ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK MELALUI LAYANAN SAMSAT DRIVE THRU (Studi Kasus Kantor Bersama Samsat Batu Kota)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK MELALUI LAYANAN SAMSAT DRIVE THRU (Studi Kasus Kantor Bersama Samsat Batu Kota)"

Transkripsi

1 ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK MELALUI LAYANAN SAMSAT DRIVE THRU (Studi Kasus Kantor Bersama Samsat Batu Kota) NOVIA RAHMAWATI Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT This research purposes to determine the effectiveness of tax collection on SAMSAT Drive Thru services and to compare the revenue collection before and after the application of SAMSAT Drive Thru service. This research was conducted in KB SAMSAT of Batu City, using secondary data fiscal year 2009 through This quantitative research the effectiveness ratio and descriptive analyse used to describe the data and the percentage. The value of revenue efectiveness ratio show that SAMSAT drive thru service increase in revenue, this factors can be seen on the number of taxpayers of SAMSAT Drive Thru service, revenue, standard of services, and the satisfaction of the taxpayers. Based on the calculation of the ratio effectiveness and statistic descriptive analysis can be conclude that show that SAMSAT Drive Thru service at KB SAMSAT of Batu City has been very effective. Keywords: Effectiveness of Tax Collection, SAMSAT Drive Thru Service I. PENDAHULUAN Masyarakat selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas dari birokrat, meskipun perwujudannya sering tidak sesuai dengan harapan. Pelayanan publik berkualitas yang diinginkan oleh masyarakat adalah pelayanan yang mudah, cepat, dan transparan. Hal ini mendorong terciptanya paradigma baru dalam bidang pelayanan publik, yaitu dengan meningkatkan kualitas kinerja dari instansi pemerintah dalam memberikan pelayanan publik. Instansi yang menerapkan inovasi untuk meningkatkan pelayanannya adalah Samsat Kota Batu. Pada tahun 2009 Samsat Kota Batu membuat terobosan baru (inovasi pelayanan) yang diberikan kepada wajib pajak yaitu sistem layanan Drive Thru. Layanan Drive Thru merupakan salah satu bentuk penerapan dan pelaksanaan program Quick Wins dan juga salah satu bentuk perbaikan pelayanan di Kantor Bersama Samsat Batu Kota, dimana pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dilaksanakan di luar Kantor Bersama Sistem Administrasi 1

2 Manunggal Satu Atap (SAMSAT) dan hanya membutuhkan waktu transaksi sekitar 5 (lima) menit. layanan Drive Thru dilakukan untuk memutus mata rantai operasi para calo Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang mulai marak dan berkeliaran di sekitar Kantor Samsat. Berikut adalah perkembangan obyek berdasarkan jenis kendaraan di Samsat Batu yang terjadi pada tahun 2012 dan 2013 : Tabel 1 Perkembangan Obyek Berdasarkan Jenis Kendaraan Di Samsat Batu Tahun 2012 No. Jenis Obyek Jumlah 1. Mobil Penumpang Mobil Bus Mobil Barang Alat Berat 0 5. Sepeda Motor Jumlah Tabel 2 Perkembangan Obyek Berdasarkan Jenis Kendaraan Di Samsat Batu Tahun 2013 No. Jenis Obyek Jumlah 1. Mobil Penumpang Mobil Bus Mobil Barang Alat Berat 0 5. Sepeda Motor Jumlah Sumber:2013 (Diolah) Berdasarkan tabel 1 dan 2 jumlah kendaraan bermotor khususnya sepeda motor meningkat pesat di Kota Batu pada tahun 2012 ditabel 1 mengalami peningkatan jumlah kendaraan sebesar dan pada tahun 2013 ditabel 2 ini jumlah kendaraan bermotor roda dua mengalami peningkatan pesat yaitu sebesar jumlah kendaraan. Dengan meningkatnya jumlah perkembangan obyek kendaraan bermotor di kota batu diharapakan laju pertumbuhan penerimaan pendapatan pajak kendaraan bermotor juga meningkat. Jika 2

3 laju pertumbuhan penerimaan pendapatan pajak kendaraan bermotor meningkat maka pemerataan hasil pembangunan untuk kemakmuran masyarakat dapat dicapai. Namun tidak dapat dipungkiri juga dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor maka semakin tinggi juga tunggakan pajak kendaraan bermotor. Di wilayah Kota Batu untuk tahun 2012 yang menggunakan layanan induk (konvensional) dan layanan Drive Thru tercatat tunggakan pajak kendaraan bermotor sebesar atau sebesar 17% yang sebagian besar tunggakan tersebut berasal dari sepeda motor. Sedangkan pada tahun 2007 yang masih menggunakan layanan induk (konvensional) tunggakan pajak kendaraan bermotor sebesar 10% dari wajib pajak. Di wilayah Malang Utara pada tahun 2007 tunggakan pajak kendaraan bermotor sebesar 10% yaitu sekitar sedangkan pada tahun 2012 tunggakan pajak kendaraan bermotor sebesar 15% yaitu sekitar yang kebanyakan berasal dari kendaraan pribadi wajib pajak sedangkan di wilayah Malang kota yang tercatat di Samsat kota Malang pada tahun 2007 tunggakan pajak kendaraan bermotor sebesar 10% yaitu sekitar obyek pajak, untuk tahun 2012 tunggakan pajak kendaraan bermotor sebesar 15% yaitu sekitar obyek pajak yang kebanyakan juga bersal dari kendaraan pribadi wajib pajak. Dari jumlah tunggakan pajak kendaraan bermotor di tiga lokasi yaitu Samsat Batu, Samsat Karangploso (Malang Utara), dan Samsat Malang kota dapat dilihat bahwa tunggakan pajak kendaraan bermotor yang tinggi berasal dari wajib pajak dari Samsat Batu kota. Dari fenomena tesebut, maka peneliti ingin mengetahui penerapan sistem pemungutan pajak kendaraan bermotor melalui layanan Drive Thru berjalan secara efektif atau tidak. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemungutan pajak pada layanan Samsat Drive Thru di KB Samsat Batu Kota dan untuk mengetahui perbandingan penerimaan pendapatan sebelum dan sesudah adanya penerapan layanan Samsat Drive Thru pada KB Samsat Batu Kota, sehingga diharapkan dapat memberikan evaluasi dan masukan dalam hal penerapan layanan Samsat Drive Thru. II. KAJIAN PUSTAKA Pajak Kendaraan Bermotor Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 2, Pajak Kendaraan Bermotor, yaitu pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak 3

4 kendaraan bermotor yang bersangkutan termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air. Pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu jenis Pajak Daerah dalam klasifikasi Pajak Provinsi yang ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur melalui UPT Dispenda Jawa Timur Malang Utara dan Batu Kota untuk melaksanakan pemungutan pajak yang salah satu fungsinya adalah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Malang dan Batu melalui bentuk bagi hasil untuk kepentingan Pemerintah Daerah Kota Malang dan Batu. Pajak kendaraan bermotor dikenakan terhadap subjek pajak kendaraan bermotor yang dilaksanakan melalui pemungutan pajak kendaraan bermotor di Kantor Bersama SAMSAT, bersamaan dengan diterbitkannya Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNKB) atas objek pajak kendaraan bermotor dengan ketetapan masa pajak 12 (dua belas) bulan berturutturut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor yang dibayar sekaligus di muka. Efektifitas Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif (Ravianto:1998). efektivitas pajak daerah menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah yang ditargetkan. Efektivitas juga berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi sektor publik sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditentukan (Mahmudi:2010). Efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Efektifitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektifitas hanya melihat apakah suatu kegiatan atau program telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini beberapa indikator yang mengukur efektifitas dari layanan Samsat Drive Thru : 1) Wajib Pajak Wajib pajak kendaraan bermotor adalah pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. Efektif tidaknya suatu layanan dapat dilihat dari besarnya jumlah wajib pajak 4

5 yang menggunakan layanan tersebut. Dengan membandingkan target dan realisasi jumlah wajib pajak yang menggunakan layanan Drive Thru. 2) Penerimaan Penerimaan yang dimaksud disini adalah besarnya pendapatan yang diterima dari proses layanan Drive Thru. Efektif tidaknya penerimaan dari layanan adalah dengan membandingkan realisasi penerimaan layanan drive thru dengan target penerimaan layanan drive thru. 3) Standar pelayanan Standar pelayanan didefinisikan sebagai tata cara yang sifatnya baku yang telah ditetapkan oleh sebuah organisasi yang harus diperhatikan oleh penerima pelayanan (wajib pajak) dan pemberi pelayanan (petugas). Dalam hal ini dapat dilihat apakah standar pelayanan yang diterapkan oleh instansi (SAMSAT) sederhana atau berbelitbelit. Standar pelayanan ini meliputi kecepatan pelayanan, persyaratan pelayanan, dan kepastian biaya. 4) Kepuasan masyarakat (wajib pajak) Kepuasan masyarakat merupakan apa yang telah dirasakan oleh pengguna jasa atas pelayanan yang telah diberikan petugas dibandingkan dengan apa yang mereka harapkan dari pelayanan tersebut. Pengukuran kepuasan masyarakat merupakan elemen penting bagi pelayanan publik dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efesien, dan lebih efektif. Apabila wajib pajak merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif. Kepuasan masyarakat ini meliputi tanggung jawab petugas pelayanan, kesopanan dan keramahan petugas pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan, keamanan pelayanan, dan lain-lain. Hasil yang ingin dicapai setelah terbentuknya layanan Samsat Drive Thru ini adalah meningkatkan, memudahkan, dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya layanan ini yang mengutamakan transparansi pelayanan publik khususnya pelayanan pajak kendaraan bermotor (STNK) harus dilaksanakan secara cepat, tepat, mudah, akurat, dan transparan karena instansi terkait ingin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dengan memutuskan rantai calo pajak kendaraan bermotor. Layanan Samsat Drive Thru Drive Thru adalah pelayanan pengesahan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu 5

6 Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang tempat pelaksanaannya di luar Gedung Kantor Bersama SAMSAT dan memungkinkan Wajib Pajak (WP) melakukan transaksi tanpa harus turun dari kendaraan bermotor yang dikendarainya seperti pelayanan restoran cepat saji (Ega P. : 2011). Layanan Drive Thru merupakan suatu implementasi komitmen Polri untuk membangun kepercayaan dari masyarakat melalui pelayanan yang transparan. Selain menghemat waktu, pelayanan dengan sistem ini dapat memberantas adanya pungutan liar. Sistem Drive Thru adalah layanan pengesahan STNK, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan baik kendaraan roda dua maupun roda empat yang tempatnya di luar gedung kantor bersama Samsat dan memungkinkan pemilik kendaraan melakukan transaksi tanpa harus turun dari kendaraan bermotor yang dikendarainya namun tidak meninggalkan aspek securiti terhadap registrasi dan identifikasi kendaraan itu sendiri. Persyaratan pengesahan STNK pada layanan Samsat Drive Thru adalah wajib pajak harus membawa identitas asli (KTP) yang sesuai dengan nama pemilik yang tercantum di STNK dan membawa STNK asli yang akan di sahkan. Dalam layanan Samsat Drive Thru yang perlu diperhatikan adalah layanan Samsat Drive Thru tidak melayani kendaraan blokir, khusus melayani kendaraan bermotor roda dua dan roda empat bukan angkutan penumpang umum. Dulu, layanan Samsat Drive Thru hanya melayani pemilik kendaraan bermotor sesuai dengan identitas yang ada pada STNK dan tidak bisa diwakilkan namun sekarang ada perubahan kebijakan bahwa pengesahan dan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dapat diwakilkan asal identitas (KTP asli) sesuai dengan nama pemilik yang tercantum pada STNK. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu peneliti mendeskripsikan efektifitas penerapan pemungutan pajak melalui layanan Drive Thru. Penelitian ini bersifat studi kasus dengan ruang lingkup penelitian pada Kantor Bersama Samsat Batu Kota khususnya layanan Samsat Drive Thru. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan menggunakan data angka-angka yang diperoleh dari UPT Dinas Pendapatan Jawa Timur Malang Utara dan Batu Kota dan Kantor Bersama Samsat Batu Kota. Data kuantitatif tersebut adalah data target dan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor tahun , data jumlah wajib pajak layanan drive thru tahun , data jumlah obyek layanan Drive Thru tahun , dan data pendapatan layanan Drive Thru tahun

7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio efektifitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas dari layanan Samsat Drive Thru dan rasio pertumbuhan yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan penerimaan pajak kendaran bermotor di tahun , ssebagai berikut : Analisis Tingkat Efektifitas Pemungutan pajak melalui Layanan Samsat Drive Thru Analisis Efektifitas yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor berhasil mencapai potensi yang seharusnya dicapai pada suatu periode tertentu ( Halim, 2004:166 ). Besarnya efektivitas pajak dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Efektivitas = Keterangan : RPPKB = Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor TPPKB = Target Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Tabel 3 Interpretasi Nilai Efektivitas Persentase Kriteria >100% Sangat Efektif % Efektif 80-90% Cukup Efektif 60-80% Kurang Efektif <60% Tidak Efektif Analisis Rasio Pertumbuhan Analisis pertumbuhan bermanfaat untuk mengetahui apakah Pemerintah Daerah dalam tahun anggaran bersangkutan atau selama beberapa periode anggaran, kinerja anggarannya mengalami pertumbuhan pendapatan secara positif atau negatif. PPP = x 100% 7

8 Keterangan : PPP = Perkembangan Penerimaan Pajak Daerah PPth-n = Penerimaan Pajak Daerah tahun bersangkutan PPth-n-1 = Penerimaan Pajak Daerah tahun sebelumnya Analisis Statistik Deskriptif Menurut Sugiyono (2008) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Efektifitas Pemungutan Pajak Melalui Layanan Samsat Drive Thru Tabel 4 Efektifitas Wajib Pajak Pengguna Layanan Samsat Drive Thru Tahun Target Penerimaan Realisasi Penerimaan Selisih % (org) (org) , , , , , ,484 Dari tabel 4 diketahui efektifitas dari wajib pajak yang menggunakan layanan Samsat Drive Thru di Samsat Batu Kota. Tahun 2009 realisasi penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan selisih sebesar dengan tingkat efektifitas sebesar 252,417%, 8

9 tahun 2010 realisasi penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan selisih sebesar dengan tingkat efektifitas sebesar 175,278%, tahun 2011 realisasi penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan selisih sebesar dengan tingkat efektifitas sebesar 133,120%, tahun 2012 realisasi penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan selisih sebesar dengan tingkat efektifitas sebesar 179,857%, tahun 2013 realisasi penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan selisih sebesar dengan tingkat efektifitas sebesar 236,750%. Dari hasil tabel tersebut pada tahun yaitu sebesar 195,4% dapat dikatakan bahwa wajib pajak pengguna layanan Samsat Drive Thru sangat efektif. Hal ini dikarenakan adanya kemudahan yang diberikan kepada wajib pajak dalam proses pengurusan pembayaran pajak kendaraan bermotor yang semula ribet dan lama prosesnya, tapi kini dengan adanya layanan Samsat Drive Thru dipermudah dan tidak membutuhkan proses yang lama. Tabel 5 Efektifitas Penerimaan Pendapatan Layanan Samsat Drive Thru Tahun Tahun Target Penerimaan Realisasi Penerimaan Selisih % (Rp) (Rp) , , , , , ,616 Sumber : Data diolah, 2014 Dari tabel 5 diketahui pencapaian target dan realisasi penerimaan pendapatan melalui layanan Samsat Drive Thru di wilayah Samsat Batu Kota, tahun 2009 realisasi penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan selisih sebesar Rp

10 dengan tingkat efektifitas sebesar 147,44% dikatakan sangat efektif. Tahun 2010 realisasi penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan selisih sebesar Rp dengan tingkat efektifitas sebesar 108,16% dikatakan sangat efektif. Tahun 2011 realisasi penerimaan lebih kecil dari target penerimaan dengan selisih sebesar Rp dengan tingkat efektifitas sebesar 56,56% dikatakan tidak efektif. Tahun 2012 realisasi penerimaan lebih kecil dari target penerimaan dengan selisih sebesar Rp dengan tingkat efektifitas sebesar 85,75% dikatakan cukup efektif. Tahun 2013 realisasi penerimaan lebih besar dari target penerimaan dengan selisih sebesar Rp dengan tingkat efektifitas sebesar 120,14% dikatakan sangat efektif. Berdasarkan hasil efektifitas penerimaan layanan Samsat Drive Thru pada tahun yaitu sebesar 103,61% dapat dikatakan bahwa penerimaan pendapatan layanan Samsat Drive Thru sangat efektif dalam meningkatkan pendapatan pajak kendaraan bermotor. Hal ini dikarenakan wajib pajak puas dengan pelayanan yang diberikan melalui layanan Samsat Drive Thru. Analisis Rasio Pertumbuhan Tabel 6 Rasio Realisasi Pertumbuhan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun Realisasi Tahun Penerimaan Pertumbuhan (Rp) (%) , , , , Sumber : Data diolah 2014 Dari tabel 6 diketahui rasio pertumbuhan dari penerimaan realisasi dari pajak kendaraan bermotor dari tahun mengalami fluktuatif. Rasio 10

11 pertumbuhan terbesar terjadi pada tahun yaitu sebesar 24,76% sedangkan rasio pertumbuhan terkecil pada tahun sebesar 14,75%. Hal ini dikarenakan adanya kemudahan yang diberikan oleh pihak dealer kendaraan bermotor kepada konsumen dengan cara angsuran dengan uang muka yang relatif terjangkau, bertambahnya jenis kendaraan bermotor dengan kualitas dan harga yang relatif murah dari tahun ke tahun, serta adanya penerapan surat pemberitahuan pajak kendaraan bermotor (super PKB). Analisis Perbandingan Penerimaan Pendapatan sebelum dan sesudah adanya Penerapan Layanan Samsat Drive Thru Tabel 7 Pencapaian Target dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor sebelum adanya Drive Thru Tahun Tahun Target Penerimaan Realisasi Penerimaan Selisih % % (Rp) (Rp) sebelum sesudah , , , , , , ,36 107,37 109,47 Dari tabel 7 diketahui pencapaian target dan realisasi pajak kendaraan bermotor di wilayah Samsat Batu Kota sebelum dan sesudah adanya Drive Thru, dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan penerimaan pendapatan sebelum dan sesudah adanya layanan Samsat Drive Thru yaitu adanya peningkatan penerimaan pendapatan sesudah adanya layanan Samsat Drive Thru meskipun tidak drastis kenaikannya. Dari hasil tabel 4.6 rata-rata efektifitas penerimaan pendapatan sebelum adanya layanan Samsat Drive Thru (tahun ) sebesar 107,37 % sedangkan rata-rata efektifitas penerimaan pendapatan sesudah adanya layanan Samsat Drive Thru (tahun ) sebesar 109,47 %, berarti ada peningkatan sebesar 2,10 %. Peningkatan penerimaan pendapatan tersebut dikarenakan adanya kemudahan dalam pengurusan membayar pajak 11

12 kendaraan bermotor dan transparansi biaya yang dikeluarkan wajib pajak dalam proses pengurusan membayar pajak kendaraan bermotor serta peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan petugas. Analisis Statistik Deskriptif a) Indikator standar pelayanan Samsat Drive Thru Standar pelayanan Samsat Drive Thru ini terdiri dari kemudahan layanan Drive Thru, kecepatan layanan Drive Thru, ketepatan jam kerja layanan Drive Thru, tata letak layanan Drive Thru, kelengkapan persyaratan layanan Drive Thru, penampilan, keramahan dan kesopanan petugas layanan Drive Thru, kesediaan petugas dalam berkomunikasi dan mendengar keluhan wajib pajak, kemampuan petugas dalam memberikan informasi yang diminta oleh wajib pajak mengenai layanan Drive Thru, serta ketrampilan petugas dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak. Tanggapan wajib pajak mengenai standar pelayanan Drive Thru telah digambarkan dalam grafik di bawah ini. Grafik Tidak Mudah Kurang Mudah Mudah Sangat Mudah Mudah Tidak Mudah Dari grafik 1 dapat diketahui bahwa tanggapan/respon dari wajib pajak mengenai standar pelayanan Drive Thru telah sesuai dengan standar yang ditentukan. Wajib pajak merasa mendapatkan kemudahan dan kecepatan dalam membayar pajak kendaraan bermotor melalui layanan Drive Thru ini serta petugas selalu memberikan pelayanan yang ramah, sopan, dan selalu bersedia memberikan informasi dan mendengarkan keluhan wajib pajak ketika wajib pajak mengalami kesulitan dalam proses pembayaran pajak kendaraan bermotor. 12

13 b) Indikator kepuasan wajib pajak layanan Samsat Drive Thru Kepuasan wajib pajak layanan Samsat Drive Thru ini meliputi keyakinan wajib pajak terhadap petugas, keadilan petugas dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak, keamanan dan kenyamanan wajib pajak terhadap layanan Drive Thru, tanggung jawab petugas dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak, kewajaran dan kesesuaian biaya yang dikeluarkan wajib pajak, serta kepuasan wajib pajak. Tanggapan wajib pajak mengenai kepuasan wajib pajak telah digambarkan dalam grafik dibawah ini. Grafik Tidak Yakin Kurang Yakin Yakin Sangat Yakin Dari grafik 2 diketahui bahwa wajib pajak merasa yakin dan memperoleh pelayanan yang sama dari petugas Drive Thru, wajib pajak juga merasa aman dan nyaman melakukan proses pembayaran pajak kendaraan bermotor melalui Drive Thru, serta adanya transparansi biaya yang dikeluarkan oleh wajib pajak sehingga wajib pajak merasa puas dengan pelayanan yang diberikan petugas melalui Drive Thru. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari empat indikator yang saya gunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui efektifitas dari pemungutan pajak pada layanan Samsat Drive Thru KB Samsat Batu Kota menunjukkan bahwa pemungutan pajak melalui layanan Drive Thru efektif. Keempat indikator tersebut yaitu wajib pajak pengguna layanan Drive Thru, penerimaan layanan Drive Thru, standar pelayanan dan kepuasan wajib pajak layanan Drive Thru. 13

14 2. Hasil perbandingan penerimaan pendapatan sebelum dan sesudah adanya penerapan layanan Samsat Drive Thru yaitu terjadinya peningkatan penerimaan pendapatan sebesar 2% setelah adanya layanan Samsat Drive Thru dapat dikatakan efektif karena telah dapat memutus rantai calo meskipun belum maksimal. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran yaitu : a. Diharapkan bagi pengelola Kantor Bersama Samsat selalu berupaya untuk meningkatkan kemajuan pelayanan KB Samsat, yaitu dengan memberikan sosialisasi yang lebih jelas agar masyarakat mudah memahami tata cara melakukan pembayaran di Drive thru baik melalui media cetak, elektronik maupun secara mouth to mouth marketing. Memaksimalkan layanan Drive Thru dengan meningkatkan kualitas sistem perangkat komputer yang ada agar dapat memberikan layanan menyeluruh sehingga tidak terbatas pada pengesahan STNK tahunan saja sehingga desentralisasi pelayanan dapat terwujud. Selain itu, adanya kenaikan target wajib pajak agar tidak terlalu overload. b. Dalam upaya untuk memberikan pelayanan secara maksimal kepada para wajib pajak, diharapkan para petugas layanan Drive Thru selalu tetap menjaga disiplin terutama terkait dengan waktu pelayanan yang diberikan, lebih teliti dalam memperhatikan data-data yang mau diinput. c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menyempurnakannya dengan menambah indikator-indikator lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Abdul, Halim Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat. Affandi, Ahmad Efektifitas Pelayanan Publik oleh Kantor Bersama SAMSAT Mojokerto Melalui Samsat Link. Skripsi. Malang : Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Arikunto, Suharsini Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipto. Ghozali, Imam Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : BP UNDIP. Hardiwiandita, Yustika Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dengan Layanan Drive Thru dalam Rangka Meningkatkan Pelayanan Publik (Studi di Kantor Bersama SAMSAT Malang Kota). Skripsi. Malang : Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. 14

15 Hidayat, Rachmat Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Terhadap Pendapatan Asli Daerah. Sulawesi Tengah : Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako. Indra, Bastian Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE. Ilyas, B, Wirawan dan Burton Richard Hukum Pajak. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba empat. Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Jatim No. 843 Tahun 2012 tentang perubahan pertama atas keputusan Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur Nomor 1105 Tahun 2010 tentang petunjuk teknis pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Jawa Timur. Mahmudi Analisis laporan Keuangan Pemerintahan Daerah. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Mardiasmo Akuntansi sektor Publik. Yogyakarta : Andi. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2003 tentang Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis. Permana, Ega Implementasi Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Melalui Layanan Samsat Drive Thru Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi. Malang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Resmi, Siti Pajak, Teori, dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat. Santosa, Singgih SPSS-Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta : PT Elek Media Kompetindo. Sekaran, Uma Research Methods For Business. Edisi 4. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat. Sekaran, Uma Research Methods For Business. Edisi 4. Buku 2. Jakarta : Salemba Empat. Soemitro, Rochmat Prof Dr S H Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat. Sri Ema, Kalsum Pengaruh Wajib Pajak, Kendaraan Bermotor, dan Pendapatan Per kapita Terhadap Penerimaan BBN-KB di Provinsi Riau. Tesis. Malang : Program magister ilmu ekonomi pascasarjarna FEB UB. Triantoro, Arrian Efektifitas Pemungutan Pajak Reklame dan Kontribusinya Terhadap Penerimaan Pajak Daerah di Kota Bandung. Jurnal Fokus Ekonomi vol.5 No.1 juni 2010 hal

16 Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang Undang Nomor 6 Tahun 1993 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Waluyo dan Wirawan B. Ilyas Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Zain, Mohammad Manajemen Perpajakan. Jakarta :Salemba Empat. (diakses pada 12 Januari 2013) (diakses 01 Maret 2013) (diakses 27 Oktober 2013) Diakses pada 12 Maret Maret Profil Kantor Bersama Samsat Batu Kota Diakses pada. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur Diakses pada 15 Maret Detail Berita tentang Produk Unggulan Dipenda Jatim Diakses pada 15 Maret SOP Layanan Samsat Drive Thru Diakses pada 15 Maret Info Pajak Kendaraan Bermotor Diakses pada 15 Maret Pengertian Efektifitas dan Cara Mengukur Efektifitas Diakses pada 10 April

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan publik kepada masyarakat merupakan salah satu tugas atau fungsi penting Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahannya. Pelayanan publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) merupakan suatu sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi pemerintah dalam satu gedung,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Pajak Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Pajak Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pajak Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu pajak daerah yang memiliki potensi yang besar dalam menaikan pendapatan asli

Lebih terperinci

Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT Jakarta Pusat)

Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT Jakarta Pusat) Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT Jakarta Pusat) Viory Sabila Shifa, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Rochmat Soemitro dalam Siti Resmi (2011: 1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan

I. PENDAHULUAN. Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan pelayanan yang berfokus pada masyarakat. Pelayanan yang berfokus pada pelanggan ini akan berhasil

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI)

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI) ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI) Natalia Ester Rompis, Ventje Ilat, Anneke Wangkar Fakultas Ekonmi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Teori Asuransi Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian dalam suatu rumah tangga membutuhkan sumbersumber penerimaan untuk membiayai segala keperluan rumah tangga. Sama hal nya dengan pajak yang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang optimal perlu diwujudkan untuk mendukung kemandirian

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang optimal perlu diwujudkan untuk mendukung kemandirian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan suatu daerah. Pendapatan daerah yang optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) memegang peranan penting dalam rangka membiayai urusan rumah tangga daerah, baik dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di perlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasiaonal. Tanggung

BAB I PENDAHULUAN. di perlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasiaonal. Tanggung BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peranan serta wajib pajak untuk secara langsung dan sama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang di perlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan yang terjadi. Dampak perubahan dan perkembangan ini sangat berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan yang terjadi. Dampak perubahan dan perkembangan ini sangat berpengaruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini menuntut masyarakat untuk siap menerima perubahan dan perkembangan yang terjadi. Dampak perubahan dan perkembangan ini sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan birokrasi/pemerintah kepada masyarakat. Pelaksanaan pelayanan publik dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan membawa dampak positif bagi perusahaan begitu juga sebaliknya apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. akan membawa dampak positif bagi perusahaan begitu juga sebaliknya apabila BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan merupakan faktor penting bagi setiap perusahaan. Pelayanan yang baik akan membawa dampak positif bagi perusahaan begitu juga sebaliknya apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya terbagi dalam Provinsi, Kabupaten dan Kota. Dewasa ini perbincangan tentang otonomi yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Apabila kita berbicara mengenai Otonomi Daerah, maka kita akan teringat dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume II, No. 1, April 2015, h. 31-40 KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI

Lebih terperinci

BAB III SETTING PENELITIAN

BAB III SETTING PENELITIAN BAB III SETTING PENELITIAN A. Gambaran Umum Kantor Bersama Samsat Surabaya Selatan. Samsat adalah Sistem Administrasi manunggal satu atap. Kantor Bersama Samsat merupakan salah satu tempat pelayanan publik,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DAERAH PROVINSI MALUKU

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DAERAH PROVINSI MALUKU PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DAERAH PROVINSI MALUKU Asmaria Latuconsina Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka, Ambon ABSTRACT This study aims to find out the performance

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi. Dalam

BAB II LANDASAN TEORI. tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi. Dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Respon Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Respon adalah tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi. Dalam Kamus Besar

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI Oleh: Muhammad Alfa Niam Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri,Kediri Email: alfa_niam69@yahoo.com

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PERHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2009 DALAM WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan manusia. Menurut Kotler dan Sampara Lukman(64/198/138),

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan manusia. Menurut Kotler dan Sampara Lukman(64/198/138), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sinambela (2010,:3) pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DI BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) DI KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH PROVINSI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI SUMATERA BARAT

EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH PROVINSI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI SUMATERA BARAT EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH PROVINSI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI SUMATERA BARAT Rindy Citra Dewi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang rindy_citradewi@upiyptk.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT KABUPATEN BOJONEGORO

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT KABUPATEN BOJONEGORO ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT KABUPATEN BOJONEGORO SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemungut pajak yang disebut Publican (Rahayu, 2010). Sedangkan sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemungut pajak yang disebut Publican (Rahayu, 2010). Sedangkan sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pendapatan sebuah negara yang dibayarkan oleh wajib pajak, pada zaman dahulu pajak dipungut oleh kerajaan untuk memenuhi kebutuhan istana tanpa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Perpajakan 2.1.1.1 Pengertian pajak Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2 (2014): 266-279 PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini sebagai negara berkembang Indonesia tengah gencargencarnya melaksanakan pembangunan disegala bidang baik ekonomi, sosial, politik, hukum, maupun bidang

Lebih terperinci

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI Zulistiani Universitas Nusantara PGRI Kediri zulis.tiani.zt@gmail.com Abstrak Kota Kediri mempunyai wilayah yang cukup strategis

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Devy Octaviana S Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 059 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 059 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 059 TAHUN 2016 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2016 DI WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan analisis kontribusi PKB dan BBNKB periode 2009-2013 yang di lakukan di

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 27, 2015 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR

Lebih terperinci

ANALYSIS OF EFFECTIVESS AND EFFICIENCY, OF THE HOTEL TAXES AND RETRIBUSI FOR CLEANING AS A SOURCE OF RECEIPT INCOME PAD KEDIRI CITY

ANALYSIS OF EFFECTIVESS AND EFFICIENCY, OF THE HOTEL TAXES AND RETRIBUSI FOR CLEANING AS A SOURCE OF RECEIPT INCOME PAD KEDIRI CITY JURNAL ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI, PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RETRIBUSI KEBERSIHAN SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA KEDIRI TAHUN 2013-2015 ANALYSIS OF EFFECTIVESS AND EFFICIENCY,

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS, KONTRIBUSI, DAN POTENSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAI PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

ANALISIS EFEKTIFITAS, KONTRIBUSI, DAN POTENSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAI PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI GORONTALO ANALISIS EFEKTIFITAS, KONTRIBUSI, DAN POTENSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAI PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI GORONTALO Rian Rochadi Ismail S1 Akuntansi ABSTRAK Tujuan dalam

Lebih terperinci

EVALUASI FASILITAS E-SAMSAT DALAM MEMPERMUDAH PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI SAMSAT SURABAYA TIMUR RANGKUMAN TUGAS AKHIR

EVALUASI FASILITAS E-SAMSAT DALAM MEMPERMUDAH PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI SAMSAT SURABAYA TIMUR RANGKUMAN TUGAS AKHIR EVALUASI FASILITAS E-SAMSAT DALAM MEMPERMUDAH PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI SAMSAT SURABAYA TIMUR RANGKUMAN TUGAS AKHIR OLEH : MOCHAMMAD FATCHURROZI NIM : 2011410497 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan suatu daerah. Pendapatan daerah yang optimal perlu

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SAMSAT DRIVE THRU

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SAMSAT DRIVE THRU SOP-BID REGIDENT-4 Dibuatoleh BAUR STNK IB NYOMAN HENDRAWAN BRIPTU NRP 88050896 Diperiksaoleh KASAT LANTAS PUTU GDE CAKA PRATYAKSA R. S.IK IPTU NRP 91030235 Disahkanoleh KEPALA KEPOLISIAN 1. Tujuan GATUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hakikat mendasar dari prinsip kebijakan otonomi daerah sebagaimana yang dimaksudkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, adalah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA

Lebih terperinci

setelah tax reform, Pemerintah menjadikan sektor pajak sebagai sumber utama dalam

setelah tax reform, Pemerintah menjadikan sektor pajak sebagai sumber utama dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Sebagaimana diketahui tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG Avian Nur Andianto Universitas Brawijaya Malang aviannurandrian1996@gmail.com Amelia Ika Pratiwi Universitas Brawijaya Malang m3lly_16@yahoo.co.id

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR SULAWESI BARAT n20 PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 18 TAHUN 2015 u TENTANG TAMBAHAN PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 096 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 096 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 096 TAHUN 2017 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2017 DI WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan banyak masalah yang dihadapi. Salah satunya, kurangnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan banyak masalah yang dihadapi. Salah satunya, kurangnya kesadaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu negara membutuhkan pendapatan yang besar untuk mensejahterakan kehidupan rakyatnya. Maka pemerintah perlu mendapatkan dana tersebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor terpenting dalam setiap kegiatan organisasi. Organisasi boleh saja memiliki peralatan dan mesin serta sistem

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTORDAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DINAS PENDAPATAN PROVINSI BALI TAHUN 2015 DAFTAR

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 030 TAHUN 2014

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 030 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 030 TAHUN 2014 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor BAB IV PEMBAHASAN IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Samsat Jakarta Barat. Bab ini akan dimulai dengan mekanisme pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor yang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan dalam rangka melaksanakan Trilogi pembangunan, diperlukan ketersediaan

Lebih terperinci

EVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN

EVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN EVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007-2011 Naskah Publikasi Disusun oleh : ARI WIDIYANTO B 200 080 227 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu pendapatan terbesar dan sangat berpengaruh di Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran dalam rangka

Lebih terperinci

Contribution and effectiveness Comparative Analysis Of Local Tax Revenue Pangkalpinang city with Revenue Bangka.

Contribution and effectiveness Comparative Analysis Of Local Tax Revenue Pangkalpinang city with Revenue Bangka. 1 Analisis Perbandingan Kontribusi dan Efektifitas Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang dengan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bangka Contribution and effectiveness Comparative

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Sejarah Singkat Unit Pelaksana TeknisPendapatan Duri Dinas Pendapatan Provinsi Riau

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Sejarah Singkat Unit Pelaksana TeknisPendapatan Duri Dinas Pendapatan Provinsi Riau BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Unit Pelaksana TeknisPendapatan Duri Dinas Pendapatan Provinsi Riau Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 35.1 Tahun 2012 Tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik dan dapat memuaskan semua pihak. Terselenggarakannya pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik dan dapat memuaskan semua pihak. Terselenggarakannya pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tugas pokok pemerintah sebagai organisasi sektor publik adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga aparat pemerintah memiliki

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 22 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM INOVASI SAMSAT CORNER DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN KEPADA WAJIB PAJAK (Studi pada SAMSAT Corner Kota Malang)

PELAKSANAAN PROGRAM INOVASI SAMSAT CORNER DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN KEPADA WAJIB PAJAK (Studi pada SAMSAT Corner Kota Malang) PELAKSANAAN PROGRAM INOVASI SAMSAT CORNER DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN KEPADA WAJIB PAJAK (Studi pada SAMSAT Corner Kota Malang) Pramita Dwi Fitranti, Siti Rochmah, Imam Hanafi Jurusan Administrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 tentang Pajak Daerah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BERDASARKAN VALUE FOR MONEY AUDIT ATAS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TAHUN

ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BERDASARKAN VALUE FOR MONEY AUDIT ATAS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TAHUN ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BERDASARKAN VALUE FOR MONEY AUDIT ATAS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TAHUN 2007-2011 I Desak Made Ita Purnamasari, I Wayan Suwendra, Wayan Cipta

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Analisis Rasio untuk Mengukur Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah 333 ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Vidya Vitta Adhivinna Universitas PGRI Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK A. Defenisi Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN 2012-2014 Baskoro Budhi Aji Dr. Nila Tristiarini, SE.,M.Si Program Studi Akuntansi S-1, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA ISNAWATI Pembimbing: Prof. Dr. H. Mulyadi. Sy.P,MBA,MM & E.Y Suharyono, SE.,Msi ( Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda) Isna.sigma@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan untuk membiayai pengeluaran atau kebutuhan negara dalam meningkatkan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pelayanan publik yang terjadi di Indonesia sudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pelayanan publik yang terjadi di Indonesia sudah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pelayanan publik yang terjadi di Indonesia sudah menjadi fenomena terbesar di negara kita, ditandai dengan semakin rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap

Lebih terperinci

Nani C. Mokoginta. Analisis Efektivitas Prosedur

Nani C. Mokoginta. Analisis Efektivitas Prosedur ANALISIS EFEKTIVITAS PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PENINGKATAN PAD PROVINSI SULAWESI UTARA Oleh: Nani Chairani Mokoginta¹ 1,2 Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah sebagai pengatur dan pembuat kebijakan telah memberi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah sebagai pengatur dan pembuat kebijakan telah memberi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah sebagai pengatur dan pembuat kebijakan telah memberi kewenangan setiap daerah untuk mengatur dan menciptakan perekonomiannya sendiri sehingga diharapkan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG Draft Final GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri)

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri) ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri) Sisca Yulia Murpratiwi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR PEMBUATAN SEBELUM TAHUN

Lebih terperinci

RASIO EFEKTIVITAS, PAJAK DAERAH TERHADAP PAD, DAN KEMANDIRIAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMKOT YOGYAKARTA TA

RASIO EFEKTIVITAS, PAJAK DAERAH TERHADAP PAD, DAN KEMANDIRIAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMKOT YOGYAKARTA TA Rasio Efektivitas, Pajak... (Indri Astuti Ahmad)1 RASIO EFEKTIVITAS, PAJAK DAERAH TERHADAP PAD, DAN KEMANDIRIAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMKOT YOGYAKARTA TA 2008-2014 THE RATIOS OF EFFECTIVENESS,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDA ACEH. Oleh Ratna Mutia*

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDA ACEH. Oleh Ratna Mutia* 266 ANALISIS EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDA ACEH Oleh Ratna Mutia* Abstract This study entitled Effectiveness Analysis of Revenue Income Tax Office Primary

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN PAMEKASAN ACMARUL FAJAR. Universitas Madura

KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN PAMEKASAN ACMARUL FAJAR. Universitas Madura KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN PAMEKASAN ACMARUL FAJAR Universitas Madura ABSTRACT The government can collect entertainment taxes

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Latar Belakang Objek Penelitian III.1.1 Dinas Pendapatan Daerah Prop. DKI Jakarta 1. Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

Irsandy Octovido Nengah Sudjana Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Irsandy Octovido Nengah Sudjana Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BATU (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2009-2013) Irsandy Octovido Nengah Sudjana Devi Farah

Lebih terperinci

BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK

BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK 4.1 Analisis Uji Instrumen Penelitian (Pre-test) Pre-test dilakukan untuk menguji pertanyaan dalam bentuk pernyataan yang dijadikan sebagai

Lebih terperinci

Paramitha S. Mokodompit., S.S. Pangemanan., I. Elim. Analisis Kinerja Keuangan ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU

Paramitha S. Mokodompit., S.S. Pangemanan., I. Elim. Analisis Kinerja Keuangan ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU Oleh: Paramitha Sandy Mokodompit 1 Sifrid S. Pangemanan 2 Inggriani Elim 3 1,2,3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis pajak, tata cara pemungutan pajak dan seterusnya yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembagian pajak menurut pemungutnya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pembagian pajak menurut pemungutnya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan kontribusi yang paling penting dalam pembangunan suatu negara. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar. Pembagian pajak menurut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri merupakan induk dari semua

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri merupakan induk dari semua BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kedudukan Samsat Bandar Lampung Secara umum Samsat di Indonesia lahir pada tahun 1976 melalui Surat Keputusan Bersama tiga Menteri yaitu Menteri Pertahanan, Keamanan/Panglima

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2011-2016 Yunita Dwi Puspita, Hj. Nur Hidayati, SE.,MM & Junaidi, SE.,M.SA Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2015 61 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. pelayanan tersebut antara lain: c) Memasukan semua berkas ke loket pendaftaran. KTP/SIM, STNK dan fotocopy BPKB.

BAB IV PENUTUP. pelayanan tersebut antara lain: c) Memasukan semua berkas ke loket pendaftaran. KTP/SIM, STNK dan fotocopy BPKB. BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Mekanisme dan Prosedur sistem pembayaran PKB yang diberikan oleh Samsat Kabupaten Semarang baik yang dilakukan secara manual maupun On-Line dilakukan dengan urutan yang

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN DRIVE THRU DI SISTEM MANUNGGAL SATU ATAP KABUPATEN BANTUL JURNAL

TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN DRIVE THRU DI SISTEM MANUNGGAL SATU ATAP KABUPATEN BANTUL JURNAL TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN DRIVE THRU DI SISTEM MANUNGGAL SATU ATAP KABUPATEN BANTUL JURNAL Disusun Oleh: Mahacita Prasida NIM 09417144033 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG Draft Final GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 100 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH KEPADA INSTANSI PEMUNGUT DAN INSTANSI/PENUNJANG LAINNYA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 90 TAHUN 2017 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2017 DAN TAHUN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN REALISASI PENERIMAAN DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA BATU

ANALISIS PERTUMBUHAN REALISASI PENERIMAAN DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA BATU ANALISIS PERTUMBUHAN REALISASI PENERIMAAN DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA BATU ARTIKEL DAN RINGKASAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

Karona Cahya Susena Nurzam Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu ABSTRAK

Karona Cahya Susena Nurzam Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu ABSTRAK ANALISIS TREND PERAMALAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBN-KB) DI DISPENDA PROVINSI BENGKULU TAHUN 2010-2014 Karona Cahya Susena Nurzam Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pembagian struktur pemerintahan di Indonesia terbagi menjadi pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dimana yang bertujuan agar masing-masing pemerintahan

Lebih terperinci