BAB II KAJIAN TEORI. Bab II ini berisi tentang kajian teori yang digunakan untuk mendukung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. Bab II ini berisi tentang kajian teori yang digunakan untuk mendukung"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI Bab II ini berisi tentang kajian teori yang digunakan untuk mendukung pembahasan pada bab-bab berikutnya yaitu definisi bank, fungsi bank, jenis bank, arti penting penilaian kesehatan bank, dan faktor yang diperlukan untuk menilai kesehatan bank. Penelitian terkait yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya juga dibahas guna mendukung dan menjaga keaslian penelitian ini. Logika fuzzy, himpunan fuzzy, toolbox fuzzy pada MATLAB dan grapichal user interface (GUI) pun dibahas sebagai landasan sistem Sugeno order nol dalam penelitian ini. A. Bank 1. Definisi Bank Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya (Kasmir, 2012: 3). Undang Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan mendefinisikan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarkat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa definisi bank adalah suatu badan hukum yang kegiatannya menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit. 9

2 2. Fungsi Bank Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002: 24) fungsi bank yaitu sebagai berikut: a. Penciptaan uang Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring) yang berupa surat berharga. Contoh uang giral adalah cek, giro, kartu kredit dan wesel pos. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral. b. Mendukung kelancaran mekanisme pembayaran Fungsi lain dari bank umum adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. c. Penghimpunan dana simpanan masyarakat Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan. d. Mendukung kelancaran transaksi internasional Bank umum dibutuhkan untuk memudahkan dan memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang atau jasa maupun 10

3 transaksi modal. Dengan adanya bank umum yang beroperasi dalam skala internasional, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi-transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah. 3. Jenis-jenis Bank Menurut Totok Budisantoso dan Nuritomo (2014: ) bank dibagi menjadi dua yaitu : a. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank perkreditan rakyat tidak terlibat dalam jual beli valuta asing ataupun kliring. Akan tetapi hanya menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan atau bentuk lain yang sejenis. Selain itu, sistem perbankan di Indonesia dapat dikelompokkan menurut kepemilikannya, yaitu : a. Bank Milik Pemerintah (Bank Persero) Bank Persero merupakan bank dimana akte pendirian dan modal dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank adalah milik pemerintah. 11

4 b. BPD (milik Pemerintah Daerah) BPD merupakan bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. c. Bank Swasta Nasional Bank Swasta Nasional adalah bank dimana akte pendirian dan modal dimiliki swasta nasional sehingga pembagian keuntungan untuk swasta. d. Bank Campuran Bank Campuran merupakan bank dimana kepemilikan saham dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan saham mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. e. Bank Asing Bank Asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Sedangkan sistem perbankan di Indonesia dapat dikelompokkan menurut ruang lingkup kegiatannya yaitu : a. Bank Devisa Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau berhubungan dengan mata uang asing. Contohnya transfer keluar negeri, transaksi ekspor impor dan jual beli valuta asing. b. Bank Nondevisa Bank Nondevisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara. 12

5 4. Pengertian dan Arti Penting Kesehatan Bank Evaluasi kinerja dalam sebuah perbankan mempunyai hubungan antara kinerja dan keuntungan. Evaluasi kinerja atau bisa disebut penilaian kesehatan bank diperlukan agar bank mampu memposisikan diri untuk melihat apa yang dibutuhkan agar mampu menambah, menghapus atau mengubah memperbaiki kondisi saat ini (Uddin & Bristy, 2014: 2). Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, penilaian tingkat kesehatan bank merupakan penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian aspek permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Kesehatan bank merupakan refleksi dari kondisi dan kinerja bank sekaligus sebagai pengawasan terhadap bank. Kesehatan bank juga menjadi kepentingan semua pihak terkait, baik itu pemilik, pengelola (manajemen), dan masyarakat pengguna jasa perbankan. Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasi perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. 13

6 Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kesehatan bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang sedangkan bagi masyarakat pengguna jasa penilaian tersebut dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam memilih bank dan bagi Bank Indonesia dapat digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan bank oleh bank Indonesia. 5. Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Bank Indonesia telah menggantikan sistem penilaian tingkat kesehatan bank dari penilaian CAMELS ke penilaian bank berbasis resiko (Risk-based Bank Rating) yang dikenal dengan RGEC. Metode ini merupakan penilaian yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang meliputi penerapan tata kelola yang baik, rentabilitas dan pemodalan. Faktor penilaian tingkat kesehatan bank yaitu RGEC: Pada PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/ 24/ DPNP tanggal 25 Oktober 2011 yang menjadi indikator adalah: a. Risk profile Profil risiko (risk profile) merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank. Tingkat risiko terbagi atas 5 tingkatan, semakin kecil poin risiko yang diterima maka kesehatan bank dari sisi risiko tersebut semakin baik. 14

7 Dalam penelitian ini untuk mengukur faktor risk profile dengan menggunakan 2 indikator yaitu risiko kredit dengan menggunakan rumus rasio non performing loan dan risiko likuiditas dengan menggunakan rumus rasio loan to deposit ratio. 1) Risiko kredit Risiko kredit atau sering disebut default risk adalah suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan (Rivai, 2007: 806). Rasio risiko kredit dihitung menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL). NPL = kredit bermasalah total kredit yang diberikan bank 100% Semakin banyak persentase nilai rasio NPL pada sebuah bank bisa dipastikan bahwa ada yang salah dengan fungsi kinerja bank tersebut, dampak negatif yang ditimbulkanpun semakin banyak (Ahli Perbankan, 2011). Penetapan peringkat komponen risiko kredit dapat dilihat pada Tabel Tabel Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Risiko Kredit Peringkat Keterangan Kriteria 1 Sangat sehat < 2% 2 Sehat 2% 3,5% 3 Cukup sehat 3,5% 5% 4 Kurang sehat 5% 8% 5 Tidak sehat > 8% Sumber : Buku Laporan Keuangan (Ngadirin Setiawan, 2010) 15

8 2) Risiko likuiditas Liquiduty adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajiban-kewajiban dalam kegiatan usahanya (Suteja & Sidiq, 2010). Risiko likuiditas dapat dihitung menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR = total kredit dana pihak ketiga 100% Rasio ini akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan (Kasmir, 2013: 46). Semakin tinggi nilai LDR maka risiko likuiditas semakin buruk dan kesehatan bank pun semakin buruk dari segi profil risiko. Kriteria penetapan peringkat komponen risiko likuiditas dapat dilihat pada Tabel Tabel Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Likuiditas Peringkat Keterangan Kriteria 1 Sangat sehat R. LDR 75% 2 Sehat 75% < R. LDR 85% 3 Cukup sehat 85% < R. LDR 100% 4 Kurang sehat 100% < R. LDR 120% 5 Tidak sehat R. LDR > 120% Sumber : SE BI Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 b. Good Corporate Governance (GCG) Faktor GCG merupakan penilaian kualitas manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG yang berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank. Penilaian 16

9 GCG merupakan penilaian kualitatif yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan (self-assesment) sehingga faktor ini tidak diteliti. c. Earning Penilaian pada aspek ini digunakan sebagai tolak ukur kemampuan bank dalam meningkatkan laba setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan (Kasmir, 2012: 49). Bank dikatakan sehat jika bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Penilaian aspek earnings dapat dilakukan melalui empat rasio (ROA, ROE, NIM dan BOPO) namun dalam penelitian ini hanya didasarkan pada tiga faktor rasio yaitu: 1) Return on Assets (ROA) Rasio ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva atau aset yang dimilikinya (Kasmir, 2013: 45). ROA = laba sebelum pajak rata rata total aset 100% ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan dan sebaliknya (Kabo, 2011). Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas pada Lampiran II Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 diperoleh standar untuk rasio ROA seperti pada Tabel

10 Tabel Matriks Kriteria Penetapan Peringkat ROA Peringkat Keterangan Kriteria 1 Sangat sehat ROA > 1,5% 2 Sehat 1,25% < ROA 1,5% 3 Cukup sehat 0,5% < ROA 1,25% 4 Kurang sehat 0% < ROA 0,5% 5 Tidak sehat ROA 0% Sumber : Lampiran II Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober ) Return On Equity (ROE) ROE adalah rasio profitabilitas yang membandingkan antara laba bersih (net profit) perusahaan dengan aset bersihnya (ekuitas atau modal) (IndoAlpha, 2013). ROE = pendapatan laba bersih modal sendiri 100% Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio ROE seperti pada Tabel 2. 4 berikut. Tabel Matriks Kriteria Penetapan Peringkat ROE Peringkat Keterangan Kriteria 1 Sangat sehat ROE > 20% 2 Sehat 12,51% ROE 20% 3 Cukup sehat 5,01% ROE 12,5% 4 Kurang sehat 0% ROE 5% 5 Tidak sehat ROE < 0% Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei

11 3) Net Interest Margin (NIM) NIM adalah suatu rasio yang dijadikan patokan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan bank untuk mengelola seluruh aktiva produktifnya agar bisa menghasilkan penghasilan netto yang lebih tinggi (Ahli Perbankan, 2011). NIM = pendapatan laba bersih rata rata aktiva produktif 100% Semakin tinggi nilai rasio NIM maka semakin banyak pendapatan bunga yang diterima oleh suatu bank. Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio NIM seperti pada Tabel 3. 5 Tabel Matriks Kriteria Penetapan Peringkat NIM Peringkat Keterangan Kriteria 1 Sangat sehat NIM > 5% 2 Sehat 2.01% NIM 5% 3 Cukup sehat 1.51% NIM 2% 4 Kurang sehat 0% NIM 1.49% 5 Tidak sehat NIM < 0% d. Capital Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 Capital atau permodalan yaitu metode penilaian bank berdasarkan pemodalan yang dimiliki bank dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio atau rasio kecukupan modal digunakan untuk memprediksi kegagalan keuangan, dan didasarkan pada indikator kecukupan modal (Mohamed & Salama, 19

12 2013: 17). Kegagalan keuangan adalah keadaan dimana perusahaan tidak mampu lagi memenuhi kewajibannya karena perusahaan mengalami kekurangan dana untuk menjalankan usahanya (Luciana Spica. A & Winny. H, 2005) CAR = modal bank aktiva tertimbang menurut risiko 100% Rasio ini merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain). Semakin tinggi nilai CAR berarti semakin tinggi modal yang dimiliki untuk mendanai aktiva produktif, semakin rendah biaya dana yang dikeluarkan bank. Semakin rendah biaya dana maka semakin meningkatkan laba bank. Standar rasio CAR dapat dilihat pada Tabel Tabel Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Faktor Pemodalan Peringkat Keterangan Kriteria 1 Sangat sehat KPMM > 12% 2 Sehat 9% < KPMM 12% 3 Cukup sehat 8% < KPMM 9% 4 Kurang sehat 6% < KPMM 8% 5 Tidak sehat KPMM 6% Sumber : SE BI Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 Analisis tingkat kesehatan bank berdasarkan pada Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Pertama dilakukan penilaian peringkat tingkat kesehatan bank sesuai dengan kriteria yang ada terhadap 20

13 rasio faktor-faktor RGEC pada masing-masing bank. Setelah didapatkan hasil penetapan peringkat tingkat kesehatan pada setiap faktor RGEC kemudian ditetapkan peringkat komposit bank. Peringkat komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian tingkat kesehatan bank. Proses penetapan peringkat komposit dilakukan dengan pemberian skor pada masing-masing peringkat faktor dengan kriteria yang dapat dilihat pada Tabel Tabel Skor Penentuan Peringkat Komposit Faktor Rasio Peringkat Profil Resiko (R) NPL LDR Rentabilitas (E) ROA ROE NIM Permodalan (C) CAR Sumber: I D. A. Diah Esti Putri & I G. A. Eka Damayanthi (2013: 489) Skor masing-masing faktor kemudian dijumlahkan sehingga menghasilkan total skor yang digunakan untuk menetapkan peringkat komposit dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Total skor 1-6 berperingkat komposit 5 2) Total skor 7-12 berperingkat komposit 4 3) Total skor berperingkat komposit 3 4) Total skor berperingkat komposit 2 5) Total skor berperingkat komposit 1 B. Penelitian Terdahulu Guna mendukung penelitian dan membedakan dengan penelitian terdahulu, peneliti membahas beberapa penelitian yang terkait. Penelitian 21

14 pertama oleh Nadia Iffatul Ulya (2014) membahas perbandingan tingkat kesehatan bank syariah dan konvensional serta menguji perbedaan analisis tingkat kesehatan bank syariah dan konvensional dengan metode RGEC. Ada 15 bank yang dianalisis terdiri dari bank syariah dan konvensional, periode yang digunakan tahun dengan empat variabel input. Teknik analisis yang digunakan adalah uji dua sampel independen atau uji Man- Whitney. Hasil analisis menunjukkan bahwa tiga dari empat faktor yang dianalisis menerima H0 (signifikansi>0,05) yaitu profil resiko, rentabilitas (ROA), (CAR). Hal tersebut menunjukkan bank syariah dan konvensional memiliki kemampuan menghasilkan laba yang baik, kualitas dan kecukupan permodalan yang memadai, dan kemampuan mengantisipasi risiko dan penerpan manajemen risiko sudah memadai. Hasil lainnya menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kesehatan bank syariah dan konvensional dikarenakan keduanya memiliki tingkat kesehatan hampir sama. Uddin dan Bristy (2014) melakukan penilitian untuk evaluasi pertumbuhan perbankan di Bangladesh. Variabel yang digunakan adalah jumlah cabang, jumlah pegawai, tabungan, pinjaman dan yang dipinjamkan, klasifikasi pinjaman, pemasukan dan pendapatan. Ada 5 bank komersial yang dianalisis yaitu Brac Bank, City Bank, Eastern Bank, IFIC Bank, Mercantile Bank pada tahun Metode yang digunakan adalah metode kecenderungan linier dan metode koefisien korelasi kuadrat (r 2 ) dengan bantuan program spps 16.0 dan microsoft Excel. Hasil penilitian menunjukkan 22

15 bahwa Mercantile Bank merupakan bank terbaik dalam hal kekonsistenan pertumbuhannya. Shen dan Tzeng (2014) menggunakan metode DRSA (dominance-based rough set approach) dengan Neural Network pada aplikasi prediksi keadaan keuangan Bank di Taiwan. Input yang digunakan adalah Capital Sufficiency/ kecukupan pusat, Asset Quality atau kualitas aset, Earnings and Profitability, Liquidity, Interest Rate Sensitivity, dan pertumbuhan. Setelah dibuat aturan dengan neuro fuzzy kemudian aturan tersebut digunakan untuk memprediksi 5 bank pada tahun 2011 dan dibandingkan dengan data sebenarnya pada tahun Hasilnya bank A, B, C dikatagorikan pada peringkat sehat dan nilai ROA di 2012 secara berturut-turut 209%, 35%, dan 13%. Bank D, E masuk dalam katagori tidak sehat dengan nilai ROA di % dan -185%. Penelitian berikutnya disusun oleh Nur Artyka (2015) mengenai penilaian kesehatan PT. Bank Rakyat Indonesia. Rasio yang digunakan dalam metode RGEC adalah rasio NPL, LDR, ROA, NIM, dan CAR. Berdasarkan penelitian tingkat kesehatan BRI periode adalah sangat sehat. Penelitian oleh Anis Ulfah Mustaqim (2015) menganalisis kesehatan bank di seluruh Indonesia dengan metode CAMEL dan logika fuzzy Mamdani. Data yang digunakan adalah 107 bank umum dengan kegiatan konvensial. Input yang digunakan adalah rasio CAR, BDR, GWM, PDN, ROA, BOPO dan LDR. Output yang dihasilkan yaitu tidak sehat, kurang sehat, cukup sehat dan sehat. Hasil penelitian menunjukkan tahap pembuatan sistem logika fuzzy Mamdani untuk menilai kesehatan bank dan keakuratan data training sebesar 98,82% 23

16 pada tahun 2009 dan 2011, 2010 diperoleh 100% dan tahun 2012 diperoleh 97,65%. Pada testing tahun 2009, 2010, 2012 diperoleh 95,45 dan tahun 2011 diperoleh 100%. Berdasarkan lima penelitian di atas, peneliti berpendapat bahwa terdapat tiga perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Pertama terletak pada objek penelitian, penelitian sebelumnya meneliti bank syariah dan bank konvensional, Bank Banglades, Bank India dan Bank Rakyat Indonesia. Pada penelitian ini, peneliti membahas 109 bank umum konvensional di Indonesia. Perbedaan kedua adalah periode penelitian. Pada penelitian pertama menggunakan periode , penelitian kedua periode , penelitian selanjutnya hanya menggunakan periode 2011 untuk memprediksi pada periode tahun 2012 dan penelitian terakhir menggunakan periode sedangkan penelitian ini menggunakan periode Perbedaan ketiga terdapat pada metode dan uji yang digunakan. Pada penelitian pertama menggunakan uji Man Whitney. Penelitian kedua dengan koefisien korelasi kuadrat. Penelitian ketiga dengan DRSA-neuro fuzzy, penelitian keempat dengan perhitungan manual metode RGEC dan penelitian kelima menggunakan metode CAMEL dengan fuzzy Mamdani sedangkan penelitian ini menggunakan metode RGEC dan fuzzy Sugeno orde nol. C. Logika Fuzzy Secara umum logika fuzzy adalah sebuah metodologi berhitung dengan variabel kata-kata (linguistic variable), sebagai pengganti berhitung bilangan. Logika fuzzy merupakan perluasan dari logika tegas. Pada logika tegas hanya 24

17 ada benar atau salah dengan proposisi nilai 0 atau 1. Sedangkan logika fuzzy menyamaratakan 2 nilai logika tegas dengan membiarkan proposisi nilai kebenaran pada interval [0,1] (Wang, 1997: 73). Hal tersebut berarti derajat keanggotaan suatu item pada logika fuzzy mencakup bilangan real dalam interval 0 dan 1. Logika fuzzy mampu mengimplementasikan sistem kepakaran manusia ke dalam bahasa mesin dengan mudah dan efisien. Logika ini mampu memetakan permasalahan dari input menuju ke output yang diharapkan. Berikut ini beberapa alasan lain mengapa menggunakan logika fuzzy dikatakan lebih baik (Agus Naba, 2009: 3-4). 1. Konsep fuzzy sangat sederhana sehingga mudah dipahami. 2. Logika fuzzy adalah fleksibel, dalam arti dapat dibangun dan dikembangkan dengan mudah tanpa harus memulainya dari nol atau tanpa memulainya dari awal. 3. Logika fuzzy memberikan toleransi terhadap ketidakpresisian data. 4. Pemodelan untuk mencari hubungan data input dan output dari sebarang sistem bisa dilakukan dengan memakai sistem fuzzy. 5. Pengetahuan atau pengalaman dari para pakar dapat dengan mudah dipakai untuk membangun logika fuzzy. 6. Logika fuzzy dapat diterapkan dalam desain sistem kontrol tanpa harus menghilangkan tekhnik desain sistem kontrol konvensional yang sudah terlebih dahulu ada. 7. Logika fuzzy berdasar pada bahasa manusia. 25

18 D. Himpunan Fuzzy 1. Pengertian Himpunan Fuzzy Pada tahun 1965, Lotfi Zadeh memodifikasi teori himpunan dimana setiap anggotanya memiliki derajat keanggotaan yang bernilai kontinu antara 0 dan 1. Himpunan ini disebut dengan Himpunan Fuzzy (Sri Kusumadewi, 2002: 1). Himpunan fuzzy didasarkan pada gagasan untuk memperluas jangkauan fungsi karakteristik dari himpunan tegas sedemikian hingga fungsi tersebut akan mencakup bilangan real dalam interval 0 dan 1. Nilai 0 menunjukkan salah, nilai 1 menunjukkan benar, dan masih ada nilainilai yang terletak antara benar dan salah (Sri Kusumadewi, 2002: 17). Pernyataan tersebut jelas bahwa nilai pada himpunan fuzzy tidak hanya mutlak dikatakan benar atau salah namun juga ada nilai yang berada diantaranya. Keberadaan suatu anggota dalam himpunan fuzzy dinyatakan dengan derajat keanggotaan dalam interval 0 dan 1. Suatu anggota himpunan fuzzy akan semakin mendekati nilai kebenaranya jika derajat keanggotaannya semakin mendekati nilai 1. Setiap anggota pada himpunan fuzzy bersifat tunggal, artinya masing-masing anggota pada himpunan fuzzy pasti memiliki derajat keanggotaan (Klir, Clair, & Yuan, 1997: 7). Definisi 2.1. (Klir, Clair, & Yuan, 1997: 75) Himpunan fuzzy A pada himpunan universal U didefinisikan sebagai himpunan yang direpresentasikan dengan fungsi yang mengawankan setiap x U dengan bilangan real pada interval [0,1], dinotasikan dengan 26

19 : μa(x) [0,1] dengan μa(x) menyatakan derajat keanggotaan dari elemen x pada himpunan fuzzy A. Apabila suatu elemen x dalam suatu himpunan A memiliki derajat keanggotaan fuzzy 0 atau dapat ditulis μa(x) = 0 artinya x bukan anggota himpunan A, dan jika memiliki derajat keanggotaan fuzzy 1 atau μa(x) = 1 artinya x merupakan anggota penuh dari himpunan A. Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu (Sri Kusumadewi & Hari Purnomo, 2013: 6). a. Linguistik yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami. Contoh Pada variabel rasio NPL yang peringkatnya dapat dikategorikan menjadi tidak sehat, kurang sehat, cukup sehat, sehat, sangat sehat. b. Numeris yaitu suatu nilai yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel. Contoh Pada variabel rasio NPL diperoleh data numeris seperti 3,61; 2,84; 2,1 yang menunjukkan ukuran rasio NPL dari sebuah bank. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu: a. Variabel fuzzy Variabel fuzzy merupakan variabel yang dibahas pada suatu sistem fuzzy. Pada sistem fuzzy variabel ini adalah input dalam pembuatan rule. Contoh Misalkan variabel fuzzy yang dibahas untuk rasio NPL adalah sehat, rasio LDR adalah kurang sehat, rasio ROA adalah sehat, rasio ROE 27

20 adalah cukup sehat, rasio NIM adalah sangat sehat, dan rasio CAR adalah sangat sehat. b. Himpunan fuzzy Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy. Contoh Pada variabel NPL terbagi menjadi 5 himpunan fuzzy yaitu tidak sehat, kurang sehat, cukup sehat, sehat dan sangat sehat. c. Semesta Pembicaraan Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya. Contoh Semesta pembicaraan untuk variabel NPL adalah [0,13]. d. Domain himpunan fuzzy Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara 28

21 monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Contoh Domain untuk himpunan fuzzy rasio NPL adalah sangat sehat=[0, 2,5], sehat=[1,5, 4,5], cukup sehat=[2,5, 5,5], kurang sehat=[4,5, 10,5], tidak sehat=[5,5, 13]. 2. Fungsi Keanggotaan Himpunan Fuzzy Fungsi Keanggotaan (membership function) mendefinisikan bagaimana setiap titik dalam ruang input dipetakan menjadi bobot atau derajat keanggotaan antara 0 dan 1 (Agus Naba, 2009: 18). Salah satu cara untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah melalui pendekatan fungsi. Fungsi keanggotaan yang dapat dibangun dan digunakan untuk mempresentasikan himpunan fuzzy antara lain (Sri Kusumadewi & Hari Purnomo, 2013: 8-23): a. Representasi Linear Pemetaan input ke derajat keanggotaann digambarkan sebagai suatu garis lurus. Bentuk ini paling sederhana dan menjadi pilihan yang baik untuk mendekati suatu konsep yang kurang jelas. Terdapat 2 keadaan pada himpunan fuzzy yang linear, yaitu : 1) Representasi linear naik Representasi linear naik dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan nol [0] bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi. Representasi linear naik dapat dilihat pada Gambar

22 Derajat 1 Keanggotaan μ(x) 0 a Domain b Gambar Representasi Linear Naik Fungsi keanggotaan untuk representasi linear naik, yaitu : μ(x) = { 0; x a (x a) (b a) ; a x b dengan a b (2. 1) Keterangan: a = nilai domain saat derajat keanggotaan sama dengan nol b = nilai domain saat derajat keanggotaan sama dengan satu Contoh Fungsi keanggotaan linear naik untuk himpunan fuzzy tidak sehat pada variabel rasio NPL dengan himpunan universal U = [0, 13], yaitu : μ NPL TS (x) 0 ; x 5,5 = { (x a) ; 5,5 x 10,5 (b a) (2. 2) Bentu grafik fungsi keanggotaan linier naik untuk himpunan fuzzy tidak sehat pada variabel rasio NPL tersebut dapat dilihat pada Gambar

23 Gambar Himpunan Fuzzy: Rasio NPL Tidak Sehat Misalkan diketahui rasio NPL salah satu bank adalah 9,01. Derajat keanggotaan rasio NPL pada himpunan fuzzy tidak sehat dapat dicari menggunakan persamaan (2. 2). Derajat keanggotaan NPL bank tersebut sebesar 0, 702 untuk himpunan fuzzy tidak sehat. 2) Representasi linear turun Representasi linear turun merupakan kebalikan dari representasi linear naik. Garis lurus yang dimulai dari nilai domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak menurun ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih rendah. Representasi linear turun dapat dilihat pada Gambar 2.3. Derajat Keanggotaan μ(x) 1 0 a Domain b Gambar Representasi Linear Turun 31

24 Fungsi keanggotaan untuk representasi linear turun, yaitu : (b x) μ(x) = { (b a) ; a x b 0 ; x b (2. 3) Keterangan: a = nilai domain saat derajat keanggotaan sama dengan nol b = nilai domain saat derajat keanggotaan sama dengan satu Contoh Fungsi keanggotaan linear turun untuk himpunan fuzzy sangat sehat pada variabel rasio NPL dengan himpunan universal U = [0, 13], yaitu : x ; 1.5 x 2,5 μ SBDR (x) = { 0 ; x 2,5 (2. 4) Grafik fungsi keanggotaan tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.4. Gambar Himpunan Fuzzy: Rasio NPL Sangat Sehat Misalkan diketahui rasio NPL salah satu bank adalah 1,96. Derajat derajat keanggotaan rasio NPL pada himpunan fuzzy sangat sehat dapat dicari dengan menggunakan persamaan (2. 4). Didapatkan 32

25 derajat keanggotaan NPL bank tersebut pada himpunan fuzzy sangat sehat sebesar 0,54. b. Representasi Kurva Segitiga Representasi kurva segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis linear, yaitu linear naik dan linear turun. Representasi kurva segitiga dapat dilihat pada Gambar Derajat Keanggotaan μ(x) 0 a b Domain c Gambar Representasi Kurva Segitiga Fungsi keanggotaan untuk representasi kurva segitiga, yaitu : μ(x) = { 0 ; x a atau x c (x a) ; (b a) (c x) ; (c b) a x b b x c (2. 5) Keterangan: a = nilai domain terkecil saat derajat keanggotaan terkecil b = derajat keanggotaan terbesar dalam domain c = nilai domain terbesar saat derajat keanggotaan terkecil Contoh Fungsi keanggotaan segitiga untuk himpunan fuzzy sehat pada variabel rasio BDR dengan himpunan universal U = [0, 13], yaitu : 33

26 0 ; x 1,5 atau x 4,5 μ KSBDR (x) = { x 1,5 ; 1,5 x 2,5 4,5 x ; 2,5 x 4,5 2 (2. 6) Fungsi keanggotaan tersebut dapat direpresentasikan dalam sebuah grafik yang berberntuk segitiga, gambar grafik fungsi keanggotaan segitiga untuk himpunan fuzzy sehat pada variabel rasio BDR dapat dilihat pada Gambar 2.6. Gambar Himpunan Fuzzy: Rasio NPL Sehat dengan Kurva Segitiga Misalkan diketahui rasio NPL suatu bank adalah 2,78. Derajat derajat keanggotaan rasio NPL pada himpunan fuzzy sehat dapat dicari dengan menggunakan persamaan (2. 6). Didapatkan derajat keanggotaan NPL bank tersebut pada himpunan fuzzy sehat sebesar 0,86. c. Representasi Kurva Trapesium Representasi kurva trapesium pada dasarnya seperti bentuk segitiga, hanya saja ada beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan 1. Representasi kurva trapesium dapat dilihat pada Gambar

27 1 Derajat Keanggotan µ(x) 0 a b Domain c d Gambar Representasi Kurva Trapesium Fungsi keanggotaan untuk representasi kurva trapesium, yaitu : μ(x) = { 0 ; x a atau x d (x a) ; (b a) a x b 1 ; b x c (d x) ; (d c) c x d (2. 7) Keterangan: a = nilai domain terkecil saat derajat keanggotaan terkecil b = derajat keanggotaan terbesar dalam domain c = derajat keanggotaan terbesar dalam domain d = nilai domain terbesar saat derajat keanggotaan terkecil yang bergerak dari c. Contoh Fungsi keanggotaan trapesium yang dapat dibentuk untuk himpunan fuzzy kurang sehat pada variabel rasio NPL dengan himpunan universal U = [0 13], yaitu : μ NPLKS (x) = { 0 ; x 4,5 atau x 10,5 x 4,5 1,5 ; 4,5 x 6 1 ; 6 x 7,5 10,5 x 3 ; 7,5 x 10,5 (2. 8) 35

28 Persamaan tersebut menunjukkan bahwa ada dua garis linier, yaitu linier naik pada nilai x direntang 4,5 x 6 dan linier turun pada rentang 7,5 x 10,5. Fungsi keagggotaan trapesium untuk himpunan fuzzy kurang sehat pada variabel rasio NPL tersebut dapat direpresentasikan menjadi sebuh grafik yang ditunjukkan pada Gambar 2.8. Gambar Himpunan Fuzzy : Rasio NPL Kurang Sehat dengan Kurva Trapesium Misalkan untuk mengetahui derajat keanggotaan rasio NPL 5,75 pada himpunan fuzzy kurang sehat. Nilai derajat keanggotaan tersebut dapat dihitung menggunakan persamaan (2. 8). Didapatkan derajat keanggotaan NPL bank tersebut pada himpunan fuzzy kurang sehat sebesar 0,833. d. Representasi Kurva Bentuk Bahu Representasi kurva bahu terdiri dari bahu kanan dan bahu kiri. Daerah yang terletak di tengah-tengah bahu kanan dan bahu kiri direpresentasikan sebagai kurva bentuk segitiga. Representasi kurva 36

29 bentuk bahu digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy atau daerah samar, dimana bahu kiri bergerak dari benar ke salah dan bahu kanan bergerak dari salah ke benar. Dengan kata lain, pada sisi kiri atau disebut kurva bahu kiri, merepresentasikan kondisi konstan dari kiri dengan nilai keanggotaan 1 kemudian turun dengan nilai keanggotaan menuju ke 0. Sedangkan sisi kanan pada kurva ini, atau disebut kurva bahu kanan merepresentasikan keadaan linear naik menuju nilai keanggotaan 1 secara konstan kekanan. Representasi kurva bahu dapat dilihat pada Gambar Derajat Keanggotaan μ(x) 0 a b c Domain Gambar Representasi Kurva Bentuk Bahu Fungsi keanggotaan yang merepresentasikan kurva bahu kiri yaitu: μ (x) = { (b x) (b a) 1 ; x a ; a x b 0 ; x b (2. 9) Fungsi keanggotaan yang merepresentasikan kurva bahu kanan yaitu: μ (x) = { (x b) (c b) 0 ; x b ; b x c 1 ; x c (2. 10) 37

30 Contoh Fungsi keanggotaan kurva bahu pada variabel rasio NPL dengan himpunan universal U = [0, 13], yaitu : 1 ; 0 x 1,5 μ NPLSS (x) = { x + 2,5 ; 1,5 x 2,5 0 ; x 2,5 1 ; x 1,5 atau x 4,5 μ NPLS (x) = { x 1,5 ; 1,5 x 2,5 4,5 x ; 2,5 x 4,5 μ NPLCS (x) = { 2 0 ; x 2,5 atau x 5,5 x 2,5 2 ; 2,5 x 4,5 5,5 x ; 4,5 x 5,5 0 ; x 4,5 atau x 10,5 μ NPLKS (x) = { x 4,5 ; 4,5 x 5,5 10,5 x ; 5,5 x 10,5 μ NPLTS (x) = { 5 0 ; x 5,5 x 5,5 5 ; 5,5 x 10,5 1 ; 10,5 x 13 (2. 11) (2. 12) (2. 13) (2. 14) (2. 15) Grafik fungsi keanggotaan tersebut ditunjukkan pada Gambar Gambar Himpunan Fuzzy: Rasio BDR Pada U = [0, 43] dengan Kurva Bahu Misalkan untuk mengetahui derajat keanggotaan rasio NPL 3,44. Nilai tersebut masuk dalam rentang pada Persamaan (2. 12) dan Persamaan 38

31 (2. 13), sehingga dapat dihitung derajat keanggotaan bank dengan NPL 3, 44 menggunakan kedua persamaan tersebut. Nilai derajat keanggotaan NPL pada himpunan fuzzy sehat sebesar 0, 53 dan pada himpunan fuzzy cukup sehat sebesar 0, 47. Kedua hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa suatu bank yang memilik rasio NPL 3,44 akan memiliki derajat keanggotaan dengan nilai yang berbeda pada dua himpunan fuzzy sehat dan cukup sehat. e. Representasi Kurva-S Kurva-S atau sigmoid mempunyai fungsi keanggotaan yang didefinisikan dengan menggunakan 3 parameter, yaitu: nilai keanggotaan nol (α), nilai keanggotaan lengkap (γ), dan titik infleksi atau crossover (β) yaitu titik yang memiliki doamain 50% benar. Pada representasi kurva-s sama dengan representasi linier yaitu mempunyai dua mempunyai 2 jenis, naik dan turun. 1) Kurva-S naik Jenis kurva-s ini bergerak dari sisi kiri (nilai keanggotaan = 0) menuju sisi kanan (nilai keanggotaan = 1). Gambar 2.11 menunjukkan representasi dari kurva-s naik. 1 Derajat Keanggotaan μ(x) 0 α Domain γ Gambar Representasi Kurva-S Naik 39

32 Fungsi keanggotaan untuk representasi kurva-s Naik: µ(x; ; β; γ) = { 0 ; x a 2 [ (x α) (γ α) ]2 ; 1 2 [ (γ x) (γ α) ]2 ; α x α+γ 2 α+γ 2 x γ 1 ; x γ (2. 16) Contoh Fungsi keanggotaan kurva-s naik untuk himpunan fuzzy sangat sehat pada rasio CAR dengan himpunan universal U = [0, 182], yaitu: µ(x) = { 0 ; x 11 2[(x 11)] 2 ; 11 x 11,5 1 2[(12 x)] 2 ; 11,5 x 12 1 ; x 12 (2. 17) Grafik fungsi keanggotaan rasio CAR ditunjukkan pada Gambar Gambar Himpunan fuzzy: Rasio CAR Sangat Sehat dengat Kurva-S Naik Misalkan nilai rasio CAR suatu bank sebesar 12,71. Nilai derajat keanggotaan rasio CAR pada himpunan fuzzy sangat sehat dapat dihitung menggunakan persamaan (2. 17) dan didapatkan derajat keanggotaan CAR bank tersebut pada himpunan fuzzy sangat sehat sebesar 1. 40

33 2) Kurva-S turun Jenis kurva-s ini bergerak dari sisi kanan (nilai keanggotaan = 1) menuju sisi kiri (nilai keanggotaan = 0). Gambar menunjukkan representasi dari kurva-s turun. Derajat 1 Keanggotaan μ(x) 0,5 0 α α + γ γ Domain 2 Gambar Representasi Kurva-S Turun Fungsi keanggotaan untuk representasi kurva-s Turun, yaitu : μ(x) = { 1 ; x a 1 2 [ (x α) (γ α) ]2 ; 2 [ (γ x) (γ α) ]2 ; α x α+γ 2 α+γ 2 x γ 0 ; x γ (2. 18) Contoh Fungsi keanggotaan kurva-s turun untuk himpunan fuzzy tidak sehat pada variabel rasio CAR, yaitu: 1 ; x 5,5 1 2[(x 5,5)] μ(x) = { 2 ; 5,5 x 6 2[6,5 x] 2 ; 6 x 6,5 0 ; x 6,5 (2. 19) Grafik fungsi keanggotaan kurva-s turun untuk himpunan fuzzy tidak sehat pada variabel rasio CAR ditunjukkan pada Gambar

34 Gambar Himpunan fuzzy: Rasio CAR Tidak Sehat dengat Kurva-S Turun Misalkan nilai rasio CAR suatu bank sebesar 0,23. Nilai derajat keanggotaan rasio CAR pada himpunan fuzzy tidak sehat dapat dihitung menggunakan persamaan (2. 19) dan didapatkan derajat keanggotaan CAR bank tersebut pada himpunan fuzzy tidak sehat sebesar 1. f. Representasi Kurva Bentuk Lonceng (Bell Curve) Representasi kurva bentuk lonceng terbagi menjadi 3 kelas, yaitu: himpunan fuzzy PI, Beta dan Gauss. Perbedaan ketiga kurva ini terletak pada gradiennya. 3. Operasi Dasar pada Himpunan Fuzzy Himpunan fuzzy seperti halnya himpunan konvensional juga memiliki beberapa operasi untuk mengkombinasi dan memodifikasi himpunan tersebut. Nilai keanggotaan sebagai hasil dari operasi 2 himpunan sering dikenal dengan nama fire strength atau α-predikat (Sri Kusumadewi & Hari Purnomo, 2013: 23). Ada 3 operasi dasar pada himpunan fuzzy, yaitu: 42

35 a. Operasi Dasar NOT Operasi ini sama dengan operasi komplemen pada himpunan. α predikat sebagai hasil dengan operator NOT diperoleh dengan mengurangkan derajat keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1 (Sri Kusumadewi & HariPurnomo, 2013: 25). Definisi 2.2. (Klir, Clair, & Yuan, 1997: 90) Diberikan himpunan fuzzy A pada himpunan semesta U, komplemen dari himpunan fuzzy A adalah A atau Ac didefinisikan sebagai μ A (x) = 1 μ A (x), x U (2. 20) Contoh Misalkan A adalah himpunan fuzzy rasio NPL 1,88 pada himpunan fuzzy sangat sehat dan A merupakan komplemen dari himpunan fuzzy A. Misalkan derajat keanggotaan rasio BDR 1,88 pada himpunan fuzzy sangat sehat adalah 0,62 maka α predikat untuk A dapat didtentukan dengan persamaan (2. 20), sehingga didapatkan μ A (1,88) = 0,62 maka μ A (1,88) = 0,38. b. Operator Dasar OR Operator OR ( ) merupakan operator yang berhubungan dengan operasi union pada himpunan. α predikat sebagai hasil dengan operator OR diperoleh dengan mengambil derajat keanggotaan terbesar anatar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan. (Sri Kusumadewi & Hari Purnomo, 2013: 24). Definisi 2.3 (Klir, Clair, & Yuan, 1997: 92) 43

36 Diberikan himpunan semesta U dan dua himpunan fuzzy A dan B pada U. Operasi dasar gabungan A dan B ditulis A B didefinisikan dengan μ A B (x) = max[μ A (x), μ B (x)], x U (2. 21) Contoh Misalkan derajat keanggotaan rasio NPL 0,21 pada himpunan fuzzy cukup sehat sehat adalah 0 dan derajat keanggotaan rasio LDR 87,11 pada himpunan fuzzy cukup sehat adalah 0,71. Dapat ditentukan α predikat untuk rasio NPL cukup sehat dan rasio LDR cukup sehat dengan menggunakan persamaan (2. 21) yaitu: μ NPLCS LDR CS (12,3; 5,5) = max (μ NPLCS (0,21); μ LDRCS (87,11)) = max(0; 0,71) = 0,71 c. Operator Dasar AND Operator AND ( ) merupakan operator yang berhubungan dengan operasi interaksi pada himpunan. α predikat sebagai hasil dengan operator AND diperoleh dengan mengambil derajat keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan (Sri Kusumadewi & Hari Purnomo, 2013: 24). Definisi 2.4. (Klir, Clair, & Yuan, 1997: 93) Operasi dasar irisan. Diberikan dua himpunan fuzzy A dan B pada himpunan semesta U. Operasi dasar irisan A dan B ditulis A B didefinisikan dengan persamaan 44

37 μ A B (x) = min[μ A (x), μ B (x)], x U (2. 22) Contoh Misalkan derajat keanggotaan rasio NPL 0,21 pada himpunan fuzzy cukup sehat sehat adalah 0 dan derajat keanggotaan rasio LDR 87,11 pada himpunan fuzzy cukup sehat adalah 0,71. Dapat ditentukan α predikat untuk rasio NPL cukupsehat dan rasio LDR cukup sehat dapat dihitung menggunakan persamaan (2. 22) yaitu: μ NPLCS LDR CS (12,3; 5,5) = min (μ NPLCS (0,21); μ LDRCS (87,11)) = min(0; 0,71) = 0 4. Fungsi Implikasi Aplikasi dasar yang harus diketahui dalam sistem fuzzy dan menjadi inti dari sistem ini adalah aturan if - then dalam himpunan fuzzy (Pradhan, Pathak, & Sigh, 2011: 41). Tiap-tiap aturan (proposisi) pada basis pengetahuan fuzzy akan berhubungan dengan suatu relasi fuzzy (Sri Kusumadewi & Hari Purnomo, 2013: 28). Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam fungsi implikasi adalah: IF antesenden THEN konsekuen Proposisi ini dapat diperluas dengan menggunakan operator fuzzy, seperti: IF (x 1 is A 1 ) (x 2 is A 2 ) (x 3 is A 3 ) (x N is A N ) THEN y is B dengan adalah operator (misal : OR atau AND). Secara umum, terdapat 2 fungsi implikasi yang dapat digunakan, yaitu fuzzy (Sri Kusumadewi & Hari Purnomo, 2013: 28-29): 45

38 a. Min (minimum) Fungsi ini akan memotong output himpunan fuzzy. Pengambilan keputusan pada fungsi ini yaitu dengan cara mencari nilai minimum berdasarkan aturan ke i. Gambar penggunaan fungsi implikasi Min dapat dilihat pada Gambar b. Dot (product) Gambar Penggunaan Fungsi Implikasi Min (Sri Kusumadewi & Hari Purnomo, 2013: 29) Fungsi ini akan menskala output himpunan fuzzy. Pengambilan keputusan pada fungsi ini didasarkan pada aturan ke i. Gambar penggunaan fungsi implikasi Dot dapat dilihat pada Gambar Sistem Fuzzy Gambar Penggunaan Fungsi Implikasi Dot (Sri Kusumadewi & Hari Purnomo, 2013: 29) Sistem fuzzy merupakan serangkaian proses untuk membuat model berdasarkan logika fuzzy. Tahap sistem ini terdiri dari fuzzifikasi, inferensi 46

39 fuzzy, dan defuzzifikasi. Pada penelitian ini, sistem fuzzy dibangun dengan menggunakan representasi kurva bahu yaitu representasi gabungan representasi kurva segitiga dan kurva trapesium. Pada sistem inferensi Sugeno order nol pembentukan aturan fuzzy dan defuzzifikasi dilakukan dengan metode weighted average (WA). Sistem fuzzy terdiri dari 3 tahapan, yaitu (Wang, 1997): a. Fuzzifikasi Fuzzifikasi merupakan tahap pertama dari perhitungan fuzzy, yaitu mengubah masukan (input) yang berupa derajat keanggotaan. Menurut Wang (1997: 105), fuzzifikasi didefinisikan sebagai pemetaan dari himpunan tegas ke himpunan fuzzy. Pada tahap ini menentukan nilainilai crisp (tegas) kemudian mencari derajat dimana nilai-nilai tersebut menjadi anggota dari setiap himpunan fuzzy yang sesuai. Kemudian menentukan rentang pada himpunan universal semesta pembicaraan, yang selanjutnya membentuk fungsi keanggotaannya. b. Inferensi Fuzzy Inferensi adalah melakukan penalaran menggunakan fuzzy input dan aturan fuzzy yang telah ditentukan sehingga menghasilkan fuzzy output. Dalam melakukan inferensi fuzzy ada beberapa jenis inferensi yang bisa digunakan yaitu metode Tsukamoto, metode Mamdani, dan metode Sugeno.Metode fuzzy Sugeno diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun Pada metode Sugeno output (konsekuen) sistem tidak 47

40 berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Menurut Sri Kusumadewi & Hari Purnomo (2013: 46) metode Sugeno terdiri dari 2 jenis, yaitu fuzzy Sugeno order nol dan fuzzy Sugeno order satu. Secara umum bentuk fuzzy Sugeno Order-nol adalah If (x 1 is A 1 ) (x 2 is A 2 ) (x N is A N ) then z = k (2. 23) dengan, x i : variabel input ke-i, i=1,2,..,n. A i : himpunan fuzzy ke i pada variabel x i sebagai antesenden k : konstanta tegas sebagai konsekuen : operator fuzzy Karakteristik Sugeno order nol yaitu pada konsekuen menggunakan fungsi keanggotaan yang disebut singleton. Pada fungsi singleton, setiap nilai linguistik memiliki satu nilai crisp tunggal (konstanta) yang bernilai 1 dan yang lain bernilai 0 (H. Sisko, 2012). c. Penegasan (defuzzifikasi) Proses defuzzifikasi merupakan komponen penting dalam pemodelan sistem fuzzy. Pada proses ini digunakan untuk menghasilkan nilai variabel solusi yang diinginkan dari suatu daerah konsekuen fuzzy (Setiadji, 2009: 187). Defuzzifikasi pada metode Sugeno order nol menggunakan perhitungan Weight Average (WA) WA = 1z z n z n n (2. 24) dengan, 48

41 WA α n z n : hasil defuzzifikasi. : nilai predikat (hasil inferensi) pada aturan ke-n. : nilai output (konstanta) pada aturan ke-n. 6. Pengujian Sistem Fuzzy Pengujian dilakukan untuk menguji apakah klasifikasi / penilaian kesehatan bank dengan menggunakan sistem fuzzy yang dilakukan sudah sesuai atau belum dengan perhitungan manual berdasarkan metode RGEC. Cara pengujian dalam penelitian ini adalah dengan menghitung tingkat akurasi sistem yaitu dengan menghitung jumlah hasil penilaian sistem fuzzy yang sesuai dengan perhitungan berdasarkan metode RGEC dibagi dengan jumlah seluruh data yang ada. Secara matematis dapat dinyatakan dengan formula (Anis, 2015: 62) : Akurasi = jumlah data benar jumlah seluruh data 100% (2. 25) Kesalahan atau error merupakan kesalahan pada sistem berdasarkan data yang dimasukkan. Besar kesalahan dapat diketahui dengan cara : Kesalahan = 100% Akurasi (2. 26) Sistem fuzzy dengan tingkat akurasi yang tinggi dianggap mampu mewakili klasifikasi suatu permasalahan. Dalam hal ini, sistem fuzzy tersebut digunakan untuk klasifikasi penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia. 7. Toolbox Fuzzy pada MATLAB (Matrix Laboratory) MATLAB merupakan perangkat lunak yang digunakan sebagai bahasa pemrograman tingkat tinggi. MATLAB digunakan untuk komputasi, 49

42 visualisasi dan pemrograman. Pemrograman pada MATLAB sering digunakan, salah satunya untuk pengembangan aplikasi berbasis grafik dan pembuatan Graphical User Interface (GUI) (Mathworks, 2016). Toolbox fuzzy merupakan salah satu program pada MATLAB guna mempermudah komputasi sitem fuzzy. Pada Fuzzy Logic Toolbox terdapat 5 jenis GUI untuk keperluan rancang bangun FIS, yaitu (Agus Naba, 2009: 80-94): a. Fuzzy Inference System (FIS) Editor FIS editor merupakan tampilan awal toolbox fuzzy. Cara menampilkan FIS editor adalah mengetikkan tulisan fuzzy pada commad window, sehingga akan muncul gambar seperti Gambar Gambar FIS Editor Mamdani Pada FIS editor hal yang harus diperhatikan adalah memilih inferensi fuzzy yang sesuai. Pada tampilan awal dari FIS editor inferensi fuzzy default adalah metode Mamdani. Jika menggunakan inferensi fuzzy Sugeno klik File - New FIS - pilih Sugeno, maka tampillan FIS editor akan berubah seperti yang terlihat pada Gambar

43 Gambar FIS Editor Sugeno b. Membership Function Editor Membership function editor berfungsi mengedit fungsi keanggotaan pada input dan output. Cara menampilkannya adalah klik Edit Membership Function Editor atau klik dua kali pada input / output. Bagian ini digunakan untuk menentukan banyak himpunan fuzzy yang digunakan dalam sebuah sistem, caranya klik Edit Add MFs (untuk menambahkan jumlah himpunan fuzzy) atau Remove Selected MFs (untuk mengurangi jumlah himpunan fuzzy). Gambar berikut ini merupakan tampilan awal pada suatu membership function editor. Gambar Membership Function Editor 51

44 c. Rule Editor Rule editor berfungsi untuk menambahkan, mengurangi atau mengedit aturan yang telah disusun. Cara menampilkan rule editor adalah klik Edit Rules. Rule dapat mendefinisikan aturan IF THEN dengan mudah yaitu dengan mengeklik sebuah item opsi nilai linguistik untuk tiap variabel FIS. Gambar 2.20 menujukkan tampilan awal rule editor. Gambar Rule Editor d. Rule Viewer Fungsi dari rule viewer adalah untuk menampilkan proses keseluruhan yang terjadi dalam FIS (Agus Naba, 2009: 93). Cara menampilkan rule viewer yaitu klik View Rules atau klik Ctrl+5. Pada bagian ini kita dapat mengetahui output nilai crisp dari data input dengan cara memasukkan data yang akan diproses pada kolom input kemudian tekan enter maka pada bagian output akan keluar sebuah nilai sebagai hasil dari defuzzifikasi sistem fuzzy tersebut. Tampilan rule viewer ditunjukkan pada Gambar

45 Gambar Rule Viewer e. Surface Viewer Plot keluaran FIS untuk keseluruhan rentang masukan bisa dilihat melalui Surface viewer (Agus Naba, 2009: 94). Cara menampilkan surface viewer yaitu klik View Surface atau klik Ctrl+6. Tampilan rule viewer ditunjukkan pada Gambar Gambar Surface Viewer 53

46 8. Graphical User Interface (GUI) Grapichal User Interface (GUI) berguna untuk menampilkan program MATLAB yang telah dibuat. Aplikasi yang menggunakan GUI umumnya lebih mudah dipelajari dan digunakan karena orang yang menjalankannya tidak perlu mengetahui perintah yang ada dan bagaimana kerjanya. Keunggulan GUI MATLAB dibandingkan dengan bahasa pemrograman yang lain adalah (Teuinsuska, 2009: 1): a. Banyak digunakan dan sesuai untuk aplikasi-aplikasi berorientasi sains. b. Mempunyai fungsi built-in sehingga tidak mengharuskan pengguna membuat perintah sendiri. c. Ukuran file (gambar dan M-file) tidak terlalu besar. d. Kemampuan grafis cukup baik. Memulai GUI pada MATLAB dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mengetik guide pada command window atau dengan klik menu File kemudian pilih New dan selanjutnya klik GUI. Gambar berikut menunjukkan tampilan awal desain GUI pada MATLAB R2009a. Gambar Tampilan Halaman Awal GUI 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat komposit bank tersebut. Menurut peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Pengertian bank menurut pasal 1 Undang- Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

PENDAHULUAN Pengertian bank menurut pasal 1 Undang- Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari Klasifikasi Kesehatan Bank... (Rani Mita Sari) 1 KLASIFIKASI KESEHATAN BANK MENGGUNAKAN SISTEM FUZZY SUGENO ORDER NOL YANG DIIMPLEMENTASIKAN DENGAN GRAPHICAL USER INTERFACE (GUI) THE BANK PERFORMANCE CLASSIFICATION

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Himpunan Fuzzy Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Outline Himpunan CRISP Himpunan Fuzzy Himpunan CRISP Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item dalam suatu himpunan A, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

SIDANG TESIS. Oleh : Enny Rohmawati Malik. Dosen Pembimbing : Dr. Imam Mukhlash,S.Si,M.T

SIDANG TESIS. Oleh : Enny Rohmawati Malik. Dosen Pembimbing : Dr. Imam Mukhlash,S.Si,M.T SIDANG TESIS APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY DAN METODE REGRESI UNTUK MENGETAHUI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi Kasus Bank di Indonesia Periode 2005-2009) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE 2013-2015 Nama : Yacob Berkat NPM : 27212774 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjurusan di SMA Sepanjang perkembangan Pendidikan formal di Indonesia teramati bahwa penjurusan di SMA telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan yaitu tahun 1945 sampai sekarang,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT. ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK NAMA : Alien Aprilian NPM

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Pendahuluan Alasan digunakannya Logika Fuzzy Aplikasi Himpunan Fuzzy Fungsi keanggotaan Operator Dasar Zadeh Penalaran Monoton Fungsi Impilkasi Sistem Inferensi Fuzzy Basis Data Fuzzy Referensi

Lebih terperinci

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEPRIBADIAN SISWA BERDASARKAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI MI MIFTAHUL ULUM GONDANGLEGI MALANG) Wildan Hakim, 2 Turmudi, 3 Wahyu H. Irawan

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC Ramdhansyah Universitas Negeri Medan ramdhanrangkuti@gmail.com Abstrak Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 13/1/PBI/2011 tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang menjadi pendukung dalam melakukan penelitian ulang terhadap kinerja keuangan bank dengan menggunakan metode RGEC diantaranya

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan BAB I Latar Belakang 1.1 LATAR BELAKANG Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan memiliki beberapa jenis bank. Didalam Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Permintaan 2.1.1 Pengertian Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu

Lebih terperinci

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO Ganjar Ramadhan Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Email : ganjar.ramadhan05@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit BAB IV PEMBAHASAN A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Aplikasi fuzzy logic untuk pengambilan keputusan pemberian kredit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan cara meningkatkan pendapatan melalui kegiatan perekonomian. Peningkatan ini membutuhkan suatu sarana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah kata benda yang berasal dari kata himpun. Kata kerjanya adalah menghimpun. Menghimpun adalah kegiatan yang berhubungan dengan berbagai objek apa saja.

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN FUNGSI KEANGGOTAAN (Membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai/derajat keanggotaannya yang memiliki interval

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, bank didefinisikan sebagai Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara negara di Eropa, Amerika dan Jepang mendengar kata bank sudah tidak asing lagi. Bank sudah

Lebih terperinci

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS DAN CAPITAL PADA PT BANK DANAMON INDONESIA TBK PERIODE 2010-2014 Nama : Deni Aulia NPM : 21212826

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut pada masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA Rosalina Febrica Mayasari *1 Dwi Septa Aryani 2 Ima Andriyani 3 1,2,3 Universitas Tridinanti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dalam kelangsungan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan beras, setiap manusia mempunyai cara-cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Daftar nama bank yang termasuk dalam objek penelitian ini adalah 10 bank berdasarkan total aset terbesar di tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk menarik dana dan menghimpun dana dari masyarakat juga semakin meningkat. Dana yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN 2013-2015 Nama : Nur Azmi Lubis NPM : 25212450 Jurusan Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 LOGIKA FUZZY Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian adalah paper yang dibuat oleh Lofti A Zadeh, dimana Zadeh memperkenalkan teori yang memiliki obyek-obyek dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya mengenai Pariwisata di Yogyakarta, obyek wisata, penelitianpenelitian

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya mengenai Pariwisata di Yogyakarta, obyek wisata, penelitianpenelitian BAB II KAJIAN TEORI Bab II berisi kajian teori. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya mengenai Pariwisata di Yogyakarta, obyek wisata, penelitianpenelitian terdahulu, teori himpunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Peneliti (Tahun) 1. Heidy, Zainul, Nila (2014) 2. Fajri Hakim (2013) 3. Jayanti Mandasari (2015) 4. Yessi, Rahayu, Tema Alat Analisis Hasil Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan merupakan sektor yang paling utama dalam berperan memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari terlaksananya

Lebih terperinci

Nama : Uthary Maladhika NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI

Nama : Uthary Maladhika NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC (RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, CAPITAL) PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk PERIODE 2010-2014 Nama : Uthary Maladhika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN 2010- Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti Universitas Islam Batik Surakarta Jl.KH.Agus Salim No.10, Jawa Tengah 57147, Indonesia *Email:

Lebih terperinci

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Berdasarkan Data Persediaan dan Jumlah Permintaan Ria Rahmadita Surbakti 1), Marlina Setia Sinaga 2) Jurusan Matematika FMIPA UNIMED riarahmadita@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, masalah perekonomian adalah hal yang sangat penting dalam membangun suatu negara untuk menjadi negara yang lebih baik bahkan

Lebih terperinci

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Media Informatika, Vol. 3 No. 1, Juni 2005, 25-38 ISSN: 0854-4743 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Sri Kusumadewi, Idham Guswaludin Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease) jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien (Iman, 2001:13).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease) jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien (Iman, 2001:13). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyakit Jantung Koroner 1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease) Penyakit Jatung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto Masalah kinerja pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto sangat mendapat perhatian. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Laba Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014 membutuhkan

Lebih terperinci

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha Menggunakan Fuzzy Logic 1. Pendahuluan Jual beli motor merupakan suatu kegiatan transaksi yang mungkin sering kita temukan di kehidupan sehari-hari. Untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN 3.1. Alur Pikir Penelitian Tingkat kesehatan bank merupakan cerminan dari kondisi suatu bank yang dilihat dari laporan keuangan. Bank yang sudah go public wajib menerbitkan laporan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan dalam situasi tertentu. Sistem

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY oleh: 1 I Putu Dody Lesmana, 2 Arfian Siswo Bintoro 1,2 Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Dian Risnawati 20208369 Pembimbing : 1. Hary W. Achmad Romadhon, Dr. 2. Caecilia Widi Pratiwi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga kesehatan Bank perlu dipelihara. Dalam hal ini Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana Logika Fuzzy KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8 Entin Martiana 1 Kasus fuzzy dalam kehidupan sehari-hari Tinggi badan saya: Andi menilai bahwa tinggi badan saya termasuk tinggi Nina menilai

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA BANK RAKYAT INDONESIA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA BANK RAKYAT INDONESIA Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 6, Nomor 8, Agustus 2017 ISSN : 2460-0585 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA BANK RAKYAT INDONESIA 2013-2015 Ratna Lutfiani Putri ratnalutfianiputri@gmail.com

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Institusi Perbankan Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian bank diatur dalam Pasal 1 ayat 2. Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau tempat untuk menukarkan uang. Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aplikasi Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno dalam Memperkirakan Produksi Air Mineral dalam Kemasan Oleh Suwandi NRP 1209201724 Dosen Pembimbing 1. Prof. Dr M. Isa Irawan, MT 2. Dr Imam Mukhlash, MT Institut

Lebih terperinci

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma.

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Tentang Mata Mata merupakan organ tubuh manusia yang paling sensitif apabila terkena benda asing misal asap dan debu. Debu akan membuat mata kita terasa perih atau

Lebih terperinci

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM : Judul Nama : Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM : 1306205090 Abstrak Tingkat kepercayaan masyarakat merupakan hal yang mutlak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting

Lebih terperinci

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH KECERDASAN BUATAN SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH AMARILIS ARI SADELA (E1E1 10 086) SITI MUTHMAINNAH (E1E1 10 082) SAMSUL (E1E1 10 091) NUR IMRAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan evaluatif, yaitu dengan menganalisis penilaian sendiri (self assessment)

III. METODE PENELITIAN. dan evaluatif, yaitu dengan menganalisis penilaian sendiri (self assessment) 31 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode deskriptif dan evaluatif, yaitu dengan menganalisis penilaian sendiri (self assessment) atas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN BAB IV HASIL & PEMBAHASAN A. GambaranUmum Objek dari penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia periode 2011-2013. Dari seluruh populasi yang ada, diambil beberapa bank sebagai sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

Jurusan Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC (RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL) PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK PERIODE 2013-2015 1 Kadek Septa Riadi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian ini ada 4 penelitian yaitu: 1. Titik Aryati dan Shirin Balafif (2007). Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap Negara menetapkan rencana pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan kemakmuran bagi seluruh anggota masyarakatnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga intermediasi, bank memiliki peranan

Lebih terperinci

( ) ( ;,, ) Π(,, ) ( ;, ) ( ;, ) ( ) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata yang cukup menarik minat para wisatawan baik

Lebih terperinci

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu :

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu : BAB V FUZZY LOGIC MATLAB TOOLBOX Agar dapat mengunakan fungsi-fungsi logika fuzzy yang ada paad Matlab, maka harus diinstallkan terlebih dahulu TOOLBOX FUZZY. Toolbox. Fuzzy Logic Toolbox adalah fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC Disusun Oleh: Nama: Rahmi Aprisa Putri NPM: 18212459 Jurusan: Manajemen Pembimbingan: Endang Setyaningsih,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Mulai dari petani, buruh, dan nelayan sudah mengenal bank. Bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Mulai dari petani, buruh, dan nelayan sudah mengenal bank. Bahkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini, bank merupakan kata yang tidak asing lagi bagi masyarakat. Mulai dari petani, buruh, dan nelayan sudah mengenal bank. Bahkan mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital). BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penilaian kesehatan bank terbaru menggunakan analisis terhadap faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital). Hal yang perlu dipahami dalam

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN RGEC PADA PT. BANK BNI (PERSERO), TBK PERIODE Nama : Darel Akhir Syawal NPM : Jurusan : Akuntansi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN RGEC PADA PT. BANK BNI (PERSERO), TBK PERIODE Nama : Darel Akhir Syawal NPM : Jurusan : Akuntansi ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA PT. BANK BNI (PERSERO), TBK PERIODE 2011 2013 Nama : Darel Akhir Syawal NPM : 21212717 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Sudarsono, SE., MM PENDAHULUAN

Lebih terperinci

AGUS KURNIAWAN( ) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM.

AGUS KURNIAWAN( ) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM. ANALISIS KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC (RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, CAPITAL) PADA BANK BUMN PERIODE 2011-2015 AGUS KURNIAWAN(10212393) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM.

Lebih terperinci

AKUNTABEL 15 (1),

AKUNTABEL 15 (1), AKUNTABEL 15 (1), 2018 49-54 http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/akuntabel Analisis tingkat kesehatan keuangan dengan menggunakan metode rgec (risk profile, good corporate governance, earning dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Bank CIMB Niaga, Tbk berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada membangun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci