BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang serta penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan permasalahan file undelete dan algoritma Aho-Corasick Forensik Digital Menurut The American Heritage (2000), forensik adalah penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk melakukan investigasi dan memperoleh fakta atau bukti yang dapat dipergunakan dalam pengadilan atau hukum. Dalam bidang komputer, digital dapat diartikan representasi data dalam bentuk kode biner (1 dan 0). Forensik digital adalah cabang dari ilmu forensik yang mencakup pemulihan dan investigasi material yang ditemukan dalam perangkat digital yang sering berkaitan dengan kejahatan dalam bidang komputer (Reith, et al. 2002). Forensik digital memiliki tujuan untuk mengidentifikasi barang bukti digital dengan metode ilmiah sehingga dapat dipergunakan untuk membantu proses investigasi (Carrier, 2001). Pengaplikasian forensik digital sangat beragam. Namun, pengaplikasian yang paling umum adalah untuk mendukung atau menyanggah sebuah hipotesis dalam pengadilan kasus kriminal atau sipil (sebagai bagian dari proses penemuan elektronik). Forensik digital selain dipergunakan untuk mengidentifikasi barang bukti langsung dari sebuah kejahatan, juga dapat dipergunakan untuk menghubungkan barang bukti dengan tersangka tertentu, memastikan alibi atau pernyataan, menentukan modus, mengidentifikasi sumber (sebagai contoh, dalam kasus hak cipta), atau autentikasi dokumen (Casey, 2009). Forensik digital dapat dibagi menjadi beberapa cabang sesuai dengan perangkat digital yaitu: forensik komputer, forensik jaringan, analisis data forensik dan forensik perangkat mobile. Secara umum, proses forensik mencakup pengambilalihan perangkat, akusisi data, analisis media digital dan pembuatan laporan menjadi sebuah barang bukti yang kolektif (Adams, 2012).

2 File Berdasarkan GNU version of the Collaborative International Dictionary of English (2008), file komputer atau biasanya disebut dengan file adalah kumpulan data dalam media penyimpanan digital yang disimpan sebagai sebuah unit yang dapat dipergunakan untuk penyimpanan, pembacaan, dan pengindeksan data digital serta dapat diakses dengan menggunakan program komputer berdasarkan nama file. Sebuah file dapat berisi program instruksi atau data yang dapat berupa informasi numerik, teks atau grafis. Format sebuah file ditentukan oleh isi dari file tersebut karena sebuah file merupakan wadah untuk menyimpan data. Pada beberapa platform, format biasanya ditentukan oleh filename extension yang menentukan bagaimana byte harus diatur sehingga dapat diinterpretasikan. File format adalah sebuah cara standar bagaimana informasi mengalami encoding (perubahan menjadi bentuk kode tertentu) untuk kemudian disimpan dalam file komputer. Setiap file format didesain untuk tipe data tertentu, misalnya file teks (.TXT) hanya dapat berisi karakter sesuai dengan standar format (ASCII, UTF-8 atau MIME) dan file citra PNG dapat menyimpan citra bitmap dengan kompresi data yang lossless. File format juga menyimpan informasi tentang metode encoding yang dipergunakan file tersebut. Misalnya sebuah file teks TXT dapat disimpan dengan metode encoding ASCII (atau sering dikenal sebagai ANSI) maupun UTF-8. File teks dengan metode encoding ANSI hanya dapat menyimpan maksimal 256 karakter ASCII sedang metode encoding UTF-8 dapat menyimpan karakter termasuk karakter dari bahasa lain. Oleh karena itu, apabila file teks yang berisi karakter Unicode disimpan dengan metode encoding ANSI maka karakter tersebut akan kehilangan format karakter Unicode. Sebagai contoh, karakter ÿ adalah karakter Unicode yang apabila disimpan dengan encoding ANSI akan menjadi karakter y. Filename extension adalah sebuah metode yang dipergunakan oleh banyak sistem operasi untuk menentukan format dari sebuah file berdasarkan akhir dari nama file tersebut untaian karakter yang mengikuti tanda titik terakhir. Sebagai contoh sebuah file dokumen HTML dikenal dengan nama file yang diakhiri.html ataupun.htm.

3 8 File dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Header adalah bagian awal file dimana terdapat file signature atau dikenal juga sebagai magic bytes. Signature merupakan penanda yang diberikan di awal file sehingga sistem operasi dapat mengenali jenis file tersebut. Daftar dari file signature beberapa file dapat dilihat pada Tabel Body adalah konten dari file yang berbentuk informasi atau data yang tersimpan dalam file tersebut. 3. Footer (tail) adalah bagian penutup file yang menjadi penanda akhir dari file tersebut seperti pada Tabel 2.2 yang diadaptasi dari Tyagi (2004). Tabel 2.1. Daftar file signature pada header untuk beberapa jenis file Hex ASCII Ekstensi Jenis file %PDF PDF, FDF Adobe Portable Document Format and Forms Document file D0 CF 11 E0 A1 B1 1A E1 50 4B ÐÏ.à ±.á DOC, DOT, Microsoft Office applications PPS, PPT, (Word, Powerpoint, Excel, XLA, XLS, Wizard) WIZ PK... DOCX, PPTX, Microsoft Office Open XML XLSX Format (OOXML) Document FF D8 FF ÿøÿà JPG, JPEG JPEG E 47.PNG... PNG Image encoded in Portable 0D 0A 1A 0A Network Graphics format BPS PSD Photoshop Document file Pemulihan file yang telah terhapus Pemulihan file adalah proses yang dilakukan untuk memulihkan file yang telah terhapus sehingga dapat dipergunakan sebagai barang bukti digital. Proses untuk memulihkan file dalam bidang forensik digital dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Undelete Undelete adalah proses untuk memulihkan file yang telah terhapus dari file system. File yang dapat dipulihkan dengan proses undelete adalah file yang reference-nya

4 9 terhapus dari MFT. Dengan kata lain, entry pada MFT untuk file tersebut telah diberikan flag yang bernilai deleted yang mengakibatkan cluster yang ditempati file tersebut menjadi unallocated space. Pemulihan file dengan proses undelete dapat dilakukan dengan cara membaca entry pada MFT dan mencari file dengan flag bernilai deleted lalu mengambil isi dari cluster-cluster yang ditunjuk oleh entry tersebut dan menyatukannya menjadi sebuah file kembali. Metode ini merupakan metode yang memiliki kemungkinan terbesar dalam memulihkan file dengan baik namun bergantung pada tipe file system. 2. File carving File carving atau biasa disebut dengan carving adalah proses ekstraksi sekumpulan data dari kumpulan data yang lebih besar (Beek, 2011). File yang dipulihkan pada proses ini mengalami proses carving dari unallocated space menggunakan nilai header dan footer yang spesifik. Berbeda dengan proses undelete yang memanfaatkan metadata yang diperoleh dari Master File Table (MFT) untuk proses pemulihan, proses carving bekerja dengan data mentah pada media penyimpanan dan mengabaikan struktur file system (Beek, 2011). Dalam metode carving, header dan footer yang berbentuk untaian string bertipe byte dibaca dari database. Header dan footer berbentuk pola tertentu seperti pada Tabel 2.2. Setelah itu pencarian akan dilakukan pada image dari drive untuk mencari kemunculan dari header dan footer. Proses ini bertujuan menentukan lokasi awal dan akhir dari sebuah file dalam image dan kemudian melakukan proses penggandaan untaian byte yang ditemukan dalam segmen tersebut menjadi file-file sesuai dengan struktur dari file yang ingin dipulihkan. File carving adalah metode yang sangat handal karena file didapatkan dari data mentah dalam image tanpa menghiraukan file system. File masih mungkin didapatkan walaupun metadata dari file system telah rusak. Kerusakan pada metadata dari file system biasanya disebabkan karena proses format dan perubahan tipe file system (misalnya dari FAT32 menjadi NTFS) (Richard & Roussev, 2005). Walaupun metode pemulihan file dengan file carving merupakan metode yang handal, proses carving yang melakukan rekonstruksi file dari segmen yang dibatasi oleh tempat ditemukannya header dan footer memiliki kelemahan seperti hanya dapat dilakukan terhadap file yang contiguous dan menghasilkan banyak false positive (Garfinkel, 2007). Dalam hal ini, false positive dapat diartikan

5 10 sebagai sebuah file yang kriterianya memenuhi kriteria file yang ingin direkonstruksi namun bukan file yang sebenarnya ingin diperoleh. File carving juga memerlukan ukuran ruang penyimpanan yang besar karena jumlah false positive yang dihasilkan. Dengan menerapkan in-place file carving maka ukuran media penyimpanan yang dilakukan dapat dikurangi karena metadata dapat dibuat kembali tanpa harus menggandakan isi file (Richard et al., 2007). Tabel 2.2. Daftar header dan footer untuk beberapa jenis file Ekstensi Header Footer DOC D0 CF 11 E0 A1 B1 57 6F E 44 6F D 65 6E 74 2E 1A E1 XLS D0 CF 11 E0 A1 B1 1A E1 FE FF FF FF F B F 00 6F 00 6B 00 PPT D0 CF 11 E0 A1 B1 1A E F F E F D E ZIP 50 4B B JPG FF D8 FF E D9 4A GIF E B C4 PDF D 31 2E F Recovery Istilah recovery dipergunakan secara umum untuk menjelaskan tentang pemulihan file. Akan tetapi, recovery secara khusus dapat diartikan sebagai proses penyelamatan dan penanganan data media penyimpanan yang rusak, corrupted atau saat media tersebut tidak dapat diakses secara normal. Istilah ini juga dipergunakan dalam forensik dimana data yang dienkripsi atau disembunyikan dipulihkan. Pemulihan file merupakan salah satu proses yang dilakukan dalam pengumpulan barang bukti dalam forensik digital. Pada file system berjenis NTFS, proses pada saat file yang terhapus dipulihkan lebih handal karena entry MFT untuk

6 11 setiap file memiliki daftar cluster yang dialokasikan untuk penyimpanan file tersebut. Oleh karena itu, file yang telah mengalami fragmentasi masih mungkin untuk dipulihkan (Casey, 2011) Disk Imaging Proses pembuatan image dari sebuah drive atau disk imaging adalah proses pembuatan duplikat dari sebuah media penyimpanan. Berbeda dengan proses menggandakan file, pada proses ini media penyimpan dibaca secara langsung (bit per bit) tanpa menggunakan file system. Proses ini juga menggandakan data yang tidak berhubungan dengan file seperti data boot sector. Karena cara kerja disk imaging tersebut, maka setiap bagian dari media penyimpanan akan dibaca sehingga dihasilkan sebuah image yaitu duplikat dari media penyimpanan yang isinya persis sama dengan media penyimpanan yang sebenarnya (Leaver, 2007). Proses disk imaging sangat penting untuk membuat drive sekunder sehingga dapat mencegah pemakaian media penyimpanan lebih lanjut yang dapat mengakibatkan terjadinya proses penimpaan oleh data baru yang dapat mengurangi tingkat keberhasilan proses pemulihan file. Proses disk imaging menggandakan isi setiap sector pada source drive (media penyimpanan asal) ke sector lain pada image drive (media penyimpanan hasil penggandaan) seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Buffer Baca dari sector Simpan ke buffer Baca dari buffer Tulis ke sector Source drive Image drive Gambar 2.1. Proses disk imaging Pertama, sector pada media penyimpanan akan dibaca secara low level sehingga diperoleh isi sector tersebut berupa untaian bilangan hexadecimal. Selanjutnya,

7 12 untaian bilangan hexadecimal tersebut akan disimpan dalam sebuah buffer. Isi pada buffer tersebut kemudian akan dituliskan pada sector yang ada pada image drive. Proses ini berulang secara terus menerus sampai semua sector yang ada pada source drive digandakan. Sector adalah unit penyimpanan fisik terkecil dalam disk magnetik maupun disk optikal dan memiliki ukuran 512 byte File System NTFS NTFS atau New Technology File System adalah file system yang dikembangkan oleh Microsoft serta memiliki dukungan yang lebih baik untuk metadata dan penggunaan struktur data yang lebih lanjut untuk meningkatkan performa, kehandalan, dan penggunaan lokasi penyimpanan. File system ini dirancang untuk dapat secara cepat melakukan operasi file seperti operasi baca, tulis, dan pencarian serta operasi tingkat lanjut seperti pemulihan file system pada hard disk yang berukuran sangat besar. Proses format untuk file system dengan jenis NTFS akan menghasilkan beberapa file metadata atau metafile seperti $MFT (Master File Table), $BitMap, $LogFile dan lain-lain yang berisi informasi tentang file dan folder dalam file system NTFS tersebut. Gambar 2.2 menunjukkan bagaimana aplikasi berkomunikasi dengan hard disk pada file system berjenis NTFS. Tabel 2.3 berisi penjelasan tentang masing-masing komponen arsitektur NTFS yang terdapat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 dan Tabel 2.3 diadaptasi dari Microsoft (2003). Tabel 2.3. Komponen Arsitektur NTFS Komponen Deskripsi Hard disk Media penyimpanan, dapat terdiri dari satu atau lebih partisi. Boot sector Bagian yang diinisialisasi dan menyimpan informasi susunan volume media penyimpanan dan struktur file system serta boot code yang memuat Ntldr. Master Boot Record Berisi kode yang dapat dijalankan dan dimuat oleh BIOS sistem ke dalam memori. Kode ini memindai MBR untuk mencari partition table (tabel partisi) untuk menentukan partisi mana yang aktif atau partisi mana yang diinisialisasi.

8 13 Tabel 2.3. Komponen Arsitektur NTFS (lanjutan) Komponen Deskripsi Ntldr.dll Mengalihkan CPU ke mode protected, memulai file system, dan kemudian membaca isi dari file Boot.ini. Informasi ini menentukan pilihan startup dan pilihan boot menu Ntfs.sys System file driver untuk NTFS. Ntoskrnl.exe Mengekstraksi informasi system device driver mana yang akan dimuat dan urutan memuat. Kernel mode Mode pemrosesan yang memungkinkan kode untuk memperoleh akses langsung ke semua perangkat keras dan memori dalam sistem. User mode Mode pemrosesan dimana aplikasi berjalan. Gambar 2.2. Arsitektur NTFS Partisi file system berjenis NTFS memiliki struktur yang sederhana seperti terlihat pada Gambar 2.3 berdasarkan adaptasi dari Schwarz (2009). Pada awal file system NTFS terdapat boot sector. Setelah boot sector, dapat ditemukan salah satu

9 14 MFT dari dua MFT yang ada dalam file system NTFS (salah satunya merupakan MFT yang dipergunakan file system dan yang lainnya merupakan salinan dari MFT tersebut). MFT umumnya dialokasikan sebesar 12,5% dari ukuran partisi, namun nilai ini dapat diubah untuk mendukung file system. Sector dengan nomor logical 0 Boot sector Master File Table Data dalam file system Partisi dengan file system berjenis NTFS Duplikat Master File Table Gambar 2.3. Struktur file system NTFS Gambar 2.4 memperlihatkan contoh isi dari boot sector (sector dengan nomor logical 0). Bagian boot sector sebagian besar terdiri dari kode boot strap. 2 1 Offset A 0B 0C 0D 0E 0F A 000B 000C 000D 000E 000F A 001B 001C 001D 001E 001F EB E F F 00 FF 00 3F A F D AD D8 C0 E5 D8 C FA 33 C0 8E D0 BC 00 7C FB 68 C0 07 1F 1E CB E E E B4 41 BB AA 55 CD C 81 FB 55 AA F7 C E9 DD 00 1E 83 EC A 00 B4 48 8A 16 0E 00 8B F4 16 1F CD 13 9F 83 C4 18 9E 58 1F 72 E1 3B 06 0B DB A3 0F 00 C1 2E 0F E 5A 33 DB B B C8 66 FF F 00 8E C2 FF E8 4B 00 2B C8 77 EF B8 00 BB CD 1A C0 75 2D FB F E BB E B E 07 CD 1A 33 C0 BF B9 D8 0F FC F3 AA E9 5F E A C 00 1E B4 42 8A 16 0E F 8B F4 CD B 5A F 0F FF F 00 8E C2 FF 0E BC 07 1F C3 A0 F8 01 E A0 FB 01 E F4 EB FD B4 01 8B F0 AC 3C B4 0E BB CD 10 EB F2 C3 0D 0A B F F D 0A 42 4F 4F 54 4D D E D 0A 42 4F 4F 54 4D F 6D D 0A C 2B 41 6C 74 2B C F D 0A 00 8C A9 BE D AA Gambar 2.4. Isi boot sector pada file system NTFS

10 15 Susunan boot sector pada Gambar 2.4 ditunjukkan pada Tabel 2.4 berdasarkan adaptasi dari Microsoft (2003), Schwarz (2009), dan Wilkinson (2012). Tabel 2.4. Susunan boot sector pada file system NTFS Indeks Offset Ukuran Keterangan 1 0x00 3B Jump instruction 2 0x03 8B OEM ID 3 0x0B 25B BPB 4 0x24 48B Extended BPB 5 0x54 426B Kode boot strap 6 0x1 FE 2B Penanda akhir sector Kode boot strap dalam boot sector memiliki informasi penting yang tersimpan dalam BPB dan extended BPB seperti ukuran byte per sector, jumlah sector per cluster, cluster tempat MFT dan salinan MFT berada, jumlah total sector, dan informasi penting lainnya. BIOS Parameter Block (BPB) adalah struktur data yang terdapat dalam boot sector yang memberikan informasi tentang susunan parameter fisik dalam volume penyimpanan data. Susunan informasi dalam BPB dapat dibagi seperti pada Tabel 2.5 berdasarkan adaptasi dari Schwarz (2009) dan Microsoft (2003). Tabel 2.5. Susunan informasi dalam BPB Offset Ukuran Nilai (secara umum) Keterangan 0x0B 2B Ukuran byte per sector. Umumnya 512 byte 0x0D 1B 08 Jumlah sector per cluster. 0x0E 2B Reserved sector. Nilai harus 0. Jika tidak 0, maka proses mount NTFS akan gagal. 0x10 3B Reserved sector. Nilai harus 0. Jika tidak 0, maka proses mount NTFS akan gagal. 0x13 2B Reserved sector. Nilai harus 0. Jika tidak 0, maka proses mount NTFS akan gagal. 0x15 1B F8 Jenis media penyimpanan (media descriptor). F8: hard disk, F0: floppy berkepadatan tinggi.

11 16 Tabel 2.5. Susunan informasi dalam BPB (lanjutan) Offset Ukuran Nilai (secara umum) Keterangan 0x16 2B Reserved sector. Nilai harus 0. Jika tidak 0, maka proses mount NTFS akan gagal. 0x18 2B Tidak dipergunakan atau diperiksa oleh NTFS 0x1A 3B FF 00 Tidak dipergunakan atau diperiksa oleh NTFS 0x1C 4B 3F Tidak dipergunakan atau diperiksa oleh NTFS 0x20 4B Reserved sector. Nilai harus 0. 0x24 4B Tidak dipergunakan atau diperiksa oleh NTFS 0x28 8B xx xx xx xx xx Jumlah total sector. xx xx xx 0x30 8B xx xx xx xx xx xx xx xx Nomor logical cluster untuk Master File Table (File $MFT). 0x38 8B xx xx xx xx xx xx xx xx Nomor logical cluster untuk salinan Master File Table (File $MFTmir dengan mir merupakan singkatan dari mirror ). 0x40 1B F6 Cluster per record pada MFT. Jika nilai lebih kecil dari 7F maka angka ini merupakan cluster per Index Buffer. Sebaliknya, 2 x, dengan x merupakan negatif dari angka ini, merupakan ukuran dari file record. 0x41 3B Tidak dipergunakan atau diperiksa oleh NTFS 0x44 1B 01 Cluster per Index Buffer. Jika nilai lebih kecil dari 7F maka angka ini merupakan cluster per Index Buffer. Sebaliknya, 2 x, dengan x merupakan negatif dari angka ini, merupakan ukuran dari file record. 0x45 3B Tidak dipergunakan atau diperiksa oleh NTFS 0x48 8B xx xx xx xx xx Nomor serial volume. xx xx xx 0x50 4B Tidak dipergunakan atau diperiksa oleh NTFS

12 17 Tidak semua informasi dalam BPB dan extended BPB merupakan informasi yang penting. Beberapa informasi penting yang dapat diperoleh dari BPB adalah ukuran byte untuk setiap sector, jumlah sector dalam setiap cluster, dan alamat cluster MFT. Informasi yang tersimpan dalam BPB dibaca secara little endian, yaitu sebuah sistem dimana least significant bit menempati alamat terkecil dalam memori. Contoh, pada Gambar 2.4 nilai pada offset 0x0B sebanyak 2B merepresentasikan ukuran sector dalam file system. Nilai pada offset ini adalah Jika dibaca dengan menggunakan sistem little endian, nilai ini menjadi 02 00, dimana apabila nilai ini diubah menjadi desimal maka akan menjadi 512. Angka ini merupakan ukuran setiap sector yang dimiliki oleh partisi ini yaitu sebesar 512 byte. Berdasarkan Gambar 2.4 diperoleh bilangan heksadesimal yang merupakan BPB dan extended BPB dari offset 0x0B sampai dengan 0x4F sebagai berikut: Offset A 0B 0C 0D 0E 0F F F 00 FF 00 3F A F D AD D8 C0 E5 D8 C0 76 Beberapa informasi penting yang dapat diperoleh dari BPB dan extended BPB sesuai dengan boot sector pada Gambar 2.4 dan susunan informasi dalam BPB pada Tabel 2.5 seperti yang diberikan dalam Tabel 2.6. Tabel 2.6. Informasi yang diperoleh dari BPB Offset Ukuran Nilai Keterangan 0x0B 2B Dibaca secara little endian menjadi 0x x0D 8B Nilai (heksadesimal) sama dengan 512 (desimal). Dengan demikian ukuran per sector adalah 512 byte. Nilai ini sama dengan 8 (desimal). Dengan demikian, jumlah sector dalam setiap cluster adalah 8.

13 18 Tabel 2.6. Informasi yang diperoleh dari BPB (lanjutan) Offset Ukuran Nilai Keterangan 0x15 1B F8 Jenis media penyimpanan adalah hard disk karena F8 merupakan media descriptor untuk hard disk. 0x28 8B A Jumlah total sector adalah 0x A0 = sector. 0x30 8B MFT dimulai pada cluster 0x = atau sector Ini merupakan pengalamatan logical, dan untuk memperoleh pengalamatan physical, maka angka ini harus ditambahkan dengan jumlah dari total sector sebelumnya jika hard disk memiliki lebih dari satu partisi. Jika hard disk hanya terdiri dari satu partisi, maka alamat logical dari sebuah sector akan sama dengan alamat physical. Karena hard disk yang dipergunakan hanya terdiri dari satu partisi maka alamat physical sama dengan alamat logical. 0x38 8B Salinan MFT berada pada cluster 0x 2 = 32 (secara logical). 0x40 1B F6 Terdapat 0x F6 = 246 cluster per record pada MFT. 0x44 1B 01 Terdapat satu cluster per index buffer. 0x48 8B 1D AD D8 C0 E5 D8 C0 76 Nomor serial volume adalah 76 C0 D8 E5 C0 D8 AD 1D. Dalam file system NTFS, pengorganisasian hard disk dilakukan berdasarkan ukuran cluster (allocation unit size). Cluster merupakan satuan pengalokasian tempat penyimpanan untuk file dan direktori. Untuk mengurangi manajemen struktur data yang berlebihan, file system tidak melakukan alokasi berdasarkan sector namun berdasarkan cluster. Sebuah cluster dapat terdiri dari satu atau beberapa sector.

14 19 Ukuran cluster merepresentasikan ukuran terkecil yang dapat dipergunakan untuk menyimpan file. Ukuran cluster untuk file system berjenis NTFS yang sering ditemukan adalah 4KB atau 4096 byte (cluster yang tersusun dari 8 buah sector, 8 * 512 byte = 4096 byte = 4 KB). Ukuran cluster pada file system NTFS bervariasi dari 512 byte (1 sector) sampai 64 KB (128 sector), namun variasi ukuran cluster selain bergantung pada ukuran media penyimpanan juga bergantung pada jenis sistem operasi seperti terlihat pada Tabel 2.7 berdasarkan adaptasi dari Microsoft (2013). Semakin besar ukuran cluster pada file system media penyimpanan akan mengurangi tingkat fragmentasi file namun akan berdampak pada peningkatan jumlah slack space dan demikian pula sebaliknya. Tabel 2.7. Daftar ukuran cluster pada file system NTFS Windows 7, Windows Server 2008 R2, Windows Server Ukuran Media Windows Windows NT , Windows Vista, Penyimpanan NT 3.51 Windows Server 2003, Windows XP, Windows MB 512 MB 512 bytes 4 KB 4 KB 512 MB 1 GB 1 KB 4 KB 4 KB 1 GB 2 GB 2 KB 4 KB 4 KB 2 GB 2 TB 4 KB 4 KB 4 KB 2 TB 16 TB KB 16TB 32 TB KB 32TB 64 TB KB 128TB 256 TB KB > 256 TB File Fragmentation Penggunaan cluster dalam media penyimpanan memberikan keuntungan berupa reduksi tingkat fragmentasi dalam file system. File fragmentation atau fragmentasi adalah suatu keadaan media penyimpanan dimana file dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan tersebar di berbagai bagian dalam media penyimpanan. Fragmentasi merupakan proses yang umum terjadi saat disk sering dipergunakan

15 20 untuk membuat, menghapus dan mengubah file. Oleh karena itu, sistem operasi harus menyimpan bagian dari sebuah file dalam cluster yang tidak berurutan. Proses fragmentasi tidak kasat mata oleh user namun dapat memperlambat kecepatan akses data karena pencarian harus dilakukan ke semua bagian media penyimpanan untuk menghasilkan sebuah file. Penyebab utama terjadinya fragmentasi adalah saat file yang tersimpan dalam media penyimpanan dihapus sehingga mengakibatkan terbentuknya cluster kosong yang siap ditempati oleh file lain. Apabila ukuran cluster tersebut tidak cukup untuk menampung seluruh isi file, maka file akan dibagi menjadi beberapa bagian untuk ditempatkan di cluster-cluster kosong yang ada. Saat file yang ada mengalami penambahan isi file yang mengakibatkan ukuran file bertambah, sering kali tidak mungkin untuk melakukan proses penulisan di bagian akhir file yang berpotensi menyebabkan proses fragmentasi. Penyebab fragmentasi dapat dilihat pada Gambar 2.5. Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Cluster 5 Cluster 6 Cluster 7 Cluster 8 (1) (2) File 1 File 2 File 2 File 2 File 3 File 4 File 5 File 6 (3) File 2 File 2 File 2 File 5 (4) File X File 2 File 2 File 2 File X File X File 5 File X Gambar 2.5. Penyebab terjadinya fragmentasi Sebuah media penyimpanan yang masih belum berisi akan diisi dengan 5 buah file dengan ukuran yang berbeda (kondisi nomor (1)). Kemudian saat file dengan ukuran yang bervariasi menempati media penyimpanan, cluster yang ada menjadi terisi. Saat cluster yang kosong berurut, maka file juga akan tersusun secara berurut

16 21 (kondisi nomor (2)). Saat file dihapus, maka cluster yang semula menampung file tersebut menjadi kosong dan media penyimpanan mengalami fragmentasi (kondisi nomor (3)). File system dapat melakukan proses defragmentasi segera setelah proses penghapusan, namun proses defragmentasi akan berdampak pada performa pada waktu yang tidak dapat diperkirakan. Oleh karena itu, secara umum, cluster kosong akan dibiarkan dan ditandai pada MFT sebagai cluster yang siap dipergunakan. Saat file baru akan dimasukkan ke media penyimpanan yang telah mengalami proses fragmentasi, maka file tersebut akan terbagi menjadi beberapa bagian untuk menempati cluster kosong yang tersedia (kondisi nomor (4)). Pada Gambar 2.6, sebuah file berukuran 16KB akan disimpan dalam sebuah hard disk dengan file system berjenis NTFS dan cluster berukuran 4KB. File berukuran 16KB tersebut akan dibagi menjadi beberapa bagian (fragment) sesuai dengan ukuran cluster dan akan ditempatkan di cluster-cluster yang kosong sehingga mengakibatkan terjadinya fragmentasi. 16KB File 1 Fragment file 1 File lain File lain File lain Fragment file 1 Fragment file 1 File lain Fragment file 1 Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Cluster 5 Cluster 6 Cluster 7 Cluster 8 Cluster berukuran 4KB Gambar 2.6. Proses fragmentasi sebuah file untuk menempati cluster kosong Ukuran cluster yang lebih besar diperlukan untuk mengurangi tingkat fragmentasi file sehingga waktu akses data dapat ditingkatkan, Slack Space Karena cluster merupakan ukuran alokasi paling kecil yang dipergunakan untuk menyimpan sebuah file dalam media penyimpanan, maka apabila sebuah file yang

17 22 kecil disimpan dalam cluster yang besar maka akan mengakibatkan munculnya slack space. Slack space adalah bagian dari hard drive yang tidak sepenuhnya digunakan oleh file yang sedang dialokasikan di cluster tersebut dan dapat berisi data dari file yang sebelumnya terhapus (Hoog, 2008). Gambar 2.6 menunjukkan perbedaan ukuran sebenarnya sebuah file dan ukuran file tersebut dalam hard disk. Sebagai contoh, file yang berukuran 940 byte hanya akan menempati 2 sector dalam hard disk (2 sector = 2 * 512 byte = 1024 byte cukup untuk menampung file tersebut). Akan tetapi, karena file system melakukan manajemen bukan berdasarkan sector namun berdasarkan cluster, maka file tersebut akan menempati sebuah cluster (berukuran 4KB). Karena file hanya memerlukan 940 byte untuk dipergunakan sebagai tempat penyimpanan, maka sisa ruang alokasi yang tidak dipergunakan akan diisi oleh file system dengan bit 1 atau 0 atau sisa cluster tidak akan diubah sama sekali. Size : Size on disk 1 byte (1 byte) 4.00 KB (4,096 bytes) Gambar 2.7. Contoh slack space Gambar 2.8 menunjukkan bagaimana sebuah file yang seharusnya hanya memerlukan 5 sector sebagai tempat penyimpanan menggunakan sebuah cluster berukuran 4 KB dan sisa cluster yang tidak dipergunakan (slack space) berdasarkan adaptasi dari Hoog (2008).

18 23 File.txt Ukuran : 2542 byte File.txt File.txt File.txt File.txt File.txt Slack space. Diisi oleh sistem operasi. Slack space Slack space Slack space Cluster berukuran 4KB (4096 byte) Gambar 2.8. Ilustrasi manajemen penyimpanan file dan slack space 2.5. Master File Table (MFT) Master File Table atau MFT adalah sebuah file yang menyimpan informasi tentang semua file dan direktori yang ada dalam file system. Dalam MFT terdapat paling sedikit satu record untuk setiap file dan direktori dalam volume logical NTFS. Informasi yang rinci seperti jenis file, ukuran, tanggal dan waktu pembuatan, tanggal dan waktu perubahan terakhir, dan identitas pembuat file disimpan dalam entry MFT atau di luar MFT namun dideskripsikan dalam entry MFT. Karena MFT menyimpan informasi tentang semua file, MFT juga menyimpan informasi tentang file MFT itu sendiri. Sebanyak 16 record pertama MFT dipergunakan untuk menyimpan file metadata yang dipergunakan untuk mendeskripsikan file MFT. Record yang berisi informasi tentang MFT dirincikan pada Tabel 2.8 yang diadaptasi dari Schwarz (2009) dan Wilkinson (2012). Tabel 2.8. Daftar record berisi informasi tentang MFT Record Nama Metafile Keterangan 0 $MFT Self reference ke MFT (MFT itu sendiri). Berisi file record untuk setiap file dan folder. 1 $MFTMirr Backup empat record pertama FILE MFT. Memungkinkan akses ke MFT jika terjadi singlesector failure.

19 24 Tabel 2.8. Daftar record berisi informasi tentang MFT (lanjutan) Record Nama Metafile Keterangan 2 $LogFile Membantu menjaga konsistensi file system jika terjadi system error. Berisi informasi yang dapat dipergunakan oleh file system NTFS untuk melakukan pemulihan sistem dengan cepat. 3 $Volume Informasi volume (nama volume, nomor volume, dan lain-lain). 4 $AttrDef Mendefinisikan atribut file yang didukung. 5. (dot) Direktori root. 6 $BitMap Representasi bit dari cluster yang bebas atau digunakan dalam volume. 7 $Boot Boot sector dalam volume. Berisi BPB untuk proses mount dan kode bootstrap loader. 8 $BadClus Daftar cluster yang rusak atau buruk dalam volume. 9 $Secure Security descriptor untuk semua file. 10 $UpCase Tabel karakter huruf kapital UNICODE untuk sorting. 11 $Extend Untuk penambahan yang bersifat opsional seperti quota, data reparse point, dan pengenal objek Reserved Record MFT Setiap record untuk file dan folder yang disimpan dalam MFT berukuran 1 KB. Atribut file disimpan dalam MFT. Selain atribut file, setiap file record berisi informasi tentang lokasi blok data file. Atribut untuk file yang kecil seluruhnya akan tersimpan dalam MFT. Entry MFT menyerupai record basis data dengan banyak field yang bersifat opsional. Struktur record MFT seperti yang diberikan pada Gambar 2.9 yang diadaptasi dari Schwarz (2009).

20 25 Master File Table Header atribut Entry header Atribut 1 Atribut 2 Atribut 3 Sebuah record MFT Sisa space Gambar 2.9. Struktur record MFT Gambar 2.10 menunjukkan struktur record MFT untuk file berukuran kecil berdasarkan adaptasi dari Schwarz (2009). Secara umum, file yang ukurannya mendekati 900B tersimpan sepenuhnya dalam entry MFT. Informasi standar Nama file atau direktori Data atau indeks Ruang penyimpanan yang tidak dipergunakan Gambar Record MFT untuk file berukuran kecil Struktur data untuk entry pada MFT seperti yang diberikan pada Tabel 2.9 yang diadaptasi dari Schwarz (2009). Entry MFT secara umum terdiri dari: 1. Informasi standar yang berisi timestamp cara akses dan jumlah link. 2. Daftar atribut berisi lokasi semua record atribut yang tidak sesuai atau tidak dapat dimasukkan dalam record MFT. 3. Nama file diberikan dalam versi panjang dan pendek (DOS readable). Nama file versi pendek memiliki format 8.3 case insensitive khusus. Nama versi panjang dapat terdiri dari 255 karakter Unicode. 4. Object ID (hanya dimiliki beberapa file). 5. Logged Tool Stream yang hanya dipergunakan oleh EFS. 6. Reparse point yang dipergunakan oleh perangkat mounted. 7. Index root yang dipergunakan untuk implementasi folder dan indeks lain. 8. Index allocation yang dipergunakan untuk implementasi struktur B-tree untuk folder berukuran besar dan indeks berukuran besar lain. 9. Bitmap yang dipergunakan untuk implementasi struktur B-tree untuk folder berukuran besar dan indeks berukuran besar lain. 10. Volume information yang hanya dipergunakan oleh system file $Volume.

21 26 Tabel 2.9. Struktur data entry dalam MFT Offset Ukuran Sistem Operasi Keterangan 0x00 0x03 4 Magic number FILE. 0x04 0x05 2 Offset ke update sequence. 0x06 0x07 2 Jumlah entry dalam fixup array. 0x08 0x0f 8 $LogFile Sequence Number (LSN). 0x10 0x11 2 Sequence number. 0x12 0x13 2 Jumlah hard link. 0x14 0x15 2 Offset ke atribut pertama. 0x16 0x17 2 Flag, jika 0x01: record yang sedang digunakan, 0x02: direktori. 0x18 0x1b 4 Ukuran entry MFT yang dipergunakan. 0x1c 0x1f 4 Ukuran entry MFT yang dialokasikan. 0x20 0x27 8 File reference ke record FILE dasar. 0x28 0x29 2 ID atribut selanjutnya. 0x2a 0x2b 2 XP Menyelaraskan dengan batas 4B. 0x2c 0x2f 4 XP Jumlah record MFT ini. 0x30 0x1000 Atribut dan nilai fixup LSN (Log Sequence Number), alamat file reference LSN atau Log Sequence Number adalah sebuah nilai sebesar 64 bit yang dipergunakan sebagai logging area dalam entry MFT untuk metafile $LogFile. Log file terdiri dari dua bagian utama yaitu restart area dan logging area (Carrier, 2005). Logging area dibagi menjadi pengalamatan dengan MFT entry value sebesar 48 bit dengan entry pertama memiliki alamat 0 dan nomor urut (sequence number) sebesar 16 bit yang bertambah saat entry dialokasikan. Logging area yang terdiri dari entry value dan sequence number juga dapat disebut sebagai file reference. Gambar 2.11 menujukkan contoh pengalamatan file reference yang diadaptasi dari Carrier (2005) dan Schwarz (2009). Nilai sequence number akan berubah jika terjadi transaksi file system seperti: 1. Pembuatan file atau direktori baru.

22 27 2. Perubahan konten dari file atau direktori. 3. Perubahan nama file atau direktori. 4. Perubahan data file atau direktori yang tersimpan dalam entry MFT seperti ID pengguna, pengaturan keamanan, dan lain-lain. Entry MFT $LogFIle Restart area Logging area 64 bit File reference Sequence number Entry number bit Entry value 48 bit Gambar Alamat file reference File reference mempermudah untuk mengetahui apakah file system mengalami kerusakan (corrupt) Atribut entry MFT Atribut entry MFT dapat dinyatakan dengan bebas. Setiap atribut diawali oleh header atribut. Header atribut memberikan informasi mendasar tentang atribut tersebut seperti jenis atribut, ukuran, dan nama. Setiap atribut memiliki header berukuran 16 byte, lokasi dan ukuran konten sebesar 56 byte, dan konten yang ukurannya bervariasi. Gambar 2.12 merupakan contoh struktur dari record MFT baik untuk record dengan atribut yang bersifat resident maupun non-resident berdasarkan adaptasi dari Carrier (2005) dan Schwarz (2009).

23 28 Gambar Contoh struktur record MFT Jenis atribut untuk MFT terdapat dalam $AttrDef. Secara standar, informasi tentang jenis atribut yang terdapat dalam record MFT seperti pada Tabel 2.10 berdasarkan adaptasi dari Carrier (2005) dan Schwarz (2009). Tabel Jenis atribut MFT secara standar Nilai Jenis Atribut Keterangan 0x10 STANDARD_INFORMATION Informasi umum seperti flag, waktu akses terakhir, waktu penulisan, dan waktu pembuatan serta pemilik file dan ID keamanan. 0x20 $ATTRIBUTE_LIST Daftar tempat dimana atribut lain dapat ditemukan. 0x30 $FILE_NAME Nama file dalam Unicode serta waktu akses terakhir, waktu penulisan, dan waktu pembuatan. 0x40 $VOLUME_VERSION Informasi volume (Windows NT). 0x40 $OBJECT_ID Penanda berukuran 16 byte yang unik untuk file atau direktori (untuk Windows setelah Windows 2000+). 0x50 $SECURITY_DECRIPTOR Kontrol akses dan keamanan dari file.

24 29 Tabel Jenis atribut MFT secara standar (lanjutan) Nilai Jenis Atribut Keterangan 0x60 $VOLUME_NAME Nama volume. 0x70 $VOLUME_INFORMATION Versi file system dan flag lainnya. 0x80 $DATA Isi file. 0x90 $INDEX_ROOT Simpul akar dari pohon indeks. 0xA0 $INDEX_ALLOCATION Simpul dari pohon indeks dengan akar $INDEX_ROOT. 0xB0 $BITMAP Bitmap untuk file $MFT dan untuk pengindeksan. 0xC0 $SYMBOLIC_LINK Informasi soft link (Windows NT). 0xC0 $REPARSE_POINT Data tentang reparse point, dipergunakan sebagai soft link pada Windows xD0 $EA_INFORMATION Dipergunakan sebagai backward compactibility untuk aplikasi OS/2 (HPFS). 0xE0 $EA Dipergunakan sebagai backward compactibility untuk aplikasi OS/2 (HPFS). 0xF0 $PROPERTY_SET 0x100 $LOGGED_UTILITY_STREAM Berisi kunci dan informasi untuk atribut yang terenkripsi (Windows 2000+). Atribut untuk record MFT dapat tersimpan seluruhnya dalam record tersebut (resident) maupun disimpan di luar record (non-resident). Struktur data 16 B pertama atribut bernilai sama baik untuk atribut resident maupun non-resident seperti pada Tabel 2.11 berdasarkan adaptasi dari Schwarz (2009). Setelah 16 B, maka stuktur data atribut resident akan berbeda dengan atribut non-resident karena atribut non-resident harus mendeskripsikan cluster konsekutif yang ditempati.

25 30 Tabel Struktur data 16 B pertama atribut record MFT untuk record resident maupun non-resident Offset Ukuran Keterangan 0x00 4 Penanda jenis atribut 0x04 4 Panjang atribut (menentukan lokasi atribut selanjutnya) 0x08 1 Non-resident flag 0x09 1 Panjang nama 0x0a 2 Offset nama 0x0c 2 Flags Perbedaan struktur data atribut resident dan non-resident seperti pada Tabel 2.12 dan 2.13 yang diadaptasi dari Schwarz (2009). Tabel Struktur data atribut resident Offset Ukuran Keterangan 0x0e 2 Penanda atribut 0x10 4 Ukuran konten 0x15 2 Offset konten Tabel Struktur data atribut non-resident Offset Ukuran Keterangan 0x0e 2 Penanda atribut 0x10 8 Nomor cluster virtual awal dari runlist 0x18 8 Nomor cluster virtual akhir dari runlist 0x20 2 Offset dari runlist 0x22 2 Ukuran unit kompresi 0x24 4 Tidak dipergunakan 0x28 8 Ukuran yang dialokasikan untuk atribut konten 0x30 8 Ukuran sebenarnya untuk atribut konten 0x38 8 Ukuran inisialisai untuk atribut konten

26 31 Offset dihitung dari awal atribut sampai akhir atribut (awal atribut memiliki nilai 0x00) dan bukan merupakan offset dari keseluruhan record Metadata Metadata dapat secara literal diartikan sebagai data tentang data. Metadata atau yang sering disebut dengan metacontent didefiniskan juga sebagai data yang memberikan informasi tentang satu atau lebih aspek dari sebuah data seperti: 1. Tujuan pembuatan data. 2. Fungsi data. 3. Waktu dan tanggal pembuatan. 4. Pembuat data (creator atau author, dimana istilah author biasanya dipergunakan untuk data berbentuk dokumen atau teks sedangkan istilah creator dipergunakan untuk jenis lainnya). 5. Lokasi dalam jaringan komputer dimana data dibuat. 6. Penggunaan standar. Misalnya, sebuah citra digital bisa memiliki metadata yang berisi tentang ukuran citra, kedalaman warna, kapan citra tersebut dibuat, dan informasi lainnya. Demikian juga metadata dokumen dapat berisi informasi tetang pembuat (author) dokumen tersebut, panjang dokumen, kapan dokumen tersebut ditulis, dan ringkasan singkat dokumen tersebut. Dalam proses undelete, diperlukan metadata dari file yang telah dihapus. Metadata ini mengandung informasi seperti nama file dalam MFT, flag yang menandakan apakah file telah dihapus dari file system, lokasi file dalam hard drive, ukuran file, dan lain-lain serta diperoleh dengan mengakses MFT. Metadata yang diperoleh dari MFT ini dapat dipergunakan untuk memulihkan file yang terhapus Algoritma Aho-Corasick Algoritma Aho-Corasick adalah algoritma pencarian string atau sering juga pencocokan string (string matching algorithm) yang ditemukan oleh Alfred V. Aho dan Margaret J. Corasick (Aho & Corasick, 1975). Algoritma ini merupakan algoritma penyesuaian kamus yang menempatkan elemen dalam kumpulan string yang

27 32 terhingga. Algoritma ini menyesuaikan semua pola secara bersamaan. Kompleksitas algoritma ini adalah O(n + m + z), dengan n merupakan banyak pola, m merupakan panjang dari teks yang digunakan dalam pencarian, dan z merupakan jumlah output yang sesuai atau jumlah kemunculan pola. Algoritma Aho-Corasik pertama-tama akan membuat mesin automata yang menyerupai trie dengan link tambahan diantara node internal dari keyword atau pola yang ada. Link tambahan ini memungkinkan transisi yang cepat saat terjadi kegagalan dalam proses pencocokan pola sehingga automata dapat berpindah ke cabang trie yang lain yang memiliki prefix yang mirip. Dengan adanya link tambahan tersebut, automata dapat berpindah saat proses pencocokan pola tanpa diperlukannya backtracking. Trie adalah struktur data ordered tree yang dipergunakan untuk menyimpan set yang dinamis atau array assosiatif dimana kunci yang ada biasanya berupa string. Sebuah trie memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan binary tree (Bentley & Sedgewick, 1998) dan dapat juga dipergunakan untuk menggantikan tabel hash Konstruksi Keyword Trie Algoritma Aho-Corasick didasarkan pada keyword trie. Keyword trie untuk himpunan pola P adalah trie dengan akar K dimana: 1. Setiap edge K dinamakan dengan sebuah karakter. 2. Dua edge yang keluar dari sebuah simpul memiliki nama yang berbeda. 3. Untuk setiap X P terdapat sebuah simpul v dengan L(v)=X. 4. Label L(v) dari setiap daun v adalah sama dengan X P. Konstruksi keyword trie untuk himpunan pola P = {P 1,, P k } dimulai dari simpul akar atau awal, dengan memasukkan setiap pola P i satu per satu dengan aturan: 1. Mulailah dari simpul akar dengan mengikuti path yang dinamakan dengan karakter dari P i. 2. Jika path berakhir sebelum P i, maka lanjutkan dengan menambah edge baru dan simpul untuk setiap karakter P i. 3. Simpan pengenal (identifier) i dari P i pada simpul terminal dari path. P i adalah elemen ke-i dari himpunan P. Proses konstruksi keyword trie memerlukan waktu O( P1... Pk ) O( n).

28 33 Sebagai contoh, terdapat himpunan pola P = {he, she, his, hers}. Keyword trie yang terbentuk dari himpunan pola P seperti yang diberikan pada Gambar 2.13 dengan state terminal dilambangkan dengan lingkaran ganda berdasarkan adaptasi dari Vilo (2008). NOT {h,s} P = {he, she, his, hers} h 0 s e 1 i 3 h r 2 6 s 4 e s Gambar Contoh keyword trie Pencarian dalam Keyword Trie Pencarian sebuah untaian string X dimulai dari simpul akar (root) atau awal mengikuti path yang diberikan label karakter dari X. Jika penelusuran path berhenti pada simpul dengan identifier atau dengan kata lain berhenti pada simpul terminal, maka X adalah keyword dalam kamus atau trie. Sebaliknya, jika penelusuran path berhenti sebelum akhir dari string X, maka string tersebut tidak ditemukan dalam kamus. Selanjutnya keyword trie diubah menjadi automata untuk mendukung pencocokan linear-time dengan setiap simpul dalam keyword trie menjadi state dalam automata dan simpul akar menjadi state awal atau state 0. Lalu, untuk menentukan perpindahan state dalam automata, ditambahkan tiga fungsi: 1. Fungsi goto, g(q, a) menghasilkan state yang dituju dari state saat itu (q) setelah menerima input karakter a.

29 34 a. Jika edge (q, v) diberikan label a, maka g(q, a) = v. b. g(0, a) = 0 untuk setiap a yang tidak diberikan sebagai label untuk edge yang keluar dari state awal. Automata tetap berada pada state awal jika menerima input berupa karakter yang tidak dikenal. c. Lainnya g(q, a) = Ø 2. Fungsi failure f(q) untuk q 0 untuk state saat tidak ditemukan kecocokan. f(q) adalah simpul yang diberikan label longest proper suffix w dari L(v) dengan w merupakan prefix dari pola tertentu. 3. Fungsi output out(q) memberikan string yang dikenal saat memasuki sebuah state. Perubahan keyword trie menjadi automata dan penambahan fungsi akan menambahkan transisi pada keyword trie dari satu simpul ke simpul lain seperti pada Gambar 2.14 yang diadaptasi dari Vilo (2008). 0 NOT {h,s} h s e 1 i 3 h r 2 6 s 4 e s Gambar Contoh automata dari keyword trie dengan penambahan fungsifungsi transisi Automata pada Gambar 2.14 dapat dirincikan seperti pada Tabel 2.14 berdasarkan suffix link.

30 35 Tabel Daftar kecocokan pola pada automata dan suffix link Path Ada dalam kamus Suffix Link () Tidak (h) Tidak () (he) Ya () (her) Tidak () (hers) Ya (s) (hi) Tidak () (his) Ya (s) (s) Tidak () (sh) Tidak (h) (she) Ya (he) Output yang mungkin dihasilkan oleh state terminal automata seperti dirincikan pada Tabel Tabel Output yang dihasilkan oleh state terminal State Output Keterangan 2 he 5 she, he Karena state 4 dan 5 memiliki suffix link ke state 1 dan 2 serta he merupakan longest proper suffix dari she. 7 his 9 her 2.8. Penelitian Terdahulu Penelitian yang sebelumnya sudah pernah dilakukan tentang pemulihan file yang terhapus adalah proses pemulihan file dengan algoritma Boyer-Moore (Richard, et al., 2007), pendekatan proses carving untuk memulihkan file multimedia (Yoo, et al., 2011), dan rekonstruksi forensik untuk file mp3 (Sajja, 2010). Richard, et al. (2007) melakukan penelitian untuk memulihkan file yang terhapus dengan metode carving menggunakan algoritma Boyer-Moore. Hasil

31 36 penelitiannya menunjukkan bahwa proses carving memerlukan resource berupa waktu yang lama dan kapasitas penyimpanan yang sangat besar. Proses carving dengan target disk berukuran 8 GB menghasilkan lebih dari 1,1 juta file dengan ukuran total melebihi 250 GB dan jumlah false positive yang sangat besar. Selain itu, algoritma Boyer-Moore yang diterapkan dinilai masih kurang optimal untuk proses pencocokkan header dan footer dari file (O(mn)). Sajja (2010) melakukan penelitian untuk melakukan rekonstruksi pada fragment dari file MP3 dengan Variable Bit Rate (VBR). Metode yang diajukan mampu meningkatkan keberhasilan dalam menemukan fragment yang benar dari file yang akan direkonstruksi. Persentase peningkatan untuk file MP3 dengan kualitas tinggi sebesar 49,20 69,42%, untuk file dengan kualitas menengah sebesar 1,80 3,75%, dan untuk file dengan kualitas rendah sebesar 41,32 100,00 %. Peningkatan keberhasilan dalam menemukan fragment dari file akan meningkatkan performa proses carving. Yoo, et al. (2011) melakukan penelitian dengan mengajukan metode carving untuk file multimedia. Metode yang diajukan dapat melakukan pemulihan file multimedia berjenis MP3, AVI, dan WAV secara sempurna untuk file-file yang dialkokasi secara kontinu. Walaupun file dialokasikan secara diskontinu, file masih dapat diverifikasi setelah proses pemulihan karena karakteristik yang dimiliki oleh file multimedia. Pemulihan untuk file yang disimpan pada file system berjenis NTFS yang mengalami kompresi lebih sulit dilakukan. Namun, file multimedia yang tersimpan pada file system NTFS yang mengalami kompresi masih dapat dipulihkan dengan metode carving untuk file multimedia. Tabel Daftar penelitian terdahulu Nama Metode Keterangan Richard, et al. Carving dengan Carving pada target disk sebesar 8 GB (2007) algoritma menghasilkan jumlah file sebanyak 1,1 juta Boyer-Moore file dengan jumlah false positive yang besar. Algoritma Boyer-Moore kurang optimal untuk proses pencocokkan header dan footer dari file (O(mn)).

32 37 Tabel Daftar penelitian terdahulu (lanjutan) Nama Metode Keterangan Sajja (2010) Variable Bit Rekonstruksi pada fragment dari file MP3. Rate (VBR) Meningkatkan keberhasilan untuk menemukan fragment dari file MP3 dengan benar. Yoo, et al. Carving untuk Untuk file multimedia dengan jenis AVI, (2011) file multimedia. WAV, dan MP3. Dapat melakukan pemulihan file secara baik untuk file dengan alokasi yang kontinu. File yang diskontinu masih dapat diverifikasi setelah pemulihan. Pemulihan lebih sulit dilakukan pada file system NTFS yang mengalami kompresi.

FILE UNDELETE UNTUK MEMULIHKAN FILE YANG TELAH TERHAPUS DARI FILE SYSTEM DENGAN ALGORITMA AHO-CORASICK SKRIPSI ANDREW HANDOKO

FILE UNDELETE UNTUK MEMULIHKAN FILE YANG TELAH TERHAPUS DARI FILE SYSTEM DENGAN ALGORITMA AHO-CORASICK SKRIPSI ANDREW HANDOKO FILE UNDELETE UNTUK MEMULIHKAN FILE YANG TELAH TERHAPUS DARI FILE SYSTEM DENGAN ALGORITMA AHO-CORASICK SKRIPSI ANDREW HANDOKO 101402104 PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah file dapat menjadi bukti yang autentik dalam kasus kriminal. Seorang pelaku kriminal akan mencoba untuk menghilangkan barang bukti dari tindak kriminal yang

Lebih terperinci

New Technology File System (NTFS)

New Technology File System (NTFS) New Technology File System (NTFS) 1 Sejarah NTFS Pada awal tahun 90-an, Microsoft memutuskan untuk menciptakan sebuah sistem operasi dengan kualitas tinggi, penampilan menarik, dapat dipercaya dan aman.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini merupakan pembahasan tentang teori-teori penunjang serta penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan identifikasi tipe file serta metode Longest Common Subsequences. 2.1.

Lebih terperinci

Pengantar Hardware: Partisi dan Format Harddisk. Hanif Fakhrurroja, MT

Pengantar Hardware: Partisi dan Format Harddisk. Hanif Fakhrurroja, MT Pengantar Hardware: Partisi dan Format Harddisk Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com http://hanifoza.wordpress.com Partisi Merupakan pembagian ruang

Lebih terperinci

Pengertian Partisi Mempartisi harddisk artinya membagi ruang memori pada harddisk. Setiap harddisk minimal harus dipartisi satu kali, dan menyesuaikan

Pengertian Partisi Mempartisi harddisk artinya membagi ruang memori pada harddisk. Setiap harddisk minimal harus dipartisi satu kali, dan menyesuaikan PARTISI DAN FORMAT Kul PPK 20 Oktober 2008 1 Pengertian Partisi Mempartisi harddisk artinya membagi ruang memori pada harddisk. Setiap harddisk minimal harus dipartisi satu kali, dan menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

WINDOWS Oleh: Oktapiya Oktapi nti ya

WINDOWS Oleh: Oktapiya Oktapi nti ya WINDOWS Oleh: Oktapiyanti File Windows Ekstensi file berfungsi untuk mengetahui atau membedakan jenis suatu file Untuk mengetahui / menampilkan ekstensi dari suatu file caranya adalah sebagai berikut untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kompresi Data Kompresi data adalah proses mengkodekan informasi menggunakan bit atau information-bearing unit yang lain yang lebih rendah daripada representasi data yang tidak

Lebih terperinci

Pengertian File System

Pengertian File System FILE SYSTEM 1 Pengertian File System File System merupakan struktur logika yang digunakan untuk mengendalikan akses terhadap data yang ada pada disk. File System menyediakan mekanisme untuk penyimpanan

Lebih terperinci

Adalah membagi ruang memori pada harddisk. Setiap harddisk minimal harus dipartisi satu partisi, dan

Adalah membagi ruang memori pada harddisk. Setiap harddisk minimal harus dipartisi satu partisi, dan Partisi i Hardisk Adalah membagi ruang memori pada harddisk. Setiap harddisk minimal harus dipartisi satu partisi, dan menyesuaikan dengan sistem operasi yang akan digunakan. Sebuah komputer yang menginstal

Lebih terperinci

PENGERTIAN PARTISI HARDDISK

PENGERTIAN PARTISI HARDDISK MENU PARTISI HARDDISK PENGERTIAN PARTISI HARDDISK Partisi harddisk merupakan suatu bagian logical dari disk drive. Setiap partisi dapat dinyatakan oleh sebuah huruf dan akan menjadi drive yang bisa diakses

Lebih terperinci

2. KEY TECHNICAL CONCEPTS BAGIAN 2

2. KEY TECHNICAL CONCEPTS BAGIAN 2 2. KEY TECHNICAL CONCEPTS BAGIAN 2 ACTIVE DATA Data -- sistem operasi dapat "melihat" dan menggunakannya File dan folder yang tampak di Windows Explorer Berada di ruang yang dialokasikan Dapat diambil

Lebih terperinci

Mengenal SD Card & FAT16. Oleh: Tim IE

Mengenal SD Card & FAT16. Oleh: Tim IE EMS SD/MMC/FRAM Application Note Mengenal SD Card & FAT16 Oleh: Tim IE Secure Digital (SD) atau MultiMedia Card (MMC) seringkali digunakan sebagai sarana penyimpan data pada Personal Digital Assistant

Lebih terperinci

KARTU SOAL. Kurikulum Acuan Alokasi Waktu Jumlah Soal Bentuk Soal. Nama Sekolah Bidang Keahlian Program Keahlian. : SMKN I Doko : TIK : TKJ

KARTU SOAL. Kurikulum Acuan Alokasi Waktu Jumlah Soal Bentuk Soal. Nama Sekolah Bidang Keahlian Program Keahlian. : SMKN I Doko : TIK : TKJ Jumlah Bentuk : 0 soal Rumusan Butir Jelaskan definisi sistem operasi berbasis GUI dan CLI! sistem operasi berbasis GUI dan CLI Definisi sistem operasi berbasis GUI dan CLI Sistem operasi berbasis GUI

Lebih terperinci

Operating System. File System. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si

Operating System. File System. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si Operating System File System Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Dosen : Caca E. Supriana, S.Si caca_emile@yahoo.co.id Konsep dan Atribut File System Konsep File Atribut File Operasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Teknik Kompresi Data

BAB II DASAR TEORI Teknik Kompresi Data BAB II DASAR TEORI 2.1. Teknik Kompresi Data Kompresi data dalam konteks ilmu komputer adalah suatu ilmu (dan seni) merepresentasikan informasi dalam bentuk yang padat[5]. Suatu proses mengubah masukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Untuk mengetahui manfaat dari aplikasi backup dan restore ini, perlu dilakukan suatu implementasi. Implementasi yang benar dan tepat sasaran memerlukan pula ketersediaan

Lebih terperinci

3. Apa kekurangan paging sederhana dibandingkan dengan paging pada virtual memory?

3. Apa kekurangan paging sederhana dibandingkan dengan paging pada virtual memory? Sistem Operasi (CSG3E3) IF-35-Gabungan & IF-35-07 Dosen: NGS Petunjuk umum: 1. Dikerjakan berkelompok 2. Tutup buku dan dilarang menggunakan laptop/alat komunikasi 3. Tulis jawaban di lembar soal pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 50 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Jalannya Uji Coba Uji coba dilakukan terhadap beberapa file dengan ektensi dan ukuran berbeda untuk melihat hasil kompresi dari aplikasi yang telah selesai dirancang.

Lebih terperinci

1 Pengertian Sistem File

1 Pengertian Sistem File 1 Pengertian Sistem File Sistem file merupakan struktur logika yang digunakan untuk mengendalikan akses terhadap data yang ada pada disk. Ia berfungsi menyediakan mekanisme untuk penyimpanan data dan program

Lebih terperinci

BAB III METODE KOMPRESI HUFFMAN DAN DYNAMIC MARKOV COMPRESSION. Kompresi ialah proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode

BAB III METODE KOMPRESI HUFFMAN DAN DYNAMIC MARKOV COMPRESSION. Kompresi ialah proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode BAB III METODE KOMPRESI HUFFMAN DAN DYNAMIC MARKOV COMPRESSION 3.1 Kompresi Data Definisi 3.1 Kompresi ialah proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode untuk menghemat kebutuhan tempat

Lebih terperinci

Pengertian Data datum

Pengertian Data datum Data dan Informasi Pengertian Data Data berasal dari kata datum yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. Menurut Gordon B. Davis data sebagai bahan mentah dari informasi, yang dirumuskan sebagai

Lebih terperinci

Kata Kunci:sistem operasi,sistem file, memori,format file, sistem manajemen file

Kata Kunci:sistem operasi,sistem file, memori,format file, sistem manajemen file MENGENAL SISTEM FILE SARTIM sartim@raharja.info Abstrak Sistem file merupakan bagian tak terpisahkan dari semua jenis media penyimpanan. Disket, Hard Disk dan CD-ROOM memiliki sistem file tersendiri. Sistem

Lebih terperinci

Manajemen File AGUS PAMUJI

Manajemen File AGUS PAMUJI Manajemen File AGUS PAMUJI 1 2 Manajemen File File adalah koleksi yang diberi nama dari informasi yang berhubungan dan direkamkan pada penyimpanan sekunder. File dipetakan ke perangkat fisik yang bersifat

Lebih terperinci

MANAJEMEN MEMORI SISTEM OPERASI

MANAJEMEN MEMORI SISTEM OPERASI MANAJEMEN MEMORI SISTEM OPERASI Manajemen Memori Memori adalah pusat dari operasi pada sistem komputer modern, berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi yang harus diatur dan dijaga sebaik baiknya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesan SMS dapat dijadikan sebagai barang bukti digital dalam kasus tindak kejahatan. Di Indonesia sendiri barang bukti digital dalam pengungkapan tindak kejahatan

Lebih terperinci

HARDDISK VOLUME/PARTITION SYSTEM FORENSICS. Universitas Gunadarma Magister Sistem Informasi

HARDDISK VOLUME/PARTITION SYSTEM FORENSICS. Universitas Gunadarma Magister Sistem Informasi 1 HARDDISK VOLUME/PARTITION SYSTEM FORENSICS Universitas Gunadarma Magister Sistem Informasi Tugas Matakuliah Teknologi Informasi Lanjut http://lcpro.wordpress.com/2011/08/05/til dr tb maulana/ Oleh: Lucky

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH

BAB III ANALISIS MASALAH BAB III ANALISIS MASALAH Bab ini membahas analisis terhadap masalah yang terdapat pada Tugas Akhir ini mencakup bagaimana proses penyisipan dan ekstraksi pesan pada citra GIF menggunakan metode adaptif,

Lebih terperinci

Partisi & Format Disk. Bambang Pujiarto, S.Kom

Partisi & Format Disk. Bambang Pujiarto, S.Kom Partisi & Format Disk Bambang Pujiarto, S.Kom Partisi Tindakan membagi Hard disk drive menjadi beberapa unit penyimpanan logis Menjadikan seolah-olah dalam satu hardisk terdiri dari beberapa disk Partisi

Lebih terperinci

Penjelasan Tentang File Recorvery

Penjelasan Tentang File Recorvery Penjelasan Tentang Active@ File Recorvery Andy Nova Wijaya Andynova.wijaya@yahoo.com Abstrak Active@ File Recovery merupakan sebuah software yang bisa digunakan untuk mengembalikan file yang tidak sengaja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi Data Kompresi adalah mengecilkan/ memampatkan ukuran. Kompresi Data adalah teknik untuk mengecilkan data sehingga dapat diperoleh file dengan ukuran yang lebih kecil

Lebih terperinci

intruksi kepada CPU untuk mengakses sistem operasi. BIOS tersimpan pada Read Only

intruksi kepada CPU untuk mengakses sistem operasi. BIOS tersimpan pada Read Only 1. Software Komputer adalah sekumpulan komponen-komponen canggih yang dapat melakukan perhitungan kompleks dengan cepat. Kita sangat membutuhkan peranan komputer untuk menyelesaikan permasaahan kita sehari

Lebih terperinci

Manajemen Disk II. Kelompok : Aditya Nugraha Dani Supriyadi Wahyu Sulistio

Manajemen Disk II. Kelompok : Aditya Nugraha Dani Supriyadi Wahyu Sulistio 1 Manajemen Disk II Kelompok 119-46: Aditya Nugraha 1204000033 Dani Supriyadi 1204000211 Wahyu Sulistio 1204000912 2 Komponen Disk (1) Disk formatting: Dilakukan oleh software (low level formatting). Pembagian

Lebih terperinci

Modul 6 Menajemen Harddisk. I. Tujuan Praktikan dapat melakukan pembagian atau partisi kapasistas harddisk.

Modul 6 Menajemen Harddisk. I. Tujuan Praktikan dapat melakukan pembagian atau partisi kapasistas harddisk. Modul 6 Menajemen Harddisk I. Tujuan Praktikan dapat melakukan pembagian atau partisi kapasistas harddisk. II. Landasan Teori Dalam praktikum ini akan menjelaskan dan mempraktekan beberapa cara yang dapat

Lebih terperinci

Bab 1 Instalasi Sistem Operasi DEPDIKnux

Bab 1 Instalasi Sistem Operasi DEPDIKnux 1 Bab 1 Instalasi Sistem Operasi DEPDIKnux 1.1 Persiapan Instalasi Sistem operasi DEPDIKnux adalah sistem operasi yang dibuat dari Debian Linux serta di kustomisasi khusus untuk ICT Center yang terhubung

Lebih terperinci

BAMBANG PUJIARTO, S.KOM

BAMBANG PUJIARTO, S.KOM BAMBANG PUJIARTO, S.KOM HARDDISK harddisk atau harddisk drive disingkat HDD atau hard drive disingkat HD: adalah sebuah komponen perangkat keras yang menyimpan data sekunder dan berisi piringan magnetis.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Compression 2.1.1 Data Menurut Oxford ( 2010 ),Data dapat diartikan suatu kumpulan angka, karakter, gambar yang sebelumnya tidak memiliki arti apa-apa hingga diproses

Lebih terperinci

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk IV. RANCANG BANGUN SISTEM 4.1 Analisis dan Spesifikasi Sistem Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyisipkan label digital, mengekstraksi label digital, dan dapat

Lebih terperinci

Pencarian File Teks Berbasis Content dengan Pencocokan String Menggunakan Algoritma Brute force

Pencarian File Teks Berbasis Content dengan Pencocokan String Menggunakan Algoritma Brute force Scientific Journal of Informatics Vol. 3, No. 1, Mei 2016 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Pencarian File Teks Berbasis Content dengan Pencocokan String Menggunakan

Lebih terperinci

Bab 10. Implementasi Sistem File POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 10.1 STRUKTUR SISTEM FILE

Bab 10. Implementasi Sistem File POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 10.1 STRUKTUR SISTEM FILE Bab 10 Implementasi Sistem File POKOK BAHASAN: Struktur Sistem File Implementasi Direktori Metode Alokasi Manajemen Ruang Bebas Efisiensi dan Performansi Perbaikan Sistem File Berstruktur Log Network File

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Algoritma Huffman Algortima Huffman adalah algoritma yang dikembangkan oleh David A. Huffman pada jurnal yang ditulisnya sebagai prasyarat kelulusannya di MIT. Konsep dasar dari

Lebih terperinci

Penggunaan Sistem Bilangan dan Pengkodean -3-

Penggunaan Sistem Bilangan dan Pengkodean -3- Sistem Digital Penggunaan Sistem Bilangan dan Pengkodean -3- Missa Lamsani Hal 1 Penggunaan Bilangan Biner Bilangan biner digunakan dalam komputer yang biasa tidak terlihat oleh pengguna Namun kemampuan

Lebih terperinci

5. Instalasi dan Format Harddisk IDE, RAID IDE, dan SCSI

5. Instalasi dan Format Harddisk IDE, RAID IDE, dan SCSI 5. Instalasi dan Format Harddisk IDE, RAID IDE, dan SCSI Obyektif : Pada bagian ini akan saya bimbing proses instalasi Harddisk IDE, RAID IDE, dan SCSI, dimana mungkin kita harus kembali lagi pada penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. bagian dekompresi dan bagian client server yang dapat melakukan kompresi dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. bagian dekompresi dan bagian client server yang dapat melakukan kompresi dan 1 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Program Program kompresi data ini terdiri dari beberapa bagian. Bagian kompresi, bagian dekompresi dan bagian client server yang dapat melakukan kompresi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. Untuk mengimplementasikan metode kompresi Huffman dan Dynamic

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. Untuk mengimplementasikan metode kompresi Huffman dan Dynamic BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS 4.1 Perancangan Program 4.1.1 Perangkat Pendukung Untuk mengimplementasikan metode kompresi Huffman dan Dynamic Marcov Compression ke dalam bentuk program diperlukan beberapa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem adalah salah satu tahap perancangan sebuah sistem yang bertujuan agar sistem yang dirancang menjadi tepat guna dan ketahanan sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Steganografi Steganografi merupakan suatu teknik menyembunyikan pesan yang telah dienkripsi sedemikian rupa menggunakan metoda kriptografi untuk kemudian

Lebih terperinci

Prak. Pengantar Teknologi Informasi. Ade Putra, M.Kom. Sistem Operasi (Disk Operating System) / DOS UNIVERSITAS BINA DARMA 2013

Prak. Pengantar Teknologi Informasi. Ade Putra, M.Kom. Sistem Operasi (Disk Operating System) / DOS UNIVERSITAS BINA DARMA 2013 Prak. Pengantar Teknologi Informasi Sistem Operasi (Disk Operating System) / DOS Ade Putra, M.Kom. UNIVERSITAS BINA DARMA 2013 DOS DOS adalah Disk Operating System. Sistem Operasi dalam mode teks. Kenapa

Lebih terperinci

File System Journal. Oleh: Rahmad Wahyudi Elektronika dan Instrumentasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

File System Journal. Oleh: Rahmad Wahyudi Elektronika dan Instrumentasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta File System Journal Oleh: Rahmad Wahyudi Elektronika dan Instrumentasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Abstrak Pencatatan (journaling) merupakan salah satu keistimewaan dari file systems yang modern.

Lebih terperinci

Algoritma Huffman dan Kompresi Data

Algoritma Huffman dan Kompresi Data Algoritma Huffman dan Kompresi Data David Soendoro ~ NIM 13507086 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: if17086@students.if.itb.ac.id Abstract Algoritma Huffman merupakan salah satu algoritma

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM BERKAS. Nila Feby Puspitasari

KONSEP DASAR SISTEM BERKAS. Nila Feby Puspitasari KONSEP DASAR SISTEM BERKAS Nila Feby Puspitasari Pendahuluan Komputer dapat menyimpan informasi ke beberapa media penyimpanan yang berbeda, seperti magnetic disks, magnetic tapes, dan optical disks. Bentuk

Lebih terperinci

Sistem Operasi. Sistem File 2016

Sistem Operasi. Sistem File 2016 Sistem Operasi Sistem File 2016 Latar Belakang Proses menyimpan dan mengambil informasi Kapasitas memori proses dibatasi ukuran vmem Ketika proses selesai (terminate) isi memori (untuk proses itu) hilang

Lebih terperinci

Metode Alokasi Berkas

Metode Alokasi Berkas Metode Alokasi Berkas Pendahuluan Ruang untuk menyimpan berkas pada tempat penyimpanan utama, dalam hal ini memory, tidak cukup besar untuk menampung berkas dalam jumlah besar karena ukurannya yang terbatas

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK 3.1 PERANCANGAN UMUM Dalam perkembangan dunia informasi, keamanan suatu data merupakan suatu hal yang sangat vital. Hal ini dikarenakan tidak semua pihak,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan permasalahan yang ada pada sistem di mana aplikasi dibangun yang meliputi perangkat

Lebih terperinci

Aplikasi Komputer. Pengenalan, fungsi, program-program utilitas dan jenisjenis sistem operasi. Ita Novita, S.Kom, M.T.I. Modul ke:

Aplikasi Komputer. Pengenalan, fungsi, program-program utilitas dan jenisjenis sistem operasi. Ita Novita, S.Kom, M.T.I. Modul ke: Modul ke: Aplikasi Komputer Pengenalan, fungsi, program-program utilitas dan jenisjenis sistem operasi Fakultas Ilmu Komputer Ita Novita, S.Kom, M.T.I Program Studi Informatika www.mercubuana.ac.id Pengenalan

Lebih terperinci

MANAJEMEN MEMORI. Manajemen Memori 1

MANAJEMEN MEMORI. Manajemen Memori 1 MANAJEMEN MEMORI 1. Konsep dasar memori - Konsep Binding - Dynamic Loading - Dynamic Linking - Overlay 2. Ruang Alamat Logika dan Fisik 3. Swapping 4. Pengalokasian Berurutan (Contiguous Allocation) 5.

Lebih terperinci

Pembersihan Data Lingkungan Pengembangan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembersihan Data Lingkungan Pengembangan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN 3 Nilai fuzzy support bagi frequent sequence dengan ukuran k diperoleh dengan mengkombinasikan frequent sequence dengan ukuran k-1. Proses ini akan berhenti jika tidak memungkinkan lagi untuk membangkitkan

Lebih terperinci

LAPORAN AWAL Perangkat Lunak Jaringan 1 NAMA : DIAN BAYU NIM : KELAS : C

LAPORAN AWAL Perangkat Lunak Jaringan 1 NAMA : DIAN BAYU NIM : KELAS : C LAPORAN AWAL Perangkat Lunak Jaringan 1 NAMA : DIAN BAYU NIM : 2008 31 080 KELAS : C TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN JAKARTA 2011 Bab 1. Installasi Linux CentOS 5.3 1.1 Persiapan Sebelum instalasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemampatan data (data compression) merupakan salah satu kajian di dalam ilmu komputer yang bertujuan untuk mengurangi ukuran file sebelum menyimpan atau memindahkan

Lebih terperinci

2. Dasar dari Komputer, Sistem Bilangan, dan Gerbang logika 2.1. Data Analog Digital

2. Dasar dari Komputer, Sistem Bilangan, dan Gerbang logika 2.1. Data Analog Digital 2. Dasar dari Komputer, Sistem Bilangan, dan Gerbang logika 2.1. Data Komputer yang dipakai saat ini adalah sebuah pemroses data. Fungsinya sangat sederhana : Untuk memproses data, kemudian hasil prosesnya

Lebih terperinci

SISTEM FILE. Hani Irmayanti, M.Kom

SISTEM FILE. Hani Irmayanti, M.Kom SISTEM FILE Hani Irmayanti, M.Kom PENGERTIAN SISTEM BERKAS Sistem berkas atau Pengarsipan yaitu suatu system untuk mengetahui bagaimana cara menyimpan data dari file tertentu dan organisasi file yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah dalam sisitem ini adalah bagaimana agar sistem ini dapat membantu pengguna sistem untuk melakukan pengamanan data (data security). Dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Kondisi pengolahan data yang telah dijabarkan sebelumnya pada bab 1 (satu) memiliki keterkaitan terhadap permasalahan yang teridentifikasi. Yaitu permasalahan terkait desain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian kriptografi kriptografi adalah seni atau ilmu yang digunakan untuk menjaga keamanan informasi atau pesan dengan mengubahnya menjadi suatu yang tidak memiliki arti.

Lebih terperinci

Recover My Files Data Recovery - 6 langkah praktis & mudah - Mengembalikan File yang Hilang

Recover My Files Data Recovery - 6 langkah praktis & mudah - Mengembalikan File yang Hilang Recover My Files Data Recovery - 6 langkah praktis & mudah - Mengembalikan File yang Hilang Sangat disayangkan bila secara tidak sengaja, file-file penting terhapus oleh Anda. Beberapa file penting sering

Lebih terperinci

APLIKASI KEAMANAN DATA DENGAN TEKNIK STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN METODE END OF FILE (EOF)

APLIKASI KEAMANAN DATA DENGAN TEKNIK STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN METODE END OF FILE (EOF) APLIKASI KEAMANAN DATA DENGAN TEKNIK STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN METODE END OF FILE (EOF) Michael Sitorus Universitas Satya Negara Indonesia Jalan Arteri Pondok Indah No. 11 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan

Lebih terperinci

PEMAMPATAN DATA DIGITAL MENGGUNAKAN METODA RUN-LENGTH

PEMAMPATAN DATA DIGITAL MENGGUNAKAN METODA RUN-LENGTH PEMAMPATAN DATA DIGITAL MENGGUNAKAN METODA RUN-LENGTH Oleh : Yustini & Hadria Octavia Jurusan Teknik Elektro Politenik Negeri Padang ABSTRACT Data compression can be very effective when we used and store

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Setelah membaca bab ini maka pembaca akan memahami pengertian tentang kompresi, pengolahan citra, kompresi data, Teknik kompresi, Kompresi citra. 2.1 Defenisi Data Data adalah

Lebih terperinci

String Matching dalam Pendeteksian Intrusi

String Matching dalam Pendeteksian Intrusi String Matching dalam Pendeteksian Intrusi Author Jacqueline and 13512074 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Algoritma Cipher Block EZPZ

Algoritma Cipher Block EZPZ Algoritma Cipher Block EZPZ easy to code hard to break Muhammad Visat Sutarno (13513037) Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Penggunaan Kode Huffman dan Kode Aritmatik pada Entropy Coding

Penggunaan Kode Huffman dan Kode Aritmatik pada Entropy Coding Penggunaan Kode Huffman dan Kode Aritmatik pada Entropy Coding Wisnu Adityo NIM:13506029 Program Studi Teknik Informatika ITB, Jalan Ganesha no 10 Bandung, email : raydex@students.itb.ac.id Abstrak Pada

Lebih terperinci

Nama : Muhamad Yusup NIM :

Nama : Muhamad Yusup NIM : Nama : Muhamad Yusup NIM : 09011281419061 Komputer forensik atau yang juga dikenal juga dengan istilah digital forensik, adalah salah satu cabang ilmu forensik yang berkaitan dengan bukti legal yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kompresi Data Kompresi data adalah proses mengkodekan informasi menggunakan bit atau information-bearing unit yang lain yang lebih rendah daripada representasi data yang tidak

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 1.1 Analisa Masalah Masalah yang ingin diselesaikan pada Tahap Akhir ini antara lain adalah menerapkan algoritma Message Digest 5 (MD5) agar bisa digunakan untuk enkripsi

Lebih terperinci

Penggunaan Pohon Huffman Sebagai Sarana Kompresi Lossless Data

Penggunaan Pohon Huffman Sebagai Sarana Kompresi Lossless Data Penggunaan Pohon Huffman Sebagai Sarana Kompresi Lossless Data Aditya Rizkiadi Chernadi - 13506049 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis memaparkan teori-teori ilmiah yang didapat dari metode pencarian fakta yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini dan sebagai dasar pengembangan sistem

Lebih terperinci

SISTEM FILE PADA DOS PENGANTAR TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI B

SISTEM FILE PADA DOS PENGANTAR TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI B SISTEM FILE PADA DOS PENGANTAR TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI B JENIS JENIS FILE JENIS JENIS FILE Sebelum masuk ke jenis-jenis file di dalam DOS, maka terlebih dahulu mengetahui apa itu FILE?. File menurut

Lebih terperinci

E. Ully Artha SISTEM OPERASI

E. Ully Artha   SISTEM OPERASI E. Ully Artha Email : mas.ully@gmail.com SISTEM OPERASI TAMPILAN SISTEM OPERASI PENGERTIAN Sistem Operasi adalah perangkat lunak yang bertugas mengelola penggunaan sumberdaya dalam komputer dan menyediakan

Lebih terperinci

Laporan. Disusun Oleh: M. Luthfi Fathurrahman. Kelas: X TKJ 2

Laporan. Disusun Oleh: M. Luthfi Fathurrahman. Kelas: X TKJ 2 Laporan Disusun Oleh: M. Luthfi Fathurrahman Kelas: X TKJ 2 1. Cek spesifikasi computer melalui: a. Bios 1. Masuk ke menu bios dengan menekan F2 2. Spek dalam Bios Tanggal dan waktu komputer Spek komponen

Lebih terperinci

17/04/2015 SISTEM OPERASI. File Concept Access Methods Directory and Disk Structure File-System Mounting File Sharing File Protection

17/04/2015 SISTEM OPERASI. File Concept Access Methods Directory and Disk Structure File-System Mounting File Sharing File Protection Prio Handoko, S. Kom., M.T.I. Program Studi Teknik Informatika Universitas Pembangunan Jaya Jl. Boulevard - Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan Banten 15224 SISTEM OPERASI File Concept Access Methods

Lebih terperinci

Sistem Operasi Komputer MANAJEMEN MEMORI

Sistem Operasi Komputer MANAJEMEN MEMORI MANAJEMEN MEMORI Memory manager : Salah satu bagian sistem operasi yang mempengaruhi dalam menentukan proses mana yang diletakkan pada antrian. Tanda pengenal untuk pencarian letak memori adalah alamat,

Lebih terperinci

MODUL 7 MANAJEMEN DISK

MODUL 7 MANAJEMEN DISK MODUL 7 MANAJEMEN DISK 1 DISK Merupakan salah satu piranti I/O Berfungsi sebagai media penyimpan utama Saat ini, disk yang umum adalah disk cakram magnetis (harddisk) 2 STRUKTUR DISK Secara fisik, disk

Lebih terperinci

MEMPARTISI HARDISK EKSTERNAL TANPA MENGGUNAKAN SOFTWARE

MEMPARTISI HARDISK EKSTERNAL TANPA MENGGUNAKAN SOFTWARE MEMPARTISI HARDISK EKSTERNAL TANPA MENGGUNAKAN SOFTWARE 1. Klik Star 2. Klik RUN 3. Ketikkan diskmgmt.msc pada kotak yang tersedia 4. Klik OK, akan muncul dialog pengaturan partisi yang ada pada komponen-komponen

Lebih terperinci

Pertemuan ke 6 Set Instruksi. Computer Organization Dosen : Eko Budi Setiawan

Pertemuan ke 6 Set Instruksi. Computer Organization Dosen : Eko Budi Setiawan Pertemuan ke 6 Set Instruksi Computer Organization Dosen : Eko Budi Setiawan Tujuan Memahami representasi set instruksi, dan jenis-jenis format instruksi Mengetahui jenis-jenis type operand yang digunakan

Lebih terperinci

Segmentasi dan Paging Pada Intel Pentium. Heri Kurniawan OS-Genap 2007/2008

Segmentasi dan Paging Pada Intel Pentium. Heri Kurniawan OS-Genap 2007/2008 Segmentasi dan Paging Pada Intel Pentium Heri Kurniawan OS-Genap 2007/2008 T u j u a n P e m b e l a j a r a n Memahami konsep segmentasi Memahami implementasi segmentasi dan paging pada mesin intel pentium

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN MULTIMEDIA

PEMROGRAMAN MULTIMEDIA PEMROGRAMAN MULTIMEDIA PERTEMUAN 2 BY : REZA ADITYA FIRDAUS TEKS (TEXT) Jenis-jenis Teks: 1. Plain Text (Unformatted Text) Teks adalah data dalam bentuk karakter. Teks dalam hal ini adalah kode ASCII (American

Lebih terperinci

Contoh yang digunakan untuk membuat tulisan ini adalah pemasangan OS Mandriva Linux Free yang berasal dari majalah Info Linux.

Contoh yang digunakan untuk membuat tulisan ini adalah pemasangan OS Mandriva Linux Free yang berasal dari majalah Info Linux. PROSES INSTALL MANDRIVA LINUX Untuk memasang Mandriva Linux pada komputer, terlebih dahulu harus memperhatikan urutan booting konfigurasi yang terdapat pada BIOS Configuration. Untuk masuk ke BIOS, dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Text Mining

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Text Mining 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Text Mining Text Mining dapat juga diartikan sebagai penambangan data berupa teks yang bersumber dari dokumen untuk mencari karta-kata yang merupakan perwakilan isi

Lebih terperinci

Disk & Memory Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika.

Disk & Memory Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Disk & Memory Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas i Pasundan Caca E Supriana S Si MT Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Pengelolaan Record dalam

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Berkas Kelompok Gita Lystia Rahmawati

Implementasi Sistem Berkas Kelompok Gita Lystia Rahmawati Implementasi Sistem Berkas Kelompok 118-40 Gita Lystia 1204000378 Rahmawati 1204000696 Elly dan Gita 2005 Silahkan menggandakan slide ini tanpa mengubah nota hak cipta Struktur Sistem Berkas Disk merupakan

Lebih terperinci

BAB VII ORGANISASI FILE

BAB VII ORGANISASI FILE BAB VII ORGANISASI FILE Dalam sistem komputer semua data kita tersimpan dalam media penyimpanan. User biasanya tidak mengetahui bagaimana data tersebut disimpan secara fisik karena yang tampil pada monitor

Lebih terperinci

Type Data terdiri dari : - Data Tunggal : Integer, Real, Boolean dan Karakter. - Data Majemuk : String

Type Data terdiri dari : - Data Tunggal : Integer, Real, Boolean dan Karakter. - Data Majemuk : String Struktur dapat diartikan sebagai suatu susunan, bentuk, pola atau bangunan. Data dapat diartikan sebagai suatu fakta, segala sesuatu yang dapat dikodekan atau disimbolkan dengan kode-kode atau lambang-lambang

Lebih terperinci

B. Alat dan Bahan 1. Komputer multimedia. 2. Software Sistem Operasi Windows XP bootable. 3. CD Driver.

B. Alat dan Bahan 1. Komputer multimedia. 2. Software Sistem Operasi Windows XP bootable. 3. CD Driver. A. Tujuan 1. Dengan mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memahami fungsi dan peranan sistem operasi pada komputer. 2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan Format dan Partisi harddisk. 3. Mahasiswa

Lebih terperinci

AGUS JULIANSYAH

AGUS JULIANSYAH KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER DIGITAL FORENSIK OLEH : AGUS JULIANSYAH 09011181320034 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017 TUGAS : Cari video Teleconference tentang Digital

Lebih terperinci

ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER

ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER PART 3: THE CENTRAL PROCESSING UNIT CHAPTER 8: OPERATING SYSTEM SUPPORT PRIO HANDOKO, S.KOM., M.T.I. CHAPTER 8: OPERATING SYSTEM SUPPORT Kompetensi Dasar Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

1. SUDUT PANDANG PENGGUNA

1. SUDUT PANDANG PENGGUNA SISTEM OPERASI Operating System OS (Operating System) merupakan perangkat lunak yang bertindak sebagai perantara atau interface antara pemakai komputer, aplikasi dan perangkat keras Operating System Pengertian

Lebih terperinci

PERINTAH-PERINTAH COMMAND PROMPT DI WINDOWS XP

PERINTAH-PERINTAH COMMAND PROMPT DI WINDOWS XP PERINTAH-PERINTAH COMMAND PROMPT DI WINDOWS XP By Gapra. Email : ga_pra_27@yahoo.co.id MS-DOS MS-DOS adalah singkatan dari Microsoft Disk Operating System, yaitu Sistem Operasi berbasis baris-perintah

Lebih terperinci