BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH
|
|
- Iwan Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH
2
3 Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang Undang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usahaa pertanian pada Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada November 2013 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertaniann Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada Mei Oktober Buku Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013 (Pencacahan Lengkap) ini merupakan hasil pencacahan lengkap usaha pertaniann pada Mei Buku ini disusun untuk memberikan gambaran rinci mengenai kondisi usahaa pertanian Indonesia tahun 2013 menurut subsektor. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website Publikasi ini merupakan persembahan kedua setelah publikasi Hasil Sensus Pertanian 2013 (Angka Sementara) yang sebelumnya dirilis pada awal September Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi tingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartisipas dalam menyukseskan Sensus Pertaniann Semarang, 2 Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Drs. Ibram Syahboedin, MA 1
4
5 Lapo L oran Hassil Senssus Perta P anian 2013
6
7 Hsil as ST2013 menunjukkan bahwa usaha pertanian di Indonesia berdasarkan pelaku usaha didominasi oleh rumah tangga demikian juga di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau pelaku usaha lainnya yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertaniann berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Tengah Tahun 2013 tercatat sebanyak rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 25,65 persen dari tahun 2003 yang tercatat sebanyak rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tercatat sebanyak 225perusahaan dan pelaku usaha lainnya sebanyak 579 unit. Kabupaten Grobogan tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tanggaa usaha pertanian terbanyak yaitu rumah tangga. Pada periode yang sama, Kabupaten Kendal tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak (33 perusahaan) dan Kabupaten Wonosobo tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak (166 usaha). Secara umum, kabupaten/ /kota se Jawa Tengah tahun 2013 mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian apabila dibandingkan dengan tahun Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Klaten mencapai rumah tangga, dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 43,04 persen. Gambar 1 Perbandingan Jumlah Usaha Pertaniann Tahun 2003 dan ,8 juta Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013 Jumlah Usaha Pertanian 4,3 juta Rumah Tangga Perusahaan 5
8 Tabel 1 Jumlah Usaha Pertanian menurut Kabupaten/Kota dan Pelaku Usaha Tahun 2003 dan 2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian (RT) No Kabupaten/Kota Pertumbuhan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Cilacap ,84 2 Banyumas ,15 3 Purbalingga ,44 4 Banjarnegara ,24 5 Kebumen ,29 6 Purworejo ,83 7 Wonosobo ,04 8 Magelang ,05 9 Boyolali ,82 10 Klaten ,04 11 Sukoharjo ,76 12 Wonogiri ,43 13 Karanganyar ,17 14 Sragen ,36 15 Grobogan ,59 16 Blora ,20 17 Rembang ,26 18 Pati ,84 19 Kudus ,94 20 Jepara ,94 21 Demak ,21 22 Semarang ,09 23 Temanggung ,23 24 Kendal ,15 25 Batang ,92 26 Pekalongan ,42 27 Pemalang ,03 28 Tegal ,04 29 Brebes ,44 30 Kota Magelang ,81 31 Kota Surakarta ,50 32 Kota Salatiga ,03 33 Kota Semarang ,47 34 Kota Pekalongan ,39 35 Kota Tegal Jawa Tengah ,12 25,65 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Usaha Pertanian Pertumbuhan Lainnya Absolut % (7) (8) (9) (10) (11) , ,, , , , ,, ,, ,, ,, , ,, ,, , , ,, ,, , ,, , , ,, , ,, , ,, , , ,, ,, ,, ,
9 Gambar 2 Peta Sebaran Usaha Pertanian, Tahun
10 Subsektor tanaman pangan terlihat mendominasi usaha pertanian di Provinsi Jawa Tengah. ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di Provinsi Jawa Tengah adalah di subsektor tanaman pangan dan subsektor peternakan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor tanaman pangan adalah sebanyak rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor peternakan adalah sebanyak rumah tangga. Subsektor perikanan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian paling sedikit, diikuti oleh subsektor perkebunan. Jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor perikanan pada tahun 2013 tercatat sebanyak rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor perkebunan tercatat sebanyak rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian tertinggii antara tahun 2003 sampai tahun 2013 terjadi di subsektor peternakan yaitu sebesar 1,59 juta rumah tangga, atau mengalami pertumbuhan sebesar 37,92 persen. Sedangkan pada periode yang sama, subsektor perikanan menunjukkan penurunan jumlah rumah tangga usa ha pertanian paling rendah, yaitu tercatat sebesar rumah tangga. Gambar 3 Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Pertanian Menurut Subsektor, Tahun 2003 dan 2013 Jumlah Rumah Tangga (juta) 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 3,48 3,29 Tanamann Pangan 3,83 2,38 Hortikultura 4,21 2,61 2,33 1,62 Perkebunan Peternakan ,27 0,26 Perikanan 1,94 1,89 Kehutanan 8
11 Usaha pertanian ditinjau dari banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum, terlihat didominasi oleh subsektor peternakan dan subsektorperkebunan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum subsektor peternakan adalah sebanyak 77 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum subsektor perkebunan adalah sebanyak 73 perusahaan. Subsektor perikanan merupakan subsektor yang memiliki jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling sedikit, diikuti oleh subsektor tanaman pangan. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum subsektor perikanan padaa tahun 2013 tercatat sebanyak 6 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum subsektor tanaman pangan tercatat sebanyak 15 perusahaan. Peningkatan pertumbuhan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi antara tahun 2003 sampai tahun 2013 terjadi di subsektor tanaman pangan, yang mengalami penambahan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 6 perusahaan. Sedangkan pada periode yang sama, subsektor perkebunan mengalami penurunan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum paling besar, yaitu tercatat berkurang sebanyak 17 perusahaan. Gambar 4 Perbandingan Jumlah Perusahaan Berbadan Hukum Menurut Subsektor Tahun 2003 dan Jumlah Perusahaan Tanaman Pangann Hortikultura Perkebunan 2003 Peternakan 2013 Perikanan Kehutanan 9
12 Tabel 2 Jumlah Usaha Pertanian menurut Subsektor dan Pelaku Usaha Tahun 2003 dan 2013 No Sektor/Subsektor (1) (2) Sektor Pertanian Subsektor 1. Tanaman Pangan Padi Palawija 2. Hortikultura 3. Perkebunan 4. Peternakan 5. Perikanan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan 6. Kehutanan 7. Jasaa Pertanian Rumah Tangga Usaha Pertanian (RT) Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Pertumbuhan Pertumbuhan Absolut % Absolut % (3) (4) (5) ( 6) (7) (8) (9) (10) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Usaha Pertania n Lainnya (11) Usaha pertanian lainnya di subsektor peternakan memiliki jumlah usaha pertanian terbanyak pada tahun 2013, yaitu 229usaha, diikuti oleh subsektor hortikultura yang tercatat memiliki jumlah usaha pertanian lainnya sebanyak 180 usaha. Sedangkan subsektor kehutanan pada tahun 2013 merupakan subsektor dengan jumlah usaha pertanian lainnya paling sedikit yaitu sebanyak 96 usaha, adapun usaha pertanian lainnya di jasa pertanian sebanyak 73 usaha. 10
13 Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, padaa tahun 2003 terlihat bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari m 2 mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Jawa Tengah. Kondisi yang hampir serupa terjadi pada tahun Tercatat bahwa pada tahun 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan kurang dari m 2 adalah sebesar rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 60,42 persen dibandingkan tahun 2003, yang tercatatt sebanyak rumah tangga. Usaha pertaniann dengan luas lahan antara m 2 pada tahun 2013 adalah sebanyak rumah tangga, meningkat sebesar 0, 95 persen dibandingkan dengan tahun 2003 yang tercatat sebanyak rumah tangga. Golongan luas lahan m 2 tercatat mempunyai jumlah rumah tanggaa usaha pertanian sebanyak rumah tangga pada tahun 2013 mengalami penurunan sebanyak rumah tangga jika dibandingkan tahun 2003 ( 3,09 persen). Sedangkan untuk golongan luas lahan lebih dari m 2 jumlah rumah tangga usaha pertaniannya masih lebih rendah. Kondisi ini menunjukkan bahwa di Provinsi Jawa Tengah masih relatif banyak rumah tangga usaha pertanian yang memiliki luas lahan yang di bawah m 2 Gambar 5 Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai, Tahun 2003 dan 2013 Jumlah Rumah Tangga (juta) 2,5 2 1,5 1 0,5 0 2,19 0,91 0,87 0,92 1,60 1,55 0,76 < ,68 0,25 0,21 0,04 0,04 0,02 0,
14 Tabel 3 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai Tahun 2003 dan 2013 No. (1) 1 Golongann Luas Lahan (m2) (2) < Jumlah 2003 (3) Pertumbuhan Absolut % (4) (5) (6) , ,95 3, , , ,76 1,63 25,65 Tabel 3 menunjukkan pada tahun 2003 tercatat rumah tangga usaha pertanian dengan luas lahan <1.000 m 2 memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak yaitu 2,19 juta, adapun pada tahun 2013 bergeser pada golongan luas lahan m 2 yaitu sebanyak 1,55 juta rumah tangga. Pada tahun 2013 hampir seluruh golongan penguasaan luas lahan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2003, kecuali pada golongan m 2 mengalami peningkatan jumlah rumah tangga. Penurunan terbesar secaraa absolute terdapat pada golongan < m 2 yaitu sebesar m2 (60,42 persen) dan penurunan terkecil terdapat di golongan m 2 sebesar 333 m 2 (1,63 persen). Untuk golongann penguasaan luas lahan m 2 pada tahun 2013 jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak rumah tangga bertambah sebanyak rumah tangga jika dibandingkan tahun 2003 atau meningkat 0,95 persen. Pada tahun 2013 jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan di bawah m 2 masih relatif tinggi meskipun secara dibandingkan dengan tahun 2003 jumlahnya lebih sedikit. 12
15 Gambar 6 Perbandingan Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan dan Petani Gurem, Tahun % 99% 22% 77% Bukan Pengguna Lahan Petani Gurem Pengguna Lahan Petani Non Gurem Rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan mendominasi rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Jawa Tengah. Dari sebanyak rumah tangga usaha pertanian di Provinsii Jawa Tengah, sebesar 99 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan ( rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan kurang lebih hanya sebesar 1 persen, atau sebanyak rumah tangga. Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian yang menguasai kurang dari m 2 lahan) dan rumah tangga petani non gurem (rumah tangga usaha pertaniann yang menguasai lebih dari atau sama dengann m 2 lahan). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan masih didominasi oleh rumah tangga petani gurem. Dari sebanyak rumah tanggaa pertanian pengguna lahan di Provinsi Jawa Tengah, sebesar 77,70 persen ( rumah tangga) merupakan rumah tangga petani gurem. Sedangkan rumah tangga petani non gurem tercatat sebesar 22,30 persen, atau sebanyak rumah tangga. 13
16 Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 dan 2013 No Kabupaten/Kota (1) (2) (3) (4) 1 Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Jawa Tengah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan Pertumbuhan Absolut % (5) (6) 2003 (7) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Rumah Tangga Petani Gurem 2013 Pertumbuhan Absolut % (8) (9) (10) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,46 14
17 Gambar 7 Peta Sebaran Rumah Tangga Petani Gurem, Tahun
18 Dilihat dari kondisi demografi petani menurut jenis kelamin, hasil ST2013 menunjukkan bahwa di Provinsi Jawa Tengah jumlah petani laki laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Kondisi ini terjadi hampir di seluruh subsektor. Jumlah tertinggi petani laki laki terdapat di subsektor tanamann pangan ( petani) diikuti dua subsektor lainnya yang relatif sama banyak, yaitu subsektor peternakan ( petani) dan subsektor hortikultura ( petani). Jumlah petani perempuan terbanyak berada di subsektor peternakan ( petani ) diikuti subsektor tanamann pangan ( petani) dan subsektor hortikultura ( petani). Gambar 8 Perbandingan Jumlah Petani Menurut Sektor/Subsektor dan Jenis Kelamin Tahun ,500 3,00 3,01 Jumlah Petani (juta) 2,500 2,00 1,500 1,00,500 0,61 2,08 0,50 1,47 0,23 2,17 0,71 0,25 0,02 1,72 0,25,00 Tanaman Pangann Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Laki laki Perempuan 16
19 Tabel 5 Jumlah Petani Menurut Sektor/Subsektor dan Jenis Kelamin Tahun 2013 No Sektor/Subsektor Absolut Laki laki Perempuan % Absolut % Absolut Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sektor Pertanian , , Subsektor 1. Tanaman Pangan , , Hortikultura , , Perkebunan , , Peternakan , , Perikanan Budidaya Ikan , , Penangkapan Ikan , , Kehutanan , ,
20 Gambar 9 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga Tahun , , 25 Jumlah Petani (juta) 0,0 800,0 600,0 400,0 200,0,0 0,16 0,02 <15 301,83 10,74 1,16 13, ,26 51,04 888,18 583,25 108,99 134, ,93 Laki Laki Perempuan Kelompok usia produktif, yaitu kelompok umur tahun terlihat mendominasi jumlah kepala rumahtangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur kepala rumah tangganya antara tahun.jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur kepala rumah tanggakurang dari 15 tahunhanya 180 rumah tangga, sedangkan jumlah rumahtangga usaha pertanian kelompokk umur kepala rumah tangga 65 tahun ke atas sebanyak rumah tangga. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kepala rumah tangga laki laki lebih banyak dibandingkan dengan kepala rumah tangga perempuan, kecenderungan ini terjadi di semua kelompok umur. Jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur kurang dari 15 tahun dengan kepala rumah tangga laki laki tercatat sebesar 156 rumah tangga, lebih tinggi daripada kepala rumah tangga perempuan yang tercatat sebesar 24 rumah tangga. 18
21 Tabel 6.a Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan jenis Kelamin Kepala Rumah TanggaTahun 2013 No Kelompok Umur Kepala Rumah Tangga Laki laki Absolut Perempuan % Absolut % Jumlah Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 < , , , , , , , , , , , , , , JUMLAH , , Hal serupa terjadi di kelompok umur tahun.jumlah rumah tangga usahaa pertanian kelompok umur tahun dengan kepala rumah tangga laki laki tercatat sebesar rumah tangga, lebih tinggi daripadaa jumlah kepala rumah tangga perempuan yang tercatat sebesar rumah tangga. Untuk kelompok umur lebih dari 65 tahun, kepala rumah tangga laki laki tercatat sebesar rumah tangga, lebih tinggi daripada jumlah kepala rumah tangga perempuan yang tercatat sebesar rumah tangga. 19
22 Tabel 6.b Jumlah Rumah Tanggaa Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama Tahun 2013 No Kelompok Umur Petani Utama Laki laki Absolut % Perempuan Absolut % Jumlah Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 < , , , , , , , , , , , , , , JUMLAH , , Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin petani utama, terlihat bahwa jumlah petani utama laki laki lebih tinggi dibandingkan perempuan.petani utama dimaksud adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesarr dari jenis usaha pertanian yang utama. Sama halnyaa bila dirinci menurut kelompok umur kepala rumah tangga, kelompok usia produktif (kelompok umur petani utama tahun) terlihat mendominasi jumlah rumah tangga usaha pertanian. Tercatat sebanyak rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanyaantara tahun. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan kelompok umur petani utama kurang dari 15 tahun, yaitu sebanyak 385 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompokk umur petani utama 65 tahun ke atas adalah sebanyak rumah tangga. Rumah tangga usaha pertanian dengan petani utama laki laki juga terlihat lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan, kecenderungan ini terjadi di semua kelompok umur. Jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur kurang dari 15 tahun dengan petani utama laki laki tercatat sebesar 327 rumah tangga, lebih tinggi daripada petani utama perempuan yang tercatat sebesar 58 rumah tangga. 20
23 Gambar 10 Jumlah Sapi dan Kerbau Menurut Jenis Kelamin, Tahun 2013 Jumlah Sapi dan Kerbau (ribu) 0,0 800,0 600,0 400,0 200,0,0 993, ,376 Sapi Potong 33,372 70,,422 Sapi Perah 19,958 Kerbau 42,074 Jantan Betina Jumlah sapi dan kerbau di Provinsi Jawa Tengah pada 1 Mei 2013 tercatat sebanyak ekor, terdiri dari ekor sapi potong, ekor sapi perah, dan ekor kerbau. Jumlah sapi dan kerbau betina lebih tinggi bila dibandingkan dengann jumlah sapi dan kerbau jantan.jumlah sapi dan kerbau betina tercatat sebanyak ekor, dan jumlah sapi dan kerbau jantan sebanyak ekor. Kabupaten dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Blora, dengan jumlah sapi dan kerbau sebanyak ekor. Sedangkan Kota Tegal adalah kota dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (176 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Blora, yaitu sebanyak ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak adalah Kabupaten Boyolalisebanyak ekor.sedangkan jumlah ternak kerbau terbesar berada di Kabupaten Brebes yang berjumlah ekor. 21
24 Tabel 7 Jumlah Sapi dan Kerbau Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, Tahun 2013 No Kabupaten/Kota Jantan (1) 1 (2) Cilacap (3) Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Jawa Tengah Sapi Potong Betina Jumlah Jantan Sapi Perah Betina (4) (5) (6) (7) Jumlah Jantan (8) (9) Kerbau Betina Jumlah (10) (11) Jumlah Sapi dan Kerbau (12)
25 Gambar 11 Peta Sebaran Jumlah Sapi dan Kerbau Menurut Jenis Kelamin, Tahun
26 Rata rataa luas lahan yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian tahun 2013 menunjukkan peningkatan. Bila rata rata luas lahan yang dikuasai rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2003 sebesar 2 193,49 m 2 maka rata rata luas lahan yang dikuasai di tahun 2013 meningkat menjadi 3 729,22 m 2. Apabila lahan pertanian dikelompokkan menurut jenis lahan sawah dan bukan sawah, maka rata rata luas lahan sawah yang dikuasaii per rumah tanggaa usaha pertanian lebih tinggi dibandingkan rata rata luas lahan bukan sawah. Tercatat rata rata luas lahan sawah yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2013 adalah sebesar 1 771,87 m 2, sedangkan rata rata luas lahan bukan sawah yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian adalah sebesar 1 714,15 m 2. Gambar 12 Rata rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tanggaa Usaha Pertanian Menurut Jenis Lahan Tahun 2013 Rt Rata rata t Luas Lahan Lh (m 2 ) , ,87 947, ,,15 309,53 243, Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Lahan Bukan Pertanian
27 Tabel 8 Rata rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan Tahun 2013 (m 2 ), Tahun 2013 No (1) Jenis Lahan Kabupaten/Kota Lahan Bukan Pertanian Lahan Pertanian Lahan yang dikuasai Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Cilacap 422,52 343, , ,09 959, , , , , ,65 2 Banyumas 382,21 250,91 678, ,57 895, , , , , ,74 3 Purbalingga 371,54 216,56 811, , , , , , , ,70 4 Banjarnegara 242,63 159,31 597,91 677, , , , , , ,77 5 Kebumen 402,40 186, , ,26 913, , , , , ,12 6 Purworejo 241,31 186, , , , , , , , ,37 7 Wonosobo 175,99 145,23 705,55 771, , , , , , ,05 8 Magelang 251,00 173,27 891, , , , , , , ,14 9 Boyolali 374,30 269,75 702,09 968, , , , , , ,38 10 Klaten 322,76 286,57 825, ,38 278,49 544, , , , ,03 11 Sukoharjo 393,07 416,78 740, ,40 204,23 553,10 944, , , ,28 12 wonogiri 604,29 291, , , , , , , , ,66 13 Karanganyar 318,54 288,73 877, ,11 933, , , , , ,39 14 Sragen 384,45 414, , ,07 749, , , , , ,44 15 Grobogan 417,63 325, , ,92 680, , , , , ,48 16 Blora 405,31 309, , , , , , , , ,98 17 Rembang 359,26 246, , , , , , , , ,70 18 Pati 399,78 260, ,26 19 Kudus 248,22 212,53 802,81 20 Jepara 352,83 267,53 725,41 21 Demak 260,00 196, ,25 22 Semarang 305,37 207,20 791,69 23 Temanggung 206,04 168,08 923,93 24 Kendal 260,07 195,68 909,58 25 Batang 243,25 177,89 994,33 26 Pekalongan 243,71 193, ,92 27 Pemalang 237,32 188,19 899,2 28 Tegal 216,17 193,31 826,99 29 Brebes 211,34 184,76 958, , , , , , , , ,83 280, , , , , , ,76 708, , , , , , ,39 520, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,24 986, , , , , , ,57 997, , , , , , ,69 634, , , , , , ,37 611, , , , , , ,36 310, , , , , , ,32 536, , , , , ,89 30 Kota Magelang 137,25 154,43 68, ,19 33,38 472,19 102, ,38 239, ,82 31 Kota Surakarta 115,60 285,81 3,63 507,85 1,93 336,01 5, ,86 121, ,67 32 Kota Salatiga 181,94 264,08 92,42 621,25 302, ,95 394, ,20 576, ,28 33 Kota Semarang 149,89 196,16 54,09 878,67 124, ,69 178, ,36 328, ,52 34 Kota Pekalongan 157,76 209,98 50, ,72 32, ,38 83, ,10 241, ,08 35 Kota Tegal Jawa Tengah 153,54 309,53 166,31 243,20 104,16 936, , ,87 40, , , ,15 145, , , ,02 298, , , ,22 25
28 Gambar 13 Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Sub Sektor Tahun ,0 74,03 Jumlah Rumah Tangga (ribu) 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0,0 Tanaman Pangan 9,45 Hortikultura 11,21 Perkebunan 5,06 Peternakan 12,74 Perikanan 14,72 Kehutanan Subsektor tanaman pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak. Hasil ST2013 mencatat bahwa jumlah rumah tangga jasa pertanian subsektor tanaman pangan adalah sebesar rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada subsektor peternakan, yaitu sebanyak rumah tangga. Subsektor kehutanan tercatatt memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak rumah tangga, subsektor perikanan sebanyak rumah tangga, subsektor perkebunan sebanyak rumah tangga, dan subsektor hortikultura sebanyak rumah tangga jasa pertanian. Apabila dilihat per kabupaten/kota, Kabupaten Blora merupakan kabupaten dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak (9 658 ruta), sedangkan Kota Tegal merupakan kota dengan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit (13 ruta). 26
29 Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Sub Sektor Tahun 2013 Jumlah No Kabupaten/Kota Ruta Jasa Tanaman Pertanian Pangan (1) 1 (2) Cilacap (3) (4) Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Jawaa Tengah Hortikultura (5) Jumlah Ruta Jasa Pertanian Subsektor Perkebunan (6) (7) Peternakann Perikanan Kehutanan (8) (9)
30 Gambar 14 Peta Sebaran Usaha Pertanian Rumah Tangga Jasa Pertanian, Tahun
31 Gambar 15 Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Sub Sektor,Tahun 2013 Jumlah rumah Tangga (ribu) ,13 Tanaman Pangan 180,67 26,64 14,70 7,03 Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan 90,51 Kehutanan Tanamann pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian terbanyak. Jumlah rumah tangga usahaa pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian subsektor tanaman pangan tahun 2013 tercatat sebesar rumah tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian paling sedikit tercatat pada subsektor perikanan, yaitu sebanyak rumah tangga. Subsektor perkebunan tercatat memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian sebanyak rumah tangga, sedangkann subsektor hortikultura, kehutanan, dan peternakanmemiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian masing masing sebanyak rumah tangga, rumah tangga, dan rumah tangga. 29
32 Tabel 10 Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor,Tahun 2013 No (1) 1 Provinsi (2) Cilacap 2 Banyumas 3 Purbalingga 4 Banjarnegara 5 Kebumen 6 Purworejo 7 Wonosobo 8 Magelang 9 Boyolali 10 Klaten 11 Sukoharjo 12 wonogiri 13 Karanganyar 14 Sragen 15 Grobogan 16 Blora 17 Rembang 18 Pati 19 Kudus 20 Jepara 21 Demak 22 Semarang 23 Temanggung 24 Kendal 25 Batang 26 Pekalongan 27 Pemalang 28 Tegal 29 Brebes 30 Kota Magelang 31 Kota Surakarta 32 Kota Salatiga 33 Kota Semarang 34 Kota Pekalongan 35 Kota Tegal Jawa Tengah Jumlah Rumah tangga usaha pertanian yang melakukan pengolahan hasil pertanian (3) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan (4) (5) (6) Jumlah Ruta Jasa Pertanian Subsektor Perikanan (7) (8) Kehutanan (9)
33 Gambar 16 Peta Sebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Hasil Pertanian, Tahun
34 S etiap pembangunan, termasuk pula pembangunann di bidang pertanian, bila diharapkan berhasil baik maka memerlukan perencanaan yang matang dan teliti serta didasarkan atas angka angka statistik khususnya di bidang pertanian yang lengkap, aktual, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya Sensus Pertanian 2013 ini, diharapkan dapat memberi solusi dan pencerahann dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk membuat kebijakan dan evaluasi program pembangunan pertanian. Semoga dengan tema Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik, kiranya dapat menjadi penyemangat bagi semua kalangan pengambil kebijakan demi terwujudnya masa depan petani yang lebih baik. 32
35
36 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 6 Semarang Telp. : ((024) , Fax. : (024) Homepage : bps3300@bps.go.id
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
No. 74/12/33 Th.VII, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM JAWA TENGAH TAHUN 2013 SEBANYAK 3,31 JUTA RUMAH TANGGA, TURUN 28,46 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh)
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO Seuntai Kata S ensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciSeuntai Kata. Bengkulu, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Ir. Dody Herlando, M.Econ.
La p o r a nha s i l Se n s u spe r t a n i a n2 0 1 3Pr o v i n s i Be n g k u l u Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun
Lebih terperinciKALIMANTAN UTARA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KATALOG BPS : 5106002.65 KALIMANTAN UTARA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciKALIMANTAN TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KATALOG BPS : 5106002.64 KALIMANTAN TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciSensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciSensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI XXXXXXXXXX Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta Telp. : (021) , , , Fax.
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI XXXXXXXXXX Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp. : (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax. : (021) 3857046 Homepage : http://www.bps.go.id E-mail : bpshq@bps.go.id Seuntai
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun
Lebih terperinciSeuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciSensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciSeuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t
PROVINSI JAWA TENGAH Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan.
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA (ANGKA TETAP)
BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 57/12/31 Th. XV, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 8.611 RUMAH TANGGA,
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
No. 13/12/Th. VII, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 29.083 RUMAH TANGGA, TURUN 36,17 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah rumah tangga usaha
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BADAN PUSAT STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 01/02/ST13/32/78, 18 FEBRUARI 2014 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 18.405 RUMAH TANGGA, TURUN 48,43
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BPS BADAN KABUPATEN PUSAT STATISTIK LABUHANBATU No. 01/12/Th.VI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 7.340 RUMAH TANGGA, TURUN 43,39
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BPS KABUPATEN GROBOGAN BADAN PUSAT STATISTIK No. 78/12/ Th. I, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 209.271 RUMAH TANGGA, TURUN 18,38
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
No. 60/12/14/Th.XIV, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 68,57 RIBU RUMAH TANGGA, TURUN 45,33 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah rumah tangga
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH
No. 56/08/33 Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 167,79 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 107,95 RIBU TON,
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013
No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No. 9// Th. XVI, Desember HASIL SENSUS PERTANIAN (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN SEBANYAK, RIBU RUMAH TANGGA, TURUN, PERSEN DARI TAHUN Jumlah rumah
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG No. 01/12/3322/Th.I, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013 SEBANYAK 102.771 RUMAH TANGGA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BADAN PUSAT STATISTIK No. 69/12/72/ Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 74,07 RIBU RUMAH TANGGA, NAIK 5,92 PERSEN DARI TAHUN
Lebih terperinciASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU
INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 748 34 3 790 684 2,379 1,165 5,803 57,379 10.11 2 Purbalingga 141 51 10 139 228
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA JAW A TENGAH 1996-2011 ISSN : 0854-6932 No. Publikasi : 33531.1204 Katalog BPS : 5203007.33 Ukuran Buku : 21 cm x 28 cm Jumlah Halaman : 245 halaman Naskah : Bidang Statistik
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Provinsi Jawa Tengah Sensus Ekonomi 2016 No. 37/05/33 Th. XI, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Hasil Pendaftaran
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP)
BPS KABUPATEN KEBUMEN No. 25/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 185.613 RUMAH TANGGA, TURUN 14,85 PERSEN
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KARANGANYAR (ANGKA TETAP)
BADAN PU SAT STATISTIK No. 11 / 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KARANGANYAR (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 85.706 RUMAH TANGGA, TURUN 32,65 PERSEN DARI
Lebih terperinciKeadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015
KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BADAN PUSAT STATISTIK No. 57/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 276.729 RUMAH TANGGA, NAIK 11,22 DARI TAHUN 2009 Jumlah
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN
No. 62/11/33/Th.V, 07 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2011 mencapai 16,92 juta
Lebih terperinciASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU
INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 447 60 8 364 478 2.632 629 4.618 57.379 8,05 2 Purbalingga 87 145 33 174 119 1.137
Lebih terperinciTABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN
TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN No Kelompok Pola Harapan Nasional Gram/hari2) Energi (kkal) %AKG 2) 1 Padi-padian 275 1000 50.0 25.0 2 Umbi-umbian 100 120 6.0
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BPS BADAN KABUPATEN PUSAT STATISTIK DELI SERDANG No. 82/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 55.039 RUMAH TANGGA, TURUN 42,85
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BPS BADAN KABUPATEN PUSAT STATISTIK ASAHAN No. 2/12/128/Th.VI, 2 Desember 213 HASIL SENSUS PERTANIAN 213 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 213 SEBANYAK 3.825 RUMAH TANGGA, TURUN 38,81 PERSEN
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUTAI BARAT No. 90/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 1.398 RUMAH TANGGA, TURUN 77,58 PERSEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Batas Administrasi. Gambar 4.1: Peta Wilayah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua
Lebih terperinciASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU
INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 728 112 20 1,955 2,178 2,627 1,802 9,422 57,379 16.42 2 Purbalingga 70 50 11 471
Lebih terperinciTABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012
Komoditi TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Produksi Penyediaan Kebutuhan Konsumsi per kapita Faktor Konversi +/- (ton) (ton) (ton) (ton) (kg/kap/th) (100-angka susut)
Lebih terperinciSeuntai Kata. Bengkulu, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963 pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/12/33/Th.III, 1 Desember 2009 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2009 Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dilaksanakan dua kali dalam setahun,
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/01/33/Th.II, 2 Januari 2008 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2007 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Agustus 2007 adalah
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
No.42/06/33/Th.X, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Jawa Tengah Tahun 2015 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus
Lebih terperinciLUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH
LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH OUT LINE 1. CAPAIAN PRODUKSI 2. SASARAN LUAS TANAM DAN LUAS PANEN 3. CAPAIAN
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)
BPS BADAN KABUPATEN PUSAT STATISTIK SIMALUNGUN No. 02/12/1209/Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 62.188 RUMAH TANGGA, TURUN
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu
Lebih terperinciIR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961
IR. SUGIONO, MP Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961 1 BBPTU HPT BATURRADEN Berdasarkan Permentan No: 55/Permentan/OT.140/5/2013 Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden yang
Lebih terperinciMenyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik
Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SORONG Jl. Merpati Depan Kompleks Walikota Sorong Telp / Fax : (0951) 321845 Homepage : http://www.sorongkota.bps.go.id
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak 8.289 rumah tangga Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kepahiang Tahun 2013 sebanyak 23,44 ribu rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kepahiang Tahun 2013 sebanyak 23,44 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kepahiang Tahun 2013 sebanyak 3 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 6.939 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan Jumlah perusahaan
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 9.203 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) unit Jumlah perusahaan pertanian
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak 9.539 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak lima (5)
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4.488 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak 4 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tangerang Selatan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tangerang Selatan Tahun 2013 sebanyak 4.961 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Tangerang Selatan Tahun 2013 sebanyak 1 Perusahaan
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 5.617 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak 21 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TARUN 2116 PERUBAHANPERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN2015 KEBUTUHAN DAN HARGAECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIANDI
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bengkulu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bengkulu Tahun 2013 sebanyak 10.707 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bengkulu Tahun 2013 sebanyak 9 Perusahaan Jumlah perusahaan
Lebih terperinciGambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah
36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013 sebanyak 41.287 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan
Lebih terperinciGambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,
No.26/04/33/Th.XI, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Jawa Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan
Lebih terperinciKONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH
KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH Kondisi umum Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari aspek pemerintahan, wilayah, kependudukan dan ketenagakerjaan antara lain sebagai berikut : A. Administrasi Pemerintah,
Lebih terperinciDrs. H. Basiran Suwandi
Ucapan Terima Kasih Berdasarkan hasil Pendataan ST2013, Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bontang Tahun 2013 sebanyak 3.740 rumah tangga, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 2
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 4.588 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Bogor Tahun 2013 sebanyak 2 perusahaan Jumlah perusahaan tidak
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak 5.982 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Denpasar Tahun 2013 sebanyak
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 4.932 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Blitar Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH
No. 66/11/33/Th.VI, 05 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,63 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2012 mencapai 17,09
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 9.968 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Probolinggo Tahun 2013 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan
Lebih terperinciHASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN BARAT (ANGKA SEMENTARA)
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BADAN PUSAT STATISTIK No. 52/09/61/Th. XVI, 2 September 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN BARAT (ANGKA SEMENTARA) JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Serang Tahun 2013 Sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Serang Tahun 2013 Sebanyak 19.639 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Serang Tahun 2013 sebanyak 6 perusahaan Jumlah non-rumah tangga
Lebih terperinciSeuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN
Lebih terperinciANGKA SEMENTARA HASIL SENSUS PERTANIAN 2013
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Enrekang tahun 2013 sebanyak 34.663 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Enrekang Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan
Lebih terperinci