INTERAKSI SIMBOLIK DALAM BERKOMUNIKASI ANTARA SUKU JAWA DENGAN SUKU BUNGKU. *Hermita**M.Najib Husain***Sirajuddin
|
|
- Lanny Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INTERAKSI SIMBOLIK DALAM BERKOMUNIKASI ANTARA SUKU JAWA DENGAN SUKU BUNGKU *Hermita**M.Najib Husain***Sirajuddin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIVERSITAS HALU OLEO, ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi simbolik antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dalam berkomunikasi di Desa Wosu dan untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk interaksi simbolik antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dalam berkomunikasi di Desa Wosu. Manfaat penelitian ini adalah secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kualitatif dan merupakan bahan informasi yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan interaksi simbolik, khusunya pada Suku Jawa dan Suku Bungku. Secara Metodologis penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi peneliti berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wosu Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali, untuk mencapai tujuan yang dimaksud, metode analisis yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dimana penulis memberikan gambaran tentang interaksi simbolik dalam berkomunikasi. Penelitian secara jelas dan sistematis. Kemudian berdasarkan data yang diperoleh baik dari pustaka maupun observasi, yaitu penelitian langsung di lapangan dengan melakukan wawancara langsung kepada informan yang dianggap mampu memberikan keterangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi yang dilakukan antara Suku Jawa dengan Suku Bungku di Desa Wosu berjalan dengan sangat baik, serta bentukbentuk interaksinya yang meliputi interaksi simbolik dan non simbolik masingmasing suku memberikan tanggapan yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama untuk mencapai suatu hubungan yang baik bagi ke dua suku dan berkembangnya Desa Wosu. Kata kunci: Interaksi Simbolik, Suku Jawa, Suku Bungku i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 1
2 ABSTRACT The objectives of this study was to determine the symbolic interaction between Javanese with Bungkunese in communicating in Wosu village and to find out how the forms of symbolic interaction between Javanese with Bungkunese in communicating in Wosu village. The significance of this study from theoretical research is expected to enrich the knowledge, especially in the field of qualitative and constitute material information that may be used in future research. Practically, this study is expected to explain the symbolic interaction, especially between Javanese and Bungkunese. Methodologically this study is expected to be a reference for subsequent research. This research was conducted in the Wosu village, Sub District of West Bungku, Morowali district, to reach the intended target, the method of analysis used is qualitative descriptive, where the authors provide an overview the symbolic interaction in communicating. Research clearly and systematically. Then based on data obtained either from the literature or observation, namely direct research in the field by conducting interviews to informants who are considered able to provide information relating to the matter being investigated. The results showed that the interaction between Javanese and Bungkunese in Wosu village went very well, and the forms of interaction that includes symbolic and non symbolic interaction responded differently by each tribe but have the same goal to achieve a good relationship for all two tribes and development of Wosu village. Keywords: Symbolic Interaction, Javanese, Bungkunese i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 2
3 PENDAHULUAN Berbicara mengenai interaksi tentunya membuat kita berfikir apa sebenarnya interaksi itu, interaksi yaitu hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi antar hubungan individu yang satu dan individu yang lain. Interaksi yang akan kita bahas dalam penelitian ini adalah interaksi simbolik. Interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna (Mulyana, 2003: 59). Paham interaksi simbolik memberikan banyak penekanan pada individu yang aktif dan kreatif ketimbang pendekatan-pendekatan teoritis lainnya. Paham interaksi simbolik menganggap bahwa segala sesuatu tersebut adalah virtual. Semua interaksi antar individu manusia melibatkan suatu pertukaran simbol. Ketika kita berinteraksi dengan yang lainnya, kita secara konstan mencari petunjuk mengenai tipe perilaku apakah yang cocok dalam konteks itu dan mengenai bagaimana menginterpretasikan apa yang dimaksudkan oleh orang lain. Interaksi simbolik, mengarahkan perhatian kita pada interaksi antar individu, dan bagaiman hal ini dipergunakan untuk mengerti apa yang orang lain katakan dan lakukan kepada kita sebagai individu. Sebagaimana yang akan kita bahas dalam penelitian ini. Suku Jawa memasuki Desa Wosu sejak tahun 2009 sampai sekarang. Secara umum keberadaan masyarakat Suku Jawa merupakan fakta sosial yang tidak bisa dihilangkan. Meskipun jumlah komunitas Suku Jawa di Desa Wosu sangat minim, namun keberadaan mereka sangat kontras dengan masyarakat Suku Bungku umumnya. i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 3
4 Keberadaan Suku Jawa di Desa Wosu menghuni wilayah transmigrasi. Kehidupan sosial mereka terkosentrasi pada hubungan dan interaksi sosial budaya di antara mereka sendiri, sehingga mereka mampu beradaptasi dengan dunia di luar komunitas mereka. Sebagai masyarakat yang mendiami wilayah Transmigrasi, Suku Jawa menghabiskan waktunya dengan beraktivitas di sawah atau ladang, sehingga tak jarang mereka dijuluki suku pengembara alam karena kebiasaan mereka bercocok tanam di manapun mereka berada. Berbagai aktivitas bertani tersebut, secara umum merupakan jenis mata pencaharian utama masyarakat Suku Jawa di Desa Wosu tersebut. Seiring berjalannya waktu terjadi hubungan antara Suku Jawa dengan Suku Bungku melalui interaksi. Suku Jawa bukan satu-satunya Suku asing yang pertama kali memasuki Desa Wosu. Banyak Suku-Suku lain yang sudah lama mendiami Desa wosu seperti Suku Bugis, Suku Bali, bahkan Suku Toraja, namun dari ketiga Suku tersebut jarang melakukan interaksi dengan Suku Bungku yang memang Suku asli Desa Wosu, sehingga setelah Suku Jawa memasuki Desa Wosu dan mendiami daerah transmigrasi interaksi yang sering terjadi dan sering dilakukan Suku Bungku yaitu kepada Suku Jawa. Berdasarkan pemikiran dan uraian yang telah dijelaskan di atas, beberapa hal yang melandasi alasan penelitian ini dilakukan, secara khusus dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Suku Jawa merupakan kelom pok suku yang ada dan tergolong minoritas di Desa Wosu yang dengan cepat melakukan interaksi sosial, (2) Suku Jawa memiliki budaya unik dan berbeda dengan masyarakat lainnya yang dikembangkan i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 4
5 sebagai kebiasaan hidup dalam beraktifitas di sawah atau ladang, (3) Interaksi sosial Suku Jawa selalu berorientasi dengan lingkungan pertanian atau perkebunan, (4) Dalam interaksi simbolik Suku Jawa, segala simbol, bahasa, seni dan interaksi sosial menyatu membentuk maknanya sebagai suku pengembara alam, (5) Di balik maknamakna tersebut tersimpan filosofi hidup dan keseimbangan hidup antara manusia dengan alam. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana interaksi simbolik antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dalam berkomunikasi di Desa Wosu dan bagaimana bentuk-bentuk interaksi simbolik antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dalam berkomunikasi di Desa Wosu, dengan tujuan untuk mengetahui interaksi simbolik antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dalam berkomunikasi di Desa Wosu dan untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk interaksi simbolik antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dalam berkomunikasi di Desa Wosu. Hasil penelitian ini diharapkan agar interaksi yang dilakukan antara Suku Jawa dengan Suku Bungku di Desa Wosu berjalan dengan sangat baik, dengan menggunakan tiga konsep kritis Mind (Pikiran), Self (Diri), socieyi (Masyarakat). Teori Interaksionisme Simbolik Teori yang digunakan untuk mempelajari interaksi simbolik, dijumpai pendekatan yang dikenal dengan interaksionisme simbolik (symbolic interactionism). Pendekatan ini bersumber pada pemikiran George Herbert Mead. Dari kata i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 5
6 interaksionisme sudah nampak bahwa sasaran pendekatan ini ialah interaksi sosial, kata simbolik mengacu pada penggunaan simbol-simbol dalam interkasi. METODE PENELITIAN Subjek dan Informan Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Suku Bungku yang berjumlah 2910, sedangkan Informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 orang, yang ditetapkan secara purposive sampling, yaitu 5 orang dari Suku Jawa dan 5 orang dari Suku Bungku, yang terdiridari 2 orang Ketua RT dari masing-masing suku, dan 4 masyarakat biasa dari Suku Bungku serta 4 masyarakat biasa dari SukuJawa. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki. Adapun jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu observasi terstruktur, observasi partisipan, dan observasi nonpartisipan. Observasi ini dilakukan agar peneliti dapat menentukan informan yang akan diteliti. 2. Wawancara mendalam (in depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancara, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupans osial yang relatif lama. i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 6
7 3. Studi pustaka yaitu dengan cara menelaah berbagai buku-buku referensi, laporan-laporan, jurnal-jurnal, dan media lainnya yang erat kaitannya dengan permasalahan penelitian. 4. Dokumentasi yang merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa foto, gambar atau data-data lainnya. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana penulis mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis, kemudian mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan gambaran atau data yang didapatkan ketika penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Interaksi simbolik yang dilakukan Suku Jawa dan Suku Bungku bukanlah hal yang asing lagi Suku Bungku menganggap bahwa Suku Jawa sudah merupakan bagian dari mereka, seiring berjalannya waktu kedua Suku tersebut saling memahami dan menerima akan kebudayaan masing-masing sehingga interaksi yang terjadi berjalan dengan sangat baik. Dalam teori interaksionisme simbolis yang dikemukakan oleh Blumer terdapat tiga konsep yaitu Mind, Self, Society. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam penjelasan berikut: i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 7
8 1. Pikiran (mind) Pikiran adalah kemampuan idividu untuk memunculkan dalam dirinya sendiri tidak hanya satu respon saja tetapi juga respon komunitas secara keseluruhan. Itulah yang kita namakan pikiran melakukan sesuatu berarti memberi respon tertentu, dan apabila seseorang mempunyai respon tersebut dadalam dirinya, ia mempunyai apa yang kita sebut pikiran. Pikiran juga melibatkan proses berpikir yang mengarah pada penyelesaian masalah. Melihat penjelasan tentang pikiran di atas, dapat kita ketahuai bahwa dalam kehidupan, manusia selalu berhadapan dengan namanya interaksi dan dalam berintraksi pastinya komunikasi terjadi antara dua individu maupun kelompok dimana dalam melakukan sebuah komunikasi tentunya memberikan respon yang berbeda-beda. Namun berbicara tentang respon, repon juga bisa muncul bukan hanya pada saat berkomunikasi saja respon juga bisa muncul ketika seseorang melihat maupun mendengar sesuatu yang belum pernah dilihat maupun didengarnya.salah satunya dapat kita ketahuai ketika pertama kali Suku Jawa memasuki Desa Wosu pada tahun 2009 sebagai transmigran. Sejak pertama kali memasuki Desa Wosu tentunya desa tersebut terasa asing bagi Suku Jawa terlebih lagi pada saat mereka mulai bertemu dengan Suku Bungku yang memang masyarkat asli Desa Wosu. Hal pertama yang muncul dalam pikiran mereka tentunya berbeda-beda ada yang berpikir negatif dan ada juga yang berpikiran positif. i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 8
9 2. Diri (self) Pada dasarnya diri adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai sebuah objek. Diri adalah dimana orang memberikan taggapan terhadap apa yang ia tujukan kepada orang lain dan dimana tanggapannya sendiri menjadi bagian dari tindakannya. Dalam kehidupan sosial, diri berperan sangat besar dimana diri bisa menjadi objek maupun subjek tergantung pada penempatannya. Berbicara tentang diri tentunya memberikan gambaran bagaimana kepribadian dari individu maupun kelompok-kelompok tertentu. Diri juga berperan dalam sebuah interaksi, baik interaksi yang dilakukan seseorang dengan diri sendiri maupun interaksi dengan orang lain, yang artinya seseorang bisa memberikan tanggapan dan bisa merespon tanggapannya sendiri itulah yang disebut interaksi yang dilakukan seseorang dengan diri sendiri, dimana ketika ia bertanya tentang hal apapun, suka dan tidaknya dirinya sendiri yang bisa menjawab. Kesadaran akan diri antara Suku Jawa dan Suku Bungku di Desa Wosu memberikan perubahan yang besar terhadap desa tersebut, dimana dari hasil percakapan yang mereka lakukan terdapat kesepakatan untuk saling menerima satu sama lain. Baik dari segi cara berkomunikasinya maupun cara berperilaku, dengan demikian hal tersebut membuat kedua suku ini saling terbuka dan interaksi yang mereka lakaukan berjalan dengan sangat baik, apa lagi Suku Jawa memang dikenal dengan suku yang sangat ramah dan mudah bergaul mereka juga tidak mudah tersinggung sehingga walaupun melihat dan mendengar cara masyarakat Suku Bungku berkomunikasi i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 9
10 dengan cara yang berbeda dengan mereka tidak membuat mereka bertindak semaunya dan tidak ingin saling berhubungan. 3. Masyarakat (society) Masyarakat berarti proses sosial tanpa henti yang mendahului pikiran dan diri. Masyarakat juga merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama seperti sekolah, keluarga, perkumpulan, dan negara. Kehidupan bermasyarakat kita seringkali dihadapakan dengan interaksi. Hal tersebut dapat dilihat antara Suku Jawa dengan Suku Bungku dimana kedua Suku tersebut saling berinteraksi untuk menjalin hubungan yang lebih baik. Suku Jawa berada di Desa Wosu sudah sekitar tujuh tahun, dengan jangka waktu yang sudah cukup lama membuat suku tersebut semakin akrab dengan masyarakat Suku Bungku a. Interaksi simbolik 1. Proses mental Proses mental adalah suatu proses dimana suatu informasi atau stimuli diterima oleh indera, diolah oleh pikiran dan menghasilkan output ataupun respons. Beberapa faktor oleh proses mental adalah informasi, indera, pengantar informasi dan otak yang berfungsi memilah dan memproses informasi menjadi suatu hasil baik berupa keputusan ataupun respons. i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 10
11 Mental juga adalah proses dimana seorang individu maupun kelompokkelompok tertentu memasuki suatu daerah yang asing dan mencoba beradaptasi dengna lingkungannya yang baru, baik lingkungan tersebut membuat mereka nyaman maupun tidak. Mental juga berarti ketika seseorang mencoba menerima apa yang orang lain katakan, dan mencoba memahami keadaan dan tempat dimana mereka berada. Mental sangat dibutuhkan setiap individu untuk mampu bertahan dimanpun mereka berada, karena jika mental seorang individu tidak kuat maka dalam menjalani hari-harinya selalu dikuasai kekhawatiran, dalam hal ini mental yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu proses mental yang terjadi antara Suku Jawa dengan Suku Bungku di Desa Wosu, dimana mental dari masing-masing individu itu pasti berbeda tergantung bagaimana seseorang melihat dan menanggapi apa yang telah mereka lihat. b. Interaksi Non Simbolik 1. Percakapan Percakapan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indinesia) adalah pembicaraan atau perundingan, dan secara linguistik percakapan yaitu satuan interaksi bahasa antara dua pembicara atau lebih. Percakapan dalam penelitian ini yaitu percakapan antara Suku Jawa dengan Suku Bungku,dimana dari kedua suku tersebut memiliki perbedaan dalam melakukan percakapan dengan orang lain. Dalam melakukan percakapan maupun berkomunikasi Suku Jawa dikenal dengan kesopanannya namun dalam hal ini bukan berarti Suku Bungku tidak mempunyai i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 11
12 sopan santun dalam berkomunikasi hanya saja cara pembawaan dalam berkomunikasi yang membedakan kedua suku tersebut. Berbeda dengan Suku Jawa, Suku Jawa ketika berkomunikasi lebih mendahulukan orang yang lebih tua selain itu orang yang lebih muda berbicara ketika akan menanyakan atau menyampaikan hal yang penting saja. Suku Jawa dikenal sebagai Suku yang sopan karena dari kecil mereka sudah diajarkan untuk bagaimana menghargai orang yang sedang berbicara sehingga ketika bertemu dengan mereka, mereka akan bicara ketika ditegur lebih dulu. Suku Bungku tentu mengajarkan pula untuk bagaimana menghargai orang yang sedang berbicara namun Suku Bungku cenderung berbicara kapan saja. 2. Isyarat Isyarat menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yaitu segala sesuatu (gerakan tangan, anggukan kepala, dan sebagainya) yang dipakai sebagai tanda atau alamat. Berbicara mengenai isyarat tentunya berbicara tentang bagaimana seseorang berkomunikasi menggunakan isyarat-isyarat tertentu. KESIMPULAN Berdasarkan uraian hasil penelitian, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Interaksi yang terjadi antara Suku Jawa dengan Suku Bungku di Desa Wosu Kecamatan Bugku Barat berjalan dengan sangat baik, dimana awalnya kedua suku tersebut masih begitu asing. Namun seiring berjalannya waktu i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 12
13 kedua suku tersebut sering melakukan interaksi sehingga dengan interaksi yang sering mereka lakukan membuat hubungan kedua suku tersebut semakin baik. Hubungan yang baik tentunya diharapkan oleh semua individu maupun kelompok guna mendapatkan kehidupan yang baik pula, karena dengan interaksi manusia bisa saling membantu maupun bertukar pikiran dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. 2. Bentuk-bentuk interaksi simbolik membahas tentang bagaimana proses mental dimana proses mental tersebut terjadi pada setiap orang yang memasuki daerah baru yang terasa begitu asing sehingga mentalnya akan berubah menjadi baik maupun kurang baik. Interaksi non simbolik membahas tentang percakapan serta isyarat yang dilakukan.suku Jawa dengan Suku Bungku guna mendapatkan hubungan yang lebih baik melalui interaksi. Baik secara langsung Maupun dengan isyarat-isyarat tertentu. i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 13
14 DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbosa Rekatama Media. Ardisasmita, Rahardjo Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Berlo, David K The Process of Communication: An Introduction to Theory and Practice. New York: Holt, Rinehart and Winston. Cangara, Hafied Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Rajawali Pers. Charron, Joel M Symbolic Interactionism. United States of America. Prentice Hall Inc. Dilla, Sumadi Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terpadu. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Dillistone, F.W The Power Of Symbols. Yogyakarta: Kanisius. Gary Cronkhite Art Communication, Edisi alih Bahasa. Yogyakarta: Liberty. George Ritzer, Douglas J. Goodman Teori Sosilogi Modern, Jakarta: Prenada Media, Johnson, Doyle Paul Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid II, Jakarta: Gramedia. Mulyana, Deddy Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: Rosdakarya Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nogroho, Riant Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta: Media Elex Koputindo i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 14
15 Poloma, Margaret Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ruslan, Rosady Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sentosa, Slamet Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara. Soekanto, Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soeprapto, Riyadi Interaksionisme Simbolik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sunarto, Kamanto Pengantar Sosiologi. Jakatrta: LPFE UI Turner H. Lynn & West Richard Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika Widjaja. H.A.W Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Rineka Cipta i I n t e r a k s i S i m b o l i k S u k u J a w a d a n S u k u B u n g k u Page 15
Kuliah ke-7 Amika Wardana, PhD. Teori Sosiologi Kontemporer
Kuliah ke-7 Amika Wardana, PhD. a.wardana@uny.ac.id Teori Sosiologi Kontemporer Asumsi Dasar Interaksionisme-Simbolik Akar kesejarahan Interaksionisme-Simbolik Max Weber: Verstehen (Pemahaman Subyektif)
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PUSTAKAWAN PADA BAGIAN PELAYANAN SIRKULASI (STUDI PADA PERPUSTAKAAN MTS NEGERI 2 KONAWE) Oleh :
ANALISIS KINERJA PUSTAKAWAN PADA BAGIAN PELAYANAN SIRKULASI (STUDI PADA PERPUSTAKAAN MTS NEGERI 2 KONAWE) Oleh : *Wa Oha **M. Najib Husain*** Muh. Zein Abdullah Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu
Lebih terperinciBAB II TEORI INTERAKSI SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD. Blumer sekitar tahun Dalam lingkup sosiologi, idea ini sebenarnya
35 BAB II TEORI INTERAKSI SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD Konsep teori interaksi simbolik ini diperkenalkan oleh Herbert Blumer sekitar tahun 1939. Dalam lingkup sosiologi, idea ini sebenarnya sudah lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciSTRATEGI RUMAH BACA TERATAI UNTUK MEMBENTUK CITRA POSITIF MASYARAKAT DADAPSARI KELURAHAN SANGKRAH KOTA SURAKARTA
STRATEGI RUMAH BACA TERATAI UNTUK MEMBENTUK CITRA POSITIF MASYARAKAT DADAPSARI KELURAHAN SANGKRAH KOTA SURAKARTA Oleh Caroline Tyas Wardhani 1 ; Siswanto 2 Abstrack This study aims to determine the communication
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan
Lebih terperinciPENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh :
PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh : *Asri Wati **Masrul *** Harnina Ridwan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
alamiah. 2 Penelitian ini digunakan untuk mendiskripsikan BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian tentunya diperlukan sebuah metode. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Proses komunikasi interpersonal anggota SFCK di awali dengan tahap proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota SFCK dan interaksi
Lebih terperinciJurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
INTERAKSI SOSIAL SISWA SUKU JAWA DAN BALI (SUKU PENDATANG) DENGAN SISWA SUKU BUGIS LUWU (SUKU SETEMPAT) DI SMA NEGERI 1 SUKAMAJU KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA Fatniyanti Pendidikan Sosiologi
Lebih terperinciMANAJEMEN KOMUNIKASI INTERNAL HUMAS POLDA SULTRA DALAM MEMBENTUK CITRA DI MASYARAKAT. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
MANAJEMEN KOMUNIKASI INTERNAL HUMAS POLDA SULTRA DALAM MEMBENTUK CITRA DI MASYARAKAT *Mila Lestari ** Sumadi Dilla,S.Sos. M.Si *** Harnina Ridwan, S.IP.M.Si Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. motif batik terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Dusun. Dongkelan Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai dampak industri kerajinan kayu motif batik terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Dusun Dongkelan Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF KUALITATIF MENGENAI MODEL KOMUNIKASI PEMBELAJARAN PADA HOMESCHOOLING KOMUNITAS KAK SETO WILAYAH KOTA MEDAN TESIS.
STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF MENGENAI MODEL KOMUNIKASI PEMBELAJARAN PADA HOMESCHOOLING KOMUNITAS KAK SETO WILAYAH KOTA MEDAN TESIS Oleh: 137045001 Natasia Simangunsong MAGISTER ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER
BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER A. Teori Interaksionisme Simbolik Yang menjadi objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang
Lebih terperinciB A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen
44 B A B III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen
Lebih terperinciPERILAKU KOMUNIKASI MAHASISWA PAPUA
PERILAKU KOMUNIKASI MAHASISWA PAPUA (Studi Interpretif dengan Pendekatan Interaksionisme Simbolik mengenai Perilaku Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Wamena di tengah Masyarakat Sunda Kota Bandung) Fhilips
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan sumber data, jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah berupa penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan (Field
Lebih terperinciBAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK. teori interaksi simbolik, istilah interaksi simbolik diciptakan oleh Herbert
BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK A. Pikiran, Diri, dan Masyarakat Dalam mengkaji masalah dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori interaksi simbolik, istilah interaksi simbolik diciptakan oleh Herbert
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) karena peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Field research adalah
Lebih terperinciAmelia Atika 1,Kamaruzzaman 2
SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 HUBUNGAN KETERAMPILAN KOGNITIF DENGAN KEMAMPUAN MEWUJUDKAN GAGASAN PADA MAHASISWA SEMESTER PENDEK PROGRAM STUDI BK STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2011/2012
Lebih terperinciANALISIS MODEL KOMUNIKASI KARYAWAN KANTOR BPJS KESEHATAN DALAM PENYAMPAIAN INFORMASI PADA MASYARAKAT KOTA KENDARI
ANALISIS MODEL KOMUNIKASI KARYAWAN KANTOR BPJS KESEHATAN DALAM PENYAMPAIAN INFORMASI PADA MASYARAKAT KOTA KENDARI *Sarlija **Muh. Zein Abdullah ***Saidin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma merupakan suatu pandangan, persepektif umum atau cara untuk memilah-milahkan dunia nyata yang kompleks dan kemudian memberikan arti dan penafsiran
Lebih terperinciBAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk
BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN A. ANALISIS DATA PENELITIAN Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma post positivisme. Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa
BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma A. Post Positivisme Paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahankelemahan Positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung
Lebih terperinciBAB II TINJAUN PUSTAKA. socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang
BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Teori Interaksi Simbolik Untuk mempelajari interaksi sosial digunakan suatu pendekatan yang di kenal dengan pendekatan interaksional simbolik. Salah satu tokoh pelopor teori
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam hidupnya, berinteraksi
Lebih terperinciAKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU
AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran) DIAN ANDHYKA PUTRY ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan sebuah upaya yang dapat dilakukan penelitian dalam mengungkapkan data dan mencari kebenaran masalah yang diteliti, yang menjadi persoalan metode apakah yang dapat
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ace Suryadi & H.A.R. Tilaar, 1983, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA Ace Suryadi & H.A.R. Tilaar, 1983, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dahrendorf, Ralf, 1959. Case and Class Conflict in Industrial Society. London:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau description research adalah penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada Pendidikan Renang di SMP Al-Hikmah Surabaya, dengan menggunakan
51 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada Penelitian ini penulis menitikberatkan pada Nilai-nilai Keislaman Pada Pendidikan Renang di SMP Al-Hikmah Surabaya, dengan menggunakan
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA N 5 KOTA JAMBI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN
1 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA N 5 KOTA JAMBI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN Adek Fujika, Evita Anggereini, Retni S. Budiarti Program Studi Biologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh
HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh RENANTI WIDYA DARA NAZARUDDIN WAHAB ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSosiologi dan Antropologi
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Disusun oleh: Andhika Anggawira., S.Psi., M.Psi., Psikolog PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK i LEMBAR PENGESAHAN Rencana
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015
1 KENDALA GURU MENGAJAR PENGINDERAAN JAUH DI SMA NEGERI 1 GEDONG TATAAN TAHUN PELAJARAN 2014-2015 JURNAL Oleh: Nisa Aulia Ningsih PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciSugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni
BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni peorganisasin data kedalam pola-pola yang saling berhubungan, serta setiap kategori maupun sistem yang ada. Pada tahap
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa:
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa: 1. Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menggunakan strategi komunikasi dengan membentuk kepanitiaan
Lebih terperinciMAKNA PRODUK BERHADIAH BAGI MASYARAKAT KOTA (Studi pada masyarakat Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Malang) SKRIPSI
MAKNA PRODUK BERHADIAH BAGI MASYARAKAT KOTA (Studi pada masyarakat Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Malang) SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat penelitian penelitian lapangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Whitney metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.
Lebih terperinci87 DAFTAR PUSTAKA Agustiani, Hendrianti. Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja, PT Refika Aditama, Bandung. 2006. Ardianto, Elvinaro dan
Lebih terperincimengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui
belajar. 2 Hakikat pendidikan adalah proses pembelajaran untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma konstruktivistik. Menurut Harmon, paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir,
Lebih terperinciSTRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM PERUMAHAN DENGAN HARGA MURAH. Periode Oktober Desember 2012
STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM PERUMAHAN DENGAN HARGA MURAH Periode Oktober Desember 2012 Theysa Noorhan Aline 1100017192 Kementerian Perumahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang akan peneliti lakukan termasuk dalam penelitian kualitatif, sebab pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan deskriptif kualitatif.
Lebih terperinciPROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM :
PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nur Oktapianti NIM : 090563201042 ABSTRACT This research aims to determine the process of interpersonal communication
Lebih terperinciHubungan Kegiatan Employee Relations Pertamina Cilacapdengan Motivasi Karyawan
Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN: 2460-6510 Hubungan Kegiatan Employee Relations Pertamina Cilacapdengan Motivasi Karyawan The Relation of Pertamina Cilacap Employee Relation s Activity with Employee
Lebih terperinciHubungan antara Terpaan Publisitas dan Faktor Demografis. dengan Dukungan Masyarakat pada Kegiatan City Branding Jepara
Hubungan antara Terpaan Publisitas dan Faktor Demografis dengan Dukungan Masyarakat pada Kegiatan City Branding Jepara Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata I Jurusan
Lebih terperinciPERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT
PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT Edwina Renaganis Rosida 1, Tri Puji Astuti 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode penelitian dan Bentuk penelitian a. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian
Lebih terperinciModul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations
Modul ke: TEORI INTERPRETIF INTERAKSIONAL SIMBOLIK Fakultas 15FIKOM Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations Interaksionisme Simbolik Teori interaksionisme simbolik sangat berpengaruh dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
ilmiah. 1 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan jenis
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Cutlip Scott M, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International Inc, 2000.
103 DAFTAR PUSTAKA Agenti Paul A, The Power of Corporate Communication, Crafting the voice & image of your business, Jakarta : Salemba Humanika. Ardianto Elvinaro dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi,
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. yang sama sebagai bagian dari Pasar Klewer. Kondisi groupthink terlihat jelas. tertinggi dalam struktur kepengurusan.
BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dinamika komunikasi kelompok HPPK dalam proses pengambilan keputusan pasca kebakaran 27
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau
70 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau jalan, logos = ilmu. Jadi metodologi penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, yaitu pengujian insentif. Data yang dikumpulkan lebih
30 BAB III ETODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, jenis yang digunakan adalah jenis deskriptif kualitatif, yaitu pengujian insentif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil
Lebih terperinciKata kunci : pendidikan keluarga, sikap kemandirian
1 PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Di Dukuh Pondok Rejo, Kelurahan Lalung, Karanganyar) ABSTRAK Riya Al Mustaqimah. PERAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti berusaha menggambarkan, meringkas berbagai situasi dan kondisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) 1 yaitu semua data yang terkumpul diperoleh dari lapangan,
Lebih terperinciADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA FENOMENA PENGGUNAAN BEHEL GIGI SEBAGAI SIMBOL DALAM PROSES INTERAKSI SOSIAL PADA KALANGAN REMAJA DI PERKOTAAN
FENOMENA PENGGUNAAN BEHEL GIGI SEBAGAI SIMBOL DALAM PROSES INTERAKSI SOSIAL PADA KALANGAN REMAJA DI PERKOTAAN (Studi Deskriptif tentang Gaya Hidup Remaja Pengguna Behel Gigi dalam Analisis Interaksionisme
Lebih terperinciejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK ASIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI DESA TUMARATAS DUA KECAMATAN LANGOWAN BARAT Jein Olifia Kapantow Josef S. B. Tuda Tati Ponidjan Program
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Yessy Yolanda, Pujiati, Nurdin Pendidikan Ekonomi P. IPS Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain dalam kelompok (Bungin, 2006:43). Komunikasi yang terjalin dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai Event Topping Off Kampus Alam Sutera, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Metode publikasi yang
Lebih terperinciPEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul " MANAJEMEN PASAR JONGKOK (Studi Kasus Di Pasar Jongkok Wonokromo Surabaya), maka jenis metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma postpositivisme. Paradigma post-positivisme menurut Patton 40 adalah perbaikan positivisme
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
52 BAB III METODE PENELITIAN 53 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian yang mengkaji tentang model komunikasi kelompok dalam pembentukan citra anak jalanan ini menggunakan pendekatan kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana Manajemen Media Relations Humas PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan ( field research) karena peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Field research adalah
Lebih terperinciROSI SUSANTI NIM
INTERFERENSI SUB DIALEK MELAYU MANTANG TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MASYARAKAT KAMPUNG CENUT KABUPATEN BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL ROSI SUSANTI NIM 120388201236 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
Lebih terperinciPASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)
ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam
49 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam ilmu pengetahuan yang
Lebih terperinciJurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
DAMPAK POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PERILAKU SISWA (STUDI PADA ANAK GURU DI SMA 1 CAMPALAGIAN KABUPATEN POLMAN) Siti Raodha Muttalib Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
Lebih terperinciPENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL
PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL SUMMARY SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Sulawesi Selatan dan Barat terdapat empat etnik dominan dan utama, yakni Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki ragam
Lebih terperinciPERAN SIGNIFICANT OTHERS
PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)
Lebih terperinciINTERAKSI SIMBOLIK ANTAR ANGGOTA KOMUNITAS PUNK JUSTO DI ALUN-ALUN KARANGANYAR
INTERAKSI SIMBOLIK ANTAR ANGGOTA KOMUNITAS PUNK JUSTO DI ALUN-ALUN KARANGANYAR (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Interaksi Simbolik Antar Anggota Komunitas Punk Justo di Alun-Alun Karanganyar) SKRIPSI
Lebih terperinciKAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT
KAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT Dedi Mardia Fitri 1 Erianjoni, M.Si 2 Elvawati, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai asal sekolah, kemampuan Bahasa Inggris, serta pengertian belajar dan hasil belajar. A. Asal Sekolah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENILITIAN
BAB III METODOLOGI PENILITIAN A. Metode Penelitian Setiap penelitian membutuhkan metode yang tepat untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Untuk itu dengan mengetahui
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS DOSEN PEMBIMBING : 1. Nasrullah, S.Sos, M.Si 2. Isnani Dzuhrina, S.Sos, M.Adv
PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA (STUDI PADA MAHASISWA TIMOR LESTE DENGAN MASYARAKAT SEKITARNYA YANG TINGGAL DI DAERAH DESA LANDUNGSARI KABUPATEN MALANG) SKRIPSI Oleh: NIRMALA PUTRI KUSUMANINGTYAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU
PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU Irene Zebue SMP Negri 5 Gunungsitoli, kota Gunungsitoli Abstract: This study aims to determine the application of inquiry learning
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
72 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, baik dalam penelitian yang bersifat empiris ataupun yang bersifat normatif. Tanpa menggunakan
Lebih terperinciKonsep Diri serta Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri Berdasarkan Teori Interaksionisme Simbolik
Konsep Diri serta Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri Berdasarkan Teori Interaksionisme Simbolik (Studi Kasus pada Karyawan Kantor Kemahasiswaan, Alumni dan Campus Ministry, Universitas Atma Jaya Yogyakarta)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya, akan dilaksanakan
54 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian tentang Penerapan Etika Bisnis Islam Pedagang Konveksi di Pasar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan atau field research, yaitu sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif atau studi lapangan.
Lebih terperinciStruktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki
Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciJurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
SOLIDARITAS SOSIAL ANGGOTA RCL (REMAJA CINTA LINGKUNGAN) DI SMA NEGERI 12 MAKASSAR Wahyuni Haring Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini betujuan 1) untuk mengetahui bagaimana solidaritas
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI
Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Media Massa dan Proses Sosialisasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.I.Kom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT www.mercubuana.ac.id Sosialisasi dan Agen
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN. (study kasus : pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara)
POLA KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN (study kasus : pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara) *Elisabeth Manga**Marsia Sumule G. ***Asrul Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 12 KERINCI JAMBI
STUDI DESKRIPTIF KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 12 KERINCI JAMBI Acil Kencana Putra Rm 1 Yos Sudarman, S.P.d., M.Pd. 2 Harisnal Hadi, M.Pd 3 Email : Acilvivant@gmail.com
Lebih terperinci