J. Sains & Teknologi, Desember 2012, Vol.1 No.2 : ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "J. Sains & Teknologi, Desember 2012, Vol.1 No.2 : ISSN"

Transkripsi

1 J. Sains & Teknologi, Desember 2012, Vol.1 No.2 : ISSN STUDI PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN ANTARKOTA DI PROVINSI GORONTALO BASIS ANALISIS HIRARKI PROSES The Study of The Determination of Intercity Road Management Priority in Gorontalo Province Based on Hierarchical Process Analysis Mukmin Dunggio 1), Lawalenna Samang 2), Rudy Djamaluddin 2) 1) Staf FakultasTeknik Universitas Negeri Gorontalo 2) Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas penanganan jalan antarkota di Provinsi Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode AHP (Analitycal Hierarchic Process) dengan bentuk umum Analisis Rasio Manfaat-Biaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ranking prioritas penanganan jalan antarkota di Provinsi Gorontalo, yakni prioritas pertama adalah ruas jalan Lemito- Molosifat, prioritas kedua yaitu ruas jalan Bulontio-tolinggula, prioritas ketiga adalah ruas jalan Taludaa-Gorontalo, prioritas keempat yaitu ruas jalan Isimu-Molingkapoto, prioritas kelima yaitu ruas jalan Tangkobu-Pentadu, prioritas keenam yaitu ruas jalan Duhiyadaa-Imbodu, prioritas ketujuh yaitu ruas jalan Kwandang-Molingkapoto, prioritas kedelapan yaitu ruas jalan Suwawa-Tulabolo, prioritas kesembilan yaitu ruas jalan Marisa-Lemito dan prioritas kesepuluh adalah ruas jalan Atinggola-Kwandang. Kata kunci : Prioritas, Jalan Antarkota, AHP ABSTRACT The study aims to determine the priority of intercity road management in the province of Gorontalo. The study was carried out by means of AHP (Analytical Hierachic Process) in a general form of Benefit-Cost-Ratio Analysis.Based on the AHP, the study sets a priority of managing the intercity road in the province as follows, the first priority is the road section of Lemito-Molosifat; the second priority is Bulontio-Tolinggula road section; the third priority is the road section of Taludaa- Gorontalo; the fourth priority is Isimu-Molingkapoto road section; the fifth priority is Tangkobu- Pentadu road section; the sixth priority is Duhiyadaa-Imbodu road section; the seventh is Kwandang- Molingkapoto road section; the eight is Marisa-Lemito road section; the ninth priority is Suwawa- Tulabolo road section, and the tenth priority is Atinggola-Kwandang road section. Keywords : Priority, Intercity Road, AHP PENDAHULUAN Salah satu program pendukung pembangunan di Provinsi Gorontalo adalah penataan prasarana transportasi (jalan) yang dilakukan untuk meningkatkan aksesibilitas jaringan jalan sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan yang memakai bagi pergerakan orang dan komoditi di berbagai daerah di Provinsi Gorontalo. Kemudian, dilihat dari permasalahan pembangunan wilayah Provinsi Gorontalo kajian permasalahan transportasi perlu dilakukan, khususnya penanganan jaringan jalan interurban (antarkota) di Provinsi Gorontalo.Jalan memfasilitasi pembangunan karena merupakan salah satu infrastruktur terpenting dalam mendukung dan mempercepat aktivitas-aktivitas sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.karena itu pembangunan atau peningkatan jalan harus tetap dilaksanakan (Ruchban, 2009). 193

2 Mukmin Dunggio ISSN Berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Gorontalo saat ini untuk mendorong penanganan jaringan jalan antarkota di daerah yang belum optimal. Hal ini karena berbagai kendala yang muncul antara lain adalah pembangunan prasarana jalan membutuhkan modal (dana) yang sangat besar, waktu pengembalian modal yang panjang dan penggunaan lahan yang cukup luas (Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2011). Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty dari Wharston Business school untuk mencari ranking atau urutan prioritas dari berbagai alternatif dalam pemecahan suatu permasalahan (Saaty, 1993). Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang senantiasa dihadapkan untuk melakukan pilihan dari berbagai alternatif.disini diperlukan penentuan prioritas dan uji konsistensi terhadap pilihan-pilihanyang telah dilakukan.dalam situasi yang kompleks, pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja melainkan multifaktor dan mencakup berbagai jenjang maupun kepentingan. Dalam menyelesaikan persoalan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami antara lain, decomposition (penjabaran), comparative Judgment (tingkat perbandingan), synthesis of Priority (sintesa prioritas), Logical Consistency (Konsistensi Logis). Tahapan-tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP pada dasarnya meliputi (1)Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, (2)Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria, sub kriteria dan alternatif-alternatif pilihan yang ingin di ranking. (3)Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masingmasing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya.perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgment dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. (4)Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom. (5)Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten pengambil data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maximum yang diperoleh dengan menggunakan matlab maupun manual. (6)Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. (7)Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini mensintesis pilihan dan penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. (8)Menguji konsistensi hirarki.jika tidak memenuhi dengan CR<0,100 maka penilaian harus diulang kembali (Hadi, 2009). Namun, mengingat banyaknya ruas jalan yang harus ditangani oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo sedangkan dana penanganan jalan sangat terbatas, maka perlu ditetapkan prioritas penanganan ruas jalan agar alokasi dan penggunaan dana terbatas menjadi efektif bagi pembangunan dan pengembangan wilayah Gorontalo. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian tesis ini bertujuan mengkaji "Penentuan Prioritas Penanganan Jalan Antar Kota di Provinsi Gorontalo Basis Analisis Hirarki Proses. BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di daerah Provinsi Gorontalo karena salah satu program pendukung pembangunan di Provinsi Gorontalo adalah penanganan jalan antarkota untuk peningkatan aksesibilitas dan pertumbuhan wilayah dan ekonomi. 194

3 Penentuan Prioritas Penanganan Jalan Antarkota ISSN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan menggambarkan suatu fakta dan memeriksa sebab-sebab dari fakta tersebut. Adapun subyek yang akan dilibatkan adalah pihak-pihak (stake holders) yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ini,yaitu : (1) Kelompok Regulator yaitu Pemerintah, dalam hal ini BAPPEDA Provinsi Gorontalo dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, (2) Kelompok User yaitu Masyarakat umum pengguna jalan, (3) Kelompok Operator yakni Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Gorontalo dan Konsultan Perencanaan dan Pengawasan Bidang Jalan Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : (1) Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian yang dikumpulkan melalui hasil pengumpulan kuesioner dari responden yang mempunyai informasi yang cukup dan ahli pada bidang transportasi, (2)Data sekunder merupakan data maupun informasi yang didapatkan dan dikumpulkan melalui dokumentasi data yang diinventarisasikan oleh lembaga atau instansi yang terkait dengan lokasi dan objek penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan maka dikembangkan beberapa metode pendekatan sebagai instrument dalam menginventarisasi data, adapun instrument tersebut sebagai berikut: (1) Pengamatan langsung di lapangan (observasi), instrument ini bertujuan untuk mengamati secara langsung kondisi lokasi penelitian yang berkaitan dengan tujuan penelitian. (2) Melalui kuesioner, instrument ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan informasi tentang daerah penelitian berdasarkan responden yang terkait. Pemilihan responden berdasarkan kapabilitas dan kapasitas. (3) Data dokumentasi, instrumen ini bertujuan untuk mendapatkan data dari lembaga dan atau instansi yang terkait dengan kebutuhan data penelitian. Adapun datadata tersebut berupa kondisi ruas-ruas jalan yang akan diteliti. HASIL PENELITIAN Beberapa ruas jalan antarkota yang melintasi daerah di Provinsi Gorontalo adalah ruas jalan yang menghubungkan Provinsi Gorontalo dengan Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah dengan status Jalan Nasional.Ruas jalan tersebut seperti Bulontio-Tolinggula, Kwandang- Molingkapoto, Atinggola-Kwandang, Talu-daa-Pelabuhan Gorontalo, Isimu- Moling-kapoto, Marisa-Lemito, Lemito- Molosifat. Jalan Nasional di Provinsi Gorontalo termasuk ke dalam klasifikasi Jalan Arteri Primer dan Jalan Kolektor Primer. Ruas jalan dengan status Jalan Provinsi seperti Suwawa-Tulabolo, Tangkobu-Pentadu, dan Duhiyadaa- Imbodu dengan klasifikasi jalan Kolektor Primer. Analisis Kriteria Manfaat Biaya Manfaat yang dimaksud pada penelitian ini adalah guna atau faedah jika dilaksanakan penanganan jalan antarkota tersebut diatas. Kriteria manfaat yang digunakan adalah manfaat langsung maupun tidak langsung seperti Potensi Pengembangan Wilayah (PPW), Kelancaran Lalu Lintas (KLL), Pengembangan Transportasi Regional (T.Reg), dan Penghematan Waktu Tempuh (PWT). Sedangkan biaya adalah uang yang dikeluarkan jika dilaksanakan penanganan jalan.kriteria biaya yang digunakan adalah Biaya Investasi (BI), Biaya Operasional dan Perawatan dan Biaya Pengendalian Lingkungan (BPL).Skor atau skala faktor-faktor kriteria manfaat berdasarkan hasil penyebaran kuesioner (daftar pertanyaan) mulai dari skor 1(sangat rendah manfaatnya/paling tidak penting manfaatnya) sampai dengan skor 9 (sangat tinggi manfaatnya/paling penting manfaatnya), maka diperoleh hasil dari 25 (dua puluh lima) responden.kemudian 195

4 Mukmin Dunggio ISSN skor atau skala faktor-faktor kriteria biaya berdasarkan hasil penyebaran kuesioneer (daftar pertanyaan) mulai dari skor 1 (sangat rendah manfaatnya/paling tidak penting manfaatnya) sampai dengan skor 9 (sangat tinggi manfaatnya/paling penting manfaatnya), maka diperoleh hasil dari 25 (dua puluh lima) responden. Skor yang paling tinggi pada kriteria manfaat adalah kriteria Kelancaran Lalu lintas (KLL), yaitu skor 7 (tinggi) dengan bobot maksimum 60% dan kriteria Potensi Pengembangan Wilayah (PPW) dan Pengembangan Transportasi Regional (T.Reg), yaitu skor 7(tinggi) dengan bobot maksimum masing-masing 40%. Skor yang paling tinggi pada kriteria biaya adalah Biaya Investasi (BI), yaitu skor 7 (tinggi) dengan bobot maksimum 60%. Atau dengan kata lain sebanyak 15 (lima belas) dari 25 (Dua Puluh Lima) responden menilai BI tinggi kepentingannya dibandingkan kriteria biaya lainnya. Kemudian, kriteria Biaya Operasional dan Perawatan (BOP) yang mempunyai tingkat kepentingan tinggi juga, yaitu skor 7 (tinggi) dengan bobot maksimum 50% dan selanjutnya kriteria Biaya Pengendalian Lingkungan (BPL) dengan skor 5 (sedang) dengan bobot maksimum 70%. Kriteria Manfaat dan Biaya Penanganan jalan Manfaat Penanganan Jalan Hasil pengolahan kuesioner menunjukkan bahwa manfaat yang akan diperoleh masyarakat dan pemerintah jika dilaksanakan penanganan jalan antarkota di Provinsi Gorontalo adalah sedang hingga tinggi dan tinggi (skor 6 dan 7). Untuk kriteria PPW (Potensi Pengembangan Wilayah) skor rata-rata responden adalah 6,02. Artinya responden menilai bahwa kriteria PPW adalah sedang hingga tinggi tingkat kepentingannya dibandingkan kriteria manfaat lainnya. Sedangkan kriteria KLL (Kelancaran Lalu Lintas), PTR (Pengembangan Transportasi Regional) dan PWT (Penghematan Waktu Tempuh) skor rata-ratanya secara berurutan adalah 6,72; 6,51; dan 6,84. Artinya, ketiga kriteria manfaat tersebut (KLL, PTR dan PWT) dinilai responden adalah sedang hingga tinggi kepentingannya. Biaya Penanganan Jalan Hasil pengolahan kuesioner menunjukkan bahwa biaya yang akan dikeluarkan jika dilaksanakan penanganan jalan antarkota di Provinsi Gorontalo adalah sedang (skor 5). Kriteria Biaya Investasi (BI) menurut responden tingkat kepentingannya secara rata-rata adalah 5,78 atau dengan kata lain responden menganggap bahwa BI sedang kepentingannya dibandingkan kriteria biaya lainnya. Sedangkan Biaya Pengendalian Lingkungan (BPL) merupakan kriteria biaya yang paling rendah kepentingannya dibandingkan kriteria Biaya Investasi (BI) dan Biaya Operasional dan Perawatan (BOP). PEMBAHASAN Skala Prioritas Penanganan Jalan Kriteria Manfaat Setelah dilakukan Evaluasi manfaat dengan menggunakan metode AHP diperoleh hasil bahwa yang mempunyai skor tertinggi adalah Penghematan Waktu Tempuh (PWT) yaitu sebesar 0,4994. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dilaksanakannya penanganan jalan antarkota akan signifikan manfaatnya terhadap waktu mobilitas/pergerakan barang dan orang dari daerah sekitar pemeliharaan jalan tersebut. Kriteria Manfaat Potensi Pengembangan Wilayah (PPW) kriteria manfaat Potensi Pengembangan Wilayah dengan metode AHP diperoleh hasil bahwa ruas jalan Duhiyadaa- Imbodu mempunyai skor tertinggi yaitu sebesar 22,13%. Berdasarkan kriteria PPW maka ruas jalan Duhiyadaa-Imbodu merupakan prioritas pertama yang harus 196

5 Penentuan Prioritas Penanganan Jalan Antarkota ISSN ditangani. Ruas jalan ini nantinya merupakan ruas jalan alternatif untuk akses menuju pusat kota Gorontalo. Dengan dilaksanakannya penanganan ruas jalan ini, maka akan memperlancar lalu lintas di Provinsi Gorontalo. Kriteria Manfaat Pengembangan Transportasi Regional (T.Reg) kriteria manfaat Pengembangan Transportasi Regional dengan metode AHP diperoleh hasil bahwa ruas jalan Duhiyadaa-Imbodu mempunyai skor tertinggi yaitu sebesar 19,25%. Berdasarkan kriteria PTR maka ruas jalan Duhiyadaa-Imbodu merupakan prioritas pertama yang harus ditangani.mengingat pertumbuhan dan perkembangan Kabupaten Gorontalo sebagai salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Gorontalo, maka keberadaan ruas jalan Duhiyadaa-Imbodu merupakan jawaban untuk menangani masalah aksesibilitas di Provinsi Gorontalo. Kriteria Manfaat Kelancaran Lalu Lintas (KLL) kriteria manfaat Kelancaran Lalu Lintas dengan menggunakan metode AHP diperoleh hasil bahwa ruas jalan Tangkobu-Pentadu mempunyai skor tertinggi yaitu sebesar 24,88%. Berdasarkan kriteria KLL maka ruas jalan Tangkobu-Pentadu merupakan prioritas pertama yang harus ditangani. Kriteria Manfaat Penghematan Waktu Tempuh (PWT) kriteria manfaat Penghematan Waktu Tempuh dengan metode AHP diperoleh hasil bahwa ruas jalan Kwandang- Molingkapoto mempunyai skor tertinggi yaitu sebesar 21,25%. Berdasarkan kriteria PWT maka ruas jalan Kwandang- Molingkapoto merupakan prioritas pertama yang harus ditangani.salah satu titik penghubung dari arah Provinsi Sulawesi Utara menuju Provinsi Gorontalo. Sehingga dengan dilaksanakan penanganan jalan tersebut, maka akan dapat memperlancar lalu lintas serta waktu tempuh menjadi lebih cepat. Skala Prioritas Penanganan Jalan Antarkota Dari Kriteria Biaya biaya dengan metode AHP diperoleh hasil bahwa yang mempunyai skor tertinggi adalah Biaya Pengendalian Lingkungan (BPL) yaitu sebesar 87,28%. Artinya, Biaya Pengendalian Lingkungan dalam pekerjaan penanganan jalan yang terdiri dari pemeliharaan jalan sangat dominan. Sedangkan Biaya Investasi (BI) dan Biaya Operasional dan Perawatan (BOP) merupakan kriteria biaya yang sama nilainya, yaitu 06,36%. Artinya responden menilai bahwa BPL lebih penting kepentingannya dibandingkan dengan BI dan BOP. Kriteria Biaya Untuk Biaya Investasi (BI) kriteria biaya untuk Biaya Investasi dengan metode AHP diperoleh hasil bahwa ruas jalan Marisa-Lemito mempunyai skor terendah yaitu sebesar 03,16%. Dengan dilakukannya pekerjaan penanganan jalan ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas menuju pusat kota Gorontalo dan juga akses keluar daerah. Dan juga lalu lintas menjadi lancar dan nyaman serta akan dapat menghemat waktu tempuh bagi pengguna jalan. Kriteria Biaya Untuk Biaya Operasional dan Perawatan (BOP) kriteria biaya untuk Biaya Operasional dan Perawatan (BOP) dengan menggunakan metode AHP diperoleh hasil bahwa ruas jalan Bulontio-Tolinggula, Lemito- Molosifat, Taludaa-Gorontalo mempunyai skor terendah yaitu sebesar 02,48%. Rendahnya BOP ruas jalan ini 197

6 Mukmin Dunggio ISSN karena ruas jalannya yang lebih panjang dibanding ruas jalan lain dengan fungsi jalan yang sama. Kriteria Biaya Untuk Biaya Pengendalian Lingkungan (BPL) kriteria biaya untuk Biaya Pengendalian Lingkungan (BPL) dengan metode AHP diperoleh hasil bahwa ruas jalan Lemito- Molosifat mempunyai skor terendah yaitu sebesar 02,65%. Skala Prioritas Kriteria Manfaat dan Biaya Menyeluruh manfaat menyeluruh dengan menggunakan metode AHP diperoleh hasil bahwa skor kriteria manfaat paling tinggi adalah ruas jalan Duhiyadaa- Imbodu yaitu sebesar 17,97%. Berdasarkan kriteria manfaat, maka ruas jalan Duhiyadaa-Imbodu merupakan ruas jalan yang mempunyai prioritas tertinggi untuk ditangani dibandingkan ruas jalan antarkota lainnya.skor penilaian kriteria biaya paling rendah adalah ruas jalan Lemito-Molosifat yaitu sebesar 02,80%. Artinya, berdasarkan kriteria biaya, maka penanganan ruas jalan Duhiyadaa- Imbodu merupakan prioritas pertama dibandingkan ruas jalan lainnya Skala Prioritas Penanganan Jalan Berdasarkan Kriteria Rasio Manfaat Biaya Rasio Manfaat Biaya yaitu dengan cara membandingkan skor manfaat menyeluruh terhadap skor biaya menyeluruh jika dilaksanakan pekerjaan penanganan jalan antarkota pada Provinsi Gorontalo, maka diperoleh hasil berdasarkan rasio manfaat biaya terdapat 6 (enam) ruas jalan yang rasio manfaat biayanya lebih besar dari satu (B/C>1), yaitu ruas jalan Lemito- Molosifat, Bulontio-Atinggola, Taludaa- Gorontalo, Isimu-Molingkapoto, Tangkobu-Pentadu, Duhiyadaa-Imbodu, sedangkan 4 (empat) ruas jalan lainnya,karena rasio manfaat-biaya lebih kecil dari satu (B/C<1). Ruas Lemito- Molosifat merupakan rangking pertama untuk ditangani, karena secara visual merupakan daerah yg aksesnya ke pusat kota lebih jauh. Hal ini dapat dijelaskan bahwa metode AHP dengan teknik rasio manfaat-biaya yang digunakan pada penelitian ini bukan hanya berdasarkan sub-kriteria tingkat Kelancaran Lalu Lintas (KLL), agar bisa meningkatkan aksesibilitas di Provinsi Gorontalo, namun juga terdiri atas sub-kriteria lainnya, yaitu pengembangan transportasi regional, dan penghematan waktu tempuh, dan potensi pengembangan wilayah. Kemudian, jika dilihat berdasarkan skor kriteria manfaat pada Tabel 8 bahwa sub-kriteria Penghematan Waktu Tempuh (PWT) merupakan skor terbesar (dominan) pada kriteria manfaat, yaitu sebesar 49,94%, sedangkan subkriteria kelancaran lalu lintas (KLL) skornya adalah 02,77%. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa dari kesepuluh ruas jalan yang dianalisis, maka ruas jalan yang pertama diprioritaskan adalah ruas Lemito-Molosifat karena jaraknya yang terjauh dari pusat Kota Gorontalo. Untuk prioritas kedua adalah ruas Bulontio-Tolinggula, yang ketiga Taludaa-Pelabuhan Gorontalo, prioritas keempat adalah ruas Isimu- Molingkopoto, kemudian yang kelima ruas tangkobu-pentadu, Duhiyadaa- Imbodu, Kemudian Kwandang- Molingkapoto, Suwawa-Tulabolo, Marisa-Lemito dan yang prioritas terakhir adalah ruas jalan Atinggola- Kwandang. Dan berdasarkan metode AHP dengan bentuk umum analisis Rasio Manfaat Biaya, maka diantara 10 (sepuluh) ruas jalan yang akan dilaksanakan penanganannya hanya 6 (enam) yang mempunyai rasio manfaat biaya lebih besar dari satu (B/C>1), yaitu ruas jalan Lemito-Molosifat, Bulontio- 198

7 Penentuan Prioritas Penanganan Jalan Antarkota ISSN Atinggola, Taludaa-Gorontalo, Isimu- Molingkapoto, Tangkobu-Pentadu, Duhiyadaa-Imbodu, Sedangkan ruas Kwandang-Molingkapoto, Suwawa- Tulabolo, Marisa-Lemito, Atinggola- Kwandang.rasio manfaat biayanya lebih kecil dari satu (B/C<1).Mengingat pentingnya kondisi kelancaran lalu lintas di daerah perkotaan bagi pengembangan wilayah Gorontalo pada satu sisi dan keterbatan dana pada sisi lain, maka perlu bagi instansi terkait, khususnya Dinas Jalan dan Jembatan Provinsi Gorontalo untuk melakukan peningkatan dan pemeliharaan jalan alternatif baik jalan Nasional maupun jalan Provinsi sesuai dengan skala prioritas penanganan jalan. Berdasarkan penelitian ini berurutan berdasarkan prioritas penanganan jalan adalah Lemito-Molosifat, Bulontio- Atinggola, Taludaa-Gorontalo, Isimu- Molingkapoto, Tangkobu-Pentadu, Duhiyadaa-Imbodu, Kwandang - Molingkapoto, Suwawa - Tulabolo, Marisa-Lemito, Atinggola-Kwandang. Tabel 1. Bobot kriteria manfaat Kriteria Manfaat Skor Bobot Maksimum PPW Potensi Pengembangan Wilayah 7 40% KLL Kelancaran Lalu Lintas 7 60% PTR Pengembangan Transportasi Regional 7 40% PWT Penghematan Waktu Tempuh 6 50% Tabel 2. Bobot kriteria biaya Kriteria Biaya Skor Bobot Maksimum BI Biaya Investasi 7 60% BOP Biaya Operasional dan Perawatan 7 50% BPL Biaya Pengendalian Lingkungan 5 70% Tabel 3. Rata-rata skor penilaian responden untuk kriteria manfaat jalan KRITERIA Manfaat PPW KLL T.Reg PWT Atinggola-Kwandang Bulontio-Tolinggula Lemito-Molosifat Taludaa-Gorontalo Isimu-Molingkapoto Marisa-Lemito Tangkobu-Pentadu Suwawa-Tulabolo Kwandang-Molingkapoto Duhiyadaa-Imbodu Rata Rata

8 Mukmin Dunggio ISSN Tabel 4. Rata-rata skor penilaian kriteria biaya untuk setiap ruas jalan Biaya KRITERIA BI BOP BPL Atinggola-Kwandang Bulontio-Tolinggula Lemito-Molosifat Taludaa-Gorontalo Isimu-Molingkapoto Marisa-Lemito Tangkobu-Pentadu Suwawa-Tulabolo Kwandang-Molingkapoto Duhiyadaa-Imbodu Rata Rata Tabel 5. Skor kriteria manfaat No Kriteria Manfaat Skor 1 Potensi Pengembangan Wilayah (PPW) 0, Kelancaran Lalu Lintas (KLL) 0, Pengembangan Transportasi Regional (PTR) 0, Penghematan Waktu Tempuh (PWT) 0,4994 Tabel 6. Skor kriteria biaya No Kriteria Biaya Skor 1 Biaya Investasi (BI) 0, Biaya Operasional dan Perawatan (BOP) 0, Biaya Pengendalian Lingkungan (BPL) 0,8728 Tabel 7. Skor kriteria manfaat menyeluruh tiap ruas jalan No. Kriteria Manfaat Menyeluruh Skor 1 Atinggola-Kwandang Bulontio-Tolinggula Lemito-Molosifat Taludaa-Gorontalo Isimu-Molingkapoto Marisa-Lemito Tangkobu-Pentadu Suwawa-Tulabolo Kwandang-Malingkapoto Duhiyadaa-Imbodu

9 Penentuan Prioritas Penanganan Jalan Antarkota ISSN Tabel 8. Skor kriteria biaya menyeluruh tiap ruas jalan No. Kriteria Biaya Menyeluruh Skor 1 Atinggola-Kwandang Bulontio-Tolinggula Lemito-Molosifat Taludaa-Gorontalo Isimu-Molingkapoto Marisa-Lemito Tangkobu-Pentadu Suwawa-Tulabolo Kwandang-Malingkapoto Duhiyadaa-Imbodu Tabel 9. Prioritas penanganan jalan antarkota di Provinsi Gorontalo Pilihan Prioritas Penanganan Jalan Rasio Manfaat-Biaya (B/C) Rangking Prioritas Lemito-Molosifat Bulontio-Tolinggula Taludaa-Gorontalo Isimu-Molingkapoto Tangkobu-Pentadu Duhiyadaa-Imbodu Kwandang-Molingkapoto Marisa-Lemito Suwawa-Tulabolo Atinggola-Kwandang DAFTAR PUSTAKA Ruchban.I. (2009).Analisis Aspek Sosial, Transportasi Dan Ekonomi dari Kegiatan Pemeliharaan Jalan Provinsi Di Kabupaten Gorontalo. Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, (2011). Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan. Hadi A.F. (2009). Metode Analitycal Hierarchy Process untuk Menentukan Prioritas Penanganan Jalandi Wilayah Balai Pemeliharaan Jalan Mojokerto, Jurnal Aplikasi ISSN X, Volume 6, Nomor 1 Tanggal 1 Februari Saaty, T.L. (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Seri Manajemen No. 134, Penerjemah Ir. Liana Setiono, Editor Ir. Kirti Peniwati, MBA, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.. 201

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP

Lebih terperinci

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan AHP

Lebih terperinci

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Dinamika Informatika Volume 5, Nomor, November 05 ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama, Ernawati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Metodologi penelitian adalah salah satu cara dalam penelitian yang menjabarkan tentang seluruh isi penelitian dari teknik pengumpulan data sampai pada

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur

Lebih terperinci

Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Kudus Dengan Metode Analytical Hierarchy Process

Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Kudus Dengan Metode Analytical Hierarchy Process Available online at: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik Teknik, 37(2), 2016, 72-77 Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Kudus Dengan Metode Analytical Hierarchy Process

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. MCDM (Multiple Criteria Decision Making) Multi-Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif

Lebih terperinci

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 213-224. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun

Lebih terperinci

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA Abstrak Sy. Mulian Oktari 1), Sumiyattinah 2), Heri Azwansyah 2) Keberadaan jalan memegang

Lebih terperinci

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan

Lebih terperinci

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA)

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA) Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA) ANALYSIS AND DESIGN APPLICATION

Lebih terperinci

Pendidikan Responden

Pendidikan Responden BAB IV BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini meliputi para panitia pengadaan barang/jasa, serta jajaran dinas teknis terkait dengan pengadaan

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70 an ketika di Warston school. Metode AHP merupakan salah

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI Dwi Nurul Izzhati Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : dwinurul@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Lebih terperinci

JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN

JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU BERDASARKAN HASIL EVALUASI UMPAN BALIK DARI BEBAN KERJA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SD LPI AT-TAUFIQ) Oleh : Fahrizal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1 Analytial Hierarchy Process (AHP) 2 1 1 Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor

Lebih terperinci

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP Junaidi, Retno Indryani, Syaiful Bahri Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS

Lebih terperinci

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 160-171) ISSN : 2450 766X FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) E. Salim 1, S. Musdalifah

Lebih terperinci

URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KOTA DI KOTA PONTIANAK DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK

URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KOTA DI KOTA PONTIANAK DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KOTA DI KOTA PONTIANAK DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK Khafizan 1), Slamet Widodo 2), Siti Mayuni 2) Khafizan.apid@gmail.com Abstrak Jaringan jalan cenderung

Lebih terperinci

Penyebaran Kuisioner

Penyebaran Kuisioner Penentuan Sampel 1. Responden pada penelitian ini adalah stakeholders sebagai pembuat keputusan dalam penentuan prioritas penanganan drainase dan exspert dibidangnya. 2. Teknik sampling yang digunakan

Lebih terperinci

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Pegawai Berprestasi

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Pegawai Berprestasi 244 ISSN: 2354-5771 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Berprestasi Lili Tanti Sistem Informasi, STMIK Potensi Utama, Medan E-mail: lili@potensi-utama.ac.id Abstrak Proses

Lebih terperinci

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI Harliwanti Prisilia Jurusan Teknik Industri Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang).

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang). Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang). PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA BENTANG BESAR

ANALISIS PEMILIHAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA BENTANG BESAR Spectra Nomor 19 Volume X Januari 2012: 52-61 ANALISIS PEMILIHAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA BENTANG BESAR Munasih Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Persaingan usaha jasa konstruksi yang semakin

Lebih terperinci

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK Siti Komsiyah Mathematics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014 PENERAPAN METODE TOPSIS DAN AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU, STUDI KASUS: IKATAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI STMIK MIKROSKIL MEDAN Gunawan 1, Fandi Halim 2, Wilson 3 Program

Lebih terperinci

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Sistem Menurut Sinulingga, S (2008), sistem adalah separangkat elemen atau komponen saling bergantung atau berinteraksi satu dengan yang lain menurut pola tertentu

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI TERMINAL BIS ANTAR KOTA DI DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA (TINJAUAN TERHADAP STAKEHOLDER MAHASISWA PENGGUNA BIS ANTAR KOTA)

PENENTUAN LOKASI TERMINAL BIS ANTAR KOTA DI DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA (TINJAUAN TERHADAP STAKEHOLDER MAHASISWA PENGGUNA BIS ANTAR KOTA) PENENTUAN LOKASI TERMINAL BIS ANTAR KOTA DI DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA (TINJAUAN TERHADAP STAKEHOLDER MAHASISWA PENGGUNA BIS ANTAR KOTA) TESIS MEGISTER Oleh : BIDANG KHUSUS REKAYASA TRANSPORTASI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia. Analisis keberadaan..., Marthin Hadi Juliansah, FE UI, 2010.

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia. Analisis keberadaan..., Marthin Hadi Juliansah, FE UI, 2010. 26 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) M.Fajar Nurwildani Dosen Prodi Teknik Industri, Universitasa Pancasakti,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dewasa ini, Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Sumber Mulia Lestari merupakan salah satu perusahaan garmen di Indonesia yang memproduksi sweater baik untuk dewasa maupun untuk anakanak.perusahaan ini memiliki beberapa supplier yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Keputusan Keputusan (decision) yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan dapat dilihat pada kaitannya dengan proses,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT Yustina Meisella Kristania Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Lebih terperinci

PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK PENENTUAN NILAI EKONOMI LAHAN

PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK PENENTUAN NILAI EKONOMI LAHAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK PENENTUAN NILAI EKONOMI LAHAN Vera Methalina Afma Dosen Tetap Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulauan ABSTRAK Tanah atau lahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.

BAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manusia dan Pengambilan Keputusan Setiap detik, setiap saat, manusia selalu dihadapkan dengan masalah pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. Bagaimanapun

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Virgeovani Hermawan 1 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7 BAB 2 2.1. Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan pustaka yang dipakai dalam penelitian ini didapat dari penelitian yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan

Lebih terperinci

VEKTOR PRIORITAS DALAM ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN METODE NILAI EIGEN

VEKTOR PRIORITAS DALAM ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN METODE NILAI EIGEN VEKTOR PRIORITAS DALAM ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN METODE NILAI EIGEN Moh. Hafiyusholeh 1, Ahmad Hanif Asyhar 2 Matematika UIN SunanAmpel Surabaya, hafiyusholeh@uinsby.ac.id 1 Matematika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi. Sistem

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Umroh (Studi Kasus: PT. Amanah Iman)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Umroh (Studi Kasus: PT. Amanah Iman) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Umroh (Studi Kasus: PT. Amanah Iman) Hasan Sistem Informasi, STMIK Pontianak

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

Analytic Hierarchy Process

Analytic Hierarchy Process Analytic Hierarchy Process Entin Martiana INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP A Yani Ranius Universitas Bina Darama, Jl. A. Yani No 12 Palembang, ay_ranius@yahoo.com ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia) IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia) ABSTRAK Sistem pengambilan keputusan adalah sistem yang membantu

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah A Yani Ranius Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Palembang ay_ranius@yahoo.com Abstrak Sistem

Lebih terperinci

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Abstrak Dalam era globalisasi dunia pendidikan memegang peranan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR TI BAHREN, MUNAR a Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Jln. Almuslim Tlp.

Lebih terperinci

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005 MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikulsaleh

Lebih terperinci

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ Mia Rusmiyanti Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Bandung

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tujuan analisa sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX Daniar Dwi Pratiwi 1, Erwin Budi Setiawan 2, Fhira Nhita 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi

Lebih terperinci

Penentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical. Hierarchy Process)

Penentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical. Hierarchy Process) K O M P U Vol13, No.2, Juli 2016, pp. 94-104 ISSN: 1693 7-554 Penentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical A Hierarchy Process) S I, Lis. Uta.ri V

Lebih terperinci

PENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI

PENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI bidang TEKNIK PENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI SRI NURHAYATI, SRI SUPATMI Program Studi Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Tujuan dari Perguruan

Lebih terperinci

Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Nasional Di Propinsi Kalimantan Tengah

Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Nasional Di Propinsi Kalimantan Tengah Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Nasional Di Propinsi Kalimantan Tengah Jhanso Edianto.Simatupang Teknik Transportasi Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang janso_edianto@yahoo.com

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS INFORMATIKA, Vol.3 September 2016, pp. 200~207 ISSN: 2355-6579 E-ISSN: 2528-2247 200 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Ade Mubarok 1,

Lebih terperinci

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) A. Pengertian AHP ( Analitycal Hierarchy Process ) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Nurma Agus Sari (nurmaaguss@gmail.com) Bebas Widada (bbswdd@sinus.ac.id)

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv viii xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 196 Vol. 3, No. 2 : 196-207, September 2016 PERBANDINGAN KELAYAKAN JALAN BETON DAN JALAN ASPAL DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) - STUDI KASUS JALAN MALWATAR-

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Dwi Prasetyanto 1, Indra Noer Hamdhan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Sistem Sistem adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Ambar Widayanti (ambarwidayanti@gmail.com) Muhammad Hasbi (hasbb63@yahoo.com) Teguh Susyanto (teguh@sinus.ac.id)

Lebih terperinci

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) Zakaria 1, Addy Suyatno 2, Heliza Rahmania Hatta 3 1 Lab Software Engineering, Program Studi

Lebih terperinci

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016 1 Kuliah 11 Metode Analytical Hierarchy Process Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi METODE AHP 2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Analytical Network Process (ANP) dapat digunakan

Lebih terperinci

Abstrak

Abstrak PEMILIHAN ALTERNATIF SUPPLIER MENGGUNAKAN PENDEKATAN VENDOR PERFORMANCE INDICATOR (VPI) DAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES (AHP) DI PT SUMBER BERKAT ANUGERAH INDONESIA Euis Nina Saparina Yuliani 1,

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN PROVINSI DI SUMATERA BARAT

STUDI PERBANDINGAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN PROVINSI DI SUMATERA BARAT JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND) Vol. 13 No. 1, Februari 2017 Diterbitkan oleh: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand) ISSN (Print) : 1858-2133 ISSN (Online) : 2477-3484 http://jrs.ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya dilakukan analisis prioritas terhadap alternatif-alternatif tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya dilakukan analisis prioritas terhadap alternatif-alternatif tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seringkali sebuah organisasi dihadapkan dengan suatu masalah dimana organisasi tersebut mengalami kesulitan dalam memilih suatu alternatif dari sejumlah alternatif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytical Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu metode dari Multi Criteria Decision Making (MCDM) yang dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE AHP DALAM MENENTUKAN JALUR PENGOBATAN PADA PENDERITA WASIR

PENERAPAN METODE AHP DALAM MENENTUKAN JALUR PENGOBATAN PADA PENDERITA WASIR PENERAPAN METODE AHP DALAM MENENTUKAN JALUR PENGOBATAN PADA PENDETA WASIR Samudi STMIK Nusa Mandiri Jakarta Samudi345@gmail.com M. Zainur Ridho STMIK Nusa Mandiri Jakarta Ridho_mz@gmail.com ABSTRAK Terdapat

Lebih terperinci

Aplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ)

Aplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ) J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 1, May. 2005, 17 26 Aplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ) Mardlijah,

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mata Pelajaran Unggulan Pada LPI Al-Muhajirin Cibeurih

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mata Pelajaran Unggulan Pada LPI Al-Muhajirin Cibeurih JURNAL INFORMATIKA, Vol.4 No.1 April 2017, pp. 103~107 ISSN: 2355-6579 E-ISSN: 2528-2247 103 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mata Pelajaran Unggulan Pada LPI Al-Muhajirin Cibeurih 1 Sri Hadianti,

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA Agustian Noor Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Tanah Laut Jl. A Yani Km 6 Pelaihari Tanah Laut Kalimantan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Penyusunan Hirarki Dari identifikasi dan subatribut yang dominan, dapat disusun struktur hirarki sebagai berikut: Gambar 4.1 Struktur Hirarki Penerima Beasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN MODA KENDARAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS HIRAKI PROSES PADA MAHASISWA UNP KEDIRI

ANALISIS PEMILIHAN MODA KENDARAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS HIRAKI PROSES PADA MAHASISWA UNP KEDIRI ANALISIS PEMILIHAN MODA KENDARAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS HIRAKI PROSES PADA MAHASISWA UNP KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Yulia Diastuti Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) 24 Dinamika Teknik Juli PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Antono Adhi Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol.

Lebih terperinci

BAB III MENENTUKAN PRIORITAS DALAM AHP. Wharton School of Business University of Pennsylvania pada sekitar tahun 1970-an

BAB III MENENTUKAN PRIORITAS DALAM AHP. Wharton School of Business University of Pennsylvania pada sekitar tahun 1970-an BAB III MENENTUKAN PRIORITAS DALAM AHP Pada bab ini dibahas mengenai AHP yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty di Wharton School of Business University of Pennsylvania pada sekitar tahun 970-an dan baru

Lebih terperinci