BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pediculosis Capitis Definisi Pediculosis capitis merupakan infestasi kutu kepala atau Pediculus humanus var capitis di rambut dan kulit kepala yang dapat ditransmisikan melalui kontak dekat dengan penderita. Kutu kepala ini hidup dengan menghisap darah manusia beberapa kali setiap hari dan melekat ke kulit kepala untuk mempertahankan suhu tubuhnya dan merupakan ektoparasit bagi manusia. Kutu kepala bukan merupakan vektor penyakit lain yang menyebabkan masalah kesehatan yang berbahaya pada manusia. Infestasi kutu kepala dapat bersifat asimptomatis, khususnya pada infestasi pertama kali atau ketika infestasinya ringan. Gatal (pruritus) yang disebabkan reaksi alergi terhadap gigitan kutu merupakan simptom yang paling umum pada Pediculosis capitis. Rasa gatal ini akan muncul 4-6 minggu setelah infestasi kutu kepala yang pertama kali. (CDC, 2010) Etiologi Penyebab Pediculosis capitis adalah Pediculus humanus var.capitis (kutu kepala). Pediculus capitis merupakan ektoparasit yang hidup dengan menghisap darah manusia. a. Taksonomi Pediculus humanus capitis - Phylum : Arthopoda - Kelas : Insekta - Ordo : Phthiraptera - Sub ordo : Anoplura - Famili : Pediculidae - Genus : Pediculus - Spesies : Pediculus humanus capitis

2 b. Morfologi Kutu kepala memiliki dua mata dan tiga pasang kaki berwarna abu-abu dan menjadi kemerahan jika telah menghisap darah. Kutu betina memiliki ukuran panjang 1,2 3,2 mm dan lebar lebih kurang 1/2 dari panjangnya. Kutu jantan memiliki ukuran yang lebih kecil dan jumlahnya hanya sedikit (Handoko, 2010). Kutu kepala tidak bersayap dan memiliki tiga pasang kaki yang pada bagian ujungnya dilengkapi dengan cakar yang berguna untuk mencengkram kulit kepala. Bentuk dan ukuran dari cakar ini disesuaikan dengan susunan dan bentuk rambut. Bagian abdomen terbagi atas beberapa segmen dan bentuknya datar pada bagian dorsoventral (Guenther,2012). Kutu kepala memiliki mulut yang kecil di bagian anterior yang dilengkapi dengan pengait (hook) yang dapat melekat ke kulit kepala selama menghisap darah. Umumnya, kutu kepala akan menghisap darah kira-kira lima kali dalam sehari dengan waktu menit (Guenther,2012). Gambar. 2.1 Pediculus humanus capitis, memiliki tubuh yang memanjang dan mulut di bagian anterior yang menyempit. Sumber: Guenther,2012

3 7 c. Siklus Hidup Siklus hidup Pediculus humanus capitis melalui stadium telur, nimfa dan dewasa dan ini berlangsung selama 30 hari. Setelah inkubasi telur (8-10 hari), nimfa berganti kulit sebanyak tiga kali sebelum menjadi kutu dewasa (8-10 hari kemudian). Gambar.2.2 Siklus hidup Pediculus humanus capitis. Sumber: CDC, Telur (nits) Telur diletakkan oleh kutu dewasa betina di dasar rambut, sekitar 6 mm dari kulit kepala. Ukuran panjang telur kutu adalah 0,8 mm dengan lebar 0,3 mm, dengan bentuk oval dan biasanya berwarna kuning keputihan. Telur akan menetas dalam waktu satu minggu (antara 6-9 hari). Kutu betina dewasa dapat menghasilkan telur. Telur melekat erat pada rambut dan mengikuti panjang rambut.

4 Gambar.2.3. Telur (nits) yang terdapat pada satu helai rambut. Sumber: Nutanson, Nimfa Telur yang menetas akan berubah menjadi nimfa. Nimfa terlihat seperti kutu kepala dewasa, tetapi ukurannya masih sebesar kepala peniti. Nimfa akan menjadi kutu kepala dewas setelah tujuh hari dan berganti kulit sebanyak tiga kali. Gambar. 2.4 Telur P.humanus capitis yang menetas menjadi nimfa. Sumber: Nutanson, Kutu Dewasa Kutu dewasa dapat hidup sampai 30 hari di kepala manusia. Untuk hidup, kutu kepala ini membutuhkan darah manusia. Tanpa darah manusia, kutu kepala akan mati dalam waktu 1-2 hari (CDC, 2010).

5 Epidemiologi Pediculosis capitis merupakan masalah yang ditemukan di berbagai wilayah di dunia dan terjadi pada individu dari semua golongan sosial ekonomi. Pediculosis capitis lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan usia dewasa, dan lebih sering terjadi pada anak perempuan. Di Amerika Serikat, didapati anakanak kulit putih lebih sering terinfestasi dibandingkan golongan kulit hitam. Namun, hal yang mendasarinya masih belum diketahui secara pasti (Goldstein, 2013) Cara Penularan Kontak kepala secara langsung dengan orang yang terinfestasi kutu kepala merupakan cara transmisi yang utama. Hal ini sering terjadi pada anak-anak di sekolah, di rumah, atau d tempat-tempat bermain (CDC, 2010). Pediculosis capitis dapat juga ditransmisikan melalui pemakaian barang-barang secara bersama, seperti pakaian, topi, sisir rambut, handuk, tempat tidur, sprei, bantal., dan karpet yang telah kontak dengan orang yang telah terinfestasi (Nutanson et al., 2010). Kutu kepala tidak dapat melompat atau terbang, dan hewan bukan merupakan vektor untuk transmisinya. (Roberts, 2002) Manifestasi Klinis Infestasi kutu kepala dikarakteristikkan dengan adanya telur (nit) yang melekat di rambut, sekitar 0,7 cm dari kulit kepala. Telur kutu (nit) sering ditemukan di daerah oksipital dan retro-aurikular kepala hal ini lebih mudah diidentifikasi daripada menemukan adanya kutu kepala dewasa. Rasa gatal merupakan gejala utama, meskipun Pediculosis capitis dapat tanpa gejala. Reaksi gigitan, ekskoriasi, pioderma, limfadenopati cervikal., konjungtivitis, demam dan malaise juga merupakan gejala yang dapat ditemukan pada kasus Pediculosis capitis (Nutanson et al., 2008). Infeksi sekunder dapat dengan mudah terjadi dengan adanya ekskoriasi. Bila telah terjadi infeksi sekunder yang berat, rambut akan bergumpal yang disebabkan oleh banyaknya pus dan krusta (plikapelonika) dan disertai dengan

6 pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput dan retroaurikular). Pada keadaan tersebut, kepala akan memberikan bau yang busuk (Handoko, 2010). Gejala lain yang dapat timbul pada kasus Pediculosis capitis adalah Sensasi adanya sesuatu yang bergerak di kepala, iritabilitas, dan gangguan tidur. (CDC, 2008). Infestasi berat juga dapat mengakibatkan anemia (Vahabi et al., 2012). Pasien dengen Pediculosis capitis tidak hanya menunjukkan gejala fisik, tetapi juga stress psikologis dan hal ini juga merupakan masalah yang penting, khususnya untuk anak-anak. Infestasi kutu kepala dapat menyebabkan gangguan konsentrasi atau menimbulkan stigmatisasi dari teman-teman sebaya, yang akan mempengaruhi kualitas belajar anak (Tappeh et al., 2011) Diagnosis Kasus Pediculosis capitis sering salah diagnosis. Baku emas untuk diagnosis Pediculosis capitis adalah ditemukannya kutu yang hidup, nimfa, atau telur (nit) di kepala. Kutu kepala sangat bergerak dengan cepat dan menghindari cahaya, sehingga sulit untuk menemukan kutu hidup hanya dengan inspeksi tanpa menggunakan sisir. Diagnosis dengan menggunakan sisir kutu empat kali lebih efisien dibanding hanya melalui inspeksi (Nutanson et al., 2010). Menyisisr rambut dalam keadaan basah lebih sensitiv, sehingga lebih dianjurkan daripada menyisir sewaktu rambut kering. Meskipun hal ini kurang dipraktekkan oleh klinisi, hal ini terbukti memberikan hasil yang lebh baik terutama pada pasien yang memiliki rambut panjang dan tebal. Sisir yang digunakan harus memiliki kerapatan 0,2-0,3 mm untuk dapat memerangkap kutu kepala. Saat menyisir, semua bagian kepala harus terkena secara sistematis. Biasanya dibutuhkan waktu sekitar satu menit untuk mendapati kutu yang pertama kalinya (Roberts, 2002). Telur (nit) yang ditemukan melekat di ¼ inchi dari dasar batang rambut, apabila tidak duitemukan adanya kutu kepala yang aktif, dapat mengindikasikan, tetapi tidak pasti, bahwa seseorang telah terinfestasi. Telur paling sering didapati pada rambut di belakang telinga dan daerah dekat leher. Telur yang didapati di lebih dari ¼ inchi dari dasar batang rambut biasanya merupakan telur yang non-

7 11 viable (telah menetas atau mati). Telur terkadang sulit dibedakan dengan ketombe, hair spray droplets, dan kotoran-kotoran lain yang terdapat di kepala (CDC, 2010). Apabila tidak didapati nimfa atau kutu kepala dewasa, dan hanya didapati telur yang terletak lebih dari ¼ inchi dari dasar batang rambut, infestasi kemungkinan sudah tidak aktif sehingga keadaan ini tidak membutuhkan penatalaksanaan (CDC, 2010). Gambar.2.4. Pemeriksaan kutu kepala di rambut dan kulit kepala Sumber: CDC, Karakteristik Histopatologi Lesi menunjukkan adanya perdarahan intradermal yang sempit dengan infiltrasi perivaskular oleh limfosit, histiosit, dan eosinofil di dalam dermis (Nutanson et al., 2008) Penatalaksanaan Penanganan Pediculosis capitis harus mencakup dua aspek, yaitu medikasi dan kontrol lingkungan (Guenther, 2012). Penatalaksanaan Pediculosis capitis direkomendasikan pada pasien yang didiagnosa mengalami infestasi aktif. Semua anggota keluarga dan orang-orang yang memiliki potensi untuk selalu berkontak dekat dengan penderita harus diperiksa. Beberapa ahli menyatakan harus diberikan profilaksis pada orang-orang yang tidur bersama dengan penderita Pediculosis capitis (CDC, 2010).

8 Ada tiga pilihan pengobatan pada Pediculosis capitis, yaitu insektisida topikal., sisir kutu dan oral terapi (Roberts, 2002). Untuk menangani masalah Pediculosis capitis secara efektif dibutuhkan pemahaman dari siklus hidup Pediculus humanus capitis (Guenther, 2012). Beberapa sediaan pediculicides (obat yang membunuh kutu) memiliki efek ovicidal (membunuh telur). Sediaan pediculicides yang memiliki efek minimal atau bahkan tidak memiliki efek ovicidal harus diberikan secara rutin. Sedangkan, sediaan yang memiliki efek ovicidal yang kuat hanya direkomendasikan jika masih didapati kutu yang hidup setelah beberapa hari pengobatan. Untuk pengobatan yang lebih efektif, retreatment dapat dilakukan setelah semua telur menetas tetapi sebelum diproduksinya telur yang baru (CDC, 2010) Menurut CDC tahun 2010, sediaan obat-obatan yang telah diakui oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk menangani kutu kepala adalah sebagai berikut: - Benzyl alcohol lotion, 5% Benzy alcohol lotion 5% terbukti efektif dan aman digunakan secara teratur. Sediaan ini membunuh kutu kepala aktif tetapi tidak memiliki efek ovicidal. Pemakaian berikutnya dilakukan setelah tujuh hari setelah pemakaian pertama untuk membunuh nimfa yang baru menetas, sebelum dihasilkan telur yang baru. Benzyl alcohol lotion 5% ini dapat digunakan untuk pasien usia lebih dari enam bulan, tetapi untuk pasien diatas usia enam puluh tahun belum diketahui tingkat keamanannya. Sediaan ini dapat mengiritasi kulit kepala. - Ivermectin lotion 0,5 % Ivermectin lotion 0,5 % diakui oleh FDA pada tahun 2012 untuk menangani Pediculosis capitis pada pasien usia lebih dari enam bulan. Sediaan ini tidak memiliki efek ovicidal., tetapi dapat mencegah perkembangan nimfa. Sediaan ini efektif pada pasien yang diberi dosis tunggal pada rambut yang kering. Tidak boleh digunakan tanpa resep dokter. - Malathion lotion 0,5 % Malathion termasuk golongan organophospat. Malathion memiliki efek pediculicidal dan ovicidal. Pemakaian selanjutnya dianjurkan apabila masih

9 13 didapati kutu yang hidup setelah 7-9 hari pemakaian pertama. Sediaan ini dapat diberikan pada pasien dengan usia lebih dari enam tahun dan dapat mengiritasi kulit. Malathion lotion mudah terbakar, oleh sebab itu jangan merokok atau menggunakan pemanas elektronik seperti hair dryers atau pengeriting rambut ketika menggunakan malathion lotion dan tidak boleh digunakan pada rambut yang sedang basah. - Spinosad 0,9 % topical suspension Spinosad topical suspension 0,9 % diakui oleh FDA pada tahun Karena sediaan ini membunuh kutu dan telur yang belum menetas, retreatment dan sisir kutu biasanya tidak diperlukan lagi. Sediaan ini boleh digunakan pada pasien usia lebih dari empat tahun. Retreatment hanya dibutuhkan apabila masih didapati kutu yang hidup setelah tujuh hari pengobatan pertama. Untuk second-line treatment yang dapat diberikan hanya Lindane shampoo 1%. Lindane merupakan organochlorida. American Academy of Pediatric (AAP) merekomendasikan Lindane bukan untuk terapi jangka panjang. Pengguaan berlebihan atau tertelan sediaan ini dapat berakibat toksik ke otak dan bagian sistem saraf lainnya. Oleh sebab itu, pemakain sediaan ini harus terkontrol dan hanya digunakan apabila sediaan lain telah gagal. Di Indonesia, obat yang mudah didapat dan cukup efektif adalah krim gama benzen heksaklorida (gameksan = gammexane) 1 %. Cara pemakaiannya adalah setelah dioleskan, didiamkan selam dua belas jam, kemudian dicuci dan disisir dengan serit kutu agar semua telur dan kutu terlepas. Jika masih terdapat telur, seminggu kemudian diulangi dengan cara yang sama. Obat lain adalah emulsi benzil benzoat 25%, dipakai dengan cara yang sama (Handoko,2010). Mechanical removal dengan menggunakan sisir kutu dapat dilakukan oleh orang tua sebagai pilihan untuk anak-anak usia kurang dari dua tahun (Roberts, 2002). Pakaian dan seprai harus dicuci dengan air yang sangat panas atau cuci kering, sikat dan sisir harus dibasahi atau dilapisi dengan pediculicidal selama lima belas menitdan seluruhnya dibersihkan dengan air mendidih (Darmstadt dan Lane, 2000).

10 2.1.7 Pencegahan Menurut CDC tahun 2010, pencegahan yang dapat dilakukan adalah: - Mencegah kontak langsung dengan penderita - Tidak menggunakan barang-barang secara bersamaan, seperti topi, sisir, dan lain-lain - Jika ingin menggunakan sisir, handuk atau barang lain dari penderita, harus direndam terlebih dahulu di air panas, dengan suhu setidaknya 130 F selama 5-10 menit. - Mengusahakan agar tidak tidur di tempat tidur yang sama dengan penderita. - Menjaga kebersihan pribadi Prognosis Pengobatan yang diberikan sangat efektif untuk membunuh kutu dewasa, nimfa, bahkan telur. Terapi yang tepat dapat mengatasi lebih dari 90% kasus (Guenther, 2012) Kegagalan terapi dapat diakibatkan oleh (Guenther, 2012) : - Salah diagnosa - Penanganan yang tidak tepat - Pasien tidak patuh - Kurangnya penggunaan sediaan pediculicides (jumlah, durasi pemakaian). - Reinfestasi - Resisten terhadap sediaan pediculicides

11 Rambut Definisi Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Jenis rambut pada manusia secara garis besarnya dapat digolongkan dua jenis, yaitu: - Rambut terminal., yaitu rambut kasar yang mengandung banyak pigmen. Terdapat di kepala, alis mata, bulu mata, ketiak, dan alat genitalia. - Rambut velus, yaitu rambut halus yang sedikit mengandung pigmen,terdapat hampir di seluruh tubuh (Soepardiman, 2010) Embriologi dan Struktur a. Embriologi Rambut Folikel primordial rambut yang pertama pada manusi terbentuk pada minggu ke-9 kehamilan dan terdistribusi terutama di daerah alis mata, di atas bibir, dan di dagu. Selanjutnya, folikel-folikel rambut terus diproduksi selama masa fetus secara berselang-seling. Morfogenesis folikular dimulai dengan proses induktif dari pertukaran sinyal antara sel epitel dan sel mesenkim dan berlanjut pada tahap inisiasi, elongasi, dan diferensiasi folikular (Fitzpatrick,2003). Rambut-rambut halus yang terdapat pada fetus disebut lanugo, dan rambut ini akan gugur pada masa perinatal (Alaiti, 2011). Saat lahir, manusia memiliki sekitar lima juta folikel rambut. Tidak terjadi pembentukan folikel rambut yang baru setelah kelahiran, tetapi ukurannya akan terjadi perubahan ukuran yang dipengaruhi oleh androgen. Folikel rambut terbagi atas tiga bagian, yaitu infundibulum, isthmus, dan bagian inferior (Habif, 2003).

12 Gambar. Struktur folikel rambut. Sumber: Alaiti, 2011 b. Struktur Rambut Mulai dari bagian luar, penampang rambut dapat dibagi atas: - Kutikula, yang terdiri atas lapisan keratin yang berguna untuk perlindungan terhadap kekeringan dan pengaruh lain dari luar. - Korteks, terdiri atas serabut polipeptida yang memanjang dan saling berdekatan. Lapisan ini mengandung pigmen. - Medula, terdiri atas 3-4 lapis sel kuboid yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara. Rambut velus tidak memiliki medula (Soepardiman, 2010) Siklus Pertumbuhan Jumlah rambut di kepala adalah sekitar helai. Fase pertumbuhan rambut kepala membutuhkan waktu sekitar seribu hari (2-6 tahun) sedangkan rambut yang terdapat di bagian lain membutuhkan waktu yang lebih singkat, yaitu sekitar satu sampai enam bulan. Rambut kepala tumbuh 0,3-0,4 mm per hari atau sekitar enam inchi per tahun (Habif, 2003). Ada tiga fase untuk siklus pertumbuhan rambut, yaitu fase anagen, katagen, dan telogen (Soepadirman, 2010). a. Fase Anagen Pada fase anagen, sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru, mendorong sel-sel yang lebih tua ke atas. Aktifitas ini membutuhkan waktu 2-6 tahun.

13 17 b. Fase Katagen Fase katagen merupakan masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan ikat disekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian bawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club). Masa peralihan ini berlangsung 2-3 minggu. c. Fase Telogen Fase telogen atau fase istirahat dimulai dengan memendeknya sel epitel dan terbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada akan terdorong keluar Ukuran Rambut Ukuran panjang pendeknya rambut dapat dibedakan atas (Tappeh, 2012): - Rambut dikatakan pendek apabila ukurannya hanya sampai telinga. - Rambut dikatakan sedang apabila ukurannya tidak sampai bahu. - Rambut dikatakan panjang apabila ukurannya sampai atau melebihi bahu. 2.3 Higieni Pribadi Definisi Higieni pribadi berasal dari bahasa Yunani, yaitu hygieini yang diambil dari nama seorang dewi kesehatan Yunani (Hygieia) yang berarti healthfull atau sehat (Denny W. Lukman, 2008 dalam Asra, 2010). Personal hygiene atau higieni pribadi adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Perry, 2005 dalam Asra, 2010) Jenis Personal Higieni Yang termasuk jenis-jenis personal higieni adalah sebagai berikut: - Perawatan kulit kepala dan rambut - Perawatan mata - Perawatan telinga - Perawatan hidung

14 - Perawatan kuku kaki dan tangan - Perawatan kuku kaki dan tangan - Perawatan genitalia - Perawatan kulit - Perawatan tubuh secara keseluruhan Perawatan Kulit Kepala dan Rambut Rambut yang bersih tidak hanya menghindarkan aroma tak sedap, tetapi juga menghindari gangguan pada kulit kepala seperti ketombe, mudah rontok atau bahkan kutu rambut. Rambut barmanfaat mencegah infeksi daerah kepala. Kebersihan rambut bisa membantu melancarkan sirkulasi darah pada kulit kepala. Rambut yang bersih juga membantu mengurangi stres dan membantu jaringan metabolisme agar tetap tumbuh dan berkembang secara normal. Kutu rambut pun tidak diberi kesempatan untuk hidup. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan rambut antara lain: - Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurangkurangnya 2x seminggu. - Mencuci ranbut memakai shampoo atau bahan pencuci rambut lainnya. - Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri. 2.4 Karakteristik Individu Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Menurut Robbins, 1997 dalam Mutmainah (2010), variabel (karakteristik) individu dalam organisasi meliputi karakteristik biografis (umur, jenis kelamin, status perkawainan, masa kerja, banyaknya tanggungan), kemampuan (fisik, intelektual., dan kesesuaian pekerjaan-kemampuan), dan pembelajaran. Sedangkan menurut Menurut Ivancevich, et al., (2007:83), dalam Mutmainah (2010), variabel (karakteristik individu) meliputi faktor keturunan dan keragaman (demografis), kepribadian, kemampuan dan keterampilan, persepsi, dan sikap.

15 Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi menurut Rossides (1986) dalam Lestarini (2007) adalah kedudukan seseorang dalam suatu rangkaian strata yang tersusun secara hirarkis yang merupakan suatu kesatuan tertimbang dalam hal-hal yang menjadi nilai dalam masyarakat yang biasa dikenal dengan previlese berupa kekayaan dan pendapatan, serta prestise berupa status, gaya hidup, dan kekuasaan. Menurut Yulisanti. A. I (2000) dalam Lestarini (2007), tinggi rendahnya status sosial ekonomi seseorang ditentukan oleh pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pediculus Humanus Capitis Pediculus humanus capitis merupakan ektoparasit yang menginfeksi manusia, termasuk dalam famili pediculidae yang penularannya melalui kontak langsung

Lebih terperinci

PEDIKULOSIS KAPITIS PEDIKULOSIS. Young lices PEDIKULOSIS PEDICULUS KAPITIS. Ordo Phthiraptera 5/2/2011. Tidak bersayap

PEDIKULOSIS KAPITIS PEDIKULOSIS. Young lices PEDIKULOSIS PEDICULUS KAPITIS. Ordo Phthiraptera 5/2/2011. Tidak bersayap PEDIKULOSIS PEDIKULOSIS KAPITIS infeksi pedikulosis pada rambut dan kulit kepala yang disebabkan oleh pediculus humanus var. capitis, Gejala utamanya gatal pada kepala, bisa disertai dengan papul eritema

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pedikulosis Kapitis 2.1.1 Definisi Pedikulosis kapitis adalah infestasi pada rambut dan kulit kepala yang disebabkan oleh Pediculus humanus var. capitis yang termasuk golongan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terlibat pada daerah janggut. Infiltrasi terberat sering pada regio ocipital dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terlibat pada daerah janggut. Infiltrasi terberat sering pada regio ocipital dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pedikulosis Kapitis 2.2.1 Pendahuluan Pedikulosis kapitis (PK) adalah infestasi kutu kepala yang disebabkan oleh ektoparasit spesifik yang terbatas pada rambut kepala, walaupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Skabies 1. Definisi Skabies adalah penyakit kulit yang banyak dialami oleh penduduk dengan kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang

TINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang 5 4 TINJAUAN PUSTAKA A. Kutu Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang memiliki bagian-bagian mulut seperti jarum (stilet) yang dapat masuk ke dalam kulit inangnya. Bagian-bagian mulut

Lebih terperinci

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web : 1. PENGERTIAN RAMBUT Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku dan bibir. Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap darah yang berinfestasi di kulit kepala manusia, bersifat menetap dan dapat menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian infestasi kutu kepala di Indonesia cukup tinggi karena sering menyerang masyarakat luas, hal ini berkaitan dengan iklim negara kita yang tropis dan memiliki

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan pada pesantren Rhodlotul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pediculus humanus capitis. Prevalensi dan insidensi PK di seluruh dunia cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pediculus humanus capitis. Prevalensi dan insidensi PK di seluruh dunia cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedikulosis kapitis (PK) adalah infestasi kutu kepala yang disebabkan oleh Pediculus humanus capitis. Prevalensi dan insidensi PK di seluruh dunia cukup tinggi, diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang angka kejadiannya cukup tinggi di negara berkembang. Salah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang angka kejadiannya cukup tinggi di negara berkembang. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi parasit merupakan penyakit yang angka kejadiannya cukup tinggi di negara berkembang. Salah satu penyakit yang paling sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah hak asasi bagi setiap makhluk hidup baik fisik maupun mental.

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah hak asasi bagi setiap makhluk hidup baik fisik maupun mental. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sehat adalah hak asasi bagi setiap makhluk hidup baik fisik maupun mental. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah suatu keadaan sehat jasmani, rohani,

Lebih terperinci

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Makalah ini Disusun Oleh Sri Hastuti (10604227400) Siti Khotijah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ektoparasit obligat (tungau/lice) spesies Pediculus humanus var. Capitis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ektoparasit obligat (tungau/lice) spesies Pediculus humanus var. Capitis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pediculosis Capitis 2.1.1 Definisi Pediculosis capitis adalah penyakit kulit kepala akibat infestasi ektoparasit obligat (tungau/lice) spesies Pediculus humanus var. Capitis

Lebih terperinci

All about Tinea pedis

All about Tinea pedis All about Tinea pedis Tinea pedis? Penyakit yang satu ini menyerang pada bagian kulit. Sekalipun bagi kebanyakan orang tidak menyakitkan, gangguan kulit yang satu ini boleh dikata sangat menjengkelkan.

Lebih terperinci

Perawatan Kebersihan. Sub pokok bahasan. Kesehatan diri dan penampilan perawat. Hygiene. Perawatan Kulit. Tujuan dari Hygiene. Efy Afifah, M.

Perawatan Kebersihan. Sub pokok bahasan. Kesehatan diri dan penampilan perawat. Hygiene. Perawatan Kulit. Tujuan dari Hygiene. Efy Afifah, M. Perawatan Kebersihan Efy Afifah, M.Kes Sub pokok bahasan Menjelaskan jenis perawatan kebersihan Mengidentifikasi masalah yang terkait dengan Kulit, rambut, mata, mulut, hidung, telinga, kuku, perineum,

Lebih terperinci

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Masalah Kulit Umum pada Bayi Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Brosur ini memberikan informasi mendasar tentang permasalahan kulit yang lazimnya dijumpai pada usia dini sebagai

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH, PERSONAL HYGIENE DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut Landak Hystrix javanica memiliki tiga macam bentuk rambut: rambut halus (seperti rambut pada mamalia lain), rambut peraba, dan duri. Rambut halus dan duri terdapat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hominis (kutu mite yang membuat gatal). Tungau ini dapat menjalani seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Hominis (kutu mite yang membuat gatal). Tungau ini dapat menjalani seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skabies merupakan penyakit endemi yang menyerang masyarakat. Skabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var. Hominis (kutu mite yang membuat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tembakau adalah: Menurut Murdiyanti dan Sembiring (2004) klasifikasi tanaman tembakau Kingdom Divisi Sub divisi Class Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Skabies 1. Definisi Skabies (gudik) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya (Ronny, 2007). 2. Morfologi

Lebih terperinci

DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit

DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit KETOMBE DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit kepala, akibat peradangan di kulit karena adanya gangguan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vektor Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa vektor mekanis dan biologis, juga dapat berupa vektor primer dan sekunder.vektor mekanis adalah

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris lumbricoides Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (FKUI, 1998). Termasuk dalam

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infestasi Pediculus (kutu) ke manusia sebenarnya. sudah ada sejak ribuan tahun lalu, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infestasi Pediculus (kutu) ke manusia sebenarnya. sudah ada sejak ribuan tahun lalu, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Infestasi Pediculus (kutu) ke manusia sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu, salah satunya adalah Pediculus capitis. Terdapat 3 spesies kutu yang sering menginfestasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut metodenya penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif berarti penelitian yang bertujuan menggambarkan (deskripsi) tentang

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH PERAWATAN MINGGUAN Selain perawatan harian, lakukan juga perawatan seminggu sekali untuk kulit wajah kita agar kulit terawat dengan maksimal. Langkah I Membersihkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. volatile. Definisi minyak atsiri adalah senyawa yang pada umumnya berwujud

BAB I PENDAHULUAN. volatile. Definisi minyak atsiri adalah senyawa yang pada umumnya berwujud 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak atsiri lazim dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau volatile. Definisi minyak atsiri adalah senyawa yang pada umumnya berwujud cair dan diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. A. Infeksi cacing Enterobius vermicularis (Enterobiasis)

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. A. Infeksi cacing Enterobius vermicularis (Enterobiasis) BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Infeksi cacing Enterobius vermicularis (Enterobiasis) Enterobiasis/penyakit cacing kremi adalah infeksi usus pada manusia yang disebabkan oleh cacing E. vermicularis. Enterobiasis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Nosokomial Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien menjalani proses perawatan lebih dari 48 jam, namun pasien tidak menunjukkan gejala sebelum

Lebih terperinci

Rickettsia prowazekii

Rickettsia prowazekii Rickettsia prowazekii Nama : Eva Kristina NIM : 078114026 Fakultas Farmasi Sanata Dharma Abstrak Rickettsia prowazekii adalah bakteri kecil yang merupakan parasit intraseluler obligat dan ditularkan ke

Lebih terperinci

Jerawat biasanya muncul di wajah, leher, bahu, dada, punggung dan bahu, dan maaf ada juga di daerah pantat.

Jerawat biasanya muncul di wajah, leher, bahu, dada, punggung dan bahu, dan maaf ada juga di daerah pantat. Written by DR. Santi Hoesodo Merah dan ranum! Kalau untuk buah-buahan sih ok saja. Tapi untuk keadaan berjerawat. Aduh...siapa juga yang mau. Penulis ingat semasa SMA kalau ada teman yang berjerawat besar

Lebih terperinci

Shampoo Shampoo basah Shampoo kering Bentuk : Bentuk : Jenis :

Shampoo Shampoo basah Shampoo kering Bentuk : Bentuk : Jenis : Kosmetika saat ini sudah menjadi kebutuhan dasar bagi semua orang, baik pria maupun wanita. Kosmetika sebagai kebutuhan dasar karena selalu dipakai berulang kali setiap hari. Berdasarkan kebutuhannya tersebut,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis seboroik merupakan suatu kelainan kulit papuloskuamosa kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang banyak mengandung kelenjar

Lebih terperinci

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA LANDASAN TEORI Organisme yang akan digunakan sebagai materi percobaan genetika perlu memiliki beberapa sifat yang menguntungkan,

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri. Hal 1 dari 5 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa jenis-jenis kulit wajah b. Melakukan pembersihan wajah c. Melakukan pengangkatan sel kulit mati/ peeling

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tungau Sarcoptes scabei. Skabies tidak membahayakan bagi manusia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. tungau Sarcoptes scabei. Skabies tidak membahayakan bagi manusia. II. TINJAUAN PUSTAKA A. SKABIES A.1. Pengertian Skabies Skabies adalah penyakit kulit akibat investasi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei. Skabies tidak membahayakan bagi manusia. Adanya rasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Skabies Skabies merupakan penyakit infestasi ektoparasit pada manusia yang disebabkan S. scabiei varietas hominis. 1-3 Istilah skabies berasal dari bahasa Latin yang berarti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan

BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan memengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawat memiliki peran dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak yang dimiliki pasien dalam memperoleh perawatan yang baik (Asmadi, 2008). Peran tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

Si Musuh Kulit Kepala Anak-Anak

Si Musuh Kulit Kepala Anak-Anak Si Musuh Kulit Kepala Anak-Anak Microsporum canis Microsporum canis termasuk ke dalam organisme fungi dermatoifit zoofilik yaitu organisme fungi yang menyerang kulit (terutama kulit kepala dan rambut)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis Atopik (DA) adalah penyakit inflamasi pada kulit yang bersifat kronis dan sering terjadi kekambuhan. Penyakit ini terjadi akibat adanya kelainan pada fungsi

Lebih terperinci

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati

Lebih terperinci

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS) APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah

Lebih terperinci

PANDUAN ORANG TUA DAN ANAK-ANAK

PANDUAN ORANG TUA DAN ANAK-ANAK PEDICULOSIS CAPITIS PANDUAN ORANG TUA DAN ANAK-ANAK UNTUK MENGATASI KUTU RAMBUT DI INDONESIA DAFTAR ISI PENDAHULUAN 1 FAKTA TENTANG KUTU RAMBUT 3 PERTANYAAN DAN JAWABAN 8 PENANGANAN KUTU RAMBUT 13 REKOMENDASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Pengamatan pertumbuhan rambut pada kelinci Data Panjang rambut (mm) hari ke Perlakuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Pengamatan pertumbuhan rambut pada kelinci Data Panjang rambut (mm) hari ke Perlakuan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengamatan Tabel 2. Hasil Pengamatan pertumbuhan rambut pada kelinci Data Panjang rambut (mm) hari ke Perlakuan 3 6 9 12 15 18 P1 1,2 1,6 1,9 2 2,3 2,6 P2 0,3 0,4

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Tekukur Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang terbentang dari India dan Sri Lanka di Asia Selatan Tropika hingga ke China Selatan dan Asia

Lebih terperinci

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Kebutuhan Personal Higiene Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Pendahuluan Kebersihan merupakan hal yang penting Dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan Konsep Dasar Berasal dari bahasa Yunani,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kosmetik Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang untuk digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 1. Bagian mata yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata adalah... Pupil

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi Trichuris trichiura adalah salah satu penyakit cacingan yang banyak

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi Trichuris trichiura adalah salah satu penyakit cacingan yang banyak BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Trichuris trichiura Infeksi Trichuris trichiura adalah salah satu penyakit cacingan yang banyak terdapat pada manusia. Diperkirakan sekitar 900 juta orang pernah terinfeksi

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. Sumber: Dokumen Pribadi Penulis (2015). Buku Pendidikan Skabies dan Upaya Pencegahannya

A. Pendahuluan. Sumber: Dokumen Pribadi Penulis (2015). Buku Pendidikan Skabies dan Upaya Pencegahannya A. Pendahuluan Penyakit skabies adalah penyakit gatal pada kulit, yang disebabkan oleh kepadatan, kelembapan, diabaikannya personal higiene. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang status

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Hasil Identifikasi Berdasarkan hasil wawancara terhadap peternak yang memiliki sapi terinfestasi lalat Hippobosca sp menyatakan bahwa sapi tersebut berasal dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan karamunting Tumbuhan karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk) adalah tumbuhan liar pada tempat yang mendapat sinar matahari cukup, seperti di lereng

Lebih terperinci

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.

Lebih terperinci

infeksi bakteri : Borrelia spp. vektor : louse (kutu) dan tick (sengkenit)

infeksi bakteri : Borrelia spp. vektor : louse (kutu) dan tick (sengkenit) Rita Shintawati Pendahuluan Relapsing fever (RF) demam berulang infeksi bakteri : Borrelia spp. vektor : louse (kutu) dan tick (sengkenit) Gejala klinis yg khas timbulnya demam berulang diselingi periode

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam

Lebih terperinci

Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing

Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing Mungkin Anda sudah sering mendengar istilah "penyakit periodontal". Namun, apakah Anda sudah memahami apa arti istilah itu sebenarnya? Kata 'periodontal' berasal

Lebih terperinci

DEFINISI KASUS MALARIA

DEFINISI KASUS MALARIA DEFINISI KASUS MALARIA Definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang.

Lebih terperinci

TINEA KAPITIS, apa tuh??

TINEA KAPITIS, apa tuh?? TINEA KAPITIS, apa tuh?? Trichophyton tonsurans Taksonomi Trichophyton tonsurans: Kingdom : Fungi Filum : Ascomycota Kelas : Euscomycetes Ordo : Onygenales Famili : Arthrodermataceae Genus : Trichophyton

Lebih terperinci

PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I. (Bagian Parasitologi) didik.dosen.unimus.ac.id

PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I. (Bagian Parasitologi) didik.dosen.unimus.ac.id PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I (Bagian Parasitologi) Pengertian Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari jasad renik yang hidup pada jasad lain di dalam maupun di luar tubuh dengan maksud mengambil

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Beragamnya penyakit infeksi membuat kebanyakan orang segera berobat ke dokter meski hanya penyakit ringan. Rasanya tidak puas jika dokter tidak memberi obat apapun dan

Lebih terperinci

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol.4, No.1, April 2015 66 PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI Riane Wulandari¹, Sudewi Yogha², Rita Patriasih²

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRATATA & STYLING Pratata Dasar, Desain dan Styling KODE MATAKULIAH: TRK5208 PERTEMUAN: 2-15

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRATATA & STYLING Pratata Dasar, Desain dan Styling KODE MATAKULIAH: TRK5208 PERTEMUAN: 2-15 1. Kompetensi: Mahasiswa mampu mendiagnosa kulit kepala dan rambut pada model maupun dalam kehidupan bermasyarakat untuk menentukan kosmetika yang sesuai 2. Sub Kompetensi: Mampu mendiagnosa kulit kepala

Lebih terperinci

Oleh: ERLINA THEOVANI DAMANIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN. Universitas Sumatera Utara

Oleh: ERLINA THEOVANI DAMANIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN. Universitas Sumatera Utara i HUBUNGAN FAKTOR HIGIENI PRIBADI, KARAKTERISTIK INDIVIDU, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PEDICULOSIS CAPITIS PADA SISWA SD NEGERI NO.095226 HASURUNGAN, KEC.RAYA KAHEAN, KAB. SIMALUNGUN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rambut 2.1.1 Anatomi rambut Rambut adalah struktur keratin memanjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis. Rambut ditemukan di seluruh tubuh kecuali di telapak tangan,

Lebih terperinci

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4 PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS Edwin 102012096 C4 Skenario 1 Bapak M ( 45 tahun ) memiliki seorang istri ( 43 tahun ) dan 5 orang anak. Istri Bapak M mendapatkan pengobatan TBC paru dan sudah berjalan

Lebih terperinci

Paryono/Anatomi/Poltekkes Surakarta TUJUAN PEMBELAJARAN :

Paryono/Anatomi/Poltekkes Surakarta TUJUAN PEMBELAJARAN : H. Paryono, S.Kep,Ns,M.Kes TUJUAN PEMBELAJARAN : Menyebutkan bagian-bagian kulit Menyebutkan jenis jaringan yang menyusun epidermis dan dermis Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit. Menguraikan

Lebih terperinci

MODUL PROBLEM BASED LEARNING KELAS REGULER SISTEM INDRA KHUSUS

MODUL PROBLEM BASED LEARNING KELAS REGULER SISTEM INDRA KHUSUS MODUL PROBLEM BASED LEARNING KELAS REGULER SISTEM INDRA KHUSUS Modul Ilmu Kesehatan Kulit &Kelamin Diberikan Pada Mahasiswa Semester V Fakultas Kedokteran UNHAS Disusun oleh dr. Asnawi Madjid, Sp.KK, MARS,

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama Umur Negeri asal Suku Agama Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat : A : 6 tahun : Jambi : Minang : Islam : Laki-laki : Pelajar : Sungai Penuh, Jambi Seorang pasien anak laki-laki,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati MASA PRANATAL Siti Rohmah Nurhayati 1 Tahapan Perkembangan Janin dalam Kandungan Permulaan kehidupan manusia dapat ditinjau secara psikologis dan biologis Secara psikologis kehidupan manusia dimulai pada

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) Di Ruang Cendana V RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty.

I. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty. Menurut Wijana, (1982) Ae. aegypty adalah satu-satunya

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SEDIAAN HAIR TONIC EKSTRAK KULIT APEL (Malus sylvestris L.) Var Rome Beauty DALAM MENUMBUHKAN RAMBUT TIKUS

KEMAMPUAN SEDIAAN HAIR TONIC EKSTRAK KULIT APEL (Malus sylvestris L.) Var Rome Beauty DALAM MENUMBUHKAN RAMBUT TIKUS KEMAMPUAN SEDIAAN HAIR TONIC EKSTRAK KULIT APEL (Malus sylvestris L.) Var Rome Beauty DALAM MENUMBUHKAN RAMBUT TIKUS Aguslina Kirtishanti, Ni Luh Dewi A, Jessy M Fakultas Farmasi Universitas Surabaya 9-10

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian dilakukan di penangkaran PT. Mega Citrindo di Desa Curug RT01/RW03, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor dan Laboratorium Entomologi Fakultas

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

PERAWATAN KULIT KEPALA DAN RAMBUT

PERAWATAN KULIT KEPALA DAN RAMBUT PERAWATAN KULIT KEPALA DAN RAMBUT A. Rambut Rambut tumbuh dari kulit sebagai batang-batang tanduk dan tersebar di seluruh kulit tubuh dan kepala Pertumbuhan normal dan sehat di kepala mencapai sekitar

Lebih terperinci

Hidrokinon dalam Kosmetik

Hidrokinon dalam Kosmetik Hidrokinon dalam Kosmetik Kita ketahui bahwa kosmetik sangat beragam jenisnya, mulai dari kosmetik untuk wajah, kulit, rambut, hingga kuku. Namun diantara ragam jenis kosmetik tersebut, yang sering menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus ribonucleic acid (RNA) yang termasuk family retroviridae dan genus lentivirus yang menyebabkan penurunan imunitas tubuh.

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia. Klasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthopoda : Insekta : Lepidoptera : Plutellidae : Plutella

Lebih terperinci

Penatalaksanaan Pediculosis capitis. Treatment of Pediculosis capitis

Penatalaksanaan Pediculosis capitis. Treatment of Pediculosis capitis Penatalaksanaan Pediculosis capitis Nani Indah Hardiyanti 1, Betta Kurniawan 2, Hanna Mutiara 2, Jhons Fatryadi Suwandi 2 1 Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2 Bagian Parasitologi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Perah Sapi perah merupakan salah satu komoditi peternakan yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan bahan pangan bergizi tinggi yaitu susu. Jenis sapi perah yang paling

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta

Lebih terperinci

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes Obat Luka Diabetes Untuk Komplikasi Diabetes Pada Kulit Diabetes dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh Anda, termasuk juga kulit. Sebenarnya, permasalahan

Lebih terperinci