ANALISIS STRUKTUR MODAL OPTIMAL PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR PADA BEI PERIODE NUR SHABRINA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRUKTUR MODAL OPTIMAL PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR PADA BEI PERIODE NUR SHABRINA"

Transkripsi

1 ANALISIS STRUKTUR MODAL OPTIMAL PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR PADA BEI PERIODE NUR SHABRINA PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI Periode adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Nur Shabrina NIM H

4 ABSTRAK NUR SHABRINA. H Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI Periode Dibimbing oleh FARIDA RATNA DEWI. Industri semen memiliki peranan penting dalam memanfaatkan peluang meningkatnya pembangunan sektor properti dan infrastruktur yang dicanangkan pemerintah melalui program MP3EI dalam jangka panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) Menganalisis struktur modal perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode ; 2) Menganalisis nilai perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode ; 3) Menganalisis struktur modal yang optimal terkait dengan nilai perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dengan metode analisis komponen struktur modal dan analisis biaya modal. Hasil penelitian menunjukkan struktur modal optimal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan PT Holcim Indonesia Tbk terjadi pada tahun 2012 dengan nilai perusahaan sebesar Rp 172,55 triliun dan Rp 100,02 triliun. Sedangkan struktur modal optimal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk terjadi pada tahun 2010 dengan nilai perusahaan sebesar Rp 84,20 triliun. Kata kunci : nilai perusahaan dan struktur modal optimal ABSTRACT NUR SHABRINA. H Optimal Capital Structure Analysis in Cement Industry Company Listed on the Indonesia Stock Exchange Period Supervised by FARIDA RATNA DEWI. The cement industry has an important role in exploiting the growing opportunities development of the property sector and infrastructure announced the government through MP3EI program in the long run. The purpose of this study was to 1) Analyze the capital structure of companies in the Cement Industry period listed on the Indonesia Stock Exchange; 2) Analyze the value of companies in the Cement Industry period listed on Indonesia Stock Exchange; 3) Analyze the optimal capital structure associated with firm value in the Cement Industry period listed on Indonesia Stock Exchange. Data processing was performed using Microsoft Excel 2007 software components analysis method of capital structure and capital cost analysis. The results is the optimal capital structure PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk and PT Holcim Indonesia Tbk occurred in 2012 with firm value of Rp trillion and Rp trillion. While the optimal capital structure of PT Semen Indonesia (Persero) Tbk occurred in 2010 with firm value of Rp trillion. Keywords: Firm value and optimal capital structure

5 ANALISIS STRUKTUR MODAL OPTIMAL PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR PADA BEI PERIODE Skripsi Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6

7 Judul Skripsi : Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI Periode Nama : Nur Shabrina NIM : H Disetujui oleh Farida Ratna Dewi, SE, MM Pembimbing Diketahui oleh Dr.Ir.Jono M.Munandar, M.Sc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Skripsi yang berjudul Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI Periode Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juni Skripsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, dan seluruh keluarga serta teman-teman atas doa, dukungan dan kasih sayangnya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran diperlukan dalam memperbaiki skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat. Bogor, September 2013 Nur Shabrina

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN viii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 3 Manfaat Penelitian 3 Ruang Lingkup Penelitian 3 METODE PENELITIAN 4 Kerangka Pemikiran 4 Lokasi dan Waktu Penelitian 5 Jenis dan Sumber Data 5 Metode Pengolahan dan Analisa Data 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 9 Profil Perusahaan 9 Komponen Struktur Modal 9 Analisis Rasio Struktur Modal 10 Analisis Biaya Modal 10 Analisis Struktur Modal Optimal 11 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk 12 Profil Perusahaan 12 Komponen Struktur Modal 13 Analisis Rasio Struktur Modal 13 Analisis Biaya Modal 14 Analisis Struktur Modal Optimal 15 PT Holcim Indonesia Tbk 16 Profil Perusahaan 16 Komponen Struktur Modal 17 Analisis Rasio Struktur Modal 17 Analisis Biaya Modal 18 Analisis Struktur Modal Optimal 18 Ringkasan Perbandingan Struktur Modal Optimal perusahaan dalam Industri Semen 19 Implikasi Manajerial 20 SIMPULAN DAN SARAN 20 Simpulan 20 Saran 21 DAFTAR PUSTAKA 21 LAMPIRAN 24 RIWAYAT HIDUP 40

10 DAFTAR TABEL 1 Realisasi konsumsi semen per pulau per tahun (Ton) 1 2 Laba bersih perusahan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI periode Kepemilikan saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 9 4 Komponen dan proporsi struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode Kepemilikan saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk 13 7 Komponen dan Proporsi Struktur Modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk periode Ringkasan hasil perhitungan Struktur Modal Optimal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Periode Kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk Komponen dan proporsi struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk periode Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Holcim Indonesia Tbk periode DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka Pemikiran Penelitian 5 2. Rasio struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode Grafik nilai perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode Rasio struktur modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk periode Grafik nilai perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk periode Rasio struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk periode Grafik nilai perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk periode Grafik Perbandingan Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri Semen Periode DAFTAR LAMPIRAN 1 Perhitungan proporsi struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode Perhitungan rasio struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode Perhitungan biaya utang jangka panjang PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode

11 4 Perhitungan biaya saham (Ke) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode Perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Periode Perhitungan proporsi struktur modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk periode Perhitungan rasio struktur modal PT Semen Indonesia (Persero)Tbk periode Perhitungan biaya utang jangka panjang PT Semen Indonesia (Persero) Tbk periode Perhitungan biaya saham (Ke) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk periode Perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk periode Perhitungan proporsi struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk periode Perhitungan rasio struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk periode Perhitungan biaya utang jangka panjang PT Holcim Indonesia Tbk periode Perhitungan biaya saham (Ke) PT Holcim Indonesia Tbk periode Perhitungan Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC) PT Holcim Indonesia Tbk periode

12

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus dalam hal pembangunan nasional. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pembangunan perumahan baik yang dibangun di kota besar maupun daerah serta pembangunan infrastruktur yang dicanangkan pemerintah melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Industri semen merupakan salah satu industri yang memiliki peranan penting dalam memproduksi semen dan material lainnya, sehingga semakin meningkatnya pembangunan nasional mengakibatkan kebutuhan akan konsumsi semen semakin tinggi. Konsumsi semen di Indonesia didominasi oleh sektor properti sebesar 70% sedangkan sektor infrastruktur sebesar 30%. Kebutuhan untuk perumahan dan bangunan sejenis lainnya lebih mendominasi dibandingkan dengan proyek-proyek besar disebabkan oleh pertumbuhan populasi Indonesia yang setiap tahun semakin meningkat dan adanya perkembangan kelas menengah sehingga perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Data konsumsi semen di Indonesia tahun dapat terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Realisasi konsumsi semen per pulau per tahun (Ton) Pulau Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali Nusa Tenggara Maluku Papua Total Sumber: Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi, 2012 Pada Tabel 1 memperlihatkan peningkatan konsumsi semen tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 17,7%. Konsumsi semen tertinggi selama lima tahun terjadi di pulau Jawa tepatnya di provinsi Jawa Barat dengan total konsumsi ton pada tahun Peningkatan pertumbuhan konsumsi semen diprediksi beberapa tahun ke depan akan mencapai diatas 10% pertahun dikarenakan adanya pertumbuhan jangka panjang dari sektor properti dan infrastruktur yang masih terjamin pemerintah berencana merealisasikan 82 program MP3EI dengan groundbreaking sebanyak 14 proyek infrastruktur. Program yang dicanangkan pemerintah ini akan terus berlangsung sampai dengan tahun 2025 sehingga industri semen memiliki prospek yang baik

14 2 untuk kedepannya dan dapat menarik para investor untuk menginvestasikan dananya. Meningkatnya investor dapat membantu perusahaan dalam memperlancar aktivitasnya. Untuk memenuhi kebutuhan akan meningkatnya konsumsi semen di Indonesia terdapat 7 perusahaan yang memproduksi semen yaitu PT Semen Andalas Indonesia, PT Semen Baturaja, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Indonesia Tbk, PT Semen Bosowa Maros, dan PT Semen Kupang. Dari keseluruhan perusahaan dalam Industri Semen tersebut terdapat tiga perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diantaranya yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah perusahaan industri semen yang memiliki kapasitas produksi sebesar 28,5 juta ton, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 21 juta ton, dan PT Holcim Indonesia Tbk sebesar 8,7 juta ton. Adapun laba bersih dari ketiga perusahaan tersebut dapat dilihat dari Tabel 2. Tabel 2 Laba bersih perusahan dalam Industri Semen yang Terdaftar pada BEI periode (dalam jutaan Rupiah) Nama Perusahaan PT INTP Tbk PT SI Tbk PT HI Tbk Sumber : Annual Report masing-masing perusahaan Pada Tabel 2 memperlihatkan laba bersih dari masing-masing perusahaan mengalami peningkatan setiap tahun, hal ini disebabkan oleh meningkatnya penjualan semen. Peningkatan penjualan tersebut tidak terlepas dari adanya ekspansi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengantisipasi tingginya permintaan semen nasional agar mampu bertahan dan berdaya saing dengan perusahaan semen sejenis. Kegiatan ekspansi bisnis memerlukan strategi yang matang bagi perusahaan khususnya dalam hal modal sebagai contoh yaitu peningkatan kapasitas 2,5 juta ton per pabrik membutuhkan dana 275 juta-325 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,925 triliun sehingga semakin besar ekspansi bisnis yang dilakukan maka semakin besar modal yang dibutuhkan perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan perlu menentukan sumber permodalan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan. Sumber modal dalam perusahaan dapat berasal dari sumber internal maupun eksternal. Sumber internal berasal dari dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri oleh perusahaan sedangkan sumber eksternal berasal dari pinjaman. Penggunaan sumber modal berkaitan dengan struktur modal perusahaan. Rumusan Masalah Perusahaan dihadapkan pada keputusan untuk memilih besarnya penggunaan sumber modal antara utang jangka panjang ataupun modal sendiri.

15 3 Penggunaan sumber modal tersebut dapat mempengaruhi biaya modal yang dikeluarkan perusahaan berkaitan dengan return yang diharapkan investor. Dalam hal ini, manajemen keuangan memiliki peranan penting untuk membuat keputusan pendanaan sehingga perlu memperhitungkan dengan matang agar diperoleh kombinasi struktur modal antara utang jangka panjang maupun ekuitas yang optimal. Struktur modal optimal diperoleh ketika biaya modal minimal yang dapat meningkatkan keuntungan sekaligus memaksimalkan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti antara lain: 1. Bagaimana struktur modal perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode ? 2. Bagaimana nilai perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode ? 3. Bagaimana struktur modal optimal perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode ? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Menganalisis struktur modal perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode Menganalisis nilai perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode Menganalisis struktur modal yang optimal terkait dengan nilai perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan berkaitan dengan keadaan struktur modal perusahaan dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan di masa mendatang. 2. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman mengenai struktur modal dan nilai perusahaan, serta sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan topik yang sama. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah analisis struktur modal optimal berkaitan dengan perolehan nilai perusahaan. Data yang akan digunakan pada

16 4 penelitian ini adalah laporan keuangan periode perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penggunaan modal pada perusahaan dapat tercermin dalam struktur modal di laporan keuangan berupa modal internal maupun eksternal. Pentingnya komposisi dalam struktur modal bagi perusahaan menjadi hal yang perlu diperhatikan karena struktur modal yang optimal dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat dijadikan persepsi bagi perusahan maupun investor terhadap prospek usahanya. Untuk memperoleh informasi penggunaan modal perusahaan sudah optimal atau belum maka perlu dilakukan analisis struktur modal yang optimal meliputi analisis komponen struktur modal dan analisis biaya modal. Analisis komponen struktur modal digunakan untuk mengetahui komposisi penggunaan modal meliputi penggunaan utang jangka panjang dan ekuitas pada masing-masing perusahaan dalam industri semen. Berkaitan dengan komponen struktur modal tersebut dilakukan pula analisis rasio struktur modal meliputi Debt Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt To Equity Ratio (LDER) dan Current Liabilities to Total Liabilities (CLTL). Sedangkan Analisis biaya modal digunakan untuk mengetahui besarnya biaya dari masing-masing penggunaan modal meliputi biaya utang jangka panjang, saham biasa, dan biaya rata-rata tertimbang (WACC). Penelitian struktur modal optimal ini dilakukan pada Perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI meliputi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Holcim Indonesia Tbk. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

17 5 Perusahaan Industri Semen yang terdaftar pada BEI Investor Laporan Keuangan Struktur Modal Utang Jangka Panjang Ekuitas Analisis Komponen Struktur Modal Analisis Biaya Modal Struktur Modal Optimal Nilai Perusahaan Rekomendasi Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data sekunder yang terkait dengan penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bank Indonesia (BI). Penelitian ini dimulai pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juni Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data sekunder berupa gambaran umum dan laporan keuangan pada perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI, data bulanan indeks harga saham masing-masing perusahaan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bulanan dari tahun , dan tingkat suku bunga BI bulanan dari tahun Selain itu, untuk menunjang kesempurnaan hasil penelitian diperoleh data dari artikel, internet, buku-buku dan laporan penelitian seperti jurnal, dan skripsi.

18 6 Metode Pengolahan dan Analisa Data Dalam penelitian ini, data-data yang diolah berasal dari data sekunder. Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Analisis Rasio Struktur Modal Rasio Struktur modal dapat dirumuskan sebagai berikut (Subramanyam dan Wild 2010) : a. Debt Ratio(DR) Semakin tinggi nilai rasio maka semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan. Sebaliknya semakin rendah maka semakin baik karena jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang semakin kecil dan aman bagi kreditor saat likuidasi. DR x 100 %...(1) b. Debt to Equity Ratio (DER) Semakin tinggi nilai rasio maka semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan. Sebaliknya semakin rendah maka semakin baik dan aman bagi kreditor saat likuidasi. DER = x 100 %...(2) c. Long Term Debt to Equity Ratio(LDER) Semakin tinggi nilai rasio maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin utang jangka panjang semakin rendah demikian juga sebaliknya. LDER x 100 %...(3) d. Current Liabilities to Total Liabilities (CLTL) Semakin tinggi nilai rasio ini, maka ketergantungan perusahaan terhadap utang jangka pendek semakin besar demikian juga sebaliknya. CLTL = x 100 %......(4) 2. Analisis Biaya Modal Dalam menganalisis biaya modal terdiri dari (Brigham dan Houston 2006): a. Biaya utang jangka panjang Kd* = Kd (1-T)...(5) Keterangan : Kd* : Biaya utang jangka panjang Kd : Biaya utang sebelum pajak diperoleh dari beban bunga dibagi jumlah utang jangka panjang 1-T : Faktor koreksi

19 7 b. Biaya saham biasa Perhitungan biaya saham biasa menggunakan pendekatan CAPM karena dalam menentukan nilai perusahaan pada alternatif struktur modal tertentu perusahaan mencari tingkat pengembalian yang harus diperoleh sebagai kompensasi bagi investor dan para pemilik atas risiko yang ditanggungnya. Sebelum menghitung biaya saham biasa terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagai berikut (Husnan 2001): 1) Menghitung tingkat pengembalian dari masing-masing saham yang didefinisikan sebagai rata-rata dari keuntungan modal. Rumusnya adalah : (6) Keterangan : Rit : Tingkat pengembalian saham perusahaan bulan ke-t Pit : Harga saham perusahaan perlembar bulan ke-t Pit-1 : Harga saham perusahaan perlembar bulan ke-t-1 Dt : Deviden pada bulan ke-t 2) Menghitung tingkat pengembalian pasar bulanan dan tingkat pengembalian rata-rata pasar. Rumusnya adalah : (7) -...(8) Keterangan : Rmt : Tingkat pengembalian pasar pada bulan ke-t IHSGt : Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke-t IHSGt-1 : Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke t-1 E(Rm) :Tingkat pengembalian rata-rata pasar yang diharapkan dalam satu bulan N : Jumlah pengamatan dalam satu tahun (N=12) 3) Menghitung risiko masing-masing saham yang ditunjukkan oleh beta usaha (β). Beta menunjukkan hubungan antara saham dan pasarnya. Rumusnya adalah :...(9)...(10)...(11) Keterangan : σim : Kovarian tingkat pengembalian saham i dengan tingkat pengembalian pasar : Varian tingkat pengembalian pasar

20 8 Nilai Beta dapat di kelompokan kedalam 3 kategori : a. ß > 1 : ini menunjukkan harga saham perusahaan adalah lebih mudah berubah dibandingkan indeks pasar. b. ß < 1 : ini menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah berdasarkan kondisi pasar. c. ß = 1 : ini menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar. 4) Menentukan tingkat bunga bebas risiko (Rf). Tingkat bunga bebas risiko yang digunakan adalah tingkat Suku bunga BI karena sebagai acuan para pelaku pasar. Setelah data lengkap maka masukan data tersebut kedalam rumus biaya ekuitas yaitu : E(R)/ Ke = Rf + βi (Rm- Rf)...(12) Keterangan : E(R) / Ke : Harapan pengembalian Rm : Tingkat pengembalian atas risiko pasar Rf : Tingkat pengembalian bebas risiko Βi : Faktor risiko (beta) yang berlaku spesifik untuk perusahaan c. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC) WACC =...(13) Keterangan : WACC : Biaya modal rata-rata tertimbang Wd : Proporsi utang jangka panjang dalam struktur modal Kd* : Biaya utang jangka panjang We : Proporsi saham dalam struktur modal Ke : Biaya pengembalian saham 3. Analisis Struktur Modal Optimal Struktur modal optimal berkaitan dengan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Margaretha 2011) : N...(14) Keterangan : N : Nilai perusahaan EBIT : Laba sebelum bunga dan pajak WACC : Biaya modal rata-rata tertimbang

21 9 HASIL DAN PEMBAHASAN PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Profil Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah perusahaan yang memproduksi semen dan memiliki beberapa anak perusahaan yang memproduksi beton siap-pakai serta mengelola tambang agregat dan trass. Perusahaan didirikan pada tanggal 16 Januari 1985 dan kantor pusat perusahaan berlokasi di Wisma Indocement lantai 8, Jl. Jend. Sudirman Kav , Jakarta. Perusahaan memiliki 12 pabrik, sembilan di antaranya berlokasi di Citeureup Bogor-Jawa Barat, dua di Palimanan Cirebon-Jawa Barat, dan satu di Tarjun Kotabaru- Kalimantan Selatan. Perusahaan pertama kali mencatatkan sahamnya di BEI dengan kode perdagangan INTP pada tanggal 5 Desember Produk semen yang dihasilkan adalah Portland Composit Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, II, dan V), Oil Well Cement (OWC), Semen Putih, dan TR-30 Acian Putih. Indocement adalah satu-satunya produsen semen putih di Indonesia. Kepemilikan saham Indocement pada tanggal 31 Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kepemilikan saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Pemegang Saham Jumlah saham Kepemilikan (%) Birchwood Omnia Limited, Inggris ,00 PT Mekar Perkasa ,03 Mayarakat (masing-masing dibawah 5 %) ,97 Total Sumber: BEI, 2012 Pada Tabel 3 memperlihatkan Birchwood Omnia Limited merupakan pemegang saham mayoritas yang berasal dari pengalihan seluruh saham oleh HeildelbergCement AG. Komponen Struktur Modal Perusahaan dalam menjalankan usahanya membutuhkan sumber dana yang dapat berasal dari utang jangka panjang dan ekuitas. Kedua sumber tersebut merupakan komponen struktur modal yang dikelola proporsinya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Penggunaan struktur modal pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode dapat dilihat pada Tabel 4.

22 10 Tabel 4 Komponen dan proporsi struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode Komponen struktur modal Utang jangka panjang 8,81% 6,98% 6,42% 5,64% 4,51% Ekuitas 91,19% 93,02% 93,58% 94,36% 95,49% Total 100% 100% 100% 100% 100% Sumber : diolah dari Annual Report PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Pada Tabel 4 memperlihatkan penggunaan ekuitas lebih tinggi dibandingkan dengan utang jangka panjang sehingga pada tahun proporsi ekuitas meningkat sedangkan utang jangka panjang menurun yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemajuan yang baik dalam mengurangi ketergantungan dengan pihak luar untuk menjalankan usahanya. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 1. Analisis Rasio Struktur Modal Perkembangan rasio struktur modal pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode dapat dilihat pada Gambar % 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% DR 24.50% 19.37% 14.63% 13.32% 14.66% DER 32.53% 24.08% 17.17% 15.36% 17.18% LDER 9.66% 7.50% 6.87% 5.98% 4.73% CLTL 70.30% 68.86% 60.02% 61.08% 72.50% Gambar 2 Rasio struktur modal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode Pada Gambar 2 memperlihatkan kondisi LDER mengalami penurunan pada tahun sehingga semakin kecil utang jangka panjang terhadap ekuitas maka semakin besar kemampuan modal ekuitas perusahaan dalam menjamin utang jangka panjang. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 2. Analisis Biaya Modal 1. Biaya Utang jangka panjang Pada tahun perusahaan mengalami penurunan persentase beban bunga terhadap utang jangka panjang (Kd), hal ini disebabkan adanya penurunan beban bunga pada periode tersebut. Namun pada tahun Kd mengalami kenaikan yang disebabkan oleh meningkatnya total beban bunga pada tahun dari Rp 23,85 miliar menjadi Rp 32,42 miliar. Penurunan dan peningkatan

23 11 Kd pada tahun mempengaruhi nilai biaya utang setelah pajak (Kd*) sehingga pada tahun perusahaan memiliki Kd* berturut-turut yaitu 11,27%; 3,60%; 1,36%; 1,94%; dan 2,70% dengan perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran Biaya Modal Saham Biaya modal saham (Ke) perusahaan periode berturut-turut yaitu (8,93%); 5,85%; 4,67%; (0,66%); dan 2,60%. Pada tahun 2008 dan 2011 perusahaan memiliki biaya modal saham negatif dikarenakan nilai ß yang cukup tinggi yaitu 1,28 dan 1,17 akibat adanya penurunan pada IHSG beberapa bulan sehinga penurunan saham perusahaan tidak dapat dicegah yang mendorong biaya modal menjadi negatif. Penurunan IHSG yang tajam terjadi terutama pada tahun 2008 akibat adanya krisis ekonomi global. Perhitungan biaya modal saham dapat dilihat pada Lampiran Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC) Nilai WACC periode berturut-turut yaitu (7,5%); 5,7%; 4,46%; (0,52%); dan 2,60%. Perbedaan nilai WACC disebabkan perubahan naik turunnya biaya utang dan biaya saham. Pada tahun 2008 dan 2011 perusahaan memiliki WACC negatif, hal ini disebabkan oleh adanya penurunan biaya pengembalian saham dan meningkatnya jumlah proporsi modal saham daripada proporsi utang jangka panjang sehingga menjadikan struktur ekuitas sebagai pengurang dari struktur utang jangka panjang. Sedangkan untuk tahun 2009, 2010, dan 2012 memiliki WACC yang positif dan cenderung menurun pada tahun dan meningkat di tahun 2012 dibandingkan tahun Keseluruhan WACC tersebut akan mempengaruhi perolehan nilai perusahaan setiap tahunnya.perhitungan WACC dapat dilihat pada Lampiran 5. Analisis Struktur Modal Optimal Berdasarkan hasil analisis, perusahaan memperoleh nilai perusahaan yang berfluktuatif dan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode Komponen Wd 8,81% 6,98% 6,42% 5,64% 4,51% We 91,19% 93,02% 93,58% 94,36% 95,49% Kd 11,27% 3,60% 1,36% 1,94% 2,70% Ke -8,93% 5,85% 4,67% -0,66% 2,60% WACC -7,15% 5,70% 4,46% -0,52% 2,60% EBIT (dalam jutaan) (1-T) 74,83% 72,40% 75,90% 76,5% 76,34% Nilai Perusahaan (dalam jutaan) ( ) ( ) Pada Tabel 5 memperlihatkan tahun perusahaan memperoleh nilai perusahaan yang semakin meningkat sedangkan tahun 2011 terjadi

24 12 penurunan nilai perusahaan menjadi (Rp 649,92 triliun), hal ini disebabkan oleh EBIT yang belum dapat menutupi biaya modal rata-rata yang harus dikeluarkan perusahaan sehingga pada tahun tersebut dapat dikatakan perusahaan belum memiliki kinerja yang baik dalam memaksimalkan kekayaan perusahaan dan pemegang saham. Perolehan nilai perusahaan negatif ini pun akan berdampak pada investor terhadap kegagalan perusahaan dalam mengelola modal utang jangka panjang dan ekuitas yang digunakan dalam struktur modal. Namun pada tahun 2012, perusahaan memperoleh peningkatan nilai perusahaan yaitu Rp 172,55 triliun, hal ini disebabkan WACC yang rendah dibandingkan tahun 2011 yaitu 2,60% dan terjadi peningkatan pada EBIT sebesar 33%. Perkembangan nilai perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode dapat dilihat pada Gambar Triliun Rp Nilai Perusahaan Gambar 3 Grafik nilai perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk periode Pada Gambar 3 memperlihatkan perusahaan memiliki struktur modal optimal di tahun 2012 karena nilai perusahaan maksimal dibandingkan tahun sebelumnya. Struktur modal pada tahun 2012 terdiri dari 4,51% proporsi utang jangka panjang dan 95,49% proporsi ekuitas. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Profil Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) didirikan pada tanggal 7 Agustus Pada tanggal 8 Juli 1991 perusahaan tercatat di BEI dengan kode perdagangan saham SMGR. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jl. Veteran, Gresik 61122, Jawa Timur. Lokasi pabrik perusahaan berada di Gresik dan Tuban di Jawa Timur, Indarung di Sumatera Barat, Pangkep di Sulawesi Selatan dan Quang Ninh di Vietnam. Perusahaan memproduksi berbagai jenis semen yaitu semen Portland Tipe I, II, III, V, SBC, SMC, dan PPC. Produksi non semen terdiri dari kegiatan pertambangan, produksi kantong semen, dan penyewaan area industri.

25 13 Kepemilikan saham per 31 Desesmber 2012 PT Semen Indonesia (Persero)Tbk dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Kepemilikan saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Pemegang Saham Jumlah saham Kepemilikan (%) Pemerintah RI ,01 Institusi Asing ,67 Institusi lokal ,05 Individu Asing ,01 Individu Lokal ,27 Total Sumber: BEI, 2012 Pada Tabel 6 memperlihatkan Pemerintah RI merupakan pemegang saham mayoritas dan pada tanggal 18 Desember 2012 perusahaan mengakuisisi 70% saham TLCC yang berkantor pusat di Hanoi, Vietnam sehingga menjadikan perusahaan tercatat sebagai BUMN Multinasional yang pertama di Indonesia. Komponen Struktur Modal Perusahaan dalam menjalankan usahanya membutuhkan sumber dana yang dapat berasal dari utang jangka panjang dan ekuitas. Kedua sumber tersebut merupakan komponen struktur modal yang dikelola proporsinya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Penggunaan struktur modal pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk periode dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Komponen dan Proporsi Struktur Modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk periode Komponen struktur modal Utang jangka panjang 4,03% 3,21% 7,01% 12,86% 16,50% Ekuitas 95,97% 96,79% 92,99% 87,14% 83,50% Total 100% 100% 100% 100% 100% Sumber : diolah dari Annual Report PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Pada Tabel 7 memperlihatkan penggunaan utang jangka panjang mengalami kenaikan dan penurunan sehingga mempengaruhi proporsi utang jangka panjang dan ekuitas dalam struktur modal. Secara keseluruhan proporsi utang jangka panjang lebih kecil dibandingkan proporsi ekuitas. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 6. Analisis Rasio Struktur Modal Perkembangan rasio struktur modal pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk periode dapat dilihat pada Gambar 4.

26 % 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% DR 22.91% 20.33% 22% 25.67% 31.66% DER 30.10% 25.82% 28.51% 34.53% 46.32% LDER 4.20% 3.32% 7.54% 14.76% 19.76% CLTL 86.06% 87.15% 73.54% 57.25% 57.35% Gambar 4 Rasio struktur modal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk periode Pada Gambar 4 memperlihatkan kondisi DR, DER dan LDER mengalami penurunan pada tahun namun pada tahun 2010 mengalami kenaikan sampai tahun Hal ini menunjukkan bahwa tahun terjadi peningkatan total utang dan utang jangka panjang sehingga ketergantungan permodalan perusahaan dengan pihak luar semakin tinggi dan beban yang ditanggung perusahaan akan lebih besar. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 7. Analisis Biaya Modal 1. Biaya Utang jangka panjang Pada tahun perusahaan mengalami penurunan persentase beban bunga terhadap utang jangka panjang (Kd) yaitu dari 7,73% menjadi 1,28%. Namun pada tahun 2012 Kd mengalami kenaikan menjadi 2,92% yang disebabkan oleh kenaikan beban bunga sebesar Rp 104,79 miliar. Penurunan dan peningkatan Kd pada tahun mempengaruhi nilai biaya utang setelah pajak (Kd*) sehingga pada tahun perusahaan memiliki Kd* berturutturut yaitu 5,48 %; 4,33%; 2,23%; 0,99%; dan 2,29% dengan perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran Biaya Modal Saham Biaya modal saham (Ke) perusahaan periode berturut-turut yaitu (1,06%); 6,10%, 4,30%; (1,75%); dan (1,74%). Pada tahun 2008, 2011 dan 2012 perusahaan memiliki biaya modal saham negatif dikarenakan nilai ß yang cukup tinggi akibat adanya penurunan IHSG beberapa bulan di tahun 2008, 2011, dan 2012 sehingga penurunan saham perusahaan tidak dapat dicegah yang mendorong biaya modal menjadi negatif. Perhitungan biaya modal saham dapat dilihat pada Lampiran Biaya Modal rata-rata tertimbang (WACC) Nilai WACC periode berturut-turut yaitu (0,79%); 6,05%, 4,15%; (1,40%); dan (1,80%). Perbedaan nilai WACC disebabkan perubahan naik turunnya biaya utang jangka panjang dan biaya saham. Pada tahun 2008, 2011, dan 2012 perusahaan memiliki WACC negatif, hal ini disebabkan oleh penurunan biaya pengembalian saham dan meningkatnya jumlah proporsi modal saham daripada proporsi utang jangka panjang sehingga menjadikan struktur ekuitas

27 15 sebagai pengurang dari struktur utang jangka panjang. Keseluruhan WACC tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan setiap tahunnya. Perhitungan WACC dapat dilihat pada Lampiran 10. Analisis Struktur Modal Optimal Berdasarkan hasil analisis, perusahaan memperoleh peningkatan dan penurunan nilai perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Semen Indonesia (Persero) Tbk periode Komponen Wd 4,03% 3,21% 7,01% 12,86% 16,50% We 95,97% 96,79% 92,99% 87,14% 83,50% Kd 5,48% 4,33% 2,23% 0,99% 2,29% Ke -1,06% 6,10% 4,30% -1,75% -1,74% WACC -0,79% 6,05% 4,15% -1,40% -1,08% EBIT (dalam jutaan) (1-T) 70,87% 72,02% 77,48% 77,71% 78,36% Nilai Perusahaan (dalam jutaan) ( ) ( ) ( ) Pada Tabel 8 memperlihatkan tahun perusahaan memperoleh nilai perusahaan meningkat yaitu dimulai dengan perolehan nilai perusahaan yang negatif di tahun 2008 sebesar (Rp 303,87 triliun) dan meningkat menjadi positif di tahun yaitu Rp 51,70 trilun dan Rp 84,20 triliun. Peningkatan nilai perusahaan ini terjadi karena WACC rendah dan adanya peningkatan EBIT setiap tahunnya. Namun pada tahun perusahaan kembali memperoleh nilai perusahaan yang negatif yaitu (Rp 271,54 triliun) dan (Rp 448,48 triliun), hal ini disebabkan oleh EBIT yang belum dapat menutupi biaya modal rata-rata yang harus dikeluarkan perusahaan sehingga dapat dikatakan perusahaan belum memiliki kinerja yang baik dalam memaksimalkan kekayaan perusahaan dan pemegang saham. Perkembangan nilai perusahaan PT Semen Indonesia (Persero)Tbk periode dapat dilhat pada Gambar 5.

28 Triliun Rp Nilai Perusahaan Gambar 5 Grafik nilai perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk periode Pada Gambar 5 memperlihatkan perusahaan memiliki struktur modal optimal pada tahun 2010 karena memiliki WACC yang paling rendah dibandingkan tahun lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan menjadi lebih maksimal. Struktur modal pada tahun 2010 terdiri dari proporsi utang jangka panjang 7,01% dan proporsi ekuitas 92,99%. PT Holcim Indonesia Tbk Profil Perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk sebelumnya bernama PT Semen Cibinong Tbk merupakan produsen semen, beton jadi dan agregat terkemuka. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 15 Juni Perusahaan mengganti status investasinya dari PMA ke PMDN pada tanggal tanggal 1 Januari 2006, dan mengganti namanya dari PT Semen Cibinong Tbk menjadi PT Holcim Indonesia Tbk. Perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI dengan kode perdagangan saham SMCB pada tanggal 8 Agustus Kapasitas produksi gabungan dan entitas anak di Indonesia mencapai 9,1 juta ton dan di Malaysia 1,2 juta ton. Unit usaha perusahaan adalah pabrik semen di Narogong (NAR) dan Cilacap (CIL), penggilingan semen di Johor Baru dan di Ciwandan (CWD), serta Holcim Beton (HB). Kepemilikan saham PT Holcim Indonesia per 31 Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk Pemegang Saham Jumlah Kepemilikan saham (%) Holderfin B.V ,64 Publik ,36 Total Sumber : BEI, 2012

29 17 Pada Tabel 9 memperlihatkan Holderfin B.V merupakan pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 80,64% sedangkan publik 19,36%. Komponen Struktur Modal Perusahaan dalam menjalankan usahanya membutuhkan sumber dana yang dapat berasal dari utang jangka panjang dan ekuitas. Kedua sumber tersebut merupakan komponen struktur modal yang dikelola proporsinya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Penggunaan struktur modal pada PT Holcim Indonesia Tbk periode dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Komponen dan proporsi struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk periode Komponen struktur modal Utang jangka panjang 61,14% 45,67% 24,84% 18,77% 20,67% Ekuitas 38,86% 54,33% 75,16% 81,23% 79,33% Total 100% 100% 100% 100% 100% Sumber : diolah dari Annual Report PT Holcim Indonesia Tbk Pada Tabel 10. memperlihatkan proporsi utang jangka panjang di tahun 2008 lebih besar dibandingkan dengan ekuitas namun di tahun mengalami keadaan yang sebaliknya sehingga dapat dikatakan perusahaan memiliki kemajuan mengurangi ketergantungan dengan pihak luar. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 11. Analisis Rasio Struktur Modal Perkembangan rasio struktur modal pada PT Holcim Indonesia Tbk periode dapat dilihat pada Gambar % % % % 50.00% 0.00% DR 66.93% 54.36% 34.60% 31.26% 30.82% DER % 45.48% 44.55% LDER % 33.06% 23.11% 26.06% CLTL 22.26% 29.44% 37.54% 49.19% 41.51% Gambar 6 Rasio struktur modal PT Holcim Indonesia Tbk periode Pada Gambar 6 memperlihatkan kondisi DR dan DER mengalami penurunan pada tahun sehingga semakin rendah rasio ini maka semakin rendah risiko yang ditanggung perusahaan. Kondisi LDER mengalami penurunan pada tahun namun pada tahun 2012 mengalami

30 18 peningkatan hal ini disebabkan meningkatnya utang jangka panjang 26,11% dibandingkan tahun Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 12. Analisis Biaya Modal 1. Biaya Utang jangka panjang Pada tahun persentase beban bunga terhadap utang jangka panjang (Kd) mengalami fluktuatif sehingga mempengaruhi biaya utang setelah pajak (Kd*) dengan perolehan berturut-turut yaitu 4,79%; 11.23%; 7,47%; 8,03%; dan 5,98%. Perhitungan biaya utang jangka panjang dapat dilihat pada Lampiran Biaya Modal Saham Biaya modal saham (Ke) perusahaan periode berturut-turut adalah (15,30%); 5,09%, 3,96%; 0,20%; dan 0,29%. Pada tahun 2008 perusahaan memiliki biaya modal saham negatif dikarenakan nilai beta (ß) cukup tinggi dibandingkan tahun lainnya yaitu 1,74, hal ini disebabkan periode akhir 2008 terjadi krisis ekonomi global sehingga mempengaruhi penurunan harga saham perusahaan dan lebih mendorong nilai biaya modal saham menjadi negatif. Perhitungan biaya modal saham dapat dilihat pada Lampiran Biaya Modal rata-rata tertimbang (WACC) Nilai WACC PT Holcim Indonesia Tbk periode berturut-turut adalah (3,02%); 7,89%; 4,83%; 1,67% ; dan 1,47%. Pada tahun 2008 memiliki nilai WACC negatif hal ini disebabkan oleh adanya penurunan biaya pengembalian saham dan jumlah proporsi utang jangka panjang lebih besar daripada proporsi modal saham. Namun pada tahun nilai WACC positif dan cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Perhitungan WACC dapat dilihat pada Lampiran 15. Analisis Struktur Modal Optimal Berdasarkan hasil analisis, perusahaan memperoleh nilai perusahaan yang semakin meningkat setiap tahunnya yang dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Ringkasan hasil perhitungan struktur modal optimal PT Holcim Indonesia Tbk periode Komponen Wd 61,14% 45,67% 24,84% 18,77% 20,67% We 38,86% 54,33% 75,16% 81,23% 79,33% Kd 4,79% 11,23% 7,47% 8,03% 5,98% Ke -15,30% 5,09% 3,96% 0,20% 0,29% WACC -3,02% 7,89% 4,83% 1,67% 1,47% EBIT (dalam jutaan) (1-T) 93% 70,34% 72,34% 69,37% 72,13% Nilai Perusahaan (dalam jutaan) ( )

31 19 Pada Tabel 11 memperlihatkan tahun 2008 perolehan nilai perusahaan negatif sebesar (Rp 30,37 triliun) dan meningkat dari Rp 12,47 triliun di tahun 2009 menjadi Rp 100,02 triliun di tahun Peningkatan nilai perusahan tersebut dipengaruhi oleh semakin rendahnya WACC setiap tahunnya. Perkembangan nilai perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk periode dapat dilihat pada Gambar Triliun Rp Nilai perusahaan Gambar 7 Grafik nilai perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk periode Pada Gambar 7 memperlihatkan perusahaan memiliki struktur modal optimal pada tahun 2012 karena nilai perusahaan maksimal dibandingkan tahun Struktur modal pada tahun 2012 terdiri dari 20,7% proporsi utang jangka panjang dan 79,3% proporsi ekuitas. Nilai perusahaan maksimal ini dapat memaksimalkan kekayaan perusahaan dan pemegang saham serta berdampak pada persepsi investor terhadap keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai perusahaan maksimal. Ringkasan Perbandingan Struktur Modal Optimal perusahaan dalam Industri Semen Struktur modal yang optimal perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI berkaitan dengan nilai perusahan dapat dilihat pada Gambar Trriliun Rp (200.00) (400.00) (600.00) (800.00) Nilai Perusahaan PT INTP Tbk Nilai Perusahaan PT SI Tbk Gambar 8 Grafik Perbandingan Struktur Modal Optimal Perusahaan dalam Industri Semen Periode

32 20 Pada Gambar 8 memperlihatkan dari ketiga perusahaan tersebut PT Holcim Indonesia Tbk yang paling memiliki kinerja yang baik dalam memaksimalkan kekayaan perusahaan dan pemegang saham setiap tahunnya. PT Indocement memperlihatkan nilai perusahaan yang cukup baik meskipun di tahun 2011 mengalami penurunan nilai perusahaan menjadi negatif. Sedangkan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dapat dikatakan kurang baik dibandingkan dengan dua perusahaan tersebut karena nilai perusahaan yang negatif di tahun dan semakin menurun. Untuk menghasilkan peningkatan nilai perusahaan yang positif perusahaan perlu mengelola secara hati-hati dalam memilih komposisi modal utang jangka panjang dan ekuitas dalam struktur modal sesuai dengan kemampuan perusahaan sehingga kondisi kinerja keuangan tetap terjaga. Implikasi Manajerial Dari hasil analisis struktur modal optimal perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode masih terdapat penurunan nilai perusahaan di tahun 2008, 2011, dan 2012 khususnya PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Hal ini akan sangat mempengaruhi persepsi investor khususnya bagi para pemegang saham terhadap modal yang diinvestasikan karena tidak sesuai dengan tingkat pengembalian yang diharapkan dan dapat menyebabkan ketidakpercayaan investor dalam menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut. Oleh karena itu, manajemen keuangan perlu mengelola secara hati-hati dalam memilih sumber dana yang sesuai dengan kemampuan perusahaan sehingga memiliki nilai perusahaan maksimal. Nilai perusahaan ini mencerminkan kinerja keuangan perusahaan dan dapat mempengaruhi penyusunan rencana usaha yang akan diambil untuk masa mendatang. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan a. Struktur modal perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar pada BEI periode terdiri dari modal utang jangka panjang dan ekuitas. Secara keseluruhan proporsi modal utang jangka panjang lebih kecil dibandingkan dengan proporsi modal ekuitas sehingga perusahaan memiliki kemajuan yang baik dalam mengurangi ketergantungan dengan pihak luar dan mempengaruhi biaya modal rata-rata yang dikeluarkan oleh perusahaan. b. Nilai perusahaan yang maksimal dapat memaksimalkan kekayaan perusahaan dan pemegang saham. Dari ketiga perusahaan dalam Industri Semen terdapat satu perusahaan yang memiliki kinerja yang baik setiap tahunnya yaitu PT Holcim Indonesia Tbk dengan perolehhan nilai perusahaan yang maksimal di tahun 2012 yaitu Rp 100,02 triliun sedangkan PT Indocement Tunggal

33 21 Prakarsa Tbk meskipun mengalami fluktuatif dalam nilai perusahaan namun pada tahun 2012 perusahaan berhasil memperoleh nilai perusahaan yang maksimal yaitu Rp 172,55 triliun. Berbeda dengan PT Semen Indonesia (Persero) yang memiliki nilai perusahaan negatif di tahun Hal ini disebabkan EBIT yang belum dapat menutupi biaya modal rata-rata yang harus dikeluarkan perusahaan. c. Struktur modal dapat dikatakan optimal ketika nilai perusahaan maksimal. Struktur modal optimal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan PT Holcim Indonesia Tbk terjadi pada tahun 2012 sedangkan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk terjadi pada tahun Saran a. Bagi investor yang ingin menginvestasikan modalnya pada salah satu perusahaan dalam Industri Semen yang terdaftar di BEI sebaiknya memilih perusahaan yang memiliki peningkatan nilai perusahaan setiap tahunnya seperti PT Holcim Indonesia Tbk. Karena dengan meningkatnya nilai perusahaan akan memaksimalkan kekayaan pemegang saham dan memperoleh tingkat pengembalian yang diharapkan. b. Bagi perusahaan yang memperoleh nilai perusahaan negatif khususnya PT Semen Indonesia (Persero) Tbk harus lebih hati-hati dan cermat dalam menentukan struktur modal agar mencapai kombinasi yang optimal antara utang jangka panjang dan ekuitas serta memperhatikan kondisi perekonomian. Hal ini akan mempengaruhi biaya modal yang dikeluarkan perusahaan dan perolehan nilai perusahaan karena nilai perusahaan dapat maksimal pada saat biaya modal minimal. Perolehan nilai perusahaan dapat dijadikan gambaran keberhasilan perusahaaan dalam mengelola struktur modal sekaligus persepsi bagi para investor terhadap prospek usaha dimasa mendatang. DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Jabar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Barat Jakarta (ID): BPS Provinsi Jabar. [diunduh 20 April 2013]. Tersedia pada: [BI] Bank Indonesia Suku Bunga BI Rate [Internet]. Jakarta (ID): Bank Indonesia. [diunduh 2013 Juni 17 ]; Tersedia pada: [BEI] Bursa Efek Indonesia Laporan an PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk [Internet]. Jakarta (ID): Bursa Efek Indonesia. [diunduh 2013 Maret 19]. Tersedia pada: [BEI] Bursa Efek Indonesia Laporan an PT Semen Indonesia (Persero) Tbk [Internet]. Jakarta (ID): Bursa Efek Indonesia. [diunduh 2013 Maret 19]. Tersedia pada:

34 [BEI] Bursa Efek Indonesia Laporan an PT Holcim Indonesia Tbk [Internet]. [diunduh 2013 Maret 19]. Tersedia pada: Brealey RA, Myers SC, Marcus AJ Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 2. Ed ke-5. Sabran B, penerjemah ; Hardani W, Maulana A, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Fundamentals of Corporate Finance. Brigham EF, Houston JF Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Ed ke-10. Jakarta (ID): Salemba Empat. Choiruddin, MN Analisis Dampak Struktur Modal Optimal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Energi dan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Yang Tercatat Di Indeks Lq 45 [skripsi]. Malang (ID): UIN Malang. Fahmi I Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung (ID): Alfabeta. Hidayat A Sektor Properti Dominasi Konsumsi Semen Indonesia [Internet]. Jakarta (ID): Indonesia Finance Today. [diunduh 19 Maret 2013]; [Edisi dan volume tidak diketahui]. Tersedia pada: Dominasi-Konsumsi-Semen-Indonesia Husnan S Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Buku 1. Ed ke-4. Yogyakarta(ID): BPFE. Husnan S Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta (ID): UPP AMP YKPN. [Kemenperin] Kementerian Perindustrian. MP3EI Tumbuhkan Industri Semen [Internet]. Jakarta (ID): Kementerian Perindustrian. [diunduh 2013 Maret 19]; [Edisi dan volume tidak diketahui]. Tersedia pada: Semen Keown AJ Manajemen Keuangan Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Ed ke- 9. Jakarta (ID): PT Indeks Kelompok Gramedia. Kompasiana MP3EI dan Implikasi Positif terhadap Dunia Investasi dan Penanggulangan Kemiskinan [Internet]. Jakarta (ID): Kompasiana [[diunduh 2013 Juni 17]; [Edisi dan volume tidak diketahui]. Tersedia pada: html?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kanaw Mardyaningsih W Analisis Optimasi Struktur Modal Pada PT Pusri (PERSERO) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Mardiyanto H Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta (ID): PT Gramedia Widia Sarana Indonesia. Margaretha F Manajemen Keuangan Untuk Manajer Nonkeuangan. Jakarta (ID): Erlangga.Margaretha F Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber dana Jangka Pendek. Jakarta(ID): Grasindo. [Pusbinsdi] Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi. Realisasi Konsumsi Pengadaan Semen Nasional Per Pulau Per [Internet]. [diunduh 2013 April 20]; [Edisi dan volume tidak diketahui]. Tersedia pada: 22

BAB I PENDAHULUAN. membaik sehingga persaingan bisnis juga akan semakin ketat yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. membaik sehingga persaingan bisnis juga akan semakin ketat yang menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia diprediksi akan semakin membaik sehingga persaingan bisnis juga akan semakin ketat yang menuntut perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek studi dalam penelitian ini adalah tiga perusahaan manufaktur sub sektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007-2011,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan perusahaan merupakan hal yang crucial. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan perusahaan merupakan hal yang crucial. Dengan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

PENENTUAN STRUKTUR MODAL YANG OPTIMUM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI ANNISA NAZILA

PENENTUAN STRUKTUR MODAL YANG OPTIMUM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI ANNISA NAZILA 1 PENENTUAN STRUKTUR MODAL YANG OPTIMUM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI ANNISA NAZILA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih mengarah kepada pertumbuhan yang positif, sehingga hal ini memicu terjadinya persaingan yang sangat ketat baik dari investor

Lebih terperinci

Burhan Candra Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Burhan Candra   Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT EXPLOITASI ENERGI INDONESIA,Tbk. DAN ENTITAS ANAK Burhan Candra Email: zhouwuhan@yahoo.com.id Program Studi Manajemen STIE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Seiring pesatnya perkembangan dunia usaha dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, pengangkutan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, pengangkutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tonggak perekonomiannya berada di beberapa sektor, yaitu industri pengolahan, pertanian, peternakan, kehutanan

Lebih terperinci

Eka Suryaningsih ( ) Program Study Management Of Economic Faculty Siliwangi University Tasikmalaya

Eka Suryaningsih ( ) Program Study Management Of Economic Faculty Siliwangi University Tasikmalaya 1 THE DIFFERENCES ANALYSIS FINANCIAL PERFORMANCE BETWEEN CEMENT STATE COMPANY AND CEMENT PRIVATE COMPANY WHICH LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE (Studied from PT Semen Indonesia (Persero) Tbk and PT Indocement

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Enterprice (DICE) dan telah memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Enterprice (DICE) dan telah memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk diawali pada tahun 197 dengan rampungnya pendirian pabrik Indocement yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang didasarkan pada cirri-ciri keilmuan yang rasional, empiris dan sistematis. 3.1 Gambaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat Perusahaan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat Perusahaan BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. PT Semen Indonesia Tbk. a. Sejarah Singkat Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. merupakan produsen semen terbesar dan tercatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis sekarang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, dapat dilihat terdapat cukup banyak perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan dengan

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA DAFTAR ISI BAB I PROSPEK INDUSTRI SEMEN 1 1.1. BERITA DAN ISU TERBARU 2 1.2. PELUANG INDUSTRI SEMEN 3 Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2010-2017

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari semakin tumbuh dan berkembangnya pembangunan industri properti seperti

I. PENDAHULUAN. dari semakin tumbuh dan berkembangnya pembangunan industri properti seperti I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan pembangunan di Indonesia berkembang cukup pesat yang menyebabkan kondisi perekonomian semakin membaik pada saat ini. Kondisi tersebut terlihat dari semakin tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah memaksimumkan Nilai Perusahaan. Nilai Perusahaan tercermin dari harga saham perusahaan apabila perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang ada pada saat ini tidak dapat lepas dari pertumbuhan infrastruktur yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana yang besar pula agar mampu menghasilkan produk-produk

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 867-876 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang dalam bentuk efek dan saham. Fungsi dari bursa efek di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri manufaktur semasa krisis global lalu tahun termasuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri manufaktur semasa krisis global lalu tahun termasuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri manufaktur semasa krisis global lalu tahun 2008-2009 termasuk salah satu dari beberapa industri yang paling merasakan pahitnya krisis ekonomi global. Industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di BEI) NASKAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara cepat dan merata. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara cepat dan merata. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada pemerintahan Presiden Jokowi pembangunan infrastruktur dilakukan secara cepat dan merata. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya perpusat pada Pulau Jawa, tetapi

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA 2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI SEMEN DI INDONESIA DAFTAR ISI BAB I PROSPEK INDUSTRI SEMEN 1 1.1. BERITA DAN ISU TERBARU 2 1.2. PELUANG INDUSTRI SEMEN 3 Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2010-2016

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK

ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK 1 ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK NUR FAHMI*), SUTARDI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia *Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal merupakan bagian yang penting dalam setiap aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan yang sangat penting

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) (Studi pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk periode 2011-2013) Bachrul Hilal Sahara Sri Mangesti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat dan jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman serta sesuai

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat dan jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman serta sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai saham perusahaan 1. Untuk mengambil suatu keputusan investasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah nama perusahaan emiten yang menjadi objek penelitian :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah nama perusahaan emiten yang menjadi objek penelitian : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap lima perusahaan emiten saham subsektor semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang yang ingin dicapai. Tujuan jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang yang ingin dicapai. Tujuan jangka pendek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan persaingan bisnis yang semakin ketat, industri bisnis dituntut untuk terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan perubahan bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Norma Ayu Kartika (normayu_kartika@yahoo.com) Siti Khairani (siti.khairani@mdp.ac.id) MANAJEMEN STIE MDP ABSTRAK :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia menciptakan kebutuhan akan tempat tinggal yang lebih baik dan juga tempat usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal sebagai sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Masuk ke pasar modal merupakan idaman

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.("Indocement") adalah salah satu

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.(Indocement) adalah salah satu BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1 Sejarah PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.("Indocement") adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada dasarnya, pasar modal hampir sama dengan pasar lainnya, yang membedakan pasar modal dengan pasar lainnya adalah dalam hal komoditas yang diperdagangkan. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, kebutuhan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, kebutuhan akan semen sangatlah tinggi, mengingat pada tahun 2012 volume penjualan semen nasional meningkat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dan bisnis yang berkembang pesat seperti saat ini, perusahaan tidak hanya beroperasi untuk menghasilkan laba yang sebesarbesarnya tetapi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai keinginan untuk tumbuh dan berkembang secara global. Berkembangnya suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Semen Tiga Roda adalah sebuah merek semen yang diproduksi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Perusahaan ini menjadi salah satu produsen utama semen

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR MODAL YANG OPTIMUM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BEI NETRIYANA

ANALISIS STRUKTUR MODAL YANG OPTIMUM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BEI NETRIYANA 1 ANALISIS STRUKTUR MODAL YANG OPTIMUM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BEI NETRIYANA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 2 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia. Dunia usaha mengalami kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia. Dunia usaha mengalami kesulitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dekade terakhir saat ini hampir semua negara di dunia sedang menghadapi krisis ekonomi global, imbas dari krisis ekonomi global adalah menurunnya pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pasar modal memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara, karena perusahaan dapat mendapatkan dana menunjang kegiatan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan. Beberapa pakar sepakat bahwa untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang saya lakukan ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menghadapi persaingan global dituntut untuk dapat mengantisipasi persaingan yang terjadi antar setiap perusahaan. Persaingan yang ketat antar

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder 38 III.METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT This research is conducting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini mengakibatkan para pelaku usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang dapat meningkatkan usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat di www.idx.co.id. Periode laporan keuangan dan laporan tahunan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Selain ditunjang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Selain ditunjang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5 % tahun ini, yang awalnya hanya ditargetkan 6,4 % oleh pemerintah. Penunjang pertumbuhan ekonomi tahun ini meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun 1995 bahwa tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakan adil dan makmur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Tahapan awal yang dilakukan untuk menganalisis optimasi struktur modal pada PT Pusri adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Selain itu melihat rencana

Lebih terperinci

Tingginya permintaan pada sektor property residensial di tahun 2010 juga diiringi dengan peningkatan penjualan pada sektor tersebut.

Tingginya permintaan pada sektor property residensial di tahun 2010 juga diiringi dengan peningkatan penjualan pada sektor tersebut. BAB I PENDAHULUAN Industri pada sektor real estate dan property di Indonesia pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang cukup pesat. Peningkatan ini terjadi akibat pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk LAMPIRAN 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tabel 1.1 Neraca Konsolidasi PT. Holcim Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan (Disajikan dalam Jutaan Rupiah) AKTIVA ASET LANCAR Kas dan Setara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Perkembangan ekonomi selalu dijadikan faktor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Perkembangan ekonomi selalu dijadikan faktor yang paling penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap negara di dunia menjadikan perkembangan ekonomi sebagai target ekonomi. Perkembangan ekonomi selalu dijadikan faktor yang paling penting dalam keberhasilan

Lebih terperinci

Prodi S1 Fakultas Manajemen Bisnis dan Telekomunikasi Universitas Telkom 1, 2

Prodi S1 Fakultas Manajemen Bisnis dan Telekomunikasi Universitas Telkom   1, 2 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI SEMEN DENGAN METODE DUPONT SYSTEM UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PERIODE 2009-2013 ( Studi Kasus pada Sektor Industri Semen yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk sarana mendapatkan dana dalam jumlah besar dari masyarakat pemodal (investor), baik dari dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik

Lebih terperinci

Oleh Rachmat Indratjahaja 1), Siti Maimunah 1) dan Nurul Qadariyanti 2) ABSTRAK

Oleh Rachmat Indratjahaja 1), Siti Maimunah 1) dan Nurul Qadariyanti 2) ABSTRAK PENGARUH PERUBAHAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP EARNING PER SHARE PT HOLCIM INDONESIA TBK. Oleh Rachmat Indratjahaja 1), Siti Maimunah 1) dan Nurul Qadariyanti 2) 1) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang dengan baik. Salah satu sektor industri manufaktur yang cukup baik untuk dicermati adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai alternatif untuk menginvestasikan modalnya. Dana yang tersedia dapat disimpan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di antara berbagai macam sektor perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di antara berbagai macam sektor perusahaan yang listing di Bursa Efek 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di antara berbagai macam sektor perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan manufaktur merupakan salah satu sektor perusahaan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan lancar. Perusahaan tentu tidak hanya mengharapkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan lancar. Perusahaan tentu tidak hanya mengharapkan dana dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya memerlukan dana yang cukup agar setiap kegiatan operasional perusahaan bisa terpenuhi dan dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Untuk bisa mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan mempunyai tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keptusan yang akan membantu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri semen di Indonesia pada saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri semen di Indonesia pada saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri semen di Indonesia pada saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Direktur Pemasaran PT Semen Padang Widodo Santosa di Bengkulu, Selasa (15/12),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Konseptual Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahan-perusahaan go public yang bergerak pada industri perkebunan untuk periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan pada umumnya dengan tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan dapat

Lebih terperinci

ARTIKEL ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TAHUN

ARTIKEL ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TAHUN ARTIKEL ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TAHUN 2014-2016 Oleh: ANDIS BASTIAN 13.1.02.02.0477 Dibimbing oleh : 1. Dr. Subagyo, M.M. 2. Zulistiani, S.Pd., M.M. PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar modal di Indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia yang disingkat BEI, atau Indonesia Stock

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melihat prospek suatu perusahaan investor dapat menilainya dari harga saham. perusahaan yang baik dan menguntungkan di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. melihat prospek suatu perusahaan investor dapat menilainya dari harga saham. perusahaan yang baik dan menguntungkan di masa depan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu sarana investasi adalah pasar modal yang mempertemukan investor yang memiliki kelebihan dana dengan harapan mendapatkan keuntungan dan perusahaan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan perekonomian dunia mengalami perkembangan yang pesat. Hal tersebut mendorong transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena modal merupakan salah satu dari faktor penggerak dalam perusahaan untuk menjalankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

Lebih terperinci

(Studi Pada Perusahaan Sektor Semen Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)

(Studi Pada Perusahaan Sektor Semen Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia) PENENTUAN TINGKAT RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Pada Perusahaan Sektor Semen Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Oleh: Rizky Ayu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamonangan (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA dan MVA antara PT. Indocement Tunggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kemakmuran para pemegang saham. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari: utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas ekonomi di Indonesia, khususnya sektor makanan dan minuman sangat menarik untuk di cermati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Nugroho, 2014). bertujuan untuk mencapai keuntungan maksimal dengan menggunakan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Nugroho, 2014). bertujuan untuk mencapai keuntungan maksimal dengan menggunakan sumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Perusahaan mengharap manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PT. MUSTIKA RATU TBK DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PT. MUSTIKA RATU TBK DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PT. MUSTIKA RATU TBK DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2015 Oleh : *) Wella Sandria, S.E., M.Sc. **) Dosen Tetap STIE Muhammadiyah Jambi Abstrak Penelitian ini berjudul

Lebih terperinci

2015 PENGUJIAN TRADE OFF THEORY & PECKING ORDER THEORY DALAM PENENTUAN STRUKTUR MODAL

2015 PENGUJIAN TRADE OFF THEORY & PECKING ORDER THEORY DALAM PENENTUAN STRUKTUR MODAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama setiap perusahaan adalah memakmurkan kekayaan pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan setinggi-tingginya, sedangkan nilai perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional adalah sektor konstruksi. Sektor ini, berkontribusi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional adalah sektor konstruksi. Sektor ini, berkontribusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu bidang usaha yang memiliki nilai strategis dalam perekonomian nasional adalah sektor konstruksi. Sektor ini, berkontribusi untuk menghasilkan produk-produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana penundaan konsumsi masa sekarang dimaksudkan untuk konsumsi dimasa yang akan datang dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas analisa kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan kemudian dilakukan penelitian berdasarkan teori-teori dan konsep yang tercantum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan data-data yang disediakan oleh pihak Bursa Efek Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan data-data yang disediakan oleh pihak Bursa Efek Indonesia. 38 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di BEI (Bursa Efek Indonesia) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim yang terletak di jalan Gajayana No.50 Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia yang pesat menunjukan bahwa kepercayaan pemodal untuk menginvetasikan dananya di pasar modal cukup baik. Banyaknya pilihan saham

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci