BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Tinjauan Pusaka Asawidya dkk (2011) menjelaskan mengenai kriteria yang paling penting menurut pelaku konstruksi dalam menerapkan green construction pada proyek konstruksi di Surabaya. Berdasarkan penelitian dan pengolahan data diketahui bahwa peralatan merupakan kriteria yang paling dominan dalam penerapan green construction pada proyek konstruksi di Surabaya. Ervianto (2014 a) dalam Brunei International Conference on Engineering and Technology, Institut Teknologi Brunei, Brunei Darussalam menjelaskan mengenai penerepan kriteria green construction untuk bangunan kontruksi di Indonesia serta tingkat keramahan lingkungan bangunan kontruksi di Indonesia. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: a. Proyek kontruksi tanpa green designs tetapi dikerjakan oleh bukan green contractor akan memperoleh Green Construction Score (GCS) yang rendah. b. Proyek kontruksi tanpa green designs tetapi dikerjakan oleh green contractor akan memperoleh Green Construction Score (GCS) yang tinggi. c. Proyek kontruksi dengan green designs tetapi dikerjakan oleh bukan green contractor akan memperoleh Green Construction Score (GCS) yang tinggi. d. Proyek kontruksi dengan green designs tetapi dikerjakan oleh green contractor akan memperoleh Green Construction Score (GCS) yang tinggi. Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan green construction sangat bergantung pada pengalaman kontraktor dalam mengerjakan proyek green construction. Kontraktor dengan pengalaman pengerjaan proyek green construction akan cenderung memperoleh GCS yang tinggi. Ervianto dkk. (2013) menjelaskan indikator tambahan untuk green construction khususnya bangunan gedung. Hasil dari penelitian antara lain sebagai berikut: 1

2 2 a. Jumlah indikator green construction yang dihasilkan adalah 142 indikator yang terdiri dari 77 indikator prioritas I dan 65 indikator prioritas II. b. Indikator prioritas I terdiri dari 16% kategori perilaku, 34,67% kategori minimum waste, dan 49,33% kategori maksimum value. c. Indikator prioritas II terdiri dari 27,69% kategori perilaku, 12,31% kategori minimum waste, dan 60% kategori maksimum value. d. Komposisi indikator green construction secara keseluruhan terdiri dari 21,43% dalam kategori perilaku, 24,29% kategori minimum waste, dan 54,29% kategori maksimum value. Ervianto (2014 b) dalam International Conference on Sustainable Civil Engineering Structures and Construction Materials (SCESCM) di Yogyakarta menjelaskan mengenai pandangan kontraktor di Indonesia tentang green construction. Data yang diperoleh melalui kuisioner yang dilakukan kepada manajer proyek, site engineer, dan bagian penelitian dan pengembangan perusahaan konstruksi di Indonesia. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan faktor green construction yang dominan antara lain sebagai berikut: a. Water conservation b. Energy conservation c. Environmental health work of construction d. Health and safety programs e. Appropriate land use Shaawat (2014) menjelaskan mengenai standar kriteria green construction yang paling optimal untuk diterapkan di Arab Saudi. Standar kriteria green construction yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.

3 3 Tabel 2. 1 Proposed Average Value of Assessment Tool Green Construction in Saudi Arabia by Shaawat No Assessment Tool Range Average Value 1 Site sustainability Availability of water Energy resources/ GHG emissions Material durability, reliability, and recyclability Indoor environment quality Others Sum 100 Sumber: Shaawat (2014) 1.2. Landasan Teori Pengertian Green Construction Glavinich (2008) mengemukakan green construction adalah suatu perencanaan dan proses konstruksi terhadap lingkungan agar terjadi keseimbangan antara kemampuan lingkungan dan kebutuhan hidup manusia untuk generasi sekarang dan mendatang. Konsep green construction menurut Glavinich (2008) mencakup hal sebagai berikut: a. Perencanaan dan penjadwalan konstruksi. b. Konservasi material c. Tepat guna lahan d. Manajemen limbah kontruksi e. Penyimpanan dan perlindungan material f. Kesehatan lingkungan kerja

4 4 g. Menciptakan lingkungan kerja yang ramah lingkungan h. Pemilihan dan pengoperasian peralatan konstruksi i. Dokumentasi Sedangkan menurut Kibert (2008) konsep green construction mencakup hal sebagai berikut: a. Rencana pelindungan lokasi pekerjaan b. Program kesehatan dan keselamatan kerja c. Pengelolaan limbah pembangunan atau pembongkaran d. Pelatihan bagi subkontraktor e. Reduksi jejak ekologis proses kontruksi f. Penanganan dan instalisasi material g. Kualitas udara Standar Kriteria Penerapan Green Construction Standar yang dapat digunakan sebagai penilaian green construction antara lain sebagai berikut: a. Greenship untuk bangunan baru versi 1.2 oleh Green Building Council Indonesia (GBCI). Lembaga Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia adalah lembaga mandiri (non government) dan nirlaba (non-for profit) yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan. GBC Indonesia merupakan Emerging Member dari World Green Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada. WGBC saat ini beranggotakan 102 negara dan hanya memiliki satu GBC di setiap negara. Kategori yang digunakan dalam sistem rating greenship antara lain sebagai berikut:

5 5 1) Appropriate Side Development (ASD) atau tepat guna lahan 2) Energy Efficiency and Refrigerat (EER) atau efisiensi energi dan refrigeran 3) Water Conservation (WC) atau konservasi air 4) Material Resources and Cycle (MRC) atau sumber dan siklus material 5) Indoor Air Health and Comfort (IHC) atau kualitas udara dan kenyamanan udara 6) Building and Enviroment Management (BEM) atau menejemen lingkungan bangunan Tahap penilaian Greenship terdiri dari: 1) Tahap rekognisi desain (design recognition DR) dengan maksimum nilai 77 poin. Pada tahap ini, tim proyek mendapat kesempatan untuk mendapatkan penghargaan sementara untuk proyek pada tahap finalisasi desain dan perencanaan berdasarkan perangkat penilaian Greenship. Tahap ini dilalui selama gedung masih dalam tahap perencanaan. 2) Tahap penilaian akhir (final assessment FA) dengan maksimum nilai 101 poin. Pada tahap ini, proyek dinilai secara menyeluruh baik dari aspek desain maupun konstruksi dan merupakan tahap akhir yang menentukan kinerja gedung menyeluruh. Setiap kategori terdapat beberapa kriteria yang memiliki jenis yang berbeda, antara lain sebagai berikut: 1) Kriteria prasyarat Kriteria prasyarat merupakan kriteria yang ada disetiap kategori dan harus dipenuhi sebelum dilakukan penilaian lebih lanjut berdasarkan kriteria kredit dan kriteria bonus. Kriteria prasyarat mempresentasikan standar minimum gedung

6 6 ramah lingkungan. Apabila salah satu prasyarat tidak dipenuhi, maka kriteria kredit dan kriteria bonus dalam semua kategori tidak dapat dinilai. Kriteria prasyarat tidak memiliki nilai seperti kriteria yang lain. 2) Kriteria kredit Kriteria kredit merupakan kriteria yang ada disetiap kategori dan tidak harus dipenuhi. Pemenuhan kriteria disesuaikan dengan kemampuan gedung yang akan dinilai. Bila kriteria terpenuhi maka gedung akan mendapatkan nilai dan apabila tidak terpenuhi maka gedung tidak akan mendapat nilai. 3) Kriteria bonus Kriteria bonus merupakan kriteria yang memungkinkan memberikan tambahan nilai. Selain tidak harus dipenuhi, pencapaian kriteria bonus dinilai cukup sulit dan jarang terjadi di lapangan. Nilai bonus tidak mempengaruhi nilai GREENSHIP, tetapi tetap diperhitungkan sebagai nilai pencapaian. Oleh karena itu, gedung yang memenuhi kriteria bonus memiliki prestasi tersendiri. Sebelum melalui proses sertifikasi, proyek harus memenuhi kelayakan yang ditetapkan oleh GBC Indonesia. Kelayakan tersebut antara lain: 1) Minimum luas gedung adalah 2500 m 2. 2) Kesediaan data gedung untuk diakses GBC Indonesia terkait proses sertifikasi. 3) Fungsi gedung sesuai dengan peruntukan lahan berdasarkan RT dan RW setempat. 4) Kepemilikan AMDAL dan atau rencana Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)/ Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). 5) Kesesuaian gedung terhadap standar keselamatan untuk kebakaran. 6) Kesesuaian gedung terhadap standar ketahanan gempa. 7) Kesesuaian gedung terhadap standar aksesibilitas difabel. Penjabaran nilai pada setiap kategori greenship rating tool dapat dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini.

7 7 Tabel 2. 2 Penjabaran Nilai Kategori Kriteria Green Construction by Greenship Rating Tool GBCI Kategori Jumlah nilai untuk DR Jumlah nilai untuk FA Prasyarat Kredit Bonus Prasyarat Kredit Bonus ASD EEC WAC MRC IHC BEM Jumlah Sumber: Grafik persentase penilaian greenship untuk bangunan baru v1.2 dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini ASD EEC WAC MRC IHC BEM DR FA Gambar 2. 1 Grafik Persentase Penilaian Greenship untuk Bangunan Baru v1.2 Predikat gedung greenship untuk bangunan baru v1.2 dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah ini.

8 8 Tabel 2. 3 Predikat Gedung Menurut Greenship untuk Bangunan Baru v1.2 Predikat Point Platinum 74 Emas 58 Perak 47 Perunggu 35 Sumber: b. Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) v4 for BD+C. LEEDS merupakan sistem klasifikasi green building yang dibuat oleh United State Green Building Council (USGBC). LEEDS dibuat pertama kali pada tahun 1998 yang kemudian disempurnakan tiap tahunnya. LEEDS versi terbaru adalah LEEDS v4 tahun Kriteria LEEDS v4 for BD+C: New Construction and Major Renovation mencakup hal antara lain sebagai berikut: 1) Location and Transportation (LT) (16 point) Penilaian location and transportation antara lain sebagai berikut: a) LEEDS for neighborhood development location b) Sensitive land protection c) High priority site d) Surrouding dencity and diverse uses e) Access and quality transit f) Bicycle facilies g) Reduced parking footprint h) Green vehicles 2) Sustainable Sites (SS) (10 point) Penilaian sustainable sites antara lain sebagai berikut: a) Site assessment

9 9 b) Site development c) Open space d) Rainwater management e) Heat island reduction f) Light pollution reduction 3) Water Efficiency (WE) (11 point) Penilaian water efficiency antara lain sebagai berikut: a) Outdoor water use reduction b) Indoor water use reduction c) Water matering d) Cooling tower water use 4) Energy and Atmosphere (EA) (33 point) Penilaian energy and atmosphere antara lain sebagai berikut: a) Enhanced commissioning b) Optimize energy performance c) Advanced energy metering d) Demand response e) Renewable energy production f) Enhanced refrigerant management g) Green power and carbon offsets 5) Materials and Resources (MR) (13 point) Penilaian materials and resources antara lain sebagai berikut: a) Building life cycle impact reduction b) Building product disclosure and optimization environmental product declarations c) Building product disclosure and optimization sourcing of raw materials d) Building product disclosure and optimization material ingredients

10 10 e) Construction and demolition waste management 6) Indoor Environmental Quality (IEQ) (16 point) Penilaian indoor environmental quality antara lain sebagai berikut: a) Enhanced indoor air quality strategies b) Low emitting materials c) Construction indoor air quality management plan d) Indoor air quality assessment e) Thermal comfort f) Interior lighting g) Daylight h) Quality views i) Acoustic performance 7) Innovation (I) (6 point) Penilaian innovation antara lain sebagai berikut: a) Innovation b) LEED accredited professional 8) Regional Priority (RP) (4 point) Grafik persentase penilaian LEEDS v4 for BD+C dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini LT SS WE EA MR IEQ IEQ RP Gambar 2. 2 Grafik Persentase Penilaian LEEDS v4 for BD+C Sertifikasi penilaian LEED antara lain sebagai berikut 1) Certified : point

11 11 2) Silver : point 3) Gold : point 4) Platinum : point c. Building Research Establishment Environmental Assessment Method (BREEAM) BREEAM pertama kali dibentuk tahun 1990 oleh Building Research Establishment (BRE) di United Kingdom (UK). BREEAM merupakan standar kriteria green building yang berlaku di UK. BREEAM environmental section weightings dapat dilihat pada Tabel 2.4 di bawah ini. Tabel 2. 4 BREEAM Environmental Section Weightings Weighting (%) No Environmental Section Fully fitted out Shell only Shell and core only 1 Management 12 12, Health and Wellbeing ,5 3 Energy 15 14, Transport 9 11, Water 7 4 7,5 6 Materials 13,5 17,5 14,5 7 Waste 8,5 11 9,5 8 Land Use and Ecology Pollution Total Innovation (additional) Sumber:

12 12 Bangunan fully fitted out merupakan bangunan dengan kriteria sebagai berikut: 1) Air conditioning dengan sistem terpusat 2) Full mechanical ventilation, displacement ventilation and complex passive ventilation 3) Renewable energy resources 4) Laboratories and buildings that contain either fume cupboards, safety cabinets, and containment areas 5) Major water consuming plant of functions 6) Cold storage plant and enclosures 7) Escalators and travelling walkways Bangunan shell only merupakan bangunan dengan kriteria sebagai berikut: 1) External wall, windows, doors (external), roof, core internal walls, structural floors) 2) Hard and soft landscaping areas. Shell and core only adalah bangunan Shell only dengan instalasi terpusat dari communal transportasi sistem, sistem pengairan, fit out of common areas, mechanical and electrical central. d. Comprehensive Assessment System for Building environmental Efficiency (CASBEE) for Building (New Construction) CASBEE dikembangkan pertama kali tahun 2001 oleh Japan Green Building Council (JaGBC). CASBEE dapat digunakan untuk semua jenis bangunan kecuali rumah yang terpisah. Penilaian CASBEE sedikit berbeda dengan penilaian green building dari standar penilaian negara lain. Hal ini dikarenakan penilaian evaluasi sustainable building pada CASBEE menggunakan Building Environmental Efficiency (BEE). Penilaian CASBEE terdiri dari environmental quality of building (Q) dan environmental load reduction of building (LR). Penilaian dengan

13 13 nilai yang semakin tinggi akan menghasilkan perbaikan reduksi beban yang semakin tinggi dan kualitas performa bangunan yang tinggi. Sistem penilaian BEE antara lain sebagai berikut: 1) Penilaian terdiri dari skala penilaian 1-5 dengan penilaian standar 3. 2) Nilai 1 adalah kondisi minimum berupa pembangunan sesuai dengan praturan standar pembangunan yang berlaku di Jepang. 3) Sedangkan nilai 3 dihasilkan dengan pemenuhan standar teknik dan sosial penilaian. Konfigurasi standar penilaian CASBEE dapat dilihat pada Gambar 2.3 di bawah ini. Gambar 2. 3 Konfigurasi Standar Penilaian CASBEE Sumber: Rumus perhitungan BEE dapat dilihat pada Persamaan 2.1 di bawah ini....(2.1) Keterangan: BEE: Build Environment Efficiency SQ: Assessment results for Q

14 14 SLR: Assessment results for LR BEE juga bisa didapat dengan memplotkan nilai Q dan L ke dalam grafik. Q sebagai ordinat dan L sebagai aksis. Contoh penilaian BEE dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini. Gambar 2. 4 Building Environmental Efficiency Ranking with BEE and Rd Stars Sumber: Correspondence between ranks based on BEE values and assessments dapat dilihat pada Tabel 2.5 di bawah ini. Tabel 2. 5 Correspondence Between Ranks Based on BEE Values and Assessments Sumber: Assessment item included in environmental quality of building dapat dilihat pada Tabel 2.6 di bawah ini.

15 15 Tabel 2. 6 Assessment Item Included in Environmental Quality of Building Kriteria Indikator Keterangan Noise Sound environmental Sound insulation Sound absorption Room temperature control Indoor environmental Quality of service Thermal comfort Lighting and illumination Air quality Service ability Durability and reliability Humidity control Type of air conditioning system Daylight Anti glare measures Illuminance level Lighting controllability Source control Ventilation Operating plan Functionality and usability Amenity Maintenance Earthquake resistance Service life of components Realibility Sumber: Flexibility and adaptability Spatial margin Floor load margin Dilanjutkan

16 16 Tabel 2. 6 Building (a) Lanjutan Assessment Item Included in Environmental Quality of Kriteria Indikator Keterangan Outdoor environment (onsite) Sumber: Preservation and creation of biotope Townscape and landscape Local characteristics & outdoor amenity - - Attention to local character & improvement of comfort Improvement of the thermal environment on site Assessment items in environmental load reduction of building dapat dilihat pada Tabel 2.7 di bawah ini. Tabel 2. 7 Assessment Item Environmental Load Reduction of Building Kriteria Indikator Keterangan Control of heat load on the outer surface of buildings - Natural energy utilization - Energy Efficiency in building service system - Sumber: Efficient operation Monitoring Operating & management Dilanjutkan

17 17 Tabel 2. 7 Lanjutan Assessment Item Environmental Load Reduction of Building Kriteria Indikator Keterangan Water recources Water saving Rain water & grey water Reducting use of materials Continuing use of existing structural frame, etc Resources & materials Reducing use of nonrenewable recources Use of recycled materials as non structural materials Timber from sustainable forestry Efforts to enchance the reusability of components and materials Sumber: Avoiding the use of materials with pollutant content Use of materials without harmful substances Elimination of CFCs and halons Dilanjutkan

18 18 Tabel 2. 7 Lanjutan Assessment Item Environmental Load Reduction of Building Kriteria Indikator Keterangan Consideration global warming of - Off-site environment Sumber: Consideration of local environment Consideration of surrounding environment Air polution Heat island effect Load on local infrastructure Noise, vibration, and odor Wind/sand damage & daylight obstruction Light pollution Contoh Assessment of major item (radar chart) CASBEE for building (new construction) dapat dilihat pada Gambar 2.5 di bawah ini.

19 19 Gambar 2. 5 Assessment of Major Item (Radar Chart) CASBEE for Building (NC) Sumber: Performa bangunan yang standar ditunjukkan dengan radar chart berwarna merah. Semakin radar chart berada diluar garis merah maka bangunan mempunyai reduksi beban dan performa bangunan yang semakin baik. Assessment of middles item (bar chart) dapat dilihat pada Gambar 2.6 di bawah ini.

20 Gambar 2. 6 Assessment of Middle Item (Bar Chart) CASBEE for Building (NC) Sumber: 20

21 e. BCA Green Mark for New Buildings 2015 BCA Green Mark merupakan kriteria green building yang berlaku di Singapura. BCA Green Mark pertama kali ditetapkan pada Januari 2005 di Singapura. Penilaian BCA Green Mark terdiri dari 5 section antara lain sebagai berikut: 1) Climatic responsive design 2) Building energy performance 3) Resources stewardship 4) Smart and healthy building 5) Advanced green building efforts Kelima section akan dibagi kedalam 16 kriteria penilaian dengan 79 sustainability indicators. Green mark BCA-GM 2015 indicators dapat dilihat pada Tabel 2.8 di bawah ini. Tabel 2. 8 Green Mark BCA-GM 2015 Indicators Item Points Pre requisites - Pre requisites for all projects Pre requisites requirements gold, gold plus, and platinum awards NA Varies Climatic responsive design 30 Leadership 10 Climatic and contextually responsive brief 1 Integrative design process 2 Environmental credentials of project team 2 Building information modelling 2 User engagement 3 Sumber: Dilanjutkan 21

22 22 Tabel 2. 8 Lanjutan Green Mark BCA-GM 2015 Indicators Item Points Urban harmony 10 Sustainable urbanism 5 Integrated landscape and waterscape 5 Tropicality 10 Tropicality facade performance 4 Spatial quality and internal organisation 2 Ventilation performance 4 Building energy performance 30 Energy eficiency 7 Air conditioning total system efficiency 4 Lighting efficiency 3 Energy effectiveness 15 Building energy 11 Car park energy 2 Receptacle energy 2 Renewable energy 8 Feasibility study 0,5 Solar ready roof 1,5 Replacement energy 6 Sumber: Dilanjutkan

23 23 Tabel 2. 8 Lanjutan Green Mark BCA-GM 2015 Indicators Item Points Resources stewardship 30 Water 8 Water effuciency system 3 Water monitoring and leak detection 2 Alternative sources of water 3 Materials 18 Sustainable construction 8 Embodied energy and life cycle 2 Sustainable products 8 Waste 4 Environmental construction management programmes 1 Operational waste management 2 Provision of recycling system for horticultural or wood waste 1 Smart healthy building 30 Indoor air quality 10 Occupant comfort 2 Outdoor air 5 Contaminants 3 Sumber: Dilanjutkan

24 24 Tabel 2. 8 Lanjutan Green mark BCA-GM 2015 Indicators Item Points Spatial quality 10 Lighting 6 Acoustics 2 Wellbeing 2 Smart building operations 10 Energy monitoring 3 Demand control 3 Integration and analytics 3 System handover and documentation 1 Green mark point total 120 Advanced green efforts 20 Enhanced performance 15 Demonstrating cost effective design 2 Complementary certifications 1 Sosial benefits 2 Sumber: Penilaian BCA Green Mark award rating dapat dilihat pada Tabel 2.9 di bawah ini.

25 25 Tabel 2. 9 Green mark BCA-GM 2015 Indicators Sumber: f. Green Contractor Assessment Sheet oleh PT. PP (Persero) Tbk. Green Contractor Assessment Sheet adalah upaya penerapan green construction yang dilakukan oleh PT. PP (Persero) Tbk. Hal-hal yang tertuang dalam Green Contractor Assessment Sheet antara lain sebagai berikut: 1) Tepat guna lahan Memelihara kehijauan lingkungan proyek serta mengurangi emisi CO 2 dan gas polutan. Mengurangi beban drainasi kota akan limpasan air hujan maupun air dari kegiatan konstruksi baik kualitas maupun kuantitas. 2) Efisiensi dan konservasi energi Mendorong penghematan konsumsi/pemakaian energi selama kegiatan kontruksi dengan cara pemantauan pemakaian serta melakukan aplikasi upaya efifiensi energi. 3) Konservasi air Mendorong penghematan konsumsi/pemakaian air selama kegiatan kontruksi dengan cara pemantauan pemakaian serta melakukan aplikasi upaya efifiensi pengguanan air. 4) Manajemen lingkungan proyek konstruksi Melaksanakan pengolahan sampah selama proses konstruksi dan mendorong mengurangi terjadinya sampah sehingga mengurangi beban Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) serta melaksanakan program kampanya/ promosi green

26 26 construction dalam rangka sosialisasi dan edukasi akan pentingnya pengolahan kontruksi ramah lingkungan. 5) Sumber dan siklus material Mengoptimalkan penggunaan material yang ada untuk mengurangi pemakaian bahan mentah atau material baru serta melaksanakan proses produksi yang ramah lingkungan. 6) Kesehatan dan kenyamanan di dalam lokasi proyek konstruksi Menjaga dan meningkatkan kualitas udara serta kenyamanan udara serta menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan seperti mengurangi dampak asap rokok, debu, serta mengurangi pemakaian material yang dapat membahayakan kesehatan. g. Indikator Kriteria Penilaian Green Construction menurut Penelitian Terdahulu Kriteria green construction menurut Asawidya dkk. (2011) dapat dilihat pada Tabel 2.10 di bawah ini.

27 27 Tabel Kriteria Green Construction Penelitian Asawidya dkk. (2011) Kriteria Green Construction Mean SD Peran manager 4,33 0,84 Pelatihan 3,97 1,00 Investasi 3,53 1,17 Program pengelolaan lingkungan 4,10 0,96 Penelitian dan pengembangan 3,00 0,74 Perencanaan lingkungan 3,67 0,88 Peran pemerintah 3,90 0,81 Peralatan 3,67 0,88 Kontrol polusi air 3,20 0,92 Kontrol polusi udara 3,20 0,71 Kontrol polusi suara 3,20 0,96 Kontrol polusi limbah 3,80 1,03 Kontrol polusi getaran 4,03 0,84 Dampak ekologis 2,90 0,80 Pemakaian energi 3,27 0,90 Sumber: Asawidya dkk. (2011) Indikator green construction menurut Ervianto dkk. (2014 a) dapat dilihat pada Tabel 2.11 di bawah ini.

28 28 Tabel Indikator Green Construction Menurut Ervianto dkk. (2014 a) No Kriteria green construction Prioritas I Prioritas II 1 Manajemen lingkungan proyek Konservasi energi Tepat guna lahan Konservasi air Kualitas udara tahap konstruksi Pengurangan jejak ekologis Pelatihan bagi subkontraktor Dokumentasi Pemilihan dan operasional peralatan kontruksi 10 Program kesehatan dan keselamatan kerja 11 Kesehatan lingkungan kerja tahap kontruksi 12 Penyimpanan dan perlindungan material Manajemen limbah kontruksi Perencanaan dan perlindungan lokasi pekerjaan Sumber dan siklus material Perencanaan dan penjadwalan proyek kontruksi Sumber: Ervianto dkk (2014 a) 0 5

29 29 Alignments factor green construction against environment, human, and management menurut Ervianto (2014 c) dapat dilihat pada Tabel 2.12 di bawah ini. Tabel Alignments Factor Green Construction Against Environment, Human, and Management No Factor Environment Score (%) Human Management 1 Water Conservation 18, Energy Conservation 13, Health fieldwork construction - 8,7-4 Health and safety programs - 8,1-5 Appropriate land use 7, Planning and scheduling of construction project 7 Planning and site protection employment 8 Reduction of the ecological footprint construction phase 9 The construction phase of air quality - - 6, ,9 5, , Recource and material cycles 4, Storage and protection of materials - - 3,7 12 Construction waste management 3,2 - - Sumber: Ervianto (2014 c) Dilanjutkan

30 30 Tabel Lanjutan Alignments Factor Green Construction Against Environment, Human, and Management No Factor Environment Score (%) Human Management 13 Environmental management project 14 Selection and operation of construction equipment 3, ,7 15 Training of subcontractor - - 2,5 16 Documentation - - 2,1 60,4 16,8 22,9 Sumber: Ervianto (2014 c) Importance Performance Analysis (IPA) Martilla & James (1997) mengemukakan IPA merupakan metode penelitian yang bertujuan mengukur hubungan antara persepsi konsumen dan prioritas peningkatan kualitas produk atau jasa yang dikenal dengan quadrant analysis. Martinez (2003) IPA mempunyai dua macam metode antara lain sebagai berikut: a. Menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata sumbu tingkat kinerja dan tingkat kepentingan dengan tujuan untuk mengetahui secara umum penyebaran data terletak pada kuadran berapa. b. Menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata hasil pengamatan pada sumbu tingkat kinerja dan sumbu tingkat kepentingan dengan tujuan mengetahui secara spesifik masing-masing faktor terletak pada kuadran berapa. Metode kedua lebih banyak digunakan oleh peneliti. Santoso (2013) prosedur penggunaan IPA antara lain sebagai berikut: a. Penentuan faktor-faktor yang akan dianalisa. b. Melakukan survey melalui penyebaran kuesioner.

31 31 c. Menghitung nilai rata-rata tingkat kepuasan dan prioritas penanganan. d. Membuat grafik IPA. e. Melakukan evaluasi terhadap faktor sesuai dengan kuadran masing-masing Diagram Kartesius Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah X untuk tingkat kepentingan dan Y untuk tingkat operasional. Skor penilaian untuk tingkat kepentingan dan tingkat operasional dapat dilihat pada Persamaan 2.2 dan 2.3 di bawah ini....(2.2)...(2.3) Keterangan: X Y n : skor rata-rata tingkat kepentingan : skor rata-rata tingkat operasional : skor penilaian untuk tingkat kepentingan : skor penilaian untuk tingkat operasional : jumlah responden Grafik IPA merupakan penggabungan pengukuran tingkat kepentingan dan tingkat operasional dalam grafik dua dimensi yang akan dibagi menjadi empat kuadran berdasarkan pengukuran importance performance. Grafik IPA dapat dilihat pada Gambar 2.7 di bawah ini.

32 32 Kuadran A Prioritas Utama Kuadran B Pertahankan Prestasi Kuadran C Prioritas Rendah Kuadran D Berlebihan Gambar 2. 7 Diagram IPA Keterangan: a. Kuadran A Prioritas Utama memiliki skor tingkat operasional tinggi tetapi memiliki skor rendah pada tingkat kepentingan. b. Kuadran B Pertahankan Prestasi memiliki skor tingkat kepentingan dan operasional yang tinggi. Kuadran ini merupakan kuadran yang paling ideal karena menunjukkan kriteria yang dimaksud penting dan musah dalam operasional. c. Kuadran C Kuadran yang paling tidak ideal karena memiliki skor kepentingan dan operasional yang rendah. d. Kuadran D

33 33 Berlebihan memiliki skor kepentingan yang tinggi tetapi dari tingkat operasional memiliki skor yang rendah Uji Validitas Santoso (2013), Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau ketepatan interpretasi suatu instrumen yang dibuat dari hasil pengukuran. Tinggi rendahnya validitas pengukuran menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari variabel yang dimaksud. Pengujian validasi menggunakan rumus pearson product moment yang dapat dilihat pada Persamaan 2.4 di bawah ini. [{ }{ }]...(2.4) Keterangan: r n x y : korelasi pearson product moment : jumlah subyek uji coba : nilai jawaban kuisioner tingkat kepentingan : nilai jawaban kuisioner tingkat operasional Instrumen dikatakan valid jika r hitung > r tabel atau (r hitung > r (d=0,01) > r (d=0,05) ). Selanjutnya uji validitas dengan menggunakan SPSS dengan alur uji validitas seperti Gambar 2.8 di bawah ini.

34 34 MULAI Memasukkan data ke data view Memilih analysis, correlate, bivariate, kemudian memasukkan semua variabel pada kotak variabel, memilih pearson pada pilihan correlate coefficiet. Menampilkan output SELESAI Gambar 2. 8 Alur Uji Validitas Data Uji Reliabilitas Santoso (2013) reliabilitas adalah tingkat atau kemampuan suatu instrumen untuk dapat mengukur suatu variabel secara berulang dan menghasilkan data yang sama atau dengan sedikit perbedaan. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya. Reliabilitas merupakan ciri utama instrumen pengukuran yang baik. Pengujian reliabilitas menggunakan koefisien alpha cronbach dengan taraf nyata 5%. Semakin dekat korfisien keandalan dengan 1 semakin baik. Sekaran (2006) keandalan kurang dari 0,6 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,7 bisa diterima, dan lebih dari 0,8 adalah baik. Rumus alpha cronbach dapat dilihat pada Persamaan 2.5, 2.6, dan 2.7 di bawah ini.

35 35 [ ]...(2.5)...(2.6)...(2.7) Keterangan: r n k : reliabilitas kuisioner : banyak butir pertannyaan : jumlah variasi butir : variasi total Alur uji reliabilitas dengan program SPSS dapat dilihat pada Gambar 2.9 di bawah ini.

36 36 MULAI Memasukkan data ke data view Memilih analysis, scale, reliability analysis, memasukkan semua variabel, memilih statistic, pilih item dan scale kemudian continue Menampilkan output SELESAI Gambar 2. 9 Alur Uji Reliabilitas Data

37 143

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode yang Digunakan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan studi literatur pada bab sebelumnya, ada 2 (dua) variabel penelitian yang akan menjadi bagian

Lebih terperinci

ABSTRAK. apartemen, Sea Sentosa

ABSTRAK. apartemen, Sea Sentosa ABSTRAK Dampak negatif dari global warming adalah kerusakan lingkungan dan pencemaran. Hal ini menjadi pendukung dimulainya gerakan nasional penghematan energi, baik dalam penghematan penggunaan bahan

Lebih terperinci

PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X

PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X Henny Wiyanto, Arianti Sutandi, Dewi Linggasari Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara hennyw@ft.untar.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION MENURUT KONTRAKTOR DI SURAKARTA

ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION MENURUT KONTRAKTOR DI SURAKARTA ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION MENURUT KONTRAKTOR DI SURAKARTA Nurul Fatimah 1) Widi Hartono, ST, MT; Ir. Adi Yusuf M., MT 2) Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas Sebelas

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GREENSHIP

SERTIFIKASI GREENSHIP SERTIFIKASI GREENSHIP ALUR PENDAFTARAN SERTIFIKASI GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.0 Keterangan : Proses Perijinan (Pihak Pemerintah) FS/TOR Project Plan Target Setting Proses Perencanaan (Pihak Pemilik

Lebih terperinci

Green Building Concepts

Green Building Concepts Precast Concrete Contribute to Sustainability Concept of Reduce, Reuse, Recycle Ir. Tedja Tjahjana MT Certification Director Green Building Council Indonesia Green Building Concepts Konsep bangunan hijau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemanasan global menjadi topik perbincangan dunia dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai peristiwa alam yang dianggap sebagai anomali melanda seluruh dunia dengan

Lebih terperinci

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP. 1. Fitra Nofra Y.P. Jacaranda obtusifolia 2. Fatizha Zhafira S. Lilium candidum 3. Nurita Arziqni Chrysanthemum morifolium

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP. 1. Fitra Nofra Y.P. Jacaranda obtusifolia 2. Fatizha Zhafira S. Lilium candidum 3. Nurita Arziqni Chrysanthemum morifolium SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP 1. Fitra Nofra Y.P. Jacaranda obtusifolia 2. Fatizha Zhafira S. Lilium candidum 3. Nurita Arziqni Chrysanthemum morifolium Analisis Teluk Jakarta dan Green Building Gedung Sinarmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya.

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Green building adalah bangunan di mana sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasianal pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability) dan menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan. Konsep ini sudah tidak asing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pusaka Asawidya dkk (2011) menjelaskan bahwa peralatan merupakan kriteria yang paling dominan dalam penerapan green construction pada proyek konstruksi

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG HIJAU PERKANTORAN Kafi uddin, MT

PERENCANAAN GEDUNG HIJAU PERKANTORAN Kafi uddin, MT PERENCANAAN GEDUNG HIJAU PERKANTORAN Kafi uddin, MT CURRICULUM VITAE Pendidikan : 1. S2, Energy Conservation - Universitas Indonesia 2. D4, Thermal System - Universitair de Joseph Fourrier France 3. D3,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh:

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh: IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA Oleh: Wulfram I. Ervianto 1, Biemo W. Soemardi 2, Muhamad Abduh dan Suryamanto 4 1 Kandidat Doktor Teknik Sipil,

Lebih terperinci

ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institute Teknologi Sepuluh Nopember MAKALAH TUGAS AKHIR ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Mada

Lebih terperinci

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP JUNDI FAARIS ALHAZMI A (Epiphyllum anguliger) IMAM AHMAD A (Cedrus atlantica) DINA MAULIDIA (Rosemarinus officinalis) CHALVIA ZUYYINA (Cinnamonum burmanii) ANALISIS TELUK BENOA

Lebih terperinci

Mada Asawidya [ ] Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D

Mada Asawidya [ ] Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D Oleh : Mada Asawidya [31.07.100.051] Dosen Pembimbing : Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D ABSTRAK konsep mengenai pembangunan suatu gedung maupun bangunan lainnya mengacu pada konsep

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INDIKATOR PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH

IDENTIFIKASI INDIKATOR PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH ISSN 2302-0253 7 Pages pp. 101-107 IDENTIFIKASI INDIKATOR PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH Muhammad Furqan 1, T. Budi Aulia 2, Hafnidar A. Rani 3 1) Magister

Lebih terperinci

PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL BUILDING

PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL BUILDING PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL BUILDING Muhammad Fatih, Yusuf Latief, Suratman Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

GREENSHIP HOMES Version 1.0

GREENSHIP HOMES Version 1.0 GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA GREENSHIP RATING TOOLS untuk RUMAH TINGGAL VERSI.0 S Version.0 DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA AGUSTUS 04 Visit us at www.greenshiphomes.org

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESESUAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI ITS FRISKARINDI NOOR WAKHIDAH

PENGUKURAN KESESUAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI ITS FRISKARINDI NOOR WAKHIDAH PENGUKURAN KESESUAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI ITS FRISKARINDI NOOR WAKHIDAH 3110100088 LATAR BELAKANG Menurunnya Kualitas Lingkungan Hidup Konsep Green Building

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis manajemen energi adalah keadaan dimana sumber energi yang ada tidak mampu dikelola untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah tertentu. Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemanasan Global Pemanasan global merupakan suatu proses meningkatnya suhu ratarata atmosfer laut, serta daratan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena global warming (pemanasan global) dan isu-isu kerusakan lingkungan yang beraneka ragam semakin marak dikaji dan dipelajari. Salah satu efek dari global warming

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Proyek Konstruksi Proyek konstruksi menurut Gauld (1985) dalam Ervianto (2005) adalah setiap usah atau kegiatan yang bertujuan untuk mendirikan suatu bangunan yang dalam

Lebih terperinci

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR Wiliem Koe 1, Regina Cynthia Rose 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK : Kegiatan konstruksi berdampak negatif terhadap lingkungan dengan

Lebih terperinci

KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K)

KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K) KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K) Dewi Rintawati 1, Bambang E. Yuwono 2 dan Mohammad Iqram 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jl. Kyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.1.1 Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah usaha yang kompleks dan tidak memiliki kesamaan persis dengan proyek manapun sebelumnya sehingga

Lebih terperinci

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY Kelompok 3 MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY Ketika Amway center dibuka di orlando pada 2011, menjadi LEED (Kepemimpinan dalam desain Energi dan Lingkungan) pertama yang meraih arena bola basket

Lebih terperinci

KEPENTINGAN STANDAR BANGUNAN HIJAU INDONESIA DAN PENGARUH PENERAPANNYA TERHADAP BIAYA PROYEK SELAMA UMUR BANGUNAN

KEPENTINGAN STANDAR BANGUNAN HIJAU INDONESIA DAN PENGARUH PENERAPANNYA TERHADAP BIAYA PROYEK SELAMA UMUR BANGUNAN KEPENTINGAN STANDAR BANGUNAN HIJAU INDONESIA DAN PENGARUH PENERAPANNYA TERHADAP BIAYA PROYEK SELAMA UMUR BANGUNAN Enry L. Dusia 1, Edwin S. Wiyono 2, Ratna S. Alifen 3, Jani Rahardjo 4 ABSTRAK: Green building

Lebih terperinci

STUDI TINGKAT KEBERLANJUTAN GEDUNG UNIT 8 UNIVERSITAS BUDI LUHUR DENGAN MENGGUNAKAN LEED FOR NEW CONSTRUCTION Anggraeni Dyah S, Sri Kurniasih

STUDI TINGKAT KEBERLANJUTAN GEDUNG UNIT 8 UNIVERSITAS BUDI LUHUR DENGAN MENGGUNAKAN LEED FOR NEW CONSTRUCTION Anggraeni Dyah S, Sri Kurniasih STUDI TINGKAT KEBERLANJUTAN GEDUNG UNIT 8 UNIVERSITAS BUDI LUHUR DENGAN MENGGUNAKAN LEED FOR NEW CONSTRUCTION Anggraeni Dyah S, Sri Kurniasih Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building (Faktor Penting dalam Penerapan Sustainable Development)

Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building (Faktor Penting dalam Penerapan Sustainable Development) Perencanaan Dengan Konsep Sustainable Building (Faktor Penting dalam Penerapan Sustainable Development) Yulesta Putra Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara I. Latar Belakang

Lebih terperinci

PENGARUH PARAMETER BANGUNAN HIJAU GBCI TERHADAP FASE PROYEK

PENGARUH PARAMETER BANGUNAN HIJAU GBCI TERHADAP FASE PROYEK PENGARUH PARAMETER BANGUNAN HIJAU GBCI TERHADAP FASE PROYEK Edwin S Wiyono 1, Enry L Dusia 2, Ratna S Alifen 3, Jani Rahardjo 4 ABSTRAK: Konsep bangunan hijau akhir-akhir ini telah banyak dikembangkan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING)

PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING) PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING) TA 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kementerian Pekerjaan Umum terus berusaha menyukseskan P2KH (Program Pengembangan Kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Literatur Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti di Indonesia antara lain: 1. Atmaja (2011), dalam skripsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah penduduk sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep bangunan hijau merupakan sebuah isu penting dalam desain arsitektur. Menurut Konsil Bangunan Hijau Indonesia, bangunan hijau adalah bangunan yang dalam tahap

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber

Lebih terperinci

CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION

CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION Wulfram I. Ervianto 1 1 Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma

Lebih terperinci

DIMENSI IMPLEMENTATIF PERTIMBANGAN ENERGI PADA BANGUNAN PELAYANAN ADMINISTRASI KAMPUS SEBAGAI UPAYA MENUJU BANGUNAN SADAR ENERGI

DIMENSI IMPLEMENTATIF PERTIMBANGAN ENERGI PADA BANGUNAN PELAYANAN ADMINISTRASI KAMPUS SEBAGAI UPAYA MENUJU BANGUNAN SADAR ENERGI TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 1, PEBRUARI 2012:63 70 DIMENSI IMPLEMENTATIF PERTIMBANGAN ENERGI PADA BANGUNAN PELAYANAN ADMINISTRASI KAMPUS SEBAGAI UPAYA MENUJU BANGUNAN SADAR ENERGI Dian Ariestadi

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI

SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI Febrian Pratama Poetra Setiawan 1, Grace Erny Gazali 2, Paulus Nugraha 3, Sandra Loekita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah Proyek Konstruksi Dalam jurnal Manajemen Limbah dalam Proyek Konstruksi (Ervianto, 2013), disebutkan bahwa limbah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

Sumber Produksi Tenaga Listrik PLN

Sumber Produksi Tenaga Listrik PLN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah Pada saat ini sumber daya energi yang ada di dunia semakin menipis. Karena semakin bertambahnya jumlah manusia di dunia maka penggunaan energi

Lebih terperinci

Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS?

Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS? Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS? KRISIS ENERGI Kebutuhan Persediaan PENGHEMATAN ENERGI GREEN BUILDING ECO CAMPUS PENERAPAN GEDUNG T.SIPIL TIDAK DI DESAIN DENGAN KONSEP GB

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION OLEH KONTRAKTOR DALAM PROYEK GEDUNG DI INDONESIA

PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION OLEH KONTRAKTOR DALAM PROYEK GEDUNG DI INDONESIA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION OLEH KONTRAKTOR DALAM PROYEK GEDUNG DI INDONESIA Wulfram I. Ervianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan vol 9 () (07) hal 7-4 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jtsp/index Pengukuran Greenship Home Pada Rumah Tinggal Berkonsep Green

Lebih terperinci

Gedung Asrama Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Berkonsep Hemat Energi

Gedung Asrama Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Berkonsep Hemat Energi Gedung Asrama Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Berkonsep Hemat Energi Gibran K. Aulia 1, Agung Murti Nugroho 2, Tito Haripradianto 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu aspek mendasar yang perlu dipahami oleh Perum Perhutani adalah karakter konsumen sebagai pengguna minyak kayu putih hasil produksinya, yaitu kepuasan. Dengan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMULAN DAN SARAN VI.. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Gedung erpustakaan usat UGM Sayap Selatan (L) diperoleh kesimpulan sebagai berikut:. enelitian ini menghasilkan daftar

Lebih terperinci

ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA

ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA Rizky Aulia 1), Happy R. Santosa, dan Ima Defiana 2) 1) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar Daftar Isi

DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar Daftar Isi DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Diagram iii I. Latar Belakang 1 II. Tujuan Kebijaksanaan Sustainable Building 1 III. Pengertian Sustainable Building 2 IV. Kebutuhan Akan Sustainable

Lebih terperinci

DESKRIPSI TINGKAT KEPENTINGAN KINERJA INFRASTRUKTUR GREEN TERMINAL UNTUNG SUROPATI KOTA PASURUAN

DESKRIPSI TINGKAT KEPENTINGAN KINERJA INFRASTRUKTUR GREEN TERMINAL UNTUNG SUROPATI KOTA PASURUAN Prosiding SENTIA 2017 Politeknik Negeri Malang Volume 9 ISSN: 2085-2347 DESKRIPSI TINGKAT KEPENTINGAN KINERJA INFRASTRUKTUR GREEN TERMINAL UNTUNG SUROPATI KOTA PASURUAN Agung Sedayu Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEMUDAHAN PELAKSANAAN DAN HAMBATAN DALAM PENERAPAN KRITERIA GREEN CONSTRUCTION DI SURAKARTA Abdjad Agung Artanto 1), Widi Hartono 2), Adi Yusuf Muttaqien 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Lingkungan hidup bukan semata-mata persoalan teknis. Demikian pula, krisis ekologi global yang kita alami dewasa ini adalah persoalan moral, krisis moral

Lebih terperinci

http://digilib.mercubuana.ac.id/z http://digilib.mercubuana.ac.id/z http://digilib.mercubuana.ac.id/z http://digilib.mercubuana.ac.id/z http://digilib.mercubuana.ac.id/z Laporan Perancangan Arsitektur

Lebih terperinci

Penerapan Aspek Green Material pada Kriteria Bangunan Ramah Lingkungan di Indonesia

Penerapan Aspek Green Material pada Kriteria Bangunan Ramah Lingkungan di Indonesia TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penerapan Aspek Green Material pada Kriteria Bangunan Ramah Lingkungan di Indonesia Dewi Rachmaniatus Syahriyah Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS

Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-186 Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS Dedy Darmanto dan I Putu Artama Wiguna, Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP KEBERHASILAN BANGUNAN HIJAU

STUDI TENTANG PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP KEBERHASILAN BANGUNAN HIJAU STUDI TENTANG PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP KEBERHASILAN BANGUNAN HIJAU Retno Minawati 1, Lydia Octavia Lumanto 2, Herry Pintardi Chandra 3 ABSTRAK : Pemangku kepentingan memiliki pengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99. BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pemanfaatan green material pada proyek konstruksi di Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemanfaatan green material berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, permasalahan yang sering sekali menjadi pusat perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. Di Indonesia, hal

Lebih terperinci

Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya

Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya Irfan Afrandi dan Ary Dedy Putranto Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167 Malang, 65145, Jawa Timur, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dalam bidang konstruksi bangunan atau properti dari tahun ke tahun semakin berkembang baik dari segi desain maupun kualitas bangunan tersebut. Saat ini

Lebih terperinci

KRITERIA BANGUNAN HIJAU DAN TANTANGANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

KRITERIA BANGUNAN HIJAU DAN TANTANGANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA KRITERIA BANGUNAN HIJAU DAN TANTANGANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Rezky Anggunmulia 1, Denny S. Widyanto 2, Herry P. Chandra 3 dan Soehendro Ratnawidjaja 4 ABSTRAK : Sektor bangunan memiliki

Lebih terperinci

PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) AHLI PENILAI BANGUNAN HIJAU

PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) AHLI PENILAI BANGUNAN HIJAU PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) AHLI PENILAI BANGUNAN HIJAU 1 L. Edhi Prasetya Abstrak Konsep bangunan hijau menjadi arus utama dunia saat ini, karena kesadaran akan pemanasan

Lebih terperinci

KONSEP ANALISA PENGARUH KRITERIA GREEN BUILDING TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PENGEMBANG PROPERTI DI SURABAYA

KONSEP ANALISA PENGARUH KRITERIA GREEN BUILDING TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PENGEMBANG PROPERTI DI SURABAYA KONSEP ANALISA PENGARUH KRITERIA GREEN BUILDING TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PENGEMBANG PROPERTI DI SURABAYA Intan Mayasari 1) dan Christiono Utomo 2) 1) Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

MANAGEMENT ENERGI DI GEDUNG OLEH: PRIHADI SETYO DARMANTO

MANAGEMENT ENERGI DI GEDUNG OLEH: PRIHADI SETYO DARMANTO MANAGEMENT ENERGI DI GEDUNG OLEH: PRIHADI SETYO DARMANTO FAKTA KONSUMSI LISTRIK TAHUNAN BANGUNAN TINGGI (DKI KHUSUSNYA) DI INDONESIA MASIH >200 KWH/M 2 CUKUP TINGGI DI ASEAN AKIBAT VARIASI UMUR BANGUNAN

Lebih terperinci

Implementasi Konstruksi Hijau Pada Proyek Apartemen Grand Kamala Lagoon Tower Emerald Bekasi

Implementasi Konstruksi Hijau Pada Proyek Apartemen Grand Kamala Lagoon Tower Emerald Bekasi Implementasi Konstruksi Hijau Pada Proyek Apartemen Grand Kamala Lagoon Tower Emerald Bekasi Nadia Khairarizki 1 dan Wasiska Iyati 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada 90 Gourmet restaurant, dapat ditarik kesimpulan bahwa 90 Gourmet restaurant, 78% memenuhi aspek green desain

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL Allan Subrata Ottong 1, Felix Yuwono 2, Ratna S. Alifen 3, Paulus Nugraha 4 ABSTRAK : Pembangunan rumah tinggal di Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

Perancangan Perbaikan Aspek Green Building Gedung Bapekko Surabaya Dengan House of Quality

Perancangan Perbaikan Aspek Green Building Gedung Bapekko Surabaya Dengan House of Quality Presentasi Sidang Tugas Akhir Perancangan Perbaikan Aspek Green Building Gedung Bapekko Surabaya Dengan House of Quality Herdian Rachmat Praditya 2510100049 Dosen Pembimbing : Dr. Imam Baihaqi, ST, M.Sc

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016 ANALISIS KUALITAS LAYANAN DEPARTEMEN ENGINEERING SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD STUDI KASUS DI CHEVRON INDONESIA COMPANY WILAYAH OPERASI KALIMANTAN Enri Gausman Lubis 1), dan Fuad Achmadi

Lebih terperinci

Peran Green Building dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Lingkungan Binaan

Peran Green Building dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Lingkungan Binaan Peran Green Building dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Lingkungan Binaan Baharuddin Hamzah, Ph.D., LEED AP Hotel Clarion 27.11.2012 Tujuan Pada akhir presentasi ini diharapkan adanya peningkatan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. benua. 1 Bahasa dari setiap belahan di dunia digunakan dan dituturkan oleh semua

BAB I Pendahuluan. benua. 1 Bahasa dari setiap belahan di dunia digunakan dan dituturkan oleh semua benua. 1 Bahasa dari setiap belahan di dunia digunakan dan dituturkan oleh semua Pusat Bahasa di Yogyakarta BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Dalam perkembangan zaman saat ini, manusia

Lebih terperinci

Workshop Green Building and Rating System. PRASETYOADI, IAI Jasindo - IAI 26 Januari 2017 GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA

Workshop Green Building and Rating System. PRASETYOADI, IAI Jasindo - IAI 26 Januari 2017 GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA Workshop Green Building and Rating System PRASETYOADI, IAI Jasindo - IAI 26 Januari 2017 GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA Green Building Council Indonesia Source: Global Footprint Network Departures in

Lebih terperinci

Laboratorium Kesehatan Masyarakat dengan Kajian Green Building di Universitas Mulawarman Samarinda

Laboratorium Kesehatan Masyarakat dengan Kajian Green Building di Universitas Mulawarman Samarinda Laboratorium Kesehatan Masyarakat dengan Kajian Green Building di Universitas Mulawarman Samarinda Rahmat Khoirul Huda 1, Agung Murti Nugroho 2, Bambang Yatnawijaya 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur/Fakultas

Lebih terperinci

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS TUGAS AKHIR-RC-09-1380 PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS Oleh : Dedy Darmanto ( 3108100027 ) Lokasi Studi Latar Belakang Krisis Energi Penghematan Energi Green Building Program

Lebih terperinci

MODEL RUMAH-C3 (CEDHAK-CILIK-CIUT) SEBAGAI SOLUSI GREEN BUILDING PADA RUMAH TINGGAL DI PERKOTAAN

MODEL RUMAH-C3 (CEDHAK-CILIK-CIUT) SEBAGAI SOLUSI GREEN BUILDING PADA RUMAH TINGGAL DI PERKOTAAN MODEL RUMAH-C3 (CEDHAK-CILIK-CIUT) SEBAGAI SOLUSI GREEN BUILDING PADA RUMAH TINGGAL DI PERKOTAAN Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos

Lebih terperinci

EVALUASI KRITERIA KELAYAKAN GREEN BUILDING PADA GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

EVALUASI KRITERIA KELAYAKAN GREEN BUILDING PADA GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA EVALUASI KRITERIA KELAYAKAN GREEN BUILDING PADA GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada jurusan Magister

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode-metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode-metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode-metode deskriptif. Penelitian ini menganalisis tingkat kepentingan dan penerapan Sistem

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN GREENSHIP NEIGHBORHOOD VERSION 1.0 PADA KAWASAN PERUMAHAN

ANALISIS PENERAPAN GREENSHIP NEIGHBORHOOD VERSION 1.0 PADA KAWASAN PERUMAHAN Konferensi Nasional Teknik Sipil Universitas Tarumanagara, 67 Oktober 07 ANALISIS PENERAPAN GREENSHIP NEIGHBORHOOD VERSION.0 PADA KAWASAN PERUMAHAN Iqbal Sadjarwo, dan Arianti Sutandi Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSULTAN DALAM MENENTUKAN DESAIN DAN JENIS BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN (GREEN BUILDING)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSULTAN DALAM MENENTUKAN DESAIN DAN JENIS BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN (GREEN BUILDING) Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSULTAN DALAM MENENTUKAN DESAIN DAN JENIS BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN (GREEN BUILDING)

Lebih terperinci

Catatan : *) BPO : Bahan Perusak Ozon GRK : Gas Rumah Kaca

Catatan : *) BPO : Bahan Perusak Ozon GRK : Gas Rumah Kaca Catatan : *) BPO : Bahan Perusak Ozon GRK : Gas Rumah Kaca Jakarta, 8 Nopember 2011 ACUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH 1. Penghapusan BPO & GRK - Keppres RI No. 23 / 1992 (perlindungan lapisan ozon) - UU No. 17

Lebih terperinci

TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA

TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA Diah Sari Pardina 1), Purwanita Setijanti 2) dan Christiono Utomo 3) 1) Program

Lebih terperinci

PENGERTIAN GREEN CITY

PENGERTIAN GREEN CITY PENGERTIAN GREEN CITY Green City (Kota hijau) adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU Jimantoro 1, Billie Jaya 2, Herry P. Chandra 3 ABSTRAK : Pemanasan global dan perubahan iklim

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan melakukan aktivitas karena adanya kebutuhan dan keinginan konsumen. Pada masa sekarang terjadi persaingan yang sangat ketat pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek pengamatan dan penelitian adalah menganalisa tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa yang diberikan di

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM ASSESSMENT PROSES KONSTRUKSI PADA GREENSHIP RATING TOOL Muhamad Abduh 1 dan Rizal Taufiq Fauzi 2 1 Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU

ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU Gregorius Kevin 1, Iwan Anggalimanto 2, Herry P. Chandra 3, Soehendro Ratnawidjaja 4 ABSTRAK : Konsep Bangunan Hijau atau Green Building muncul sebagai cara

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, teknik dan sumber. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

ENME Matematika Teknik Lanjut Advanced Engineering Mathematics 4 Wajib Peminatan Specialization Course 8 Subtotal 12

ENME Matematika Teknik Lanjut Advanced Engineering Mathematics 4 Wajib Peminatan Specialization Course 8 Subtotal 12 Struktur Kurikulum Program Studi Teknik Mesin S2 1st SEMESTER ENME801001 Matematika Teknik Lanjut Advanced Engineering Mathematics 4 Wajib Peminatan Specialization Course 8 SEMESTER 2 2nd SEMESTER Wajib

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Akademi Tehnik Mesin Industri (ATMI) Cikarang merupakan sebuah pendidikan D3 dengan jurusan teknik mesin industri. Dalam mendukung proses

Lebih terperinci

Evaluasi Konsep Bangunan Hijau Pada Kondominium The Accent di Kawasan Bintaro Tangerang Selatan

Evaluasi Konsep Bangunan Hijau Pada Kondominium The Accent di Kawasan Bintaro Tangerang Selatan Evaluasi Konsep Bangunan Hijau Pada Kondominium The Accent di Kawasan Bintaro Tangerang Selatan Jane Malinda 1 dan Andika Citraningrum 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur,

Lebih terperinci

MATERI APLIKASI KOMPUTER LANJUT UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

MATERI APLIKASI KOMPUTER LANJUT UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS MATERI APLIKASI KOMPUTER LANJUT UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS Jika kita akan melakukan penelitian yang menggunakan kuisioner, setelah kuisioner diisi oleh responden dan sudah tabulasi data, maka langkah

Lebih terperinci

PENGARUH INDOOR AIR HEALTH AND COMFORT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL BUILDING

PENGARUH INDOOR AIR HEALTH AND COMFORT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL BUILDING PENGARUH INDOOR AIR HEALTH AND COMFORT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL BUILDING Oghie M. Purnomo, Yusuf Latief, Suratman Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Dalam Tugas Akhir ini yang dibahas adalah kepuasan penumpang angkutan umum perkotaan. Tingkat kepuasan penumpang angkutan umum terhadap pelayanan merupakan faktor yang

Lebih terperinci