PENGARUH PERSEPSI BODY IMAGE TERHADAP KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS MUHAMMAD TAUFIK HIDAYAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PERSEPSI BODY IMAGE TERHADAP KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS MUHAMMAD TAUFIK HIDAYAT"

Transkripsi

1 PENGARUH PERSEPSI BODY IMAGE TERHADAP KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS MUHAMMAD TAUFIK HIDAYAT DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Persepsi Body Image terhadap Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Peternakan Universitas Andalas adalah benar karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun, kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka pada bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Desember 2014 Muhammad Taufik Hidayat I

4 ABSTRAK MUHAMMAD TAUFIK HIDAYAT. Pengaruh Persepsi Body Image terhadap Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Peternakan Universitas Andalas. Dibimbing oleh DADANG SUKANDAR dan KARINA RAHMADIA EKAWIDYANI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi body image terhadap konsumsi pangan dan juga aktivitas fisik pada mahasiswa Peternakan Universitas Andalas. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dengan responden sebanyak 74 orang. Penilaian body image menggunakan metode Figure Rating Scale dan Body Shape Questionnere. Hasil uji multivariat menunjukkan tingkat kecukupan energi dipengaruhi oleh jenis kelamin dan status gizi responden, tidak terdapat pengaruh yang diberikan oleh body image terhadap tingkat kecukupan energi. Tingkat kecukupan protein dipengaruhi oleh jenis kelamin dan status gizi responden, tidak terdapat pengaruh body image terhadap tingkat kecukupan protein. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik adalah body image BSQ dan jenis kelamin. Kata kunci : Aktivitas fisik, body image, tingkat kecukupan gizi ABSTRACT MUHAMMAD TAUFIK HIDAYAT. The Effects of Body Image to Food Comsuption and Physical Activity on Students of Animal Husbandry Andalas University. Supervised by DADANG SUKANDAR and KARINA RAHMADIA EKAWIDYANI The purpose of this study was to determine the effects of body image perception on food consumption and physical activity on student of Animal Husbandry Andalas University. The study design is cross-sectional study with respondents as many as 74 people. Assessment of body image using Figure Rating Scale and Body Shape Questionnere. The results of multivariate analysis showed energy adequacy level was influenced by gender and nutritional status of the subjects, there was no influenced exerted by the body image on the level of energy adequacy. Protein adequacy level was influenced by gender and nutritional status of the subjects, there was no influenced of body image on the level of adequacy of protein. The factors that influenced physical activity was body image BSQ and gender of the subjects. Keywords : Body image, nutrition adequacy level, physical activity,

5 PENGARUH PERSEPSI BODY IMAGE TERHADAP KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS MUHAMMAD TAUFIK HIDAYAT Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6

7 Judul Nama NIM : Pengaruh Persepsi Body Image terhadap Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Peternakan Universitas Andalas : Muhammad Taufik Hidayat : I Disetujui Oleh: Prof Dr Ir Dadang Sukandar MSc Pembimbing I dr Karina Rahmadia E SKed MGizi Pembimbing II Diketahui Oleh: Dr Rimbawan Ketua Departemen Tanggal lulus:

8

9 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga penelitian dengan judul Pengaruh Persepsi Body Image terhadap Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Universitas Andalas ini dapat diselesaikan sebagai bagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada sejumlah pihak yang telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian tugas akhir ini. Perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Dadang Sukandar M.Sc, dan dr. Karina Rahmadia Ekawidyani.S.Ked M.Gizi, selaku dosen pembimbing skripsi atas arahan, bimbingan, nasihat dan bantuan yang sangat berharga kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Ir Dodik Briawan MCN, selaku dosen penguji skripsi atas saran dan masukan dalam perbaikan penulisan skripsi ini. 3. Ayahanda Dr. Ir. Ade Djulardi MS, Ibunda Nenden Tedja Suhati serta kakakkakak M.Rahmat Denya Utama dan Siti Aisyah M, yang demikian sabar dan sangat perhatian, selalu memberikan semangat, dukungan dan dorongan kepada penulis. Terima kasih atas kasih sayang dan support baik moril maupun materil yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis bisa mencapai jenjang sarjana. 4. Sahabat-sahabat terbaik penulis di kelas GM 47: Afwin Firdaus, Irmawati Ramadhania, Mochamad Enra Sujanawan, Taufiq Firdaus, Widia Nurfauziah, Erik Sunandar, Miftah Faridh, Iqbar Mahendra, Yoesniasani, Cahyuning serta teman-teman seperjuangan GM 47 yang selama ini berjuang bersama untuk meraih gelar sarjana S.Gz. 5. Sahabat-sahabat penulis selama penelitian: Revivo Rinda, Muhammad Farid, Michael Cham, dan Nurul Afifah yang telah membantu proses penelitian ini sehingga berjalan dengan baik. 6. Teman-teman Wisma Pajar: Eksan, Rizki dan Ilham yang telah sama-sama berjuang untuk dapat menyelesaikan pendidikan di IPB 7. Kakak-kakak GM 45 dan GM 46, adik-adik GM 48 dan GM 49 yang telah memberikan semangat dan support kepada penulis. Bogor, Desember 2014 Muhammad Taufik Hidayat

10

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR LAMPIRAN iv PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan 2 Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 Hipotesis 3 Manfaat Penelitian 3 KERANGKA PEMIKIRAN 3 METODE 5 Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 5 Cara Pemilihan Responden 6 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 6 Analisis dan Pengolahan Data 7 Definisi Operasional 11 HASIL DAN PEMBAHASAN 12 Karakteristik Responden 12 Status Gizi 15 Kebiasaan Makan 16 Jenis dan Frekuensi Konsumsi 17 Pengetahuan Gizi 19 Aktivitas Fisik 19 Body Image 20 Figure Rating Scale (FRS) 21 Body Shape Questionnere 23 Tingkat Konsumsi Zat Gizi 24 Tingkat Kecukupan Energi 25 Tingkat Kecukupan Protein 26 Tingkat Kecukupan Lemak 27 Tingkat Kecukupan Karbohidrat 28 Hubungan metode persepsi Body Image Figure Rating Scale dengan Body Shape Questionnaire 28 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Kecukupan Energi, Tingkat Kecukupan Protein, dan Aktivitas Fisik 29 SIMPULAN DAN SARAN 32 Simpulan 32 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 33 LAMPIRAN 38 RIWAYAT HIDUP 45

12 iv DAFTAR TABEL 1 Variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data 7 2 Variabel penelitian yang diteliti 7 3 Karakteristik responden berdasarkan besar keluarga dan pekerjaan orang tua 13 4 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan orang tua dan pendapatan perkapita 14 5 Sebaran mahasiswa menurut status gizi 16 6 Sebaran mahasiswa menurut frekuensi sarapan 16 7 Frekuensi makan/hari mahasiswa 17 8 Frekuensi konsumsi jajanan mahasiswa 18 9 Frekuensi konsumsi fast food mahasiswa Frekuensi konsumsi soft drink mahasiswa Sebaran mahasiswa berdasarkan pengetahuan gizi Sebaran mahasiswa berdasarkan aktivitas fisik Sebaran mahasiswa berdasarkan persepsi bentuk tubuh aktual, ideal, dan harapan Sebaran persepsi bentuk tubuh aktual responden laki-laki terhadap status gizi Sebaran persepsi bentuk tubuh aktual responden perempuan terhadap status gizi Sebaran mahasiswa berdasarkan klasifikasi persepsi body image Sebaran mahasiswa berdasarkan klasifikasi persepsi body image metode BSQ Sebaran mahasiswa berdasarkan tingkat kecukupan energi Sebaran mahasiswa berdasarkan tingkat kecukupan protein Sebaran mahasiswa berdasarkan tingkat kecukupan lemak Sebaran mahasiswa berdasarkan tingkat kecukupan karbohidrat Hasil Uji Multivariat Body Image,jenis kelamin, status gizi, pengetahuan gizi terhadap TKE, TKP, dan Aktivitas Fisik Hasil Uji Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi TKE Hasil Uji Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi TKP Hasil Uji Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik 31 DAFTAR GAMBAR 1 Analisis Pengaruh Persepsi Body Image terhadap Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Mahasiswa 5 2 Siluet bentuk tubuh berdasarkan metode figure rating scale 10 DAFTAR LAMPIRAN 1 Program SAS untuk regresi multivariat berganda dengan metode Stepwise 38

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, memiliki tubuh yang ideal dan bagus adalah idaman semua orang. Tubuh yang ideal dan bagus identik dengan seorang yang sehat dan berpenampilan menarik, sehingga dapat menjadi sosok yang diidolakan oleh banyak orang. Tubuh ideal dicerminkan dengan tubuh atletis, langsing dan tinggi, sehingga setiap orang memiliki keinginan untuk mendapatkan tubuh yang ideal tersebut. Setiap orang, memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda, mulai dari bentuk tubuh yang kurus hingga yang gemuk. Bentuk tubuh yang gemuk dan kurus sering kali menjadi suatu bentuk tubuh yang tidak diinginkan oleh orang lain, karena bentuk tubuh ini diidentikkan dengan kondisi seseorang yang memiliki penyakit. Dari situ lah muncul berbagai persepsi orang tentang bentuk tubuh atau yang dikenal dengan Body Image. Body Image adalah konsep pribadi seseorang tentang penampilan fisiknya, dimana masing-masing orang memiliki persepsi sendiri pada tubuhnya (Cash 2008). Body image merupakan sikap individu terhadap tubuhnya sendiri, termasuk penampilan fisik, struktur dan fungsinya. Perasaan mengenai citra diri meliputi halhal yang terkait dengan seksualitas, feminitas dan maskulinitas, keremajaan, kesehatan dan kekuatan (Romansyah & Natalia 2012). Hasil penelitian yang dilakukan Kakekshita & Almeida (2008) menjelaskan bahwa body image merupakan salah satu faktor penting yang berkaitan dengan status gizi seseorang. Persepsi terhadap kegemukan ini lebih sering terjadi pada remaja, dimana pada masa ini para remaja akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan bentuk tubuh yang lebih baik dari yang ia miliki saat ini. Hasil penelitian ini juga mengemukakan bahwa wanita cenderung terlalu melebih-lebihkan ukuran tubuhnya dibandingkan pria (Romansyah & Natalia 2012). Hasil penelitian Kusumajaya (2007) menjelaskan bahwa persepsi remaja terhadap body image dapat menentukan pola makan serta status gizinya. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi body image terhadap frekuensi makan, dimana semakin negatif persepsi body image (menganggap diri gemuk) maka akan cenderung mengurangi frekuensi makannya. Diketahui bahwa 41,1% remaja merasa memiliki berat badan yang lebih dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya, yaitu merasa diri gemuk tapi sebenarnya kurus, merasa normal tapi sebenarnya kurus dan merasa gemuk tapi sebenarnya normal. Kejadian ini cenderung terjadi pada remaja putri, yaitu sekitar 45,2%. Berdasarkan data Riskesdas 2013 diketahui untuk provinsi Sumatera Barat prevalensi remaja dengan status gizi dibawah normal (kurus dan sangat kurus) lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional (9.5%) dan remaja dengan status gizi di atas normal (gemuk dan sangat gemuk) juga lebih tinggi daripada prevalensi nasional (7.3%). Menurut Khomsan (2003), persepsi seseorang terhadap bentuk tubuhnya akan berpengaruh terhadap perilaku makannya. Ketakutan akan terlalu gemuk atau kurus menjadikan remaja lebih berhati-hati dalam memilih makanannya (Siswanti 2007). Power & Erickson (1989) diacu pada Pasanea 2011 menyatakan bahwa seseorang yang mengalami ketakutan berlebihan terhadap bentuk tubuhnya dan kurang menerima bentuk tubuhnya sehingga melakukan diet

14 2 dalam waktu lama, mengalami kelainan makan, ketergantungan akan latihan atau olahraga, dan menyalahgunakan steroid yang digunakan untuk membentuk bagianbagian tubuh tertentu. Sebuah penelitian melaporkan bahwa remaja putri yang melakukan diet ketat ternyata memiliki kemungkinan 18 kali lebih besar untuk menderita gangguan makan dibandingkan remaja putri yang tidak berdiet. Diet ketat, khususnya dilakukan pada masa remaja ini berdampak pada defisiensi zat-zat gizi dan terhambatnya pertumbuhan. Melihat dampak yang dapat ditimbulkan karena masalah persepsi tentang body image yang negatif khususnya dikalangan remaja, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Persepsi Body Image terhadap Pola Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Mahasiswa Peternakan Universitas Andalas. Perumusan Masalah Masa remaja merupakan suatu masa yang sangat penting untuk pertumbuhan fisik. Untuk mendapatkan pertumbuhan fisik yang maksimal, diperlukan asupan zat-zat gizi yang penting bagi tubuh. Asupan zat-zat gizi ini didapatkan melalui asupan makanan yang dikonsumsi seseorang sehari-hari. Kekurangan zat-zat gizi dapat menyebabkan defisiensi zat gizi yang berdampak pada status gizi seseorang sehingga menghasilkan status gizi yang kurang atau kurus. Sedangkan kelebihan zat-zat gizi menyebabkan terjadinya penimbunan zat gizi pada tubuh yang dapat menyebabkan status gizi berlebih atau obesitas. Masalah status gizi ini berdampak pada bentuk tubuh seseorang. Ketika bentuk tubuh seseorang sudah bermasalah, maka akan muncul keinginan untuk memperbaiki bentuk tubuh tersebut. Perbaikan bentuk tubuh ini berkaitan dengan persepsi bentuk tubuh atau body image seseorang akan bentuk tubuhnya. Body image ini dapat bernilai negatif atau positif yang dapat berdampak pada pola konsumsi pangan serta aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari. Jika bernilai positif, maka dampaknya pada pola konsumsi pangan dan aktivitas fisiknya akan sejalan. Akan tetapi, jika body image negatif, maka dampak pada pola konsumsi pangan dan aktivitas fisik akan negatif pula. Hal ini sering terjadi pada kalangan remaja yang selalu menginginkan bentuk tubuh ideal dan proporsional. Berdasarkan hal tersebut perlu diteliti mengenai hubungan body image terhadap pola konsumsi pangan dan aktivitas fisik pada remaja yaitu mahasiswa. Tujuan Umum Tujuan Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi mengenai body image terhadap pola konsumsi dan aktivitas fisik mahasiswa jurusan Peternakan Universitas Andalas. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik individu yang terdiri dari umur, status gizi (Indeks Massa Tubuh), asal daerah, dan kondisi sosial ekonomi keluarga yang terdiri dari besar keluarga, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, serta pendapatan orang tua.

15 3 2. Mempelajari persepsi body image dan pengetahuan gizi mahasiswa jurusan Peternakan Universitas Andalas terkait dengan kegemukan. 3. Mempelajari konsumsi pangan yang meliputi kebiasaan makan (kebiasaan sarapan, kebiasaan makan malam, frekuensi makan, konsumsi fast food dan soft drink, serta konsumsi camilan) dan tingkat kecukupan zat gizi mahasiswa Peternakan Universitas Andalas 4. Mempelajari aktivitas fisik sehari-hari mahasiswa jurusan Peternakan Universitas Andalas 5. Menganalisis pengaruh body image terhadap pola konsumsi pangan dan aktivitas fisik mahasiswa Peternakan Universitas Andalas Hipotesis Persepsi body image dapat mempengaruhi tingkat konsumsi zat gizi serta mempengaruhi aktivitas fisik seseorang. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan mengenai persepsi body image, pengetahuan gizi, konsumsi pangan, aktivitas fisik, pengetahuan gizi dan status gizi dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat khususnya mahasiswa di institusi terkait, seperti institusi pendidikan dan kesehatan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam berbagai penyuluhan atau penelitian terkait dengan persepsi body image, khususnya untuk remaja. KERANGKA PEMIKIRAN Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal (Sumanto 2009). Kelebihan berat badan ini mengakibatkan berbagai masalah dalam diri seseorang. Masalah yang muncul ini dapat berupa penyakit yang terdapat dalam tubuh, atau jika terlihat dari luar tubuh akan membuat bentuk tubuh menjadi tidak seimbang dan ideal.jika bentuk tubuh sudah terlihat tidak seimbang dan ideal, dapat mempengaruhi seseorang, terutama remaja. Kegemukan dapat menjadi masalah yang penting bagi siklus perkembangan remaja. Seorang remaja yang mengalami kegemukan cenderung tidak percaya diri dan tidak puas terhadap bentuk tubuhnya serta memaksa tubuhnya untuk menjadi kurus, dan hal inilah yang mempengaruhi eating disorders seseorang (Bruess 1989). Jika eating disorder sudah terjadi, maka hal ini dapat mengakibatkan terganggunya asupan zat gizi sehingga menghambat proses metabolisme tubuh khususnya untuk pertumbuhan yang terjadi pada remaja. Persepsi body image merupakan gambaran seseorang mengenai bentuk dan ukuran tubuhnya sendiri; gambaran ini dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran tubuh

16 4 aktualnya, perasaannya tentang bentuk tubuhnya serta harapan terhadap bentuk dan ukuran tubuh yang diinginkannya (Germov & Williams 2004). Pengaruh lingkungan yang menganggap tubuh kurus adalah cantik telah mempengaruhi persepsi remaja terhadap bentuk tubuh ideal. Adapun faktor-faktor yang merupakan input bagi terbentuknya perilaku seseorang dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu faktor intrinsik (faktor yang berasal dari dalam diri seseorang) dan faktor ekstrinsik (faktor yang berasal dari luar diri seseorang). Faktor intrinsik terdiri dari status gizi, pengetahuan gizi, umur dan asal daerah. Faktor ekstrinsik terdiri dari besar keluarga, pendidikan, pekerjaan serta pendapatan orang tua. Faktor-faktor ini nantinya akan mempengaruhi perilaku seseorang terhadap body image. Persepsi body image ini mempunyai pengaruh terhadap pola konsumsi pangan. Pola konsumsi pangan juga nantinya akan mempengaruhi tingkat kecukupan gizi seseorang. Jika body image seseorang bernilai positif maka pola konsumsi pangan akan bernilai positif pula sehingga tingkat kecukupan gizi terpenuhi, begitu pula sebaliknya. Tingkat kecukupan gizi ini nantinya akan mempengaruhi status gizi seseorang. Selain itu, aktivitas fisik yang biasa dilakukan akan ikut dipengaruhi oleh persepsi kegemukan ini. Aktivitas fisik juga pada nantinya akan mempengaruhi status gizi seseorang. Indikator status gizi yang digunakan pada penelitian ini adalah IMT (Indeks Massa Tubuh).

17 5 Status Gizi Persepsi Body Image Aktivitas Fisik Tingkat Kecukupan Zat Gizi Faktor Ekstrinsik Faktor Intrinsik Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Jenis Kelamin Umur Pengetahuan Gizi Pola Konsumsi Pangan Kebiasaan makan Frekuensi makan Gambar 1 Analisis Pengaruh Persepsi Body Image terhadap Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Mahasiswa Keterangan : : Hubungan yang diteliti : Hubungan yang tidak diteliti : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Pengaruh Persepsi Body Image terhadap Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Peternakan Universitas Andalas dilakukan dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional study. Cross-sectional study merupakan rancangan studi epidemiologi yang mempelajari pengamatan yang dilakukan pada satu saat atau periode. Penelitian dilaksanakan di Universitas

18 6 Andalas yang terletak di Kota Padang, Sumatera Barat. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive dengan pertimbangan kemudahan akses dan birokrasi. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Andalas pada bulan Agustus sampai dengan bulan September Cara Pemilihan Responden Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat pertama pada jurusan Peternakan yaitu sebanyak 320 orang sehingga jumlah responden yang didapatkan yaitu sebanyak 74 responden yang terdiri dari 37 orang laki-laki dan 37 orang perempuan. Teknik pengambilan responden dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) dimana setiap unit penelitian atau responden dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden. n = n 0 1+ n 0 N Keterangan: N = Ukuran populasi n = Ukuran contoh dimana n 0 = p (1 p)z2 /2 d 2 Zα/2 = Nilai Z sehingga P(Z > Zα/2) = α/2 d = Presisi perbedaan maksimum antar proporsi dengan perbedaan P = Proporsi mahasiswa yang memiliki body image positif (0,5) Dengan demikian dapat dihitung jumlah contoh minimal, yaitu: n 0 = 0,5 (1 0,5)1,962 0,1 2 = 96,04 sehingga n = 96, , n = 96,04 1,3 = 73,8 74 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan merupakan data primer. Data primer meliputi karakteristik responden yang meliputi nama, usia, indeks massa tubuh. Alat ukur penimbangan berat badan berupa timbangan injak digital, sedangkan pengukuran tinggi badan menggunakan stature meter. Data sosial ekonomi keluarga terdiri dari jumlah anggota keluarga, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan pendapatan orang tua. Data pengetahuan gizi didapatkan berdasarkan jawaban pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Data persepsi Body Image dengan melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner dengan metode BSQ (Body Shape Questionnaire) menurut Cooper et al 1987 dan FRS (Figure Rating Scale) menurut Stunkard 1983 Data kebiasaan makan (frekuensi makan, kebiasaaan sarapan, kebiasaan makan malam, kebiasaan mengonsumsi fast food dan soft drink) diambil dengan menggunakan Food Frequency Questionnaire. Data tingkat konsumsi pangan didapatkan dari hasil jawaban wawancara responden berdasarkan recall 2x24 jam

19 7 melalui kuesioner pada hari libur dan hari kuliah. Data variabel aktivitas fisik didapatkan melalui wawancara dengan responden berdasarkan recall activity 2x24 jam melalui kuesioner pada hari libur dan hari kuliah. Adapun variabel, jenis data dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data Variabel Karakteristik Responden - Nama - Usia - Asal Daerah - Status Gizi Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga - Pekerjaan orang tua - Pendidikan orang tua - Pendapatan orang tua - Jumlah anggota keluarga Pengetahuan gizi -Pengetahuan gizi secara umum -Pengetahuan mengenai kegemukan Persepsi body image - Body Shape Questionaire - Figure Rating Scale Pola Konsumsi Pangan - Frekuensi makan - Kebiasaan sarapan - Kebiasaan makan malam - Konsumsi fast Food dan soft drink, dan kebiasaan mengonsumsi camilan Jenis Data Primer Primer Primer Primer Primer Cara Pengumpulan Data Kuesioner dan wawancara Pengukuran BB dan TB Kuesioner dan Wawancara Kuesioner dan Wawancara Kuesioner dan Wawancara Kuesioner dan Wawancara (Food Frequency) Tingkat Konsumsi Pangan Primer Kuesioner dan Wawancara (Food Recall 2x24 jam) Aktivitas Fisik Primer Kuesioner dan Wawancara Analisis dan Pengolahan Data Pengolahan data dan analisis data menggunakan program Microsoft Office Excel 2013 dan SPSS 16.0 for Windows serta SAS Tahap-tahap pengolahan data sebelum dilakukan analisis terdiri dari editing, coding, entry, dan cleaning. Pada tabel 2 disajikan kategori dan variabel-variabel penelitian ini. Tabel 2 Variabel penelitian yang diteliti No Variabel Kategori Dasar Kategori 1 Karakteristik contoh dan sosial ekonomi keluarga Besar Keluarga 1. Kecil ( 4 orang) 2. Sedang (5-7 orang) 3. Besar (>7 orang) 1. PNS BKKBN (2009)

20 8 Tabel 2 Variabel penelitian yang diteliti (lanjutan) No Variabel Kategori Dasar Kategori Pekerjaan orang tua Pendidikan orang tua Pendapatan orang tua Status Gizi 2. Pegawai swasta 3. Petani, nelayan 4. Wiraswasta 5. Polisi/ABRI 6. Lainnya/tidak bekerja 1. Tidak sekolah 2. SD/Sederajat 3. SMP/Sederajat 4. SMA/Sederajat 5. PT/Sederajat 1. Rendah ( Rp ) 2. Cukup (>Rp ) 1. Kurus (IMT < 18.5) 2. Normal ( ) 3. Overweight ( ) 4. Obese ( 25.0) 2. Pengetahuan Gizi 1. Kurang (< 60%) 2. Sedang (60%-80%) 3. Baik (>80%) 3. Aktivitas Fisik (Nilai PAL) 4 Persepsi Body Image Figure Rating Scale Body Shape Questionnaire 5. Tingkat Kecukupan Zat Gizi Tingkat Kecukupan Energi (TKE) Tingkat Kecukupan Protein (TKP) Tingkat Kecukupan Lemak Tingkat Kecukupan Karbohidrat 1. Sangat ringan (PAL<1.40) 2. Ringan (1.40 PAL 1.69) 3. Sedang (1.70 PAL 1.99) 4. Berat (2.00 PAL 2.39) 1. Negatif 2. Positif 1. Positif (<80) 2. Negatif ringan (80-100) 3. Negatif sedang ( ) 4. Negatif berat (>110) 1. Defisit berat (<70% AKE) 2. Defisit sedang (70-79%) 3. Defisit ringan (80-89%) 4. Normal (90-119%) 5. Berlebih ( 120%) 1. Defisit berat (<70% AKE) 2. Defisit sedang (70-79%) 3. Defisit ringan (80-89%) 4. Normal (90-119%) 5. Berlebih ( 120%) 1. Kurang (<20% asupan E) 2. Cukup (20-30% asupan E) 3. Lebih (>30% asupan E) 1. Kurang (<50% asupan E) 2. Cukup (50-65% asupan E) 3. Lebih (>65% asupan E) BPS (2009) IOTF Asia Pasifik Khomsan (2000) FAO/WHO/UNU (2001) Stunkard (1983) Cooper et al (1987) Depkes (1996) Depkes (1996) Depkes (1996) Depkes (1996)

21 9 Variabel aktivitas fisik dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) dan dihitung menggunakan rumus PAL PAL = Σ (PAR x alokasi waktu tiap aktivitas) 24 jam Keterangan: PAL = Physical Activity Level (Tingkat aktivitas fisik) PAR = Physical Activity Ratio (Jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu) Kandungan zat gizi makanan yang dikonsumsi subjek dihitung berdasarkan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM 2010) dengan menggunakan Microsoft Excel. Rumus yang digunakan yaitu (Hardinsyah & Briawan 1994): Kgij = {(Bj/100) x (Gij x (BDDj/100)} Keterangan: Kgij = Kandungan zat gizi-i dalam bahan makanan-j Bj = Berat makanan-j yang dikonsumsi (g) Gij = Kandungan zat gizi-i dalam 100 gram BDD bahan makanan-j BDDj = Bagian Bahan makanan-j yang dapat dimakan Setelah diketahui kandungan-kandungan zat gizi dari pangan, maka dapat diketahui Tingkat Kecukupan Gizi (TKG) pada subjek tersebut, yaitu dengan membandingkan antara konsumsi zat gizi aktual subjek dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan menurut AKG Rumus untuk menghitung TKG sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 1994): TKG = (Konsumsi Zat Gizi / Angka Kecukupan Gizi (AKG)) X 100% Tingkat kecukupan zat gizi dalam penelitian ini diperoleh dari perbandingan asupan zat gizi contoh dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Perhitungan untuk AKG contoh yang menggunakan konversi terhadap berat badan, dengan rumus: AKG Contoh =(Berat badan aktual (kg)/ Berat badan dalam daftar AKG)x AKG Pengukuran tingkat kecukupan energi, protein dan lemak merupakan tahap lanjutan dari penghitungan konsumsi pangan. Tingkat kecukupan konsumsi merupakan persentase konsumsi aktual siswa dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan berdasarkan WNPG tahun Secara umum tingkat kecukupan zat gizi dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: TKGi = (Ki/ AKGi) x 100% TKGi = Tingkat kecukupan zat gizi i Ki = Konsumsi zat gizi i AKGi = Kecukupan zat gizi i yang dianjurkan Pengetahuan gizi mahasiswa diukur dari kemampuan mereka dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan gizi secara umum yang disiapkan dalam kuesioner. Terdapat 20 buah pertanyaan pilihan berganda. Pertanyaanpertanyaan tersebut masing-masing diberi skor kemudian dikelompokkan menjadi

22 10 tiga kategori yaitu kurang, sedang dan baik. Khomsan (2000) mengkategorikan tingkat pengetahuan gizi menjadi 3 bagian, yaitu tingkat pengetahuan kurang (<60%), sedang (60-80%) dan baik (80%). Pada penelitian ini, persepsi body image mahasiswa dinilai melalui metode Figure Rating Scale (FRS) yang dikembangkan oleh Stunkard (1983) dan metode Body Shape Questionnaire (BSQ) yang dikembangkan oleh Cooper et al (1987). Pada metode FRS mahasiswa mempersepsikan bentuk tubuhnya melalui gambar 1 sampai 9 (Gambar 2). Sedangkan pada metode BSQ mahasiswa diminta untuk mengisi kuesioner berisikan 34 pertanyaan yang masing-masing jawaban bernilai 1 hingga 6. Metode FRS bisa digunakan untuk menganalisis persepsi responden yang berumur 18 tahun keatas. Dari sembilan gambar tersebut dikembangkan lima pertanyaan yaitu: gambar mana yang paling mirip dengan ukuran tubuh responden, gambar bentuk tubuh remaja Indonesia saat ini, gambar tubuh ideal yang diinginkan responden. Dari kelima pertanyaan tersebut responden harus memilih gambar yang mereka anggap paling sesuai dengan pendapat mereka. Berikut adalah gambar siluet yang digunakan pada metode FRS. Gambar 2 Siluet bentuk tubuh berdasarkan metode figure rating scale Gambar diatas menunjukkan bentuk tubuh yang diberi skala 1 hingga 9, dimana 1 menunjukkan bentuk tubuh paling kurus hingga 9 yang menunjukkan bentuk tubuh paling gemuk. Berdasarkan persepsi masing-masing responden, maka mereka akan menentukan bentuk tubuh mereka berdasarkan skala tersebut. Penentuan kategori bentuk tubuh berdasarkan nomor gambar yaitu gambar 1 dan 2 kategori kurus, gambar 3 dan 4 kategori normal, gambar 5 dan 6 kategori overweight, gambar 7, 8 dan 9 kategori obesitas. Klasifikasi body image terdiri dari 2 yaitu body image positif dan body image negatif. Pada metode FRS ini, body image yang positif diartikan jika penilaian bentuk tubuh aktual responden sesuai dengan status gizi aktual responden tersebut, dan jika penilaian bentuk tubuh tersebut tidak sesuai dengan status gizinya maka responden dikategorikan sebagai body image negatif. Metode BSQ ini berisikan 34 pertanyaan yang masing-masing pertanyaan memiliki nilai antara 1 (tidak pernah) hingga 6 (selalu). Setelah itu, jawaban dijumlahkan sehingga memiliki total nilai 34 hingga 204. Adapun klasifikasi

23 11 penilaian metode BSQ ini yaitu, Persepsi positif (<80), Persepsi negatif ringan (80-100), Persepsi negatif sedang ( ), dan Persepsi negatif berat (>110). Data yang diperoleh dilanjutkan dengan pengolahan data yang meliputi proses cleaning dan analisis. Data yang diperoleh diolah menggunakan Microsoft Excel 2013 dan program SPSS 16.0 for Windows serta SAS Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif. Adapun data yang diolah secara deskriptif terdiri dari karakteristik responden (usia, jenis kelamin) dan keluarga (besar keluarga, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua), pola konsumsi pangan, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, status gizi, tingkat konsumsi zat gizi, serta persepsi body image. Uji normalitas Kolmogorov Smirnov dilakukan sebelum uji hubungan dan uji beda dilakukan. Uji beda Mann Whitney dilakukan untuk melihat perbedaan persepsi body image antara responden laki-laki dan perempuan. Uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara variabel persepsi body image berdasarkan metode FRS dan BSQ. Uji regresi linear digunakan untuk mengetahui pengaruh persepsi body image baik metode FRS maupun BSQ terhadap tingkat kecukupan zat gizi dan juga aktivitas fisik dari responden. Uji multivariat yang digunakan adalah model regresi. Uji ini untuk menunjukkan setidaknya terdapat variabel dependen yang dipengaruhi oleh satu variabel independen. Model persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y 1 = β01+ β11x1 + β12x2 + β13x3 + β14x4 + β15x5 + ε1 Y 2 = β02+ β21x1 + β22x2 + β23x3 + β24x4 + β25x5 + ε2 Y 3 = β03+ β31x1 + β32x2 + β33x3 + β34x4 + β35x5 + ε3 Keterangan: Ŷ1 = Tingkat kecukupan energi Ŷ2 = Tingkat kecukupan protein Ŷ3 = Tingkat aktivitas fisik X1 = Persepsi Body Image dengan BSQ X2 = Persepsi Body Image dengan FRS X3 = Jenis Kelamin X4 = Status Gizi X5 = Pengetahuan Gizi εi = Error ke-i Definisi Operasional Responden adalah mahasiswa tingkat pertama jurusan Peternakan di Universitas Andalas Body image adalah gambaran yang dimiliki dalam pikiran (persepsi) tentang bentuk tubuh yang dinilai dari harapan akan bentuk tubuh dan penilaian terhadap bentuk tubuh aktual. Pola konsumsi pangan adalah perilaku seseorang dalam mengonsumsi makanan sehari-hari yang terkait dengan kebiasaan sarapan, konsumsi sayur dan buah, konsumsi fast food dan soft drink, frekuensi makan, serta kebiasaan mengonsumsi camilan.

24 12 Frekuensi makan adalah tingkat keseringan seseorang dalam mengonsumsi makanan utama yang diukur dengan satuan kali per hari serta kuantitas dari makanan tersebut (gram). Fast food adalah makanan cepat saji yang umumnya mengandung kalori dan lemak yang tinggi seperti ayam goreng, hamburger, pizza dan hotdog. Soft drink adalah minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubur atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi. Aktivitas fisik adalah segala jenis kegiatan fisik yang dilakukan remaja yang digolongkan menjadi 3 jenis yaitu aktivitas ringan, sedang dan berat. Recall Activity adalah wawancara dengan meminta subjek untuk menyebutkan semua aktivitas yang dilakukannya dalam waktu 24 jam sebelumnya Pengetahuan gizi adalah pemahaman remaja terhadap hal-hal yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan khususnya terkait dengan kegemukan yang diukur dengan menggunakan kuesioner. Pengetahuan gizi dikategorikan kurang jika <60% jawaban benar, sedang jika jawaban benar antara 60-80%, dan baik jika jawaban benar >80% jawaban benar (Khomsan 2000). Food Recall 24 Jam adalah salah satu metode dalam melakukan survei konsumsi pangan dengan tujuan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga, dan perorangan. Tingkat kecukupan gizi adalah perbandingan konsumsi dari rata-rata zat gizi makro maupun zat gizi mikro terhadap angka kecukupan yang dianjurkan menurut umur berdasarkan WKNPG (2004) yang dinyatakan dalam persen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini merupakan mahasiswa tingkat pertama pada Universitas Andalas jurusan Peternakan. Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 74 orang yang terdiri dari 37 laki-laki dan 37 perempuan. Responden penelitian ini memiliki rentang usia antara 17 tahun hingga 20 tahun. Menurut Hurlock (2004) usia remaja merupakan masa transisi dari usia anak-anak menjadi dewasa. Remaja dapat dibagi menjadi dua yaitu remaja awal (usia 13 hingga 17 tahun), dan remaja akhir (usia 18 hingga 21 tahun). Berdasarkan hasil wawancara dengan responden didapatkan sebaran umur mahasiswa perempuan sebagian besar berusia 18 tahun, sedangkan mahasiswa laki-laki memiliki sebaran usia yang merata pada usia 18 dan 19 tahun. Jika dirata-ratakan maka didapatkan hasil rata-rata usia responden laki-laki dan perempuan berkisar pada usia 18 hingga 19 tahun atau masuk pada kategori remaja akhir. Karakteristik responden juga meliputi besar keluarga, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan pendapatan per kapita. Keluarga adalah mereka yang mempunyai hubungan fisik, sosial, dan emosi yang paling rapat dengan individu sejak dia dilahirkan (Luddin 2010). Besar keluarga

25 13 adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lain yang hidup dari pengelolaan sumberdaya yang sama. Besar keluarga menurut BKKBN (2009) dikategorikan menjadi tiga, yaitu keluarga kecil ( 4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar (>7 orang). Sebaran besar keluarga responden dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan besar keluarga dan pekerjaan orang tua Karakteristik Responden Laki-laki Perempuan Total n % n % n % Kecil ( 4 orang) Besar Keluarga Sedang (5-7 orang) Besar (>7 orang) Jumlah Rata-rata ± SD 5.49 ± ± ± 1.7 PNS Pegawai Swasta Pekerjaan Ayah Petani, Nelayan Wiraswasta/Pedagang Polisi/ABRI Lainnya Jumlah PNS Pegawai Swasta Pekerjaan Ibu Petani, Nelayan Wiraswasta/Pedagang Polisi/ABRI Lainnya/Tidak bekerja Jumlah Dari tabel 3 dapat dijelaskan rata-rata besar keluarga responden sebesar 5.23±1.74 orang atau berada pada kategori sedang (5-7 orang). Menurut Sanjur (1982), besar keluarga akan mempengaruhi pengeluaran rumah tangga. Semakin besar keluarga maka semakin kecil peluang terpenuhinya kebutuhan individu. Hal ini dapat disebabkan karena besarnya anggota keluarga berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan individu. Besarnya keluarga dapat mempengaruhi belanja pangan. Pendapatan perkapita dan belanja pangan akan menurun sejalan dengan meningkatnya jumlah anggota keluarga. Jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan karena jenis pekerjaan memiliki hubungan dengan pendapatan yang diterima (Soehardjo 1989). Jenis pekerjaan orang tua dibedakan berdasarkan 6 jenis yaitu PNS, Pegawai swasta, Petani/nelayan, Wiraswasta, Polisi/ABRI, Lainnya(tidak bekerja). Berdasarkan tabel 3 dapat terlihat pekerjaan ayah paling banyak pada responden perempuan yaitu petani atau nelayan sebesar 56.8%,pada responden laki-laki pekerjaan ayah yang paling banyak juga petani atau nelayan yaitu sebesar 27%. Hal ini

26 14 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berasal dari daerah pedesaan yang masih memiliki lahan untuk bertani. Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui pula baik responden laki-laki maupun perempuan memiliki ibu yang tidak bekerja, hanya sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 67.6%. Sebanyak 13.5% ibu responden bekerja sebagai petani atau nelayan merupakan pekerjaan dalam membantu suami mereka yang juga bekerja sebagai petani atau nelayan. Tingkat pendidikan orang tua yang baik akan memungkinkan orang tua dapat memantau dan menerima informasi tentang kesehatan anaknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka diasumsikan bahwa kemampuannya akan semakin baik dalam mengakses dan menyerap informasi demi memenuhi kebutuhan gizinya (Isnani 2011). Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar ayah responden baik laki-laki maupun perempuan memiliki pendidikan setingkat SMA yaitu sebesar 41.9%. Akan tetapi, baik pada responden laki-laki dan perempuan terdapat ayah yang tidak sekolah yaitu sebesar 5.4%, hal ini disebabkan karena responden berasal dari desa sehingga beberapa ayah masih memiliki status pendidikan tidak sekolah. Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan orang tua dan pendapatan perkapita Karakteristik Responden Laki-laki Perempuan Total n % n % n % Tidak Sekolah SD/Sederajat Pendidikan SMP/Sederajat Ayah SMA/Sederajat PT/Sederajat Jumlah Tidak Sekolah SD/Sederajat Pendidikan Ibu SMP/Sederajat SMA/Sederajat PT/Sederajat Jumlah Pendapatan Ekonomi rendah per kapita Ekonomi cukup Jumlah Rata-rata ± ± ± Berdasarkan tabel 4 diketahui pendidikan ibu pada responden laki-laki paling banyak adalah pendidikan setingkat SMA/sederajat (48.6%), responden perempuan paling banyak juga memiliki ibu dengan pendidikan SMA/sederajat (21.6%). Sebaran pendidikan ibu pada responden perempuan cukup merata jika dibandingkan dengan responden laki-laki. Campbell (2002) dalam Marzuki (2006) menyatakan bahwa ibu yang berpendidikan tinggi cenderung akan memberikan

27 15 makanan yang sehat kepada anaknya, sedangkan ibu yang berpendidikan rendah akan cenderung memberikan makanan yang enak tetapi kurang sehat Menurut Rahmawati (2006), tingkat pendidikan terakhir ibu contoh merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh anak termasuk status gizi. Hal ini karena pendidikan ibu sangat penting dalam mendidik anak-anak dalam keluarganya. Menurut Hardinsyah et al (2002), orang yang memiliki pendidikan yang tinggi cenderung untuk memilih bahan makanan yang baik daripada mereka yang berpendidikan rendah. Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan maka semakin besar peluang untuk memilih pangan yang baik. Meningkatnya pendapatan perorangan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan dalam susunan makanan (Suhardjo 1989). Pendapatan per kapita dihitung berdasarkan pendapatan orang tua dibagi jumlah anggota keluarga. Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan pendapatan penduduk Indonesia menjadi dua yaitu ekonomi rendah ( Rp ) dan ekonomi cukup (>Rp ). Pendapatan ini digunakan BPS sebagai indikator untuk menentukan tingkat kemiskinan suatu keluarga. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui sebanyak 60.8% responden memiliki tingkat pendapatan yang rendah ( Rp ). Masih rendahnya tingkat pendapatan tersebut karena pekerjaan orang tua responden sebagian besar adalah petani dan nelayan, sehingga penghasilan mereka masih tergolong rendah. Tingkat pendapatan seseorang akan berpengaruh terhadap jenis dan jumlah bahan pangan yang dikonsumsinya (Martianto dan Ariani 2004). Pendapatan keluarga berhubungan dengan penyediaan pangan di dalam keluarga. Apabila penghasilan di dalam keluarga meningkat, maka biasanya pengadaan lauk pauk pun akan meningkat mutunya. Akan tetapi, pengeluaran uang yang lebih banyak untuk pangan tidak menjamin lebih beragamnya konsumsi pangan. Kadang-kadang perubahan utama yang terjadi dalam kebiasaan makan ialah pangan yang dikonsumsi itu lebih mahal. Akan tetapi, karena bukti menunjukkan bahwa kebiasaan makan cenderung berubah bersama dengan naiknya pendapatan (Soehardjo 1989). Status Gizi Status gizi adalah suatu kondisi tubuh akibat asupan, penyerapan dan penggunaan zat gizi dari makanan dalam jangka waktu yang lama (Supariasa et al. 2001). Penilaian status gizi dapat ditentukan dengan berbagai cara, di antaranya secara antropometri, biologi, klinis, konsumsi pangan, dan faktor ekologi (Gibson 2005). Metode yang paling sering digunakan adalah pengukuran antropometri. Indikator antropometri antara lain adalah IMT atau Indeks Massa Tubuh (IMT=BMI, Body Mass Index). IMT merupakan pembagian berat badan (dalam kilogram) terhadap kuadrat tinggi badan (dalam meter) (Pasanea 2011). Status gizi ini dibedakan menjadi empat yaitu kurus (<18.5), normal ( ), overweight ( ), dan obesitas ( 25.0) Status gizi menjadi penting karena merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan (Sondari 2013). Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat sebagian besar (54.1%) responden laki-laki memiliki status gizi normal, sedangkan pada responden

28 16 perempuan sebagian besar (45.9%) memiliki status gizi kurus. Secara keseluruhan rata-rata IMT yang dimiliki kedua responden adalah sama yaitu 19.7 kg/m 2 Tabel 5 Sebaran mahasiswa menurut status gizi Status Gizi Laki-laki Perempuan Total n % n % n % Kurus Normal Overweight Obesitas Jumlah Rata-rata±SD 19.7± ± ±2.89 Menurut Weiss et al (2007) diacu pada Meriyanti 2013 peningkatan status gizi berhubungan dengan penurunan aktivitas fisik jangka panjang, dimana antara status gizi dan aktivitas fisik memiliki hubungan yang saling memengaruhi. Kurang aktivitas fisik dapat meningkatkan status gizi. Menurut Riyadi (2003) status gizi dipengaruhi oleh faktor langsung seperti intake makanan dan status kesehatan serta faktor tidak langsung berupa faktor pertanian, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Kebiasaan Makan Menurut Khumaidi (1989) kebiasaan (habit) adalah pola perilaku yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Kebiasaan makan merupakan tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Persepsi seseorang terhadap bentuk tubuhnya dan terhadap kegemukan akan berpengaruh terhadap perilaku makannya. Tabel 6 Sebaran mahasiswa menurut frekuensi sarapan Kebiasaan sarapan Laki-laki Perempuan Total n % n % n % Setiap hari kali/minggu kali/minggu Tidak pernah Jumlah Kebiasaan makan pada remaja saat ini lebih sering diamati dibandingkan kebiasaan makan pada orang dewasa ataupun pada usia lain. Hal ini dikarenakan pada remaja seringkali ditemui kebiasaan makan yang tidak biasa seperti konsumsi camilan yang berlebihan, seringnya makan di luar rumah khususnya konsumsi fast food, penerapan diet yang salah, dan meal skiping (Stang 2002). Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui sebanyak 59.5% keseluruhan responden melakukan sarapan setiap hari. Akan tetapi pada responden laki-laki masih terdapat 16.2% yang tidak pernah sarapan, sedangkan responden perempuan tidak ada yang tidak pernah sarapan. Hal ini disebabkan karena responden perempuan sebagian besar memasak sendiri sarapannya, baik di rumah maupun di tempat kos. Kebiasaan sarapan erat kaitannya terhadap konsentrasi belajar, khususnya bagi para pelajar

29 17 yang membutuhkan energi untuk menuntut ilmu. Penelitian Lestari (2009) mengenai konsentrasi belajar, didapatkan hasil bahwa sebagian besar contoh (70%) yang melakukan sarapan setiap hari memiliki konsentrasi positif ketika belajar dalam kelas, sedangkan sebagian besar (78%) contoh yang tidak terbiasa sarapan pagi memiliki konsentrasi yang negatif ketika belajar dalam kelas. Selain berkaitan terhadap konsentrasi belajar, kebiasaan sarapan memiliki pengaruh terhadap status gizi. Penelitian Mariza (2012) diketahui contoh yang tidak terbiasa sarapan akan mengganti sarapannya dengan membeli makanan cepat saji yang memiliki kalori lebih tinggi dari menu sarapan pada umumnya, hal ini mengakibatkan status gizi contoh cenderung obesitas. Penelitian Pasanea (2011) menunjukkan adapun alasan remaja melewatkan waktu sarapannya bermacam-macam mulai dari sibuk, untuk mencegah rasa kantuk saat sekolah/kuliah, serta menurunkan berat badan dengan membatasi asupan kalori. Menurut Khomsan (2005), sarapan adalah suatu kegiatan makan yang penting sebelum melakukan aktivitas fisik pada pagi hari. Pada penelitian ini sebagian besar alasan mahasiswi melewatkan sarapan adalah karena tidak sempat sarapan (terlambat bangun untuk berangkat ke kampus) dan terbiasa tidak sarapan pagi. Tabel 7 Frekuensi makan/hari mahasiswa Frekuensi Makan/Hari Laki-laki Perempuan Total n % n % n % 2 kali/hari kali/hari kali/hari Jumlah Tabel 7 menjelaskan tentang frekuensi makan responden selama sehari, dari data yang tersajikan dapat diketahui sebanyak 73% mahasiswa makan sebanyak 3 kali per hari. Menurut Khomsan (2003) bahwa frekuensi makan yang baik adalah 3 kali dalam sehari untuk menghindarkan kekosongan lambung. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Priyanto (2007) terbukti bahwa kelebihan frekuensi makan makanan utama dan kelebihan asupan energi merupakan faktor risiko kejadian kegemukan. Jenis dan Frekuensi Konsumsi Jenis dan frekuensi konsumsi merupakan jenis pangan yang dianalisis berdasarkan golongan makanan yang paling sering dikonsumsi contoh. Golongan makanan yang dibahas pada penelitian ini adalah golongan jajanan, fast food, dan golongan soft drink. Berdasarkan tabel 8 jenis jajanan yang biasa dikonsumsi responden baik ketika kuliah maupun libur adalah bakso, mie ayam, siomay, gorengan, snack gurih dan snack manis. Jenis jajanan yang paling sering dikonsumsi responden adalah gorengan dengan frekuensi rata-rata sebesar ± 22.5kali/bulan kemudian snack gurih ± kali/bulan. Jajanan jenis gorengan dan snack gurih lebih sering dikonsumsi karena lingkungan kuliah dan tempat tinggal mereka lebih banyak menjual jenis makanan seperti itu.

30 18 Tabel 8 Frekuensi konsumsi jajanan mahasiswa Jenis Jajanan Frekuensi makan (kali/bulan) L P Total Gorengan 18.0 ± ± ± 22.5 Snack gurih 9.89 ± ± ± Snack manis ± ± ± Bakso 3.41 ± ± ± 5.81 Mie Ayam 1.86 ± ± ± 3.70 Siomay 1.41 ± ± ± 2.43 Fast food adalah makanan yang mengandung gula dan lemak tinggi, tetapi kandungan seratnya rendah. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Kestler (1995) bahwa sebagian besar fast food tinggi kandungan kalori, lemak, garam, dan gulanya, akan tetapi rendah kandungan gizinya. Berdasarkan tabel 13 jenis fast food yang paling sering dikonsumsi oleh mahasiswa dan mahasiswi adalah ayam kentucky dengan total 2.07 ± 5.16 kali/bulan sedangkan fast food yang paling jarang dikonsumsi adalah jenis bento atau makanan Jepang. Tabel 9 Frekuensi konsumsi fast food mahasiswa Jenis Fast Food Frekuensi makan (kali/bulan) L P Total Ayam Kentucky 2.14 ± ± ± 5.16 Burger 1.11 ± ± ± 2.72 Doughnuts 0.05 ± ± ± 3.28 Pizza 0.62 ± ± ± 1.98 Bento 0.11 ± ± ± 0.59 Menurut Stang (2002), alasan remaja banyak mengonsumsi fast food adalah harganya yang murah, jarak restoran fast food yang dekat dengan kampus/sekolah mereka, kenyamanan, serta rasa dari fast food yang cocok dengan selera remaja. Selain itu para remaja menganggap makanan fast food merupakan makanan yang modern yang dianggap mengikuti zaman. Nilai kunjungan tertinggi remaja ke restoran fast food yaitu pada waktu pulang sekolah/kuliah, kemudian saat ahkir pekan dan pada saat makan malam. Tabel 10 Frekuensi konsumsi soft drink mahasiswa Jenis Soft Drink Frekuensi makan (kali/bulan) L P Total Teh Kemasan ± ± ± Minuman Rasa Buah 9.65 ± ± ± Minuman Bersoda 3.30 ± ± ± 6.03 Minuman Isotonik 3.14 ± ± ± 6.32 Minuman ringan (soft drink) memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah bila mengonsumsi minuman ini. Jika kita lihat pada tabel 10 dapat diketahui jenis minuman ringan yang paling sering dikonsumsi oleh responden merupakan teh kemasan sebanyak ± kali/bulan, teh kemasan ini dapat berupa teh dalam kotak, gelas, maupun dalam botol. Responden

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Hubungan Persepsi tentang Kegemukan dengan Pola Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama Institut

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT) 22 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Cross Sectional Study. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Kota (1 kelurahan)

Lebih terperinci

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODE. Zα 2 x p x (1-p) 16 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposif dengan pertimbangan kemudahan akses dan perolehan izin. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study dengan metode survey observational. Tempat penelitian dipilih dengan metode purposive yaitu di UPT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40 15 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Pemilihan

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang bertujuan mempelajari hubungan pengetahuan gizi ibu dan kebiasaan jajan siswa serta kaitannya dengan status

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Sekolah Karakteristik Remaja Putri Usia Remaja Putri

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Sekolah Karakteristik Remaja Putri Usia Remaja Putri HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Sekolah Sekolah SMA Budi Mulia terletak di Jalan Kapten Muslihat nomor 22 Bogor. Sekolah ini terletak di pusat keramaian dan letaknya sangat strategis sehingga banyak

Lebih terperinci

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita 17 KERANGKA PEMIKIRAN Masa balita merupakan periode emas, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal, terlebih lagi pada periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil 13 KERANGKA PEMIKIRAN Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas anak yang akan dilahirkan. Menurut Sediaoetama (1996), pemenuhan kebutuhan akan zat gizi merupakan faktor utama untuk

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN STUDI TENTANG PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN MAKAN, AKTIVITAS FISIK,STATUS GIZI DAN BODYIMAGE REMAJA PUTRI YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data 15 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional study. Lokasi penelitian bertempat di Desa Sukajadi, Sukaresmi, Sukaluyu, dan Sukajaya, Kecamatan Taman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku 126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat 24 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu pengambilan data dilakukan pada waktu yang bersamaan atau pada satu saat, baik variabel independen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional ~t~tdy dengan menggunakan metode survey. Penelitian dilakukan di SD Bina Insani Bogor, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27) METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2, Kota Bogor. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi 20 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi merupakan hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya dalam tubuh. Untuk mencapai status gizi yang baik diperlukan pangan yang mengandung cukup zat gizi, aman untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Kebiasaan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan terhadap paparan dan outcome

Lebih terperinci

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti KERANGKA PEMIKIRAN Usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kebutuhan gizi pada masa anak-anak harus dipenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain survei melalui pendekatan Cross-sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada suatu waktu

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30) 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Pemilihan tempat tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Bogor pada peserta Program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja masa yang sangat penting dalam membangun perkembangan mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan periode kehidupan anak dan dewasa,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN. n = 24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengumpulan variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu yang tidak

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian mengenai keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, kondisi mental dan status gizi pada lansia peserta dan bukan peserta home care menggunakan disain cross

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi KERANGKA PEMIKIRAN Kebiasaan didefinisikan sebagai pola perilaku yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Kebiasaan makan dapat didefinisikan sebagai seringnya (kerap kalinya) makanan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. =(1.96) (0.9) (0.2) =77.8=78 (orang)

METODE PENELITIAN. =(1.96) (0.9) (0.2) =77.8=78 (orang) 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional study. Data primer diperoleh melalui survey, wawancara, pengisian kuesioner dan recall

Lebih terperinci

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi KERANGKA PEMIKIRAN Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja boleh dikatakan sebagai periode laten karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sedramatis ketika masih berstatus bayi (Arisman

Lebih terperinci

KEBIASAAN SARAPAN PADA MAHASISWA TPB IPB DENGAN STATUS GIZI NORMAL DAN OBES IFDAL

KEBIASAAN SARAPAN PADA MAHASISWA TPB IPB DENGAN STATUS GIZI NORMAL DAN OBES IFDAL KEBIASAAN SARAPAN PADA MAHASISWA TPB IPB DENGAN STATUS GIZI NORMAL DAN OBES IFDAL DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI KARYA TULIS

Lebih terperinci

KEBIASAAN MAKAN DAN PERSEPSI BODY IMAGE PADA SISWA SMP BERSTATUS GIZI LEBIH DAN NORMAL WAHYU DEWANTI LESTARI

KEBIASAAN MAKAN DAN PERSEPSI BODY IMAGE PADA SISWA SMP BERSTATUS GIZI LEBIH DAN NORMAL WAHYU DEWANTI LESTARI KEBIASAAN MAKAN DAN PERSEPSI BODY IMAGE PADA SISWA SMP BERSTATUS GIZI LEBIH DAN NORMAL WAHYU DEWANTI LESTARI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon Kopi 2 Bogor. Penentuan lokasi SDN Kebon Kopi

Lebih terperinci

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK i PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK DENI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 16 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik yang menggambarkan sistem penyelenggaraan makan dan preferensi para atlet terhadap menu makanan yang disajikan.

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel 15 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini seluruhnya menggunakan data dasar hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen

Lebih terperinci

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA PADA MURID SEKOLAH DASAR DI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA PADA MURID SEKOLAH DASAR DI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA PADA MURID SEKOLAH DASAR DI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK (Nutrition Knowledge, Physical Activity, Snack Consumption and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional 37 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian ini merupakan penelitian survey yang dilakukan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi penelitian ini terdiri dari 3 Puskesmas yaitu Kadudampit,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu pengamatan terhadap paparan dan outcome dilakukan dalam satu periode waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.3 Karangasem, Laweyan, Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta memiliki

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2 17 METODOLOGI Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental study yaitu percobaan lapang (field experiment) dengan menggunakan rancangan randomized treatment trial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitianan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000) Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya Variabel 1 Kategori Karakteristik contoh : Umur anak Uang saku per hari Sosial ekonomi keluarga Pendidikan orang tua (Ayah dan Ibu) 9-1 1 tahun < Rp

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai penumpukan lemak yang berlebihan sehingga dapat menggangu kesehatan tubuh. (1) Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah

Lebih terperinci

Karakteristik Sosial Ekonomi - Jenis kelamin - Umur - Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan

Karakteristik Sosial Ekonomi - Jenis kelamin - Umur - Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan KERANGKA PEMIKIRAN Konsumsi pangan karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan yaitu karakteristik sosial ekonomi yang meliputi jenis kelamin, umur dan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitan ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Indonesia.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN GIZI, PERSEPSI BODY IMAGE, KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP STATUS GIZI MAHASISWI GIZI DAN NON GIZI IPB

PENGARUH PENGETAHUAN GIZI, PERSEPSI BODY IMAGE, KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP STATUS GIZI MAHASISWI GIZI DAN NON GIZI IPB PENGARUH PENGETAHUAN GIZI, PERSEPSI BODY IMAGE, KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP STATUS GIZI MAHASISWI GIZI DAN NON GIZI IPB FITRIA MERIYANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d²

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d² 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional study), dengan cara mengukur variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Empang 1 Bogor. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN PRESTASI SISWA SMA N 1 PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR ROTUA YULIANTI SIMARMATA

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN PRESTASI SISWA SMA N 1 PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR ROTUA YULIANTI SIMARMATA HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DENGAN STATUS GIZI DAN PRESTASI SISWA SMA N 1 PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR ROTUA YULIANTI SIMARMATA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu periode dalam kehidupan manusia, remaja sering dianggap memiliki karakter yang unik karena pada masa itulah terjadi perubahan baik fisik maupun psikologi.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Melihat tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan faktor-faktor lainnya dengan status lemak tubuh pada pramusaji di Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga dan patut dipelihara. Gaya hidup sehat harus diterapkan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Salah satu cara agar kesehatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN 1 N 32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen

Lebih terperinci

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Bagan Kerangka Pemikiran ## KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa dewasa. Transisi yang dialami remaja ini merupakan sumber resiko bagi kesejahteraan fisik dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMA PADANG MICHEL ERISON

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMA PADANG MICHEL ERISON HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMA PADANG MICHEL ERISON DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Case Study.Penelitian ini dilakukan di SDN Pasanggrahan 2, Desa Cilangohar, Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta.Pengambilan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

TINJAUAN PUSTAKA Remaja TINJAUAN PUSTAKA Remaja Istilah remaja ( adolescence) menunjukkan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahanperubahan fisik umum serta perkembangan kognitif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad 20 telah terjadi transisi masyarakat yaitu transisi demografi yang berpengaruh terhadap transisi epidemiologi sebagai salah satu dampak pembangunan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN Dr. Erli Mutiara, M.Si, Dra. Adikahriani, M.Si dan Elvi Novi Yanti erlimutiara@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci