PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)
|
|
- Sudomo Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang The World Travel and Tourism Council (WTTC) mengungkapkan pertumbuhan kontribusi pariwisata kepada GDP rata-rata adalah delapan persen dan merupakan sektor yang memiliki pertumbuhan tercepat di dunia 1, sedangkan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2009, pariwisata dipersepsikan sebagai mesin ekonomi penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata juga berperan besar dalam memberikan kesan baik atau brand image suatu negara di dunia internasional. Peran pariwisata dalam negeri sendiri antara lain meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan pendapatan masyarakat, meningkatkan pendapatan nasional, mendorong peningkatan investasi, dan memperkuat neraca pembayaran (Yoeti 2008). Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam dan budaya memiliki prospek besar untuk mengembangkan berbagai usaha di segala bidang, termasuk pariwisata. Pada perkembangannya, Indonesia selalu diramaikan oleh banyaknya wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang turut memberikan sumbangan devisa bagi Indonesia dari sektor pariwisata. Gambar 1 menunjukkan data dari BPS terkait jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia pada periode Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) 1 Menyimak Peranan Pariwisata dalam Pembangunan Ekonomi. [6 Februari 2012] 1
2 Selain wisatawan mancanegara, kunjungan wisatawan domestik juga mengalami perkembangan yang signifikan. Gambar 2 menyajikan data mengenai perkembangan kunjungan wisatawan domestik selang waktu Gambar 2. Perkembangan Wisatawan Domestik Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 Berdasarkan Gambar 1 dan 2 terlihat bahwa jumlah wisatawan baik mancanegara maupun domestik terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan ini tentunya tidak datang secara tiba-tiba melainkan dikarenakan oleh banyak faktor yang mempengaruhinya, faktor tersebut diantaranya adalah adanya langkah-langkah perbaikan infrastruktur oleh pemerintah, pertumbuhan ekonomi masyarakat, dan kegiatan promosi yang intensif. Mengingat banyaknya potensi pariwisata Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal, maka diduga jumlah ini akan terus meningkat di masa mendatang. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan, perubahan pola pikir, dan kesadaran baru akan penghargaan yang lebih tinggi terhadap lingkungan, maka preferensi dan motivasi wisatawan berkembang secara dinamis. Kecenderungan saat ini adalah pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati obyek-obyek alam atau yang biasa disebut dengan istilah back to nature seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, serta produkproduk pertanian modern. Slogan Back to Nature yang semakin menggema tidak hanya di negaranegara maju tetapi juga negara-negara berkembang termasuk Indonesia, memperkuat terjadinya perubahan preferensi wisatawan global maupun 2
3 domestik 2. Kecenderungan ini merupakan tanda semakin tingginya permintaan terhadap wisata alam dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam terutama sumberdaya hayati tropis yang sangat beragam. Kekayaan tersebut jika dikelola dengan tepat akan dapat diandalkan tidak hanya sebagai kekuatan perekonomian nasional secara makro, tetapi juga mempunyai daya tarik kuat sebagai sumber pertumbuhan baru sektor pariwisata berbasiskan pertanian atau Agrowisata. The International Ecotourism Society (2000) memprediksikan bahwa pada tahun 1999 terdapat lebih dari 633 juta wisatawan di seluruh dunia dan bahwa hingga dua dekade ke depan, pertumbuhan jumlah wisatawan ini rata-rata 4,1 persen tiap tahunnya. Berdasarkan pertumbuhan jumlah wisatawan tersebut, pertumbuhan dari ekowisata (termasuk agrowisata) berkisar antara persen 3. Umumnya, seluruh wilayah di Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan Agrowisata, salah satunya adalah Jawa Tengah. Menurut catatan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Tengah, pada tahun 2008 jumlah wisatawan pengunjung obyek wisata di Jawa Tengah mengalami peningkatan pada tahun 2009 (Tabel 1). Tabel 1. Data Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Jawa Tengah Tahun Kategori 2008 (Jiwa) 2009 (Jiwa) Pertumbuhan Pengunjung (%) Wisatawan mancanegara ,83 Wisatawan domestic ,38 Jumlah ,18 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah 2010 Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Tengah mengalami peningkatan sebesar 31,18 persen pada selang waktu Jumlah total wisatawan pada tahun 2009 adalah sebesar jiwa, nilai tersebut mewakili 17,3 persen dari jumlah total keseluruhan wisatawan 2 Harus!!! Pengembangan Wisata Agro Indonesia. [19 Maret 2011] 3 Agrowisata sebagai Pariwisata Alternatif. [7 februari 2012] 3
4 yang berkunjung ke Indonesia, baik domestik maupun mancanegara yang secara total berjumlah orang (BPS 2011). Hal tersebut membuktikan bahwa provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata yang sangat besar. Tabel 2 menunjukkan 11 kabupaten dan kota di Jawa Tengah yang mengalami peningkatan signifikan dalam hal kunjungan wisatawan. Tabel 2. Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah yang Mengalami Peningkatan Kunjungan Pariwisata Tahun Tahun Persentase Kota Kenaikan 2006 (Jiwa) 2007 (Jiwa) 2008 (Jiwa) rata-rata (%) Cilacap ,52 Purbalingga ,22 Kebumen ,71 Wonosobo ,01 Magelang ,42 Sragen ,70 Kudus ,31 Jepara ,54 Demak ,54 Pemalang ,58 Tegal ,95 Sumber: Disbudpar Provinsi Jawa Tengah 2009 Berdasarkan tabel tersebut, salah satu kawasan yang mengalami peningkatan yang signifikan adalah Wonosobo, hal ini terlihat dari persentase kenaikan rata-rata jumlah wisatawan yang mencapai 14,01 persen. Peningkatan ini merupakan hasil kerja keras dari pemerintah daerah setempat dalam mempromosikan tujuan wisatanya. Banyak sektor pariwisata yang dapat dikembangkan di Wonosobo, seperti wisata alam, wisata budaya, wisata hiburan dan wisata religi. Untuk wisata Alam sendiri, terdapat beberapa objek wisata andalan seperti Dieng, Telaga Warna, Kawah, Telaga Menjer, Candi, 4 dan Wisata Agro Tambi. Di Kabupaten Wonosobo, pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan sumbangan cukup besar bagi pendapatan daerah, pada tahun 2011 sektor pariwisata menyumbang 0,081 persen bagi Anggaran Pendapatan dan 4 Kabupaten Wonosobo Wisata Alam Kabupaten Wonosobo. [26 Januari 2012] 4
5 Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wonosobo yang mencapai Rp ,00, bahkan sumbangan yang diberikan oleh sektor pariwisata melebihi anggaran awal yang ditetapkan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo. Pendapatan dari sektor pariwisata ini tidak hanya besar, namun juga terus mengalami peningkatan pada rentang tahun (Tabel 3). Tabel 3. Laporan Realisasi Penerimaan dan Tunggakan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Wonosobo dari Sektor Pariwisata Tahun Tahun Anggaran (Rp) Realisasi Penerimaan (Rp) Sisa Lebih/kurang (Rp) Persentase Lebih/kurang (%) , , , , ,45 Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo 2012 (diolah) Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa setiap tahun pemerintah daerah selalu meningkatkan nilai anggaran pariwisata, nilai anggaran ini menunjukkan nilai target pendapatan yang harus dicapai dari sektor pariwisata. Nilai anggaran merupakan peramalan yang didasarkan atas pencapaian realisasi penerimaan tahun sebelumnya. Pada kenyataannya realisasi penerimaan yang diperoleh selalu melebihi anggaran atau target yang ditentukan, ini menunjukkan bahwa pariwisata merupakan sektor yang potensial dan masih memiliki peluang yang besar apabila dikelola dengan tepat. Salah satu objek wisata unggulan di wilayah Wonosobo adalah Wisata Agro Tambi. Agrowisata ini merupakan objek wisata alam yang diusahakan oleh PT Tambi. PT Tambi sendiri mengelola tiga unit perkebunan yang terletak di Desa Bedakah, Desa Tanjungsari dan Desa Tambi dengan luas 829,14 ha. Wisata Agro Tambi merupakan agrowisata yang dibangun di atas lahan perkebunan teh yang terdapat di Desa Tambi. Agrowisata ini menjadi salah satu tujuan wisata alam unggulan di kabupaten Wonosobo karena berada pada jalur yang strategis yaitu pada jalur wisata Wonosobo-Dieng. Fasilitas unggulan yang ditawarkan agrowisata ini adalah perkebunan teh yang terhampar luas di lereng Gunung Sindoro. Perkebunan teh ini mempunyai 5
6 ketinggian meter diatas permukaan laut dan memiliki suhu udara rata-rata minimal 15 º C dengan suhu maksimal 24 º C. Wisata Agro Tambi dilengkapi dengan fasilitas home stay, taman bermain, kebun dan pabrik teh. Di Agrowisata ini pengunjung bisa mendapatkan penjelasan mengenai budidaya, pengolahan, dan pemasaran teh melalui kegiatan menyusuri kebun dan pabrik teh Perumusan Masalah Perubahan preferensi konsumen ke arah back to nature menyebabkan semakin banyak orang beralih usaha ke jenis usaha yang mengunggulkan potensi alam contohnya objek-objek wisata alam. Saat ini semakin banyak objek wisata alam yang muncul dibandingkan dengan beberapa dekade lalu. Objek wisata alam yang muncul tidak hanya yang merupakan hasil kreasi manusia, tetapi juga banyak yang muncul sebagai hasil komersialisasi dari objek-objek alam yang sudah ada. Seiring dengan semakin menjamurnya objek wisata, tingkat persaingan dalam industri ini juga semakin tinggi. Tingkat persaingan objek wisata alam juga terjadi di Jawa Tengah, hal ini didukung potensi alam dan budaya yang melimpah di provinsi ini. Menurut data dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, setidaknya terdapat 26 agrowisata yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Tengah. Data mengenai Agrowisata dan letaknya tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4. 5 Agrowisata Perkebunan Teh Tambi. Maret 2011] 6
7 Tabel 4. Daftar Agrowisata di Jawa Tengah dan Letaknya Tahun 2012 No Nama Letak No Nama Letak 1 Sapi Agrowisata Boyolali 14 Perah Temanjang Blora 2 Agrowisata Agrowisata Batang 15 Pagilaran Sondokoro Karanganyar 3 Objek Wisata Colo Kudus 16 Pandansari Brebes 4 Wisata Agro Demak 17 Eko Wisata Pekalongan 5 Wana Wisata Agrowisata Tirto Penggaron dan Ungaran 18 Arum Baru Kampung Kopi Kendal 6 7 Kebun Teh Kemuning Wanawisata Baturraden Ngargoyoso 19 Perkebunan Kebun Teh Medini Kendal Purbalingga 20 Padi Boyolali 8 Taman Sambitan Boyolali 21 Agrowisata Salak Sodong Batang 9 Wana Wisata Boyolali 22 Kedungombo Tanjungasari Wonosobo 10 Agro Petik Sayur Magelang 23 Bedakah Wonosobo 11 Kaligua Brebes 24 Wisata Agro Banjarnegara 12 Agrowisata Kebun Semugih Pemalang 25 Agrowisata Durian Semarang 13 Selopanjang Batang 26 Wisata Agro Tambi Wonosobo Sumber: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 6 Tingkat persaingan dengan Agrowisata lain di Jawa Tengah ini tinggi, hal ini dikarenakan konsep usaha yang ditawarkan sama, selain itu wisatawan memiliki kecenderungan untuk datang ke Agrowisata yang dekat dengan daerah kunjungan wisata seperti Semarang dan Jogjakarta. Tingkat persaingan juga terjadi di wilayah yang lebih sempit yaitu di Wonosobo. Di Wonosobo sendiri terdapat tujuh objek wisata alam potensial, dimana enam diantaranya dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo yaitu Dieng, Lembah Dieng, Telaga Menjer, Kalianget, dan Waduk Wadaslintang, sementara satu lainnya dikelola oleh swasta yaitu PT Tambi. PT Tambi sebagai suatu perusahaan swasta yang mengembangkan komoditas unggulan teh, menunjukkan eksistensinya dengan mendirikan objek-objek wisata 6 Daftar Wisata Agro Jawa Tengah. /pariwisata.php? page=158 Promo Jateng [9 Mei 2012] 7
8 alam, salah satunya adalah Wisata Agro Tambi. Meskipun ketujuh objek wisata tersebut bersaing, namun tingkat persaingan di Wonosobo ini cenderung lebih rendah dibandingkan persaingan antara Wisata Agro Tambi dengan wisata agro lain di Jawa Tengah. Penyebabnya terletak pada konsep produk yang ditawarkan. Konsep produk yang ditawarkan oleh Wisata Agro Tambi dengan objek wisata lain di Wonosobo berbeda, sedangkan konsep yang ditawarkan oleh Wisata Agro Tambi dengan objek agrowisata lain di Jawa Tengah adalah sama. Faktor pengembangan usaha juga menjadi permasalahan bagi Wisata Agro Tambi, sebagai objek wisata yang sudah berdiri selama 11 tahun sejak tahun 2001, Wisata Agro Tambi belum banyak melakukan pengembangan usaha yang strategis baik berupa penambahan produk maupun kegiatan promosi. Pengembangan usaha yang dilakukan saat ini sebagian besar adalah berupa penambahan fasilitas pendukung seperti Mushala, toilet, wifi dll, sementara pengembangan yang berupa penambahan produk wisata ataupun kegiatan promosi belum banyak dilakukan. Alasan tersebut diduga menyebabkan terjadinya kejenuhan wisatawan yang berimplikasi pada tingkat kunjungan yang rendah dan ketidakmampuan mencapai target yang ditetapkan. Tabel 5 menunjukkan data mengenai tujuh objek wisata unggulan di Kabupaten Wonosobo beserta jumlah pengunjung tahun Tabel 5. Data Objek Wisata dan Jumlah Wisatawan Kabupaten Wonosobo Tahun No Objek Wisata Jumlah Wisatawan (jiwa) * 1 Dieng Lembah Dieng Telaga Menjer Kalianget GR Mangli Waduk Wadaslintang Tambi Jumlah Keterangan *= Per Oktober 2011 Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo dan PT. Tambi (diolah) Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa tingkat kunjungan ke Wisata Agro Tambi masih rendah dibandingkan dengan objek wisata lain yang terus 8
9 melakukan pengembangan dan perbaikan seperti Dieng, Lembah Dieng, Kalianget dan Gelanggang Renang Mangli. Selain itu, rendahnya kunjungan Wisata Agro Tambi juga terlihat dari target kunjungan yang belum tercapai. Padahal eksistensi keberadaan Wisata Agro Tambi, sebagai usaha yang bergerak di bidang jasa, bergantung sepenuhnya pada jumlah kunjungan wisatawan ke lokasi tersebut. Tabel 6 menunjukkan data tentang target dan realisasi jumlah kunjungan Wisata Agro Tambi tahun Tabel 6. Target dan Realisasi Jumlah Kunjungan Wisata Agro Tambi Tahun Target (orang) Realisasi (orang) Selisih (orang) Sumber: Data Historis Wisata Agro Tambi 2012 (diolah) Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa jumlah kunjungan Wisata Agro Tambi belum mampu mencapai target yang ditetapkan perusahaan. Target kunjungan berfluktuatif karena dihitung berdasarkan jumlah kunjungan tahun sebelumnya ditambah 10 persen. Target kenaikan 10 persen merupakan kebijakan dari perusahaan dan seharusnya bukan merupakan target yang tidak mungkin tercapai mengingat adanya tren wisata back to nature yang berkembang di masyarakat saat ini. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mensinergiskan antara komponen-komponen internal dan eksternal guna menciptakan satu formulasi strategi pengembangan yang tepat dan efektif guna menghadapi persaingan dan mecapai target yang ditetapkan. Setiap komponen dari aspek internal dan eksternal akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahanpermasalahan sebagai berikut: 1) Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang apa yang akan dihadapi oleh Wisata Agro Tambi? 9
10 2) Bagaimana perumusan alternatif strategi pengembangan usaha berdasarkan analisis faktor-faktor internal dan eksternal, serta bagaimana prioritas strategi yang dapat direkomendasikan kepada Wisata Agro Tambi? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan usaha bagi Wisata Agro Tambi di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, secara rinci tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis Faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang yang dihadapi oleh Wisata Agro Tambi 2) Merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha berdasarkan analisis faktor-faktor internal dan eksternal, serta menentukan prioritas strategi yang dapat direkomendasikan kepada Wisata Agro Tambi 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan: 1) Bagi perusahan, diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi manajemen dan pengelola Wisata Agro Tambi dalam menerapkan strategi pemasaran. 2) Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai keputusan strategi pengembangan usaha agrowisata dan menjadi informasi atau bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya 10
I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciagrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari
II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan
Lebih terperinciAdapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.C.5.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kepariwisataan Tahun 2013
5. URUSAN KEPARIWISATAAN Sektor pariwisata sebagai salah satu kegiatan ekonomi yang cukup penting mempunyai peran dalam memacu pembangunan. Pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan
Lebih terperinciIV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan
5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang melimpah. Kekayaan hayati Indonesia dapat terlihat dari banyaknya flora dan fauna negeri ini. Keanekaragaman sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang dinamakan dengan nawacita.
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciIV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan
5. URUSAN KEPARIWISATAAN Wonosobo dengan kondisi geografis pegunungan dan panorama alam yang memukau merupakan kekayaan alam yang tak ternilai bagi potensi pariwisata. Selain itu budaya dan keseniannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH
No. 56/08/33 Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 167,79 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 107,95 RIBU TON,
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013
No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Industrialisasi pada negara sedang berkembang sangat diperlukan agar dapat tumbuh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 hektar yang terbagi dalam 9 kecamatan. Kabupaten Kudus memiliki potensi pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor pertanian yang dapat meningkatkan devisa negara dan menyerap tenaga kerja. Pemerintah mengutamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan wisata bukan lagi menjadi sesuatu yang tergolong barang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kegiatan wisata bukan lagi menjadi sesuatu yang tergolong barang mewah. Kesadaran akan pentingnya berwisata sebagai upaya relaksasi dari kejenuhan rutinitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH
BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 3.1 Keadaan Geografis dan Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu propinsi yang terletak di pulau Jawa dengan luas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian terfokus kepada peningkatan produksi, terutama pada peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara astronomis terletak antara 6 08 LU - 11 15 LS dan 94 45 BT - 141 5 BT. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.997 mil di antara Samudra
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pariwisata saat ini sudah menjadi salah satu primadona dunia dan menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, United Nations World
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan dengan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi kepariwisataan di Indonesia sangat besar. Sebagai negara tropis dengan sumberdaya alam hayati terbesar ketiga di dunia, sangat wajar bila pemerintah Indonesia memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki lahan perikanan yang cukup besar. Hal ini merupakan potensi yang besar dalam pengembangan budidaya perikanan untuk mendukung upaya pengembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat yang dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan pada kemampuan nasional, dengan
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
No. 74/12/33 Th.VII, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM JAWA TENGAH TAHUN 2013 SEBANYAK 3,31 JUTA RUMAH TANGGA, TURUN 28,46 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang cukup besar pada perekonomian negara Indonesia. Salah satu andalan perkebunan Indonesia
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH KABUPATEN BREBES SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN TUGAS AKHIR
STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH KABUPATEN BREBES SEBAGAI OBJEK WISATA UNGGULAN TUGAS AKHIR Oleh : ADAM MUAKHOR L2D 004 291 JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis yang memiliki karakteristik kekayaan hayati yang khas dan tidak dimiliki oleh daerah lain di dunia. Keanekaragaman jenis flora dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman modern ini pariwisata telah berubah menjadi sebuah industri yang menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO (United Nations World
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan seringkali dipahami dalam pengertian yang sangat sederhana yaitu sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kehidupan yang layak, (menurut World Bank dalam Whisnu, 2004),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Pencapaian pariwisata di bidang ekonomi pada tahun 2014 antara lain; kontribusi pariwisata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rekreasi dan hiburan telah menjadi unsur penting dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Seiring perkembangan zaman, padatnya aktivitas,dan tingginya tuntutan hidup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara atau wilayah di berbagai belahan dunia pasti melakukan kegiatan pembangunan ekonomi, dimana kegiatan pembangunan tersebut bertujuan untuk mencapai social
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR
PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: M. LUTHFI EKO NUGROHO NIM L2D 001 440 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan
Lebih terperinciIV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan
5. URUSAN KEPARIWISATAAN Sektor pariwisata dipandang sebagai sektor andalan yang mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa dampak terhadap perkembangan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk, dan sifat kegiatan warga masyarakat. Perkembangan ini menuntut industri pariwisata agar
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN DESAIN DAN DIVERSIFIKASI PRODUK IKM KERAJINAN BAMBU DI JAWA TENGAH
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN DESAIN DAN DIVERSIFIKASI PRODUK IKM KERAJINAN BAMBU DI JAWA TENGAH Melalui Kegiatan: PEMBINAAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DI WILAYAH IHT BIDANG IATEA
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan berbagai kemudahan komunikasi dan informasi yang mengakibatkan kondisi persaingan bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan suatu proses perubahan terencana yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang berperan di berbagai sektor yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tiga terbesar di dunia. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber
Lebih terperinciGambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah
36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir terdapat minat yang terus meningkat terhadap desentralisasi di berbagai pemerintahan di belahan dunia. Bahkan banyak negara
Lebih terperinciSTUDI PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA VULKANOLOGI KETEP DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENUNJANG INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR
STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA VULKANOLOGI KETEP DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENUNJANG INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR Oleh : DEWI NURHILYATI MIRZA L2D 099 413 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multi dimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental dan lembaga-lembaga sosial. Perubahan
Lebih terperinciSEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH
SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH Joko Sutrisno 1, Sugihardjo 2 dan Umi Barokah 3 1,2,3 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah Lingkungan untuk Manajemen. Pernerbit PT. Gramedia Pustaka Jakarta Utama, 2006
BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Pengertian judul : AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI adalah sebagai berikut : Agrowisata - Program pariwisata dengan tujuan mengunjungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem. pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik pada tahun 2001 telah menimbulkan dampak dan pengaruh yang signifikan bagi Indonesia (Triastuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Perusahaan Awalnya pada tahun 1865 PT Tambi merupakan perusahaan perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha-pengusaha swasta
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan pariwisata berbasis pertanian atau sektor agrowisata di Indonesia dapat dikatakan pengembangan suatu sektor yang menjanjikan. Dewasa ini banyak sekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Indonesia termasuk salah satu negara berkembang yang mengandalkan sektor pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 80-an telah berubah, dari paradigma government driven growth ke public
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma pembangunan ekonomi Indonesia sejak pertenghan tahun 80-an telah berubah, dari paradigma government driven growth ke public driven growth. Semenjak itu pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan fungsi beras sebagai makanan pokok bagi hampir seluruh penduduk. Pentingnya keberadaan beras
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun penciptaan lapangan kerja serta kesempatan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu produk yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara cepat dalam hal kesempatan kerja, peningkatan taraf hidup yaitu dengan mengaktifkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh
Lebih terperinciTABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN
TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN No Kelompok Pola Harapan Nasional Gram/hari2) Energi (kkal) %AKG 2) 1 Padi-padian 275 1000 50.0 25.0 2 Umbi-umbian 100 120 6.0
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah suatu kegiatan sebagai industri pelayanan dan jasa yang akan menjadi andalan Indonesia sebagai pemasukan keuangan bagi negara. Kekayaan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang
Lebih terperinciASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU
INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 447 60 8 364 478 2.632 629 4.618 57.379 8,05 2 Purbalingga 87 145 33 174 119 1.137
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan layak. Masalah kemiskinan menjadi masalah yang cukup serius karena akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah masalah kemiskinan. Kondisi kemiskinan ini terjadi karena rakyat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trend yang sedang terjadi di negara-negara industri saat ini adalah mulai mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian manufaktur yang berbasiskan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat-zat dalam Susu Nilai Kandungan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam pembangunan di Indonesia karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, serta
Lebih terperinciIDENTIFIKASI CITRA PARIWISATA KABUPATEN KEBUMEN TUGAS AKHIR TKP 477
IDENTIFIKASI CITRA PARIWISATA KABUPATEN KEBUMEN TUGAS AKHIR TKP 477 OLEH: ARIS MARSUDI L2D 301 319 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006 i ABSTRAKSI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.2. Kelayakan Proyek Perkembangan kepariwisataan di Indonesia saat ini semakin penting, tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan
Lebih terperinciTABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012
Komoditi TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Produksi Penyediaan Kebutuhan Konsumsi per kapita Faktor Konversi +/- (ton) (ton) (ton) (ton) (kg/kap/th) (100-angka susut)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Didasari keinginan yang kuat bagi terciptanya kemakmuran masyarakat luas, maka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. 1.1.1. Kondisi Pariwisata Di Indonesia. Didasari keinginan yang kuat bagi terciptanya kemakmuran masyarakat luas, maka pembangunan pariwisata di Indonesia sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode berikutnya kemampuan suatu negara untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keragaman kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, seperti potensi alam, keindahan alam, flora dan fauna memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t
PROVINSI JAWA TENGAH Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam terutama sumber daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman dan keunikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian yang luas, kekayaan alam dan hayati yang beragam. Kekayaan alam tersebut dapat dikelola sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang penuh dengan keberagaman budaya dan pariwisata. Negara yang memiliki banyak kekayaan alam dengan segala potensi didalamnya, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Travel and Tourism Council mencatat bahwa Australia memiiki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Travel and Tourism Council mencatat bahwa Australia memiiki pertumbuhan ekowisata paling cepat di dunia sehingga mendapatkan devisa Negara yang tinggi. Sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam. Potensi tersebut menciptakan peluang pengembangan dan pengelolaan
Lebih terperinciLUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH
LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH OUT LINE 1. CAPAIAN PRODUKSI 2. SASARAN LUAS TANAM DAN LUAS PANEN 3. CAPAIAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan suatu daerah. Dengan pengelolaan yang baik, suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.menurut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya pada sektor pariwisata. Pembangunan dibidang pariwisata
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA WISATA AGRO TAMBI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI STEFFI FIKRI H
ANALISIS KELAYAKAN USAHA WISATA AGRO TAMBI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI STEFFI FIKRI H34080078 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinci