BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. A. SEJARAH BERDIRINYA PT JASA MARGA (persero)tbk. PT Jasa Marga (persero)tbk didirikan tahun 1978 ketika jalan bebas
|
|
- Hartanti Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. SEJARAH BERDIRINYA PT JASA MARGA (persero)tbk 1. Riwayat Perusahaan PT Jasa Marga (persero)tbk didirikan tahun 1978 ketika jalan bebas hambatan pertama yang menghubungkan Jakarta dengan Bogor selesai dibangun. Dengan pertimbangan agar biaya pengoperasian dan pemeliharaan ruas jalan tersebut dapat dilakukan secara mandiri tanpa membebani anggaran Pemerintah, Menteri Pekerjaan Umum ketika itu, Ir. Sutami mengusulkan pendirian sebuah persero untuk mengelola jalan tersebut. Terbitlah Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1978 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian persero. Selanjutnya badan usaha PT Jasa Marga (Persero)Tbk dibentuk pada tanggal 1 Maret 1978 dengan tujuan menyelenggarakan jalan tol di Indonesia. Pada tanggal 9 Maret 1978, Presiden Soeharto meresmikan jalan tol tersebut sebagai jalan tol pertama di Indonesia yang diberi nama Jagorawi dengan karyawan 200 orang. Sejak itu Jasa Marga bersama Pemerintah terus membangun jalan tol baru di wilayah Jabotabek, Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya dan Medan. Sampai dengan akhir tahun 80-an, Jasa Marga adalah satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia, hingga kemudian Pemerintah mengundang pula investor swasta. 44
2 Sesuai Undang Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan yang berlaku sejak 18 Oktober 2004, fungsi Jasa Marga telah berubah dari penyelenggara jalan tol yang berfungsi sebagai regulator menjadi investor jalan tol yang juga akan mendapat ijin konsesi penyelenggaraan jalan tol dari Pemerintah. Jasa Marga siap bersaing dengan investor jalan tol swasta dalam membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol. Tahun 2003, PT Jasa Marga bekerja sama dengan investor dari Malaysia, melalui Net One Solution Ltd. telah memberikan jasa manajemen pengoperasian Jembatan Tol Jamuna di Bangladesh selama lima tahun. Saat ini PT Jasa Marga (persero)tbk telah berkembang pesat mengoperasikan 460,5 km jalan tol dengan karyawan orang. 2. Struktur Organisasi dan Manajemen PT Jasa Marga (persero)tbk Demi mencapai pelaksanaan fungsi secara efektif dan efisien PT. Jasa Marga (persero)tbk telah menyusun struktur organisasi berdasarkan posisi atas jabatan, dapat disimpulkan bahwa kepengurusan PT. Jasa Marga dipimpin oleh dewan direksi yang terdiri dari seorang Direktur utama dan empat Direktur di bidang lainnya yaitu Direktur keuangan, Direktur pengembangan dan niaga, Direktur Operasi dan Direktur sumber daya manusia, dan beberapa bawahan yang masing-masing membidanginya. a. Biro Perencanaan Dipimpin oleh kepala biro perencanaan yang bertanggung jawab kepada Direktur keuangan yang menyenggarakan kegiatan penyuluhan perencanaan 45
3 teknik, administrasi perencanaan terakhir, pengendalian perencanaan teknik dan analisa jalan tol, serta bangunan dan sarana penunjang lainnya. Divisi ini membawahi : 1. Sub divisi administrasi teknik 2. Sub divisi teknik dalam kota 3. Sub divisi teknik luar kota b. Biro Keuangan dan Akuntansi Dipimpin oleh kepala biro keuangan dan akuntansi yang bertanggung jawab kepada Direktur keuangan yang menyelenggarakan kegiatan pengelolaan keuangan perusahaan, meliputi evaluasi dan pengadaan dana, penyimpanan dan penggunaan dana, administrasi keuangan serta penyusunanan dan pengendalian anggaran selain itu juga biro keuangan dan akuntansi menyelenggarakan kegiatan akuntansi dan perpajakan terutama hubungannya menyangkut dalam pengembangan (pemeliharaan), dan pemerosesan penafsiran catatan akuntansi laporan keuangan, kebijaksanaan dan prosedur akuntansi, peraturan pemerintah yang relevan dan laporan keuangan untuk manajemen yang telah ditetapkan. Biro keuangan membawahi : 1. Bagian dana kerja 2. Penyusunan dan pengendalian anggaran 3. Bagian analisa 4. Bagian proses dan analisa data keuangan 5. Bagian akuntansi umum 46
4 6. Bagian akuntansi manajemen dan perpajakan c. Biro Teknologi Informasi Perusahaan Dipimpin oleh kepala biro TIP yang bertanggung jawab kepada Direktur keuangan yang menyelenggarakan kegiatan perusahaan, studi kelayakan, analisa dampak lingkungan serta penelitian dan pengembangan. Biro TIP terdiri dari bagian pusat informasi dan juga bagian penelitian pengembangan. 1. Bagian perencanaan perusahaan 2. Bagian pusat informasi 3. Bagian penelitian dan pengembangan d. Divisi Pengembangan Jalan Tol Dipimpin oleh kepala divisi pengembangan jalan tol yang bertanggung jawab kepada Direktur pengembangan dan niaga. Divisi ini menyelanggarakan kegiatan pelaksanaan pengembangan jalan tol, bangunan dan saran pelengkap lainnya. Divisi ini membawahi : 1. Sub divisi program, persiapan dan tata laksanaan proyek 2. Sub divisi pengendalian proyek e. Divisi Pengembangan Usaha Lain Dipimpin oleh kepala divisi pengembangan usaha lain yang bertanggung jawab kepada Direktur pengembangan dan niaga yang menyelenggarakan kegiatan pengembangan usaha lain diantaranya pengembangan investasi dibidang penyelenggaraan jalan tol yang dilaksanakan oleh investor ataupun pemerintah daerah setempat. Divisi ini membawahi : 1. Sub divisi dan pelayanan investasi 47
5 2. Sub divisi pengendalian investasi 3. Sub divisi analisa f. Divisi Pembangunan Dipimpin oleh kepala divisi pembangunan yang melaksanakan kegiatan pembangunan sarana, prasarana di kantor kantor cabang, dan pembangunan tempat pelayanan (service area) di beberapa ruas tol strategis seperti Jagorawi, Jakarta Cikampek, Jakarta - Tangerang dan Surabaya Gempol. Tempat pelayanan ini dapat dikerjasamakan oleh koperasi karyawan dengan pemerintah daerah atau investor setempat. g. Divisi Manajemen Operasi Dipimpin oleh kepala divisi manajemen operasi yang bertanggung jawab kepada Direktur operasi yang diantaranya menyelenggarakan manajemen pengumpul pendapatan tol, pengelolaan karcis langganan tol dan kartu dinas tol, perencanaan persiapan, pengendalian dan pemeliharaan sarana elektronik. Divisi ini membawahi : 1. Sub divisi pengendalian pengumpulan pendapatan tol 2. Sub divisi elektronik h. Divisi Pemeliharaan Dipimpin oleh kepala pemeliharaan jalan tol yang bertanggung jawab kepada Direktur operasi, yang menyelenggarakan pengendalian pelayanan lalulintas dan pelayanan transaksi khususnya meliputi kegiatan pengaturan lalu lintas, pengamanan dan keselamatan lalu lintas kepada pengguna jalan dan pelayanan transaksi kepada pengguna jalan. Divisi ini terdiri dari : 48
6 1. Sub divisi pelayanan lalu lintas 2. Sub divisi pelayanan transaksi i. Biro Manajaemen SDM (Sumber Daya Manusia) Dipimpin oleh kepala biro manajemen SDM yang bertanggung jawab kepada Direktur sumber daya manusia, yang menyelenggarakan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi perencanaan, pendayagunaan, dan pengembangan sumber daya manusia. Biro ini membawahi : 1. Bagian perencanaan sumber daya manusia 2. Bagian pendayagunaan sumber daya manusia 3. Bagian pendidikan dan pelatihan j. Biro Hukum Dipimpin oleh kepala biro hukum yang bertanggung jawab kepada Direktur sumber daya manusia, yang menyelenggarakan kegiatan penyusunan, pemantauan, dan evaluasi peraturan perusahaan. Biro hukum dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya yaitu : 1. Bagian peraturan 2. Bagian perjanjian 3. Bagian koorperasi k. Biro Umum dan Logistik Dipimpin oleh kepala biro umum dan logistic yang bertanggung jawab kepada Direktur utama yang menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pengaturan, dan pengendalian di bidang administrasi, pengadaan dan 49
7 administrasi barang, tanah dan bangunan. Biro umum terdiri dari bagian administrasi dan bagian perlengkapan. 1. Bagian administrasi 2. Bagian perlengkapan l. Satuan Pengawasan Intern Keberadaan Unit Kerja SPI ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi No. 105 tahun 2001 tentang Struktur Organisasi Jasa Marga. Satuan Pengawasan Intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab Satuan Pengawasan Intern Fungsi Pokok Satuan Pengawasan Intern antara lain menjabarkan misi dan visi perusahaan kedalam konsep audit internal dan pengawasan manajemen pada tingkat korporasi serta mengendalikan kegiatan pemeriksaan internal agar mencapai sasaran dan sesuai dengan Standar Profesi Audit Internal serta Audit Charter (disahkan pada tanggal 1 Maret 2003). Tugas Satuan Pengawasan Intern antara lain melakukan review atas kebijakan Direksi dan mengusulkan perbaikannya, memantau dan menguji implementasi kebijakan perusahaan serta memberikan peringatan dini kepada Direktur Utama atas potensi masalah yang mungkin akan timbul; juga bertugas membina hubungan dengan Instansi Pemeriksa dari Luar Perusahaan agar diperoleh informasi lebih dini tentang perkembangan standar internal audit yang berlaku serta terselenggaranya pemeriksaan secara efisien dan efektif. 50
8 Tanggung jawab Satuan Pengawasan Intern antara lain terlaksananya pengkajian atas kebijakan Direksi dan terselenggaranya kegiatan audit terhadap implementasi kebijakan/peraturan Perusahaan di Unit Kerja. Sebagai pedoman kegiatan audit internal pada Jasa Marga, SPI mempunyai Audit Charter yang telah disahkan tanggal 1 Maret m. Sekertariat Perusahaan Sekretaris Perusahaan ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi No. 105 tahun 2001 tentang Struktur Organisasi Jasa Marga. Sekretaris Perusahaan Perseroan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan Fungsi Pokok Sekretaris Perusahaan antara lain menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan pengurus perusahaan serta memfasilitasi hubungan Perusahaan/Pimpinan Perusahaan dengan stakeholder. Tugas Sekretaris Perusahaan antara lain menatausahakan kegiatan sekretariat pengurus perusahaan, menyelenggarakan kegiatan pemenuhan hak dan kewajiban Perusahaan dan stakeholder sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Sekretaris Perusahaan juga bertugas menyelenggarakan kegiatan komunikasi dengan stakeholder dalam rangka membangun citra Perusahaan. Sedangkan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan antara lain adalah terdistribusikannya Hasil Rapat Direksi, Rapat Direksi dengan Dewan Komisaris, RUPS, RUPSLB juga terpenuhinya kewajiban-kewajiban Perusahaan sebagai anggota pada 51
9 organisasi profesi ataupun asosiasi, Sekretaris Perusahaan juga bertanggungjawab mengkomunikasikan kinerja Perusahaan kepada stakeholder terutama pemegang saham sehingga terwujud citra Perusahaan dan nilai Perusahaan yang tinggi. 3. Komite Manajemen resiko Sejak terbitnya Undang Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 maupun Peraturan Presiden No. 36 tahun 2005, Risiko Usaha yang dihadapi oleh Perseroan dalam kegiatan usahanya pada tahun 2006 antara lain: a. Risiko Pengembangan Usaha Kedudukan Jasa Marga adalah sama dengan investor yang lain sehingga Jasa Marga harus bersaing dengan investor lain untuk mendapatkan penambahan ruas jalan tol yang ada. Apabila Jasa Marga tidak mendapatkan tambahan ruas baru maka pengembangan perusahaan akan terhambat. b. Risiko Proses Pengadaan Lahan Proses pengadaan lahan tanah merupakan tanggung jawab Pemerintah. Peraturan Presiden No. 36 tahun 2005 belum menjamin pencapaian kesepakatan harga tanah antara Pemerintah dengan Pihak Pemilik Tanah sehingga dapat berisiko tertundanya penyelesaian proyek dan naiknya biaya investasi. Untuk meminimalkan risiko pengadaan lahan, Pemerintah dengan anggaran negara meluncurkan dana bergulir untuk 52
10 pembebasan lahan terlebih dahulu yang harus dibayar kembali oleh investor pada saat lahan bebas. c. Risiko Tarif Tarif jalan tol diusulkan oleh Perseroan dan ditetapkan oleh Menteri. Evaluasi & penyesuaian tarif tol dilakukan setiap dua tahun oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) berdasarkan pengaruh inflasi, yang kemudian merekomendasikan kepada Menteri untuk ditetapkan pemberlakuannya. Risiko tarif terjadi apabila terdapat penundaan penyesuaian tarif dari waktu yang telah ditetapkan sehingga mempengaruhi target pendapatan yang ditetapkan dalam rencana bisnis. d. Risiko Volume Lalu Lintas Pendapatan Perseroan berkaitan dengan volume lalu lintas pengguna jalan tol yang dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi, sosial politik dan perilaku setempat, kondisi jaringan jalan umum disekitarnya dan lain-lain. Kenaikan BBM tahun 2005 telah berdampak tidak tercapainya proyeksi volume lalu lintas sesuai perkiraan awal tahun. e. Risiko Perencanaan Jaringan Jalan dan Jalan Tol Belum ditetapkannya Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional dan Rencana Umum Jaringan Jalan Tol oleh Pemerintah sebagaimana diatur oleh Undang Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan, merupakan resiko bagi perseroan. Hal ini memungkinkan pengembangan jalan umum di sekitar jalan tol yang terjadi di luar rencana semula, yang akan berdampak pada kelayakan investasi jalan tol. 53
11 f. Risiko Kebijakan Pemerintah Risiko politis dan peraturan dapat terjadi dimana kebijakankebijakan Pemerintah di bidang pengembangan dan pengoperasian jalan tol dapat berubah seiring dengan perubahan politis di Indonesia. 4. Komite Pengembangan Organisasi dan Manajemen SDM Komite ini berkecimpung dalam bidang pengembangan organisasi dan manajemen sumber daya manusia di dalam pihak internal PT Jasa Marga (perseero) dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur utama. Upaya perubahan terus dilakukan menghadapi era persaingan industri jalan tol. Oleh karenanya Jasa Marga menyelenggarakan program pelatihan dan pengembangan organisasi dan SDM yang merupakan subyek perubahan, yang dilakukan secara seimbang terhadap perkembangan manajemen, keahlian dan sikap. Secara keseluruhan, program ini menjangkau karyawan dengan komposisi peserta tingkat manajer, staf ahli, pelaksana kantor dan pelaksanaan lapangan masing-masing sebanyak 20%, 10%, 30% dan 40%. Jasa Marga senantiasa memotivasi karyawannya dengan memberikan Penghargaan Cabang Terbaik, Karyawan Operasional Terbaik (yang terdiri dari Kepala Gerbang Tol Terbaik, Kepala Shift Terbaik, Petugas Pengumpul Tol Terbaik, Kepala Shift Petugas Layanan Jalan Tol Terbaik, Petugas Layanan Jalan Tol Terbaik, Petugas Paramedis Terbaik dan Petugas Informasi dan Komunikasi Terbaik) maupun Karyawan Berjasa. Mereka berkesempatan untuk meninjau jalan tol di luar negeri. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada pemakai jalan, Jasa Marga melakukan 54
12 pembinaan Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Sumbang Saran dan Perbaikan (SSP) melalui penyelenggaraan Konvensi Mutu yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan Januari hingga Maret. Dalam kesempatan ini diberikan penghargaan kepada peringkat I, II dan III berupa Dana Pembinaan Gugus. Mereka juga berkesempatan untuk mewakili Jasa Marga mengikuti Konvensi Mutu Nasional dan Konvensi Mutu Internasional (QCC). Hasil-hasil GKM dan SSP dibakukan untuk digunakan oleh seluruh jajaran Perusahaan sebagai upaya peningkatan produktifitas. 5. Unit Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Unit ini bertanggung jawab langsung terhadap Direktur utama dalam membina masyarakat yang tinggal di sekitar jalan tol. Masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar jalan tol adalah stakeholder dan hal ini penting bagi Jasa Marga. Sebagai salah satu wujud kepedulian sosial tersebut, Jasa Marga melaksanakan program sebagai berikut: Penyaluran dana PKBL dilakukan Jasa Marga sejak tahun 1992 dengan akumulasi penyaluran pinjaman mencapai Rp 14,9 milyar. Tahun ini jumlah penyaluran mencapai Rp yang diberikan kepada 408 mitra binaan. Pemberian dana dalam bentuk bea siswa, perbaikan sarana ibadah, pelatihan untuk pencari kerja, bantuan pelayanan kesehatan dan bantuan lainnya untuk masyarakat yang mengalami musibah bencana alam. 55
13 6. Kegiatan Umum PT Jasa Marga (persero)tbk Dalam bidang usahanya PT. Jasa Marga (persero)tbk merupakan perseroan yang berada dibawah pembinaan teknis Departemen Pekerjaan Umum, adapun bidang usaha perusahaan dan maksud serta tujuan pembentukan badan hukum adalah sebagai berikut : 1. Merencanakan, Membangun (menambah panjang jalan tol di Indonesia), Memelihara dan mengoprasikan jalan tol. 2. Memanfaatkan lahan disekitar jalan tol untuk usaha lain yang meningkatkan pelayanan kepada pemakai jalan tol dan meningkatkan hasil usaha perusahaan, seperti tempat istirahat (SPBU, ATM, cafe, minimart, mushola,) pemasangan papan reklame, jaringan serat optik, dan lain lain. 3. Mengembangkan usaha lain yang terkait dengan industri jalan tol agar kinerja perusahaan meningkat. 4. Pemungutan atas pengumpulan hasil pendapatan tol. Pendirian perusahaan didasarkan atas konsep bahwa infrastruktur jalan memegang peranan penting dalam pengembangan wilayah, prasarana pengerak roda ekonomi dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Jalan tol adalah jalan yang kepada penggunanya dikenakan kewajiban untuk membayar sejumlah uang (tarif) sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang besarnya ditetapkan melalui surat keputusan Presiden RI dimana besarnya tarif 56
14 ditetapkan tidak lebih dari besarnya nilai peningkatan efisiensi yang diperoleh. Pendapatan tol sebagian dipergunakan kembali untuk membangun jalan (jaringan tol baru). 7. Visi dan Misi PT Jasa Marga (persero)tbk 1. Visi Menjadi perusahaan modern dalam bidang pengembangan dan pengoperasian jalan tol, menjadi pemimpin dalam industri jalan tol dengan mengoprasikan mayoritas jalan tol di Indonesia serta memiliki daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan Regional. 2. Misi Menambah panjang jalan tol secara berkelanjutan, sehingga perusahaan menguasai paling sedikit 50 % panjang tol di Indonesia dan usaha terkait lainnya, dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi keuangan perusahaan serta meningkatkan mutu dan efisiensi jasa pelayanan jalan tol melalui penggunaan teknologi yang optimal dan penerapan kaidah kaidah manajemen perusahaan modern dengan tata kelola yang baik. 8. Kinerja Operasional Target kinerja operasional jalan tol diukur dan dievaluasi dengan Key Performance Indicator (KPI), sesuai dengan proses bisnis penyelenggara jalan tol. Adapun pencapaian tolak ukur utama, yaitu pelayanan kepada pemakai 57
15 jalan, yang merupakan kinerja perusahaan dalam melayani pemakai jalan adalah sebagai berikut: a. Kecepatan transaksi tercapai 100% yang berarti pelayanan di semua gardu lebih cepat dari target 8 detik per transaksi. b. Tingkat kecelakaan adalah 24,22 kecelakaan per 100 juta Kendaraan. c. Tingkat fatalitas adalah 1,68 kecelakaan berakibat korban meninggal per 100 juta kendaraan. d. Ketidakrataan permukaan jalan rata-rata adalah 3,25 m/km e. Kekesatan permukaan jalan adalah 0,58 µm. Sedangkan kinerja lainnya yang juga merupakan tolak ukur pelayanan adalah sebagai berikut: a. Waktu tempuh di jalan tol berdasarkan survey adalah sebagai berikut: Jalan tol dalam kota mencapai = 1,6 kali kecepatan tempuh ratarata jalan non tol. Jalan tol luar kota mencapai > 1,8 kali kecepatan tempuh rata rata jalan non tol. b. Pelayanan konstruksi jalan yang mencerminkan kualitas permukaan perkerasan dengan kondisi prima mencapai 96,93% dari total panjang jalan tol. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan dari tahun lalu yang mencapai 85,57%. 58
16 PROSES BISNIS PENYELENGGARA JALAN TOL Proses investasi perencanaan teknik Pembangunan Konstruksi Pemeliharaan 1. Pelayanan Transaksi 2. Pelayanan Lalu Lintas Proses bisnis perusahaan dimulai dari proses investasi yang meliputi analisa proyek, penyusunan proposal bisnis, tender, perencanaan pendanaan, negosiasi dan persiapan perjanjian legal. Dilanjutkan dengan tahap perencanaan dimulai dari studi kelayakan hingga desain teknik rinci. Berikutnya tahap pengadaan yang dimulai dari pengadaan lahan tanah yang dilakukan oleh pemerintah, tender jasa konstruksi hingga pengadaan berbagai fasilitas untuk pengoperasian jalan tol. Memasuki masa operasi maka tahap pemeliharaan yang bertujuan mempertahankan kondisi sarana dan prasarana akan bersamaan dengan proses pelayanan, selain itu juga PT Jasa Marga (persero)tbk telah menyusun sasaran operasi dengan pendekatan pelanggan dan hal ini akan masuk dalam highlight rencana kerja perusahaan dalam setiap tahunnya. Penyusunan sasaran operasi dengan pendekatan pelanggan, yaitu berdasarkan: a. Persepsi pelanggan tentang pelayanan b. Kepentingan publik, serta c. Akurasi pengendalian pengumpulan tol Sesuai dengan proses bisnis penyelenggara jalan tol, maka pembagian pelayanan dapat dibagi dalam dua bidang, yaitu berdasarkan : 59
17 Pelayanan Transaksi terkait dengan sistem pembayaran sedangkan Pelayanan Lalu Lintas terkait dengan perjalanan pemakai jalan. Seluruh jalan tol milik Jasa Marga yang terdiri dari 13 ruas dioperasikan oleh 9 kantor cabang dan 1 anak perusahaan yang tersebar di 6 daerah propinsi. Kantor cabang merupakan cabang operasi. Pelayanan Transaksi 1. Sistem Pengumpulan Tol (sistem terbuka dan tertutup) yang dapat membantu kelancaran bertransaksi. 2. Karcis Langganan tol. 3. Dedikasi pelayanan bertransaksi yang baik, dengan cara GKM (gugus kendali mutu) bagi petugas operasional layanan transaksi (kepala shift pengumpul tol dan petugas pengumpul tol) Pelayanan Lalu Lintas 1. Kendaraan Pendukung Operasional Pelayanan Lalu LIntas ( Derek, Ambulance, Patroli, PJR, dan kendaraan berat lainnya) 2. Layanan Konstruksi. 3. Informasi Lalu Lintas (Media Telepon, SMS, Website, dan Radio) 4. Tempat Istirahat (rest area) Pengguna Jalan tol (SPBU, MiniMart, café & Resort, Musholla, dan ATM). 5. Pemasangan Rambu Jalan. 6. Tempat Pelayanan (Service Area). 60
18 9. Kebijakan Mutu PT Jasa Marga (Persero)Tbk sebagai penyelenggara jasa jalan tol di Indonesia selalu berupaya meningkatkan pelayanan untuk mencapai sasaran mutu : Lancar, Aman dan Nyaman. Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, PT Jasa Marga (Persero)Tbk memutuskan menerapkan sistem mutu sesuai dengan standar ISO 9001 : Untuk mendukung komitmen di atas PT Jasa Marga (Persero)Tbk menetapkan Kebijakan Mutu sebagai berikut : 1. Mengusahakan jasa pelayanan yang bermutu tinggi untuk memenuhi kelancaran, keamanan dan kenyamanan pelanggan. 2. Mendorong seluruh karyawan untuk selalu meningkatkan keterampilan dan keahlian serta selalu bertanggung jawab dan tertib dalam menjalankan tugas melayani pelanggan. 3. Menyempurnakan sistem dan lingkungan kerja secara terus menerus ke arah yang lebih efektif dan efisien untuk mendukung tercapainya mutu pelayanan. B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode deskriptif, yaitu dengan menggunakan Diagram Kartesius. Penelitian melalui Diagram kartesius adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat penilaian antar dua variabel dengan cara menghubungkan titik titik variabel tersebut kedalam bangunan diagram. 61
19 C. SAMPEL PENELITIAN Keseluruhan unsur yang menjadi subjek atau penelitian dinamakan populasi, sedangkan bagian dari populasi itu dinamakan sampel. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Pengguna jalan tol yang menggunakan jasa pelayanan PT Jasa Marga (persero)tbk dan pengambilan sampel dilakukan pada saat mereka berada dalam rest area jalan tol dan service area PT Jasa Marga (persero)tbk Cabang Jakarta - Tangerang. Adanya teknik pengambilan sampel dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Menurut J. Supranto (2001 : 239) yang menyatakan bahwa sampel penelitian meliputi sejumlah elemen (responden) yang lebih besar dari persyaratan minimal sebanyak 30 elemen (responden) maka penulis menggunakan sampel sebanyak 50 responden. D. VARIABEL DAN PENGUKURANNYA Variabel dari suatu penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan ditegaskan dalam suatu hipotesis penelitian. Identifikasi variabel penelitian ini : 1. Variabel X Variabel X dalam penelitian ini adalah Nilai Kinerja pelayanan PT Jasa Marga (persero)tbk. 2. Variabel Y Variabel Y dalam penelitian ini adalah Nilai Kepentingan pelayanan PT Jasa Marga (persero)tbk. 62
20 E. DEVINISI OPERASIONAL VARIABEL Devinisi operasional variabel merupakan penjelasan dari pengertian teoritis variabel sehingga dapat dianalisa. Penjelasan mengenai variabel variabel yang akan dipakai dalam pemahaman ini yaitu : 1. Nilai kinerja pelayanan perusahaan sebagai variabel X Sejauh mana pelayanan PT Jasa Marga (persero)tbk agar dapat memberikan tingkat nilai kinerja maksimum bagi pengguna jalan tol. Bila kinerja pelayanan kurang dari harapan pengguna jalan tol, maka pengguna jalan tol tersebut tidak akan memberikan nilai baik bagi pelayanannya. Bila prestasi sesuai atau melebihi harapan, maka pengguna jalan tol akan memberikan nilai sangat baik. Skala yang digunakan untuk menilai pelayanan PT Jasa Marga (persero)tbk adalah skala likert dengan menggunakan tingkat nilai yaitu : 1. Sangat tidak baik (nilai = 1) 2. Tidak baik (nilai = 2) 3. Cukup baik (nilai = 3) 4. Baik (nilai = 4) 5. Sangat baik (nilai = 5) 2. Nilai kepentingan pelayanan perusahaan sebagai variabel Y Persepsi yang diberikan pengguna jalan tol akan memberikan tingkat nilai kepentingan atas pelayanan yang diberikan PT Jasa Marga (persero)tbk, maka perusahaan harus memperhatikan berbagai dimensi yang dapat menciptakan dan meningkatkan kualitas pelayanannya. 63
21 Skala yang digunakan untuk menilai persepsi pengguna jalan tol adalah skala likert dengan menggunakan penilaian tingkat nilai yaitu : 1. Sangat tidak penting (nilai = 1) 2. Tidak penting (nilai = 2) 3. Cukup penting (nilai = 3) 4. Penting (nilai = 4) 5. Sangat penting (nilai = 5) 3. Parameter pengukuran pelayanan perusahaan Nilai bobot yang diberikan atas persepsi pengguna jalan tol terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan lalu diukur dalam parameter parameter berikut : a. Keandalan : Petugas mampu memberikan pelayanan yang tepat dan terpercaya. b. Ketanggapan : Kesigapan petugas operasional dalam membantu pengguna jalan tol dalam memberikaan pelayanan bertransaksi dan berlalu lintas secara cepat dan tanggap. c. Keyakinan : Petugas operasional mempunyai pengetahuan dan kesopanan serta kemampuan mereka menimbulkan kepercayaan dan keyakinan yang di butuhkan dalam melayani dengan baik dan efektif kepada pengguna jalan tol. d. Empati : Berupa perhatian yang diberikan PT jasa Marga (persero)tbk dalam pelayanan bertransaksi dan berlalu lintas. 64
22 e. Berwujud : Berupa kenyamanan berlalu lintas dan bertransaksi di jalan tol. Misalnya saja dalam segi berlalu lintas ; adanya tempat rest area dan rambu rambu jalan tol yang terpenuhi, keseluruhan panjang jalan tol memiliki tingkat kontruksi jalan yang baik sekurang kurangnya 90% kesempuraan aspal permukaan jalan agar dapat mengurangi tingkat kecelakaan. F. METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Riset Keperpustakaan (library research) Yaitu metode penelitian yang didasarkan pada bidang kepustakaan, penelitian berusaha mancari sumber- sumber ilmiah yang terdapat dalm buku buku yang erat hubungannya dengan pembahasaan skripsi ini. 2. Riset Lapangan (field research) Pengumpulan data yang dilakukan dengan mendatangi obyek penelitian secara langsung untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Penelitian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1. Teknik wawancara Mengadakan wawancara langsung dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan mengenai masalah yang diteliti kepada petugas operasional pelayanan transaksi dan lalu lintas pada PT Jasa Marga (persero)tbk. 65
23 2. Kuisioner Untuk memperoleh data tersebut penulis menyebarkan kuisioner yang berisikan pertanyaan pertanyaan sesuai dengan highlight rencana kerja perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti kepada pengguna jalan tol berdasarkan tingkat kinerja dan kepentingan terhadap pelayanan perusahaan. Responden yang diambil sebagai sampel berjumlah 50 responden 3. Sumber data a. Data primer, yaitu berupa hasil kuisioner. b. Data skunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa bidang bidang pelayanan yang di berikan kepada pengguna jalan tol dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. G. METODE ANALISIS DATA Dalam menganalisis data penelititan ini menggunakan metode Diagram Kartesius yang terbagi dalam empat bagian, yaitu : a. Kuadran A, menunjukan : unsur unsur pelayanan yang sangat penting bagi pengguna jalan tol akan tetapi pihak perusahaan belum menunjukan kinerja yang baik akan bentuk pelayanannya, sehingga menimbulkan kekecewaan rasa tidak puas. b. Kuadran B, menunjukan : unsur unsur pelayanan pokok yang dianggap penting oleh pengguna jalan tol telah dilaksanakan dengan baik dalam bentuk kinerja pelayanannya dan dapat memuaskan pengguna jalan tol, maka kini 66
24 kewajiban dari perusahaan adalah mempertahankan tingkat kualitas bentuk pelayanannya. c. Kuadran C, menunjukan : unsur unsur yang memang dianggap kurang penting oleh pelanggan dimana sebaiknya perusahaan menjalankan dengan tingkat sedang (medium level), dalam hal ini perusahaan harus memperbaiki sistem pelayanannya agar lebih berkualitas. d. Kuadran D, menunjukan : unsur unsur pelayanan yang dianggap kurang penting, tetapi telah dijalankan dengan baik oleh perusahaan, hal ini dianggap berlebihan. Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan pengguna jalan tol dan hasil penilaian kinerja pelayanan maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pelayananya oleh PT Jasa Marga (persero)tbk. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingn skor pelaksanaan kinerja pelayanan dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor faktor yang mempengaruhi persepsi pengguna jalan tol. Dalam penelitian ini terdapat 2 buah variabal yang diwakili oleh huruf Y dan X, dimana : Y merupakan tingkatan kepentingan bagi pengguna jalan tol, sedangkan X merupakan tingkat nilai kinerja pelayanan yang diberikan PT Jasa Marga (persero)tbk. 67
25 Rumus yang digunakan adalah : Xi Tki = x 100% Yi Dimana : Tki = Tingkat kesesuaian responden Xi = Skor penilaian tingkat kinerja pelayanan perusahaan. Yi = Skor penilaian tingkat kepentingan bagi pengguna jalan tol terhadap bentuk pelayanan perusahaan. Selanjutnya sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan bagi pengguna jalan tol, sedangkan sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat kinerja pelayanan perusahaan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap fakor yang mempengaruhi kepentingan pelanggan. Rumus yang digunakan adalah : X = Y = Xi n Yi n Dimana : X = Skor rata rata tingkat kinerja pelayanan perusahaan. Y = Skor rata rata tingkat kepentingan bagi pengguna jalan tol terhadap bentuk pelayanan perusahaan. n = Jumlah reponden. 68
26 Diagam kartesius merupakan suatu bangunan yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik titik ( Y, X), dimana Y merupakan rata rata skor tingkat kepentingan bagi pelanggan seluruh faktor disebut atribut, dan X adalah rata rata skor tingkat kinerja pelayanan perusahaan seluruh faktor yang mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap bentuk pelayanan perusahaan. Seluruhnya ada 13 faktor atau atribut, (K faktor yaitu K = 13) Rumus yang digunakan adalah : = N = N X = I = 1 Xi Y = I = 1 Yi K K Dimana K = Banyaknya atribut/fakta yang dapat mempengaruhi tingkat kualitas perusahaan. Selanjutnya tigkat unsur unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam diagram kartesius. _ Y Nilai Kepentingan A B Prioritas utama Pertahankan prestasi = Y C D Prioritas rendah Berlebihan _ X = X Nilai Kinerja 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan ketika mengeluarkan uang sebagai seorang konsumen akan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Mungkin pada masa lalu, perasaan orang tidak terlalu dipertimbangkan oleh dunia usaha. Namun pada masa kini, perasaan menjadi hal yang utama. Alasannya, bila melihat
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera.
12 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera. PT. Jasa Marga (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan didirikan di Jakarta berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kemacetan ini tidak hanya terjadi di jalan-jalan protokol saja, akan tetapi juga
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari tahun ke tahun kemacetan merupakan salah satu kendala terbesar yang dihadapi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar khusunya ibu kota Jakarta. Kemacetan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Harper, Boyd W. Et al, Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis dengan. I, Penerbit Erlangga, Jakarta, Tahun 2000
DAFTAR PUSTAKA Harper, Boyd W. Et al, Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global, (Ditejemahkan oleh Imran Nurmawan), Jilid 1 & II, Edisi I, Penerbit Erlangga, Jakarta, Tahun
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA JALAN TOL JAGORAWI PADA PT. JASA MARGA (PERSERO) Oleh I MADE ARDHIKA H
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA JALAN TOL JAGORAWI PADA PT. JASA MARGA (PERSERO) Oleh I MADE ARDHIKA H24103100 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. PT. Logistic One Solution beralamat di jalan Palem Lestari A 11. No. 27 Cengkareng Jakarta Indonesia.
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Lokasi Penelitian PT. Logistic One Solution beralamat di jalan Palem Lestari A 11 No. 27 Cengkareng Jakarta 11730 Indonesia. Email :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil perusahaan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan pada tahun 1978 sebagai operator tunggal
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Belmera adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan di Jakarta berdasarkan akte Notaris Kartini Muljadi,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Dalam Tugas Akhir ini yang dibahas adalah kepuasan penumpang angkutan umum perkotaan. Tingkat kepuasan penumpang angkutan umum terhadap pelayanan merupakan faktor yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol Menurut BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol)
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol Menurut BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) Kondisi Jalan Tol No Indikator Tolok Ukur 1 Kekesatan > 0,33 µm 2 Kerataan IRI < 4 m/km 3 Lubang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Sehubungan dengan rencana investasi beberapa ruas Jalan Tol di Indonesia dan adanya kebijakan baru Pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No. 38 tahun 2004
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Obyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten Gianyar.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif - Kualitatif Individu Pelanggan Bengkel T-2 Deskriptif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN III - 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17 Agutus 1945, karyawan perusahaan kereta
Lebih terperinciBAGAN 1.1 DIAMOND QUALITY LEADERSHIP JM CTC
BAGAN 1.1 DIAMOND QUALITY LEADERSHIP JM CTC 1 2 SISTEM PERSPEKTIF RESULT ORIENTED TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN &SOSIAL ANALISA KOMPREHENSIF INDUSTRY LEADER MANAJEMEN RISIKO PERENCANAAN STRATEGIS KOMUNIKASI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAANUMUM DAN PERUMAHANRAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 PRT/M/2015 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL
PERATURAN MENTERI PEKERJAANUMUM DAN PERUMAHANRAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 PRT/M/2015 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAANUMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LADASA TEORI 3.1 Umum Hal utama yang menjadi pokok pembahasan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah kepuasan penumpang angkutan umum perkotaan. Tingkat kepuasan penumpang terhadap pelayanan angkutan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
25 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Pada penelitian ini, untuk menjabarkan atau menjelaskan sifat-sifat pada suatu keadaan yang merupakan tujuan dari penelitian ini, maka digunakan riset deskriptif
Lebih terperinciData untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik
Data untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik D. Hari Pratama Divisi IT JSMR Bandung, 26 September 2014 Daftar Isi Sekilas Jasa Marga 2 Regulasi Saat Ini 3 Track Record pada Industri Jalan Tol di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang
30 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 43 responden. Adapun karakteristik
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH
BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH Sejarah PT PELINDO III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting.perseroan pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah riset deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian untuk menguraikan sifat-sifat dari suatu keadaan.
Lebih terperinciGambar 2.1 Grafik kepemilikan saham PT Trans Marga Jateng
BAB II GAMBARAN UMUM PT TRANS MARGA JATENG 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Trans Marga Jateng Pada tahun 2005 PT Jasa Marga ( Persero) Tbk mendapatkan Hak Pengusahaan Jalan Tol Semarang Solo dari Badan Pengatur
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT KF adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 295/PRT/M/2005 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL MENTERI PEKERJAAN UMUM,
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 295/PRT/M/2005 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)
PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan
Lebih terperinci2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA
No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI
PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)
DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk
DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3
DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperincigerak yang ada, keselamatan, kenyamanan, dan lain-lain.
III. LANDASAN TEORI 3.1. Kriteria Kinerja Menurut Hendarto (2001), untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari sistem transportasi, maka diperlukan beberapa indikator yang dapat dilihat. Indikator
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menurut keadaan yang ditemukan di lapangan (facts finding) (Nawawi, 1998:73).
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif dilakukan untuk menggambarkan suatu proses atau
Lebih terperinci6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum; MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 /PRT/M/2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 295/PRT/M/2005 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDaftar Lampiran. A. Latar Belakang 1
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Persembahan Motto Kata Pengantar Intisari Daftar Isi Daftar label Daftar Gambar Daftar Lampiran i ii iii iv v vi vii ix xii xiv BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Per 17 Desember 2008 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 60 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 60 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PT. PEMBANGUNAN PRASARANA SUMATERA UTARA
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PT. PEMBANGUNAN PRASARANA SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA UTARA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode deskriptif adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai.
24 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini digunakan sebagai pedoman peneliti agar tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, dan mengupayakan penyelesaian masalah menjadi lebih
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 01/PRT/M/2007 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PEMBERDAYAAN DI BIDANG JALAN TOL
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 01/PRT/M/2007 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PEMBERDAYAAN DI BIDANG JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) Berangkat dari kondisi riil perkembangan koperasi yang masih
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Sekretaris Perusahaan
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Sekretaris Perusahaan 1 PIAGAM SEKRETARIS PERUSAHAAN PT LIPPO KARAWACI TBK BAB I KETENTUAN UMUM A. LANDASAN HUKUM Peraturan Ototritas Jasa Keuangan No.35/POJK/2014 tanggal
Lebih terperinci-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 305) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pembangunan dewasa ini telah tumbuh dan berkembang bermacam-macam perusahaan di Indonesia baik di bidang jasa, perdagangan, maupun industri yang
Lebih terperinciBab 3. Analisis Sistem yang Berjalan
Bab 3 Analisis Sistem yang Berjalan 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MENJADI PERSEROAN TERBATAS AGRO KALTIM UTAMA DENGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Cirebon pada awalnya bernama Badan Pengelola Air Minum (BPAM) yang merupakan badan usaha dengan berdasarkan Surat Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode deskriptif adalah
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DALAM BENTUK PERSEROAN TERBATAS SAMPANG MANDIRI PERKASA (PT. SMP) DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian negara harus ditingkatkan agar tidak terpuruk karena adanya perdagangan bebas, cara untuk memperkuat perekonomian Negara adalah dengan meningkatkan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan
PT WAHANA PRONATURAL TBK Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI A. Ikhtisar Data Keuangan Penting B. Informasi Saham C. Laporan Direksi D. Laporan Dewan Komisaris E. Profil Emiten atau Perusahaan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa penyediaan dan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan fungsi dan tujuan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 24 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA NOMOR 354/KPTS/M/2001 TENTANG KEGIATAN OPERASI JALAN TOL MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH,
KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR 354/KPTS/M/2001 TENTANG KEGIATAN OPERASI JALAN TOL MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH, Menimbang: a. bahwa dalam rangka terlaksananya pengoperasian
Lebih terperinciINTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK
2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.817, 2012 PPATK. Organisasi. Tata Kerja. PPATK. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-07/1.01/PPATK/08/12 TENTANG ORGANISASI DAN
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan balai pengobatan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Hal ini, dapat dilihat dari ketatnya
Lebih terperinciPIAGAM INTERNAL AUDIT
PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK
Yth. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Sehubungan dengan Peraturan
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciAnalisis kepuasan konsumen terhadap pelayanan pada PT. Rosalia Express. Oleh : Niken Pusporini NIM F BAB I PENDAHULUAN
Analisis kepuasan konsumen terhadap pelayanan pada PT. Rosalia Express Oleh : Niken Pusporini NIM F3206133 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sektor jasa telah mengalami peningkatan
Lebih terperinciPROFITABLE G R O W T H PT LINK NET
LAPORAN TAHUNAN 2016 ANNUAL REPORT 2016 SUSTAINABLE PROFITABLE G R O W T H PT LINK NET Tbk DAFTAR ISI 8 10 14 18 20 22 23 26 30 34 35 36 38 40 42 42 43 44 44 45 46 50 56 58 60 63 63 64 65 68 68 70 72 72
Lebih terperinciMenimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA NOMOR: PER 10/MI3U/2012 TENTANG ORGAN PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS/DEWAN PENGAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA, Menimbang Mengingat : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilikinya atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi saat ini perkembangan ilmu dan teknologi yang terjadi di Indonesia sudah semakin pesat, hal ini mengakibatkan semua bidang usaha
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan ekonomi dan perdagangan dunia telah menimbulkan
Lebih terperinciPEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan
Lebih terperinciPIAGAM DEWAN KOMISARIS
I. DASAR HUKUM Penetapan, organisasi, mekanisme kerja, tugas dan tanggung jawab serta wewenang Dewan Komisaris PT Trias Sentosa Tbk ( Perseroan ) sebagaimana yang dinyatakan dalam Piagam ini merujuk ke
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK
Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik di tempat SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Riau e-mail: fenny_tr@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penilitian Sejarah Yayasan Kesehatan Telkom (Yakes Telkom)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penilitian 1.1.1 Sejarah Yayasan Kesehatan Telkom (Yakes Telkom) Yayasan Kesehatan Telkom (Yakes-Telkom) didirikan pada tanggal 1 April 1998 oleh para pemegang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2004, p3-4) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan dan
Lebih terperinciPERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 1~6 PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2 1) AMIK BSI Pontianak
Lebih terperinciBUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL
BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG
. BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI KABUPATEN
Lebih terperinciAnalisa Kepuasan Penumpang Angkutan Kota terhadap Sistem Pelayanan Angkutan Kota di Kota Sidoarjo ABSTRAK
Volume 8, Nomor 1, Pebruari 010 Analisa Kepuasan Penumpang Angkutan Kota terhadap Sistem Pelayanan Angkutan Kota di Kota Sidoarjo Ibnu Sholichin Staff Pengajar Jurusan Teknik Sipil FTSP UPN Veteran Jatim
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia
BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia,Tbk. Jl. Laks. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia Cabang
Lebih terperinciDAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN WAJIB DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA
DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN WAJIB DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA PENGUNGKAPAN WAJIB No Item Point Item Pengungkapan Checklist 1. Ketentuan umum Laporan tahunan wajib disajikan dalam bahasa Indonesia. Dalam hal
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik semakin meningkat, bentuk respon tuntutan tersebut adalah munculnya aspirasi masyarakat
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA
BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis asuransi di beberapa negara-negara berkembang sekarang ini mengalami perkembangan yang cukup baik walaupun pertumbuhan ekonomi dunia mulai melemah.
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dengan harapan penumpang. Kepuasan merupakan respon dari penumpang
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Kepuasan Penumpang Dalam Skripsi ini yang dibahas adalah tentang kepuasan penumpang terhadap pelayanan jasa angkutan umum antar kota dalam provinsi. Kepuasan adalah tingkat
Lebih terperinci-1- BAB I PENDAHULUAN
-1- BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Biro Umum dan Hubungan Masyarakat merupakan bagian dari organisasi tingkat Eselon II Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Program Sekretariat Jenderal Kementerian
Lebih terperinciPEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWATMUR NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) JATIM INVESTMENT FUND DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinci