BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pendahuluan
|
|
- Ivan Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pendahuluan Pesawat terbang dalam daur hidupnya melewati beberapa proses, seperti perancangan, pengujian dan produksi. Keseluruhan proses yang dilewati dinamakan airplane program. Proses ini cukup panjang hingga lebih 20 tahun. Untuk melaksanakan airplane program membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu dibutuhkan analisis biaya. Dalam analisis biaya, dibutuhkan penjabaran struktur biaya untuk memudahkan analisis. Selain itu, faktor waktu ikut mempengaruhi hasil keluaran dari analisis biaya. Analisis yang dilakukan dengan estimasi atau memperkirakan biaya yang membentuk harga pesawat. Metode yang digunakan untuk estimasi cukup beragam, sehingga metode analisis menjadi bab tersendiri pada tulisan ini. 2.2 Airplane program Airplane program didefinisikan sebagai perkembangan pesawat udara dari desain hingga proses manufaktur, operasi dan sampai pada disposal. Sebuah analisis yang dibuat Roskam (referensi 1) membagi airplane program menjadi enam fase seperti terlihat pada gambar 2-1. Gambar II-1 Airplane program 6
2 Gambar diatas menunjukkan relasi antara enam fase airplane program dengan biaya yang harus dikeluarkan. Biaya keseluruhan yang dikeluarkan ini disebut dengan biaya daur hidup atau life cycle cost. Persentase biaya yang dikeluarkan tiap fase dapat dilihat pada sumbu vertikal, sedangkan fase yang dilalui pada sumbu horizontal. Adapun fase-fase penting untuk kebutuhan estimasi harga pesawat, yaitu fase planning and conceptual design, fase preliminary design and system integration, fase detail design and development dan fase manufacturing and acquisition Fase 1 : Planning and conceptual design Fase ini terdiri atas dua hal yaitu planning dan conceptual design. Planning terdiri atas penelitian atas mission requirements, yang pada akhirnya menghasilkan mission specification. Conceptual design terdiri atas aktivitas desain yang berhubungan dengan preliminary design part I dan II pada gambar 2.2. Dibawah ini adalah diagram planning and conceptual design dalam garis besar berdasarkan referensi Roskam. Gambar II-2 Planning and conceptual design 7
3 Gambar diatas menunjukan fase planning and conceptual design. Planning dimulai dari market study sampai mission specification. Sedangkan conceptual design membagi menjadi dua bagian utama yaitu part I dan part II yang dimulai dari preliminary sizing hingga konfigurasi awal pesawat yang akan digunakan Fase 2 : Preliminary design and system integration Fase ini merupakan lanjutan dari fase sebelumnya. Fase preliminary design and system integration dapat dijelaskan dalam gambar II-3 berdasarkan referensi Roskam sebagai berikut Gambar II-3 Preliminary design and system integration Gambar diatas menunjukan aktivitas berupa perbaikan konfigurasi awal pesawat dari tahap sebelumnya hingga penetapan konfigurasi awal yang digunakan. 8
4 2.2.3 Fase 3 : Detail design and development Pada fase ini, desain pesawat udara dan sistem integrasi sudah diselesaikan seperti assembly/perakitan pesawat udara. Selain itu, pesawat udara sudah diproduksi untuk melakukan pengujian di darat maupun di udara dan sertifikasi Fase 4 : Manufacturing and acquisition Pada fase ini, pesawat udara melalui tahap manufaktur/produksi dan siap untuk diserahkan ke pelanggan. Fase 4 ini sudah melewati tahap RDTE, pesawat udara yang dibuat sesuai dengan spesifikasi dari konsumen Fase 5 : Operation and support Pada fase ini, pesawat udara sudah berada di tangan pelanggan dan dioperasikan dengan ditunjang oleh berbagai aktivitas pendukung. Operasi pesawat udara dapat dilakukan dengan cara komersil maupun non komersil seperti militer. Aktivitas yang terlibat cukup banyak seperti perawatan pesawat udara, penerbangan domestik, penerbangan berjadwal dan sebagainya Fase 6 : Disposal Fase ini menandakan berakhirnya dari keseluruhan daur hidup operasi pesawat udara. Kegiatan disposal terdiri atas penghancuran pesawat udara dan material lain yang berhubungan dengan pesawat udara. Fase ini biasanya dilalui setelah pesawat udara mencapai batas umur ekonomisnya dan teknologi. 2.3 Konsep tekno ekonomi Investasi merupakan kegiatan yang hasilnya hanya dapat diperoleh setelah jangka waktu tertentu. Sedangkan investor adalah pihak yang menanamkan modalnya dalam bentuk investasi dan mengharapkan imbalan atas investasi yang dilakukan. Investasi ini memiliki risiko yang dapat berupa risiko moneter seperti inflasi ataupun risiko usaha lainnya seperti kegagalan pemasaran maupun produksi. 9
5 Investasi memerlukan pengerahan dana perusahaan. Setiap penggunaan dana tersebut menimbulkan biaya yang lazim disebut sebagai biaya modal. Oleh karena itu kelayakan suatu investasi ditentukan oleh perbandingan antara hasil investasi yang diperoleh terhadap biaya modal yang dikeluarkan. Analisis investasi pesawat WISE 8 terdiri atas : Kerangka pendekatan analisis tekno-ekonomi Pendekatan analisis tekno-ekonomi terdiri atas 3 tahap, tahap tersebut adalah a. Identifikasi peluang investasi Dalam merumuskan strategi usaha, perusahaan perlu mempertimbangkan aspek internal perusahaan dan aspek external perusahaan. Aspek internal ini menunjukan kemampuan dan kelebihan (strength) yang dimiliki perusahaan serta kelemahannya (weakness). Sedangkan aspek eksternal adalah peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dari pesaing yang mungkin timbul. Peluang investasi dapat bersumber dari : - Permintaan pasar (market-pull opportunities) - Kemampuan teknologi (technology-push opportunities) b. Analisis aspek aspek investasi Ruang lingkup suatu rencana investasi terdiri atas - Aspek marketing - Aspek teknis dan operasi - Aspek manajemen - Aspek legal - Aspek ligkungan - Aspek ekonomi dan finansial c. Rekomendasi dan implementasi rencana investasi Setelah memepertimbangkan berbagai aspek investasi diatas, pengambil keputusan dapat mengambil tindakan mengenai rencana investasinya. Jika rencana investasi dilaksanakan, maka persiapan segera dilakukan seperti penyampaian proposal investasi kepada pihak yang berkepentingan, perencanaan pendanaan investasi, 10
6 pembuatan kontrak, perancangan (design & engineering), pengadaan material (procurement) dan akhirnya tahap pelaksanaan/produksi Konsep nilai waktu dari uang dan faktor bunga Apabila seseorang diminta untuk memilih apakah mendapatkan Rp pada hari ini atau Rp sebulan kemudian, orang tersebut akan lebih menyukai mendapatkan Rp pada hari ini karena nilai Rp sekarang lebih besar dibandingkan nilai riil Rp bulan depan. Preferensi individu tersebut menunjukan adanya nilai waktu dari uang. Untuk menjelaskan nilai waktu dari uang lebih mudah dapat menggunakan contoh aktivitas di bank. Jika uang sebesar Rp disimpan dalam tabanas dengan suku bunga 1,5% per bulan. Maka pada bulan depan, orang tersebut akan memperoleh : Pokok simpanan + bunga = Rp (1,5% x Rp ) = Rp ,00 Dengan demikian, nilai waktu dari uang memperlihatkan imbalan minimum yang masih dapat diterima seseorang untuk menunda mengkonsumsi uangnya. Dalam kegiatan investasi, nilai ini terlihat pula saat sumber dana yang digunakan untuk investasi berasal dari kredit bank, maka perusahaan harus membayar bunga sebagai biaya modal. Pada analisis biaya pesawat WISE, nilai waktu dari uang terlihat pada elemen biaya finance yang besarnya sering diasumsikan 10% dari biaya manufacturing. Selain menggunakan faktor bunga, nilai waktu dari uang dapat menggunakan indeks consumer price index (CPI) setiap tahunnya. CPI didefinisikan sebagai index yang mengukur perubahan harga rata rata setiap waktu. Harga yang dimaksud adalah harga barang dan jasa yang dikonsumsi sejumlah penduduk atau rumah tangga dalam beberapa periode waktu. Indeks CPI memiliki kecenderungan untuk meningkat setiap tahunnya. Jadi besarnya biaya dapat disesuaikan dari satu tahun ke tahun yang lain dengan menggunakan cost escalation factor (CEF). CEF 11
7 merupakan fungsi waktu dan CPI. CEF dapat diperoleh dengan membuat perbandingan/rasio antara CPI untuk waktu yang dimaksud dengan CPI tahun referensi. Roskam memperlihatkan grafik CEF dari waktu ke waktu dengan harga CEF adalah 1 pada tahun 1970 seperti pada gambar dibawah ini. Gambar II-4 Grafik variasi CEF terhadap waktu(referensi 29) Gambar diatas bersumber dari program Advanced Aircraft Analysis 3.1 reader (referensi 29). Dari gambar terlihat, nilai CEF memiliki kecendrungan menaik dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukan menurunnya nilai uang, sebagai contoh nilai uang US$ 1 pada tahun 1970 setara dengan nilai uang US$ 5 pada tahun Besarnya peningkatan nilai CEF tergantung dari kondisi perekonomian sebuah negara. Negara dengan kondisi ekonomi yang baik akan mempunyai peningkatan harga CEF yang kecil tiap tahunnya. Dengan menggunakan CEF, seorang analis dapat memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan pada tahun mendatang, dimana biaya pada tahun sebelumnya atau referensi sudah diketahui. 2.4 Harga pesawat terbang di pasar Harga pesawat terbang di pasar sangatlah bervariasi, ditentukan banyak faktor seperti berat take off, material, design work package, prestasi, teknologi, kondisi pasar, aturan pemerintah, biaya manufaktur dan calendar time. Pada 12
8 umumnya harga pesawat dikelompokan berdasarkan jenis mesin yang digunakan. Hal ini sesuai dengan tampilan penyajian data harga pesawat di majalah AviationWeek. Pesawat WISE 8 merupakan pesawat dengan basis teknologi ground effect, pesawat jenis ini belum digunakan komersil. Sehingga data-data mengenai harga pesawat ground effect belum tersedia cukup banyak di pasar. Pesawat yang mempunyai teknologi yang sama dengan WISE 8 adalah pesawat Flightship FS8. Pesawat Flightship FS8 memiliki kapasitas daya angkut lebih besar dibandingkan WISE 8 sehingga harga pesawat Flightship dapat menjadi batas atas dari harga pesawat WISE 8. Pesawat dengan jenis mesin single piston engine mempunyai rentang berat yang sama dengan pesawat WISE 8. Jika pesawat WISE 8 diasumsikan sebagai pesawat single piston engine, maka harga pesawat dengan spesifikasi WISE 8 dapat diperoleh. Metode yang digunakan untuk estimasi harga pesawat adalah metode parametrik. Metode ini menggunakan persamaan empiris berdasarkan data-data harga pesawat single piston engine tahun Roskam menyediakan persamaan empiris untuk mendapatkan harga pesawat single piston engine tahun Selain menggunakan persamaan Roskam, persamaan empiris harga pesawat dapat dibuat dengan menggunakan data-data harga pesawat single piston engine yang terbaru. Dari majalah AviationWeek tahun 2004 terdapat data-data harga pesawat sehingga dapat dibuat persamaan empiris harga pesawat tahun Maka estimasi harga pesawat dapat menggunakan dua cara yaitu persamaan empiris Roskam dan persamaan empiris harga pesawat tahun Estimasi ini hanya memberikan harga pesawat, tidak memberikan rincian elemen biaya yang membentuk harga tersebut. Dan dibuat untuk melihat rentang harga pesawat WISE 8 dan Flightship di pasar Persamaan empiris Roskam Persamaan empiris Roskam berdasarkan hasil statistik pesawat single piston engine pada referensi AviationWeek tahun Adapun persamaan empiris yang digunakan : AMP = invlog( (logW 1989 TO )) 13
9 AMP merupakan airplane marked price atau harga pesawat di pasar. Persamaan ini merupakan fungsi harga pesawat terhadap W TO atau berat take off. Untuk estimasi AMP pada tahun tertentu, AMP dapat dieskalasi menggunakan CEF Persamaan empiris harga pesawat tahun Data yang digunakan adalah data harga pesawat terbang single piston dan berat take off pesawat tersebut. Data tersebut diperoleh dari website gama.aero yang bersumber dari majalah AviationWeek Kedua data ini (harga dan berat take off) dapat dibuat grafik dari beberapa pesawat single piston engine. Dan dengan cara regresi kurva dari grafik tersebut akan diperoleh persamaan empiris harga pesawat tahun Untuk estimasi harga pada tahun tertentu, dapat menggunakan CEF 2.5 Struktur harga pesawat terbang Struktur harga pesawat terbang terdiri atas 2 elemen biaya utama yaitu biaya RDTE dan biaya akuisisi. RDTE mencakup biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan Research, Development, Testing dan Evaluation. Sedangkan biaya akuisisi adalah biaya yang dibebankan ke konsumen untuk memproduksi pesawat udara yang sudah disertifikasi termasuk keuntungan perusahaan manufaktur. Struktur harga yang dibuat berdasarkan Roskam Biaya RDTE Biaya RDTE mencakup biaya sejak awal penelitian yang dimulai dari riset kondisi pasar pesawat udara hingga pembuatan prototype termasuk uji terbang dari pesawat udara tersebut. Prototype dibuat dengan tujuan memvalidasi perhitungan dan kajian serta memenuhi persyaratan sertifikasi pesawat, biasanya dengan melakukan serangkaian pengujian. Biaya RDTE dibebankan ke konsumen dengan cara disebar ke seluruh pesawat yang akan diproduksi sehingga biaya RDTE setiap pesawat akan menjadi kecil jika pesawat yang diproduksi semakin banyak.. Biaya ini mencakup perhitungan biaya yang dikeluarkan fase satu, dua dan tiga daur hidup pesawat terbang. Fase 1-3 melibatkan aktivitas aktivitas yang dimulai dengan perancangan konseptual hingga sertifikasi. Fase
10 melibatkan desain, konstruksi, uji terbang dan pengujian didarat (ground testing). Biaya RDTE adalah biaya tetap (non recurring cost) dalam airplane program, biaya tetap ini memiliki pengertian bahwa biaya hanya dikenakan sekali dalam airplane program. Keseluruhan biaya RDTE dipecah menjadi tujuh kategori dan dapat diestimasi dengan persamaan sebagai berikut : C RDTE = Caed,r + Cdst,r + Cfta,r + Cfto,r + Ctsf,r + Cfin,r Penjelasan elemen biaya RDTE, yaitu : a. Airframe engineering and design cost, Caed,r Secara umum, elemen biaya engineering meliputi jam kerja (hours) yang dikeluarkan untuk aktivitas penelitian, perancangan, pengembangan, evaluasi dan perancangan ulang terhadap airframe dasar pesawat. Biaya engineering dapat diperoleh dengan mengalikan jam kerja terhadap biaya tenaga kerja engineering per jam. Biaya tenaga kerja engineering (engineering dollar rate per hour) meliputi biaya langsung tenaga kerja engineering, overhead, biaya adminstrasi dan biaya tidak langsung. b. Development and testing cost, Cdst,r Elemen biaya development and testing adalah biaya tetap pada proses manufaktur pesawat yang mendukung aktivitas engineering fase RDTE. Aktivitas ini meliputi manhours dan material yang dibutuhkan untuk memproduksi mockup, model, alat uji, pengujian windtunnel, sistem, struktur dan propulsi. c. Flight test airplanes cost, Cfta,r Definisi flight test disini bukan operasi kegiatan pengujian pesawat, melainkan aktivitas yang terlibat dalam proses manufaktur pesawat uji. Elemen biaya terbagi menjadi 5 kategori, yaitu : Cost of engine and avionics Biaya yang dianalisis adalah biaya mesin dan avionik pesawat udara termasuk propeller dari mesin. Jumlah mesin dan avionik yang digunakan tergantung kebutuhan dari pengujian pesawat baik uji statik maupun uji terbang. Biaya mesin dan avionic dapat diperoleh langsung dari vendor/manufaktur yang memproduksi mesin dan avionic. 15
11 Manufacturing labor cost Manufacturing labor didefinisikan sebagai tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk proses permesinan, fabrikasi dan perakitan airframe pesawat, termasuk instalasi mesin, avionic dan komponen dari vendor manufaktur lain. Peralatan yang mempunyai persentase cukup besar dari airframe pesawat dan pembuatannya disubkontrakan ke perusahaan manufaktur lain, maka peralatan ini di hitung pada elemen manufacturing labor. Biaya manufacturing labor dihitung berdasarkan lama jam kerja yang dibutuhkan. Manufacturing material cost Manufacturing material meliputi material mentah, material semi fabrikasi dan peralatan dari vendor manufaktur lain yang dibutuhkan untuk proses maufaktur airframe pesawat termasuk sistem didalamnya. Tooling cost Peralatan yang dimaksud adalah jigs, fixtures, cetakan dan peralatan khusus yang digunakan selama proses fabrikasi pesawat udara. Perhitungan biaya peralatan menggunakan lama jam kerja untuk tooling (tooling hours). Tooling hours didefinisikan sebagai waktu (jam) yang dibutuhkan untuk tool desin, tool planning, tool fabrication, produksi peralatan uji, pengecekan peralatan, perawatan dari alat, perubahan standar dan perencanaan produksi. Quality control cost Kendali kualitas adalah pekerjaaan untuk memeriksa part yang dibuat dan dibeli, material dan proses standar perakitan, gambar dan spesifikasi. Kendali kualitas dianggap penting dalam manufaktur pesawat udara karena kerumitannya. Spesifikasi dan standar dari otoritas dibutuhkan untuk acuan pemeriksaan seluruh aspek dari fabrikasi. Kendali kualitas memiliki hubungan yang sangat dekat dengan direct manufacturing labor sehingga manhour yang dibutuhkan diperkirakan 1/3 biaya manufacturing labor. d. Flight test operation cost, Cfto,r Biaya uji terbang adalah biaya operasional yang dikeluarkan untuk melakukan uji terbang, biaya ini tidak termasuk biaya untuk mempoduksi 16
12 pesawat uji. Lebih spesifik lagi terdiri atas biaya perencanaan pengujian, instrumentasi, bahan baker dan pelumas, pilot, penyewaan fasilitas bandara dan asuransi. e. Test and simulation facilities cost, Ctsf,r Dalam banyak kasus airplane program, sering ditemukan kebutuhan untuk membangun fasilitas pengujian yang baru. Sebagai contoh pada pesawat yang menggunakan teknologi fly-by-wire, teknologi ini membutuhkan fasilitas yang tidak umum yaitu simulasi pesawat udara yang tidak stabil. Kebutuhan fasilitas tambahan dan tidak umum ini menjadikan biaya tersendiri pada fase RDTE. Salah satu rangkaian pengujian yang harus dilakukan pesawat WISE 8 adalah pengujian hidrodinamika. Pengujian ini bekerjasama dengan ITS (Institut Teknologi Surabaya) yang mempunyai fasilitas uji hidrodinamika, sehingga biaya uji menjadi lebih murah karena tidak membangun fasilitas baru. Biaya uji hidrodinamika ini dimasukan ke dalam biaya development and testing. f. Cost to finance the RDTE phases, Cfin,r Pembiayaan/financing fase RDTE dapat dilakukan menggunakan keuangan internal perusahaan maupun dengan peminjaman ke lembaga keuangan. Penggunaan uang internal perusahaan dianggap biaya karena uang yang digunakan dapat menghasilkan pemasukan berupa bunga jika diinventasikan ke bank. Sedangkan pembiayaan dengan meminjam ke lembaga keuangan merupakan biaya karena dikenakan bunga oleh lembaga keuangan. Faktor yang mempengaruhi biaya finacing cost adalah persentase tingkat suku bunga perbankan dan kondisi perekonomian suatu negara. Persentase tingkat suku bunga ini tergantung oleh durasi peminjaman dan pola pembayarannya. Besar biaya finance pada fase RDTE ini antara 10%-20% dari biaya keseluruhan fase RDTE. Pada perhitungan, biaya finance pesawat WISE adalah 10% dari biaya keseluruhan fase RDTE. 17
13 2.5.2 Biaya manufacturing dan akuisisi Biaya ini melibatkan biaya manufaktur pesawat terbang (CMAN) dan keuntungan perusahaan manufaktur (CPRO). Kedua biaya ini memiliki hubungan sebagai berikut : CACQ = CMAN + CPRO Besarnya biaya manufacturing dan akuisisi tergantung jumlah pesaawat yang akan diproduksi, sehingga dapat dimasukkan ke dalam biaya tidak tetap (recurring cost). Keseluruhan biaya ini mencakup biaya pada fase empat airplane program. Biaya manufaktur dan akuisisi dapat dipecah menjadi lima kategori biaya, yaitu: a. Airframe engineering and design cost, Caed,m Aktivitas engineering pada manufacturing merupakan aktivitas enginerring lanjutan setelah RDTE. Aktivitasnya meliputi engineering design pada masalah yang belum terselesaikan selama RDTE, permintaan modifikasi atau perubahan desain khusus dari konsumen, perawatan, keandalan dan accessibility. Perhitungan biaya engineering ini berdasarkan jam kerja engineering. b. Airplane program production cost, Capc,m Cost of engine and avionics Cost of interior Manufacturing labor cost Manufacturing material cost Tooling cost Quality control cost c. Production flight test operation cost, Cfto,m Definisi operasi flight test berbeda dengan flight test RDTE. Pengujian yang dilakukan tidak sebanyak pada RDTE, pengujian antara biasanya 2 sampai 10 jam dan dilakukan sebelum pesawat diserahkan ke konsumen untuk mengecek kondisi pesawat yang dibuat. Besarnya biaya tergantung oleh biaya operasional pesawat per jam dan biaya overhead saat pengujian. d. Cost to finance the manufacturing phase, Cfin,m Seperti halnya dengan biaya financing rdte, definisi financing manufacturing mempunyai pengertian yang sama termasuk faktor yang ikut 18
14 mempengaruhi. Yang membedakan dari segi besarnya biaya financing, semakin banyak pesawat yang diproduksi maka biaya financing semakin besar pula. e. Profit to manufacturing phase, Cpro Besarnya keuntungan yang diperoleh pada fase mempengaruhi titik impas dari produksi pesawat. Keuntungan ini ditentukan oleh kebijakan perusahaan dengan pertimbangan kondisi pasar pesawat Harga Pesawat (AEP) Arti dari singkatan AEP adalah Airplane Estimated Price. AEP didefinisikan sebagai harga jual pesawat udara per unitnya ke konsumen. Harga jual ini merupakan biaya yang dibebankan konsumen untuk membeli atau memiliki pesawat, biaya ini berupa biaya riset sampai produksi pesawat udara. Adapun persamaan yang digunakan : C MAN + C PRO + C AEP = Nm RDTE dimana : C MAN = Biaya untuk memproduksi pesawat setelah tahap RDTE. C PRO = Biaya yang dibebankan konsumen berupa keuntungan perusahaan untuk memproduksi pesawat. C ACQ = Penjumlahan antara biaya C MAN dan C PRO C RDTE = Biaya yang dikeluarkan manufaktur dari awal riset yaitu fase 1 pada airplane program hingga tahap sertifikasi dan pengujian pesawat udara (fase3). Nm = Jumlah produksi pesawat yang dijual dan diserahkan ke konsumen. 19
BAB III METODA ESTIMASI HARGA PESAWAT UDARA
BAB III METODA ESTIMASI HARGA PESAWAT UDARA 3.1. Pendahuluan Harga pesawat ini mencakup estimasi biaya yang dikeluarkan untuk riset hingga sertifikasi dan produksi pesawat udara yang akan diserahkan ke
Lebih terperinciESTIMASI HARGA PESAWAT WING IN SURFACE EFFECT BERKAPASITAS 8 KURSI (WISE-8)
ESTIMASI HARGA PESAWAT WING IN SURFACE EFFECT BERKAPASITAS 8 KURSI (WISE-8) Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Sarjana Oleh : HARRY MUNANDAR 13602024 Pembimbing : Dr. Ir. Hisar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal penerbangan, pilot telah merasakan dan menggunakan ground effect tanpa mengetahui penyebab terbentuknya efek tersebut. Sebagai contoh pada perang dunia ke
Lebih terperinciBAB IV STUDI KASUS, VALIDASI, DAN ANALISIS
BAB IV STUDI KASUS, VALIDASI, DAN ANALISIS 4.1 Studi kasus 4.1.1 Pesawat Flightship FS8 Pesawat Flightship FS8 adalah pesawat yang menggunakan tekonolgi Wing in ground efeect yang berkapsitas 8 penumpang.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik
Lebih terperinciEKONOMI TEKNIK. Konsep Biaya dan Lingkup Ekonomi. Pertemuan 2 KHAMALUDIN, S.T, M.T
EKONOMI TEKNIK Pertemuan 2 Konsep Biaya dan Lingkup Ekonomi KHAMALUDIN, S.T, M.T PENDAHULUAN Kata biaya (cost) mempunyai arti yang bervariasi dalam pemakaiannya. Konsep biaya (cost concept) dan prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI MANAJEMEN PROYEK Pengertian sederhana dari manajemen proyek adalah proses dalam pencapaian suatu tujuan yang telah disepakati dan dibatasi dengan waktu dan sumber daya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sistem dan teknologi informasi pada saat ini memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, semua aspek kehidupan masyarakat tidak terlepas dari dukungan
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI
Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007 PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK LIPPOBANK EXTENDED SUPPORT ( E-DISCOUNT ) PADA PT. MULTIPOLAR CORPORATION
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Dan Manajemen Proyek Proyek adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan, dan dilaksanakan sampai benar-benar memberikan hasil atau keluaran-keluaran
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN PESAWAT TEMPUR IF-X
Final Draft Menunggu Paraf KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN PESAWAT TEMPUR IF-X DENGAN
Lebih terperinciCOMPUTER SYSTEM ENGINEERING
COMPUTER SYSTEM ENGINEERING Computer system engineering (Rekayasa Sistem Komputer) terdiri atas 2 bagian, yaitu : Hardware engineering Software engineering Elemen-elemen Dari Sistem Berbasis Komputer 1.
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN
SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN Level Sistem Informasi pada Perusahaan Sistem dalam suatu perusahaan terbagi menjadi empat level, yaitu: Operasional ( Operational-level Systems ) Pengetahuan ( Knowledge-level
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya ekonomi syariah di dunia, ekonomi syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan pasar modal syariah
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI 3.1 LANGKAH PENYUSUNAN TUGAS AKHIR 3.2 PENGUMPULAN DATA
BAB 3 METODOLOGI 3.1 LANGKAH PENYUSUNAN TUGAS AKHIR Analisis yang dilakukan dalam studi ini merupakan gabungan antara studi kelayakan dengan simulasi operasi atau analisis komputasi menggunakan perangkat
Lebih terperinciINDIKATOR TINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI (TKT) / TECHNOLOGY READINESS LEVEL (TRL) KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
INDIKATOR TINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI (TKT) / TECHNOLOGY READINESS LEVEL (TRL) KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI TRL/TKT 01 Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan 1. Asumsi
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS EKONOMI
Dari Metanol dan Asam Benzoat BAB VI ANALISIS EKONOMI Pada prarancangan pabrik metil benzoat ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan semakin banyaknya bank pemerintah
Lebih terperinciDESIGN FOR MANUFACTURING
DESIGN FOR MANUFACTURING Design for Manufacturing (DFM) : Merupakan salah satu dari metoda Design for X (DFX) dimana X mungkin berhubungan dengan satu dari lusinan kriteria seperti reliability, robustness,
Lebih terperinciPERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014
PERANCANGAN PRODUK Chapter 3 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 29/09/2014 Perancangan Produk -
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
Lebih terperinciSistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi
Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi
Lebih terperinciIX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal
Lebih terperinciPERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014
PERANCANGAN PRODUK Chapter 3 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 29/09/2014 Perancangan Produk -
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB VI ANALISA EKONOMI
BAB VI ANALISA EKONOMI Pada perancangan pabrik sikloheksana ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang menguntungkan atau tidak. Komponen
Lebih terperinciSISTEM PRODUKSI MODUL PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK OLEH WALHYU PURWANTO
SISTEM PRODUKSI MODUL PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK OLEH WALHYU PURWANTO LABOTAR1UM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
Lebih terperinciANALISA PROSES BISNIS
ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 2: Manajemen Proses Bisnis Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Konsep Proses Bisnis 2. Peningkatan Kinerja 3. Dokumentasi Proses Pikirkan sebuah produk/jasa
Lebih terperinciDibuat Oleh : 1. Andrey ( )
Dibuat Oleh : 1. Andrey (41813120186) FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 Proses manajemen proyek perangkat lunak dimulai dengan beberapa aktivitas
Lebih terperinciKonsepsi Proyek Pengembangan Produk
1 Konsepsi Proyek Pengembangan Produk Pengembangan produk adalah suatu program/proyek yang mempunyai kebutuhan dana, waktu dan performance (Quality) tertentu Pengembangan produk biasanya berkaitan dengan
Lebih terperinciTINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI
Permenristekdikti 42/2016 Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapterapan Teknologi (Technology Readiness Level) TINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI -TKT atau TRL- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Lebih terperinciBAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.
BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS EKONOMI
Prarancangan Pabrik Methacrolein 82 BAB VI ANALISIS EKONOMI Pada prarancangan pabrik Methacrolein ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui kelayakan pabrik yang dirancang
Lebih terperinciRESENSI BERMULA DARI MIMPI MEWUJUDKAN INOVASI
VOLUME 1 No. 2, 22 Juni 2012 Halaman 71-143 RESENSI BERMULA DARI MIMPI MEWUJUDKAN INOVASI Muhammad Kusumawan Herliansyah Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah suatu proses dimana pemerintah nasional dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membuat suatu kebijakan yang dapat merangsang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA 1. Roskam, Jan., Airplane Design Part VIII, The University of Kansas, Kansas, United States, 1990. 2. Nicolai, Leland, Fundamentals of Aircraft Design, University of Dayton Press, Dayton,
Lebih terperinciIX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal
Lebih terperinciIX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal
Lebih terperincia. Direct production cost Komponen biaya Direct production cost terdiri dari: Raw Material, Utility, Operating Labor dan Operating Supervision
BIAYA P R O D U K S I Untuk menaksir atau menghitung ongkos produksi perlu diperhatiakan factor-faktor yang mempengaruhi suatu proses produksi. Ongkos produksi ada yang berhubungan langsung dengan produksi
Lebih terperinciBAB 6 Sistem Informasi Organisasi
BAB 6 Organisasi Klasifikasi SI Menurut Level Organisasi informasi departemen informasi yang hanya digunakan dalam sebuah departemen informasi perusahaan terpadu yang dapat dipakai oleh sejumlah departemen
Lebih terperinci2017, No Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5343); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG
No.79, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Alpalhankam. Lini Produksi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG LINI PRODUKSI ALAT PERALATAN PERTAHANAN DAN
Lebih terperinciKonsep-konsep Biaya dan Lingkungan Ekonomi
Konsep-konsep Biaya dan Lingkungan Ekonomi Dr. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI Mengapa insinyur peduli pada Ekonomi? Ekonomi adalah teori pokok bisnis. Keputusan bisnis berdasar pada prinsip ekonomi dalam menentukan
Lebih terperinciBAB VI ANALISA EKONOMI
BAB VI ANALISA EKONOMI Pada prarancangan pabrik Etil klorida ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang ini menguntungkan dari segi ekonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performa atau kinerja suatu perusahaan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui perkembangan kinerja perusahaan,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 39 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA DAN FORMULASI PERHITUNGAN BIAYA OPERASI PENERBANGAN ANGKUTAN UDARA PERINTIS
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengembangan Perumahan Pengembangan perumahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengembang secara mandiri maupun bersama dengan pihak lain untuk mencapai tujuan ekonomi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah transmisi yang dilalui oleh sebuah kebijakan moneter untuk mempengaruhi kondisi perekonomian,terutama pendapatan nasional
Lebih terperinciAi Rosita Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Pos Indonesia Bandung
Perancangan Sistem Informasi Supply Chain Management (Pengadaan Barang) Bengkel Perawatan dan Penjualan suku cadang Pesawat Studi kasus: Bengkel perawatan Pesawat Ai Rosita Jurusan Teknik Informatika,
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Vinyl Chloride monomer Dengan Proses Pirolisis Ethylene Dichloride Kapasitas Ton/ Tahun BAB VI ANALISA EKONOMI
BAB VI ANALISA EKONOMI Pada perancangan pabrik vinyl chloride monomer ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang menguntungkan atau tidak.
Lebih terperinciImplementasi Permainan sebagai Sarana Peningkatan Pemahaman Mahasiswa dalam Pembelajaran Matakuliah di Jurusan Teknik Industri
Implementasi Permainan sebagai Sarana Peningkatan Pemahaman Mahasiswa dalam Pembelajaran Matakuliah di Jurusan Teknik Industri YULI DWI ASTANTI 1 DAN TRISMI RISTYOWATI 2 1,2 Universitas Pembangunan Nasional
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. (pembelian barang-barang modal) meliputi penambahan stok modal atau barang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan Teori Investasi Asing Menurut Samuelson dan Nordhaus (1996:89), menyatakan bahwa investasi (pembelian barang-barang modal)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Sumber dari luar tidak mungkin selamanya diandalkan untuk pembangunan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI FRACTIONAL AIRCRAFT OWNERSHIP Fractional Aircraft Ownership (FAO), yang dikenal pula dengan sebutan Fractional Jets, merupakan suatu konsep kemilikan pesawat secara bersama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stabilitas sistem keuangan memegang peran penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak
Lebih terperinciHanif Fakhrurroja, MT
Pertemuan 3 Sistem Informasi Manajemen Komputer: Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Latar Belakang Latar
Lebih terperinciBAB VI ANALISA EKONOMI
digilib.uns.ac.id 155 BAB VI ANALISA EKONOMI Pada perancangan pabrik asetaldehida ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang menguntungkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu
13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Inflasi Inflasi merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi oleh manusia yang hidup dalam ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu mengalami
Lebih terperinciBab III Metodologi III.1 Identifikasi masalah dan model pendekatannya
Bab III Metodologi III.1 Identifikasi masalah dan model pendekatannya Salah satu permasalahan utama dalam lingkungan Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI AD) Republik Indonesia adalah dalam bidang peralatan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Hal i ii iii iv v vi vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN. PERNYATAAN. MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMBANG
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
45 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. GMF Aero Asia PT. GMF Aero Asia (Garuda Maintenance Facility) merupakan anak perusahaan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut sebagai aturan yang menyangkut aspek keuangan dalam sistem mekanisme suatu negara, telah menjadi
Lebih terperinciPasar Uang Dan Kurva LM
Pasar Uang Dan Kurva LM, SE., MM. 1 Permintaan Dan Penawaran Uang Uang Segala sesuatu yg dapat dipakai sebagai alat pembayaran yg sah. Fungsi uang Sebagai satuan pengukur nilai, alat tukar dan penimbun
Lebih terperinciCakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya
Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya 1. Mikroekonomi vs Makroekonomi Untuk dapat memahami ilmu makro ekonomi, sebaiknya kita mengenali terlebih
Lebih terperinciIX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal
Lebih terperinciENTERPRISE RESOURCE PLANNING
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 05 ERP: Produksi ERP: PRODUKSI Ditujukan untuk mendukung proses produksi atau manufakturing Sistem produksi adalah Sistem yang menyediakan aplikasi manufaktur dalam berbagai
Lebih terperinciPENENTUAN SUBCLASSES BERDASARKAN TIPE PESAWAT
PENENTUAN SUBCLASSES BERDASARKAN TIPE PESAWAT Charles, AN STMT Trisakti stmt@indosat.net.id Nadya Sartika nadya.sartika@gmail.com ABSTRACT Based on Break Event Point (BEP) in this article, the most effective
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas.
Lebih terperinciAddr : : Contact No :
email Addr : heriyanto.lucky@gmail.com : dewa_emas@yahoo.com Contact No : 081318170013 SISTEM INDUSTRI MANUFAKTUR Industri manufaktur didefinisikan sebagai industri yang membuat produk dari bahan mentah
Lebih terperinciPERKIRAAN BIAYA PROYEK
Halaman 1 dari Pertemuan 5 Pertemuan 5 PERKIRAAN BIAYA PROYEK 5.1 KEGUNAAN a. Bagi Pemilik, menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan investasi. b. Bagi Konsultan, diajukan kepada pemilik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau UAS (Unmanned Aircraft System) merupakan salah satu teknologi kedirgantaraan yang saat ini sedang berkembang dengan pesat.
Lebih terperinciINVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI
IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah ditentukan.
Lebih terperinciPENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK
PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Proyek Sebuah proyek adalah "usaha sementara
Lebih terperinciMODUL ERP (I) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dukungan Modul ERP Idealnya ERP Menyediakan dukungan terhadap Fungsi penjualan Fungsi pengadaan persediaan material, pengadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN PLATFORM UAV RADIO CONTROL KOLIBRI-08v2 DENGAN MESIN THUNDER TIGER 46 PRO
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PLATFORM UAV RADIO CONTROL KOLIBRI-08v2 DENGAN MESIN THUNDER TIGER 46 PRO PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PLATFORM UAV RADIO CONTROL KOLIBRI-08v2 DENGAN MESIN THUNDER TIGER 46 PRO Bagus
Lebih terperinciIII ASPEK ORGANISASI, ISSUE-ISSUE DAN PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI PENERBANGAN
ASPEK ORGANISASI, ISSUE-ISSUE DAN PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI PENERBANGAN ASPEK ORGANISASI DALAM INDUSTRI PENERBANGAN 1. Organisasi Menurut Stoner Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Mulyadi (2008), penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditekankan pada pembuatan mold serta beberapa pekerjaan pendukung yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan kecil maupun besar akan dituntut bersaing dalam memperoleh profit untuk meneruskan visi dan misinya sehingga
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Auxiliary Power Unit (APU) merupakan engine turbin gas cadangan yang terletak pada bagian ekor (tail section) pesawat. APU berfungsi sebagai penghasil cadangan daya
Lebih terperinciPENGARUH KURS DOLLAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI. (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI) Disusun Oleh :
PENGARUH KURS DOLLAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI) Disusun Oleh : SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciAnalisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum BINUS Center 3.1.1 Visi dan Misi BINUS Center Visi dari BINUS Center adalah Menjadi pusat pelatihan terdepan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang siap
Lebih terperinciAnalisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom
Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks System informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis suatu perusahaan atau organisasi modern. Sehingga system informasi
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Ref: 1. Analysis & Design of Information System, James A Senn. 2. Modern Systems Analysis and Design, 3/e, Jeffrey A. Hoffer, Joey F. George Joseph S. Valacich.
Lebih terperinciBAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN
54 BAB III DATA & METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh perubahan inflasi terhadap perubahan NPL adalah inflasi yang tinggi akan menyebabkan menurunnya pendapatan riil masyarakat sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membangun sebuah perangkat lunak merupakan sebuah proses yang rumit, dan pada 25 tahun terakhir, para peneliti telah mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang
Lebih terperinciSTANDAR PENGEMBANGAN APLIKASI
LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di beberapa negara maju, sumber dana eksternal bagi perusahaanperusahaan non-keuangan, sebagian besar berasal dari pinjaman, dan pinjaman yang didapatkan sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu
Lebih terperinci