BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
|
|
- Iwan Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Divisi CIS sebagai Unit Bisnis Gambar 4. 1 Posisi Divisi CIS dalam struktur organisasi PT. Telkom 52
2 Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Divisi CIS Telkom Divisi Carrier and Interconnection (CIS) selama ini lebih dikenal sebagai divisi yang mengelola interkoneksi, meskipun sebenarnya Divisi CIS mengelola berbagai produk pada stream voice service, support facilities, leased capacity, 53andatory service, Port Connection, internet akses, dan IP transit. Pada awalnya, pengelolaan interkoneksi dilakukan oleh unit-unit di Divisi Regional yang tersebar di kantor pelayanan regional Telkom di seluruh Indonesia. Namun dalam perjalanan menuju profesionalisme pengelolaannya, Telkom membentuk pusat pelayanan interkoneksi pada tahun 2003 yang menjadi cikal bakal Divisi CIS saat ini. 53
3 Interkoneksi pada awalnya hanya adalah sebuah layanan, namun fase oligopoly telah menghapuskan fase monopoli dan duopoli, sehingga tuntutan pelayanan interkoneksi mengharuskan Telkom mengelola bisnis tersebut secara lebih profesional, itulah maksud dan tujuan pendirian Divisi CIS Telkom. Bagi Telkom, pengelolaan interkoneksi secara khusus dan bisnis intercarrier secara umum menjadi agenda penting karena bisnis intercarrier menjadi stream pendapatan baru yang signifikan, selain itu menjadi tuntutan dari aturan pemerintah yang sifatnya mandatori untuk memajukan skema bisnis telekomunikasi di Indonesia. Dalam perkembangannya, sekarang Divisi CIS tidak lagi hanya mengelola interkoneksi namun melayani segala kebutuhan yang diperuntukkan untuk pelanggan segmentasi OLO (Other Licence Operator), serta CIS sebagai single gateway pelayanan OLO. Untuk menjaminkan pelayanan terbaik kepada setiap OLO, Divisi CIS melakukan upaya terbaik dengan penekanan terhadap proses-proses operasional layanan, salah satu bukti nyata yang terkini adalah keberhasilan CIS menjadi unit pertama di Telkom yang berhasil meraih sertifikat sistem manajemen mutu ISO Versi 9001:2008 yang diterima pada tanggal 22 juli 2009 dari TUV Rheinland International ( 2010). Ruang lingkup perolehan Seritifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 meliputi interkoneksi, transponder dan sirkit langganan (SL). 54
4 Dengan umur Divisi CIS yang relatif baru, keberhasilan memperoleh sertifikasi bukanlah hal yang mudah. Karena Divisi CIS pada tahun 2004 masih sibuk dengan fokus pada pembangunan sistem dan percepatan layanan kepada mitra OLO. Sertifikasi bukanlah tujuan akhir Divisi CIS, tetapi lebih jauh adalah ujian komitmen untuk memastikan proses bisnis yang dibangun menjadi lebih efektif dalam perbaikan yang terus menerus untuk memberikan kepastian layanan kepada pelanggan. 4.2 Product & Service Produk dan Layanan TELKOM yang diberikan kepada OLO di Intercarrier-1 dan Intercarrier-2 adalah sebagai berikut : Layanan Interkoneksi Domestik Transit Domestik Merupakan layanan penyediaan jaringan atau elemen jaringan untuk keperluan penyaluran Panggilan Interkoneksi antar pencari Akses dengan menggunakan Jaringan Tetap (Jartap) Domestik TELKOM. Merupakan layanan yang memungkinkan OLO melalukan panggilan bebas (unsorted) menuju TELKOM untuk diteruskan secara tepat (sorted) ke terminasi Pointof Interconnection (PoI) OLO dimaksud. 55
5 4.2.2 Layanan Interkoneksi Internasional a.. Transit International Merupakan layanan penyediaan jaringan atau elemen jaringan untuk keperluan penyaluran Panggilan Interkoneksi internasional antar Pencari Akses dengan menggunakan Jartap Domestik TELKOM b. Outgoing Call International Merupakan layanan penyaluran panggilan Internasional dari OLO Pencari Akses yang melakukan terminasi di Jartap Internasional Pencari Akses dengan menggunakan Jartap Domestik TELKOM. Produknya dikenal sebagai TELKOM Sambungan Langsung Internasional (SLI) 007. c. Interkoneksi VoIP Merupakan layanan Voice over Internet Protocol (VoIP) yang diakses oleh OLO, Produknya dikenal sebagai TELKOMGlobal Sebagai akibat eksternalitas jaringan (kemampuan lebih jaringan karena terhubung dengan jaringan lain), maka TELKOM juga memberikan fasilitas kepada pelanggannya untuk melakukan panggilan interkoneksi ke pelanggan yang berada di jaringan penyelenggara lain. Layanan ini disebut sebagai layanan untuk retail interkoneksi. 56
6 4.2.3 Produk Jasa Jaringan (SL Lokal, SLAD, IPLC) Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjual belikan, Dalam bidang pemasaran, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Sebagaimana telah disebutkan di atas, salah satu produk/layanan yang dapat disediakan oleh Operator penyelenggara jaringan kepada operator penyelenggara jaringan/jasa lainnya untuk memenuhi kebutuhan end-customer adalah Infrastruktur Telekomunikasi. Menurut PM 3 tahun 2007, Sewa Jasa Jaringan dalah penyediaan jaringan transmisi terestrial komunikasi yang menghubungkan dua titik terminasi antara POP (Point Of Presence) secara permanen untuk digunakan secara eksklusif dengan kapasitas kanal transmisi yang simetris. Telkom sendiri pun mengklasifikasikan layanan wholesale Jasa jaringan menjadi beberapa produk, diantaranya adalah : 1. Sirkit Langganan Digital Terestrial (Leased Channel) Merupakan layanan yang meliputi LC untuk akses dan LC untuk transport yang meliputi kapasitas rendah (low capacity), medium, high, International Private LC. Deskripsi produk adalah sebagai berikut : 57
7 a. LC Merupakan layanan sewa sirkit langganan sesuai dengan kecepatan (misal : 64 kbps, 128 kbps, 2 Mbps, STM-1) melalui transmisi terestrial (fiber optic, radio, pair cable, dll). b. IPLC Secara generik 58, IPLC adalah saluran telekomunikasi clear channel, point to point, yang secara dedicated menghubungkan perangkat pelanggan yang terpisah secara geografis diantara 58egara-negara didunia, dapat digunakan untuk pengiriman data, voice, video serta bentuk-bentuk komunikasi lainnya. TELKOM IPLC sendiri adalah sirkit sewa clear channel yang secara dedicated menghubungkan perangkat pelanggan dari Indonesia ke negara lain dan sebaliknya, dengan menggunakan saluran telekomunikasi terrestrial milik PT Telekomunikasi Indonesia. Gambar 4. 3 Terrestrial Transport (Leased Channel) 58
8 2. Sirkit Langganan Digital Transmisi Satelit Yaitu layanan sewa sirkit langganan end to end melalui transmisi satelit (kecepatan 2-8 Mbps), ground segment disediakan oleh Telkom. Bisa disebut dengan produk IDR (Intermediate Data Rate). Layanan satelit yang diberikan TELKOM meliputi : a. Satellite Link (atau IDR = Intermediate Data Rate) IDR merupakan layanan sewa sirkit langganan end to end melalui satelit (kecepatan 1 Mbps sampai dengan 8 Mbps) dengan ground segment disediakan oleh TELKOM. Gambar 4. 4Satellite Link (TELKOM IDR) 59
9 3. Transponder (Transponder Leasing) Yaitu layanan sewa transponder satelit, ground segment disediakan oleh mitra. Merupakan layanan sewa transponder satelit dengan bandwidth diatas 8 Mbps, dengan ground segment disediakan TELKOM. Gambar 4. 5Telkom-1 Coverage Area 60
10 Gambar 4. 6Telkom-2 Coverage Area (ASEAN dan India beam) Produk New Wave (Metro-E, IP Transit) TELKOM Metro adalah produk komunikasi data berkecepatan tinggi dengan media akses wireless seperti layanan wireless broadband internet dan mobile VPN berbasis teknologi 3,5G HSDPA/HSPA, LTE, UMB, dan WiMAX. Layanan IP Transit adalah Layanan interkoneksi trafik ke global internet dengan fitur Full Route BGP (Border Gateway Protocol) Internet dan menggunakan blok IP dan AS (Autonomous System) number milik pelanggan dan juga memiliki jaminan ratio bandwidth ke Gateway Internet adalah 1:1 sampai ke upstream provider Telkom. 61
11 Gambar 4. 7 IP Transit JENIS LAYANAN Transit Global Best Path OptiC Layanan IP transit yang menggunakan routing best path (jalur terbaik) di antara gateway multi upstream provider Telkom dengan media kabel optik. Transit Global Dedicated Gateway Optic 1. Transit Global Dedicated Gateway Optic via STIX Layanan IP transit yang menggunakan routing dedicated melalui gateway STIX dengan media kabel optik. 2. Transit Global Dedicated Gateway Optic via TM Layanan IP transit yang menggunakan routing dedicated melalui gateway TM dengan media kabel optik. 62
12 4.3 Tujuan Strategis Gambar4.7 Pertimbangan dalam Perumusan Strategi Telkom CIS Sumber : Dokumen Business Plan Telkom CIS Pertimbangan dalam perumusan Strategi Telkom CIS di atas, terlihat bahwa analisis SWOT, yang merupakan gabungan dari analisis Lingkungan / Faktor Eksternal dan Lingkungan / Kapabilitas Internal, telah dilakukan pada proses Perumusan Strategi Perusahaan. Dalam Strategic Planning TELKOM CIS ditetapkan Visi dan Misi Telkom CIS, yang menjadi acuan bagi keberlangsungan dan cita-cita organisasi / perusahaan ke depan. 63
13 Tabel 4. 1 Visi Dan Misi Acuan dalam penetapan tujuan strategi Visi To become Leading T.I.M.E player to serve OLO Customer in the region. Misi 1. To provide one stop T.I.M.E services for OLO customer with excellent quality & competitive price 2. To be the Role Model as the Best Managed Carrier & Interconnection service in TELKOM. Dalam Misi Pertama Telkom CIS tersebut di atas terlihat jelas bahwa Excellent Quality menjadi acuan bagi keberlangsungan organisasi. Gambar 4. 8Analisa Perkembangan Teknologi Dalam Analisis Teknologi sebagaimana terlihat dalam Gambar, terlihat bahwa perkembangan Teknologi telah menyebabkan perubahan pola pengelolaan bisnis network telekomunikasi dari Traditional Architecture yang berbasis Teknologi TDM 64
14 ke Portalization of Communications yang berbasis Teknologi IP. Perkembangan ini tentu berpengaruh terhadap tingkat layanan (service level). Dalam Analisis Pasar, sebagaimana terlihat dalam Gambar, terlihat bahwa Market dianalisis perkembangan revenue nya. Dan perkembangan revenue ini tentu menuntut service excellence untuk mencapainya. Artinya perkembangan revenue sejalan dengan perkembangan tuntutan service excellence. Gambar 4. 9Trend Market Telekomunikasi Dalam Analisis Regulasi,terlihat bahwa seluruh Regulasi di analisis dan masingmasing Regulasi berpengaruh pada tingkat layanan dalam pengelolaan bisnis telekomunikasi. 65
15 Sebagai contoh : i. PM3 tentang Tariff Jasa Jaringan ditetapkan bahwa SLG harus 98%. ii. KM8: Tentang Interkoneksi yang mewajibkan seluruh operator mengajukan Daftar Penawaran Interkoneksi (DPI) yang di dalamnya terdapat penawaran produk dan tingkat layanan Identifikasi Pemain Dalam Industri Produk Jasa Jaringan Untuk menganalisis potensi kompetitif produk Jasa Jaringan perlu di ketahui pesaing yang sudah eksisting di pasar yang sama. Hasil identifikasi diperlihatkan pada Tabel dibawah. Tabel 4. 2Competitor Leased Line PROVIDER NAMA PRODUK DESKRIPSI VARIAN Moratel Domestic Leased Circuit (DLC)/International Leased Circuit (IPLC) Layanan sewa jaringan point to point dengan kapasitas yang disewakan sebesar n x 2 Mbps n x 2 Mbps XL Domestic/Internatio nal Leased Line Jaringan fiber 66ptic point-to-point yang disewakan kepada pelanggan korporat dan carriers E1, E3, DS3, STM1 Icon+ Clear Channel Layanan jaringan telekomunikasi non protocol (clear) dengan kapasitas besar menggunakan fiber 66ptic yang dimiliki oleh ICON+ berbasis teknologi SDH ( Synchronous Digital Hierarchy). ICON+ Clear Channel ini memberikan layanan komunikasi dedicated. E1, DS3, STM1 66
16 Indosat Indosat National Link (INL) INL menyediakan jasa komunikasi digital point to point dengan teknologi circuit switch, mempunyai kecepatan tinggi serta menghasilkan suara dan gambar dengan kualitas yang jernih. Layanan ini disediakan bagi pelanggan di Indonesia dengan cakupan 67ptic67ic. E1, DS3, STM1 Indosat Indosat World Link (IWL) Layanan sewa jaringan international, memilki kapasitas yang tinggi, yang dapat mengirim suara, data dan video dengan menggunakan serat 67ptic, radio maupun VSAT E1, DS3, STM1 PGN (Perusaha an Gas Negara) Leased Line Layanan sewa jaringan menggunakan serat optik n x 2 Mbps PROVIDER NAMA PRODUK Tabel 4. 3Competitor Transponder DESKRIPSI VARIAN Indosat Indosat Telecast Layanan sewa transponder untuk transmisi data yang ditujukan bagi operator telekomunikasi, internet, maupun broadcasting Long Term Services (minimal pengadaan 1 year); Satellite On Demand (penyewaan satelit berdasarkan permintaan) Apstar Transponder Services Layanan sewa transponder baik untuk jangka panjang atau on-demand untuk layanan seperti TV Broadcasting, corporate VSAT networks, news gathering, emergency communication etc Long-term Transponder Service Use (kerjasama penyewaan transponder dengan bandwidth tertentu yang tetap dengan masa sewa min 1 tahun. Penggunaan misal untuk TV Broadcasting, corporate VSAT Network). Occasional Transponder Service Use (kerjasama penyewaan transponder dengan bandwidth sesuai kebutuhan dalam jangka waktu tertentu. Misal untuk komunikasi darurat). 67
17 Chinasat Satellite Services Layanan sewa satelit Satellite fixed Communications, Ground Telecom Services, Satellite Mobile Communications, Integrated Imformation Services Sinosat Transponder Layanan sewa transponder dengan beberapa pilihan jangka waktu kontrak SINOSAT-1, SINOSAT-2 C-band and Ku-band (Long-term leasing (jangka waktu min 10 tahun), Short-term leasing (jangka waktu min 1 tahun), Lifetime leasing (jangka waktu min 20 tahun) Measat Transponder Layanan sewa transponder dengan beberapa pilihan jangka waktu kontrak MEASAT Full Time Transponder Lease (layanan sewa satelit min 1 15 tahun), MEASAT Flexible Transponder Leasing (layanan sewa satelit untuk jangka waktu singkat atau permintaan yang dinamis. Kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan. Penggunaan satelit seperti ini contohnya untuk service introduction, disaster recovery dan service back-up), MEASAT Occasional Usage Services (penyewaan satelit untuk occasional usage atau layanan gathering berita) Tabel 4. 4Competitor IDR PROVIDER NAMA PRODUK DESKRIPSI VARIAN CSM IDR Dedicated Layanan sewa jaringan satelit yang bersifat dedicated yang ditujukan bagi pelanggan OLO, termasuk dialamnya ISP dan operator lainnya n x 2 Mbps Lintasarta IDR Services Layanan sewa jaringan satelit yang bersifat dedicated yang ditujukan bagi pelanggan OLO, termasuk dialamnya ISP dan operator lainnya n x 1 Mbps 68
18 Patrakom PatraLink Layanan hubungan data satelit dari titik ke titik dengan kecepatan, sinkronisasi, dan dedikasi yang tinggi n x 2 Mbps AJN IDR Layanan sewa jaringan satelit end to end melalui satelit, kecepatan mulai dari 1 Mbps n x 1 Mbps PSN IDR/Mobile Satellite System Layanan sewa jaringan satelit yang bersifat end to end, khususnya ditujukan untuk perusahaan telekomunikasi n x 2 Mbps Setelah diketahui pemain dalam lingkungan industry telekomunikasi data jasa Jaringan, maka tahapan selanjutnya dari analisis potensi kompetitif layanan jasa jaringan Telkom adalah pendefinisian peran sesuai dengan model Porter 5 Forces. Pendatang baru Pemasok / vendor Perangkat jasa jaringan Pesaing industri Pengguna jasa / pelanggan Produk pengganti Gambar 4. 10Pendefinisian peran dalam model Porter 5 Forces Jasa Jaringan. Pada gambar 4.10 ditunjukan pendefinisian peran dalam Porter 5 Forces pada industry jasa jaringan di Indonesia yaitu sebagai berikut : 69
19 Pendatang baru di definisikan disini adalah Produk Jasa Jaringan yang akan masuk kedalam industry telekomunikasi Indonesia. Pembeli adalah pelanggan sebagai pengguna layanan, dapat merupakan pelanggan yang baru akan menggunakan layanan maupun pelanggan yang sudah ada. Produk pengganti adalah layanan sewa sirkit langganan sesuai dengan kecepatan (misal : 64 kbps, 128 kbps, 2 Mbps, STM-1) melalui transmisi terestrial (fiber optik, radio, pair cable, dll). Persaingan antar industry disini adalah persaingan antara operator jasa jaringan dalam industry telekomunikasi sesuai dengan data diatas Produk New Wave (Metro-E, IP Transit) Untuk menganalisis potensi kompetitif produk New Wave perlu di ketahui pesaing yang sudah eksisting di pasar yang sama. Hasil identifikasi diperlihatkan pada Tabel dibawah Tabel 4. 5Competitor Metro Ethernet PROVIDER NAMA PRODUK DESKRIPSI VARIAN Indosat Metro Ethernet (Enterprise) Sewa sirkit dengan kapasitas besar, minimal 10 Mbps dengan mengimplementasikan FO dan FO Switch 10, 100, hingga 1000 Mbps XL Metro Ethernet (Enterprise) Sirkit sewa point to point untuk hubungan inner-city dengan kapasitas minimal 10 Mbps - 1 Gbps 10 Mbps 1 Gbps 70
20 Lintasarta Metro Ethernet (Enterprise) Sewa sirkit dengan kapasitas besar, minimal 10 Mbps dengan mengimplementasikan FO dan FO Switch VPLS/E-LAN (multipoint-tomultipoint ethernet) E-LINE (point-topoint ethernet Biznet MetroWAN (Enterprise) Layanan local loop berbasiskan teknologi Ethernet, dapat menghubungkan dua titik antar HRB (High Rise Building) atau HRB dengan FTTH (Fiber to The Home) 1 Mbps 1 Gbps Icon+ Metro Ethernet (Enterprise) Layanan sewa sirkit high capacity (10,100, hingga 1000 Mbps) berbasis teknologi EFM (Ethernet in The First Mile) dengan menggunakan media transmisi fiber optik dengan jaminan keamanan yang tinggi membentuk Virtual LAN (VLAN). 10, 100, hingga 1000 Mbps PROVIDER NAMA PRODUK Tabel 4. 6Competitor Metro IP Transit DESKRIPSI VARIAN Indosat IP Transit Services Layanan interkoneksi trafik ke global internet dengan fitur full route BGP Internet dan menggunakan blok IP dan AS (Autonomous System) number milik pelanggan. Layanan ini memberikan jaminan ratio bandwith 1:1 sampai ke upstream Indosat. Transit Global Best Path Optic : Layanan IP transit yang menggunakan routing best path (jalur terbaik) di antara gateway multi upstream Indosat dengan media kabel optik. Transit Global Dedicated Gateway Optic : Layanan IP transit yang menggunakan routing dedicated melalui gateway STIX/TM dengan media kabel optik. 71
21 XL NAP Layanan yang ditujukan untuk Internet Services Provider (ISP) untuk koneksi ke global internet. Memberikan jaminan ratio bandwidth 1:1. Transit Global Best Path Optic : Layanan IP transit yang menggunakan routing best path (jalur terbaik) di antara gateway multi upstream Indosat dengan media kabel optik. Transit Global Dedicated Gateway Optic : Layanan IP transit yang menggunakan routing dedicated melalui gateway TM/UUNet/Singtel dengan media kabel optik. Napinfo/Matrix IP Transit Layanan point to pointyang bersifat secure ke global internet dengan performansi yang lebih handal dengan QoS 1:1. Transit Global Best Path Optic dan Trasnit Global Dedicated Gateway Optic. Dikelompokkan juga berdasarkan jangka waktu penyewaan (Jangka Panjang & Jangka Pendek) NTT IP Transit Services Layanan koneksi international yang menghubungkan ke global Tier 1 IP backbone Transit Global Best Path Optic dan Transit Global Dedicated Gateway Optic CSM IP Transit Services Layanan akses ke global internet (ISP utama dunia), sehingga akan mendapatkan layanan lebih cepat dan meminimumkan delay. - Setelah diketahui pemain dalam lingkungan industry telekomunikasi data New Wave, maka tahapan selanjutnya dari analisis potensi kompetitif layanan New Wave Telkom adalah pendefinisian peran sesuai dengan model Porter 5 Forces. 72
22 Pendatang baru Pemasok / vendor Perangkat Metro E atau IP Transit Pesaing industri Pengguna jasa / pelanggan Produk pengganti Gambar 4. 11Pendefinisian peran dalam model Porter 5 Forces Produk New Wave. Pendefinisian peran dalam model Porter 5 Forces pada industri komunikasi sebagai berikut : 1. Pendatang baru didefinisikan disini adalah Produk New Wave yang akan masuk kedalam industri komunikasi data di Indonesia. 2. Produk pengganti adalah komunikasi data berkecepatan tinggi dengan media akses wireless seperti wireless broadband internet dan mobile VPN layanan berbasis teknologi 3,5G HSDPA/HSPA, LTE, UMB, dan WiMAX. 3. Pembeli adalah pelanggan kelas korporasi yang menjadi target dan segmen sebagai pengguna produk, dapat merupakan pelanggan baru, pelanggan komunikasi data dengan format layanan data yang berbeda, maupun pelanggan layanan metro carrier ethernet services dan IP Transit. 73
23 4. Pemasok adalah vendor penyedia perangkat bagi penyedia jasa layanan komunikasi data berupa perangkat MEN atau perangkat pendukung IP transit dan metro carrier ethernet services ber-interface ethernet di sisi pelanggan (CE) seperti router, switch, modem, dan ethernet NIC. 5. Persaingan antar pesaing industri disini adalah persaingan antar operator jasa komunikasi data yang ada dalam industri komunikasi Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ( SWOT ) Identifikasi SWOT terdiri dari dua bagian yaitu Identifikasi SWOT parsial dan Indentifikasi SWOT total. Identifikasi SWOT parsial adalah untuk menetukan posisi perusahaan pada produk yang diidentifikasi terhadap market global Analisis SWOT Parsial SWOT Domestic Interconnection STRENGTHS Jumlah GW dan POI lebih banyak dibanding OLO dan tersebar nasional SDM berpengalaman dalam dunia telekomunikasi Layanan interkoneksi yang lengkap Strong brand image Most advance infrastructure (Voice &data/ip) among Indonesian telcos WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS Teknologi beberapa GW tertinggal, need upgrade/replacement Belum ada bisnis proses yg terintegrasi antara wholesale dan retail khususnya untuk marketing Solusi layanan bundling produk traffic network belum terpadu High dependency on Telkomsel Interconnection is regulated product Synergi TELKOM Group bisa membentuk kekuatan untuk menguasai pasar interkoneksi Fundamental Finansial TELKOM yg kuat mampu mendukung investasi dan aktivitas marketing Coverage TELKOM yang luas berpotensi menumbuhkan ketergantungan OLO terhadap layanan interkoneksi Growth industri telekomunikasi yang masih relatif tinggi Efisiensi dengan cost cutting solution dengan pemanfaatan infrastruktur bersama Low pricing di retail OLO berdampak negatif terhadap pricing interkoneksi Price war di retail akan menekan pricing interkoneksi New regulation (i.e. Cost based) Perpindahan layanan voice clear channel menjadi VoIP Penambahan lisensi JJ untuk OLO jartap mengubah terminasi JJ menjadi terminasi lokal (penurunan rate) 74
24 SWOT Transit Interconnection STRENGTHS Jumlah GW dan POI lebih banyak dibanding OLO dan tersebar nasional SDM berpengalaman dalam dunia telekomunikasi Layanan interkoneksi yang lengkap Strong brand image Most advance infrastructure (Voice &data/ip) among Indonesian telcos WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS Teknologi beberapa GW tertinggal, need upgrade/replacement Belum ada bisnis proses yg terintegrasi antara wholesale dan retail khususnya untuk marketing Solusi layanan bundling produk traffic network belum terpadu High dependency on Telkomsel Interconnection is regulated product Synergi TELKOM Group bisa membentuk kekuatan untuk menguasai pasar interkoneksi Fundamental Finansial TELKOM yg kuat mampu mendukung investasi dan aktivitas marketing Coverage TELKOM yang luas berpotensi menumbuhkan ketergantungan OLO terhadap layanan interkoneksi Growth industri telekomunikasi yang masih relatif tinggi Efisiensi dengan cost cutting solution dengan pemanfaatan infrastruktur bersama Penambahan kapasitas direct connect antar OLO Trend On Net OLO menurunkan revenue Transit New regulation (i.e. Cost based) Penambahan lisensi JJ untuk OLO jartap mengubah terminasi JJ menjadi terminasi lokal (penurunan rate) Perpindahan layanan voice clear channel menjadi VoIP SWOT International Interconnection STRENGTHS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS Mempunyai infrastruktur GW International & POP lebih banyak dibanding OLO SDM berpengalaman dalam dunia telekomunikasi Layanan akses SLI clear channel dan IP Strong brand image Most advance infrastructure (Voice &data/ip) among Indonesian telcos Supply chain yang panjang karena melibatkan 3 unit yaitu CIS TII - TELIN Belum ada bisnis proses marketing yang terintegrasi antara wholesale dan retail Skema promosi yang belum synergy antara TELKOM TII TELKOMSEL High dependency on Telkomsel Interconnection is regulated product Peluang merebut trafik dari Simbox Besarnya customer base OLO dan potensi trafik internasional (TKI) Coverage TELKOM yang luas berpotensi menumbuhkan ketergantungan OLO terhadap layanan interkoneksi Growth industri telekomunikasi yang masih tinggi Flexibilitas OLO dalam penggunaan + untuk merutingkan trafik outgoing internasional Tarif On-Net yg rendah mendorong maraknya pemakaian simbox Penambahan lisensi untuk operator SLI baru Tuntutan OLO untuk penurunan price retail outgoing internasional, Tuntutan OLO untuk kenaikan service charge outgoing internasional dan terminasi internasional Perpindahan layanan voice clear channel menjadi VoIP 75
25 SWOT Network Services STRENGTHS Coverage network TELKOM terluas dibanding penyelenggara lainnya Most advance infrastructure & capacity (Voice &data/ip) among Indonesian telcos Strong brand image High performance by design (full diversity network) WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS Supply chain yang panjang karena melibatkan unit di luar CIS Delivery time yang seringkali terlambat karena shortage alat produksi Ketidaktersediaan alat produksi High dependency on Telkomsel (most revenue generator) Setiap perubahan pricing melalui SBR memerlukan waktu yang sangat lama Kebutuhan transport OLO yang semakin besar Swap capacity/route dengan provider lain Coverage Network TELKOM yang luas menumbuhkan ketergantungan OLO terhadap Network Telkom Growth industri telekomunikasi yang masih relatif tinggi Pembangunan kapasitas secara leading supply diharapkan mampu memenuhi kebutuhan network nasional Service penanganan gangguan kompetitor lebih responsif Competitors offering lower pricing Optimal usage on Infrastructure (swap capacity & route, join investment, M&A, Roaming agreement) Penetrasi kompetitor ke pasar lebih agresif, terutama untuk Kolokasi Gedung Data Center Perpindahan layanan voice clear channel menjadi VoIP SWOT Transponder/IDR Services STRENGTHS Wide footprint coverage Strong brand image Has its own Satellites Long experienced Satellite Provider WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS Supply chain yang panjang karena melibatkan eksternal unit (Subdit Satelit Infratel) Delivery time yang seringkali terlambat karena alat produksi yang tidak tersedia Shortage alat produksi Highly dependent pada provider luar Pengupayaan OPEX yang relatif lama Kebutuhan transponder OLO yang masih besar Expand capacity transponder dengan teknik modulasi yang tepat Menumbuhkan ketergantungan OLO terhadap Network Telkom Variasi produk DBS meningkatkan kebutuhan akan transponder Pemenuhan kapasitas secara leading supply diharapkan mampu memenuhi kebutuhan Transponder Service penanganan gangguan kompetitor lebih responsif Competitors offering lower pricing Terdapat satelit asing yang mampu menjangkau area Indonesia Customer memiliki pilihan OLO yang lebih banyak dan bervariasi, sehingga memiliki daya tawar yang tinggi Ketersediaan kapasitas transponder dari kompetitor 76
26 SWOT IPLC Network STRENGTHS Coverage network TELKOM terluas dibanding penyelenggara lainnya Most advance infrastructure & capacity (Voice &data/ip) among Indonesian telcos Strong brand image High performance by design (full diversity network) segment domestic & international WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS Supply chain yang panjang karena melibatkan unit di luar CIS (TII & TELIN) Delivery time yang seringkali terlambat karena shortage alat produksi Lack information about global/iplc market High cost for domestic segment Setiap perubahan pricing melalui SBR memerlukan waktu yang sangat lama Kebutuhan transport international yang semakin besar Swap capacity/route dengan provider lain Coverage Network TELKOM yang luas menumbuhkan ketergantungan OLO terhadap Network Telkom Growth IP traffic membutuhkan IPLC kapasitas besar Pembangunan kapasitas secara leading supply diharapkan mampu memenuhi kebutuhan IPLC Service penanganan gangguan kompetitor lebih responsif Competitors offering lower pricing Optimal usage on Infrastructure (swap capacity & route, join investment, M&A, Roaming agreement) Perubahan harga di global berpotensi menurunkan margin TELKOM SWOT Multimedia/Datin STRENGTHS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS Coverage network IP TELKOM terluas dibanding penyelenggara lainnya Most advance infrastructure & capacity (IP) among Indonesian telcos Strong brand image High performance by design (full diversity network ) segment domestic & international Potensi jaringan akses lokal TELKOM untuk mendukung broadband services. Supply chain IP Transit yang panjang karena melibatkan unit di luar CIS (TII & TELIN) Delivery time yang seringkali terlambat karena shortage alat produksi Lack information about global IP market High cost for domestic segment Ketergantungan atas provider IP Port di International (SING, HK, MY) Peningkatan pasar internet di Indonesia akan membuat persaingan di bisnis IP Transit semakin ketat Swap capacity/route dengan provider lain Pemanfaatan resource yang optimal dapat meningkatkan daya saing TELKOM Growth IP traffic membutuhkan IPLC kapasitas besar Perubahan infrastruktur domestik menjadi IP Core sehingga kebutuhan BW akan semakin besar Kompetisi di bisnis IP karena kecepatan akses dan tarif yang semakin murah Competitors offering IP Transit at lower price Optimal usage on Infrastructure (swap capacity & route, join investment, M&A, Roaming agreement) Customer akan lebih sensitif terhadap harga daripada kualitas Penurunan revenue karena cost BW menajdi lebih murah 77
27 Analisis SWOT Total STRENGTHS WEAKNESSES OPPORTUNITIES Area layanan mencakup seluruh nasional & Regional Memiliki network & service berbasis NGN Mempunyai Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan network & service layanan berbasis TDM dan IP (NGN) Mempunyai financial capabilities yang besar untuk membangun/merperluas kapasitas Brand Image Telkom yang positif di Pasar supply chain yang panjang untuk beberapa produk karena melibatkan unit di luar cis Delivery time yang seringkali terlambat karena shortage alat produksi Belum ada bisnis proses yg terintegrasi antara wholesale dan retail khususnya untuk marketing Harga layanan saat ini dipersepsi relatif mahal High dependency on Telkomsel Kebutuhan transport yang semakin besar baik OLO maupun internasional. Swap capacity/route dengan provider lain Synergi TELKOM Group bisa membentuk kekuatan untuk menguasai pasar Terdapat kecenderungan operator untuk menyewa jaringan dibandingkan dengan membangun sendiri Growth industri telekomunikasi yang masih relatif tinggi 78
28 EFAS IFAS OPPORTUNITIES (O) / Peluang Kebutuhan transport yang semakin besar baik OLO maupun internasional. Swap capacity/route dengan provider lain Synergi TELKOM Group bisa membentuk kekuatan untuk menguasai pasar Terdapat kecenderungan operator untuk menyewa jaringan dibandingkan dengan membangun sendiri Growth industri telekomunikasi yang masih relatif tinggi THREATS (T) / Ancaman Kompetitor mampu memberikan layanan yang lebih kompetitif dengan service level yang lebih baik Service penanganan gangguan kompetitor lebih responsive Competitors offering lower pricing Customer memiliki pilihan OLO yang lebih banyak dan bervariasi, sehingga memiliki daya tawar yang tinggi Tabel 4. 7 MATRIK SWOT STRENGTHS (S) / Kekuatan WEAKNESS (W) / Kelemahan Area layanan mencakup supply chain yang panjang untuk seluruh nasional & Regional beberapa produk karena Memiliki network & service melibatkan unit di luar cis berbasis NGN Delivery time yang seringkali Mempunyai Kemampuan terlambat karena shortage alat untuk memenuhi kebutuhan produksi network & service layanan Belum ada bisnis proses yg berbasis TDM dan IP (NGN) terintegrasi antara wholesale Mempunyai financial dan retail khususnya untuk capabilities yang besar untuk marketing membangun/ memperluas Harga layanan saat ini kapasitas dipersepsi relatif mahal Brand Image Telkom yang High dependency on Telkomsel positif di Pasar Strategi SO Strategi WO Meningkatkan berbagai pilihan produk dan jasa dikarenakan penggunaan IT yang meluas Meningkatkan mutu pelayanan. Strategi ST Meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Terus melakukan inovasi di berbagai pilihan produk dan jasa. Mengefisienkan harga dan meningkatkan kualitas Meningkatkkan kualitas pelayanan dan memberikan pelatihan agar tidak melibatkan unit diluar cis untuk supply chain. Meningkatkan sistem dan menambah jumlah alat produksi agar tidak ada keterlambatan delivery time. Strategi WT Meningkatkan kualitas jasa kepada pelanggan Meningkat responsive service penanganan ketika terjadi kerusakan. Memberikan variasi produk yang lebih beragam. 79
29 Customer akan lebih sensitif terhadap harga daripada kualitas IFAS = Internal Strategic Factor Analysis Summary (Kekuatan dan Kelemahan) EFAS = External Strategic Factor Analysis Summary (Peluang dan Ancaman) Berdasarkan acuan pada penetapan strategis diatas, maka akan dihasilkan poin-poin tujuan strategis berdasarkan yang ada pada Balanced Scorecard. Perspektif Tabel 4. 8Tujuan Strategis Tujuan Strategis Financial Customer Proses Bisnis Internal Pertumbuhan dan Pembelajaran Menumbuhkan Revenue Meningkatkan pertumbuhan produksi Kepuasan pelanggan Kesetiaan dan kepercayaan pelanggan Tingkat kualitas jasa Tingkat pelayanan purna jual Pelatihan karyawan Ketrampilan karyawan Hubungan Sebab-Akibat (Cause and Effect Relationship) Gambar 4.12 menjelaskan hubungan sebab-akibat berbagai tujuan strategis yang saling berhubungan. Gambar dibawah ini menunjukkan setiap ukuran strategis dari setiap perspektif akan mempengaruhi perspektif lain sehingga memicu perspektif keuangan yang merupakan tujuan utama dari setiap perusahaan. 80
30 Perspektif Financial Meningkatkan Pertumbuhan Produksi 10 Meningkatkan Revenue 9 Perspektif pelanggan Mendapat Pelanggan baru Kepercayaan & kesetiaan pelanggan 7 Kepuasan Pelanggan 8 Perspektif Proses Bisnis Internal Kualitas jasa 5 Meningkatkan pelayanan purna jual Keteranpilan karyawan Perspektif Pertumbuhan & pembelajaran 1 2 Pelatihan karyawan Penggunaan teknologi Gambar Hubungan Sebab-Akibat 81
31 Keterangan dari gambar adalah sebagai berikut: 1. Hubungan (1) & (2) menjelaskan bahwa pelatihan kepada karyawan dan penggunaan teknologi yang tepat akan meningkatkan ketrampilan karyawan 2. Hubungan (3) & (4) menjelaskan bahwa ketrampilan karyawan akan mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan kepada pelanggan dan tingkat pelayanan jasa setelah jasa diberikan 3. Hubungan (5) & (6) menjelaskan bahwa kualitas jasa yang baik dan tingkat pelayanan purna jual yang baik akan meningkatkan kepuasan pelanggan 4. Hubungan (7) & (8) menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan akan berpengaruh kepada kepercayaan dan kesetiaan pelanggan dan kemampuan memperoleh pelanggan baru. 5. Kemampuan mendapatkan pelanggan baru (9) akan meningkatkan pendapatan dan akan meningkatkan perolehan laba bersih perusahaan (10) Ukuran Strategis Berikut ini adalah pembagian ukuran strategis dari Balanced Scorecard untuk masing-masing terlihat pada tabel. 82
32 Tabel 4. 9Tujuan dan Ukuran Strategis Perspektif Tujuan Strategis Ukuran Strategis Financial Pelanggan Proses Bisnis Internal Pertumbuhan & Pembelajaran Tingkat pertumbuhan Revenue Tingkat pertumbuhan EBITDA Kepuasan Pelanggan Mendapatkan pelanggan baru Kepercayaan dan kesetiaan pelanggan Tingkat kualitas jasa Tingkat pelayanan purna jual Pelatihan karyawan Penggunaan teknologi Ketrampilan karyawan Tingkat pertumbuhan Revenue Tingkat pertumbuhan EBITDA Tingkat kepuasan pelanggan atas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan Tingkat kecepatan respon perusahaan menangani keluhan pelanggan Pandangan pelanggan terhadap perusahaan Rata-rata waktu pemasangan jaringan internet % pelanggan baru % pelanggan yang berhenti berlangganan Tingkat complain pelanggan atas penggunaan jasa perusahaan Berapa kali frekuensi maintenance yang dilakukan terhadap jaringan internet Jumlah pelatihan karyawan dalam 1 bulan % karyawan yang termotivasi setelah mengikuti pelatihan Kemudahan dan kehandalan aplikasi % karyawan yang mendapat sertifikasi keahlian dalam bidang computer Pembobotan dan Target Strategis Pembobotan dan penentuan target strategis dilakukan dengan melakukan wawancara kepada pihak perusahaan. Bobot perspektif dan target strategis diperoleh dari pandangan business analyst perusahaan. 83
33 Tabel 4. 10Pembobotan pada setiap Unit Divisi CIS PENGUKURAN NO RESPONSIBILITY SATUAN Bobot Target FINANCIAL % 50 1 Increase Revenue Growth % 25 2 Increase Productivity (EBITDA DIV CIS) % 25 CUSTOMER % 30 3 Superior Value to Customer 30 a. Pencapaian Market Share : % b. Pencapaian CSI/CLI DIVCIS % INTERNAL BUSINESS PROCESS % 15 Operation & Customer Management Process 15 layanan purna jual % LEARNING & GROWTH % 5 Pelatihan dan Pendidikan % Total Pengukuran Kinerja Masing-masing Perspektif Pengukuran kinerja ini meliputi pengukuran kinerja perspektif keuangan, konsumen, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif Keuangan Divisi CIS bergerak pada bisnis whoresale sehingga pengukuran kinerja keuangan yang digunakan yaitu Revenue dan EBITDA. 84
34 Tabel 4. 11Revenue pertahun Divisi CIS Ukuran Interkoneksi 3,830,441 4,443,790 3,975,541 3,921,407 3,596,534 Network 2,174,519 2,523,410 2,688,908 2,515,066 2,497,016 Mmedia & Datin 9, , , , ,314 VAS 10,752 13,670 19, , ,911 Revenue 6,025,038 7,217,420 6,840,135 6,912,565 6,924,775 *Dalam Ribuan Tabel EBITDA pertahun Divisi CIS total beban 3,803,715 4,503,666 3,602,335 3,793,850 3,406,630 EBITDA 2,221,323 2,713,754 3,237,800 3,118,715 3,518,145 *Dalam Ribuan Tabel Growth Revenue dan EBITDA Divisi CIS Growth rata-rata Interkoneksi 16.01% % -1.36% -8.28% 1.04% Network 16.04% 6.56% -6.47% -0.72% 3.86% Mmedia & Datin 2,436.46% % % 88.10% % VAS 27.14% 43.72% % 24.51% % Revenue 19.79% -5.23% 1.06% 0.18% 15.62% EBITDA 22.17% 19.31% -3.68% 12.81% 37.80% REVENUE Pendapatan/hasil (revenue) merupakan hasil penjualan/penyerahan jasa oleh perusahaan kepada langganan atau penerima jasa. Menurut Harahap (2002:114) mengemukakan bahwa : suatu penghasilan akan diakui sebagai pendapatan pada periode kapan kegiatan utama yg perlu utk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai. 85
35 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Revenue pada tahun 2007 mencapai Rp Pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 19,79% menjadi Rp Pada tahun 2009 hasil penjualan mengalami penurunan sebesar 5.23% menjadi Rp Pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 1.06% menjadi Rp Dan Pada 2011 mengalami kenaikan sebesar 0.18% menjadi Rp EBITDA EBITDA adalah earning before interest,taxes, depreciation and amortization, yaitu pendapatan sebelum dipotong bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi. EBITDA bisa dihitung dengan mengurangi pendapatan usaha (operationg revenue) dengan beban usaha (operationg expenxes). Hasilnya,laba usaha (operating income) yang secara umum bisa disamakan dengan EBITDA ini. Beban usaha Divisi CIS terdiri dari beban karyawan, marketing, interkoneksi, biaya pemeliharaan dan operasi serta biaya umum dan administrasi. Hasil akhir EBITDA adalah laba bersih yang menunjukkan keuntungan besih hasil usaha selama setahun. Makin besar EBITDA berarti penjualan produk operator tersebut laku, produknya diminati masyarakat dan masyarakat membayar lebih banyak ke operator tersebut. Pada tahun 2007 EBITDA mencapai Rp Pada tahun 2008 EBITDA mengalami kenaikan sebesar 22.17% menjadi Rp Pada tahun 2009 kembali mengalami kenaikan sebesar 19.31% menjadi Rp Pada tahun 2010 EBITDA mengalami penurunan sebesar 3.68% menjadi Rp. 3,118,715. Dan pada 2011 EBITDA kembali mengalami kenaikan sebesar 12.81% menjadi Rp
36 miliaran rupiah Perspektif Konsumen Pengukuran kinerja perspektif konsumen pada PT Telkom Indonesia,Tbk Divisi CIS menggunakan ukuran, yaitu market share, dan Pencapaian Customer Satisfaction Index (CSI) dan Customer Loyalty Index (CLI) Market Share Pendapatan ,200 1, Telkom XL ISAT BTEL NTS OTHERS (+/- 94 OLO) Series1 1, Gambar 4. 13Grafik Pendapatan Sumber : Internal perusahaan Grafik di atas menunjukkan market share bisnis wholesale. Dan bila kita olah untuk dilakukan pemetaan terhadap besarnya pangsa pasar untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut : 87
37 Telkom 1,113 64% OTHERS (+/- 94 OLO) % XL 136 8% ISAT 120 7% BTEL 51 3% NTS 36 2% Gambar 4. 14Market share bisnis Telekomunikasi Sumber : Internal perusahaan Dari pie chart di atas dapat diketahui bahwa sampai saat ini, Telkom masih menguasai lebih dari setengah pasar dengan presentase 64%, penguasaan segmen pasar tersebut terjadi karena Divisi CIS selalu berusaha meningkatkan kualitas produknya, serta mutu pelayanan yang lebih baik. Dengan semakin beratnya kompetisi yang dihadapi oleh Telkom dalam menjadi penyedia produk baik interkoneksi, jasa jaringan, multimedia maupun VAS dalam industri telekomunikasi, maka perlu diambil langkah-langkah yang bersifat strategis maupun operasional agar dapat bertahan untuk berkompetisi dalam mempertahankan posisinya sebagai market leader dalam bisnis Wholesale CSL dan CLI Dalam menjaga kualitas pelayanannya Divisi CIS sangat memperhatikan kepuasan konsumennya, hal ini di tunjukan pada pelayanan Customer Care yang siap melayani gangguan maupun keluhan pelanggan. Hasil kinerja yang dilakukan Divisi CIS kepada pelanggannya pada akhir 2011 memperlihatkan adanya peningkatan Customer Satisfaction Index (CSI) dan Customer Loyalty Index (CLI) antara tahun 2006 dan tahun
38 100.0 CSI Total CSI Kantor Divisi Gambar 4. 15Customer Satisfaction Index Total Indeks CSI Kantor divisi NAIK sebesar 2,60 point dari tahun lalu menjadi 82,88 di tahun ini dan berada sedikit di atas indeks CSI overall. Kontribusi peningkatan indeks CSI Kantor Divisi (tertinggi) berasal dari aspek operasional pada Sales (91,96), produk Telkom IDR (97,26), serta dari OLO Patrakom (113,74) CLI Total CLI Kantor Divisi Gambar 4. 16Customer Loyalty Index Total Indeks CLI Kantor divisi tahun ini turun sebesar 5,61 poin menjadi 73,28 dan berada sedikit di bawah indeks CLI Total. 89
39 Perspektif Proses Bisnis Internal Layanan Purna Jual Dalam memberikan pelayana purna jual Divisi CIS memiliki pelayanan melalui C4 (Corporate Care Customer Center) bagi pelanggan korporasi dan 147 bagi pelanggan personal, yaitu melayani masalah gangguan, melaporkan atau meminta progress perbaikan terhadap keluhan / gangguan layanan, untuk saat ini Web In masih menggunakan Gambar Web In melalui Sumber: Internal Telkom Penyelesaian gangguan ini biasanya yang diutamakan kelas korporasi, kemudian baru menangani pelanggan personal. 90
40 Rekap Realisasi Waktu Penyelesaian Complaint (MTTR) dan Jumlah Complaint OLO PO Periode September 2009 s/d November 2011 Bulan Jumlah Lap. Ggn Target MTTR (Jam) Realisasi MTTR (Jam) Pencapaian ( % ) Diakui ( % ) Sept % % Okt % % Nov % % Des % % Jan % % Feb % % Mar % % Apr % % May % % Jun % % Jul % % Agts % % Sept % % Okt % % Nov % % Dec % % Jan % % Feb % % Mar % % Apr % % Mei % % Jun % % Jul % % Agts % % Sept % % Okt % % Nov % % Tabel Rekap Realisasi Waktu Penyelesaian Complaint (MTTR) 91
41 200.00% % % 50.00% 0.00% Realisasi MTTR Sept-09 Okt-09 Nov-09 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 May-10 Jun-10 Jul-10 Agts-10 Sept-10 Okt-10 Nov-10 Dec-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agts-11 Sept-11 Okt-11 Nov-11 Pencapaian ( % ) Menurut penulis, hasil yang diperoleh dari pelayanan gangguan dan progress perbaikan yang diberikan kepada customer cukup memuaskan, karena waktu penanganan yang diberikan sudah cukup efektif Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan Tujuan pembelajaran dan pertumbuhan adalah untuk memacu perbaikan dalam kinerja-kinerja yang lain, karena belajar dan tumbuh merupakan peroduk dan pelayanan untuk menciptakan ekspansi pasar dan sumber pendapatan. Karyawan dipandang sebagai penunjang yang penting bagi aktivitas belajar dan tumbuh, pelayanan serta perbaikan operasional. Tolak ukur kinerja yang berhubungan dengan pembelajaran dan pertumbuhan antara lain dinilai dari kemampuan pegawai yang terdiri atas pendidikan serta pelatihan terhadap karyawan tersebut Pelatihan dan Pendidikan Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting. Pertumbuhan dan perkembangan volume usaha perusahaan harus diimbangi dengan adanya ketersediaan jumlah sumber daya manusia yang memadai. Untuk mendukung 92
42 kegiatan operasional serta mengantisipasi persaingan antara perusahaan sejenis, Divisi CIS senantiasa memperhatikan kemampuan dan profesionalisme pegawai serta pendayagunaan pegawai secara optimal, dengan mengusahakan penempatan pegawai yang ada secara efisien. Perkembangan sumber daya manusia sekaligus peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan, baik yang diselenggaran oleh pihak intern maupun eksteren perusahaan. Oleh karena itu, Divisi CIS berupaya secara terus menerus dan terencana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar tercipta karyawan yang produktif melalui program pendidikan dan pelatihan pegawai. Program pelatihan karyawan dilakukan pada setiap Bulan seperti form pelatihan yang tertera di bawah ini : Gambar Laporan Pengembangan Sumber Daya Manusia 93
43 Adapun komposis karyawan berdasarkan level pendidikan, penulis sajikan di bawah ini: Tabel 4. 15Komposisi Karyawan Divisi CIS berdasarkan Pendidikan Tahun 2011 Loker Pendidikan Total JURU SMU STM D1 D2 D3 S1 S2 DIVISI CARRIER & INTERCONNECTION SERVICE 2 2 BID GENERAL SUPPORT BID BUSINESS DEVELOPMENT BID PERFORMANCE MANAGEMENT BID INTERCARRIER BID INTERCARRIER BID INTERCARRIER SUB DIV CUSTOMER CARE REPRESENTATIVE OFFICE SUMATERA I REPRESENTATIVE OFFICE SUMATERA II REPRESENTATIVE OFFICE JAKARTA AREA REPRESENTATIVE OFFICE JAWA BARAT REPRESENTATIVE OFFICE JAWA TENGAH REPRESENTATIVE OFFICE JAWA TIMUR REPRESENTATIVE OFFICE KALIMANTAN REPRESENTATIVE OFFICE KTI TOTAL Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tiap karyawan rata-rata mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat kesungguhan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya dengan tujuan utama untuk meningkatkan produktivitas karyawan dengan mengadakan program pendidikan, pelatihan maupun training yang telah terencana atau terjadwal sebelumnya. 94
BAB V ANALISA DATA. Gambar 5. 1 Kuadran Analisa SWOT
BAB V ANALISA DATA 5.1 Analisis SWOT 5.1.1 Kuadran Analisa SWOT Gambar 5. 1 Kuadran Analisa SWOT Kuadran 1 menggambarkan bahwa situasi yang sangat baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih
Lebih terperinciPT. PATRA TELEKOMUNIKASI INDONESIA
ated lete der. tion esia work Sekilas PATRAKOM PT. Patra Telekomunikasi Indonesia (PATRAKOM) berdiri sejak 28 September 1995 adalah penyedia solusi dan jaringan komunikasi dengan ijin Penyelenggara Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan Time Division Multiplexing (TDM) selalu berpikir bahwa Internet Protocol (IP) harus berjalan di atas infrastruktur Time Division Multiplexing (TDM),
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS 5 FORCES PORTER DAN STRATEGI SWOT
BAB 4 ANALISIS 5 FORCES PORTER DAN STRATEGI SWOT 4.1 ANALISIS 5 FORCES PORTER Dalam menentukan strategi diperlukan analisis untuk mendapatkan gambaran dan bukti bukti dari hasil analisa tersebut, bukti
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. : PT. Rahajasa Media Internet (RADNET) Alamat : Jl. Jendral Basuki Rahmat No Plaza BRI Lt. 8 Room 803.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Nama Perusahaan : PT. Rahajasa Media Internet (RADNET) Alamat : Jl. Jendral Basuki Rahmat No. 122 Plaza BRI Lt. 8 Room 803 Surabaya 60271 Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan bisnis interkoneksi, TELKOM merujuk kepada regulasi diantaranya adalah UU no.36 tahun 1999, Keputusan Menteri (KM) atau Peraturan Menteri (PerMen),
Lebih terperinciBAB 1 BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan bisnis di sektor telekomunikasi semakin ketat baik dari lingkungan bisnis jasa maupun industri telekomunikasi. Munculnya operatoroperator
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK
54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (PT Telkom) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus perusahaan publik yang menyediakan jasa layanan Telecommunication,
Lebih terperinciKONEKSI JARINGAN KECAMATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KONEKSI JARINGAN KECAMATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ICON+ COMPANY PROFILE PROFILE ICON+ Berdiri 3 Oktober 2000 Anak perusahaan PT PLN ( Persero ) : 84. 858. 999 saham milik PT PLN
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN
BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN 4.1 Faktor Strategi Eksternal 4.1.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal Penentuan faktor strategi eksternal bertujuan untuk mengetahui berbagai peluang serta ancaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara telekomunikasi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Jaringan. Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan
BAB II DASAR TEORI 2.1 Topologi Jaringan Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan lainnya) yang menggambarkan bagaimana berbagai elemen jaringan saling terhubung satu
Lebih terperinciAsniar As ad Business Manager YMID : niar.1703 Mobile :
No. 090/LA/562/2010 12 Januari 2010 Yang terhormat, Kepala Balai Monitor SFR Kelas II Makassar Jl. Poros Malino - Makassar Gowa Hal : Penawaran Koneksi Internet Dedicated Pertama-tama kami mengucapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi, pasar dan teknologi baik secara geografi maupun batas-batas budaya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Internasionalisasi merupakan dampak atas terjadinya globalisasi. Globalisasi merupakan proses perluasan yang menghubungkan individu, organisasi, pasar dan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang bisa dikatakan sangat pesat perkembangannya saat ini, setiap perusahaan dipicu untuk melakukan inovasi strategi pemasaran dan persaingan produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Telkom Akses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Telkom Akses PT. Telkom Akses (PTTA) merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya
Lebih terperinciBAB I PROFIL PERUSAHAAN
BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1. Sejarah Perusahaan PT Rahajasa Media Internet (RadNet) didirikan oleh dua orang pendiri, salah satu diantaranya adalah Roy Rahajasa Yamin, pada bulan November tahun 1994. RadNet
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil kesimpulan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG Suatu perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba yang optimal, dengan adanya laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan
Lebih terperinciWAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas
WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh perusahaan milik negara mulai tahun 1961. Pengembangan dan modernisasi atas infrastruktur telekomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Objek Studi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan
Lebih terperinciAnalisis Industri Telekomunikasi PT XL Axiata, Tbk
Industrial Competitive Analysis Dosen: Drs Ahmad Jamli, MA Telekomunikasi PT XL Axiata, Tbk Kelompok 2: Candra WP Dwi Joko PWA Eri Ardono S PT XL Axiata, Tbk Pada tahun 1996, XL mulai beroperasi secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam melakukan penelitian, penulis mengambil obyek di Divisi Enterprise (Dives), PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) untuk karyawan dengan jabatan
Lebih terperinciVoIP (Voice Over Internet Protocol)
VoIP (Voice Over Internet Protocol) VoIP (Voice over Internet Protocol) merupakan nama lain internet telephony. Internet telephony adalah hardware dan software yang memungkinkan pengguna Internet untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Profil Konsorsium PIB Anggota Konsorsium PIB
BAB I PENDAHULUAN Proyek akhir ini membahas mengenai analisis pengembangan jasa internet yang menerapkan teknologi Broadband Wireless Access (BWA) pada sebuah Konsorsium ISP di Bandung, oleh karena itu
Lebih terperinciVoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.
VoIP Apa itu VoIP???? Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Merupakan suatu cara berkomunikasi dengan mengirimkan paket-paket suara melalui jaringan internet dengan memanfaatkan protokol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perluasan coverage atau jangkauan dari suatu operator seluler dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perluasan coverage atau jangkauan dari suatu operator seluler dapat dilakukan tidak hanya pada cakupan nasional dengan membangun BTS (Base Transmission Station) yang
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KOMPETITIF DAN SWOT LAYANAN TELKOM METRO STUDI KASUS AREA JAKARTA TESIS
ANALISIS POTENSI KOMPETITIF DAN SWOT LAYANAN TELKOM METRO STUDI KASUS AREA JAKARTA TESIS Oleh CHARLES TOBING 0606151311 MANAJEMEN TELEKOMUNIKASI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PASCA SARJANA BIDANG
Lebih terperinci7.1 Karakterisasi Trafik IP
BAB VIII TRAFIK IP Trafik IP (Internet Protocol), secara fundamental sangat berbeda dibanding dengan trafik telepon suara (klasik). Karenanya, untuk melakukan desain dan perencanaan suatu jaringan IP mobile,
Lebih terperinciBAB II PT. TELKOM MEDAN. penyelenggara informasi dan Telekomuniasi (InfoComm) serta penyedia jasa
BAB II PT. TELKOM MEDAN A. Sejarah Ringkas PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan Telekomuniasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Telkom Grup merupakan perusahaan telekomunikasi yang memberikan layanan telekomunikasi yang lengkap dan mempunyai jaringan terbesar di Indonesia. Telkom
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.
Lebih terperinciVoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.
VoIP Apa itu VoIP???? Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Merupakan suatu cara berkomunikasi dengan mengirimkan paket-paket suara melalui jaringan internet dengan memanfaatkan protokol
Lebih terperinci7. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/PER/M.KOMINFO/04/05 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika;
6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 04 Tahun 2001 tentang Fundamental Technical Plan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 43/PER/M. KOMINFO/12/2007;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia IT dan telekomunikasi termasuk salah satu bisnis yang masih sangat cerah di masa mendatang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia IT dan telekomunikasi termasuk salah satu bisnis yang masih sangat cerah di masa mendatang. Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi
Lebih terperinci6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP
iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Studi Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Studi Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sumber: http://www.telkom.co.id/ 1.1.1. Profil Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Sumber (www.e-marketer.com, diakses 21 Maret 2016)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Perkembangan Bisnis Internet Sejak Pemerintah Indonesia mengembangkan infrastruktur internet pada tahun 1980an, jumlah pengguna internet terus
Lebih terperinci~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~
~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ Teknologi WAN Wide area network (WAN) digunakan untuk saling menghubungkan jaringan-jaringan yang secara fisik tidak saling berdekatan terpisah antar kota, propinsi
Lebih terperinciCOMPANY PROFILE. Visi Perusahaan
COMPANY PROFILE P T. P A R S A O R A N G L O B A L D A T A T R A N S Visi Perusahaan Menjadi pilihan pertama Internet Service Provider yang dipercaya untuk Customer (ISP yang Terpercaya). Misi Perusahaan
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. penyelenggara informasi dan telekomunkasi (infocomm) dan penyedia jasa dan
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunkasi (infocomm) dan penyedia jasa
Lebih terperinciPROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF
PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi
Lebih terperinciA I S Y A T U L K A R I M A
A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanskap bisnis telekomunikasi mengalami perubahan yang sangat cepat, tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun persaingan. Dari sisi teknologi
Lebih terperinciRencana Bisnis Pendirian Perusahaan Baru (Corporate Business Plan)
Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Baru (Corporate Business Plan) Ringkasan Eksekutif PT. INDOTRUST TECHNOLOGY merupakan perusahaan swasta nasional, yang rencananya akan didirikan pada bulan Juli tahun
Lebih terperinciPT. EXTRA POWERNET COMPANY PROFILE
PT. EXTRA POWERNET COMPANY PROFILE Surabaya Office : PT. EXTRA POWERNET Intiland Tower Lt.10 Suite 2a - 2b Jl. Panglima Sudirman 101 103 Surabaya 60271 Fax : 031-3898931 No : SLS-010/003/WDI-Corp/X/2012
Lebih terperinciBAB II PROFIL PT. TELKOM MEDAN. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan. network provider) yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya PT.
BAB II PROFIL PT. TELKOM MEDAN A. Sejarah Ringkas PT. TELKOM PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan Telekomuniasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia Telekomunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Iklim persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana pelanggan sangat kritis dengan kebutuhan dan keinginan yang terus berkembang. Oleh karena itu perusahaan
Lebih terperinciJielly Senewe
Jielly Senewe 080213007 XL XL adalah salah satu penyedia layanan seluler terdepan di Indonesia yang sebagian besar sahamnya dimiliki TM International Berhad, melalui Indocel Holding Sdn Bhd, Emirates Telecommunications
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penerapan software CRM.
Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Tujuan Penerapan Software Business Optimiser... 4 1.3 Perumusan Masalah... 4 BAB II LANDASAN TEORI... 5 2.1 PT. Nusantaratama Multi Media...
Lebih terperinci3 BAB III PERUMUSAN MASALAH
3 BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Alasan Pemilihan Masalah Untuk Dipecahkan 3.1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi menuntut adanya kesiapan setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas layanan dan
Lebih terperinciExpansi Bisnis Telekomunikasi Pada Area Non-Telecommunication. I. Pendahuluan. II. Study Case
Expansi Bisnis Telekomunikasi Pada Area Non-Telecommunication I. Pendahuluan Dalam tahun terakhir telah banyak transformasi yang dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi, dari industri lokal ke internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SMS A2P (Short Message Services Application To Person) adalah layanan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang SMS A2P (Short Message Services Application To Person) adalah layanan SMS yang dikirim dari suatu aplikasi ke pelanggan seluler sebagai respon atas kegiatan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi telepon bergerak adalah penurunan pendapatan usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi 1.1.1 Layanan Broadband Sebagai Sumber Pendapatan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, yang selanjutnya disebut Telkom merupakan satu-satunya Badan Usaha
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI DAN PERENCANAAN
BAB III IMPLEMENTASI DAN PERENCANAAN 3.1 Tahapan Proses Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan tentang proses penelitian yang dibagi dalam beberapa tahap seperti berikut: 1. Mempelajari konfigurasi layanan
Lebih terperinciPEMBANGUNAN FASTEL USO WHITE PAPER PELUANG USAHA DI BIDANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI
T PEMBANGUNAN FASTEL USO WHITE PAPER PELUANG USAHA DI BIDANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT TELEKOMUNIKASI Kata Pengantar Dokumen white paper ini merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion
40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arus informasi semakin maju akhir-akhir ini dan semakin menuntut kecepatan dari suatu jaringan yang digunakan. Jaringan komputer merupakan solusi yang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Teori Ethernet Over SDH SDH (Synchronous Digital Hierarchy) menjelaskan tentang transfer data dengan kapasitas yang besar menggunakan media transmisi serat opti, sistem detakan
Lebih terperinciMedia Transmisi Jaringan
Media Transmisi Jaringan Medium Transmisi pada Telekomunikasi Medium transmisi digunakan untuk mengirimkan informasi, baik voice maupun data dari pengirim ke penerima atau dari TX ke RX. Pada dasarnya
Lebih terperinciPrakiraan Kebutuhan Akses Broadband dan Perencanaan Jaringan Mobile WiMAX untuk Kota Bandung
Prakiraan Akses Broadband dan Perencanaan Jaringan Mobile WiMAX untuk Kota Bandung Natanael Makarios 1 Institut Teknologi Bandung Email: natanaelmakarios@yahoo.com Abstrak- Makalah ini memiliki bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang VSAT-IP
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk TELKOMVSAT-IP adalah layanan Jaringan akses melalui sistem komunikasi satelit untuk mendistribusikan layanan multimedia pita lebar yang berbasis Internet Protokol
Lebih terperinciMobile Enterprise Mobile Connectivity
Volume III No 25 - April 2005 Mobile Enterprise Mobile Connectivity Berbagai pilihan layanan komunikasi data bergerak kini telah tersedia untuk mendukung tren berkembangnya enterprise mobility. Bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan koneksi internet dan data komunikasi sudah menjadi kebutuhan penting dewasa ini terlebih dengan kemajuan penggunaan program aplikasi komputer dalam melakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil dan Sejarah PT Telkom Akses PT. Telkom Akses merupakan anak perusahaan dari PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Telkom.
Lebih terperinciPRODUK LAYANAN ICON+ ICONect ICONweb ICONBase ICONApps. V 1.4 September 2015 Divisi Produk dan Pemasaran PT Indonesia Comnets Plus
PRODUK LAYANAN ICON+ ICONect ICONweb ICONBase ICONApps V 1.4 September 2015 Divisi Produk dan Pemasaran PT Indonesia Comnets Plus ICONect Solusi konektivitas yang didukung jaringan serat optik dan satelit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi Peningkatan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau dikenal pula dengan nama Information and Communication Technology (ICT), khususnya melalui
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Divisi Wireless Broadband Sebelum bernama Divisi Wireless Broadband, divisi ini bernama Divisi Telkom Flexi yang memanfaatkan CDMA sebagai bisnis telekomunikasinya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Laporan Postel Sem.I/2014
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan telekomunikasi di Indonesia telah memasuki babak baru dengan semakin berkembang pesatnya industry teknologi informasi. Jangkauan telepon seluler
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada masa persaingan bebas ini, ketika semua aspek kehidupan. terus berkembang, konsumen semakin membutuhkan jasa telekomunikasi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa persaingan bebas ini, ketika semua aspek kehidupan terus berkembang, konsumen semakin membutuhkan jasa telekomunikasi yang dapat mendukung aktivitasnya. Menurut
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer
BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah
Lebih terperinciBeberapa Alternatif High Speed Network & Internet
Beberapa Alternatif High Speed Network & Internet Onno W. Purbo Computer Network Research Group Institiut Teknologi Bandung Outline Target Market - user perspective. User need? - user perspective. Alternatif
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan
BAB III LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung dalam pengerjaan tugas ini, seperti switch, router, dan metro Ethernet. 3.1 ROUTER ROUTER adalah alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Multimedia Nusantara. TelkomMetra yang pada awalnya menjalankan bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang TelkomMetra didirikan pada tanggal 28 Mei 1997 dengan nama PT Multimedia Nusantara. TelkomMetra yang pada awalnya menjalankan bisnis penyelenggaraan TV berbayar (Pay
Lebih terperinciBAB II PT.TELKOM KABUPATEN KARO KECAMATAN KABANJAHE. lainnya. Selain itu penyelenggaraan telekomunikasi membutuhkan
BAB II PT.TELKOM KABUPATEN KARO KECAMATAN KABANJAHE A. Sejarah Ringkas Telkom Sejarah bakal berdirinya TELKOM berawal dari Repelita V, dimana pemerintah merasakan perlunya percepatan pembangunan telekomunikasi,
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. NTT ( Nippon Telegraph & Telephone ) group memberikan layanan
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 RIWAYAT PERUSAHAAN NTT ( Nippon Telegraph & Telephone ) group memberikan layanan komunikasi sejak 1890. Mengoperasikan lebih dari 500 perusahaan, NTT group mengontrol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 63 juta pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pertumbuhan akses internet semakin pesat. Hal ini ditandai oleh jumlah pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 63 juta pada tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan
Lebih terperinciBAB III PERUMUSAN MASALAH
BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi di Indonesia saat ini sudah berkembang pesat. TELKOM tidak lagi bermain sendiri, ini dapat dilihat dengan banyaknya kompetitor-kompetitor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi telekomunikasi yang paling populer dan pesat perkembangannya pada saat ini adalah seluler, mobilitas merupakan keunggulan utama teknologi ini dibandingkan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan
Lebih terperinciTeknologi Komunikasi. INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Broadband & Telecommunication USO. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication
Modul ke: Teknologi Komunikasi INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Broadband & Telecommunication USO Fakultas Ilmu Komunikasi Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan
Lebih terperinciPertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010
Pertemuan 3 Local Area Network (LAN) Metropolitan Area Network (MAN) Wide Area Network (WAN) Jaringan Tanpa Kabel (Wireless) LAN Adalah : Suatu jaringan komputer yang terbatas dalam jarak atau area setempat
Lebih terperinciKAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN FWA INDOSAT TESIS
KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN FWA INDOSAT TESIS Oleh DESRITAYANTI 0606003253 MANAJEMEN TELEKOMUNIKASI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PASCA SARJANA BIDANG ILMU TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan jasa informasi dan komunikasi data. aplikasi komunikasi data yang mebutuhkan bandwidth besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era modern dan globalisasi, sekarang ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap
LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 08/Per/M.KOMINF/02/2006 TENTANG INTERKONEKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan
Lebih terperinciSTT Telematika Telkom Purwokerto
PENERAPAN JARINGAN MULTI SERVICE ACCESS NETWORK UNTUK MENDUKUNG NGN Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar pada mata kuliah Kinerja Telekomunikasi prodi S1 Teknik Telekomunikasi. Oleh : Lina Azhari
Lebih terperinciIPTV BUSINESS PLAN Case PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penulis: CHANDRA TAMRIN NPM : B MM BIZTEL ANGKATAN 4
IPTV BUSINESS PLAN Case PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penulis: CHANDRA TAMRIN NPM : B070041006 MM BIZTEL ANGKATAN 4 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN BISNIS TELKOM Bandung, September 2007 KATA PENGANTAR IPTV
Lebih terperinciBASEBAND, BROADBAND, DAN LEASED LINE
BASEBAND, BROADBAND, DAN LEASED LINE SISTEM TRANSMISI NAMA : SALSABILA FIRDAUSIA NURYADIN NIM : 1316030048 KELAS : T.TELEKOMUNIKASI 3D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 1 OKTOBER 2017 1.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan InfoComm yang memiliki layanan paling lengkap dan jaringan
Lebih terperinciTREND JARINGAN. Muhammad Riza Hilmi, ST.
TREND JARINGAN Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://www.rizahilmi.com Jaringan Komputer Sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer,
Lebih terperinciINTERNET-INTRANET 2. Bambang Pujiarto, S.Kom
INTERNET-INTRANET 2 Bambang Pujiarto, S.Kom Teknologi Internet Perangkat : PC /Komputer Modem, saluran telepon (Dial-Up) Router / Gateway (ISP) Ketentuan: Memiliki IP address dan atau jalur routing yang
Lebih terperinci