BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Cempakasari dan Yoestini (2003) bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan, reputasi perusahaan,
|
|
- Suhendra Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini, Penulis menggunakan beberapa konsep rujukan yaitu dari beberapa hasil penelitian terdahulu yang sudah dipublikasikan melalui forum Jurnal Internasional dan Nasional. Berikut adalah rujukan-rujukan yang digunakan tersebut: 1. Penelitian Cempakasari dan Yoestini (2003) Dalam hasil penelitian Cempakasari dan Yoestini (2003) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan, reputasi perusahaan, dan kepercayaan pada tenaga penjualan dengan kepercayaan pada perusahaan, keandalan tenaga penjualan dengan kepercayaan pada tenaga penjualan, dan kepercayaan pada perusahaan dengan hubungan jangka panjang. Tabel 2.1. Penelitian Cempakasari dan Yoestini (2003), Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol.II (Mei 2003) Judul Studi Mengenai Pengembanan Hubungan Jangka Panjang Perusahaan dan Pengecer Penulis Diah Arum Cepakasari dan Yoestini Permasalahan Bagaimana mewujudkan hubungan jangka panjang antara perusahaan dan pengecer melalui faktor-faktor karakteristik perusahaan dan karakteristik tenaga penjualan Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan, reputasi perusahaan dan kepercayaan kepada tenaga penjualan pada kepercayaan kepada perusahaan 2. Menganalisis pengaruh keandalan tenaga penjualan terhadap kepercayaan pada tenaga penjualan 3. Menganalisis pengaruh kepercayaan pada perusahaan terhadap hubungan jangka panjang Obyek Penelitian Pengecer dari produk minuman Pepsicola di Semarang Metode Penelitian SEM, AMOS 4.01 Kepuasan Reputasi Perusahaan Keandalan Tenaga Kepercayaan pada Tenaga Kepercayaan pada Perusahaan Hubungan Jangka Panjang 12
2 13 Tabel 2.1. Lanjutan Kerangka Berpikir Kepuasan Reputasi Perusahaan Kepercayaan pada Perusahaan Hubungan Jangka Panjang Keandalan Tenaga Penjualan Kepercayaan pada Tenaga Penjual Kesimpulan Penelitian Rujukan untuk Penelitian ini Terdapat pengaruh yang signifikan antara; kepuasan, reputasi perusahaan dan kepercayaan pada tenaga penjualan dengan kepercayaan pada perusahaan, dan antara kepercayaan pada perusahaan dengan hubungan jangka panjang Keandalan tenaga penjualan dan kepercayaan kepada perusahaan penyalur untuk hubungan jangka panjang 2. Penelitian Bowo (2003) Dalam hasil penelitian Bowo (2003) menunjukkan bahwa kepercayaan sebagai sebuah solusi terbaik yang menjamin kesuksesan sebuah hubungan antara penyalur dan retail outlet, yang dapat dibangun melalui tiga faktor, yaitu komunikasi, kepuasan terhadap pelayanan, dan adanya komitmen penyalur. Selanjutnya, kepercayaan akan menimbulkan keinginan pembeli untuk menjalin hubungan jangka panjang. Tabel 2.2. Penelitian Bowo (2003), Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol.II (Mei 2003) Judul Analisis Pengaruh Kepercayaan untuk Mencapai Hubungan Jangka Panjang Penulis Nursatyo Heri Bowo Permasalahan Bagaimana kepercayaan dibangun dan apa manfaat dari membangun kepercayaan Tujuan Penelitian 1. Untuk menentukan apa faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kepercayaan 2. Menganalisis pengaruh kepercayaan terhadap hubungan jangka panjang sebagai konsekuensi kepercayaan Obyek Penelitian Toko apotek di Semarang Metode Penelitian SEM, AMOS 4.01 Komunikasi Kepuasan thd. Pely. Pemasok Komitmen Pemasok Kepercayaan terhadap Pemasok
3 14 Tabel 2.2. Lanjutan Kerangka Berpikir Komunikasi Kepuasan thd. Pely. Pemasok Komitmen Pemasok Kepercayaan terhadap Pemasok Hubungan Jangka Panjang Kesimpulan Penelitian Rujukan untuk Penelitian ini Kepercayaan pembeli dapat dibangun melalui tiga faktor, yaitu komunikasi, kepuasan terhadap pelayanan, dan adanya komitmen pemasok. kepercayaan akan menimbulkan keinginan pembeli untuk menjalin hubungan jangka panjang Kepercayaan untuk menjalin hubungan jangka panjang 3. Penelitian Indarjo (2002) Dalam hasil penelitian Indarjo (2002) menunjukkan bahwa saling ketergantungan dan kepercayaan merupakan faktor utama dalam proses pengembangan komitmen kerjasama pemasaran jangka panjang. Tabel 2.3. Penelitian Indarjo (2002), Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol.I (September 2002) Judul Penulis Permasalahan Tujuan Penelitian Proses Pengembangan Komitmen Hubungan Pemasaran Jangka Panjang Mispan Indarjo 1. Bagaimana menciptakan proses yang mengarah pada pengembangan komitmen untuk melakukan hubungan pemasaran jangka panjang 2. Faktor-faktor apa saja yang berperan dalam terbentuknya proses pengembangan komitmen hubungan pemasaran jangka panjang 1. Untuk menguji dan menganalisa empat variabel yang mempengaruhi komitmen untuk melakukan hubungan pemasaran jangka panjang, yakni kepercayaan, ketergantungan, komunikasi dan kepuasan 2. Untuk menguji dan menganalisa tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan, yakni komunikasi, reputasi dan kepuasan Saling Ketergantungan Komunikasi
4 15 Tabel 2.3. Lanjutan Obyek Penelitian Outlet ritel dari PT. Sari Ayu (produk kecantikan) Metode Penelitian SEM, AMOS 4.01 Kerangka Berpikir Saling Ketergantungan Komunikasi Reputasi Kepuasan Kepercayaan Komitmen untuk Melakukan Hubungan Pemasaran Jangka Panjang Kesimpulan Penelitian Rujukan untuk Penelitian ini Saling ketergantungan dan kepercayaan merupakan faktor utama dalam proses pengembangan komitmen kerjasama pemasaran jangka panjang. Kepercayaan itu sendiri dipengaruhi oleh reputasi, kepuasan, dan komunikasi Kepercayaan sebagai faktor pengembangan komitmen kerjasama jangka panjang 4. Penelitian Garbarino dan Johnson (1999) Dalam hasil penelitian Garbarino dan Johnson (1999) menunjukkan bahwa pelanggan dengan relasional rendah, kepuasan menyeluruh merupakan gagasan utama dalam membangun niat masa depannya. Untuk pelanggan dengan relasional tinggi, kepercayaan dan komitmen lebih baik dari pada kepuasan dalam membangun niat masa depan pelanggan. Tabel 2.4. Penelitian Garbarino dan Johnson (1999), Journal of Marketing; Vol.63 (April 1999) Judul The Different Roles of Satisfaction, Trust, and Commitment in Customer Relationships Penulis Ellen Garbarino & Mark S. Johnson Permasalahan Bagaimana pengaruh kepuasan, kepercayaan, dan komitmen terhadap niat masa depan dari pelanggan Tujuan Penelitian untuk menganalisis hubungan kepuasan, kepercayaan, dan komitmen terhadap komponen sikap kepuasan dan niat masa depan dari pelanggan Obyek Penelitian The customers of a New York off-broadway repertory theater company Actor Satisfaction Actor Familiarity Overall Satisfaction
5 16 Tabel 2.4. Lanjutan Metode Penelitian Kerangka Berpikir LISREL VIII dan the covariance matrices Actor Satisfaction Actor Familiarity Overall Satisfaction Play Attitudes Commitment Future Intentions Theater Attitudes Trust Kesimpulan Penelitian Rujukan untuk Penelitian ini Untuk pelanggan dengan relasional rendah, kepuasan menyeluruh merupakan gagasan utama dalam niat masa depan. Untuk pelanggan relasional tinggi, kepercayaan dan komitmen lebih baik dari kepuasan dalam membangun niat masa depan pelanggan Variabel kepuasan, kepercayaan dan komitmen dalam membangun hubungan masa depan 5. Penelitian Doney dan Cannon (1997) Dalam hasil penelitian Doney dan Cannon (1997) menunjukkan bahwa kepercayaan pada perusahaan penyalur dan tenaga penjualnya mempengaruhi interaksi pembeli dimasa depan terhadap penyalur tersebut. Tabel 2.5. Penelitian Doney dan Cannon (1997), Journal of Marketing; Vol.61 (April 1997) Judul An Examination of The Nature of Trust in Buyer-Seller Relationships Penulis Patricia M. Doney and Joseph P. Cannon Permasalahan Bagaimana mengembangkan kepercayaan terhadap perusahaan pemasok dan tenaga penjualnya Tujuan Penelitian Untuk meneliti dampak dari kepercayaan pada perusahaan pemasok dan tenaga penjualnya terhadap tujuan pembelian masa datang Obyek Penelitian Members of The National Association of Purchasing Management Metode Penelitian LISREL VIII Characteristics of the Supplier Firm: Reputation Size Characteristics of the Supplier Firm Relationship: Willingness to customize Confidential Buying Firm's Trust of Supplier Firm
6 17 Tabel 2.5. Lanjutan Kerangka Berpikir Characteristics of the Supplier Firm: Reputation Size Characteristics of the Supplier Firm Relationship: Willingness to customize Confidential information sharing Length of relationship Characteristics of the Salesperson: Expertise Power Characteristics of the Salesperson Relationship: Likability Similarity Frequent business contact Frequent social contact Lenght of relationship Buying Firm's Trust of Supplier Firm Buying Firm's Trust of Salesperson Purchase Choice Control Variables: Delivery performance Relative price/cost Product/service performance Purchase experience with supplier Anticipated Future Interaction Kesimpulan Penelitian Rujukan untuk Penelitian ini Kepercayaan pada perusahaan pemasok dan tenaga penjualnya mempengaruhi interaksi pembeli di masa depan terhadap pemasok tersebut Kepercayaan kepada perusahaan pemasok dan tenaga penjualnya untuk hubungan masa depan 6. Penelitian Morgan dan Hunt (1994) Dalam hasil penelitian Morgan dan Hunt (1994) menunjukkan bahwa komitmen dan kepercayaan merupakan variabel mediasi kunci dalam membangun hubungan pemasaran yang sukses. Tabel 2.6. Penelitian Morgan dan Hunt (1994), Journal of Marketing; Vol.58 (July 1994) Judul Penulis Permasalahan The Commitment-Trust Theory of Relationship Marketing Robert M. Morgan & Shelby D. Hunt Bagaimana suatu hubungan pemasaran dapat dibangun melalui komitmen dan kepercayaan Relationship Acquiescence
7 18 Tabel 2.6. Lanjutan Tujuan Penelitian Untuk mengeksplorasi sifat hubungan pemasaran dan karakteristik kunci yang terkait dengan kerjasama yang efektif yang diperlukan untuk keberhasilan hubungan pemasaran Obyek Penelitian Metode Penelitian Kerangka Berpikir Automobile tire retailers LISREL VII Relationship Termination Costs Acquiescence Relationship Benefits Relationship Commitment Propensity to Leave Shared Values Cooperation Communication Trust Functional Conflict Opportunistic Behavior Uncertainty Kesimpulan Penelitian Rujukan untuk Penelitian ini Hubungan pemasaran yang sukses membutuhkan komitmen dan kepercayaan, komitmen dan kepercayaan merupakan variabel mediasi kunci Kepercayaan dan komitmen sebagai variabel kunci 7. Penelitian Ganesan (1994) Dalam hasil penelitian Ganesan (1994) menunjukkan bahwa kepercayaan dan ketergantungan memainkan peran kunci dalam menentukan orientasi jangka panjang dari pembeli retail terhadap vendornya. Tabel 2.7. Penelitian Ganesan (1994), Journal of Marketing;Vol.58 (Apr 1994) Judul Penulis Permasalahan Tujuan Penelitian Determinants of Long-Term Orientation in Buyer-Seller Relationships Shankar Ganesan Bagaimana membina hubungan yang berorientasi jangka panjang antara retailer dan penyalurnya 1. Untuk menguji anteseden dari orientasi jangka panjang dari retailer dan vendor dalam hubungan channel yang sedang berlangsung 2. Untuk mengidentifikasi dimensi utama dari kepercayaan dan menyelidiki efeknya pada orientasi jangka panjang Environmental Diversity
8 19 Tabel 2.7. Lanjutan 3. Untuk menilai perspektif retailer dan vendor secara terpisah pada orientasi jangka panjang dan membahas kesamaan dan perbedaannya Obyek Penelitian Department store chains Metode Penelitian Regresi Berganda, LISREL 7.16 Kerangka Berpikir Environmental Diversity Environmental Volatility Transaction specific investments by retailer Perception of specific investments by vendor Reputation of the vendor Dependence of retailer on vendor Perception of vendor's dependence on retailer Vendor's credibility (trust) Retailer's long-term orientation Kesimpulan Penelitian Rujukan untuk Penelitian ini Retailer's experience with the vendor Satisfaction with previous outcomes Vendor's benevolence (trust) Kepercayaan dan Ketergantungan menjadi faktor kunci dalam menentukan orientasi hubungan jangka panjang antara retailer dan penyalurnya Kepercayaan terhadap penyalur untuk hubungan jangka panjang 2.2. Variabel Komunikasi Dalam organisasi atau perusahaan, setiap waktu akan dihadapkan dengan bagaimana menerapkan suatu strategi dalam melihat berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi dan komunikasi merupakan penghubung untuk menjembatani masalah tersebut. Dalam hal ini termasuk juga dalam kerjasama kemitraan antara satu pihak dengan pihak yang lainnya. Kemitraan yang berhasil memerlukan komunikasi yang lancar dari dua arah antara pihak penyalur dengan pihak retail outlet.
9 20 Penelitian Mohr et al. (1996) menempatkan komunikasi sebagai salah satu unsur penting dalam menjalin kepercayaan dan kerjasama dengan pihak lain. Komunikasi merupakan sarana formal maupun informal yang digunakan dalam penyampaian berbagi informasi yang bermanfaat dan tepat waktu antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Komunikasi dipandang memiliki pengaruh dalam menjamin kesuksesan suatu hubungan dikarenakan kemampuannya untuk meredakan konflik yang mungkin timbul. Dalam menjalin hubungan transaksi seringkali terjadi salah paham atau ambiguitas. Kesalahpahaman yang terjadi dapat memicu timbulnya konflik yang berakibat pada turunnya tingkat kepercayaan (Geyskens et al., 1999). Berdasarkan hal di atas, komunikasi yang baik akan dapat meminimalisir konflik dan kesalahpahaman sehingga kepercayaan akan tetap terjaga. Selanjutnya dengan mengacu pada pendapat Mohr et al. (1996) dapat diketahui bahwa setidaknya terdapat tiga bentuk komunikasi yang saling melengkapi, yaitu frekuensi komunikasi, komunikasi dua arah dan komunikasi tanpa tekanan. Frekuensi komunikasi mengacu pada jumlah kontak yang dilakukan antara perusahaan penyalur dengan mitra retail outletnya. Selama berkomunikasi, para retailer dapat memperoleh berbagai informasi baru dari perusahaan penyalur, misalnya tentang produk baru atau kebijakan baru yang diterapkan oleh perusahaan. Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar bagi para retailer untuk menentukan langkah mereka. Komunikasi dua arah menekankan bahwa komunikasi yang terjadi lebih bersifat dialog dari kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut.
10 21 Komunikasi dua arah menjamin terjadinya proses pertukaran informasi atau umpan balik dari kedua belah pihak, baik perusahaan penyalur maupun retail outlet. Kemauan perusahaan untuk mendengarkan dan merespon informasi atau keluhan dari para retail outlet menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap para retail outlet. Komunikasi tanpa tekanan mengacu pada pemakaian pengaruh strategis yang didasarkan dari hasil proses berbagi informasi (Mohr et al., 1996). Pada umumnya perusahaan penyalur mempunyai posisi dan kekuatan yang lebih besar dibanding dengan para retail outlet. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk bersifat oportunis. Morgan dan Hunt (1994) membuktikan bahwa perilaku oportunis berpengaruh negatif terhadap kepercayaan dan sebaliknya komunikasi berpengaruh positif terhadap kepercayaan Variabel Kepuasan atas Kebijakan Pelayanan Kepuasan terhadap pelayanan perusahaan penyalur merupakan ungkapan yang bernada positif yang berasal dari penilaian semua aspek pelayanan penyalur dalam menjalin hubungan transaksi dengan retail outlet (Ganesan, 1994). Pengertian ini sejalan dengan pendapat Mohr et al. (1996) yang menyatakan bahwa kepuasan merupakan bentuk evaluasi terhadap karakteristik hubungan dalam saluran distribusi. Kepuasan merupakan hal yang dapat dirasakan dari berbagai aspek seperti layanan perusahaan, layanan tenaga penjualan ataupun dari produknya sendiri. Kepuasan harus dinilai sebagai aspek menyeluruh yang timbul dari adanya pengalaman bertransaksi dengan suatu perusahaan, yang menurut evaluasi, perusahaan penyalur telah memberikan kepuasan atau layanan terbaik sehingga
11 22 menghasilkan reaksi positif dari retail outlet yang menimbulkan keinginan retail outlet untuk kembali bertransaksi dengan perusahaan penyalur tersebut. Schellhase (2000) dalam penelitiannya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dari organisasi retail terhadap penyalurnya mengemukakan 7 (tujuh) dimensi kepuasan retail outlet terhadap penyalur, yaitu: 1. Keragaman produk yang ditawarkan, 2. Kebijakan penyalur dan harga, 3. Informasi (komunikasi) dan dukungan, 4. Persediaan dan pengiriman barang, 5. Dukungan pemasaran, 6. Keandalan manajer perusahaan penyalur, dan 7. Keandalan tenaga penjualan. Pernyataan ini didukung oleh Spreng et al. (1996) tentang kepuasan menyeluruh yang meliputi kepuasan atas produk yang dihasilkan dan informasi yang didapat sehingga memutuskan membeli produk tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan menyeluruh ini didasarkan atas pengalaman baik yang ada sehingga pelanggan memilih penyalur tersebut. Kepuasan atas strategi pelayanan outlet dalam penelitian ini berkaitan dengan kepuasan retail outlet atas kebijakan penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan penyalur. Ferdinand (2004) dan Sunaryo (2002) menyatakan bahwa kebijakan pengelolaan (manajemen) outlet akan sangat bergantung pada ketepatan kunjungan (call), penjualan yang tercipta (deal/buy), sistem pembayaran penjualan (account receivables) dan kebijakan retur yang dipakai. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan retail outlet atas strategi
12 23 pelayanan outlet yang diterapkan oleh perusahaan (penyalur) dihasilkan sebagai evaluasi dari retail outlet atas kebijakan-kebijakan penyalur tersebut. Dorsch et al. (1998) menyatakan bahwa dalam bertransaksi, selayaknya konsumen (retail outlet) menyakini bahwa ia bekerjasama dengan mitra kerja yang memberikan kepuasan. Peningkatan kepuasan dari retail outlet atas perusahaan penyalur akan semakin meningkatkan keyakinan akan keandalan (kepercayaan) pada perusahaan. Hasil penelitian Geyskens et al. (1999) membuktikan bahwa kepuasan atas kebijakan pelayanan perusahaan penyalur berpengaruh positif terhadap timbulnya kepercayaan. Hal ini didukung oleh Singh dan Sirdeshmukh (2000) yang menyatakan bahwa kepuasan yang dihasilkan dari evaluasi pasca pembelian berpengaruh positif terhadap kepercayaan. Dari uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa kepuasan akan pelayanan dan transaksi dengan penyalur akan menimbulkan keinginan retail outlet untuk kembali bertansaksi dengan perusahaan penyalur tersebut. Keinginan tersebut timbul karena retail outlet telah mengerti tentang keadaan perusahaan, menerima kepuasan, mendapatkan kesan yang baik dari perusahaan sehingga menumbuhkan rasa percaya pada kemampuan perusahaan sebagai penyalurnya Variabel Keahlian Tenaga Penjualan Dalam saluran distribusi, peranan tenaga penjualan dalam melakukan penjualan dan pendistribusian produk kepada para retail outlet memegang peranan yang sangat penting. Tenaga penjualan dalam saluran distribusi dapat dikatakan sebagai ujung tombak perusahaan penyalur dalam berhubungan dengan retail outletnya. Kemampuan tenaga penjual untuk mengenalkan produk (memberikan informasi), mengambil keputusan dan meyakinkan retail outlet
13 24 supaya mau menjalin hubungan dengan perusahaannya, dengan bersedia membeli dan menjual kembali produk yang ditawarkannya adalah sangat penting. Liu dan Leach (2001) menyatakan bahwa persepsi tentang keandalan tenaga penjualan merupakan bentuk keyakinan bahwa tenaga penjual tersebut memiliki berbagai pengetahuan khusus yang relevan dan mendukung bagi kesuksesan hubungan bisnis. Keahlian yang paling sering ditunjukkan adalah lewat tindakan atau solusi yang dapat diberikan tenaga penjualan kepada pelanggannya (retail outlet). Oleh karena itu sudah seharusnya seorang tenaga penjualan membekali dirinya dengan berbagai pengetahuan, ketrampilan dan keahlian khusus yang dapat menunjang kelancaran transaksi bisnis dengan para mitra retail outlet. Doney dan Cannon (1997) menyatakan bahwa tenaga penjual harus menguasai ketrampilan teknis tentang produk yang dipasarkannya. Pembeli (retail outlet) mempercayai tenaga penjual yang mereka anggap memiliki keahlian atas dasar bahwa tenaga penjual yang ahli dapat memenuhi janjinya. Keahlian (keandalan) tenaga penjualan juga berpengaruh pada kualitas hubungan bisnis. Melalui keahlian yang dimiliki oleh tenaga penjualan, maka diharapkan kepercayaan dari mitra retail outlet dapat terwujud. Kepercayaan retail outlet terhadap tenaga penjual akan berpengaruh terhadap kepercayaan pada perusahaan, dimana retail outlet akan bersedia bekerjasama dengan perusahaan (percaya pada perusahaan penyalur) yang telah ditimbulkan sebelumnya dengan percaya pada keahlian tenaga penjualannya.
14 Variabel Kepercayaan kepada Perusahaan Penyalur Studi Cempakasari dan Yoestini (2003) memaparkan konsep kepercayaan merupakan sebuah upaya untuk membina sebuah hubungan pemasaran. Studi Doney dan Cannon (1997) menyatakan bahwa kepercayaan adalah hal yang kompleks, mencangkup integritas, reliabilitas dan kepercayaan dengan satu kelompok yang ditempatkan dengan lainnya. Keunggulan dari konseptual kepercayaan kepada penyalur pada perspektif ini adalah memungkinkan bagi manajer untuk mempertimbangkan, secara khusus bagaimana program pemasaran mereka mampu meningkatkan nilai dari komitmen mitra retail outlet kepada penyalur (Moore, 1998; Crowther, 1995). Studi Doney dan Cannon (1997) menyatakan bahwa ketika perusahaan (penyalur) mampu membangun kepercayaan yang kuat dengan retail outlet, maka komitmen yang didapat dari retail outlet akan semakin kuat pula. Ini berarti retail outlet memiliki keinginan yang kuat untuk membantu penyalur dalam menjual produk mereka. Hal tersebut menunjukan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap komitmen. Studi Garbarino dan Johnson (1999) menyatakan kepercayaan merupakan elemen dasar dalam membangun sebuah komitmen dalam sebuah hubungan yang berkualitas. Tanpa kepercayaan hubungan yang terbangun tidak memiliki tujuan yang berarti. Studi Shaw (1996) mempertegas komitmen yang diharapkan penyalur dari retail outlet mereka tidak akan pernah tercapai, apabila penyalur sendiri tidak mampu membangun dan menanamkan kepercayaan di dalam diri retail outlet atas citra penyalur. Ini bermakna, semakin besar tingkat kepercayaan
15 26 yang tertanam dalam diri retail outlet, maka semakin tinggi dorongan atau keinginan kuat untuk tetap berkomitmen pada penyalur. Studi Wetzels et al. (1998) menyatakan peran komitmen merupakan elemen sentral dalam hubungan pemasaran, dan lebih lanjut menyatakan bahwa komitmen tidak dapat menjalankan fungsi sentralnya jika tidak didukung oleh kepercayaan yang tinggi. Riset Morgan dan Hunt (1994) menyatakan bahwa kepercayaan merupakan determinan komitmen kerja sama. Studi Indarjo (2002) menyatakan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap pengembangan komitmen pada diri retail outlet, sehinggga pada akhirnya retail outlet memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan kerja sama mereka secara jangka panjang. Dengan kata lain semakin tinggi kepercayaan yang dibangun oleh penyalur, maka semakin tinggi komitmen yang akan diberikan retail outlet pada penyalur Variabel Komitmen (Retail Outlet kepada Penyalur) untuk Hubungan Jangka Panjang Penelitian Johnson (1999) mempertegas bahwa kualitas hubungan dan pertukaran hubungan dalam kajian saluran distribusi merupakan dua hal yang berbeda. Pertukaran hubungan digambarkan sebagai hubungan dekat, saling bergantung dan terdapat adanya seperangkat norma hubungan yang mengikat. Sedangkan kualitas hubungan tidak hanya terbatas pada pertukaran hubungan saja, melainkan juga melibatkan karakteristik antar perusahaan yang sedang menjalin kerja sama. Karakteristik yang dimaksud seperti komitmen yang tergambar jelas pada menajemen saluran yang terbentuk dari kerja sama antara penyalur dan retail outlet.
16 27 Studi Johnson (1999) juga menegaskan bahwa komitmen yang dibangun oleh penyalur pada hubungan pemasaran dengan retail outlet merupakan sebuah aspek penting yang mendasar. Hubungan pemasaran tidak akan terintegrasi secara baik apabila tidak ada komitmen yang terbangun diantara mereka (penyalur dan retail outlet). Komitmen dalam sebuah hubungan pemasaran memainkan peran penting dalam suatu hubungan pemasaran. Studi Andeson dan Weitz (1994) mendefinisikan komitmen sebagai sebuah keinginan untuk berkorban secara jangka pendek dalam memperoleh manfaat jangka panjang, baik hal tersebut datang dari sisi penyalur maupun dari sisi retail outlet. Definisi dari Morgan dan Hunt (1994) yaitu komitmen dengan kerjasama didefinisikan sebagai keinginan abadi untuk mempertahankan kerjasama yang bernilai. Kerjasama yang bernilai antara penyalur dan retail outlet sesuai dengan komitmen, bahwa komitmen kerjasama hanya ada ketika kerjasama itu dianggap penting. Studi Nursatyo (2003) menemukan bahwa komitmen sebagai perwujudan janji atau tekad untuk menjalin hubungan jangka panjang (penyalur dan retail outlet). Lebih lanjut studi Nursatyo (2003) mempertegas bahwa dengan komitmen akan ditunjukkan anggapan bahwa hubungan jangka panjang yang langgeng merupakan hal yang utama yang harus dijaga dan dibangun oleh kedua belah pihak. Studi Morgan dan Hunt (1994) menunjukan bahwa komitmen adalah begitu penting bagi hubungan kerjasama, karena komitmen berfungsi untuk menjamin usaha kerjasama yang maksimum, tegasnya yaitu pihak yang terlibat
17 28 kerjasama memastikan bahwa kerjasama itu dilakukan dengan hati-hati dan dengan komitmen yang kuat. Studi Wetzels et al. (1998) menyatakan bahwa komitmen memainkan peran sentral dalam sebuah hubungan pemasaran yang berkualitas. Komitmen merupakan sebuah phase tertinggi dalam sebuah kerjasama antar perusahaan. Lebih lanjut dipertegas bahwa komitmen adalah terbentuknya sebuah hubungan dan kerjasama yang berkualitas, setiap perusahaan (penyalur dan retail outlet) harus memiliki keinginan dalam mengembangkan hubungan dan kerja sama yang langgeng dan stabil. Komitmen membutuhkan sebuah pengorbanan dalam menjaga dan membangun hubungan jangka pendek dengan merawat dan mengelola hubungan pemasaran berbasis kepercayaan dalam stabilitas hubungan jangka panjang. Studi Wetzels et al. (1998) juga menyatakan bahwa semakin tinggi komitmen yang dibangun dari kepuasan dan kepercayaan, maka semakin tinggi kualitas hubungan antara penyalur dan retail outletnya. Pada studi Cempakasari dan Yoestini (2003) dan Nursatyo (2003) mempertegas bahwa sebuah hubungan jangka panjang antara penyalur dan retail outlet akan tetap langgeng dan sustainable apabila landasan komitmen, baik kepada produk yang dijual oleh penyalur, dan komitmen pada reputasi perusahaan, serta kepuasan pada pelayanan penyalur melalui saluran distribusi mereka. Studi Garbarino dan Johnson (1999) menyatakan bahwa komitmen sebagai formula yang paten dalam menjaga hubungan pemasaran secara jangka panjang. Lebih lanjut mempertegas bahwa komitmen merupakan nilai penting dalam menjaga kualitas hubungan jangka pendek maupun jangka panjang dalam saluran distribusi.
18 29 Studi Morgan dan Hunt (1994) menyatakan terdapat pengaruh positif antara komitmen dengan kualitas hubungan pemasaran. Oleh karena itu, semakin tinggi komitmen yang dibangun atas kepercayaan, maka semakin tinggi kualitas hubungan yang bekesinambungan. Studi Gundlach et al. (1995) menyatakan komitmen merupakan kunci dalam hubungan pemasaran. Semakin tinggi komitmen yang dapat dibangun baik oleh penyalur maupun pelanggannya (retail outlet), akan memperkokoh hubungan kerjasama saluran yang mereka bangun. Ganesan (1994) mendefinisikan hubungan jangka panjang sebagai persepsi mengenai saling ketergantungan pembeli (retail outlet) tehadap penyalur, baik dalam konteks produk atau hubungan yang diharapkan akan membawa manfaat bagi pembeli dalam jangka panjang. Dengan demikian pengertian hubungan jangka panjang dalam penelitian ini adalah kemauan pembeli untuk menjalin hubungan jangka panjang dengan penyalur karena pembeli (retail outlet) menganggap hubungan tersebut akan mendatangkan keuntungan baginya Kerangka Berpikir Penelitian Mohr et al. (1996) menempatkan komunikasi sebagai salah satu unsur penting dalam menjalin kepercayaan dan kerjasama dengan pihak lain. Komunikasi merupakan sarana formal maupun informal yang digunakan dalam penyampaian berbagi informasi yang bermanfaat dan tepat waktu antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Komunikasi dipandang memiliki pengaruh dalam menjamin kesuksesan suatu hubungan dikarenakan kemampuannya untuk meredakan konflik yang mungkin timbul. Komunikasi yang baik akan dapat
19 30 meminimalisir konflik dan kesalahpahaman sehingga kepercayaan akan tetap terjaga. Ganesan (1994) dalam penelitiannya mendefinisikan kepuasan terhadap pelayanan perusahaan merupakan ungkapan yang bernada positif yang berasal dari penilaian semua aspek pelayanan perusahaan dalam menjalin hubungan transaksi dengan mitranya. Hasil penelitian Geyskens et al. (1999) membuktikan bahwa kepuasan atas kebijakan pelayanan perusahaan penyalur berpengaruh positif terhadap timbulnya kepercayaan. Hal ini didukung oleh Singh dan Sirdeshmukh (2000) yang menyatakan bahwa kepuasan yang dihasilkan dari evaluasi pasca pembelian berpengaruh positif terhadap kepercayaan. Liu dan Leach (2001) menyatakan bahwa persepsi tentang keandalan tenaga penjualan merupakan bentuk keyakinan bahwa tenaga penjual tersebut memiliki berbagai pengetahuan khusus yang relevan dan mendukung bagi kesuksesan hubungan bisnis. Penelitiannya juga telah membuktikan bahwa melalui keahlian yang dimiliki oleh tenaga penjualan, maka kepercayaan dari mitra retail outlet dapat terwujud. Studi Doney dan Cannon (1997) menyatakan bahwa kepercayaan adalah hal yang kompleks, mencangkup integritas, reliabilitas dan kepercayaan dengan satu kelompok yang ditempatkan dengan lainnya. Studi Garbarino dan Johnson (1999) menyatakan kepercayaan merupakan elemen dasar dalam membangun sebuah komitmen dalam sebuah hubungan yang berkualitas. Tanpa kepercayaan hubungan yang terbangun tidak memiliki tujuan yang berarti. Studi Andeson dan Weitz (1994) mendefinisikan komitmen sebagai sebuah keinginan untuk berkorban secara jangka pendek dalam memperoleh
20 31 manfaat jangka panjang, baik hal tersebut datang dari sisi penyalur maupun dari sisi retail outlet. Definisi komitmen dari Morgan dan Hunt (1994) yaitu sebagai keinginan abadi untuk mempertahankan kerjasama yang bernilai. Studi Wetzels et al. (1998) menyatakan bahwa komitmen memainkan peran sentral dalam sebuah hubungan pemasaran yang berkualitas. Komitmen merupakan sebuah phase tertinggi dalam sebuah kerjasama antar perusahaan. Berkaitan dengan variabel-variabel yang telah ditetapkan untuk mengidentifikasi komitmen dari retail outlet untuk hubungan jangka panjang, maka kerangka pemikiran teoretis yang telah dibangun dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
21 Hipotesis Penelitian Hipotesis-hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Komunikasi dari penyalur berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan retail outlet kepada perusahaan penyalur tersebut. H2: Kepuasan retail outlet atas kebijakan pelayanan penyalur berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan retail outlet kepada perusahaan penyalur tersebut. H3: Keahlian tenaga penjualan penyalur berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan retail outlet kepada perusahaan penyalur tersebut. H4: Kepercayaan retail outlet kepada perusahaan penyalur berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen retail outlet kepada perusahaan penyalur tersebut untuk hubungan jangka panjang. H5: Komunikasi dari penyalur berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen retail outlet kepada perusahaan penyalur tersebut untuk hubungan jangka panjang. H6: Kepuasan retail outlet atas kebijakan pelayanan penyalur berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen retail outlet kepada perusahaan penyalur tersebut untuk hubungan jangka panjang. H7: Keahlian tenaga penjualan penyalur berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen retail outlet kepada perusahaan penyalur tersebut untuk hubungan jangka panjang.
BAB I PENDAHULUAN. Hubungan kerja sama antara penyalur dan pengecer (retail outlet) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hubungan kerja sama antara penyalur dan pengecer (retail outlet) adalah hubungan yang saling membutuhkan. Penyalur membutuhkan retail outlet dalam memasarkan produknya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba adalah pemasaran. Kegiatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Salah satu kegiatan pokok perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba adalah pemasaran. Kegiatan pemasaran
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN UNTUK MENCAPAI HUBUNGAN JANGKA PANJANG
JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA Volume II, No. 1, Mei 2003, halaman 85 92 ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN UNTUK MENCAPAI HUBUNGAN JANGKA PANJANG D inamika perubahan lingkungan bisnis yang berkembang cepat,
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. komitmen, kepercayaan dan kerjasama yang efektif dalam pemasaran relasional.
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian terdahulu disusunlah kerangka konseptual
Lebih terperinciTesis. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pascasarjana pada program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMITMEN PENYALUR SEBAGAI UPAYA MENINGKATAN HUBUNGAN JANGKA PANJANG DENGAN PEMASOK (Studi Kasus Pada Para Penyalur PT. Merapi Utama Pharma Cabang Semarang) Tesis
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. PETA TEORI No. Peneliti dan Judul
LAMPIRAN 1. PETA TEORI No. Peneliti dan Judul Unit Analisis dan besar sampel 1. Morgan & Hunt (1994) / The Commitment-Trust Theory of Relationship 2 Garbarino & Johnson (1999) / The Differen Roles of Satisfaction,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki trust, baik untuk dirinya sendiri maupun trust kepada pihak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Trust Trust atau kepercayaan merupakan suatu hal yang penting bagi sebuah komitmen atau janji. Penting bagi sebuah perusahaan untuk memiliki trust, baik untuk
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN OUTLET RITEL PADA PEMASOKNYA UNTUK MENCAPAI HUBUNGAN JANGKA PANJANG
ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN OUTLET RITEL PADA PEMASOKNYA UNTUK MENCAPAI HUBUNGAN JANGKA PANJANG (Studi Kasus pada Outlet Ritel yang Menjadi Pelanggan dari PT Intan Alam Indah Semarang) TESIS Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir kreatif dan inovatif agar perusahaannya berbeda (different) dengan. agar perusahaan memiliki keunggulan kompetitif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan bisnis antar perusahaan sejenis semakin ketat. Oleh sebab itu, pihak perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif dan senantiasa berpikir
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA OUTLET PADA PERUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN LOYALITAS
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA OUTLET PADA PERUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN LOYALITAS (Studi Kasus Pada Outlet Jamu Ny. Meneer di Semarang) TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat
Lebih terperinciSertifikasi. Saya, Eny Waluyani, yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis
Sertifikasi Saya, Eny Waluyani, yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis yang saya ajukan ini adalah hasil karya sendiri yang belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar pada program
Lebih terperinciPENGARUH KOMUNIKASI DAN KEPUASAN TERHADAP KEPERCAYAAN DAN KOMITMEN UNTUK MELAKUKAN HUBUNGAN PEMASARAN JANGKA PANJANG
PENGARUH KOMUNIKASI DAN KEPUASAN TERHADAP KEPERCAYAAN DAN KOMITMEN UNTUK MELAKUKAN HUBUNGAN PEMASARAN JANGKA PANJANG MULYANA Fakultas Ekonomi Unissula Semarang email: mulyana@yahoo.com PUSPITA SARI Alumni
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KEPERCAYAAN, HUBUNGAN JANGKA PANJANG DAN KINERJA OUTLET (STUDI KASUS OUTLET PERUSAHAAN ROKOK BARITO DI JEPARA)
JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA Volume IX, No. 2, September 2010, halaman 166-192 STUDI TENTANG KEPERCAYAAN, HUBUNGAN JANGKA PANJANG DAN KINERJA OUTLET (STUDI KASUS OUTLET PERUSAHAAN ROKOK BARITO DI JEPARA)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Bilal Afsar, Zia Ur Rehman, Jaweria Andleeb Qureshi and Asad Shahjehan (2010)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 2.1.1. Bilal Afsar, Zia Ur Rehman, Jaweria Andleeb Qureshi and Asad Shahjehan (2010) Dalam penyusunan proposal ini penulis mengambil dari penelitian sebelumnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. hubungan antara penjual dan pembeli dan kelompok lain dalam marketplace.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relationship Marketing 1. Definisi Relationship Marketing Konsep relationship marketing muncul dalam bidang pemasaran jasa dan pemasaran industri. Pendekatan ini berlandaskan
Lebih terperinciKata Kunci: Komunikasi, Reputasi, Rasa percaya, Komitmen, Hubungan Jangka Panjang, Keunggulan bersaing.
2 MEMBANGUN HUBUNGAN JANGKA PANJANG MELALUI RASA PERCAYA DAN KOMITMEN PENGARUHNYA PADA KEUNGGULAN BERSAING (Studi Pada Outlet Selular PT Mobile-8 Telecom Tbk di Semarang) Budi Pramono Jati ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis, yang menuntut setiap perusahaan untuk menciptakan keunggulan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis, yang menuntut setiap perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif bisnisnya agar
Lebih terperinciPROSES PENGEMBANGAN KOMITMEN HUBUNGAN PEMASARAN JANGKA PANJANG
JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA Volume I, No. 2, September 2002, halaman 152 161 PROSES PENGEMBANGAN KOMITMEN HUBUNGAN PEMASARAN JANGKA PANJANG Oleh : Mispan Indarjo, SSos, MM* L Abstraksi Keunggulan
Lebih terperinciRELATIONSHIP MARKETING
TESIS RELATIONSHIP MARKETING (Studi Pada Perusahaan Bengkel AHASS di Yogyakarta) Disusun oleh : Yohanes Kurniawan Adhiguna NPM : 135002050 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan jasa transportasi untuk merespon semua perubahan yang terjadi, problem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan dalam dunia transportasi yang semakin cepat mengharuskan perusahaan jasa transportasi untuk merespon semua perubahan yang terjadi, problem sentral
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pemasaran Pengertian pemasaran secara konseptual kerap mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Berikut disajikan definisi pemasaran awal versi
Lebih terperinciANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI REPUTASI PERUSAHAAN UNTUK MEMBANGUN KEPERCAYAAN DAN MINAT BELI KONSUMEN. Achmadi
ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI REPUTASI PERUSAHAAN UNTUK MEMBANGUN KEPERCAYAAN DAN MINAT BELI KONSUMEN Achmadi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Abstrak Perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI PENGEMBANGAN HUBUNGAN JANGKA PANJANG PERUSAHAAN DAN PENGECER Oleh : Diah Arum Cempakasari,MM * Yoestini, Dra, MSi
JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA Volume II, No. 1, Mei 2003, halaman 67 84 STUDI MENGENAI PENGEMBANGAN HUBUNGAN JANGKA PANJANG PERUSAHAAN DAN PENGECER Oleh : Diah Arum Cempakasari,MM * Yoestini, Dra, MSi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses tersebut, perusahan mengalami saat-saat dimana perusahaan. dituntut untuk menentukan keputusan-keputusan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam berbisnis baik skala kecil sampai dengan skala besar dan dalam berbagai bidang, melakukan sistem operasional dan proses produksi yang secara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kepercayaan, kepuasan, loyalitas pelanggan, getok tular, dan pengembangan
7 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan konsep kualitas hubungan, orientasi pelanggan, kepercayaan, kepuasan, loyalitas pelanggan, getok tular, dan pengembangan
Lebih terperinciPENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 CABANG PURWOREJO ABSTRAK
1 PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 CABANG PURWOREJO Titi Wijayanti Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. trust, information sharing, dan relationship commitment, studi pada apotek
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis yang sudah dilakukan mengenai trust, information sharing, dan relationship commitment, studi pada apotek di Kota Surakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perceived Value merupakan penukaran yang menjadi pokok dalam pemasaran
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Perceived Value (Nilai yang diterima) Perceived Value merupakan penukaran yang menjadi pokok dalam pemasaran dengan nilai sebagai pengukur yang tepat
Lebih terperinciNGAINUR ROFIQ SYAFII F.
Analisis pengaruh faktor-faktor pembangun kepercayaan terhadap keinginan konsumen untuk melakukan hubungan pemasaran jangka panjang (studi kasus pada BPU rosalia indah Surakarta) Oleh : NGAINUR ROFIQ SYAFII
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Tentang Loyalitas Merek ( Brand Loyalty) 2.1.1 Pengertian Merek (Brand) Merek adalah sejumlah citra dan pengalaman dalam benak konsumen yang mengkomunikasikan manfaat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pendahuluan Menghasilkan pelanggan yang puas saat ini tidaklah cukup. Bagi kelangsungan bisnis, menciptakan pelanggan yang loyal menjadi agenda penting
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. hasil penelitian yang telah dilakukan, guna mengukur hipotesis untuk memahami
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini akan menguraikan secara rinci, mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, guna mengukur hipotesis untuk memahami pengaruh antara relationship
Lebih terperinciTesis. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pascasarjana pada program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Diponegoro
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KINERJA SELLING-IN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PEMASARAN (Studi Kasus pada CV. Cahaya Mulia Lestari Semarang) Tesis Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN, KOMITMEN, KOMUNIKASI, DAN PENANGANAN KELUHAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH (Studi Pada Nasabah PT.
ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN, KOMITMEN, KOMUNIKASI, DAN PENANGANAN KELUHAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH (Studi Pada Nasabah PT. NSC Finance) Aris Wibowo Email: aris88wibowo@gmail.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan toko ritel berkembang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan banyaknya peritel asing yang ingin mencoba memasuki pasar Indonesia, ditambah dengan
Lebih terperinciBAB VI HUBUNGAN PELANGGAN
BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN Agar mendapat keuntungan, suatu perusahaan harus menciptakan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan mereka. Untuk mencapai hal ini, pertama perusahaan harus mengidentifikasi
Lebih terperinciTabel 2.3. PERBANDINGAN PENELITIAN-PENELITIAN TERDAHULU DENGAN PENELITIAN YANG DILAKUKAN
Tabel 2.3. PERBANDINGAN PENELITIAN-PENELITIAN TERDAHULU DENGAN PENELITIAN YANG DILAKUKAN No. 1. Nha Nguyen dan Gaston Leblanc (2002) 2. Tor Wallin Andreassen dan Bodil Lindestad (1998) Contact Personnel,
Lebih terperinciPENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS NASABAH: STUDI PADA NASABAH PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR TBK CABANG BAWEAN
PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS NASABAH: STUDI PADA NASABAH PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR TBK CABANG BAWEAN Maulidi dan Ainur Rofiq Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Lebih terperinciANALSIS EFEKTIVITAS HUBUNGAN PEMASARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Kasus pada Air Mineral AQUA di Kota Kisaran)
ANALSIS EFEKTIVITAS HUBUNGAN PEMASARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Kasus pada Air Mineral AQUA di Kota Kisaran) Muhammad Zuardi Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan Abstract
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan adanya banyak pilihan toko membuat konsumen semakin mudah untuk berbelanja. Hal ini berdampak pada semakin kompetitifnya persaingan antar toko ritel.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Minat Beli Ulang Hal yang penting bagi perusahaan adalah mempengaruhi pelanggan agar mereka mengambil keputusan untuk membeli produk atau jasa yang disediakan. Pembelian sebagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang
BAB II LANDASAN TEORI II. A. KEPERCAYAAN II. A. 1. Pengertian Kepercayaan Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas pelayanan dan produk keuangan perbankan yang semakin hari semakin kompleks maka pihak perbankan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. regional maupun internasional. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era ini perkembangan dunia bisnis semakin cepat dan ketat baik untuk skala regional maupun internasional. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori kualitas produk, harga, citra merek, kepercayaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh orientasi pemasaran hubungan yang meliputi kepercayaan, komitmen, ikatan hubungan dan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dasar prinsip bagi hasil jual beli sapi yang siap untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan penjualan dan pembelian bibit sapi pedaging berdasarkan prinsip bagi hasil pada dasarnya merupakan perluasan jasa bagi masyarakat yang membutuhkan dasar prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang baik, dan bisa menciptakan kepercayaan pada pembeli.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Masyarakat kini dimanjakan oleh kehadiran berbagai pusat perbelanjaan. Hal ini terlihat dari semakin banyak bermunculannya ritel baik yang berskala kecil sampai skala
Lebih terperinciIMPLEMENTASI RELATIONSHIP MARKETING SEBAGAI STRATEGI MEMPERTAHANKAN LOYALITAS PELANGGAN
IMPLEMENTASI RELATIONSHIP MARKETING SEBAGAI STRATEGI MEMPERTAHANKAN LOYALITAS PELANGGAN Indri Hastuti Listyawati Akademi Manajemen Administrasi (AMA) YPK Yogyakarta ABSTRAK Strategi mempertahankan kesetiaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam beberapa penelitian, customer retention dianggap sebagai customer
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Customer Retention Dalam beberapa penelitian, customer retention dianggap sebagai customer loyalty dan digunakan secara bergantian (Heskett et. al., 1994).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain menjadi semakin ketat. Terbukti dengan adanya peningkatan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya persaingan antara perusahaan dengan perusahaan lain menjadi semakin ketat. Terbukti dengan adanya peningkatan kebutuhan dan keingginan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. analisis data Structural Equation Modelling maka dapat disimpulkan sebagai
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian dengan teknik analisis data Structural Equation Modelling maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkup yang sangat luas. Dalam konteks manajemen pun kata marketing sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Marketing is a global language. Marketing memegang peranan penting dalam lingkup yang sangat luas. Dalam konteks manajemen pun kata marketing sangat banyak kita dengar.
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL
BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL 2.1. Konsep Dasar Distribusi merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran yang bertujuan untuk mendukung agar bagian bauran pemasaran lainnya bisa berjalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, dunia telah membawa perubahan di berbagai bidang kehidupan, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang memegang
Lebih terperinciMEMBANGUN LOYALITAS PELANGGAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI RELATIONSHIP MARKETING. Murry Harmawan Saputra Universitas Muhammadiyah Purworejo.
MEMBANGUN LOYALITAS PELANGGAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI RELATIONSHIP MARKETING Murry Harmawan Saputra Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Isu dalam dunia marketing yang akan selalu menarik perhatian
Lebih terperinci12 Berdasarkan konteks studi perilaku organisasional, bahwa kepercayaan mengarah pada level tertinggi pada loyalitas, yaitu komitmen (Morgan dan Hunt,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Dalam bab ini akan menjelaskan variabel penelitian. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah reputasi merek, prediktabilitas merek, kompetensi merek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan di Bali pada khususnya. Banyak industri-industri bisnis pariwisata menjamur
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Industri bisnis pariwisata saat ini telah berkembang pesat di seluruh dunia dan di Bali pada khususnya. Banyak industri-industri bisnis pariwisata menjamur di Bali,
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. dalam penelitian Pattarawan Prasarnphanich (2007) yang berjudul Does Trust
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pengaruh kepercayaan (trust) terhadap loyalitas pelanggan dikemukakan dalam penelitian Pattarawan Prasarnphanich (2007) yang berjudul Does Trust Matter to
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR TRUST IN A BRAND TERHADAP BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN AIR MINUM AQUA DI KOTA YOGYAKARTA
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR TRUST IN A BRAND TERHADAP BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN AIR MINUM AQUA DI KOTA YOGYAKARTA Sarjita Akademi Manajemen Administrasi YPK Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari kata
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Customer Satisfaction Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari kata satis yang artinya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value,
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value, satisfaction, perceived service quality, perceived product quality, dan perceived price fairness.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan dalam usaha yang semakin cepat mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dalam usaha yang semakin cepat mengharuskan perusahaan untuk merespon perubahan yang terjadi, problem sentral yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Manajemen pemasaran tidak hanya diterapkan di dunia bisnis, tetapi juga di dunia pendidikan.
Lebih terperinci1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Ferdinand (2005) menyatakan pada dasarnya perusahaan dipandang sebagai sebuah going concern yang ada dan tumbuh bukan untuk kepentingan sesaat saja, melainkan
Lebih terperinciBab 6 PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan pada bab lima,
Bab 6 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan pada bab lima, maka selanjutnya akan dilakukan pembahasan terhadap hasil analisis tersebut. Pembahasan dibuat dengan melihat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Pemasaran Suparyanto & Rosad (2015:3) mengatakan bahwa manajemen pemasaran adalah ilmu yang mempelajari tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dianggap memiliki relevansi dan dijadikan acuan dalam penelitian ini.
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini penjelasan hasil penelitian terdahulu yang oleh peneliti dianggap memiliki relevansi dan dijadikan acuan dalam penelitian ini. 1. Bilal Afsar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetitif dengan mengunakan salesperson dalam memasarkan produknya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis, yang menuntut setiap perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif bisnisnya agar mampu bersaing
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS
BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS JASA AUDIT TERHADAP KEPUASAN KLIEN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN SWASTA DI JAWA TESIS
PENGARUH KUALITAS JASA AUDIT TERHADAP KEPUASAN KLIEN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN SWASTA DI JAWA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi Diajukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian pemerintah karena bank merupakan salah satu sumber permodalan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Lebih terperinciPENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH
Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan terhadap Loyalitas Nasabah... 683 PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH Endang Tri Wahyuni Universitas PGRI Yogyakarta, Jl. PGRI
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Relationship Marketing Cockalo, Dordevic & Sajfert (2011) mendefinisikan relationship marketing sebagai konsep yang menggambarkan hubungan longlasting berdasarkan kepentingan bersama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. secara langsung kepada konsumen akhir. Pada perkembangannya, kini bisnis ritel di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas, saat ini perusahaan yang menjalankan bisnis saling bersaing ketat. Seiring bertambahnya jumlah pesaing, perusahaan harus dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan globalisasi, masyarakat menjadi semakin mengenal dan dekat dengan dunia teknologi dan internet. Penggunaan internet kini telah merambah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini bisnis ritel mulai populer dan bisnis ini dapat memberikan keuntungan besar pada sektor perekonomian. Banyak masyarakat yang melihat peluang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ukuran relatif atas suatu barang atau jasa yang dinilai dari atribut, desain, dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kualitas Pelayanan a. Pengertian Kualitas Pelayanan Banyak pendapat mengenai definisi kualitas, karena kualitas memiliki ukuran relatif atas suatu barang atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, banyak dijumpai perubahan maupun perkembangan di bidang usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets mereka, seperti brand equity, agar dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan permintaan
Lebih terperinciPENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP KESETIAAN PELANGGAN PADA RIEZ BUTIK SKRIPSI
PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP KESETIAAN PELANGGAN PADA RIEZ BUTIK SKRIPSI Disusun Oleh : Andri Yudida Brata NPM : 0512015028 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Citra ekonomi sekarang ini, telah brand menjadi aset terpenting yang memukau
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (Brand) Citra ekonomi sekarang ini, telah brand menjadi aset terpenting yang memukau konsumen dan menentukan sukses atau gagalnya perusahaan. Tak heran, brandbrand
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis secara keseluruhan maka dapat diambil kesimpulan utama yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persepsi nilai ialah sebagai indikator dalam loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek dalam bentuk kesetiaan dalam membeli suatu produk atau jasa sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini kegiatan bisnis telah semakin berkembang, dimana situasi ekonomi yang semakin diwarnai dengan intensitas persaingan yang semakin tinggi antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis ritel, merupakan bisnis yang menjanjikan karena dapat memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia di akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Persaingan dalam dunia usaha yang semakin cepat mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha yang semakin cepat mengharuskan perusahaan untuk merespon perubahan yang terjadi, problem sentral yang dihadapi perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciINTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2
Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 Promosi Penjualan Berorientasi Perdagangan Fakultas ILMU KOMUNIKASI Cherry Kartika, SIP, M. Ikom Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kepuasan Pelanggan Bagi bisnis, kepuasan pelanggan dipandang sebagai salah satu dimensi kinerja pasar. Penigkatan kepuasan pelanggan berpotensi mengarah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. beberapa kesimpulan yang dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut : yang mendapat nilai perolehan tertinggi adalah pernyataan bahwa
67 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan uji hipotesis yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut : a. Kepuasan Pelanggan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi, problem sentral yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuan sangat bergantung pada kemampuan manajemen dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan secara optimal.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial budaya, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik memberikan pengaruh terhadap perilaku konsumen. Pengaruh tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai upaya dilakukan perusahaan perbankan untuk tetap bertahan hidup (survive) di masa setelah krisis yang berkepanjangan ini dalan menghadapi persaingan yang sangat
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perilaku berpindah merek telah dilakukan oleh Purwanto Waluyo dan Pamungkas dan Agus Pamungkas (2003) dengan judul Analisis Perilaku Brand
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penjualan Pribadi (Personal Selling) Menurut Kotler (2010: 29), pemasaran adalah suatu proses sosial-manajerial yang membuat seorang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Didalam melakukan sebuah penelitian, landasan teori diperlukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Didalam melakukan sebuah penelitian, landasan teori diperlukan sebagai pendukung teori yang akan digunakan, sehingga penelitian-penelitian sebelumnya dapat
Lebih terperinciTable 4.1. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin N = 100. Tabel 4.2. Persentase Responden Berdasarkan Usia N = 100
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif penelitian disajikan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan bersaing untuk berhasil menguasai pasar produk yang dijualnya.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan selalu ada kapanpun di dalam dunia bisnis, seluruh perusahaan akan bersaing untuk berhasil menguasai pasar produk yang dijualnya. Berdasarkan hasil-hasil
Lebih terperinci