BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan oleh Van Den Akker et al (2004), menunjukan bahwa rata-rata
|
|
- Liani Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi merupakan salah satu prosedur operasi yang sering pada anak di negara-negara barat. Studi yang dilakukan oleh Van Den Akker et al (2004), menunjukan bahwa rata-rata adenotonsilektomi sangat bervariasi antar negara dan tidak ada bukti definitif yang menunjukan bahwa penurunan angka adenotonsilektomi pada anak dihubungkan dengan penyakit adenotonsilitis dan operasi. Adenotonsilektomi di Kanada pada tahun 1998 dilaporkan 19 kasus per anak-anak dan 19 kasus per orang dewasa, di Irlandia Utara 118 kasus per anak-anak, di Inggris 65 kasus per anak-anak, di Belanda 115 kasus per anakanak dan di Finlandia didapatkan 76 per orang dewasa (Van Den Akker et al., 2004). Data dari National Center for Health Statistic menunjukkan sebanyak tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi di Amerika Serikat pada tahun 1996 (Nelson et al., 2010). Data nasional mengenai jumlah operasi tonsilektomi atau adenotonsilektomi di Indonesia belum ada. Di RSUP dr. SardjitoYogyakarta, selama 5 tahun terakhir ( ) sebanyak 332 kasus (Rekam medis RSUP dr. Sardjito Yogyakarta). Di RSCM Jakarta, selama 5 tahun terakhir ( ) terdapat 427 kasus (Hermaniet al., 2004). Indikasi dan rata-rata operasi tonsilektomi bervariasi antar negara (Wilson et al., 2012), tetapi tujuan pokoknya adalah untuk meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup (Baugh et al., 1
2 2 2011). Menurut Health technology assessment (HTA) Indonesia tahun 2004, indikasi operasi tonsilektomi dibagi menjadi indikasi absolut dan relatif. Sejak berkembangnya penggunaan antibiotik dan perbaikan guideline untuk observasi dan pemantauan penyakit infeksi, terjadi penurunan jumlah operasi karena indikasi infeksi tetapi indikasi yang paling sering pada populasi anak-anak adalah sumbatan jalan napas (Bhattacharyya et al., 2010; Parker et al., 2011). Meskipun banyak keuntungan dari tonsilektomi, tetapi perlu juga diperhatikan komplikasi dari operasi seperti sakit pada tenggorok, mual dan muntah setelah operasi, tertundanya asupan makan, perdarahan dan perubahan suara serta kematian walaupun jarang terjadi (Baugh et al., 2011). Tonsila palatina terletak pada traktus vokalis diantara plika palatoglosus dan plika palatofaringeal. Traktus vokalis berperan sebagai resonator dengan frekuensi yang dapat dimodulasi oleh artikulator-artikulator yang membentuk formant vokal sehingga vokal dapat dikenali (Sundberg & Nordstrom, 1977). Karakteristik resonansi traktus vokalis dicerminkan oleh frekuensi formant yang ditentukan oleh ukuran dan bentuk traktus vokalis tersebut (Warren, 2008). Tonsilektomi dapat menyebabkan perubahan pada struktur dalam rongga mulut yang berfungsi sebagai resonator pada proses pembentukan speech. Perubahan pada struktur resonator setelah tonsilektomi dapat menyebabkan perubahan pada karakteristik speech pada individu yang dilihat dari parameter analisis suara yaitu frekuensi formant, jitter, shimmer, harmonic noice ratio (HNR) (Ilk et al., 2002; Kandogan et al., 2006; Mora et al., 2007; Salami et al., 2008), voice turbulence index (VTI), soft phonation index (SPI), degree of
3 3 voiceless (DUV), dan degree of voice breaks (DVB) (Mora et al., 2007; Salami et al., 2008). Analisis suara telah mulai digunakan untuk menilai perubahan karakteristik speech pada pasien yang menjalani operasi di daerah saluran napas atas khususnya tonsilektomi dengan hasil yang bervariasi, sementara di Indonesia belum ada studi seperti ini sebelumnya. Karakteristik suara manusia dibagi menjadi dua jenis, yaitu 1) karakteristik non akustik: contohnya adalah pulsa dan waktu, 2) karakteristik akustik: terdiri dari pitch, formant dan formant bandwidth. Pitch merupakan formant kenol (F0). Formant didefinisikan sebagai spektrum puncak gelombang ke puncak gelombang suara manusia. Formant bandwidth merupakan lebar dari suatu formant. Pada saat manusia berbicara dan mengucapkan bunyi vokal dapat menghasilkan lebih dari empat formant. Untuk membedakan suatu bunyi vokal diperlukan dua formant, yaitu formant kesatu (F1), yang berhubungan dengan posisi lidah terhadap palatum mole saat berbicara dan formant kedua (F2), yang berhubungan dengan posisi lidah di depan atau di belakang saat berbicara. Formant ketiga (F3), formant keempat (F4) dan seterusnya, berpengaruh terhadap warna (timbre) suara yang dihasilkan (Adhi et al n.d). Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan analisis karakteristik speech sebelum dan sesudah dilakukan tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi secara obyektif sehingga dapat dijadikan landasan untuk menjelaskan tentang perubahan karakteristik speech berdasarkan parameter analisis suara setelah dilakukan tonsilektomi. Pada studi ini menilai pengaruh
4 4 tonsilektomi terhadap traktus vokalis yang menggunakan parameter analisis suara yaitu frekuensi formant (F1, F2 dan F3). B. Perumusan Masalah 1. Tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi merupakan operasi yang sering dilakukan dibidang THT terutama pada anak-anak. 2. Salah satu komplikasi dari tindakan tonsilektomi adalah perubahan suara. 3. Pada individu yang berkerja dengan mengandalkan suara sebagai profesionalnya seperti pada penyanyi, pembicara profesional dan sebagainya akan menjadi masalah bagi mereka. 4. Tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi mempengaruhi volume resonator dan posisi lidah terhadap pergerakan palatum mole saat berbicara yang mungkin mempengaruhi F1, F2 dan F3, sehingga diperlukan analisis suara yang obyektif berupa parameter frekuensi formant. C. Pertanyaan Penelitian Apakah tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi mempengaruhi frekuensi formant suara? D. Tujuan Penelitian Menentukan pengaruh tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi terhadap frekuensi formant suara. E. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam memberikan informasi mengenai kemungkinan terjadi perubahan suara pada pasien yang menjalani tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi.
5 5 F. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian mengenai pengaruh tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi pada speech sudah pernah dilakukan dengan hasil yang bervariasi. Ilk et al., 2002, melaporkan penelitiannya tentang efek tonsilektomi pada spektrum speech pada 10 pasien yang menjalani tonsilektomi. Hasilnya terdapat perubahan terutama F3 dan formant bandwidth ketiga (B3) untuk vokal /o/ dan /a/, penurunan yang ringan pada formant bandwidth kesatu (B1) dan formant bandwidth kedua (B2) untuk vokal /a/, penurunan yang ringan pada NHR yang berarti berkurangnya vokal nasalized, dan konsonan fikatif dan glotal /h/ juga berubah. Kandogan et al., 2006, melaporkan penelitiannya tentang efek tonsilektomi pada parameter akustik pada 20 pasien yang menjalani tonsilektomi. Hasilnya menunjukan F0, F1, F2 dan F3 setelah operasi secara statistik tidak berubah signifikan pada perempuan tetapi berubah secara signifikan pada laki-laki. Penelitian pendahuluan Bertino et al., 2006, tentang perubahan akustik suara setelah operasi jalan napas atas pada pasien OSAS, hasilnya menunjukan F0 tidak berubah, F1 untuk vokal /a/ dan F2 untuk vokal /e/ signifikan lebih tinggi, F1 untuk vokal /i/ dan F2 untuk vokal /o/ dan /u/ signifikan lebih rendah dibanding sebelum operasi. Penelitian Mora et al., 2007, tentang efek adenotonsilektomi pada spektrum speech pada 40 anak usia 4-14 tahun (25 pasien laki-laki, 15 pasien perempuan), hasilnya menunjukan Fo, jitter, shimmer, NHR, VTI, SPI, DUV, dan DVB 1 bulan setelah operasi menurun secara signifikan dan terdapat perbedaan yang
6 6 signifikan dari NHR, VTI, dan DVB sesudah operasi, yaitu mendekati nilai pada kelompok sehat. Test mirror-fogging menunjukkan penurunan hipernasality dari rata-rata 3,2 sebelum operasi menjadi 0 sesudah operasi, test Gutzman menunjukan nilai 1 sebelum dan 0 setelah operasi, rata-rata nasality severity index dari 3,7 sebelum operasi menjadi 0,6 setelah operasi. Penelitian Salami et al., 2008, tentang pengaruh tonsilektomi terhadap speech pada 40 anak usia 4-12 tahun yang dibagi menjadi 2 kelompok: kelompok A adenotonsilektomi dan kelompok B tonsilektomi dengan kelompok kontrol anak sehat, hasilnya menunjukan kelompok A terdapat penurunan yang signifikan dari F0, jitter, shimmer, NHR, VTI, SPI,DUV, DVB, dan peak amplitudo variation (vam) sesudah operasi dan terdapat perbedaan yang signifikan dari F0, jitter, shimmer, NHR, VTI, DUV, DVB, dan vam sesudah operasi, yaitu mendekati nilai pada kelompok sehat. Test mirror-fogging menunjukkan penurunan hipernasality dari rata-rata 3,1 sebelum operasi menjadi 1,4 setelah operasi, test Gutzman menunjukan nilai 1 sebelum dan 0 setelah operasi, rata-rata voice handicap index (VHI) sebelum operasi 94 menjadi 26 setelah operasi. Pada kelompok B terdapat penurunan yang tidak signifikan dari F0, jitter, shimmer, NHR, VTI, SPI, DUV, DVB, dan vam sesudah operasi dan terdapat perbedaan yang signifikan dari jitter, DUV, DVB, dan vam sesudah operasi, yaitu mendekati nilai pada kelompok sehat. Test mirror-fogging menunjukkan penurunan hipernasality dari rata-rata 1,5 sebelum operasi menjadi 1,3 setelah operasi, test Gutzman menunjukan nilai 1 sebelum dan setelah operasi, rata-rata VHI sebelum operasi 96 menjadi 46 setelah operasi.
7 7 Mora et al., 2009, melaporkan penelitiannya tentang perubahan suara setelah tonsilektomi yang dilakukan pada 40 pasien laki-laki dengan tonsil hipertrofi usia antara tahun dengan kelompok kontrol 40 laki-laki tanpa tonsil hipertrofi. Sebelum dan 1 bulan setelah tonsilektomi dilakukan:1) test nasality dengan test mirror-fogging dari Glatzel, test Gutzman dan nasality severity index, 2) VHI, 3) evaluasi artikulasi dengan test picture-naming, 4) penilaian phonetik dengan menggunakan multi-dimensional voice program (MDVP). Hasil penelitiannya menunjukkan F0, jitter, shimmer, NHR, VTI, SPI, DUV, DVB, dan vam setelah operasi menurun secara signifikan, test mirror-fogging menunjukan penurunan hipernasality dari rata-rata 3,3 sebelum operasi menjadi 1,6 setelah operasi, test Gutzman menunjukan nilai 1 sebelum operasi dan menjadi 0 setelah operasi, ratarata VHI sebelum operasi 3,6 menjadi 0,5 setelah operasi. Penelitian yang akan dilakukan ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menggunakan vokal dalam bahasa Inggris. Pada penelitian ini analisis speech dikhususkan menilai frekuensi formant yang menggunakan vokal dalam bahasa Indonesia. Apakah akan terdapat perbedaan hasil dengan penelitian sebelumnya, dengan adanya perbedaan bahasa yang digunakan dalam penelitian ini.
Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa
Pengantar Aspek Fisiologis Bahasa Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober 2014 Aspek Fisiologis Bahasa WUJUD FISIK BAHASA Ciri2 fisik bahasa yg dilisankan Aspek Fisik Bahasa Bgmn bunyi bahasa itu dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan pembicara dan pendengar (Finn, 2003). Cameron dan Widmer (2008)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengucapan adalah ekspresi suara dan verbal dari bahasa yang sesuai dengan lingkungan pembicara dan pendengar (Finn, 2003). Cameron dan Widmer (2008) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering dari semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering dari semua penyakit tenggorokan berulang. Kegagalan atau ketidaksesuaian terapi antibiotik pada penderita tonsilitis
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pharynx merupakan suatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Pharynx Pharynx merupakan suatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti corong yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Pharynx terletak di belakang
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN BAHASAN. adenotonsilitis kronik dengan disfungsi tuba datang ke klinik dan bangsal THT
32 BAB 5 HASIL DAN BAHASAN 5.1 Gambaran Umum Sejak Agustus 2009 sampai Desember 2009 terdapat 32 anak adenotonsilitis kronik dengan disfungsi tuba datang ke klinik dan bangsal THT RSUP Dr. Kariadi Semarang
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN POST OPERASI TONSILEKTOMI DI BANGSAL ANGGREK RSUD SUKOHARJO
42 ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN POST OPERASI TONSILEKTOMI DI BANGSAL ANGGREK RSUD SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan ( Di Susun
Lebih terperinciMODUL II : SPEECH AND AUDIO PROCESSING
MODUL II : SPEECH AND AUDIO PROCESSING TUJUAN 1. Memahami karakteristik sinyal suara dan audio 2. Mampu melakukan pengolahan terhadap sinyal suara dan audio 3. Mampu menggunakan tool untuk pengolahan sinyal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Farokah, dkk Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tonsillitis atau yang lebih dikenal masyarakat dengan amandel sering diderita anakanak. Kejadian tersebut sering membuat ibu-ibu merasa khawatir, karena banyak berita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi pada tonsil atau yang biasanya dikenal masyarakat amandel merupakan masalah yang sering dijumpai pada anak- anak usia 5 sampai 11 tahun. Data rekam medis RSUD
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang terletak pada kerongkongan dibelakang kedua ujung lipatan belakang mulut.tonsil berfungsi sebagai mencegah
Lebih terperinciKARAKTERISASI PARAMETER AKUSTIK PADA SUARA YANG DIPRODUKSI OLEH PITA SUARA BUATAN
KARAKTERISASI PARAMETER AKUSTIK PADA SUARA YANG DIPRODUKSI OLEH PITA SUARA BUATAN Orienta Sebayang 1, Drs. Suwandi., M.Si. 2, Hertiana Bethaningtyas D.K., M.T. 3 Mahasiswa Teknik Fisika,Universitas Telkom,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasien pada awal pemakaian gigi tiruan lengkap sering terjadi banyak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasien pada awal pemakaian gigi tiruan lengkap sering terjadi banyak keluhan. Keluhan yang sering diungkapkan meliputi faktor penampilan, fungsi, kenyamanan, bicara,
Lebih terperinciBAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM
BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM A. PENGANTAR Fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa. Fonologi secara Etimologi berasal dari kata fon, yang artinya bunyi dan logi yang berarti ilmu. Fonologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sumber infeksi, seperti: gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Abses leher dalam adalah terkumpulnya nanah (pus) di dalam ruang potensial yang terletak di antara fasia leher dalam, sebagai akibat penjalaran dari berbagai sumber
Lebih terperinciKARAKTERISASI PARAMETER AKUSTIK PADA SUARA YANG DIPRODUKSI OLEH PITA SUARA BUATAN
KARAKTERISASI PARAMETER AKUSTIK PADA SUARA YANG DIPRODUKSI OLEH PITA SUARA BUATAN CHARACTERISTICS OF ACOUSTIC PARAMETERS SOUND PRODUCED BY ARTIFICIAL VOCAL CORDS Orienta Sebayang 1, Drs. Suwandi., M.Si.
Lebih terperinciBAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI
NAMA : TAUFIQ SHOFYAN HADI NIM : 1402408291 BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita mendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtunan bunyi bahasa
Lebih terperinciANALISA KARAKTERISTIK SPEKTRUM SUARA ANAK PAUD MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT. Juli Hartanti *, Erwin, Riad Syech
ANALISA KARAKTERISTIK SPEKTRUM SUARA ANAK PAUD MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT Juli Hartanti *, Erwin, Riad Syech Jurusan fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan untuk mengatasi masalah
Lebih terperinciAnalisis Frekuensi Dan Pola Dasar Frekuensi Gender Laras Slendro
Analisis Frekuensi Dan Pola Dasar Frekuensi Gender Laras Slendro Ary Nugraha, Sumarna, dan Agus Purwanto Pusat Studi Getaran dan Bunyi, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lokal di perut bagian kanan bawah (Anderson, 2002). Apendisitis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendisitis akut merupakan peradangan apendiks vermiformis yang memerlukan pembedahan dan biasanya ditandai dengan nyeri tekan lokal di perut bagian kanan bawah (Anderson,
Lebih terperinciKarakteristik Penderita Tonsilitis Kronis Yang Diindikasikan Tonsilektomi Di RSUD Raden Mattaher Jambi
ARTIKEL ILMIAH Karakteristik Penderita Tonsilitis Kronis Yang Diindikasikan Tonsilektomi Di RSUD Raden Mattaher Jambi disusun oleh: Rts. Vivit Sapitri G1A109040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS
Lebih terperinciGambar. Klasifikasi ukuran tonsil
TONSILEKTOMI 1. Definisi Tonsilektomi adalah tindakan mengangkat tonsil palatina seutuhnya bersama jaringan patologis lainnya, sehingga fossa tonsilaris bersih tanpa meninggalkan trauma yang berarti pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bicara merupakan salah satu komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan alat ucap manusia. Bicara berarti memproduksi suara yang sistematis dari dua aspek yaitu
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENYAKIT FLU DAN BATUK TERHADAP SUARA PENDERITA DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTER
ANALISA PENGARUH PENYAKIT FLU DAN BATUK TERHADAP SUARA PENDERITA DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTER Devi Lina (1), Erwin (2), dan Antonius Surbakti (2) 1 Mahasiswa Jurusan Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otitis Media Akut (OMA) merupakan penyakit yang sering dijumpai pada masa anak-anak (Vernacchio et al, 2004). Di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa sekitar 9,3 juta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gigi merupakan salah satu komponen penting dalam rongga mulut. Gigi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi merupakan salah satu komponen penting dalam rongga mulut. Gigi berfungsi sebagai organ mastikasi saat menjalankan fungsinya harus berintegrasi dengan organ lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehingga akan menentukan eksistensi seseorang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbicara adalah hasil pembelajaran sejak usia dini dan akan terus bertambah seiring meningkatnya pendidikan dan pengalaman hidup. Kemampuan berbicara
Lebih terperinciANALISIS SPEKTRUM SUARA MANUSIA BERDASARKAN SUKU PADA KELOMPOK USIA ANAK-ANAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT
ANALISIS SPEKTRUM SUARA MANUSIA BERDASARKAN SUKU PADA KELOMPOK USIA ANAK-ANAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT Normaida Lumban Gaol*, Erwin, Mbantun Ginting Jurusan fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma merupakan penyakit heterogen dengan karakteristik adanya inflamasi saluran napas kronis. Penyakit ini ditandai dengan riwayat gejala saluran napas berupa wheezing,
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik dan bangsal THT-KL dan laboratorium
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran umum Penelitian dilaksanakan di klinik dan bangsal THT-KL dan laboratorium Patologi Klinik RSUP Dr. Kariadi Semarang selama periode Mei Agustus 2011. Selama penelitian
Lebih terperinci1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal
1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi Alat ucap dan alat bicara yang dibicarakan dalam proses memproduksi bunyi bahasa dapat dibagi atas tiga komponen, yaitu : a. Komponen subglotal
Lebih terperinciNama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi
Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : 1402408261 4. Tataran Linguistik (1) : fonologi Ketika kita mendengar orang berbicara, tentang berpidato atau bercakapcakap, maka kita akan runtunan bunyi bahasa yang berubah-ubah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan perawatan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan kesehatan masyarakat dan harapan-harapannya. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB 2 SINDROMA WAJAH ADENOID. Sindroma wajah adenoid pertama kali diperkenalkan oleh Wilhelm Meyer (1868) di
BAB 2 SINDROMA WAJAH ADENOID 2.1. Pengertian Sindroma wajah adenoid pertama kali diperkenalkan oleh Wilhelm Meyer (1868) di Copenhagen sebagai suatu kelainan dentofasial yang disebabkan oleh obstruksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Gangguan
Lebih terperinci4.3.1 Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Instrumen Penelitian
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciIDENTITAS MATA KULIAH 16/03/2008 HERMAN 1
IDENTITAS MATA KULIAH Mata kuliah Kode mata kuliah Jumlah SKS Prodi/jurusan : Artikulasi : PLB221 : 2 SKS : Pend. Luar Biasa 16/03/2008 HERMAN 1 KOMPETENSI Mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan fungsi yang belum sempurna. Mulut bayi masih pendek, licin, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pencernaan bayi baru lahir terdiri dari suatu sistem yang rumit dan fungsi yang belum sempurna. Mulut bayi masih pendek, licin, dan mempunyai palatum
Lebih terperinciPENENTUAN FREKUENSI FUNDAMENTAL DAN FORMANT SUARA MANUSIA DEWASA BERDASARKAN PERBEDAAN SUKU DAN GENDER MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT
PENENTUAN FREKUENSI FUNDAMENTAL DAN FORMANT SUARA MANUSIA DEWASA BERDASARKAN PERBEDAAN SUKU DAN GENDER MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT Endah Mulyani (1), Erwin (2), dan Salomo (2) 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian masyarakat internasional. World Health Organization (WHO) dalam
Lebih terperinciKonsep Dasar Artikulasi
Mata Kuliah Artikulasi dan Optimalisasi Pendengaran Konsep Dasar Artikulasi Pengertian artikulasi berasal dari kata articulation yang artinya adalah pengucapan, maksudnya pengucapan lambang bunyi bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi, sekarang ini juga banyak sekali masalah-masalah kesehatan yang bermunculan di masyarakat. Dari hari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. apendisitis akut (Lee et al., 2010; Shrestha et al., 2012). Data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa insiden
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Apendisitis adalah salah satu kasus bedah abdomen yang paling sering terjadi di dunia. Apendektomi menjadi salah satu operasi abdomen terbanyak di dunia. Sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar 3 71 % pasien critically ill mengalami hiperglikemia (Capes dkk., 2000). Hiperglikemia sendiri merupakan bentuk respon tubuh terhadap stres (perubahan fisiologis)
Lebih terperinciPADA dasarnya, sistem konversi teks ke ucapan (text-tospeech)
1 PENENTUAN PARAMETER PEMBANGKIT UCAPAN MODEL ARTIKULATORI UNTUK FONEM-FONEM BAHASA INDONESIA Aditya Arie Nugraha (13204118) Ringkasan Dalam ringkasan ini, dibahas mengenai penelitian yang dilakukan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sebagai parameter dalam menentukan perkembangan anak. Bicara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kemampuan bicara merupakan salah satu peran rongga mulut disamping mengunyah sebagai parameter dalam menentukan perkembangan anak. Bicara merupakan proses
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Musik sudah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia. Melalui berbagai catatan sejarah maupun dalam kitab-kitab suci berbagai agama, dapat diketahui bahwa manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.penyakit Tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan yang dihadapi pada saat sekarang ini adalah masalah penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T
Data dan Sinyal Data yang akan ditransmisikan kedalam media transmisi harus ditransformasikan terlebih dahulu kedalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan diwakili oleh tegangan listrik dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan kemakmuran di negara berkembang banyak disoroti. Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme atau parasit dalam jaringan tubuh (1). Infeksi tidak hanya menjadi masalah kesehatan bagi Indonesia bahkan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat maka pola penyakit pun mengalami perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi
Lebih terperinciRITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI
RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI TIDUR Tidur suatu periode istirahat bagi tubuh dan jiwa Tidur dibagi menjadi 2 fase : 1. Active sleep / rapid eye movement (REM) 2. Quid
Lebih terperincia. Tujuan terapi.. 16 b. Terapi utama pada hepatitis B.. 17 c. Alternative Drug Treatments (Pengobatan Alternatif). 20 d. Populasi khusus
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERNYATAAN... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciPENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT
PENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT Salomo, Natalia, Erwin Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru email:m.cnatalia@yahoo.co.id
Lebih terperinciTATARAN LINGUISTIK FONOLOGI
Nama : Nugraheni Widyapangesti NIM : 1402408207 TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI Runtutan bunyi dalam bahasa ini dapat dianalisis atau disegmentasikan berdasarkan tingkatan kesatuannya yang ditandai dengan
Lebih terperinciIdentifikasi Suara Vokal Suku Banjar Berdasarkan Frekuensi Formant
Identifikasi Suara Vokal Suku Banjar Berdasarkan Frekuensi Formant Arfan Eko Fahrudin 1), Nofida Risna Diyanti 2) dan Tetti Novalina Manik 1) Abstrak: Telah dibuat program untuk mengidentifikasi suara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Studi yang dilakukan pada bayi baru lahir didapatkan 2-3/1000 bayi lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Studi yang dilakukan pada bayi baru lahir didapatkan 2-3/1000 bayi lahir dengan gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran yang terjadi pada bayi baru lahir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan nasional yang menimbulkan perubahan dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa kecenderungan baru dalam
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J
PERBEDAAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI BERDASARKAN KATEGORI OPERASI PADA PASIEN BEDAH YANG DIBERIKAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008 SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi. yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan hidup yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Timpanometri merupakan suatu metode pemeriksaan fungsi telinga tengah yang aman dan cepat pada anak-anak maupun orang dewasa, dimana tekanan udara didalam liang telinga
Lebih terperinciJaringan Komputer. Transmisi Data
Jaringan Komputer Transmisi Data Terminologi (1) Transmitter Receiver Media Transmisi Guided media Contoh; twisted pair, serat optik Unguided media Contoh; udara, air, ruang hampa Terminologi (2) Hubungan
Lebih terperinciBy : RACHMAN HAKIM ADITYA M
By : RACHMAN HAKIM ADITYA M0207052 11.5 Instrument Angin Alat musik tiup yaitu suatu alat musik yang pada dasarnya berupa pipa resonator atau suatu tabung, dimana bunyinya dihasilkan oleh sebuah aliran
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan tindakan pengobatan dengan cara membuka atau menampilkan bagian dalam tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dua variabel atau lebih. Misalnya untuk memperkirakan hasil nilai anak berdasarkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, sering ditemukan adanya persoalan yang melibatkan dua variabel atau lebih. Misalnya untuk memperkirakan hasil nilai anak berdasarkan
Lebih terperinciKOMPETENSI LULUSAN. Berkomunikasi tertulis. Berfikir Analitis. Bekerja dalam Tim. Berfikir Logis. Bekerja Mandiri. Berkomunikasi Lisan
KOMPETENSI LULUSAN Berkomunikasi tertulis Berfikir Analitis Bekerja dalam Tim Ilmu Pengetahuan Teknologi Bekerja Mandiri Berfikir Logis Berkomunikasi Lisan Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp 08121575726/ 0274-7817575
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan bentuk infeksi saluran napas. bawah akut yang tersering. Sekitar 15-20% kasus
1 BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pneumonia merupakan bentuk infeksi saluran napas bawah akut yang tersering. Sekitar 15-20% kasus merupakan bentuk infeksi akut di parenkim paru yang serius (Dahlan,
Lebih terperinciKualitas hidup anak dengan gangguan bernapas saat tidur pra dan pasca-adenoidektomi
Laporan Penelitian Kualitas hidup anak dengan gangguan bernapas saat tidur pra dan pasca-adenoidektomi Anggraini Eka Wahyuni, Eka Putra Setiawan, Wayan Suardana, Arta Eka Putra Bagian Ilmu Kesehatan Telinga
Lebih terperinciudara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik subyek penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata usia sampel penelitian 47,2 tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian
Lebih terperinciFaktor Risiko dan Sistem Skor sebagai Prediksi OSAS pada Anak. Bambang Supriyatno, MD. PhD. Issue mendengkur
Faktor Risiko dan Sistem Skor sebagai Prediksi OSAS pada Anak Bambang Supriyatno, MD. PhD Issue mendengkur Mendengkur = tidur lelap? Hal biasa atau Masalah serius? Genetik? Lingkungan? Faktor risiko anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akupuntur adalah salah satu dari beberapa metode pengobatan komplementer dan alternatif yang terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Praktik akupuntur
Lebih terperinciOleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau
Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp 08121575726/ 0274-7817575 Telp. (0274) 882481 Email: hermanuny@yahoo.com atau hermansp@uny.ac.id 1 ORGAN ARTIKULASI Bibir atas (labium superior) Bibir bawah (labium imperior)
Lebih terperinciANALISIS SPEKTRUM SUARA MANUSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN (GENDER) DAN KELOMPOK UMUR MENGGUNAKAN KOMPUTER. Widia Rahim*, Erwin, Usman Malik
ANALISIS SPEKTRUM SUARA MANUSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN (GENDER) DAN KELOMPOK UMUR MENGGUNAKAN KOMPUTER Widia Rahim*, Erwin, Usman Malik Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
12 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Umur Jenis kelamin Suku Pekerjaan
Lebih terperinciKarakterisasi Suara Vokal dan Aplikasinya Dalam Speaker Recognition
Karakterisasi Suara Vokal dan Aplikasinya Dalam Speaker Recognition Siwi Setyabudi, Agus Purwanto dan Warsono Laboratorium Getaran dan Gelombang, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SPEECH INTELLIGIBIITY SUARA WANITA DAN TINGKAT TEKANAN BUNYI BACKGROUND NOISE
HUBUNGAN ANTARA SPEECH INTELLIGIBIITY SUARA WANITA DAN TINGKAT TEKANAN BUNYI BACKGROUND NOISE ABSTRAK Oleh Suyatno, M.Si **), Dra. Lea Prasetio, MSc **), Fariz Farianto *) *Mahasiswa: Jurusan Fisika, FMIPA-ITS
Lebih terperinciLAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( )
LAPORAN BACA OLEH: Asep Saepulloh (180210110037) Hikmat Hamzah Syahwali (180210110035) Suherlan (180210110036) Identitas Buku Judul : Linguistik Umum (Bagian 4 TATARAN LINGUISTIK [1]: FONOLOGI halaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan remaja telah menjadi masalah kesehatan yang penting di banyak negara di dunia, baik negara maju maupun Negara yang sedang berkembang. Sebenarnya kehamilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum merupakan penyakit yang mengerikan. Banyak orang yang merasa putus harapan dengan kehidupannya setelah terdiagnosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta menyelenggarakan
Lebih terperinciANIS SILVIA
ANIS SILVIA 1402408133 4. TATANAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita nmendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtutan bunyi bahasa yang terus menerus, kadang-kadang
Lebih terperinciHarimurti Kridalaksana FONETIK. Definisi dari Para Linguis 21/03/2014. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang
FONETIK Pengantar Linguistik Jepang Fonetik 10 Maret 2014 DEFINISI Definisi dari Para Linguis Harimurti Kridalaksana Kamus Linguistik Sheddy N. Tjandra Fonologi Jepang Harimurti Kridalaksana 1. Ilmu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan meningkatnya tuntutan. akademis menyebabkan peningkatan frekuensi melihat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan meningkatnya tuntutan akademis menyebabkan peningkatan frekuensi melihat dekat yang dapat menyebabkan kelainan pada mata seperti rabun jauh atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Disiplin Ilmu THT (Telinga Hidung Tenggoroan) 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2012 sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidung dan sinus paranasal ditandai dengan dua gejala atau lebih, salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps (EPOS) 2012, rinosinusitis kronis didefinisikan sebagai suatu radang hidung dan sinus paranasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Hampir 60 % tumor ganas kepala dan leher merupakan karsinoma nasofaring,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya pada bidang komunikasi saat ini berkembang dengan cepat. Kemajuan teknologi bertujuan untuk mempermudah kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit hati (liver) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Kerusakan atau
Lebih terperinciMata Kuliah. Optimalisasi Pendengaran
Mata Kuliah Artikulasi dan Optimalisasi Pendengaran Metode Sarana dan Prasarana Artikulasi dan Optimalisasi Pendengaran Metode Pengajaran Artikulasi Metode Visual Metode Imitasi Metode Peragaan/Dramatisasi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL. Grafik 4.1. Frekuensi Pasien Berdasarkan Diagnosis. 20 Universitas Indonesia. Karakteristik pasien...,eylin, FK UI.
BAB 4 HASIL Dalam penelitian ini digunakan 782 kasus yang diperiksa secara histopatologi dan didiagnosis sebagai apendisitis, baik akut, akut perforasi, dan kronis pada Departemen Patologi Anatomi FKUI
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Gangguan Pendengaran, Audiometri
ABSTRAK Gangguan pendengaran merupakan ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga. Deteksi dini berupa pemeriksaan audiometri banyak digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Edentulus penuh merupakan suatu keadaan tak bergigi atau tanpa gigi di dalam mulut. 1 Edentulus penuh memberikan pengaruh pada kesehatan fisik dan mental yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik dua atau lebih gejala berupa nasal. nasal drip) disertai facial pain/pressure and reduction or loss of
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps (EP3OS) tahun 2012, rinosinusitis didefinisikan sebagai inflamasi pada hidung dan sinus paranasalis
Lebih terperinci