HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN ACCEPTANCE OF DATING VIOLENCE PADA DIRI PEREMPUAN DEWASA MUDA KORBAN KEKERASAN DALAM PACARAN DI JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN ACCEPTANCE OF DATING VIOLENCE PADA DIRI PEREMPUAN DEWASA MUDA KORBAN KEKERASAN DALAM PACARAN DI JAKARTA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN ACCEPTANCE OF DATING VIOLENCE PADA DIRI PEREMPUAN DEWASA MUDA KORBAN KEKERASAN DALAM PACARAN DI JAKARTA Marsha Ramadita Jurusan Psikologi Fakultas Humaniora Universitas Bina Nusantara Jl. Kemanggisan Ilir III No.45 Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat Telp. (62-21) Esther Widhi Andangsari M. Psi., Psi.

2 ABSTRACT The purpose of this study was to determine the relationship between anxiety with acceptance of dating violence in young adulthood women dating violence victim in Jakarta. Subjects in this study were young adult woman who is a student, at the age of 18 years to 22 years old who had been in a dating violence relationship for at least 6 months and living in Jakarta. This research is a quantitative non-experimental research and uses non propability snowball sampling technique. Measuring instrument used is STAI (State Trait Anxiety Inventory) by Spielberger, Gorsuch, Lushene, Vagg, & Jacobs in The second measurement tool is Acceptance of Dating Violence by the researchers by using the concept of acceptance of Kaura in Analysis of the data in this study using the Product Moment Pearson Correlation. The results showed that the value of correlation is (r) with significant values (p) This means that there is a significant relationship with positive direction between anxiety with acceptance of dating violence in young adulthood women dating violence victim in Jakarta. Keywords: Anxiety, Acceptance of Dating Violence, Dating Violence ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dengan acceptance of dating violence pada diri perempuan dewasa muda korban kekerasan dalam pacaran di Jakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah perempuan dewasa muda yang berprofesi sebagai mahasiswi dengan usia 18 tahun sampai dengan 22 tahun yang telah menjalin hubungan yang terdapat kekerasan di dalamnya selama minimal 6 bulan pacaran dan berdomisili di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental yang menggunakan teknik non propability sampling dengan teknik snowball. Alat ukur yang digunakan adalah STAI (State trait Anxiety Inventory) yang dikonstruk oleh Spielberger, Gorsuch, Lushene, Vagg, & Jacobs pada tahun Alat ukur yang kedua adalah Acceptance of Dating Violence yang dikonstruk sendiri oleh peneliti dengan menggunakan konsep acceptance dari Kaura pada tahun Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai korelasi (r) nilai signifikansi (p) Artinya terdapat hubungan yang positif antara kecemasan dengan acceptance of dating violence pada diri perempuan dewasa muda korban kekerasan dalam pacaran di Jakarta. Kata Kunci: Kecemasan, Acceptance of Dating Violence, Kekerasan dalam Pacaran

3 PENDAHULUAN Semakin sering masyarakat mengetahui dan mendengar berita mengenai kasus kekerasan dalam rumah tangga (Domestic Violence), namun masih sedikit yang mengetahui perihal kekerasan yang terjadi dalam hubungan pacaran (Kekerasan Dalam Pacaran/KDP) atau Dating Violence. Pacaran (dating) dimulai dari berkenalan, berteman dan kemudian pacaran (Tucker, 2004). Pacaran atau dating didefinisikan sebagai interaksi dyadic, termasuk didalamnya adalah mengadakan pertemuan untuk berinteraksi dan melakukan aktivitas bersama dengan keinginan secara eksplisit atau implisit untuk meneruskan hubungan setelah terdapat kesepakatan tentang status hubungan mereka saat ini (Straus, 2004). Terdapat beberapa fungsi dating dalam kehidupan seseorang, yaitu rekreasi dan hiburan, meningkatkan status, belajar bersosialisasi, kesempatan eksplorasi, dan salah satu cara untuk memilih pasangan hidup (Green dalam DeGenova, 2008). Cate & Lloyd, dalam DeGenova tahun 2008 berpendapat bahwa masa pacaran (dating) penting untuk dilalui karena tujuan dari dating itu sendiri adalah saling mengenal pasangan lebih lanjut, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan setelah menikah. Dilihat dari pernyataan di atas, timbul anggapan bahwa dalam berpacaran tidaklah mungkin terjadi kekerasan, karena pada umumnya masa berpacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah, di mana setiap hari diwarnai oleh manisnya tingkah laku dan kata-kata yang dilakukan dan diucapkan sang pacar. Pemuda-pemudi juga merasa kalau tidak memiliki pacar rasanya tidak lengkap. Ada di antara mereka yang baru putus cinta dalam waktu 2 hingga 3 bulan saja sangat ingin memiliki pacar lagi. Namun ternyata pada kenyataannya tidak semua hubungan pacaran merupakan hubungan yang harmonis penuh keindahan dan kegembiraan. Terbukti dari wawancara singkat yang dilakukan oleh penulis dengan salah satu korban kekerasan dalam pacaran sebagai sebuah studi awal. KDP merupakan salah satu bentuk dari tindakan kekerasan terhadap perempuan. Sedangkan definisi kekerasan terhadap perempuan itu sendiri, menurut Deklarasi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan tahun 1994 pasal 1, adalah Setiap tindakan berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang berakibat kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi. (Komnas Perempuan, 2002). Kasus kekerasan dalam pacaran masih cukup tinggi, baik itu yang bersifat psikologis maupun fisik. Berdasarkan catatan Rinaldi (2008), kekerasan pada perempuan berada pada urutan kedua setelah kekerasan terhadap istri. Data kasus kasus kekerasan terhadap pacar yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta sejak tahun 1994 hingga tahun 2007 mencapai 703. Jumlah ini lebih rendah dibanding kekerasan terhadap istri yang mencapai Kasus kekerasan pada perempuan lainnya adalah perkosaan sebanyak 281 kasus dan pelecehan seksual sebanyak 174 kasus. Pada tahun 2007 tercatat ada 37 kasus kekerasan dalam pacaran, sedangkan hingga bulan November tahun 2008 ada 19 kasus. Statistik Mitra Perempuan (2010) memaparkan bahwa pada tahun 2011 (hingga 10 Desember) di Jabodetabek, mencatat bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan terbanyak dilakukan oleh laki-laki yang mempunyai relasi perkawinan dengan perempuan yang menjadi korbannya. Diantaranya, suami, mantan suami, orang tua, anak, bahkan saudara atau kerabat. 90,43% dari 209 kasus kekerasan yang dialami perempuan tersebut merupakan kasus KDRT. 75,60% (158 orang) pelakunya adalah suami, 6,70% (14 orang) pelakunya adalah mantan suami, 8,13% orangtua/anak/saudara (17 orang). Terdapat juga 9.09% pelaku adalah pacar atau teman dekat. Dapat dilihat bahwa kekerasan yang dilakukan oleh pacar atau teman dekat (9.09%) merupakan kekerasan urutan tertinggi kedua setelah kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suami (75,60%). Sembilan dari 10 perempuan yang melaporkan kasus kekerasan dalam pacaran terhadap Mitra Perempuan, mengalami dampak kekerasan terhadap kesehatan jiwa (mental health) termasuk seorang mencoba bunuh diri. Selain itu dampak lainnya ialah pada kesehatan fisik (35,41%) dan kesehatan reproduksi (1,44%).

4 US Departement of Justice Statistics (2012) mengatakan bahwa, anak perempuan dan perempuan yang berada di antara usia 16 tahun dan 24 tahun termasuk dalam tingkat tertinggi yang mengalami kekerasan dari pasangan intimnya. Satu dari 5 anak perempuan sekolah menengah atas secara fisik atau seksual terluka oleh pasangan mereka. Hanya 33% dari remaja yang diketahui dan melaporkan tentang kekerasan yang mereka alami di dalam hubungan. Ironisnya, 82% orang tua dari remaja tersebut tidak mengetahui bahwa terjadi kekerasan dalam hubungan pacaran anak mereka (Women s Health, 2004). Kekerasan yang dialami perempuan sangat banyak bentuknya, baik yang bersifat psikologis, fisik, seksual maupun yang bersifat ekonomis. Seperti yang dipaparkan oleh Komnas Perempuan (2002), bentuk-bentuk kekerasan ini hadir dalam seluruh jenis hubungan sosial yang dijalani seorang perempuan, termasuk dalam hubungan pacaran. Bentuk-bentuk kekerasan fisik yang terjadi dalam konteks relasi personal yang dialami perempuan mencakup, antara lain, tamparan, pemukulan, penjambakan, pendorong-dorongan secara kasar, penginjak-injakan, penendangan, pencekikan, lemparan benda keras, penyiksaan menggunakan benda tajam, seperti pisau, seterikaan, serta pembakaran. Bentuk-bentuk penyiksaan psikologis yang dialami perempuan mencakup makian dan penghinaan yang berkelanjutan untuk mengecilkan harga diri korban, bentakan dan ancaman yang diberi untuk memunculkan rasa takut, larangan ke luar rumah atau bentuk-bentuk pembatasan kebebasan bergerak lainnya (Komnas Perempuan, 2002). Kasus yang nampak hanya kasus-kasus yang dilaporkan atau tanpa sengaja terbukti dan diketahui. Sehingga dapat dikatakan bahwa yang tampak berupa fenomena gunung es (iceberg), dimana kasus sebenarnya masih jauh lebih besar lagi namun banyak hal yang membuatnya tidak muncul ke permukaan salah satunya adalah karena tidak dilaporkan (Women s Health, 2004). Korban dan pelaku berusaha menutupi fakta yang ada dengan berbagai cara atau dalih, walaupun terkadang tanpa sengaja terungkap. Hanya 33% dari korban yang mengakui bahwa terdapat kekerasan dalam hubungan pacaran mereka (US Departement of Justice Statistics, 2012). Kekerasan yang terjadi dalam hubungan pacaran kerap terjadi disebabkan karena korban menerima diperlakukan dengan kasar oleh pasangannya. Acceptance atau penerimaan terhadap kekerasan yang dialami korban memiliki pengertian yang sama dengan sikap seseorang yang membenarkan atau toleransi terhadap kekerasan itu sendiri (Foshee et al., 1992 dalam Kaura & Lohman, 2007; Kaura, Lohman, & Scnurr, 2010). Namun menurut Kaura & Lohman (2007), sedikit penelitian yang meneliti mengenai pengaruh acceptance of dating violence pada korban kekerasan dan masalah kesehatan mental. Salah satu penelitian yang dilakukan untuk meneliti hal tersebut ialah penelitian yang dilakukan oleh Jackson et al. (2000, dalam Kaura & Lohman, 2007) yang fokus melakukan penelitian terhadap perempuan, dikarenakan perempuan lebih rentan mengalami kekerasan dibandingan dengan laki-laki. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara tingkat penerimaan kekerasan dan tingkat kesehatan mental korban. Artinya, jika seseorang adalah korban kekerasan kencan dan menerima diperlakukan dengan kasar, disimpulkan kesehatan mental mereka (depresi, kecemasan, dan somatik) terganggu. Masalah kesehatan yang paling sering dilaporkan adalah depresi (Riger et al., dalam Goodkindet al., 2003). Carlson et al. (2003) melaporkan bahwa korban yang mengalami kekerasan lebih dari empat kali, lebih mungkin untuk melaporkan depresi yang dialaminya dibandingkan orang yang tidak mengalami kekerasan sama sekali. Masalah kesehatan mental yang paling umum kedua yang terjadi dan telah dikaji adalah anxiety (kecemasan). Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa korban kekerasan pacaran melaporkan tingkat kecemasan yang lebih tinggi dari kecemasan yang dialami oleh orang biasa yang tidak mengalami kekerasan dalam pacaran. Cascardi et al. (1995), yang memeriksa korban mahasiswa dalam hubungan pacaran mereka, menemukan bahwa 10% melaporkan tingkat kecemasan yang signifikan. Carlson et al.(2003) menemukan bahwa lebih dari seperempat dari para korban kekerasan dalam pacaran dalam penelitian mereka telah mengalami tingkat kecemasan yang signifikan. Masalah kesehatan mental yang ketiga adalah gejala somatik. Gejala tersebut biasanya meliputi perubahan berat badan, sakit perut, sakit kepala, dan kegelisahan atau pusing (Coker et al., 2002). Gejala somatik cenderung tumpang tindih dengan gejala depresi dan kecemasan. Sebagai contoh, Kimerling & Calhoun (1994) menemukan bahwa tekanan psikologis dan keluhan somatik sering tumpang tindih dengan gejala depresi dan kecemasan pada korban perkosaan. Didukung dengan hasil penelitian

5 Kaura & Lohman (2007) yang menyebutkan bahwa kecemasan dan somatis yang berdampak paling signifikan diantara 3 gelaja tersebut. Patut diketahui bahwa kekerasan dalam pacaran, bagaimanapun bentuknya, adalah suatu hal yang tidak pantas terjadi. Hubungan yang terdapat kekerasan di dalamnya tidak hanya menghambat kesejahteraan pasangan, tapi juga dapat membahayakan kesejahteraan pasangan (Whitson & El-Sheikh 2003). Sebagai manusia kita memiliki hak asasi untuk hidup tenang, aman, dan damai. Kekerasan harus dilaporkan, dengan demikian pelaku dapat mendapatkan penanganan yang tepat (konseling dan terapi) begitu pula dengan korban. Selain itu, dengan adanya penelitian ini, diharapkan bisa membuka pemikiran siapapun yang membacanya dan membuat mereka yang membacanya tidak memandang sebelah mata perihal kekerasan yang terjadi dalam hubungan pacaran pada masa kini dan pelaku maupun korban harus ditangani secara khusus dan sesegera mungkin. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan antara kecemasan dengan acceptanceof dating violencepada diri perempuan dewasa muda korban kekerasan dalam pacaran di Jakarta?. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai hubungan antara kecemasan dengan acceptanceof dating violence pada diri perempuan dewasa muda korban kekerasan dalam pacaran di Jakarta. METODE PENELITIAN Subjek Penelitian dan Tehnik Sampling Karakteristik subjek penelitian Responden dalam penelitian ini adalah perempuan dewasa muda yang berusia tahun berprofesi sebagai mahasiswi, menjalin hubungan pacaran dalam jangka waktu minimal 6 bulan, mengalami tindakan kekerasan dalam pacaran (kekerasan fisik dan kekerasan psikologis), dan berdomisili di Jakarta. Setting lokasi penelitian Pengambilan data uji coba kuesioner Acceptance of Dating Violence dilakukan pada tanggal 5 Juli 2012 hingga 12 Juli 2012 yang dimulai pada pukul sampai dengan pukul Pengambilan data dilakukan di berbagai tempat. Seperti di kampus tempat responden berkuliah, di rumah responden, dan di tempat makan suatu pusat perbelanjaan. Pada saat penelitian lapangan, pembagian kuesioner dimulai dari tanggal 15 Juli 2012 higga 18 Juli 2012 pada pukul sampai dengan pukul dan berlokasi di kampus tempat responden berkuliah dan di rumah responden. Tehnik sampling Metode pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah non probability sampling. Non probability sampling merupakan teknik sampling yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel (Nasution, 2006). Peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling berjenis snowball yang merupakan teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian anggota sampel (responden) mengajak para sahabatnya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin membengkak jumlahnya (Riduwan, 2003).

6 Pada tahap pertama, peneliti memperoleh responden sejumlah 35 orang yang mengaku mengalami kekerasan dalam pacaran. Kemudian pada tahap kedua peneliti kembali menyebarkan kuisioner kepada 35 orang lainnya secara umum dalam rangka untuk menambah jumlah responden. Lalu peneliti melakukan pemilahan terhadap responden tersebut hanya yang mengalami kekerasan dalam pacaran saja yang ditentukan sebagai sampel dalam penelitian ini. Hasilnya diperoleh 9 orang yang menjadi responden berdasarkan pemilahan tersebut. Sehingga total responden yang diperoleh melalui teknik snowball sebanyak 44 orang responden. Desain penelitian Desain dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang merupakan penelitian yang menjunjung tinggi objektifitas, keseragaman, positivisme, verifikasi, pengamatan, dan pengukuran (Purwanto, 2007). Selanjutnya Purwanto mengatakan bahwa kebenaran dari penelitian kuantitatif merupakan realitas yang tampak sebagaimana didefinisikan oleh peneliti. Menurut kehadiran variabelnya, penelitian ini bersifat non-eksperimen karena peneliti tidak melakukan manipulasi setting penelitian karena variabel yang hendak diteliti telah ada saat penelitan dilakukan. Peneliti tidak dapat memanipulasi keadaan karena faktanya telah terjadi (Purwanto, 2007). Alat ukur penelitian Penelitian ini menggunakan dua alat ukur untuk mengukur kecemasan dan penerimaan terhadap kekerasan. Kecemasan diukur dengan menggunakan alat ukur State Trait Anxiety Inventory (STAI) yang dikonstruk oleh Spielberger dkk pada tahun Pada peneltian ini, peneliti hanya akan meneliti dengan menggunakan alat ukur kecemasan trait. Sedangkan untuk mengukur penerimaan terhadap kekerasan dalam pacaran, peneliti menggunakan alat ukur Acceptance of Dating Violence yang dikonstruk sendiri oleh peneliti. Uji reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur adalah menggunakan uji reliabilitas sekali ukur (one shot) yang terdiri dari uji konsistensi butir (internal) multi bagian dengan menggunakan Cronbach s Alpha, dikarenakan instrumen kedua alat ukur berbentuk skala Likert (Nisfiannoor, 2009). Berdasarkan hasil uji reliabilitas, yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa nilai reliabilitas alat ukur STAI formulir X-2 (trait) menunjukkan nilai sebesar dengan total 20 buah item. Alat ukur kedua yaitu Acceptance of Dating Violence memperoleh hasil reliabilitas sebesaar dengan total 26 item. Nilai reliabilitas dari kedua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam klasifikasi nilai reliabilitas tinggi menurut Guilford (1978). Pengukuran variabel penelitian Pengukuran variabel penelitian ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama adalah untuk karakteristik responden (usia, jangka waktu menjalin hubungan pacaran, frekuensi kekerasan fisik, dan frekuensi kekerasan psikologis), distribusi skor variabel, dan uji mean antara kecemasan trait dan acceptance of dating violence. Sedangkan bagian kedua adalah pengukuran variabel kecemasan trait dan acceptance of dating violence. Prosedur Persiapan penelitian Langkah pertama, peneliti membuat rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian, mulai dari masalah yang akan dibahas, peneliti mengkaji teori yang mendukung penelitian, kemudian membuat kerangka berpikir agar dapat lebih fokus dalam membuat hipotesis. Baik itu hipotesis penelitian, maupun hipotesis statistik. Selanjutnya, peneliti membuat desain penelitian yang terdiri dari cara pengambilan sampel, penetapan sampel, instrumen penelitian, alat pengukuran yang digunakan serta metode analisis yang akan digunakan.

7 Pelaksanaan penelitian Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari, dimana saat itu peneliti menunggu persetujuan jurusan terlebih dahulu akan proposal yang diajukan oleh peneliti. Pengambilan data uji coba kuesioner Acceptance of Dating Violence dilakukan pada tanggal 5 Juli 2012 hingga 12 Juli 2012 yang dimulai pada pukul sampai dengan pukul Saat penelitian lapangan, pembagian kuesioner dimulai dari tanggal 15 Juli 2012 higga 18 Juli 2012 pada pukul sampai dengan pukul Tehnik pengolahan data Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan teknik pengolahan data statistik dengan melakukan uji koefisien korelasi metode Product Moment Pearson. Menurut Priyatno (2010), Product Moment Pearson digunakan untuk memproses data yang berbentuk interval guna menjawab rumusan masalah, hipotesis penelitian, serta hubungan antar kedua variabel yang diteliti. HASIL DAN BAHASAN Hasil Uji Hipotesis Untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak, dilakukan uji hipotesis korelasional. Uji korelasional ini menggunakan uji Pearson dikarenakan data yang ada adalah data interval. Di bawah ini terdapat hipotesis penelitian yang akan diuji, dan tabel nilai kasifikasi korelasi yang digunakan untuk melihat kuat tidaknya hubungan dari kedua variable penelitian: H 0 H a : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan acceptance of dating violence pada diri perempuan dewasa muda korban kekerasan dalam pacaran di Jakarta. : Terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan acceptance of dating violence pada diri perempuan dewasa muda korban kekerasan dalam pacaran di Jakarta. Di bawah ini peneliti sajikan tabel klasifikasi nilai korelasi untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel: Tabel 1. Klasifikasi Nilai Korelasi Nilai Keterangan >0-0,25 Korelasi Sangat Lemah >0, Korelasi Cukup >0,5-0,75 Korelasi Kuat >0,75-0,99 Korelasi Sangat Kuat Sumber: Sarwono, Berikut merupakan hasil dari uji korelasi Pearson dari data yang telah diolah oleh peneliti:

8 Tabel 2. Nilai Korelasi Pearson Correlations SkorTotalTrait SkorTotalACC Pearson ** Correlation SkorTotalTrait Sig. (2-tailed).004 N Pearson.430 ** 1 Correlation SkorTotalACC Sig. (2-tailed).004 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data Penelitian 2012 Dari tabel di atas dapat diketahui nilai korelasi Pearson antara variabel kecemasan trait dengan variabel acceptance of dating violence sebesar Menurut Sarwono (2012) apabila nilai korelasi (r)>0,05 maka hubungan antara variabel dikatakan kuat dan apabila nilai korelasi (r)<0,05 maka hubungan antara variabel dikatakan lemah. Dari hasil korelasi yang didapatkan adalah korelasi positif antara dua variabel, korelasi yang terjadi dikatakan cukup kuat, dikarenakan nilai (r)>0.05, yaitu 0.430>0.05 yang artinya terdapat hubungan positif antara kedua variabel, yaitu jika kecemasan meningkat maka acceptance of dating violence juga akan meningkat, begitu pula dengan sebaliknya. Sedangkan untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak, dilihat dari nilai signifkannya. Apabila nilai signifikan (p)>0.05 maka H 0 diterima dan apabila nilai signifikansi (p)<0.05 maka H 0 ditolak. Oleh karena nilai signifikansi (p)=0.004<0.05, maka H 0 ditolak yang mengartikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan trait dengan acceptance of dating violence pada korban kekerasan dalam pacaran. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini ialah terdapat hubungan yang signifikan dengan arah yang positif antara kecemasan dengan acceptance of dating violence pada diri perempuan dewasa muda korban kekerasan dalam pacaran di Jakarta. Dimana hal tersebut mengartikan bahwa, apabila seseorang individu memiliki tingkat kecemasan trait yang tinggi, maka ia memiliki karakteristik yang menganggap sebagian besar situasi yang terjadi dalam hidupnya sebagai sesuatu yang sangat berbahaya dan mengancam, dan sangat perduli terhadap kritik dan komentar orang lain terhadap diri mereka. Individu tersebut juga termasuk dalam orang-orang yang memiliki tingkat acceptance of dating violence yang tinggi. Dimana mereka menerima diperlakukan kasar oleh pasangannya dan tak mampu melawan. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan responden pada penelitian ini merupakan responden yang memang mengalami kecemasan. Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jackson et al. (2000, dalam Kaura & Lohman, 2007) menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara tingkat penerimaan kekerasan dan tingkat kesehatan mental korban. Artinya, jika seseorang adalah korban kekerasan kencan dan menerima diperlakukan dengan kasar, disimpulkan kesehatan mental mereka (depresi, kecemasan, dan somatik) terganggu. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa H a diterima, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan acceptance of dating violence pada diri perempuan dewasa muda korban kekerasan dalam pacaran di Jakarta. Dapat diketahui bahwa nilai signifikasi (p) antara kedua variabel sebesar dengan nilai korelasi positif (r = 0.430).

9 Artinya, apabila kecemasan trait meningkat, maka acceptance of dating violence juga akan semakin meningkat, begitu pula dengan sebaliknya. Responden yang paling banyak dalam penelitian ini adalah perempuan dewasa muda yang berusia 22 tahun (43.2%) dan responden yang paling sedikit jumlahya ialah yang berusia 19 tahun (4.5%). Saran Saran untuk penelitian selanjutnya : 1. Dapat dilakukan penelitian yang serupa dengan dengan skala populasi dan responden yang lebih besar agar dapat lebih menggambarkan hubungan antara kecemasan dengan acceptanceof dating violence pada diri perempuan dewasa muda korban kekerasan dalam pacaran di Jakarta. Untuk mendapatkan kejelasan populasi dan responden yang lebih banyak, ada baiknya apabila penelitian selanjutnya melakukan kerja sama dengan LSM yang menangani korban kekerasan dalam pacaran. 2. Selain melihat dari sisi korban, penelitan selanjutnya diharapkan dapat meneliti si pelaku kekerasan dalam pacaran, agar semakin melengkapi penelitian sebelumnya. Faktor-faktor apa sajakah yang membuat pelaku melakukan tindak kekerasan dalam hubungan pacaran. 3. Penelitian lain juga bisa mencari tahu apakah terdapat hubungan antara keintiman seksual dengan penerimaan terhadap kekerasan dalam hubungan pacaran oleh korban.

10 REFERENSI Andri, Dewi, Y. (2007). Jurnal Majelis Kedokteran Indonesia.Teori Kecemasan Berdasarkan Psikoanalisis Klasik dan Berbagai Mekanisme Pertahanan terhadap Kecemasan. 57,7. Diambil padat anggal 4 April 2012, dari _Anxiety_Theory_Based_On_Classic_Psychoanalitic_and_ Types_of_ Defense_Mechanism_To_Anxiety Campbell, T. E., Lindhorst, T., Huang, B., Walters, K. L. (2006). American Journal of Public Health. Interpersonal violence in the lives of urban American Indian and Alaska native women: implications for health, mental health, and help-seeking.8, Diambil dari, ProQuest Education Journal Database Carlson, B. E., McNutt, L. A., & Choi, D. Y. (2003). Journal of Interpersonal Violence. Childhood and adult abuse among women in primary health care: Effects on mental health. 18, Diambil dari, ProQuest Education Journal Database Carlson, B. E.,McNutt, L. A., Choi, D. Y.,& Rose, I.M. (2002). Violence Against Women. Intimate partner abuse and mental health: The role of social support and other protective factors., 8, Diambil dari, ProQuest Education Journal Database Cascardi, M., O Leary, K. D., Lawrence, E. E., &Schlee, K. A.(1995). Journal of Consulting and Clinical Psychology. Characteristics of women physically abused by their spouses and Who seek treatment regarding marital conflict. 63, Diambildari, ProQuest EducationJournal Database Coker, A. L., et al. (2002). American Journalof Preventive Medicine. Physical and mental health effects of intimate partner violence for men and women. 23, Diambil dari, ProQuest EducationJournal Database Davison, G. C., Neale, J. M., Kring, A. M. (2004). Abnormal Psychology (9th ed.). United States of America: John Wiley & Sons, Inc De Genova. (2008). Intimate Relationship, Marriage and Families. New York: McGraw Hill Feeney, J., Noller, P. (1996). Adult Attachment. California: Sage Publications, Inc Goodkind, J. R., Gillum, T. L., Bybee, D. I., & Sullivan, C. M. (2003).Violence Againts Women. The Impact of Family and Friends, Reactions on The Well Being of Women With Abusive Partners.9, Diambildari, ProQuest Education Journal Database Gravetter, F. J., Forzano, L. A. (2009). Research Methods for The Behavioural Science (4th ed.). Canada: Wadsworth Cengage Learning Guilford, J. P. (1978). Fundamental Statistic in Psychology and Education (6th ed.). Singapore: McGraw-Hill Book Company Hall, C. S., Linzey, G. (1993). Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Supratiknya, A. (Eds.) Yogyakarta: Kanisius. Hurlock, Elisabeth, B. (2004). Psychology Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Indria, K., Nindyati, A. D. (2007). Kajian Konformitas dan Kreativitas Affective Remaja. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.

11 Kaura S. A., Lohman, B. J., (2007). J Fam Viol. Dating Violence Victimization, Relationship Satisfaction, Mental Health Problems, and Acceptability of Violence :A Comparison of Men and Women. DOI: /s , Diambildari, ProQuest Education Journal Database Kaura,S. A., Lohman, B. J., Scnurr, M. P. (2010). Violence and Victims.Variation in Late Adolescents Reports of Dating Violence Perpetration: A Dyadic Analysis. DOI: / , 25, 1. Diambildari, ProQuest Education Journal Database Kimerling, R., & Calhoun, K. S. (1994). Journal of Consulting and Clinical Psychology. Somatic symptoms, socialsupport, and treatment seeking among sexual assault victims. 62, Diambildari, ProQuest Education Journal Database Komnas Perempuan. (2002). Peta Kekerasan: Pengalaman Perempuan Indonesia. Jakarta: Ameepro. Kusumastuti, E. D. (2012, Maret 19). Flashmob Hits Without Violence Libatkan Anak Muda. Suara Pembaruan. Diambil pada tanggal 26 Maret 2012, dari violence-libatkan-3000-anakmuda/18213 Mulford, C., Giordano, P. C. (2009). National Institute of Justice Journal. Teen Dating Violence: A Closer Look at Adolescent Romantic Relationships. 261, Diambilpadatanggal 8 Agustus 2011, dari, Nasution. (2006). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern. Jakarta: Salemba Humanika. O Keefe, M., &Treister, L. (1998). Violence Against Women. Victims of dating violence among high school students: Are the predictors different for males and females?. 4, Diambil dari, ProQuest Education Journal Database Papalia, D. R., Olds, S. W., Feldman, R. D. (2007). Human Development (10th ed.). New York: McGraw-Hill International Edition. Poerwandari, K. (2006). Penguatan Psikologis untuk Menanggulangi Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Kekerasan Seksual. Universitas Indonesia: Kajian Wanita Program Pascasarjana. Priyatno, D. (2011). Buku Saku SPSS, Analisis Statistik Data. Yogyakarta: MediaKom. Purwanto.(2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar Riduwan. (2003). Dasar Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta Rinaldi, I. (2010, Januari 4).Duh...Kasus Kekerasan Pacaran Meningkat. Diambil pada tanggal 29 Maret 2012 dari Duh...Kasus.Kekerasan.Pacaran.Meningkat Santrock. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga Sarwono, J Metode Riset Skripsi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo. Speilberger.(2004). Comperensive Handbook of Psychological Assessment Volume 2. Hersen, M. J., Segal, D. L. (Eds.). United State of America : John wiley& Sons, Inc

12 Speilberger. (2003). Handbook of Psychological Assessment (4th ed.). Marnat, G., G. (Eds.) United States of Americs: John Wiley & Sons Inc Statistik Mitra Perempuan. (2010). StatistikCatatanTahunan. Indonesia. Diambil dari Situs Mitra Perempuan: Straus, A.M. (2004). Journal of Violence Against Woman. Prevalence of Violence Against Dating Partners by Male and Female.8, DiambilpadaMaret 10, 2012 dari Supardi.(2007). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: PT.BumiAksara Tucker (2004).Dating, Love, Marriage And Sex.DiambilpadaMaret 10, 2012 dari Tolman, R. M., Rosen, D. (2001). Violence Againts Women.Domestic Violence in the Lives of Women Receiving Welfare Mental Health, Substance Dependence, and Economic Well-Being. 7, Diambildari, ProQuest Education Journal Database US Departement of Justice Statistics.(2012). Teen Dating Violence Survey. United States of America, Liz clairbone. Diambil dari Werdiono, D. (2004, Desember 13) Perempuan Jateng Jadi Korban Kekerasan. Suara Merdeka. Diambil pada tanggal 29 Maret 2012, dari harian/ 0412/13/kot09.htm Whitson, S., & El-Sheikh, M. (2003). Aggression and Violent Behavior. Marital conflict and health: Processes and protective factors., 8, Diambil dari, ProQuest Education Journal Database Womens Health. (2004). Violence Againts Women. United States of America. Diambildari RIWAYAT PENULIS Marsha Ramadita lahir di Surabaya pada 24 Maret tahun Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Psikologi pada tahun 2012.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel kecemasan trait dan variabel

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel kecemasan trait dan variabel BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel kecemasan trait dan variabel acceptance

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin sering masyarakat mengetahui dan mendengar berita mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin sering masyarakat mengetahui dan mendengar berita mengenai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin sering masyarakat mengetahui dan mendengar berita mengenai kasus kekerasan dalam rumah tangga (Domestic Violence), namun masih sedikit yang mengetahui perihal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar pelitian. Berikut adalah beberapa teori yang terkait sesuai dengan penelitian ini. 2.1 Anxiety (Kecemasan)

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian mengenai kecemasan dan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian mengenai kecemasan dan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian mengenai kecemasan dan penerimaan terhadap kekerasaan dalam hubungan pacaran. Hasil penelitian ini terdiri dari hasil pengolahan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA Fitria Fauziah Psikologi, Gading Park View ZE 15 No. 01, 081298885098, pipih.mail@gmail.com (Fitria Fauziah, Cornelia Istiani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Perkembangan sosial pada

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Perkembangan sosial pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Masa dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Perkembangan sosial pada masa dewasa awal merupakan masa puncak dalam bersosialisasi. Individu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpacaran Kekerasan dalam Berpacaran (KDP) atau Dating Violence. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. berpacaran Kekerasan dalam Berpacaran (KDP) atau Dating Violence. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan Reproduksi adalah termasuk salah satu dari sekian banyak problem remaja yang perlu mendapat perhatian bagi semua kalangan, baik orang tua, guru, dan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan ia jalani kelak (Perkins, 1995). Para remaja yang mulai menjalin hubungan

BAB I PENDAHULUAN. akan ia jalani kelak (Perkins, 1995). Para remaja yang mulai menjalin hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Rice dalam Sayasa, 2004). Dalam perjalanan menuju dewasa tersebut para remaja menghadapi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai variasi nilai, baik itu kejadian, situasi, perilaku maupun karakteristik

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji adalah: 1. Variable (X): Materialisme

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan digunakan. Pertama adalah variabel persepsi

Lebih terperinci

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA 30-40 TAHUN YANG BELUM MENIKAH Siti Anggraini Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan adalah persoalan pelanggaran kondisi kemanusiaan yang tidak pernah tidak menarik untuk dikaji. Menurut Mansour Fakih (2004:17) kekerasan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah peneliti menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya peneliti akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai pemberitaan publik, baik dalam media cetak, media elektronik dan media online, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat membedakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Disain Penelitian Kumar (2005) mengelompokkan disain penelitian kedalam tiga sudut pandang yaitu bedasarkan jumlah kontak (number of contact), periode referensi (reference

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian, akan dibahas mengenai variabel penelitian, masalah penelitian, subjek penelitian, metode pengambilan data, alat ukur yang digunakan, prosedur

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan. Akan dipaparkan secara singkat variabel penelitian, definisi operasional dari variabel, karakterisitik

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA ABSTRACT Chusnul Chotimah Dosen Prodi D3 Kebidanan Politeknik Kebidanan Bhakti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia, namun selama ini selalu dirahasiakan atau ditutup-tutupi oleh keluarga maupun

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH Fransisca Iriani Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta dosenpsikologi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada Sub-bab ini, akan dipaparkan mengenai Variable penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada Sub-bab ini, akan dipaparkan mengenai Variable penelitian yang BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Pada Sub-bab ini, akan dipaparkan mengenai Variable penelitian yang dijadikan sebagai alat ukur dan hipotesis yang digunakan peneliti sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi Penelitian

BAB 3. Metodologi Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan karakteristik atau fenomena yang dapat berbeda di antara organisme, situasi, atau lingkungan (Christensen, 2001). 3.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing tahap perkembangannya adalah pada masa kanak-kanak, masa

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing tahap perkembangannya adalah pada masa kanak-kanak, masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum gambaran dari manusia yang sehat adalah mereka yang mampu menyelesaikan tugas perkembangan dengan baik, teratur, dan tepat pada masing-masing tahap

Lebih terperinci

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian & hipotesis 3.1.1 Definisi operasional variabel penelitian Variabel penelitian menurut Hatch dan Farhady (dalam Iskandar, 2013) adalah atribut dari objek

Lebih terperinci

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KONFLIK PERAN PEKERJAAN-KELUARGA DAN FASE PERKEMBANGAN DEWASA PADA PERAWAT WANITA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROYO MAGELANG Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah menjalani usia pernikahan selama 5 tahun pertama yang berjumlah 100 responden. Pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASERTIFITAS DENGAN KECENDERUNGAN MENGALAMI KEKERASAN EMOSIONAL PADA PEREMPUAN YANG BERPACARAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA ASERTIFITAS DENGAN KECENDERUNGAN MENGALAMI KEKERASAN EMOSIONAL PADA PEREMPUAN YANG BERPACARAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASERTIFITAS DENGAN KECENDERUNGAN MENGALAMI KEKERASAN EMOSIONAL PADA PEREMPUAN YANG BERPACARAN SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik,

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik, BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik, dilakukan secara aktif maupun dengan cara pasif (tidak berbuat), dikehendaki oleh pelaku, dan ada akibat yang

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA ANGAKATAN 2013 DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK JURUSAN KIMIA DAN SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah prokrastinasi akademik sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena berpacaran sudah sangat umum terjadi dalam masyarakat. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan memahami lawan jenisnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VII... Jakarta Barat HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA Felicia Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 7, felicia_fc@ymail.com Agung Gita Subakti,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dan diakhiri dengan menjelaskan waktu dan tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. data dan diakhiri dengan menjelaskan waktu dan tempat penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan dimulai dengan menjelaskan mengenai rancangan penelitian, populasi dan sample penelitian,

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN CHILD ABUSE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 10 SUNGAI SAPIH KOTA PADANG TAHUN Penelitian Keperawatan Anak

SKRIPSI HUBUNGAN CHILD ABUSE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 10 SUNGAI SAPIH KOTA PADANG TAHUN Penelitian Keperawatan Anak TAHUN Penelitian Keperawatan Anak BP. 1311311011 DOSEN PEMBIMBING Ns. HERMALINDA, M.Kep, Sp.Kep.An Ns. RIKA SARFIKA, M.Kep BP.1311311011 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA Ade Tri Wijayanti, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

Judul...i. Pengesahan Pembimbing...ii. Abstrak...iii. Kata Pengantar...iv. Daftar Isi...vii. Daftar Tabel...xi. Daftar Bagan...xii

Judul...i. Pengesahan Pembimbing...ii. Abstrak...iii. Kata Pengantar...iv. Daftar Isi...vii. Daftar Tabel...xi. Daftar Bagan...xii ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai derajat trait dan state anxiety pada para peserta program persiapan pernikahan di Gereja X, Bandung. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu dimensi humor styles dan kepuasan

Lebih terperinci

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kekerasan dalam rumah tangga menjadi sebuah fenomena sosial yang memprihatinkan di tengah masyarakat. Abrahams (2007), mengungkapkan bahwa kekerasan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Bandung, karena menurut data dari Pengadilan Tinggi tahun 2010, Bandung menempati

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI DESA KEPARAKAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI DESA KEPARAKAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI DESA KEPARAKAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang berisikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dengan tujuan dapat menjawab masalah dalam penelitian. Melalui

Lebih terperinci

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta   Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II KORELASI PERSEPSI MAHASISWA PROFESI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2014 Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Sania Faradita ABSTRACT The purpose of this study, is to know the

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden. BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang

BAB III METODE PENELITIAN. interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang mempunyai tata cara, yaitu pengambilan keputusan, interpretasi data dan kesimpulan

Lebih terperinci

Turner, J. S., & Helms, D. B. (1995). Lifespan development (5 th ed.). New York: Harcourt Brace. Waldrop, A. E., Resick, P. A. (2004).

Turner, J. S., & Helms, D. B. (1995). Lifespan development (5 th ed.). New York: Harcourt Brace. Waldrop, A. E., Resick, P. A. (2004). DAFTAR PUSTAKA Adriadi, R. (2012). Perempuan Dan Politik Di Indonesia, Analisis Perempuan Indonesia Di Birokrasi. http://rekhopascapol.blogspot.com/2012/04/perempuan-dan-politik-diindonesia.html. 25 April

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEDEWASAAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS SAM RATULANGI TERHADAP CARA BERSOSIALISASI

HUBUNGAN KEDEWASAAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS SAM RATULANGI TERHADAP CARA BERSOSIALISASI HUBUNGAN KEDEWASAAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS SAM RATULANGI TERHADAP CARA BERSOSIALISASI 1 Citra F. Karim 2 Jehosua S.V. Sinolungan 2 Henry Opod

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Populasi, Sampel, dan Metodologi Pengambilan Sampel. atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

BAB 3 METODE PENELITIAN Populasi, Sampel, dan Metodologi Pengambilan Sampel. atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang 25 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel, dan Metodologi Pengambilan Sampel 3.1.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Pudyastuti Widhasari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan proses pacaran dan proses ta aruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan proses pacaran dan proses ta aruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini difokuskan pada pasangan yang sudah menikah dengan proses pacaran dan proses ta aruf. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN IKK, UNJ

PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN IKK, UNJ JKKP: Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan http://doi.org/10.21009/jkkp DOI: E-ISSN: 2597-4521 PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dengan normative social influence pada remaja di SMA X yang meliputi hasil

Lebih terperinci

KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK. Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo. Abstrak.

KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK. Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo. Abstrak. KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang

Lebih terperinci

Abstract

Abstract PERSEPSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PATAMUAN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Vionirita Sewasa 1), Erman Har 2), dan Azrita 2)

Lebih terperinci

BAB 4 Analisis Hasil

BAB 4 Analisis Hasil BAB 4 Analisis Hasil 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah gay dewasa muda yang berusia 20-40 tahun, mengidentifikasikan diri sebagai penyuka sesama jenis serta berdomisili

Lebih terperinci

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung Sari MN, Islamy N, Nusadewiarti A Faculty of Medicine in Lampung University

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran body image dari anggota Hansamo Modern Dance di Komunitas BKC Kota Bandung. Teori yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang dipelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi di dalam kehidupan rumah tangga sering terjadi berbagai konflik. Konflik

BAB I PENDAHULUAN. tetapi di dalam kehidupan rumah tangga sering terjadi berbagai konflik. Konflik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang mendambakan keutuhan dan kerukunan rumah tangga. Akan tetapi di dalam kehidupan rumah tangga sering terjadi berbagai konflik. Konflik yang tidak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HUMOR STYLES DAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA DEWASA MADYA DI JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA HUMOR STYLES DAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA DEWASA MADYA DI JAKARTA HUBUNGAN ANTARA HUMOR STYLES DAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA DEWASA MADYA DI JAKARTA Liliana Binus University Kampus Kijang, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat 11480, Telp.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI Rhea Auliya Anggareni 1, Fitri Hartanto 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS TERHADAP TEMAN SEBAYA DAN BENTUK-BENTUK NILAI SEKSUAL PADA USIA REMAJA AWAL DI SMP X DI JAKARTA SELATAN

HUBUNGAN KONFORMITAS TERHADAP TEMAN SEBAYA DAN BENTUK-BENTUK NILAI SEKSUAL PADA USIA REMAJA AWAL DI SMP X DI JAKARTA SELATAN HUBUNGAN KONFORMITAS TERHADAP TEMAN SEBAYA DAN BENTUK-BENTUK NILAI SEKSUAL PADA USIA REMAJA AWAL DI SMP X DI JAKARTA SELATAN Alexandra Christiana Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat, 08179120714,

Lebih terperinci

Abstrak. vi Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. vi Universitas Kristen Maranatha Abstrak Secara akal sehat ketika seorang wanita disakiti dan disiksa oleh suaminya, akan sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk memaafkan. Salah satu faktor yang dapat memperkuat resiliency adalah forgiveness

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH PERMAINAN DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA 5-6 TAHUN PENGARUH PERMAINAN DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA 5-6 TAHUN Ahmad Afandi PG-PAUD FIP, IKIP PGRI Jember Jl. Jawa No. 10, Jember e-mail: a_afandi41@yahoo.com Abstract: The research subjects

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI. Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI. Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M. STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.Si 1 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRACT During adolescence,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINDAKAN BULLYING DI SEKOLAH DENGAN SELF ESTEEM SISWA

HUBUNGAN TINDAKAN BULLYING DI SEKOLAH DENGAN SELF ESTEEM SISWA HUBUNGAN TINDAKAN BULLYING DI SEKOLAH DENGAN SELF ESTEEM SISWA 1 Mega Ayu Septrina 2 Cheryl Jocelyn Liow 3 Febrina Nur Sulistiyawati 4 Inge Andriani 1 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Komparatif mengenai Moral Judgement Perilaku Seksual Bebas Mahasiswa yang Tinggal di Tempat Kos pada Kawasan Universitas X Bandung (antara Mahasiswa yang Sudah dan

Lebih terperinci

PSIKOMETRI. Pengantar Psikometri MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 01

PSIKOMETRI. Pengantar Psikometri MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 01 MODUL PERKULIAHAN PSIKOMETRI Pengantar Psikometri Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 B41616BA Mutiara Pertiwi, M.Psi Abstract Modul ini berisi tentang pengantar

Lebih terperinci

PERAN HARGA DIRI DALAM MEMPREDIKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA AKHIR DI DKI JAKARTA. Maya Marsiana Kowira

PERAN HARGA DIRI DALAM MEMPREDIKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA AKHIR DI DKI JAKARTA. Maya Marsiana Kowira PERAN HARGA DIRI DALAM MEMPREDIKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA AKHIR DI DKI JAKARTA Maya Marsiana Kowira mayamarsiana@gmail.com Dosen Pembimbing: Moondore Madalina Ali, B.Sc.,M.Sc., Ph.D Binus University:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

Oleh: TIKA PRADINA NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. 2. Laelatul Arofah, M.Pd.

Oleh: TIKA PRADINA NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. 2. Laelatul Arofah, M.Pd. JURNAL HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI (SELF CONTROL) DENGAN KEMATANGAN EMOSI SISWA KELAS XI DI SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF CONTROL WITH EMOTIONAL

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : mahasiswa, attachment style, long-distance relationship UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK. Kata Kunci : mahasiswa, attachment style, long-distance relationship UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan attachment style terhadap ibu dan terhadap pasangan pada Mahasiswa Universitas X Bandung yang menjalani long-distance relationship. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN: MOTIVASI MEMBELI PRODUK PEMUTIH WAJAH PADA REMAJA PEREMPUAN Maria Sriyani Langoday Flora Grace Putrianti, S.Psi., M.Si Abstract The purpose of this study is to determine the relationship of self-concept

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang. UIN Imam Bonjol terletak di Jln. Prof. M. Yunus Lubuk Lintah Padang. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen semu (Pre Experiment Design) yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 Roy Silitonga, Sri Hartati *) Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komnas perempuan tahun 2014 yang dirilis pada 6 Maret Jumlah kasus

BAB I PENDAHULUAN. Komnas perempuan tahun 2014 yang dirilis pada 6 Maret Jumlah kasus BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Meskipun telah ditetapkannya UU Republik Indonesia No.23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Namun kasus KDRT masih saja meningkat

Lebih terperinci

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas Psikometri Modul ke: Aplikasi uji Reliabilitas dan Fakultas Psikologi Validitas Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Perhitungan Manual Uji Reliabilitas 2 Kruder-Richardson (K-R 20) =

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).

Lebih terperinci