ANALISIS KELAYAKAN USAHA WISATA AGRO TAMBI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI STEFFI FIKRI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KELAYAKAN USAHA WISATA AGRO TAMBI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI STEFFI FIKRI H"

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN USAHA WISATA AGRO TAMBI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI STEFFI FIKRI H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 RINGKASAN STEFFI FIKRI. Analisis Kelayakan Usaha Wisata Agro Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan YUSALINA) Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang beragam dan melimpah yang dapat dijadikan sebagai keunggulan perekonomian bangsa. Salah satu sektor yang memanfaatkan kekayaan alam ini adalah sektor pariwisata. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan wisata dunia dan memiliki sektor pariwisata yang mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Indonesia selalu diramaikan oleh banyaknya wisatawan mancanegara yang turut memberikan sumbangan devisa bagi Indonesia dari sektor pariwisata. Beberapa tahun terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Konsumsi jasa dalam bentuk wisata bagi sebagian masyarakat negara maju dan masyarakat Indonesia telah menjadi suatu kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan, gaya hidup, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia sehingga preferensi dan motivasi wisatawan berkembang secara dinamis. Saat ini, masyarakat memiliki kecenderungan memenuhi kebutuhan sekunder dalam bentuk menikmati udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik menunjukkan peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini membuktikan bahwa tingginya permintaan terhadap agrowisata dan sekaligus sebagai peluang bagi pengembangan produkproduk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian. Wisata Agro Tambi merupakan salah satu agrowisata yang menawarkan fasilitas kunjungan sehari dan menginap dengan suasana pegunungan, keindahan alam, udara yang segar serta edukasi budidaya tanaman teh. Wisata Agro Tambi merupakan usaha diversifikasi PT Tambi yang pendiriannya berasal dari modal sendiri. Wisata Agro Tambi memiliki berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan operasional salah satunya adalah mini market yang menjual oleh-oleh khas Wonosobo. Namun, fasilitas tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, melihat kondisi perekonomian saat ini untuk mendirikan suatu usaha dengan biaya yang cukup besar, kecil kemungkinan menggunakan modal sendiri. Oleh karena itu diperlukan analisis kelayakan usaha untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Wisata Agro Tambi dalam menghadapi ketidakpastian dalam dunia bisnis. Penilaian yang dilakukan meliputi aspek usaha baik aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, sosial ekonomi lingkungan, maupun finansial. Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain untuk menganalisis kelayakan usaha Wisata Agro Tambi dilihat dari aspek non-finansial dan aspek finansial, serta untuk menganalisis sensitivitas usaha Wisata Agro Tambi jika menghadapi perubahan meliputi penurunan penjualan paket wisata dan kenaikan gaji karyawan tetap. Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di lapang dan wawancara langsung dengan manajemen perusahaan Wisata Agro Tambi serta Dinas

3 Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo. Data sekunder diperoleh dari arsip Wisata Agro Tambi, Biro Pusat Statistik, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Wonosobo serta literatur lain yang relevan seperti buku, skripsi, internet, laporan jumlah kunjungan Wisata Agro Tambi, serta instansi terkait yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo. Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan usaha meliputi aspek nonfinansial dan aspek finansial. Hasil analisis aspek non-finansial menujukkan bahwa usaha Wisata Agro Tambi layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari aspek pasar, teknis, manajemen, hukum dan sosial ekonomi lingkungan yang sesuai dengan kriteria kelayakan dari masing-masing aspek tersebut. Aspek finansial pada penelitian ini terdiri dari tiga skenario. Skenario I yaitu kondisi perusahaan saat ini, skenario II dengan dimanfaatkannya fasilitas mini market, dan skenario III dengan menggunakan modal pinjaman. Berdasarkan aspek finansial pada skenario I diperoleh Net Present Value (NPV) sebesar Rp , nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15,43 persen, nilai Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) sebesar 1,66, dan selama Discounted Payback Period (DPP) 8 tahun 11 bulan. Pada skenario II (pemanfaatan mini market) menghasilkan NPV sebesar Rp , nilai IRR sebesar 15,53, nilai Net B/C besesar 1,67, dan selama DPP 8 tahun. Sedangkan pada skenario III (dengan melakukan pinjaman) diperoleh NPV sebesar Rp , nilai IRR sebesar 17,18 persen, nilai Net B/C sebesar 1,87, dan selama DPP 9 tahun 8 bulan. Hasil analisis aspek finansial menujukkan bahwa skenario I, skenario II dan skenario III Wisata Agro Tambi layak untuk dijalankan. Manfaat yang dihasilkan usaha Wisata Agro Tambi bertambah dengan adanya skenario II. Pada analisis switching value dari masing-masing skenario terdapat dua perubahan, yaitu penurunan penjualan paket wisata dan kenaikan gaji karyawan tetap. Pada skenario I batas maksimum penurunan penjualan paket wisata sebesar 24,87 persen dan kenaikan gaji karyawan sebesar 176,78 persen. Pada skenario II batas maksimum pernurunan penjualan paket wisata sebesar 25,17 persen dan kenaikan gaji karyawan tetap sebesar 177,73 persen. Sedangkan pada skenario III batas maksimum penurunan penjualan paket wisata sebesar 22,35 persen dan kenaikan gaji karyawan tetap sebesar 156,69. Hasil analisis sensitivitas menggunakan metode switching value menujukkan bahwa Wisata Agro Tambi lebih sensitif dalam menghadapi penurunan penjualan paket wisata dibandingkan dengan kenaikan gaji karyawan tetap. iii

4 ANALISIS KELAYAKAN USAHA WISATA AGRO TAMBI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO STEFFI FIKRI H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 iv

5 Judul : Analisis kelayakan Usaha Wisata Agro Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Nama : Steffi Fikri NRP : H Menyetujui, Pembimbing Dra. Yusalina, M.Si NIP Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus:

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Wisata Agro Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Juni 2012 Steffi Fikri H x

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 19 Juni Penulis adalah anak pertama dari Bapak Zulfikri dan Ibunda Agustinis. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDI Al-Ijtihad Tangerang pada tahun 2002 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2005 di SMP Negeri 2 Tangerang. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Negeri 5 Tangerang diselesaikan pada tahun Penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada tahun Selama mengikuti pendidikan penulis pernah aktif dalam organisasi intra kampus yakni Agriaswara dan pernah tergabung dalam beberapa kepanitiaan. Selama menjalankan pendidikan penulis pernah meraih beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA). xi

8 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Wisata Agro Tambi Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan pada aspek nonfinansial dan aspek finansial pada Wisata Agro Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Aspek non-finansial dianalisis meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum serta aspek sosial ekonomi, dan aspek lingkungan. Sedangkan aspek finansal dianalisis dengan menggunakan empat kriteria kelayakan investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Discounted Payback Period (DPP) pada tiga skenario. Skripsi ini diharapkan dapat berguna kepada semua pihak, baik peneliti, pengelola, maupun pembaca. Namun, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Juni 2012 Steffi Fikri xii

9 UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Dra. Yusalina, M.Si sekalu dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Amzul Riffin, SP. MA selaku dosen penguji utama pada saat ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 3. Siti Jahroh, Ph.D selaku dosen penguji departemen pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 4. Dr. Ir. Rr. Henny K Daryanto, M.Si selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan, arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penulis menyelesaikan pendidikan. 5. Segenap staf Departemen Agribisnis atas bantuan, waktu, dan doa yang diberikan kepada penulis selama ini. 6. Mama, Papa tercinta serta keluarga besar yang senantiasa memberikan dukungan cinta kasih dan doa yang tiada henti-hentinya. Semoga karya ini menjadi salah satu persembahan terbaik untuk keluarga tercinta. 7. Bapak Agus Baru, Ibu Titik, dan Bapak Puji beserta Karyawan Wisata Agro Tambi atas segala bantuan, data, dan motivasi yang diberikan selama masa penelitian. 8. Bapak Widi Harsono, Bapak Saptja dan segenap pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo atas segala bantuan dalam kegiatan pengumpulan data selama penelitian. 9. Keluarga Ibu Dwi Lestari atas segala bantuan yang diberikan baik moril maupun materil selama kegiatan penelitian. 10. Anggarini Dianing Safitri, SE dan Emil Fatmala, SE terimakasih atas kebersamaan dalam berbagi suka dan duka selama di agribisnis 45. xiii

10 11. Diki More Sari, Andika Yuli Sutrisno, SE, dan Ratih Kusuma Ningrum, SE atas sarannya dalam penyelesaian skripsi ini. 12. Teman-teman Alkatras Nae, Lista, Cupu, Devi, Muti, Dewi, Widia, dan Nanda. Terima kasih atas kebersamaan yang telah terjalin selama ini dalam suka dan duka, doa dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Seluruh teman-teman agribisnis 45 atas segala canda, tawa, semangat, pembelajaran, dan motivasi yang diberikan kepada penulis selama menjadi bagian dari keluarga besar Agribisnis. Bogor, Juni 2012 Steffi Fikri xiv

11 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 9 II TINJAUAN PUSTAKA III KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Studi Kelayakan Bisnis Teori Biaya dan Manfaat Proyek Aspek Kelayakan Bisnis Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Manajemen dan Hukum Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Aspek Lingkungan Aspek Kelayakan Finansial Analisis Sensitivitas Kerangka Operasional VI METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Analisis Kelayakan Non-Finansial Analisis Kelayakan Finansial Net Present Value (NPV) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Internal Rate of Return (IRR) Payback Period (PP) Analisis Sensitivitas Incremental Net Benefit Asumsi Dasar yang Digunakan V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Profil Perusahaan Profil Wisata Agro Sejarah Perkembangan Wisata Agro Tambi xi xiii xiv xv xv

12 Gambaran Umum Wisata Agro Tambi Gambaran Umum Konsumen VI HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Aspek Non Finansial Aspek Pasar Potensi Pasar Segmenting, Targetting, dan Positioning Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Hasil Analisis Aspek Pasar Aspek Teknis Lokasi dan Tata Letak Fasilitas, Skala, dan Operasional Usaha Penggunaan Teknologi Hasil Analisis Aspek Teknis Aspek Manajemen Struktur Organisasi Tenaga Kerja Hasil Analisis Aspek Manajemen Aspek Hukum Badan Hukum dan Izin Usaha Hasil Analisis Aspek Hukum Aspek Sosial Ekonomi Lingkungan Aspek Sosial Aspek Ekonomi Aspek Lingkungan Hasil Analisis Aspek Sosial Ekonomi... Lingkungan Aspek Finansial Analisis Aspek Finansial Skenario I Arus Penerimaan (Inflow) Arus Pengeluaran (Outflow) Analisis Kelayakan Finansial Analisis Sensitivitas Analisis Aspek Finansial Skenario II Arus Penerimaan (Inflow) Arus Pengeluaran (Outflow) Analisis Kelayakan Finansial Analisis Sensitivitas Analisis Aspek Finansial Skenario III Arus Penerimaan (Inflow) Arus Pengeluaran (Outflow) Analisis Kelayakan Finansial Analisis Sensitivitas VII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA xvi

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Kontribusi Pariwisata terhadap PDB Nasional Tahun Data Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Jawa Tengah Tahun Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah yang Mengalami Peningkatan Kunjungan Pariwisata Tahun Laporan Realisasi Penerimaan dan Tunggakan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Wonosobo dari Sektor Pariwisata Tahun Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Objek Wisata di Kabupaten Wonosobo Tahun Pangsa Pasar Wisata Agro Tambi Tahun Harga Paket Menginap Berdasarkan Tipe Homestay Biaya Reinvestasi Usaha Wisata Agro Tambi Rincian Biaya Tetap Usaha Wisata Agro Tambi Rincian Upah Tenaga Tidak Tetap Biaya Pembelian Sabun dan Shampo per Tahun Biaya Pembelian Shower Cup per Tahun Biaya Sewa Kesenian per Tahun Hasil Laba Rugi Usaha Skenario I Hasil Analisis Kelayakan Finansial Wisata Agro Tambi Hasil Analisis Switching Value Skenario I Pendapatan Mini Market Biaya Modal Mini Market Hasil Laba Rugi Usaha Skenario II Hasil Analisis kelayakan Finansial Skenario II Hasil Analisis Switching Value Skenario II Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Angsuran Setiap Tahun Hasil Laporan Laba Rugi Usaha Skenario III... 82

14 25. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Skenario III Hasil Analisis Switching Value Skenario III xiv

15 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Tujuan Pengunjung Mancanegara Datang Ke Indonesia Tahun Perkembangan Wisatawan Domestik Tahun Hubungan Antara NPV dan IRR Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Wisata Agro Tambi Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Alur Operasional Kegiatan Usaha Wisata Agro Tambi Struktur Organisasi Wisata Agro Tambi... 58

16 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Penjualan Paket Wisata Tahun Nilai Sisa Investasi Usaha Wisata Agro Tambi Biaya Investasi Wisata Agro Tambi Biaya Konsumsi Wisatawan Tahun Laporan Laba Rugi Wisata Agro Tambi Skenario I Arus Kas (Cash Flow) Wisata Agro Tambi Skenario I Laporan Laba Rugi Wisata Agro Tambi Skenario II Arus Kas (Cash Flow) Wisata Agro Tambi Skenario II Laporan Laba Rugi Wisata Agro Tambi Skenario III Arus Kas (Cash Flow) Wisata Agro Tambi Skenario III Cash Flow Analisis Switching Value Skenario I (Penurunan Penjualan Paket Wisata 32,64%) Cash Flow Analisis Switching Value Skenario I (Kenaikan Gaji Karyawan Tetap 251,28%) Cash Flow Analisis Switching Value Skenario II (Penurunan Penjualan Paket Wisata 32,95%) Cash Flow Analisis Switching Value Skenario II (Kenaikan Gaji Karyawan Tetap 253,72%) Cash Flow Analisis Switching Value Skenario III (Penurunan Penjualan Paket Wisata 31,94%) Cash Flow Analisis Switching Value Skenario III (Kenaikan Gaji Karyawan Tetap 227,02%) Peta Perjalanan Menuju Wisata Agro Tambi Layout Wisata Agro Tambi Dokumentasi Penelitian

17 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang sangat beragam dan melimpah yang dapat dijadikan sebagai keunggulan bagi perekonomian bangsa. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan wisata dunia dan memiliki sektor pariwisata yang mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Potensi tersebut didukung oleh kekayaan sumberdaya alam, seni budaya, dan adat istiadat. Pada perkembangannya, Indonesia selalu diramaikan oleh banyaknya wisatawan mancanegara yang turut memberikan sumbangan devisa bagi Indonesia dari sektor pariwisata. Gambar 1 menunjukkan data jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia pada periode Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa kontribusi pariwisata terhadap devisa negara cenderung fluktuatif. Hal ini disebabkan karena adanya isu terorisme yang berawal dari kasus pemboman yang terjadi di Bali pada akhir tahun Isu ini semakin santer ketika kasus pengeboman lain mulai terjadi beberapa kali, tidak hanya di Bali tetapi juga Jakarta. Isu mengenai terorisme ini

18 membawa dampak yang cukup besar bagi perekonomian khususnya dalam bidang pariwisata. Hal ini menyebabkan turunnya jumlah wisatawan, sehingga perolehan devisa negara cenderung menurun. Namun, karena gencarnya pemerintah melakukan promosi di bidang pariwisata, maka perolehan devisa meningkat dari tahun 2006 hingga sekarang. Tujuan pengunjung datang ke Indonesia berbedabeda, dapat dilihat pada Gambar 2. Lainnya 9,60% Bisnis 31,17% Liburan 59,23% Gambar 2. Tujuan Pengunjung Mancanegara Datang ke Indonesia Tahun 2010 Sumber : Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2010) Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa sebagian besar pengunjung mancanegara datang ke Indonesia memiliki tujuan untuk berlibur yaitu sebanyak 59,23 persen dari total pengunjung mancanegara. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata sangat potensial untuk dikembangkan. Selanjutnya, pada Gambar 3 disajikan pula data perkembangan wisatawan domestik pada periode

19 Gambar 3. Perkembangan Wisatawan Domestik Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan terus meningkat selama selang waktu Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata terus berkembang dan meningkat selama periode dan diperkirakan akan terus meningkat karena masih banyak sektor pariwisata yang belum dimanfaatkan secara optimal. Sektor pariwisata memberikan efek ganda (multiplier effect) karena mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, sehingga memberikan distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Selain memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat sekitar, sektor pariwisata juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional dan daya serap lapangan kerja di sektor industri pariwisata. Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan, bahwa kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional terus meningkat sejak tahun 2004 sampai Tabel 1 menunjukkan kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional. 3

20 Tabel 1. Kontribusi Pariwisata terhadap PDB Nasional Tahun Uraian/ Tahun Kontribusi terhadap PDB (Rp triliyun) Total PDB (Rp triliyun) Persentase kontribusi terhadap total PDB (%) 113,78 146,80 143,62 169, , , , ,40 5,01 5,27 4,30 4,29 Sumber: BAPPENAS (2008) Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa kontribusi nilai pariwisata terhadap PDB nasional terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2007, persentase kontribusi pariwisata turun tipis menjadi 4,29 persen bila dibandingkan dengan total PDB nasional, meskipun jumlah kontribusi pariwisata tetap naik dari tahun sebelumnya menjadi Rp 169,67 triliyun. Hal ini membuktikan bahwa sektor pariwisata terus berkembang setiap tahunnya. Pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara dalam pengembangan suatu daerah. Pengembangan pariwisata ini tidak terlepas dari adanya sumberdaya alam maupun sumberdaya buatan sebagai potensi daerah yang dimilikinya. Potensi daerah tersebut merupakan salah satu sumber aset wisata yang menjadi unggulan baik berupa keindahan alam, peninggalan budaya masa lampau maupun dari komoditas unggulan yang dimiliki daerah tersebut. Berbagai daerah di Indonesia memiliki keunggulan wisata tersendiri, seperti wisata budaya, wisata alam, wisata pedesaan maupun wisata agro (agrowisata). Beberapa tahun terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Konsumsi jasa dalam bentuk wisata bagi sebagian masyarakat negara maju dan masyarakat Indonesia telah menjadi suatu kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan, gaya hidup, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia sehingga preferensi dan motivasi wisatawan berkembang secara dinamis. Saat ini, masyarakat memiliki kecenderungan memenuhi kebutuhan sekunder dalam bentuk menikmati udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik menunjukkan peningkatan 4

21 yang pesat. Kecenderungan ini membuktikan bahwa tingginya permintaan terhadap agrowisata dan sekaligus sebagai peluang bagi pengembangan produkproduk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian. Agrowisata merupakan suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan lokasi atau kawasan dan sektor pertanian mulai dari awal sampai dengan produk pertanian dalam berbagai sistem, skala, dan bentuk sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pemahaman, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian (Deptan 2008). Agrowisata bukan hanya merupakan usaha dibidang jasa, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk-produk pertanian, media dalam bidang edukasi, peluang dalam pengembangan diversifikasi produk agribisnis, serta dapat membantu dalam pengembangan daerah. Agrowisata memiliki prospek yang cerah, karena masyarakat di jaman sekarang ini semakin membutuhkan sarana rekreasi yang alami dan bebas dari polusi udara. Indonesia memiliki banyak wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata khususnya Agrowisata, salah satunya adalah provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Tengah, jumlah wisatawan pengunjung obyek wisata di Jawa Tengah mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga Tabel 2 menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Tengah. Tabel 2. Data Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Jawa Tengah Tahun Kategori 2008 (orang) 2009 (orang) Pertumbuhan (%) Wisatawan mancanegara Wisatawan domestik , ,28 Jumlah ,18 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah (2010) Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik meningkat dari tahun 2008 hingga Total 5

22 wisatawan pada tahun 2009 sebesar Jumlah tersebut mewakili 17,3 % dari jumlah total keseluruhan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berjumlah orang (BPS 2010). Hal ini membuktikan bahwa provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata yang cukup besar. Tabel 3 menunjukkan 11 kota di Jawa Tengah yang mengalami peningkatan signifikan dalam hal pariwisata. Tabel 3. Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah yang Mengalami Peningkatan Kunjungan Pariwisata Tahun Kota Cilacap Purbalingga Kebumen Wonosobo Magelang Sragen Kudus Jepara Demak Pemalang Tegal Sumber: Disbudpar Provinsi Jawa Tengah (2009) Berdasarkan Tabel 3, salah satu kota di Jawa Tengah yang mengalami peningkatan dalam sektor pariwisata adalah Kabupaten Wonosobo. Berdasarkan data Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wonosobo merupakan salah satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dan termasuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Pada Kabupaten Wonosobo terdapat beberapa tempat wisata seperti Dieng, Telaga Warna, Kawah, Candi dan Wisata Agro Tambi. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbang cukup besar bagi pendapatan daerah Wonosobo. Tabel 4 menunjukkan realisasi penerimaan dan tunggakan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata di Kabupaten Wonosobo pada tahun

23 Tabel 4. Laporan Realisasi Penerimaan dan Tunggakan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Wonosobo dari Sektor Pariwisata Tahun Tahun Anggaran (Rp) Realisasi Penerimaan (Rp) Sisa Lebih/kurang (Rp) Persentase Lebih/kurang (%) , , , , ,45 Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo (2012), (diolah) Pada Tabel 4 terlihat bahwa pemerintah daerah selalu meningkatkan anggarannya khususnya sektor pariwisata setiap tahun. Realisasi penerimaan pendapatan daerah dari sektor pariwisata yang didapat melebihi anggaran yang telah ditetapkan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Wonosobo. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan dan akan memberikan dampak yang positif bagi daerah jika dikelola dengan baik. Wisata Agro Tambi merupakan salah satu tempat wisata yang diminati oleh para wisatawan yang berkunjung ke Wonosobo. Wisata Agro ini terletak di Desa Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Perkebunan teh yang terhampar luas dan berada di lereng Gunung Sindoro, mempunyai ketinggian m diatas permukaan laut dan memiliki suhu udara rata-rata minimal 15 º C dengan suhu maksimal 24 º C. Agrowisata Tambi memiliki perkebunan teh dan dilengkapi oleh beberapa fasilitas seperti home stay, taman bermain, dan pabrik teh. Kegiatan yang dilakukan diantaranya berkeliling berjalan (tea walk) menelusuri kebun teh, dengan menikmati pemandangan. Pengunjung juga bisa mendapatkan penjelasan mengenai agronomi, pengolahan dan pemasaran teh Perumusan Masalah Wisata Agro Tambi merupakan suatu bentuk cabang usaha dari PT Tambi. Wisata Agro Tambi ini terletak di Desa Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Wisata Agro Tambi ini telah berdiri selama 11 7

24 tahun. Produk yang ditawarkan di wisata agro ini berupa jasa. Harga paket wisata yang ditawarkan di wisata agro ini bermacam-macam sesuai dengan fasilitas yang akan didapatkan oleh pengunjung. Fasilitas yang ditawarkan oleh Wisata Agro Tambi antara lain tea walk, wisata kebun dan pabrik, ruang pertemuan, home stay, jamuan makanan tradisional dan teh, outbound, serta fasilitas tambahan seperti musik dan tarian tradisional. Jika ingin menikmati agrowisata ini pengunjung harus datang bersama rombongan dengan jumlah minimal sepuluh orang sesuai dengan paket yang tersedia. Melihat kondisi usaha saat ini, maka dilakukan analisis kelayakan usaha (skenario I) untuk melihat apakah usaha yang sudah berjalan ini layak untuk dijalankan. Saat ini Wisata Agro Tambi memiliki berbagai fasilitas, fasilitas ini bukan hanya terkait dengan kegiatan utama dari wisata agro saja, tetapi Wisata Agro Tambi ini juga memiliki fasilitas yang menunjang kegiatan utama dari wisata agro. Wisata Agro Tambi memiliki mini market yang menjual berbagai macam oleh-oleh, seperti kaos berlogo Tambi, penutup kepala, slayer, teh, dan berbagai makanan khas Wonosobo. Namun, sejauh ini mini market tersebut tidak dikelola dengan baik oleh pihak Wisata Agro Tambi. Wisata Agro Tambi menyediakan mini market ini hanya sekedar sebagai fasilitas bagi wisatawan yang ingin berbelanja oleh-oleh ketika berkunjung ke wisata agro ini, sehingga mereka tidak memperoleh pendapatan dari hasil penjualan produk mini market tersebut. Adanya peluang untuk mendapatkan tambahan manfaat ini belum dimanfaatkan dengan baik oleh Wisata Agro Tambi. Oleh karena itu, untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang didapat jika mini market tersebut dikelola langsung oleh perusahaan diperlukan analisis kelayakan usaha dengan metode Incremental Net Benefit (skenario II). Melihat kondisi perekonomian sekarang ini, untuk mendirikan suatu usaha dengan biaya yang cukup besar, kecil kemungkinan menggunakan modal sendiri. Agar dapat mengetahui manfaat yang diperoleh jika melakukan pinjaman, maka dilakukan analisis kelayakan usaha dengan skenario pinjam (skenario III). Selain itu, di dalam lingkungan usaha juga terdapat beberapa ketidakpastian berupa perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dan akan mempengaruhi kelayakan usaha ini. Perubahan tersebut antara lain penurunan penjualan paket wisata dan 8

25 kenaikan gaji karyawan tetap. Penurunan penjualan paket ini disebabkan oleh penurunan jumlah kunjungan yang dapat terjadi jika terdapat isu bencana alam melihat letak Wisata Agro Tambi ini yang berada di bawah lereng gunung. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan studi kelayakan usaha dalam melakukan penilaian terhadap aspek-aspek usaha baik aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, sosial ekonomi lingkungan, maupun finansial. Studi kelayakan usaha juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana kelayakan usaha Wisata Agro Tambi dilihat dari aspek nonfinansial? 2) Bagaimana kelayakan usaha Wisata Agro Tambi dari aspek finansial? 3) Bagaimana sensitivitas usaha Wisata Agro Tambi apabila terjadi penurunan penjualan paket wisata dan kenaikan gaji karyawan tetap menggunakan switching value? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis kelayakan usaha Wisata Agro Tambi dilihat dari aspek nonfinansial. 2) Menganalisis kelayakan usaha Wisata Agro Tambi dari aspek finansial. 3) Menganalisis sensitivitas usaha Wisata Agro Tambi jika mengalami penurunan penjualan paket wisata dan kenaikan gaji karyawan tetap Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1) Perusahaan, sebagai informasi bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam mempertahankan posisi perusahaan pada tempat yang kompetitif dalam industri pariwisata 2) Pembaca, diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi pelaku usaha dan pemerintah dalam mengembangkan usaha sejenis serta dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. 9

26 II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara dilakukan perorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. 1 Pengertian lain dari pariwisata dikemukakan oleh Scheneider (1993) yang diacu dalam Nugroho (2010) bahwa pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan oleh seseorang menuju suatu tempat di luar lokasi pekerjaan dan tempat tinggalnya dengan tujuan menikmati aktivitas dan fasilitas yang diperoleh dari tempat tujuannya tersebut. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Menurut Dimyati (2004), industri pariwisata adalah suatu industri yang sangat penting karena menghasilkan devisa, menimbulkan transaksi triliyunan rupiah, menciptakan lapangan pekerjaan, serta mendorong pertumbuhan produk. Pariwisata memiliki banyak manfaat antara lain dapat meningkatkan lapangan kerja, dapat meningkatkan penghasilan bagi masyarakat, meningkatkan pendapatan daerah, dan menanamkan rasa cinta tanah air budaya dan bangsa. Sektor pariwisata juga mempunyai peranan penting dalam menunjang perekonomian nasional (Nugroho 2010). Manfaat lain yang muncul dari industri pariwisata dapat terlihat pula dari segi budaya. Seiring dengan pesatnya perkembangan industri pariwisata maka akan membawa pemahaman antar budaya melalui interaksi pengunjung dengan masyarakat lokal di sekitar lokasi wisata. Menurut Salah (2003) yang diacu dalam Qadarrochman (2010) pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. 1) Ekonomi Priwisata, Sejarah dan Prospeknya [5 Februari 2012]

27 Faktor-faktor yang mendukung sektor pariwisata di Indonesia antara lain karena memiliki banyak objek pariwisata di berbagai daerah, memiliki alam yang sangat indah, memiliki berbagai peninggalan sejarah, memiliki berbagai budaya yang unik, serta masyarakat yang ramah. 2 Salah satu jenis pariwisata yang menjadi trend saat ini adalah wisata agro (Agrowisata). Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Menurut Subowo (2002), agrowisata merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung di tempat wisata. Wisata agro bukan semata merupakan usaha dibidang jasa yang menjual jasa bagi pemenuhan konsumen akan pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk pertanian, menjadi media pendidikan masyarakat, memberikan signal bagi peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis dan berarti pula dapat menjadi kawasan pertumbuhan baru wilayah. 3 Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumberdaya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Salah satu strategi untuk meningkatkan nilai jual produk-produk pertanian dapat dengan cara menjadikan produk-produk pertanian menjadi bagian dari agrowisata daerah. Melalui pengembangan agrowisata ini akan banyak sekali tenaga kerja di desa dan kota dapat diberdayakan (pengembangan ekonomi kreatif), menumbuhkan kecintaan generasi muda perkotaan ke dunia pertanian, citra pertanian semakin menguat. 4 Agrowisata merupakan salah satu bisnis yang berkembang saat ini, oleh karena itu diperlukan analisis kelayakan untuk mengidentifikasi apakah bisnis tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. 2) Manfaat Periwisata [5 Februari 2012] 3) Strategi Pengembangan Wisata Agro di Indonesia [5 Februari 2012] 4) Harus!!! Pengembangan Wisata Agri di Indonesia [6 Februari 2012] 11

28 Analisis kelayakan suatu usaha dapat dilihat melalui dua aspek yaitu aspek finansial dan non-finansial. Aspek finansial dapat dianalisis melalui kriteria kelayakan investasi seperti NPV, IRR, Net B/C, Payback Period, serta analisis sensitivitas. Sedangkan analisis non-finansial dapat dilakukan dengan mengkaji aspek pasar, aspek teknis, aspek menejemen dan hukum, aspek ekonomi-sosialbudaya, serta aspek lingkungan. Menurut Nugroho (2010) dan Ferdiansyah (2010), kelayakan agrowisata layak berdasarkan aspek non-finansial hal ini dapat dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek sosial ekonomi lingkungan. Namun dalam penelitian Mahaputriana (2006), kelayakan berdasarkan aspek nonfinansial hanya dilihat dari aspek teknis dan aspek pasar saja. Sedangkan analisis kelayakan finansial dalam penelitian Nugroho (2010), Ferdiansyah (2010) dan Mahaputriana (2006) menggunakan empat kriteria investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C, serta Payback Period. Hasil menunjukkan bahwa usaha agrowisata layak secara finansial karena sesuai dengan empat kriteria tersebut. Nugroho (2010) melakukan analisis kelayakan finansial pada Agrowisata Kampung Budaya Sindang Barang dengan membagi menjadi dua skenario. Skenario pertama dikaji berdasarkan kondisi usaha saat ini tanpa adanya pengembangan usaha, sedangkan skenario kedua dikaji dengan asumsi ada pengembangan usaha. Pada penelitian Ferdiansyah (2010) kelayakan finansial Agrowisata Markisa dianalisis dalam lima skenario. Pada skenario pertama perusahaan mengalami kondisi perubahan harga jual produk, skenario kedua perusahaan mengalami perubahan penerimaan manfaat proyek, skenario ketiga perusahaan mengalami perubahan dalam hal budidaya yaitu kenaikan harga input, pada skenario keempat perusahaan mengalami penyusutan produk, dan pada skenario kelima perusahaan mengalami penurunan jumlah pengunjung. Analisis finansial Taman Agrowisata Bukit Ganjau yang dilakukan oleh Mahaputriana (2006) menggunakan empat skenario. Dalam penelitian ini kondisi perusahaan pada skenario pertama terjadi penurunan produksi, kondisi perusahaan pada skenario kedua terjadi perubahan harga bahan bakar, kondisi perusahaan pada skenario ketiga terjadi perubahaan jumlah pengunjung, dan kondisi pada skenario keempat perusahaan terjadi perubahan waktu penerimaan manfaat 12

29 proyek. Analisis kelayakan juga memerlukan analisis sensitivitas untuk melihat pengaruh perubahan kondisi terhadap kelayakan suatu usaha. Pada penelitian Nugroho (2010), Mahaputriana (2006), dan Ferdiansyah (2010) analisis sensitivitas dilakukan menggunakan switching value (nilai pengganti). Hasil dari switching value menunjukkan perubahan maksimal yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Penelitian terdahulu merupakan referensi dan acuan bagi penelitian saat ini. Hal yang berbeda dalam penelitian yang akan dilakukan saat ini adalah lokasi, waktu dan kondisi. Lokasi yang dipilih pada penelitian saat ini adalah Wisata Agro Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini mencakup seluruh aspek dalam mengukur kelayakan suatu bisnis baik finansial maupun nonfinansial. Aspek finansial meliputi NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Periode. Sedangkan aspek non-finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi dan budaya, dan aspek lingkungan. 13

30 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Studi Kelayakan Bisnis Perusahaan merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa sehingga dapat dikonsumsi oleh manusia. Untuk menghasilkan barang yang siap dikonsumsi oleh manusia, perusahaan memerlukan bahan-bahan dan faktor pendukung seperti bahan baku, tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan yang mendukung kegiatan proses produksi. Oleh karena itu, perusahaan harus membayar biaya produksi tersebut. Hasil dari kegiatan produksi berupa barang atau jasa inilah yang akan dipasarkan untuk memperoleh kembali biaya yang telah dikeluarkan dan untuk memperoleh keuntungan. Begitu pun dengan bisnis, bisnis merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan harapan akan mendapatkan benefit. Sektor pertanian merupakan lahan yang potensial dalam membangun pertumbuhan perekonomian nasional terutama kegiatan bisnis pada sektor agribisnis. Gittinger (2008) mengungkapkan bahwa kegiatan pertanian merupakan suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barangbarang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan setelah beberapa periode waktu. Pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa investasi sangatlah diperlukan dalam menjalankan sebuah bisnis. Studi kelayakan bisnis merupakan suatu analisis mengenai suatu kegiatan investasi apakah memberikan manfaat atau tidak bila dijalankan (Nurmalina et al. 2010). Studi kelayakan juga merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit (Ibrahim 2009). Peranan studi kelayakan dalam berbagai kegiatan usaha adalah dapat mengetahui seberapa jauh gagasan usaha yang akan dijalankan maupun yang sedang berjalan mampu menghasilkan manfaat serta prospeknya di masa yang

31 akan datang (Ibrahim 2009). Studi kelayakan bisnis dapat juga berperan dalam memperoleh pinjaman dana dari para investor. Bagi penanam modal, studi kelayakan merupakan gambaran mengenai usaha baik yang akan dijalankan maupun yang sedang berjalan dan melalui studi kelayakan mereka dapat mengetahui prospek usaha dan kemungkinan keuntungan yang akan diterima. Selain itu, studi kelayakan bisnis juga dapat berperan sebagai alat yang dapat digunakan sebagai penunjang dalam melakukan penilaian terhadap bisnis-bisnis baru, pengembangan bisnis, serta dapat digunakan untuk menilai manfaat yang dihasilkan bagi perekonomian nasional. Tujuan kelayakan bisnis merurut Kasmir dan Jakfar (2009) adalah : 1. Menghindari risiko kerugian Sebuah bisnis mengandung ketidakpastian, untuk menghindari adanya risiko kerugian di masa akan datang maka dilakukan analisis kelayakan usaha. 2. Memudahkan perencanaan Jika apa yang akan terjadi di masa yang akan datang sudah dapat diramalkan maka akan memudahkan dalam perencanaan sebuah usaha. Perencanaan dapat meliputi jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha akan dijalankan, dimana lokasi usaha akan dibangun, siapa saja yang menjalankan, bagaimana cara menjalankannya, berapa keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana cara mengatasi jika terjadi penyimpangan. 3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan Dengan adanya perencanaan bisnis yang telah disusun akan memudahkan pelaksanaan bisnis. Pekerjaan akan dilakukan secara sistematik, karena para pelaksananya telah memiliki pedoman sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. 4. Memudahkan pengawasan Dengan telah dilaksanakannya usaha sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan agar dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari apa yang telah direncanakan. 15

32 5. Memudahkan pengendalian Apabila terjadi penyimpangan maka akan mudah terdeteksi, sehingga dapat dilakukan pengendalian agar tujuan perusahaan tetap tercapai Teori Biaya dan Manfaat Proyek Proyek adalah suatu rangkaian aktivitas yang direncanakan untuk mendapatkan manfaat dalam jangka waktu tertentu. Manfaat proyek merupakan penerimaan yang dihasilkan suatu proyek sebelum dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan (Ibrahim 2009). Menurut Nurmalina et al (2010) manfaat proyek terdiri dari tiga macam yaitu (1) tangible benefit, (2) indirect benefit, (3) intangible benefit. Tangible benefit adalah manfaat yang secara nyata dapat dirasakan langsung. Umumnya manfaat ini ditimbulkan karena adanya peningkatan produksi, perbaikan kualitas produk, perubahan waktu dan lokasi penjualan, dan perubahan bentuk produk. Indirect benefit merupakan manfaat yang dirasakan di luar bisnis sehingga mempengaruhi keadaan eksternal di luar bisnis. Sedangkan intangible bisnis adalah manfaat yang tidak nyata yang ditimbulkan akibat adanya suatu usaha. Manfaat yang dihasilkan oleh suatu usaha tidak terlepas dari adanya biaya untuk menghasilkan manfaat tersebut. Biaya tersebut terdiri dari biaya modal, biaya operasional serta biaya lainnya seperti bunga pinjaman dan pajak Aspek Kelayakan Bisnis Aspek yang diteliti dalam studi kelayakan suatu usaha meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi an budaya, aspek lingkungan dan finansial. Masing-masing aspek tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu dengan yang lain. Bila salah satu aspeknya kurang memenuhi kriteria kelayakan perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan (Nurmalina et al. 2010) Aspek Pasar Pasar dan pemasaran merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Setiap ada kegiatan pasar selalu diiringi oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran bertujuan untuk mencari atau menciptakan pasar (Kasmir dan Jakfar 2009). Pasar adalah titik bertemunya antara permintaan dan 16

33 penawaran. Sedangkan pemasaran merupakan upaya untuk menjual produk dan menciptakan pasar dengan tujuan memperoleh keuntungan. Aspek pasar penting untuk dikaji dalam sebuah studi kelayakan usaha. Walaupun suatu usaha tersebut layak untuk dikembangkan jika dilihat dari aspek teknis, manajemen, lingkungan dan keuangan, namun jika produk yang dihasilkan tidak mampu diserap oleh pasar maka tidak ada artinya usaha tersebut dikembangkan. Daya serap pasar merupakan peluang pasar yang dapat dimanfaatkan dalam memasarkan hasil produksi dari usaha yang direncanakan. Untuk menganalisis daya serap pasar umumnya dapat dilihat dari : 1. Permintaan Permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Menurut Kasmir dan Jakfar (2009) faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang dan jasa adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, pendapatan, selera, jumlah penduduk, dan faktor khusus (akses). Permintaan akan terjadi jika didukung oleh kemampuan yang dimiliki konsumen untuk mengkonsumsi serta adanya akses untuk memperoleh barang dan jasa. 2. Penawaran Penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan produsen kepada konsumen dengan tingkat harga tertentu. Adapun faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang atau jasa antara lain adalah harga dari barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, teknologi, biaya produksi, tujuan perusahaan, serta akses (Kasmir dan Jakfar 2009). 3. Market Space dan Market Share Market Space adalah peluang pasar (market potensial) yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Sedangkan market share merupakan bagian yang dapat diambil oleh gagasan suatu usaha yang direncanakan. Jika market space tidak tersedia maka suatu perusahaan tidak akan mendapatkan market share. Market share sangat bergantung pada masing-masing perusahaan melakukan persaingan (Ibrahim 2009). 17

34 4. Segmenting, Targetting, dan Positioning Segmenting adalah suatu proses membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda. Hal ini perlu dilakukan mengingat dari perbedaan keinginan dan kebutuhan dari setiap konsumen. Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan geografis, demografis, serta psikografis. Setelah melakukan segmentasi pasar, maka perusahaan dapat menentukan pasar mana yang paling berpotensi untuk dimasuki (market targetting). Sedangkan positioning merupakan kegiatan menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar (Kasmir dan Jakfar 2009). 5. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Bauran pemasaran meliputi tujuh aspek yaitu produk (product), harga (price), distribusi (place), promosi (promotion), personil (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process) Aspek Teknis Menurut Nurmalina et al. (2010) aspek teknis adalah aspek yang berkaitan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun. Aspek ini mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan teknis dan operasi yaitu lokasi bisnis, skala usaha, proses produksi, layout, serta pemilihan teknologi Aspek Manajemen dan Hukum Menurut Ibrahim (2009), fungsi dari manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pengarahan pekerjaan, dan pelaksanaan pengawasan. Aspek manajemen mempelajari tentang bentuk badan usaha yang dipilih, struktur organisasi perusahaan, job desk dari masing-masing karyawan sesuai dengan jabatan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, serta sistem penggajian tenaga kerja dari perusahaan tersebut. Sedangkan aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan hukum usaha yang digunakan serta perijinannya. Aspek hukum dapat mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat bekerja sama dengan pihak lain. 18

35 Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang dinilai adalah seberapa besar suatu bisnis memiliki dampak sosial, ekonomi, dan budaya baik terhadap pemerintah pada umumnya maupun masyarakat khususnya. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dapat berupa peningkatan pendapatan rumah tangga, meningkatkan perekonomian pemerintah baik lokal maupun regional, serta mampu berkontribusi terhadap pengembangan wilayah di sekitar perusahaan. Dampak sosial dengan adanya suatu usaha antara lain meliputi adanya perubahan demografi dan perubahan kesehatan masyarakat. Sedangkan dampak terhadap budaya dengan adanya suatu usaha antara lain meliputi perubahan adat istiadat, nilai dan norma budaya setempat, perubahan warisan budaya, serta perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha (Kasmir dan Jakfar 2009) Aspek Lingkungan Pada aspek ini yang diamati adalah pengaruh suatu usaha terhadap lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini terkait dengan udara, air, darat yang pada akhirnya berdampak pada kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang ada. Analisis ini dilakukan untuk mengamati dampak rencana usaha terhadap kegiatan yang sudah ada maupun dampak kumulatif dari rencana usaha dan kegiatan yang sudah ada terhadap lingkungan (Kasmir dan Jakfar 2009) Aspek Kelayakan Finansial Analisis dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa saja yang diperlukan dan seberapa besar biaya tersebut, mengetahui besarnya pendapatan yang akan diterima serta mengetahui seberapa lama investasi yang ditanam akan kembali. Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu usaha ditinjau dari aspek finansial dapat diukur dengan beberapa kriteria. Kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi adalah: 1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) menunjukkan manfaat bersih yang diterima suatu usaha selama umur bisnis pada tingkat suku bunga tertentu. Suatu bisnis 19

36 dikatakan layak jika penerimaan yang didapat lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Tiga kriteria kelayakan berdasarkan NPV yaitu: 1) NPV > 0, berarti secara finansial proyek layak dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biaya. 2) NPV = 0, berarti secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan 3) NPV < 0, berarti secara finansial proyek tidak layak dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan. 2. Net Benefit Ratio (Net B/C) Net Benefit Ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positifdengan manfaat bersih yang bernilai negatif (Nurmalina et al. 2010). Kriteria ini menunjukkan besarnya manfaat yang didapat terhadap satu satuan biaya yang diinvestasikan. Jika diperoleh nilai net B/C lebih besar sama dengan satu maka dapat disimpulkan bahwa proyek layak untuk dilaksanakan, tetapi jika net B/C kurang dari satu maka dapat disimpulkan bahwa proyek tidak layak untuk dilaksanakan. 3. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net present value sama dengan nol. Analisis kelayakan berdasarkan kriteria IRR menunjukkan seberapa besar pengembalian terhadap investasi yang ditanamkan. Sebuah bisnis dikatakan layak jika nilai IRR lebih besar dari discount rate yang berlaku. Begitu pun sebaliknya, apabila nilai IRR lebih kecil daripada discount rate yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Menurut Nurmalina et al. (2010) tingkat discount rate yang lebih rendah akan menghasilkan NPV yaang bernilai positif, sedangkan discount rate yang lebih tinggi akan menghasilkan NPV yang bernilai negatif. Gambar 4 menunjukkan hubungan antara NPV dengan IRR. 20

37 NPV IRR 0 i = Discount Rate (%) Gambar 4. Hubungan Antara NPV dan IRR Sumber: Nurmalina, et all (2010) 4. Payback Period Payback Period merupakan kriteria investasi yang dapat mengukur seberapa cepat investasi kembali. Semakin kecil nilai dari Payback Period semakin baik, karena menunjukkan bahwa pengembalian terhadap investasi semakin cepat. Hal ini juga membuktikan perputaran modal perusahaan tersebut semakin lancar. Semakin cepat pengembalian investasi maka semakin mudah dalam pergantian aset baru. Discounted Payback Period (DPP) juga merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur periode pengembalian investasi dengan menggunakan manfaat bersih yang telah dikalikan dengan tingkat suku bunga (Discount Rate) Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengkaji kembali analisis kelayakan usaha yang telah dilakukan. Menurut Gittinger (2008) analisis sensitivitas merupakan perlakuan terhadap ketidakpastian. Tujuan analisis ini adalah menilai apa yang terjadi dengan hasil analisis kelayakan usaha jika terjadi perubahan keadaan. Gittinger (2008) juga mengungkapkan bahwa suatu variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai pengganti (switching value). Switching value ini merupakan kegiatan analisis yang mencoba melihat seberapa besar perubahan maksimum yang dapat mempengaruhi kelayakan suatu usaha. 21

38 3.2. Kerangka Operasional Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya ketertarikan masyarakat terhadap sektor pariwisata yang terus meningkat. Pariwisata dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Indonesia sebagai salah satu negara tujuan wisata juga turut merasakan dampak positif kenaikan jumlah wisatawan tersebut. Seiring dengan perubahan budaya, sebagian besar masyarakat Indonesia menjadikan wisata sebagai suatu kebutuhan. Salah satu jenis objek wisata yang banyak diminati oleh masyarakat adalah agrowisata. Kecenderungan ini merupakan signal tingginya permintaan akan agrowisata dan sekaligus menjadi peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik. Wisata Agro Tambi merupakan suatu bentuk cabang usaha dari PT Tambi. PT Tambi berusaha mengembangkan potensi keindahan dan daya tarik alam perkebunan sebagai wisata agro dengan nama Wisata Agro Tambi. Wisata Agro ini merupakan suatu bentuk perluasan atau diversifikasi usaha dari PT Tambi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani, memberikan kontribusi pendapatan bagi perusahaan sekaligus melestarikan sumberdaya lahan yang ada. Wisata Agro Tambi ini memiliki fasilitas yang belum dimanfaatkan secara optimal, oleh karena itu diperlukan analisis kelayakan untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang diberikan jika fasilitas tersebut dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, sebagai suatu bentuk cabang bisnis yang sedang berkembang, maka Wisata Agro Tambi memerlukan penilaian terhadap aspek-aspek kelayakan bisnisnya. Studi kelayakan usaha digunakan untuk menganalisis kelayakan pada usaha yang baru dibentuk atau apabila terjadi pengembangan usaha yang membutuhkan investasi baru (Kasmir dan Jakfar 2009). Studi kelayakan usaha juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan usaha, baik menolak atau menerima rencana usaha, dan mempertahankan atau menghentikan usaha yang sudah ada (Nurmalina et al. 2009). 22

39 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha Wisata Agro Tambi. Terdapat dua aspek yang akan diteliti, yaitu aspek non-finansial dan aspek finansial. Aspek aspek non-finansial yang diteliti meliputi aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial ekonomi budaya, dan aspek lingkungan. Aspek pasar dapat dilihat dari permintaan, penawaran, market space dan market space, segmenting-targeting-positioning, dan bauran pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Aspek teknis dapat dilihat dari lokasi bisnis, skala usaha, proses produksi, layout, serta pemilihan teknologi yang digunakan oleh Wisata Agro Tambi. Aspek manajemen dan hukum dapat dilihat dari bentuk badan hukum usaha, struktur organisasi perusahaan, job desk masing-masing karyawan, jumlah tenaga kerja, dan sistem penggajian tenaga kerja. Pada aspek sosial ekonomi dan budaya, hal yang akan diteliti adalah dampak ekonomi, sosial, budaya yang ditimbulkan dengan adanya usaha Wisata Agro Tambi baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Pada aspek lingkungan hal yang dapat dilihat adalah pengaruh kegiatan yang dilakukan oleh Wisata Agro Tambi terhadap lingkungan. Sedangkan aspek finansial yang diteliti menggunakan kriteria NPV, IRR, Net B/C, Payback Period, dan analisis sensitivitas menggunakan metode switching value. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada perusahaan Wisata Agro Tambi dan menilai manfaat yang dihasilkan dari usaha agrowisata tersebut. Diagram kerangka alir pemikiran dapat dilihat pada Gambar 5. 23

40 Kekayaan alam Indonesia yang melimpah Meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap sektor pariwisata Agrowisata menjadi tren dalam industri pariwisata Wisata AgroTambi sebagai salah satu objek wisata berbasiskan lingkungan di Kabupaten Wonosobo Wisata AgroTambi memiliki berbagai fasilitas, namun ada satu fasilitas yang belum dikelola secara maksimal. Analisis Kelayakan Nonfinansial: Aspek pasar (permintaan, penawaran, STP, market space, market share, dan marketing mix) Aspek teknis (lokasi bisnis, skala usaha, proses produksi, layout, teknologi) Aspek manajemen dan hukum (badan usaha, struktur organisasi, job desk, jumlah tenaga kerja, sistem upah) Aspek sosial, ekonomi, dan budaya (dampak usaha terhadap bidang ekonomi, sosial, dan budaya) Aspek lingkungan (pengelolaan limbah) Analisis Kelayakan Finansial 1. Keuntungan 2. Pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanam 3. Sensitivitas (switching value) LAYAK TIDAK LAYAK Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Wisata Agro Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo 24

41 VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bisnis di bidang pariwisata mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan di Wonosobo dan Wisata Agro Tambi merupakan salah satu objek wisata yang diminati oleh para wisatawan. Penelitian di lapangan dilakukan pada bulan Maret Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di lapang dan wawancara langsung dengan manajemen perusahaan Wisata Agro Tambi serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo. Data sekunder diperoleh dari arsip Wisata Agro Tambi, Biro Pusat Statistik, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Wonosobo serta literatur lain yang relevan. Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan guna mendapatkan informasi yang relevan. Alat pendukung lainya dalam metode ini adalah komputer sebagai alat pencarian literatur, perekam data dan pengolah data yang didapatkan Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dari tahap penyusunan proposal yaitu bulan Desember hingga Maret Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan observasi langsung di lokasi perusahaan, melakukan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan Wisata Agro Tambi beserta narasumber lainnya yang relevan, serta studi pustaka dengan membaca buku-buku terkait, penelitian terdahulu, dan literatur lainnya yang menunjang penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan.

42 4.4. Metode Pengolahan Data Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat kuantitatif diolah menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007 dan disajikan dalam bentuk tabel. Data kuantitatif meliputi biaya investasi, biaya operasional, biaya pajak, penerimaan dari kunjungan wisatawan, serta nilai sisa investasi. Data kuantitatif ini digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha Wisata Agro Tambi berdasarkan aspek finansial. Metode yang digunakan dalam analisis kuantitatif adalah kriteria kelayakan investasi dan analisis sensitivitas. Sedangkan data kualitatif digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha Wisata Agro Tambi berdasarkan aspek non-finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial-ekonomi-budaya, dan aspek lingkungan Analisis Kelayakan Non-Finansial Analisis kelayakan aspek non-finansial mengkaji kelayakan usaha dari berbagai aspek yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial-ekonomi-budaya, dan aspek lingkungan. Pada aspek pasar, variabel yang dianalisis meliputi permintaan, penawaran, harga, pemasaran meliputi strategi pemasaran (segmentation, targetting, positioning) serta bauran pemasaran (marketing mix). Pada aspek teknis, yang akan diteliti meliputi lokasi usaha, fasilitas, skala usaha, layout usaha, alur kegiatan operasional, serta pemilihan jenis teknologi. Pada aspek manajemen hal yang diperhatikan adalah struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, perolehan tenaga kerja, sistem penggajian tenaga kerja. Pada aspek hukum hal yang diperhatikan adalah bentuk badan hukum usaha dan izin usaha. Pada aspek sosial-ekonomi-budaya yang akan dinilai adalah dampak yang akan ditimbulkan dari usaha Wisata Agro Tambi terhadap kondisi sosial ekonomi dan budaya. Sedangkan pada aspek lingkungan yang akan dianalisis adalah dampak dari adanya usaha Wisata Agro Tambi terhadap lingkungan. 26

43 Analisis Kelayakan Finansial Metode dalam menganalisis kelayakan finansial usaha Wisata Agro Tambi adalah dengan menggunakan kriteria kelayakan investasi. Metode tersebut terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Discounted Payback Period (DPP). Selain itu digunakan juga analisis sensitivitas dengan metode switching value untuk melihat kondisi kelayakan finansial usaha jika terjadi penurunan jumlah pengunjung dan perubahan harga paket wisata Net Present Value (NPV) Net Present Value adalah selisih antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi (Kasmir dan Jakfar 2009). Rumus dalam menghitung NPV adalah sebagai berikut: n NPV = t=0 B t C t (1 + i) t Keterangan : Bt = manfaat yang diperoleh tiap tahun Ct = biaya yang dikeluarkan tiap tahun n = tahun kegiatan bisnis i = tingkat DR (%) Sumber: Nurmalina, et al (2010) Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV adalah sebagai berikut: 1) Jika NPV = 0, berarti usaha tersebut tidak untung atau tidak rugi (manfaat yang diterima hanya mampu menutupi biaya yang telah dikeluarkan), maka keputusan yang diambil tergantung kepada penilaian dari pengambil keputusan. 2) Jika NPV > 0, maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. 3) Jika NPV < 0, maka usaha tersebut merugi dan tidak layak untuk dijalankan. 27

44 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net Benefit Cost Ratio adalah rasio aktivitas dari manfaat bersih bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Rumus yang digunakan dalam menghitung Net B/C adalah : Net B/C= n Bt-Ct t=0 (1+i) t n Bt-Ct t=o (1+i) t Dimana B t C t >0 B t C t <0 Keterangan: Bt = manfaat yang diperoleh tiap tahun Ct = biaya yang dikeluarkan tiap tahun n = jumlah tahun i = discount rate (%) Sumber: Nurmalina et al. (2010) Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai Net B/C adalah: 1) Net B/C > 1, berarti usaha tersebut layak (usaha menguntungkan) 2) Net B/C = 1, bisnis tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian 3) Net B/C < 1, berarti usaha tersebut tidak layak (usaha merugikan) Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil dari investasi (Kasmir dan Jakfar 2009). Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini dalam satuan persentase. Suatu usaha dapat dikatakan layak jika memiliki nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, begitu pun sebaliknya jika IRR yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. Berikut ini adalah rumus dalam menghitung nilai IRR: IRR = i + Keterangan : NPV (i + i) NPV NPV i = Discount rate yang menghasilkan NPV positif i = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV = NPV yang bernilai positif NPV = NPV yang bernilai negatif Sumber : Nurmalina et al. (2010) 28

45 Discounted Payback Period (DPP) Discounted Payback Period merupakan metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi yang dikeluarkan bisa kembali. Discounted Payback Period dihitung menggunakan manfaat bersih yang telah dikalikan dengan Discount Rate. Jika Discounted Payback Period yang dihasilkan lebih kecil dari umur investasi maka usaha layak untuk dijalankan, begitu juga sebaliknya jika Discounted Payback Period yang dihasilkan lebih besar dari umur investasi maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. Discounted Payback Period dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Discounted Payback Period = Keterangan : I A b discounted I = besarnya investasi yang dibutuhkan Ab discounted = benefit bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya dikalikan dengan DR Sumber : Nurmalina, et al (2010) Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat dampak yang dihasilkan dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap suatu hasil analisis kelayakan usaha. Analisis ini juga dapat dikatakan sebagai analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yanga akan terjadi pada kondisi ekonomi perusahaan jika terjadi perubahan biaya atau manfaat. Perubahan yang biasa terjadi pada suatu usaha antara lain : 1. Perubahan harga produk yang ditawarkan 2. Perubahan hasil produksi 3. Kenaikan biaya 4. Keterlambatan pelaksanaan usaha Analisis ini diperlukan karena dalam sebuah usaha mengandung ketidak pastian yang mungkin terjadi di masa akan datang. Dalam penelitian ini, analisis sensitivitas dilakukan jika terjadi perubahan pada penurunan penjualan paket wisata serta kenaikan gaji karyawan tetap dengan metode switching value. 29

46 Switching value merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow atau outflow yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih dapat tetap layak untuk dijalankan (Nurmalina et al. 2010) Incremental Net Benefit Incremental Net Benefit adalah manfaat bersih tambahan yang diperoleh dari manfaat bersih tanpa bisnis dikurangi dengan manfaat bersih tanpa bisnis. Hal ini terjadi karena ada faktor-faktor produksi yang sebelumnya tidak tergunakan atau tidak terpakai ataupun belum termanfaatkan sehingga pada saat ada bisnis apakah faktor tersebut memberikan manfaat atau tidak bagi bisnis yang dijalankan (Nurmalina et al. 2010). Incremental Net Benefit dapat dihitung menggunakan rumus: Incremental Net Benefit = Manfaat bersih dengan bisnis Manfaat bisnis tanpa bisnis Sumber : Nurmalina, et al (2010) 4.5. Asumsi Dasar yang Digunakan Asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Modal usaha dari modal sendiri. 2) Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga Bank Indonesia pada saat penelitian yaitu tingkat suku bunga Bank Indonesia bulan Maret 2012 sebesar 5,75%. 3) Umur usaha adalah 10 tahun, didasarkan pada umur investasi terlama yaitu bangunan wisata agro. 4) Harga paket wisata terdiri dari : a) Paket kunjungan sehari dengan harga : i) Paket standar : Rp per orang ii) Paket eksklusif : Rp per orang iii) Paket eksklusif order : Rp per orang iv) Paket pertemuan : Rp per orang + biaya sewa gedung v) Paket pendidikan Sekolah Dasar : Rp per orang Sekolah Menengah Pertama : Rp per orang Sekolah Menengah Umum : Rp per orang 30

47 vi) Paket wisata taman : Rp per orang b) Paket menginap i) Menginap di home stay Flower : Rp per kamar (menginap dan menikmati kegiatan) dengan jumlah maksimal dua orang per kamar. ii) Menginap di home stay Mountain : Rp per kamar (menginap dan menikmati kegiatan) dengan jumlah maksimal dua orang per kamar. iii) Menginap di home stay Bird A : Rp per kamar (menginap dan menikmati kegiatan) dengan jumlah maksimal dua orang per kamar. iv) Menginap di home stay Bird B : Rp per kamar (menginap dan menikmati kegiatan) dengan jumlah maksimal dua orang per kamar. v) Menginap di home stay Podang : Rp per kamar (menginap dan menikmati kegiatan) dengan jumlah maksimal dua orang per kamar. vi) Menginap di home stay Merak : Rp per pondok (menginap dan menikmati kegiatan) dengan kapasitas berjumlah empat orang. vii) Menginap di home stay Gladiol : Rp per pondok (menginap dan menikmati kegiatan) yang terdiri dari tiga kamar viii) Menginap di home stay Teratai : Rp per pondok (menginap dan menikmati kegiatan) yang terdiri dari empat kamar. ix) Menginap di home stay Cemara : Rp per pondok (menginap dan menikmati kegiatan) yang terdiri dari tiga kamar. x) Menginap di home stay Louhan : Rp per pondok (menginap dan menikmati kegiatan) dengan kapasitas sebanyak empat orang. xi) Menginap di home stay Kersen Kembar : Rp per pondok (menginap dan menikmati kegiatan) yang terdiri dari dua kamar. xii) Menginap di home stay Anggrek : Rp per pondok (menginap dan menikmati kegiatan) dengan kapasitas sebanyak empat orang. 31

48 xiii) Menginap di home stay Tulip : Rp per pondok (menginap dan menikmati kegiatan) dengan kapasitas sebanyak empat orang. xiv) Menginap di home stay Sansevieria I : Rp per pondok (menginap dan menikmati kegiatan) dengan kapasitas sebanyak lima orang. xv) Menginap di home stay Sansevieria II : Rp per pondok (menginap dan menikmati kegiatan) dengan kapasitas sebanyak empat orang. 5) Nilai total pendapatan usaha merupakan jumlah paket wisata yang terjual dikalikan dengan harga dari paket wisata tersebut. 6) Pendapatan setiap tahun naik sebesar 10%. Hal ini berdasarkan target perusahan yang menargetkan penjualan paket wisata Wisata Agro Tambi naik sebesar 10% setiap tahunnya. Hal ini pun didukung oleh strategi-strategi promosi yang diterapkan di Wisata Agro Tambi serta dukungan pemerintah khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo melalui program-program yang diadakan. 7) Terdapat dua pajak yang dibebankan kepada Wisata Agro Tambi yaitu pajak penghasilan sebesar 25 persen sesuai dengan UU RI No.36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 2a dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). 8) Biaya yang dikeluarkan untuk usaha ini terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama. Sedangkan biaya reinvestasi dikeluarkan jika umur ekonomis dari peralatan-peralatan telah habis. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. 9) Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan umur ekonomis aset perusahaan. 10) Dalam satu bulan terhitung 30 hari kerja dan dalan satu tahun adalah 360 hari (12 bulan). 11) Pendapatan mini market diperoleh dari harga jual produk oleh-oleh dikalikan dengan kuantitasnya. 12) Pada skenario III, Wisata Agro Tambi melakukan pinjaman sebesar Rp pada Bank BRI dengan suku bunga pinjaman sebesar sepuluh persen. 32

49 V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Perusahaan Awalnya pada tahun 1865 PT Tambi merupakan perusahaan perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha-pengusaha swasta Belanda. PT Tambi memiliki tiga perkebunan yang bertempat di tiga lokasi yang berbeda yaitu Tambi, Tanjungsari, dan Bedakah. Perkebunan teh Tanjungsari disewa oleh D. Vander Ships, sedangkan perkebunan teh Tambi dan Bedakah disewa oleh W.D. Jong. Pada tahun 1880 ketiga perkebunan tersebut dibeli oleh MR. M.P Van Den Berg, A. W. Holle dan Ed. Jacobson. Mereka kemudian bersama-sama mendirikan Begelen Thee en Kina Maatschappij di Wonosobo. Pengurusan dan pengelolaan perkebunan teh tersebut diserahkan kepada Firma Jhon Peet dan Co yang bertempat di Jakarta. Pada saat Jepang di Indonesia tahun 1942 kebun Bedakah, Tambi dan Tanjungsari diambil alih oleh mereka. Tanaman teh tersebut tidak dirawat bahkan sebagian dibongkar dan diganti dengan tanaman lain seperti palawija, ubi-ubian, pyretiun dan jarak. Namun, setelah Indonesia merdeka, kebun Bedakah, Tambi dan Tanjungsari diambil alih kembali oleh Republik Indonesia dan berada dibawah Pusat Perkebunan negara (PPN) yang berpusat di Surakarta, sedangkan kantor dari ketiga perkebunan tersebut berpusat di Magelang. Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda maka perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia yang sebelumnya sudah diakui sebagai milik negara harus diserahkan kembali kepada pemilik semula. Oleh karena itu, perkebunan Bedakah, Tanjungsari dan Tambi diserahkan kembali kepada pemilik semula yanitu Bagelen Thee en Kina Maatscappij. Namun, setelah beberapa tahun Bagelen Thee En kina Maatschappij tidak berniat untuk melanjutkan usahanya. Akhirnya ketiga perkebunan tersebut diserahkan kepada Indonesia. Selanjutnya, pada tanggal 26 November 1954 didirikan PT oleh PPN yang bernama PT NV ex PPN Sindoro Sumbing. Status perkebunan Bedakah, Tanjungsari dan Tambi resmi dibawah penguasaan PT NV ex PPN Sindoro Sumbing.

50 Pada tahuun 1957, ada kesepakatan bersama antara Pemerintah Daerah (Pemda) Wonosobo dan PT NV ex PPN Sindoro Sumbing untuk bersama-sama mengelola ketiga perkebunan tersebut, dengan pembagian modal sebesar 50 persen dari Pemda Wonosobo dan 50 persen dari PT NV ex PPN Sindoro Sumbing. Perusahaan baru tersebut diberi nama PT Tambi. PT Tambi memiliki perbedaan dengan perkebunan lain yaitu lahan atau kebun milik PT Tambi tersebar di tiga wilayah yang berjauhan. Oleh karena itu, untuk meghemat biaya transportasi PT Tambi membangun tiga pengelolaah teh, yaitu Unit Perkebunan (UP) Bedakah, Tambi, dan Tanjungsari. Namun, sejak tahun 1981 UP Tanjungsari tidak mengelola sendiri dan pucuk tehnya diolah di UP Bedakah dan UP Tambi. Agar koordinasi antar unit perkebunan dan hubungan dengan para relasi perusahaan menjadi mudah, maka kantor direksi dibangun di pusat Kota Wonosobo. Kantor direksi PT Tambi terletak di Jalan Tumenggung Jogonegoro No. 39 dan tiap-tiap unit perkebunan ditempatkan di kantor perwakilan yang mempunyai hak otonomi untuk mengurus rumah tangga unit perkebunan sendiri Profil Wisata Agro Sejarah Perkembangan Wisata Agro Tambi PT Tambi yang bergerak dalam bidang Agribisnis dengan komoditi teh menghadapi kondisi dimana biaya produksi yang meningkat tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Apalagi dengan adanya pencabutan subsidi pemerintah terhadap komponen bahan produksi yang digunakan dalam pengelolaan perkebunan teh antara lain bahan bakar minyak (BBM) dan pupuk. Upaya yang dilakukan perusahaan dalam mengatasi kondisi tersebut antara lain dengan cara meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas pada semua kegiatan yang memungkinkan. Selain itu, perusahaan juga melakukan diversifikasi usaha yang mempunyai prospek baik untuk mengantisipasi usaha pokok teh yang cenderung mengalami penurunan. Diversifikasi yang dilakukan oleh PT Tambi adalah dengan memanfaatkan keindahan alam, pemandangan lingkungan kebun teh sebagai objek wisata (wisata agro). Akhirnya pada tahun 2000, dibangun Agrowisata di Unit Perkebunan Tambi. 34

51 Gambaran Umum Wisata Agro Tambi Wisata Agro Tambi merupakan suatu bentuk diversifikasi usaha dari PT Tambi dengan memanfaatkan keindahan alam disekitar perkebunan teh. Wisata Agro Tambi terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Wisata agro ini terletak pada ketinggian meter di atas permukaan laut dengan temperatur harian berkisar antara 15 0 C sampai 25 0 C. Lokasi Wisata Agro Tambi sangat strategis karena dikelilingi oleh gununggunung yaitu Gunung Sindoro, Gunung Bismo, Gunung Pakuwojo, Gunung Perahu dan penggunungan Sitlerep. Salah satu keuntungan lokasi Wisata Agro Tambi adalah berada di jalur wisata Yogyakarta, Candi Borobudur, Magelang, Dataran Tinggi Dieng dan beberapa tempat wisata lainnya di Wonosobo. Wisata Agro Tambi memiliki visi dan misi yang mengacu kepada visi misi yang dimiliki oleh perusahaan induk yaitu PT Tambi. Visi PT Tambi adalah mewujudkan perusahaan perkebunan teh berproduksi tinggi, ramah lingkungan, kualitas sesuai dengan selera konsumen, kokoh dan lestari, sedangkan misinya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dalam rangka mendapatkan pajak dan devisa bagi negara, pelestarian alam, dan penyerapan tenaga kerja. Wisata Agro Tambi menawarkan beberapa paket wisata tanpa menginap dan paket wisata menginap. Terdapat lima paket wisata tanpa menginap yaitu paket standar, paket eksklusif, paket eksklusif pesanan, Outward Bound Management Training (OBMT), dan paket pertemuan. Sedangkan untuk paket menginap, disediakan fasilitas cottage sebagai tempat menginap bagi wisatawan yang berkunjung dan terdapat pula fasilitas tambahan bagi tamu menginap yang diberi nama GENEN. Paket ini terdiri dari api unggun, bakar jagung, dan kesenian tradisional. Selain itu, Wisata Agro Tambi ini pun menyediakan guide dan kendaraan menuju Dieng bagi para tamu yang ingin berkunjung ke sana. Calon pengunjung Wisata Agro Tambi dapat melakukan reservasi terlebih dahulu minimal tiga hari sebelum kedatangan agar dapat disesuaikan dengan jadwal dari pihak pengelola wisata agro ini. Pengunjung yang datang ke Wisata Agro Tambi berasal dari dalam negeri (wisatawan domestik) dan luar negeri (wisatawan mancanegara). Pengunjung yang datang ke Wisata Agro Tambi ini tidak hanya untuk berwisata, namun ada 35

52 beberapa pengunjung datang untuk mengadakan acara pertemuan seperti rapat dan lain-lain Gambaran Umum Konsumen Gambaran umum konsumen didapat dari hasil penyebaran kuesioner kepada 30 pengunjung Wisata Agro Tambi secara acak. Kriteria pengunjung yang dijadikan responden adalah minimal berusia 17 tahun. Hasil dari pengolahan kuesioner ini memberikan kesimpulan bahwa pengunjung yang datang ke Wisata Agro Tambi sebagian besar adalah laki-laki yaitu sebesar 76,67 persen (23 orang). Sebanyak 50 persen (15 orang) pengunjung yang datang berusia tahun. Pengunjung yang datang ke Wisata Agro Tambi sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan sarjana yaitu sebesar 76,67 persen (23 orang) dan sebanyak 23,33 persen merupakan pegawai BUMN/ PNS. Sebagian besar pengunjung yaitu sebanyak 53,33 persen (16 orang) yang mengunjungi Wisata Agro Tambi memiliki pendapatan sebesar 2-4 juta rupiah. Berdasarkan tingkat pendapatan konsumen tersebut dapat membuktikan bahwa segmentasi dari Wisata Agro Tambi adalah konsumen kalangan menengah ke atas. Pengunjung yang datang ke Wisata Agro Tambi tidak hanya berasal dari wisatawan domestik saja, tetapi banyak juga wisatawan mancanegara yang berkunjung ke wisata agro ini. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, sebagian besar konsumen yang datang berasal dari Jawa Tengah yaitu sebanyak 86,7 persen (26 orang). Sebanyak 63 persen (19 orang) dari pengunjung yang datang menyatakan bahwa mereka baru melakukan satu kali kunjungan ke Wisata Agro Tambi dan 13 persen menyatakan bahwa mereka telah mengunjungi wisata agro ini lebih dari empat kali dengan frekuensi kunjungan satu kali dalam satu bulan. Pengunjung yang datang ke Wisata Agro Tambi mempunyai tujuan yang beragam. Sebanyak 50 persen (15 orang) pengunjung yang datang ke Wisata Agro Tambi memiliki tujuan untuk menghadiri pertemuan. Sebanyak 60 persen pengunjung Wisata Agro Tambi datang pada hari libur atau weekend. Pengunjung yang melakukan kunjungan di hari kerja biasanya dilakukan oleh para pegawai yang mengadakan acara di Wisata Agro Tambi. Sebanyak 30 persen (9 orang) melakukan kunjungan ke Wisata Agro Tambi bersama teman dan 23 persen (7 orang) melakukan kunjungan bersama keluarga. Hal ini disebabkan oleh paket 36

53 wisata yang ditawarkan oleh Wisata Agro Tambi ditujukan kepada wisata rombongan. Pengunjung Wisata Agro Tambi sebagian besar mengetahui informasi mengenai wisata agro ini melalui keluarga atau kerabat yaitu sebanyak 73 persen (22 orang) dan 67 persen (20 orang) dipengaruhi oleh teman untuk melakukan kunjungan ke Wisata Agro Tambi. Sebagian besar pengunjung memilih paket pertemuan yaitu sebanyak 37 persen dan 30 persen memilih paket pendidikan untuk melakukan wisata di Wisata Agro Tambi. 37

54 VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Aspek Non Finansial Aspek Pasar Aspek pasar mengkaji seberapa besar potensi wisata agro baik dari segi permintaan, penawaran, pangsa pasar, penerapan segmenting, targetting, dan positioning, serta bauran pemasaran (marketing mix) yang diterapkan oleh perusahaan meliputi produk, harga, distribusi, promosi, personil, bukti fisik, dan proses Potensi Pasar Potensi pasar dari usaha wisata agro cukup tinggi. Hal ini didasarkan oleh perkembangan preferensi wisatawan yang cenderung menginginkan wisata yang berkaitan dengan alam atau yang dikenal dengan slogan Back to Nature. Wisatawan cenderung ingin menikmati hal-hal yang berkaitan dengan alam, seperti menikmati udara yang segar, pemandangan yang indah, jauh dari kebisingan, pengolahan produk-produk tradisional, serta pengolahan produk pertanian baik secara tradisional maupun modern. Melihat perkembangan dari preferensi wisatawan sekarang ini baik domestik maupun mancanegara, wisata agro merupakan alternatif objek wisata yang sangat cocok untuk memenuhi permintaan wisatawan selaku konsumen. Hal ini dikarenakan wisata agro menyediakan fasilitas yang tidak hanya berbasiskan alam, tetapi juga menyediakan fasilitas yang berkaitan dengan edukasi di bidang pertanian. Kabupaten Wonosobo memiliki enam objek wisata berbasiskan alam yang sudah terkelola. Objek wisata tersebut terdiri dari Dieng, Lembah Dieng, Telaga Menjer, Kalianget, Wisata Agro Tambi, Gelanggang Renang Mangli, dan Waduk Wadaslintang. Namun, dari keenam objek wisata tersebut Wisata Agro Tambi merupakan satu-satunya objek wisata yang bersifat sebagai wisata agro. Permintaan terhadap objek wisata dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut. Tabel 6 menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Wonosobo. 38

55 Tabel 6. Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Objek Wisata di Kabupaten Wonosobo Tahun No Objek Wisata Tahun (orang) Persentase (%) 1 Dieng Lembah Dieng Telaga Menjer Kalianget GR Mangli Waduk Wadaslintang Tambi Jumlah Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo (2012) (diolah) Berdasarkan Tabel 6 jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata mengalami peningkatan sebesar 78 persen dengan jumlah orang pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat peluang bisnis di sektor pariwisata. Tabel 7 menunjukkan pangsa pasar dari Wisata Agro Tambi. Tabel 7. Pangsa Pasar Wisata Agro Tambi Tahun Uraian Pengunjung Wisata Agro Tambi (orang) Total Wisatawan Kabupaten Wonosobo (orang) Pangsa Pasar (%) Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo (2012) (diolah) Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat pangsa pasar dari Wisata Agro Tambi cenderung menurun. Pada tahun 2011 pangsa pasar dari Wisata Agro Tambi turun menjadi empat persen. Hal ini disebabkan karena penurunan jumlah pengunjung cukup besar akibat dari isu letusan Gunung Sindoro pada waktu itu. Namun, secara keseluruhan pariwisata khususnya wisata agro masih memiliki pangsa pasar yang cukup besar dan berpotensi untuk dikembangkan. Adanya strategistrategi yang dilakukan oleh Wisata Agro Tambi khususnya strategi promosi dapat meningkatkan pangsa pasar dari wisata agro ini. Selain itu, terdapat dukungan dari pemerintah khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam mengembangkan sektor pariwisata khususnya wisata alam. 39

56 Segmenting, Targetting, dan Positioning Agar suatu bisnis dapat berjalan dengan lancar dan berhasil maka diperlukan analisis strategi bersaing yang tepat yaitu dengan cara menentukan segmentasi pasar (segmentation), posisi pasar (positioning), dan pasar sasaran (targetting) (Khasmir dan Jakfar 2009). 1) Segmentation Segmentasi pasar yang diterapkan oleh Wisata Agro Tambi antara lain segmentasi geografis, segmentasi demografis, dan segmentasi psikografis. Berdasarkan data historikal pengunjung, terlihat bahwa segmentasi geografis dari pengunjung Wisata Agro Tambi adalah wisatawan domestik dan wistawan mancanegara. Segmentasi demografis yang diterapkan oleh Wisata Agro Tambi adalah berdasarkan tingkat pendapatan yaitu golongan menengah ke atas, pendidikan yaitu dari mulai SMP hingga Sarjana, serta berdasarkan umur yaitu semua tingkatan umur. Sedangkan segmentasi psikografis adalah konsumen yang memiliki keterkaitan dengan alam dan sistem agribisnis teh. 2) Targetting Target pasar yang diinginkan oleh Wisata Agro Tambi adalah keluarga dan karyawan dari golongan menengah ke atas, serta kalangan pelajar. Untuk pelajar yang menjadi target khusus Wisata Agro Tambi adalah pelajar di wilayah Kabupaten Wonosobo. Hal ini dapat terlihat dari adanya Paket Pendidikan yang disediakan oleh Wisata Agro Tambi khusus untuk pelajar dan dengan harga yang sangat terjangkau bagi kalangan pelajar. Selain mengunjungi kebun teh dan pabrik teh, para pelajar ini biasanya mengadakan outbond yang disesuaikan dengan tujuan mereka mengadakan kunjungan ke Wisata Agro Tambi. Karyawan yang menjadi target pasar dari Wisata Agro Tambi adalah karyawan dari berbagai instansi di seluruh wilayah di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari disediakannya fasilitas ruang pertemuan bagi para wisatawan khususnya dari kalangan karyawan sebuah instansi yang akan mengadakan acara pertemuan seperti rapat atau pun training motivation. Wisata Agro Tambi tidak menerapkan batas teritorial dalam menentukan target pasar, hal ini dapat dilihat dari pengunjung yang datang berasal dari dalam negeri maupun mancanegara. 40

57 3) Positioning Produk yang ditawarkan oleh Wisata Agro Tambi berupa jasa. Produk yang dihasilkan terdiri dari berbagai kegiatan dan fasilitas yang dikemas ke dalam paket-paket wisata yang telah disediakan oleh Wisata Agro Tambi. Produk yang ditawarkan oleh Wisata Agro Tambi ini tidak hanya berupa tempat wisata alam pada umumnya tetapi juga menawarkan fasilitas edukasi di bidang pertanian khususnya tanaman teh Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Bauran pemasaran dalam bidang jasa meliputi 7P, yaitu Product (produk), Price (harga), Place (distribusi), Promotion (promosi), People (personil), Physical Evidence (bukti fisik), dan Process (proses). 1. Produk Wisata Agro Tambi menjual produk berupa jasa. Produk yang ditawarkan pun beragam jenisnya. Wisata Agro Tambi ini menawarkan paket wisata yang beragam. Paket wisata yang disediakan oleh Wisata Agro Tambi ini terdiri dari paket wisata tanpa menginap dan paket wisata menginap. Yang termasuk dalam paket wisata tanpa menginap adalah sebagai berikut : a) Paket Standar (Standard Package) Dalam paket ini wisatawan akan menerima fasilitas wisata kebun yaitu jalan-jalan di kebun teh yang dipandu oleh pemandu wisata yang menjelaskan mengenai pembuatan tanaman teh mulai dari pembibitan, penanaman, perawatan sampai dengan pemetikan pucuk teh. Wisatawan juga dipandu mengunjungi pabrik untuk melihat secara langsung proses pengolahan teh, kemudian wisatawan akan dijamu dengan menikmati minuman teh yang dilengkapi dengan kudapan yang disediakan. b) Paket Eksklusif (Exclusive Package) Paket Eksklusif ini wisatawan akan menerima fasilitas yang sama dengan paket standar hanya ditambah dengan jamuan makan siang berupa makanan tradisional yaitu menu makanan yang disesuaikan dengan nuansa pedesaan. 41

58 c) Paket Eksklusif Pesanan (Eksklusive Order Package) Dalam paket ini wisatawan akan menerima fasilitas yang sama dengan paket eksklusif dengan tambahan fasilitas berupa outbound games. d) Outward Bound Management Training (OBMT) OBMT adalah suatu bentuk kegiatan pelatihan dan pendidikan di alam terbuka yang saat ini banyak dilakukan oleh berbagai instansi di dalam pengembangan sumberdaya manusia. Manajemen OBMT menekankan pendidikan pengembangan kemampuan antara lain yaitu pengembangan tim, pengembangan kepemimpinan, pengembangan budaya organisasi, dan pengembangan diri. Metode yang diterapkan adalah dengan cara melakukan simulasi melalui permainan-permainan yang secara langsung akan dirasakan oleh peserta. e) Paket Pertemuan Wisata Agro Tambi ini juga menyediakan fasilitas untuk pertemuan baik untuk acara rapat, seminar, simposium, halal bi halal, dan reuni. Fasilitas tersebut disediakan karena Wisata Agro Tambi memiliki sarana berupa gedung pertemuan (meeting hall) dengan kapasitas sebesar orang. f) Paket Pendidikan Paket ini merupakan paket yang ditujukan untuk para pelajar yang ingin berkunjung ke Wisata Agro Tambi. Fasilitas yang ditawarkan pada paket ini sama dengan fasilitas Paket Standar yaitu berkeliling kebun teh, mengunjungi pabrik teh, serta mendapatkan jamuan minum teh. Di dalam paket pendidikan ini juga terdapat fasilitas tambahan berupa kegiatan outbond sederhana yang bertujuan untuk memotivasi siswa. Sedangkan untuk paket tamu menginap Wisata Agro Tambi menyediakan pondok (cottage) bagi para wisatawan yang ingin menginap. Pondok (cottage) ini berlokasi di taman dilengkapi dengan kolam ikan, sehingga para wisatawan dapat menikmati udara yang segar dengan pemandangan yang indah. Lokasi dari pondok di Wisata Agro Tambi ini dikelilingi oleh pegunungan dan hamparan tanaman teh yang merata sehingga menambah keinginan wisatawan untuk tinggal di pondok Wisata Agro Tambi. 42

59 Bagi tamu yang menginap pada pagi hari akan dipandu untuk jalan-jalan mengitari perkebunan teh sambil menerima penjelasan dari pemandu mengenai budidaya teh. Setelah itu wisatawan memasuki pabrik untuk melihat secara langsung dan menerima penjelasan mengenai proses pengolahan teh. Selain itu, Wisata Agro Tambi ini juga menawarkan fasilitas tambahan yang dinamakan GENEN. GENEN ini adalah fasilitas tambahan bagi tamu yang menginap berupa menikmati malam hari sambil disajikan jagung bakar dengan minuman jahe, dihangatkan dengan adanya api unggun, serta diiringi oleh kesenian tradisional berupa musik maupun tarian tradisional. 2. Harga (Price) Penetapan harga pada produk jasa yang dihasilkan disesuaikan dengan fasilitas-fasilitas yang diterima oleh pengunjung berdasarkan paket yang diambil. Paket yang ditawarkan di Agro Wisata Tambi adalah sebagai berikut: a) Paket Standar (Standard Package). Paket ini merupakan paket kunjungan sehari tanpa menginap. Dalam paket ini wisatawan dapat menikmati fasilitas berkeliling kebun teh (plantation tour), mengunjungi pabrik teh (factory tour), dan mendapatkan jamuan teh (tea service). Waktu untuk menikmati paket ini selama dua jam. Harga yang ditawarkan pada Paket Standar ini sebesar Rp per orang dengan jumlah minimal 10 orang. b) Paket Eksklusif (Exclusive Package). Paket ini merupakan paket kunjungan sehari. Dalam paket ini wisatawan mendapatkan fasilitas berkeliling kebun teh (plantation tour), berkunjung ke pabrik teh (factory tour), mendapatkan jamuan teh (tea service), dan mendapatkan jamuan makan siang. Waktu untuk menikmati paket ini selama tiga jam. Harga yang ditawarkan untuk paket eksklusif ini adalah sebesar Rp per orang dengan jumlah minimal 20 orang. c) Paket Eksklusif Order (Exclusive Order Package). Paket ini merupakan paket kunjungan sehari tanpa menginap. Fasilitas yang ditawarkan pada paket ini sama dengan fasilitas yang ditawarkan pada paket eksklusif, namun yang membedakan adalah paket ini juga menawarkan fasilitas 43

60 outbound bagi para wisatawan. Waktu untuk menikmati paket ini selama tiga sampai lima jam. Harga yang ditawarkan untuk Paket Eksklusif Order ini adalah sebesar Rp per orang dengan jumlah minimum 20 orang. d) Paket Pendidikan. Paket ini merupakan paket yang ditujukan untuk para pelajar yang ingin berkunjung ke Wisata Agro Tambi. Fasilitas yang ditawarkan pada paket ini sama dengan fasilitas Paket Standar yaitu, berkeliling kebun teh, mengunjungi pabrik teh, serta mendapatkan jamuan minum teh. Harga yang ditawarkan untuk paket ini adalah sebagai berikut: i) Sekolah Dasar (SD) : Rp per orang ii) Sekolah Menengah Pertama (SMP) : Rp per orang iii) Sekolah Menengah Umum (SMA) : Rp per orang e) Paket Pertemuan. Paket ini merupakan paket kunjungan sehari dalam rangka mengadakan pertemuan di Wisata Agro Tambi. Paket ini biasanya ditambah dengan menyewa salah satu ruang pertemuan yang ada di Wisata Agro Tambi. Fasilitas yang ditawarkan adalah berkeliling kebun teh (plantation tour), berkunjung ke pabrik teh (factory tour), mendapatkan jamuan teh (tea service), dan mendapatkan jamuan makan siang. Harga yang ditawarkan pada paket ini adalah sebesar Rp per orang ditambah dengan biaya menyewa ruang pertemuan. Biaya sewa ruang pertemuan yang ada di wisata Agro Tambi adalah sebagai berikut : i) Ruang Sansevieria : Rp ii) Ruang Camellia : Rp f) Paket Menginap. Paket ini ditawarkan untuk tamu yang tidak hanya menikmati paket wisata saja tetapi juga menikmati suasana di sekitar Wisata Agro Tambi dengan menginap satu malam di home stay yang telah disediakan. Fasilitas yang ditawarkan untuk paket menginap ini adalah sarapan pagi, jamuan teh serta kudapan berupa makanan tradisional, paket wisata standar (plantation tour, factory tour), serta asuransi. Harga yang ditawarkan untuk paket ini berbeda-beda sesuai 44

61 3. Distribusi dengan tipe home stay yang digunakan. Tabel 8 menunjukkan harga untuk menginap di Wisata Agro Tambi berdasarkan tipe home stay. Tabel 8. Harga Paket Menginap Berdasarkan Tipe Homestay Tipe Home Stay Kapasitas/ ruangan Harga (Rp) Flower 2 orang Mountain 2 orang Bird A 2 orang Bird B 2 orang Podang Merak 4 orang Gladiol 3 kamar Teratai 4 kamar Cemara 3 kamar Louhan 4 orang Kersen Kembar 2 kamar Kamar Anggrek 4 orang Tulip 4 orang Sanvieria I 5 orang Sanvieria II 4 orang Sumber : Wisata Agro Tambi (2012) Wisata Agro Tambi merupakan usaha agrowisata yang menawarkan produk jasa. Dalam kegiatan usahanya, setiap produk jasa yang ditawarkan dinikmati oleh konsumen langsung di lokasi usaha. Oleh karena itu, strategi distribusi yang digunakan oleh Wisata Agro Tambi adalah distribusi langsung, yaitu proses distribusi produk dari produsen ke konsumen tanpa melalui perantara distributor, dimana konsumen melakukan kegiatan konsumsinya di lokasi usaha berada. Lokasi yang dipilih untuk dijadikan sebagai wisata agro adalah Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Hal ini disebabkan di lokasi tersebut PT Tambi memiliki perkebunan teh dan pabrik pengolahan teh yang dapat dijadikan salah satu sarana dari wisata agro. Selain itu, lokasi ini dipilih juga karena terletak di daerah pegunungan yang memiliki udara yang sejuk dan suasana yang nyaman jauh dari hiruk pikuk perkotaan sehingga cocok untuk dijadikan tempat wisata khususnya wisata agro. Alasan lain dari pemilihan lokasi ini adalah berada di jalur wisata Yogyakarta, Candi Borobudur, Magelang, dan beberapa tempat wisata di Wonosobo seperti 45

62 Dataran Tinggi Dieng, Kalianget serta tempat wisata lainnya. Adanya tempat wisata lain di sekitar lokasi ini mendukung kegiatan dari Wisata Agro Tambi sehingga banyak pengunjung yang datang ke tempat ini. 4. Promosi (Promotion) Wisata Agro Tambi melakukan berbagai kegiatan promosi dalam kegiatan usahanya. Tujuan dari diadakannya kegiatan promosi ini adalah agar calon wisatawan mengetahui keberadaan dari Wisata Agro Tambi. Kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh Wisata Agro Tambi ini adalah : a) Promosi ke instansi-instansi. Instansi yang pernah dikunjungi oleh pengelola Wisata Agro Tambi dalam melakukan promosi antara lain adalah PDAM, Pertamina, PLN, serta perusahaan BUMD dan BUMN lainnya. Kegiatan promosi yang dilakukan di instansi-instansi tersebut antara lain dengan melakukan persentasi mengenai fasilitas-fasilitas yang ada di Wisata Agro Tambi. b) Melakukan kerjasama dengan biro perjalanan. Biro perjalanan ini merekomendasikan Wisata Agro Tambi kepada konsumennya. Jadi, biro perjalanan ini secara langsung menjual Wisata Agro Tambi kepada konsumen. Hal ini dapat membantu Wisata Agro Tambi dalam menawarkan produknya kepada calon wisatawan. c) Promosi melalui teknologi e-commerce, teknologi e-commerce merupakan kegiatan promosi melalui media internet. Wisata Agro Tambi memiliki website yaitu Website tersebut berisi tentang profil perusahaan, kegiatan dan fasilitas yang disediakan di Wisata Agro Tambi. Namun, promosi melalui media ini tidak berjalan dengan baik karena informasi yang ada di website tersebut bukanlah informasi yang terkini. d) Promosi melalui media cetak. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Wisata Agro Tambi salah satunya adalah melalui media cetak. Media cetak yang pernah memuat iklan Wisata Agro Tambi adalah Jawa Post, Suara Merdeka, Majalah Tamasya, dan Majalah Pemda. e) Promosi melalui media elektronik. Selain melalui media cetak, Wisata Agro Tambi juga melakukan kegiatan promosi melalui media elektronik 46

63 seperti televisi. Wisata Agro Tambi pernah tampil di salah satu stasiun televisi yaitu Metro TV, serta bekerja sama dengan program stasiun televisi antara lain program televisi Main Yuk, Ceblebrity On Vacation,dan Jejak Petualang. Selain itu, Wisata Agro Tambi juga sering dijadikan sebagai lokasi shooting berbagai film. f) Promosi dengan cara mengikuti pameran. Wisata Agro Tambi tergabung dalam sebuah asosiasi yaitu Asosiasi Wisata Agro Indonesia (AWAI). Melalui asosiasi ini Wisata Agro Tambi sering mengikuti pameranpameran yang diadakan oleh provinsi. g) Promosi melalui papan jalan. Terdapat empat papan jalan selain digunakan sebagai penunjuk jalan juga sebagai media promosi. Papan jalan tersebut terletak di daerah Singkir, jalan raya Dieng, Kretek dan Leksono. Melalui papan terebut orang-orang dapat mengetahui keberadaan dari Wisata Agro Tambi. h) Word of mouth. Jenis promosi ini sangat efektif bagi kelangsungan usaha wisata Agro Tambi, karena pengunjung merupakan media promosi yang sangat potensial. Melalui word of mouth pengunjung yang pernah mengunjungi dan menikmati kegiatan di Wisata Agro Tambi akan menceritakan kepada calon pengunjung lain seperti keluarga dan teman. Hal yang harus diperhatikan untuk jenis promosi ini adalah pelayanan yang diberikan oleh Wisata Agro Tambi. Pelayanan yang diberikan oleh pihak Wisata Agro Tambi harus dapat memuaskan konsumen, sehingga konsumen tersebut dapat merekomendasikan Wisata Agro Tambi kepada orang lain baik itu keluarga ataupun teman. 5. Personil Personil (karyawan) merupakan unsur penting dalam menunjang kegiatan usaha karena terlibat langsung dalam hal penyampaian produk ke konsumen. Wisata Agro Tambi memiliki standar dalam memilih tenaga kerja. Wisata Agro Tambi memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 15 orang. Tenaga kerja yang terdapat di Wisata Agro Tambi terdiri dari karyawan I, karyawan II, karyawan borong tetap dan karyawan lepas. Karyawan I di Wisata Agro Tambi berjumlah dua orang. Kriteria dari karyawan I yaitu Sarjana, minimal 47

64 memiliki latar belakang pendidikan SMA, dan karyawan II yang telah membuat paper yang kemudian dipersentasikan kepada dewan direksi. Karyawan II yang ada di Wisata Agro Tambi sebanyak tiga orang. Kriteria karyawan II yaitu, memiliki latar belakang pendidikan minimal lulusan SMP dan melalui tes tertentu. Karyawan borong tetap merupakan karyawan yang bekerja sebagai pegawai di Wisata Agro Tambi. Karyawan borong memiliki kriteria mininal lulusan SMP. Sedangkan karyawan lepas yang dimiliki oleh Wisata Agro Tambi sebanyak satu orang. Karyawan lepas merupakan karyawan yang direkrut ketika Wisata Agro Tambi sewaktu-waktu membutuhkan tenaga tambahan. Syarat untuk menjadi karyawan lepas ini yaitu memiliki latar belakang minimal SMP. Tenaga kerja di wisata Agro Tambi harus memiliki pengetahuan mengenai Wisata Agro Tambi itu sendiri. Para karyawan yang ada di Wisata Agro Tambi mampu memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Hal ini dapat dilihat dari hasil penyebaran kuesioner kepada 30 pengunjung Wisata Agro Tambi dimana 25 orang (83%) dari pengunjung tersebut merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh para karyawan. 6. Bukti Fisik Wisata Agro Tambi memiliki 22 bangunan. Bangunan yang ada di Wisata Agro Tambi ini memberikan suasana alam yang sejuk, asri dan indah. Lokasi usaha juga berbatasan langsung dengan pemandangan dari hamparan tanaman teh dan pegunungan yang semakin menambah suasana alam bagi para wisatawan yang datang. Wisata Agro Tambi dilengkapi oleh beberapa fasilitas baik fasilitas utama ataupun fasilitas pendukung. Beberapa bukti fisik yang mendukung kegiatan usaha Wisata Agro Tambi antara lain : 1) Home Stay (pondok) Wisata Agro Tambi memiliki 15 jenis home stay dengan kapasitas yang berbeda-beda pada tiap jenisnya. Setiap jenis home stay memiliki ukuran dan desain arsitektur yang berbeda. Setiap home stay dilengkapi oleh beberapa fasilitas seperti spring bed, televisi, lemari pakaian, meja rias, kamar mandi dan water heater. Kapasitas maksimum home stay dalam menampung tamu yang menginap adalah sebanyak 110 orang. 48

65 2) Ruang Pertemuan Wisata Agro Tambi memiliki dua ruang pertemuan yaitu Sansevieria dan Camellia. Kedua jenis ruang pertemuan ini memiliki ukuran dan disain yang berbeda. Ruang pertemuan ini biasa digunakan untuk acara yang diadakan oleh instansi-instansi. 3) Pabrik Teh Di sekitar wilayah Wisata Agro Tambi terdapat pabrik pengolahan teh. Pabrik ini dikelola langsung oleh PT. Tambi. Pabrik ini juga digunakan oleh pengunjung wisata agro untuk melihat proses pengolahan teh. Pabrik ini didisain khusus agar para pengunjung dapat melihat secara langsung proses pengolahan teh dari tahap pelayuan hingga tahap pengemasan sehingga tidak mengganggu aktivitas yang sedang berlangsung di pabrik tersebut. 4) Kebun Teh Kebun teh yang ada di sebelah Wisata Agro Tambi ini terletak di bawah lereng Gunung Sindoro. Pengunjung wisata agro dapat berjalan mengelilingi kebun teh ini dengan panjang sekitar satu kilometer sambil melihat para pemetik teh yang sedang bekerja dan mengetahui bagaimana cara budidaya teh yang dijelaskan oleh pemandu wisata yang telah disediakan oleh Wisata Agro tambi. 5) Petunjuk Arah Wisata Agro Tambi memiliki empat petunjuk arah yang diletakkan di tempat-tempat strategis antara lain yaitu di daerah Singkir, Jalan raya Dieng, Leksono dan Kretek. Petunjuk arah ini berfungsi agar para calon pengunjung mengetahui keberadaan Wisata Agro Tambi dan dapat dengan mudah menemukannya. 6) Mini Market Wisata Agro Tambi memiliki mini market yang menyediakan oleh-oleh bagi para pengunjung yang ingin berbelanja. Mini market ini menyediakan beberapa oleh-oleh khas Wonosobo seperti Carica, Kacang Dieng, Keripik Jamur, batik, dan teh hasil olahan dari PT.Tambi. Barang yang ada di mini market ini merupakan barang yang dititipkan oleh 49

66 masyarakat sekitar dan beberapa toko oleh-oleh yang berada di Wonosobo. 7) Tempat Parkir Wisata Agro Tambi memiliki area parkir yang cukup luas. Wisata Agro Tambi memiliki lahan parkir di tiga titik yang berbeda yaitu di bagian depan Wisata Agro Tambi yang biasa digunakan oleh kendaraan besar seperti bus atau truk. Tempat parkir yang kedua terletak di samping ruang tunggu supir yang biasa digunakan oleh kendaraan-kendaraan pribadi yang dibawa oleh pengunjung. Tempat parkir yang ketiga berada di samping kantor Wisata Agro Tambi yang biasanya digunakan roda dua atau kendaraan milik pengelola Wisata Agro Tambi. 8) Kantor (Office) Kantor yang ada di Wisata Agro Tambi merupakan salah satu sarana yang dapat mempermudah pengelola dalam melayani pengunjung, seperti reservasi. Pengunjung pun dapat melaporkan keluhan terkait dengan pelayanan yang ada di Wisata Agro Tambi. 9) Toilet Toilet yang dimiliki oleh Wisata Agro Tambi berjumlah enam buah. Tiga buah untuk wanita dan tiga buah untuk laki-laki. Toilet ini terletak di kantor Wisata Agro, mushola, dan di ruang tunggu supir. 10) Restoran Restoran ini terletak di dalam kantor bersebelahan dengan tempat reservasi. Restoran ini akan beroperasi ketika ada pengunjung yang datang. Makanan yang disediakan di restoran ini adalah makanan tradisional khususnya makanan khas daerah Wonosobo. Restoran ini juga berfungsi sebagai tempat beristirahat bagi pengunjung yang baru selesai berjalan-jalan mengelilingi kebun dan pabrik teh sambil menikmati jamuan yang telah disiapkan oleh pihak Wisata Agro Tambi. 11) Mushola Wisata Agro Tambi memiliki satu mushola. Letak dari mushola tersebut adalah di bawah kantor. Mushola merupakan salah satu sarana pendukung kegiatan Wisata Agro Tambi. Pengunjung dapat melakukan kegiatan 50

67 ibadah di mushola tersebut dan tidak perlu mencari-cari mesjid yang terdekat. Dalam mushola ini juga tersedia sajadah, sarung, dan mukena yang dapat digunakan oleh pengunjung. 12) Arena Bermain Dalam arena bermain tersedia beberapa permainan anak-anak. Namun, fasilitas permainan ini belum bervariasi. Selain itu permainan ini tergolong kurang baik karena beberapa permainan ada yang kurang terawat. 13) Kolam Wisata Agro Tambi memiliki dua buah kolam yang dapat menambah keindahan. Selain menambah keindahan, kolam ini juga berfungsi sebagai sarana pendukung kegiatan outbound. Permainan yang dilakukan di kolam ini salah satunya adalah meniti tali di atas kolam. Ukuran dari kedua kolam tersebut sekitar 8x4 meter dengan kedalaman satu meter. 14) Pos Satpam Pos satpam ini terletak tepat di pintu masuk Wisata Agro Tambi. Petugas yang berjaga setiap hari berjumlah dua orang. Dua orang petugas keamanan ini berjaga secara bergantian selama 24 jam. Adanya petugas keamanan ini membuat pengunjung merasa lebih aman. 7. Proses Wisata Agro Tambi mengatur urutan dari produk jasa yang ditawarkan agar dapat dinikmati oleh wisatawan secara maksimal. Urutan kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan dimulai dari berkeliling kebun (plantation tour) disini wisatawan diberikan pengetahuan mengenai cara budidaya tanaman teh dari mulai menanam hingga proses pemanenan, setelah itu wisatawan dapat menikmati kunjungan ke pabrik pengolahan teh dan mendapatkan informasi mengenai proses pengolahan teh dari bahan baku hingga dapat dikonsumsi, kemudian wisatawan dijamu oleh minuman teh yang telah mereka lihat proses pembuatannya. 51

68 Hasil Analisis Aspek Pasar Berdasarkan hasil analisis aspek pasar usaha Wisata Agro Tambi layak untuk dijalankan, karena masih terbukanya peluang pasar dibidang pariwisata khususnya wisata agro. Hal ini dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Wonosobo yang mengalami peningkatan dan Wisata Agro Tambi meru[akan satu-satunya wisata agro yang ada di Kabupaten Wonosobo. Selain itu, bauran pemasaran yang diterapkan oleh Wisata Agro Tambi ini sudah cukup mendukung kegiatan usaha ini. Namun, yang harus diperbaiki adalah promosi Wisata Agro Tambi melalui teknologi e-commerse dimana informasi pada website yang dimiliki oleh wisata agro ini kurang update hingga saat ini. Jika sistem promosi melalui teknologi e-commerse ini terkelola dengan baik, maka akan membantu kegiatan usaha ini dalam hal peningkatan jumlah pengunjung Aspek Teknis Aspek teknis digunakan untuk menganalisis hal-hal yang berhubungan dengan teknis atau kegiatan operasi. Hal-hal tersebut antara lain meliputi lokasi usaha, skala usaha, fasilitas, layout usaha, dan alur kegiatan operasional. Tujuan dari analisis aspek teknis dari Wisata Agro Tambi ini adalah menilai ketepatan teknis yang diterapkan oleh wisata agro ini dalam menciptakan produk jasa yang sesuai dengan target konsumen Lokasi dan Tata Letak Wisata Agro Tambi terletak di Desa Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah dengan luas lahan sebesar 1,5 Ha. Lokasi usaha ini dipilih berdasarkan berbagai pertimbangan, diantaranya adalah : 1) Kondisi geografis Lokasi Wisata Agro Tambi terletak pada kawasan pegunungan, tepatnya di lereng Gunung Sindoro dengan ketinggian sebesar m dpl. Selain itu, lokasi ini juga didukung oleh udara yang dingin dengan suhu rata-rata sebesar 15 0 C 24 0 C. Lokasi ini cocok untuk dijadikan tempat wisata khususnya wisata agro karena memiliki suasana yang nyaman. Letak dari Wisata Agro Tambi ini cukup strategis karena berada di jalur wisata seperti Yogyakarta, Candi Borobudur, Magelang, dan beberapa tempat wisata di Wonosobo 52

69 seperti Dataran Tinggi Dieng, Kalianget serta tempat wisata lainnya. Kondisi geografis tersebut sangat mendukung Wisata Agro Tambi dalam menjalankan kegiatan usahanya. 2) Ketersediaan fasilitas Lokasi Wisata Agro Tambi dipilih karena PT Tambi yang merupakan perusahaan induk dari Wisata Agro Tambi ini memiliki perkebunan teh dan pabrik teh di sekitar lokasi wisata agro sehingga dapat dijadikan sebagai fasilitas dari Wisata Agro Tambi dalam menjalankan kegiatannya. Selain itu, kondisi jalan menuju lokasi wisata agro ini cukup baik. Seluruh jalan sudah beraspal dan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Akses menuju lokasi ini pun cukup mudah karena terdapat banyak angkutan umum menuju lokasi Wisata Agro Tambi ini. 3) Ketersediaan listrik dan air Wisata Agro Tambi sejauh ini tidak pernah mengalami kesulitan dalam hal mendapatkan listrik dan air. Di lokasi ini fasilitas penerangan sudah cukup baik. Keberadaan usaha yang terletak di bawah kaki gunung membuat air mudah untuk diperoleh karena lokasi usaha dekat dengan mata air. 4) Supply tenaga kerja Wisata Agro Tambi tidak memiliki kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja. Sejauh ini, tenaga kerja yang ada di wisata agro ini berasal dari masyarakat sekitar lokasi usaha ini berada. Salah satu alasan mengapa Wisata Agro Tambi ini mengambil tenaga kerja dari masyarakat sekitar adalah agar dapat membantu dalam menyejahterakan masyarakat sekitar lokasi usaha. 5) Hukum dan peraturan yang berlaku Wisata Agro Tambi ini didukung oleh peraturan pemerintah setempat sehingga tidak ada peraturan dari pemerintah yang mengganggu kegiatan dari Wisata Agro Tambi. Masyarakat sekitar lokasi usaha pun tidak ada yang menentang dengan adanya usaha ini. Disain tata letak (layout) yang diterapkan oleh Wisata Agro Tambi sudah efektif. Hal ini terlihat dari arsitektur yang diterapkan sudah sesuai dengan konsep wisata yang ditawarkan. Layout dari Wisata Agro Tambi dapat dilihat pada Lampiran 18, dari gambar tesebut dapat terlihat bahwa letak dari fasilitas yang 53

70 satu dengan fasilitas yang lain tidak terlalu jauh. Penempatan semua fasilitas juga sudah teratur dan sesuai dengan alur kegiatan pengunjung wisata agro ini. Rute perjalanan pengunjung di Wisata Agro Tambi dimulai dari berjalan mengelilingi kebun teh, kemudian dilanjutkan berkunjung ke pabrik teh dan kembali ke Wisata Agro Tambi Fasilitas, Skala, dan Operasional Usaha Wisata Agro Tambi menyediakan beberapa fasilitas bagi para wisatawan yang disesuaikan dengan keinginan dan tujuan kunjungan wisata yang semakin berkembang. Fasilitas yang disediakan baik berupa fasilitas utama maupun fasilitas pendukung. Fasilitas utama yang disediakan di agrowisata ini adalah perkebunan teh, pabrik teh, gedung pertemuan, home stay, dan outbound. Sedangkan fasilitas pendukung yang disediakan di Wisata Agro Tambi ini antara lain taman, kolam ikan, pemandu wisata (guide), sarana bermain (play ground), mushala, toilet, cash bar, penjualan cinderamata, restorasi, serta tempat parkir. 1. Perkebunan Teh Fasilitas ini merupakan sarana bagi pengunjung untuk jalan-jalan sambil menikmati keindahan alam dan menambah wawasan tentang budidaya tanaman teh. 2. Pabrik Teh Pabrik teh yang berada di kawasan Wisata Agro Tambi ini memiliki tata ruang yang berwawasan wisata sehingga wisatawan dapat melihat proses pengolahan teh hitam secara langsung mulai dari proses penyediaan bahan baku sampai teh siap dikonsumsi. 3. Gedung Pertemuan Gedung pertemuan ini memiliki ruangan yang khas, bersih, terang, dan bebas polusi. Gedung ini biasanya digunakan untuk acara pertemuan, seminar, diskusi, hiburan dan sejenis rapat lainnya. Gedung pertemuan ini mampu menampung sebanyak 150 sampai 200 orang. 4. Pondok (Home Stay) Fasilitas ini merupakan sarana bagi pengunjung untuk menginap di lokasi Wisata Agro Tambi. Fasilitas home stay ini memiliki gaya rumah khas pegunungan yang berlokasi di lingkungan taman yang bernuansa pedesaan. 54

71 5. Outbound Fasilitas ini merupakan fasilitas permainan untuk character building, team building, dan petualangan. Fasilitas ini disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan stres bagi wisatawan yang setiap harinya disibukkan dengan pekerjaan. Permainan yang disediakan seperti jaring laba-laba (spider net), jembatan goyang (bridge of dance), titian di atas air (line bridge on the sea), meluncur dari atas pohon (sliding on rope), dan mencari jalan pulang (back home hunting). Semua jenis permainan tersebut dikemas dalam fun games dan Outward Bound Management Training (OBMT) yang termasuk dalam salah satu paket wisata yang dijual oleh Wisata Agro Tambi. 6. Pemandu (Guide) Fasilitas ini disediakan bagi pengunjung yang mengambil paket wisata kebun dan pabrik. Fasilitas ini disediakan dengan tujuan agar para wisatawan tidak hanya sekedar menikmati pemandangan saja, tetapi dapat mengetahui budidaya serta pengolahan teh sehingga dapat dikonsumsi. 7. Sarana Bermain (Play Ground) Fasilitas ini merupakan sarana bermain untuk anak-anak yang terdiri dari ayunan, luncuran, dan panjat tambang. Fasilitas ini disediakan agar menambah keinginan tinggal lebih lama di Wisata Agro Tambi. 8. Taman Kolam Ikan Fasilitas ini merupakan sarana pendukung untuk rekreasi dan kegiatan lapangan atau acara di taman, serta dilengkapi juga dengan saung sebagai tempat beristirahat. Berdasarkan bangunan dan fasilitas yang ada Wisata Agro Tambi mampu menampung pengunjung yang menginap sebanyak 110 orang dan pengunjung tanpa menginap sebanyak 600 orang per hari. Hal ini menunjukkan bahwa skala usaha Wisata Agro Tambi ini cukup besar. Wisata Agro Tambi memiliki alur kegiatan operasional yang jelas sehingga dapat berjalan dengan efisien. Alur kegiatan operasional dari Wisata Agro Tambi dapat dilihat pada Gambar 5. 55

72 Kunjungan Sehari Reservasi Menginap Berkeliling kebun teh Hari Pertama Hari Kedua Mengunjungi pabrik teh Check in Berkeliling kebun teh Menikmati minuman teh Jamuan teh Mengunjungi pabrik teh GENEN* Sarapan Pagi Keterangan : (*) : fasilitas pilihan dengan biaya tambahan. Gambar 5. Alur Operasional Kegiatan Usaha Wisata Agro Tambi Sumber : Data Primer (2012) Penggunaan Teknologi Teknologi yang digunakan oleh Wisata Agro Tambi tergolong modern. Walaupun Wisata Agro Tambi ini memiliki nuansa pedesaan, namun fasilitas yang ada di wisata agro ini tergolong modern. Semua fasilitas yang ada pada home stay adalah fasilitas yang bersifat modern, seperti spring bed, dispenser, bedtube, dan water heater. Selain dilihat dari fasilitas yang ada, Wisata Agro Tambi juga menggunakan teknologi yang modern untuk mendukung kegiatan usahanya. Wisata Agro Tambi membangun satu unit pemancar wi-fi agar wisatawan yang datang dapat mengakses internet secara gratis. Wisata Agro Tambi ini juga memiliki mini wireless yang berguna pada saat pemandu wisata memberikan penjelasan pada saat pengunjung melakukan kegiatan berkeliling kebun dan pabrik teh. Selain itu, Wisata Agro Tambi juga memiliki satu unit komputer yang digunakan untuk memasukkan data-data sebagai dokumen mereka. Pihak manajemen wisata agro ini juga menggunakan software untuk melakukkan pencatatan terkait dengan jumlah pengunjung yang datang serta keuangan yang 56

73 dimiliki oleh Wisata Agro Tambi, sehingga dapat langsung dikontrol secara online oleh dewan direksi PT Tambi. Wisata Agro Tambi juga memiliki satu buah genset sebagai pasokan listrik jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik. Hal ini dilakukan agar kenyamanan wisatawan tidak terganggu dengan terjadinya pemadaman listrik Hasil Analisis Aspek Teknis Kelayakan usaha berdasarkan aspek teknis dapat dilihat dari indikator kelayakan aspek teknis. Layak atau tidaknya suatu usaha secara aspek teknis adalah dilihat dari lokasi usaha dan fasilitas yang dimiliki sesuai dengan konsep usaha dan dapat mendukung kegiatan usaha tersebut. Wisata Agro Tambi memiliki bangunan dan fasilitas yang cukup baik sesuai dengan konsep wisata agro yang ditawarkan kepada pengunjung. Bangunan dan fasilitas yang ada di wisata agro ini tertata dengan baik dan rapi. Teknologi yang digunakan merupakan teknologi yang tepat guna. Dalam pengoperasiannya tidak terdapat kendala yang dapat menghambat kegiatan usaha. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi tersebut dapat digunakan secara maksimal Aspek Manajemen Aspek manajemen digunakan untuk menganalisis hal-hal yang berhubungan dengan manajemen seperti struktur organisasi perusahaan, job desk dari masing-masing karyawan sesuai dengan jabatan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, serta sistem penggajian tenaga kerja dari suatu usaha. Aspek ini perlu dianalisis untuk melihat apakah manajemen yang diterapkan di Wisata Agro Tambi ini sudah cukup baik dan layak untuk terus diterapkan Struktur Organisasi Struktur organisasi yang ada di wisata Agro Tambi terdiri dari direktur, kepala seksi (kasi) keuangan, kepala seksi (kasi) umum, bagian keuangan dan pembukuan, bagian kebersihan, bagian pelayanan, bagian keamanan, customer service, dan bagian teknis dan penerangan. Bagan dari struktur organisasi dari Wisata Agro Tambi dapat dilihat pada Gambar 7. 57

74 Direktur Utama Direktur Pemimpin UP Manajer Kasi Keuangan Kasi Umum Administrasi & Pembukuan Bendahara Kebersihan Customer Keamanan Teknik & & Service Perlengkapan Pelayanan Keterangan : = Garis Komando = Garis Koordinasi Gambar 7. Struktur Organisasi Wisata Agro Tambi Sumber : PT. Perkebunan Teh Tambi Berdasarkan struktur organisasi tersebut, setiap jabatan memiliki tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing. Wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan antara lain : 1) Direktur/ Dewan Direksi 2) Pemimpin Unit Perkebunan Tambi 3) Manajer. Manajer di Wisata Agro Tambi ini terdiri dari satu orang. Wewenang dan tanggung jawab seorang manajer adalah : a) Bertanggung jawab kepada Direksi. b) Melaporkan kepada Direksi bila diperlukan berkaitan dengan pelaksanaan operasional Wisata Agro. c) Berkoordinasi dengan Pemimpin Unit Perkebunan dan Staf Wisata Agro dalam pelaksanaan operasional wisata agro dan perhotelan/ pondok wisata. d) Berkoordinasi dengan Kepala Bagian Umum berkaitan dengan masalah pemasaran (produk, harga, dan promosi) 58

75 e) Mengatur paket-paket wisata agro baik tamu rombongan maupun perorangan, termasuk fasilitas paket wisata yang tidak ada di Wisata Agro Tambi. f) Mengatur dan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait. g) Mengontrol dan mengawasi kegiatan operasional maupun fasilitas yang ada di Wisata Agro Tambi. h) Menyusun strategi pengembangan usaha 4) Kepala Seksi Umum (Kasi Umum) Hubungan Organisasi a) Bertanggung jawab kepada Manajer Wisata Agro. b) Mengkoordinasi/membawahi Pelaksana Kebersihan dan Pelayanan c) Mengkoordinasi/membawahi Customer Service d) Mengkoordinasi/membawahi Keamanan e) Mengkoordinasi/membawahi Pelaksana Teknik dan Perlengkapan Fungsi dan Tugas Bertanggung jawab kepada Manajer Wisata Agro dalam hal pekerjaan pemeliharaan kebersihan fasilitas wisata agro, pelayanan, restorasi dan keamanan, serta sebagai petugas Front Office untuk urusan Pondok Wisata, Paket Wisata Agro maupun Wisata Taman (tiket harian masuk maupun paket) Sebagai petugas Front Office a) Menerima reservasi kunjungan menginap maupun tidak menginap b) Mendata tamu, menunjukkan kamar tamu, menunjukkan fasilitas, mencatat pesanan, menerima dan menagih biaya tamu dan mengantar tamu check out hotel. Sebagai penanggung jawab urusan umum a) Menginformasikan pada seluruh bagian mengenai adanya reservasi yang harus dibukukan dengan jelas dan dipersiapkan segera. b) Mengkoordinasi pelayanan untuk menyiapkan perlengkapan kamar dan kebutuhan tamu. c) Mengkoordinasi pelayanan untuk menyiapkan paket wisata rombongan maupun perorangan (tiket harian masuk) 59

76 d) Melaksanakan tugas belanja keperluan konsumsi sesuai standar harga dan standar jumlah (porsi) e) Menyetujui permohonan permintaan barang yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dalam bidangnya. f) Melaksanakan tugas lain, membantu bagian lain yang memerlukan penanganan segera dengan penuh tanggung jawab dan kerjasama. g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manajer Wisata Agro. 5) Kepala Seksi Keuangan (Kasi Keuangan) Hubungan Organisasi : a) Bertanggung jawab kepada Manajer Wisata Agro b) Mengkoordinasi/membawahi Pelaksana Akuntansi dan Pembukuan c) Mengkoordinasi/membawahi Bendahara Fungsi dan tugas : a) Merencanakan, mengatur, mengoordinasikan, mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan prosedur administrasi keuangan wisata agro, penggunaan keuangan wisata agro, kewajiban perpajakan, penyusunan laporan keuangan dan laporan lain-lain yang berkaitan dengan transaksi keuangan agrowisata secara sistematis dan informatif untuk membantu pengendalian intern dan pengambilan keputusan manajemen. b) Bertanggung jawab mencatat dan membukukan transaksi keuangan biaya maupun pendapatan wisata agro c) Membuat anggaran yang mencakup kebutuhan akan alat-alat perlengkapan, upah/honor tenaga kerja dan biaya untuk melaksanakan tugas dalam bidangnya d) Membantu Manajer Wisata Agro membuat penawaran paket wisata khusus sesuai reservasi e) Membuat dan menyiapkan data keuangan untuk pelaporan keuangan secara rutin f) Membuat tagihan biaya atas penggunaan fasilitas, pembelian, sewa dan lain-lain bagi pengunjung wisata 60

77 g) Menghitung dan mencatat biaya produksi konsumsi sesuai jumlah tamu ketika ada transaksi. h) Mengkoordinasi, memimpin dan melaksanakan penjualan paket wisata sesuai dengan jumlah tamu dengan kontrak tertulis maupun dengan tiket masuk. i) Melaporkan secara harian kepada direksi tentang jumlah nilai kontrak/ tiket wisata yang terjual, baik tamu menginap maupun tidak menginap. j) Melaporkan data keuangan dan kunjungan tamu wisata agro dengan penuh tanggung jawab kepada Direksi. k) Mengontrol, mengawasi dan memelihara kondisi fasilitas wisata agro dan perlengkapannya seperti kamar/pondok wisata, meeting hall, saung, taman, kolam, mushala, toilet, dan sebagainya. l) Membantu tugas Kasi Umum sebagai petugas front office dan koordinasi restorasi. m) Wajib untuk secara aktif dengan strategi yang matang mencari pangsa pasar wisata agro yang seluas-luasnya, sehingga seluruh hasil produksi jasa wisata agro dapat terjual dengan nilai yang optimal. n) Melaksanakan tugas sebagai Food Control Cost (pengecekan biaya per porsi makanan) o) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi. 6) Pelaksana Akuntansi dan Pembukuan a) Membantu Kasi Keuangan dan bertanggung jawab dalam tugas melaksanakan pekerjaan harian di bagian akuntansi b) Melakukan koordinasi aktivitas administrasi keuangan c) Membantu Kasi Keuangan dalam membuat anggaran yang mencakup kebutuhan akan alat-alat perlengkapan, upah dan tenaga kerja serta biaya untuk melaksanakan tugas dalam bidangnya. d) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik dalam kerjasama intern maupun ektern di lingkungan kerjanya. e) Membuat dan menyiapkan data keuangan untuk pelaporan keuangan harian secara rutin. 61

78 f) Membuat tagihan biaya (bill of charge) atas penggunaan fasilitas, pembelian, sewa, dan lain-lain, bagi pengunjung wisata/tamu dalam pesanan paket maupun tiket dan dipertanggungjawabkan pada Manajer Wisata Agro. g) Melaporkan dan mencatat biaya produksi konsumsi sesuai jumlah tamu. h) Membuat laporan harian, mingguan, dan laporan berkala lainnya secara teratur. i) Mencatat transaksi keuangan biaya dan pendapatan ke dalam pembukuan wisata agro. j) Melaporkan, mencatatat, menyimpan dan mengamankan uang wisata agro. k) Membantu pekerjaan yang diperlukan bagian-bagian lain. l) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kasi Keuangan. 7) Bendahara a) Mengelola, mencatat penggunaan kas kecil dan hal-hal yang berkaitan dengan kas kecil untuk kelancaran kegiatan operasional usaha agar mencapai tujuan secara efektif dan efisien. b) Membantu urusan keuangan, mengingatkan dan memberi masukan akan rencana pengeluaran kas kecil wisata agro. c) Wajib menjamin kelancaran operasi wisata agro dengan memberikan pelayanan keuangan yang efektif, aman, tertib, lancar tidak berbelit-belit, tepat waktu dan penuh dedikasi mengamankan keuangan wisata agro dari hal-hal yang semestinya tidak diperlukan. d) Wajib meminta laporan yang lengkap, bukti-bukti, dan dokumendokumen pendukung pengeluaran dana dari bagian/kepanitiaan dan lainlainnya, sehingga tercipta iklim tertib administrasi keuangan khususnya dalam kas kecil e) Membantu urusan keuangan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi strategi dana kas kecil, manajemen kas kecil dan peninjauan ketentuan yang berlaku sehingga menjamin efektivitas cash flow kas kecil wisata agro 62

79 f) Wajib membuat laporan harian maupun laporan lain-lain yang berkaitan dengan kas kecil yang diminta oleh Kasi Keuangan g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kasi Keuangan 8) Pelaksana Kebersihan dan Pelayanan a) Membantu Kasi Umum dalam bidang pekerjaan kebersihan lingkungan, pelayanan wisata. b) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kebersihan area fasilitas Wisata Agro, seperti halaman parkir, taman, toilet umum, dan pekerjaan kebersihan lain yang diperlukan. c) Bertugas sebagai Tata Graha (House keeper), pelayanan dan perlengkapan. d) Bertanggung jawab kepada Kasi Umum untuk perawatan dan pemeliharaan pondok wisata. e) Memenuhi kebutuhan guest suplies pondok wisata yang akan digunakan dan yang akan dipersiapkan. f) Merawat, memelihara perlengkapan pondok seperti kamar mandi, tempat tidur, dan perlengkapan kebutuhan tamu yang diberikan maupun yang tidak diberikan. g) Menyimpan dan mengkoordinasi persediaan perlengkapan hotel dan guest suplies. h) Bertanggung jawab dalam hal pemeliharaan kebutuhan air, listrik, dan gas untuk pondok wisata. i) Bertugas sebagai penatu dan binatu, pramusaji dibantu oleh pekerja pelaksana (bellboy) j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kasi Umum 9) Pelaksana Keamanan a) Bertanggung jawab kepada Kasi Umum berkaitan dengan pengamanan dan memberikan rasa aman pada tamu, karyawan dan pengunjung. b) Mengendalikan keamanan dan memberikan kenyamanan terhadap kegiatan wisata yang dijual oleh wisata agro. c) Menjaga dan mengawasi tamu yang diduga akan skipper. d) Melindungi barang-barang milik tamu dan perusahaan. 63

80 e) Mengatur dan mengawasi parkir para tamu. f) Mengatur dan mengawasi pedagang dari luar wisata agro. g) Mencatat dan mengurusi laporan kejadian perkara. h) Mengurusi barang milik pengunjung atau karyawan yang tertinggal i) Mengantar tamu check out. 10) Pelaksana Teknik dan Perlengkapan a) Membantu dalam mengadakan, menyiapkan, mengatur perlengkapan dan tempat objek kunjungan seperti: route dan permainan tea walk, perlengkapan objek tanaman, perlengkapan objek pabrik, perlengkapan objek layanan minum teh dan kenangan, dan perlengkapan objek taman dan hiburan. b) Bertanggung jawab terhadap tata lingkungan taman agar selalu tampak asri dan menarik, dalam tugasnya dibantu oleh petugas taman. c) Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan sarana dan fasilitas pendukung wisata agro seperti pondok wisata, gedung, kursi, meja dan sound system. d) Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan listrik, instalasi air dan sanitasi. 11) Customer Service a) Membantu melaksanakan tugas penjualan dengan menawarkan produk pendukung lainnya baik untuk paket maupun untuk tiket yang mendukung tercapainya tujuan usaha. b) Mengawasi efektivitas dokumen penjualan, mengawasi kelengkapan administrasi dan menjamin kebenaran laporan yang diberikan pihak-pihak luar yang berkaitan dengan penjualan c) Menyusun suatu mekanisme/sistem administrasi penjualan yang mendukung efektivitas dan efisiensi kerja d) Menyampaikan data hasil penjualan kepada seksi akuntansi dan memberikan laporan kepada Kasi Umum wisata agro. e) Bertanggung jawab terhadap keperluan konsumsi pengunjung (porsi, belanja, pengelolaan stock dan pengolahan) dan mengkoordinasikannya kepada tour operator dan resepsionis f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kasi Umum. 64

81 Berdasarkan deskripsi pekerjaan tersebut, dapat dilihat bahwa tugas dan wewenang dari setiap jabatan sudah terdeskripsi dengan baik. Namun, pada pelaksanaannya karyawan di Wisata Agro Tambi tidak hanya bekerja sesuai dengan deskripsi pekerjaan dari masing-masing jabatan. Jika pekerjaan di satu bagian telah selesai, maka karyawan tersebut membantu bagian lain dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kondisi ini biasa terjadi jika tamu yang berkunjung ke Wisata Agro Tambi cukup ramai. Hal ini tidak menimbulkan masalah selama pekerjaan utama mereka telah selesai dijalankan. Sejauh ini kondisi seperti itu tidak mengganggu produktivitas dari para karyawan Wisata Agro Tambi Tenaga Kerja Tenaga kerja di Wisata Agro Tambi berjumlah 15 orang. Tenaga kerja yang terdapat di Wisata Agro Tambi terdiri dari karyawan I, karyawan II, karyawan borong tetap dan karyawan borong lepas. Karyawan I berjumlah dua orang yang terdiri dari satu orang manajer dan satu orang kepala seksi operasional. Karyawan II berjumlah tiga orang terdiri dari satu orang kepala seksi umum dan dua orang pelaksana yaitu pelaksana akuntansi serta pelaksana pelayanan tamu. Sedangkan karyawan borong tetap berjumlah sembilan orang dan satu orang sebagai borong lepas. Semua tenaga kerja yang bekerja di Wisata Agro Tambi merupakan masyarakat Wonosobo khususnya penduduk sekitar wisata agro. Masing-masing tingkatan karyawan memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Karyawan I memiliki latar belakang Sarjana, karyawan II memiliki latar belakang pendidikan terakhir SMA, dan karyawan borong tetap memiliki latar belakang pendidikan terakhir SMP. Setiap tenaga kerja memiliki gaji pokok yang sudah ditentukan sesuai dengan jabatan masing-masing. Sistem penggajian karyawan di Wisata Agro Tambi adalah per bulan. Wisata Agro Tambi juga memiliki karyawan lepas yang diperlukan jika ada kunjungan wisatawan. Kebutuhan tenaga kerja ini disesuaikan dengan banyaknya jumlah wisatawan yang datang. Sistem upah dari karyawan lepas ini adalah upah harian. Upah harian yang diberikan sebesar Rp per hari. Selain gaji pokok, karyawan yang bekerja di Wisata Agro Tambi diberikan 65

82 fasilitas lain seperti asuransi kesehatan, JAMSOSTEK, THR, keanggotaan koperasi, seragam kerja, dan bonus cuti bagi seluruh karyawan. Selain fasilitas tersebut, bagi karyawan satu terdapat pula fasilitas pensiun yang diberikan setelah selesai masa kerja. Karyawan Wisata Agro Tambi yang memiliki kinerja cukup baik diberikan kesempatan untuk dipromosikan naik jabatan. Hal ini dilakukan agar mampu memotivasi para karyawan dalam meningkatkan kinerja mereka Hasil Analisis Aspek Manajemen Layak atau tidaknya suatu usaha dari aspek manajemen dapat dilihat dari indikator kelayakan aspek manajemen. Indikator kelayakan aspek manajemen adalah memiliki struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas. Peran dari masing-masing divisi juga mampu dijalankan dengan maksimal. Karyawan masing-masing divisi ditempatkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga karyawan tersebut mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Berdasarkan hasil analisis manajemen, maka dapat disimpulkan bahwa Wisata Agro Tambi layak untuk dijalankan Aspek Hukum Aspek hukum digunakan untuk melihat hal-hal yang berkaitan dengan legalitas suatu usaha. Hal yang dianalisis dalam aspek hukum meliputi badan hukum dan izin usaha Badan Hukum dan Izin Usaha Badan hukum dari Wisata Agro Tambi ini dipayungi oleh badan hukum perusahaan induk yaitu PT Tambi. Hal ini disebabkan Wisata Agro Tambi ini merupakan salah satu unit bisnis dari PT Tambi. Namun, Wisata Agro Tambi ini memiliki izin usaha tertulis. Wisata Agro Tambi memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). SIUP ini merupakan izin usaha yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota/Wilayah sesuai dengan domisili perusahaan, baik kegiatan usaha di bidang barang maupun jasa. Selain itu, Wisata Agro Tambi juga memiliki surat perizinan mendirikan bangunan seperti penginapan dan restorasi. Wisata Agro Tambi juga memiliki akta yang telah disahkan oleh notaris. Keberadaan dari Wisata Agro Tambi ini 66

83 pun sudah terdaftar sebagai objek wisata di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo Hasil Analisis Aspek Hukum Penentuan kelayakan usaha berdasarkan aspek hukum dapat dilihat dari indikator kelayakan aspek hukum. Indikator kelayakan dari aspek hukum adalah adanya badan hukum usaha yang jelas serta memiliki izin tertulis sehingga keberadaannya diketahui oleh pemerintah setempat. Wisata Agro Tambi ini walaupun belum memiliki badan usaha sendiri, tetapi badan hukum wisata agro ini dipayungi oleh PT Tambi. Wisata Agro Tambi ini sudah memiliki izin tertulis serta keberadaannya telah terdaftar dan diakui oleh pemerintah setempat khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo. Berdasarkan kondisi tersebut, maka Wisata Agro Tambi layak secara aspek hukum untuk dijalankan Aspek Sosial Ekonomi Lingkungan Aspek sosial ekonomi dan lingkungan digunakan untuk mengkaji dampak yang timbul akibat suatu usaha terhadap sosial, ekonomi, dan lingkungan. Aspek sosial mengkaji mengenai dampak yang timbul akibat berdirinya suatu usaha terhadap kondisi sosial masyarakat secara umum. Aspek ekonomi mengkaji mengenai dampak yang ditimbulkan oleh suatu usaha terhadap kondisi ekonomi baik pemerintah maupun msyarakat. Aspek lingkungan membahas mengenai dampak yang timbul akibat suatu usaha terhadap lingkungan sekitar Aspek Sosial Wisata Agro Tambi membawa dampak positif terhadap kondisi sosial masyarakat, khususnya masyarakat sekitar lokasi usaha. Adanya Wisata Agro Tambi tidak mengganggu kehidupan sosial masyarakat setempat, bahkan dengan adanya Wisata Agro Tambi, sebagian masyarakat memperoleh pekerjaan dengan menjadi tenaga kerja di Wisata Agro Tambi Aspek Ekonomi Wisata Agro Tambi memiliki tenaga kerja yang seluruhnya berasal dari masyarakat setempat. Hal ini memberikan dampak positif terhadap kondisi 67

84 ekonomi masyarakat di sekitar lokasi usaha. Masyarakat yang bekerja di Wisata Agro Tambi dapat menambah penghasilan mereka, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Selain itu, dengan adanya Wisata Agro Tambi masyarakat sekitar dapat membuka sebuah usaha yang dapat menambah penghasilan mereka. Mereka dapat menitipkan produk yang dihasilkan ke Wisata Agro Tambi untuk dijual ke pengunjung yang datang. Tidak hanya masyarakat sekitar yang merasakan dampak positif adanya Wisata Agro Tambi ini. Selain masyarakat sekitar, dampak positif terhadap ekonomi juga dirasakan oleh pemerintah. Hal ini dapat dilihat melalui pajak yang dibebankan kepada Wisata Agro Tambi setiap bulannya yang dapat ikut serta dalam membangun perekonomian daerah. Pajak yang dikeluarkan oleh Wisata Agro Tambi sebesar 25 persen dari pendapatan yang diperoleh Aspek lingkungan Wisata Agro Tambi tidak membawa dampak negatif terhadap lingkungan di sekitar lokasi usaha. Hal ini dapat terlihat dari pengelolaan limbah Wisata Agro Tambi yang sudah terkelola dengan baik. Wisata Agro Tambi ini juga tidak menimbulkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan sekitar. Limbah yang ditimbulkan oleh Wisata Agro Tambi ini hanya berupa sampah organik maupun anorganik. Wisata Agro Tambi memiliki tempat sampah khusus sebagai tempat pembuangan terakhir dari sampah-sampah yang ada di wisata agro ini. Teknologi yang digunakan di Wisata Agro Tambi ini juga tidak menimbulkan dampak yang berbahaya bagi lingkungan sehingga masyarakat sekitar tidak terganggu dengan keberadaan Wisata Agro Tambi Hasil Analisis Aspek Sosial Ekonomi Lingkungan Sebuah usaha dikatakan layak secara aspek sosial ekonomi dan lingkungan yaitu jika usaha tersebut tidak membawa dampak negatif terhadap kondisi sosial ekonomi dan lingkungan. Usaha Wisata Agro Tambi layak secara aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Wisata Agro Tambi ini membawa dampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat sekitar. Segi ekonomi, dengan adanya Wisata Agro Tambi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan mampu membantu membangun perekonomian daerah. Sedangkan dari segi 68

85 lingkungan, Wisata Agro Tambi memiliki pengelolaan limbah yang cukup baik, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar lokasi usaha Aspek Finansial Aspek finansial digunakan unuk menganalisis usaha Wisata Agro Tambi dari segi finansial. Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah usaha Wisata Agro Tambi ini menguntungkan secara finansial sehingga layak untuk dijalankan. Analisis finansial pada usaha Wisata Agro Tambi dilakukan dalam tiga skenario usaha. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam menganalisis kelayakan finansial ini adalah kriteria kelayakan investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Discounted Payback Period (PP) Analisis Aspek Finansial Skenario I Analisis aspek finansial skenario I ini merupakan analisis finansial usaha Wisata Agro Tambi yang sedang dijalankan saat ini Arus Penerimaan (Inflow) Arus penerimaan dalam analisis aspek finansial skenario I diperoleh dari pendapatan kunjungan wisatawan dan nilai sisa. Pendapatan kunjungan wisatawan diperoleh dari hasil penjualan paket wisata. Perhitungan pendapatan kunjungan wisatawan tahun pertama merupakan pendapatan yang diperoleh di tahun 2011 dikalikan dengan harga paket wisata. Perhitungan pendapatan kunjungan wisatawan pada tahun kedua hingga tahun ke-10 diasumsikan pendapatan naik sebesar 10 persen setiap tahunnya. Rincian mengenai penjualan paket wisata dapat dilihat pada Lampiran 1. Komponen inflow selain pendapatan kunjungan wisatawan adalah nilai sisa. Nilai sisa adalah penerimaan yang diperoleh dari investasi yang tidak habis dipakai selama umur bisnis. Lampiran 2 menujukkan nilai sisa investasi dalam usaha Wisata Agro Tambi. Penyusutan dari komponen investasi menggunakan metode garis lurus, kecuali lahan yang diasumsikan tidak mengalami penyusutan. Rumus yang digunakan untuk menghitung penyusutan dengan metode garis lurus yaitu : 69

86 Penyusutan per tahun = Nilai Beli Nilai Sisa Umur Pakai Arus Pengeluaran (Outflow) Arus pengeluaran pada analisis finansial skenario I terdiri dari tiga macam yaitu biaya investasi, biaya operasional dan biaya pajak. Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada tahun pertama berdirinya suatu usaha. Rincian biaya investasi dari Wisata Agro Tambi dapat dilihat pada Lampiran 3. Wisata Agro Tambi juga memiliki biaya reinvestasi yang digunakan ketika terdapat komponen pada biaya investasi yang telah habis umur ekonomisnya. Barang investasi yang mengalami reinvestasi hanya barang-barang yang umur ekonomisnya tidak selama umur usaha. Biaya reinvestasi yang dikeluarkan oleh Wisata Agro Tambi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Biaya Reinvestasi Usaha Wisata Agro Tambi No. Uraian Biaya (Rp) Umur Ekonomis (tahun) Tahun Ke- 1 Bangunan Televisi Digital Parabola Dispenser Seprei+sarung ,7, 10 bantal+selimut 6 Shower Wisata Agro Tambi membutuhkan biaya operasional untuk mendukung kegiatan operasional yang dijalankan. Biaya operasional dapat dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dikeluarkan pada analisis finansial baik skenario I adalah upah tenaga kerja tetap, THR, listrik air dan komunikasi, transportasi, biaya promosi, pemeliharaan bangunan, perlengkapan kantor, perawatan kendaraan, gas, bahan bakar, dan sewa sound system. Rincian biaya tetap dapat dilihat pada Tabel

87 Tabel 10. Rincian Biaya Tetap Usaha Wisata Agro Tambi No. Uraian Biaya per Bulan (Rp) Biaya per Tahun (Rp) 1 Upah Tenaga Kerja THR Listrik + air komunikasi 4 Transportasi Biaya Promosi Pemeliharaan Bangunan 7 Perlengkapan kantor Perawatan kendaraan Gas Bahan bakar Sewa sound system Total Selain biaya tetap, biaya operasional juga terdiri dari biaya variabel. Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan volume bisnis yang dijalankan. Biaya variabel dari usaha Wisata Agro Tambi pada skenario I adalah upah tenaga kerja tidak tetap, konsumsi, sabun, shampo, shower cup, dan sewa kesenian. Upah tenaga kerja tidak tetap adalah upah yang dikeluarkan oleh Wisata Agro Tambi kepada tenaga kerja tidak tetap (borong lepas). Upah ini diberikan saat adanya kunjungan wisatawan yang memerlukan tenaga kerja tambahan. Wisata Agro Tambi memiliki karyawan borong lepas sebanyak satu orang yang berprofesi sebagai juru masak. Upah tenaga kerja tidak tetap per hari sebasar Rp Karyawan borong lepas ini dipekerjakan minimal dua kali dalam satu minggu. Rincian mengenai upah tenaga kerja tidak tetap dapat dilihat pada Tabel

88 Tabel 11. Rincian Upah Tenaga Tidak Tetap Tahun Jumlah Harga per (hari) Hari(Rp) Total Gaji per Tahun (Rp) Biaya variabel kedua adalah konsumsi. Biaya konsumsi bagi wisatawan Wisata Agro Tambi terbagi menjadi dua, yaitu Rp dan Rp tergantung dari paket yang diambil oleh wisatawan. Paket standar dan paket pendidikan memiliki biaya konsumsi sebesar Rp Sedangkan untuk paket lainnya memiliki biaya konsumsi sebesar Rp Besarnya biaya konsumsi wisatawan Wisata Agro Tambi tahun 2011dapat dilihat pada Lampiran 4. Biaya variabel yang ketiga adalah biaya pembelian sabun, shampo dan shower cup. Sabun, shampo dan shower cup ini merupakan fasilitas bagi wisatawan yang menginap. Setiap orang akan mendapat satu sabun, satu shampo dan satu shower cup. Rincian biaya sabun, shampo dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Biaya Pembelian Sabun dan Shampo per Tahun Tahun Jumlah Harga (Rp) Total Biaya Sabun (Rp)

89 Sedangkan biaya pembelian shower cup bagi wisatawan yang menginap dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Biaya Pembelian Shower Cup per Tahun Tahun Jumlah Harga (Rp) Total Biaya Sabun (Rp) Biaya variabel keempat adalah biaya sewa kesenian. Biaya ini dikeluarkan saat pengunjung Wisata Agro Tambi meminta fasilitas tambahan yaitu GENEN. Fasilitas ini membutuhkan biaya untuk menyewa berbagai hiburan tradisional. Biaya yang dikeluarkan untuk satu kali sewa adalah sebesar Rp Rincian biaya sewa kesenian ini dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Biaya Sewa Kesenian per Tahun Tahun Jumlah Harga (Rp) Total Biaya Sabun (Rp) Jenis biaya terakhir adalah pajak. Pajak yang dikeluarkan oleh Wisata Agro Tambi adalah sebesar 25 persen dari pendapatan yang diperoleh. Pajak yang 73

90 dikeluarkan ini sesuai dengan UU RI No.36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 2a dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp Analisis Kelayakan Finansial Analisis kelayakan finansial dapat dilihat berdasarkan laporan laba rugi usaha. Berdasarkan laporan laba rugi pada Lampiran 5, dapat dilihat bahwa Wisata Agro Tambi memperoleh laba positif setiap tahunnya selama umur usaha. Hasil dari laba rugi usaha Wisata Agro Tambi dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil Laba Rugi Usaha Skenario I Tahun Laba Bersih Usaha (Rp) Total Selain laporan laba rugi, analisis kelayakan finansial dapat dinilai berdasarkan nilai kriteria analisis kelayakan finansial yaitu NPV, Net B/C, IRR, dan Discounted Payback Period. Cashflow dari usaha Wisata Agro Tambi sebagai dasar perhitungan dari kriteria kelayakan investasi dapat dilihat pada Lampiran 6. Sedangkan hasil kelayakan finansial skenario I dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Skenario I Kriteria Investasi Jumlah Net Present Value (NPV) Rp Internal Rate of Return (IRR) 14,44% Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,59 Discounted Payback Period (PB) 9 tahun 1 bulan 74

91 Berdasarkan Tabel 16, diperoleh NPV sebesar Rp Hal ini menunjukkan bahwa usaha wisata agro ini akan memberikan keuntungan sebesar Rp dalam jangka waktu 10 tahun. Pada hasil analisis IRR diperoleh nilai sebesar 14,44 persen, nilai ini lebih besar daripada tingkat suku bunga yaitu 5,75%. Hal ini menunjukkan bahwa usaha wisata agro ini akan menghasilkan tingkat pengembalian terhadap investasi sebesar 14,44 persen. Hasil analisis Net B/C pada skenario I ini adalah sebesar 1,59. Hal ini menujukkan setiap satu rupiah yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1,59. Net B/C yang lebih besar dari satu menujukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan secara finansial karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Sedangkan hasil analisis Discounted Payback Period menujukkan bahwa pengembalian terhadap biaya investasi akan berlangsung selama 9 tahun 1 bulan Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode switching value sampai memperoleh nilai NPV sama dengan nol. Ada dua variabel yang akan dianalisis menggunakan switching value, yaitu penurunan penjualan paket wisata dan kenaikan gaji karyawan tetap. Hal ini didasarkan pada pendapatan wisata agro yang berasal dari hasil penjualan paket wisata. Variabel kenaikan gaji karyawan ini diambil karena terkait dengan produk yang ditawarkan oleh Wisata Agro Tambi ini merupakan produk jasa, sehingga kinerja karyawan ini sangat berpengaruh terhadap kondisi Wisata Agro Tambi dan gaji karyawan di wisata agro ini masih tergolong rendah. Cash flow yang digunakan untuk menghitung sensitivitas usaha skenario I dapat dilihat pada Lampiran 11 dan Lampiran 12, sedangkan hasil switching value dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil Analisis Switching Value Skenario I No. Analisis Switching Value Nilai 1 Penurunan Penjualan Paket Wisata 23,38% 2 Kenaikan Gaji Karyawan Tetap 166,14% Berdasarkan hasil analisis sensitivitas menggunakan switching value untuk penurunan penjualan paket wisata adalah sebesar 23,38 persen. Hal ini 75

92 menunjukkan bahwa jumlah maksimal dari penurunan penjualan paket wisata yang dapat ditoleransi adalah sebesar 23,38 persen, sehingga Wisata Agro Tambi harus mempertahankan penjualan paket wisata minimal sebesar Rp pada tahun pertama dan meningkat 10 persen setiap tahunnya hingga tahun ke-10. Penurunan penjualan paket wisata di atas 23,38 persen akan menyebabkan usaha Wisata Agro Tambi menjadi tidak layak untuk dijalankan. Analisis switching value selanjutnya adalah kenaikan gaji karyawan tetap. Hasil analisis switching value menunjukkan nilai sebesar 166,14 persen. Artinya Wisata Agro Tambi juga mampu untuk menaikan gaji karyawan tetap sampai 166,14 persen. Kenaikan gaji karyawan tetap di atas jumlah ini akan menyebabkan usaha wisata agro ini menjadi tidak layak. Berdasarkan hasil analisis switching value, dapat dilihat variabel yang sensitif terhadap perubahan. Pada Skenario I ini variabel yang paling sensitif terhadap perubahan adalah penurunan penjualan paket wisata, karena semakin kecil persentase perubahannya, maka variabel tersebut semakin sensitif. Jika terjadi penurunan penjualan paket wisata di atas 23,38 persen saja sudah membuat usaha Wisata Agro Tambi tidak layak untuk dijalankan Analisis Aspek Finansial Skenario II Analisis aspek finansial skenario II ini berbeda dengan skenario I. Pada skenario II ini Wisata Agro Tambi mengelola sendiri mini market yang didirikan. Mini market ini memang telah ada sebelumnya, namun selama ini hasil penjualan dari produk yang disediakan di mini market tersebut tidak masuk ke dalam keuangan wisata agro. Mini market ini beroperasi jika ada wisatawan yang datang ke Wisata Agro Tambi. Analisis aspek finansial ini diperlukan agar dapat mengetahui apakah dengan adanya penambahan pendapatan dari penjualan produk mini market dapat menambah manfaat yang diterima oleh Wisata Agro Tambi melalui metode Incremental Net Benefit (INB) Arus Penerimaan (Inflow) Analisis penerimaan pada skenario II terdiri dari tiga komponen, yaitu penjualan paket wisata, pendapatan mini market, dan nilai sisa. Penjualan paket wisata dan nilai sisa jumlahnya sama dengan hasil perhitungan pada skenario I. 76

93 Pendapatan mini market merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan produk oleh-oleh kepada wisatawan. Wisata Agro Tambi memperoleh produk oleh-oleh melalui pembelian produk dari pengrajin dan toko grosir di daerah Wonosobo yang kemudian dijual kembali kepada wisatawan. Pembelian ini dilakukan satu bulan sekali dengan asumsi seluruh persediaan salama satu bulan tersebut terjual habis, maka perhitungan pendapatannya adalah harga jual produk dikalikan dengan jumlah persediaan produk selama satu bulan. Berdasarkan target kunjungan yang meningkat sebesar sepuluh persen setiap tahunnya, maka pendapatan dari mini market ini pun akan meningkat sebesar sepuluh persen setiap tahunnya. Tabel 18 menunjukkan rincian dari pendapatan mini market Wisata Agro Tambi. Tabel 18. Pendapatan Mini Market No. Jenis Produk Mini Market Jumlah Persediaan per Bulan (unit) Harga Jual Satuan (Rp) Pendapatan per Bulan (Rp) Pendapatan per Tahun (Rp) 1 Teh Tambi Tutup Kepala Kaos Slayer Keripik Jamur Kacang Dieng Keripik Kentang Carica Total Arus Pengeluaran (Outflow) Arus pengeluaran pada analisis finansial skenario II terdiri dari tiga macam biaya, yaitu biaya investasi, biaya operasional dan biaya pajak. Besarnya biaya investasi dan biaya pajak sama dengan skenario dapat dilihat pada laporan laba rugi (Lampiran 7). Tambahan komponen biaya operasional pada skenario II ini adalah biaya modal mini market. Biaya modal mini market ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli produk oleh-oleh yang akan ditawarkan kepada wisatawan. Tabel 19 menunjukkan rincian biaya modal untuk mini market. 77

94 Tabel 19. Biaya Modal Mini Market No. Jenis Produk Mini Market Jumlah Persediaan per Bulan (unit) Harga Beli Satuan (Rp) Biaya Modal per Bulan (Rp) Biaya Modal per Tahun (Rp) 1 Teh Tambi Tutup Kepala Kaos Slayer Keripik Jamur Kacang Dieng Keripik Kentang Carica Total Analisis Kelayakan Finansial Analisis kelayakan finansial skenario II Wisata Agro Tambi dapat dilihat berdasarkan laporan laba rugi pada Lampiran 7. Berdasarkan laporan laba rugi usaha, dengan adanya tambahan pendapatan dari pengelolaan mini market, maka secara keseluruhan usaha ini mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan laba bersih pada skenario I tanpa mengelola mini market secara langsung. Hasil dari laba rugi dalam skenario II dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Hasil Laba Rugi Usaha Skenario II Tahun Laba Bersih Usaha (Rp) Total

95 Analisis kelayakan finansial skenario II ini menggunakan kriteria nilai NPV, IRR, Net B/C, dan Discounted Payback Period sebagai penentu kelayakan finansial, serta Incremental Net Benefit untuk melihat tambahan manfaat bersih yang diperoleh jika fasilitas mini market tersebut dimanfaatkan. Cash flow sebagai dasar perhitungan nilai kriteria kelayakan usaha dapat dilihat pada Lampiran 8. Hasil kelayakan finansial skenario II dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil Analisis kelayakan Finansial Skenario II Kriteria Kelayakan Finansial Nilai Net Present Value (NPV) Rp Incremental Net Benefit (INB) Internal Rate of Return (IRR) 14,86% Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,62 Discounted Payback Period (PB) 9 tahun Hasil analisis kelayakan finansial menujukkan nilai NPV sebesar Rp Hal ini berarti bahwa usaha Wisata Agro Tambi mampu menghasilkan nilai manfaat bersih sebesar Rp dengan mengelola mini market sendiri. Nilai NPV yang memiliki nilai lebih dari nol menunjukkan bahwa skenario II tersebut layak untuk dijalankan. Komponen kriteria kelayakan investasi selanjutnya adalah IRR. Nilai IRR yang dihasilkan sebesar 14,86 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi yang ditanamkan usaha Wisata Agro Tambi adalah sebesar 14,86 persen. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan tingkat discount rate yang digunakan yaitu sebsar 5,75 persen. Sesuai dengan kriteria kelayakan IRR, nilai kelayakan IRR yang lebih besar dari tingkat discount rate yang digunakan menunjukkan bahwa usaha skenario II yang direncanakan Wisata Agro Tambi layak untuk dijalankan. Kriteria kelayakan yang ketiga adalah Net B/C. Nilai Net B/C yang dihasilkan sebesar 1,62. Nilai Net B/C ini memiliki arti setiap Rp 1 yang dikeluarkan untuk usaha, maka akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1,62. Net B/C yang memiliki nilai lebih dari satu menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan. 79

96 Kriteria kelayakan finansial yang keempat adalah Discounted Payback Period. Nilai DPP pada skenario II ini selama 9 tahun. Waktu ini lebih cepat daripada umur bisnis yaitu sepuluh tahun. Berdasarkan hasil perhitungan Incremental Net Benefit yang diperoleh perusahaan sebesar Rp Hal ini menujukkan dengan dimanfaatkannya mini market, maka akan memberikan tambahan manfaat bersih sebesar Rp Analisis Sensitivitas Hal yang akan dianalisis dalam analisis sensitivitas pada skenario II ini sama dengan skenario I yaitu penurunan penjualan paket wisata dan kenaikan gaji karyawan tetap. Analisis sensitivitas ini dilakukan dengan menggunakan switching value. Cash flow yang digunakan untuk menghitung sensitivitas usaha skenario II dapat dilihat pada Lampiran 13 dan Lampiran 14, sedangkan hasil switching value dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil Analisis Switching Value Skenario II No. Analisis Switching Value Nilai 1 Penurunan Penjualan Paket Wisata 24,50% 2 Kenaikan Gaji Karyawan Tetap 172,97% Berdasarkan hasil analisis sensitivitas menggunakan switching value untuk penurunan penjualan paket wisata adalah sebesar 24,50 persen. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah maksimal dari penurunan penjualan paket wisata yang dapat ditoleransi adalah sebesar 24,50 persen, sehingga Wisata Agro Tambi harus mempertahankan penjualan paket wisata minimal sebesar Rp pada tahun pertama dan meningkat sepuluh persen setiap tahunnya hingga tahun ke-10. Penurunan penjualan paket wisata diatas 24,50 persen akan menyebabkan usaha Wisata Agro Tambi menjadi tidak layak untuk dijalankan. Analisis switching value selanjutnya adalah kenaikan gaji karyawan tetap. Hasil analisis switching value menunjukkan nilai sebesar 172,97 persen. Artinya Wisata Agro Tambi juga mampu untuk menaikan gaji karyawan tetap sampai 172,97 persen. Kenaikan gaji karyawan tetap diatas jumlah ini akan menyebabkan usaha wisata agro ini menjadi tidak layak. 80

97 Berdasarkan hasil analisis switching value, variabel yang paling sensitif terhadap perubahan sehingga dapat mempengaruhi kelayakan usaha Wisata Agro Tambi ini adalah penurunan penjualan paket wisata. Jika terjadi penurunan penjualan paket wisata di atas 24,50 persen saja sudah membuat usaha ini menjadi tidak layak untuk dijalankan dibandingkan dengan kenaikan gaji karyawan tetap yang masih dapat naik hingga 172,97 persen Analisis Finansial Skenario III Skenario III ini berbeda dengan skenario I dan II. Pada skenario III Wisata Agro Tambi melakukan pinjaman. Jumlah pinjaman tersebut sebesar Rp dengan tingkat suku bunga sepuluh persen Arus Penerimaan (Inflow) Analisis penerimaan pada skenario III terdiri dari tiga komponen, yaitu penjualan paket wisata, pinjaman, dan nilai sisa. Penjualan paket wisata dan nilai sisa jumlahnya sama dengan hasil perhitungan pada skenario I. Pinjaman yang dilakukan oleh Wisata Agro Tambi adalah sebesar Rp Arus Pengeluaran (Outflow) Arus pengeluaran pada analisis finansial skenario III terdiri dari tiga macam biaya, yaitu biaya investasi, biaya operasional dan biaya pajak. Besarnya biaya investasi sama dengan skenario I, sedangkan besarnya biaya pajak dapat dilihat pada laporan laba rugi skenario III (Lampiran 9). Tambahan komponen biaya operasional pada skenario II ini adalah biaya angsuran pinjaman. Biaya angsuran pinjaman yang dikeluarkan Wisata Agro Tambi sebesar Rp Tabel 23 menujukkan rincian pokok pinjaman, biaya bunga, dan angsuran setiap tahun. 81

98 Tabel 23. Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Angsuran Setiap Tahun Periode Pokok Pinjaman (Rp) Biaya Bunga (Rp) Angsuran (Rp) Sisa Pokok Pinjaman (Rp) Analisis Kelayakan Finansial Analisis kelayakan finansial skenario III Wisata Agro Tambi dapat dilihat berdasarkan laporan laba rugi pada Lampiran 9. Berdasarkan laporan laba rugi usaha, dengan adanya pinjaman sebesar Rp , maka secara keseluruhan usaha ini mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp Rincian hasil dari laporan laba rugi skenario III dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Hasil laporan Laba Rugi Usaha Skenario III Tahun Laba Rugi (Rp) Total Analisis kelayakan finansial skenario III ini juga menggunakan kriteria nilai NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period sebagai penentu kelayakan finansial. Cash flow sebagai dasar perhitungan nilai kriteria kelayakan usaha dapat 82

99 dilihat pada Lampiran 10. Hasil kelayakan finansial skenario III dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Hasil Analisis kelayakan Finansial Skenario III Kriteria Kelayakan Finansial Nilai Net Present Value (NPV) Rp Internal Rate of Return (IRR) 13,61% Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,57 Disconted Payback Period (PB) 9 tahun 9 bulan Hasil analisis kelayakan finansial menujukkan nilai NPV sebesar Rp Hal ini menujukkan bahwa dengan melakukan pinjaman, usaha Wisata Agro Tambi mampu menghasilkan nilai manfaat bersih sebesar Rp Nilai NPV yang memilik nilai lebih dari nol menunjukkan bahwa skenario III tersebut layak untuk dijalankan. Komponen kriteria kelayakan investasi selanjutnya adalah IRR. Nilai IRR yang dihasilkan sebesar 13,61 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi yang ditanamkan usaha Wisata Agro Tambi adalah sebesar 13,61 persen. Jumlah ini lebih besar dari dibandingkan dengan tingkat discount rate yang digunakan yaitu sebsar 5,75 persen. Sesuai dengan kriteria kelayakan IRR, nilai kelayakan IRR yang lebih besar dari tingkat discount rate yang digunakan menunjukkan bahwa usaha skenario III yang direncanakan Wisata Agro Tambi layak untuk dijalankan. Kriteria kelayakan yang ketiga adalah Net B/C. Nilai Net B/C yang dihasilkan sebesar 1,57. Nilai Net B/C ini memiliki arti setiap Rp 1 yang dikeluarkan untuk usaha, maka akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1,57. Net B/C yang memiliki nilai lebih dari satu menujukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan. Kriteria kelayakan finansial yang keempat adalah Discounted Payback Period. Pada skenario III ini, nilai dari Discounted Payback Period adalah selama sembilan tahun delapan bulan. Hal ini menunjukkan bahwa jangka waktu pengembalian terhadap investasi adalah selama 9 tahun 9 bulan. Waktu ini lebih cepat dari dari umur bisnis, sehingga usaha ini layak untuk dijalankan. 83

100 Analisis Sensitivitas Hal yang akan dianalisis dalam analisis sensitivitas pada skenario III ini sama dengan skenario I dan skenario II yaitu penurunan penjualan paket wisata dan kenaikan gaji karyawan tetap. Analisis sensitivitas ini dilakukan dengan menggunakan switching value. Cash flow yang digunakan untuk menghitung sensitivitas usaha skenario III dapat dilihat pada Lampiran 15 dan Lampiran 16, sedangkan hasil switching value dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 26. Hasil Analisis Switching Value Skenario III No. Analisis Switching Value Nilai 1 Penurunan Penjualan Paket Wisata 18,05% 2 Kenaikan Gaji Karyawan Tetap 128,26% Berdasarkan hasil analisis sensitivitas menggunakan switching value untuk penurunan penjualan paket wisata adalah sebesar 18,05 persen. Hal ini menujukkan bahwa jumlah maksimal dari penurunan penjualan paket wisata yang dapat ditoleransi adalah sebesar 18,05 persen. Penurunan penjualan paket wisata diatas 18,05 persen akan menyebabkan usaha Wisata Agro Tambi menjadi tidak layak untuk dijalankan. Analisis switching value selanjutnya adalah kenaikan gaji karyawan tetap. Hasil analisis switching value menujukkan nilai sebesar 128,26 persen. Artinya Wisata Agro Tambi juga mampu untuk menaikan gaji karyawan tetap sampai 128,26 persen. Kenaikan gaji karyawan tetap di atas jumlah ini akan menyebabkan usaha wisata agro ini menjadi tidak layak. Sama seperti skenario I dan skenario II, hasil analisis switching value menunjukkan bahwa variabel yang paling sensitif terhadap perubahan sehingga dapat mempengaruhi kelayakan usaha Wisata Agro Tambi ini adalah penurunan penjualan paket wisata. Jika terjadi penurunan penjualan paket wisata diatas 18,05 persen saja sudah membuat usaha ini menjadi tidak layak untuk dijalankan dibandingkan dengan kenaikkan gaji karyawan tetap yang masih dapat naik hingga 128,26 persen. 84

101 VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Bedasarkan hasil analisis kelayakan finansial Wisata Agro Tambi, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut : 1) Hasil analisis aspek non finansial, Wisata Agro Tambi layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis aspek pasar dimana masih terbukanya peluang pasar di sektor pariwisata dan terjadi peningkatan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Wonosobo setiap tahunnya. Hasil analisis aspek teknis menunjukkan bahwa usaha Wisata Agro Tambi layak untuk dilaksanakan, karena memiliki letak lokasi, fasilitas yang cocok untuk wisata agro dan mampu mendukung kegiatan usaha. Selain itu, Wisata Agro Tambi juga menggunakan teknologi tepat guna dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berdasarkan hasil analisis aspek manajemen, wewenang dan tanggung jawab berdasarkan struktur organisasi telah diimplementasikan dengan baik oleh seluruh karyawan dari masing-masing divisi. Hasil analisis aspek hukum menunjukkan bahwa usaha Wisata Agro Tambi layak untuk dijalankan karena usaha ini telah memenuhi syarat-syarat legalitas suatu usaha. Berdasarkan hasil analisis aspek sosial ekonomi dan lingkungan usaha Wisata Agro Tambi layak dijalankan. Usaha ini mampu memberikan manfaat bagi masyarakat, pemerintah, dan lingkungan. 2) Hasil analisis finansial pada skenario I, skenario II, dan skenario III yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Wisata Agro Tambi ini layak untuk dilaksanakan karena telah memenuhi kriteria penilaian investasi yaitu, NPV, IRR, Net B/C, dan Payback Period. Manfaat yang dihasilkan oleh Wisata Agro Tambi bertambah dengan adanya skenario II yaitu dengan dimanfaatkannya fasilitas mini market. Berdasarkan hasil analisis finansial pada skenario III, jika Wisata Agro Tambi melakukan pinjaman maka akan mempercepat jangka waktu pengembalian terhadap investasi yang telah ditanamkan. 3) Analisis sensitivitas menggunakan switching value menujukkan bahwa Wisata Agro Tambi lebih sensitif terhadap penurunan penjualan paket wisata dibandingkan dengan kenaikan gaji karyawan tetap. Dengan dioptimalkannya 85

102 fasilitas mini market, maka kondisi usaha lebih menoleransi penurunan penjualan paket wisata dan kenaikan gaji karyawan tetap Saran Saran yang dapat diajukan demi perbaikan dan kemajuan usaha Wisata Agro Tambi adalah : 1. Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial, Wisata Agro Tambi sebaiknya mempertahankan penjualan paket wisata. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambah kegiatan yang ditawarkan dalam paket wisata agar lebih bervariasi, meningkatkan promosi usaha, menambah fasilitas yang dimiliki agar mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke wisata agro ini. 2. Sebaiknya manajemen Wisata Agro Tambi lebih mengoptimalkan kegiatan promosi melalui e-commerse seperti website, karena promosi melalui media ini merupakan salah satu kegiatan promosi yang efisien. Hal ini disebabkan jangkauan promosi melalui media ini sangat luas dan efisien terhadap waktu dan biaya. 3. Sebaiknya Wisata Agro Tambi mengoptimalkan mini market sebagai salah satu fasilitas yang ada karena sesuai dengan hasil analisis finansial pada skenario II, dengan dimanfaatkannya mini market tersebut maka akan menambah manfaat bagi perusahaan. 86

103 DAFTAR PUSTAKA [BAPPENAS] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian Nasional. [30 Januari 2012]. [BPKAD] Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo Laporan Realisasi Penerimaan dan Tunggakan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Wonosobo dari Sektor Pariwisata Tahun Wonosobo: BPKAD Kabupaten Wonosobo. [BPS] Badan Pusat statistik Perkembangan Wisatawan Domestik Tahun Jakarta: Badan Pusat Statistik. [BPS] Badan Pusat Statistik Perkembangan Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Pintu Masuk Tahun Jakarta: Badan Pusat Statistik. [Deptan] Departemen Pertanian Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. [31 Jan 2012]. Dimyati A Mendorong perekonomian dengan pariwisata. Jurnal Dinamika Pembangunan 1: [Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah yang Mengalami Peningkatan Kunjungan Pariwisata Tahun Semarang: Disbudpar Provinsi Jawa Tengah. [Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Data Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Jawa Tengah pada Tahun Semarang: Disbudpar Provinsi Jawa Tengah. [Disparbud] Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo Data Kunjungan Wisatawan ke Obyek Wisata Kabupaten Wonosobo Tahun Wonosobo: Disparbud Kabupaten Wonosobo. Ferdiansyah Analisis kelayakan finansial perencanaan agrowisata markisa di Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Goa Propinsi Sulawesi Selatan [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Gittinger JP Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta: UI-Press- John Hopkins. Ibrahim Y Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta. Kasmir dan Jakfar Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana Prenda Media Group.

104 Nugroho, Adhi Analisis Kelayakan Usaha Agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Nurmalina R, Sarianti T, Uswandi AK Studi Kelayakan Bisnis. Bogor: Departemen Agribisnis FEM-IPB. Qadarrochman N Analisis Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata di Kota Semarang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya [skripsi]. Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Subowo Agrowisata meningkatkan pendapatan petani. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesia 24 (2): Zubaidah T Pengaruh Fasilitas dan Pelayanan Terhadap Kepuasan Pegunjung Pada Agrowisata Perkebunan Teh PT Tambi Wonosobo [skripsi]. Wonosobo: Fakultas Ekonomi, Universitas Sains Al-Qur an. 88

105 LAMPIRAN 89

106 Lampiran 1. Penjualan Paket Wisata Tahun 2011 No. Paket Wisata Sub Paket Wisata Jumlah (orang) Jumlah (buah) Harga Paket Wisata (Rp) Harga Pondok (Rp) Nilai (Rp) 1 Standard Eksklusif Eksklusif Order Wisata Taman Paket Pertemuan Sansevieria Camellia Paket Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Umum (SMU) Paket Menginap Flower Mountain Bird A Bird B Podang Merak Gladiol Teratai Cemara Louhan Kersen Kembar Kamar Anggrek Tulip Sansevieria I Sansevieria II Kamar Driver TOTAL PENDAPATAN

107 Lampiran 2. Nilai Sisa Investasi Usaha Wisata Agro Tambi No. Uraian Nilai Awal (Rp) Umur Ekonomis (tahun) Penyusutan per Tahun (Rp) Nilai Sisa (Rp) 1 Lahan Bangunan Bed Water Haeter + Gas Genset Alat Outbound Motor Televisi Digital Parabola Dispenser Seprei+Sarung Bantal+Selimut Lemari Toalet/ Meja Rias Shower Wireless Mesin cuci Alat Masak + Peralatan makan Kursi + meja Meja restoran komputer Mesin Pemotong Rumput Plank Jalan Sofa Pengaspalan Laptop LCD Gorden Total Nilai Sisa

108 Lampiran 3. Biaya Investasi Wisata Agro Tambi No Uraian Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp) 1 Lahan 1,5 hektar Bangunan 1 kompleks Bed 59 unit Water Haeter + Gas 37 unit Listrik + Air 1 proyek Genset 1 unit Alat Outbound 1 set Motor 2 unit Televisi 32 unit Digital Parabola 32 unit Dispenser 4 unit Seprei+Sarung Bantal+Selimut 77 set Lemari 30 unit Toalet/ Meja Rias 20 unit Shower 37 unit Wireless 1 unit Mesin cuci 4 unit Alat Masak + Peralatan makan 1 set Kursi + meja 168 unit Meja restoran 6 unit komputer 3 unit Mesin Pemotong Rumput 2 unit Plank Jalan 11 unit Sofa 7 unit Pengaspalan 1 proyek Laptop 1 unit LCD 1 unit Gorden 32 unit Total Biaya Investasi

109 Lampiran 4. Biaya Konsumsi Wisatawan Tahun 2011 Tahun Jumlah Harga (Rp) Total Biaya Konsumsi (Rp) Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

110 Lampiran 5. Laporan Laba Rugi Wisata Agro Tambi Skenario I No Uraian Tahun A PENERIMAAN Penjualan Paket Wisata TOTAL PENERIMAAN B BIAYA OPERASIONAL 1. BIAYA TETAP Upah tenaga kerja THR Listrik + air + komunikasi Transportasi Biaya promosi Pemeliharaan bangunan Perlengkapan kantor Perawatan kendaraan Gas Bahan bakar Sewa sound system Penyusutan TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL Upah tenaga kerja tidak tetap Konsumsi Sabun Shampo Shower cup Sewa kesenian TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL BIAYA OPERASIONAL C EBT F PAJAK (25%) PBB G LABA BERSIH

111 Lampiran 6. Arus Kas (Cash flow) Wisata Agro Tambi Skenario I No Uraian I Inflow Penjualan paket Wisata Nilai sisa Total Inflow II Outflow Biaya Investasi Lahan Bangunan Bed Water Haeter + Gas Listrik + Air Genset Alat Outbound Motor Televisi Digital Parabola Dispenser Seprei+Sarung Bantal+Selimut Lemari Toalet/ Meja Rias Shower Wireless Mesin cuci Alat Masak + Peralatan makan Kursi + meja Meja restoran komputer Mesin Pemotong Rumput Plank Jalan Sofa Pengaspalan Laptop

112 Lanjutan LCD Gorden Total Biaya Investasi Biaya tetap Upah tenaga kerja THR Listrik + air + komunikasi Transportasi Biaya promosi Pemeliharaan bangunan Perlengkapan kantor Perawatan kendaraan Gas Bahan bakar Total Biaya Tetap Biaya Variabel upah tenaga kerja tidak tetap konsumsi sabun shampo shower cup sewa kesenian Total Biaya Variabel Pajak (25%) PBB Total Outflow Net Benefit ( ) DF 5,75% 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 PV/Tahun ( ) NPV IRR 14,44% PV Positif Pv Negatif ( ) Net B/C 1,59 Payback Period 9 tahun 1 bulan 95

113 Lampiran 7. Laporan Laba Rugi Wisata Agro Tambi Skenario II No Uraian Tahun A PENERIMAAN Penjualan Paket Wisata Pendapatan Mini Market TOTAL PENERIMAAN B BIAYA OPERASIONAL 1. BIAYA TETAP Upah tenaga kerja THR Listrik + air + komunikasi Transportasi Biaya promosi Pemeliharaan bangunan Perlengkapan kantor Perawatan kendaraan Gas Bahan bakar Sewa sound system Penyusutan TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL upah tenaga kerja tidak tetap konsumsi sabun shampo shower cup sewa kesenian Biaya modal mini market TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL BIAYA OPERASIONAL C EBT F PAJAK (25%) PBB G LABA BERSIH

114 Lampiran 8. Arus Kas (Cash flow) Wisata Agro Tambi Skenario II No Uraian I Inflow Penjualan paket Wisata Pendapatan Mini Market Nilai sisa Total Inflow II Outflow Biaya Investasi Lahan Bangunan Bed Water Haeter + Gas Listrik + Air Genset Alat Outbound Motor Televisi Digital Parabola Dispenser Seprei+Sarung Bantal+Selimut Lemari Toalet/ Meja Rias Shower Wireless Mesin cuci Alat Masak + Peralatan makan Kursi + meja Meja restoran komputer Mesin Pemotong Rumput Plank Jalan Sofa Pengaspalan Laptop

115 Lanjutan LCD Gorden Etalase Total Biaya Investasi Biaya tetap Upah tenaga kerja THR Listrik + air + komunikasi Transportasi Biaya promosi Pemeliharaan bangunan Perlengkapan kantor Perawatan kendaraan Gas Bahan bakar Sewa sound system Total Biaya Tetap Biaya Variabel Upah tenaga kerja tidak tetap Biaya Modal Mini Market Konsumsi Sabun Shampo Shower cup Sewa kesenian Total Biaya Variabel Pajak (25%) Total Outflow Net Benefit ( ) DF 5,75% 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 PV/Tahun ( ) NPV NPV Incremental Net Benefit IRR 14,86% PV Positif PV Negatif ( ) Net B/C 1,62 Payback Period 9 tahun 98

116 Lampiran 9. Laporan Laba Rugi Wisata Agro Tambi Skenario III No Uraian Tahun A PENERIMAAN Penjualan Paket Wisata Pendapatan Mini Market Pinjaman TOTAL PENERIMAAN B BIAYA OPERASIONAL 1. BIAYA TETAP Upah tenaga kerja THR Listrik + air + komunikasi Transportasi Biaya promosi Pemeliharaan bangunan Perlengkapan kantor Perawatan kendaraan Gas Bahan bakar Sewa sound system Penyusutan TOTAL BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL Upah tenaga kerja tidak tetap Konsumsi Sabun Shampo Shower cup Sewa kesenian Biaya modal mini market TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL BIAYA OPERASIONAL C EBIT Bunga (10%) D EBT E PAJAK (25%) PBB F LABA BERSIH

117 Lampiran 10. Arus Kas (Cash flow) Wisata Agro Tambi Skenario III No Uraian I Inflow Penjualan paket Wisata Pendapatan Mini Market Pinjaman Nilai sisa Total Inflow II Outflow Biaya Investasi Lahan Bangunan Bed Water Haeter + Gas Listrik + Air Genset Alat Outbound Motor Televisi Digital Parabola Dispenser Seprei+Sarung Bantal+Selimut Lemari Toalet/ Meja Rias Shower Wireless Mesin cuci Alat Masak + Peralatan makan Kursi + meja Meja restoran komputer Mesin Pemotong Rumput Plank Jalan Sofa Pengaspalan Laptop

118 Lanjutan LCD Gorden Etalase Total Biaya Investasi Biaya tetap Upah tenaga kerja THR Listrik + air + komunikasi Transportasi Biaya promosi Pemeliharaan bangunan Perlengkapan kantor Perawatan kendaraan Gas Bahan bakar Angsuran Total Biaya Tetap Biaya Variabel upah tenaga kerja tidak tetap konsumsi sabun shampo shower cup sewa kesenian Biaya Modal Mini Market Total Biaya Variabel Pajak (25%) PBB Total Outflow Net Benefit ( ) DF 5,75% 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 PV/Tahun ( ) NPV IRR 13,61% PV Positif PV Negatif ( ) Net B/C 1,57 Discounted Payback Period 9 tahun 9 bulan 101

119 Lampiran 11. Cash Flow Analisis Switching Value Skenario I (Penurunan Penjualan Paket Wisata 23,38%) No Uraian I Inflow Penjualan paket Wisata Nilai sisa Total Inflow II Outflow Biaya Investasi Lahan Bangunan Bed Water Haeter + Gas Listrik + Air Genset Alat Outbound Motor Televisi Digital Parabola Dispenser Seprei+Sarung Bantal+Selimut Lemari Toalet/ Meja Rias Shower Wireless Mesin cuci Alat Masak + Peralatan makan Kursi + meja Meja restoran komputer Mesin Pemotong Rumput Plank Jalan Sofa Pengaspalan Laptop

120 Lanjutan LCD Gorden Total Biaya Investasi Biaya tetap Upah tenaga kerja THR Listrik + air + komunikasi Transportasi Biaya promosi Pemeliharaan bangunan Perlengkapan kantor Perawatan kendaraan Gas Bahan bakar Total Biaya Tetap Biaya Variabel upah tenaga kerja tidak tetap konsumsi sabun shampo shower cup sewa kesenian Total Biaya Variabel Pajak (25%) ( ) ( ) PBB Total Outflow Net Benefit ( ) DF 5,75% 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 PV/Tahun ( ) NPV 0 IRR 5,75% PV Positif PV Negatif ( ) Net B/C 1,00 103

121 Lampiran 12. Cash Flow Analisis Switching Value Skenario I (Kenaikan Gaji Karyawan Tetap 166,14%) No Uraian I Inflow Penjualan paket Wisata Nilai sisa Total Inflow II Outflow Biaya Investasi Lahan Bangunan Bed Water Haeter + Gas Listrik + Air Genset Alat Outbound Motor Televisi Digital Parabola Dispenser Seprei+Sarung Bantal+Selimut Lemari Toalet/ Meja Rias Shower Wireless Mesin cuci Alat Masak + Peralatan makan Kursi + meja Meja restoran komputer Mesin Pemotong Rumput Plank Jalan Sofa Pengaspalan Laptop

122 Lanjutan LCD Gorden Total Biaya Investasi Biaya tetap Upah tenaga kerja THR Listrik + air + komunikasi Transportasi Biaya promosi Pemeliharaan bangunan Perlengkapan kantor Perawatan kendaraan Gas Bahan bakar Total Biaya Tetap Biaya Variabel upah tenaga kerja tidak tetap konsumsi sabun shampo shower cup sewa kesenian Total Biaya Variabel Pajak (25%) ( ) ( ) ( ) PBB Total Outflow Net Benefit ( ) DF 5,75% 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 PV/Tahun ( ) NPV 0 IRR 5,75% PV Positif Pv Negatif ( ) Net B/C 1,00 105

123 Lampiran 13. Cash Flow Analisis Switching Value Skenario II (Penurunan Penjualan Paket Wisata 24,50%) No Uraian I Inflow Penjualan paket Wisata Pendapatan Mini Market Nilai sisa Total Inflow II Outflow Biaya Investasi Lahan Bangunan Bed Water Haeter + Gas Listrik + Air Genset Alat Outbound Motor Televisi Digital Parabola Dispenser Seprei+Sarung Bantal+Selimut Lemari Toalet/ Meja Rias Shower Wireless Mesin cuci Alat Masak + Peralatan makan Kursi + meja Meja restoran komputer Mesin Pemotong Rumput Plank Jalan Sofa Pengaspalan Laptop

124 Lanjutan LCD Gorden Etalase Total Biaya Investasi Biaya tetap Upah tenaga kerja THR Listrik + air + komunikasi Transportasi Biaya promosi Pemeliharaan bangunan Perlengkapan kantor Perawatan kendaraan Gas Bahan bakar Sewa sound system Total Biaya Tetap Biaya Variabel Upah tenaga kerja tidak tetap Biaya Modal Mini Market Konsumsi Sabun Shampo Shower cup Sewa kesenian Total Biaya Variabel Pajak (25%) ( ) ( ) PBB Total Outflow Net Benefit ( ) DF 5,75% 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 PV/Tahun ( ) NPV 0 IRR 5,75% PV Positif PV Negatif ( ) Net B/C 1,00 107

125 Lampiran 14. Cash Flow Analisis Switching Value Skenario II (Kenaikan Gaji Karyawan Tetap 172,97%) No Uraian I Inflow Penjualan paket Wisata Pendapatan Mini Market Nilai sisa Total Inflow II Outflow Biaya Investasi Lahan Bangunan Bed Water Haeter + Gas Listrik + Air Genset Alat Outbound Motor Televisi Digital Parabola Dispenser Seprei+Sarung Bantal+Selimut Lemari Toalet/ Meja Rias Shower Wireless Mesin cuci Alat Masak + Peralatan makan Kursi + meja Meja restoran komputer Mesin Pemotong Rumput Plank Jalan Sofa Pengaspalan Laptop

126 Lanjutan LCD Gorden Etalase Total Biaya Investasi Biaya tetap Upah tenaga kerja THR Listrik + air + komunikasi Transportasi Biaya promosi Pemeliharaan bangunan Perlengkapan kantor Perawatan kendaraan Gas Bahan bakar Sewa sound system Total Biaya Tetap Biaya Variabel Upah tenaga kerja tidak tetap Biaya Modal Mini Market Konsumsi Sabun Shampo Shower cup Sewa kesenian Total Biaya Variabel Pajak (25%) ( ) ( ) ( ) PBB Total Outflow Net Benefit ( ) DF 5,75% 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 PV/Tahun ( ) NPV 0 IRR 5,75% PV Positif PV Negatif ( ) Net B/C 1,00 109

127 Lampiran 15. Cash Flow Analisis Switching Value Skenario III (Penurunan Penjualan Paket Wisata 18,05%) No Uraian I Inflow Penjualan paket Wisata Pendapatan Mini Market Pinjaman Nilai sisa Total Inflow II Outflow Biaya Investasi Lahan Bangunan Bed Water Haeter + Gas Listrik + Air Genset Alat Outbound Motor Televisi Digital Parabola Dispenser Seprei+Sarung Bantal+Selimut Lemari Toalet/ Meja Rias Shower Wireless Mesin cuci Alat Masak + Peralatan makan Kursi + meja Meja restoran komputer Mesin Pemotong Rumput Plank Jalan Sofa Pengaspalan Laptop

128 Lanjutan LCD Gorden Etalase Total Biaya Investasi Biaya tetap Upah tenaga kerja THR Listrik + air + komunikasi Transportasi Biaya promosi Pemeliharaan bangunan Perlengkapan kantor Perawatan kendaraan Gas Bahan bakar Angsuran Total Biaya Tetap Biaya Variabel upah tenaga kerja tidak tetap konsumsi sabun shampo shower cup sewa kesenian Biaya Modal Mini Market Total Biaya Variabel Pajak (25%) ( ) PBB Total Outflow Net Benefit ( ) DF 5,75% 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 PV/Tahun ( ) NPV 0 IRR 5,75% PV Positif Pv Negatif ( ) Net B/C 1,00 111

129 Lampiran 16. Cash Flow Analisis Switching Value Skenario III (Kenaikan Gaji Karyawan Tetap 128,26%) No Uraian I Inflow Penjualan paket Wisata Pendapatan Mini Market Pinjaman Nilai sisa Total Inflow II Outflow Biaya Investasi Lahan Bangunan Bed Water Haeter + Gas Listrik + Air Genset Alat Outbound Motor Televisi Digital Parabola Dispenser Seprei+Sarung Bantal+Selimut Lemari Toalet/ Meja Rias Shower Wireless Mesin cuci Alat Masak + Peralatan makan Kursi + meja Meja restoran komputer Mesin Pemotong Rumput Plank Jalan Sofa Pengaspalan Laptop

130 Lanjutan LCD Gorden Etalase Total Biaya Investasi Biaya tetap Upah tenaga kerja THR Listrik + air + komunikasi Transportasi Biaya promosi Pemeliharaan bangunan Perlengkapan kantor Perawatan kendaraan Gas Bahan bakar Angsuran Total Biaya Tetap Biaya Variabel upah tenaga kerja tidak tetap konsumsi sabun shampo shower cup sewa kesenian Biaya Modal Mini Market Total Biaya Variabel Pajak (25%) ( ) ( ) PBB Total Outflow Net Benefit ( ) DF 5,75% 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 PV/Tahun ( ) NPV 0 IRR 5,75% PV Positif Pv Negatif ( ) Net B/C 1,00 113

131 Lampiran 17. Peta Perjalanan Menuju Wisata Agro Tambi

132 Lampiran 18. Layout Wisata Agro Tambi 115

133 Lampiran 19. Dokumentasi Penelitian Kebun Teh Tambi Pabrik Teh Tambi Kantor Agro Wisata Tambi Home Stay Mini Market Ruang Pertemuan Camelia Mushala 116

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang The World Travel and Tourism Council (WTTC) mengungkapkan pertumbuhan kontribusi pariwisata kepada GDP rata-rata adalah delapan persen dan merupakan sektor yang memiliki

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI BHINEKA I, DESA BLENDUNG, KABUPATEN SUBANG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI BHINEKA I, DESA BLENDUNG, KABUPATEN SUBANG ANALISIS KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI BHINEKA I, DESA BLENDUNG, KABUPATEN SUBANG SKRIPSI SYAHRA ZULFAH H34050039 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A 14105665 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian dilakukan di perkebunan jambu biji UD. Bumiaji Sejahtera milik Bapak Imam Ghozali. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN BUNGA POTONG KRISAN LOKA FARM KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR. Afnita Widya Sari A

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN BUNGA POTONG KRISAN LOKA FARM KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR. Afnita Widya Sari A ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN BUNGA POTONG KRISAN LOKA FARM KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR Afnita Widya Sari A14105504 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG SKRIPSI HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha Menurut Gittinger (1986) bisnis atau usaha adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR SKRIPSI OOM ROHMAWATI H34076115 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan dan Investasi Studi kelayakan diadakan untuk menentukan apakah suatu usaha akan dilaksanakan atau tidak. Dengan kata lain

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA (Studi Kasus pada Peternakan Ulat Sutera Bapak Baidin, Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor) SKRIPSI MADA PRADANA H34051579 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR SKRIPSI SURAHMAT H34066119 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANDY AKHDIAR A14104101 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...

KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... ii SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO SKRIPSI ARDIAN SURBAKTI H34076024 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A 1 ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR (Kasus K BLAT S Farm, Kec. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi, Jawa Barat) Oleh: KAMMALA AFNI A14104104 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA

POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA SKRIPSI EMMY WARDHANI A14102528 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi

Lebih terperinci

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga RINGKASAN EJEN MUHAMADJEN. Analisis Kelayakan Usaha Rumah Jamu di Taman Sringanis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh Ir. Netty Tinaprilla,MM Taman Sringanis merupakan wujud kepedulian terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI. Oleh ARISA SANTRI H

ANALISIS POTENSI SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI. Oleh ARISA SANTRI H ANALISIS POTENSI SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI Oleh ARISA SANTRI H14050903 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek dan lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Ciafe yang merupakan jenis usaha yang bergerak dibidang jasa jahit dilihat dari aspek pasar dan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A 14103540 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PERBAIKAN/REVISI LAPORAN TUGAS AKHIR iii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk, dan sifat kegiatan warga masyarakat. Perkembangan ini menuntut industri pariwisata agar

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Spa adalah salah satu alternatif pilihan masyarakat Bandung untuk melepaskan lelah. Melihat hal ini, pengusaha Delta Spa di Jakarta berminat mengembangkan usaha spa pria di Bandung, karena belum

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Perusahaan Awalnya pada tahun 1865 PT Tambi merupakan perusahaan perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha-pengusaha swasta

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING UNTUK USAHA KECIL PENGOLAHAN KACANG ( STUDI KASUS DI PD. BAROKAH CIKIJING MAJALENGKA JAWA BARAT) Oleh: FARIDA WIDIYANTHI A14104549 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI USAHATANI ASPARAGUS (Asparagus officionalis) RAMAH LINGKUNGAN, PT AGRO LESTARI, BOGOR HERLIANA RIDHAWATI A

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI USAHATANI ASPARAGUS (Asparagus officionalis) RAMAH LINGKUNGAN, PT AGRO LESTARI, BOGOR HERLIANA RIDHAWATI A KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI USAHATANI ASPARAGUS (Asparagus officionalis) RAMAH LINGKUNGAN, PT AGRO LESTARI, BOGOR HERLIANA RIDHAWATI A14105555 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.1. Kerangka Teoritis 3.1.2. Studi Kelayakan Proyek Gittinger (1986) mendefinisikan proyek pertanian sebagai suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ii iii iv v vi vii

DAFTAR ISI. ii iii iv v vi vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL..... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN FASILITAS PADA HOTEL LARASATI REMBANG

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN FASILITAS PADA HOTEL LARASATI REMBANG ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN FASILITAS PADA HOTEL LARASATI REMBANG Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didaerah Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Penulis juga meneliti sejak Bulan Februari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didaerah Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Penulis juga meneliti sejak Bulan Februari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam Penelitian ini penulis akan meneliti kelayakan pembukaan kantor cabang PT Trust Line Marine dalam bidang Keagenan kapal dan perluasan bisnisnya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi kepariwisataan di Indonesia sangat besar. Sebagai negara tropis dengan sumberdaya alam hayati terbesar ketiga di dunia, sangat wajar bila pemerintah Indonesia memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh wisatawan, baik domestik ataupun mancanegara. Bandung juga memiliki wisata kuliner

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 20 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bogor merupakan salah satu kota wisata yang perlu mengembangkan wisata lainnya, salah satunya adalah wisata Batik. Batik merupakan warisan Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL Gambir merupakan salah satu produk ekspor Indonesia yang prospektif, namun hingga saat ini Indonesia baru mengekspor gambir dalam bentuk gambir asalan.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bisnis Rimora Pay sebagai obyek penelitian karena merupakan bisnis baru

BAB III METODE PENELITIAN. bisnis Rimora Pay sebagai obyek penelitian karena merupakan bisnis baru BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah perencanaan bisnis Rimora Pay yang nantinya akan berlokasi di Semarang. Alasan peneliti memilih

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PRODUKSI ALAT DAN MESIN PERTANIAN

STUDI KELAYAKAN USAHA PRODUKSI ALAT DAN MESIN PERTANIAN STUDI KELAYAKAN USAHA PRODUKSI ALAT DAN MESIN PERTANIAN (Studi Kasus : Produksi Ditcher Lengan Ayun Untuk Saluran Drainase Pada Budidaya Tanaman Tebu Lahan Kering) Oleh: KETSIA APRILIANNY LAYA F14102099

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya dengan harapan untuk memperoleh hasil dan

Lebih terperinci

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata

Lebih terperinci