RANCANGAN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN BOR PNEUMATIK BERBASIS PLC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANGAN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN BOR PNEUMATIK BERBASIS PLC"

Transkripsi

1 RANCANGAN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN BOR PNEUMATIK BERBASIS PLC (Programmamble Logic Controller) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Teknik ( S-1 ) Pada Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Disusun oleh : Nama : Firman Febyansyah Nim : Jurusan : Teknik Mesin FAKULATAS TEKNOLOGI INDUSTRI JAKARTA 2007

2 LEMBAR PEMGESAHAN RANCANGAN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN BOR PNEUMATIK BERBASIS PLC (Programmamble Logic Controller) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Teknik ( S-1 ) Pada Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Disetujui dan Diterima Oleh : Pembimbing I Pembimbing II (Dr, H. Abdul Hamid. M.eng) (Prof. Ir, Djoko W, Karmiadji. MSME,Ph,D) - ii -

3 LEMBAR PEMGESAHAN RANCANGAN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN BOR PNEUMATIK BERBASIS PLC (Programmamble Logic Controller) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Teknik ( S-1 ) Pada Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Disetujui dan Diterima Oleh : Koordinator Tugas Akhir Ketua Jurusan Teknik Mesin (Nanang Ruhiyat. 1r) (Ir. Rully Nutranta,M.eng) - iii -

4 JURUSAN TEKNIK MESIN JAKARTA LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Firman Febyansyah Nim : Jurusan Fakultas : Teknik Mesin : Tenologi Industri Menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang saya buat dan susun ini merupakan hasil pemikiran serta karya saya seorang. Tugas Akhir ini tidak dibuat oleh pihak lain baik alat maupun skripsi dari alat itu sendiri, kecuali kutipan-kutipan referensi yang telah disebutkan sumbernya. Jakarta, Agustus 2007 Firman Febyansyah - iv -

5 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Penulisan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi kurikulum jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana yang diwajibkan kepada. setiap Mahasiswa Teknik Mesin. Penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini juga merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Strata Satu. (S-1). Penulis melakukan Tugas Akhir dengan judul " Rancangan Sistem Pneumatik Pada Mesin Bor Pneumatik". Bahasan yang diambil secara umum meliputi komponen - komponen alat tersebut serta teori dasar tentang alat itu sendiri. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penhargaan yang sebesar - besarnya yang diajukan kepada 1. Bpk. Ir. Yuriadi Kusuma Msc, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana. 2. Bpk. Dr. H. Abdul Hamid, M.eng, Selaku Dosen pembimbing Tugas akhir 3. Bpk. Ir. Rully Nutranta, M.eng Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana. - v -

6 4. Bpk. Nanag Ruhiat, ST selaku Koordinator Tugas Akhir. 5. Bapak dan Mama yang selalu memberikan bantuan baik spiritual maupun materiil ( Pak, Ma Makasih ya...!!) 6. Bang Iwan yang telah banyak membantu baik saran dan tenaganya untuk pembutan alat dan penulisan Tugas Akhir ini. 7. Om dan Tante Andi yang selalu memberikan dorongan kepada penulis. 8. Andika Rayanti orang spesial yang selalu menyupot dan setia menemani. 9. Haryadi, ST, M. Nur, ST, kimung, tanpa kalian penulis ga bakal bisa secepat ini selesaiin Tugas Akhir ini. 10. Rekan - rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan panduan dan bantuan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Semoga amalan ibadah dan amalan yang telah diberikan tersebut mendapat pahala yang setimpal dan Allah SWT. Penulis menyadari kendati telah diupayakan sedemikian rupa tentunya masih banyak terdapat kekurangan dan kesalah- kesalahan yang melekat pada penulisan Tugas Akhir ini. Meskipun demikian semoga Tugas Akhir ini para pembaca khususnya rekan-rekan Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana. Wassalamualaikum Wr.Wb Jakarta, Agustus 2007 Penulis - vi -

7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... i ii LEMBAR PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR NOTASI... xii ABSTRAK... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Perancangan Pembatasan Masalah Metode Penulisan Sistematika Penulisan... 3 BAB II TEORI DASAR 2.1. Pengertian dan Pembagian Pneumatik Hukum-hukum dasar Pneumatik... 7 i. Hukum Pascal... 8 ii Hukum Boyle iii. Hukum Bernouli Sistem Pneumatik vii -

8 2.4. Pengaturan Logika Pneumatik i. Rangkaian AND ii. Rangkaian OR iii. Rangkaian NOT iv. Rangkaian Memori Komponen Pneumatik i. Silinder ii. Katup Keuntungan Penggunaan Pneumatik Kerugian Menggunakan Pneumatik BAB III PROSES PEMBUATAN ALAT DAN PERANCANGAN ALAT 3.1. Kerangka Utama Box Panel Perakitan Alat Perlakuan Pengelasan Perlakuan Pengeboran Pemasangan Mur dan Baut Komponen-komponen Utama Mesin Bor i. PLC ii Prinsip Kerja PLC iii Mata Bor Pneumatik Selang viii -

9 3.10.Distribusi Udara i. Katup Kontrol ii Togel iii Nepel iv Katup Kontrol Kecepatan (Adjustable Throttle Valve) Perancangan Sistem BAB IV PERHITUNGAN 4.1. Proses Pneumatik i Kompresor ii Valve iii Silinder Ganda Data Teknik yang Diperlukan Dalam Perhitungan Analisa dan Pengolaban Data i Perhitungan pada Silinder I ii Perhitungan pada Silinder II & III BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - ix -

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Hukum paskal... 9 Gambar 2.2 Hukum boyle Gambar 2.3 Sistem pneumatik sederhana Gambar 2.4 Rangkaian logika AND Gambar 2.5 Rangkaian logika OR Gambar 2.6 Rangkaian logika NOT Gambar 2.7 Rangkaian logika memori tak terbatas Gambar 2.8 Silinder gerak tunggal Gambar 2.9 Silinder gerak ganda Gambar 2.10 Katup tiga lubang Gambar 2.11 Katup lima lubang Gambar 3.1 Perlakuaan pengelasan Gambar 3.2 Pemasangan mur dan baut Gambar 3.3 Prinsip kerja PLC secara sederhana Gambar 3.4 Sensor photoelektrik retroreflektif Gambar 3.5 Sensor photoelektrik ganda Gambar 3.6 Penampang selanoid Gambar 3.7 Silinder kerja ganda Gambar 3.8 Selang penomatik Gambar 3.9 Katup kontrol Gambar 3.10 Katup togel x -

11 Gambar 3.11 Nepel Gambar 3.12 Katup kontrol kecepatan Gambar 3.13 Perancangan sistem Pneumatik xi -

12 DAFTAR NOTASI Simbol Besaran Satuan A Luas penampang m 2 D Diagram dalam m ƒ Aliran turbulain g gaya gravitasi m/s h ƒ Head loss m L langkah keja m P c Daya kompresor Watt p Tekanan maksimum N/m 2 P Pressure loss N/m 2 T Tekanan udara O c V Kecepatan alir fluida m/s R e Bilangan reynold. ρ Masa jenis kg/m 2 γ Berat jenis N/m 3 - xii -

13 ABSTRAK Dengan mengunakan ajas Bernouli, dalam tugas akhir, ini penulis merancang bangun sebuah alat mesin bor pneumatik berbasis PLC, Yang dilengkapi dengan sensor untuk menditeksi objek benda kerja. Berdasarkan dari analisa studi diatas dapat ditarik hasil-hasil perhitungan Sebagai berikut: A. pada silinder I 1. Bilangan Reynold, (R c ) = 30, Head loss (h ƒ ) = 0,022 m 3. Kecepatan Fluida, (v) = 38,05 m/s B. pada silinder II dan III 1. Bilangan Reynold, (R c ) = 30, Head loss (h ƒ ) = 0,022 m. 3. Kecepatan Fluida, (v) = 38,05 m/ - xiii -

14 - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah mendorong manusia untuk memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari di segala bidang untuk memperoleh kemudahan atau menambah kenyamanan dan keamanan dalam melakukan tugas atau pekerjaan. Di jaman yang serba modern dan teknologi yang semakin canggih, maka diperlukan suatu alat penunjang yang memenuhi segala kriteria yang dibutuhkan oleh pasar sehingga alat tersebut akan berguna dan berfungsi dengan baik di pasaran. Dengan melihat kondisi negara kita. yang sangat jauh terfingal dibidang teknologi maka kita hendaknya memaksimalkan potensi yang ada untuk mengejar segala ketertinggalan khususnya dibidang teknologi maka penulis berinisiatif - 1 -

15 - 2 - membuat alat mesin bor dengan sistem pnuematik. Dimana material yang, akan dibor dengan menggunakan mesin bor pneumatik ini hasilnya sempurna. Dengan tujuan seperti yang disebutkan di atas yaitu mepermudah dan memberikan kenyaman serta keamanan bagi para konsumen. 1.2 Tujuan Perancangan Tujuan perancangan mesin bor pneumatik ini lebih menjamin hasil material yang dibor lebih akurat dibandingkan mesin bor manual dan meningkatkan efisiensi waktu karena dengan pengeboran menggunakan alat ini lebih cepat dibandingkan dengan yang manual dan memperbanyak hasil material yang didapat. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penulisan tugas akhir ini akan dibatasi pada sistem pneumatik yang akan digunakan untuk pembuatan mesin bor dengan sistem pneumatik dengan tidak merencanakan suatu pemasang secara keseluruhan dengan asumsi bahwa mekanisme mesin bor yang ada ini sudah cukup memadai. 1.4 Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan tugas akhir ini dilakukan dengan dua metode yaitu

16 - 3 - A. Metode Penulisan 1. Penelitian kepustakaan 2. Penelitian lapangan 3. Diskusi B. Metode Perhitungan Dengan mengacu pada data-data dari hasil perhitungan dan pengamatan langsung di lapangan sebagai dasar perhitungan yang tidak lepas dari pembatasan masalah. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam tugas akhir ini disusun beberapa bab, sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dimengerti dan mencapai target yang diharapkan, adapun penyusunannya sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang, tujuan penulisan dan penelitian, pembatasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II TEORI DASAR Berisi tentang penjelasan teori pneumatik latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan perancangan, pembatasan masalah dan sistematika penelitian.

17 - 4 - BAB III PERANCANGAN Berisi tentang perancangan alat, dan komponen-komponen utama digunakan dalam mesin bor ini. BAB IV PERHITUNGAN Berisikan perhitungan dari masing-masing komponen dalam mesin bor yang telah dirancang. BAB V PENUTUP Berisikan tentang kesimpulan - kesimpulan dan saran-saran dari hasil perhitungan dan perancangan dengan untuk kerja alat. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

18 - 5 - BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian dan Pembagian Pneumatik Kata pneumatik berasal dari bahasa pneu yang berarti napas atau udara dan kata matik yang berarti gerakan. Jadi pneumatik adalah udara mampat yang dapat digerakan sehingga menghasilkan suatu sistem kerja, sedangkan dalam pengertian teknik pneumatik adalah alat penggerak, pengendali, pengatur, penghubung, dan perentangan yang mengambil gaya dan penggerakannya udara mampat. Pneumatik merupakan salah satu cabang dari teori Aliran atau Mekanika Fluida yang menitik beratkan perhatiannya pada aliran udara melalai saluransaluran seperti : pipa, selang dan sebagainya serta aksi dan penggunaan udara mampat. Udara yang digunakan dalam pneumatik adalah udara yang ada disekitar kita, dalam prakteknya udara yang digerakan harus dimampatkan dahulu sebelum - 5 -

19 - 6 - dipindahkan ke dalam ruang tempat yang relatif berukuran lebih kecil sehingga menghasilkan udara mampat yang dapat berkerja pada suatu sistem pneumatik. Jadi pada dasarnya pneumatik merupakan suatu hal yang membahas mengenai udara yang bergerak. Keadaan dan syarat keseimbangan udara pada perkembangan industri, udara dihisap dengan menggunakan pompa. khusus yang disebut kompresor dan di mampatkan dari tekanan normal (0,98 bar) sampai tekanan lebih tinggi (8-15 bar) masuk kedalam sebuah rangkaian pneumatik. Udara mampat digunakan dengan cara mengalirkan udara yang bertekanan tersebut melalui rangkaian untuk menggerakan aktuator. Jika motor kompresor yang dipakai menggunakan tenaga listrik maka tenaga yang dihasilkan adalah tenaga listrik. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam konstruksi teknik pneumatik adalah : 1. Perkembangan kecepatan melalui penampang pipajalan. 2. Pengaruh panjang dan kekasaran dingin pipa atas hambatan aliran gas. 3. Mengurangi hambatan aliran gas pada suatu benda secara garis besar pembagian pneumatik adalah sebagai berikut : Adapun pembagian teknis. a. Pneumatik adalah penyerahan gaya dan energi mekanik seperti : mesin produksi dan peralatan pengangkutan. b. Pneumatik kendali dan penyatuan adalah teknik pengolahan sinyal dan data seperti : pengerjaan cermat dengan menggunakan PLC.

20 - 7 - Menurut tenaga kerja. a. Tekanan yang sangat rendah ( 1,001-1,1 bar) b. Tekanan rendah ( 1,2-2 bar) c. Tekanan tinggi ( 2-8 bar) d. Tekanan sangat tinggi ( 8-15 bar) Menurut bidang penggunaan. a. Penyerahan kerja gaya dan kerja mekanik 1. Pergerakan kerja gaya dan kerja mekanik 2. Menyetel dan menempatkan seperti rem. b. Pengangkutan, seperti : pesawat angkat. c. Pengolahan sinyal dan pengolahan data. 1. Elemen pemasuk dan keluar data, seperti: alat penunjuk dan pencatat pada PLC 2. Elemen pengolah data, seperti: tabung hitung analog. 3. Elemen pengut, seperti: Pengut sinya 2.2 Hukum-hukum dasar pneumatik Pada pneumatik penerapan hukum dasar yang digunakan adalah hukum fisika khususnya mengenai udara yang bertekanan. Dibawah ini adalah beberapa hukum dasar yang digunakan dalam pneumatik, yaitu : 1. Hukum Paskal 2. Hukum Boyle 3. Hukum Bernouli

21 - 8 - [ i ] Hukum Pascal. Pascal dari Perancis menjelaskan bahwa tekanan yang diberikan pada suatu penampang fluida statis yang berada pada bejana tertutup akan diteruskan kesemua bagian fluida tersebut. Hal ini berlaku juga, jika fluida berupa udara yang bertekanan. Hukum yang dikemukakan ini dikenal sebagai hukum pascal mengenai perpindahan tekanan statis Adapun hukum pascal dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Persamaan Pascal F = P X A... ( 1 ) Keterangan : F = Gaya yang berkerja = N P = Tekanan = N/m 2 A = Luas permukaan yang menerima gaya beban = m 2 Bila sebuah piston terdapat luas A dan pada piston lain terdapat luas A 2 maka pada bagian piston dengan luas A 1, akan menghasilkan gaya F l, sedangkan pada piston dengan luas A 2, akan menghasilkan gaya F 2 persamaan dari kalimat ini adalah : F XF 1 2 P 2 = atau A1 P F1 F =... (2) A A 2 = 1 Keterangan : P = Tekanan yang diteruskan oleh fluida bertekanan : N/m 2 F 1 = Gaya pada bidang 1 F 2 = Gaya pada bidang 2 : N : N

22 - 9 - A 1 = Luas penampang bidang 1 : m 2 A 2 = Luas penampang bidang 2 : m2 Pada gambar A Luas penampang, A 1, Lebih kecil dari pada luas penampang A 2, demikian juga gaya yang dihasilkan F l, lebih kecil dari pada yang dihasilkan F 2. Gambar 1. Hukum Pascal Pada gambar adalah tekanan udara yang berasal dari kompresor masuk ke dalam pipa penyambung pada piston A 2, akan bergerak. Hal ini merupakan prinsip pergerakan silinder pneumatik. Setelah mengetahui beberapa tekanan udara yang diperlukan pada penggunaan silinder berdiameter tertentu maka dapat diketahui beberapa gaya dorong yang dihasilkan dengan menggunakan rumus pascal.

23 [ ii ] Hukum Boyle R boyle. ( ) di Inggris menjelaskan bahwa Pada keadaan temperatur yang konstan, tekanan pada gas berbanding lurus dengan volumenya. Adapun hukum Boyle dapat dihitung dengan menggunakan rumus persamaan Boyle (konstan). V 1 P = 2 P1 x atau V2 V 1 V = 2 P1 x... ( 3 ) P2 Keterangan : P 1 = Tekanan absolut awal : Pa atau N/m 2 P 2 = Tekanan absolut akhir : Pa atau N/m 2 V 1 = Volume awal : m 3 V 2 = Volume akhir : m 3 Gambar 2. Hukum Boyle [ iii ] Hukum Bernouli Persamaan Bernouli untuk fluida alir. z 1 2 p1 υ12 p1 υ + + = z (4) 2g 2g

24 Sistem Pneumatik Sistem pneumatik atau. suatu sistem yang memampatkan udara yang di mampatkan yang diambil dari sekitarnya, kemudian udara mampat tersebut digunakan untuk menghasilkan suatu kerja atau tenaga. Hal ini dimungkinkan karena udara menyimpan hampir seluruh tenaga. yang digunakan untuk memampatkannya atau memasukannya secara paksa Dalam bidang industri pneumatik digunakan dalam berbagai ragam peralatan. dengan berbagai variasi tekanan udara sesuai dengan kebutuhan. kontruksi pabrik. Dalam kehidupan sehari-hari pneumatik banyak kita jumpai pada bengkel-bengkel kendaraan seperti untuk pengeboran atau pelepasan mur roda, serta penyemprot cat, selain itu juga dapat kita lihat pada rem kendaraan sistem suspensi kendaraan dan sebagainya. Komponen pneumatik biasanya digunakan dalam sistem otomatisasi dan pada berbagai proses produksi dalam suatu industri. Komponen tersebut memungkinkan dilakukannya otomatisasi pada proses produksi seperti pengolahan bahan, pembuatan komponen mesin, pemasangan dan pengepakan disamping itu proses produksi yang dilaksanakan secara manual pun sering menggunakan peralatan pneumatik untuk sistem kontrol dan keselamatan kerja. Pada sistem pneumatik mutlak dibutuhkan alat atau mesin untuk mendapatkan udara atau gas yang dikompresor. Kompresor tersebut mengisap udara dari atmosfir, Kemudian dimampatkan dan. disimpan dalam tabung atau tangki udara untuk penggunaan selanjutnya. Apabila kompresor digunakan untuk mengisap udara atau gas untuk menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari

25 tekanan atmosfir, disebut kompresor penguat ( booster ) sedangkan yang bekerja sebaliknya disebut vakum. Sistem pneumatik sederhana terdiri dari kompresor, katup pneumatik serta tabung pneumatik atau aktuator seperti diagram berikut : Gambar 3. Sistem Penumatik Sederhana 2.4 Pengaturan Logika Penumatik Sistem pengaturan logika pneumatik menggunakan udara dan fungsi logika untuk mengendalikan kerja pneumatik atau sistem tenaga fluida lainnya. Sistem logika ini banyak dipakai karena dapat dioperasikan pada beberapa tingkatan sesuai dengan keperluan. Sistem logika ini sebenarnya sudah lama digunakan dalam industri, tapi sistem pengaturan logika dengan pneumatik kini mulai digunakan dengan beberapa keuntungan dibanding dengan menggunakan sirkuit elektronik. Pada sirkuit elektronik mudah terjadi kerusakan akibat beban listrik yang melebihi tahanannya, panas dan lain-lain.

26 Pada dasamya secara umum sistem pengaturan logika pneumatik terdiri atas rangkaian DAN (AND), ATAU (OR), TIDAK (NOT), MEMORI, TIME, serta gabungan dari rangkaian tadi. [ i ] Rangkaian AND Dalam rangkaian AND atau DAN ini, kita misalkan ada beberapa masukan melalui katup A, B dan C yang dipasang secara seri untuk memberikan keluaran D Bila masukan hanya ada A atau B atau C saja maka keluarannya tidak ada, artinya keluaran hanya akan dihasilkan bila A dan B dan C ada masukan. Gambar 4. Rangkaian Logika AND [ ii ] Rangkaian OR Yang dimaksud dengan rangkaian OR adalah bila ada masukan baik itu dari A atau dari B atau dari C maka akan menghasilkan keluaran D.

27 Gambar 5. Rangkaian logika OR [ iii ] Rangkaian NOT Rangkaian NOT dapat dilihat pada gambar berikut, keluaran C tidak ada jika katup A atau B atau keduanya diberikan pada posisi on, tetapi keluaran C akan ada j ika katup dalam posisi tidak ditekan atau off. Gambar 6. Rangkaian logika NOT

28 [ iv ] Rangkaian Memori Rangkaian Memori adalah kemampuan dari pada rangkaian untuk menahan penyimpangan. Maksudnya adalah, rangkaian akan berada pada satu posisi atau keadaan hingga diberikan isyarat pengendali untuk mengembalikan pada keadaannya semula. Pada memori tak terbatas, perintah dari isyarat pengendali menyebabkan rangkaian berubah pada satu keadaan dan kembali ke keadaan semula bila isyarat yang berlawanan diberikan. Pada Memori terbatas, isyarat yang diberikan akan memberikan pada suatu keadaan kemudian akan mengembalikannya pada keadaan semula secara otomatis setelah selang beberapa saat. Rangkaian Memori tak terbatas dapat dilihat pada gambar 2.4.4, yang mana rangkaian memiliki dua buah keluaran yaitu C dan D sedangkan pengaturan isyarat pemandu dilakukan dari A dan B. Apabila tombol A ditekan maka keluaran akan melalui C dan bila katup B ditekan maka keluaran akan melalui D. Dengan rangkaian ini dapat memberikan rangkaian bolak balik dengan menekan kedua tombol secara bergantian. Gambar 7. Rangkaian Logika Memori Tak Terbatas

29 Rangkian memori terbatas sebenarnya hampir sama fungsinya dengan rangkaian time yang berfungsi sebagai rangkaian penunda waktu. 2.5 Komponen Pneumatik Komponen pneumatik yang penting adalah katup ( valve) dan tabung (Cylinder) pneumatik. Katup berfungsi untuk mengontrol gerak tabung atau silinder pneumatik. Silinder pneumatik berfungsi untuk menghasilkan gaya serta gerak linier untuk melakukan suatu kerja. [ i ] Sifinder Silinder pneumatik dapat dibedakan atas silinder gerak tunggal dan silinder gerak ganda. Pada silinder gerak tunggal udara mampat dimasukan pada salah satu sisi torak dari silinder, sedangkan pada sisi lain ditahan oleh pegas untuk mengembalikan ke posisi semula bila udara mampat dilepaskan kembali ke udara. Silinder gerak tunggal umumnya digunakan untuk perkerjaan-pekerjaan ringan yang tidak membutuhkan gaya serta gerak linier yang besar. Gambar 8. silinder Gerak Tunggal

30 Pada silinder gerak ganda terdapat lubang penghubung pada kedua sisinya. Bila udara mampat dimasukan melalui lubang bagian belakang, maka torak akan bergerak positif sedangkan udara pada bagian muka maka torak akan bergerak negatif dan udara pada bagian belakang torak di buang melalui lubang bagian belakang. Dengan demikian akan diperoleh gerak bolak-balik yang dapat diatur. Gambar 9. Silinder Gerak Ganda Besarnya gaya yang diteruskan ke batang torak adalah besarnya tekanan (Newton per meter persegi) dikalikan luas penampang torak ( meter ), atau dapat dituliskan sebagai berikut : F = P X A Dimana luas penampang torak adalah A = π x r 2

31 Dengan F = Gaya ( Newton ) P = Tekanan (Newton/m 2 ) A = Luas permukaan torak (m 2 ) r = j ari -jari torak (m) [ ii ] Katup Dalam sistem pneumatik udara mampat yang dimasukan ke dalam silinder harus dapat dikeluarkan kembali untuk dapat mengembalikan pada kedudukan semula. Untuk itu dalam sistem pneumatik ini dibutuhkan katup yang dapat berkerja bolak-balik, dengan kata lain katup dalam sistem ini berfungsi untuk mengatur masuk dan keluarnya udara mampat ke dan dari silinder. Jenis katup yang digunakan ada beberapa jenis dengan tombol pengoperasian katup yang berbeda pula sesuai dengan pemakaiannya dalam suatu sistem, adapun jenis katup yang biasa digunakan : 1. Katup Tiga Lubang 2. Katup Lima Lubang 3. Katup Peka Tekanan 4. Katup Selenoid [ i ] Katup Tiga Lubang Katup ini biasanya digunakan pada tabung silinder dengan gerak tunggal, dimana udara mampat hanya dimasukan pada salah satu sisinya. Katup ini terdiri dari tiga lubang masing-masing sebuah lubang menerima, suplai udara mampat,

32 sebuah lubang untuk dihubungkan ke silinder serta sebuah lubang ke tiga untuk tempat lewatnya udara dad dalam tabung ke udara bebas bila katup tertutup. Dalam menggambrnaya untuk memudahkan membedakan ketiga lubang tadi digunakan simbol sebagai berikut : Simbol untuk suplai udara mampat Simbol untuk udara keluar ( exhaust air ) Simbol untuk hubungan dengan tabung Detail dari katup tiga lubang dapat diterangkan sebagai berikut, bila katup tombol ditekan maka torak kecil akan bergerak ke bawah sehingga memungkin kan udara mencalir dari lubang 1 dan keluar dari lubang 2, kemudian jika tombol dilepas kembali pegas akan mendorong kembali torak kecil dan menutup suplai udara dari lubang 1. Torak kecil ini bagian dalamnya berlubang, sehingga angin buang biasa lewat dan keluar melalui lubang 3. [ ii ] Katup Lima Lubang Gambar 10. Katup tiga lubang

33 Pada silinder gerak ganda jarang dikontrol menggunakan katup tiga lubang, untuk itu digunakan katup lima lubang yang pada hakekatnya sama dengan dua buah katup tiga lubang yang digabung menjadi satu. Untuk menggambarkan detail dari katup ini kita ambil contoh katup lima lubang dengan mekanisme tuas atau lever yang memiliki mekanisme penyekat berupa sebuah poppet yaitu semacam tabung dengan sebuah piringan kecil dibagian bawahnya yang berlapis cincin karet. Mekanisme penyekat ini memiliki sebuah spool, yaitu semacam tabung yang terbuat dari logam paduan yang ringan dan empat buah cincin keret penyekat yang melilit pada spool dengan selang yang teratur. Tuas digunakan untuk mengatur posisi spool. Tuas pengatur dapat juga berupa mekanisme tombol tekan, roda serta plunger. Bila tuas dalam posisi on, maka udara masuk ke dalam katup melalui lubang 1, kemudian meninggalkan katup dari lubang 2 ke silinder, akibatnya torak silinder bergerak positif Sementara udara yang terdorong dari torak keluar dari silinder dan masuk kelubang 4 kemudian dibuang melalui lubang 5. Bila tuas digeser keposisi off maka spool juga akan bergeser sehingga udara mampat masuk dari 1 dan diteruskan kelubang 4 sehingga torak silinder bergerak negatif Udara yang terdorong oleh torak keluar dari lubang 2 dan dibuang melalui lubang 3.

34 Gambar 11. Katup Lima lubang [ iii ] Katup Peka Tekanan Katup ini dioperasikan dengan menggunakan sebuah diafragma dari karet serta pegas untuk pembalik. Cara kerja katup ini hampir sama dengan katup lima lubang, namun mekanisme untuk menggerakan spool melalui difragma serta pegas pembalik. Bila udara bertekanan yang meskipun redah diberikan pada lubang dimana diafragma berbeda, maka melalui lubang 1, jika diafragma kembali keposisi semula maka suplai udara utama akan melalui lubang 2. [ iv ] Katup Selenoid Sesuai dengan namanya katup ini memiliki kumparan selenoid untuk menggerakan spool. Dengan sendirinya untuk mengatifkan kumparan selenoid ini diperlukan aliran listrik. Katup selenoid ini dapat berupa katup tiga lubang atau katup lima lubang. Detail dari katup ini dapat digambarkan sebagai berikut : bila arus listrik di alirkan pada kumparan selenoid maka sebuah armatur yang sekaligus berfungsi sebagai katup akan bergerak ke arah kumparan sehingga

35 suplai udara utama akan terbuka. Bila arus listrik dilepaskan maka armatur akan kembali keposisi semula dengan bantuan pegas Keuntungan penggunaan pneumatik Keuntungan sistem pneumatik jika dibandingkan dengan energi lainnya adalah pelaksanaan penggerakan translasi dan rotasi yang kokoh dengan tenaga yang kasar, serta ketelitian dari peralatan udara mampat yang kontruksinya semakin baik sehingga suatu perkerjaan hampir tidak memerlukan perawatan dan masa pakai yang lama. Sering sistem pneumatik diutamakan karena : 1. Untuk mempermudah perkerjaan mekanisasi 2. Dapat bertahan lebih baik terhadap keadaan kerja tertentu. Di bawali ini beberapa keuntungan dari sistem pneumatik adalah sebagai berikut : 1. Aman Aman dalam hubungan penggunaan pneumatik meskipun dalam ruangan tanpa udara. 2. Aman terhadap kebakaran atau ledakan a. Terjaminnya keamanan dalam kerja dan produksi. b. Terjaminnya keamanan dalam ruang yang beresiko pada alat pneumatik 3. Berat alat ringan Berat alat ringan jika dibandingkan dengan mesin elektrik jauh lebih kecil perbandingan beratnya

36 Bersih dan Kering a. Bersih meskipun ada kebocoran pipa, benda kerja tidak akan menjadi kotor. b. Kering meskipun ada kerusakan pipa, benda kerja tidak akan ada pengotoran bintik minyak, dan sebagainya. 5. Biaya Pemasangan Murah a. Tidak memerlukan saluran balik karena udara bekas dibuang begitu saja. b. Peralatan udara mampat dengan kapasitas yang dapat melayani semua pemakai dalam satu industri. 6. Dapat Bergerak Udara dapat bergerak bebas melalui selang statis dan dapat membersihkan kebebasan bergerak besar sekali 7. Dapat Diatur Bertingkat a. Dengan katup pengatur arus kecepatan dan gaya dari nilai minimum. b. Siklus kerja yang telah dinilai dapat diselesaikan meskipun dapat diselesaikan meskipun penyediaan listrik tiba-tiba terhenti. Pada alat berat yang terdapat pada pabrik-pabrik 8. Fluida Kerja Cepat a. Kecepatan udara yang dapat menyingkatkan waktu penghidupan pneumatik dan perubahan energi menjadi kerja cepat b. Jumlah kecepatan tinggi dan torak besar c. Kecepatan silinder dapat diatur sesuai penggunaannya

37 Fluida Kerja Mudah a. Mudah diperoleh karena udara tersedia dimana-mana dalam jumlah tidak terbatas. b. Mudah diangkut karena udara bertekanan dapat dialirkan ketempat yang diinginkan melalui saluran cabang dengaa pipa selang dari kompresor 10. Fluida Kerja Murah. Fluida murah karena menyangkut energi (udara adalah gratis yang mudah di peroleh dimana saja. 11. Jaminan Kerja Besar a. Peralatan dan komponennya sangat sensitif terhadap minyak, air, dan debu. b. Peralatan dan komponenya pada suhu tinggi dapat digunakan sepenuhnya. c. Peralatan dan komponennya pada susu yang cepat dapat berfungsi 12. Kontruksi Kokoh Kontruksi harus kokoh karena komponen pneumatik dikontruksikan secara kompak dan kokoh, maka berpengaruh terhadap gangguan 13. Mudah di Pelihara a. Kcntruksi sederhana sehingga peralatan udara mampat hampir tidak peka gangguan. Waktu pemasangan singkat dan kerusakan dapat direparasi sendiri. b. Komponen sederhana sehingga mudah dipasang dan dibuka c. Gerak lurus sederhana tanpa komponen mekanik

38 Pengawasan Pengawasan dapat diukur dengan manometer yang berguna untuk mengukur tekanan kerja dan gaya komponen udara mampat bila menggunakan PLC (Progam Logika Kontrol ) 15. Penggunaan Ulang Penggunaan ulang komponen pneamatik data digunakan lagi, sesuai keinginan bila menggunakan PLC. 16. Rasional ( menguntungkan ) a. Tenaga lebih Murah dari tenaga otot manusia atau hewan b. Komponen peralatannya lebih murah dari pada hidrolik. 17. Tahan Suhu a. Udara bersih dapat digunakan pada suhu berapa saja. b. Udara mampat dapat digunakan pada ; lingkungan yang sangat panas. c. Saluran pipa dapat digunakan pada lingkungan yang panas sekali. 18. Tidak perlu pendingin fluida kerja udara tidak perlu ganti sehingga menghemat biaya Bila diperhatikan maka dapat disimpulkan bahwa pneumatik akan menguntungkan jika : a. Udara mampat dapat diperoleh. b. Ruang yang tersedia banyak. c. Kecepat besar.

39 Kerugian Menggunakan Pneumatik Dalam menggunakan pneumatik selain memiliki keuntungan-keuntungan juga terdapat beberapa kerugiannya, antara lain sebagai berikut : a. Biaya energi tinggi. Maka dalam berproduksi dan distribusi dibutuhkan peralatan khusus, jika dibandingkan dengan mesin elektrik jauh lebih tinggi perbandingan biaya. b. Gangguan Suara. Karena fluida yang dipakai berasal dari kompresor mengalir keluar maka suara menimbulkan kebisingan. c. Kelembaban Udara. Kelembaban udara dalam udara mampat berwujud tetesan embun air (embun) terjadi pada suhu menurun dan tekanan meningkat. d. Terjadi Pembekuan. Pembekuan dapat tedadi sampai menjadi air ada pemuaian tiba-tiba, dan penurunan suhu besar. e. Terbatasnya Gaya Tekanan. Untuk gaya yang besar pada suhu tekanan di butuhkan diameter torak yang besar. f. Peka Terhadap Kebocoran. Terutama pada jaringan udara mampat yang besar dan luas, dimana sering terjadi kebocoran pada pipa, maka secara teoritis pamakaian udara bertekanan akan lebih besar dari yang dibutuhkan.

40 Hal-hal yang merugikan dari alat pneumatik dianggap sebagai keterbatasan. Jalan keluar yang harus dilakukan dari kekurangan ini adalah - Ganguan Suara Pemecahan : Memberikan perendam suara (silinder). - Kelembaban Udara. Pemecahan : Mengunakan filter untuk memisahkan air, embur, dan kotoran. - Peka Terhadap Kebocoran. Pemecaban : Mengunakan perapat berkualitas tinggi. - Terbatasnya Gaya Pembekuan. Pemecahan : Menyerap energi pada tekanan kejutan actuator.

41 BAB III PROSES PEMBUATAN ALAT DAN PERANCANGAN ALAT 3.1. Kerangka utama Kerangka utama, perancangan ini berfungsi sebagai penopang dari komponen - komponen utama yang terdapat dalam mesin bor sistem, pneumatik ini, rangka pada mesin terbuat dari besi yang ringan tetapi kuat serta tahan karat dan korosi. Untuk menjaga agar harga mesin ini cukup terjangkau dengan masyarakat maka rangka mesin ini di desain sesederhana mungkin sehingga material yang dipakai seminimal mungkin namun tentunya tidak mengurangi kekuatan dan estetikanya. Karena fungsinya sangat penting kerangka utama memiliki beberapa criteria yaitu :

42 Mampu menahan seluruh gaya dar, beban yang ada. Memiliki mekanisme penyambungan yang mudah dan baik dengan seluruh system. Dapat dilakukan perakitan yang mudah. Jenis material yang digunakan untuk pembuatan kerangka ini,antara lain - Besi Hollow ukuran 20 x 20 mm - Besi plat dengan tebal 4 mm - Besi plat dengan tebal 5 mm 3.2 Box Panel Box panel terbuat dari plat seng dengan ketebalan 0,4 mm, box panel ini berfungsi untuk penempatan komponen - komponen diantaranya - PLC - DCP (Dercanon counter pack) - Riley - Kontaktor - Sekring ( puese) - Pressure gauge - Pressure regurator - Tombol Power - Tombol stop - Tombol start

43 Perakitan Alat Setelah bahan, tersedia (besi hollow dan lembaran plat dan seng ) dipotong sesuai ukuran yang diperlukan, juga digunakan papan kayu sebagai alas atau penopang dan komponen mesin bor, pneumatik lainnya, plat - plat besi tersebut di sambung melaui proses pengelasan. Besi ini dipilih karena dalam proses pengelasan lebih mudah dan sesuai dengan kebutuhan karena besi cukup kuat menahan beban yang berat sedangkan untuk dudukan silinder pneumatic dan mesin bor menggunakan papan kayu yang telah dibaut dengan rangka, yaitu dengan ketebalan 12 mm, papan ini dipilih karena selain kuat juga mudah didapat dan harganya juga relatif murah. Papan kayu ini memiliki kekuatan yang cukup untuk menerima beban yang diberikan oleh sislinder pneumatik dan mesin bor. Pada landasan diberikan plat untuk dudukan rangka hal ini dilakukan untuk memudahkan dan memindahkan alat tersebut, selain bal itu plat ini juga dapat dengan mudah mendapatkan perlakuan pengeboran. 3.4 Perlakuan Pengelasan Perlakuan pengelasan dilakukan untuk menyambung antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya. Proses ini menggunakan mesin las listrik bukan las karbit, dengan demikian akan didapatkan kualitas penyambungan yang baik. Jenis sambungan yang banyak dilakukan adalah sambungan sudut (filled weld).

44 Proses pengelasan dilakukan untuk menyambung antara besi hollow satu dengan yang lainnya yang diperuntukan sebagai rangka dan frame alat. Penyambungan antara pelat sebagai tahanan dan dudukan mesin bor, dan dudukan panel lainnya. Proses pengelasan dilakukan untuk menyambung antara besi hollow yang satu dengan yang lainnya yang diperutukan untuk menyambung pelat tersebut sehingga terbentuk frame. Gambar 1. Perlakuan Pengelasan 3.5 Perlakuan Pengeboran Perlakuan pengeboran dilakukan untuk membuat lubang pada pelat yang digunakan untuk dudukan silinder longdress, pembuatan jalur selang-selang pneumatik. Lubang yang dibuat digunkaan untuk memasukan baut-baut, sebelumnya ada beberapa lubang yang lebih dulu ditap untuk membuat alur.

45 Pengeboran dilakukan dengan kecepatan putar sebesar 3 80 rpm dan feeding 0,18 mm/rev dan jarak pemakanan 11 mm. 3.6 Pemasangan Mur dan Baut Baut yang digunakan pada alat ini menggunakan berbagai macam jenis baut yang memiliki berbagai ukuran tergantung dari pada elemen mesin yang hendak diikat dengan baut dan mur. Pada rancangan ini baut digunakan sebagai penyambung komponenkomponen elemen mesin dengan rangka. Penyambungan antara longdress dengan rangka. Penyambungan antara pelat siku dengan rangka. Penyambungan antara dudukan ban dengan model kendaraan Penyambungan antara seng dengan control panel. Penyambungan antara konveter dengan landasan kayu. Penyambungan antara kayu dengan rangka. Gambar 2. Pemasangan Mur dan Baut

46 Komponen - komponen utama mesin bor [ i ] PLC Sebuah perkumpulan dalam bidang industri kelistrikan yang membentengi PLC yaitu NEMA (The National Elektrical Manufacturer Association) mendefinisikan PLC sebagai piranti elektronika digital yang menggunakan memori yang bisa deprogram sebagai penyimpan inteinal dari sekumpulan instruksi dengan mengimplementasian fungsi-fungsi tertentu, seperti logika, sekuensial, pewawktuan, perhitungan, dan aritmatika, untuk mengendalikan berbagai jenis mesin ataupun proses melalui modul I/O digital dan atau analog. PLC merupakan system yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan atau memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data yang bisa diprogram dalam system berbasis mikroprosesor intregral. PLC menerima masukan dan menghasilkan keluaran sinyal-sinyal listrik untuk mengendalikan suatu system. [Ref 6 ; 67] Dengan demikian besaran-besaran fisika dan kimia yang dikendalikan, sebelum diolah oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal listrik baik analog maupun digital, yang merupakan data dasarnya. Karakter proses yang dikendalikan oleh PLC sendiri merupakan proses yang sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan urut untuk mencapai kondisi akhir yang diharapkan. Dengan kata lain proses itu terdiri dari beberapa subproses dimana subproses Tertentu akan berjalan sesudah subproses sebefumnya terjadi. Istilah umum yang digunakan untuk proses yang berwatak demikian adalah proses

47 sekuensial (sequential process). Sebagai perbandingan, system kontrol yang populer selain PLC, misalnya Distributed Control System (DCS), mampu menangani proses-proses yang bersifat sekuensial dan juga kontinyu (Continuous process) serta mencakup loop kendali yang relatif banyak. [Ref 6 ; 68] PLC mempunyai beberapa kemampuan yaitu sebagai relay switching operasi aritmatika, seperti penjumlahan - pembagian dan melakukan perbandingan dan melakukan perbandingan content register. Beberapa keuntunagn yang dimiliki PLC jika dibanding dengan Control wired Logic yaitu : 1. Sifat kerja controlled device nya pada wired logic bersifat spisifik atau khusus: sedangkan pada PLC bersifat umum. 2. Skala control pada wired logic hanya mencakup skala kecil dan medium saja sedangkan pada PLC dapat bekerja pada skala medium dan luas. 3. Penggantian dan penambahan komponen pada wired logic sulit sedangkan pada PLC mudah. 4. Perawatan pada wired logic sangat sulit sedangkan pada PLC mudah. Ditinjau dari segi kerugian yang dapat ditimbulkan dengan penggunaan PLC ini dalam berbagai jenis kegiatan industri antara lain sebagai berikut : 1. Berdasarkan pengamatan lapangan babwa sifat alat pengendali tersebut belum dikuasai penggunaannya oleh tenaga ahli di Indonesia maka tenaga ahli yang tersedia masih sangat terbatas sehingga hasil yang diinginkan belum maksimal untuk menunjang kegiatan industri di Indonesia.

48 Karena jenis/tipe PLC sangat tergantung dari Negara asal PLC tersebut diproduksi, maka bahasa pemograman yang digunakan berbeda sehingga tidak ada standar bahasa yang baku meskipun tujuannya sama, sehingga perlu adanya adaptasi penggunaan PLC yang satu dengan yang lain yang harus dilakukan oleh tenaga ahli di Indonesia. [ ii ] Prinsip Kerja PLC Untuk menggambarkan prinsip kerja PLC yang merupakan satu perangkat control yang berbasis computer secara sederhana adalah sebagai berikut. Masukan Proses keluaran Gambar 3.Prinsip Kerja PLC Secara Sederhana Untuk lebih lengkap dalam menggambarkan hubungan antara computer, PLC dengan Panel control (peralatan Input dan Output) maka untuk memudahkannya dibuat blok diagram interface sebagai berikut

49 Blok Diagram Interface Gambar Hubungan Antara Komputer, PLC, Dan Panel Kontrol [ iii ] Mata bor Mata bor adalah salah satu dari mesin perkakas yang paling sederhana yang digunkan dalam produksi dan pekerjaan ruang perkakas. Pengeboran adalah membuat lubang pada sebuah obyek ( benda kerja ). Perancangan alat ini menggunakan jenis mesin bor tegak, mempunyai mekanisme hantar daya untuk pengeboran putar.

50 Mempunyai spesikasi sebagai berikut: Tegangan Frekucns,. Berat Power Langkah bor Putaran : 220 V : 50 Hz : 5 kg : 100 watt : 2,54 cm : rpm [ i ] Sensor Photodektrik Sensor photodektrik adalah sensor yang bekerja mempergunakan sarana cahaya. Sebuah sumber cahaya akan mengeluarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Bagian penerima akan menerima cahaya tersebut secara langsung ataupun melalui pantulan. [ ii ] Photoelektrik Retroreflektif Pada sensor photoelektrik tipe retroreflektif sumber cahaya dan penerima hanya menjadi satti tetapi penerima hanya dapat menerima cahaya yang dipantulkan pada sudut tertentu oleh cermin khusus. Cermin khusus tersebut diberikan bersama photoelektrik yang bersangkutan. Apabila cahaya tidak diterima oleh penerima maka sensor ini akan aktif Jarak lensa terhadap sensor tergantung jenis dan besar lensa serta spesifikasi sensor.

51 Gambar 4. Sensor Photoelektrik Retroreflektif [ iii ] Photoelektrik Ganda (Through Beam) Sumber pemancar (Tx) cahaya dan penerima (Rx) terpisah diletakkan berhadapan. Sensor ini merupakan sensor yang terjauh jarak jangkauannya. Bila objek lewat memotong jalur maka sensor aktif Jarak antara pemancar dan penerima tergantung karakteristik tersebut serta, pengaturan sensitifitas yang diatur oleh operator. Bentuk objek bidik ditunjukkan pada gambar di bawah ini : Gambar 5. Sensor Photoelektrik Ganda [ iv ] Selenoid (Direction Control Valve Selenoid) Selenoid adalah sebuah penggerak yang berupa kumparan kawat yang melingkari sebuah batang besi, dan akan menghasilkan gaya medan magnet jika di dalam kumparan kawat tersebut dialid tegangan listrik. Sehingga batang besi yang

52 berada di dalam kumparan tersebut akan menjadi bersifat magnet selama tegangan listrik masih mengalir dalam lilitan kumparan kawat. Karena batang besi tersebut sudah bersifat magnet, sehingga dapat menarik benda yang terbuat dari besi juga yang berada tepat diatas kumparan tersebut. Dalam hal ini memiliki sifat Normaly Close. Yang berarti pada kondisi awalnya pintu telah tertutup apabila solenoid tersebut dialiri arus listrik, karena medan magnet menarik pintu besi. Selenoid akan terbuka apabila arus listrik terputus. P I N T U P I N T U Kumparan dengan inti besi lunak Gambar 6. Penampang Selenoid [ v ] Kompresor Udara Udara yang berada diatmosfir dimanfaatkan dengan cara dihisap oleh kompresor, kemudian dialirkan melalui beberapa. komponen pneumatik yang lain sehingga menjadi sumber tenaga penggerak aktuator, kompresor udara ini cocok untuk kebutuhan kecil dan untuk tekanan pemempatan tinggi. Sedangkan pada kompresor piston sangat cocok untuk alat mesin bor pneumatik ini, berdasarkan

53 tekanan kerja, kapasitas dan cara menggerakan pada umumnya kompresor yang digunakan adalah jenis piston/torak. [ vi ] Kompresor Piston/Torak Kompresor piston menghisap udara masuk kedalam ruang silinder melalui katup masuk (katup hisap) yang biasanya terbuka secara otomatis, kemudian. kompresor piston memampatkan udara yang berada didalam silinder tersebut sehingga udara mampat terdorong kesaluran mampat melalui katup keluar (katup mampat) yang juga terbuka secara otomatis. Kompresor piston tergantung dari kebutuhan akan kapasitas aliran udara, untuk kebutuhan akan tekanan udara yang relatif tinggi maka silinder yang dirancang dengan susunan seri sedangkan untuk kebutuhan akan kapasitas aliran udara yang besar maka silinder dirancang dengan susunan paralel. Kompresor piston dapat menghasilkan tekanan tinggi tidak terbalas dengan kapasitas terbatas. Hal tesebut dengan asumsi bahwa ledakan dapat dicegah dengan pembentukan konstruksi. Keuntungan dari kompresor piston hampir tidak memeriukan perbaikan meskipun ada beberapa komponen pneumatik yang saling berhubungan dan bergerak. Terdapat banyak jenis kompresor di pasaran seperti kompresor torak, kompresorpiston rotary, dan kompresor alir. Dalam pembuatan alat mesin bor dengan sistem pneumatik ini digunakan kompresor dengan tipe kompresor torak tunggal dengan spesifikasi sebagai berikut :

54 Tekananan : 8 Pa Power : 1,5 kw Kapasitas : 0,175 ml Dalam kompresor terdapat beberapa bagian antara lain a. Pressure regulator yang berfungsi sebagai petunjuk besamya tekanan yang terdapat pada kompresor. b. Pressure regulator berfungsi untuk mengatur tekanan udara pada kompresor agar tekakan konstan sebelum masuk kompresor. [ vii ] Mata Bor Mata Bor adalah pahat yang membuat lubang pada objek atau benda kerja. Pada umunmya mata bor terdapat tepi pabat pada ujung web yang menghubungkan kedua pemotong. Alat ini menggunakan mata bor ukuran sebagai berikut : Steel Materials : 0, m Non Metallic : 0,00635 m Rials : 0,00476 m 3.8 Pneumatik Pneumatik adalah udara mampat yang dapat digerakan sehingga menghasilkan suatu sistem kerja, sedangkan dalam pengertian teknik pneumatik adalah alat pengerak, pengendali, pengatur, penghubung, dan perentangan yang mengambil gaya dan penggerakannya udara mampat. Di alat ini menggunakan

55 Pneumatik silender kerja ganda (double acting) dengan spesifikasi sebagai berikut: Diameter Langkah : 20 mm : 20 mm Gambar 7. Silinder Kerja Ganda 3.9 Selang Selang disini berfungsi sebagai penghantar aliran udara dari kompresor, hingga silinder kerja ganda dapat bekerja. Selang tersebut membutuhkan kurang lebih 10 m dan berdiameter luar 5mm dan diameter dalam 3 mm, dan yang dibawa masuk ke selang dari kompresor menuju rangkian pneumatic sampai silinder kerja ganda dapat mengeluarkan actuator sesuai dengan yang diiginkan.

56 Gambar 8. Selang Pneumatik 3.10 Distribusi Udara Distribusi udara/penyalur fungsinya sangat penting agar udara dapat mengalir dan silinder kerja ganda dapat bekerja sesuai dengan yang kita inginkan, rangkaian pneumatik memiliki peranan yang saagat penting untuk mengalirkan udara bertekanan dan mengatur kerja rangkaian. Pada sistem pneumatik ini terdiri dari beberapa bagian yaitu : 1. Katup Kontrol 2. Togel 3. Nepel 4. Katup Kontrol Kecepatan

57 [ i ] Katup Kontrof Katup kontrol diisi berfungsi sebagai pengontrol gerak bolak-balik dari piston juga untuk mengatur debit udara yang masuk kedalam aktuantor dengan memperbesar dan memperkecil luas penampang saluran yang akhirnya mempengaruhi kecepatan gerakan actuantor dan rangkaian pneumatik. Katup ini bisa dipotong tersendiri dalam rangkaian atau langsung pada saluran aktuator Gambar 9. Katup Kontrol [ ii ] Togel Togle disini berfungsi sebagai elemen sinyal untuk menghubungkan dan memutuskan aliran udara. Togle mempunyai peranan yang sangat penting, udara keluar dari kompresor dapat dihentikan dan dihentikan melalui togle. Rangkaian pneumatik dapat berjalan dan berhenti dengan adanya togle ini.

58 Gambar 10. Katup Togle [ iii ] Nepel Komponen disini memiliki peranan yang sangat penting dalam pemasangan selang dari kompresor menuju rangkaian pneumatik guna mengalirkan udara bertekanan, udara dapat dikeluarkan setelah udara mencapai volume yang diinginkan, komponen yang dipakai oleh penulis adalah: Pada alat pneumatik ini berfungsi untuk menyambung selang ke benda kerja yang sudah terpasang di plat. Penyambung yang kita gunakan sangat ada 3 jenis, dua buah penyambung bentuk L yang berfungsi sebagai penyambung selang ke silinder, dua buah penyambung bentuk T yang berfungsi sebagai penyambung selang, dari power menuju valve dan diteruskan ke limit switch dan penyambung bentuk lurus yang berfungsi menyambung dari selang menuju selang atau selang ke benda kerja seperti valve, limit switch dan katup start.

59 Gambar 11. Nepel [ iv ] Katup Kontrol Kecepatan (adjustable throttle valve) Katup kontrol kecepatan adalah penghambat allran selain itu katup ini juga dilengkapi dengan sebuah katup check menutup dan mengeluarkan aliran udara pada arah aliran yang akan mengatur kecepatan kerja silinder. Sehingga dengan demikian hanya bisa mengalir melalui penampang yang telah diatur pada arah berlawanan, udara bisa mengalir secara bebas melalui katup check yang terbuka, selain bisa dipergunakan sesuai fungsi masing-masing juga bisa dikembalikan penggunaannya untuk tujuan atau fungsi tertentu. Gambar 12. katup Kontrol Kecepatan

60 Perancangan Sistem Sistem Pneumatik yang alcan digunakan untuk mengembangkan prototip alat mesin bor dipilih yang sederhana, murah, handal dan aman. Untuk itu dalam perancangan prototip sistem pneumatiknya harus memenuhi beberapa syarat di bawah ini - Gerakan silinder harus dapat diatur pada saat gerakan menutup atau gerakan positif dari sifinder tidak sesuai dengan rancangan kerja mesin maka gerakan tersebut dapat diperkecil atau diperbesar. - Komponen pneumatik yang digunakan diupayakan seefisien mungkin tanpa mengurangi kinerja dari mesin. - Sistem harus sederhana untuk memudahkan dalam penyusunan rangkaian dan perawatannya. Sistem yang direncanakan memiliki dua bagian yang terdiri dari sistem pengontrol gerak utama dan sistem pemandu gerakan. Pada sistem pengontrol gerak utama untuk memberikan gerak bolak balik pada silinder terdiri atas katup lima lubang serta katup pengatur aliran. Untuk sistem pemandu dapat menggunakan isyarat pneumatik atau dengan menggunakan isyarat listrik. Pada sistem pemandu dengan pneumatik digunakan isyarat angin untuk mengaktifkan buka tutup pada katup, tetapi sistem ini kurang efisien untuk pengontrolan jarak jauh. Untuk itu dapat digunakan sistem pemandu listrik dengan bantuan katup selenoid. Untuk itu dalam perancangan ini digunakan pemandu listrik dengan memanfaatkan rangkaian sensor elektronik.

61 Sistem pneumatik sederhana dari rangkaian yang dirancang dapat dilihat pada skema di bawah ini : Gambar 13. Perancangan Sistem Pneumatik Keterangan Gambar 1.0 = Actuating cylinder (double acting) berftmgsi sebagai penggeser benda kerja. 2.0 = Actuating cylinder (double acting) berfungsi sebagai penjepit atau cak pada benda kerja. 3.0 = Actuating cylinder (double ac~ing) berfungsi sebagai naik turun pada mesin bor. 1.1 = Direction control valve untuk = Direction control valve untuk = Direction control valve untuk 3.0

62 = Orifice check valve untuk = Orifice check valve untuk = Orifice check valve untuk = Orifice check valve untuk A = Kompresor 0.1 B = ASU (Air Service Unit) Pressure Regulator dan Service Gauge

63 BAB IV PERHITUNGAN 4.1 Proses Pneumatik [ i ] Kompresor Dalam proses pneumatik disini kompresor bekerja mengalirkan udara dari luar menuju ke sistem. Kompresor memiliki dua aliran, yaitu : 1. Saluran ini yaitu saluran yang digunakan untuk menghisap udara dari luar masuk ke kompresor. 2. Saluran out yaitu saluran yang digunakan untuk mengalirkan udara dari dalam kompresor yang telah mengalami kompresi untuk keluar masuk dalam sistem

TUGAS AKHIR SISTEM PNEUMATIK PADA MODEL PALANG PINTU OTOMATIS KERETA API SATU PERLINTASAN

TUGAS AKHIR SISTEM PNEUMATIK PADA MODEL PALANG PINTU OTOMATIS KERETA API SATU PERLINTASAN TUGAS AKHIR SISTEM PNEUMATIK PADA MODEL PALANG PINTU OTOMATIS KERETA API SATU PERLINTASAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Mesin Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran umum Model alat yang kami rancang adalah sebuah alat pendeteksi alumunium foil pada tutup botol susu dengan menggunakan tenaga pneumatik, dilihat dari mekanisme

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada Perancangan alat deteksi dengan sistem pneumatik ini menggunakan dasar perancangan dari buku dasar perancangan teknik mesin, teori ini digunakan sebagai

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Mahmud

Lebih terperinci

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup Pneumatik Bab B4 1 Bab 4 Katup katup 4.1 Katup Satu Arah Katup satu arah adalah bagian yang menutup aliran ke satu arah dan melewatkannya ke arah yang berlawanan. Tekanan pada sisi aliran membebani bagian

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS Disusun Oleh : 1. Lilis Susanti ( 2214 039 007 ) 2. Kirliyanti Novia Rachma ( 2214 039 024 ) 3. M. Zein Al Haq ( 2214 039

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT.

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT. LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Alat Simulasi Mesin Pneumatik Pemadat Sampah Plastik Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh

Lebih terperinci

ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI

ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI ANALISA ALAT PNEUMATIK MESIN PEMOTONG SPON / GASKET DENGAN TEKANAN 60 PSI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana Pada Program studi Strata I Fakultas Teknik Mesin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi..

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi.. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan Tujuan Umum Pembelajaran Petunjuk Penggunaan Modul Kegiatan Belajar 1 : Silinder Pneumatik. 1.1 Pendahuluan. 1.2 Silinder Kerja Tunggal. 1.2.1 Konstruksi.. 1.2.2 Prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SISTEM HIDROLIK Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. prinsip dasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil) Jawaban ( Katup Solenoid Tunggal dan Silinder Kerja Tunggal ) Alat Penyortir ( Sorting Device ) Soal : Dengan menggunakan alat penyortir, benda ditransfer dari ban berjalan satu ke ban berjalan lainnya.

Lebih terperinci

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran)

a. Pressure Control Valve (Katup Pengontrol Tekanan) b. Directional Control Valve (Katup Control Arah) c. Flow control valve (katup pengontrol aliran) 2.1.14 Katup Sistem control pneumatik terdiri dari komponenkomponen sinyal dan bagian kerja. Komponen-komponen sinyal dan control mempergunakan rangkaian atau urut-urutan operasi dari bagian kerja, dan

Lebih terperinci

Gambar 2.32 Full pneumatik element

Gambar 2.32 Full pneumatik element 2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia. 01. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES Diajukan untuk memenuhi salah satu Persyaratan dalam menyelesaikan Program Strata

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON

TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E Disusun oleh Nama : Wiwi Widodo Nim : 41305010007 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

4.4 Elektro Pneumatik

4.4 Elektro Pneumatik 4.4 Elektro neumatik 4.4. endahuluan neumatik mempunyai peranan yang penting dalam industri modern, penggunaannya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi di dunia industry, khususnya di bidang

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANCANGAN MESIN PENGISIAN BULK SEDIAAN LIQUID CREAM DENGAN SISTEM PNEUMATIK MENGGUNAKAN KONTROL PLC AUTONIC TYPE LP

SKRIPSI PERANCANGAN MESIN PENGISIAN BULK SEDIAAN LIQUID CREAM DENGAN SISTEM PNEUMATIK MENGGUNAKAN KONTROL PLC AUTONIC TYPE LP SKRIPSI PERANCANGAN MESIN PENGISIAN BULK SEDIAAN LIQUID CREAM DENGAN SISTEM PNEUMATIK MENGGUNAKAN KONTROL PLC AUTONIC TYPE LP DISUSUN OLEH: ADE NURYAMAN 41309120034 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG Disusun Oleh : Nama : Tohim Purnanto Npm : 27411140 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kompresor Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara dengan kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara mempunyai tekanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK

RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK KOMPONEN KONTROL PNEUMATIK Program Studi Keahlian : Teknik Elektronika Kompetensi Keahlian : Teknik mekatronika Berdasarkan Kurikulum 2013 Penyusun : TRI MARYONO, S.Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi yang berkembang dengan pesat sangat menunjang pertumbuhan dunia industri, khususnya dalam efektifitas kerja. Dengan memanfaatkan peralatan berteknologi tinggi

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK Oleh : 1. BAYU FEBRIANTO L0E 006 016 2. DANNY HARNANTO L0E 006 020 3. EKO WAHYU Y. L0E 006 033 4. HASBI ASIDIQI L0E 006 036 PROGRAM

Lebih terperinci

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Pernahkah kalian memperhatikan orang yang mengganti ban mobil yang bocor dengan ban yang baru? Orang tersebut cukup menggunakan dongkrak hidrolik untuk mengangkat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SPON/GASKET SISTEM PNEUMATIK

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SPON/GASKET SISTEM PNEUMATIK RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SPON/GASKET SISTEM PNEUMATIK TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana Pada Program studi Strata I Fakultas Teknik Mesin Universitas Wijaya

Lebih terperinci

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan BAB II TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari dari konsep

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

Bab 3 Katup Kontrol Arah

Bab 3 Katup Kontrol Arah 1 Bab 3 Katup Kontrol Arah Katup kontrol arah adalah bagian yang mempengaruhi jalannya aliran udara. Biasanya ini meliputi satu atau keseluruhan dari uraian berikut Mem; perbolehkan udara m elewati dan

Lebih terperinci

BAB III KONTRUKSI DAN PERHITUNGAN ALAT

BAB III KONTRUKSI DAN PERHITUNGAN ALAT BAB III KONTRUKSI DAN PERHITUNGAN ALAT 3.1 PROSES PERENCANAAN Proses perencanaan yang akan dilakukan tidak jauh-jauh dari batasan yang telah dikemukakan penulis pada bab I yaitu data teknis dari model

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) Abstrak Perkembangan teknologi dan industri saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Umum Sebelum memulai suatu analisa harus dibuat sebuah diagram alir kerja yang bertujuan untuk membuat suatu proses analisa agar dapat terarah dengan baik.

Lebih terperinci

Pengeluaran Benda Kerja Dari Tempat Penyimpanan

Pengeluaran Benda Kerja Dari Tempat Penyimpanan Latihan 1 : ( Silinder kerja tunggal, kontrol langsung ) Deskripsi soal : Pengeluaran Benda Kerja Dari Tempat Penyimpanan Benda didorong ke dalam mesin dari tempat penyimpanan dengan mempergunakan silinder

Lebih terperinci

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Darwin Rio Budi Syaka a *, Umeir Fata Amaly b dan Ahmad Kholil c Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK Sistem Pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi,

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015 Disusun Oleh : Nama : Ananda Mauludi Rachman Npm : 20411691 Jurusan : Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas

Lebih terperinci

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH 4.1 Perhitungan Gaya 4.1.1 Perhitungan Gaya Silinder A Untuk Pemadatan Produk Gaya yang membebani silinder A adalah gaya pegas, berat beban total dan gaya gesek. Silinder

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kompresi udara. Udara yang dikompresi sering disebut udara tekan atau udara

BAB II DASAR TEORI. kompresi udara. Udara yang dikompresi sering disebut udara tekan atau udara BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Kompresi Kompresi adalah pemampatan gas sehingga tekanannya lebih tinggi dari tekanan semula. Proses ini dipakai dalam banyak cabang bidang teknik. Istilah kompresi umumnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, laju perkembangan teknologi semakin hari semakin bertambah maju, dengan mengedepankan digitalisasi suatu perangkat, maka akan berdampak pada kemudahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik, pneumatik dan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 1, Mei 2016: 1-100 RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG Anhar Khalid (1), H. Raihan (1) (1) Stap Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3

Lebih terperinci

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER Secara fisik, mesin terdiri dari bagian mekanik dan elektronik. Bagian mekanik berfungsi untuk menarik plastik

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin. Mengenal Cara Kerja Mesin Pendingin MESIN PENDINGIN Mesin pendingin adalah suatu rangkaian rangkaian yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperature dingin. Mesin pendingin bisanya berupa kulkas,

Lebih terperinci

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen BAB II PNEUMATIK 2. 1. Dasar-dasar Pneumatik 2.1.1. Sifat-sifat fisika dari udara Permukaan bumi ini ditutupi oleh udara. Udara adalah campuran gas yang terdiri atas senyawa : - sekitar 78 % dari volum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Teknologi dispenser semakin meningkat seiring perkembangan jaman. Awalnya hanya menggunakan pemanas agar didapat air dengan temperatur hanya hangat dan panas menggunakan heater, kemudian

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN WEIGH CHECKER OTOMATIS DENGAN SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

PERANCANGAN MESIN WEIGH CHECKER OTOMATIS DENGAN SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PERANCANGAN MESIN WEIGH CHECKER OTOMATIS DENGAN SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Yasir Ismail, Adi Purwanto, Saiful Huda Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK

PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi TEKNIK MESIN UN PGRI Kediri

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik

Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik Elektropneumatik Bab 4 1/22 Bab4 Katup kontrol direksional digerakkan listrik 4.1 Fungsi Suatu sistem kontrol elektro pneumatik bekerja dengan dua bentuk energi: Energi listrik di dalam bagian kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Literatur & Observasi Lapangan Identifikasi & Perumusan Masalah 1) Penentuan Kebutuhan Alat 2) Preliminari (awal) Disain 3) Pengolahan

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan praktikum Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai penerapan komponen Pneumatik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kompresor Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor udara biasanya mengisap udara dari atsmosfir. Namun ada pula yang mengisap udara atau

Lebih terperinci

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK. SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN MESIN ECM SINGLE AXIS. Alat-alat utama yang digunakan pada pembutan mesin ECM ini diantara lain :

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN MESIN ECM SINGLE AXIS. Alat-alat utama yang digunakan pada pembutan mesin ECM ini diantara lain : BAB III METODOLOGI PEMBUATAN MESIN ECM SINGLE AXIS Dalam bab ini akan membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan pembuatan Mesin ECM single axis seperti alat dan bahan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK INSTRUMENTASI INDUSTRI

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK INSTRUMENTASI INDUSTRI KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK INSTRUMENTASI INDUSTRI Kompetensi Keahlian: - Teknik Instrumentasi Gelas - Teknik Instrumentasi Logam - Kontrol Proses - Kontrol Mekanik Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi

Lebih terperinci