PENGEMBANGAN MODEL SUSTAINABLE DEVELOPMENT DECISION-MAKING UNTUK UKM BATIK DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN ANP
|
|
- Hendra Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGEMBANGAN MODEL SUSTAINABLE DEVELOPMENT DECISION-MAKING UNTUK UKM BATIK DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN ANP Puspita Dewi Widayat 1, *), Moses L. Singgih 2) dan Udisubakti Ciptomulyono C 3) Jurusan Teknik Industri FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ita.soedarsono@gmail.com ABSTRAK UKM batik adalah bagian dari industri kecil tekstil yang menjadi sumber pencemaran air kedua di Indonesia, maka diperlukan pengembangan model sustainable development decicion making untuk UKM Batik. Dimensi sustainability yang digunakan adalah ekonomi, lingkungan, dan sosial. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model sustainable development decision-making UKM batik di Surabaya dengan melakukan integrasi sustainability management accounting (SMA) dan composite sustainable development index (ICSD), untuk menghasilkan alternatif penyelesaian yang dievaluasi dengan pendekatan analytic network process (ANP). Penelitian ini diawali dengan pembentukan kerangka sustainability management accounting (SMA, kemudian menentukan sub-indikator dimensi sustainability berdasarkan expert judgments untuk membentuk composite sustainable development index (ICSD). Sustainability management accounting (SMA) dibandingkan dengan best available technologies (BAT) untuk mengidentifikasi permasalahan sustainable development dan alternatif penyelesaiannya. Alternatif penyelesaian dievaluasi dengan pendekatan ANP. Composite sustainable development index (I CSD) menunjukkan kinerja sustainability. Integrasi sustainability management accounting (SMA) dan composite sustainable development index (I CSD) menjadi pendukung decision-making bagi sustainable development UKM batik di Surabaya. Kata kunci: sustainable development, UKM batik, sustainability management accounting (SMA), best available technologies (BAT), composite sustainable development index (ICSD), analytic network process (ANP) PENDAHULUAN Saat ini isu sustainable merupakan salah satu isu penting di seluruh dunia. Industri yang tidak ramah lingkungan menjadi salah satu topik yang berkaitan dengan isu sustainable. Negara-negara di Eropa dan Asia memiliki jumlah industri yang banyak. Permasalahan sustainable development pada industri telah menjadi isu penting di negara-negara benua Eropa, Amerika dan bahkan Asia. Permasalahan lingkungan yang membutuhkan solusi penyelesaian secara cepat telah meningkatkan kesadaran masayarakat tentang dampak operasional usaha terhadap lingkungan (Arragon-Correa, Hurtado-torres et al. 2008). Seiring perkembangan jaman, isu lingkungan telah berkembang menjadi isu sustainable development. Isu lingkungan telah berkembang tidak hanya fokus pada permasalahan lingkungan secara khusus tetapi juga mempertimbangkan aspek lainnya yang saling berkaitan. Sustainable development dapat dideskripsikan dalam 3 dimensi, yaitu sosial, lingkungan, dan ekonomi. Ketiga dimensi tersebut tidak terpisahkan tetapi saling berkaitan dan saling mempengaruhi (Jasch and Stasiškienė 2005; Jasch and Lavicka 2006; Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). A-38-1
2 Konsep sustainable development juga diterapkan pada perusahaan. Perusahaan adalah suatu organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Perusahaan akan melaksanakan kebijakan berkaitan dengan sustainable development jika mendapatkan keuntungan finansial (Jasch and Stasiškienė 2005). Banyak perusahaan yang tidak mampu melakukan identifikasi biaya lingkungan dan sosial serta keuntungan yang diperoleh dari perbaikan kinerja lingkungan dan sosial (Jasch and Stasiškienė 2005). Seiring perkembangan jaman, perusahaan membutuhkan sistem akuntansi manajemen yang mempertimbangkan peningkatan dampak lingkungan dan sosial sebagai bentuk tanggungjawab perlindungan lingkungan dan sosial (Jasch and Stasiškienė 2005). Saat ini dimensi sosial telah mendapat perhatian, sehingga diperlukan definisi yang jelas tentang konsep dan strategi sustainability (Labonne 2006). Environmental management accounting merupakan salah satu sistem akuntansi manajemen yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Sustainability management accounting merupakan pengembangan dari environment management accounting, dimana menggabungkan biaya kinerja sosial termasuk pengelolaan dampak yang tidak diinginkan, pencegahan, dan biaya manajemen sustainability dan sustainability pendapatan (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Susatainability management accounting (SMA) dapat memungkinkan suatu perusahaan untuk mengidentifikasi permasalahan utama sustainable development berdasarkan indikator finansial (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Pada tahun 2010, unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) di Indonesia mencapai 99,99% dari seluruh usaha atau sekitar unit (Departemen Koperasi dan UKM 2010). UKM juga telah menyerap tenaga kerja atau sekitar 97,22% dari total tenaga kerja (Departemen Koperasi dan UKM 2010). Peran UKM di Indonesia sangat pentung karena merupakan dasar dari kesejahteraan sosial ekonomi dan kelangsungan tenaga kerja. Peningkatan jumlah UKM akan menciptakan peluang persaingan usaha sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Pembangunan sektor UKM sangat penting untuk memperkuat industri besar (Kameyama, Kobayashi et al. 2001). Dunia usaha memiliki sifat yang cepat berubah. Untuk dapat bertahan di dunia usaha, tiap unit usaha harus fleksibel, dinamis, terbuka, dan cepat beradaptasi (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Indonesia telah berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan dengan konsep sustainable development yang juga berlaku bagi UKM. Komitmen tersebut telah dituangkan dalam berbagai bentuk kebijakan dan rencana strategis pembangunan. Status Lingkungan Hidup (Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia 2010) menyatakan salah satu program dari 4 prioritas program Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kementerian Lingkungan Hidup adalah upaya pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan yang dilakukan dengan berbagai kegiatan, antara lain: penerapan kebijakan dan standarisasi lingkungan melalui pengembangan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) penerapan ISO 14001, ekolabel, Pusat Produksi Bersih Nasional, dan lain sebagainya. UKM juga merupakan salah satu objek bagi kebijakan dan strategi nasional. Kegiatan substansi inti prioritas RPJM tentang Peningkatan Instrumen Ekonomi dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan tentang kebijakan insentif dan pendanaan lingkungan terhadap UKM yang telah melaksanakan peningkatan kualitas lingkungan dengan pengendalian pencemaran. Kegiatan kajian lingkungan dalam RPJM tentang pengendalian pencemaran limbah usaha skala kecil menjelaskan tentang upaya untuk meningkatkan pengelolaan limbah usaha kecil (Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia 2010). Penelitian tentang sustainable development yang ada lebih banyak fokus pada industri besar dibandingkan UKM karena beranggapan bahawa dampak lingkungan yang disebabkan A-38-2
3 oleh industri besar lebih terlihat, mudah diukur, diterjemahkan, dan dievaluasi (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Menurut Julien Labonne (2006), sepertinya UKM hanya menimbulkan sedikit dampak lingkungan bahkan tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Tetapi sebenarnya hal tersebut tidak benar. UKM juga menimbulkan dampak lingkungan yang cukup signifikan. Menurut Status Lingkungan Hidup (2010), jumlah industri kecil yang berpotensi melakukan pencemaran air lebih banyak dibandingkan industri besar. Banyak penelitian tentang manajemen sustainable development, efisisensi, dan inovasi lebih fokus pada perusahaan dan industri besar bukan sektor UKM (Labonne 2006). Menurut Status Lingkungan Hidup 2010, industri kecil tekstil dan kulit adalah jenis industri kedua yang berpotensi mencemari air sejak tahun (Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia 2010). UKM batik adalah bagian dari industri tekstil. Sehingga industri batik yang ramah lingkungan menjadi sangat penting untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan. Model sustainable development decision-making menunjukan bahwa perusahaan dapat mengidentifkasi permasalahan sustainable develompment berdasarkan indikator finansial dengan menggunakan SMA. Analisa perbandingan output non produk dan teknologi yang normal atau best Available technologies (BAT) dilakukan untuk memastikan relevansi permasalahan dan validasi permasalahan. Hasil identifikasi permasalahan dengan menggunakan SMA menunjukan indikator kinerja sustainability. Indikator kinerja sustainability dapat menunjukan permasalahan sustainability yang akan dipergunakan sebagai dasar internal decision-making. Untuk menunjukan efektivitas sustainability development di perusahaan, masih diperlukan indikator kinerja sustainability yang lebih banyak (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Tujuan utama composite sustainable development index (I CSD) adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder tentang kinerja sustainable development dan memberikan laporan tentang kinerja sustainability yang lebih baik (Krajnc and Glavič 2005). Integrasi sustainability management accounting (SMA) dengan composite sustainable development index (I CSD) diperlukan untuk membentuk sustainable development decision-making sebagai dasar pengambilan keputusan (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Studi ini melakukan pengembangan model baru untuk melakukan identifikasi permasalahan sustainable development. Integrasi sustainability management accounting dan composite sustainable development index dapat mengetahui permasalahan dan alternatif penyelesaian tentang sustainable development berdasarkan integrasi sustainability management accounting dan composite sustainable development index pada UKM Batik di Surabaya dengan pendekatan analytic network process (ANP) bagi UKM Batik di Surabaya. METODE Tahapan kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah: 1. Studi literatur Studi literatur yang dilakukan adalah dengan melakukan tinjauan literatur jurnal, berita, kebijakan pemerintah dan UU, serta hasil jurnal review. Keluaran yang didapatkan adalah pemahaman konsep sistem model sustainable development decision-making untuk UKM batik di Surabaya dan perencanaan studi lapangan yang akan dilaksanakan pada tahap berikutnya. 2. Studi lapangan Studi lapangan yang dilakukan adalah survey awal rencana objek penelitian. Survey objek penelitian yang dilakukan berdasarkan data tentang UKM batik di Surabaya yang didapatkan dari berbagai sumber. Keluaran yang didapatkan adalah mengetahui kondisi awal eksisting UKM batik di Surabaya. A-38-3
4 3. Model dasar Model awal yang menjadi dasar penelitian ini adalah Sustainable Development Decision- Making Model for Small and Medium Enterprises menurut Laurinkevičiūtė dan Stasiškienė (Laurinkevičiūtė and Stasiškienė 2010). Berdasarkan masukan pemahaman konsep dan survet awal kondisi eksisting UKM batik di Surabaya, model dasar tersebut akan dilakukan rencana pengembangan. 4. Pengembangan model Model dasar dilakukan pengembangan dengan memberikan penambahan evaluasi multikriteria pada alternatif penyelesaian dengan pendekatan ANP. 5. Pengumpulan data Pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengambilan data dan observasi secara langsung pada dua komunitas UKM batik di Surabaya dan survey dari expert judgments. 6. Identifikasi permasalahan Identifikasi permasalahan didapatkan dari hasil pengumpulan data dan analisa dengan menggunakan model yang telah dibuat. 7. Pemilihan alternatif Dari identifikasi permasalahan yang telah dilakukan, akan dilakukan analisa untuk mendapatkan pilihan alternatif penyelesaian tentang sustainable development. 8. Analisa sensitivitas Setiap alternatif penyelesaian yang dihasilkan akan dilakukan analisa sensitivitas. 9. Evaluasi alternatif Setiap alternatif penyelesaian yang dihasilkan akan dilakukan evaluasi multikriteria dengan pendekatan ANP(Analytical Network Process) Kriteria ANP yang digunakan adalah ekonomi, lingkungan, social, dan strategis. 10. Sustainable development decision-making Beberapa alternatif yang telah dilakukan analisa sensitivitas, evaluasi ekonomi, dan evaluasi multikriteria akan menghasilkan satu alternatif terbaik yang menjadi dasar untuk melakukan decision-making berkaitan dengan sustainable development pada UKM batik di Surabaya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penerapan sustainability management accounting dapat mengetahui kebutuhan bahan, energi dan air per meter output produksi pada masing-masing UKM. Untuk mengetahui permasalahan sustainable development pada masing-masing UKM dilakukan benchmark pada best available technique (BAT). BAT yang dipergunakan adalah hasil penelitian Sulaeman tentang Kebutuhan Air, Enerji, Zat Warna Dan Zat Pembantu Untuk Pembuatan 1 Meter Kain Batik Dari Mori. dalam Nurdalia (Nurdalia 2006). Benchmark yang dilakukan sesuai dengan struktur penelitian Sulaeman. Tabel 1 Benchmark struktur kebutuhan bahan, energy, dan air per meter output produksi dan kandungan pada air limbah No Item Satuan unit Data Benchmark 1 Malam (lilin) batik Gram (sesuai motif) 2 Zat warna colet Gram (per warna) Batik Mangrove Wonorejo 166,7 166,7 5 5 Batik Tugu A-38-4
5 No Item Satuan unit Data Benchmark Batik Mangrove Wonorejo Batik Tugu 3 Listrik wh Minyak tanah ml Air Liter ,75 Sumber: Hasil sustainability management accounting dan data benchmark. Hasil benchmark menunjukan terjadi permasalahan inefisiensi pada 2 (dua) item, yaitu penggunaan malam (lilin) batik dan minyak tanah. Analisa permasalahan sebagai berikut: 1. Penggunaan malam (lilin) batik Malam (lilin) batik yang dipergunakan 50% 70% menjadi output non produk karena malam tersebut hanya menjadi bahan penahan warna pada kain. Inefisieni yang terjadi karena selama ini di UKM tersebut berasal dari sisa malam di canting, wajan, dan tercecer. Selain itu juga tidak pernah dilakukan tindakan pemakaian kembali, baik reuse maupun recycle. 2. Penggunaan minyak tanah Minyak tanah yang dipergunakan merupakan bahan bakar dari kompor. Kompor batik berfungsi untuk melelehkan malam batik. Inefisiensi yang terjadi karena penggunaan bahan bakar per meter produk yang berlebihan dan tumpahan minyak pada saat pengisian. Alternatif penyelesaian yang dapat diimplementasikan sebagai berikut: 1. Proses reuse malam (lilin) batik malam (lilin) batik yang tersisa di panci, canting, dan tercecer dapat dipergunakan kembali. 2. Proses daur ulang malam (lilin) batik malam (lilin) batik yang berada pada proses pelorodan dan pencucian ditangkap dengan teknologi tertentu, kemudian diproses daur ulang dengan metode tertentu. 3. Penggantian kompor batik dengan minyak tanah kompor batik dengan bahan bakar minyak tanah digantikan dengan kompor listrik. KESIMPULAN DAN SARAN Identifikasi permasalahan sustainable development UKM batik di Surabaya adalah terjadinya inefisiensi pada 2 (dua) item, yaitu penggunaan malam (lilin) batik dan minyak tanah. Alternatif penyelesaian yang datap diimplementasikan ada 3, yaitu reuse malam (lilin) batik, daur ulang malam (lilin) batik dan penggantian kompor batik minyak tanah. Selanjutnya ketiga alternatif tersebut dievaluasi dengan ANP untuk mendapatkan alternatif terbaik. Pengembangan penelitian yang dapat dikembangkan adalah melakukan evaluasi alternatif dengan metode lain dan membandingkannya dengan pendekatan ANP. DAFTAR PUSTAKA Arragon-Correa, J. A., N. Hurtado-torres, et al. (2008). "Environmental strategy and performance in small firms : A resource-based perspective." Journal of Environmental Management 86: Departemen Koperasi dan UKM (2010). Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM ) dan Usaha Besar (UB). D. K. d. UKM: 1-2. Jasch, C. and A. Lavicka (2006). "Pilot project on sustainability management accounting with the Styrian automobile cluster." Journal of Cleaner Production 14: A-38-5
6 Jasch, C. and Ž. Stasiškienė (2005). "From Environmental Management Accounting to Sustainability Management Accounting." Environmental research, engineering and management 4: Kameyama, S., H. Kobayashi, et al. (2001). Model for SME Sector Development. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (2010). Rencana Strategis Kementrian Lingkungan Hidup Tahun a. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (2010 ). Status Lingkungan Hidup Indonesia Krajnc, D. and P. Glavič (2005). "A model for integrated assessment of sustainable development." Resources, Conservation and Recycling 43: Labonne, J. (2006). A Comparative Analysis of the Environmental Management, Performance and Innovation of SMEs and Larger Firms: Laurinkevičiūtė, A. and Ž. Stasiškienė (2010). "Sustainable Development Decision -Making Model for Small and Medium Enterprises." Environmental research, engineering and management 2: Nurdalia, I. (2006). Kajian dan analisis peluang penerapan produksi bersih pada usaha kecil batik cap. Program Magister Ilmu Lingkunga. Semarang, Universitas Diponegoro. Program Pascasarjana. A-38-6
HO-2 PROSES PEMBUATAN BATIK
HO-2 PROSES PEMBUATAN BATIK Tentang Batik Cap ISTILAH BATIK (SII.0041-74) Cara pelekatan lilin batik Tulis Adalah bahan kain tekstil hasil pewarnaan menurut corakcorak khas Indonesia, dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
75 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari serangkaian perhitunganperhitungan dan analisa-analisa yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang ada. Disamping itu disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Istilah keberlanjutan (sustainability)
Lebih terperinciPEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING
PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program
Lebih terperinciOleh: Putri Narita Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M. Eng. Sc
PEMILIHAN PRIORITAS PENGEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI KECIL MENENGAH POTENSIAL DI KABUPATEN BANGKALAN PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU DENGAN METODE DELPHI DAN ANP Oleh: Putri Narita 2505 100 117 Pembimbing:
Lebih terperinciIMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES PENCELUPAN PADDING
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
EVALUASI KINERJA PEMASOK BERDASARKAN ADAPTASI DARI DICKSON S VENDOR SELECTION CRITERIA DENGAN PENDEKATAN TERINTEGRASI DEMATEL DAN ANP (STUDI KASUS: Online Shop X) Rizky Amelia 1) dan Suparno 2) 1) Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan dan penerapan perangkat-perangkat pengelolaan lingkungan diarahkan untuk mendorong seluruh pihak di dunia ini untuk melakukan tanggung jawab terhadap
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMULIHAN KOMPONEN KENDARAAN END-OF-LIFE DENGAN INTEGRASI TRIPPLE BOTTOM LINE DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI OBJEKTIF
PENGEMBANGAN MODEL PEMULIHAN KOMPONEN KENDARAAN END-OF-LIFE DENGAN INTEGRASI TRIPPLE BOTTOM LINE DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI OBJEKTIF 1) Yudi Syahrullah1) dan Udisubakti Ciptomulyono2) Program
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)
EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) Rista Dwi Novianto 1) dan Suparno 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang keahlian Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan warisan nenek moyang yang mempunyai makna tersendiri bagi bangsa Indonesia. Terbukti dengan penetapan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009, bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan industri dianggap memberikan dampak buruk bagi lingkungan yaitu meningkatkan pencemaran air dan udara, penurunan kualitas tanah, dampak dalam skala global
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciPENCAPAIAN EKO-EFISIENSI MELALUI KERJASAMA ANTAR PELAKU USAHA PADA KLASTER INDUSTRI BATIK SIMBANGKULON, KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI MELALUI KERJASAMA ANTAR PELAKU USAHA PADA KLASTER INDUSTRI BATIK SIMBANGKULON, KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR Oleh: ERNI PURWANINGSIH L2D 004 311 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH
Lebih terperinciPEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS
PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS Dino Caesaron 1), Leksani B. R. 2 ) Program Studi Teknik Industri-Universitas
Lebih terperinciANALISIS EKO-EFISIENSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) BATIK TULIS BAKARAN (STUDI KASUS PADA BATIK TJOKRO)
ANALISIS EKO-EFISIENSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) BATIK TULIS BAKARAN (STUDI KASUS PADA BATIK TJOKRO) Rifa atussa adah 1, Bulan Prabawani 2 rifaatus07@gmail.com Abstract Eco-Efficiency is an efficiency
Lebih terperinciAgro Industri Ramah Lingkungan Dede Sulaeman
Agro Industri Ramah Lingkungan Dede Sulaeman Agro-industri Ramah Lingkungan Nopember 2007 Penulis: Dede Sulaeman, ST, M.Si Subdit Pengelolaan Lingkungan, Dit. Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP-Deptan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup (Purnawan, 1996). Dampak pencemaran lingkungan oleh limbah industri
PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan lingkungan hidup (pencemaran, polusi, limbah, dll) sampai saat ini menjadi isu global yang sering diperdebatkan (Mulyanto, A. H., 2002).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah. Menurut BAPEDAL (1995) menyebutkan bahwa B3 adalah setiap bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi agar memberikan nilai tambah yang lebih besar. Proses industri
Lebih terperinciPRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga
PRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga Tujuan Produksi Bersih Mengurangi dan peningkatan efisiensi penggunaan energi & bahan baku, serta meminimalisasi terbentuknya
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu pembangunan berkelanjutan hanya akan dapat dicapai melalui sinerginya tiga faktor utama; profit, people dan planet. Dengan kata lain, keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain
Lebih terperinciN, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sebagai makhluk sosial haruslah berinteraksi dengan manusia lain maupun dengan alam. Dan juga dengan semakin berkembangnya kegiatan
Lebih terperinciPemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Available online http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php//issue/view/78 Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Putu Sukma Kurniawan Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tesis manajemen risiko pengelolaan lumpur IPAL B3 adalah : 1. Dari hasil sintesis kondisi eksisting kedua perusahaan,
Lebih terperinciImplementasi Life Cycle Assessment (LCA) dan Pendekatan Analytical Network Process (ANP) untuk Pengembangan Produk Hetric Lamp yang Ramah Lingkungan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-515 Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) dan Pendekatan Analytical Network Process (ANP) untuk Pengembangan Produk Hetric Lamp yang Ramah
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA Aan Zainal M 1), Udisubakti Ciptomulyono 2) dan I K Gunarta 3) 1) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia industri saat ini semakin pesat seiring berkembangnya arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus mampu untuk
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap produk barang dan jasa mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan industri yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN PRIORITAS PERENCANAAN TRANSPORTASI JANGKA PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN PRIORITAS PERENCANAAN TRANSPORTASI JANGKA PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Oleh: Indah Apriliana Sari (2508.201.002) Pembimbing Ko-pembimbing
Lebih terperinciBayu Airlangga
Dosen Pembimbing Ir. Lantip Trisunarno, MT Bayu Airlangga 2506.100.013 Sidang Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Sidang Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciANALISA EFISIENSI PADA USAHA BATIK TRADISIONAL DI KAWASAN X KABUPATEN CIREBON MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN-SIGMA
ANALISA EFISIENSI PADA USAHA BATIK TRADISIONAL DI KAWASAN X KABUPATEN CIREBON MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN-SIGMA Siti Arofah, Djoko Bodro Hanolo, Nuri Kartini Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (A HP) Heri Nurdiyanto 1), Heryanita Meilia 2) 1) Teknik
Lebih terperinciPENELITIAN POTENSI PENCEMARAN DARI 41 INDUSTRI BATIK DI KLASTER BATIK SRAGEN
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 PENELITIAN POTENSI PENCEMARAN DARI 41 INDUSTRI BATIK DI KLASTER BATIK SRAGEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Warisan budaya Indonesia sangat beragam, salah satunya kain tradisional yaitu Batik. Batik dalam Bahasa Jawa ditulis dengan bathik, mengacu pada huruf Jawa tha yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan negara ini. Industri merupakan salah satu pilar pokok dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri dan perkembangannya merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan negara ini. Industri merupakan salah satu pilar pokok dalam pembangunan di negara ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu industri yang diprioritaskan untuk dikembangkan karena memiliki peran penting dalam perekonomian nasional yaitu sebagai penyumbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya lokal dan proses produksi sederhana yang produknya dijual secara lokal telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) adalah salah satu penopang perekonomian Indonesia. Hal ini terbukti ketika Indonesia mampu menghadapi krisis ekonomi tahun 1997/1998.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) merupakan salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup yang berupa
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian tentang penerapan produksi bersih pada agroindustri nata de coco ini dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategi yang sesuai demi tercapainya going concern perusahaan serta sustainable
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti saat ini, permasalahan lingkungan hidup (pencemaran, polusi, limbah,dll) sampai saat ini menjadi isu global yang sering diperdebatkan
Lebih terperinciIntegrasi Produk Pariwisata Indonesia Berbasis Environmental Supply Chain Management
Integrasi Produk Pariwisata Indonesia Berbasis Environmental Supply Chain Management Pendahuluan Peran sektor jasa dalam Perekonomian Indonesia semakin penting dan terus berkembang sejak krisis tahun 1997
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan yang menjadi fokus di Indonesia untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010, dari 31,02 juta penduduk
Lebih terperinciMODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM
Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, 33-40 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print MODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Industri tekstil dan produk tekstil mempunyai peran penting dalam perekonomian Negara. Namun dalam beberapa tahun terakhir industri tekstil mengalami penurunan pertumbuhan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI UNIVERSIDADE DA PAZ (UNPAZ)-TIMOR LESTE DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI MAKRO ERGONOMI DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Jeronimo da Silva 1), Sri Gunani Partiwi
Lebih terperinciKata kunci : Manajemen risiko lingkungan, Pengelolaan lumpur B3, fuzzy AHP
PENILAIAN RISIKO LINGKUNGAN DENGAN FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP) PADA MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN LUMPUR BERBAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DARI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) (STUDI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi, isu perdagangan global dan kesadaran akan pentingnya peran konsumen telah mengakibatkan banyak perubahan pada kondisi persaingan dalam
Lebih terperinciLAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016 CAPAIAN KINERJA PENYERAPAN ANGGARAN PEMANTAUAN KEGIATAN Triwulan II Tahun 2016 Kode Dan Nama Program
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-251 Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur terhadap Emisi CO 2 melalui Transportasi dan Penggunaan Energi Chrissantya M. Kadmaerubun
Lebih terperinciKajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi Chrissantya M. Kadmaerubun,
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:
KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMROSES INFORMASI PADA PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kasus di SMA Negeri 8 Bandung) Annisa Setya Rini 1), Meilia Gemilawati 2), Dida Firgiawan 2),Adi Rahmat 3), Topik
Lebih terperinciPenentuan dan Pengembangan Komoditas Unggulan Argoindustri sub Sektor Perkebunan Berbasis Sistem Inovasi Daerah di Provinsi Aceh
Penentuan dan Pengembangan Komoditas Unggulan Argoindustri sub Sektor Perkebunan Berbasis Sistem Inovasi Daerah di Provinsi Aceh Khairul Anshar 2510100706 Dosen Pembimbing: Putu Dana Karningsih, ST, M.Sc,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK INVESTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH SEKTOR INDUSTRI
IDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK INVESTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH SEKTOR INDUSTRI (Studi Kasus: PT Coca Cola Bottling Indonesia Divisi Jawa Tengah, PT. Leo Agung Raya, PT Djarum Kudus, dan Sentra Industri
Lebih terperinciPERANCANGAN MODEL PEMILIHAN SEKTOR INDUSTRI UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTIC NETWORK PROCESS
PERANCANGAN MODEL PEMILIHAN SEKTOR INDUSTRI UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTIC NETWORK PROCESS Studi Kasus : Pemilihan Sektor Industri Unggulan di Jawa Barat TESTS MAGISTER Oleh Eko Liquiddanu 23400082
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU. Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012 1. Kondisi Industri I. LATAR BELAKANG Pembangunan sektor industri di Indonesia yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap
Lebih terperinciIMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI PRINTING BATIK
IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI PRINTING BATIK Sulaeman 1), Agus Hadiyarto 2) 1) Balai Besar Kerajinan dan Batik, Yogyakarta 2) MIL, Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK Telah dilakukan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang memiliki peran penting. Di dalam dunia usaha selain
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia usaha dapat diartikan sebagai salah satu pelaku aktif pembangunan yang memiliki peran penting. Di dalam dunia usaha selain mempunyai tujuan agar selalu bisa
Lebih terperincipemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tren Eco-Friendly telah masuk dalam dunia perumahsakitan. Konsep Green Hospital saat ini telah berkembang menjadi pendekatan sisi baru dalam pengelolaan Rumah
Lebih terperinciKRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009
KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 TEKNIK PEMBUATAN BATIK TULIS ALAT 1. GAWANGAN 2. KUAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu yang sedang menjadi perhatian masyarakat saat ini yaitu peran suatu perusahaan terhadap lingkungannya, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal
Lebih terperinciV. MODEL KONSEPTUAL KEBIJAKAN
V. MODEL KONSEPTUAL KEBIJAKAN 5.1. Landasan Kebijakan PLIKAB Agar kelembagaan pengelolaan lingkungan yang dibentuk melalui kemitraan antar industri komponen alat berat ini dapat berjalan secara optimal,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Legitimasi Teori legitimasi dapat didefinisikan sebgai sebuah kondisi dan merupakan hasil akhir dari sebuah proses legitimasi. Legitimasi organisasi dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
17 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang turut aktif dalam menandatangani kesepakatan internasional tahun 1972 di Stockholm Swedia, terkait dengan penerapan konsep
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam laporan tahunan perusahaan (annual report). Informasi tambahan itu dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman, sektor bisnis juga semakin berkembang. Tetapi, sebagian besar perusahaan di Indonesia masih fokus untuk mengungkapkan laporan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1429, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dana Alokasi Khusus. Pemanfaatan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan salah satu karya seni bangsa Indonesia yang keberadaannya telah diakui dunia internasional. Banyak desainer fashion dunia sekarang yang sudah mengadaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi Negara tersebut. Salah satu dampak positif dari pekembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berjuang untuk mencapai ecoefficiency yang maksimal,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lingkungan menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan saat ini. Banyak perusahaan yang berjuang untuk mencapai ecoefficiency yang maksimal, yang berarti meningkatkan
Lebih terperinciSkenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya
1 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya Dewi Indiana dan Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng. Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciecofirm ANALISIS KELAYAKAN LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI PERTANIAN ELIDA NOVITA
ecofirm ANALISIS KELAYAKAN LINGKUNGAN DALAM INDUSTRI PERTANIAN ELIDA NOVITA ENV. CONTROLLING TECHNIQUE & CONSERVATION LABORATORY DEPARTMENT OF AGRICULTURAL ENGINEERING FACULTY OF AGRICULTURAL TECHNOLOGY
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir akhir ini global warming tengah menjadi topik pembahasan yang sering di bicarakan oleh masyarakat dunia. Global warming adalah perubahan meningkatnya temperatur
Lebih terperinciKEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang)
KEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang) Lina Indra Kartika Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang Email : m300adsa@yahoo.co.id
Lebih terperinciKata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency
PENGUKURAN EFISIENSI JASA PELAYANAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : SPBU G, SPBU K, SPBU S, SPBU J) Moses L. Singgih dan Viki Chandra
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Virgeovani Hermawan 1 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi
Lebih terperinciAhmad Kamil 1), Arfan Bakhtiar 2), Sriyanto 3)
Pemilihan Bahan Pewarna Alam Batik Tulis di Usaha Kecil dan Menengah Semarang Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus UKM Batik Semarang) Ahmad Kamil 1), Arfan Bakhtiar 2), Sriyanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Permasalahan lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus kita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus kita pikirkan bersama mengingat dampak yang buruk dari pengelolaan lingkungan. Sebagaimana
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON WAKIL DEKAN BIDANG KEAGAMAAN, KEMAHASISWAAN, DAN ALUMNI UII PERIODE FAKULTAS EKONOMI NO. 01
DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON WAKIL DEKAN BIDANG KEAGAMAAN, KEMAHASISWAAN, DAN ALUMNI UII PERIODE 2018 2022 FAKULTAS EKONOMI NO. 01 A. IDENTITAS Nama Lengkap & Gelar : Dra. Sarastri Mumpuni Ruchba, M.Si.
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016 PEMANTAUAN KEGIATAN Triwulan I Tahun 2016 Kode Dan Nama Program [035.01.06] Program Koordinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Perekonomiaan yang baik adalah perekonomian yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu tonggak yang paling penting bagi suatu negara. Suatu negara harus memiliki perekonomian yang baik bagi terciptanya kesejahteraan
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI
EVALUASI PENERAPAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2 pada Program Studi Ilmu Lingkungan Wahyu
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
67 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kakao merupakan komoditas ekspor unggulan non-migas yang bernilai ekonomi tinggi dan tercatat sebagai penyumbang devisa bagi perekonomian nasional. Ekspor produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu inisiatif besar dalam proses transformasi yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise Resource Planning
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB
PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB Moses L. Singgih 1, Sri Gunani Partiwi 2 dan Arum S. Dani 3 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciPEMODELAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM INOVATIF
PEMODELAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM INOVATIF Nunu Noviandi Peneliti Utama Kajian Pemodelan Pengembangan PI-UMKM Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing 2010 1 Latar Belakang Kebijakan pengembangan
Lebih terperinciSTANDAR INDUSTRI HIJAU
Kementerian Perindustrian-Republik Indonesia Medan, 23 Februari 2017 OVERVIEW STANDAR INDUSTRI HIJAU Misi, Konsep dan Tujuan Pengembangan Industri Global Visi: Mengembangan Industri yang berkelanjutan
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI PERUSAHAAN MELALUI KONSEP NON PRODUK OUTPUT (NPO) SEBAGAI BAGIAN INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN
J. Tek. Ling Edisi Khusus Hal. 20-25 Jakarta Juli 2008 ISSN 1441-318X PENINGKATAN EFISIENSI PERUSAHAAN MELALUI KONSEP NON PRODUK OUTPUT (NPO) SEBAGAI BAGIAN INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN Lestario Widodo
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar.
KUESIONER PENELITIAN Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe pilihan. Pada tipe pilihan berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara anggap benar. A. Pertanyaan Umum
Lebih terperinciSTUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH
Laporan Tugas Akhir STUDI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT & CAIR PT X - PASURUAN SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PROSES PRODUKSI BERSIH Oleh: Didit Fitriawan 3305.100.042 Dosen Pembimbing : Ir. Ati Hartati, M.Sc JURUSAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Keempat model dalam
Lebih terperinciTabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi, atau dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lainnya termasuk
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)
Kesesuaian Lahan Perikanan berdasarkan Faktor-Faktor Daya Dukung Fisik di Kabupaten Sidoarjo Anugrah Dimas Susetyo dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN
BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Sebuah ide biasanya dapat berasal dari manapun, bersumber dari apapun, sesuai inspirasi yang didapatkan oleh seniman itu sendiri, serta stimulus yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik
43 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Berkarya Pada tugas akhir penciptaan berjudul Padi sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus kerusakan lingkungan dalam skala nasional seperti kasus PT Lapindo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permasalahan lingkungan di Indonesia merupakan faktor penting yang harus diperhatikan mengingat dampak dari buruknya pengelolaan lingkungan yang semakin
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH PEMOTONGAN AYAM
PERANCANGAN ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH PEMOTONGAN AYAM Moses Laksono Singgih dan Mera Kariana Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri batik merupakan sektor industri kreatif yang memberikan kontribusi cukup besar bagi PDB Indonesia. Selain itu, produk batik telah diakui dunia sebagai salah
Lebih terperinci