dari departemen accounting yang bertanggung

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES BISNIS 4.1. Proses Bisnis Saat Ini Proses Bisnis Pembelian Saat Ini

BAB 4 PROSES BISNIS 4.1. Proses Bisnis Saat Ini Proses Bisnis Pembelian Saat Ini BAB 4 PROSES BISNIS Usaha dagang X merupakan usaha jual beli plastik daur ulang. Usaha ini berlokasi di Solo dan berdiri pada tahun 2007. Pada awalnya usaha ini melakukan jual beli berdasarkan mulut ke

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG Instalasi Farmasi Rumah Sakit Myria Palembang merupakan Bagian Pelayanan Instalasi

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

PEDOMAN PELAYANAN GIZI PEDOMAN PELAYANAN GIZI SOP Direktur 1. Definisi Kegiatan pelayanan gizi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien rawat inap di guna memenuhi keperluan metabolisme tubuh, peningkatan

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER

PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER A. Pengertian Penyelenggaraan makanan darurat merupakan peyelenggaraan makanan yang dipersiapkan pada waktu terjadi keadaan darurat yang ditetapkan oleh Kepala Wilayah

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA PROSES BISNIS AWAL

BAB 4 ANALISA PROSES BISNIS AWAL BAB 4 ANALISA PROSES BISNIS AWAL Bab keempat ini akan berisi data-data yang dibutuhkan dalam pengerjaan sistem serta pembahasan mengenai pemetaan proses bisnis. Pemetaan proses bisnis merupakan penjabaran

Lebih terperinci

Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Makanan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011

Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Makanan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011 Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011 Syarat sistem penyelenggaraan Ya Tidak 1. Perencanaan anggaran belanja a. Tersedianya data standar

Lebih terperinci

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING Penerimaan bahan makanan kering adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan

Lebih terperinci

25/3/2016. Citraningsih Yuniarti RSUD KOTA YOGYAKARTA 2016

25/3/2016. Citraningsih Yuniarti RSUD KOTA YOGYAKARTA 2016 Citraningsih Yuniarti RSUD KOTA YOGYAKARTA 2016 Kegiatan logistik sangat penting dalam menunjang kegiatan pengadaan barang / jasa di RS sehingga mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe Hari VIP Kelas Ruangan I Pagi Pagi Pagi Ikan acar kuning Telur dadar Telur dadar Tempe goreng Tempe goreng Tempe goreng Tumis bayam Tumis bayam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dalam bab-bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan sistem akuntansi yang. bahan baku dan pembayaran hutang dagang sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN. dalam bab-bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan sistem akuntansi yang. bahan baku dan pembayaran hutang dagang sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN 5.1.Evaluasi Sistem Akuntansi UD BERDIKARI Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan sistem akuntansi yang saat ini

Lebih terperinci

A. Prosedur Pemesanan dan

A. Prosedur Pemesanan dan L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD. ROHMAT JAYA yang terletak di Jl. Makam No 1,Balong Dowo, Candi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD. ROHMAT JAYA yang terletak di Jl. Makam No 1,Balong Dowo, Candi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum UD. ROHMAT JAYA UD. ROHMAT JAYA yang terletak di Jl. Makam No 1,Balong Dowo, Candi Sidoarjo adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan krupuk.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dalam suatu perusahaan menjadi hal penting. Dalam kondisi bisnis yang mengalami perubahan sangat cepat saat ini, perusahaan membutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain. BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam sub bab ini membahas mengenai situasi perusahaan dan sistem yang sedang berjalan, deskripsi masalah yang dihadapi perusahaan serta akibat yang ditimbulkan

Lebih terperinci

Persentase waktu yang didedikasikan untuk tiap tugas atau kewajiban. Kondisi kerja dan kemungkinan bahaya yang dihadapi

Persentase waktu yang didedikasikan untuk tiap tugas atau kewajiban. Kondisi kerja dan kemungkinan bahaya yang dihadapi TUGAS DESKRIPSI JABATAN NAMA : RIYANTI NIM : 3110911019 A. Pengertian Deskripsi Jabatan Deskripsi jabatan berisi tentang informasi mengenai tugas, kewajiban, dan tanggung jawab suatu jabatan yang spesifik.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Mutiara Electronic pertama kali didirikan pada tanggal 8 Maret 00 di Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Lampiran 1. Hasil Kuesioner Lampiran 1. Hasil Kuesioner No Pertanyaan Ada Tidak Ada 1. Lingkungan Pengendalian Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis mengenai a. Prosedur Pengiriman? 33.30% 66.60% b. Pencatatan

Lebih terperinci

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata 68 BAB 3 Analisa Kebutuhan Basisdata 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Mitratama Uniplast merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang mendaur ulang biji plastik, lalu menjualnya.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur

BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Teori 3.1.1. Pengertian Sistem dan Prosedur Menurut Mulyadi (2001:5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer?

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Wawancara I Pertanyaan no. 1 Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Jb. belum ada cara untuk mengatasi

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil Analisis Sistem

Bab IV. Hasil Analisis Sistem Bab IV Hasil Analisis Sistem 4.1 Hasil Analisis Sistem Pengembangan sistem RAD pada RM. Saputra menggunakan metode Rapid Application Development (RAD). Tahap pengembangan sistem RAD diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PIKIR

BAB 3 KERANGKA PIKIR BAB 3 KERANGKA PIKIR 3.1. Kerangka Pikir Aspek dalam pengelolaan obat publik di instalasi farmasi kabupaten meliputi perencanaan kebutuhan obat, pengadaan obat, penerimaan obat, penyimpanan dan pendistribusian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum CV. AWAM ELEKTRONIK. CV. AWAM ELEKTRONIK yang terletak di Jl Raya Babad 230,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum CV. AWAM ELEKTRONIK. CV. AWAM ELEKTRONIK yang terletak di Jl Raya Babad 230, BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum CV. AWAM ELEKTRONIK CV. AWAM ELEKTRONIK yang terletak di Jl Raya Babad 230, Lamongan adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang elektronik.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE 19 BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Sistem Dalam menjalankan operasinya perusahaan/badan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan BAB 4 PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan baku pada PT Urasima Putra Gamalindo difokuskan untuk hal-hal berikut ini: a) Mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana IV.1.1. Evaluasi atas Aktivitas Pembelian Barang Dagang Aktivitas

Lebih terperinci

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Kata pengantar... ii Daftar Isi... iii 1. Perencanaan anggaran belanja... 1 2. Perencanaan menu... 2 3. Persiapan pelaksanaan produksi distribusi sebelum masuk ruang kerja...

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis BAB III METODE PENELITIAN III.1 Pemilihan Objek Penelitian Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis dan objektif untuk menemukan solusi atas suatu masalah yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

ALUR KERJA INSTALASI GIZI

ALUR KERJA INSTALASI GIZI ALUR KERJA INSTALASI GIZI PELAYANAN GIZI... 3 ALUR PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT...4 ALUR PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN...5 ALUR PELAYANAN GIZI RAWAT INAP...6 ALUR PENYELENGGARAAN MAKANAN...7 ALUR PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

Sistem Pengadaan Materiil Di Biro Pengadaan

Sistem Pengadaan Materiil Di Biro Pengadaan Sistem Pengadaan Materiil Di Biro Pengadaan Novan Haryono, ST Mahasiswa Program Studi Teknik & Manajemen Pembekalan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung Pendahuluan Kegiatan pengadaan materiil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektivitasnya. Meningkatkan efektivitas mencakup kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini menjelaskan hasil analisis terhadap jawaban teknik dari obseravasi, wawancara dan teknik pengumpulan data arsipakan di uraikan mengenai pembahasannya. Responden dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Berawal dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap insan, yaitu kebutuhan sandang, telah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian mengenai Manfaat Hasil Belajar Manajemen Sistem Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya 2.1. Penyelenggaraan Makanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya menyelenggarakan, mengurus, dan mengusahakan sesuatu, seperti: memelihara, merawat. (Ali,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan dan

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT Trans Makmur Abadi berdiri pada tanggal 28 Agustus 2002, Kantornya terletak di TRANS MOBIL Jl.Bandengan Utara dalam no.38d Jakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit Pelayanan gizi merupakan suatu pelayanan yang bertujuan membantu masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera Pada bab III dijelaskan tentang praktek sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban LAMPIRAN 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum 1. Bagaimana prosedur pelayanan rumah sakit dimulai dari pasien datang? Untuk pasien

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kepemilikan Toko Kolbandang berada di bawah 1 orang yaitu pemilik (Bu. Meningkatnya kebutuhan Toko Kolbandang untuk membangun struktur

BAB V PENUTUP. Kepemilikan Toko Kolbandang berada di bawah 1 orang yaitu pemilik (Bu. Meningkatnya kebutuhan Toko Kolbandang untuk membangun struktur BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari bab sebelumnya maka kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: 1. Deskripsi perkembangan kepemilikan Toko Kolbandang termasuk dalam kategori: pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat, tetap, dan akurat. Teknologi informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. cepat, tetap, dan akurat. Teknologi informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin tinggi akan mendorong manusia untuk mencari kemudahan dalam mendapatkan informasi yang cepat,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah tata cara yang terperinci mengenai tahap-tahap melakukan sebuah penelitian. Metodologi penelitian pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Pada PT Arwana Citramulia, Tbk Untuk mengetahui tentang prosedur pembelian pada PT Arwana Citramulia, Tbk, maka penerapan prosedur

Lebih terperinci

-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei dan

-BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei dan -BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Kebutuhan Informasi Untuk menentukan kebutuhan sistem yang sedang berjalan terutama untuk mendukung sistem baru yang diusulkan penulis, maka kami melakukan survei

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PADA PT. BAHANA KARYA MANDIRI

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PADA PT. BAHANA KARYA MANDIRI ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PADA PT. BAHANA KARYA MANDIRI Nama : Dwi Ayu Larasati NPM : 22213664 Kelas : 3EB22 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Mulatsih, SE., MM LATAR BELAKANG MASALAH Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses perencanaan Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan 1. Sistem yang dibuat untuk purchasing department sudah terancang dan terlaksana dengan aturan yang digunakan dengan standar management, sehingga kegiatan operasional

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bakar, goreng maupun dengan bumbu saos. Rumah Makan Victory ini terletak di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bakar, goreng maupun dengan bumbu saos. Rumah Makan Victory ini terletak di BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek dari penelitian ini merupakan usaha rumah makan yang bernama Victory. Nama pemilik Rumah Makan Victory adalah Ibu Yohana. Usaha utama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem informasi yang dibahas ditekankan pada pengorganisasian informasi antar bagian-bagian yang terlibat dalam pengendalian persediaan di gudang perkantoran kantor.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan PD. Harapan Baru adalah sebuah perusahaan yang dijalankan dengan proses utamanya ialah membeli dan menjual barang elektronik.

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

MEMBUKA PELUANG KEAGENAN

MEMBUKA PELUANG KEAGENAN MEMBUKA PELUANG KEAGENAN Masih terbuka peluang emas dengan kerjasama menjadi agen atau distributor Pressafe Brankas di wilayah Anda. Dapatkan keuntungan dan kemudahan menjadi Agen/ Distributor produk kami.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil dari proses evaluasi kegiatan pembelian tunai dan persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan persediaan, penggunaan

Lebih terperinci

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. masakan yang terdiri dari indonesian food, Chienes food, dan Japanes food Tahu

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. masakan yang terdiri dari indonesian food, Chienes food, dan Japanes food Tahu BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan Tahu Tidur Resto adalah sebuah restoran yang menyediakan berbagai menu masakan yang terdiri dari indonesian food, Chienes food, dan

Lebih terperinci

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan CV. Kurnia Agung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat alat tulis untuk digunakan oleh konsumen akhir. CV. Kurnia Agung

Lebih terperinci

.../KM/VI/2011. Tanggal Terbit : 7 Juni 2011

.../KM/VI/2011. Tanggal Terbit : 7 Juni 2011 PROSEDUR TETAP PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MEDIS :.../KM/VI/211 : Ditetapkan Oleh : Direktur Untuk mengevaluasi kebutuhan barang tahun yang lalu dengan tahun yang akan datang, diperlukan perencanaan kebutuhan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan Terbatas Amico mulai didirikan tahun 2000 oleh Bapak Krisman. Pada awal berdiri, perusahaan bergerak sebagai distributor produk

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisis maka pada akhir penelitian dapat dibuatkan kesimpulan. Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD. PRIBUMI yang terletak di Jl. Pahlawan No 53, Wonotengah, Purwoasri

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD. PRIBUMI yang terletak di Jl. Pahlawan No 53, Wonotengah, Purwoasri BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2. Gambaran Umum UD. PRIBUMI UD. PRIBUMI yang terletak di Jl. Pahlawan No 53, Wonotengah, Purwoasri Kediri adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembelian dan beras

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah penguraian dari sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) Jl. Tuanku Tambusai Km.4 Komplek Perkantoran Pemda. PASIR PENGARAIAN

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) Jl. Tuanku Tambusai Km.4 Komplek Perkantoran Pemda. PASIR PENGARAIAN PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) Jl. Tuanku Tambusai Km.4 Komplek Perkantoran Pemda. PASIR PENGARAIAN BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN DAN ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PADA SKPD

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Perorangan Felindo Jaya didirikan pada tahun 1997, dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) (INFORMAN 1)

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) (INFORMAN 1) PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) (INFORMAN 1) I. Jadwal Wawancara 1. Tanggal / Hari : 25 april 2009 2. Waktu Mulai dan Selesai : II. Identitas Informan 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : 3. Jabatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi penggunaan teknologi informasi sangat berguna untuk perusahaan, yang digunakan untuk mempercepat dan mempermudah setiap kegiatan yang dilakukan.

Lebih terperinci

Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK. PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE

Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK. PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK 1. TUJUAN Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB 3. Gambaran Umum Perusahaan. flexo photopolymer. Dengan misi awal yang sangat sederhana, yaitu memproduksi plate

BAB 3. Gambaran Umum Perusahaan. flexo photopolymer. Dengan misi awal yang sangat sederhana, yaitu memproduksi plate BAB 3 Gambaran Umum Perusahaan 3.1 Sejarah perusahaan PT.FLS adalah perusahaan perseorangan yang bergerak dibidang pembuatan plate flexo photopolymer. Dengan misi awal yang sangat sederhana, yaitu memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan manajemen dalam mengambil keputusan. Agar operasi perusahaan dapat

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN TITIP JUAL (KONSINYASI) Pada hari ini, hari ( ) tanggal (tanggal, bulan, tahun), kami yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

SURAT PERJANJIAN TITIP JUAL (KONSINYASI) Pada hari ini, hari ( ) tanggal (tanggal, bulan, tahun), kami yang bertanda tangan di bawah ini adalah: SURAT PERJANJIAN TITIP JUAL (KONSINYASI) Pada hari ini, hari ( ) tanggal (tanggal, bulan, tahun), kami yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Jabatan : Perusahaan : Alamat : Selanjutnya dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang

BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) PT Bio Farma (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan BUMN yang bergerak di bidang memproduksi vaksin dan antisera. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci