UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU"

Transkripsi

1 UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU Neni Rumniati Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu pendidikan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini mengangkat permasalahan masih rendahnya kader PKK dalam meningkatkan gizi keluarga di Posyandu Kelurahan Cimahi Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Tujuan penelitian ini adalah:. Mengungkapkan data tentang pembanguna keluarga sejahtera melalui UPGK di posyandu.. Mengungkapkan data tentang pembangunan keluarga sejahtera melalui pemanfaatan hasil penyuluhan UPGK. Kajian teori dan konsep antara lain: PKK sebagai organisasi social dalam pembangunan masyarakat. Konsep pembangunan keluarga sejahtera; Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) sebagai upaya pancapaian tujuan kesehatan nasional; konsep pos pelayanan pos terpadu (Posyandu) pelaksanaan gizi keluarga sebagai sitem pendidikan luar sekolah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif hal ini dilakukan dengan masalah yang diteliti merupakan masalah yang ada pada masa sekarang sedang dihadapi, teknik pengumpulan data ini menggunakan angket wawancara observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini data yang dikumpulkan terungkap bahwa yang menyebabkan digalakan kembali kegiatan penyuluhan gizi keluarga karena adanya masyarakat Kelurahan Cimahi Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi belum mengerti tentang gizi dan cara peraturannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga para kader PKK memberikan penyuluhan tentang gizi keluarga. Dalam melaksanakan penyuluhan gizi keluarga ini para kader PKK menyampaikan materi sering menggunakan metode demonstrasi atau praktek. Kesimpulan, adanya masyarakat yang belum mengerti tentang gizi sehingga masih diperlukan pembinaan dari kader gizi untuk menggalakan kembali kegiatan penyuluhan keluarga. Dampak yang diperoleh adanya partisipasi dari aparat kelurahan khususnya kepala kelurahan terhadap kegiatan penyuluhan gizi keluarga. Kata Kunci: kader PKK, Gizi Keluarga, Keluarga Sehat dan Sejahtera. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pengertian UUN no. 0 tahun 99, keluarga adalah lembaga masyarakat yang terkecil yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya,dan bahwa keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya. Dalam rangka peningkatan gizi masyarakat, pemerintah telah mengeluarkan suatu paket program usaha perbaikan gizi keluarga ternyata untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera itu perlu adanya kader-kader PKK dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat atau keluarga, agar masyarakat mengetahui, menyadari dan mengerti akan pentingnya gizi dalam keluarga yang diharapkan dengan adanya penyuluhan yang diberikan oleh kader-kader UPGK. UPGK dapat dilaksanakan sebagai bagian program pemerintah dan dapat pula dilaksanakan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat. Pelaksanaan program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) diintregasikan dengan program-program lain dimasyarakat melalui program PKK, keluarga berencana, posyandu, kesemua program tersebut sematamata untuk membantu pembangunan, untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki keyakinan,kesadaran bahwa dalam memenuhi kebutuhan gizi yang baik khususnya untuk anak balita akan sehat dan kemungkinan kematian balita relative kecil.

2 Menurut BKKBN dikemukakan masalah gizi di Negara kita merupakan masalah serius yang harus segera diatasi karena masih banyak usia anak-anak prasekolah yang kekurangan kalori, protein, kekurangan vitamin A, kekurangan yodium dan zat besi (BKKBN,98: ). Memperhatikan kondisi yang ada di daerah, ibu-ibu umumnya belum melaksanakan pengaturan gizi secara seksama diperkirakan ada faktor penyebab, salah satunya penyuluhan kader UPGK belum dilaksanakan dengan baik. Dengan persyaratan itulah sebagai titik awal yang menggugah penulis untuk melakukan penelitian mengenai UPGK melalui posyandu menuju keluarga sehat dan sejahtera dengan judul Upaya Kader PKK dalam Meningkatkan Gizi Keluarga Melalui Penyuluhan Pencapaian Keluarga Sehat dan Sejahtera di Posyandu. B. IDENTIFIKASI MASALAH Penyuluhan upaya perbaikan gizi keluarga melalui posyandu dalam pencapaian perwujudan keluarga sehat dan sejahtera diharapkan kepada berbagai permasalahan berbagai indikasi yang erat kaitannya dengan fokus penelitian. Upaya perbaikan gizi keluarga melalui berbagai gerakan secara kelompok termasuk melalui posyandu sering dilakukan oleh pada kader PKK cenderung perlu terus ditingkatkan.. Partisipasi ibu-ibu dalam kegiatan penyuluhan oleh kader PKK diketahui belum begitu merata dan belum rutin.. Pemanfaatan hasil penyuluhan gizi belum termonitor secara pasti terprogram sehingga beberapa hal tersebut belum terealisasi. C. RUMUSAN MASALAH Berpijak dari identifikasi masalah tersebut diatas maka penelitian ini diarahkan kepada masalah upaya kader PKK dalam peningkatan gizi keluarga melalui penyuluhan pencapaian keluarga sehat dan sejahtera di posyandu. D. TUJUAN PENELITIAN Untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah-masalah yang diteliti. Tujuan penelitian ini:. Pelaksanaan penyuluhan UPGK di posyandu.. Upaya kader dalam meningkatkan gizi keluarga dan pemanfaatan hasil penyuluhan UPGK di posyandu. E. KEGUNAAN PENELITIAN. Informasi yang bermanfaat bagi masyarakat tentang perbaikan gizi keluarga, demi tercapainya kesehatan masyarakat yang tinggi.. Perubahan sosial dan motivasi yang merupakan dasar kegiatan belajar dalam pendidikan luar sekolah.. Diharapkan berguna bagi bahan kajian bagi para petugas yang berkepentingan dalam upaya penyempurnaan atau perbaikan UPGK. F. ANGGAPAN DASAR Anggapan dasar yang melandasi penelitian ini adalah:. Kadar pengetahuan atau tingkat pengertian seseorang yang dibina terhadap latar belakang atau itikad pembinaannya, berpengaruh sekali di dalam menentukan sikap yang mereka akan ambil yakni apakah menolak atau menerima anjuran.. Seseorang Pembina akan lebih berhasil dalam komunikasinya apabila ia dapat mencurahkan hal-hal atau aspirasiaspirasi yang terkandung di dalam perasaan dan pemikiran atau kelompok masyarakat yang dibina (Winarno Surakhmad,980: ).. Makin baik pendapat seseorang (kelompok) terhadap Pembina makin mudah orang menerima bimbinganbimbingan, dan makin besar kesepakatan dikalangan anggota-anggota kelompok bimbingan tersebut mengenai nilai-nilai yang dianjurkan oleh Pembina makin tinggi pula pengaruh Pembina terhadap kelompok itu (Winarno Surakhmad,980: -). G. PERTANYAAN PENELITIAN Untuk mengarahkan pembahasan ini maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah:. Bagaimana proses pelaksanaan penyuluhan UPGK di posyandu.. Bagaimana upaya kader dalam meningkatkan gizi keluarga dan pemanfaatan hasil penyuluhan UPGK di posyandu. H. METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, angket dan studi literatur.

3 KAJIAN TEORI DAN METODE A. PKK Sebagai Organisasi Sosial dalam Pembangunan Masyarakat.. Selintas Tentang PKK Pembinaan kesejahteraan keluarga disingkat PKK adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggeraknya. Untuk membantu keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat guna menumbuhkan, menghimpun, mengarahkan dan membina keluarga menuju keluarga sejahtera. Tujuan PKK adalah membantu pemerintah untuk ikut serta memperbaiki dan membina tata kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai oleh pancasila. Sasaran PKK adalah keluarga perlu ditingkatkan dan dikembangkan kepribadian dan kemampuannya.. PKK dalam Hubungannya Dengan Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Wanita Menurut I Sanders bahwa pembangunan masyarakat adalah persenyawaan antara kegiatan pengorganisasian masyarakat dan kegiatan pembangunan ekonomi masyarakat (Subrata K, 985: ). Pemberdayaan wanita tidak lain diarahkan kepada upaya menjadikan wanita memiliki pemahaman dan daya kontrol terhadap situasi yang terjadi untuk mampu memposisikan dirinya di masyarakat dimana mereka berada (Sudjana D, 996: 6). B. Konsep Pembangunan Keluarga Sejahtera Dalam GBHN 99 memberi petunjuk bahwa pembangunan keluarga sejahtera sebagai wahana persemaian nilai-nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa guna meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membina ketahanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan. C. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) UPGK adalah Suatu usaha kegiatan pendidikan yang terkoordinir bertujuan untuk memperbaiki gizi keluarga dengan mengutamakan golongan rawan sebagai sasaran utama berdasarkan pengembangan swadaya keluarga dan masyarakat, baik di desa maupun dikota (BPG Jawa Barat 977). Tujuan pembangunan kesehatan menurut Departemen Kesehatan (98) adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. D. Konsep Pos Pelayanan Terpadu (posyandu) Posyandu menurut Mutawali (987: 5) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana sekaligus dapat memperoleh pelayan keluarga berencana dan kesehatan. Dalam hal ini peneiti mengartikan Posyandu adalah sebagai sarana yang digunakan para kader untuk membina dan memberikan pelayanan kepada masyarakat di lingkungannya. E. Pelaksaan Penyuluhan Gizi Keluarga Sebagai Sistem Pendidikan Luar Sekolah. Tujuan Penyuluhan Gizi Keluarga Penyuluhan gizi keluarga merupakan salah satu kegiatan dari program usaha perbaikan gizi keluarga adapun tujuan usaha perbaikan gizi keluarga adalah meningkatkan dan membina keadaamkeadaan gizi seluruh anggota masyarakat.. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan Luar Sekolah merupakan bagian-bagian sistem pendidikan nasional secara garis besarnya, pendidikan luar sekolah dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terorganisir dan tidak dibatasi oleh waktu dan tempat diselenggarakan diluar system pendidikan persekolahan.. Azas Pendidikan Luar Sekolah a. Azas Bantuan b. Azas Pendidikan Sepanjang Hayat c. Azas Relevansi. UPGK Sebagai Sistem Pendidikan Luar Sekolah Sebagai subsistem pendidikan dari sistem pendidikan nasional maka, pendidikan luar sekolah pun mempunyai komponenkomponen yang sama seperti halnya dalam pendidikan. METODE PENELITIAN A. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Populasi Populasi adalah sejumlah individu dimana diambil sampel. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini berjumlah orang ibu-ibu yang mempunyai batita.. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang dapat dianggap mewakili populasi yang bersangkutan dan diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang ada pada populasi (Suraatmadja 988). Sampel yang

4 diambil dalam penelitian ini berjumlah 50 orang (5%) B. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif.. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara b. Observasi c. Angket C. LANGKAH-LANGKAH PENGUMPULAN DATA. Penyusunan Alat Pengumpul Data. Uji Coba Angket. Revisi Angket. Memperbanyak Angket 5. Pelaksanaan Pengumpulan Data D. PROSEDUR PENGOLAHAN DATA. Seleksi Data. Klasifikasi Data. Tabulasi Data. Analisa dan Penafsiran Data 5. Melakukan Analisa dan Penafsiran Data HASIL DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak dan Keadaan Daerah Kelurahan Cimahi adalah salah satu kelurahan yang ada dikecamatan Cimahi Tengah jarak ibukota Kecamatan 0,5 KM, ibukota Cimahi KM, jarak ibukota provinsi Jawa Barat 0 KM.. Keadaan Penduduk Jumlah penduduk berdasarkan data tahun 00 sebanyak Dari hasil analisis kita mempunyai gambaran bahwa penduduk Kelurahan Cimahi Kecamatan Cimahi Tengah kebanyakan berada pada usia produktif dan usia sekolah. Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Jumlah Kelamin Laki-Laki 8 Perempuan 9 B. HASIL PENELITIAN. Identitas Responden Tabel Penggolongan Umur Peserta Penyuluhan Gizi Keluarga No No. Golongan F % Umur keatas Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peserta penyuluhan gizi keluarga terbanyak umur 5 9 sedangkan paling sedikit umur 0 th keatas. Tabel Tingkat Pendidikan Peserta Penyuluhan No Golongan f % 5 Umur Tidak Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Akademi/Sarjan a Menurut kesimpulan diatas peserta penyuluhan berpendidikan rendah, diliat dari jumlah terbanyak yaitu tamatan SD. Pembahasan Tabel Yang Mengajak Para Peserta Mengikuti Kegiatan Penyuluhan Gizi Keluarga No Alternatif f % Jawaban Kepala Kelurahan Kader Gizi Tetangga,Teman Tidak Ada Yang Mengajak Peserta penyuluhan paling banyak (50%) diajak oleh Kader Gizi Tabel 5 Alasan Peserta Mengikuti Penyuluhan Gizi Keluarga Alternatif f % Jawaban Ingin belajar membuat makanan sehat Mengetahui berat anak badan

5 Bisa Mengemukakan masalah Mendapat Makanan tambahan 50% yang mengikuti penyuluhan bisa mengemukakan masalah kesehatan keluarga khususnya anak balita. Tabel 6 Pemahaman Peserta Terhadap Cara Perbaikan Gizi Keluarga No Alternatif f % Jawaban Memahami dan memanfaatkan dirumah 9 78 Memahami tapi 0 0 belum mencoba Belum memahami dan belum mencoba Kurang 0 0 memahami Peserta penyuluhan yang paling banyak (78%) memahami dan memanfaatkan dirumah. KESIMPULAN Didalam melaksanakan kegiatan penyuluhan gizi keluarga, kader UPGK dalam menyampaikan materi yang paling sering digunakan adalah metode demonstrasi/praktek, agar lebih cepat dipahami oleh peserta. Karena dengan menggunakan metode tersebut peserta dapat melihat secara langsung. Yang merupakan kegiatan pokok dari kegiatan UPGK adalah kegiatan penimbangan balita, karena dengan mengetahui hasil timbangan anak dapat juga diketahui status gizi anak. Materi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan adalah mengenai makanan yang bergizi, kesehatan keluarga khususnya balita, pemanfaatan pekarangan, kebersihan lingkungan dan mengatur menu sehat. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan gizi keluarga, peserta penyuluhan telah memahami tentang cara-cara perbaikan gizi keluarga dan selalu memanfaatkannya dirumah. Dengan demikian, peserta penyuluhan menganggap dengan adanya penyuluhan gizi keluarga itu sangat menunjang baik terlaksananya Program Kesehatan khususnya UPGK yang bertujuan untuk meningkatkan da mambina keadaan gizi seluruh anggota keluarga. Adapun sifat dari perubahan itu hanya menambah pengetahuan yang telah dimiliki. Dengan demikian peserta penyuluhan sedikitnya telah mengetahui tentang gizi dan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Badan Perbaikan Gizi Daerah Provinsi Jawa Barat (977). Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Badan Perbaikan Daerah, Jawa Barat Bandung. BKKBN (98). Buku Pedoman Petugas Perbaikan Gizi Keluarga, Jakarta. BKKBN (98). Buku Pegangan Kader UPGK, Jakarta. Departemen Agama RI (980). Pedoman Pelaksanaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga Melalui Jalur Islam, Jakarta. Departemen Kesehatan RI (980). Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta.... (98). Buku Pengantar Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, Jakarta. Hasan Soewarman Engking (997). Metode Penelitian, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP IKIP : Bandung Pokja Penerangan Gizi (976). Team Pembina Penataran Gizi, Bandung. Sutrisno Hadi (98). Metodologi Research Jilid I, UGM Yogyakarta, Fakultas Fsiologi. Sudjana Djudju (98). Pendidikan Luar Sekolah, Bandung, Nusantara Press. UU No. 0 Tahun 99. Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Jakarta, BKKBN.

6 Winarno Surachmad (975). Dasar-Dasar Dan Teknik Research, Bandung, CV Tarsito.... (98). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metoda dan Teknik, Bandung, Tarsito.... (980). Mewujudkan Nilai- Nilai Hidup Dalam Tingkah Laku, Bandung, Tarsito.

Sri Teti Setiawati Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung

Sri Teti Setiawati Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung UPAYA PENIGKATAN KADER POSYANDU MELALUI PELATIHAN DALAM MEMBINA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KELURAHAN DUNGUSCARIANG KECAMATAN ANDIR KOTA BANDUNG Sri Teti Setiawati sritetis@yahoo.co.id Program

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENYULUHAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TPA AL HIDAYAH KELURAHAN UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI.

PENTINGNYA PENYULUHAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TPA AL HIDAYAH KELURAHAN UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI. PENTINGNYA PENYULUHAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TPA AL HIDAYAH KELURAHAN UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI. Marliah 8355 marliaheli@yahoo.com PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG IRA YUMIRA EMAIL: http // i.yumira@yahoo.co.id STKIP SILIWANGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Irma Susanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Irma Susanti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan

Lebih terperinci

PUPU PUJIAWATI NINGRUM yahoo.co.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) ABSTRAK

PUPU PUJIAWATI NINGRUM yahoo.co.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) ABSTRAK PERSEPSI IBU BALITA TERHADAP PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) DI POSYANDU (Studi Kasus Posyandu Mawar RW 18 Desa Margaasih Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung) PUPU PUJIAWATI NINGRUM Poedjie_aiem

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peran yang penting

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

: KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 53 TAHUN 2000 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

: KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 53 TAHUN 2000 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 53 TAHUN 2000 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA 94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang membangun. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta

Lebih terperinci

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright 2000 BPHN PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA *33776 Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 21 TAHUN 1994 (21/1994) Tanggal: 1 JUNI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merata ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak

BAB I PENDAHULUAN. merata ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin disadari bahwa pembangunan yang berpusat dan tidak merata ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi kehidupan sosial, politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

TIM PENGGERAK PKK KAB. TULUNGAGUNG

TIM PENGGERAK PKK KAB. TULUNGAGUNG TIM PENGGERAK PKK KAB. TULUNGAGUNG JL. R.A KARTINI 1 TULUNGAGUNG Telp. 0355-323738 fax. 0355-323738 GERAKAN PKK DENGAN 10 PROGRAM POKOKNYA I. Pengertian Gerakan PKK Gerakan pkk adalah Gerakan Nasional

Lebih terperinci

UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMOTIVASI ANGGOTA KARANG TARUNA MELALUI PENYULUHAN KEWIRAUSAHAAN DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI

UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMOTIVASI ANGGOTA KARANG TARUNA MELALUI PENYULUHAN KEWIRAUSAHAAN DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMOTIVASI ANGGOTA KARANG TARUNA MELALUI PENYULUHAN KEWIRAUSAHAAN DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI Rida Rosita (ridarosita16@yahoo.co.id) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembangunan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembangunan Bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembangunan Bangsa Indonesia dapat mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, sejahtera lahir dan bathin, serta mewujudkan

Lebih terperinci

RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT

RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT ADI HIDAYAT Email: adihidayat411@yahoo.com Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuni Gantini, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuni Gantini, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

PERAN PEMBINA PRAMUKA DALAM MENINGKATAKAN PARTISIPASI PENGGALANG DI LINGKUNGAN GUDEP KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERAN PEMBINA PRAMUKA DALAM MENINGKATAKAN PARTISIPASI PENGGALANG DI LINGKUNGAN GUDEP KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT PERAN PEMBINA PRAMUKA DALAM MENINGKATAKAN PARTISIPASI PENGGALANG DI LINGKUNGAN GUDEP KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT ENDANG HIDAYAT Email: endanghidayat315@yahoo.com Pendidikan Luar Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari- Hari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari- Hari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, yang menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya Indonesia

Lebih terperinci

UPAYA KELOMPOK KERJA (POKJA) BINA LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN PARA LANSIA

UPAYA KELOMPOK KERJA (POKJA) BINA LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN PARA LANSIA UPAYA KELOMPOK KERJA (POKJA) BINA LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN PARA LANSIA Oleh : IIS SRI ARDIANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH ABSTRAK Penelitian ini bertitik tolak dari permasalah dibidang

Lebih terperinci

PERAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KARYAWANGI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT CAHYATI NINGSIH NIM.

PERAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KARYAWANGI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT CAHYATI NINGSIH NIM. PERAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KARYAWANGI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT CAHYATI NINGSIH NIM. 0903178 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani, dkk : 2008) adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara

Lebih terperinci

Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita

Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita Cipta Aji Atmojo (08130014) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Kegiatan posyandu yang dilakukan ibu-ibu

Lebih terperinci

Naskah Pidato PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB WANITA MAKIN DIMANTAPKAN MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN

Naskah Pidato PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB WANITA MAKIN DIMANTAPKAN MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN Naskah Pidato PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB WANITA MAKIN DIMANTAPKAN MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN DI BERBAGAI BIDANG UNTUK PENINGKATAN TARAF HIDUP BANGSA Ujang Sumarwan NIP : 727412097

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN 201724 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan bahwa keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada

Lebih terperinci

KUESIONER UNTUK KADER

KUESIONER UNTUK KADER KUESIONER UNTUK KADER Petunjuk Pengisian. 1. Jawablah pertanyaan yang ada pada kuesioner ini secara lengkap dan dengan sejujurnya. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut pendapat anda benar.

Lebih terperinci

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DESA MADU SARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 33-38 33 GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Rusmini

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA 1 SAMBUTAN Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya dimana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa periode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi oprasional dalam penelitian ini perlu dikemukakan untuk menghindari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi oprasional dalam penelitian ini perlu dikemukakan untuk menghindari 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi oprasional dalam penelitian ini perlu dikemukakan untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis dan pembaca dalam menafsirkan istilah

Lebih terperinci

ALIF MUHLIS NIM ABSTRAK

ALIF MUHLIS NIM ABSTRAK UPAYA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI KEGIATAN OPERASI BERSIH DI DESA CIKOLE KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT ALIF MUHLIS NIM. 08030249 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis

Lebih terperinci

PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PPKN MURID KELAS V SDN 53 SAWERIGADING 1

PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PPKN MURID KELAS V SDN 53 SAWERIGADING 1 Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PPKN MURID KELAS V SDN 53 SAWERIGADING 1 Hasnah 2 SDN 53 Sawerigading ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Komitmen itu diperbaharui

Komitmen itu diperbaharui POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional dalam penelitian ini perlu dikemukakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional dalam penelitian ini perlu dikemukakan untuk 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini perlu dikemukakan untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis dan pembaca dalam menafsirkan istilah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG (UU) NOMOR: 10 TAHUN 1992 (10/1992) TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

UNDANG-UNDANG (UU) NOMOR: 10 TAHUN 1992 (10/1992) TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA UNDANG-UNDANG (UU) NOMOR: 10 TAHUN 1992 (10/1992) TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa negara kita sedang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa negara kita sedang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa negara kita sedang giat giatnya melaksanakan pembangunan, apakah itu pembangunan secara fisik maupun mental spiritual.

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KOTA PROBOLINGGO DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia kurang lebih 60%, melakukan pertanian sebagai mata pencarian

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Emmi Silitonga* Lufthiani** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya masih banyaknya balita

BAB I PENDAHULUAN. masih dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya masih banyaknya balita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terpenuhinya gizi balita merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) dimasa depan, namun pada pencapaiannya masih dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dalam beberapa. pembangunannya. Dalam perkembangannya, Indonesia memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dalam beberapa. pembangunannya. Dalam perkembangannya, Indonesia memiliki beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dalam beberapa pembangunannya. Dalam perkembangannya, Indonesia memiliki beberapa program pembangunan salah

Lebih terperinci

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom KONSEP KELUARGA SEJAHTERA OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom tanggal upload : 28 April 2009 A. LATAR BELAKANG KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) ANGKA KELAHIRAN (TOTAL FERTILITY RATE),

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN SE KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN SE KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN SE KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang :

Lebih terperinci

Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Gizi Balita Melalui Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi

Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Gizi Balita Melalui Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Gizi Balita Melalui Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati 1*, Ida Untari 2, Ratih Prananingrum 3 1 Prodi S1 Gizi, Stikes PKU Muhammadiyah

Lebih terperinci

KETERPADUAN BKB-POSYANDU-PAUD (SEBUAH PENGALAMAN DARI KULON PROGO)

KETERPADUAN BKB-POSYANDU-PAUD (SEBUAH PENGALAMAN DARI KULON PROGO) KETERPADUAN BKB-POSYANDU-PAUD (SEBUAH PENGALAMAN DARI KULON PROGO) Oleh: Ny. Hj. Wiwik Toyo Santoso Dipo Ketua TP PKK Kabupaten Kulon Progo Disampaikan dalam Pertemuan Telaah Program KB Nasional Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amellya Nisfiatin Barroroh, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Amellya Nisfiatin Barroroh, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab dalam pembangunan bangsa baik secara

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER A. Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama Responden : 3. Kelurahan : 4. RW : 5. RT : 6. Kecamatan : Cibeunying 7. Kota : Bandung 8. Jenis Kelamin : L

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran 1. Pengertian Peran (role) diartikan sebagai aspek yang dinamis dari suatu kedudukan. Dimana apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode penelitian yang dapat membantu memecahkan masalah yang terjadi pada masa

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini pembelajaran terus

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini pembelajaran terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini pembelajaran terus mengalami perkembangan yang pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu upaya untuk membantu peserta

Lebih terperinci

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh : PERKAWINAN ADAT (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, kemajuan suatu negara sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan

Lebih terperinci

WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA BAB II WAHANA MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA MAKSUD DAN TUJUAN Apabila Posyandu mampu menghayati fungsi-fungsi tersebut, dan selanjutnya menjadikannya sebagai program untuk memberdayakan keluarga secara

Lebih terperinci

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN e. Mengadakan evaluasi kegiatan secara internal untuk memperbaiki mutu kegiatan yang akan datang. V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN APARAT PEMERINTAH DAN LEMBAGA MASYARAKAT Dalam pengembangan Posdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azazi manusia (UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dan UU No.36 tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (Winardi, 2007). Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah

Lebih terperinci

Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Dan Pendidikan Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa

Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Dan Pendidikan Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Dan Pendidikan Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Siti Nasirotun (11120060-ST) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia yang dapat diandalkan sebagai pencetak

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia yang dapat diandalkan sebagai pencetak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam melaksanakan pengembangan sumber daya manusia yang dapat diandalkan sebagai pencetak kader- kader pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia merupakan fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan adanya perubahan dalam hidup. Usia lanjut pasti akan dialami oleh semua orang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421. PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.629/2012 TENTANG TIM PEMBINA/ POKJA POS PELAYANAN TERPADU DESA/

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ialah Ilmu pengetahuan / Pendidikan. Keberadaan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ialah Ilmu pengetahuan / Pendidikan. Keberadaan ilmu pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen yang mempunyai kontribusi besar terhadap perkembangan kehidupan ialah Ilmu pengetahuan / Pendidikan. Keberadaan ilmu pengetahuan berawal dari sifat

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dibidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU OLEH IBU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II T1NJAUAN PUSTAKA

BAB II T1NJAUAN PUSTAKA BAB II T1NJAUAN PUSTAKA A. Pola Konsumsi Anak Balita Pola konsumsi makan adalah kebiasaan makan yang meliputi jumlah, frekuensi dan jenis atau macam makanan. Penentuan pola konsumsi makan harus memperhatikan

Lebih terperinci

GERAKAN PKK DALAM MASYARAKAT O L E H : M A R I T A A H D I Y A N A

GERAKAN PKK DALAM MASYARAKAT O L E H : M A R I T A A H D I Y A N A GERAKAN PKK DALAM MASYARAKAT O L E H : M A R I T A A H D I Y A N A Sejarah singkat PKK Dari Seminar Home Economic di Bogor 1957, maka pada 1961 Pan Penyusunan Tata Susunan Pelajaran PKK, Kemendik bersama

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENGGERAK PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA ( PKK ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERENCANAAN KELUARGA SEJAHTERA MELALUI PROGRAM KB. Oleh : Drs. Andang Muryanta (Koordinator Penyuluh KB Kec. Kokap)

PERENCANAAN KELUARGA SEJAHTERA MELALUI PROGRAM KB. Oleh : Drs. Andang Muryanta (Koordinator Penyuluh KB Kec. Kokap) PERENCANAAN KELUARGA SEJAHTERA MELALUI PROGRAM KB Oleh : Drs. Andang Muryanta (Koordinator Penyuluh KB Kec. Kokap) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isi Undang-undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERAGA EDUKATIF PUZZLE (STUDI KASUS DI SPS AL-BIDAYAH KEC. RONGGA) RIMA NURUL AZMI SPS AL-BIDAYAH

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERAGA EDUKATIF PUZZLE (STUDI KASUS DI SPS AL-BIDAYAH KEC. RONGGA) RIMA NURUL AZMI SPS AL-BIDAYAH MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERAGA EDUKATIF PUZZLE (STUDI KASUS DI SPS AL-BIDAYAH KEC. RONGGA) RIMA NURUL AZMI SPS AL-BIDAYAH Rima Nurul A STKIP Siliwangi Bandung Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hakikat

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA WALIKOTA BLITAR,

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA WALIKOTA BLITAR, 1 WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa orang lanjut usia sebagai Warga Negara Republik Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kasih sayang dan rasa aman, pemeliharaan kesehatan, kecukupan gizi, pemberian

BAB I PENDAHULUAN. kasih sayang dan rasa aman, pemeliharaan kesehatan, kecukupan gizi, pemberian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembinaan tumbuh kembang balita merupakan serangkaian kegiatan yang sifatnya berkelanjutan antara lain berupa pemenuhan kebutuhan dasar anak akan kasih sayang dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan dan gizi merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan pesatnya perkembangan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan masyarakat merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah satunya di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG GERAKAN PEMSEROAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (GERAKAN-PKK) 01 KOTA MOJOKERTO

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG GERAKAN PEMSEROAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (GERAKAN-PKK) 01 KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG GERAKAN PEMSEROAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (GERAKAN-PKK) 01 KOTA MOJOKERTO OENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

Lebih terperinci

BAB VI P E N U T U P. 6.1 Kesimpulan

BAB VI P E N U T U P. 6.1 Kesimpulan BAB VI P E N U T U P 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil Analisis Situasi Ibu dan Anak Berbasis HAM di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2010 berdasarkan data dari berbagai sumber, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang dilahirkan untuk meneruskan cita-cita dan tujuan bangsa. Generasi penerus yang dibutuhkan bangsa Indonesia di

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki hak asal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tanggung Jawab Menurut Kamus Besar Bahasa lndonesia (1998 : 1006) tanggung jawab diartikan sebagai keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pos pelayanan terpadu ( Posyandu) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama untuk

Lebih terperinci