SINTESIS BAHAN SUPERKONDUKTOR BiSr 2 CaCu 2 O y (Bi-1212) DENGAN VARIASI DOPAN MELALUI METODE PENCAMPURAN BASAH
|
|
- Hartono Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Seminar Nasinal Pascasarjana IX ITS, Surabaya 12 Agustus 2009 SINTESIS BAHAN SUPERKONDUKTOR BiSr 2 CaCu 2 O y (Bi-1212) DENGAN VARIASI DOPAN MELALUI METODE PENCAMPURAN BASAH Anis Nur Laili 1 *, Darmint 2 Prgram Pascsarjana Fisika FMIPA ITS, Surabaya, Indnesia 1* anis@physics.its.ac.id Jurusan Fisika FMIPA ITS, Surabaya, Indnesia 2 Abstrak Sintesis bahan BiSr 2CaCu 2O y (Bi-1212) tanpa dan dengan dpan Pb, Ba serta Sr telah dilakukan melalui metde pencampuran basah dengan suhu sinter 970 C selama 50 jam dan 985 C selama 30 jam. Hasil perhitungan fraksi berat berdasarkan pla spektrum uji XRD menunjukkan bahwa pemberian dpan Pb pada Bi dan Y pada Ca berhasil disintesis, yaitu kmpsisi (Bi 0,6Pb 0,4)Sr 2(Ca 0,7Y 0,3)Cu 2O y) pada suhu sinter 970 C selama 50 jam (fraksi berat 64%) dan kmpsisi (Bi 0,45Pb 0,4)Sr 2(Ca 0,4Y 0,7)Cu 2O y pada suhu sinter 985 C selama 10 jam (fraksi berat 60%). Adapun kmpsisi tanpa dan dengan dpan Ba serta Y belum menunjukkan hasil yang memuaskan (fraksi berat <30%). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian dpan Pb pada Bi dan Y pada Ca lebih efektif daripada pemberian dpan Ba pada Sr, karena dpan Pb pada Bi serta dpan Y pada Ca terbukti meningkatkan fraksi berat fasa Bi Struktur mikr berdasarkan uji SEM menunjukkan selain terdapat fasa Bi-1212 (bentuk butir lempengan persegi) juga terdapat fasa Bi sebagai impuritas (bentuk butir seperti jarum). Katakunci: Superknduktr, fasa Bi-1212, dpan, metde pencampuran basah, XRD, SEM. 1. Pendahuluan Superknduktr fasa Bi-1212 merupakan salah satu bahan superkduktr suhu kritis tinggi (SKST) yang diadaptasi dari fasa YBa 2Cu 3O x atau Y-123 dan Bi 2Sr 2CaCu 2O y (Bi-2212). Fasa Bi-1212 ini memiliki lapisan Bi-O tunggal, sehingga jarak antar lapisan superknduksinya lebih pendek. Dekatnya jarak antar lapisan superknduksi akan mempengaruhi sifat superknduktivitasnya. Beberapa fasa Bi-1212 yang telah berhasil disintesis adalah fasa Bi-1212 dengan pemberian dpan baik pada Bi maupun pada Ca, diantaranya kmpsisi (Bi 0,5Cu 0,5)Sr 2Y 0,8Cu 2,2 O 6,95 yang bersifat superknduktr pada Tc = 68K (Ehmann et.al., 1992), (Bi 0,4Pb 0,35)Sr 2(Y 1- xca x)cu 2, 05O 7 (Frank et. al., 1996) dengan pada x=0,6-0,8. Dalam penelitian ini dilakukan sintesis fasa Bi-1212 dengan beberapa kmpsisi meliputi BiSr 2CaCu 2O y (tanpa dpan), Bi(Sr 1,6Ba 0,4)CaCu 2O y (dpan Ba pada Sr), Bi(Sr 1,6Ba 0,4)(Ca 0,7Y 0,3)Cu 2O y (dpan Ba pada Sr, Y pada Ca) dan (Bi 0,6Pb 0,4)Sr 2(Ca 0,7Y 0,3)Cu 2O y serta (Bi 0,45Pb 0,4)Sr 2(Ca 0,4Y 0,7)Cu 2O y (dpan Pb pada Bi dan Y pada Ca). 2. Metde Penelitian Fasa Bi-1212 ini disintesis dengan menggunakan metde pencampuran basah. Bahan yang digunakan meliputi: Bi 2O 3 99,9%, PbO 2 99%, SrCO 3 98%, BaCO 3 98%, CaCO 3 99%, Y 2O 3 98% dan CuO 99%, dengan melarutkan bahan tersebut dengan aquadest dan HNO 3. Selanjutnya bahan tersebut dicampur dan diaduk sambil dipanaskan pada magneticstrirrer hingga terbentuk kerak hitam. Kemudian dikeringkan secara bertahap pada suhu 300 C, 400 C dan 500 C masing-masing selama 1 jam, lalu dikalsinasi pada suhu 800 C selama 2 jam. Setelah itu sampel disinter pada suhu 970 C selama 50 jam atau 985 C selama 30 jam. Dengan pendinginan perlahan. Sampel kemudian dikarakterisasi dengan XRD setelah setiap 10 jam sintering dan struktur mikr serta kmpsisi fasa diuji dengan SEM/EDX. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Bi-1212 tanpa dpan Berdasarkan pla spektrum XRD pada Gambar 1 kemudian dihitung fraksi berat fasa Bi-1212 dan sampai pada peride sinter 50 jam diperleh fraksi berat untuk Bi-1212 tanpa dpan sebesar 4,4%. Tidak berhasilnya sintesis Bi-1212 tanpa dpan ini diduga akibat melelehnya sampel ketika prses sinter, sehingga atm-atm tidak sempat menyusun membentuk fasa Bi Dengan kata lain fasa Bi-1212 tanpa dpan tidak berhasil disintesis.
2 Seminar Nasinal Pascasarjana IX ITS, Surabaya 12 Agustus Gambar 1. Hasil karakterisasi uji XRD Bi-1212 dengan kmpsisi BiSr 2CaCu 2O y pada suhu sinter 970 C dengan variasi peride sinter. = fasa Bi-2212 dan 3.2 Bi-1212 dengan dpan Ba pada Sr Gambar 3 Hasil karakterisasi uji XRD Bi-1212 dengan kmpsisi Bi(Sr 1,6Ba 0,4)(Ca 0,7Y 0,3)Cu 2O y pada suhu sinter 970 C dengan variasi peride sinter. = fasa Bi-2212 dan Selanjutnya, disintesis sampel dengan kmpsisi yang sama tetapi menggunakan suhu sinter 985 C dengan pertimbangan sampel ini tidak meleleh dengan suhu sinter sebelumnya (970 C selama 50 jam) dan fraksi berat yang dihasilkan masih relatif kecil. Selain itu diharapkan kenaikan suhu sinter akan meningkatkan fraksi berat fasa Bi Adapun hasilnya pada Gambar 4. Gambar 2 Hasil karakterisasi uji XRD Bi-1212 dengan kmpsisi Bi(Sr 1,6Ba 0,4)Cu 2O y pada suhu sinter 970 C dengan variasi peride sinter. = fasa Bi-2212 dan Gambar 2 menunjukkan hasil spectrum XRD yang selanjutnya dihitung fraksi beratnya. Hasil perhitungan fraksi berat Bi-1212 dengan dpan Ba pada Sr diperleh fraksi berat sebesar 17,9%. Artinya adanya dpan Ba pada Sr tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap terbentuknya fasa Bi θ 3.3 Bi-1212 dpan Ba pada Sr dan Y pada Ca Gambar 3 menunjukkan pla difraksi XRD. Sampel Bi-1212 dengan kmpsisi ini sampai dengan peride sinter 50 jam memiliki fraksi berat sebesar 20,5%. Besarnya nilai fraksi berat ini dapat diartikan ada pengaruh dpan Y pada Ca terhadap kenaikan fraksi berat Bi Kenaikan fraksi berat akibat adanya penambahan dpan Y pada Ca jika dihubungkan dengan jarijari in Y 3+ lebih kecil jika dibandingkan dengan jari-jari in Ca 2+, sehingga menyebabkan adanya cacat subtitusi yang akan memperpendek jarak antar lapisan superknduksi CuO 2 yang akan menambah perfrma bahan. Gambar 4 Hasil karakterisasi XRD sampel Bi(Sr 1,6Ba 0,7)(Ca 0,7Y 0,3)Cu 2O y pada suhu sinter 985 C dengan variasi peride sinter. = fasa Bi-2212 dan Berdasarkan spektrum XRD yang dihasilkan dan perhitungan fraksi berat diperleh fraksi berat untuk Bi-1212 dpan Ba pada Sr dan Y pada Ca pada suhu sinter 985 C selama 30 jam sebesar 16,7%. Dengan demikian, peningkatan suhu sinter untuk kmpsisi ini tidak berhasil meningkatkan fraksi vlume atau dapat dikatakan Bi-1212 untuk kmpsisi ini tidak berhasil disintesis.
3 Seminar Nasinal Pascasarjana IX ITS, Surabaya 12 Agustus Bi-1212 dpan Pb pada Bi dan Y pada Ca mengalami pelelehan pada saat peride sinter 30 jam. Sehingga prses sinteringnya tidak dilanjutkan. Hal ini berpengaruh terhadap hasil perhitungan fraksi beratnya yang menunjukkan nilai yang rendah (18,4%) meskipun pada saat sinter selama 10 jam fraksi berat sudah mencapai nilai 21,3%. Rendahnya fraksi berat pada kmpsisi ini menjadi pertimbangan untuk sintesis Bi-1212 dpan Pb pada Bi dan Y pada Ca namun dengan kmpsisi yang nnstkimetri yaitu (Bi 0,45Pb 0,4)Sr 2(Ca 0,4Y 0,7)Cu 2O y dengan suhu sinter 985 C. Hasil uji XRD dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 5 Hasil karakterisasi uji XRD Bi-1212 (Bi 0,6Pb 0,4)Sr 2(Ca 0,7Y 0,3)Cu 2O y pada suhu sinter 970 C dengan variasi peride sinter. = fasa Bi-2212 dan Hasil perhitungan fraksi berat Bi-1212 dpan Pb pada Bi dan Y pada Ca menunjukkan nilai 64,1%. Artinya pemberian dping Pb pada Bi dan Y pada Ca memberikan pengaruh pada peningkatan fraksi berat Bi Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa pada saat sintering Saat prses sintering in Pb dan Y mengalami pelelehan sehingga menyebabkan terjadinya difusi, dimana pelelehan ini memudahkan atmatm lain untuk bergabung menjadi fasa Bi Akibatnya fasa Bi-1212 lebih cepat terbentuk dan fraksi vlumenya meningkat. 2θ Gambar 7 Hasil karakterisasi XRD sampel (Bi 0,45Pb 0,4)Sr 2(Ca 0,4Y 0,7)Cu 2O y pada suhu sinter 985 C dengan variasi peride sinter Gambar 7 menunjukkan spektrum uji XRD yang selanjutnya dihitung fraksi berat dan dihasilkan fraksi berat Bi-1212 pada peride sinter 10 jam, 20 jam dan 30 jam berturut-turut sebesar 61,0%, 55,5% dan 53,8%. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan peride sinter pada suhu 985 C tidak menyebabkan peningkatan fraksi berat Bi-1212 melainkan menyebabkan penurunan fraksi berat Bi Dengan demikian, pemberian dping Pb pada Bi dan Y pada Ca pada sintesis Bi-1212 lebih efektif daripada pada pemberian dping Ba pada Sr dan tanpa dping baik pada suhu sinter 970 C selama 50 jam (Gambar 8) atau pada suhu sinter 985 C selama 30 jam (Gambar 9). Gambar 6. Hasil karakterisasi XRD sampel (Bi 0,6Pb 0,4)Sr 2(Ca 0,7Y 0,3)Cu 2O y pada suhu sinter 985 C dengan variasi peride sinter. = fasa Bi-2212 dan Gambar 6 menunjukkan hasil uji XRD Bi dpan Pb dan Y dengan suhu sinter 985 C. Kenaikan suhu sinter menjadi 985 C dengan pertimbangan pertimbangan lamanya peride sinter yang dibutuhkan untuk sintesis Bi-1212 dpan Pb dan Y. Akan tetapi sampel ini ternyata Gambar 8 Grafik perbandingan fraksi berat Bi-1212 pada suhu sinter 970 C dengan variasi peride sinter.
4 Seminar Nasinal Pascasarjana IX ITS, Surabaya 12 Agustus 2009 Gambar 9 Grafik perbandingan fraksi berat Bi-1212 pada suhu sinter 985C dengan variasi peride sinter. Hasil uji menunjukkan struktur mikr kmpsisi Bi-1212 dping Pb dan Y stkimetri dan nnstkimetri diuji dengan SEM ditunjukkan leh Gambar 10. Struktur mikr fasa Bi-1212 dping Pb dan Y berbentuk lempengan pipih. Selain itu juga terdapat fasa Bi-2212 (sebagai impuritas) dengan sruktur mikr seperti jarum. Struktur mikr yang diperleh ini mirip dengan struktur mikr Bi-1212 yang telah disintesis leh Schneder et.al. (2000) yang dapat dilihat pada Gambar 11.a, sedangkan struktur mikr Bi-2212 yang berbentuk seperti jarum tersebut seperti yang diperleh Cabeza et.al., (1998) ditunjukkan leh Gambar 11.b. 4. Kesimpulan Bi-1212 Bi-2212 (a) Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa fasa Bi-1212 dengan dpan Pb pada Bi dan Y pada Ca dapat disintesis melelui metde pencampuran basah dengan suhu sintering 970 C selama 50 jam untuk kmpsisi (Bi0,6Pb0,4)Sr2(Ca0,7Y0,3)Cu2Oy dan pada suhu sintering 985 C selama 10 jam untuk kmpsisi (Bi0,45Pb0,4)Sr2(Ca0,4Y0,7)Cu2Oy. Adapun Bi-1212 tanpa dpan, dengan dpan Ba pada Sr serta dpan Ba pada Sr dan Y pada Ca tidak berhasil disintesis melalui metde ini baik pada suhu sinter 970 C maupun 985 C. Bi Pustaka Bi-1212 (b) Gambar 10 Hasil uji SEM (a) kmpsisi (Bi0,6Pb0,4)Sr2(Ca0,7Y0,3)Cu2Oy pada suhu sinter 970C 50 jam, (b) kmpsisi (Bi0,45Pb0,4)Sr2(Ca0,4Y0,7)Cu2Oy pada suhu sinter 985C 10 jam. (a) Bauer, A., Zller, P., Glaser, J., Ehmann, A., Wischert, W., Kemmler-Sack, S., (1996), Material Prcessing f Ca/Y substituted Single (Bi,Pb) O-layered 1212, Physica C, Vl. 256, hal Ehmann, A., Kemler-Sack S., Lsch, S., Schlichenmier, M., Wischert, W., Zller, P., Nissel,T., Huebener, R.P., (1992), New Family f Supercnducting Cpper Oxides Bi Cuprates f Type 1212, Physica C, Vl 198, hal 1. Frank, H., Stllman R., Lethen J., Muller R., Gasparv L.V., Zakharv N.D., Hesse D., Guntherdt G., (1996) Preparatin and Magnetic Prperties f (Bi,Pb)1212, Physica C, Vl. 268, hal Hikmawati, D. dan Tjia M.O., (2000), Sintesis Fase Tunggal Sistem (Bi,M,Cu)SrYCuO Berfase 1212, J.MIPA 5 (2), hal (b) Gambar 11 (a) Hasil ft BSE. B=fasa 02x1, D=cairan dan E=fasa Bi-1212 (b) Hasil ft SEM fasa Bi Hikamawati D. dan Aminatun, (2001), Pengaruh Variasi Dping Ca/Y pada Sintesa Bahan Superknduktr Keramik BPSCCO Fase 1212, Lapran Penelitian Dsen Muda, Universitas Airlangga, Surabaya.
5 Seminar Nasinal Pascasarjana IX ITS, Surabaya 12 Agustus 2009 Kambe, S., Aka T., Shime I., Ohshima S., Okuyama K., (1995), Preparatin f a Single Phase Sample f (Bi 1- xcu x)sr 2YCu 2O y and Its Physical Prperties, Material Science Engineering B, Vl. 32, hal Kambe, S., Aka T., Ohshima S., Okuyama K., (1995), Preparatin and Physical Prperties f Supercnductr., Physica C, Vl. 255, hal Maurackhine, A. (2004), Rm-Temperature Supercnductivity, 1 st editin, Cambridge Internatinal Science Publishing, United Kingdm. Singh, K.K., Kirtikar, V., Sinha, A.P.B., Mrris, D.E., (1994), Studies n (Hg,Bi)-1212 a 92 K supercnductr, Physica C, Issue 1-2, p 1-6. Tinkham, M. (1996), Intrductin t Supercnductivity, 2 nd editin, Mc.Graw-Hill,Inc., Singapre. Waldram, J.R., (1996), Supercnducting f Metal and Cuprates, 1 st editin, institute f Physics Publishing, Bristl and Philadelphia. Wu, M. K., Chen, D. H., Chen, D. Y., Sheen, S.R., Chien, F. Z., (2000), In Subtitutin Effects n the structure stability f Cuprates Supercnductrs, Tamkang Jurnal f Science and Engineering, Vl. 3 N. 3, hal Zller, P., Glaser, J., Seling, B., Ehmann, A., Wischert, W., Kemmler-Sack, S. (1994), Crystal structure and Supercnductivity f Bi Cuprates f Type 1212 and 0212, Physica C, Vl , hal Zller, P., Selting, B., Bauer, A., Ehmann, A., Glaser, J., Wischert, W., Kemmler- Sack, S., (1997), (Bi,Pb)-1212 and (Bi,Pb)-0212, Supercnducting Cuprates with Reduced Anistrpy Zller P., Ehmann A., Glaser J., Wischert W., Kemmler-Sack S., (1998), Melt Texturing and Thermmechanical Prcessing f (Bi,Pb)-1212, Physica C, Vl. 306, hal
NANOKRISTALISASI SUPERKONDUKTOR (Bi,Pb) 2 Sr 2 CaCu 2 O 8+δ DENGAN METODE PENCAMPURAN BASAH DENGAN VARIASI SUHU DAN WAKTU KALSINASI DAN SINTER
NANOKRISTALISASI SUPERKONDUKTOR (Bi,Pb) 2 Sr 2 CaCu 2 O 8+δ DENGAN METODE PENCAMPURAN BASAH DENGAN VARIASI SUHU DAN WAKTU KALSINASI DAN SINTER UTIYA HIKMAH, DARMINTO, MALIK ANJELH B. Jurusan Fisika FMIPA
Lebih terperinciEksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metoda Lelehan
Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metoda Lelehan Indras Marhaendrajaya Laboratorium Fisika Zat Padat Jurusan Fisika FMIPA UNDIP Abstrak Telah dilakukan sintesis superkonduktor BPSCCO-2223
Lebih terperinciEksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol.8, No.2, April 2005, hal 53-60 Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux Indras Marhaendrajaya Laboratorium Fisika Zat Padat Jurusan Fisika
Lebih terperinciEfek Atmosfer Udara dan Oksigen Terhadap Struktur Kristal dan Kristalografi Material Superkonduktor (Bi0,40Pb0,45)Sr2(Ca0,40Y0,70)Cu2Oz
Efek Atmosfer Udara dan Oksigen Terhadap Struktur Kristal dan Kristalografi Material Superkonduktor (Bi0,40Pb0,45)Sr2(Ca0,40Y0,70)Cu2Oz Zahratul Jannah AR Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang,
Lebih terperinciPENGARUH DOPAN Pb TERHADAP FRAKSI VOLUME KRISTAL SUPERKONDUKTOR B(P)SCCO-2212
PENGARUH DOPAN Pb TERHADAP FRAKSI VOLUME KRISTAL SUPERKONDUKTOR B(P)SCCO-2212 { THE EFFECT OF Pb DOPANT ON THE VOLUME FRACTION OF B(P)SCCO-2212 SUPERCONDUCTING CRYSTAL } Nurmalita Jurusan Fisika FMIPA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Superkonduktor merupakan material yang dapat mengalirkan arus listrik tanpa adanya hambatan atau resistansi (ρ = 0), sehingga dapat menghantarkan arus listrik tanpa kehilangan
Lebih terperinciJurnal ILMU DASAR, Vol. 8 No. 1, 2007 : xnd x )Cu 3 O 10+δ ) M. Sumadiyasa Staf Pengajar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Udayana Bali
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 8 No. 1, 2007 : 1-5 1 Pengaruh Penggantian Ca dengan Nd pada Pembentukan Fase Bi-2223 pada Superkonduktor Sistem (Bi,Pb)-Sr-Ca-Cu-O: (Bi 1.4 Pb 0.6 )Sr 2 (Ca 2-x Nd x )Cu 3 O δ
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Kimia Instrumentasi
Lebih terperinciSINTESIS SUPERKONDUKTOR SISTEM (Bi,Pb)Sr(Y,Ca)CuO BERFASE 1212 DENGAN METODE PELELEHAN
SINTESIS SUPERKONDUKTOR SISTEM (Bi,Pb)Sr(Y,Ca)CuO BERFASE 1212 DENGAN METODE PELELEHAN M. Sumadiyasa *, Ni N. Rupiasih *, P. Suardana * * Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Superkonduktor merupakan suatu bahan dengan konduktivitas tak hingga, karena
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Superkonduktor merupakan suatu bahan dengan konduktivitas tak hingga, karena sifat resistivitas nol yang dimilikinya dan dapat melayang dalam medan magnet. Kedua sifat
Lebih terperinciSINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF
SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF YUNI SUPRIYATI M 0204066 Jurusan Fisika Fakultas MIPA
Lebih terperinciMETODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M
SINTESIS SUPERKONDUKTOR Bi-Sr-Ca-Cu-O/Ag DENGAN METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M0204046 (Bi-Sr-Ca-Cu-O/Ag Superconductor Synthesis with Sol-Gel Method) INTISARI Telah dibuat superkonduktor sistem BSCCO
Lebih terperinciThe Effect of Sintering Time on Surface Morfology of Pb-Doped Bi-2223 Oxides Superconductors Prepared by the Solid State Reaction Methods at 840 o C
The Effect of Sintering Time on Surface Morfology of Pb-Doped Bi-2223 Oxides Superconductors Prepared by the Solid State Reaction Methods at 840 o C Evi Yufita dan Nurmalita* Laboratorium Fisika Material,
Lebih terperinciXRD ANALYSIS OF Bi-2212 SUPERCONDUCTORS: PREPARED BY THE SELF-FLUX METHOD
Jurnal Natural Vol. 13, No.1, 213 XRD ANALYSS OF Bi-2212 SUPERCONDUCTORS: PREPARED BY THE SELF-FLUX METHOD Nurmalita, Nailul Amani#, Fauzi Jurusan Fisika FMPA, Universitas Syiah Kuala #Email: nailul.usk@gmail.com
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material dan Laboratorium Kimia Instrumentasi FMIPA Universitas
Lebih terperinciTHE EFFECT OF Pb DOPANT ON THE VOLUME FRACTION OF BSCCO-2212 SUPERCONDUCTING CRYSTAL
Jurnal Natural Vol. 11, No. 2, 2011 THE EFFECT OF Pb DOPANT ON THE VOLUME FRACTION OF BSCCO-2212 SUPERCONDUCTING CRYSTAL Nurmalita Jurusan Fisika FMIPA Universitas Syiah Kuala Email : nurmalitapatra@yahoo.com
Lebih terperinci350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2
Y(NO 3 ) 2 Pelarutan Pengendapan Evaporasi 350 0 C 1 jam 900 0 C 10 jam 940 0 C 20 jam Ba(NO 3 ) Pelarutan Pengendapan Evaporasi Pencampuran Pirolisis Kalsinasi Peletisasi Sintering Pelet YBCO Cu(NO 3
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR MASTUKI NRP 1108 100 055 Pembimbing Prof. Dr. Darminto, M.Sc Malik Anjelh Baqiya, M.Si Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan
Lebih terperinciPENGGUNAAN DOPAN Pb, Ba DALAM SINTESIS BAHAN SUPERKONDUKTOR Bi-Sr-Ca-Cu-O FASA 1223 MELALUI METODE PENCAMPURAN BASAH
PENGGUNAAN DOPAN Pb, Ba DALAM SINTESIS BAHAN SUPERKONDUKTOR Bi-Sr-a-u-O FASA MELALUI METODE PENAMPURAN BASAH M Shohib Anwar, dan Darminto Jurusan Fisika FMIPA ITS Kampus ITS Suklilo, Surabaya 60 Email
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menampilkan bentuk struktur mikro sampel, cuplikan yang terdapat pada sample holder dietsa dengan larutan HCL yang telah diencerkan dengan aquades. Pengenceran dilakukan dengan mencampurkan HCL pekat
Lebih terperinciNanokristalisasi Superkonduktor Bi 2 SrCa 2 Cu 3 O 10+x dan Bi 1.6 Pb 0.4 Sr 2 Ca 2 Cu 3 O 10+6 dengan Metode Kopresipitasi dan Pencampuran Basah
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknlgi TELAAH Vlume 28, Nvember 2010 Nankristalisasi Superknduktr Bi 2 SrCa 2 Cu 3 O 10+ dan Bi 1.6 Pb 0.4 Sr 2 Ca 2 Cu 3 O 10+6 dengan Metde Kpresipitasi dan Pencampuran Basah
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Superkonduktor Bi2Sr2(Ca1,5Nd0,25Gd0,25)Cu3Oz, wet-mixing, nanopartikel, sintering, ferromagnetik, XRD, TEM, VSM.
ABSTRAK Telah dilakukan sintesis mengenai optimasi waktu sintering pada pembentukan kristal nanopartikel Bi2Sr2(Ca1,5Nd0,25Gd0,25)Cu3Oz dengan metode wet-mixing. Proses sintesis dilakukan dengan melakukan
Lebih terperinciOPTIMASI KOMPOSISI MOLAR AWAL OFF-STOIKHIOMETRI PADA SINTESIS SUPERKONDUKTOR SISTEM Bi-2223
Berkala Fisika Indoneia Volume 8 Nomor 1 Januari 2016 OPTIMASI KOMPOSISI MOLAR AWAL OFF-STOIKHIOMETRI PADA SINTESIS SUPERKONDUKTOR SISTEM Bi-2223 Dwi Teguh Rahardjo E-mail: teguhra@yahoo.com, teguhra@gmail.com
Lebih terperinciThe DC Electrical Resistivity Curves of Bismuth-2212 Ceramic Superconductors: Evaluation of the Hole-Carrier Concentrations per-cu Ion
The DC Electrical Resistivity Curves of Bismuth-2212 Ceramic Superconductors: Evaluation of the Hole-Carrier Concentrations per-cu Ion Nurmalita* Laboratorium Fisika Material, Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN SUHU SINTERING PADA SINTESIS SUPERKONDUKTOR Pb 2 Ba 2 Ca 2 Cu 3 O 9
PENGARUH PERUBAHAN SUHU SINTERING PADA SINTESIS SUPERKONDUKTOR Pb 2 Ba 2 Ca 2 Cu 3 O 9 Dwi Teguh Rahardjo, Sri Budiawanti, Lita Rahmasari Pendidikan Fisika, FKIP, UNS Jl. Ir. Sutami No. 36A, Surakarta
Lebih terperinciNANOKRISTALISASI SUPERKONDUKTOR (Bi,Pb) 2 Sr 2 CaCu 2 O 8+δ DENGAN METODE PENCAMPURAN BASAH
Berkala Fisika Indonesia Volume 4 Nomor 1 & 2 Januari & Juli 2012 NANOKRISTALISASI SUPERKONDUKTOR (Bi,Pb) 2 Sr 2 CaCu 2 O 8+δ DENGAN METODE PENCAMPURAN BASAH Lydia Rohmawati Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR DAN SIFAT MAGNET BAHAN SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ ELECTRON-DOPED
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 216 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor ANALISIS STRUKTUR DAN SIFAT MAGNET BAHAN SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb
SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb Oleh: Tahta A 1, Darminto 1, Malik A 1 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,
Lebih terperinciPENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR
Lebih terperinciMETALURGI Available online at
Metalurgi (2017) 3: 137-142 METALURGI Available online at www.ejurnalmaterialmetalurgi.com STUDI AWAL SINTESIS DAN KARAKTERISASI Bi(Pb)-Sr-Ca-Cu-O DENGAN PENAMBAHAN CARBON NANOTUBE DAN TiO 2 MENGGUNAKAN
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ (ECCO) UNTUK UNDER-DOPED
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO
Lebih terperinciKARAKTERISASI SUPERKONDUKTOR BSCCO-2223 YANG DISINTESIS DENGAN METODE REAKSI PADATAN
KARAKTERISASI SUPERKONDUKTOR BSCCO-2223 YANG DISINTESIS DENGAN METODE REAKSI PADATAN Disusun Oleh : SARI MAHMUDAH M0207057 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Lebih terperinciPengaruh Temperatur Leleh Terhadap Rapat Arus Kritis Pada Kristal Superkonduktor Bi-2223 Dengan Menggunakan Metode Self-Fluks SKRIPSI
Pengaruh Temperatur Leleh Terhadap Rapat Arus Kritis Pada Kristal Superkonduktor Bi-2223 Dengan Menggunakan Metode Self-Fluks SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program Sarjana Sains
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN MATERIAL SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN METODA PADATAN
PROSES PEMBUATAN MATERIAL SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN METODA PADATAN Lusiana Pusat Penelitian Metalurgi LIPI Gedung 470, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan E-mail : lusianand@yahoo.com Intisari
Lebih terperinciPengaruh Waktu Proses Sintering pada Kawat Superkonduktor Bi- Pb-Sr-Ca-Cu-O dengan Selubung Ag Dopan MgO Menggunakan Metode Powder in Tube
Pengaruh Waktu Proses Sintering pada Kawat Superkonduktor Bi- Pb-Sr-Ca-Cu-O dengan Selubung Ag Dopan MgO Menggunakan Metode Powder in Tube Effect of Sintering Time on Superconducting Wire Bi-Pb-Sr-Ca-Cu-O
Lebih terperinciSintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X B-76 Sintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur Mastuki, Malik A Baqiya, dan Darminto Fisika, Fakultas
Lebih terperinciPEMBUATAN BATANG PELET La 2-2X Sr 1+2X Mn 2 O7 SEBAGAI BAHAN PENUMBUH KRISTAL TUNGGAL
PEMBUATAN BATANG PELET La 2-2X Sr 1+2X Mn 2 O7 SEBAGAI BAHAN PENUMBUH KRISTAL TUNGGAL Agung Imaduddin Pusat Penelitian Metalurgi LIPI Gd 470 Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15314 E-mail :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidroksiapatit adalah sebuah molekul kristalin yang intinya tersusun dari fosfor dan kalsium dengan rumus molekul Ca10(PO4)6(OH)2. Molekul ini menempati porsi 65% dari
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3 Sri Handani 1, Sisri Mairoza 1 dan Muljadi 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 Lembaga Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI UNDER-DOPED SUPERKONDUKTOR DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor SINTESIS DAN KARAKTERISASI UNDER-DOPED SUPERKONDUKTOR DOPING ELEKTRON Eu
Lebih terperinciSUPERKONDUKTOR 1. Sejarah Superkonduktor 2. Teori Superkonduktor 2.1. Pengertian Superkonduktor
SUPERKONDUKTOR 1. Sejarah Superkonduktor Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Pada tanggal 10 Juli 1908,
Lebih terperinciSintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X B-81 Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb Tahta A, Malik A. B, Darminto Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik Program studi Kimia FMIPA ITB sejak bulan September 2007 hingga Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan
Lebih terperinciSintesis Bahan Ubahan Gradual Aluminum Titanat/Korundum dari Alumina Transisi dengan Penambahan MgO
Sintesis Bahan Ubahan Gradual Aluminum Titanat/Korundum dari Alumina Transisi dengan Penambahan MgO Achmad Sulhan Fauzi 1, Moh. Herman Eko Santoso 2, Suminar Pratapa 3 1,2,3 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciSuperkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ
Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ Pengaruh Konsentrasi Doping Ce (X) Terhadap Sifat Listik Material Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ under-doped M. Saputri, M. F. Sobari, A. I. Hanifah, W.A. Somantri,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TEMPERATUR SINTERING TERHADAP STRUKTUR KRISTAL SUPERKONDUKTOR Y 0.5 La 0.5 Ba 2 Cu 3 O 7-δ
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR SINTERING TERHADAP STRUKTUR KRISTAL SUPERKONDUKTOR Y 0.5 La 0.5 Ba 2 Cu 3 O 7-δ I G. Cahya Pradhana 1, Wayan Gede Suharta 2, I Gusti Agung Widagda 3 1 Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciPenumbuhan dan Karakteristik (Bilalodin) PENUMBUHAN DAN KARAKTERISASI LAPISAN TIPIS PbTiO 3 YANG DISIAPKAN DENGAN TEKNIK SPIN COATING
Penumbuhan dan Karakteristik (Bilaldin) PENUMBUHAN DAN KARAKTERISASI LAPISAN TIPIS PbTiO 3 YANG DISIAPKAN DENGAN TEKNIK SPIN COATING Bilaldin Prgram Studi Fisika, Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik
Lebih terperinciGambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesa Garam Magnesium Klorida Garam magnesium klorida dipersiapkan melalui dua bahan awal berbeda yaitu bubuk magnesium oksida (MgO) puritas tinggi dan bubuk
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III. 1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah penelitian laboratorium yaitu mensintesis zeolit K-F dari kaolin dan
Lebih terperinciSINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak
SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK 1) Luluk Indra Haryani, 2) Suminar Pratapa Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperincidengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu
6 Dilanjutkan dengan sintering pada suhu 900⁰C dengan waktu penahanannya 5 jam. Timbang massa sampel setelah proses sintering, lalu sampel dikarakterisasi dengan menggunakan XRD dan FTIR. Metode wise drop
Lebih terperinciBAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM
BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM 4.1. Proses Perlakuan Panas pada Aluminium Proses perlakuan panas merupakan suatu proses yang mengacu pada proses pemanasan dan pendinginan, dengan tujuan untuk
Lebih terperinciSINTESIS BAHAN ND 1 (Fe) x Ba 2-x Cu 3 O y DENGAN METODE REAKSI PADATAN (SOLID STATE REACTION)
SINTESIS BAHAN ND 1 (Fe) x Ba 2-x Cu 3 O y DENGAN METODE REAKSI PADATAN (SOLID STATE REACTION) Nur Aisyah Humairah Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Sulawesi Barat e-mail: humairah.amjad@gmail.com
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. L HASIL PENGUKURAN DENSITAS DAN POROSITAS. Hasil pengukuran densitas dan porositas dari sampel yang telah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. L HASIL PENGUKURAN DENSITAS DAN POROSITAS Hasil pengukuran densitas dan prsitas dari sampel yang telah disinterring pada berbagai suhu ditunjukkan pada tabel 4. Tabel 4. Hasil
Lebih terperinciIII. PROSEDUR PERCOBAAN. XRD dilakukan di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung dan
29 III. PROSEDUR PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan Desember 2012, di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Karakterisasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis difraksi sinar X serbuk ZrSiO 4 ZrSiO 4 merupakan bahan baku utama pembuatan membran keramik ZrSiO 4. Untuk mengetahui kemurnian serbuk ZrSiO 4, dilakukan analisis
Lebih terperinciLOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP
LOGO PRESENTASI TESIS STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP. 1109201006 DOSEN PEMBIMBING: Drs. Suminar Pratapa, M.Sc, Ph.D. JURUSAN FISIKA FAKULTAS
Lebih terperinciBab IV. Hasil dan Pembahasan
Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil sintesis, karakterisasi konduktivitas listrik dan struktur kirstal dari senyawa perovskit La 1-x Sr x FeO 3-δ (LSFO) dengan x = 0,2 ; 0,4 ; 0,5 ; 0,6
Lebih terperinciPENGARUH SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZIED ZIRCONIA (CSZ) DENGAN PENAMBAHAN 0.5% BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 )
PENGARUH SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZIED ZIRCONIA (CSZ) DENGAN PENAMBAHAN 0.5% BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 ) H.Kurniawan 1), Salomo 2), D.Gustaman 3) 1) Mahasiswa Program
Lebih terperinciOleh : Yanis Febri Lufiana NRP :
Pengaruh Konsentrasi NaOH/Na 2 CO 3 Pada Sintesis CaOMgO Menggunakan Metode Kopresipitasi TUGAS AKHIR Oleh : Yanis Febri Lufiana NRP : 1409100015 Dosen Pembimbing : Dr. Didik Prasetyoko., M.Sc. TUGAS AKHIR
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibutuhkan oleh setiap negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibutuhkan oleh setiap negara yang ingin maju. Perkembangan IPTEK dapat mendorong kemajuan suatu negara. Kemajuan luar biasa
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sintesa Katalis Dalam penelitian ini, katalis disintesis menggunakan metode impregnasi kering. Metode ini dipilih karena metode impregnasi merupakan metode sintesis yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan
6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk
Lebih terperinci4 Hasil dan pembahasan
4 Hasil dan pembahasan Bab ini memaparkan hasil dari sintesis dan karakterisasi konduktivitas listrik dan struktur kirstal dari senyawa perovskit Sr 2 Mg 1-X Fe x MoO 6-δ dengan x = 0,2; 0,5; 0,8; dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih metode eksperimen. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciSTRUKTUR BAHAN Y 1-X Pr X Ba 2 Cu 3 O 7-δ KERAMIK SUPERKONDUKTOR HASIL SINTESIS DENGAN REAKSI PADATAN SKRIPSI
STRUKTUR BAHAN Y 1-X Pr X Ba 2 Cu 3 O 7-δ KERAMIK SUPERKONDUKTOR HASIL SINTESIS DENGAN REAKSI PADATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program Sarjana Sains Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. walaupun tanpa adanya sumber tegangan (Rusdi, 2010). Suatu superkonduktor
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Superkonduktor 1. Definisi dan Sejarah Superkonduktor Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan di bawah suatu nilai suhu tertentu. Sehingga superkonduktor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses : preparasi bahan pasta, dalam preparasi bahan pasta meliputi preparasi bahan olah yang merupakan material
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 disintesis dengan metode kopresipitasi dengan rasio fasa aktif Cu, promotor ZnO, penyangga dan Al 2 O 3 yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini salah satu jenis material aplikasi yang terus dikembangkan adalah komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan atau lebih
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,
Lebih terperinciUji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar
dilapisi bahan konduktif terlebih dahulu agar tidak terjadi akumulasi muatan listrik pada permukaan scaffold. Bahan konduktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah karbon. Permukaan scaffold diperbesar
Lebih terperinciSINTESIS DAN ANALISIS STRUKTUR KRISTAL SENYAWA N-123 DAN NY-123
LAPORAN PENELITIAN MANDIRI JUDUL PENELITIAN SINTESIS DAN ANALISIS STRUKTUR KRISTAL SENYAWA N-123 DAN NY-123 OLEH : Dr. Drs. Wayan Gede Suharta, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI DOPING CE TERHADAP SIFAT LISTIK MATERIAL EU 2-X CE X CUO 4+Α-Δ PADA DAERAH UNDER-DOPED
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 06, No. 02 (2016) 30 36 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran PENGARUH KONSENTRASI DOPING CE TERHADAP SIFAT LISTIK MATERIAL EU 2-X CE X CUO 4+Α-Δ PADA
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C
PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C Kharisma Permatasari 1108100021 Dosen Pembimbing : Dr. M. Zainuri, M.Si JURUSAN
Lebih terperinciBAB IX SUPERKONDUKTOR
BAB IX SUPERKONDUKTOR MATERI SUPERKONDUKTIVITAS 9.1. Superkonduktor suhu kritis rendah. 9.1.1.klasifikasi logam ( isolator, semikonduktor, konduktor,konduktor bagus,superkonduktor) 9.1.2.efek Meissner,suhu
Lebih terperinciJ. Aceh Phys. Soc. Vol. 7, No. 2 pp.31-38, 2018 e-issn:
Pengaruh Proses Penarikan (Rolling) Terhadap Suhu Kritis (Tc) dalam Pembuatan Kawat Superkonduktor Ag/Bi 1,6 Pb 0,4 Sr 2 Ca 2 Cu 3 O 10 dengan Penambahan CNT Effect of Rolling Process on Critical Temperature
Lebih terperinciAnalisa Sifat Magnetik dan Morfologi Barium Heksaferrit Dopan Co Zn Variasi Fraksi Mol dan Temperatur Sintering
1 Analisa Sifat Magnetik dan Morfologi Barium Heksaferrit Dopan Co Zn Variasi Fraksi Mol dan Temperatur Sintering dengan Metode Sol-Gel Auto Combustion Putu Ary Kresna Mudra dan Widyastuti Jurusan Teknik
Lebih terperinci3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis
7 konsentrasi larutan Ca, dan H 3 PO 4 yang digunakan ada 2 yaitu: 1) Larutan Ca 1 M (massa 7,6889 gram) dan H 3 PO 4 0,6 M (volume 3,4386 ml) 2) Larutan Ca 0,5 M (massa 3,8449) dan H 3 PO 4 0,3 M (volume
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas
31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis material konduktor ionik MZP, dilakukan pada kondisi optimum agar dihasilkan material konduktor ionik yang memiliki kinerja maksimal, dalam hal ini memiliki nilai
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PERLAKUAN DOPING Pb PADA Bi DALAM SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO TERHADAP EFEK MEISSNER DAN SUHU KRITIS
PENGARUH VARIASI PERLAKUAN DOPING Pb PADA Bi DALAM SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO TERHADAP EFEK MEISSNER DAN SUHU KRITIS Disusun oleh : HERNA SUSANTI M 0206004 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi sampel dan uji sifat fisis akan dilakukan di Laboratorium Fisika Material
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan data di Asia, Indonesia adalah negara dengan jumlah penderita patah tulang tertinggi. Pada tahun 2015 RS. Orthopedi Prof. Dr. Soeharso terdapat
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI Santi Dewi Rosanti, Dwi Puryanti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau
Lebih terperinciGabriella Permata W, Budhy Kurniawan Departemen Fisika, FMIPA-UI Kampus Baru UI, Depok ABSTRAK ANALISIS SISTEM DAN UKURAN KRISTAL PADA MATERIAL
ANALISIS SISTEM DAN UKURAN KRISTAL PADA MATERIAL La 0.67 Ba 0.33 Mn 1-x Ti x O 3 DENGAN VARIASI X=0; 0.02; 0.04; 0.06 MELALUI PROSES MECHANICAL ALLOYING Gabriella Permata W, Budhy Kurniawan Departemen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium yang meliputi dua tahap. Tahap pertama dilakukan identifikasi terhadap komposis kimia dan fase kristalin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
28 Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terbagi dalam empat tahapan kerja, yaitu : Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan film tipis ZnO yang terdiri
Lebih terperinciUJI KEMURNIAN KOMPOSISI BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X
UJI KEMURNIAN KOMPOSISI BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X Sahriar Nur Aulia H Jurusan Fisika-FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111, Indonesia Email:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelompok Fisika Bahan,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING
PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING I Dewa Gede Panca Suwirta 2710100004 Dosen Pembimbing Hariyati Purwaningsih,
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIANN DOSEN MUDA. SINTESIS DAN KARAKTERISASI SUPERKONDUKTOR Bi-2223 UNTUK BAHAN KABEL TRANSMISI DAYA OLEH
LAPORAN HASIL PENELITIANN DOSEN MUDA SINTESIS DAN KARAKTERISASI SUPERKONDUKTOR Bi-2223 UNTUK BAHAN KABEL TRANSMISI DAYA OLEH NURMALITA, M.Si EVI YUFITA, M.Si Dibiayai oleh Universitas Syiah Kuala, Kementerian
Lebih terperinciPASI NA R SI NO L SI IK LI A KA
NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I
DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! Bookmark not ABSTRACT... Error! Bookmark not KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR ISTILAH... v DAFTAR SINGKATAN
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN ORGANIK SUPERKONDUKTOR β-(bedt-ttf)2i3 DAN β -(BEDT-TTF)2ICl2
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 05, No. 01 (2015) 1 6 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN ORGANIK SUPERKONDUKTOR β-(bedt-ttf)2i3 DAN β -(BEDT-TTF)2ICl2
Lebih terperinci