INTERAKSI SIMBOLIK DALAM BERKOMUNIKASI ANTARA SUKU JAWA DENGAN SUKU BUNGKU. *Hermita**M.Najib Husain***Sirajuddin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTERAKSI SIMBOLIK DALAM BERKOMUNIKASI ANTARA SUKU JAWA DENGAN SUKU BUNGKU. *Hermita**M.Najib Husain***Sirajuddin"

Transkripsi

1 INTERAKSI SIMBOLIK DALAM BERKOMUNIKASI ANTARA SUKU JAWA DENGAN SUKU BUNGKU *Hermita**M.Najib Husain***Sirajuddin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIVERSITAS HALU OLEO, ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi simbolik antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dalam berkomunikasi di Desa Wosu dan untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk interaksi simbolik antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dalam berkomunikasi di Desa Wosu. Manfaat penelitian ini adalah secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kualitatif dan merupakan bahan informasi yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan interaksi simbolik, khusunya pada Suku Jawa dan Suku Bungku. Secara Metodologis penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi peneliti berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wosu Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali, untuk mencapai tujuan yang dimaksud, metode analisis yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dimana penulis memberikan gambaran tentang interaksi simbolik dalam berkomunikasi. Penelitian secara jelas dan sistematis. Kemudian berdasarkan data yang diperoleh baik dari pustaka maupun observasi, yaitu penelitian langsung di lapangan dengan melakukan wawancara langsung kepada informan yang dianggap mampu memberikan keterangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi yang dilakukan antara Suku Jawa dengan Suku Bungku di Desa Wosu berjalan dengan sangat baik, serta bentukbentuk interaksinya yang meliputi interaksi simbolik dan non simbolik masingmasing suku memberikan tanggapan yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama untuk mencapai suatu hubungan yang baik bagi ke dua suku dan berkembangnya Desa Wosu. Kata kunci: Interaksi Simbolik, Suku Jawa, Suku Bungku i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 1

2 ABSTRACT The objectives of this study was to determine the symbolic interaction between Javanese with Bungkunese in communicating in Wosu village and to find out how the forms of symbolic interaction between Javanese with Bungkunese in communicating in Wosu village. The significance of this study from theoretical research is expected to enrich the knowledge, especially in the field of qualitative and constitute material information that may be used in future research. Practically, this study is expected to explain the symbolic interaction, especially between Javanese and Bungkunese. Methodologically this study is expected to be a reference for subsequent research. This research was conducted in the Wosu village, Sub District of West Bungku, Morowali district, to reach the intended target, the method of analysis used is qualitative descriptive, where the authors provide an overview the symbolic interaction in communicating. Research clearly and systematically. Then based on data obtained either from the literature or observation, namely direct research in the field by conducting interviews to informants who are considered able to provide information relating to the matter being investigated. The results showed that the interaction between Javanese and Bungkunese in Wosu village went very well, and the forms of interaction that includes symbolic and non symbolic interaction responded differently by each tribe but have the same goal to achieve a good relationship for all two tribes and development of Wosu village. Keywords: Symbolic Interaction, Javanese, Bungkunese i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 2

3 PENDAHULUAN Berbicara mengenai interaksi tentunya membuat kita berfikir apa sebenarnya interaksi itu, interaksi yaitu hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi antar hubungan individu yang satu dan individu yang lain. Interaksi yang akan kita bahas dalam penelitian ini adalah interaksi simbolik. Interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna (Mulyana, 2003: 59). Paham interaksi simbolik memberikan banyak penekanan pada individu yang aktif dan kreatif ketimbang pendekatan-pendekatan teoritis lainnya. Paham interaksi simbolik menganggap bahwa segala sesuatu tersebut adalah virtual. Semua interaksi antar individu manusia melibatkan suatu pertukaran simbol. Ketika kita berinteraksi dengan yang lainnya, kita secara konstan mencari petunjuk mengenai tipe perilaku apakah yang cocok dalam konteks itu dan mengenai bagaimana menginterpretasikan apa yang dimaksudkan oleh orang lain. Interaksi simbolik, mengarahkan perhatian kita pada interaksi antar individu, dan bagaiman hal ini dipergunakan untuk mengerti apa yang orang lain katakan dan lakukan kepada kita sebagai individu. Sebagaimana yang akan kita bahas dalam penelitian ini. Suku Jawa memasuki Desa Wosu sejak tahun 2009 sampai sekarang. Secara umum keberadaan masyarakat Suku Jawa merupakan fakta sosial yang tidak bisa dihilangkan. Meskipun jumlah komunitas Suku Jawa di Desa Wosu sangat minim, namun keberadaan mereka sangat kontras dengan masyarakat Suku Bungku umumnya. i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 3

4 Keberadaan Suku Jawa di Desa Wosu menghuni wilayah transmigrasi. Kehidupan sosial mereka terkosentrasi pada hubungan dan interaksi sosial budaya di antara mereka sendiri, sehingga mereka mampu beradaptasi dengan dunia di luar komunitas mereka. Sebagai masyarakat yang mendiami wilayah Transmigrasi, Suku Jawa menghabiskan waktunya dengan beraktivitas di sawah atau ladang, sehingga tak jarang mereka dijuluki suku pengembara alam karena kebiasaan mereka bercocok tanam di manapun mereka berada. Berbagai aktivitas bertani tersebut, secara umum merupakan jenis mata pencaharian utama masyarakat Suku Jawa di Desa Wosu tersebut. Seiring berjalannya waktu terjadi hubungan antara Suku Jawa dengan Suku Bungku melalui interaksi. Suku Jawa bukan satu-satunya Suku asing yang pertama kali memasuki Desa Wosu. Banyak Suku-Suku lain yang sudah lama mendiami Desa wosu seperti Suku Bugis, Suku Bali, bahkan Suku Toraja, namun dari ketiga Suku tersebut jarang melakukan interaksi dengan Suku Bungku yang memang Suku asli Desa Wosu, sehingga setelah Suku Jawa memasuki Desa Wosu dan mendiami daerah transmigrasi interaksi yang sering terjadi dan sering dilakukan Suku Bungku yaitu kepada Suku Jawa. Berdasarkan pemikiran dan uraian yang telah dijelaskan di atas, beberapa hal yang melandasi alasan penelitian ini dilakukan, secara khusus dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Suku Jawa merupakan kelom pok suku yang ada dan tergolong minoritas di Desa Wosu yang dengan cepat melakukan interaksi sosial, (2) Suku Jawa memiliki budaya unik dan berbeda dengan masyarakat lainnya yang dikembangkan i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 4

5 sebagai kebiasaan hidup dalam beraktifitas di sawah atau ladang, (3) Interaksi sosial Suku Jawa selalu berorientasi dengan lingkungan pertanian atau perkebunan, (4) Dalam interaksi simbolik Suku Jawa, segala simbol, bahasa, seni dan interaksi sosial menyatu membentuk maknanya sebagai suku pengembara alam, (5) Di balik maknamakna tersebut tersimpan filosofi hidup dan keseimbangan hidup antara manusia dengan alam. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana interaksi simbolik antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dalam berkomunikasi di Desa Wosu dan bagaimana bentuk-bentuk interaksi simbolik antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dalam berkomunikasi di Desa Wosu, dengan tujuan untuk mengetahui interaksi simbolik antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dalam berkomunikasi di Desa Wosu dan untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk interaksi simbolik antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dalam berkomunikasi di Desa Wosu. Hasil penelitian ini diharapkan agar interaksi yang dilakukan antara Suku Jawa dengan Suku Bungku di Desa Wosu berjalan dengan sangat baik, dengan menggunakan tiga konsep kritis Mind (Pikiran), Self (Diri), socieyi (Masyarakat). Teori Interaksionisme Simbolik Teori yang digunakan untuk mempelajari interaksi simbolik, dijumpai pendekatan yang dikenal dengan interaksionisme simbolik (symbolic interactionism). Pendekatan ini bersumber pada pemikiran George Herbert Mead. Dari kata i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 5

6 interaksionisme sudah nampak bahwa sasaran pendekatan ini ialah interaksi sosial, kata simbolik mengacu pada penggunaan simbol-simbol dalam interkasi. METODE PENELITIAN Subjek dan Informan Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Suku Bungku yang berjumlah 2910, sedangkan Informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 orang, yang ditetapkan secara purposive sampling, yaitu 5 orang dari Suku Jawa dan 5 orang dari Suku Bungku, yang terdiridari 2 orang Ketua RT dari masing-masing suku, dan 4 masyarakat biasa dari Suku Bungku serta 4 masyarakat biasa dari SukuJawa. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki. Adapun jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu observasi terstruktur, observasi partisipan, dan observasi nonpartisipan. Observasi ini dilakukan agar peneliti dapat menentukan informan yang akan diteliti. 2. Wawancara mendalam (in depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancara, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupans osial yang relatif lama. i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 6

7 3. Studi pustaka yaitu dengan cara menelaah berbagai buku-buku referensi, laporan-laporan, jurnal-jurnal, dan media lainnya yang erat kaitannya dengan permasalahan penelitian. 4. Dokumentasi yang merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa foto, gambar atau data-data lainnya. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana penulis mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis, kemudian mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan gambaran atau data yang didapatkan ketika penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Interaksi simbolik yang dilakukan Suku Jawa dan Suku Bungku bukanlah hal yang asing lagi Suku Bungku menganggap bahwa Suku Jawa sudah merupakan bagian dari mereka, seiring berjalannya waktu kedua Suku tersebut saling memahami dan menerima akan kebudayaan masing-masing sehingga interaksi yang terjadi berjalan dengan sangat baik. Dalam teori interaksionisme simbolis yang dikemukakan oleh Blumer terdapat tiga konsep yaitu Mind, Self, Society. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam penjelasan berikut: i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 7

8 1. Pikiran (mind) Pikiran adalah kemampuan idividu untuk memunculkan dalam dirinya sendiri tidak hanya satu respon saja tetapi juga respon komunitas secara keseluruhan. Itulah yang kita namakan pikiran melakukan sesuatu berarti memberi respon tertentu, dan apabila seseorang mempunyai respon tersebut dadalam dirinya, ia mempunyai apa yang kita sebut pikiran. Pikiran juga melibatkan proses berpikir yang mengarah pada penyelesaian masalah. Melihat penjelasan tentang pikiran di atas, dapat kita ketahuai bahwa dalam kehidupan, manusia selalu berhadapan dengan namanya interaksi dan dalam berintraksi pastinya komunikasi terjadi antara dua individu maupun kelompok dimana dalam melakukan sebuah komunikasi tentunya memberikan respon yang berbeda-beda. Namun berbicara tentang respon, repon juga bisa muncul bukan hanya pada saat berkomunikasi saja respon juga bisa muncul ketika seseorang melihat maupun mendengar sesuatu yang belum pernah dilihat maupun didengarnya.salah satunya dapat kita ketahuai ketika pertama kali Suku Jawa memasuki Desa Wosu pada tahun 2009 sebagai transmigran. Sejak pertama kali memasuki Desa Wosu tentunya desa tersebut terasa asing bagi Suku Jawa terlebih lagi pada saat mereka mulai bertemu dengan Suku Bungku yang memang masyarkat asli Desa Wosu. Hal pertama yang muncul dalam pikiran mereka tentunya berbeda-beda ada yang berpikir negatif dan ada juga yang berpikiran positif. i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 8

9 2. Diri (self) Pada dasarnya diri adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai sebuah objek. Diri adalah dimana orang memberikan taggapan terhadap apa yang ia tujukan kepada orang lain dan dimana tanggapannya sendiri menjadi bagian dari tindakannya. Dalam kehidupan sosial, diri berperan sangat besar dimana diri bisa menjadi objek maupun subjek tergantung pada penempatannya. Berbicara tentang diri tentunya memberikan gambaran bagaimana kepribadian dari individu maupun kelompok-kelompok tertentu. Diri juga berperan dalam sebuah interaksi, baik interaksi yang dilakukan seseorang dengan diri sendiri maupun interaksi dengan orang lain, yang artinya seseorang bisa memberikan tanggapan dan bisa merespon tanggapannya sendiri itulah yang disebut interaksi yang dilakukan seseorang dengan diri sendiri, dimana ketika ia bertanya tentang hal apapun, suka dan tidaknya dirinya sendiri yang bisa menjawab. Kesadaran akan diri antara Suku Jawa dan Suku Bungku di Desa Wosu memberikan perubahan yang besar terhadap desa tersebut, dimana dari hasil percakapan yang mereka lakukan terdapat kesepakatan untuk saling menerima satu sama lain. Baik dari segi cara berkomunikasinya maupun cara berperilaku, dengan demikian hal tersebut membuat kedua suku ini saling terbuka dan interaksi yang mereka lakaukan berjalan dengan sangat baik, apa lagi Suku Jawa memang dikenal dengan suku yang sangat ramah dan mudah bergaul mereka juga tidak mudah tersinggung sehingga walaupun melihat dan mendengar cara masyarakat Suku Bungku berkomunikasi i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 9

10 dengan cara yang berbeda dengan mereka tidak membuat mereka bertindak semaunya dan tidak ingin saling berhubungan. 3. Masyarakat (society) Masyarakat berarti proses sosial tanpa henti yang mendahului pikiran dan diri. Masyarakat juga merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama seperti sekolah, keluarga, perkumpulan, dan negara. Kehidupan bermasyarakat kita seringkali dihadapakan dengan interaksi. Hal tersebut dapat dilihat antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dimana kedua Suku tersebut saling berinteraksi untuk menjalin hubungan yang lebih baik. Suku Jawa berada di Desa Wosu sudah sekitar tujuh tahun, dengan jangka waktu yang sudah cukup lama membuat suku tersebut semakin akrab dengan masyarakat Suku Bungku a. Interaksi simbolik 1. Proses mental Proses mental adalah suatu proses dimana suatu informasi atau stimuli diterima oleh indera, diolah oleh pikiran dan menghasilkan output ataupun respons. Beberapa faktor oleh proses mental adalah informasi, indera, pengantar informasi dan otak yang berfungsi memilah dan memproses informasi menjadi suatu hasil baik berupa keputusan ataupun respons. i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 10

11 Mental juga adalah proses dimana seorang individu maupun kelompokkelompok tertentu memasuki suatu daerah yang asing dan mencoba beradaptasi dengna lingkungannya yang baru, baik lingkungan tersebut membuat mereka nyaman maupun tidak. Mental juga berarti ketika seseorang mencoba menerima apa yang orang lain katakan, dan mencoba memahami keadaan dan tempat dimana mereka berada. Mental sangat dibutuhkan setiap individu untuk mampu bertahan dimanpun mereka berada, karena jika mental seorang individu tidak kuat maka dalam menjalani hari-harinya selalu dikuasai kekhawatiran, dalam hal ini mental yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu proses mental yang terjadi antara Suku Jawa dengan Suku Bungku di Desa Wosu, dimana mental dari masing-masing individu itu pasti berbeda tergantung bagaimana seseorang melihat dan menanggapi apa yang telah mereka lihat. b. Interaksi Non Simbolik 1. Percakapan Percakapan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indinesia) adalah pembicaraan atau perundingan, dan secara linguistik percakapan yaitu satuan interaksi bahasa antara dua pembicara atau lebih. Percakapan dalam penelitian ini yaitu percakapan antara Suku Jawa dengan Suku Bungku,dimana dari kedua suku tersebut memiliki perbedaan dalam melakukan percakapan dengan orang lain. Dalam melakukan percakapan maupun berkomunikasi Suku Jawa dikenal dengan kesopanannya namun dalam hal ini bukan berarti Suku Bungku tidak mempunyai i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 11

12 sopan santun dalam berkomunikasi hanya saja cara pembawaan dalam berkomunikasi yang membedakan kedua suku tersebut. Berbeda dengan Suku Jawa, Suku Jawa ketika berkomunikasi lebih mendahulukan orang yang lebih tua selain itu orang yang lebih muda berbicara ketika akan menanyakan atau menyampaikan hal yang penting saja. Suku Jawa dikenal sebagai Suku yang sopan karena dari kecil mereka sudah diajarkan untuk bagaimana menghargai orang yang sedang berbicara sehingga ketika bertemu dengan mereka, mereka akan bicara ketika ditegur lebih dulu. Suku Bungku tentu mengajarkan pula untuk bagaimana menghargai orang yang sedang berbicara namun Suku Bungku cenderung berbicara kapan saja. 2. Isyarat Isyarat menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yaitu segala sesuatu (gerakan tangan, anggukan kepala, dan sebagainya) yang dipakai sebagai tanda atau alamat. Berbicara mengenai isyarat tentunya berbicara tentang bagaimana seseorang berkomunikasi menggunakan isyarat-isyarat tertentu. KESIMPULAN Berdasarkan uraian hasil penelitian, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Interaksi yang terjadi antara Suku Jawa dengan Suku Bungku di Desa Wosu Kecamatan Bugku Barat berjalan dengan sangat baik, dimana awalnya kedua suku tersebut masih begitu asing. Namun seiring berjalannya waktu i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 12

13 kedua suku tersebut sering melakukan interaksi sehingga dengan interaksi yang sering mereka lakukan membuat hubungan kedua suku tersebut semakin baik. Hubungan yang baik tentunya diharapkan oleh semua individu maupun kelompok guna mendapatkan kehidupan yang baik pula, karena dengan interaksi manusia bisa saling membantu maupun bertukar pikiran dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. 2. Bentuk-bentuk interaksi simbolik membahas tentang bagaimana proses mental dimana proses mental tersebut terjadi pada setiap orang yang memasuki daerah baru yang terasa begitu asing sehingga mentalnya akan berubah menjadi baik maupun kurang baik. Interaksi non simbolik membahas tentang percakapan serta isyarat yang dilakukan.suku Jawa dengan Suku Bungku guna mendapatkan hubungan yang lebih baik melalui interaksi. Baik secara langsung Maupun dengan isyarat-isyarat tertentu. i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 13

14 DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbosa Rekatama Media. Ardisasmita, Rahardjo Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Berlo, David K The Process of Communication: An Introduction to Theory and Practice. New York: Holt, Rinehart and Winston. Cangara, Hafied Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Rajawali Pers. Charron, Joel M Symbolic Interactionism. United States of America. Prentice Hall Inc. Dilla, Sumadi Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terpadu. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Dillistone, F.W The Power Of Symbols. Yogyakarta: Kanisius. Gary Cronkhite Art Communication, Edisi alih Bahasa. Yogyakarta: Liberty. George Ritzer, Douglas J. Goodman Teori Sosilogi Modern, Jakarta: Prenada Media, Johnson, Doyle Paul Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid II, Jakarta: Gramedia. Mulyana, Deddy Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: Rosdakarya Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nogroho, Riant Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta: Media Elex Koputindo i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 14

15 Poloma, Margaret Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ruslan, Rosady Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sentosa, Slamet Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara. Soekanto, Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soeprapto, Riyadi Interaksionisme Simbolik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sunarto, Kamanto Pengantar Sosiologi. Jakatrta: LPFE UI Turner H. Lynn & West Richard Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika Widjaja. H.A.W Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Rineka Cipta i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 15

Kuliah ke-7 Amika Wardana, PhD. Teori Sosiologi Kontemporer

Kuliah ke-7 Amika Wardana, PhD. Teori Sosiologi Kontemporer Kuliah ke-7 Amika Wardana, PhD. a.wardana@uny.ac.id Teori Sosiologi Kontemporer Asumsi Dasar Interaksionisme-Simbolik Akar kesejarahan Interaksionisme-Simbolik Max Weber: Verstehen (Pemahaman Subyektif)

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PUSTAKAWAN PADA BAGIAN PELAYANAN SIRKULASI (STUDI PADA PERPUSTAKAAN MTS NEGERI 2 KONAWE) Oleh :

ANALISIS KINERJA PUSTAKAWAN PADA BAGIAN PELAYANAN SIRKULASI (STUDI PADA PERPUSTAKAAN MTS NEGERI 2 KONAWE) Oleh : ANALISIS KINERJA PUSTAKAWAN PADA BAGIAN PELAYANAN SIRKULASI (STUDI PADA PERPUSTAKAAN MTS NEGERI 2 KONAWE) Oleh : *Wa Oha **M. Najib Husain*** Muh. Zein Abdullah Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TEORI INTERAKSI SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD. Blumer sekitar tahun Dalam lingkup sosiologi, idea ini sebenarnya

BAB II TEORI INTERAKSI SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD. Blumer sekitar tahun Dalam lingkup sosiologi, idea ini sebenarnya 35 BAB II TEORI INTERAKSI SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD Konsep teori interaksi simbolik ini diperkenalkan oleh Herbert Blumer sekitar tahun 1939. Dalam lingkup sosiologi, idea ini sebenarnya sudah lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

STRATEGI RUMAH BACA TERATAI UNTUK MEMBENTUK CITRA POSITIF MASYARAKAT DADAPSARI KELURAHAN SANGKRAH KOTA SURAKARTA

STRATEGI RUMAH BACA TERATAI UNTUK MEMBENTUK CITRA POSITIF MASYARAKAT DADAPSARI KELURAHAN SANGKRAH KOTA SURAKARTA STRATEGI RUMAH BACA TERATAI UNTUK MEMBENTUK CITRA POSITIF MASYARAKAT DADAPSARI KELURAHAN SANGKRAH KOTA SURAKARTA Oleh Caroline Tyas Wardhani 1 ; Siswanto 2 Abstrack This study aims to determine the communication

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh :

PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh : PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh : *Asri Wati **Masrul *** Harnina Ridwan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN alamiah. 2 Penelitian ini digunakan untuk mendiskripsikan BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian tentunya diperlukan sebuah metode. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota

BAB IV ANALISIS DATA. proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Proses komunikasi interpersonal anggota SFCK di awali dengan tahap proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota SFCK dan interaksi

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM INTERAKSI SOSIAL SISWA SUKU JAWA DAN BALI (SUKU PENDATANG) DENGAN SISWA SUKU BUGIS LUWU (SUKU SETEMPAT) DI SMA NEGERI 1 SUKAMAJU KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA Fatniyanti Pendidikan Sosiologi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KOMUNIKASI INTERNAL HUMAS POLDA SULTRA DALAM MEMBENTUK CITRA DI MASYARAKAT. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

MANAJEMEN KOMUNIKASI INTERNAL HUMAS POLDA SULTRA DALAM MEMBENTUK CITRA DI MASYARAKAT. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik MANAJEMEN KOMUNIKASI INTERNAL HUMAS POLDA SULTRA DALAM MEMBENTUK CITRA DI MASYARAKAT *Mila Lestari ** Sumadi Dilla,S.Sos. M.Si *** Harnina Ridwan, S.IP.M.Si Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. motif batik terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Dusun. Dongkelan Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul

BAB V PENUTUP. motif batik terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Dusun. Dongkelan Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai dampak industri kerajinan kayu motif batik terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Dusun Dongkelan Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF MENGENAI MODEL KOMUNIKASI PEMBELAJARAN PADA HOMESCHOOLING KOMUNITAS KAK SETO WILAYAH KOTA MEDAN TESIS.

STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF MENGENAI MODEL KOMUNIKASI PEMBELAJARAN PADA HOMESCHOOLING KOMUNITAS KAK SETO WILAYAH KOTA MEDAN TESIS. STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF MENGENAI MODEL KOMUNIKASI PEMBELAJARAN PADA HOMESCHOOLING KOMUNITAS KAK SETO WILAYAH KOTA MEDAN TESIS Oleh: 137045001 Natasia Simangunsong MAGISTER ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER

BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER A. Teori Interaksionisme Simbolik Yang menjadi objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang

Lebih terperinci

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen 44 B A B III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

Lebih terperinci

PERILAKU KOMUNIKASI MAHASISWA PAPUA

PERILAKU KOMUNIKASI MAHASISWA PAPUA PERILAKU KOMUNIKASI MAHASISWA PAPUA (Studi Interpretif dengan Pendekatan Interaksionisme Simbolik mengenai Perilaku Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Wamena di tengah Masyarakat Sunda Kota Bandung) Fhilips

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan sumber data, jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah berupa penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan (Field

Lebih terperinci

BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK. teori interaksi simbolik, istilah interaksi simbolik diciptakan oleh Herbert

BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK. teori interaksi simbolik, istilah interaksi simbolik diciptakan oleh Herbert BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK A. Pikiran, Diri, dan Masyarakat Dalam mengkaji masalah dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori interaksi simbolik, istilah interaksi simbolik diciptakan oleh Herbert

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) karena peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Field research adalah

Lebih terperinci

Amelia Atika 1,Kamaruzzaman 2

Amelia Atika 1,Kamaruzzaman 2 SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 HUBUNGAN KETERAMPILAN KOGNITIF DENGAN KEMAMPUAN MEWUJUDKAN GAGASAN PADA MAHASISWA SEMESTER PENDEK PROGRAM STUDI BK STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2011/2012

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL KOMUNIKASI KARYAWAN KANTOR BPJS KESEHATAN DALAM PENYAMPAIAN INFORMASI PADA MASYARAKAT KOTA KENDARI

ANALISIS MODEL KOMUNIKASI KARYAWAN KANTOR BPJS KESEHATAN DALAM PENYAMPAIAN INFORMASI PADA MASYARAKAT KOTA KENDARI ANALISIS MODEL KOMUNIKASI KARYAWAN KANTOR BPJS KESEHATAN DALAM PENYAMPAIAN INFORMASI PADA MASYARAKAT KOTA KENDARI *Sarlija **Muh. Zein Abdullah ***Saidin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma merupakan suatu pandangan, persepektif umum atau cara untuk memilah-milahkan dunia nyata yang kompleks dan kemudian memberikan arti dan penafsiran

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN A. ANALISIS DATA PENELITIAN Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma post positivisme. Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma A. Post Positivisme Paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahankelemahan Positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang

BAB II TINJAUN PUSTAKA. socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Teori Interaksi Simbolik Untuk mempelajari interaksi sosial digunakan suatu pendekatan yang di kenal dengan pendekatan interaksional simbolik. Salah satu tokoh pelopor teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam hidupnya, berinteraksi

Lebih terperinci

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran) DIAN ANDHYKA PUTRY ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan sebuah upaya yang dapat dilakukan penelitian dalam mengungkapkan data dan mencari kebenaran masalah yang diteliti, yang menjadi persoalan metode apakah yang dapat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ace Suryadi & H.A.R. Tilaar, 1983, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

DAFTAR PUSTAKA. Ace Suryadi & H.A.R. Tilaar, 1983, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. DAFTAR PUSTAKA Ace Suryadi & H.A.R. Tilaar, 1983, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dahrendorf, Ralf, 1959. Case and Class Conflict in Industrial Society. London:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau description research adalah penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Pendidikan Renang di SMP Al-Hikmah Surabaya, dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Pendidikan Renang di SMP Al-Hikmah Surabaya, dengan menggunakan 51 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada Penelitian ini penulis menitikberatkan pada Nilai-nilai Keislaman Pada Pendidikan Renang di SMP Al-Hikmah Surabaya, dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA N 5 KOTA JAMBI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA N 5 KOTA JAMBI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN 1 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA N 5 KOTA JAMBI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN Adek Fujika, Evita Anggereini, Retni S. Budiarti Program Studi Biologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh RENANTI WIDYA DARA NAZARUDDIN WAHAB ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Sosiologi dan Antropologi

Sosiologi dan Antropologi RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Disusun oleh: Andhika Anggawira., S.Psi., M.Psi., Psikolog PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK i LEMBAR PENGESAHAN Rencana

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 1 KENDALA GURU MENGAJAR PENGINDERAAN JAUH DI SMA NEGERI 1 GEDONG TATAAN TAHUN PELAJARAN 2014-2015 JURNAL Oleh: Nisa Aulia Ningsih PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni peorganisasin data kedalam pola-pola yang saling berhubungan, serta setiap kategori maupun sistem yang ada. Pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa:

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa: BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa: 1. Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menggunakan strategi komunikasi dengan membentuk kepanitiaan

Lebih terperinci

MAKNA PRODUK BERHADIAH BAGI MASYARAKAT KOTA (Studi pada masyarakat Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Malang) SKRIPSI

MAKNA PRODUK BERHADIAH BAGI MASYARAKAT KOTA (Studi pada masyarakat Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Malang) SKRIPSI MAKNA PRODUK BERHADIAH BAGI MASYARAKAT KOTA (Studi pada masyarakat Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Malang) SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat penelitian penelitian lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Whitney metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

87 DAFTAR PUSTAKA Agustiani, Hendrianti. Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja, PT Refika Aditama, Bandung. 2006. Ardianto, Elvinaro dan

Lebih terperinci

mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui

mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui belajar. 2 Hakikat pendidikan adalah proses pembelajaran untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma konstruktivistik. Menurut Harmon, paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir,

Lebih terperinci

STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM PERUMAHAN DENGAN HARGA MURAH. Periode Oktober Desember 2012

STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM PERUMAHAN DENGAN HARGA MURAH. Periode Oktober Desember 2012 STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM PERUMAHAN DENGAN HARGA MURAH Periode Oktober Desember 2012 Theysa Noorhan Aline 1100017192 Kementerian Perumahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang akan peneliti lakukan termasuk dalam penelitian kualitatif, sebab pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan deskriptif kualitatif.

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM :

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM : PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nur Oktapianti NIM : 090563201042 ABSTRACT This research aims to determine the process of interpersonal communication

Lebih terperinci

Hubungan Kegiatan Employee Relations Pertamina Cilacapdengan Motivasi Karyawan

Hubungan Kegiatan Employee Relations Pertamina Cilacapdengan Motivasi Karyawan Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN: 2460-6510 Hubungan Kegiatan Employee Relations Pertamina Cilacapdengan Motivasi Karyawan The Relation of Pertamina Cilacap Employee Relation s Activity with Employee

Lebih terperinci

Hubungan antara Terpaan Publisitas dan Faktor Demografis. dengan Dukungan Masyarakat pada Kegiatan City Branding Jepara

Hubungan antara Terpaan Publisitas dan Faktor Demografis. dengan Dukungan Masyarakat pada Kegiatan City Branding Jepara Hubungan antara Terpaan Publisitas dan Faktor Demografis dengan Dukungan Masyarakat pada Kegiatan City Branding Jepara Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata I Jurusan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT Edwina Renaganis Rosida 1, Tri Puji Astuti 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode penelitian dan Bentuk penelitian a. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian

Lebih terperinci

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations Modul ke: TEORI INTERPRETIF INTERAKSIONAL SIMBOLIK Fakultas 15FIKOM Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations Interaksionisme Simbolik Teori interaksionisme simbolik sangat berpengaruh dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN ilmiah. 1 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan jenis

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip Scott M, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International Inc, 2000.

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip Scott M, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International Inc, 2000. 103 DAFTAR PUSTAKA Agenti Paul A, The Power of Corporate Communication, Crafting the voice & image of your business, Jakarta : Salemba Humanika. Ardianto Elvinaro dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. yang sama sebagai bagian dari Pasar Klewer. Kondisi groupthink terlihat jelas. tertinggi dalam struktur kepengurusan.

BAB IV PENUTUP. yang sama sebagai bagian dari Pasar Klewer. Kondisi groupthink terlihat jelas. tertinggi dalam struktur kepengurusan. BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dinamika komunikasi kelompok HPPK dalam proses pengambilan keputusan pasca kebakaran 27

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau 70 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau jalan, logos = ilmu. Jadi metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, yaitu pengujian insentif. Data yang dikumpulkan lebih

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, yaitu pengujian insentif. Data yang dikumpulkan lebih 30 BAB III ETODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, jenis yang digunakan adalah jenis deskriptif kualitatif, yaitu pengujian insentif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil

Lebih terperinci

Kata kunci : pendidikan keluarga, sikap kemandirian

Kata kunci : pendidikan keluarga, sikap kemandirian 1 PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Di Dukuh Pondok Rejo, Kelurahan Lalung, Karanganyar) ABSTRAK Riya Al Mustaqimah. PERAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti berusaha menggambarkan, meringkas berbagai situasi dan kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) 1 yaitu semua data yang terkumpul diperoleh dari lapangan,

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA FENOMENA PENGGUNAAN BEHEL GIGI SEBAGAI SIMBOL DALAM PROSES INTERAKSI SOSIAL PADA KALANGAN REMAJA DI PERKOTAAN

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA FENOMENA PENGGUNAAN BEHEL GIGI SEBAGAI SIMBOL DALAM PROSES INTERAKSI SOSIAL PADA KALANGAN REMAJA DI PERKOTAAN FENOMENA PENGGUNAAN BEHEL GIGI SEBAGAI SIMBOL DALAM PROSES INTERAKSI SOSIAL PADA KALANGAN REMAJA DI PERKOTAAN (Studi Deskriptif tentang Gaya Hidup Remaja Pengguna Behel Gigi dalam Analisis Interaksionisme

Lebih terperinci

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK ASIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI DESA TUMARATAS DUA KECAMATAN LANGOWAN BARAT Jein Olifia Kapantow Josef S. B. Tuda Tati Ponidjan Program

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Yessy Yolanda, Pujiati, Nurdin Pendidikan Ekonomi P. IPS Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dalam kelompok (Bungin, 2006:43). Komunikasi yang terjalin dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. lain dalam kelompok (Bungin, 2006:43). Komunikasi yang terjalin dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai Event Topping Off Kampus Alam Sutera, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Metode publikasi yang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul " MANAJEMEN PASAR JONGKOK (Studi Kasus Di Pasar Jongkok Wonokromo Surabaya), maka jenis metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma postpositivisme. Paradigma post-positivisme menurut Patton 40 adalah perbaikan positivisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN 53 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian yang mengkaji tentang model komunikasi kelompok dalam pembentukan citra anak jalanan ini menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana Manajemen Media Relations Humas PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan ( field research) karena peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Field research adalah

Lebih terperinci

ROSI SUSANTI NIM

ROSI SUSANTI NIM INTERFERENSI SUB DIALEK MELAYU MANTANG TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MASYARAKAT KAMPUNG CENUT KABUPATEN BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL ROSI SUSANTI NIM 120388201236 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda) ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM DAMPAK POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PERILAKU SISWA (STUDI PADA ANAK GURU DI SMA 1 CAMPALAGIAN KABUPATEN POLMAN) Siti Raodha Muttalib Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

Lebih terperinci

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL SUMMARY SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Sulawesi Selatan dan Barat terdapat empat etnik dominan dan utama, yakni Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki ragam

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

INTERAKSI SIMBOLIK ANTAR ANGGOTA KOMUNITAS PUNK JUSTO DI ALUN-ALUN KARANGANYAR

INTERAKSI SIMBOLIK ANTAR ANGGOTA KOMUNITAS PUNK JUSTO DI ALUN-ALUN KARANGANYAR INTERAKSI SIMBOLIK ANTAR ANGGOTA KOMUNITAS PUNK JUSTO DI ALUN-ALUN KARANGANYAR (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Interaksi Simbolik Antar Anggota Komunitas Punk Justo di Alun-Alun Karanganyar) SKRIPSI

Lebih terperinci

KAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT

KAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT KAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT Dedi Mardia Fitri 1 Erianjoni, M.Si 2 Elvawati, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai asal sekolah, kemampuan Bahasa Inggris, serta pengertian belajar dan hasil belajar. A. Asal Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN A. Metode Penelitian Setiap penelitian membutuhkan metode yang tepat untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Untuk itu dengan mengetahui

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS DOSEN PEMBIMBING : 1. Nasrullah, S.Sos, M.Si 2. Isnani Dzuhrina, S.Sos, M.Adv

SKRIPSI. Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS DOSEN PEMBIMBING : 1. Nasrullah, S.Sos, M.Si 2. Isnani Dzuhrina, S.Sos, M.Adv PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA (STUDI PADA MAHASISWA TIMOR LESTE DENGAN MASYARAKAT SEKITARNYA YANG TINGGAL DI DAERAH DESA LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG) SKRIPSI Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU Irene Zebue SMP Negri 5 Gunungsitoli, kota Gunungsitoli Abstract: This study aims to determine the application of inquiry learning

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 72 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, baik dalam penelitian yang bersifat empiris ataupun yang bersifat normatif. Tanpa menggunakan

Lebih terperinci

Konsep Diri serta Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri Berdasarkan Teori Interaksionisme Simbolik

Konsep Diri serta Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri Berdasarkan Teori Interaksionisme Simbolik Konsep Diri serta Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri Berdasarkan Teori Interaksionisme Simbolik (Studi Kasus pada Karyawan Kantor Kemahasiswaan, Alumni dan Campus Ministry, Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya, akan dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya, akan dilaksanakan 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian tentang Penerapan Etika Bisnis Islam Pedagang Konveksi di Pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan atau field research, yaitu sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif atau studi lapangan.

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM SOLIDARITAS SOSIAL ANGGOTA RCL (REMAJA CINTA LINGKUNGAN) DI SMA NEGERI 12 MAKASSAR Wahyuni Haring Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini betujuan 1) untuk mengetahui bagaimana solidaritas

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Media Massa dan Proses Sosialisasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.I.Kom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT www.mercubuana.ac.id Sosialisasi dan Agen

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN. (study kasus : pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara)

POLA KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN. (study kasus : pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara) POLA KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN (study kasus : pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara) *Elisabeth Manga**Marsia Sumule G. ***Asrul Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 12 KERINCI JAMBI

STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 12 KERINCI JAMBI STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 12 KERINCI JAMBI Acil Kencana Putra Rm 1 Yos Sudarman, S.P.d., M.Pd. 2 Harisnal Hadi, M.Pd 3 Email : Acilvivant@gmail.com

Lebih terperinci