ANALISIS FAKTOR KONDISI KONTINUITAS BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI TELUK LAMPUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR KONDISI KONTINUITAS BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI TELUK LAMPUNG"

Transkripsi

1 1157 Analisis faktor kondisi kontiunitas... (Andi Indra Jaya Asaad) ANALISIS FAKTOR KONDISI KONTINUITAS BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI TELUK LAMPUNG Andi Indra Jaya Asaad, Makmur, Rachmansyah, Muhammad Chaidir Undu, dan Muawanah ABSTRAK Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129 Maros 90512, Sulawesi Selatan Penelitian mengenai faktor-faktor kondisi yang mendukung kontinuitas aktivitas budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) di Teluk Lampung telah dilakukan pada Bulan Agustus Cakupan wilayah penelitian meliputi Teluk Hurun, Teluk Ringgung, dan Pulau Puhawang di Kawasan Teluk Lampung. Sasaran penelitian adalah pengusaha KJA sebagai key responden yang berada pada kawasan tersebut. Metode penelitian menggunakan metode wawancara mendalam dan pengisian kuisioner oleh key responden. Sebanyak 12 key responden telah ditentukan secara purposif berdasarkan kepemilikan KJA, lama berusaha dalam kurun waktu lebih dari 3 5 tahun dan masih aktif sebagai pengusaha KJA. Analisis data dilakukan secara statistik analisis multivariat dengan pendekatan analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 faktor utama yang menjadi alasan kontinuitas usaha budidaya KJA bagi para pengusaha. Kedua faktor tersebut merupakan hasil pengelompokkan faktor-faktor yang memiliki kedekatan dalam kuadran, yaitu: 1) infrastruktur fisik dan kondisi pasar, dan 2) sumberdaya manusia dan kebijakan. KATA KUNCI: keramba jaring apung, analisis faktor, Teluk Lampung PENDAHULUAN Budidaya keramba jaring apung (KJA) merupakan salah satu usaha budidaya untuk menjawab tantangan kebutuhan global untuk produk perikanan. Budidaya KJA telah berkembang ke arah cluster untuk keberadaan KJA dan pengembangan sistem KJA intensif (Halwart et al., 2007). Budidaya KJA laut di Indonesia khususnya untuk komoditas ikan kerapu berkembang cukup pesat di daerah Bangka, Bengkulu, Kepulauan Seribu, Banten, Jawa, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Lampung. Perkembangan KJA di Lampung menunjukkan hal yang signifikan terutama dalam penyediaan bibit yang berasal dari kegiatan perbenihan (hatchery) (De Silva et al., 2007). Usaha budidaya KJA laut di Lampung merupakan salah satu aktivitas penting dan menjadi kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung untuk pengembangan kawasan budidaya laut dan pengembangan usaha budidaya skala kecil untuk penyerapan tenaga kerja (Sugiyatno, 2008). Pada dasarnya usaha akuabisnis merupakan bagian dan memiliki persamaan dengan usaha agribisnis. Menurut Krisnamurthi & Fausiah (2005) bahwa usaha agribisnis merupakan kegiatan produktif karena mempunyai rentang peluang yang sangat luas yaitu dari penyediaan input hingga pasca panen dan pemasaran. Lebih lanjut dikemukakan bahwa prospektif usaha agribisnis sangat ditentukan oleh kombinasi sumberdaya internal pengusaha dan kondisi pasar yang dijadikan target. Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor utama yang mendukung kontinuitas usaha budidaya KJA khususnya komoditas ikan kerapu di Lampung. Budidaya laut di Teluk Lampung sudah menunjukkan eksistensi dan memegang peranan penting dalam kontribusi peningkatan produksi perikanan dan penyerapan tenaga kerja serta peningkatan PAD melalui nilai ekspor ikan kerapu yang umumnya dipasarkan ke luar negeri (Singapura, Hongkong, Taiwan bahkan Amerika Serikat). Berdasarkan hasil pembangunan kelautan dan perikanan Provinsi Lampung , kegiatan budidaya laut menunjukkan peningkatan sebesar 3,32% di mana produksi pada tahun 2006 sebesar 1,692 ton dan pada tahun 2007 mencapai 1,791 ton (Sugiyatno, 2008). Kegiatan usaha akuabisnis KJA dengan komoditas utama yaitu ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis) dan ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) telah berkembang di Lampung sejak tahun 1999 (Sitepu, 2008). Faktor-faktor apa saja yang menjadi mendukung usaha akuabisnis ini hingga saat ini menjadi dasar pertanyaan penelitian ini. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor utama bagi pengusaha KJA di Teluk Lampung yang mendukung kontinuitas usaha tersebut.

2 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 di Teluk Lampung yang secara khusus dilakukan di Teluk Hurun, Teluk RInggung, dan Pulau Puhawang (Gambar 1). Gambar 1. Peta lokasi penelitian Metode pengumpulan data dilakukan dengan survai pangan yang meliputi kegiatan wawancara dan observasi lapangan serta pengumpulan data sekunder. Penentuan key responden dilakukan secara purposive sampling berdasarkan kepemilikan keramba jaring apung (KJA), lama berusaha dalam kurun waktu lebih dari 3 5 tahun dan masih aktif sebagai pengusaha KJA. Sebanyak 12 key responden telah ditentukan berdasarkan kriteria tersebut dan diminta untuk memberi nilai (skoring) terhadap pilihan faktor-faktor yang diasumsikan mendukung usaha akuabisnis KJA. Faktor-faktor atau variabel-variabel yang dinilai oleh responden adalah: (1) kondisi fisik perairan, (2) ketersediaan sarana budidaya, (3) ketersediaan pakan yang ekonomis, (4) ketersediaan benih unggul, (5) kemudahan akses ke lokasi budidaya, (6) lokasi budidaya yang strategis, (7) kebijakan pemerintah provinsi/daerah, (8) pengalaman usaha budidaya, (9) ketersediaan tenaga kerja, (10) fluktuasi harga yang positif (11) kondisi pasar yang kondusif. Pemberian nilai berdasarkan skala 1 5 di mana nilai 1 menunjukkan nilai variabel tidak dianggap mendukung sama sekali, sedangkan nilai 5 menunjukkan nilai variabel yang dianggap mendukung usaha akuabisnis KJA. Nilai antara 1 dan 5 merupakan nilai graduasi dari responden. Analisis data dilakukan secara statistik multivariat khususnya dengan pendekatan analisis faktor. Menurut Supranto (2004) dan Yamin et al. (2009), bahwa analisis faktor merupakan suatu prosedur untuk mereduksi data atau meringkas variabel yang banyak menjadi beberapa variabel dalam dimensi baru tetapi variabel atau dimensi baru yang terbentuk tetap mampu merepresentasikan variabel utama. Prinsip utama dalam analisis faktor adalah variabel-variabel yang dianalisis memiliki keterkaitan dan saling berhubungan satu dengan yang lain karena melalui analisis faktor ini akan dicari kesamaan dimensi yang mendasari variabel-variabel tersebut. Perangkat yang digunakan untuk analisis ini adalah SPSS Ver 13.0.

3 1159 Analisis faktor kondisi kontiunitas... (Andi Indra Jaya Asaad) HASIL DAN BAHASAN Keragaan Pembudidaya Keramba Jaring Apung di Teluk Lampung Lokasi penelitian yaitu Teluk Hurun, Teluk Ringgung, dan Puhawang termasuk dalam wilayah perairan Teluk Lampung. Menurut Aminuddin (2003), bahwa secara administratif, Teluk Lampung berada dalam dua wilayah administrasi yaitu Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan. Berdasarkan letak geografisnya, Kota Bandar Lampung berada di antara Kabupaten Lampung Selatan dan membentang sepanjang Teluk Lampung. Hal ini dapat diasumsikan bahwa aktivitas pembangunan yang berpengaruh terhadap kualitas lingkungan perairan Teluk Lampung dapat berasal dari Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan. Teluk Lampung mempunyai kedalaman rata-rata 25 m. Di mulut Teluk kedalaman berkisar antara m yang ditemui di Selat Legundi. Menuju kepala teluk, perairan mendangkal sekitar 20 m pada jarak yang relatif dekat dengan garis pantai (Proyek Pesisir, ). Menurut Yudha (2009), bahwa wilayah pantai barat Teluk Lampung termasuk dalam zona pesisir di Kecamatan Padang Cermin dan Punduh Pidada yang terdiri dari beberapa teluk dan pulau-pulau kecil. Teluk Hurun, Teluk Ratai, Teluk Punduh, dan Teluk Pidada merupakan rangkaian teluk-teluk kecil yang terletak di pesisir Padang Cermin dan Punduh Pidada. Beberapa pulau kecil yang berada di perairan tersebut, antara lain: Pulau Kelagian, Pulau Maitem, Pulau Tegal, Pulau Kubur, Pulau Tangkil, Pulau Lahu, Pulau Puhawang, Pulau Legundi, Pulau Balak, Pulau Seserot, Pulau Siuncal, dan Pulau Tanjung Putus. Menurut Sitepu (2008), bahwa secara historis kegiatakan akuabisnis budidaya keramba jaring apung (KJA) mulai di kenal dan dirintis di Lampung untuk pembesaran ikan laut yakni ketika Balai Budidaya Laut Lampung (BBL) berhasil mengembangkan pembenihan ikan kerapu tikus tahun 1999 (Cromileptes altivelis) dan ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus). Keragaan pembudidaya KJA dapat dilihat pada Tabel 1. Lokasi perairan yang termasuk dalam lokasi penelitian adalah Pulau Hanura, Pulau Ringgung, dan Pulau Puhawang (Gambar 2). Tabel 1. Status pembudidaya KJA di Teluk Lampung Lokasi perairan/perusahaan/petani Jumlah KJA (unit) Jumlah petani Pulau Hanura 10 2 Pulau Pasaran 4 1 Pulau Ringgung Pulau Ketapang 19 3 Pulau Puhawang Pulau Piabung 33 4 Pulau Tanjung Putus Pulau Siuncal Pulau Pagar 30 1 Pulau Condong 60 2 Total keseluruhan ± 50 Sumber: Sitepu (2008) Hal yang menarik dari karakteristik usaha KJA ini adalah bahwa 100% responden berkecimpung sebagai pembudidaya KJA sebagai usaha sekunder. Pada umumnya para responden sudah memiliki usaha primer dan sudah tergolong mapan sehingga dari usaha primer tersebut dapat mendukung usaha sekunder. Jenis usaha primer responden bervariasi mulai dari pengusaha properti, transportasi, dan PNS. Umumnya para pengusaha tersebut hanya menginvestasikan modal yang dimiliki dan teknis di lapangan dikerjakan oleh para pekerja yang digaji bulanan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha

4 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Gambar 2. Situasi KJA di Teluk Hurun dan Ringgung bisnis budidaya KJA memerlukan modal yang cukup besar dengan risiko yang juga besar. Sehingga pelaku usaha menjalankan usaha ini setelah memiliki suatu usaha lain yang sudah mapan dan perputaran modal dianggap mampu mendukung usaha budidaya KJA ini. Faktor-faktor Utama Kontinuitas Usaha Budidaya KJA Pemberian skor terhadap sebelas variabel yang dianggap merupakan faktor utama yang mendorong usaha akuabisnis KJA tetap berjalan ternyata dapat direduksi menjadi 7 variabel utama yaitu: (1) ketersediaan sarana budidaya, (2) ketersediaan pakan yang ekonomis, (3) kebijakan pemerintah provinsi/daerah, (4) pengalaman usaha budidaya, (5) ketersediaan tenaga kerja, (6) fluktuasi harga yang positif (7) kondisi pasar yang kondusif. Hal ini didapatkan dari analisis faktor di mana kesebelas variabel tersebut dimasukkan dalam proses perhitungan sehingga didapatkan nilai measure sampling adequacy yang terlihat pada matriks anti image (Gambar 3) Anti image correlation Pakan.684 a Benih a Kebijakan a Akses a Fisik a Harga a Sarana a Pengamatan a Pasar a Tenaga kerja a.277 Lokasi a a Measure sampling adequacy (MSA) Gambar 3. Matrik anti image : Nilai Measure Sampling Adequacy (MSA)

5 1161 Analisis faktor kondisi kontiunitas... (Andi Indra Jaya Asaad) Pada Gambar 3 terlihat bahwa nilai MSA yang lebih kecil dari 0,5 terdapat pada variabel ketersediaan benih, akses, kondisi fisik, dan lokasi. Menurut Yamin et al. (2009), bahwa jika nilai MSA <0,5 maka variabel dengan nilai tersebut sebaiknya dikeluarkan dari analisis faktor dan dilakukan analisis ulang. Sehingga setelah analisis faktor pertama telah diketahui bahwa terdapat 4 variabel yang memiliki nilai <0,5; maka pada analisis lanjutan, keempat variabel tersebut dihilangkan. Analisis faktor lanjutan dengan hanya menggunakan 7 variabel yang nilai MSA nya >0,5 menunjukkan nilai Kaiser Meyer Olkin (KMO) yaitu 0,653 yang lebih besar dari 0,5 sehingga analisis faktor dapat diterima (Tabel 2). Menurut Suprayanto (2004), bahwa nilai KMO merupakan suatu indeks untuk menunjukkan ketepatan analisis faktor. Rentang nilai 0,5 1,0 menunjukkan bahwa analisis faktor tergolong tepat, sedangkan rentang nilai di bawah 0,5 menunjukkan bahwa analisis faktor tidak tepat. Dengan demikian nilai KMO dari analisis faktor 7 variabel sudah tergolong tepat. Hal lain ditunjukkan dengan nilai uji Bartlett s test dengan signifikansi sebesar 0,00 (<0,05) yang menunjukkan bahwa matriks korelasi yang terbentuk bukan merupakan matriks identitas sehingga terdapat kelayakan hubungan korelasi antara variabel. Dengan demikian prasyarat analisis faktor dapat diterima dan model faktor yang terbentuk layak digunakan. Tabel 2. Nilai KMO dan Bartlett s Test Kaiser-meyer-olkin measure of sampling adequacy.653 Bartlett's test of sphericity Approx. chi-square df 21 Sig..000 Nilai communalities atau jumlah varian suatu variabel awal yang bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Semakin besar nilai communalities sebuah variabel maka semakin erat hubungan variabel tersebut dengan faktor yang terbentuk. Nilai communalities lebih besar daripada 75%, sehingga ketujuh variabel tersebut mempunyai keterkaitan erat dengan faktor yang terbentuk. Nilai terbesar yaitu pada variabel harga sebesar 0,88 yang berarti bahwa 88% faktor yang terbentuk mampu menerangkan varians dari variabel harga (fluktuasi harga yang positif) (Tabel 3). Hal ini berkaitan dengan penjualan ikan kerapu untuk ekspor dalam satuan US dollar. Sehingga faktor harga merupakan pendorong utama pengusaha KJA untuk tetap menjalankan bisnis budidaya tersebut. Komponen faktor yang terbentuk adalah 2 faktor, di mana faktor 1 terdiri atas variabel sarana, pakan, harga, dan pasar. Sedangkan faktor 2 terdiri atas variabel tenaga kerja, kebijakan, dan pengalaman. Pengelompokkan ini berdasarkan nilai korelasi masing-masing variabel terhadap komponen/faktor 1 dan 2. Pada variabel sarana terlihat bahwa nilai korelasi sebesar 0,626 terhadap faktor 1 dan 0,599 terhadap faktor 2, sehingga terdapat kecenderungan pengelompokkan variabel sarana termasuk dalam faktor 1 (Tabel 4). Tabel 3. Nilai communalities Initial Extraction Sarana Tenaga kerja Pakan Kebijakan Pengalaman Harga Pasar Extraction method: Principal component analysis

6 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Tabel 4. Faktor yang terbentuk Komponen 1 2 Sarana Tenaga kerja Pakan Kebijakan Pengalaman Harga Pasar Extraction method: Principal component analysis Rotation method : Varimax with kaiser normalization a Rotation converged in 3 iterations Terdapat 7 variabel yang memiliki kedekatan satu dengan yang lain. Namun berdasarkan nilai korelasi pada Tabel 4, maka ketujuh variabel tersebut dikelompokkan menjadi 2 faktor yaitu faktor 1: (1) ketersediaan sarana budidaya, (2) ketersediaan pakan yang ekonomis, (3) fluktuasi harga yang positif (4) kondisi pasar yang kondusif. Sedangkan faktor 2 terdiri atas: (5) kebijakan pemerintah provinsi/daerah, (6) pengalaman usaha budidaya, (7) ketersediaan tenaga kerja. Dari pengelompokkan faktor tersebut, maka dapat dikatakan faktor 1 merupakan faktor infrastruktur fisik dan kondisi pasar sedangkan faktor 2 merupakan faktor sumberdaya manusia dan kebijakan (Gambar 4). Kedua faktor utama tersebut merupakan dasar kontinuitas usaha budidaya KJA di Teluk Lampung. Secara komprehensif terlihat bahwa upaya akuabisnis KJA di Teluk Lampung telah meliputi komponen utama untuk keberhasilan usaha agribisnis yaitu keberadaan sumberdaya manusia (tenaga kerja), infrastruktur sarana budidaya yang memadai termasuk ketersediaan pakan sebagai input utama usaha budidaya, kondisi pasar yang kondusif dan kebijakan pemerintah yang mendukung perikanan budidaya. 1.0 Pengalaman Kebijakan Tenaga kerja Komponen Sarana Pasar Pakan Harga Komponen 1 Gambar 4. Grafik plot komponen/faktor

7 1163 Analisis faktor kondisi kontiunitas... (Andi Indra Jaya Asaad) KESIMPULAN Faktor utama yang mendukung kontinuitas usaha akuabisnis budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) di Teluk Lampung dapat dikelompokkan menjadi dua faktor. Kedua faktor tersebut adalah faktor infrastruktur fisik dan kondisi pasar yang terdiri atas variabel: (1) ketersediaan sarana budidaya, (2) ketersediaan pakan yang ekonomis, (3) fluktuasi harga yang positif (4) kondisi pasar yang kondusif. Sedangkan faktor sumberdaya manusia dan kebijakan terdiri atas: (5) kebijakan pemerintah provinsi/ daerah, (6) pengalaman usaha budidaya, (7) ketersediaan tenaga kerja. DAFTAR ACUAN Aminuddin Analisis Pemanfaatan Ruang Kawasan Pesisir Teluk Lampung Provinsi Lampung. Tesis Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. De Silva, S.S. & Phillips, M.J A review of cage aquaculture: Asia (excluding China). In Halwart, M., Soto, D., & Arthur, J.R. (Eds). Cage aquaculture Regional reviews and global overview, p FAO Fisheries Technical Paper. No Rome, FAO, 241 pp. Halwart, M., Soto, D., & Arthur, J.R Cage aquaculture Regional reviews and global overview. FAO Fisheries Technical Paper. No Rome, FAO, 241 pp. Krisnamurthi, B., & Fausia, L Langkah Sukses Memulai Agribisnis. Penerbit Swadaya. Cimanggis Depok, 107 hlm. Proyek Pesisir Lampung.. Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Lampung. Sitepu, B Status Budidaya KJA di Lampung. Makalah pada Seminar Sehari Pengembangan Akuakultur Berkelanjutan Bandar Lampung, 7 Juli Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Tidak dipublikasikan. Sugiyatno, U Kebijakan Pengembangan Perikanan Budidaya di Provinsi Lampung. Makalah Seminar Sehari Pengembangan Akuakultur Berkelanjutan Bandar Lampung, 7 Juli Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Tidak dipublikasikan. Supranto Analisis Multivariat: Arti dan Interpretasi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 359 hlm. Yamin, S., & Kurniawan, H Teknik Analisis Statistik Terlengkap Dengan Software SPSS. Penerbit Salemba Infotek., 318 hlm. Yudha, I.G Karakteristik Biofisik Perairan Dan Permasalahan Pengembangan Wilayah Pesisir di Kecamatan Padang Cermin dan Punduh Pidada, Kabupaten Lampung Selatan. Disitir dari Punduh-Pidada-Lampung-Selatan. (November 2009).

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Neril Harnanik Yuniati, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Proyek Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan pada PT. Rezeki Supermarketing sebuah perusahaan retail tradisional yang terletak di Jakarta, dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan kepada 47 orang guru BK SLTA (5, SMA, 1 MA, dan 9 SMK) di Salatiga, seperti yang dapat dilihat dalam tabel 4.1 di bawah

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN APLIKASI ANALISIS FAKTOR DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN MAXIMUM LIKELIHOOD DALAM FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

Lebih terperinci

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS

REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS REDUKSI VARIABEL KRITERIAALTERNATIF RESTORAN DENGAN METODE FACTOR ANALYSIS Ai Nurhayat, S.Si.,MT. Jurusan Teknik Industri Sekolah tinggi Teknologi Bandung ABSTRAK Pada tahun 2017 telah terjadi kenaikan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR

ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR ANALISIS FAKTOR Analisis factor digunakan untuk menemukan hubungan sejumlah variable yang bersifat independent dengan yang lain Analisis Faktor merupakan teknik untuk mengkombinasikan pertanyaan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas

Pendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas Pendahuluan 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas Tujuan 0 Tujuan utama: 0 Menjelaskan struktur hubungan di antara banyak variabel dalam bentuk faktor/variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Langkah pertama yang dilakukan terhadap data hasil survei adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur yaitu kuesioner. Hal ini dilakukan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun profile responden yang dibagi kedalam beberapa macam, yakni berdasarkan: 1. Nama pusat kebugaran langganan responden

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN LAMPIRAN 64 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN Kuisioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan skripsi dengan judul : Analisis Proses Pengambilan Keputusan Produk Kredit Cepat

Lebih terperinci

Penelitian menggunakan alat ukur berupa kuesioner, dengan penilaian 6 tingkat dengan norma sebagai berikut:

Penelitian menggunakan alat ukur berupa kuesioner, dengan penilaian 6 tingkat dengan norma sebagai berikut: Lampiran 1. Pengolahan data statistik Survei dilakukan kepada para karyawan di kantor pos pasar baru, dengan sampel sebanyak 50 karyawan. Kantor ini dipilih karena tidak hanya merupakan kantor cabang saja,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Table Frekuensi Responden. pendidikan. gender. Valid Percent. Cumulative. Cumulative. Percent. Frequency Percent.

Lampiran 1. Table Frekuensi Responden. pendidikan. gender. Valid Percent. Cumulative. Cumulative. Percent. Frequency Percent. 90 Lampiran 1 Table Frekuensi Responden gender pendidikan Frequency Valid Frequency Valid Valid LAKI-LAKI 14 16.5 16.5 16.5 PEREMPUAN 71 83.5 83.5 100.0 Valid SMP 4 4.7 4.7 4.7 SMA 70 82.4 82.4 87.1 S-1

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT. BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT. BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON 73 74 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT. BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON Lembar kuesioner ini diedarkan untuk mengukur

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY LEMBAR KERJA Topik: Uji Validitas dengan Analisis Faktor Tujuan: Untuk menguji tingkat validitas konstruk seperangkat instrumen, kuesioner atau angket Contoh Masalah: Apakah butir-butir yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Dalam gambaran umum responden penelitian ini dijelaskan mengenai profil umum responden yaitu, pekerjaan responden, usia responden, jenis

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

STUDI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF 156 STUDI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Budi Kurniawan 1, Ono Wiharna 2, Tatang Permana 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang BAB III PEMBAHASAN Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Asumsi-asumsi dalam analisis cluster yaitu sampel

Lebih terperinci

STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM : PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM.

STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM : PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM. STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM :13212670 PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM. 1.1Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Kebutuhan mahasiswa

Lebih terperinci

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. HASIL DAN PEMBAHASAN 61 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Analisis Pada sub bab ini akan diuraikan hasil analisis data yang diperoleh dari pendapat responden melalui penyebaran kuesioner dan wawancara yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. wajah yang dibeli di Larissa Aesthetic Center Semarang, Selain itu juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. wajah yang dibeli di Larissa Aesthetic Center Semarang, Selain itu juga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Data responden yang telah diperoleh dari kuesioner akan dibagi berdasarkan usia, jenis kelamin responden, status pekerjaan, jasa perawatan

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian Skripsi Analisis Proses Keputusan Pembelian Produk Perawatan Tubuh Kendedes Princess Ritual

Kuesioner Penelitian Skripsi Analisis Proses Keputusan Pembelian Produk Perawatan Tubuh Kendedes Princess Ritual LAMPIRAN Kuesioner Penelitian Skripsi Analisis Proses Keputusan Pembelian Produk Perawatan Tubuh Kendedes Princess Ritual dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian di Martha Tilaar Salon Day Spa Bogor

Lebih terperinci

Sasaran Sumber Data Teknik Hasil

Sasaran Sumber Data Teknik Hasil METODE PENGUMPULAN DATA Sasaran Sumber Data Teknik Hasil Mengidentifikasi karakteristik kegiatan industri perikanan di Kecamatan muncar. Menganalisa Faktor Penentu Pengembangan Kawasan Industri Perikanan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR 1. Latar Belakang Analisis faktor adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set

Lebih terperinci

MODUL 3 ANALISIS FAKTOR

MODUL 3 ANALISIS FAKTOR TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan dari praktikum modul 3 ini adalah : 1. Mahasiswa memahami apa yang dilakukan dalam proses Analisis Faktor; 2. Mahasiswa dapat menjalankan prosedur Analisis Faktor dalam SPSS; 3.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA 4.1 PENDAHULUAN Seperti yang telah dijelaskan pada bab I, II dan III, maka penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria yang paling berpengaruh dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama, Penerbit, Graha Ilmu, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama, Penerbit, Graha Ilmu, Jakarta. 70 DAFTAR PUSTAKA Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama, Penerbit, Graha Ilmu, Jakarta. Azwita Arifuddin. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Membeli Komputer

Lebih terperinci

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu

Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu, Rachmad Sitepu Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 289 298. ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN MASYARAKAT KOTA MEDAN KE PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN Togu P. Marpaung, Normalina Napitupulu,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sesuai dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 50 kuesioner. Kuesioner pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sesuai dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 50 kuesioner. Kuesioner pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Pada penelitian ini kuesioner yang terkumpul jumlahnya sudah sesuai dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 50 kuesioner. Kuesioner pada penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci :Kesesuaian Perairan, Sistem Informasi Geografis (SIG), Keramba Jaring Apung KJA), Ikan Kerapu

ABSTRAK. Kata Kunci :Kesesuaian Perairan, Sistem Informasi Geografis (SIG), Keramba Jaring Apung KJA), Ikan Kerapu PENENTUAN KESESUAIAN LOKASI KERAMBA JARING APUNG KERAPU (Epinephelus Spp) MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI PULAU SAUGI KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN Heriansahdan Fadly Anggriawan Dosen

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tabel frekuensi responden. Valid Percent. Frequenc y Percent

Lampiran 1 Tabel frekuensi responden. Valid Percent. Frequenc y Percent 105 Lampiran 1 Tabel frekuensi responden Umur Gender Frequenc y 2.00 15 13.0 13.0 13.0 3.00 31 27.0 27.0 40.0 4.00 69 60.0 60.0 100.0 Frequenc y 1.00 63 54.8 54.8 54.8 2.00 52 45.2 45.2 100.0 Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat SMK Negeri Pasirian Perkembangan zaman era global yang sangat pesat dewasa ini sangat berpengaruh pada pola pikir

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Kepada Yth, Sdr/i Responden Di tempat Dengan hormat, Dalam rangka menyelesaikan Tugas Akhir, saya mahasiswi jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha mengadakan penelitian

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS FAKTOR MEMENGARUHI KEHAMILAN USIA MUDA DI KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN seluruh pertanyaan yang ada.

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS FAKTOR MEMENGARUHI KEHAMILAN USIA MUDA DI KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN seluruh pertanyaan yang ada. KUESIONER PENELITIAN ANALISIS FAKTOR MEMENGARUHI KEHAMILAN USIA MUDA DI KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2012 I. Petunjuk Pengisian : a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan ibu untuk menjawab

Lebih terperinci

Jenis Peralatan * Usia * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Peralatan * Usia * Jenis Kelamin Crosstabulation 1 Crosstabs Jenis Peralatan * Usia * Jenis Kelamin Crosstabulation Jenis Kelamin laki-laki perempuan Jenis Peralatan Jenis Peralatan pakaian bela diri pelindung kepala pelindung gigi pelindung dada pelindung

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 PELAKSANAAN SURVEI

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 PELAKSANAAN SURVEI BAB 4 ANALISA DATA 4.1 PELAKSANAAN SURVEI Sebelum melaksanakan survei yang sebenarnya, peneliti terlebih dahulu melakukan uji pertanyaan kuesioner kepada empat responden yang dipilih berdasarkan tingkatan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR POLA PERUBAHAN BERBELANJA MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN PUSAT PERBELANJAAN DI KECAMATAN WONOKROMO JUSTIN PUTRI PITASARI (3608 100 058) DOSEN PEMBIMBING PUTU GDE ARIASTITA, S.T, M.T

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT. DAYA MUDA AGUNG MEDAN

PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT. DAYA MUDA AGUNG MEDAN PENGARUH KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PT. DAYA MUDA AGUNG MEDAN Ahmad Saputra, S.E, M.M Dosen Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBBI Abstrak PT. Daya Muda Agung

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN. Kepada Yth. Saudara/i para responden Di tempat. Dengan Hormat,

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN. Kepada Yth. Saudara/i para responden Di tempat. Dengan Hormat, 43 LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN Kepada Yth. Saudara/i para responden Di tempat Dengan Hormat, Sehubungan untuk menyelesaikan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, saya ingin meminta bantuan

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN PKM SPARE PARTS

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN PKM SPARE PARTS Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN PKM SPARE PARTS Komisaris Direktur Internal Auditor Accounting Finance Operational Human Resource R & D Subdistributor Development Administration Purchasing Warehouse

Lebih terperinci

Kata kunci: Analisis faktor, Combine harvester, Customer Satisfaction Index (CSI), Importance Performance Analysis (IPA), Mesin panen padi

Kata kunci: Analisis faktor, Combine harvester, Customer Satisfaction Index (CSI), Importance Performance Analysis (IPA), Mesin panen padi ANALISIS KEPUASAN PETANI PADI (ORYZA SATIVA L) TERHADAP PENGGUNAAN MESIN PANEN (COMBINE HARVESTER) DI KABUPATEN KLATEN, (STUDI KASUS DESA JIMBUNG, KECAMATAN KALIKOTES) Deasy Ambarsari 1, Joko Sutrisno

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL

BAB IV ANALISIS HASIL BAB IV ANALISIS HASIL A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil yang telah diperoleh

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA USAHA AGRIBISNIS KERAPU

EVALUASI KINERJA USAHA AGRIBISNIS KERAPU 1 EVALUASI KINERJA USAHA AGRIBISNIS KERAPU (Kasus: Desa Pulau Sembilan, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat). Hamidah*), Yusak Maryunianta**), M. Jufri**) *) Alumni Program Studi Penyuluhan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Data 65 responden yang didapat dari kuesioner akan dibagi berdasarkan usia responden, jenis kelamin responden, produk kuliner yang pernah dipromosikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu jenis penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007 Volume 1, Nomor 2, Desember 2007 Barekeng, Juni 2007. hal.18-24 Vol. 1. No. 2 ANALISIS FAKTOR STUDI KASUS : UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR DASAR YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN PADA FMIPA UNPATTI FRANCIS Y

Lebih terperinci

3.1. Hal-Hal Tentang Analisis Faktor

3.1. Hal-Hal Tentang Analisis Faktor Analisis Faktor Setelah sebuah data diuji dan layak untuk diolah dengan metode statistik multivariat tertentu, mulai bab ini akan dijelaskan metode-metode statistik multivariat, yang dimulai dengan pembahasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Untuk dapat melakukan penelitian ini, langkah awalnya adalah mengetahui visi dan misi serta tujuan yang ingin dicapai oleh BReAD Unit. BReAD

Lebih terperinci

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN DENGAN SPSS 15 Oleh : Hendry PENDAHULUAN

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN DENGAN SPSS 15 Oleh : Hendry PENDAHULUAN 1 TEORI ONLINE E-LEARNING Research And Statistics Consulting www.teorionline.net Phone : 021-8341 4694 / 0856-9752-3260 Email : openstatistik@yahoo.co.id / klik.statistik@gmail.com UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PENERAPAN 5S DI PT.CONBLOC INDOTAMA SURYA

PENGKAJIAN PENERAPAN 5S DI PT.CONBLOC INDOTAMA SURYA INDUSTRI INOVATIF Vol. 6, No. 1, Maret 2016: 26-30 PENGKAJIAN PENERAPAN 5S DI PT.CONBLOC INDOTAMA SURYA 1) Thomas Priyasmanu, 2) Ida Bagus Suardika, 3) Hanggana Raras Mumpuni 1,2,3) Prodi Teknik Industri,

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN. Berilah tanda Check List ( ) pada jawaban yang sesuai.

KUISIONER PENELITIAN. Berilah tanda Check List ( ) pada jawaban yang sesuai. LAMPIRAN 1 KUISIONER PENELITIAN Nama : Alamat : Usia : Jenis Kelamin : Pendidikan : Jabatan : Berilah tanda Check List ( ) pada jawaban yang sesuai. Keterangan: a. STS : Sangat tidak siap b. TS : Tidak

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BERAS ORGANIK DI KOTA MALANG PENDAHULUAN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BERAS ORGANIK DI KOTA MALANG PENDAHULUAN P R O S I D I N G 303 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BERAS ORGANIK DI KOTA MALANG Lia Rohmatul Maula 1, Bambang Siswadi 2, Sri Hindarti 3 1) Mahasiswa Program Pascasarjana, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Desain penelitian korelasional dipilih oleh peneliti karena desain

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 1. Kuesioner 90 Lampiran 1. Kuesioner Kuesioner : Analisis Pengaruh Relationship Marketing terhadap Customer Loyalty yang dimediasi oleh Customer Satisfaction (studi kasus : Distributor Lenovo PT. Visiland Dharma Sarana)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan terhadap pengunjung Daiji Raamen yang terletak di Jalan Pajajaran No. 7. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Semakin banyaknya usaha restoran yang ada di Bogor menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Dalam persaingan yang ketat ini, Restoran Gurih

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. (Aniisah Humairoh) BAGIAN 1 : DATA RESPONDEN. Jenis Kelamin : Umur :

LAMPIRAN 1. (Aniisah Humairoh) BAGIAN 1 : DATA RESPONDEN. Jenis Kelamin : Umur : 125 LAMPIRAN 1 Kuesioner Saya mahasiwa Universitas Esa Unggul sedang meneliti Analis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Citra hand and body lotion untuk menyusun skripsi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1: KUESIONER Astrin Inggar Mayanita

LAMPIRAN 1: KUESIONER Astrin Inggar Mayanita LAMPIRAN 55 LAMPIRAN 1: KUESIONER Astrin Inggar Mayanita 11.30.0084 Saya mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Soegijapranata, saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Café ini dikelola oleh Ibu Gaby dan memiliki konsep makanan dan minuman

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Café ini dikelola oleh Ibu Gaby dan memiliki konsep makanan dan minuman BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Gatherinc Café & Bistro telah berdiri sejak tanggal 6 December 2016. Café ini dikelola oleh Ibu Gaby dan memiliki konsep makanan dan minuman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory atau penelitian tingkat penjelasan. Berdasarkan jenis penelitian explanatory

Lebih terperinci

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sam Ratulangi Menggunakan Analisis Faktor

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sam Ratulangi Menggunakan Analisis Faktor JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 1 (1) 52-56 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sam Ratulangi Menggunakan Analisis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bab lima ini penulis mengambil kesimpulan dari hasil penelitian yang

BAB V PENUTUP. Pada bab lima ini penulis mengambil kesimpulan dari hasil penelitian yang BAB V PENUTUP Pada bab lima ini penulis mengambil kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Meangcu hasil penelitian tersebut, selanjutnya dirumuskan saran bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN PADANG LAWAS

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN PADANG LAWAS Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 4 (2014), pp. 323 332. ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI PADI SAWAH DI KABUPATEN PADANG LAWAS Ida Yanti Hasibuan, Pengarapen Bangun, Ujian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KENTANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KENTANG Saintia Matematika Vol. 1, No. 5 (2013), pp. 445 457. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI KENTANG Sartika, Henry Rani Sitepu, Pengarapen Bangun Abstrak. Analisis faktor merupakan suatu

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013

JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013 ANALISIS KOMPONEN UTAMA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI MENGGUNAKAN BENIH PADI INHIBRIDADI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Principal Component Analysis of Factors Influencing the Decision of

Lebih terperinci

JURNAL ANALYSIS OF INCOME AND THE FACTORS THAT AFFECT INCOME IN THE FARM DAIRY CATTLE IN THE SENDANG VILLAGE SENDANG DISTRICT TULUNGAGUNG REGENCY

JURNAL ANALYSIS OF INCOME AND THE FACTORS THAT AFFECT INCOME IN THE FARM DAIRY CATTLE IN THE SENDANG VILLAGE SENDANG DISTRICT TULUNGAGUNG REGENCY JURNAL ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI DESA SENDANG KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG ANALYSIS OF INCOME AND THE FACTORS THAT AFFECT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan antara lain, desain penelitian, populasi dan sampel dan definisi operasional dari variabel yang dijadikan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN 1) Nurul Afida 2) Edy Sulistiyawan 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2) Program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji BAB IV ANALISIS DATA A. Penjelasan Penelitian Pada bab empat ini akan dilakukan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Atas perhatian, bantuan dan dukungan Bapak/Ibu kami ucapkan terimakasih. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Wanita

KUESIONER PENELITIAN. Atas perhatian, bantuan dan dukungan Bapak/Ibu kami ucapkan terimakasih. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Wanita 88 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran : 1 (Kuesioner Penelitian) KUESIONER PENELITIAN Kuesioner ini hanya untuk kepentingan akademis dan dijamin kerahasiaannya, dimohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Zaman sekarang internet merupakan kebutuhan bagi banyak orang. Di Indonesia jumlah pemakai internet mengalami peningkatan yang cukup besar setiap

Lebih terperinci

ANALISIS EKOLOGI TELUK CIKUNYINYI UNTUK BUDIDAYA KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) ABSTRAK

ANALISIS EKOLOGI TELUK CIKUNYINYI UNTUK BUDIDAYA KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No Oktober 204 ISSN: 202-600 ANALISIS EKOLOGI TELUK CIKUNYINYI UNTUK BUDIDAYA KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) Dwi Saka Randy *, Qadar

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS Sintya Dwi Rosady 1, Fitria Virgantari, Ani Andriyati Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini pasokan ikan dunia termasuk Indonesia sebagian besar berasal dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di sejumlah negara

Lebih terperinci

STATUS PENGELOLAAN BUDI DAYA KOMODITAS IKAN KARANG DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI KEPULAUAN TOGEAN, SULAWESI TENGAH

STATUS PENGELOLAAN BUDI DAYA KOMODITAS IKAN KARANG DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI KEPULAUAN TOGEAN, SULAWESI TENGAH Media Akuakultur Volume 3 Nomor 1 Tahun 2008 STATUS PENGELOLAAN BUDI DAYA KOMODITAS IKAN KARANG DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI KEPULAUAN TOGEAN, SULAWESI TENGAH Utojo *) dan Hasnawi *) *) Balai Riset Perikanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana menggabungkan antara dua metode, yaitu metode deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan dengan luas wilayah daratan 1,9 juta km 2 dan wilayah laut 5,8 juta km 2 dan panjang garis pantai 81.290 km, Indonesia memiliki potensi sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 43 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit ancaman bagi masyarakat Indonesia dengan prevalensi hipertensi yang cukup tinggi di Indonesia.Hipertensi menimbulkan angka morbiditas

Lebih terperinci

Lampiran 1.Kuesioner Penelitian

Lampiran 1.Kuesioner Penelitian Lampiran 1.Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS EKONOMI/JURUSAN AKUNTANSI PENGANTAR Dalam rangka penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program

Lebih terperinci

Uji validitas. KMO and Bartlett's Test. Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy..720 Bartlett's Test of Sphericity. Approx.

Uji validitas. KMO and Bartlett's Test. Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy..720 Bartlett's Test of Sphericity. Approx. Uji validitas KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy..720 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi- Square 992.243 df 276 Sig..000 Rotated Component Matrix(a) Component

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum UMKM di Kota Malang UMKM merupakan suatu usaha yang potensial bagi perkembangan perekenomian di Indonesia sehingga dalam pelaksanaannya perlu dioptimalkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK IDENTIFIKASI DAN EVALUASI FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI SOSIAL MANAJER PROYEK Danny Tanjaya 1, Lie Arijanto 2, Andi 3 ABSTRAK : Kompetensi manajer proyek memiliki pengaruh kritikal terhadap kesuksesan proyek.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah satu keanekaragaman yang tumbuh di masyarakat adalah keanekaragaman hasil karya seni. Batik merupakan salah satu produk hasil karya seni sekaligus

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR DALAM MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMBELAJARAN KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR DALAM MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMBELAJARAN KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENERAPAN ANALISIS FAKTOR DALAM MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMBELAJARAN KOMPUTER DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Iin Irianingsih 1, Khafsah Joebaedi 2 dan Nurlela Hamidah 3 2 Jurusan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PABRIK BERAS TRI JAYA DI KUNINGAN JAWA BARAT

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PABRIK BERAS TRI JAYA DI KUNINGAN JAWA BARAT LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PABRIK BERAS TRI JAYA DI KUNINGAN JAWA BARAT Responden yang terhormat, Dalam rangka penyusunan skripsi mengenai Pengaruh

Lebih terperinci

VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU

VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU 511 Validasi luas tambak di Kabupaten Luwu (Mudian Paena) ABSTRAK VALIDASI LUAS TAMBAK DI KABUPATEN LUWU Mudian Paena, Hasnawi, dan Andi Indra Jaya Asaad Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jl. Makmur

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan karakteristik masalah dalam penelitian ini maka desain penelitian menggunakan pengujian beda rata-rata. Di mana pengujian beda ratarata merupakan

Lebih terperinci

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Qonitatin Nafisah, Novita Eka Chandra Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Lebih terperinci

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA 419 Pendederan ikan beronang dengan ukuran tubuh benih... (Samuel Lante) ABSTRAK PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA Samuel Lante, Noor Bimo Adhiyudanto,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTAMADYA SIBOLGA

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTAMADYA SIBOLGA Saintia Matematika Vol. 1, No. 4 (2013), pp. 349 358. ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTAMADYA SIBOLGA Henni Mulyani Siregar, Henry Rani Sitepu, Suwarno Ariswoyo

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. empat, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Faktor Emotional Quotients (EQ) yang mendapat rank pertama dengan nilai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. empat, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Faktor Emotional Quotients (EQ) yang mendapat rank pertama dengan nilai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini merupakan hasil studi dari 100 orang responden yang sedang menempuh kuliah semester 6 dan 8 di Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada jurusan teknik

Lebih terperinci

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi sumberdaya perikanan di Indonesia cukup besar, baik sumberdaya perikanan tangkap maupun budidaya. Sumberdaya perikanan tersebut merupakan salah satu aset nasional

Lebih terperinci

(Shindy Nathasya ) 1. Usia anda saat ini adalah? a c b d. >35

(Shindy Nathasya ) 1. Usia anda saat ini adalah? a c b d. >35 76 LAMPIRAN 1 Kuesioner Saya mahasiwa Universitas Esa Unggul sedang meneliti Word Of Mouth dan kualitas produk terhadap kepuasan pembelian yang dimediasi minat beli di restoran Endorphin Eatery & Brew.

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PELAYANAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR

TINGKAT KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PELAYANAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PELAYANAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR Suluh Mamahit 1), Marline S. Paendong 1), Yohanes A.R. Langi 1) 1) Program Studi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Esa Unggul

LAMPIRAN. Universitas Esa Unggul 79 LAMPIRAN 80 Lampiran 1: Hasil Analisis Analisis Faktor 1. Variabel Kualitas Pelayanan - Indikator Tangible Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.,512 Bartlett's Test of Sphericity Approx.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Pelayanan Jasa Pelabuhan Sunda Kelapa 4.1.1. Pendapatan Pelabuhan Pendapatan yang diterima Pelabuhan Sunda Kelapa sejak tahun 2004 sampai tahun 2010 menunjukkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung. 78 DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari, 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung. Kottler, Philips, 2002. Manajemen Pemasaran : Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid 2, Edisi Lima,

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN NY SHOPP

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN NY SHOPP PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN NY SHOPP Disusun oleh : Nama : Tiyas Widya Anggraini NPM : 17211133 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo, SE, MM Latar Belakang Salah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Martha Tilaar Salon Day Spa Bogor tepatnya terletak di Jalan Pemuda No. 7 Bogor. Waktu penelitian adalah bulan April-Juni 2011

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADAMATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KELAS X DI SMK NEGERI 4 KOTA JAMBI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADAMATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KELAS X DI SMK NEGERI 4 KOTA JAMBI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADAMATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KELAS X DI SMK NEGERI 4 KOTA JAMBI Dewi Purwita Sary 1, Diliza Afrila 2 Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP

Lebih terperinci