Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis (MOTT)
|
|
- Vera Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberculosis (MOTT) Ni Made Restiawati, Erlina Burhan PENDAHULUAN Mycobacterium other than tuberculosis (MOTT) ditemukan Mycobacterium tuberculosis dan baru dianggap sebagai kuman patogen pada manusia Mycobacterium termasuk famili Mycobateriaceae dan merupakan ordo Actynomycetales, 1 serta memiliki lebih dari M. tuberculosis dan M. leprae 2,3 Anggota genus yang lain hidup di alam bebas ditemukan terutama di sekitar lingkungan tanah, air, debu, 1-5 Mycobacterium istilah lain digunakan untuk MOTT antara lain adalah non tuberculous mycobacterium atypical mycobacterium (AM), opportunistic mycobacterium,, annonymous mycobacterium dan environmental mycobacterium Mycobacterium other than tuberculosis banyak terdapat di alam dan jarang menimbulkan penyakit 1 Tidak ada bukti klinis penularan dari hewan ke manusia 2,3 Manifestasi klinis pada manusia yang disebabkan oleh infeksi yaitu penyakit paru kronik, limfadenitis, penyakit 2 kronik merupakan manifestasi klinis tersering yang oleh MOTT meningkat dan umumnya disebabkan oleh M. avium-intracellurare atau M. kansasii 5 Akhir-akhir ini beberapa pusat rujukan melaporkan peningkatan jumlah pasien infeksi paru yang disebabkan oleh tergantung pada beberapa faktor termasuk penyakit 1-3 Diagnosis infeksi paru yang disebabkan oleh kuman MOTT seringkali sulit ditegakkan karena isolasi organisme yang didapatkan dari sputum dan bilasan bronkus menunjukkan suatu kolonisasi Manifestasi klinis dan radiologis infeksi paru yang disebabkan oleh kuman MOTT sangat bervariasi dan seringkali sulit sehingga tidak dapat dibedakan di paru umumnya terjadi pada laki-laki usia antara bersifat lebih individual dibandingkan dengan infeksi spesies Mycobacterium, lokasi dan beratnya infeksi, penyakit yang mendasari, hasil uji kepekaan terhadap 1-5 KLASIFIKASI 2,3 Berdasarkan kemampuan membentuk pigmen, adalah MOTT dengan pertumbuhan koloni lambat dan kelompok IV adalah MOTT dengan pertumbuhan koloni lambat antara lain adalah kelompok I fotokromogen membentuk pigmen bila terpajan pigmen kuning sampai jingga dengan atau tanpa 156
2 1-3,7 Dikutip dari (3) Dikutip dari (7) infeksi MOTT pada penyakit diseminata dan penyakit 2 diseminata seringkali dijumpai pada penderita HIV/ AIDS dominan terjadi pada usia muda sedangkan infeksi MOTT pada penyakit paru kronik dijumpai infeksi didapatkan pada pasien dengan reumatoid 2,3 atogen tersering MOTT pada penyakit paru M. kansasii, M. abscessus, M. xenopi dan M. malmoense. Infeksi paru oleh MOTT di Amerika Serikat diikuti oleh M. kansasii, sedangkan di Inggris M. kansasii merupakan kuman patogen tersering, sedangkan M. malmoense ditemukan di Skotlandia dan M. xenopii tersering infeksi kuman MOTT di Jepang adalah M. kansasii M. fortuitum, 9% M. chelonae EPIDEMIOLOGI PATOGENESIS Data survei nasional di Amerika Serikat terhadap isolasi kuman Mycobacterium antara tahun Center for Disease Control and Prevention menemukan peningkatan jumlah isolat MOTT antara jumlah kasus infeksi M. avium complex pada pasien (HIV) atau Dikutip dari 1 Sebelum terjadinya epidemi AIDS penyakit diseminata yang disebabkan oleh kuman MOTT didapatkan pada pasien usia dewasa muda perbandingan tuberkulosis paru pada era sebelum HIV menyatakan bahwa lesi granulomatus yang disebabkan oleh spesies Mycobacterium yang anatomi bahkan oleh para ahli sekalipun, oleh karena itu diasumsikan bahwa terdapat persamaan antara patogenesis infeksi paru oleh kuman MOTT dengan patogenesis M. tuberculosis 2,3,10 Tiga observasi disebabkan oleh kuman MOTT terjadi setelah jumlah limfosit T kurang dari 50/ 157
3 atau aktivitasnya memerlukan resistensi Mycobacterium. (IL12p40), signal tranduser and activator of transcription1 (STAT1) dan the nuclear factor- dengan bronkiektasis dan kebiasaan khusus terutama pada perempuan p menopause (pektus ekskavatum, skoliosis, prolaps katup Dikutip dari 2 MANIFESTASI KLINIS Gejala dan tanda infeksi MOTT pada penyakit Gambaran klinis mirip tuberkulosis paru seperti batuk kronik dengan produksi sputum, penurunan berat Infeksi MOTT di paru seringkali terjadi dengan faktor predisposisi penyakit penting bagi kuman untuk melakukan invasi dan faktor predisposisi penyakit paru dasar dan keadaan seperti pada infeksi HIV serta beberapa riwayat penyakit paru dasar sebelumnya seperti tuberkulosis, 6,7 Manifestasi klinis infeksi MOTT seringkali mirip dengan penyakit paru yang mendasarinya sehingga seringkali sulit untuk dibedakan apakah gejala yang ditimbulkan disebabkan oleh infeksi kuman MOTT atau disebabkan oleh penyakit paru yang mendasari asimtomatik dapat menetap atau kemudian bersifat progresif dan dapat berakibat fatal bila tidak kuman dapat menyebabkan infeksi pada organ lain seperti susunan saraf pusat, saluran kemih, tulang, RADIOLOGIS atau nodul multipel, sedangkan pada high-resolution computed tomography diameter kurang dari 10 mm dan bronkiektasis atau M. kansasii hampir mirip dengan tuberkulosis gambaran linear dan nodul dengan peningkatan opacity di daerah lobus atas segmen apikal dan opacity dapat bersifat progresif atau stabil dalam beberapa tahun, kavitas dapat terjadi pada beberapa kasus dan sering dijumpai Manifestasi radiologis infeksi MOTT di paru dibagi menjadi 5 non klasik, pasien tanpa gejala dengan terdapatnya nodul, infeksi pada pasien dengan akalasia dan 5,9 New Zealand guidelines membagi gambaran radiologis menjadi 2 - Kavitas (biasanya dindingnya lebih tipis dibandingkan dengan infeksi tuberkulosis paru) - - Konsolidasi 158
4 - Bronkiektasis - Interpretasi hasil biakan dapat berupa kontaminasi atau kolonisasi pada biakan yang hanya positif satu DIAGNOSIS M. intracellurare pada daerah opacity di parenkim paru dengan kavitas multipel di lobus atas dan lesi berupa nodul di lobus toraks menunjukkan pelebaran bronkus di daerah lobus atas dengan gambaran opacity dan lesi multipel kavitas serta lesi konsolidasi pada lobus atas MIKROBIOLOGI Spesimen klinis untuk analisis mikrobiologis dikumpulkan dalam tempat steril sekali pakai, sebaiknya diperoleh pada pagi hari, pada pasien yang tidak dapat mengeluarkan sputum sebaiknya juga, bronkoskopi dengan atau tanpa biopsi paru (BTA) yang direkomendasi untuk spesimen klinis termasuk M. tuberculosis dan MOTT adalah teknik Ziehl-Neelsen atau pewarnaan Mycobacterium. (1-9 organisme per 10 lapangan pandang) sampai Biakan MOTT penting untuk mendiagnosis MOTT positif, terutama dengan jumlah organisme sedikit Gejala klinis penyakit paru yang disebabkan oleh kuman MOTT mirip dengan tuberkulosis memberikan respons terhadap pengobatan obat anti sputum positif dalam satu biakan pada infeksi MOTT harus diinterpretasikan dengan sangat hati- bukti infeksi MOTT terutama ketika hapusan BTA negatif dan biakan sputum ditemukan kuman dalam ditegakkan dengan kombinasi antara manifestasi klinis, radiologis, bakteriologis dan kriteria histologis sesuai dengan yang diusulkan oleh American Thoracic Society (ATS) dan Infectious Disease Society of America (IDSA) ini dapat diterapkan pada pasien HIV positif dan 1-3 Dikutip dari (2) 159
5 gene probes komersial, dengan bantuan beberapa probes, becton dickinson nucleic acid probe deoxyribonucleic acid arbitary polymerase chain reaction ribonucleic acid gene polymorphism, plasmid typing dan single gen polymorphism telah sukses digunakan 6-9,12 mendeteksi kuman Mycobacterium pertama yang positif dari pasien yang sebelumnya tidak terdiagnosis penyakit yang disebabkan kuman untuk M. tuberculosis histopatologi pada bahan biopsi sangat membantu diagnosis penyakit yang disebabkan oleh kuman 9,11,12 belum terdapat standarisasi dan belum dilakukan uji M. avium sensitin dapat membantu membedakan antara biakan positif M. tuberculosis akan tetapi M. avium sensitin tidak untuk memperkirakan kemungkinan infeksi MOTT 9-13 PENATALAKSANAAN adalah 3 hal penting dalam penatalaksanaan infeksi kepekaan antimikroba dan paduan pengobatan yang infeksi kuman MOTT lebih rumit dibandingkan M. tuberculosis. Jenis, frekuensi pemberian dan lama pengobatan tergantung pada spesies MOTT, tempat beberapa spesies kuman MOTT juga memerlukan masing-masing spesies, terutama untuk kelompok 2,3,6 Dikutip dari (13) sensitin kulit seringkali terjadi reaksi silang antar spesies Mycobacterium dan reaksi silang yang kuat terhadap antimikroba seperti Rifabutin telah direkomendasi memperlambat onset bakteremia pada pasien direkomendasi pada pasien AIDS stadium lanjut terutama dengan riwayat infeksi oportunistik dan Klaritromisisn 1000 mg per hari atau Azitromisin 1200 mg per minggu merupakan paduan efektif sebagai 160
6 2,3,6 dewasa Medikamentosa pada informasi tentang sensitivitas kuman, akan tetapi pada infeksi paru yang disebabkan oleh kuman MOTT tergantung pada spesies Mycobacterium M. kansasii, M. malmoense dan M. xenopi sedikit selama 12 bulan sampai didapatkan hasil kombinasi beberapa obat, namun harganya mahal, terdapat efek samping terapi dan kadang tidak menyembuhkan, untuk itu dibutuhkan kerjasama yang optimal antara klinisi, radiologis dan 2,3,6 Pembedahan sputum tidak mengalami konversi, toleransi operasi baik, letak lesi terlokalisasi dan resisten atau pneumonektomi pada pasien infeksi paru yang disebabkan oleh kuman MOTT dengan penyakit 1 prediksi dan juga didapatkan kegagalan respons mendapatkan terapi pembedahan, prognosisnya lebih baik dibandingkan dengan pemberian terapi 1,2,6,14,15 Dikutip dari (7) infeksi paru adalah M. avium dan M. intracellulare. dan biopsi paru diperlukan untuk mendiagnosis (<5mm) dan bronkiektasis pada lobus tengah kanan hati-hati pada masing-masing individu, keuntungan dan faktor risiko harus dipertimbangkan sebelum 2,3,7 antibiotik golongan makrolid (Azitromisin atau 161
7 MOTT lainnya, oleh karena monoterapi dapat menyebabkan resistensi makrolid terhadap infeksi 11,12 Resistensi makrolid berhubungan resistensi makrolid diberikan paduan beberapa obat-obatan termasuk pemberian aminoglikosida (Streptomisin dan Amikasin) dan reseksi pembedahan (debulking Azitromisin atau Klaritromisin menunjukkan 11,12 Jika pada gambaran foto toraks menunjukkan terdapat kavitas dan didapatkan hasil sputum positif kuat serta pada kasus dengan gagal pengobatan, obat-obatan injeksi seperti Streptomisin atau Amikasin biasanya diberikan dalam beberapa Azitromisin dan Rifampin lebih ditoleransi hati, perubahan daya penglihatan dan pendengaran Rekomendasi terapi medikamentosa saat ini untuk infe 2,3,6,7,11,14 Mycobacterium kansasii umumnya diisolasi dari air kran dan lebih banyak ditemukan di daerah perkotaan dibandingkan pedesaan, berbeda Mycobacterium kansasii merupakan penyebab yang mendasari merupakan faktor risiko seperti Mycobacterium sebelumnya, pasien dengan klinis dan radiologis infeksi paru biasanya mirip dengan tuberkulosis paru sehingga sulit untuk terdapatnya kavitas dan gambaran opacity tree-inbud. 2,3 Terapi medikamentosa infeksi paru yang disebabkan oleh M. kansasii hampir sama seperti diberikan termasuk Isoniazid, Rifampin dan melawan M. kansasii. ATS merekomendasi terapi M. kansasii berikan bila terdapat resistensi terhadap kombinasi Klaritromisin sangat efektif melawan M. kansasii ditemukan pada kasus-kasus resisten terhadap Dikutip dari (13) Mycobacterium malmoense umumnya dapat menyebabkan infeksi paru akan tetapi juga dapat menyebabkan limfadenitis dan infeksi jaringan kebanyakan adalah laki-laki dengan rerata usia 162
8 M. malmoense tidak sesuai dengan kenyataan karena pertumbuhan kuman M. malmoense lambat dan membutuhkan media khusus untuk pertumbuhan kuman, sehingga sulit M. malmoense yang disebabkan oleh kuman M. malmoense sulit 2,3,11,13,16 intravena selama 2-4 bulan seperti Imipenem atau makrolid dapat melawan M. abscessus melawan beberapa jenis M. abscessus akan tetapi keduanya sering berhubungan dengan toksisitas antara pembedahan dan kemoterapi meningkatkan Infeksi paru yang disebabkan oleh M. xenopi menunjukkan proses kavitas di bagian apikal, Respons bakteriologis akan meningkat dengan sedangkan angka kematiannya tinggi dihubungkan 2,3,7,13 Mycobacterium abscessus termasuk kelompok rapid grower merupakan penyebab ketiga infeksi paru yang disebabkan oleh kuman MOTT di membedakan spesies M. abscessus yang terdiri dari M. abscessus, M. bolletii dan M. massiliense KESIMPULAN Berbagai istilah lain digunakan untuk MOTT antara lain adalah non tuberculous mycobacteria atypical mycobacteria (AM), opportunistic mycobacteria,, annonymous mycobacteria dan environmental mycobacteria Diagnosis infeksi paru yang disebabkan oleh kuman MOTT seringkali sulit ditegakkan, manifestasi klinis dan radiologi sangat bervariasi sehingga tidak dapat dibedakan dengan infeksi dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada M. kansasii, M. malmoense, M. xenopi yang termasuk dalam kelompok MOTT dengan pertumbuhan lambat sedangkan kelompok disebabkan oleh M. abscessus umum metode pengobatan infeksi kuman MOTT lebih rumit dibandingkan dengan tuberkulosis pengobatan tergantung pada spesies kuman 163
9 kontinyu diberikan paling sedikit selama 12 bulan DAFTAR PUSTAKA 24 th 2010 July 10 th 2010 August 6 th AGD 164
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Mycobacterium non tuberculosis pertama kali. ditemukan pada abad ke 19 ketika penyakit mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Mycobacterium non tuberculosis pertama kali ditemukan pada abad ke 19 ketika penyakit mirip tuberculosis teridentifikasi pada ayam. Pada 1930, Mycobacterium non tuberculosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan. oleh mikroorganisme patogen.menurut WHO tahun 2012,
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen.menurut WHO tahun 2012, penyakit infeksi membunuh 3,5 juta orang tiap tahunnya. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit paru akibat nontuberculous. mycobacterium (NTM) semakin meningkat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit paru akibat nontuberculous mycobacterium (NTM) semakin meningkat. Di negara-negara maju, seiring menurunnya kejadian tuberculosis paru dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Gejala utama adalah batuk selama 2 minggu atau lebih, batuk disertai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia terutama negara berkembang. Munculnya epidemik Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sebagian besar menyerang paru-paru tetapi juga dapat mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Infeksi Mycobacterium menyebabkan berbagai. manifestasi klinis. Spesies yang paling terkenal dari
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Infeksi Mycobacterium menyebabkan berbagai manifestasi klinis. Spesies yang paling terkenal dari genus ini adalah Mycobacterium tuberculosis, yang menyebabkan tuberculosis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi dan Patogenesis Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium
Lebih terperinciTUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS. dr. Bambang Satoto,Sp.Rad(K),M.Kes Departemen Radiology F.K Undip /RSUP Dr Kariadi Semarang
TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS dr. Bambang Satoto,Sp.Rad(K),M.Kes Departemen Radiology F.K Undip /RSUP Dr Kariadi Semarang PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Mycobacterium non tuberculosis pertama kali. teridentifikasi menginfeksi manusia pada tahun 1885,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mycobacterium pertama kali teridentifikasi menginfeksi manusia pada tahun 1885, dan mengalami peningkatan prevalensi yang cukup signifikan pada tahun 1950-1980. Sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang paling sering mengenai organ paru-paru. Tuberkulosis paru merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi kesehatan dunia, WHO, baru-baru ini membunyikan tanda bahaya untuk mewaspadai serangan berbagai penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini, wabah penyakit
Lebih terperincirepository.unimus.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Penyakit TBC merupakan penyakit menular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang bagian paru, namun tak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Mycobacterium tuberculosis. Tanggal 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis (TB) paru adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tanggal 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch menemukan penyakit penyebab
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Tuberkulosis A.1 Definisi Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Robert
Lebih terperinciRumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
MEMIKAT HATI PEGAWAI PAJAK DAN MEMBUATNYA MEMIMPIKANMU SELAMANYA Robert Mugabe Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Abstrak. Mycobaterium (M.) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia.
Lebih terperinciMengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1
Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks
Lebih terperinciPeran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan
Peran ISTC dalam Pencegahan MDR Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan TB MDR Man-made phenomenon Akibat pengobatan TB tidak adekuat: Penyedia pelayanan
Lebih terperinciPanduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:
SOP PENATALAKSANAAN TB PARU 1. Pengertian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis. 2. Tujuan Untuk menyembuhkan pasien, mencegah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2002, sepertiganya disebabkan oleh
Lebih terperinciMulyadi *, Mudatsir ** *** ABSTRACT
Hubungan Tingkat Kepositivan Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dengan Gambaran Luas Lesi Radiologi Toraks pada Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Di SMF Pulmonologi RSUDZA Banda Aceh Mulyadi *,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible disease adalah penyakit yang secara klinik terjadi akibat dari keberadaan dan pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan langsung terjadi melalui aerosol yang mengandung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi
Lebih terperinciPenentuan Diagnostik Lymphadenopathy Colli Dengan Metode Biopsi pada Penderita HIV-TB Di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Penentuan Diagnostik Lymphadenopathy Colli Dengan Metode Biopsi pada Penderita HIV-TB Di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Ida Bagus Sila Wiweka, Adria Rusli, Titi Sundari, Stevanus,
Lebih terperinciPeran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan. Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi. FKUI-RS Persahabatan
Peran ISTC dalam Pencegahan MDR Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan TB-MDR pada dasarnya adalah suatu fenomena buatan manusia (man-made phenomenon),
Lebih terperinciBAB I PANDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Mycobacterium Tuberculosis (MTB) telah. menginfeksi sepertiga pendududk dunia (Depkes RI,
BAB I PANDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mycobacterium Tuberculosis (MTB) telah menginfeksi sepertiga pendududk dunia (Depkes RI, 2002). Tahun 1993 WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TBC karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M.Tb),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis 2.1.1 Etiologi Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M.Tb), yaitu kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis Paru 2.1.1 Etiologi Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculois. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron
Lebih terperinciPenemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU
Penemuan PasienTB EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 Tatalaksana Pasien Tuberkulosis Penatalaksanaan TB meliputi: 1. Penemuan pasien (langkah pertama) 2. pengobatan yang dikelola menggunakan strategi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian yang utama khususnya di negara-negara berkembang. 1 Karena itu TB masih merupakan masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai
Lebih terperinciDasar Determinasi Pasien TB
Dasar Determinasi Pasien TB K-12 DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI FK USU Klasifikasi penyakit dan tipe pasien Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien TB memerlukan defenisi kasus yang meliputi 4 hal, yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab. yang penting di dunia sehingga pada tahun 1992 World Health
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab tuberkulosis. Tuberkulosis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sulianti (2004) Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Pengertian Tuberkulosis Menurut Sulianti (2004) Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Tuberkulosis Mycobakterium tuberculosa. Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tumor paru adalah tumor pada jaringan paru yang dapat bersifat jinak maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer maupun sekunder.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan untuk mengatasi masalah
Lebih terperinciPROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI
PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran OLEH : EKA DEWI PRATITISSARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciPemeriksaan PCR dalam Diagnosis Pneumonia
Pemeriksaan PCR dalam Diagnosis Pneumonia Anna Rozaliyani,*, ** Budhi Antariksa,* Dianiati K.S.,* Retno Wahyuningsih** Real-Time PCR Assay in the Diagnosis of Pneumonia ABSTRACT Pneumocystis P. jiroveci
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkolusis 1. Definisi Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang paling sering (sekitar 80%) terjadi di paru-paru. Penyebabnya adalah suatu basil gram positif tahan asam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru, tetapi dapat menyerang organ
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis yang bersifat
2.1 Tuberkulosis (TB) Paru 2.1.1 Definisi TB Paru BAB II TINJAUAN PUSTAKA TB paru adalah penyakit yang ditimbulkan karena adanya infeksi akut atau kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) merupakan bakteri penyebab tersering infeksi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) merupakan bakteri penyebab tersering infeksi di lingkungan Rumah Sakit. P. aeruginosa merupakan bakteri Gram negatif
Lebih terperinciPENGARUH KOINSIDENSI DIABETES MELITUS TERHADAP LAMA PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN
PENGARUH KOINSIDENSI DIABETES MELITUS TERHADAP LAMA PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 2008 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciTUTIK KUSMIATI, dr. SpP(K)
TUTIK KUSMIATI, dr. SpP(K) TB paru problem kesehatan global MODALITAS TES CEPAT MENDETEKSI DR-TB & DS-TB TB Resisten Obat meningkat TB HIV +++ METODE DETEKSI KASUS YANG LAMBAT PASIEN TB HIV + PASIEN DIAGNOSIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB). TB paling sering menjangkiti paru-paru dan TB paru sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pernapasan yang membuat pasien datang berobat ke dokter. (Rab, 2010) Batuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batuk merupakan salah satu keluhan utama pada kelainan saluran pernapasan yang membuat pasien datang berobat ke dokter. (Rab, 2010) Batuk merupakan mekanisme refleks
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pemeriksaan dahak penderita. Menurut WHO dan Centers for Disease Control
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Aspek Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis Penularan TB tergantung dari lamanya kuman TB berada dalam suatu ruangan, konsentrasi kuman TB di udara serta lamanya menghirup udara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme yang tidak dapat dikulturkan dengan teknik standar diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru yang dapat mempelajari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu melalui inhalasi
Lebih terperinciPATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI
PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI TUBERKULOSIS DAN KEJADIANNYA Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesadaran 2.1.1. Defenisi Kesadaran adalah keinsafan; keadaan mengerti; hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang (Suharso et al., 2005 ; Tim Penyusun Kamus, 2005). Kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi tropik sistemik, yang disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang terutama disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, sebagian kecil oleh bakteri Mycobacterium africanum dan Mycobacterium
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Tuberculosis a. Definisi Tuberculosis paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama dikenal pada manusia, misalnya dia dihubungkan
Lebih terperinciABSTRAK EVALUASI HASIL TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS FASE INTENSIF PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN
ABSTRAK EVALUASI HASIL TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS FASE INTENSIF PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2013-2014 I Nyoman Surya Negara, 1210087 Pembimbing I : Dr. J. Teguh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di seluruh
Lebih terperinciTinjauan Pustaka. Tuberculosis Paru. Oleh : Ziad Alaztha Pembimbing : dr. Dwi S.
Tinjauan Pustaka Tuberculosis Paru Oleh : Ziad Alaztha Pembimbing : dr. Dwi S. TB Paru Definisi Tuberkulosis adalah suatu penyakit akibat infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia. Pada tahun 2012 diperkirakan 8,6 juta orang terinfeksi TB dan 1,3 juta orang meninggal karena penyakit ini (termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi diparenkim
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Epidemiologi Infeksi Saluran Kemih Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor lainnya. Insidens ISK tertinggi terjadi pada tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat saat ini dan termasuk ke dalam global emergency. TB adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah besar kesehatan masyarakat saat ini dan termasuk ke dalam global emergency. TB adalah penyebab kematian karena infeksi
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. SIMTOM ANSIETAS Ansietas dialami oleh setiap orang pada suatu waktu dalam kehidupannya. Ansietas adalah suatu keadaan psikologis dan fisiologis yang dicirikan dengan komponen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan istilah umum untuk berbagai keadaan tumbuh dan berkembangnya bakteri dalam saluran kemih dengan jumlah yang bermakna (Lutter,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam tahun-tahun terakhir memperlihatkan peningkatan dalam jumlah kasus baru maupun jumlah angka
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari
1. Sampel Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sampel pada penelitian ini sebanyak 126 pasien. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari Juni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Triple burden disease yang tengah dihadapi Indonesia menimbulkan sejumlah permasalahan. Masalah yang timbul bukan hanya seputar mewabahnya penyakit menular baru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus Tuberkulosis (TB) yang tinggi dan masuk dalam ranking 5 negara dengan beban TB tertinggi di dunia 1. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua di dunia yang sampai saat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua di dunia yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Laporan World Health Organization (WHO)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pneumonia adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang menyerang jaringan paru. Pneumonia dapat diagnosis secara pasti dengan x-photo thoraks dengan terlihat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit infeksi menular kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering terjadi di daerah padat penduduk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 3.1 Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bentuk desain penelitian yang akan digunakan adalah bentuk deskriptif cross sectional untuk mengetahui pola sensitivitas Mycobacterium tuberculosis
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi masalah kesehatan yang utama di dunia maupun di Indonesia. Penyakit Tuberkulosis merupakan penyebab
Lebih terperinciFARMAKOTERAPI TUBERCULOSIS (TBC) Bagian Farmakologi Fak Kedokteran UNLAM
FARMAKOTERAPI TUBERCULOSIS (TBC) H. M. Bakhriansyah,, dr., M.Kes Bagian Farmakologi Fak Kedokteran UNLAM TUBERCULOSIS 1 st line drugs rifampin (R), isoniazid (H) dan pirazinamid (Z). Obat first line supplemental:
Lebih terperinciMycobacterium Penyebab Penyakit Tuberculosis Serta Mengenal Sifat-sifat Pertumbuhannya di Laboratorium
Mycobacterium Penyebab Penyakit Tuberculosis Serta Mengenal Sifat-sifat Pertumbuhannya di Laboratorium Oleh: Merryani Girsang, S.Si. MSc Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbang Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar thoraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua,
Lebih terperincibahan yang diperoleh adalah tetap dalam isopropil alkohol dan udara kering menengah diikuti oleh budidaya pada Sabouraud agar.
Kehadiran Candida sebagai anggota flora komensal mempersulit diskriminasi keadaan normal dari infeksi. Sangat penting bahwa kedua temuan klinis dan laboratorium Data (Tabel 3) yang seimbang untuk sampai
Lebih terperinciEtiology dan Faktor Resiko
Etiology dan Faktor Resiko Fakta Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif Karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan infeksi bakteri sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang dijumpai di berbagai negara berkembang terutama di daerah tropis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat mengenai berbagai organ tubuh. Penyakit tuberkulosis terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai organ tubuh yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Tuberkulosis Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Tuberkulosis 2.1.1 Pengertian Tuberkulosis Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan menyebabkan angka kematian
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2015 Annisa Nurhidayati, 2016, Pembimbing 1 Pembimbing 2 : July Ivone, dr.,mkk.,m.pd.ked. : Triswaty
Lebih terperinciDasar Determinasi Kasus TB. EPPIT 12 Departemen Mikrobiologi FK USU
Dasar Determinasi Kasus TB EPPIT 12 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 Klasifikasi Penyakit dan Tipe Pasien Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien TB memerlukan defenisi kasus yang meliputi 4 hal,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan. akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat menyerang saluran pernafasan bagian atas maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada umumnya Tuberkulosis terjadi pada paru, tetapi dapat
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberculosis Pulmonal (TB Paru) 1. Definisi TB Paru Tuberculosis pulmonal atau biasa disebut TB paru adalah penyakit yang disebabkan infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis,
Lebih terperinciABSTRAK EFEK SAMPING PENGOBATAN TUBERKULOSIS DENGAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS KATAGORI 1 PADA FASE INTENSIF
ABSTRAK EFEK SAMPING PENGOBATAN TUBERKULOSIS DENGAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS KATAGORI 1 PADA FASE INTENSIF Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis.
Lebih terperinci2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2016 SERI B.25 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KOLABORASI TB-HIV (TUBERKULOSIS-HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS) KABUPATEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena
Lebih terperinci