PERAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DAN SOCIAL SUPPORT YANG BERASAL DARI REKAN KERJA TERHADAP SELF-DETERMINATION GURU DALAM UPAYA MEMPEROLEH SERTIFIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DAN SOCIAL SUPPORT YANG BERASAL DARI REKAN KERJA TERHADAP SELF-DETERMINATION GURU DALAM UPAYA MEMPEROLEH SERTIFIKASI"

Transkripsi

1 PERAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DAN SOCIAL SUPPORT YANG BERASAL DARI REKAN KERJA TERHADAP SELF-DETERMINATION GURU DALAM UPAYA MEMPEROLEH SERTIFIKASI Lia Aryani Ika Rahma Susilawati Ika Adita Silviandari ABSTRACT This research was conducted the influence of psychological well-being and social support from co-workers toward teacher self-determination. The sample in this research are 86 junior high school civil servant teachers in the eastern area of surabaya. The sampling technique was used purposive sampling. This study used social support modified scale from Kharisma (2013) research and the selfdetermination scale used from Ariani (2013) research, and for the psychological wellbeing scale were measured using a scale that had been developed by the researcher based on the theory by Ryff (1989). These variables were measured using a likert like scale. The analysis used is multiple regression test. Results showed psychological well-being and social support simultaneous effect on self-determination. So also with the psychological well-being partially effect the self-determination and social support from co-workers partially effect the self-determination Keyword : Psychological Well Being, Social Support, Self-Determination, Teacher Sertification ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran psychological well-being dan social support yang berasal dari rekan kerja terhadap self-determination guru dalam upaya memperoleh sertifikasi. Sampel dalam penelitian ini ialah guru smp negeri di wilayah surabaya bagian timur yang berstatus pns sebanyak 86 guru. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Ketika penelitian ini dilakukan, peneliti menggunakan modifikasi alat ukur social support yang telah digunakan pada penelitian Kharisma (2013) dan variabel self-determination menggunakan adaptasi alat ukur yang telah digunakan pada penelitian Ariani (2013), sedangkan untuk variabel psychological well-being diukur menggunakan skala yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan teori oleh Ryff (1989). Variabel-variabel tersebut diukur menggunakan skala sikap yang menyerupai likert yang disebut likert like. Analisis yang digunakan adalah uji regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan psychological well-being dan social support secara simultan berpengaruh terhadap 1

2 2 self determination. Begitu juga dengan psychological well-being secara parsial mempengaruhi self-determination dan social support yang berasal dari rekan kerja secara parsial berpengaruh terhadap self determination. Kata kunci: Psychological Well Being, Social Support, Self-Determination, Sertifikasi Guru LATAR BELAKANG Guru sebagai tenaga professional diharapkan dapat berfungsi untuk meningkatkan martabat dan perannya sebagai agen pembelajaran dan berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu guru. Salah satunya adalah melalui pelaksanaan sertifikasi guru. Melalui program sertifikasi ini diharapkan dapat mendongkrak peningkatan kinerja guru dalam proses pembelajaran ke arah yang lebih profesional. Terlaksananya sertifikasi guru, diharapkan akan berdampak pada meningkatnya mutu pembelajaran dan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Mekanisme yang dilaksanakan untuk memperoleh sertifikat pendidik adalah dengan melalui penilaian portofolio, jika guru tidak lulus dalam penilaian portofolio maka guru harus mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Upaya untuk mendapatkan sertifikasi tidaklah mudah, guru/pengajar harus lulus dalam penilaian portofolio atau lulus dalam ujian PLPG agar dapat menerima sertifikasi. Guru juga harus mematuhi alur penilaian yang sudah ditetapkan oleh pemerintah agar mendapatkan sertifikasi (Kementrian Pendidikan Nasional, 2011). Upaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikasi membuat guru berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya dan memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya agar dapat lulus penilaian portofolio atau lulus dalam ujian PLPG, dengan mendapatkan sertifikasi, guru mendapatkan pengakuan bahwa ia telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan. Guru yang berusaha untuk

3 3 meningkatkan kualitas dirinya dan memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya dapat diasumsikan memiliki psychological well-being. Menurut Ryff (1989) pada umumnya, individu yang memiliki psychological wellbeing yang tinggi merupakan individu yang mendapat dukungan sosial yang baik, memiliki focus of control internal (kendali individu), memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan berada di lingkungan yang baik. Dengan adanya psychological wellbeing yang tinggi, guru diasumsikan memiliki kebebasan dalam menentukan bagaimana ia bekerja sesuai dengan cara yang ia yakini dan bekerja dengan menentukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada sertifikasi, hal ini disebut self determination. Menurut Ryan & Deci (Luthfi & Chayana, 2011), self-determination adalah penyebab utama di dalam kehidupan seseorang untuk bebas membuat pilihan dan keputusan tentang kualitas hidup seseorang, bebas dari pengaruh yang tidak semestinya. Self-determination berhubungan dengan bagaimana seseorang bekerja dengan menentukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Seseorang yang memiliki mental yang sehat, memiliki kebebasan dalam menentukan bagaimana ia bekerja sesuai dengan cara yang ia yakini, hal tersebut membuat guru akan lebih bersemangat dan berdedikasi terhadap pekerjaannya (Ryan & Deci, 2002). Pada lingkungan pekerjaan, aktivitas yang dilakukan tidak hanya sebatas melakukan tugas-tugas kerja, individu juga melakukan interaksi dengan rekan kerjanya. Manusia sebagai makhluk sosial dituntut kemampuannya untuk dapat berhubungan dengan orang lain (Darmasaputra, 2013). Pada sertifikasi guru, terdapat syarat atau tugas sertifikasi yang dilakukan secara berkelompok yaitu melakukan penelitian tindakan kelas dengan sesama guru yang mengajar mata pelajaran yang sama. Akan tetapi, atmosfer kompetisi sangatlah kuat. Untuk itu dukungan rekan kerja sangat dibutuhkan untuk saling memberikan bantuan, dukungan dan berkerjasama dalam pemenuhan pengumpulan portofolio untuk memperoleh sertifikasi.

4 4 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diasumsikan bahwa psychological wellbeing dan social support atau dukungan sosial dari rekan kerja dapat mempengaruhi self-determination guru dalam upaya memperoleh sertifikasi, sehingga peneliti melakukan sebuah penelitian dengan mengambil judul Peran Psychological Well- Being dan Social Support yang Berasal dari Rekan Kerja Terhadap Self-determination Guru dalam Upaya Memperoleh Sertifikasi. LANDASAN TEORI Self-determination Self-determination (deteminasi diri) adalah keyakinan seseorang bahwa orang tersebut mempunyai kebebasan atau otonomi dan kendali tentang bagaimana mengerjakan pekerjaannya sendiri (Ryan & Deci 2002). Self-determination berkaitan dengan kontrol atas cara kerja yang dilakukan oleh karyawan. Ryan & Deci (2002) menyatakan bahwa self-determination berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan mendasar terhadap autonomy, competence dan relatedness. Self-determination mempresentasikan tingkatan dimana seseorang merasakan tanggung jawab yang timbal balik untuk tindakan-tindakan yang berhubungan dengan pekerjaan, pada perasaan memiliki pilihan dalam memulai dan mengatur perilaku. Karyawan yang merasa memiliki self-determination tinggi dapat memilih metode terbaik untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pekerjaannya. Selfdetermination terdiri dari tiga dimensi utama yaitu (1) Autonomy, (2) Competence, dan (3) Relatedness Psychological Well Being Ryff (1989) menyataka bahwa psychological well-being merupakan keadaan dimana seseorang memenuhi kebutuhan-kebutuhannya untuk menjadi sehat secara

5 5 psikologis. Psychological well-being merupakan realisasi dan pencapaian penuh dari potensi individu dimana individu dapat menerima kekurangan dan kelebihan dirinya, mandiri, mampu membina hubungan positif dengan orang lain, dapat menguasai lingkungannya dalam arti memodifikasi lingkungannya agar sesuai dengan keinginannya, memiliki tujuan hidup, serta terus mengembangkan pribadinya. Psychological well-being bukan hanya kepuasan hidup dan keseimbangan antara afek positif dan afek negatif namun juga melibatkan persepsi dari keterlibatan dengan tantangan-tantangan sepanjang hidup. Individu dengan Psychological well-being yang baik akan memiliki kemampuan untuk memilih dan menciptakan lingkungan sesuai dengan kondisi fisik dirinya. Dengan kata lain mempunyai kemampuan dalam menghadapi kejadian-kejadian di luar dirinya. Selain itu individu juga dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri sendiri sebagaimana adanya, memiliki hubungan positif dengan orang lain, mampu mengarahkan perilakunya sendiri (Liwarti, 2013). Psychological well-being terdiri atas enam dimensi utama yaitu dimensi (1) penerimaan diri (self acceptance), (2) Hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others), (3) Otonomi (autonomy), (4) Penguasaan lingkungan (environmental mastery), (5) Tujuan hidup (purpose of life) dan (6) Pertumbuhan pribadi (personal growth). Social Support yang Berasal dari Rekan Kerja Social Support menurut Corsini adalah keuntungan yang didapat individu melalui hubungan dengan orang lain. Individu yang mempunyai hubungan yang dekat dengan individu lain seperti keluarga atau teman akan meningkatkan kemampuannya dalam mengelola masalah-masalah yang dihadapi setiap hari (Damansaputra & Satiningsih, 2013). Ganster dkk, mengatakan bahwa dukungan sosial rekan kerja berhubungan secara langsung dengan integrasi seseorang pada lingkungan sosial di tempat kerjanya. Rekan kerja yang mendukung menciptakan situasi tolong menolong, bersahabat, dan bekerja sama akan menciptakan lingkungan kerja yang

6 6 menyenangkan serta menimbulkan kepuasan dalam bekerja. Social Support terdiri dari empat dimensi utama yaitu (1) dimensi emosional, (2) penilaian, (3) informasi dan (4) instrumental Sertifikasi Guru Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat kepada para guru yang telah memenuhi standar professional guru. Pedoman operasional sertifikasi guru mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4 Mei Sertifikasi guru diselenggarakan oleh Lembaga Perguruan Tinggi Keguruan (LPTK) yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional (penjabaran ayat 2 Pasal 11 UUGD). Dengan demikian, sertifikasi guru sudah mempunyai landasan hukum untuk dilaksanakan secara bertahap dimulai pada tahun 2007 (Kementrian Pendidikan Nasional, 2011). METODE Responden dan Desain Penelitian Peneliti menggunakan penentuan ukuran sampel pada penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin (Sarjono & julianita, 2011). Dari data yang diperoleh peneliti yang berasal dari Dinas Pendidikan Surabaya, terdapat 600 guru SMPN yang berstatus PNS di wilayah Surabaya bagian Timur. Oleh karena itu, peneliti menggunakan rumus Slovin untuk mengetahui jumlah sampel yang harus digunakan dalam penelitian ini, sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 86 orang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dan analisa uji beda (t-test) dengan bantuan SPSS statistics 18. Teknik pengambilan sample menggunakan non probability

7 7 sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu metodenya adalah purposive sampling di mana peneliti menggunakan pertimbangan atau karakteristik tertentu untuk menentukan sampel penelitiannya (Sugiyono, 2008). Alat Ukur dan Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan tiga skala, yaitu skala Psychological well-being, social support dan Self-determination Skala Psychological well-being dibuat berdasarkan teori Ryff (1989). Skala-skala tersebut terdiri dari aitem-aitem favorable dan unfavorable, menggunakan skala sikap yang menyerupai Likert yang disebut Likert like dengan menggunakan empat pilihan alternatif jawaban sangat tidak setuju (STS), tida setuju (TS), setuju (S), sangat setuju (SS). Skala Psychological well-being memiliki koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0,326 sampai dengan 0,690 dan dengan reliabilitas koefisien cronbach alpha sebesar 0,885. Skala social support yang berasal dari rekan kerja di modifikasi bedasarkan penelitian Kharisma (2013). Koefisien korelasi aitem total skala social support bergerak dari 0,426 sampai dengan 0,800 dengan reliabilitas koefisien cronbach alpha sebesar 0,911. Skala Selfdetermination dibuat bedasarkan penelitian Ariani (2013). Koefisien korelasi aitem total skala Self-determination bergerak dari 0,313 sampai dengan 0,681 dengan reliabilitas koefisien cronbach alpha sebesar 0,883. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi terbagi menjadi validitas tampang. Validitas tampang merupakan validitas yang didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan (appearance test) dan kesesuaian konteks aitem dengan tujuan ukur tes. Untuk melakukan pengujian terhadap validitas tampang maka peneliti melakukan evaluasi dari panel atau orang yang ahli dalam konsep alat ukur ini, maka peneliti mengkonsultasikan dengan dosen dan juga melakukan evaluasi panel dengan meminta pendapat kepada subjek tryout penelitian, dengan mencantumkan pernyataan tambahan berupa tampilan cover kuesioner, tampilan layout kuesioner,

8 8 ukuran huruf dan kalimat-kalimat yang disampaikan pada kuesioner pada kuesioner agar subjek penelitian dapa memberikan pendapatnya. Prosedur penelitian dimulai dengan tahap persiapan, hal-hal yang dilakukan mengunjungi lokasi penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri Surabaya Timur dan meminta ijin untuk melaksanakan penelitian; mempersiapkan instrumen penelitian berupa skala psychological well being, social support dan self determination; melakukan uji coba skala psychological well being, social support dan self determination kepada para guru yang telah memperoleh sertifikasi sebanyak 42 subjek untuk menentukan validitas dan reliabilitas alat ukur. Tahapan yang kedua adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan diantaranya penyebaran instrumen penelitian dengan skala psychological well-being, social support dan self-determination. Peneliti menyebarkan kuesioner pada para guru yang telah memperoleh sertifikasi untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilaksanakan secara individual kepada 86 guru yang telah memperoleh sertifikasi. Tahapan yang terakhir adala tahap analisis data. Kegiatan yang dilakukan pada tahap analisa data diantaranya: mengecek kembali lembaran skala yang telah dikumpulkan dan menyeleksi kelengkapan jawaban subjek, memberikan skor atau penilaian terhadap jawaban yang telah diberikan oleh subjek, merapikan dan mengatur data yang diperoleh dari hasil penilaian untuk keperluan analisa, melakukan analisa data dengan bantuan software komputer berupa SPSS statistic 18.0, memberikan interpretasi terhadap hasil analisa tersebut.

9 9 HASIL Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda, dimana variabel terikatnya dihubungkan atau dijelaskan dengan lebih dari satu variabel bebas, namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linier (Hasan, 2006). Berikut merupakan persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini : Y = 34, ,180 X 1 + 0,261X 2 Berdasarkan persamaan pada halaman sebelumnya, dapat dilihat bahwa tanpa adanya variabel lain yang mempengaruhi, subjek penelitian memiliki Selfdetermination sebesar 34,877. Jika variabel psychological well-being mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka self-determination akan mengalami peningkatan sebesar 0,180 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan (nilainya tetap nol atau sama dengan 0) dan jika variabel social support yang berasal dari rekan kerja mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka self-determination akan mengalami peningkatan sebesar 0,261 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Peran social support (dukungan sosial) yang berasal dari rekan kerja lebih besar dibandingkan psychological well-being terhadap self-determination guru dalam mendapatkan sertifikasi. Berikut ini merupakan hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda : a. Hipotesis simultan a : Peran psychological well-being dan social support secara bersama sama (simultan) memengaruhi self-determination guru dalam upaya mendapatkan sertifikasi.

10 10 Tabel 2. Hasil Hipotesis secara simultan R Square F hitung F tabel Signifikansi Keterangan 0,133 6,344 2,37 0,003 Signifikan Dengan menggunakan uji F diketahui di ketahui nilai F hitung adalah sebesar 6,344. Jika dibandingkan dengan F tabel yakni 2,37 maka nilai F hitung > F tabel. Berdasarkan hasil olah data menggunakan SPSS 18.0 dapat diketahui nilai signifikansinya adalah 0,003 yang lebih kecil dari α (0, 0). Oleh karena itu, 0 ditolak dan a diterima. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa psychological well-being dan social support (Dukungan sosial) yang berasal dari rekan kerja secara simultan berperan terhadap self-determination dengan pengaruh sebesar 13,3%. b. Hipotesis Psychological well-being (X 1 ) secara parsial : Peran psychological well-being secara parsial memengaruhi selfdetermination guru dalam upaya mendapatkan sertifikasi. Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis variabel Psychological well-being secara parsial t hitung t tabel Signifikansi Keterangan 1,892 1,663 0,062 Signifikan Berdasarkan tabel uji t pada tabel 3 maka dapat diketahui bahwa t hitung sebesar 1,892. Jika dibandingkan dengan t tabel yang sebesar 1,663 maka nilai t hitung > t tabel. Selain itu, berdasarkan hasil olah data menggunakan SPSS 18.0, diketahui pula nilai signifikansinya adalah sebesar 0,062 yang lebih kecil dari α (0,10), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara psychological well-being terhadap self-determination guru dalam upaya mendapatkan sertifikasi.

11 11 c. Hipotesis Social Support (Dukungan Sosial) yang berasal dari rekan kerja (X 2 ) secara parsial : Peran social support (Dukungan Sosial) yang berasal dari rekan kerja secara parsial memengaruhi self-determination guru dalam upaya memperoleh sertifikasi. Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis variabel Social Support (Dukungan Sosial) secara parsial t hitung t tabel Signifikansi Keterangan 2,151 1,663 0,034 Signifikan Berdasarkan tabel uji t diatas maka dapat disimpulkan bahwa t hitung sebesar 2,151. Jika dibandingkan dengan t tabel yang sebesar maka nilai t hitung > t tabel. Selain itu, berdasarkan hasil olah data menggunakan SPSS, diketahui pula nilai signifikansinya adalah sebesar 0,034 yang lebih kecil dari α (0,10), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa diterima dan ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari social support (dukungan sosial) yang berasal dari rekan kerja secara parsial dalam memengaruhi self-determination guru dalam upaya mendapatkan sertifikasi DISKUSI Hasil penelitian yang diperoleh dari pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara psychological well-being dan social support yang berasal dari rekan kerja terhadap self-determination guru dalam upaya memperoleh sertifikasi.

12 12 Pada umumnya, individu yang memiliki psychological well-being yang tinggi adalah individu yang merasa puas dengan hidupnya, memiliki kondisi emosional yang positif, mampu melalui pengalaman-pengalaman buruk yang dapat menghasilkan kondisi emosional negatif, memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, mampu menentukan nasibnya sendiri tanpa bergantung dengan orang lain, mengontrol kondisi lingkungan sekitar, memiliki tujuan hidup yang jelas, dan mampu mengembangkan dirinya sendiri (Ryff, 1989). Guru yang ingin mendapat sertifikasi harus melalui tahapan dalam mendapatkan sertifikasi. Mekanisme sistem sertifikasi dimulai dari verifikasi dokumen, pengumpulan portofolio kemudian penilaian portofolio. Jika guru lulus dalam penilaian portofolio, maka guru dapat langsung menerima sertifikasi. Sedangkan guru yang tidak lulus dalam penilaian sertifikasi, harus mengikuti pelaksanaan pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) dan harus lulus ujian (PLPG) agar dapat menerima sertifikasi. Guru yang memiliki psychological well-being yang tinggi, dapat melalui tahapan sertifikasi yang panjang. Individu dengan psychological well-being yang tinggi, salah satu cirinya adalah memiliki hubungan yang positif dengan orang lain. Hubungan positif yang dimaksud adalah kemampuan individu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain di sekitarnya (Angraeni & Cahyanti, 2012). Guru yang memiliki hubungan yang baik dengan rekan sekerjanya dapat saling mendukung satu sama lain. Permasalahanpermasalahan yang terjadi dalam proses sertifikasi seperti panjangnya birokrasi dalam proses sertifikasi guru, masih kurang terbukanya proses sertifikasi guru, adanya ketidaktertiban dalam administrasi, rendahnya budaya menulis dan meneliti (budaya akademis) dan lain sebagainya (Kementrian Pendidikan Nasional, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Purba dkk (2007) menunjukkan bahwa dukungan sosial berpengaruh negatif terhadap burnout, artinya semakin besar dukungan sosial yang diperoleh akan mengurangi level burnout yang dialami guru. Hal ini berarti, apabila guru memiliki social support (dukungan sosial) yang berasal dari rekan kerja dapat membantu guru untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada proses sertifikasi.

13 13 Self-determination adalah kontrol perilaku yang berasal dari dalam diri seseorang, yang bukan berasal dari luar diri dimana keputusan tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal (Selvie, 2012). Teori Self-determination adalah sebuah teori yang menekankan pentingnya kebebasan individu dalam bertindak sesuai pilihannya, dan juga adanya motivasi instrinsik dalam diri individu. Menurut Ryan & Deci (Luthfi & Chayana, 2011) Self-determination adalah penyebab utama di dalam kehidupan seseorang untuk bebas membuat pilihan dan keputusan tentang kualitas hidup seseorang, bebas dari pengaruh yang tidak semestinya. Self-determination berhubungan dengan bagaimana seseorang bekerja dengan menentukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Seseorang yang memiliki mental yang sehat, memiliki kebebasan dalam menentukan bagaimana ia bekerja sesuai dengan cara yang ia yakini, hal tersebut membuat guru akan lebih bersemangat dan berdedikasi terhadap pekerjaannya (Ryan & Deci, 2001). Kondisi mental positif yang berasal dari psychological well-being yang dimiliki oleh guru, dan penghargaan positif yang timbul akibat adanya dukungan yang diberikan oleh rekan kerja dapat mempengaruhi kebebasan individu dalam bertindak sesuai pilihannya atau self determination. Berdasarkan penjelasan diatas, Psychological well-being dan social support (dukungan sosial) yang berasal dari rekan kerja dapat memengaruhi self-determination guru. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa psychological well-being dan social support (dukungan sosial) yang berasal dari rekan kerja secara bersama sama (simultan) memengaruhi self-determination guru dalam upaya mendapatkan sertifikasi dengan memberikan sumbangan efektif sebesar 13,3% sehingga masih terdapat faktor-faktor lain yang berpotensi mempengaruhi self-determination dengan proporsi sebesar 86,7%. Kemungkinan faktor-faktor lain tersebut, seperti: Pertama motivasi yang berasal dari dirinya sendiri (intrinsic motivation) (Deci & Ryan, 1985). Kedua, Hackman & Oldham beragumen bahwa yang paling efektif dari motivasi

14 14 individu adalah karakteristik dari pekerjaan, karakteristik dari pekerjaan tersebut dapat mengembangkan motivasi autonomous yang ada pada self determination. Autonomous adalah kebebasan yang dimiliki individu dalam melakukan sesuatu berdasarkan pilihannya sendiri yang mengacu pada hal yang dirasakan dan bersumber dari dirinya sendiri. Guru melakukan sertifikasi dikarenakan guru ingin mengikuti pilihannya, dengan mendapat sertifikasi, guru memiliki sertifikat pendidik dan dianggap sebagai pendidik yang berkualitas, sehingga guru merasa sertifikasi adalah hal penting yang harus dicapai. Ketiga, menurut Gagne dkk. komitmen organisasi juga dapat mempengaruhi self determination. Keempat, menurut Gagne dkk. akibat dari pekerjaan yang positif juga dapat mempengaruhi self-determination (Gagne & Deci 2005). Melalui uji hipotesis kedua, menunjukkan bahwa peran psychological wellbeing secara parsial memengaruhi self-determination guru dalam upaya memperoleh sertifikasi. Guru yang ingin mendapatkan sertifikasi harus melalui beberapa tahapan, yaitu uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio, dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung. Penilaian portofolio dilakukan melalui penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Pemberian sertifikat pendidik secara langsung dilakukan melalui verifikasi dokumen (Kementrian Pendidikan Nasional, 2011). Menurut beberapa guru upaya untuk mendapatkan sertifikasi tidaklah mudah, guru atau pengajar harus mancapai angka minimal kelulusan uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio. Guru juga harus mengikuti alur atau mekanisme sistem sertifikasi guru yang sudah ditetapkan oleh pemerintah agar mendapatkan sertifikasi. Komponen-komponen portofolio yang harus dilengkapi membuat guru berusaha

15 15 untuk memenuhi komponen-komponen tersebut agar memperoleh sertifikasi. Guru yang mendapatkan sertifikasi dinilai telah memiliki peningkatan kualitas, peningkatan kompetensi, pembinaan karir, penghargaan, dan perlindungan guru (Kementrian Pendidikan Nasional, 2011). Menurut Iriani (Angraeni & Cahyanti, 2012), psychological well-being menekankan pada bagaimana cara manusia untuk hidup dalam dirinya yang sejati (true self). Diri yang sejati mengacu pada potensi yang dimiliki tiap tiap individu, yakni realisasi yang mempresentasikan pemenuhan hidup yang niscaya setiap individu mampu melakukannya. Self-determination (deteminasi diri) adalah keyakinan seseorang bahwa orang tersebut mempunyai kebebasan atau otonomi dan kendali tentang bagaimana mengerjakan pekerjaannya sendiri (Spreitzer, 1997). Guru yang ingin memperoleh sertifikasi, memaksimalkan potensi yang dimilikinya, salah satunya dengan cara meningkatkan atau membuat metode belajar yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh para siswanya. Disamping itu, dengan adanya peningkatan potensi yang dimiliki, guru juga dapat bebas menggunakan caranya sendiri agar tugas-tugas dalam pemenuhan syarat sertifikasi dapat berjalan dengan baik. Misalnya, guru tidak terpaku pada metode pengajaran yang sama dengan guru lainnya, guru memiliki caranya sendiri untuk melakukan metode pengajaran yang baik, sehingga guru tersebut dapat lolos pada tahapan penilaian yang diberikan oleh atasannya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2010), bahwa guru yang telah mendapatkan sertifikasi memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja guru sebelum mendapatkan sertifikasi. Pada penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa sebelum mendapatkan sertifikasi, guru cenderung kurang disiplin dan belum menerapkan metode pembelajaran yang lebih efektif. Apabila dikaitkan dengan adanya aspek-aspek yang terdapat pada psychological well-being yaitu: dapat menerima kekurangan dan kelebihan dirinya, mandiri, mampu membina hubungan positif dengan orang lain, dapat menguasai lingkungannya dalam arti memodifikasi lingkungannya agar sesuai dengan keinginannya, memiliki tujuan hidup, serta terus

16 16 mengembangkan pribadinya; aspek-aspek tersebut dapat mempengaruhi kebebasan guru dalam menentukan bagaimana ia bekerja sesuai dengan cara yang ia yakini dan bekerja dengan menentukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada sertifikasi. Melalui uji hipotesis yang ketiga, menyatakan bahwa peran social support (dukungan sosial) yang berasal dari rekan kerja secara parsial memengaruhi selfdetermination guru dalam upaya memperoleh sertifikasi. Setiap sekolah memiliki iklim, budaya dan rekan kerja yang berbeda-beda. Dalam dunia kerja, seseorang dihadapkan pada situasi kerja yang penuh tuntutan dan tekanan. Tuntutan pemenuhan komponen-komponen portofolio yang rumit akan menimbulkan banyak permasalahan bagi guru dan dapat berdampak negatif terhadap performa kerja guru. Pada situasi yang demikian, kehadiran orang lain yang memberikan dukungan akan sangat membantu bagi guru untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Menurut Sarafino, dukungan sosial merujuk pada kenyamanan, kepedulian, harga diri atau segala bentuk bantuan yang diterima individu dari orang lain atau kelompok (Purba dkk, 2007). Jika rekan kerja saling mendukung, saling membantu dan saling memberikan informasi, syarat-syarat sertifikasi (komponen penilaian portofolio) yang harus dipenuhi tentu akan lebih mudah dicapai. Peran rekan kerja juga dapat membantu meyakinkan bahwa individu tersebut mampu untuk memperoleh sertifikasi. Manusia memerlukan keberadaan orang lain untuk saling memberi penilaian, membantu, mendukung dan bekerjasama dalam menghadapi tantangan kehidupan. Bantuan kelompok individu terhadap individu lain atau kelompok lain disebut dukungan sosial (Darmasaputra & Satiningsih, 2013). Menurut Winnubst (Darmasaputra & Satiningsih, 2013) dukungan sosial lebih cenderung dianggap sebagai kognisi individual yang berawal dari segi gejala lingkungan yang obyektif dan dukungan sosial merupakan persepsi perseorangan terhadap dukungan potensial atau merasa membantu (perceived helpfulness) dan merasa dibantu (supportiveness). Hubungan antar personal yang menimbulkan seseorang membutuhkan pertolongan, dukungan, dan kerja sama dengan orang lain akan memberikan dukungan sosial pada individu yang

17 17 bersangkutan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ahola dan Park (1996), menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial yang berasal dari pertemanan dan pertemanan dengan rekan kerja, dengan self-determination terhadap pengurangan stres dalam kehidupan dan masalah fisik. Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu pada variabel psychological well-being terdapat dimensi autonomy. Kemudian pada variabel self-determination juga terdapat dimensi autonomy, sehingga mengakibatkan overlap pada konsep autonomy. Pada variabel psychological well-being terdapat dimensi positive relation with other, kemudian pada variabel self-determination terdapat dimensi relatedness. Kedua variabel tersebut juga memiliki pengertian yang sama. Upaya peneliti dalam meminimalisasi keterbatasan konstruk ini ialah dengan cara membedakan pernyataan di aitem dengan bantuan expert judgement pada alat ukur penelitian. Misalnya pada pernyataan untuk variabel psychological well-being disini lebih mengarah pada bagaimana individu mampu mengetahui dirinya dengan baik, sedangkan untuk variabel self-determination disini lebih mengarah pada bagaimana individu tersebut mampu megetahui kebebasan dirinya dalam mengambil keputusan dalam pekerjaannya. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya, diharapkan untuk memakai variabel lain agar tidak terjadi overlap. DAFTAR PUSTAKA Ariani. (2013). Hubungan antara Self-determination dengan Keterikatan kerja (Work Engagement) pada Karyawan PT Japfa Comfeed Indonesia Cabang Sidoarjo. (tidak diterbitkan). Malang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Darmasaputra, Alan dan Satiningsih. (2013). Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Kerja dengan Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Jombang. Character Volume 01, Nomor 02, Tahun Diunduh dari : Tanggal 25 April Pukul 11:57:23

18 18 Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). Intrinsic motivation and self-determination in human behavior. New York: Plenum. Gagne, M., & Deci, E.L. (2005). Self determination theory and work motivation. Journal of Organizational Behavior, 26, Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Kajian Analisis Sistem Sertifikasi Guru Dalam Rangka Reformasi Birokrasi Internal. Diunduh dari : Tanggal 24 Februari Pukul 14:55:09 Kharisma, Dini. (2013). Peran Hardiness dan Dukungan Keluarga Terhadap Ketakutan akan Kegagalan pada Sarjana Baru Strata Satu Pencari Kerja. (tidak diterbitkan). Malang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Lestari, Sri. (2010). Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru MTs N Mlinjon Filial Trucuk Klaten. Diunduh dari digilib.uinsuka.ac.id/4351/1/bab%20i,iv.pdf. Tanngal 26 Februari Pukul : 14:10:12 Liwarti, (2013). Hubungan Pengalaman Spiritual Dengan Psychological well-being Pada Penghuni Lembaga Pemasyarakatan. Jurnal Sains Dan Praktik Psikologi 2013, Volume I (1), Diunduh dari : ejournal.umm.ac.id/index.php/jspp/article/view/1350/1445. Tanngal 24 Februari Pukul : 14:04:12 Luthfi, Aziz dan Ervi Chayana. (2011). Motivasi Blogger Di Jakarta. Jurnal Psikologi Vol No 1, Juni Diunduh dari : Tanggal 04 September Pukul 08:49:02 Purba, Johanna. Yulianto, A dan Widyanti, E. (2007). Pengaruh dukungan sosial terhadap burnout pada Guru. Jurnal Psikologi Vol. 5 No. 1, Juni Diunduh dari ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/psi/article/download/61/58. Tanggal 22 Mei Pukul 10:04:32 Ryan, R.M., & Deci, E.L. (2002). Overview of self determination theory : An organismic-dialectical perspective. In E.L. Deci & R.M. Ryan (Eds.),

19 19 Handbook of self-determination research (p3-33). Rochester, NY : University of Rochester Press. Ryff, Carol. (1989). Happines is everything, or is it? Exploration on the meaning of psychological well-being (on-line). Journal of Personality and Social Psychology; 57, Diunduh dari everythingorisit.pdf. Tanggal 15 Juli Pukul 12:01:14 Sarjono, Haryadi dan Julianita, Winda. (2011). SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk riset. Jakarta: Salemba Empat Selvie. (2012). Pengaruh Determinasi Diri Terhadap Prestasi Akademik Remaja Tuna Netra SLB-A Pembina Jakarta. Diunduh dari : Tanggal 04 Juli Pukul 12:57:32 Spreitzer, G.M. (1997). Toward a common ground in defining empowerment. Reasearch in Organizational Change and Development, 10,31-62 Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

HUBUNGAN ANTARA SELF DETERMINATION DENGAN KETERIKATAN KERJA (WORK ENGAGEMENT) PADA KARYAWAN PT JAPFA COMFEED INDONESIA CABANG SIDOARJO

HUBUNGAN ANTARA SELF DETERMINATION DENGAN KETERIKATAN KERJA (WORK ENGAGEMENT) PADA KARYAWAN PT JAPFA COMFEED INDONESIA CABANG SIDOARJO HUBUNGAN ANTARA SELF DETERMINATION DENGAN KETERIKATAN KERJA (WORK ENGAGEMENT) PADA KARYAWAN PT JAPFA COMFEED INDONESIA CABANG SIDOARJO ARIANI Program Studi Psikologi, Universitas Brawijaya Malang ariani_arin@ymail.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian & definisi operasional Variabel adalah sebuah karakteristik atau kondisi yang berubah atau memiliki nilai yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Psychological Well-Being 2. Variabel tergantung : Komitmen Organisasional B. Definisi Operasional 1. Komitmen Organisasional

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji adalah: 1. Variable (X): Materialisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional dengan menggunakan teknik analisa regresi berganda ( multiple regresion).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2006:12), mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2006:12), mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan ini dapat dikatakan sebagai penelitian kuantitatif. Arikunto (2006:12), mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel- variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Tergantung : Psychological well-being 2. Variabel Bebas : Locus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Lokasi Penelitian 1. Populasi dan Sampel penelitian Sampel penelitian adalah orang tua anak tunarungu. Anak tunarungu tersebut bersekolah di kelas satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah fakta-fakta dari objek penelitian realitas dan variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah fakta-fakta dari objek penelitian realitas dan variabel-variabel BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Hal ini dikarenakan peneliti lebih menekankan pada data yang dapat dihitung untuk mendapatkan penafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai Psychological Well-Being pada lansia di Panti Jompo X Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui psychological well-being pada pasien HIV positif (usia 20-34 tahun) di RS X Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN Pada bab ketiga ini akan dijelaskan mengenai permasalahan penelitian, hipotesis penelitian, subjek penelitian, tipe dan desain penelitian, alat ukur yang digunakan dan prosedur pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai paradigma penelitian, objek/subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, jenis data, metode pengumpulan data, identifikasi variabel, definisi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Dimana penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Robert Donmoyer (Given, 2008), adalah pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber asli. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sumbernya diamati dan dicatat pertama kalinya oleh peneliti. 1

BAB III METODE PENELITIAN. sumbernya diamati dan dicatat pertama kalinya oleh peneliti. 1 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan ada dua macam yaitu data primer dan data skunder. 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif yang merupakan suatu bentuk penelitian

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 23 4. METODE PENELITIAN 4.1. Responden Penelitian 4.1.1. Karakteristik Responden Dalam penelitian ini yang akan menjadi responden adalah karyawan sales dan marketing pada perusahaan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda (Turmudi dan Sri Harini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pertanyaan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah BPJS Kesehatan. Subjek penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning Yogyakarta. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Dirgantara Indonesia, merupakan perusahaan industri pesawat terbang di Indonesia. Terletak di Jl. Pajajaran

Lebih terperinci

iv Universitas Kristen Maranatha

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Psychological Well-Being pada pensiunan bank X di Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode Accidental Sampling dan didapatkan sampel berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan 43 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan penelitian. Cara atau tehnik dalam penelitian ini merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data tentang objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field Research), yaitu. menjadi fokus perhatian untuk diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field Research), yaitu. menjadi fokus perhatian untuk diteliti. 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field Research), yaitu penelitian yang dilakukan pada alam nyata dimana suatu fenomena terjadi dan menjadi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Dina Meyraniza Sari,2013

DAFTAR ISI Dina Meyraniza Sari,2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Pernyataan... i Kata Pengantar... ii Hikmah... iii Ucapan Terima Kasih... iv Abstrak... vi Abstract... vii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... xi Daftar Gambar... xii Daftar Lampiran...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk mengetahui pengaruh self-efficacy dan openness terhadap readiness

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN BANTUL ARTIKEL E-JURNAL

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN BANTUL ARTIKEL E-JURNAL PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN BANTUL ARTIKEL E-JURNAL Dhendhi Bagus Prasojo NIM 08101241019 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui peubah-peubah apa saja yang akan diukur dan instrument seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. berbeda-beda dari satu subjek ke subjek yang lain, baik secara kuantitatif maupun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. berbeda-beda dari satu subjek ke subjek yang lain, baik secara kuantitatif maupun BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel merupakan suatu simbol yang nilainya dapat bervariasi, yaitu berbeda-beda dari satu subjek ke subjek yang lain, baik secara kuantitatif maupun

Lebih terperinci

Bab 3 Desain Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian Bab 3 Desain Penelitian Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang dipelajari

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 PENGARUH PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT, IKLIM ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN RS ISLAM JEMURSARI SURABAYA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran Psychological Well-Being (PWB) pada pria pensiunan PNS usia 64 tahun di Bandung Utara. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori Psychological

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka penelitian ini bersifat kuantitatif, menurut Wiratna (2014) bahwa penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN FORGIVENESS TERHADAP PERISTIWA PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN

HUBUNGAN FORGIVENESS TERHADAP PERISTIWA PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN HUBUNGAN FORGIVENESS TERHADAP PERISTIWA PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN Disusun Oleh Nama : Pandu Perdana NPM : 15512631 Kelas : 4PA05 Keluarga Perceraian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. yaitu sebuah metode yang datanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka (Sugiyono, 2009). Desain ini sangat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memuat variabel penelitian, hipotesis, subjek penelitian, teknik

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini memuat variabel penelitian, hipotesis, subjek penelitian, teknik BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini memuat variabel penelitian, hipotesis, subjek penelitian, teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif di mana data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai (Sukandarrumidi, 2006). Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen

Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen Peran Personal Meaning pada Perubahan Organisasi di SMK Cendika Bangsa Kepanjen Hilda Ari Andani Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Abstract. This study aims to determine

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Kinerja Karyawan

ABSTRAK. Kata kunci : Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Kinerja Karyawan ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi secara parsial terhadap kinerja karyawan. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode kuantitatif mempunyai tata cara yaitu pengambilan keputusan, interpretasi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA GURU, DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP/MTS DI KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO Sri Wahyu Triwarti Guru SMKN 1 Nanggulan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel tergantung dan dua variabel bebas. Variabel-variabel tersebut adalah: 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA SWASTA SE-KOTA PEKANBARU

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA SWASTA SE-KOTA PEKANBARU 1 PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA SWASTA SE-KOTA PEKANBARU Nova Winari 1,Syakdanur 2,Henny Indrawati 3 Email : Winari_nova@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Mahameru Centratama Spinning Mills yang beralamat di jln. Cisirung Km. 2 (Cangkuang Wetan) Moh. Toha Km 6.5

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai derajat Psychological Well-Being pada tunanetra dewasa awal di Panti Sosial Bina Netra X Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kesejahteraan psikologis pada pegawai outsourcing Universitas X kota Bandung. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pemberdayaan, Kepuasan Kerja, Turnover Intention. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pemberdayaan, Kepuasan Kerja, Turnover Intention. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal penting untuk menghindari permasalahan turnover intention. Banyak faktor yang menyebabkan karyawan ingin keluar dari perusahaan antara lain pemberdayaan

Lebih terperinci

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Desain penelitian korelasional dipilih oleh peneliti karena desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel tersebut yaitu : 1. Variabel Bebas : Budaya

Lebih terperinci

Rita Mustika Sihotang, Agus Hermani DS, Sri Suryoko Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro.

Rita Mustika Sihotang, Agus Hermani DS, Sri Suryoko Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro. PENGARUH PROGRAM K3 DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. APAC INTI CORPORA BAWEN (STUDI KASUS PADA KARYAWAN BAGIAN WINDING DEPARTEMEN SPINNING 2) Rita Mustika Sihotang, Agus Hermani

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU 44.594.02 JEPARA) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor dengan work-life balance pada karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian, sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian didasari oleh hasil dari studi pendahuluan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yang meneliti adanya pengaruh pemberian upah pungut terhadap kinerja PNS dengan motivasi sebagai variabel

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i. LEMBAR PENGESAHAN ii. LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN iii

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i. LEMBAR PENGESAHAN ii. LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN iii Abstrak Pemenuhan terhadap basic needs satisfaction akan mendukung siswa untuk dapat berfungsi secara optimal dalam mencapai educational outcomes. Menggunakan teori basic need satisfaction oleh Deci &

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan norma di suatu lingkungan masyarakat (Santoso, 2003). Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan norma di suatu lingkungan masyarakat (Santoso, 2003). Salah satu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tindakan kriminalitas merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma di suatu lingkungan masyarakat (Santoso, 2003). Salah satu hukuman yang akan diberikan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data Penelitian Di dalam sub bab berikut ini akan dijelaskan secara detail mengenai data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini. 3.1.1 Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang nafsu

BAB III METODE PENELITIAN. ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang nafsu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Burnout Burnout mempunyai lima dimensi utama, yaitu: (1) Kelelahan fisik, ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang

Lebih terperinci

Pengaruh Konflik Peran Ganda, Kecerdasan Emosional Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawati Pada PT. Bank X Cabang Jember

Pengaruh Konflik Peran Ganda, Kecerdasan Emosional Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawati Pada PT. Bank X Cabang Jember 1 Pengaruh Konflik Peran Ganda, Emosional Dan Organisasi Terhadap Kinerja Karyawati Pada PT. Bank X Cabang Jember The Influence Multiple Role Conflict, Emotional Intelligence And Organizational Commitment

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Alat Ukur

LAMPIRAN A. Alat Ukur LAMPIRAN A Alat Ukur A1. Kuesioner PWB Petunjuk pengisian : Di balik halaman ini terdapat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan apa yang Saudara rasakan terhadap diri sendiri dan kehidupan Saudara

Lebih terperinci

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Lati Utami, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PACITAN SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PACITAN SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PACITAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S-1) Pada Program Studi Manajemen Oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A 1 HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A Rohmatul Ummah, Anita Listiara* Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

Kata kunci : Kompensasi, Pengembangan Karir dan Komitmen Organisasi

Kata kunci : Kompensasi, Pengembangan Karir dan Komitmen Organisasi Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran iklim organisasi dan kepuasan kerja, dan kinerja karyawan di PT AKR Corporindo cabang Bandung, selanjutnya untuk mengetahui pengaruh iklim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Sania Faradita ABSTRACT The purpose of this study, is to know the

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Peneliti dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kuantitatif eksplanatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisanya pada

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPENSASI, MOTIVASI DAN TRAINING TERHADAP KINERJA PEGAWAI PLN CABANG SOLO

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPENSASI, MOTIVASI DAN TRAINING TERHADAP KINERJA PEGAWAI PLN CABANG SOLO PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPENSASI, MOTIVASI DAN TRAINING TERHADAP KINERJA PEGAWAI PLN CABANG SOLO Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kausal. Sugiyono (2010, hal.13) mengatakan bahwa metode penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. kausal. Sugiyono (2010, hal.13) mengatakan bahwa metode penelitian kuantitatif 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dapat digolongkan penelitian kuantitatif asosiatif kausal. Sugiyono (2010, hal.13) mengatakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan desain atau suatu proses yang memberikan arahan atau petunjuk secara sistematis kepada peneliti dalam melakukan proses penelitian.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Loyalitas, Disiplin, Kepuasan, Prestasi Kerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Loyalitas, Disiplin, Kepuasan, Prestasi Kerja. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Pengaruh Loyalitas, Disiplin dan Kepuasan terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dan pengaruh secara parsial maupun simultan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN DISKUSI. Pada penelitian ini, responden berjumlah 396 responden terdiri dari ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN DISKUSI. Pada penelitian ini, responden berjumlah 396 responden terdiri dari ibu 56 BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN DISKUSI 4.1 Gambaran Responden Pada penelitian ini, responden berjumlah 396 responden terdiri dari ibu yang bekerja full time yang berdomisili di wilayah Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan antara lain, desain penelitian, populasi dan sampel dan definisi operasional dari variabel yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan. Akan dipaparkan secara singkat variabel penelitian, definisi operasional dari variabel, karakterisitik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yang melihat hubungan antara satu atau beberapa ubahan dengan satu atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu. Cara

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu. Cara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu. Cara untuk menguji

Lebih terperinci