GAMBARAN KESIAPAN SELF DIRECTED LEARNING PADA MAHASISWA TAHAP PENDIDIKAN KLINIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN KESIAPAN SELF DIRECTED LEARNING PADA MAHASISWA TAHAP PENDIDIKAN KLINIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN"

Transkripsi

1 GAMBARAN KESIAPAN SELF DIRECTED LEARNING PADA MAHASISWA TAHAP PENDIDIKAN KLINIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk meperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: Nurhalimah Aruan NIM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

2

3

4

5 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan nikmat yang telah diberikan, yang mengizinkan penulis untuk belajar hingga tepat pada waktunya penulis harus menuliskan laporan penelitian ini. Penulis menyadari, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka penelitian ini tidak akan pernah terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd, dr. M. Djauhari Widjajakusumah, DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, Dra. Farida Hamid, MA selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter atas bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. 3. dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS, SpGK, M.Biomed selaku pembimbing 1 yang telah banyak mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis dalam melakukan penelitian dan menyusun laporan penelitian ini. 4. dr. Erfira, SpM selaku pembimbing 2 yang telah memberikan masukan judul penelitian dan banyak mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis dalam melakukan penelitian dan menyusun laporan penelitian ini. 5. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggungjawab modul Riset yang tidak pernah lelah selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan penelitian. 6. Kedua orang tua, H. Abdul Aruan, dan Ibu Hj. Darminah Sagala atas limpahan kasih sayang yang telah diberikan, pengorbanan tanpa pamrih dan doa-doa panjang yang selalu dipanjatkan. Terimakasih atas segala kebaikan dan pelajaran hidup yang luar biasa hingga kini penulis telah beranjak dewasa. ii

6 7. Riduan Dalimunthe SH, terimakasih atas dukungan dan doa yang terus diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian hingga akhir. 8. Kakak dan Adik tersayang, Endang Darlina Aruan, Nurbaya Aruan, Nurafni Aruan, Nurubah Aruan, Daruan aruan, Sherli indah permay Aruan Terimakasih atas doa dan dukungan yang telah diberikan. 9. Teman-teman satu kelompok penelitian, Emi, Dela. Terimakasih atas kerja sama yang luar biasa 1 tahun belakangan. Semoga kerja sama kita dapat berlanjut hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Demikian laporan penelitian ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Dan semoga Allah SWT berkenan memasukkannya sebagai amal jariyah di Akhirat kelak. Amiin. Ciputat,11 September 2013 Penulis iii

7 ABSTRAK Nurhalimah Aruan. Gambaran Kesiapan Self Directed Learning Pada Mahasiswa Tahap Pendidikan Klinik UIN Syarif Hidayatulah Dan Faktor Faktor Yang Berhubungan Self Directed Learning didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk berinisiatif dalam mengatur, mengelola dan mengontrol proses belajar dalam mengatasi berbagai permasalahan belajar dengan cara mengevaluasi dan menetukan cara belajar sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Semakin tinggi nilai kesiapan self directed learning mahasiswa maka diharapkan semakin baik prestasi mahasiswa tersebut dalam proses belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kesiapan self directed learning mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahap pendidikan klinik dan faktor-faktor yang berhubungan. 108 responden mengisi kuesioner, untuk menilai tingkat kesiapan self directed learning responden dengan alat ukur Self Directed Learning Readiness Scale (SDLR). Tingkat kesiapan self directed learning dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Responden yang mempunyai tingkat kesiapan SDL rendah 11 orang (10,1%), responden yang mempunyai tingkat kesiapan SDL sedang 82 orang (75,9%), responden yang mempunyai tingakat kesiapan SDL tinggi 15 orang (13,9%). Faktor yang berhubungan dengan SDL pada penelitian ini jenis kelamin, tahun masuk universitas, asal sekolah, sumber bacaan, dan tahun masuk pendidikan klinik. Kata kunci: self directed learning dan faktor-faktor yang berhubungan ABSTRACT Nurhalimah Aruan. Overview of Self Directed Learning readiness among Clinical Medical Student UIN Syarif Hidayatulah Self Directed Learning is defined as a person's ability to take the initiative to organize, manage and control the learning process in learning to cope with various problems and determine how to evaluate the learning styles according to student needs. The higher value of self-directed learning readiness of student, the better it is expected that the student can get in the learning process. The purpose of this study is to see the overview of self-directed learning readiness of clinical stage medical student of UIN Syarif Hidayatulahh and its related factors. 108 respondents fill out the questionnaire, to assess the level of self-directed learning readiness of respondents according to SDLR. The readiness level of self directed learning is divided into three categories: low, medium and high. Respondents who have a low level of readiness SDL 11 people (10.1%), respondents who have SDL readiness levels were 82 persons (75.9%), respondents with higher SDL readiness level is 15 people (13.9%). Factor related to SDL in this study, gander, year in college, home school, reading materials and years of education entered the clinic. Keywords: self-directed learning and the factors associated iv

8 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK/ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Self Directed Learning Pengertian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Faktor Internal Faktor Eksternal SDLRS Kerangka Konsep Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Cara Kerja Penelitian Jenis Data Cara Pengumpulan Data Alat Pengumpulan Data Izin Penelitian Alur Penelitian Manajemen Data Teknik Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisa Data Analisa Univariat Analisis Bivariat BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor Predisposisi Hubungan Kesiapan SDL dengan Jenis Kelamin Hubungan Kesiapan SDL dengan Usia Hubungan Kesiapan SDL dengan Tahun Masuk Universitas Hubungan Kesiapan SDL dengan Asal Sekolah viii

9 ix 4.6. Hubungan Kesiapan SDL dengan Jalur Masuk Hubungan Kesiapan SDL Dngan Waktu Membaca Hubungan Kesiapan SDL Dengan Sumber Bacaan Responden Hubungan Kesiapan SDL Dengan Tahun Masuk Koas Hubungan Kesiapan SDL Dengan Stase yang Sedang Dijalani Hambatan Penelitian... BAB V. PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

10 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu metode belajar yang bersifat (student centered learning) SCL. Metode ini telah banyak diterapkan di fakultas-fakultas kedokteran Indonesia. Penerapan metode PBL menuntun mahasiswa untuk lebih bisa belajar mandiri atau yang dikenal dengan self directed learning. 1 Menurut Knowles Self directed learning adalah sebuah proses dimana individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dan proses dalam self-directed learning ini dilakukan dengan menyadari kebutuhan sendiri dalam belajar, mengatur tujuan pribadi, membuat keputusan pada sumber dan strategi belajar dan menilai hasil. 1 Kemampuan belajar mandiri sangat dibutuhkan agar saat setelah lulus menjadi dokter diharapkan tetap bisa menjadi dokter yang terus belajar, dan terus mengikuti perkembangan ilmu kesehatan khususnya ilmu kedokteran. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan belajar masing-masing mahasiswa berbeda, dan terdapat faktor-faktor yang berhubungan dengan self directed learning, baik dari internal maupun eksternal mahasiswa, seperti jenis kelamin, usia, tempat tinggal mahasiswa selama menempuh pendidikan, waktu yang digunakan mahasiswa untuk membaca. 1 Untuk menjadi seorang dokter yang profesional, mahasiswa harus melewati dua tahap pendidikan. Pertama adalah tahap sarjana kedokteran pada tahap ini mahasiswa belajar tentang semua teori-teori dan kosep konsep ilmu. Sistem pembelajarannya dibagi menjadi beberapa modul dan setelah lulus dari semua modul mahasiswa akan mendapat gelar S.Ked (serjana kedokteran). Setelah itu mahasiswa akan masuk ke tahap profesi dokter atau pendidikan klinik. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu- ilmu yang telah di pelajari di preklinik, dan disini mahasiswa berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pasien. Pada tahap pendidikan di klinik mahasiwa akan melewati beberapa stase dan setiap 1

11 2 mahasiswa akan menempati stase yang berbeda beda. Hal ini tergantung dari waktu menyelesaikan tahap preklinik. Pada tahap pendidikan klinik masing masing mahasiswa akan mendapat kesulitan yang berbeda. 2 Mahasiswa yang sedang menjalani tahap pendidikan klinik diharapkan dapat belajar secara mandiri atau menerapkan self directed learning agar dapat menentukan kebutuhan, tujuan, mengevaluasi cara belajar, mencari solusi dari masalah atau kesulitan yang dihadapi saat proses pendidikan klinik. Semakin baik kesiapan SDL mahasiswa diharapkan akan semakin mampu menentukan solusi terhadap kesulitan yang dihadapi. Untuk mempunyai self directed learning yang baik tentunya ada beberapa faktor yang berhubungan. Ada dua faktor yang mempengaruhi kesiapan self directed learning yaitu faktor internal seperti jenis kelamin, mood, kesehatan, cara belajar, intelegensi, pendidikan. Faktor eksternal seperti ketersediaan fasilitas, waktu belajar, motivasi belajar dan pola asuh orang tua. Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesiapan belajar mandiri mahasiswa adalah Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS). SDLRS dirancang untuk mengukur sejauh mana seseorang menilai dirinya memiliki keterampilan dan sikap-sikap yang sering dikaitkan dengan kemandirian dalam belajar. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti ingin mengetahui tingkat kesiapan self directed learning mahasiswa klinik dan faktor yang berhubungan pada mahasiswa UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta dengan alat ukur SDLRS RUMUSAN MASALAH Kesiapan self directed learning sangat dibutuhkan bagi setiap mahasiswa baik yang tahap sarjana pendidikan dokter maupun yang sedang tahap pendidikan klinik. Untuk mempunyai kesiapan self directed learning terdapat faktor- faktor yang berhubungan, dan masing- masing mahasiswa akan mempunyai kesiapan self directed learning yang berbeda-beda. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran kesiapan self directed learning mahasiswa tahap pendidikan klinik dan faktor yang berhubungan pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

12 3 1.3 HIPOTESIS Semua mahasiswa pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatulah Jakarta mempunyai kesiapan self directed learning yang baik, dan terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan hasil gambaran kesiapan self directed learning pada mahasiswa pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk melihat gambaran kesiapan self directed learning dan faktor- faktor yang berhubungan pada mahasiswa tahap pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik subjek penelitian meliputi usia, jenis kelamin, asal sekolah, jalur masuk ke universitas, biaya pendidikan mahasiswa, angkatan atau tahun masuk universitas, tahun masuk kepaniteraan klinik, waktu yang digunakan untuk membaca, sumber bacaan mahasiswa. 2. Mengetahui gambaran kesiapan self directed learning subyek penelitian. 3. Mengetahui hubungan antara karakteristik subjek yang diteliti dengan kesiapan self directed learning. 1.5 Manfaat Penelitian Subjek penelitian 1. Mengetahui gambaran atau tingkat kesiapan SDL 2. Mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kesiapan SDL. 3. Mengevaluasi dan memperbaiki sistem belajar agar mempunyai kesiapan SDL yang lebih baik lagi. Peneliti 1. Sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan program sarjana kedokteran.

13 4 2. Menambah pengetahuan dan memberi pengalaman dalam melaksanakan penelitian khusus nya tentang self directed learning dan faktor-faktor yang berhubungan. Manfaat bagi perguruan tinggi Mengetahui gambaran kesiapan SDL mahasiswa tahap pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Self Derected Learning (SDL) Pengertian Self derected learning dalam penelitian menurut Knowles adalah sebuah proses ketika individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dan proses dalam Self directed learning ini dilakukan dengan menyadari kebutuhan sendiri dalam belajar, mengatur tujuan pribadi, membuat keputusan pada sumber dan strategi belajar dan menilai hasil. 4 Teori Guglielmino mengemukakan bahwa Self directed learning dapat terjadi dalam banyak situasi yang bervariasi, mulai dari ruangan kelas yang berfokus pada guru secara langsung (teacher directed) menjadi belajar dengan perencanaan siswa sendiri (self planned) dan dilakukan sendiri (self conducted). 1 Menurut Darmayanti SDL yang dimiliki oleh pelajar didefinisikan sebagai kemampuan untuk berinisiatif dalam mengatur (regulate), mengelola dan mengontrol proses belajarnya untuk mengatasi berbagai masalah dalam belajar dengan mempergunakan berbagai alternatif atau strategi belajar. 6 Menurut Gibbons, Self directed learning adalah peningkatan pengetahuan, keahlian, prestasi, dan mengembangkan diri dimana individu menggunakan banyak metode dalam banyak situasi dalam setiap waktu Faktor Faktor yang Mempengaruhi self directed learning SDL dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang terdapat di dalam dirinya (internal) dan faktor-faktor yang terdapat di luar dirinya (eksternal) Faktor Internal 5

15 6 Faktor internal adalah semua pengaruh yang bersumber dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan. Segala sesuatu yang dibawa sejak lahir adalah merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya. Bakat, potensi intelektual, jenis kelamin, mood, kesehatan, cara belajar, intelegensi, pendidikan tentunya dapat mempengaruhi kesiapan SDL seseorang. 7, 8 1. Jenis Kelamin Adanya perbedaan biologis antara laki-laki dan anak perempuan menyebabkan adanya perbedaan pada hal-hal dibawah ini, yaitu: a) Prestasi sekolah, nampak bahwa perempuan lebih konsisten dari pada laki-laki. Kenyataan bahwa secara konsisten wanita mengerjakan tugas tugas verbal lebih baik, telah menempatkan perempuan di tempat teratas dalam prestasi di sekolah. 9 b) Bakat-bakat atau kemampuan-kemampuan yang ditest menunjukkan antara lain bahwa dalam kemampuan intelektual, wanita secara konsisten lebih tinggi dari pria. 2. Cara Belajar Dalyono menyebutkan bahwa cara belajar dapat menentukan keberhasilan pembelajaran seseorang. 12 Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran mahasiswa harus memahami cara belajar yang sesuai untuki mahasiswa tersebut. Dengan self directed learning maka mahasiswa akan dapat memahami, mengetahui kekurangan dalam cara belajar dan mencari solusi cara belajar yang tepat. 3. Mood dan Kesehatan Mood dan kesehatan dianggap berpengaruh terhadap kesiapan self directed learning mahasiswa, mood atau suasana hati yang baik, kesehatan yang baik akan mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk belajar secara mandiri. 10 Samuel menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar atau self directed learning adalah sebagai berikut. 11

16 7 4. Intelegensi Anak yang berperilaku mandiri mampu meningkatkan adanya kontrol diri terhadap perilakunya terutama unsur-unsur kognitif (seperti mengetahui, menerapkan, menganalisa, mensintesa dan mengevaluasi) dan afektif (seperti menerima, menanggapi, menghargai, membentuk, dan berpribadi) ikut serta berperan. Selanjutnya dikatakan bahwa berperilaku mandiri mampu mengembangkan sikap kritis terhadap kekuasaan yang datang dari luar dirinya. Anak yang berperilaku mandiri mampu melakukan dan memutuskan sesuatu secara bebas tanpa pengaruh orang lain. Dengan demikian intelegensi berperan dalam pembentukan kemandirian belajar. 5. Pendidikan Pendidikan harus menolong anak didik mampu menolong dirinya sendiri untuk dapat mencapai perilaku mandiri melalui potensi-potensi yang dimilikinya, untuk itu anak didik perlu mendapatkan berbagai pengalaman dalam mengembangkan konsep-konsep, prinsip, generalisasi, intelek, inisiatif, kreativitas kehendak, emosi dan lain-lain. Orang yang berpendidikan akan mengenal dirinya lebih baik termasuk mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, sehingga mereka mempunyai percaya diri. ` Faktor eksternal Faktor eksternal adalah semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari luar diri masing masing mahsiswa, sering pula dinamakan dengan faktor lingkungan. Lingkungan yang dihadapi individu sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik dari segi negatif maupun positif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian, termasuk pula dalam hal kemandirian belajar.

17 8 1. Waktu Belajar Pengaturan waktu belajar pribadi merupakan bagian dari planning dalam pelaksanaan belajar mandiri. Salah satu pelaksanaan pembelajaran mandiri adalah mahasiswa mengatur rencana kebutuhan belajarnya sendiri, termasuk mengatur waktu belajarnya sendiri. Apabila mahasiswa dapat melakukan manajemen waktu yang baik, maka akan terlaksana pembelajaran mandiri Tempat Belajar Tempat belajar dapat berarti tempat belajar di kampus seperti ruang kuliah, ruang kelas, ruang diskusi, dan daerah sekitar kampus. Tempat belajar yang nyaman merupakan fasilitas yang dapat mendukung tentunya dapat memberi kesadaran dan keinginan mahasiwa untuk belajar secara mandiri Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah kekuatan yang menyebabkan mahasiswa terlibat dalam suatu proses pembelajaran, fokus pada tujuan belajar, dan mengerjakan tugas belajar. Motivasi dalam belajar dibagi menjadi 2: motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Contoh motivasi ekstrinsik adalan ujian, nilai, penghargaan diri orang lain sedangkan contoh motivasi intinsik adalah untuk belajar dan menyadari pentingnya belajar secara mandiri Pola Asuh Orang Tua Keluarga adalah merupakan tempat pendidikan anak yang pertama dan utama, sehingga orangtua menjadi orang pertama yang mempengaruhi, mengarahkan dan mendidik anaknya. Tumbuh kembangnya kepribadian anak tergantung pola asuh orangtua yang diterapkan dalam keluarga. Pola asuh orangtua terbaik yang dapat ditempuh orangtua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. 13

18 Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS) Salah satu instrumen yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat self directed learning adalah Self Directed Learning Readiness Scale (SDLRS), yang dikembangkan oleh Lucy M. Guglielmino pada tahun SDLRS dirancang untuk mengukur sejauh mana seseorang menilai dirinya memiliki keterampilan dan sikap-sikap yang sering dikaitkan dengan kemandirian dalam belajar. Peneliti memilih Instrumen SDLRS untuk digunakan dalam meneliti Self Directed Learning mahasiswa program studi pendidikan dokter tahap pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena SDLRS merupakan instrumen yang cocok untuk mengukur kemandirian belajar mahasiswa dalam belajar. Kesiapan belajar mandiri diketahui dari nilai total skor yang diperoleh dari hasil pengisian SDLRS. 15

19 Kerangka Konsep internal usia Jenis kelamin Kesiapan self directed learning eksternal Sumber bacaan Biaya selama pendidikan Waktu membaca dalam 1 hari Mood dan kesehatan Intelegensi Pendidikan Tempat tinggal selama masa pendidikan Motivasi belajar eksternal Tahun masuk universitas/angkata n Asal sekolah Jalur masuk Tahun masuk prndidikan klinik Stase yang sedang dijalanin Jumlah stase yang sudah dilewati Keterangan: Variabel tidak diteliti Variabel diteliti Berhubungan tidak diteliti Berhubungan diteliti

20 Definisi Operasional N o Variable Definisi Alat ukur Cara pengukura n Skala pengukuran 1. Kesiapan SDL kesiapan individu untuk melaksanak an kegiatan belajar atas Kuesioner Kuesioner Kategorik 1. 94,24 = nilai SDL tinggi = nilai SDL sedang 3.79 = nilai SDL rendah inisiatif sendiri, dengan atau tanpa dukungan pihak lain 2. Jenis kelamin Untuk melihat adanya Kuesioner Kuesioner Kategorik a. Laki-laki b. Perempuan perbedaan jumlah antara lakilaki dan perempuan 3. Usia Usia Kuesioner Kuesioner Numerik 4. Asal sekolah Asal sekolah Kuesioner Kuesioner Kategorik a. SMA

21 12 5. Jalur masuk 6. Sumber bacaan 7. Waktu membaca dalam 1 hari 8. Tahun masuk mahasiswa sebelum masuk ke perguruan tinggi Jalur atau tes yang dilalui sebelum menjadi mahasiswa Referensi yang digunakan mahasiswa untuk belajar/mem baca Waktu yang digunakan mahasiswa untuk belajar/mem baca di waktu mandiri Tahun mahasiswa b. Madrasah/Aliyah c. Pesantren Kuesioner Kuesioner Kategorik a. Mandiri b. SMPTN c. PMDK d. Beasiswa Kuesioner Kuesioner Kategorik a. Buku b. Jurnal c. Artikel d. Internet e. semuanya Kuesioner kuesioner Kategorik a. <1 jam b. 1 jam c. 2 jam d. >2 jam Kuesioner kuesioner Kategorik a. 2007

22 13 universita s masuk ke universitas b c Tahun masuk pendidika n klinik 10 Stase yang sedang dijalani 11 Biaya selama masa pendidika n Tahun mahasiswa masuk ke tahap pendidikan klinik setelah menyelesaik an pendidikan tahap preklinik Stase yang sedang dijalani mahasiswa pada tahap pendidikan klinik Sumber biaya yang digunakan mahasiswa untuk memenuhi Kuesioner Kuesioner Kategorik a b c d Kuesioner Kuesioner Kategorik 1. stase mayor 2. stase minor Kuesioner kuesioner Kategorik 1. orang tua 2. beasiswa

23 14 kebutuhan selama masa pendidikan

24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Peneltian Penelitian ini dilakukan secara deskriptif - analitik dengan metode pengumpulan data secara cross sectional untuk mengetahui gambaran kesiapan self directed learning pada mahasiswa tahap pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan faktor-faktor yang berhubungan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, RS Fatmawati, RSUD Bekasi, RS Paru dr. Gunawan, RS Marzuki mahdi, RS Polri Keramat Jati tempat mahasiswa mengikuti pendidikan dokter tahap klinik. Penelitian dilakukan pada bulan Januari- September Populasi Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, populasi target, yaitu seluruh mahasiswa tahap pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Total populasi 120 orang dan seluruh nya menjadi objek penelitian. 3.4 Cara Kerja Penelitian Penelitian langsung dilakukan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan di RS Fatmawati, RSUD Bekasi, RS Paru dr. Gunawan, RS Marzuki Mahdi, RS Polri Keramat Jati. Kuesioner yang digunakan untuk penelitian ialah kuesioner Fisher dalam bahasa Inggris yang kemudian diterjemahkan oleh peneliti kedalam bahasa Indonesia. Sebelum memberikan kuesioner kepada seluruh responden, peneliti melakukan validasi kuesioner terlebih dahulu, dengan cara membagikan 20 kuesioner kepada mahasiswa pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan Hasil reabilitas dari validasi kuesiner adalah cronback α 0,83 menunjukkan bahwa kuesioner valid dan dapat digunakan untuk 14

25 15 penelitian. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan langsung turun kelapangan dan dikirim melalui . Sebelum pengisian kuisioner, peneliti memberikan petunjuk dalam pengisian kuesioner serta mengadakan penjelasan kembali bila responden mengalami kesulitan dan hal hal yang kurang jelas Jenis Data Jenis data yang diambil merupakan data primer, yaitu data diambil langsung dari responden Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan pemberian kuesioner langsung Alat Pengumpulan Data kuesioner. Sebagai alat pengumpulan data yang digunakan adalah Izin Penelitian Subjek yang dimasukan dalam penelitian ini, adalah mereka yang telah menyetujui secara tertulis untuk diikutsertakan dalam penelitian ini Alur penelitian Pendataan seluruh mahasiswa tahap pendidikan klinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Persetujuan kepada subjek penelitian Pengisian kuisioner dengan dibimbing peneliti Pengolahan data hasil kuisioner dengan SPSS

26 Manajemen Data Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian diolah dengan menggunakan program komputer meliputi variabel independen atau variabel bebas, yaitu: usia, jenis kelami, asal sekolah, jalur masuk universitas, tahun masuk universitas, biaya selama pendidikan, waktu membaca dalam sehari, sumber bacaan, tahun masuk kepanitraan kepanitraan klinik, stase yang sedang dijalani. Sedangkan variabel dependen atau variabel tergantung adalah gambaran kesiapan self directed learning pada mahasiswa tahap pendidikan klinik. Perhitungan data menggunakan SPSS for windows versi Tahapan pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1.Coding Coding merupakan kegiatan mengklasifikasikan data dan memberikan kode untuk masing-masing pertanyaan. Kode yang diberikan akan menjadi panduan untuk menentukan skor yang didapat responden. 2. Editing Kegiatan yang dilakukan untuk menyunting data sebelum data dimasukan, agar data yang salah atau meragukan dapat diklarifikasi lagi kembali kepada responden. 3. Entry data Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan sudah dilakukan pengkodingan, langkah selanjutnya adalah memproses data agar dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan memasukkan data dari kuesioner ke dalam komputer dengan menggunakan program komputer sesuai dengan kode yang telah ditetapkan. 4. Cleaning data Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan untuk mengetahui adanya kesalahan atau tidak. Tahapan cleaning data terdiri dari : a) Mengetahui missing data.

27 17 b) Mengetahui variasi data. c) Mengetahui konsistensi data Analisis data Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian ini berupa distribusi dan persentase pada setiap variabel independen yaitu, usia, jenis kelamin, asal sekolah, jalur masuk universitas, tahun masuk universitas, biaya selama pendidikan, waktu membaca dalam sehari, sumber bacaan, tahun masuk kepanitraan klinik, stase yang sedang dijalani, sedangkan variabel tergantung adalah gambaran kesiapan self directed learning pada mahasiswa tahap pendidikan klinik Analisis Bivariat Digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan dependen, adapun yang dipakai adalah uji Lambda dan Gamma. Lambda untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel nominal dengan variabel ordinal. Variabel yang menggunakan uji Lambda: usia dengan kesiapan SDL, jenis kelamin dengan kesiapan SDL, jalur masuk universitas dengan SDL, biaya selama masa pendidikan dengan SDL, tempat tinggal selama masa pendidikan dengan kesiapan SDL, stase yang sedang dijalani dengan kesiapan SDL. Gamma untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel ordinal dengan variabel ordinal. Variabel yang menggunakan uji Gamma: tahun masuk universitas dengan kesiapan SDL, tahun masuk pendidikan klinik dengan kesiapan SDL, waktu membaca dalam satu hari dengan kesiapan SDL, sumber bacaan dengan kesiapan SDL. Hasil perhitungan statistik dapat menunjukkan ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kedua variabel diatas, yaitu dapat melihat nilai P. Bila dari hasil perhitungan statistik diperoleh nilai P < 0.05 maka hasil perhitungan bermakna, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen. Sebaliknya bila dari perhitungan statistik nilai P > 0.05 maka hasil perhitungan statistik tidak

28 18 bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. 17.

29 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang akan dijabarkan berikut adalah data yang berasal dari mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menjalani tahap pendidikan klinik. Pada bab ini akan dijabarkan hasil univariat dan bivariat variabel independen dan dependen yang tercantum dalam kerangka konsep. 4.1 Kertebatasan Penelitian Dalam tahap penelitian hingga akhir penelitian ditemukan beberapa keterbatasan melaksanakan penelitian, antara lain: 1. Tidak tersedianya waktu khusus untuk melakukan penelitian sehingga harus mengambil waktu kuliah untuk melakukan persiapan penelitian, maka dibutuhkan cara mengatur waktu yang tepat, agar penelitian bisa selesai tepat waktu dan tidak mengaggu perkuliahan. 2. Adanya beberapa data dari masing-masing responden yang tidak lengkap, sehingga peneliti perlu melakukan konfirmasi ulang untuk mengisi data yang kosong. 3. Adanya beberapa kuesioner yang tidak dikembalikan oleh responden ke peneliti. 120 kuesioner yang disebarkan yang kembali ke peneliti hanya 108 kuesioner. 4. Adanya self reporting quetioner sehingga timbul bias saat pengamnilan data. 18

30 Karakteristik Subjek Penelitian b) Usia Responden Grafik 4.1. Distribusi Usia Responden. Dari Grafik 4.1. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kategori usia 22 tahun (47,2 %), karena syarat untuk menjadi responden penelitian adalah mahasiswa yang sedang menjalani kepanitraan klinik dan rata-rata mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik ialah mempunyai usia 22 tahun. c) Jenis Kelamin Grafik 4.2.Distribusi jenis kelamin responden. Dari grafik 4.2. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah perempuan (63,9 %). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Program Studi

31 20 Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam satu angkatan jumlah perempuan selalu lebih banyak dibandingkan jumlah laki-laki. d) Asal sekolah Grafik 4.3.Distribusi asal sekolah responden sebelum masuk universitas. Dari Grafik 4.3. dapat dilihat bahwa sebagian besar asal sekolah responden sebelum masuk universitas adalah SMA ( 73,1 %). Untuk masuk perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, harus memenuhi syarat seleksi masuk universitas. Lulusan SMA, Pesantren, Madrasah aliyah merupakan salah satu syarat seleksi masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada penelitian ini dibedakan mahasiswa asal sekolah Pesantren dan Madrasah Aliyah, pesantren yang dimaksud adalah selama masa sekolah tinggal di asrama, sedangkan Madrasah Aliyah selama masa pendidikan tidak tinggal di asrama.

32 21 e) Seleksi Masuk Universitas Grafik 4.4.Distribusi seleksir masuk universitas responden. Dari grafik 4.4. dapat dilihat bahwa sebagian besar seleksi masuk universitas responden adalah melalui jalur mandiri (44%). Jalur mandiri merupakan seleksi terakhir untuk bisa masuk universitas dan mempunyai peluang lebih besar untuk bisa lulus masuk universitas. f) Tahun Masuk Universitas Grafik 4.5.Distribusi jalur masuk universitas responden. Dari grafik 4.5. dapat dilihat bahwa sebagian besar tahun masuk universitas responden adalah tahun 2008 (57,4%). Kepaniteraan klinik sudah menjadi jadwal bagi mahasiswa angkatan 2008 dan Jumlah responden angkatan

33 lebih banyak karena hampir seluruhnya sedang mengikuti kepaniteraan klinik, 2009 lebih sedikit karena masih ada angkatan 2009 yang belum ikut kepaniteraan klinik tahun ini, dan 2007 lebih sedikit karena sebagian besar angkatan 2007 sudah menyelesaikan kepaniteraan klinik. g) Biaya Selama Masa Pendidikan Grafik 4.6. Distribusi biaya selama masa pendidikan. Dari grafik 4.6. dapat dilihat bahwa sebagian besar biaya selama masa pendidikan responden adalah biaya sendiri atau dari orang tua (76,9%). Agar seluruh biaya selama masa pendidikan ditanggung beasiswa, harus mengikuti seleksi masuk universitas melalui jalur beasiswa. Sesuai dengan seleksi masuk responden, yang terbanyak adalah melalui jalur mandiri, ditambah lagi mahsiswa yang masuk melalui seleksi PMDK, SMPTN. Hal itu yang menyebabkan sebagian besar responden mendapatkan seluruh biaya selama pendidikan dari orang tua.

34 23 h)waktu Membaca Dalam Sehari Grafik 4.7.Distribusi waktu membaca responden dalam sehari. Dari grafik 4.7. dapat dilihat bahwa sebagian besar waktu membaca responden dalam sehari adalah >2jam ( 53%). Banyak nya ilmu yang harus dipelajari menyebabkan, waktu yang diluangkan untuk membaca mungkin harus lebih dari 2 jam. Pada saat kepaniteraan klinik mungkin jadwal nya lebih padat dibandingkan masa pendidikan preklinik, sehingga banyak juga responden yang waktu membaca nya kurang dari dua jam. i) Sumber Bacaan Grafik 4.8. Distribusi sumber bacaan responden.

35 24 Dari grafik 4.8. dapat dilihat bahwa sebagian besar sumber bacaan responden adalah semua (buku, artikel, internet, jurnal) sebesar 86,1%. Untuk memperoleh ilmu yang banyak ataupun untuk mengerjakan tugas-tugas di kepaniteraan klinik dan dapat memahami ilmu yang selalu berkembang tidak cukup hanya dari satu sumber. Hal ini yang dialami responden sehingga memilih sumber ilmu dari buku, artikel, internet dan jurnal. j) Tahun Masuk pendidikan klinik Grafik 4.9.Distribusi tahun masuk pendidikan klinik responden. Dari grafik 4.9, dapat dilihat bahwa sebagian besar tahun masuk pendidikan klinik responden adalah 2011 (55,6%). Hal ini sesuai dengan tahun masuk universitas responden lebih banyak Angkatan 2008 memang sudah jadwalnya masuk kepaniteraan klinik.

36 25 k) Stase Yang Sedang Dijalani Grafik 4.10.Distribusi stase yang sedang dijalani responden. Dari grafik dapat dilihat bahwa sebagian besar stase yang sedang dijalani responde adalah stase mayor (58,3%). Satu satase mayor bisa menampung 20 orang mahasiswa, dan rata-rata mahasiswa angkatan 2008 sedang menjalani stase mayor. Satu stase minor hanya bisa menampung mahsiswa 5-7 orang, inilah yang menyebabkan jumlah mahasisiwa stase mayor lebih banyak. 4.3 Gambaran Kesiapan SDL Grafik 4.1. Kategori kesiapan SDL. responden Kategori Rumus Batasan Rendah < X - Standart deviasi 86,62 + 7,62 < 79 Sedang X ± Standart deviasi 79-94,24 Tinggi > X + Standart deviasi 86,62-7,62 > 94,24 Dari tabel 4.1 dapat dilihat nilai rata-rata yang diperoleh dari uji normalitas adalah 86,62, dari uji normalitas data kesiapan SDL responden tidak normal, maka nilai yang digunakan ialah nilai median yang kemudian dimasukkan kerumus yang di atas.

37 26 Grafik Distribusi tingkat kesiapan self directed learning responden. Dari grafik dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai kesiapan self directed learning sedang (75,9 %). Pada penelitian Eti Poncorini Pamungkasari sebagian besar mahasiswa tahap pendidikan profesi mempunyai kesiapan SDL yang tinggi Hubungan Kesiapan SDL dengan Usia Tabel.4.2. Distribusi hubungan kesiapan SDL dengan usia. Usia Total P Value SDL Rendah ,053 Sedang Tinggi Total Tabel 4.2. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik dengan menggunakan uji lambda diperoleh nilai p = 0,053, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kesiapan belajar mandiri dengan usia responden karena nilai p > α (0,05). Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah usia 22 tahun (7 orang),sebagian responden dengan kesiapan SDL sedang adalah usia 22 tahun (39 orang), kemudian sebagian besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah usia 23 tahun (8 orang).

38 27 Brockett & Hiemstra menyatakan bahwa bertambahnya usia secara nyata berhubungan dengan bertambahnya skor SDLRS. Terlihat adanya hubungan yang positif antara usia dengan skor SDLRS. Dilihat dari hasil penelitian sebelumnya, semakin bertambah usia dari responden maka semakin tinggi jumlah skor SDLRS atau semakin tinggi kesiapan SDL responden tersebut. Menurut teori di atas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, seharusnya responden dengan usia lebih tinggi maka akan mempunyai skor SDLRS yang tinggi atau kesiapan SDL yang tinggi, tetapi pada kenyataannya tidak semua responden dengan usia lebih tinggi mempunyai kesiapan SDL yang tinggi Hubungan Kesiapan SDL dengan Jenis Kelamin Table 4.3. Distribusi hubungan kesiapan SDL dengan Jenis kelamin responden. Jenis kelamin laki-laki Perempuan Total P Value SDL Rendah , 000 Sedang Tinggi Total Tabel 4.3. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik menggunakan uji lambda diperoleh nilai p = 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kesiapan SDL dengan jenis kelamin responden karena nilai p < α (0,05). Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah perempuan (6 orang), sebagian responden dengan kesiapan SDL sedang adalah perempuan (52 orang), kemudian sebagian besar responden dengan kesiapan SDL tinggi adalah perempuan (11 orang). Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai SDL. Adanya perbedaan biologis antara laki-laki dan anak perempuan menyebabkan adanya perbedaan seperti prestasi dalam belajar, nampak bahwa wanita lebih konsisten dan lebih rajin dari pada pria. Penelitian Darmayanti menyatakan bahwa, terdapat perbedaan skor SDLRS antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Skor SDLRS perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori diatas. 6

39 Hubungan Kesiapan SDL dengan Asal Sekolah Tabel 4.4. Hubungan kesiapan SDL dengan asal sekolah. Asal sekolah SMA Aliyah Pesantren Total P Value SDL Rendah ,007 Sedang Tinggi Total Tabel 4.4. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik menggunakan uji lambda diperoleh nilai p = 0,007, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kesiapan SDL dengan asal sekolah responden karena nilai p < α (0,05). Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang asal sekolah SMA (10 orang), sebagian responden dengan kesiapan SDL sedang adalah mahasiswa yang asal sekolah SMA (56 orang), kemudian sebagian besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah mahasiswa yang asal sekolah SMA (13 orang). Dari hasil tabel di atas dapat dilihat ternyata nilai kesipan SDL rendah, sedang dan tinggi adalah asal sekolah SMA, hal ini menjelaskan nilai rata-rata kesiapan SDL asal SMA lebih tinggi, karena jumlah responden asal sekolah SMA lebih banyak dari jumlah responden asal sekolah madrasah aliyah dan pesantren. Untuk mencapai kesiapan SDL kembali ke pribadi setiap mahasiswa, harus bisa memahami kebutuhan, kekurangan,dan apa yang harus diperbaiki dari sistem belajar mahasiswa untuk mencapai target yang dibutuhkan. 6 Semua mahasiswa dapat meningkatkan kesiapan SDL, tanpa memandang asal sekolah SMA, madrasah aliyah atau pesantren, karena pada saat sudah menempuh perkuliahan semua berkesempatan untuk mendapatkan nilai SDL yang tinggi, semuanya kembali kepada kesadaran masing-masing mahasiswa untuk meningkatkan kesiapan SDL. Hasil statistik di atas menjelaskan ternyata nilai rata-rata skor SDLRS mahasiswa dengan asal sekolah SMA lebih tinggi.

40 Hubungan Kesiapan SDL dengan Jalur Masuk Tabel 4.5. Hubungan kesiapan SDL dengan jalur masuk universitas. Jalur masuk mandiri PMDK SMPTN Beasiswa Total P Value SDL Rendah ,141 Sedang Tinggi Total Tabel 4.5. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik menggunakan uji lambda diperoleh nilai p = 0,141, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kesiapan SDL dengan jalur masuk universitas responden karena nilai p > α (0,05). Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang jalur masuk universitas melalui jalur mandiri (6 orang), sebagian responden dengan kesiapan SDL sedang adalah mahasiswa yang jalur masuk universitas melalui jalur mandiri ( 36 orang), kemudian sebagian besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah mahasiswa yang jalur masuk universitas melalui jalur PMDK (11 orang). Walaupun masuk universitas melalui seleksi yang berbeda-beda dari setiap responden, tetapi pada sat sebelum ikut seleksi harus memenuhi kriteria terlebih dahulu seperti harus lulus SMA sederajat, jurusan IPA sewaktu masa SMA. Maka seharus nya semua mahasiswa bisa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan nilai kesipan SDL yang tinggi pada saat sudah menempuh perkuliahan baik yang jalur masuk universitas melalaui jalur mandiri, PMDK, SMPTN, maupun jalur beasiswa. 4.8 Hubungan Kesiapan SDL dengan Tahun Masuk Universitas Tabel 4.6. Hubungan kesiapan SDL dengan tahun masuk universitas. Tahun masuk Universitas Total P Value SDL Rendah ,032 Sedang Tinggi Total

41 30 Tabel 4.6. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik dengan uji gamma diperoleh nilai p = 0,032, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kesiapan SDL dengan tahun masuk universitas responden karena nilai p < α (0,05). Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang masuk universitas tahun 2008,(7 orang),sebagian responden dengan kesiapan SDL sedang adalah mahasiswa yang masuk universitas tahun 2008 (42 orang), kemudian sebagian besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah mahasiswa yang masuk universitas tahun 2008 (13 orang). Semakin cepat mahasiswa memasuki pendidikan di universitas diharapkan kesiapan SDL nya juga akan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang baru masuk universitas. Mahasiswa yang masuk tahun 2007 diharapkan mempunyai kesiapan SDL yang lebih tinggi dari pada mahasiswa yang masuk universitas tahun Pada penelitian ini terdapat hubungan anatara kesiapan SDL dengan tahun masuk universitas mahasiswa, karena SDL merupaka kesadaran dari diri sendiri, semakin lama responden menjalani masa perkuliahan diharapkan semakin bisa mengatur waktu secara baik agar terciptanya SDL. dilihat dari nilai rata-rata mahasiwa dengan angkatan 2008 mempunyai skor SDLR lebih tinggi di bandingkan dengan mahasiwa angkatan Hubungan Kesiapan SDL dengan Biaya Selama Masa Pendidikan Tabel 4.7. Hubungan kesiapan SDL dengan biaya selama masa pendidikan Siap SDL Orang tua Beasiswa Total P Value Rendah ,155 Sedang Tinggi Total Tabel 4.7. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik dengan uji lambda diperoleh nilai p = 0,155, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

42 31 yang signifikan antara kesiapan SDL dengan biaya selama masa pendidikan responden karena nilai p >α (0,05). Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa dengan biaya orang tua (10 orang),sebagian responden dengan kesiapan SDL sedang adalah mahasiswa yang dengan biaya orang tua (60 orang), kemudian sebagian besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah mahasiswa dengan biaya orang tua (13 orang). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelasakan bahwa sebagian besar biaya selama masa pendidikan yang sering digunakan mahasiswa adalah biaya dari orang tua dan tidak terdapat hubungan antara kesiapan SDL dengan biaya selama masa pendidikan Hubungan Kesiapan SDL dengan Waktu Membaca Dalam 1 Hari Tabel 4.8. Hubungan kesiapan SDL dengan waktu membaca dalam 1 hari Waktu membaca dalam 1 hari <1jam 1 jam 2 jam >2jam Total P Value SDL Rendah ,468 Sedang Tinggi Total Tabel 4.8. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik dengan uji gamma diperoleh nilai p = 0,468, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kesiapan SDL dengan waktu membaca responden dalam 1 hari karena nilai p > α (0,05). Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang mandiri (6 orang), sebagian responden waktu membaca dalam 1 hari hanya 1 jam (7 orang),dengan kesiapan SDL sedang adalah mahasiswa yang waktu membaca dalam satu hari (42 orang), kemudian sebagian besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah mahasiswa yang waktu membaca dalam 1 hari lebih dari 2 jam (10 orang).

43 32 Sikap, minat, dan kebiasaan masing-masing mahasiswa juga tentunya berpengaruh terhadap kebiasaan berapa lama mahasiswa tersebut bisa membaca dalam satu hari. Kebutuhan membaca dari masing-masing mahasiswa juga berbeda, ada dengan waktu membaca 1 jam saja dalam sehari sudah mencukupi kebutuhan dari mahasiswa tersebut, ada yang harus sampai 2 jam atau bahakan lebih dari 2 jam dalam sehari untuk mencukupi kebutuhan mahasiswa. Penjelasan diatas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, seharusnya tidak ada hubungan anatara kesiapan SDL dengan waktu membaca mahasiswa dalam 1 hari Hubungan Kesiapan SDL dengan Sumber Bacaan Mahasiswa Tabel 4.9. Hubungan kesiapan SDL dengan sumber bacaan mahasiswa. Sumber bacaan Buku Internet Semuanya Total P Value SDL Rendah ,000 Sedang Tinggi Total Tabel 4.9. memperlihatkan bahwa hasil uji statistik dengan uji gamma diperoleh nilai p = 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan SDL dengan sumber bacaan responden karena nilai p < α (0,05). Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang sumber bacaan semuanya yaitu dari buku,internet, jurnal,artikel (8 orang), sebagian besar kesiapan SDL sedang adalah mahasiswa yang sumberbacaan dari semuanya yaitu buku,internet, jurnal,artikel (70 orang), kemudian sebagian besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah mahasiswa yang sumber bacaan dari semuanya yaitu buku,internet, jurnal,artikel (15 orang). Fasilitas yang dimaksud diatas seperti buku,jurnal, artikel, dan akses internet yang bisa dapat selalu digunakan oleh masing-masing mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan belajar di anggap masih kurang lengkap adalah masingmasing mahasiswa tersebut. Semakin lengkap fasilitas yang tersedia diharapkan semakin tinggi pula angka kesiapan SDL dari masing-masing mahasiswa. Penjelasan diatas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, sesuai dengan hasil

44 33 penelitian ini terdapat hubungan antara kesiapan SDL dengan sumber bacaan responden Hubungan Kesiapan SDL dengan Tahun Masuk pendidikan klinik Responden Tabel Hubungan kesiapan SDL dengan tahun masuk pendidikan klinik responden. Tahun masuk pendidikan klinik Total P Value SDL Rendah ,04 Sedang Tinggi Total Tabel memperlihatkan bahwa hasil uji statistik menggunakan uji gamma diperoleh nilai p = 0,04, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kesiapan SDL dengan tahun masuk pendidikan klinik responden karena nilai p < α (0,05). Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang masuk tahap pndidikan klinik tahun 2011 (7 orang), sebagian besar kesiapan SDL sedang adalah mahasiswa yang tahun masuk pendidikan klinik tahun 2011 (40 orang), kemudian sebagian besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah mahasiswa yang tahun masuk tahap pendidikan klinik tahun 2011 (13 orang). Pada penelitian Darmayanti menyatakan tidak ditemukan perbedaan skor SDLRS yang nyata berdasarkan tingkat pendidikan mahasiswa. 6 Berbeda pada penelitian ini terdapat hubungan antara kesiapan SDL dengan tahun masuk koas mahasiswa, dilihat dari nilai rata-rata mahasiwa dengan angkatan 2011 mempunyai skor SDLR lebih tinggi di bandingkan dengan mahasiwa angkatan Hasil tabel statistik di atas menggambarkan bahwa semakin lama mahasiswa menjalani masa pendidikan klinik maka kesiapan SDL nya akan semakin tinggi.

45 Hubungan Kesiapan SDL dengan Stase yang Sedang Dijalani Responden Tabel Hubungan kesiapan SDL dengan tahun masuk stase yang sedang dijalani responden. Stase Mayor Minor Total P Value SDL Rendah ,049 Sedang Tinggi Total Tabel memperlihatkan bahwa hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,049, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kesiapan SDL dengan tahun masuk tahap pendidikan klinik responden karena nilai p < α (0,05). Sebagian besar responden dengan nilai SDL rendah adalah mahasiswa yang sedang menjalani stase mayor (8 orang), sebagian besar kesiapan SDL sedang adalah mahasiswa yang sedang menjalani stase mayor (42 orang) kemudian sebagian besar responden dengan kesiapn SDL tinggi adalah mahasiswa yang sedang menjalani stase mayor (13 orang). Pada penelitian Eti Pancorini Pamungkasari dinyatakan bahwa tidak terdapat hubunga antara kesiapan SDL dengan stase yang sedang dijalani mahasiswa. 2 Bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, teori diatas tidak sesuai dengan hasil penelitian ini. Pada penelitian ini terdapat hubungan anatara kesiapan SDL dengan stase yang sedang dijalani mahasiswa, dilihat dari nilai rata-rata mahasiwa dengan stase mayor mempunyai skor SDLR lebih tinggi di bandingkan dengan mahasiwa stase minor.

46 35

47 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Setelah melihat beberapa gambaran yang ada pada responden mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahap pendidikan klinik ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dan menjawab dari tujuan penelitian, antara lain : 1. Tingkat kesiapan self directed learning responden mahasiswa tahap pendidikan klinik berada dalam kategori sedang (75,9 %). 2. Usia responden terbanyak berada pada kategori usia 22 tahun (47,2 %) 3. Jenis kelamin responden terbanyak adalah perempuan perempuan (63,9 %). 4. Asal sekolah responden sebelum masuk universitas terbanyak adalah asal sekolah SMA ( 73,1 %). 5. Jalur masuk universitas responden terbanyak adalah jalur mandiri (44%) 6. Tahun masuk universitas responden terbanyak adalah kategori tahun 2008 (57,4%) 7. Biaya selama masa pendidikan responden terbanyak adalah kategori yang dibiyai oleh orang tua (76,9%). 8. Waktu membaca dalam 1 hari responden terbanyak adalah kategori mwaktu membaca dalam satu hari >2 jam ( 53%). 9. Sumber bacaan responden terbanyak adalah kategori sumber bacaan semua nya(buku, artikel,jurnal, internet) (86,1%). 10. Tahun masuk tahap pendidikan klinik responden terbanyak adalah kategori masuk tahap pendidikan klinik tahun 2011 (55,6%). 11. Stase yang sedang di jalani responden terbanyak adalah kategori stase mayor (58,3%). 12. Terdapat hubungan antara kesiapan SDL dengan jenis kelamin responden dengan nilai p= 0,000 36

GAMBARAN KESIAPAN SELF-DIRECTED LEARNING LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

GAMBARAN KESIAPAN SELF-DIRECTED LEARNING LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN GAMBARAN KESIAPAN SELF-DIRECTED LEARNING LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher

I. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma pendidikan kedokteran, menyebabkan perlu diadakan perubahan pada kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

Tingkat Self Directed Learning Readiness (SDLR) pada Mahasiswa Kedokteran

Tingkat Self Directed Learning Readiness (SDLR) pada Mahasiswa Kedokteran Tingkat Self Directed Learning Readiness (SDLR) pada Indira Malahayati Sugianto 1, Rika Lisiswanti 2 1 Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2 Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Akademik a. Definisi Motivasi berasal dari kata Latin movere diartikan sebagai dorongan atau menggerakkan (Hasibuan, 2006). Sedangkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI AKADEMIK INTRINSIK DENGAN SELF DIRECTED LEARNING READINESS

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI AKADEMIK INTRINSIK DENGAN SELF DIRECTED LEARNING READINESS HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI AKADEMIK INTRINSIK DENGAN SELF DIRECTED LEARNING READINESS (SDLR) PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum dan ilmu pendidikan (Anonim, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum dan ilmu pendidikan (Anonim, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dokter merupakan pendidikan akademik profesional yang diselenggarakan di tingkat universitas. Pendidikan ini berbeda dengan pendidikan tinggi lainnya karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Kampus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mahasiswa dapat berbagi ide dengan kelompoknya, mengidentifikasi isuisu

TINJAUAN PUSTAKA. mahasiswa dapat berbagi ide dengan kelompoknya, mengidentifikasi isuisu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Problem Based Learning (PBL) Problem based learning (PBL) adalah cara belajar dengan kelompok kecil yang distimulasi oleh skenario atau masalah. Dari masalah tersebut mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional yaitu dengan mengkaji hubungan kesiapan IPE dan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional yaitu dengan mengkaji hubungan kesiapan IPE dan kemampuan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu dengan mengkaji hubungan kesiapan IPE dan kemampuan SDM dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pergeseran paradigma pendidikan kedokteran di Indonesia dari pembelajaran berpusat pada pendidik (teacher centered learning/tcl) kearah pembelajaran berpusat pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres mahasiswa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mecapai derajat Sarjana Kedokteran

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mecapai derajat Sarjana Kedokteran PERBEDAAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mecapai derajat

Lebih terperinci

Oleh: RAYMOND BERNARDUS

Oleh: RAYMOND BERNARDUS Persepsi Mahasiswa FK USU terhadap Kesiapan Menghadapi Self Directed Learning dengan Menggunakan Guglielmino s SDLR Scale dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Oleh: RAYMOND BERNARDUS 100100090 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-DIRECTED LEARNING READINESS (SDLR) DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

HUBUNGAN ANTARA SELF-DIRECTED LEARNING READINESS (SDLR) DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET HUBUNGAN ANTARA SELF-DIRECTED LEARNING READINESS (SDLR) DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, yaitu mencari perbedaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, yaitu mencari perbedaan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, yaitu mencari perbedaan antara variabel bebas, yaitu gilir jaga malam, variabel terikat, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Faktor demografi : a.umur b.jenis kelamin c. Pendapatan d. Pekerjaan e. Pendidikan Pengetahuan Minat Sikap Kelompok refrensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional,

BAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional, BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan urutan langkah dalam melakukan penelitian. Hal-hal yang termasuk dalam metode penelitian adalah desain penelitian yang digunakan, subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali. dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali. dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2011). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan secara cross sectional (studi potong lintang) yaitu penelitian yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

pengetahuan, dan sikap akan berhubungan dengan perilaku pembelian buku bajakan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

pengetahuan, dan sikap akan berhubungan dengan perilaku pembelian buku bajakan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. 17 KERANGKA PEMIKIRAN Perguruan tinggi merupakan komunitas yang terdiri dari orang-orang intelektual dalam berbagai aktivitas akademis. Perguruan tinggi memiliki peran strategis dan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

p. ISSN: e. ISSN: Jurnal Elektronik Sistem Informasi Dan Komputer VOL 1 No.2 Juli-Desember 2015

p. ISSN: e. ISSN: Jurnal Elektronik Sistem Informasi Dan Komputer VOL 1 No.2 Juli-Desember 2015 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA PALU MENGGUNAKAN TOOLS SPSS Dewa Made Mertayasa

Lebih terperinci

PERBEDAAN FASE PENDIDIKAN KEDOKTERAN TERHADAP PERSEPSI TENTANG INFORMED CONSENT SKRIPSI

PERBEDAAN FASE PENDIDIKAN KEDOKTERAN TERHADAP PERSEPSI TENTANG INFORMED CONSENT SKRIPSI PERBEDAAN FASE PENDIDIKAN KEDOKTERAN TERHADAP PERSEPSI TENTANG INFORMED CONSENT SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran DIENA HANIEFA G0010059 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu dengan rancangan cross-sectional.

BAB 3 METODE PENELITIAN Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu dengan rancangan cross-sectional. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu dengan rancangan cross-sectional. 3.2. Waktu Penelitian Kegiatan pembuatan proposal dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Desain penelitian adalah kasus kontrol berpadanan (matched) retrospektif. Disain kasus kontrol dapat digunakan untuk menilai berapa besar peran faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif analitik adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel dimana dalam hal ini variabel penelitian adalah shift kerja dan

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel dimana dalam hal ini variabel penelitian adalah shift kerja dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional design yang bertujuan untuk menganalisis adanya hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Jenis Penelitian Desain penelitian adalah strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan berupa pertanyaan sebagai alat ukur (Nursalam, 2003). Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian semi kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional yaitu sebuah studi yang digunakan untuk mengestimasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control yang dilakukan dengan menggunakan desain studi observasional analitik. B. Lokasi dan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi 59 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Kerangka konsep merupakan justifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. V.1. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. V.1. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan V.1.1. Mahasiswa PSIK FK UGM yang telah terpapar dengan kurikulum PBL selama fase pendidikan praklinik dan sedang mengikuti pendidikan klinik dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Dalam penelitian mengenai perilaku pacaran pada remaja di SMA PATRIOT Bekasi, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan kasus kontrol (case control) yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan kasus kontrol (case control) yaitu suatu penelitian yang 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode rancangan kasus kontrol (case control) yaitu suatu penelitian yang menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan variabel independen dan dependen dinilai sekaligus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. rancangan penelitian Quasi Eksperimen with control group design (Sugiyono, O1 X O2 O3 - O4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. rancangan penelitian Quasi Eksperimen with control group design (Sugiyono, O1 X O2 O3 - O4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan penggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen with control group design (Sugiyono, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian noneksperimental. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan true experiment dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan true experiment dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan true experiment dengan rancangan pre and post test with control group design. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Independen Umur Pengetahuan Ketersediaan Sarana Pergaulan Variabel Dependen Unsafe action pengguna gadget Keluarga Sekolah Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional (Dahlan,2010) yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yaitu penelitian untuk menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tilote Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar mandiri merupakan faktor penting dalam sistem pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Belajar mandiri merupakan faktor penting dalam sistem pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Self-directed Learning (SDL) atau belajar mandiri adalah usaha individu yang otonomi untuk mencapai kompetensi akademis. Knowles mendeskripsikan belajar mandiri sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT SUGESTIBILITAS PADA MAHASISWA KEDOKTERAN TAHUN PERTAMA LAPORAN HASIL AKHIR KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT SUGESTIBILITAS PADA MAHASISWA KEDOKTERAN TAHUN PERTAMA LAPORAN HASIL AKHIR KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT SUGESTIBILITAS PADA MAHASISWA KEDOKTERAN TAHUN PERTAMA LAPORAN HASIL AKHIR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal Karya Tulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktorfaktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan sesaat, data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif corelasi yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (Explanatory), yaitu menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pelayanan Kesehatan Peran PMO : - Pengetahuan - Sikap - Perilaku Kesembuhan Penderita TB Paru Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. Terdapat hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta   Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II KORELASI PERSEPSI MAHASISWA PROFESI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2014 Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. 3.2 Desain Penelitian

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik ( menggambarkan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik ( menggambarkan III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik ( menggambarkan pemakaian alat kontrasepsi pada WUS di Desa Yukum Jaya dan menganalisis hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuwan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode rancangan cross sectional (studi potong lintang). Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu agar bisa dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang dapat menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Pada rancangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan data primer dari semua pemulung di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran pembelajaran adalah pergeseran paradigma, yaitu paradigma dalam cara kita memandang pengetahuan, paradigma belajar dan pembelajaran itu sendiri. Paradigma

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENILAIAN DIRI KINERJA TUTOR ANTARA DOSEN DENGAN RIWAYAT MENGAJAR SAAT PARADIGMA TEACHER CENTERED LEARNING DAN STUDENT CENTERED LEARNING

PERBEDAAN PENILAIAN DIRI KINERJA TUTOR ANTARA DOSEN DENGAN RIWAYAT MENGAJAR SAAT PARADIGMA TEACHER CENTERED LEARNING DAN STUDENT CENTERED LEARNING PERBEDAAN PENILAIAN DIRI KINERJA TUTOR ANTARA DOSEN DENGAN RIWAYAT MENGAJAR SAAT PARADIGMA TEACHER CENTERED LEARNING DAN STUDENT CENTERED LEARNING SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan desain penelitian cross sectional dimana variabel independen (umur,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (umur, status

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemandirian personal higiene pada anak usia 6-12 tahun di panti asuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemandirian personal higiene pada anak usia 6-12 tahun di panti asuhan 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan metode penelitian yang digunakan adalah study komparatif yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari kata Yunani methodos yang merupakan sambungan kata depan meta (secara harfiah berarti menuju, melalui, mengikuti sesudah) dan kata benda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif studi korelasi (Correlation Study) dengan pendekatan belah lintang (Cross

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu suatu penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mencari korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasinal analitik dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasinal analitik dengan pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasinal analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pendekatan serta pengumpulan

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik. korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan PENELITIAN BAB III METODE METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk melihat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ABDULLAH AL-HAZMY G

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ABDULLAH AL-HAZMY G PERBEDAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN SKENARIO BLOK IMUNOLOGI SEBELUM DAN SESUDAH DISKUSI TUTORIAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI

Lebih terperinci

Riry A dkk Analisis Self Directed Learning Readiness Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

Riry A dkk Analisis Self Directed Learning Readiness Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Analisis Self Directed Learning Readiness terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu Riry Ambarsarie 1, Noor Diah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penilitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Variabel Terikat Masa Kerja Carpal Tunnel Syndrome Lama Kerja Sikap Kerja Gambar 3.1 Kerangka Konsep 31 32 B. Hipotesis 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel (Alimul,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti memilih tipe pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menerangkan masalah penelitian yang terjadi pada anak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 % BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian campuran atau mixed

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian campuran atau mixed BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian campuran atau mixed method. Pendekatan penelitian mixed method merupakan pendekatan yang mengkombinasikan atau

Lebih terperinci