Konsep Penyebab Penyakit (Causal Concept)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Konsep Penyebab Penyakit (Causal Concept)"

Transkripsi

1 Konsep Penyebab Penyakit (Causal Concept)

2 Definisi Penyebab Sesuatu yang menimbulkan akibat/efek (Websters s New Collegiate) Yang menghasilkan suatu efek (the Oxford English Dictionary 2nd ed) Disebut juga Determinan, yaitu setiap faktor yang menyebabkan perubahan kondisi kesehatan menjadi lebih baik atau lebih buruk (Susser, 1973) any event, action or condition that preceded a disease, without which the disease event either would not have occurred at all, or would not have occurred until some later time (Modern epidemiology, Rothman & Greenland 1998) Penyebab identik dengan obyek, dimana suatu obyek dihasilkan oleh obyek yang lain. Bila obyek pertama tidak jadi, maka obyek kedua tidak akan terjadi (David Hume)

3 Teori-teori Penyebab Penyakit 1. Teori Supernatural 2. Teori Hipokratik 3. Teori Miasma 4. Teori Kontagion 5. Teori Germ (determinisme murni) 6. Teori Epidemiologi klasik 7. Teori Multikausal dan Jaring Penyebab 8. Konsep Roda 9. Konsep Pie 10. Triad-related Concept 11. Ecoepidemiology Teori nomor 1,2,3,4 = sebelum ditemukan mikroskop; Teori 5,6,7,8,9,10,11 = setelah ditemukan mikroskop; Teori 5 = Konsep Monokausal (satu penyebab) Teori 6,7,8,9,10,11 = Konsep Multikausal (banyak penyebab)

4 1. Teori Supernatural Terjadinya penyakit disebabkan oleh kekuatan supranatural yaitu gangguan makhluk halus, atau adanya kemurkaan dari yang maha kuasa.

5 2. Teori Hipokratik Atau Hippocratic theory atau Hippocrates (460 SM 377 SM); Teori ini mendominasi lebih dari 2000 tahun pendapat medis; Terjadinya penyakit berhubungan dengan faktor tempat (geografi), kondisi air, iklim, kebiasaan makan, dan perumahan (disebut Konstituen ); Penyakit timbul karena ketidakseimbangan cairan dalam tubuh (phlegm) yaitu lendir, darah, empedu kuning, dan empedu hitam.; Prinsip teori hipokratik Konstituen berpengaruh pada keseimbangan phlegm

6 3. Teori Miasma Dipelopori Gallen ( ); Miasma = istilah umum untuk partikel yang ada pada udara; Terjadinya penyakit disebabkan oleh suatu miasma dalam bentuk sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan, air yang mampat, serta pembusukan dari sampah yang menyebabkan pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya;

7 4. Teori Kontagion Hieronymus Faracastorius atau Girolamo Fracastoro (1546) : terjadinya penyakit disebabkan olehkontak antara satu orang dengan orang lain yang berpenyakit yang disebut Contagion; Pada orang yang berpenyakit ada suatu zat yang dapat memindahkan penyakit dari satu individu ke individu lain. Namun, zat tersebut sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata serta tidak dapat diinvestigasi; Anton van Plenciz (1762) : penyakit tidak hanya disebabkan oleh makhluk hidup, tetapi juga oleh agen lain; Oliver Wendell Holmes (1843) : demam nifas yang sering fatal dan menular, bisa jadi disebabkan mikroorganisme yang dibawa oleh bidan dan dokter, dari satu ibu ke ibu yang lain; Saat itu belum ditemukan mikroskop

8 5. Teori Germ Penemuan mikroskop oleh Leewenhook mendorong penemuan teori Germ (kuman) dan membantah teori miasma; Kejadian penting teori Germ: Lahir Postulat Henle-Koch (kadang disebut determinisme murni) tahun Penemuan bacillus anthracis oleh Robert Koch (1877) Penemuan vaksin cacar oleh Edward Jenner; Tahun 1880, Louis Pasteur menemukan penyebab penyakit infeksi, dan dapat membiakkan mikroorganisme, serta menetapkan teori Germ; Penemuan basil mycobacterium tuberculosis oleh Robert Koch (1882) Penemuan vibrio cholerae oleh Robert Koch (1883) Penemuan dilanjutkan dengan diperolehnya vaksin Rabies pada manusia (1885);

9 Postulat Henle-Koch Postulat Henle-Koch atau Postulat Koch dicetuskan oleh Robert Koch ( ), orang pertama yg dapat mengisolasi Agent TBC dan Kolera di Asia; Postulat Henle-Koch: Agent harus ada pada setiap kasus penyakit necessary factor; Agent tidak boleh terjadi pada penyakit lain sebagai kebetulan atau parasit nonpatogenik (satu agent satu penyakit); Agent dapat diisolasi dan jika dikenakan pada subjek yang sehat (Host) akan menyebabkan penyakit yang bersangkutan; Agent harus dapat diisolir dari binatang percobaan (Host)

10

11 Postulat Koch kelemahannya adalah tidak dapat diterapkan pada kejadian sbb: Penyakit yang disebabkan oleh virus Pada penyakit tertentu, seperti: Campak Canine distemper Pada penyakit yang disebabkan kuman patogen yang menginfeksi manusia, tapi tidak menimbulkan penyakit Virus belum dapat di-kultur Campak tidak dapat menyerang semua hewan percobaan, kecuali hanya pada anjing kecil Dapat menyerang anjing, tapi tidak dapat menyerang manusia, sehingga harus ada Host yang spesifik untuk penyakit tertentu Orang sehat yang terinfeksi virus sering tidak mengalami sakit

12 Kelemahan Postulat Koch menimbulkan pemikiran-pemikiran : 1 2 Selain kausa primer, selau ada kausa lain; Penyakit tidak hanya ditimbulkan satu sebab, tetapi banyak sebab (multi kausa) Kausa lain ini ikut memberi kontribusi dalam timbulnya penyakit. - Kausa primer disebut Agent; dan - Kausa lain yang ikut berkontribusi adalah Host dan Environment

13 Konsep kejadian suatu penyakit Konsep Monokausal Disebabkan satu penyebab Dianut pada era biologis, saat pertama kali mikroskop dan jasad renik ditemukan; Penyebab penyakit necessary & sufficient factor; Konsep Multikausal Disebabkan oleh banyak penyebab Konsep ini didorong oleh pembuktian oleh Robert Koch melalui Postulat Koch Penyebab penyakit (Agent) necessary factor, dan faktor lain yaitu Host dan Environment sufficient factor

14 6. Teori Epidemiologi Klasik TRIAD Epidemiology

15 TRIAD Epidemiologic (teori klasik penyebab penyakit infeksi, John Gordon) Agent Agent Host Environment Host Environment Keadaan SEHAT Agent = Agen (faktor yang harus ada pada penyakit) Host = Penjamu, Manusia/Hewan (faktor instrinsik yang rentan penyakit) Environment = Lingkungan (faktor ekstrinsik yg mempengaruhi agent dan transmisi penyakit)

16 TRIAD Epidemiologic (teori klasik penyebab penyakit infeksi, John Gordon) A E H Jumlah agen bertambah banyak timbul penyakit A E H Kerentanan (suseptibel) pejamu bertambah berat daya tahan berkurang timbul penyakit A H A E Jumlah agen bertambah banyak, karena perubahan lingkungan E H Kerentanan (suseptibel) pejamu bertambah berat karena perubahan lingkungan

17 A E H Interaksi Agent, Host, Environment Agent - Environment Host - Environment Agent - Host Agent Host - Environment Agent langsung dipengaruhi Enviro, tanpa memandang sifat Host Mis: viabilitas bakteri yg langsung disinari matahari, penguapan zat kimia toksik karena panas Host langsung dipengaruhi Enviro, tanpa memandang sifat Agent Mis: pengaruh cuaca/hujan terhadap manusia, keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan Agent yang sudah berada dalam Host, menjadi lebih efektif bermukim di dalam Host atau bermultiplikasi, dan menimbulkan perubahan jaringan, produksi imunitas, dan lain-lain. Agent, Host, dan Enviro saling mempengaruhi hingga terjadi suatu penyakit

18 7. Teori Jejaring Akibat (Web Causation) Penyakit tidak tergantung pada satu penyebab yang berdiri sendiri, tetapi sebagai akibat dari serangkaian proses sebab-akibat; Penyakit dapat dicegah dengan memotong rantai pada berbagai titik; Sebab penyakit ditunjukkan dengan postulat Hill;

19 L Gordis: Epidemiology 4 th revised edition, W. Saunder publishers July 2008 Postulat Hill (1) Tokohnya: Sir Austin Bradford Hill ( ), epidemiolog kebangsaan Inggris; 1. Temporal relationship Penyakit harus disebabkan oleh suatu exposure/pajanan pada satu waktu tertentu; Merupakan kriteria esensial timbulnya penyakit, namun sangat sulit dibuktikan 2. Strength of Association Hubungan yang kuat antara penyakit dan exposure dapat menyebabkan penyakit; Namun kadang hubungan yang lemah juga bisa menyebabkan penyakit; Contoh: hubungan antara kebiasaan merokok lebih dari 20 batang/hari dengan laryngeal carcinoma (risk ratio 20). 3. Biologic Plausibility Konsisten dengan ilmu biologi dan medis; Misal: perokok dengan kanker paru (terjadi histopatologi pada sel epitel saluran pernafasan pada perokok) 4. Dose-Respone relationship/biological gradient Risiko penyakit meningkat akibat paparan yang instensif. Namun harus tetap memperhatikan batasan takaran/dosis; Mis: makin banyak rokok yang dihisap, risiko kanker paru meningkat.

20 L Gordis: Epidemiology 4 th revised edition, W. Saunder publishers July 2008 Postulat Hill (2) 5. Replication of the findings Penemuan penyebab penyakit terjadi pula pada populasi berbeda dan/atau dengan desain studi berbeda; 6. Effect of removing the exposure Penyakit berkurang setelah penyebab penyakit atau paparan penyakit dipindahkan. 7. Alternate expalanations considered Penjelasan tambahan akan penyebab penyakit ditentukan, meliputi bila ada chance, bias, confounding, hipotesa alternatif dsb. 8. Specificity of the association Secara khusus satu penyakit disebabkan oleh satu penyebab penyakit atau pajanan; Namun kriteria ini tidak dapat diterapkan pada seluruh hubungan exposure-disease, karena suatu penyakit bisa disebabkan oleh banyak pajanan/paparan, dan satu exposure bisa menyebabkan beberapa penyakit. Cth: rokok tidak spesifik menyebabkan kanker paru. 9. Consistency with other knowledge/coherence Hubungan sebab akibat penyakit didukung dengan hasil/studi dari disiplin ilmu berbeda, misalnya studi tentang hewan, atau dengan data set lain.

21 Temporal relationship

22 Myocard Infarction web causation

23 8. Konsep Roda (the wheel) Manusia (dengan faktor genetiknya) merupakan INTI dari penyakit, yang dipengaruhi oleh lingkungan; Contoh: pada stress mental lingkungan sosial sangat berperan; pada sunburn lingkungan fisik; pada malaria lingkungan biologis Inti genetik B Host A Lingkungan: A. Fisik; B. Sosial; C. Biologis C

24 Ken Rothman (contemporary epidemiologist) 9. Konsep Pie Penyakit (D = disease) diakibatkan oleh kumulatif berbagai penyebab (E = Exposure). Penyebab ini bertindak bersama-sama dan saling berinteraksi untuk menimbulkan penyakit;

25 Tipe Penyebab (types of Causes) Necessary causes Ditemukan pada setiap kasus penyakit Contributing/component causes Dibutuhkan pada beberapa kasus penyakit Sufficient causes Gabungan necessary dan contributing causes, yang menyebabkan individu tak terelakkan terkena penyakit Suatu penyakit, dapat memiliki mekanisme multi sufficient (sufficient causes yang banyak).

26 Komplemen penyebab (Causal Causal complement = berbagai faktor yang melengkapi mekanisme sufficient cause Contoh: pada TBC Necessary cause/agen = mycobacterium tuberculosis; Causal complement = susceptibility complement)

27 Sufficient and component causes U T A B X B Sufficient Cause 1 Sufficient Cause 2 Sufficient cause = sekumpulan kondisi atau kejadian minimal yang pasti menimbulkan penyakit Week 1 Causal Theories 27

28 Sufficient and component causes Component causes U T A B X B Sufficient Cause 1 Sufficient Cause 2 Sufficient cause = sekumpulan kondisi atau kejadian minimal yang pasti menimbulkan penyakit Week 1 Causal Theories 28

29 Sufficient and component causes Component causes Component cause is setiap kondisi yang diperlukan untuk melengkapi sufficient cause U T A B X B Sufficient Cause 1 Sufficient Cause 2 A sufficient cause is a set of minimal conditions or events that inevitably produce disease Week 1 Causal Theories 29

30 Sufficient and component causes Necessary cause s = component cause yang selalu ada pada setiap penyakit (sufficient causes) U T A B X B Sufficient Cause 1 Sufficient Cause 2 Week 1 Causal Theories 30

31 For example: Tuberculosis Necessary but not sufficient Poor nutrition M. tuberculosis Immunosuppression M. tuberculosis Sufficient Cause 1 Sufficient Cause 2 Neither necessary nor sufficient Week 1 Causal Theories 31

32 Causing a myocardial infarction Y W No exercise Potato chips Week 1 Causal Theories 32

33 Causing a myocardial infarction Y W No exercise Potato chips A Obesity Week 1 Causal Theories 33

34 Causing a myocardial infarction Y W No exercise Potato chips A Obesity NO EFFECT Week 1 Causal Theories 34

35 Causing a myocardial infarction Y W No exercise Potato chips A C Genes Obesity Week 1 Causal Theories 35

36 Causing a myocardial infarction Y W No exercise Potato chips A C Genes Obesity T High cholesterol Week 1 Causal Theories 36

37 Causing a myocardial infarction Y W No exercise Potato chips A C Genes Obesity T High cholesterol NO EFFECT Week 1 Causal Theories 37

38 Causing a myocardial infarction Y Potato chips W Obesity No exercise A C Genes T High cholesterol Smoking X B Stress Week 1 Causal Theories 38

39 Causing a myocardial infarction Y W No exercise Potato chips Genes A C Obesity Smoking Week 1 Causal Theories 39 X T High cholesterol B Stress

40 Causing a myocardial infarction Y W No exercise Potato chips Genes A C Obesity Smoking Week 1 Causal Theories 40 X T High cholesterol B Stress

41 Causing a myocardial infarction Y Potato chips W No exercise A C Genes Obesity T High cholesterol Smoking X B Stress Week 1 Causal Theories 41

42 Causing a myocardial infarction Y Potato chips W No exercise A C Genes Obesity T High cholesterol Smoking X B Stress Week 1 Causal Theories 42

43 Causing a myocardial infarction Y W No exercise Potato chips Genes A C Obesity T High cholesterol Smoking X B Stress Week 1 Causal Theories 43

44 Types of causal relationships (Rothman s sufficient-component cause model) If a relationships is indeed causal, then Necessary and sufficient E.g., rabies, HIV exposure in AIDS Necessary but not sufficient Multiple factors acting in a specific temporal sequence E.g., multistage carcinogenesis Sufficient but not necessary E.g., both ionizing radiation and benzene exposure cause leukemia independently Neither sufficient nor necessary Many different pathways of getting the same disease Week 1 Causal Theories 44

45 Tipe Causality relationship (Necessary vs Sufficient) Necessary Sufficient Contoh + - M. tuberculosis TBC, Multistage carcinogenesis - + Putusnya Nervus opticus buta Radiasi ion & benzen leukemia (masing-masing) + + HIV AIDS, Rabies - - Rokok PJK

46 10. Epidemiologic Triad-related (1) Tiga kriteria penyakit menurut Triad-related Epidemiology: Infectivity = kemampuan menginfeksi; Infectivit y number infected number susceptible x100 Pathogenecity = kemampuan menyebabkan penyakit; Pathogenic ity number wit h clinical disease number infected x100 Virulence = kemampuan menyebabkan kematian; Virulence number of death number wit h disease x100

47 10. Epidemiologic Triad-related (2) Ketiga kriteria penyebab penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor Host, antara lain: Jenis kelamin; Genetik; Iklim dan cuaca; Gizi, stress, pola istirahat; Kebiasaan merokok; Keasaman lambung; Higiene

48 11. Ecoepidemiology atau Chinese Boxes Pelopor: Mervyn Susser Pendekatan konsep penyebab penyakit yang memadukan aspek-aspek: molekuler, sosial, dan populasi; Seseorang tidak hidup sendiri (individual) melainkan merupakan anggota dari satu komunitas (konteks sosial); Konsep ini membantu memecahkan masalah pola penyakit yang luas dan dinamis, dalam konteks sosial; Menempatkan exposure/penyebab, outcome/penyakit, dan risk/risiko penyakit dalam konteks sosial

49 Causal Inference = bagaimana menentukan penyebab penyakit secara ilmiah dan bukti faktual? Kausalitas DETERMINISTIK Ada hubungan deterministik, jika ada Exposure maka terjadi Disease Penyakit berhubungan dengan necessary causes dan sufficient causes; Necessary causes = penyebab yang selalu harus ada; Sufficient causes = penyebab yang cukup menimbulkan suatu penyakit. Kausalitas PROBABILISTIK Ada hubungan statistik: ada hubungan asosiasi, atau tidak ada hubungan asosiasi. Keberadaan E (Exposure) akan meningkatkan peluang kejadian D (Disease) Kekuatan hubungan kausal ditunjukkan dalam bentuk ukuran-ukurna asosiasi, seperti: Odds ratio, Risk ratio, Koefisien korelasi, Population Attributable Risk (PAR);

50 Necessary Causes (Kausa perlu) Kausa perlu harus ada untuk menimbulkan penyakit, namun jika kausa perlu ada pun penyakit tidak selalu timbul Contoh: Infeksi Hepatitis-B adalah necessary untuk karsinoma hepatoseluler; Aspirin (mungkin menyebabkan) sindrom Reyes Sufficient Causes (Kausa cukup) Tidak selalu harus ada untuk menimbulkan penyakit, Namun jika kausa cukup ada penyakti pasti akan timbul Agar dapat dinyatakan sebagai faktor kausal penyakit, maka sebuah pajanan/exposure harus merupakan kausa cukup maupun kausa perlu bagi penyakit tersebut

51

Konsep Penyebab Penyakit FKM UI, 2009

Konsep Penyebab Penyakit FKM UI, 2009 Konsep Penyebab Penyakit FKM UI, 2009 Definisi penyebab.. David Hume: "Dalam satu kejadian kita tidak pernah mampu menemukan kekuatan atau hubungan pasti, suatu kualitas yang mengikat efek terhadap penyebabnya

Lebih terperinci

KONSEP PENYEBAB PENYAKIT

KONSEP PENYEBAB PENYAKIT KONSEP PENYEBAB PENYAKIT TEORI PENYEBAB PENYAKIT 1. Teori Contagion 2. Teori Hippocrates 3. Teori Humoral 4. Teori Miasma 5. Teori Jasad Renik 6. Teori Ekologi Lingkungan Teori Contagion Penyakit terjadi

Lebih terperinci

SEJARAH DAN KONSEP PENYEBAB

SEJARAH DAN KONSEP PENYEBAB Definisi epidemiologi SEJARAH DAN KONSEP PENYEBAB Fitra Yelda Asal kata dari bahasa Yunani Epi = pada Demos = penduduk/rakyat Logos = ilmu Jadi, epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal hal yang terjadi

Lebih terperinci

Epidemiologi Penyakit Menular. Bank Soal

Epidemiologi Penyakit Menular. Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Bank Soal 100 pertanyaan seputar pengantar epidemiologi, penyakit menular, riwayat alamiah penyakit, konsep penyebab penyakit, dalam bentuk Pilihan Ganda dan Isian Ade Heryana

Lebih terperinci

KONSEP TERJADINYA PENYAKIT

KONSEP TERJADINYA PENYAKIT KONSEP TERJADINYA PENYAKIT Mata Kuliah Program studi Tim Pengajar : Dasar Pemberantasan Penyakit : Kesehatan Masyarakat : Darmadi SKM, M.Kes Agus Samsudrajat, SKM STIKes Kapuas Raya Sintang, Sintang 27-02-2011

Lebih terperinci

Pengantar causal inference 2 8 SEP TEM BER

Pengantar causal inference 2 8 SEP TEM BER Pengantar causal inference PANJI FO RTUNA H ADI SO EMARTO M ETO DE, AP LI K ASI DAN M ANAJEM EN P ENELI TIAN K ESM AS S2 I K M FK UP 2 8 SEP TEM BER 2 0 1 6 Tujuan pembelajaran Melalui perkuliahan ini,

Lebih terperinci

Konsep Penyebab Penyakit dalam Epidemiologi (CAUSAL INFERENCE) Nurul Wandasari S Program Studi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul 2012/2013

Konsep Penyebab Penyakit dalam Epidemiologi (CAUSAL INFERENCE) Nurul Wandasari S Program Studi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul 2012/2013 Konsep Penyebab Penyakit dalam Epidemiologi (CAUSAL INFERENCE) Nurul Wandasari S Program Studi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul 2012/2013 Segitiga Epidemiologi HOST AGENT ENVIRONMENT Segitiga Epidemiologi

Lebih terperinci

Konsep Sakit dan Penyakit. Contact: Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: /

Konsep Sakit dan Penyakit. Contact:   Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: / Konsep Sakit dan Penyakit Oleh : Suyatno, Ir. MKes Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: 08122815730 / 024-70251915 Sejarah tentang Konsep Penyakit Awal peradapan

Lebih terperinci

Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta, 5 Maret 2016 Universitas Esa Unggul Jakarta Kelas 11 Paralel

Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta, 5 Maret 2016 Universitas Esa Unggul Jakarta Kelas 11 Paralel Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular Jakarta, 5 Maret 2016 Universitas Esa Unggul Jakarta Kelas 11 Paralel Epidemiologi = ilmu tentang populasi (harfiah) Epi = upon (tentang) Demos = peoples (populasi)

Lebih terperinci

I. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI

I. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI I. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI 1.1. PENGERTIAN MIKROBIOLOGI Kata mikrobiologi berasal dari bahasa Yuniani, yaitu: micros = kecil, bios = hidup, logos = ilmu. Jadi mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori Masalah kesehatan merupakan masalah yang multikausal, sehingga penanganan dan solusi pemecahan masalah kesehatan juga harus dilakukan

Lebih terperinci

AGEN, HOST, DAN LINGKUNGAN SERTA HUBUNGANNYA

AGEN, HOST, DAN LINGKUNGAN SERTA HUBUNGANNYA TUGAS INDIVIDU PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR AGEN, HOST, DAN LINGKUNGAN SERTA HUBUNGANNYA Disusun oleh RISA KARTIKA PUTRI 25010113130321 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Pengantar Epidemiologi. Aria Gusti, SKM, M.Kes Created for : Akbid PBH Batusangkar

Pengantar Epidemiologi. Aria Gusti, SKM, M.Kes Created for : Akbid PBH Batusangkar Pengantar Epidemiologi Aria Gusti, SKM, M.Kes Created for : Akbid PBH Batusangkar What is Epidemiology? EPI = tentang DEMOS = masyarakat/rakyat LOGOS = ilmu pengetahuan Epidemiologi adalah studi yang mempelajari

Lebih terperinci

Konsep Sakit dan Penyakit

Konsep Sakit dan Penyakit Konsep Sakit dan Penyakit Oleh : Suyatno, Ir. MKes Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: 08122815730 / 024-70251915 Sejarah tentang Konsep Penyakit Awal peradapan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI. Putri Ayu Utami S. Kep, Ns.

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI. Putri Ayu Utami S. Kep, Ns. KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI Putri Ayu Utami S. Kep, Ns. Pengertian Epidemiologi berasal dari kata Yunani yaitu: Epi : Di antara / di atas / tentang Demos : Masyarakat Logos : Ilmu / Doktrin Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakan

Lebih terperinci

dr. Rina Amelia dr. Arlinda Sari Wahyuni, MKes Fakultas Kedokteran USU

dr. Rina Amelia dr. Arlinda Sari Wahyuni, MKes Fakultas Kedokteran USU dr. Rina Amelia dr. Arlinda Sari Wahyuni, MKes Bagian IKM/IKP/IKK Fakultas Kedokteran USU Konsep Dasar Risiko Risiko: derajat ketidakpastian (0-1) Ketidakpastian orang yang mempunyai risiko ik belum tentu

Lebih terperinci

Hand Out Epidemiologi : Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta SMT IV Tahun 2008 Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM.

Hand Out Epidemiologi : Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta SMT IV Tahun 2008 Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM. EPIDEMIOLOGI DASAR DASAR PENYAKIT EPIDEMIOLOGI TIDAK MENULAR & APLIKASINYA & Faktor DALAM Resiko KEBIDANAN Pentingnya pengetahuan tentang Penyakit Tidak Menular (PTM) dilatarbelakangi dengan kecenderungan

Lebih terperinci

AGENT AGENT. Faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi. Jenis. Benda hidup Tidak hidup Enersi Sesuatu yang abstrak

AGENT AGENT. Faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi. Jenis. Benda hidup Tidak hidup Enersi Sesuatu yang abstrak AGENT AGENT Faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi Jenis Benda hidup Tidak hidup Enersi Sesuatu yang abstrak Dalam jumlah yang berlebih atau kurang merupakan penyebab utama/ esensial

Lebih terperinci

UKURAN DAMPAK DALAM EPIDEMIOLOGI. Putri Handayani, M.KKK

UKURAN DAMPAK DALAM EPIDEMIOLOGI. Putri Handayani, M.KKK UKURAN DAMPAK DALAM EPIDEMIOLOGI Putri Handayani, M.KKK Measures of Public Health Impact Attributable Risk (AR) Attributable Risk Percent (AR%) Number Percentage Population Attributable Risk (PAR) Number

Lebih terperinci

Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS

Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa dapat menguraikan riwayat alamiah dari beberapa penyakit Defenisi riwayat alamiah Tujuan mengetahui

Lebih terperinci

Penyakit Akibat Kerja Kuliah 7

Penyakit Akibat Kerja Kuliah 7 Penyakit Akibat Kerja Kuliah 7 PEKERJA KELUARGA KOMUNITAS/ WILAYAH Penyebab Kematian yang berhubungan dengan pekerjaan (ILO 1999) Kanker 34% 5% 15% Kecelakaan 25% 34% Peny. Sal. Pernafasan Khronis 21%

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI DASAR ANDREAS W. S, SKM.M.KED. TROP

EPIDEMIOLOGI DASAR ANDREAS W. S, SKM.M.KED. TROP EPIDEMIOLOGI DASAR ANDREAS W. S, SKM.M.KED. TROP Prodi D3 Kebidanan Stikes William Booth Surabaya Website: https://andreaswoitilasukur.wordpress.com/ Email : andreaswoitila@gmail.com Facebook: Andreas

Lebih terperinci

KONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT

KONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT KONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT Biologis laws ( John Gardon ) Penyakit Timbul Karena Ketidak Seimbangan Antara Agent & Host ( manusia ) Keadaan Keseimbangan Tsb Tergantung Dari Sifat Alami & Karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi (infectious disease), yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible disease adalah penyakit yang nyata secara klinik (yaitu, tanda-tanda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai

I. PENDAHULUAN. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP MIKROBIOLOGI. (RAHMIATI S.Si, M.Si)

PRINSIP-PRINSIP MIKROBIOLOGI. (RAHMIATI S.Si, M.Si) PRINSIP-PRINSIP MIKROBIOLOGI (RAHMIATI S.Si, M.Si) KONTRAK KULIAH SISTEM BELAJAR: DISKUSI KELOMPOK PRESENTASE TANYA JAWAB PENILAIAN: KEAKTIFAN MAHASISWA DI KELAS DISKUSI KUIS MID TEST FINAL TEST ABSEN

Lebih terperinci

PENGANTAR PSIKOLOGI KESEHATAN

PENGANTAR PSIKOLOGI KESEHATAN PENGANTAR PSIKOLOGI KESEHATAN Ade Heryana Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta Email: heryana@esaunggul.ac.id PENDAHULUAN Hampir setiap hari kita membaca headline berita tentang kesehatan.

Lebih terperinci

KONSEP PENYAKIT MENURUT EPIDEMIOLOGI. Desy Indra Yani

KONSEP PENYAKIT MENURUT EPIDEMIOLOGI. Desy Indra Yani KONSEP PENYAKIT MENURUT EPIDEMIOLOGI Desy Indra Yani OUTLINE Konsep sehat sakit Penyebab penyakit: agent, host, environment Perjalanan penyakit secara ilmiah Tahapan pencegahan penyakit PENYAKIT Penyakit

Lebih terperinci

06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi

06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif Pertemuan 4 - Epidemiologi Adalah studi yang menggambarkan karakteristik & sebaran masalah kesehatan/ penyakit;

Lebih terperinci

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN 1 INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN PENGERTIAN Infeksi adalah proses ketika seseorang rentan (susceptible) terkena invasi agen patogen/infeksius dan menyebabkan sakit. Nosokomial berasal

Lebih terperinci

Proses Penyakit Menular

Proses Penyakit Menular Proses Penyakit Menular Bagaimana penyakit berkembang? Spektrum penyakit Penyakit Subklinis (secara klinis tidak tampak) Terinfeksi tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit; biasanya terjadi perubahan

Lebih terperinci

HERD IMMUNITY. Sesi ke-7 Epidemiologi Penyakit Menular Universitas Esa Unggul

HERD IMMUNITY. Sesi ke-7 Epidemiologi Penyakit Menular Universitas Esa Unggul HERD IMMUNITY Sesi ke-7 Epidemiologi Penyakit Menular Universitas Esa Unggul ade.heryana24@gmail.com 3 Sifat Utama Penyakit Menular dari Orang ke Orang Generation time Jarak antara kasus yang satu ke kasus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemeriksaan dahak penderita. Menurut WHO dan Centers for Disease Control

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemeriksaan dahak penderita. Menurut WHO dan Centers for Disease Control BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Aspek Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis Penularan TB tergantung dari lamanya kuman TB berada dalam suatu ruangan, konsentrasi kuman TB di udara serta lamanya menghirup udara,

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR A. Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit termasuk salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian terhadap penyakit menular dan tidak menular makin hari semakin meningkat, karena semakin meningkat nya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Dari tiga penyebab

Lebih terperinci

Kata Kunci: Merokok, Kepadatan Hunian, Ventilai, TB Paru

Kata Kunci: Merokok, Kepadatan Hunian, Ventilai, TB Paru ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN TB PARU DI RSUD MERAUKE Maria Grizella Aldehaids Malelak*, Afnal Asrifuddin*, Grace. D. Kandou* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Tuberkulosis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Balita 2.1.1 Definisi Balita Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian anak usia di bawah lima tahun (Muaris

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI Pendahuluan Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif. Contoh dampak negatif dari era globalisasi

Lebih terperinci

Odds ratio = a/b = ad/bc c/d

Odds ratio = a/b = ad/bc c/d Latihan Soal Epidemiologi : Tutorial 2 (Kelompok A) Measures of Association and Measures of Public Health Impact Rumus : a. Risk Ratio : b. Rate Ratio c. Odd Ratio Odds ratio = a/b = ad/bc c/d d. Attributable

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disebabkan oleh protozoa, seperti Entamoeba histolytica, Giardia lamblia dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disebabkan oleh protozoa, seperti Entamoeba histolytica, Giardia lamblia dan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Infeksi protozoa usus adalah salah satu bentuk infeksi parasit usus yang disebabkan oleh protozoa, seperti Entamoeba histolytica, Giardia lamblia dan Cryptosporidium parvum

Lebih terperinci

Konsep Penyebab Penyakit-2.

Konsep Penyebab Penyakit-2. Konsep Penyebab Penyakit-2 ade.heryana24@gmail.com KLASIFIKASI PERIODE INFEKSI PENYAKIT MENULAR Periode Infeksi Penyakit 1. Prodromal = periode dimana tanda2 & gejala penyakit muncul 2. Fastigium = Periode

Lebih terperinci

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI. Putri Handayani, M.KKK

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI. Putri Handayani, M.KKK PENGANTAR EPIDEMIOLOGI Putri Handayani, M.KKK Ruang Lingkup SUBYEK & OBYEK EPIDEMIOLOGI Masalah Kesehatan : Penyakit Infeksi/ menular Penyakit Non menular Masalah Kesehatan Lain : program KB program perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru adalah kanker yang paling sering didiagnosis di dunia dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Data kasus baru kanker paru di Amerika Serikat

Lebih terperinci

Faktor Risiko dalam PTM PERTEMUAN 4 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

Faktor Risiko dalam PTM PERTEMUAN 4 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes Faktor Risiko dalam PTM PERTEMUAN 4 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu menguraikan dan menjelaskan faktor resiko pada penyakit tidak menular Leraning Objective Sejarah Jenis

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (Studi Kasus Pasien Tuberkulosis Kota Semarang Triwulan Pertama Tahun 2008) SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks, yang berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit merupakan sesuatu yang sangat berhubungan dengan makhluk hidup, baik itu manusia, hewan, maupun tumbuhan. Penyakit dapat mempengaruhi kehidupan makhluk

Lebih terperinci

Global Warming. Kelompok 10

Global Warming. Kelompok 10 Global Warming Kelompok 10 Apa itu Global Warming Global warming adalah fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan

Lebih terperinci

Faktor yang mempengaruhi sehat.

Faktor yang mempengaruhi sehat. Kesehatan Lingkungan I N D A H P R A S E T Y A W A T I T R I P U R N A M A S A R I F I K / U N Y I N D A H _ P R A S T Y @ U N Y. A C. I D M A T E R I 2 Faktor yang mempengaruhi sehat. Faktor tersebut

Lebih terperinci

PRINSIP UMUM PD PENYAKIT TDK MENULAR. Nurul Wandasari Singgih Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul

PRINSIP UMUM PD PENYAKIT TDK MENULAR. Nurul Wandasari Singgih Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul PRINSIP UMUM PD PENYAKIT TDK MENULAR Nurul Wandasari Singgih Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul 2012-2013 DEFINISI DAN RUANG LINGKUP Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi frekuensi

Lebih terperinci

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN VAKSIN

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN VAKSIN BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN VAKSIN II.1 Definisi Vaksinasi Vaksinasi merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan pemberian vaksin kepada tubuh manusia atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi yang menyerang saluran nafas mulai dari hidung sampai alveoli termasuk organ di sekitarnya seperti sinus, rongga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman penyebab penyakit Tuberkulosis yang sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO DALAM EPTM

FAKTOR RISIKO DALAM EPTM FAKTOR RISIKO DALAM EPTM Nurul Wandasari Singgih Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul 2012-2013 Page 1 I. Faktor Risiko Penelitian yang berkaitan erat dengan konsep epidemiologi untuk PTM: a.framingham

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI VETERINER. Screening dan diagnostic test

EPIDEMIOLOGI VETERINER. Screening dan diagnostic test EPIDEMIOLOGI VETERINER Screening dan diagnostic test PKH UB - 2013 Epidemiology : the study of patterns of disease and health in populations. For particular disease, epidemiology provides information about

Lebih terperinci

PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP KESMAS

PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP KESMAS PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP KESMAS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT PEMERINTAH PEMILIK USAHA SEHAT, merupakan suatu keadaan sejahtera (badan, jiwa,dan sosial). Hidup Produktif - Sosial - Ekonomi

Lebih terperinci

FAKTOR EKOLOGI SEBAGAI INDIKATOR STATUS GIZI

FAKTOR EKOLOGI SEBAGAI INDIKATOR STATUS GIZI FAKTOR EKOLOGI SEBAGAI INDIKATOR STATUS GIZI Edited by: Suyatno,, Ir. MKes E-mail : suyatno@undip.ac.id Hp : 08122815730 Blog : suyatno.blog.undip.ac.id Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A

VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A Virologi adalah studi tentang virus : struktur mereka, klasifikasi dan evolusi, cara-cara mereka untuk menginfeksi dan memanfaatkan sel virus reproduksi, penyakit

Lebih terperinci

PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::

PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: Kuntarti,SKp., M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Mikrobiologi micro = sangat kecil-untuk melihatnya harus menggunakan mikroskop biology = ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER) Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.646 ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER) Herri Sulaiman Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI. Hipocrates ( SM) Epidemilogist I Bapak Ilmu Kedokteran. tiga buku : Epidemic I, II, dan Air, Water and Places:

EPIDEMIOLOGI. Hipocrates ( SM) Epidemilogist I Bapak Ilmu Kedokteran. tiga buku : Epidemic I, II, dan Air, Water and Places: EPIDEMIOLOGI Hipocrates (640-377 SM) Epidemilogist I Bapak Ilmu Kedokteran pertama yang membuat diagnosa dan terapi secara rasional melihat penyakit sebagai fenomena massal tiga buku : Epidemic I, II,

Lebih terperinci

AplikasiPraktis Epidemiologi

AplikasiPraktis Epidemiologi AplikasiPraktis Epidemiologi Public Health Approach Surveillance: What is the problem? Problem Risk Factor Identification: What is the cause? Intervention Evaluation: What works? Implementation: How do

Lebih terperinci

Konsep Penyebab Penyakit (orang, tempat dan, waktu) PERTEMUAN 5 Ira Marti Ayu KESMAS/ FIKES

Konsep Penyebab Penyakit (orang, tempat dan, waktu) PERTEMUAN 5 Ira Marti Ayu KESMAS/ FIKES Konsep Penyebab Penyakit (orang, tempat dan, waktu) PERTEMUAN 5 Ira Marti Ayu KESMAS/ FIKES KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan karakter orang-tempat waktu dari suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan. yang berasal dari lapisan epitel nasofaring. Karsinoma

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan. yang berasal dari lapisan epitel nasofaring. Karsinoma BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan yang berasal dari lapisan epitel nasofaring. Karsinoma nasofaring merupakan neoplasma yang jarang terjadi di sebagian

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka A. Tuberkulosis paru 1. Definisi TB Paru merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Tuberkulosis dapat masuk ke dalam tubuh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12-59 bulan (Kemenkes RI, 2015: 121). Pada usia ini, balita masih sangat rentan terhadap berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Makanan 1. Pengertian Hygiene dan Sanitasi Makanan Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok menusia untuk kelangsungan hidup, selain kebutuhan sandang dan perumahan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang ditularkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, merupakan penyebab kematian terutama di negaranegara berkembang di seluruh

Lebih terperinci

SUMMARY GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIMANA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2012

SUMMARY GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIMANA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2012 SUMMARY GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIMANA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2012 NURHAYATI WADJAH 811408078 ABSTRAK Di Indonesia TBC merupakan masalah

Lebih terperinci

Pencegahan dan penanggulangan PTM PERTEMUAN 6 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

Pencegahan dan penanggulangan PTM PERTEMUAN 6 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes Pencegahan dan penanggulangan PTM PERTEMUAN 6 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu menguraikan dan menjelaskan Pencegahan dan penanggulangan Learning Objective Pencegahan VS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit

Lebih terperinci

KESEHATAN LINGKUNGAN

KESEHATAN LINGKUNGAN KESEHATAN LINGKUNGAN Oleh: Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN Ilmu Kesehatan Lingkungan Adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Environmental Health Risk Assessment

Environmental Health Risk Assessment Environmental Health Risk Assessment Aria Gusti Study Programme of Public Health Sciences, Medical Faculty, Andalas University Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) Aria Gusti Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 4.1. ANALISA UNIVARIAT Penelitian dilakukan di Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health

Lebih terperinci

BAB 2 METODE LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

BAB 2 METODE LABORATORIUM MIKROBIOLOGI BAB 2 METODE LABORATORIUM MIKROBIOLOGI A. STERILISASI DAN DISINFEKSI Pemahaman prinsip dasar sterilisasi dan disinfeksi merupakan dasar dalam pekerjaan di laboratorium mikrobiologi. Teknik baru mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

Food-borne Outbreak. Saptawati Bardosono

Food-borne Outbreak. Saptawati Bardosono Food-borne Outbreak Saptawati Bardosono Pendahuluan Terjadinya outbreak dari suatu penyakit yang disebabkan oleh makanan merupakan contoh yang baik untuk aplikasi epidemiologi dalam mengatasi masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar thoraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua,

Lebih terperinci

STUDI EKOLOGI. dr. Taufik Ashar, MKM

STUDI EKOLOGI. dr. Taufik Ashar, MKM STUDI EKOLOGI dr. Taufik Ashar, MKM Karakteristik Studi Ekologi Studi ekologi terpokus pd perbandingan kelompok Lebih dr 100 th, diaplikasikan pd disiplin ilmu sosial Epidemiologi menggunakannya di berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Infeksi Nosokomial Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya orang sakit dan orang sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut menyebabkan rumah sakit berpeluang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,

Lebih terperinci

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG

Lebih terperinci

SURVAILANCE KESEHATAN. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes

SURVAILANCE KESEHATAN. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes SURVAILANCE KESEHATAN Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes Introduction Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis data secara terus menerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan

Lebih terperinci

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini? Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, yang disebabkan oleh agen infeksius yang dapat menimbulkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai riwayat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai riwayat perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai riwayat perkembangan penyakit pada manusia, salah satunya adalah terjadinya ketidakseimbangan antara hubungan tiga

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1 PENGANTAR GIZI MASYARAKAT PUTRI RONITAWATI, SKM, M.Si PROGRAM STUDI GIZI FIKES

PERTEMUAN 1 PENGANTAR GIZI MASYARAKAT PUTRI RONITAWATI, SKM, M.Si PROGRAM STUDI GIZI FIKES PERTEMUAN 1 PENGANTAR GIZI MASYARAKAT PUTRI RONITAWATI, SKM, M.Si PROGRAM STUDI GIZI FIKES Pokok Bahasan Gizi Kesehatan Masyarakat 1. Pengantar Gizi Kesmas 2. Penilaian Status Gizi 3. Masalah Gizi Utama

Lebih terperinci

BATASAN EPIDEMIOLOGI

BATASAN EPIDEMIOLOGI BATASAN EPIDEMIOLOGI 1. EPIDEMIOLOGI IS THE SCIENCE CONCERNED WITH FACTORS AND CONDITIONS WHICH DETERMINE THE OCCURANCE AND DISTRIBUTION OF HEALTH, DESEASE, DEFECT, DISABILITY AND DEATH IN POPULATION (

Lebih terperinci

Cross sectional Case control Kohort

Cross sectional Case control Kohort Definisi Cross sectional Case control Kohort Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status penyakit dan paparan secara bersamaan pada individu

Lebih terperinci

R P K P S (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) Epidemiologi

R P K P S (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) Epidemiologi R P K P S (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) Berdasarkan KBK-MPH (KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MPH) Epidemiologi KUI 602/3 SKS (Semester 1) KOORDINATOR MATA KULIAH: Prof. dr. Hari Kusnanto,

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI GIZI. Saptawati Bardosono

EPIDEMIOLOGI GIZI. Saptawati Bardosono EPIDEMIOLOGI GIZI Saptawati Bardosono Pendahuluan Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari frekuensi penyakit pada manusia Epidemiologi mempelajari distribusi penyakit

Lebih terperinci

MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI

MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI Ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk mikroskopik Mikroorganisme atau jasad renik MIKROBIOLOGI Ukuran sangat kecil, hanya dapat diamati dengan bantuan mikroskop Spoilage

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulose (TBC) paru Tuberkulose paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (mycobacterium tuberculose).kuman tersebut biasanya masuk kedalam

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 Data WHO 2013 dan Riskesdas 2007 menunjukkan jumlah penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi akut saluran pernafasan yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Penyakit ini merupakan infeksi serius yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kasus yang terus meningkat, terutama negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kasus yang terus meningkat, terutama negara-negara yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobacterium Tuberculosis. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga

Lebih terperinci