UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMOTIVASI ANGGOTA KARANG TARUNA MELALUI PENYULUHAN KEWIRAUSAHAAN DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMOTIVASI ANGGOTA KARANG TARUNA MELALUI PENYULUHAN KEWIRAUSAHAAN DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI"

Transkripsi

1 UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMOTIVASI ANGGOTA KARANG TARUNA MELALUI PENYULUHAN KEWIRAUSAHAAN DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI Rida Rosita PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH J U R U S A N I L M U P E N D I D I K A N SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( S T K I P ) S I L I W A N G I B A N D U N G ABSTRAK Penelitian ini membahas permasalahan tentang upaya pemerintah kelurahan dalarn memotivasi anggota Karang Tarunadi Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui upaya pemerintah kelurahan, 2. Faktor pendorong dan faktor penghambat, 3. Upaya mengatasi faktor penghambat dalam memotivasi anggota Karang Taruna di Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Landasan teori dan konsep antara lain yaitu kewirausahaan merupakan suatu proses melakukan sesuatu yang berbeda dan baru dengan tujuan menciptakan kemakmuran bagi individu; motivasi sebagai perubahan diri dari diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya reaksi untuk mencapai tujuan; generasi muda sebagai suatu pembentukan kepribadian manusiadalam masa peralihan menuju kedudukan suatu tanggung jawab dalam tatanan masyarakat; karang taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh atas rasa tanggung jawab yang bergerak dalam bidang kesejahteraan social. Metode yang digunakan yaitu deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data yaitu studi pustaka, observasi studi dokumentasi, dan angket. Populasi sekaligus sebagai sampel penelitian yaitu pemerintah kelurahan sebanyak 20 orang. Hasil penelitian, diketahui bahwa pemerintah kelurahan berupaya memotivasi pemuda Karang Taruna dengan rnemberikan penyuluhan, mengadakan kegiatan kepemudaan, dan mendirikan organisasi dengan materi tentang Karang Taruna, Kesimpulan pemerintah kelurahan memberikan motivasi supaya para anggota melaksanakan kegiatan Karang Taruna. Sebagai pemecahan masalah, pemerintah setempat hendaknya bekerja sama dengan para anggota untuk melaksanakan kegiatan yang mendukung terhadap kegiatan keanggotaan.

2 Kata Kunci : Motivasi, Generasi Muda, Karang Taruna, Kewirausahaan. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anggota Karang Taruna merupakan generasi penerus dalam menjalankan dan melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa dalam roda pembangunan. Sebagai generasi penerus bangsa, anggota Karang Taruna harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik dalam berbagai hal. Karang Taruna merupakan wadah pembinaan pengembangan generasi muda yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial diri, oleh dan untuk masyarakat Masalah-masalah terutama generasi muda wilayah desa/kelurahan, bergerak dalam bidang kesejahteraan sosial, yang secara fungsional dibidang dan dikembangkan oleh Departemen Sosial (Departemen Sosial, ). Dari penjelasan di atas, Karang Taruna merupakan suatu organisasi kepemudaan yang bergerak mengembangkan generasi muda di desa atau kelurahan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dalam mengisi pembangunan yang dikembangkan oleh Departemen Sosial. Berdasarkan hasil penga matan di Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi, anggota Karang Taruna kurang motivasi dalam kegiatan Karang Taruna. Hal ini terlihat dari jarangnya kegiatan pemuda dalam kegiatan Karang Taruna. Rendahnya motivasi anggota Karang Taruna dalam kegiatan Karang Taruna disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang datang dari dalam dirinya maupun faktor dari luar dirinya. Pemberian motivasi sangat penting dilakukan oleh pihak tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang karena pemberian motivasi akan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam melaksanakan suatu kegiatan. Peran serta pemerintah dalam rnemotivasi anggota Karang Taruna yaitu me mberi ka n moti vasi bagi diri pe muda itu untuk melaksanakan kegiatan. Begitu besar motivasi, akan semakin besar pula keinginan untuk melakukan sesuatu termasuk motivasi Karang Taruna. Dari uraian diatas peneliti tertarik membahas permasalahan tentang upaya pemerintah kelurahan dalam memotivasi anggota Karang Taruna melalui penyuluhan kewirausahaan di Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. B. IDENTIFIKASI MASALAH tersebut selanjutnya diidentifikasi sebagai berikut: 1. Apakah anggota Karang Taruna sudah memahami tentang kegiatan Karang Taruna dan bagaimana pula motivasi untuk mengikuti kegiatan Karang Taruna? 2. Dalam mengikuti kegiatan Karang Taruna tidak terlepas dari berbagai faktor, baik faktor penunjang maupun faktor penghambat. 3. Untuk mengaktifkan anggota Karang Taruna dalam suatu kegiatan yang positif dapat dilakukan dengan memberikan motivasi yang diberikan oleh aparat kelurahan terhadap anggota Karang Taruna. Motivasi dari aparat kelurahan pada dasarnya sudah ada, tet api ma s ih dipertanyakan bagaimana upaya melakukannya? C. PERUMUSAN MASALAH Untuk menentukan arah pelaksanaan penelitian, selanjutnya masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yaitu "Bagaimana upaya aparat kelurahan dalam motivasi anggota Karang Taruna di Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi?" Perumusan masalah tersebut selanjutkan dikembangkan dalam pertanyaan penelitian. D. ALASAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

3 Alasan dilaksanakan penelitian ini bertitik tolak dari permasalahan rendahnya motivasi anggota Karang Taruna di Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Dengan diadakannya penelitian ini akan diperoleh kegunaan sebagai berikut. 1. Sebagai pengalaman langsung dalam menulis karya ilmiah serta menambah wawasan tentang upaya yang dilakukan pemerintah kelurahan dala m me moti vasi anggota Karang Taruna 2. Kegunaan bagi pembaca yaitu dapat memahami lebih jelas tentang pentingnya kegiatan anggota Karang Taruna yang ada di daerahnya. 3. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang positif dalam khazanah Pendidikan Luar Sekolah tentang pengembangan Karang Taruna sebagai organisasi pemuda yang ada di tingkat kelurahan. E. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Mengumpulkan dan mendeskripsikan data mengenai upaya pemerintah kelurahan dalam memotivasi anggota karang taruna. 2. Mengumpulkan dan mendeskripsikan data mengenai faktor pendorong pemerintah kelurahan dalam memotivasi anggota karang taruna. 3. Mengumpulkan dan mendeskripsikan data mengenai faktor penghambat pemerintah kelurahan dalam memotivasi anggota karang taruna. 4. Mengumpulkan dan mendeskripsikan data mengenai upaya pemerintah kelurahan dalam mengatasi faktor penghambat memotivasi anggota karang taruna. F. ANGGAPAN DASAR Adapun anggapan dasar pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut. 1. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh generasi mudanya sebab generasi muda merupakan penerus bangsa yang akan mengisi dan mengembangkan pembangunan bangsa dan negara. 2. Karang Taruna merupakan suatu organisasi kepemudaan yang bergerak mengembangkan generasi muda di desa/kelurahan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial di dalam mengisi pembangunan yang dikembangkan oleh Departemen Sosial di dalam kesejahteraan sosial. 3. Pemerintah di tingkat kelurahan mempunyai peranan penting dalam memberikan motivasi kepada generasi muda terhadap kegiatan Karang Taruna sebab organisasi Karang Taruna berada di desa atau kelurahan. 4. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yakni motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik, motivasi ekstrinsik dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi intrinsik sehingga tergerak hatinya untuk melakukan suatu kegiatan. G. PERTANYAAN PENELITIAN Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Bagaimana upaya pemerintah kelurahan dalam memotivasi anggota karang taruna? 2. Apa yang menjadi faktor pendorong pemerintah kelurahan dalam memotivasi anggota karang taruna? 3. Apa yang menjadi faktor penghambat pemerintah kelurahan dalam memotivasi anggota karang taruna? 4. Bagaimana upaya pemerintah kelurahan dalam mengatasi faktor penghambat memotivasi anggota

4 karang taruna? H. PENJELASAN ISTILAH Ada beberapa hal perlu dijelaskan sehingga artinya jelas dan tidak menimbulkan salah penafsiran yaitu pemerintah kelurahan, motivasi, pemuda, dan Karang Taruna. 1. Kewirausahaan adalah suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan kemakmuran bagi individu dan memberi nilai tambah pada masyarakat (Winarto, 2004: 2-3). 2. Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 1999: 106). 3. Generasi muda adalah s ua t u f ase d a l a m s i kl u s p e mb e n t u ka n ke p r i b a d i a n ma n u s ia ya n g me mp u n ya i peranana dalam masa peralihan menuju kedudukan suatu tanggung jawab dalam tatanan masyarakat (Simanjuntak, 1990:84) 4. Karang Taruna merupakan wadah pembinaan pengembangan generasi muda yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial diri, oleh dan untuk masyarakat terurama generasi muda wilayah desa/kelurahan, bergerak terutama dalam bidang kesejahtraan sosial, yang secara fungsional dibidang dan dikembangkan oleh Departemen Sosial (Departemen Sosial, 1993:3). I. METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif Teknik pengumpulan data yaitu studi pustaka, observasi, angket, dan dokumentasi. TINJAUAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan daya penggerak pada setiap orang untuk melakukan suatu tindakan dalam rangka mencapai tujuan. 2. Jenis-jenis Motivasi Mengenai pembagian jenis motivasi ini dikemukakan oleh Makmun (2004:37) yaitu "Datang dari dalam diri individu itu sendiri disebut sebagai motivasi intrinsik dan datang dari lingkungan yang disebut sebagai motivasi ekstrinsik." B. Generasi Muda Generasi muda secara umum dapat dipandang sebagai sebagai s u a t u f a se d al am s i kl u s p e mb e n t u ka n k e p r i b adian ma n u s i a. Ciri yang amat menonjol dari fase generasi muda ialah peranannya dalam masa peralihan menuju kedudukan suatu tanggung jawab dalam tatanan masyarakat. C. Organisasi Salah satu wadah untuk mencapai tujuan adalah organisasi. Menurut Siagian (2001:3) "Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sarna untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara formal dalam segala ikatan hi e ra r ki di mana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan." D. Karang Taruna 1. Sejarah Organisasi Karang Taruna Karang Taruna pertama lahir pada tanggal 26 September tahun 1960 di Kampung Melayu Jakarta, dirintis oleh Departemen Sosial melalui suatu proyek eksperimen yang dilandasi Keputusan Menteri Sosial RI NO. HUK- 7-57/1940 tentang Susunan dan Tugastugas bagian dan seksi-seksi pada Jawatan Pekerjaan Sosial, dalam rangka menyelenggarakan usaha-usaha perlindungan anak.

5 2. Dasar Hukum Karang Taruna Karang Taruna berkembang karena berlandaskan hukum yaitu a. Undang-Undang No. 6 tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahtraan b. Keputusan Menteri RI, No. 31/HUK/KEP/1/81, tentang Susunan Organisasi dan tata Kerja Karang Taruna c. Keputusan Menteri Sosial RI, No. 11/HUK/1988, tentang Pedoman Dasar Karang Taruna. 3. Azas dan Tujuan Organisasi Karang Taruna Tujuan yang ingin dicapai karang taruna di atas pada dasarnya berkiprah pada hakikat pembangunan nasional, yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dalam arti tujuan yang ingin dicapai karang Taruna dalam membina dan mengembangkan generasi muda adalah untuk menekanakan kader bangsa. 4. Pengertian Organisasi Karang Taruna Organisasi Karang Taruna adalah sebagai salah satu wadah pembinaan generasi muda yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial, yang diharapkan mampu bergerak dan diharapkan melaksanakan tugas serta fungsi sebaik-baiknya. E. Kewirausahaan 1. Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan adalah penerapan kreatifitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Tujuan pembelajaran kewirausahaan Proses kewirausahaan dimulai dari imitasi dan duplikasi. Sedangkan hasil akhir yang ingin dicapai dari pembelajaran kewirausahaan ialah tertanam atau terbentuknya jiwa wirausaha pada diri seseorang, sehingga yang bersangkutan menjadi seorang wirausaha dengan kompetesinya. Inti dari kompetensi seorang wirausaha ialah inovatif dan kreatif (Eman Suherman, 2008:21). METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif B. TEKNIK PENELITIAN 1. Studi Pustaka 2. Observasi 3. Studi Dokumentasi 4. Angket C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 1. Populasi Penelitian "Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian." Populasi penelitian ini adalah anggota Karang Taruna di Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi sebanyak 50 orang. 2. Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun jumlah subjek yang dijadikan sampel sebanyak 2 0 orang. D. LANGKAH-LANGKAH PENGUMPULAN DATA 1. Menyusun angket secara sistematis 2. Mencobakan angket (try out) pada sampel yang relevan 3. Revisi angket 4. Memperbanyak angket sesuai dengan jumlah sampel penelitian 5. Pengumpulan data E. PROSEDUR PENGOLAHAN DATA 1. Menyeleksi Data 2. Mentabulasi Data 3. Mengklasifikasikan Data 4. Menafsirkan Data HASIL DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Letak dan batas wilayah Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Citeureup Kecamatan

6 Cimahi Utara Kota Cimahi. Kelurahan tersebut mempunyai luas Ha. 2. Jumlah Penduduk Penduduk Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi yaitu orang. Selanjutnya jumlah penduduk dibedakan berdasarkan golongan usia, etnis, tingkat pendidikan, dan agama. B. HASIL PENELITIAN 1. Identitas responden Tabel 1 Keadaan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin F % 1. Laki-laki Perempuan 2 10 Hampir seluruh responden (90%) adalah laki-laki, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan hanya sebagian kecil (10%). Tabel 2 Keadaan Responden Menurut Usia No Golongan Usia F % tahun tahun tahun tahun ke atas Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar responden (65%) adalah berusia 46 tahun ke atas. Sebagian kecil respoden (10%) berusia antara tahun. Tabel 3 Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan No Pendidikan F % 1. SD SMP SMA Diploma Sarjana 3 15 Tingkat pendidikan responden pada hampir setengah dari responden (45%) tamat SMA. Sebagian kecil (15%) tamat diploma tamat perguruan tinggi (sarjana). 2. Pembahasan Tabel 4 Upaya Pemerintah Kelurahan Memotivasi Anggota Karang Taruna N Alternatif Jawaban F % o 1.Memberikan penyuluhan Mengadakan diskusi - 0 Mengadakan kegiatan 3. kepemudaan Mendirikan organisasi Setengah dari responden(50%) mengatakan mendirikan organisasi.sebagian kecil responden (20%) mengatakan upaya pemerintahan kelurahan memotivasi anggota yaitu memberikan penyuluhan. Tabel 5 Faktor Pendorong Memotivasi anggota dengan Mengaktifkan anggota dalam Kegiatan Organisasi Karang Taruna No Alternatif Jawaban F % 1. Mengarahkan anggota sebagai Pembangunan sumber daya Mengarahkan para Pembangunan pemuda Mengarahkan anggota mengisi pembangunan Mengarahkan anggota dalam Positifkegiatan yang - - Jumlah sebagian besar responden (70%) 0 mengatakan mengarahkan anggota sebagai sumber daya pembangunan.s ebagian kecil (30%) mengatakan mengarahkan anggota sebagai aspirasi, pembangunan. Tidak ada responden yang mengatakan mengarahkan anggota menjadi bagian dalam kegiatan yang positif.

7 N o Tabel 6 Faktor Penghambat dari Lingkungan Masyarakat dalam Memotivasi Anggota Karang Taruna Alternatif Jawaban F % 1 Lingkungan masyarakat tidak mendukung terhadap kegiatan kepemudaan Lingkungan masyarakat tidak mengetahui kegiatan kepemudaan Lingkungan masyarakat sibuk dengan kegiatan masingmasing. Jawaban A, B, dan C. - - Sebagian besar responden (60%) mengatakan lingkungan masyarakat sibuk dengan kegiatan masing-masing Hampir setengahnya responden (40%) mengatakan lingkungan masyarakat tidak mengatur kegiatan kepemudaan. Tabel 7 Faktor Penghambat Memotivasi anggota Karang Taruna Ditinjau dari Kesempatan Pemuda No Alternatif Jawaban F % 1.Anggota sibuk bekerja Anggota sibuk dengan pelajaran di sekolah 3.Anggota selalu pergi ke luar 6 30 kota 4.Anggota sibuk membantu - 0 orang tua. Sebagian besar responden (70%) mengatakan anggota sibuk dengan pelajaran di sekolah. Hampir setengahnya (30%) mengatakan anggota selalu pergi ke luar kota. Tidak ada responden yang mengatakan anggota sibuk membantu orang tua. Tabel 8 Upaya Mengatasi Faktor Penghambat Memotivasi anggota karang taruna yang Disebabkan oleh Lingkungan Masyarakat No Alternatif Jawaban F % 1 Mengadakan kegiatan 6 30 kepemudaan yang melibatkan masyarakat luas 2 Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya aktivitas anggota dalam kegiatan organisasi Mengajak masyarakat untuk - 0 turut serta dalam kegiatan organisasi 4 Memberikan penyuluhan kepada - 0 masyarakat tentang manfaat bagi anggota karang taruna Hasil penghitungan pada tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden (70%) mengatakan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya aktivitas anggota dalam kegiatan organisasi. Tabel 9 Upaya Mengatasi Faktor Penghambat Memotivasi anggota yang DisebabkanKurangnya Kesempatan Pemuda N o Alternatif Jawaban F % 1. Mengadakan kegiatan 8 40 kepemudaan pada sore hari. 2. Mengadakan kegiatan kepemudaan pada saat liburan Mengadakan kegiatan kepemudaan dengan mengundang anggota secara resmi 4. Mengadakan kegiatan kepemudaan khusus anggota yang mempunyai waktu senggang Hampir setengahnya responden (40%) mengadakan kegiatan kepemudaan pada sore hari

8 KESIMPULAN Upaya pemerintah kelurahan dalam memotivasi pada pemuda Karang Taruna yaitu memberikan penyuluhan, mengadakan kegiatan kepemudaan, dan mendirikan organisasi dengan materi tentang Karang Taruna, yang dilaksanakan bergantung kepada situasi. Adapun kegiatan memotivasi yaitu kewirausahaan, pengajian, dan olah raga yang bertempat di balai desa. Faktor pendorong pemerintah kelurahan dalam memotivasi para pemuda Karang Taruna yaitu adanya kebijakan pemerintah dengan cara menganjurkan agar di setiap kelurahan terdapat organisasi Karang Taruna, kegiatan organisasi dapat mengarahkan para pemuda dalam kegiatan yang positif Karang Taruna mempunyai manfaat mengarahkan para pemuda dalam kegiatan yang positif, sumber daya pemuda menjadi bagian dari kegiatan pembangunan, dan mengaktifkan para pemuda dengan cara mengarahkan pemuda sebagai sumber daya pembangunan. Faktor penghambat pemerintah kelurahan dalam memotivasi para pemuda Karang Taruna yaitu lingkungan keluarga tidak mengetahui kegiatan Karang Taruna, lingkungan masyarakat sibuk dengan kegiatan masing-masing, sarana dan prasarana untuk kegiatan kepemudaan tidak sesuai, pergaulan pemuda sulit untuk dicegah, dan para pemuda sibuk dengan pelajaran di sekolah. Upaya pemerintah kelurahan dalam mengatasi faktor penghambat memotivasi para pemuda Karang Taruna yaitu memberikan penjelasan kepada keluarga tentang pentingnya kegiatan kepemudaan dalam berorganisasi,menga dakan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya aktivitas para pemuda dalam kegiatan organisasi, mengadakan kegiatan kepemudaan dengan menggunakan sarana dan prasarana seadanya, mengarahkan pemuda pada kegiatan yang positif dan mengadakan kegiatan kepemudaan pada sore hari. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2000). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Sosial Kabupaten Cianjur. (1996). ''Panduan Karang Taruna". Cianjur: Depsos. Depdiknas. (2004). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan. Hamalik, O. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Keputusan Mendikbud Nomor 0323/U/978 tentang Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda.

RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT

RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT ADI HIDAYAT Email: adihidayat411@yahoo.com Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap dalam pembentukan kepribadian manusia dalam proses mencari bagaimana bentuk masa muda yang mempunyai

Lebih terperinci

Korelasi Penggunaan Waktu Senggang terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi PPKn pada Siswa SMP Swasta Medan Putri Kecamatan Medan Timur

Korelasi Penggunaan Waktu Senggang terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi PPKn pada Siswa SMP Swasta Medan Putri Kecamatan Medan Timur Vol. 2 No. 1 Hal. 181-190 ISSN (Print) : 2337-6198 Januari Juni 2014 ISSN (Online) : 2337-618X Korelasi Penggunaan Waktu Senggang terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi PPKn pada Siswa SMP Swasta Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karang taruna merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. Karang taruna merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Karang taruna merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki potensi untuk dikembangkan membangun bangsa dan Negara. Sebagai salah satu potensi bangsa yang

Lebih terperinci

UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU

UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU Neni Rumniati neni.rumniati@ymail.com Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG IRA YUMIRA EMAIL: http // i.yumira@yahoo.co.id STKIP SILIWANGI

Lebih terperinci

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemuda merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa dan juga perubahan bangsa di era globalisasi saat ini. Generasi mudalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini fenomena masalah moral pada kalangan remaja semakin meningkat dan menjadi lebih kompleks dari masa-masa sebelumnya. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH 60 5.1. Latar Belakang Program BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH Pembangunan Sosial berbasiskan komunitas merupakan pembangunan yang menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh orang tua, pemerintah, pendidik maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh orang tua, pemerintah, pendidik maupun masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda merupakan pengembangan estafet kepemimpinan kehidupan dimasa mendatang, terutama dalam rangka pembangunan nasional. Karena itu pemuda adalah sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Terbentuknya kepribadian yang partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat sudah menjadi suatu keharusan khususnya dikalangan pemuda belakangan ini. Harapan terhadap

Lebih terperinci

DocuCom PDF Trial. Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DocuCom PDF Trial.   Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Generasi muda adalah bagian dari penduduk dunia yang sangat potensial dan memiliki sumbangan teramat besar bagi perkembangan masa depan dunia. Namun permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER A. Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama Responden : 3. Kelurahan : 4. RW : 5. RT : 6. Kecamatan : Cibeunying 7. Kota : Bandung 8. Jenis Kelamin : L

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersinggungan dengan generasi muda yang lainnya atau masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. bersinggungan dengan generasi muda yang lainnya atau masyarakat pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda sebagai manusia biasa tentunya tidak dapat hidup tanpa bersinggungan dengan generasi muda yang lainnya atau masyarakat pada umumnya. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum menggunakan teknik analisis korelasi product moment untuk uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi terdiri

Lebih terperinci

KARANG TARUNA BINTIM

KARANG TARUNA BINTIM KARANG TARUNA BINTIM Sekretariat : Jalan Sulawesi Kampung Ambon Manokwari Timur Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Barat Email : karangtaruna.bintim@gmail.com Website : https://independent.academia.edu/karangtarunabintim

Lebih terperinci

keluarga, pemerintah, dan masyarakat. Ketiga lembaga

keluarga, pemerintah, dan masyarakat. Ketiga lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, sehingga terwujudnya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wirausaha (entrepreneur) yaitu sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang ada. Sosok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada

Lebih terperinci

PUPU PUJIAWATI NINGRUM yahoo.co.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) ABSTRAK

PUPU PUJIAWATI NINGRUM yahoo.co.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) ABSTRAK PERSEPSI IBU BALITA TERHADAP PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) DI POSYANDU (Studi Kasus Posyandu Mawar RW 18 Desa Margaasih Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung) PUPU PUJIAWATI NINGRUM Poedjie_aiem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendali pemerintah sehingga meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kendali pemerintah sehingga meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemekaran wilayah dipandang sebagai sebuah terobosan untuk mempercepat pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kemudahan memperoleh pelayanan bagi masyarakat.pemekaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT 41 BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT Responden dalam penelitian ini adalah petani anggota Gapoktan Jaya Tani yang berasal dari tiga kelompok tani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu yang berharga yang dapat diwariskan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu yang berharga yang dapat diwariskan kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu yang berharga yang dapat diwariskan kepada generasi muda. Generasi muda merupakan generasi yang menggantikan dikemudian harinya, bentuk dan

Lebih terperinci

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA-LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAWAN KLOD, KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERBEKEL DESA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA INSTRUMEN PENDATAAN

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA INSTRUMEN PENDATAAN KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA INSTRUMEN PENDATAAN POTENSI DAN SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL (PSKS) Formulir C I. PENGENALAN TEMPAT 1. Propinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa / Kelurahan

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENYULUHAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TPA AL HIDAYAH KELURAHAN UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI.

PENTINGNYA PENYULUHAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TPA AL HIDAYAH KELURAHAN UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI. PENTINGNYA PENYULUHAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TPA AL HIDAYAH KELURAHAN UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI. Marliah 8355 marliaheli@yahoo.com PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Motode Penelitian Penelitian adalah salah sata cara untuk menemukan jawaban secara ilmiah. Setiap penelitian memiliki metode tertentu untuk memecahkan masalah. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki harapan yang besar agar pada masa yang akan datang para pemuda dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki harapan yang besar agar pada masa yang akan datang para pemuda dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda adalah generasi penerus bangsa, dimana sosok pemuda diharapkan dapat melanjutkan perjuangan dari generasi sebelumnya. Suatu bangsa pastinya memiliki harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1989 Bab III. memperoleh Pendidikan, kemudian pada pasal 6 berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. atur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1989 Bab III. memperoleh Pendidikan, kemudian pada pasal 6 berbunyi: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari hari manusia dan tidak terbatas oleh usia. Pendidikan tidak hanya didapat dari pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi kerakyatan adalah demokrasi ekonomi yang dikembangkan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 khususnya Pasal 33 beserta penjelasannya

Lebih terperinci

Desember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum

Desember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Pendidikan mempunyai peran penting dalam terciptanya sumber daya manusia yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin. berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin. berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah persaingan dibidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

Angket Penelitian Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Dalam Rangka Otonomi Daerah

Angket Penelitian Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Dalam Rangka Otonomi Daerah Angket Penelitian Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Dalam Rangka Otonomi Daerah Petunjuk Pengisian : 1. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Komunikasi Dalam melakukan sebuah proses pembuatan / pengkaryaan sebuah karya akhir, agar karya tersebut ataupun informasi yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI Yeni Sugianti Surel : yeni.sugianti00@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN 70 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Penelitian Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Diploma III Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ORGANISASI KEPEMUDAAN

PENGEMBANGAN ORGANISASI KEPEMUDAAN PENGEMBANGAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MAKALAH DISAMPAIKAN PADA PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT 19-20 Agustus 2009 Oleh: RB. Suharta, M.Pd. NOMOR KONTRAK: 420.g/H34.11/KU/2009 JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) 5.1 Karakteristik Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia remaja yaitu tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa

BAB I PENDAHULUAN. usia remaja yaitu tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 yang tercatat telah mencapai 237,6 juta jiwa, dimana 26,67% atau 63,4 juta diantaranya merupakan penduduk usia remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG Metode yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan sifat masalahnya merupakan metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, Untuk melindungi

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV

BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV BAB V PROFIL KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS DI TRANS TV 5.1 Profil Khalayak Langsung Acara Musik Derings Khalayak langsung acara musik Derings adalah khalayak yang berada dilokasi penayangan acara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan

Lebih terperinci

BAB VII MOTIVASI BERPERANSERTA PESERTA POSDAYA PADA POSDAYA

BAB VII MOTIVASI BERPERANSERTA PESERTA POSDAYA PADA POSDAYA BAB VII MOTIVASI BERPERANSERTA PESERTA POSDAYA PADA POSDAYA 7.1 Gambaran Peserta Posdaya Dalam Posdaya berperanserta responden terdiri dari motivasi merencanakan, motivasi melaksanakan, dan motivasi mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah. setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan pendidikan MA

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah. setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan pendidikan MA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan pendidikan MA berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi penerusnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi penerusnya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya remaja merupakan suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi penerusnya. Hal ini dapat dimengerti karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut R. Linton (1936) yang dikutip Basrowi, masyarakat adalah setiap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut R. Linton (1936) yang dikutip Basrowi, masyarakat adalah setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut R. Linton (1936) yang dikutip Basrowi, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu mengungkapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya partisipasi aktif anggota masyarakatnya. Masyarakat desa baik sebagai kesatuan kelompok

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YULISMA Guru SMP Negeri 3 Tapung yulissma880@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

KARANG TARUNA DESA : KEBANDUNGAN KECAMATAN : BANTARKAWUNG KABUPATEN : BREBES PROVINSI : JAWA TENGAH

KARANG TARUNA DESA : KEBANDUNGAN KECAMATAN : BANTARKAWUNG KABUPATEN : BREBES PROVINSI : JAWA TENGAH KARANG TARUNA DESA : KEBANDUNGAN KECAMATAN : BANTARKAWUNG KABUPATEN : BREBES PROVINSI : JAWA TENGAH AD/ART Karang Taruna AD/ART Karang Taruna diatur dalam peraturan menteri sosial Republik Indonesia NO:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian yaitu Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung Provinsi Jawa Barat. Lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam kehidupan manusia dan tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan dapat menunjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini bertempat di Kampung Sinar. Lebih tepatnya bertempat di hutan sekitar kampung pada saat pewarisan pengetahuan berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam Prestasi Almubtadi-IEN Bantul

Lebih terperinci

OLEH : YUNITA NUR INDAH SARI K

OLEH : YUNITA NUR INDAH SARI K PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGINTERPRETASI DATA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN 2010/2011 SKRIPSI OLEH : YUNITA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK Pendahuluan Karena media guru kurang menarik untuk anak, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasionalisme secara umum adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris : nation) dengan mewujudkan satu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap partai politik membutuhkan kader-kader yang berkualitas. Begitupun dengan Partai HANURA. Karena dengan adanya kader yang berkualitas bisa mengukur eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 memberlakukan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi oprasional dalam penelitian ini perlu dikemukakan untuk menghindari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi oprasional dalam penelitian ini perlu dikemukakan untuk menghindari 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi oprasional dalam penelitian ini perlu dikemukakan untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis dan pembaca dalam menafsirkan istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya dengan membaca, menulis, atau mendengarkan. Mempelajari ilmu kimia bukan hanya menguasai kumpulan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. 23 Juni 2007 oleh Bupati Sikka. Organisasi Pemerintah Kecamatan Alok Timur

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. 23 Juni 2007 oleh Bupati Sikka. Organisasi Pemerintah Kecamatan Alok Timur BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Pembentukan Kecamatan Alok Timur Kabuaten Sikka Kecamatan Alok Timur merupakan Kecamatan baru hasil pemekaran dari Kecamatan Alok

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berikut ini simpulan dari seluruh hasil penelitian terhadap empat keluarga pra sejahtera di Kampung Kudang Uyah Kelurahan Cipedes Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang, untuk

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PERAN KARANG TARUNA MANGGALA SEWU

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PERAN KARANG TARUNA MANGGALA SEWU IDENTIFIKASI PERMASALAHAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PERAN KARANG TARUNA MANGGALA SEWU Martanty Aditya, Felik Sad Windu Universitas Ma Chung martanty.aditya@machung.ac.id; felik.sad@machung.ac.id ABSTRAK. Karang

Lebih terperinci

PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH

PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH Natalia Nainggolan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Natlihasian@yahoo.co.id Kata kunci : kepramukaan,

Lebih terperinci

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar Efektifitas Penggunaan Penugasan Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil Dan Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VII SMPN 7 Kota Bima Olahairullah Abstrak:Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan mendorong peserta didik untuk memiliki kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu siswa dalam perkembangannya sesuai dengan bakat dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. membantu siswa dalam perkembangannya sesuai dengan bakat dan kemampuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan suatu usaha untuk membantu siswa dalam perkembangannya sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa tersebut. Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendidik mempunyai tujuan tertentu, bahwa pada umumnya dapat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik mempunyai tujuan tertentu, bahwa pada umumnya dapat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan alat atau sarana yang menentukan sampai di mana kemampuan tersebut dapat dicapai. Dalam konteks lebih luas bahwa pendidikan sebagai proses pembentukan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Gelar Sarjana Strata-1 Program studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Gelar Sarjana Strata-1 Program studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A PENGARUH IMPLEMENTASI PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I TULUNG KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI. PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Leni MAYASARI 1), Jodion SIBURIAN 1), Retni S. BUDIARTI 1) 1) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Karena, kecendrungan negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Karena, kecendrungan negaranegara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dan dikenal dengan negara yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Karena, kecendrungan negaranegara berkembang adalah ditandai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Bab ikatan kimia yang terdapat dalam buku teks pelajaran kimia kelas X yang paling banyak digunakan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis menggunakan metode yang akan membantu penulis untuk mempermudah pengerjaan penulisan skripsi ini maka penulis

Lebih terperinci

PELATIHAN PEMBUATAN PROPOSAL KEGIATAN PADA REMAJADUSUN NGEPUH LOR, DESA BANYUSIDI, PAKIS, MAGELANG, JAWA TENGAH

PELATIHAN PEMBUATAN PROPOSAL KEGIATAN PADA REMAJADUSUN NGEPUH LOR, DESA BANYUSIDI, PAKIS, MAGELANG, JAWA TENGAH Seri Pengabdian Masyarakat 2014 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 3 No. 3, September 2014 Halaman 206-210 PELATIHAN PEMBUATAN PROPOSAL KEGIATAN PADA REMAJADUSUN NGEPUH LOR, DESA BANYUSIDI,

Lebih terperinci

BAB I MOTIVASI BELAJAR DAN STRATEGI MOTIVASIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMA NEGERI 1 GROBOGAN

BAB I MOTIVASI BELAJAR DAN STRATEGI MOTIVASIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMA NEGERI 1 GROBOGAN 1 BAB I MOTIVASI BELAJAR DAN STRATEGI MOTIVASIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMA NEGERI 1 GROBOGAN A. Latar Belakang Masalah Peran guru dalam proses pembelajaran, adalah mengkondisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar yang direncanakan untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih aktif, kondusif, dan menyenangkan, sehingga dapat mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Generasi muda merupakan genarasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI I BATANG

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI I BATANG 0 PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI I BATANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun manusia yang memiliki kepribadian. Hal ini juga diwujudkan oleh pemerintah, dengan membangun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 34 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DI KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 82 / HUK / 2006 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 82 / HUK / 2006 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 82 / HUK / 2006 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA Menimbang Mengingat : : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa penanggulangan bencana bukan saja merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah rangkaian upaya pembangunan manusia yang berkesinambungan dan dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan kualitas yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaannya telah mencanangkan programprogram

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaannya telah mencanangkan programprogram 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suatu keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Bangsa Indonesia

Lebih terperinci