BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Sistem Menurut Brian dan Stacey (2005, p457), Sistem merupakan sesuatu kumpulan dari komponen komponen yang saling berhubungan yang saling berinteraksi untuk menjalankan suatu tugas didalam mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Dalam suatu sistem terdapat 2 point utama yaitu sistem analisis dan sistem design yang digunakan untuk mengetahui bagaimana suatu sistem itu bekerja dan mengambil suatu langkah untuk membuatnya menjadi lebih baik lagi. Sistem analisis merupakan seseorang spesialis informasi yang melakukan analisis terhadap suatu sistem, mendisain dan mengimplementasikannya. Sistem design adalah suatu kegiatan untuk membuat tahap pendahuluan dalam mendisain dan selanjutnya membuat detail dari design dan yang terakhir membuat suatu laporan design. Menurut Mulyadi (2001, p2), Sistem merupakan sekelompok unsur yang erat berhubungan dengan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem terdiri dari struktur dan proses, dimana struktur sistem merupakan unsur unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem tersebut dalam mencapai tujuan sistem. Setiap sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar dan terdiri dari berbagai sistem yang lebih kecil, yang disebut sebagai suatu subsistem. 8

2 9 Jadi, dapat disimpulkan bahwa Sistem adalah kumpulan unsur unsur yang berhubungan untuk melaksanakan kegiatan kegiatan perusahaan dalam mencapai suatu tujuan tertentu Informasi Menurut McLeod (2001, p12), Informasi merupakan data yang telah diproses atau data yang sudah memiliki arti tertentu bagi kebutuhan penggunanya. Pendapat Bodnar dan Hopwood yang telah diterjemahkan oleh Jusuf dan Tambunan (2000, p1), Informasi merupakan data yang berguna untuk diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Ada tiga jenis syarat yang harus dipatuhi agar suatu informasi dapat dikatakan mempunyai kualitas yang tinggi, yaitu : a. Akurat Artinya Informasi harus bebas dari kesalahan kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya sehingga tidak menimbulkan banyak gangguan yang dapat merubah dan merusak informasi. b. Tepat Waktu Artinya Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Sebab Informasi yang terlambat menjadi tidak bernilai

3 10 lagi karena Informasi merupakan landasan didalam melakukan pengambilan keputusan. c. Relevan Artinya Informasi tersebut harus mempunyai manfaat bagi para pemakai. Menurut Brian dan Stacey (2005, p457), Informasi merupakan suatu data yang telah disimpulkan atau dengan kata lain yang telah dimanipulasi untuk digunakan didalam melakukan pengambilan suatu keputusan. Dari definisi definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Informasi adalah data yang telah di proses sehingga memiliki arti bagi para pemakainya untuk melakukan suatu tindakan tertentu Sistem informasi Menurut Brian dan Stacey (2005, p447), Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi orang / user, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, merubah, dan menyebarkan suatu informasi didalam suatu organisasi. Sedangkan Gondodiyoto (2007, p112) menyatakan bahwa Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen elemen / sumberdaya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu,

4 11 terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk mengelola data menjadi informasi. Dari beberapa pendapat diatas, maka ditarik kesimpulan bahwa Sistem Informasi adalah serangkaian prosedur formal untuk mengubah data menjadi informasi guna mendukung pengambilan keputusan dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan perusahaan. Atau dengan kata lain, Sistem Informasi adalah sekumpulan data yang telah diproses menjadi informasi yang didistribusikan kepada pemakai untuk mencapai apa yang telah menjadi suatu tujuan Audit Pengertian Audit Menurut Hall (2001, p42), Auditing adalah salah satu bentuk pengujian independen yang dilakukan oleh seorang auditor yang menunjukkan pendapatnya, tentang kejujuran laporan keuangan. Menurut Mulyadi (2002, p9), Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuian antara pernyataan pernyataan tersebut dengan

5 12 kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian audit adalah kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti audit oleh auditor berdasarkan standar atau kinerja yang telah ditetapkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang jujur Jenis-jenis Audit Menurut Arens and Loebbecke (2003, p11), Audit dapat digolongkan menjadi 3 jenis : 1. Audit laporan keuangan Merupakan audit yang dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi telah disajikan sesuai dengan kriteria tertentu. 2. Audit Operasional Merupakan penelaah atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya. Dalam pemeriksaan operasional tinjauan yang dilakukan tidak hanya dibatasi pada bagian akuntansi saja melainkan termasuk struktur organisasi, penggunaan komputer, dan lain-lain. Dan sesudah audit

6 13 operasional dilakukan, auditor akan mengajukan saran kepada pihak perusahaan tentang pemeriksaan operasionalnya. 3. Audit Kepatuhan Audit kepatuhan adalah audit yang bertujuan untuk melihat apakah suatu badan usaha yang diaudit telah melakukan prosedur atau peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Selain yang disebutkan diatas ada juga jenis audit yang lain yaitu : a. Audit Forensik (Forensic Audit) Audit forensik adalah audit yang dilaksanakan dalam kaitannya sebagai dukungan dalam proses litigasi dan investigasi. b. Audit terhadap Kecurangan (Fraud Audit) Merupakan proses audit yang memfokuskan pada keanehan/keganjilan objek yang perlu dilakukan audit. Mencegah terjadinya kecurangan, mendeteksi maupun pemeriksaan kecurangan. c. Audit Rinci Merupakan audit keuangan yang lebih rinci, bukan hanya audit terhadap laporan keuangan seperti yang disebutkan diatas, melainkan yang sudah bersifat lebih mendalam

7 14 (special assisgnment misalnya audit/pemeriksaan tuntas, due diligent) atau pemeriksaan bersifat investigasi (investigative audit). d. Information Systems Audits Information systems (IS), information technology (IT), atau electronic data processing (EDP) audit mengevaluasi aspek aspek penting pada lingkungan sistem informasi. Perusahaan mungkin memiliki berbagai platform: mainframe, mini computer, microcomputer, local area networks (LANs), wide area networks (WANs), electronic data interchange (EDI), dan Internet hosts (servers, electronic commerce) Perlunya audit terhadap sistem informasi Menurut Weber (1999, p6-9), beberapa alasan penting mengapa audit TI perlu dilakukan, antara lain supaya tidak terjadi : a. Kerugian akibat kehilangan data b. Kesalahan dalam pengambilan keputusan c. Risiko kebocoran data d. Penyalahgunaan Komputer e. Kerugian akibat kesalahan proses perhitungan

8 15 f. Tingginya nilai investasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer Standard Audit Sistem Informasi Mengacu pada ISACA (2008), standard audit sistem informasi mendefinisikan persyaratan persyaratan yang wajib dipenuhi dalam pelaksanaan dan pelaporan atas audit sistem informasi. Information System Audit and Control Association (ISACA) menetapkan standar audit sistem informasi, sebagai berikut: S1 : Audit Charter Bahwa audit charter harus disetujui oleh level organisasi yang tepat dan harus memuat tujuan, tanggung jawab, otoritas, dan pertanggungjawaban dari fungsi audit sistem informasi. S2 : Independence Memuat mengenai pentingnya independensi professional dan independensi organisasi. S3 : Professional Ethics and Standards Bahwa auditor sistem informasi harus setia pada kode etika profesional ISACA dan bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya.

9 16 S4 : Professional Competence Bahwa auditor sistem informasi harus kompeten secara profesional dan selalu memelihara kompetensi profesional yang dimilikinya tersebut dengan cara mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional secara berkelanjutan. S5 : Planning Berkaitan dengan perencanaan atas cakupan audit sistem informasi, pengembangan dan pendokumentasian pendekatan audit berbasis risiko, rencana audit, program audit beserta prosedur-prosedurnya. S6 : Performance of Audit Work Berkaitan dengan pengawasan terhadap staf audit sistem informasi, pengumpulan bukti audit, dan pendokumentasian atas proses audit dalam rangka mendukung temuan dan kesimpulan auditor sistem informasi. S7 : Reporting Berkaitan dengan rincian keterangan dalam laporan audit yang diperlukan, penyediaan laporan audit yang dibuat pada akhir penyelesaian audit harus berdasarkan bukti yang memadai, dan bahwa laporan ketika diterbitkan harus ditandatangani, diberi tanggal, dan didistribusikan sesuai dengan persyaratan yang tertuang pada surat perjanjian.

10 17 S8 : Follow-Up Activities Berkaitan dengan pengevaluasian atas informasi yang relevan untuk mengetahui apakah tindakan yang semestinya telah diambil oleh pihak manajemen dalam rangka menyikapi temuan dan rekomendasi dari auditor. S9 : Irregularities and Illegal Acts Berkaitan dengan pertimbangan dan prosedur-prosedur audit yang diperlukan dalam melakukan penilaian atas adanya risiko tindakan yang tidak biasa dan melanggar hokum; pentingnya surat representasi dari manajemen; pengkomunikasian mengenai temuan yang diperoleh, dan juga dokumentasi mengenai tindakan-tindakan tidak biasa dan melanggar hokum materil. S10 : IT Governance Berkaitan dengan penilaian fungsi sistem informasi yang harus sejalan dengan misi, visi, tujuan, strategi perusahaan; penilaian terhadap hasil yang dicapai dan keefektifan penggunaan sumber daya sistem informasi serta kepatuhan terhadap hokum, kualitas informasi, dan persyaratan keamanan yang ada. S11 : Use of Risk Assessment in Audit Planning Berkaitan dengan penggunaan teknik penilaian risiko yang tepat atas rencana audit dan dalam penentuan prioritas untuk alokasi sumber daya audit sistem informasi yang efektif.

11 18 S12 : Audit Materiality berkaitan dengan pertimbangan mengenai materialitas audit dan hubungannya terhadap risiko audit; pertimbangan mengenai kelemahan pengendalian yang berpengaruh secara materil dalam sistem informasi; dan pengungkapan mengenai hal tersebut pada laporan auditor. S13 : Using the Work of Other Experts berkaitan dengan penggunaan pekerjaan dari pakar lainnya untuk keperluan audit dan penilaian terhadap kompetensi, independensi, dan pengalaman dari pakar tersebut. S14 : Audit Evidence Berkaitan dengan pengumpulan bukti audit yang memadai dan layak untuk menarik kesimpulan yang wajar dan pengevaluasian atas kecukupan bukti audit. S15 : IT Controls Berkaitan dengan pengevaluasian dan pemantauan atas pengendalian teknologi informasi; dan pemberian masukan kepada pihak manajemen mengenai perancangan, implementasi, operasi, dan peningkatan atas pengendalian teknologi informasi yang ada. S16 : E-commerce Berkaitan dengan pengevaluasian atas pengendalianpengendalian yang berlaku dan penilaian terhadap risiko yang

12 19 ada dalam rangka menjamin terkendalinya transaksi-transaksi e- commerce Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2008, p194), ada tiga teknik pengumpulan data dalam metode survey yaitu : 1. Wawancara (Interview) Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self report, atau setidak tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon. a. Wawancara Terstruktur Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.

13 20 b. Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. 2. Kuesioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. 3. Observasi (Observation) Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan prilaku

14 21 manusia, proses kerja, gejala gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. 2.2 Teori Khusus Audit Sistem Informasi Pengertian Audit Sistem Informasi Menurut Weber (1999, p10), Information Systems Auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to be achieved effectively, and uses resources efficiently. Audit sistem informasi adalah proses untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat melindungi aktiva perusahaan, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif, serta menggunakan sumberdaya yang dimiliki secara efisien. Menurut Alberts dan Dorofee (2003, p6), Information System audits are independent appraisals of a company s internal controls to assure management, regulatory authorities, and company shareholders that information is accurate and valid. Audit sistem informasi adalah penilaian independen atas pengendalian internal suatu perusahaan yang dilakukan untuk

15 22 meyakinkan pihak manajemen, pemerintah dan para pemegang saham bahwa informasi yang ada adalah akurat dan benar. Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Audit Sistem Informasi adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk penilaian independen atas pengendalian internal suatu perusahaan dan untuk meyakinkan bahwa informasi yang ada adalah akurat dan benar Tujuan Audit Sistem Informasi Menurut Weber (1999, p11), tujuan Audit Sistem Informasi terdiri dari: 1. Asset Safeguarding Objectives Asset berupa hardware, software, personal, data file, sistem dokumentasi dan perlengkapannya merupakan harta yang harus dilindungi dengan suatu sistem pengendalian internal yang baik. Hardware dapat rusak karena perbuatan jahat, software dan data dapat dicuri. Karena harta ini merupakan pusat, maka pengamanan terhadap harta ini merupakan hal-hal yang utama.

16 23 2. Data Integrity Objectives Data yang terpadu merupakan konsep utama pada EDP (Electronic Data Processing) audit, data yang cepat dan akurat akan memberikan informasi yang tepat bagi manajemen. 3 (Tiga) faktor utama yang membuat data berharga bagi organisasi dan pentingnya untuk menjaga keutuhan data adalah : a. Nilai informasi data bagi pengambilan keputusan perorangan b. Peningkatan data sehingga dapat memberikan informasi bagi para pengambil keputusan c. Nilai data bagi pesaing, jika data tersebut berguna bagi pesaing maka kehilangan data akan memberikan dampak buruk bagi organisasi tersebut, pesaing dapat menggunakan data tersebut untuk mengalahkan organisasi sehingga mengakibatkan organisasi menjadi kehilangan market, berkurangnya keuntungan dan lain-lain. 3. System Effectiveness Objectives Pengolahan data secara efektif merupakan tujuan yang harus dicapai, evaluasi terhadap efektivitas pengolahan data harus dilakukan. Agar dapat mengetahui apakah

17 24 informasi yang dihasilkan telah efektif atau belum seorang auditor harus mengetahui karakter pemakai. Efektivitas yang dicapai baru dapat diketahui setelah sistem berjalan beberapa lama, manajemen memerlukan audit untuk mengetahui apakah sistem telah berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 4. System Efficiency Objectives Sebuah sistem pemrosesan data yang efesien terjadi bila menggunakan sumber data yang minimal untuk menghasilkan output yang diperlukan. Sistem informasi menggunakan banyak sumber daya seperti hardware, alat pendukungnya, software dan tenaga kerja, sumber daya ini langka dan sistem aplikasi yang lain biasanya bersaing menggunakan sumber daya itu Tahapan Audit Sistem Informasi (Audit Life Cycle) Menurut Hunton (2004, p208), Seluruh audit TI mengikuti sebuah siklus proses yang disebut sebagai Siklus Kehidupan Audit TI. Itu mencakup proses: perencanaan, perkiraan resiko, pengembangan program audit, mengumpulkan bukti,

18 25 memperoleh kesimpulan, mempersiapkan pendapat auditor, dan menindaklanjuti. a. Perencanaan Langkah awal menyangkut perencanaan dalam penelitian audit TI. Ini berarti menentukan resiko apa yang melekat dalam audit, membiasakan diri dengan klien audit dan lingkungan di setiap tempat kerja klien, dan berada diluar rencana untuk melakukan audit, termasuk siapa staff audit dan bagaimana audit sering dilakukan. Standart ISACA , Perencanaan Audit, menyatakan: Auditor sistem informasi adalah untuk merencanakan kerja audit sistem informasi untuk menunjukkan tujuan audit dan untuk menyusun dengan menggunakan standart audit profesional. Pedoman ISACA menyediakan berbagai macam pedoman yang spesifik dalam perencanaan. Tiap pedoman, auditor harus melakukan pelaksanaan tugas selama tahapan perencanaan: 1. Menetapkan batasan dan tujuan kontrol dalam melakukan tugas audit; 2. Melakukan perkiraan awal dalam mengontrol yang berhubungan dengan proses auditor dalam mengaudit;

19 26 3. Keuntungan dalam memahami setiap organisasi dan perusahaan tersebut, keuangan dan resiko, serta lingkungan persoalan yang berhubungan dengan industri atau klien; 4. Identifikasi seberapa besar klien percaya pada outsource; 5. Mengembangkan program audit memuat spesifikasi prosedur audit mengenai auditor dapat melakukan selama kerja lapang audit; 6. Mengembangkan perencanaan audit untuk melakukan semua kegiatan audit; dan 7. Dokumen laporan kerja audit dengan perencanaan audit dan program audit dan kebutuhan dokumen lainnya untuk membenarkan setiap pemahaman dalam operasi perusahaan dan lingkungan operasi. b. Perkiraan Resiko, atau Kesalahan Apa Yang Dapat Terjadi? Karena kemungkinan resiko pembicaraan yang sangat penting di audit TI, menyediakan segala bab untuk mendiskusikan resiko. Untuk setiap alasan, kita menyimpan laporan singkat diskusi mengenai kemungkinan resiko.

20 27 Banyak auditor sekarang menggunakan pendekatan dasar resiko audit untuk melakukannya dalam audit. Dalam tipe audit, kemungkinan resiko berkisar pertanyaan Kesalahan apa yang dapat terjadi? Merupakan fokus auditor sistem informasi dalam menentukan langkah awal proses pendukung kritik apa yang diberikan untuk proses audit. Berikutnya, mereka bertanya pada diri sendiri kesalahan apa mungkin bisa terjadi dalam proses dukungan mereka. Ini membantu auditor mengidentifikasi kontrol pada tempatnya untuk melindungi keutuhan proses dengan campur tangan audit. Auditor termasuk kontrol menganggap bahwa kepentingan semua hal dapat diuji coba dalam program audit. Tentunya, internal kontrol merespon ke manajemen. Beberapa perusahaan, mengakui dan merangkum respon tersebut, melakukan semua sendiri untuk kontrol internal. Tipe dari lingkungan kontrol dapat sangat membantu auditor dalam menilai efektivitas kontrol. c. Program Audit Disini tidak terdapat standard program audit untuk audit TI sejak prosedur audit harus disesuaikan untuk hardware dan software klien, jaringan dan topologi, dan sebuah lingkungan dan industri-pertimbangan spesifik. Program

21 28 audit menyediakan laporan di bab ini umumnya program audit, rincian akan menyesuaikan keperluan auditor. Umumnya program audit meliputi melaksanakan komponen: 1. Batasan audit; 2. Tujuan audit; 3. Prosedur audit; dan 4. Rincian administasi seperti perencanaan dan pelaporan. Program audit, yang mana harus berupa dokumen kertas kerja, melayani sebagai contoh untuk pekerjaan yang harus dilakukan. Setelah audit lengkap, program audit menyediakan dokumen untuk siapa yang melakukan prosedur audit perorangan dan referensi untuk kertas kerja dimana hasil setiap test dan langkah audit dapat dilihat. d. Mengumpulkan Bukti Mengumpulkan barang bukti adalah inti dari melakukan audit, sejauh itu menyediakan dasar untuk pendapat audit akhirnya itu dibuat. Pedoman ISACA mengidentifikasi beberapa tipe dari bukti auditor TI sangat umum untuk bagian kerja lapang, termasuk:

22 29 1. Mengamati proses dan keberadaan perihal fisik seperti operasi komputer dan prosedur backup data; 2. Bukti dokumen seperti program perubahan log, mengakses sistem log, dan otorisasi tabel; 3. Representasi seperti menyediakan klien diagram, narasi, kebijakan tertulis dan prosedur; dan 4. Analisis seperti prosedur berjalan CAATs dalam menyediakan klien file data. Jika auditor tidak mendapatkan cukup bukti, mereka mungkin dapat meminta lebih sesuai kebutuhan dari klien dalam pemesanan untuk memuaskan pemberian tujuan. Jika bukti yang cukup tidak didapatkan, auditor harus mempertimbangkan kepentingan dari bukti dan efek dari batasan dalam audit. Tidak semua bukti dibuat sama. Sebaliknya, auditor harus melihat kualitas atau keandalan, bukti yang mereka kumpulkan selama melakukan audit. e. Memperoleh Kesimpulan Sesudah semua bukti audit terkumpul, auditor melakukan tugasnya untuk mengevaluasi bukti dan memperoleh kesimpulan mengenai apakah tujuan audit ditemukan dan kecukupan melakukan prosedur audit ketika datang dari semua pendapat audit. Auditor harus selalu

23 30 mengidentifikasi apapun kondisinya dilaporkan. Mengacu pada situasi apapun saat datang untuk diperhatikan auditor bahwa mewakili banyak kontrol yang lemah. Melaporkan kondisiya adalah selalu melengkapi di dalam surat manajement, yang mana untuk diskusi dengan komite audit dan manajement klien dalam mencari jalan keluar dari kesimpulan yang diaudit. Kesimpulan auditor pernah menjadi kejutan untuk staff manajemen. Jika auditor mengungkap kelemahan substansial dalam kontrol internal dan/atau kepentingan yang salah dalam pernyataan keuangan, auditor harus memberikan anomali untuk perhatian manajemen kapan mereka temukan. Kesimpulan audit, manajemen harus menyelesaikan dan melepaskan masalahnya. Jika tidak, auditor mungkin membutuhkan kualitas pendapat audit. f. Pendapat Audit Hanya disini tidak ada standar program audit TI, disini tidak ada standar laporan audit. Beberapa tipe audit TI mempunyai kriteria khusus untuk apa yang termasuk kedalam laporan audit. Laporan audit untuk pengesahan, menemukan, dan rekomendasi, audit SAS 70, dan audit SAS 94 laporan diskusi dari bab ini.

24 31 Pedoman untuk hal umum sudah termasuk didalam laporan audit adalah disediakan oleh pedoman ISACA Hal mengikuti sudah termasuk dalam laporan audit: 1. Nama organisasi yang diaudit; 2. Judul, tandatangan, dan tanggal; 3. Pernyataan dari tujuan audit dan apakah audit menemukan tujuan ini; 4. Batasan audit, termasuk area fungsi audit, periode pelaksanaan audit, dan sistem informasi, aplikasi atau lingkungan proses audit ; 5. Pengakuan dari pembatasan lingkup dimana audit melakukan tugas audit; 6. Laporan ditujukan untuk peserta, termasuk pembatasan apapun dalam distribusi laporan; 7. Mengikuti standar dan kriteria yang mana digunakan auditor dalam melaksanakan kerja audit; 8. Penjelasan terinci dari temuan yang penting; 9. Kesimpulan dalam area evaluasi audit, termasuk signifikan reservasi atau qualisifikasi; 10. Saran untuk melakukan pembenaran atau perbaikan dimana yang sesuai; dan

25 Penting untuk event yang terjadi selanjutnya sesudah kerja lapang untuk audit selesai. g. Menindaklanjuti Tahap terakhir life cycle audit TI adalah menindaklanjuti. Sesudah auditor melakukan pembicaraan hasil audit ke klien dan menyampaikan pendapat audit ke klien, auditor membuat ketentuan untuk menindaklanjuti dengan klien apapun kondisi yang dilaporkan atau kekurangan audit yang diungkap selama melakukan audit. Sebagai contoh, jika kekurangan kontrol yang penting adalah mencatat, auditor dapat membuat rencana untuk meninjau kembali masalah dengan klien dalam 30 hari untuk menentukan jika kekurangan tersebut dapat diperbaiki. Tentu, semua kekurangan yang penting membutuhkan waktu yang lama untuk klien menyelesaikannya. Selama ditemukan jalan keluar, auditor dan klien harus setuju sejauh dan waktu yang tepat untuk prosedur menindaklanjuti. Menindaklanjuti dapat lewat bentuk menelepon ke manajemen dan selanjutnya dokumen percakapan atau auditor membuat tambahan jadwal prosedur audit untuk memuaskan semua pihak dari manajemen untuk membenarkan kepentingan kelemahan control internal.

26 Pengendalian Dan Risiko Sistem Informasi Pengendalian Internal Mengacu pada pendapat Weber(1999, p35), pengendalian adalah suatu sistem untuk mencegah, mendeteksi, dan mengkoreksi kejadian yang timbul saat transaksi dari serangkaian pemrosesan yang tidak terotorisasi secara sah, tidak akurat, tidak lengkap, mengandung kelebihan, tidak efisien dan efektif. Dengan demikian, tujuan dari pengendalian adalah untuk mengurangi risiko atau mengurangi pengaruh yang sifatnya merugikan akibat suatu kejadian. Menurut Mulyadi (2001, p613), Pengendalian Internal meliputi struktur organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan data akuntansi, mendorong efisisensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi system pengendalian intern tersebut menekan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk system tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah merupakan kebijakan, praktek, prosedur, dan perangkat yang dirancang untuk mengecek ketelitian, dan keandalan data akuntansi, mendorong efisisensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

27 Komponen - komponen Pengendalian Mengacu pada pendapat Weber (1999, p49) Sistem Pengendalian internal terdiri atas lima komponen yang saling terkait, yaitu: 1. Lingkungan pengendalian Elemen ini memperlihatkan bahwa hal yang tergantung pada pengendalian terutama pada sistem akuntansi pada prosedur harus dijalankan. 2. Penaksiran risiko Elemen ini mengidentifikasi dan menganalisa risiko yang dihadapi organisasi dengan cara risiko tersebut dikelolah. 3. Aktivitas pengendalian Elemen ini memastikan bahwa setiap transaksi telah diotorisasi oleh yang berwenangm telah ada pemisahan fungsi, dokumentasi dan pencatatan yang memadai, harta dan catatan telah diamankan dan pengecekan oleh pihak independent telah dilakukan serta penilaian terhadap pencatatan telah dilaksanakan. 4. Informasi dan komunikasi Pada elemen ini informasi diidentifikasikan, diambil, dan diubah sepanjang waktu dan menyediakan formulir untuk memperbolehkan karyawan mengubah tanggung jawabnya.

28 35 5. Pemantauan Elemen yang berfungsi untuk memastikan bahwa pengendalian internal telah berjalan dengan baik Dalam setiap pemeriksaan auditor harus memperolah pemahaman yang memadai atas masing-masing dari kelima unsure tersebut diatas untuk merencanakan audit dengan cara melaksanankan prosedur untuk memahami rancangan kebijakan dan prosedur yang relevan dengan perencanaan audit dan untuk menentukan apakah rancangan tersebut dilaksanakan Fungsi Sistem Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2001, p163), fungsi Sistem Pengendalian Intern yaitu : a. Untuk melindungi harta perusahaan dari tindakan dan keadaan yang merugikan b. Untuk memeriksa, meneliti kecermatan, dan keandalan data akuntansi sehingga informasi yang disajikan dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan dan penyusunan laporan keuangan c. Untuk meningkatkan efisiensi usaha d. Untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.

29 Risiko Audit Sistem Informasi Menurut Hunton (2004, p48) Risiko adalah sesuatu yang terjadi yang memungkinkan menghasilkan sesuatu yang negative. Dalam menjalankan usaha, sebuah perusahaan menghadapi berbagai risiko, seperti : Business Risk ( Risiko Bisnis), Audit Risk (Risiko Audit), Security Risk (Risiko Keamanan) dan Continuity Risk. 1. Risiko Bisnis (Business Risk) Risiko bisnis adalah suatu kemungkinan bahwa suatu organisasi tidak dapat mencapai tujuan bisnis nya. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi risiko tersebut, yaitu factor internal dan factor external. Untuk memahami risiko bisnis pada suatu organisasi, seorang auditor harus terlebih dahulu mengenal (familiar) dengan strategi rencana kegiatan perusahaan (enterprise s strategic plan) Risiko timbul dari lingkungan luar (external environment), misalnya : risiko dimana kompetitior baru akan memasuki pasar atau risiko poor economy.

30 37 Contoh risiko dari pihak dalam (internal) adalah ketidaktaatan karyawan, kegagalan equiptment, atau kecurangan yang dilakukan oleh manajer. 2. Risiko Audit (Audit Risk) Risiko Audit adalah suatu kemungkinan bahwa auditor external suatu organisasi membuat kesalahan dimana penyampaian opini yang membuktian kepatutan laporan keuangan atau kegagalan auditor TI dalam menemukan kesalahan material atau kecurangan material. 3. Risiko Keamanan (Security Risk) Risiko keamanan IT meliputi risiko yang terkait dengan akses data dan integritas. Akses tidak sah ke data tersebut dapat berupa fisik maupun logis. Banyak risiko yang terkait dengan kedua hal tersebut baik logis maupun fisik dapat meningkatkan risiko akses. Risiko mereka meningkat dengan integrasi sistem informasi dan kemampuan akses jarak jauh. Dalam sebuah usaha yang memiliki sistem terintegrasi tapi tidak menggunakan password terpisah untuk akses ke berbagai bagian dari sistem, seorang pengguna yang tidak sah tidak hanya dapat mengakses data perusahaan yang sensitif tapi juga mungkin bahkan memanipulasinya.

31 38 4. Risiko Berkelanjutan (Continuity Risk) Risiko Berkelanjutan mencakup risiko Assosiation dengan ketersediaan backup dan recovery pada sistem informasi. Avaibility mengacu pada keamanan yang memastikan bahwa suatu sistem informasi selalu dapat diakses oleh pengguna. misalnya, hacker dapat mengancam avaibility dengan membuat system penuh dengan mail dan overloading pada server sehingga untuk menutup intranet atau situs web perusahaan tidak tersedia, dan juga kehilangan konsumen yang membeli di tempat lain karena takut tentang keandalan Sistem Informasi yang di Audit Sistem Informasi Reservasi Kegiatan reservasi merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam perusahaan jasa travel, karena dari reservasi diperoleh pendapatan untuk membiayai kelangsungan perusahaan, bahkan memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Menurut Kesrul (2003, p126), reservasi merupakan suatu komunikasi melalui surat atau telepon untuk menyediakan kamar atau tempat duduk di pesawat yang dipesan oleh seseorang

32 39 supaya tidak kehabisan tempat pada waktu datang di hotel ataupun di bandara. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi reservasi adalah sistem yang memudahkan pelanggan dalam melakukan pemesanan, agar mendapatkan kepastian dalam melakukan perjalanan sesuai dengan rencana perjalanan dan kepastian untuk mendapatkan permintaan atau pelayanan khusus lainnya sesuai dengan pemesanan Pengendalian Sistem Informasi Menurut Hunton (2004, p106), Kategori kontrol utama yang terlibat dalam fungsi TI yaitu keamanan, input, pemrosesan, output, database, cadangan, dan pemulihan data. Masing-masing kategori ini dimaksudkan untuk meminimalkan risiko bisnis dan audit melalui pengendalian internal, seperti yang dibahas selanjutnya. 1. Pengendalian Keamanan(Security Controls) Manajer TI bertanggung jawab memastikan bahwa infrastruktur komputasi aman dari ancaman baik ancaman

33 40 internal maupun eksternal. Yang akan dibahas disini adalah mengenai: keamanan fisik dan keamanan logis. a. Keamanan Berwujud (Physical Security) Keamanan fisik fokus pada pemeliharaan fasilitas, komputer, peralatan komunikasi, dan aspek nyata lainnya dari infrastruktur komputasi yang aman dari bahaya. Hanya petugas yang berwenang yang diizinkan masuk ke fasilitas, dan pengunjung harus diawasi oleh personil yang berwenang setiap saat. Ingat, karyawan yang tidak bekerja untuk fungsi TI sering memasuki fasilitas, seperti mesin penjual, persediaan kertas, dan persediaan kebersihan, dan pengunjung harus secara hati-hati diperiksa dan dipantau terus - menerus. Ini adalah kelemahan keamanan dalam banyak sistem melalui penyusup yang bisa menembus. Pembatasan akses dapat dicapai dengan berbagai cara, seperti penggunaan penjaga keamanan, kunci dan mengunci, pembaca kartu, dan perangkat biometrik (contoh: pembaca sidik jari atau pemindai gambar retina) pada semua pintu masuk dan keluar dari fasilitas. b. Keamanan tidak Berwujud (Logical Security)

34 41 Bagian paling berharga dari infrastruktur Logical asset yaitu data perusahaan dan perangkat lunak komputer (contoh : pengguna aplikasi, sistem jaringan, sistem komunikasi, dan sistem operasi). Data dan perangkat lunak yang alami dikenal sebagai komponen-komponen "logis" dari infrastruktur. Bagian dari sistem keamanan komponen logis ditangani melalui kontrol fisik; yaitu, sebagian besar data perusahaan dan perangkat lunak terletak di komputer, server, dan perangkat penyimpanan disimpan di fasilitas komputasi utama dan situs lainnya di seluruh perusahaan. Bagian lain dari sistem keamanan logis ditangani melalui akses dikendalikan komputer, monitor, dan sistem review. Salah satu pendekatan keamanan logis didapatkan dengan cara yang sama seperti keamanan fisik; sesuai, auditor TI perlu mengenal banyak jalur akses ke komponen logis, meninjau kontrol akses, memeriksa kontrol pemantauan, memahami prosedur pemeriksaan, dan melakukan tes penerobosan. 2. Pengendalian Informasi (Information Control) Proses input, memproses, dan mendistribusikan informasi akuntansi yang timbul dari peristiwa-peristiwa

35 42 ekonomi dapat diklasifikasikan ke dalam kegiatan input, proses, dan output. Risiko audit sangat tinggi, terutama jika pengendalian internal yang lemah, seperti pemisahan yang tidak tepat otorisasi dan pencatatan seluruh transaksi inputoutput-proses dalam siklus sistem akuntansi rentan terhadap penyalahgunaan, yang dapat mengakibatkan materi misstatements dalam pernyataan rekening. a. Pengendalian Masukan (Input Controls) Auditor TI harus melihat apakah perusahaan mengikuti prosedur tertulis tentang otorisasi yang tepat, persetujuan, dan input transaksi akuntansi. Ini adalah fungsi yang bertentangan, sehingga mereka harus dipisahkan sedapat mungkin dan dikendalikan. b. Pengendalian Keluaran (Output Controls) Akses ke output komputer harus dikontrol sehingga informasi perusahaan yang diminta pemilik dan pihak berwenang agar laporan dicetak tetap berada dalam lokasi perusahaan. Sebuah kontrol logis adalah untuk memastikan bahwa hanya pihak berwenang dapat meminta output tertentu, apakah itu mengambil bentuk layar komputer atau dicetak laporan. Seperti

36 43 pengendalian logis dapat dilakukan melalui ID / password. 3. Pengendalian Berkelanjutan (Continuity Controls) Risiko bisnis utama yang berkaitan dengan fungsi TI adalah suatu gangguan kegiatan usaha komputer karena kegagalan dan bencana. Sejauh mana perusahaan siap untuk secara efektif menghadapi keadaan seperti itu sangat penting untuk kelangsungan hidup ekonomi organisasi. a. Pengendalian Cadangan (Backup Controls) Sangat penting bahwa organisasi mengembangkan dan melakukan strategi cadangan; Kalau tidak, tidak akan ada tersisa untuk pulih setelah bencana. Backup Data Sebagai strategi cadangan khusus yang dipekerjakan oleh perusahaan tergantung pada sejumlah faktor tambahan, seperti volume transaksi, ketersediaan dukungan teknis, lokasi penyimpanan cadangan, dan redundansi hardware. Namun, bahkan kenyataannya strategi cadangan dapat dicapai, mengingat sumber daya yang cukup.

37 44 Sekarang mari kita membahas dua isu utama saat merancang strategi cadangan untuk sebuah organisasi - lokasi penyimpanan. ketika file / tabel yang didukung, mereka ditempatkan pada beberapa media, seperti digital kaset, CD, dan magnetik disk. Pilihan media yang digunakan tergantung pada faktor-faktor seperti kecepatan, kehandalan, kapasitas, dan biaya. Setelah pilihan dibuat, pertanyaannya adalah tempat untuk menyimpan medium di mana cadangan file / tabel tersimpan. Ada dua solusi umum media fisik dan media elektronik. Dengan media fisik, itu diduga bahwa media akan dihapus dari perusahaan komputer dan dibawa ke luar lokasi situs, seperti lemari besi bank atau perusahaan lain lokasi geografis terpisah dari situs pemrosesan. Media Elektronik cadangan melibatkan pengiriman data melalui jaringan komunikasi (seperti internet) ke semua situs media penyimpanan, biasanya menghitung lain. b. Pengendalian Pemulihan (Recovery Controls) Perusahaan tidak sanggup untuk menanggulangi bencana terjadi dan kemudian bertanya-tanya apa yang harus dilakukan; mereka harus proaktif, bukan reaktif.

38 45 Perusahaan harus memiliki perencanaan untuk pulih dari bencana dan menguji rencana tersebut secara berkala. Fungsi TI manajer dan auditor IT harus mengadopsi sikap "Apa yang akan kita lakukan ketika terjadi bencana?" bukan "Apa yang akan kita lakukan jika terjadi bencana?" Perencanaan kontingensi Pikirkan cara ini: Ini masalah waktu saja, bukan probabilitas! Data Flow Diagram (DFD Diagram Aliran Data) Menurut Whitten (2004, p ), data flow diagram adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. Simbol yang akan digunakan dalam penggambaran DFD ini yakni dengan menggunakaan notasi Gane dan Sarson, dengan alasan popularitas yang sudah tersebar luas.

PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT

PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT N. Tri Suswanto Saptadi MATERI PEMBAHASAN PERTEMUAN 1 1. Pengertian, Tujuan, Standar Audit SI. 2. Latar belakang dibutuhkan Audit SI. 3. Dampak Komputer pada Kendali Internal.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut James A O Brien ( 2006, p714 ), sistem adalah sekumpulan dari elemen elemen yang berhubungan atau berkaitan membentuk satu kesatuan yang

Lebih terperinci

Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi. Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Riyanarto Sarno) Audit Sistem Informasi

Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi. Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Riyanarto Sarno) Audit Sistem Informasi Audit Sistem&Teknologi Informasi (Riyanarto Sarno) Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi (Riyanarto Sarno) Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Riyanarto Sarno) Audit Sistem Informasi (Sanyoto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya jaman sejalan dengan kemajuan teknologi akan menambah permasalahan yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan dalam menciptakan, menjalankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Information Technology (IT) dewasa ini telah berkembang dengan pesat dan memegang peranan penting dalam aktivitas bisnis. Berbagai macam aktivitas berusaha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut McLeod dan Schell (2004, p9), sistem adalah sekelompok elemen-elemen data yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. Sifat Audit Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan

Lebih terperinci

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat L1 Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu dan

Lebih terperinci

PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Titien S. Sukamto

PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI. Titien S. Sukamto PENGENALAN AUDIT SISTEM INFORMASI Titien S. Sukamto AUDIT SISTEM INFORMASI Menurut Ron Weber (1999) Merupakan proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat

Lebih terperinci

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Peran

Lebih terperinci

PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI

PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI N. Tri Suswanto Saptadi POKOK BAHASAN 1. Pengertian Pengendalian Internal. 2. Metodologi Audit. 3. Jenis jenis Prosedur Audit. 4. Lapisan Pengendali Aplikasi. 5. Resiko Sistem

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 5/11/2016 nts/sia 1 Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mcleod (2001, p9), sistem adalah sekelompok elemen yang. terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mcleod (2001, p9), sistem adalah sekelompok elemen yang. terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2 ), Sistem merupakan sekelompak unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Mengacu pada pendapat Williams and Sawyer (2005, p 457), sistem merupakan suatu kumpulan dari komponen - komponen yang saling berhubungan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X

SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 49 56 SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X Oleh Fery Feriyanto Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didukung dari beberapa rujukan di dalam literatur penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didukung dari beberapa rujukan di dalam literatur penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didukung dari beberapa rujukan di dalam literatur penelitian sebelumnya. Berikut ini akan disajikan penelitian terdahulu untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

Audit Sistem pada Digital Library System (Studi Kasus Universitas A) Inne Gartina Husein

Audit Sistem pada Digital Library System (Studi Kasus Universitas A) Inne Gartina Husein Audit Sistem pada Digital Library System (Studi Kasus Universitas A) Inne Gartina Husein Program Studi Manajemen Informatika, Politeknik Telkom, Bandung 1. Pendahuluan Digital library merupakan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, kita di tuntut untuk dapat memberikan yang terbaik agar dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi atau

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI. Pertemuan 2 Standar Audit SI

AUDIT SISTEM INFORMASI. Pertemuan 2 Standar Audit SI AUDIT SISTEM INFORMASI Pertemuan 2 Standar Audit SI STANDAR PROFESIONAL Standar Audit SI tidak lepas dari standar professional seorang auditor SI Standar professional adalah ukuran mutu pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Audit Audit merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi Audit Teknologi Sistem Informasi Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi CAPAIAN PEMBELAJARAN Sikap Ketrampilan Umum Pengetahuan Ketrampilan Khusus Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.

AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4. AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.1 Ariinta Deraya Ratulangi 1) dan Awalludiyah Ambarwati 2) 1,2 Program

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Audit Sistem Informasi Persediaan 2.1.1 Pengertian Audit Menurut Arens dan Loebbecke (1996, p.1), Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

Lebih terperinci

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer Oleh: Wahyu Nurjaya WK, S.T., M.Kom. Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan. 2.

Lebih terperinci

Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional. No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart

Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional. No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart L1 Lampiran Check List Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan Standart 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHAPTER 5

DAFTAR ISI CHAPTER 5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci

Electronic Data Processing

Electronic Data Processing Electronic Data Processing Pengertian Electronic Data Processing Pemrosesan data elektronik (electronic data processing disingkat EDP) adalah metode dalam suatu pemrosesan data komersial. Sebagai bagian

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen dan teknologi yang keterkaitannya dirancang untuk mengumpulkan dan memproses

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan teori yang dipelajari serta pembahasan yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka untuk menjawab identifikasi masalah, penulis menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER PERTEMUAN 8 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian pengamanan system informasi berbasis computer ini meliputi: pengendalian

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Komite Audit

Pedoman Kerja Komite Audit Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

Internal Control Framework: The COSO Standard

Internal Control Framework: The COSO Standard Audit Internal (Pertemuan ke-3) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition Internal Control Framework: The COSO Standard Committee of Sponsoring Organizations

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM - 1 - DAFTAR ISI I. LATAR BELAKANG... 2 II. RUANG LINGKUP SISTEM PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mardi (2011) pengertian sistem adalah suatu kesatuan komponen atau elemen yang di hubungkan bersama

Lebih terperinci

Oleh :Tim Dosen MK Pengantar Audit SI

Oleh :Tim Dosen MK Pengantar Audit SI Oleh :Tim Dosen MK Pengantar Audit SI Pengertian Audit IS, Proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat [1]: melindungi aset milik organisasi,

Lebih terperinci

COSO ERM (Enterprise Risk Management)

COSO ERM (Enterprise Risk Management) Audit Internal (Pertemuan ke-4) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition COSO ERM (Enterprise Risk Management) COSO Enterprise Risk Management adalah

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem IT dan internet, maka risiko dalam sistem-sistem

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Kuesioner Pengendalian Intern Penjualan Kredit Berbasis Komputer. Kuesioner Pengendalian Intern Akuntansi dalam Sistem Komputer

Lampiran 1 : Kuesioner Pengendalian Intern Penjualan Kredit Berbasis Komputer. Kuesioner Pengendalian Intern Akuntansi dalam Sistem Komputer Kuesioner Pengendalian Intern Akuntansi dalam Sistem Komputer A. 1. PENGENDALIAN UMUM ORGANISASI a. Apakah terdapat struktur organisasi formal yang mencakup bagian Pengolahan Data (Departemen EDP sudah

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2011 Piagam Internal Audit ini merupakan salah satu penjabaran dari pedoman pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan BAB IV Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Pada PT Aneka Medium Garment IV.1. Survei Pendahuluan Kegiatan awal dalam melakukan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh: Nama : Irwandi Nim : 14121041 Kelas : 21/pagi PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Audit 2.1.1 Pengertian internal audit Internal Auditing adalah penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai keakuratan, dapat dipercaya,

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework A. Mengenai COBIT Remote devices adalah pengelolaan data menggunakan aplikasi, dimana data terletak pada server atau host. Di dalam remote device klien berkomunikasi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER N. Tri Suswanto Saptadi 4/27/2016 nts/sia 1 Empat Prinsip Keandalan Sistem 1. Ketersediaan. Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan ketika dibutuhkan.

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era teknologi yang telah berkembang saat ini, suatu perusahaan tidak dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan cepat

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS 4.1 Perencanaan Audit Sebelum melakukan audit terhadap sistem aplikasi penjualan kredit di PT. Rodamas, kami terlebih dahulu membuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum:

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: Latihan Soal 1 1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum: 1 a. Pengendalian organisasi. b. Pengendalian administrative. c. Pengendalian substantive d. Pengendalian hardware

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi. keuangan yang berfungsi sebagai media control bagi manajemen villa untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi. keuangan yang berfungsi sebagai media control bagi manajemen villa untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi Sistem Akuntansi Villa adalah kumpulan formulir, catatan, dan prosedur yang digunakan sedemikian rupa untuk menyediakan dan mengelola

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN

Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN Integritas Pemrosesan A. Pengendalian Input Adanya pengendalian input adalah hal yang penting karena apabila input yang masuk tidak akurat,

Lebih terperinci

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil

Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil Nama : Putri Syaharatul Aini Nim : 120462201017 Uas : Sistem Informasi Akuntansi Soal : ganjil 1. Pada dasarnya definisi audit manual dan audit EDP tidak ada perbedaan secara khusus dimana batasan batasan

Lebih terperinci

Referensi. Sistem Informasi (contoh) Sistem Informasi 3/3/2011. Audit Sistem Informasi Indra Tobing. Wikipedia

Referensi. Sistem Informasi (contoh) Sistem Informasi 3/3/2011. Audit Sistem Informasi Indra Tobing. Wikipedia Referensi Audit Sistem&Teknologi Informasi Audit Sistem Informasi Indra Tobing (Riyanarto Sarno) Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi (Riyanarto Sarno) Sistem Manajemen Keamanan Informasi

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT)

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT) LAMPIRAN 119 120 DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT) Studi Kasus Pada PT. SURYA RENGO CONTAINERS - DEMAK NAMA RESPONDEN

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Tinjauan Sekilas Pengendalian diperlukan untuk mengurangi exposures. Exposure terdiri dari pengaruh potensi kerugian

Lebih terperinci

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL Halaman 1 dari 5 1. TUJUAN Tujuan utama dari Piagam Audit Internal ( Piagam ) ini adalah untuk menguraikan kewenangan dan cakupan dari fungsi Audit Internal di

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, persaingannya akan menimbulkan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen

Lebih terperinci

-KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI-

-KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI- 1 -KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : 33109332 Dosen : Leli Safitri PROGRAM DIPLOMA MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari hasil analisis dari klausul akuisisi pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi, manajemen insiden keamanan, manajemen keberlanjutan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK 1 AUDIT CHARTER DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK DAFTAR ISI A. Pengantar 3 B. Audit Charter Divisi Inernal Audit 4 Visi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN B a b V. K e s i m p u l a n d a S a r a n BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1.

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci