RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT
|
|
- Adi Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT ADI HIDAYAT Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah sampai sejauh mana partisipasi pemuda terhadap program kegiatan PKBM di Desa Sirnaraja Keamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan program kegiatan PKBM, partisipasi pemuda terhadap program kegiatan PKBM,faktor-faktor penghambat terhadap partisipasi pemuda dalam kegiatan PKBM. Yang menjadi kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: konsep partisipasi, Definisi pemuda,pkbm, tujuan dan fungsi PKBM, dan PKBM sebagai wadah kegiatan PLS. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan umum sebagai berikut : berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis menunjukkan bahwa tujuan PKBM adalah untuk membantu pemuda dalam mengembangkan keterampilan ekonomi produktif. Dalam kegiatan anggota selalu berpartisipasi apa bila ada biaya atau peralatan yang dibutuhkan. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa, partisipasi pemuda terhadap PKBM merupakan sebuah proses pembelajaran pendidikan luar sekolah, dilihat dari segi input maupun outputnya. Kata Kunci : Partisipasi Pemuda dan PKBM PENDAHULUAN Perencanaan pembangunan suatu bangsa sangatlah tergantung terhadap kader-kader pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu kedudukan angkatan muda dalam suatu masyarakat adalah fital bagi masyarakat itu. Apalagi dalam era abad 21 yakni era penuh dengan kompetisi, diperlukan pemuda yang terlatih dan bersemangat untuk meneruskan cita-cita pembangunan. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan pembinaan, pengarahan dan bimbingan. PKBM merupakan salah satu wadah yang dapat mengambil prakarsa dalam menangani masalah pemuda, sebagaimana dikemukakan Sihombing (dalam Ihat Hatimah, dkk. 2008:4.5) PKBM merupakan tempat belajar yang dibentuk dari, oleh dan untuk masayarakat dalam rangka usaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan bakat warga masyarakat. Melalui PKBM diharapkan terjadi kegiatan pembelajaran dalam masyarakat dengan memanfaatkan sarana, prasarana, dan potensi yang ada di sekitar lingkungan masyarakat, agar mayarakat memiliki kemampuan dan keterampilan yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Berdasarkan pemikiran di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti PKBM di Desa Sirnaraja Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Program kegiatan yang dilaksanakan PKBM beragam meliputi kegiatan sosial, kegiatan edukatif, latihan keterampilan praktis serta bidang pengembangan sosial. KAJIAN TEORI DAN METODE 1. Pengertian Partisipasi Partisipasi menurut ungkapkan Sujana (dalam Ihat Hatimah, dkk,2008:3.22) pembelajaran partisipatif merupakan upaya pendidik untuk mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Keikutsertaan peserta didik diwujudkan dalam tiga tahapan kegiatan pembelajaran, yaitu perencanaan program, pelaksanaan, dan penilaian program 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi a. Usia b. Jenis kelamin c. Pendidikan d. Pkejaan dan penghasian e. Lamanya tinggal 3. Pengertian Pemuda Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pemuda ialah penduduk yang berusia antar tahun. (Ihat Hatimah, dkk,2008:5.54). sementara berdasarkan Undang-undang nomor 40 tahun 2009 pasal 1 tentang Kepemudaan, secara definitif pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 samapai 30 tahun
2 4. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) a. Pengertian dari PKBM PKBM adalah organisasi kemasyarakatan untuk pelayanan kesejahtraan sosial berfungsi sebagai sarana atau wadah yang dapat menampung segala aspirasi dan mengendalikan setiap kegiata para remaja yang tidak bernaung di bawah organisasi politik dan tidak menyuarakan serta tidak melakukan kegiatan politik apapun (pedoman Kegiatan PKBM). b. Tujuan PKBM 1) Melengkapi pendidikan fisik, mental dan sosial anak dan remaja agar dapat memperkembangkan pribadinya secara wajar dan layak. 2) Membantu anak dan remaja untuk mengembangkan keterampilan yang bersifat sosial, ekonomis, produktif. 3) Membantu anak dan remaja yang sedang mengalami masalah agar dapat mengembangkan penguasaan diri guna mengatasi aspirasinya. 4) Membantu anak dan remaja dalam mengisi waktu luangnya dengan kegiatan rekreatif dan kreatif yang menunjang perkembangan pribadi anak dan remaja seutuhnya. c. Fungsi PKBM 1. Memupuk kreatifitas dan melatih anak dan remaja bertanggung jawab. 2. Membina kegiatan-kegiatan sosial, rekreatif, edukatif dan produkyif serta kegiatan lainnya yang praktis. 3. Mengembangkan dan mewujudkan harapan serta cita-cita anak dan remaja melalui bimbingan interaksi. 4. Sarana pembangunan anak dan remaja sekaligus berfungsi sebagai pusat informasi anak dan remaja. 5. PKBM Sebagai Wadah Kegiatan Pendidikan Luar Sekolah a. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan Luar Sekolah dikatakan juga pendidikan yang bersifat non formal, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di luar sekolah. Hal ini seperti diuraikan Sujana, (2010:21), bahwa Pendidikan non formal ialah kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai belajarnya. Pendidikan non formal atau dikenal sebagai pendidikan luar sekolah, dikenal dalam masyarakat dalam bentuk kursus-kursus. Biasanya lama pendidikan terbatas meskipun programnya tetap berstruktur. Program pendidikan luar sekolah semakin lama semakin menempati tempat yang penting, oleh karena dengan kemajuan kemunikasi dan informatika, orang tidak perlu lagi belajar di dalam ruangan tertentu, tetapi dapat belajar sendiri. b.ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan Luar Sekolah merupakan salah satu program dari pendidikan nasional, disampingt pendidikan persekolahan (formal). Ciri-ciri pendidikan luar sekolah memiliki banyak kesamaan dengan pendidikan persekolahan, seperti yang diuraikan Sujana (dalam Ipik Suganda:20-21) bahwa ciri-ciri pendidikan luar sekolah adalah : 1) Diorganisir 2) Adanya program isi pendidikan 3) Adanya perurutan materi 4) Adanya creditial (persyaratan ijazah atau sertifikat) 5) Adanya tujuan yang spesifik yang dapat dicapai jangka waktu yang relatif pendek. 6) Bagi peserta didik, tujuan belajar mereka adlah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan untuk hidup dan bukan mengejar ujian. 7) Sasaran didik tergantung kepada program. c. Azas Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan luar sekolah dibina dan dikembangkan di atas azas-azas berikut, yaitu azas kebutuhan, azas pendidikan sepanjang hayat dan azas relevansi dengan pembangunan. 1) Azas Kebutuhan Azas kebutuhan dalam hal ini ialah suatu keadaan yang menunjukkan adanya keperluan atau maksud yang harus dipenuhi atau yang harus dicapai. (Sujana dalam Ipik Suganda, 2007:21) 2) Azas Pendidikan Sepanjang Hayat Pendidikan sepanjang hayat, sebagaimana dijelaskan oleh UNESCO (dalam Sujana.2010:201), memberikan arah supaya
3 pendidikan nonformal dikembangkan atas prinsip-prinsip di bawah ini : (1)Pendidikan hanya berakhir apabila manusia telah meninggal dunia. (2)Pendidikan sepanjang hayat merupakan motivasi untuk peserta didik untuk merencanakan dan melakukan kegiatan belajar secara terorganisir dan sistematis. (3)Kegiatan belajar ditujukan untuk memperoleh, memperbaharui, dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki. (4)Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkai dalam memenuhi kebutuhan belajar dan dalam mengembangkan kepuasan diri setiap insan. POSEDUR PENELITIAN 1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto, (2010:173). Populasi adalah keseluruhan subjek peneliti. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitinya merupakan penelitian populasi. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dikatakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.(suharsimi Arikunto,2010:174). 3. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data a. Metode Penelitian Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karerna itu tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkahlangkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah dirumuskan. b. Teknik Pengumpulan Data 1) Wawancara, yaitu penulis lakukan untuk mendapatkan data sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian. 2) Sehubungan dengan teknik wawancara ini, S. Nasution (2011:113), wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. 3) Observasi, yaitu mengadakan peninjauan langsung terhadap objek penelitian. Seperti yang diuraikan oleh Suharsimi Arikunto,(2010:199) bahwa observasi sebagai suatu aktiva sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan 4) menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dnegan menggunakan seluruh alat indra. 5) Angket, yaitu alat untuk pengumpulan data melalui serangkaian pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan responden. 6) S. Nasution (2011:128) menjelaskan bahwa angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti. 7) Study Literatur, penulis gunakan sebagai bahan penunjang pada uraian teoritis yang sekiranya ada hubungannya dengan penyuluhan, juga sebagai teknik pembantu dalam pengumpulan data. 4. Langkah-Langkah Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Penyusunan Alat Pengumpulan Data b. Uji Coba angket c. Revisi Angket d. Memperbanyak Angket e. Pelaksanaan Pemgumpulan Data 4. Prosedur Pengolahan Data Pengolahan data ini dimaksudkan agar data hasil penelitian dapat mengungkapkan jawaban dari pertanyaan penelitian. Untuk mengukur, menyaring dan mengaplikasikan data diperlukan beberapa langkah yang harus ditempuh, langkah-langkah terebut adalah sebagai berikut : a. Seleksi Data b. Klasifikasi Data c. Tabulasi Data d. Analisis dan Penafsiran Data HASIL PENELITIAN 1. PENDAPAT RESPONDEN TENTANG TUJUAN PKBM Diketahui sebanyak 66% responden membantu remaja untuk mengembangkan keterampilan yang bersifat ekonomi produktif, 20%
4 membantu aparat desa dalam pembangunan masyarakat, sisanya membantu pemerintah dalam memasyarakatkan olah raga dan Membina pemuda dalam kegiatan berorganisasi 2. CARA KERJA PENGURUS DALAM PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEGITAN PKBM Diketahui lebih dari setengahnya (64%) responden menyatakan Pembagian tugas jelas tetapi pengontrolan dari ketua kurang, sebagian kecil (16%) menyatakan pembagian tugas jelas, saling jalinan kerjasama baik, (14%) menyatakan Pembagian tugas kurang jelas, sehingga Kadang-kadang terjadi salah pengertian, dan sebagiankecil lainnya (6%) menyatakan Tidak ada pembagian tugas yang jelas sehingga kegiatan tidak lancar. 3. UNTUK MENGETAHUI KEHENDAK MENJADI ANGGOTA PKBM Diketahui lebih dari setengahnya (60%) responden menyatakan kehendak sendiri manjadi anggota PKBM, sedangkan sebagian kecil (16%) responden menyatakan kehendak orang tua, dan (14%) menyatakan diajak teman, dan (10%) menyatakan kehendak aparat desa. 4. ATAS KEHENDAK SIAPA RESPONDEN MENJADI ANGGOTA PKBM Untuk mengetahui keterlibatan responden dalam setiap kegiatan yang diselenggarkan oleh PKBM dapat dilihat pada tabel berikut : 5. KETERLIBATAN RESPONDEN DALAM SETIAP KEGIATAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH PKBM Diketahui lebih dari setengahnya (60%) menyatakan ikut serta bila tempatnya dekat, sedangkan sebagian kecil (26%) menyatakan selalu ikut walaupun tempatnya jauh, ebagian kecil lagi (14%) menyatakan ikut serta bila ada teman yang mengajak. Tidak seorangpun (0%) yang menyatakan tidak pernah. Mengenai kegiatan yang dilaksanakan sampai larut malam seluruh responden (100%) menyatakan mengikuti sampai selesai (Pengolahan angket No 6). Untuk mengetahui berapa kali pengurus PKBM mengadakan pertemuan dalam sebulan dapat dilihat plada tabel berikut : 6. KETERLIBATAN RESPONDEN DALAM SETIAP KEGIATAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH PKBM Diketahui bahwa responden setengahnya (50%) menyatakan satu kali pengurus mengadakan pertemuan dalam sebulan, sebagian kecil (20%) menyatakan dua kali. Keterlibatan responden dalam mengikuti pertemuan yang dilaksanakan PKBM menghadirinya (100%) menyatakan bahwa selalu hadir dalam pertemuan yang dilaksanakan PKBM (Pengolahan Angket No8). 7. MENGENAI PENDAPAT RESPONDEN TENTANG KETERLIBATAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT ATAU SARAN DALAM PERTEMUAN Diketahui seluruhnya (100%) memberikan saran apabila ada hal yang kurang setuju dalam pertemuan tersebut (pengolahan angket No 9). 8. UNTUK MENGETAHUI PENERIMAN PESERTA PERTEMUAN ATAS SARAN ATAU PENDAPAT Diketahui seuruhnya(100%) responden menyatakan bahwa selalu menerima dengan baik saran atau pendapat (pengolahan angket No 10). 9. DALAM SUATU KEGIATAN MEMBUTUHKAN BIAYA DAN PERALATAN, DARI MANA MEMPEROLEHNYA Diketahui bahwa hampir seluruhnya (80%) responden menyatakan dari anggota, sebagian kecilnya (14%) responden menyatakan dari masyarakat. Adapun alasan responden tentang kegiatan PKBM apabila memerlukan alat dapat dilihat pada tabel berikut : 10. FAKTOR YANG MENJADIKAN KESULITAN DALAM MENGKOORDINIR ANGGOTA PKBM Diketahui bahwa responden lebih dari setengahnya (70%) menyatakan tempat tinggal anggota yang terpencar, hampir setengahnya (30%) responden menyatakan keterbatasan alat komunikasi. Adapun untuk mengetahui pendpat responden tentang hambatan lain yang dialami selama menjadi anggota PKBM dapat diketahui bahwa seluruhnya (100%) responden menyatakan lokasi kegiatan yang
5 jauh dari tempat tinggal (Pengolahan angket no 24 bagian C). 11. HAMBATAN YANG PALING BESAR DALAM MENGIKUTI KEGIATAN PKBM Diketahui bahwa hampir setengahnya (40%) responden menyatakan keterbatasan personil. Sedangkan yang lainnya masing-masing menyatakan keterbatasan alat dan bahan kegiatan (36%), (24%) keterbatasan biaya. KESIMPULAN Kesimpulan akhir yang penulis kemukakan didasarkan pada pertanyaan penelitian terdahulu yaitu : Pelaksanaan program bertujuan membantu remaja untuk mengembangkan keterampilan yang bersifat ekonomi produktif melalui program kegiatan PKBM yang direncanakan dengan sistematis secara kontinyu yaitu dengan penyusunan program kegiatan yang begitu jelas. Pengurus PKBM mengadakan pertemuan satu kali dalam satu bulan Fahtoni, Abdurahmat, et.al (2006) Metodolo Penelitian dan Penyusunan Skripsi, Jakarta Rineka Cipta. Hasah E.S. (2003) Penuntun Penyususnan Proposal Penelitian dan Penyusunan Skripsi. Bandung STKIP Siliwangi. Hatimah, Ihat, et.al (2008). Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta : Universitas Terbuka Http//sacafirmansyah.woodpress.com. Partisipasi Masyarakat. Diakses Juni 5, : 58 pm Nasution, S (2011), Metode Research ( Penelitian Ilmiah) Jakarta, Bumi Askara. Sudjana, D (2010). Pendidikan Nonformal : Wawasan, sejarah Perkembangan, Filsafat, dan Teori Pendukung, serta Azas. Bandung : Falah (2006) Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung Rosda Karya. Warga belajar PKBM dalam mengikuti kegiatan tersebut tidak merasa terpaksa, melainkan atas dasar kehendak sendiri.sedangkan keterlibatan dalam setiap kegiatan selalu ikut bila tempatnya dekat. Apabila dalam kegiatan membutuhkan biaya dan peralatan, anggota selali berpartisipasi menyediakannya baik dana maupun peralatan Adapun yang menjadi faktor penghambat partisipasi pemuda dalam mengikuti kegiatan dikarenakan sibuk dengan pekerjaan, tempat tinggal yang terpencar serta lokasi kegiatan yang jauh dari tempat tinggal. Hambatan yang dirasakan paling berata dalam mengikuti kegiatan ialah karena keterbatasan personil. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Mandir S, Mempertegas Kepeloporan Pemuda Menurut UU No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. Kemenpora Republik Indonesia Anggoro, M Toha, et.al (2008), Metode Penelitian Jakarta : Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
PERAN PEMBINA PRAMUKA DALAM MENINGKATAKAN PARTISIPASI PENGGALANG DI LINGKUNGAN GUDEP KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT
PERAN PEMBINA PRAMUKA DALAM MENINGKATAKAN PARTISIPASI PENGGALANG DI LINGKUNGAN GUDEP KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT ENDANG HIDAYAT Email: endanghidayat315@yahoo.com Pendidikan Luar Sekolah
Lebih terperinciUPAYA PEMERINTAH DALAM MEMOTIVASI ANGGOTA KARANG TARUNA MELALUI PENYULUHAN KEWIRAUSAHAAN DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI
UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMOTIVASI ANGGOTA KARANG TARUNA MELALUI PENYULUHAN KEWIRAUSAHAAN DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI Rida Rosita (ridarosita16@yahoo.co.id) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan masyarakat merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia
Lebih terperinciPERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG
PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG IRA YUMIRA EMAIL: http // i.yumira@yahoo.co.id STKIP SILIWANGI
Lebih terperinciUPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT TINGKAT DASAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KOTA CIMAHI
UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT TINGKAT DASAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KOTA CIMAHI Dewi Rahmawati dewi_rahma1@ymail.com Pendidikan Luar Sekolah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat atau unit analisa yang dijadikan sebagai tempat pelaksana penelitian atau tempat pengumpulan data
Lebih terperinciSri Teti Setiawati Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung
UPAYA PENIGKATAN KADER POSYANDU MELALUI PELATIHAN DALAM MEMBINA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KELURAHAN DUNGUSCARIANG KECAMATAN ANDIR KOTA BANDUNG Sri Teti Setiawati sritetis@yahoo.co.id Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pada Pasal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelatihan adalah salah satu program pendidikan nonformal. Menurut Undang- Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pada Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Pendidikan sebagai sarana strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada umumnya dimulai dari tahapan perencanaan, proses pelaksanaan sampai dengan evaluasi pelaksanaan, partisipasi masyarakat
Lebih terperinciMajalah Ilmiah DIAN ILMU Vol. 13 No. 1 Oktober
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA BPD DALAM PENYUSUNAN PERATURAN DESA (Suatu studi kasus di desa Nogosari Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember) Oleh : Kaskojo Adi Tujuan umum negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah Konsep pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Konsep pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan yang berlangsung terus menerus
Lebih terperinciUPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU
UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU Neni Rumniati neni.rumniati@ymail.com Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang secara merata dan menyeluruh, dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang secara merata dan menyeluruh, dengan tujuan untuk mewujudkan nmasyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
48 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif, cirinya adalah data yang dikumpulkan mulanya disusun, dijelaskan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai faktor yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial ekonomi serta harapan PRSE ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor pendidikan terus mendapat perhatian dari semua pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari dikeluarkannya Undang-undang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan pendapat Surakhmad (1994:131) yang menyatakan bahwa metode
42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara/langkah dalam mengumpulkan, mengorganisasikan, menganalisis, serta menginterpretasikan data. Hal ini sejalan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan salah satu cara yang diharapkan dapat
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu cara yang diharapkan dapat memudahkan teknik pengumpulan data sesuai dengan metode pendekatan yang sudah ditetapkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era globalisisasi yang penuh dengan tantangan, dan persaingan yang dimana dalam mengatasi berbagai tantangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia, dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN. Untuk meneliti suatu masalah, seorang peneliti harus menggunakan metode tertentu,
BAB III METODOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk meneliti suatu masalah, seorang peneliti harus menggunakan metode tertentu, agar masalah yang ditelitinya layak untuk diungkap secara
Lebih terperinciDenden Ariz. STKIP Siliwangi Bandung
EVALUASI HASIL BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER BERBASIS KOMPETENSI (STUDI KASUS KURSUS KOMPUTER PROGRAM APLIKASI DASAR DI LEMBAGA PENDIDIKAN KURSUS KHARISMA COLLEGE KECAMATAN CIRANJANG KABUPATEN CIANJUR)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi Dan Sampel 1. Lokasi Lokasi merupakan tempat atau letak. Penelitian ini bertempat di SMK Negeri 15 Jalan Gatot Subroto No. 12. Alasan pemilihan lokasi tersebut
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Keberadaan metode penelitian sangat penting artinya dalam suatu
26 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Keberadaan metode penelitian sangat penting artinya dalam suatu kegiatan penelitian. Penggunaan metode yang relevan sangat mendukung terhadap keobjektivan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif,
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, cirinya adalah data yang dikumpulkan mulanya disusun, dijelaskan atau dibahas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemuda atau generasi muda adalah konsep konsep yang sering diberati oleh nilai nilai. Hal ini terutama disebabkan karena keduanya bukanlah semata mata istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang masih melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang masih melaksanakan pembangunan dibidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Pada hakikatnya,
Lebih terperinciPUPU PUJIAWATI NINGRUM yahoo.co.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) ABSTRAK
PERSEPSI IBU BALITA TERHADAP PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) DI POSYANDU (Studi Kasus Posyandu Mawar RW 18 Desa Margaasih Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung) PUPU PUJIAWATI NINGRUM Poedjie_aiem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Terbentuknya kepribadian yang partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat sudah menjadi suatu keharusan khususnya dikalangan pemuda belakangan ini. Harapan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciP. S., 2016 PEMANFAATAN HASIL BELAJAR PADA PELATIHAN KETERAMPILAN MEKANIK OTOMOTIF
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia setiap waktunya akan bertambah dan manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai potensi. Salah satunya adalah aspek moralitas. Baik buruknya potensi tersebut tergantung dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan berkenaan dengan peningkatan kualitas manusia, pengembangan potensi, kecakapan dan karakteristik generasi muda kearah yang diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah pengangguran yang setiap tahunnya terus bertambah. Untuk itu perlu perhatian dan penanganan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya dalam suatu pergaulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal untuk melayani kebutuhan pendidikan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah Bina Keluarga Balita (BKB) Miana V yang berlokasi di RW 02 KPAD Geger
Lebih terperinciPERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA-LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAWAN KLOD, KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERBEKEL DESA
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
94 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini adalah penelitian evaluatif berdasarkan model CIPP (Context, Input, Process, Product) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian evaluatif
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH STUDI KASUS PERANAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD IQRA MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI
ARTIKEL ILMIAH STUDI KASUS PERANAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD IQRA MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI Oleh : TRIO DIKA KURNIAWAN A1D109169 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang WALIKOTA BANJAR, : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kualitas
Lebih terperinciLatar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5
Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5 Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) Bagian I (dari 5 bagian) Oleh, Dadang Yunus L, S.Pd.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. masalah guna mencari pemecahan terhadap suatu masalah. 50
46 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Bagja Waluya, penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna mencari pemecahan terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sumber daya manusia berhubungan dengan upaya peningkatan disemua lembaga pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya pengkajian semua unsur pada dunia pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap partai politik membutuhkan kader-kader yang berkualitas. Begitupun dengan Partai HANURA. Karena dengan adanya kader yang berkualitas bisa mengukur eksistensi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah yang menjadi tujuan akhir suatu penelitian. Dalam melaksanakan suatu
51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan jawaban terhadap suatu permasalahan, mengembangkan serta menguji kebenaran dari suatu teori dengan menggunakan cara-cara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Penetapan objek penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah kegiatan sistematis terencana yang dilakukan
52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah kegiatan sistematis terencana yang dilakukan penulis guna untuk memecahkan suatu permasalahan. Metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan seseorang karena melalui pendidikan, seseorang dapat memiliki karir yang baik dan memiliki kemampuan. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global dalam kehidupan.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO
PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menyelesaikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitan Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang saat ini masih dialami oleh negara-negara berkembang yang ada di dunia, termasuk negara Indonesia. Banyak
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wina Desi Fitriana Witarsa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, masa ini merupakan masa yang amat baik untuk mengembangkan segala potensi positif
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (1988:151) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, data yang dikumpulkan bisa berupa
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciTujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, juga guna meningkatkan mutu dan relevansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya, salah satu jalan mencapai keberhasilan pembangunan manusianya yaitu melalui
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN
BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera globalisasi, memerlukan pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara dan penyiapan tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik sendiri dalam pelaksanaan pembangunan yang menuntut semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua pembangunan yang menyangkut masyarakat mempunyai karakteristik sendiri dalam pelaksanaan pembangunan yang menuntut semua pihak untuk senantiasa menggerakan
Lebih terperinciPARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN
PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN THE PARTICIPATION OF SCHOOL BOARD IN CONDUCTING EXTRA CURRICULAR ACTIVITIES IN MOST OF STATE
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Kata penelitian berasal dari Bahasa Inggris research, dari itu, ada juga ahli yang menterjemahkan research sebagai riset. Research itu sendiri berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah kondisi krisis sosial ekonomi nasional pada tahun 1998. Kehadiran PKBM sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan bahwa Pendidikan Non Formal (PNF) adalah bagian terpadu dari Sistem Pendidikan Nasional yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, kemajuan suatu negara sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan
Lebih terperinciPENDAHULAN. Pembangunan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengadakan perubahan yang
PENDAHULAN A. Latar Belakang Pembangunan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengadakan perubahan yang berkesinambungan ke arah kemajuan yang lebih baik. Dengan pelaksanaan pembangunan yang dikerjakan, perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang sarat dengan berbagai persoalan dan tantangan, termasuk pada aneka ragam pilihan usaha bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adi Setiawan Nurpratama, 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di zaman era globalisasi ini sumber daya manusia sangatlah penting dalam persaingan global, bukan hanya pengetahuan yang dibutuhkan tetapi jugaketerampilan-keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rencana pemecahan bagi persoalan yang diselidiki. 67
69 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi adalah rencana pemecahan bagi
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Atik Karwati 1021.1054 DAN SEKOLAH T INGG I KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui pembelajaran bahasa Jepang di tingkat SMA pada umumnya dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegitan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Setiap penelitian memerlukan data atu informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercayai sehingga dapat digunakan untuk menjawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas untuk menyelenggarakan pembinaan mental-spritual, intelektual dan khususnya pembinaan kualitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangat diperlukan. Dalam melakukan penelitian ini, digunakan pendekatan penelitian deskriptif.
Lebih terperinci2015 DAMPAK HASIL BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MASYARAKAT
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bangsa indonesia merupakan sebuah sistem pendidikan yang berakar yang berdasarkan atas pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2016, h. 3), Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Nana Sudjana (2010,h,16) mengemukakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 23 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka harapan hidup semakin tinggi, sehingga kebutuhan ini mendesak yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap manusia menginginkan hidup damai, sejahtera dan hampir semua orang berkeinginan berumur panjang, dan untuk itu semua orang mau melakukan apa saja.
Lebih terperinciPERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL
PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL - 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap dalam pembentukan kepribadian manusia dalam proses mencari bagaimana bentuk masa muda yang mempunyai
Lebih terperinci2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dianggap penting karena dapat menjadi bekal untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Padahal tujuan pendidikan tidak seperti itu, pendidikan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik oleh orang tua, pemerintah, pendidik maupun masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda merupakan pengembangan estafet kepemimpinan kehidupan dimasa mendatang, terutama dalam rangka pembangunan nasional. Karena itu pemuda adalah sumber
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN Penelitan merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran. Terdapat berbagai cara bagaimana kita bisa mengungkapkan sesuatu sehingga sesatu itu dianggap besar. Tujuan penelitian
Lebih terperinci