BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
|
|
- Suryadi Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PT Wijaya Karya (Persero), Tbk Berbicara tentang PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, (WIKA) tak bisa lepas dari sejarah pembangunan Indonesia setelah kemerdekaan. Perusahaan ini adalah hasil nasionalisasi perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij enbouwbedijf Vis en Co atau NV Vis en Co, pada 11 Maret WIKA lahir dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Kegiatan usahanya instalasi listrik dan pipa air. WIKA punya andil dalam pembangunan infrastruktur yang menjadi ikon nasional hingga saat ini. Salah satunya adalah berperan dalam pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno. WIKA lalu berkembang menjadi pemborong pemasangan jaringan listrik tegangan rendah, menengah, dan tinggi. Pada awal 1970-an, WIKA memperluas usahanya menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan perumahan. Perkembangannya kian positif ketika pada 20 Desember 1972, perusahaan berubah status menjadi Perseroan terbatas (Persero). WIKA pun melaju menjadi menjadi kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di PLTA Asahan, dan proyek irigasi Jatiluhur. 45
2 WIKA terus berinovasi. Secara pelan tapi pasti WIKA berubah menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi. Sejumlah anak perusahaan pun dibentuk agar kepak sayap bisnis bisa lebih tinggi. Di antaranya WIKA Beton, WIKA Intrade, dan WIKA Realty. Pertumbuhan WIKA tersebut semakin mendapat pengakuan berbagai pihak. Hal ini tercermin dari keberhasilan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) WIKA pada 27 Oktober 2007 di Bursa Efek Indonesia. Ketika itu WIKA melepas 28,46 persen sahamnya ke publik, sisanya masih dipegang pemerintah Republik Indonesia. Sejak 31 Desember 2012, saham yang dilepas ke publik meningkat menjadi 35 persen. Dari saham yang dijual tersebut, karyawan WIKA juga bisa memilikinya melalui Employee/Management Stock Option Program (E/MSOP), dan Employee Stock Allocation (ESA). Dana segar hasil IPO tersebut membuat WIKA lebih leluasa berinovasi untuk lebih tumbuh dan berkembang. Posisi WIKA menjadi lebih kuat menghadapi guncangan, bahkan ketika krisis global mulai memperlihatkan dampaknya di dalam negeri. WIKA pun mampu memperluas operasinya ke luar negeri. WIKA juga terus mengembangkan kemampuan Engineering, Procurement and Construction (EPC). 46
3 Gambar 4.1 Struktur Pemegang Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Visi 2020 : Menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering Procurement dan Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara. Misi 2020 : Menyediakan Produk dan Jasa yang Unggul dan Terpadu di Bidang EPC dan Investasi untuk Infrastruktur, Gedung Bertingkat, Energi, Industrial Plant, Industri dan Properti Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan Utama Menjalankan Praktik Etika Bisnis untuk Menjadi Warga Usaha yang Baik dan Memelihara Keberlanjutan Perusahaan Ekspansi Strategis Keluar Negeri 47
4 Mengimplementasikan Best Practices dalam Sistem Manajemen Terpadu Sejalan dengan visi dan misi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk terus memprioritaskan kliennya, berprestasi, berpikiran positif dan kemampuan untuk tampil dengan kinerja komersial demi pertumbuhan yang sehat, disaat yang bersamaan juga mampu memenuhi seluruh keinginan stakeholders. Oleh karena itu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk memegang teguh motto Spirit of Innovation dan mengoptimalkan nilai-nilai perusahaan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip: 1. COMMITMENT, Berbuat sesuai kesepakatan dan janji 2. INNOVATION, Menerapkan sesuatu yang baru 3. BALANCE, Menjaga keseimbangan semua aspek 4. EXCELLENCE, Memberikan hasil lebih baik 5. RELATIONSHIP, Hubungan kemitraan yang baik untuk semua pihak 6. TEAM WORK, Sinergi, kerjasama intra dan lintas unit kerja 7. INTEGRITY, Keutuhan dan ketulusan yang meliputi adil, bertanggung jawab, tidak tergantung, transparan dan jujur 48
5 4.1.2 PT Adhi Karya (Persero), Tbk Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Assosiate N.V.) merupakan Perusahaan milik Belanda yang menjadi cikal bakal pendirian ADHI hingga akhirnya dinasionalisasikan dan kemudian ditetapkan sebagai PN Adhi Karya pada tanggal 11 Maret Nasionalisasi ini menjadi pemacu pembangunan infrastruktur di Indonesia. Berdasarkan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, pada tanggal 1 Juni 1974, ADHI berubah status menjadi Perseroan Terbatas. Hingga pada tahun 2004 ADHI telah menjadi perusahaan konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Status Perseroan ADHI sebagai Perseroan Terbatas mendorong ADHI untuk terus memberikan yang terbaik bagi setiap pemangku kepentingan pada masa perkembangan ADHI maupun industri konstruksi di Indonesia yang semakin melaju. Adanya intensitas persaingan dan perang harga antar industri konstruksi menjadikan Perseroan melakukan redefinisi visi dan misi: Menjadi Perusahaan Konstruksi terkemuka di Asia Tenggara. Visi tersebut menggambarkan motivasi perseroan untuk bergerak ke bisnis lain yang terkait dengan inti bisnis perseroan melalui sebuah tagline yang menjadi penguat yaitu Beyond Construction. Pertumbuhan yang bernilai dan berkesinambungan dalam perseroan menjadi salah satu aspek penting yang senantiasa dikelola ADHI untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat luas. 49
6 ADHI telah mampu menunjukkan kemampuannya sebagai perusahaan konstruksi terkemuka di Asia Tenggara melalui daya saing dan pengalaman yang dibuktikan pada keberhasilan proyek konstruksi yang sudah dijalankan. Keberhasilan usaha yang sudah diraih ADHI bukan berarti tanpa dukungan dan peran serta masyarakat, untuk itu ADHI berperan aktif dalam mengembangkan program CSR serta Program Kemitraan & Bina Lingkungan Perseroan. Visi : Menjadi Perusahaan Konstruksi Terkemuka di Asia Tenggara. Misi : Berkinerja berdasarkan atas peningkatan corporate value secara incorporated Melakukan proses pembelajaran dalam mencapai pertumbuhan (peningkatan corporate value). Menerapkan corporate culture yang simple tapi Membumi/dilaksanakan (down to earth). Proaktif melaksanakan lima lini bisnis secara profesional, governance, mendukung pertumbuhan perusahaan. Partisipasi aktif dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Corporate Social Responsibility (CSR) seiring pertumbuhan perusahaan. 50
7 Nilai Perusahaan Bekerja Cerdas Adalah inti dari kapabilitas dan produktivitas ADHI. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam industri jasa konstruksi, EPC, properti, real estate dan investasi infrastruktur maka segenap jajaran ADHI didorong agar mampu bekerja secara cerdas dan cepat, dengan mengedepankan inovasi dan efisiensi yang dilandasi jiwa enterpreneurship. Sisi lain dari tata nilai ini adalah agar setiap orang di ADHI memiliki sifat adaptif terhadap perubahan. Jujur Bertanggung Jawab Yang berarti dalam menjalankan pekerjaannya, setiap insan ADHI harus mengedepankan kejujuran yang disertai dengan rasa tanggung jawab. Di setiap penyelenggaraan kegiatan usahanya, segenap insan ADHI dituntut untuk bekerja dengan sikap yang terbuka dan wajar, disertai dengan kesadaran atas tingkah laku masing-masing tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain. Bersahaja Merupakan inti dari perilaku yang berprinsip tidak berlebihan (proporsional). Setiap insan ADHI perlu juga memiliki sikap sederhana dan rendah hati (tidak arogan) agar mampu menciptakan iklim kerja yang kondusif. Dengan tata nilai ini diharapkan hubungan baik dengan lingkungan sekitar, baik dari sesama rekan kerja, mitra bisnis, perusahaan pesaing, hingga masyarakat luas terus terjalin sehingga ADHI akan menjadi perusahaan konstruksi terkemuka. 51
8 4.1.3 PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, sebagai bagian dari Grup Jaya, merupakan perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dengan kompetensi inti dalam sektor infrastruktur dan sektor konstruksi bangunan, perdagangan aspal dan bahan bakar gas cair (LPG), pabrikasi beton pracetak dan pekerjaan mekanikal dan elektrikal serta jasa pemeliharaan. Perseroan didirikan pada tanggal 23 Desember 1982, pada saat Departemen Pemborongan PT Pembangunan Jaya dipisah untuk menjadi badan hukum yang tersendiri. Saham Perseroan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Desember Perseroan telah memantapkan diri sebagai salah satu pengembang infrastruktur publik terkemuka di Indonesia, yang bergerak di sektor pasar utama transportasi (jalan raya, jembatan, jalan tol, bandara, dan terowongan kereta bawah tanah), pembangkit listrik, dan air (pengendalian banjir dan penyedia air bersih). Eksistensi utama Perseroan juga telah dikembangkan di sektor komersial, yang memberikan jasa konstruksi, teknik dan pemeliharaan terintegrasi untuk hotel, mall, apartemen, dan gedung perkantoran di Indonesia dan luar negeri. Perseroan memiliki empat anak perusahaan langsung yaitu: PT Jaya Trade Indonesia, PT Jaya Teknik Indonesia, PT Jaya Beton Indonesia dan PT Jaya Daido Concrete, yang semuanya diakusisi pada tahun Sejak saat itu, Perseroan telah menambah beberapa anak perusahaan tidak langsung di portofolionya sebagai berikut: PT Jaya Gas Indonesia, PT Toba Gena Utama, PT Sarana Bitung Utama, PT Metroja Mandiri, PT Kenrope Utama, PT Sarana Utama 52
9 Merpati, PT Adibaroto Nugratama, PT Adigas Jaya Pratama, PT Sarana Lampung Utama, PT Sarana Lombok Utama, PT Sarana Jambi Utama, PT Jaya Celcon Prima dan PT Global Bitumen Utama. Usaha Perseroan di bidang jalan tol dioperasikan melalui dua perusahaan patungan yang didirikan pada tahun 2009: PT Jaya Konstruksi Pratama Tol (dengan PT Pembangunan Jaya Infrastruktur) dan PT Jaya Sarana Pratama (dengan PT Jaya Real Property Tbk). Untuk memperluas usaha terminal aspal curah, melalui anak perusahaan PT Jaya Trade Indonesia mendirikan PT Sarana Mbay Utama dan PT Sarana Aceh Utama pada tahun 2009 dan PT Sarana Sampit Mentaya Utama pada tahun PT Kenrope Sarana Pratama dan PT Kenrope Utama Sentul masing-masing didirikan pada tahun 2010 dan 2011 untuk memperluas usaha perdagangan LPG. Investasi Perseroan dalam usaha pengelolaan air dan limbah diusahakan oleh dua perusahaan, PT Sarana Tirta Utama dan PT Jaya Mitra Sarana, yang didirikan pada tahun 2010 melalui PT Jaya Teknik Indonesia. Kemampuan Jaya Konstruksi yang kuat di sepanjang rangkaian nilai infrastruktur, serta nilai tambah yang dibentuk dari pengalamannya baik sebagai investor maupun kontraktor, telah menjadikan Perseroan sebagai mitra terpercaya bagi berbagai klien baik pemerintah maupun swasta. Perseroan terus membangun sinergi dan asetnya untuk memberikan solusi yang terintegrasi dengan pelaksanaan yang berkualitas. 53
10 4.2 Hasil Penelitian Deskripsi Data Sesuai dengan analisis dan metode penelitian yang digunakan, maka data yang diperlukan adalah data laporan keuangan kelompok industri jasa konstruksi. Dimana sampai saat ini terdapat tiga perusahaan, yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Dengan demikian laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan ketiga perusahaan tersebut dari tahun 2011 sampai dengan tahun Data laporan keuangan tersebut kemudian akan diolah untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas perusahaan. Tabel 4.1 Data Keuangan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk Periode Tahun (dalam ribuan rupiah) No. Keterangan Persediaan 1,118,390,356 1,143,498, ,775,160 2 Aktiva Lancar 7,994,288,651 7,250,634,507 5,838,851,683 3 Total Aktiva 12,594,962,700 11,020,768,204 8,322,979,571 4 Hutang Lancar 7,298,469,461 6,580,327,407 5,127,208,872 5 Total Hutang 9,368,003,825 8,186,469,348 6,103,603,696 6 Ekuitas 3,226,958,875 2,834,298,857 2,219,375,875 7 Penjualan 11,884,667,552 9,905,214,374 7,741,827,727 8 Laba Bersih 624,371, ,268, ,946,495 Sumber : Laporan Keuangan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk Periode (data diolah) 54
11 Berdasarkan ringkasan laporan keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk selama tiga tahun, yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 sebagaimana tersaji pada tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa nilai persediaan perusahaan berfluktuasi dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp ,- dan tertinggi pada tahun 2012 sebesar Rp ,-. Aktiva lancar juga mengalami fluktuasi dengan nilai terendah pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan terbesar pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Total aktiva juga mengalami fluktuasi dengan nilai terendah tahun 2011 sebesar Rp ,- dan terbesar pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Hutang lancar mengalami fluktuasi dengan nilai terendah pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan terbesar pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Total hutang juga mengalami fluktuasi dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan terbesar pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Ekuitas juga mengalami fluktuasi dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Penjualan setiap tahun mengalami kenaikan dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Laba bersih juga mengalami kenaikan dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Selanjutnya pada tabel 4.2 disajikan data keuangan PT Adhi Karya (Persero), Tbk selama tahun
12 Tabel 4.2 Data Keuangan PT Adhi Karya (Persero), Tbk Periode (dalam rupiah penuh) No. Keterangan Persediaan 161,559,750, ,551,887,804 68,562,178,399 2 Aktiva Lancar 9,099,466,807,010 7,283,097,472,884 5,484,987,461,350 3 Total Aktiva 9,720,961,764,422 7,872,073,635,468 6,112,953,591,126 4 Hutang Lancar 6,541,657,147,336 5,852,574,120,387 4,875,487,799,722 5 Total Hutang 8,172,498,971,851 6,691,154,665,776 5,122,585,800,538 6 Ekuitas 1,548,462,792,571 1,180,918,969, ,367,790,588 7 Penjualan 9,799,598,396,362 7,627,702,794,424 6,695,112,327,923 8 Laba Bersih 408,437,913, ,317,532, ,692,722,038 Sumber : Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Periode (Data diolah) Berdasarkan ringkasan laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama tiga tahun, yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 sebagaimana tersaji pada tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa nilai persediaan perusahaan berfluktuasi dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp ,- dan tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Aktiva lancar dengan nilai terendah pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan terbesar pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Total aktiva mengalami fluktuasi dengan nilai terendah tahun 2011 sebesar Rp ,- dan terbesar pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Hutang lancar mengalami fluktuasi dengan nilai terendah pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan terbesar pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Total hutang juga mengalami fluktuasi dengan nilai terendah 56
13 terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan terbesar pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Ekuitas juga mengalami fluktuasi dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Penjualan setiap tahun mengalami kenaikan dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Laba bersih juga mengalami kenaikan dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Tabel 4.3 Data Keuangan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk Periode Tahun (dalam rupiah penuh) No. Keterangan Persediaan 297,091,152, ,834,797,006 98,837,258,477 2 Aktiva Lancar 2,750,419,881,029 1,979,910,849,313 1,738,662,348,129 3 Total Aktiva 3,417,012,222,326 2,557,731,220,187 2,207,158,152,582 4 Hutang Lancar 1,714,717,243,531 1,474,579,736,710 1,258,208,332,418 5 Total Hutang 1,800,740,198,870 1,542,127,841,271 1,347,596,317,577 6 Ekuitas 1,616,272,023,456 1,015,603,378, ,561,835,006 7 Penjualan 4,623,675,713,706 4,009,948,557,189 3,200,479,479,540 8 Laba Bersih 210,967,010, ,245,654, ,103,876,963 Sumber : Laporan Keuangan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, Periode (data diolah) Berdasarkan ringkasan laporan keuangan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk selama tiga tahun, yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 sebagaimana tersaji pada tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa nilai persediaan 57
14 perusahaan berfluktuasi dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp ,- dan tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Aktiva lancar juga mengalami fluktuasi dengan nilai terendah pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan terbesar pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Total aktiva juga mengalami fluktuasi dengan nilai terendah tahun 2011 sebesar Rp ,- dan terbesar pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Hutang lancar mengalami fluktuasi dengan nilai terendah pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan terbesar pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Total hutang juga mengalami fluktuasi dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan terbesar pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Ekuitas juga mengalami fluktuasi dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Penjualan setiap tahun mengalami kenaikan dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Laba bersih juga mengalami kenaikan dengan nilai terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp ,- dan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar Rp , Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang baik dan buruknya posisi keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar, yaitu dari neraca (balance sheet), 58
15 perhitungan laba rugi (income statement), dan laporan arus kas (cash flow statement). Perhitungan rasio keuangan akan menjadi lebih jelas jika dihubungkan antara lain dengan menggunakan pola historis perusahaan tersebut, yang dilihat perhitungan pada sejumlah tahun guna menentukan apakah perusahaan membaik atau memburuk atau melakukan perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Dalam pembahasan ini digunakan analisis rasio likuiditas (untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu), rasio solvabilitas (untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang), dan rasio profitabilitas (untuk mengukur efektifitas manajemen perusahaan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi). a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. Dalam rasio likuiditas terdapat unsur aktiva lancar dan hutang lancar. Jika aktiva lancar dapat membiayai hutang lancar dengan baik maka kondisi likuiditas perusahaan berada pada tingkat aman. Untuk mengukur tingkat likuiditas ketiga perusahaan jasa konstruksi, yaitu PT Wijaya Karya (persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, alat ukur yang dipakai adalah dengan 59
16 menghitung current ratio (rasio perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar) dan quick ratio (rasio perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar). Tingkat likuiditas ketiga perusahaan Jasa Konstruksi tersebut selama tiga tahun dimulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 tercermin pada tabel dibawah ini. Tabel 4.4 Current Ratio Tahun Nama Aktiva Hutang Current Tahun Selisih Kinerja Perusahaan Lancar Lancar Ratio PT Wijaya ,838,851,683 5,127,208, % - - Karya (Persero) ,250,634,507 6,580,327, % -3.69% menurun Tbk ,994,288,651 7,298,469, % -0.65% menurun PT Adhi ,484,987,461,350 4,875,487,799, % - - Karya ,283,097,472,884 5,852,574,120, % 11.94% meningkat (Persero) Tbk ,099,466,807,010 6,541,657,147, % 14.66% meningkat PT Jaya ,738,662,348,129 1,258,208,332, % - - Konstruksi Manggala ,979,910,849,313 1,474,579,736, % -3.92% menurun Pratama Tbk ,750,419,881,029 1,714,717,243, % 26.13% meningkat Sumber : Laporan keuangan Jasa Konstruksi periode (data diolah) Berdasarkan perhitungan current ratio PT Wijaya Karya (Persero), Tbk pada tahun 2011 perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dilunasi (hutang lancar) dengan menggunakan aktiva lancar adalah setiap Rp 1 hutang dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 11,38. Current ratio tahun 2012 menurun menjadi sebesar Rp 11,01. Dan current ratio tahun 2013 kembali menurun menjadi sebesar Rp 10,95. Current ratio mengalami titik 60
17 puncak pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 11,38. Jadi meskipun current ratio PT Wijaya Karya mengalami penurunan tetapi current rationya masih diatas batas likuid yaitu diatas Rp 1. Kemudian current ratio PT Adhi Karya (Persero), Tbk pada tahun 2011 mempunyai kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dilunasi (hutang lancar) dengan menggunakan aktiva lancar setiap Rp 1 hutang dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 11,25. Current ratio tahun 2012 meningkat menjadi sebesar Rp 12,44. Current ratio tahun 2013 juga meningkat sebesar Rp 13,91. Current ratio mengalami titik puncak pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 13,91. Current ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 selalu mengalami peningkatan. Adapun current ratio PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk pada tahun 2011 mempunyai kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dilunasi (hutang lancar) dengan menggunakan aktiva lancar adalah setiap Rp 1 hutang dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 13,81. Current ratio tahun 2012 mengalami penurunan menjadi Rp 13,42. Tetapi pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp 16,04. Curent ratio mengalami titik puncak pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 16,04. Selanjutnya tingkat likuiditas ketiga perusahaan di bidang jasa konstruksi tersebut dapat pula diukur dengan menggunakan quick ratio sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: 61
18 Tabel 4.5 Quick Ratio Tahun Nama Aktiva Hutang Quick Tahun Persediaan Selisih Kinerja Perusahaan Lancar Lancar Ratio PT ,838,851, ,775,160 5,127,208,872 96,86% - - Wijaya Karya ,250,634,507 1,143,498,323 6,580,327,407 92,81% menurun (Persero) ,994,288,651 1,118,390,356 7,298,469,461 94,21% 1,4% meningkat PT Adhi ,484,987,461,350 68,562,178,399 4,875,487,799, ,1% - - Karya ,283,097,472, ,551,887,804 5,852,574,120, ,45%11,35% meningkat (Persero) Tbk ,099,466,807, ,559,750,775 6,541,657,147, ,63%14,18% meningkat PT Jaya Konstruk ,738,662,348,129 98,837,258,477 1,258,208,332, ,33% - - si ,979,910,849, ,834,797,006 1,474,579,736, ,1% menurun Manggala Pratama ,750,419,881, ,091,152,743 1,714,717,243, ,07%23,97% meningkat Sumber : Laporan keuangan jasa konstruksi periode (data diolah) Berdasarkan perhitungan Quick ratio (rasio perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tahun 2011 adalah sebesar 96,86%. Quick ratio tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 92,81% dan quick ratio tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 94,21%. Quick ratio mengalami titik puncak pada tahun 2011, yaitu sebesar 96,86%. Quick ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2011 adalah sebesar 111,11%. Quick ratio tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 122,45% 62
19 dan quick ratio tahun 2013 meningkat juga menjadi sebesar 136,63%. Quick ratio mengalami titik puncak pada tahun 2013 yaitu sebesar 136,63%. Quick ratio PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk pada tahun 2011 adalah sebesar 130,33%. Quick ratio tahun 2012 menurun menjadi sebesar 119,1% dan quick ratio tahun 2013 kembali meningkat menjadi sebesar 143,07%. Quick ratio mengalami titik puncak pada tahun 2013 yaitu sebesar 143,07%. b. Rasio Solvabilitas Analisis rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang oleh pihak luar atau kreditur, dan rasio ini juga merupakan persentase jumlah dana yang disediakan oleh hutang, atau dengan kata lain, rasio solvabilitas adalah untuk mengukur tingkat pembiayaan perusahaan dengan hutang. Untuk mengukur rasio solvabilitas dapat dilakukan dengan : Total Debt to equity (perbandingan jumlah hutang lancar ditambah hutang jangka panjang dengan modal sendiri). Total Debt to Total Assets (perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah aktiva). Tingkat solvabilitas ketiga perusahaan Jasa Konstruksi tersebut selama tiga tahun dimulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 tercermin pada tabel dibawah ini. 63
20 Tabel 4.6 Total Debt to Equity Ratio Tahun Nama Total Debt to Tahun Ekuitas Perusahaan Hutang Equity Ratio PT Wijaya Karya (Persero) Tbk PT Adhi Karya (Persero) Tbk Selisih Kinerja ,103,603,696 2,219,375, % ,186,469,348 2,834,298, % 13.82% meningkat ,368,003,825 3,226,958, % 1.47% meningkat ,122,585,800, ,367,790, % ,691,154,665,776 1,180,918,969, % 49.36% meningkat ,172,498,971,851 1,548,462,792, % % menurun PT Jaya ,347,596,317, ,561,835, % - - Konstruksi ,542,127,841,271 1,015,603,378, % -4.93% menurun Manggala Pratama Tbk ,800,740,198,870 1,616,272,023, % % menurun Sumber : Laporan Keuangan Jasa konstruksi Periode (data diolah) Tabel 4.6 diatas adalah Total Debt to Equity ratio (perbandingan jumlah hutang lancar ditambah hutang jangka panjang dengan modal sendiri) ketiga perusahaan jasa konstruksi selama tahun 2011 sampai dengan tahun Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dengan ekuitas (modal sendiri) yang digunakan untuk mendanai aktiva dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa total debt to equity ratio PT Wijaya Karya (persero) Tbk pada tahun 2011 adalah sebesar 275,01%. Tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 288,84% dan tahun 2013 meningkat juga 64
21 menjadi sebesar 290,30%. Total debt to equity ratio PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mengalami titik puncak pada tahun 2013 yaitu sebesar 290,30%. Total debt to equity ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2011 adalah sebesar 517,24%. Tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 566,61% dan tahun 2013 menurun menjadi sebesar 527,78%. Total debt to equity ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengalami titik puncak pada tahun 2012 yaitu sebesar 566,61%. Total debt to equity ratio PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk pada tahun 2011 adalah sebesar 156,78%. Tahun 2012 menurun menjadi sebesar 151,84% dan tahun 2013 kembali menurun menjadi sebesar 111,41%. Total debt to equity ratio PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk mengalami titik puncak pada tahun 2011 yaitu sebesar 156,78%. Selanjutnya tingkat solvabilitas ketiga perusahaan di bidang jasa konstruksi tersebut dapat pula diukur dengan menggunakan total debt to total assets ratio sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: 65
22 Tabel 4.7 Total Debt to Total Asset Ratio Tahun Nama Total Total Total Debt to Tahun Perusahaan Hutang Aktiva Asset Ratio PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Selisih Kinerja ,103,603,696 8,322,979, % ,186,469,348 11,020,768, % 0.95% meningkat ,368,003,825 12,594,962, % 0.10% meningkat ,122,585,800,538 6,112,953,591, % ,691,154,665,776 7,872,073,635, % 1.20% meningkat ,172,498,971,851 9,720,961,764, % -0.93% menurun PT Adhi Karya (Persero) Tbk PT Jaya ,347,596,317,577 2,207,158,152, % - - Konstruksi Manggala ,542,127,841,271 2,557,731,220, % -0.76% menurun Pratama Tbk ,800,740,198,870 3,417,012,222, % -7.59% menurun Sumber : Laporan Keuangan Jasa Konstruksi Periode (data diolah) Tabel 4.7 diatas adalah total debt to total asset ratio (perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah aktiva) ketiga perusahaan jasa konstruksi selama tahun 2011 sampai dengan tahun Rasio ini melihat perbandingan hutang perusahaan, yaitu diperoleh dari perbandingan total hutang dibagi dengan total asset. Berdasarkan tabel 4.7 diatas, total debt to total asset ratio PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tahun 2011 adalah sebesar 73,33%. Tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 74,28% dan tahun 2013 juga mengalami peningkatan menjadi sebesar 74,38%. Total Debt to Total Assets Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 74,38%. 66
23 Total Debt to Total Assets Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2011 adalah sebesar 83,80%. Tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 85% dan tahun 2013 kembali menurun menjadi sebesar 84,07%. Total Debt to Total Assets Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 85%. Total Debt to Total Assets Ratio PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk pada tahun 2011 adalah sebesar 61,06%. Tahun 2012 menurun menjadi sebesar 60,29% dan tahun 2013 kembali menurun menjadi sebesar 52,70%. Total Debt to Total Assets Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 61,06%. c. Rasio Profitabilitas Analisis rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan ataupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Atau mungkin juga efisiensi ingin dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan. Sebagai misal ada jenis perusahaan yang mengambil keuntungan relatif yang cukup tinggi dari setiap penjualan (Seperti mebel, perhiasan, dan sebagainya), tetapi ada pula yang keuntungan relatifnya cukup rendah (seperti barang-barang keperluan sehari-hari). Untuk mengukur rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan return on investment (berapa besar laba bersih yang diperoleh setelah pajak dapat dihasilkan dari rata-rata seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan). Return on equity 67
24 (perbandingan antara laba setelah pajak/laba bersih dengan jumlah aktiva). Dan Net profit margin (laba kotor terhadap pendapatan, laba bersih dibagi dengan pendapatan). Tabel 4.8 Return on Investment Tahun Nama Return on Tahun Laba Bersih Total Aktiva Perusahaan Investment Selisih Kinerja PT Wijaya ,946,495 8,322,979, % - - Karya ,268,580 11,020,768, % 0.05% meningkat (Persero) Tbk ,371,679 12,594,962, % 0.21% meningkat PT Adhi ,692,722,038 6,112,953,591, % - - Karya ,317,532,467 7,872,073,635, % -0.28% menurun (Persero) Tbk ,437,913,454 9,720,961,764, % 1.49% meningkat PT Jaya ,103,876,963 2,207,158,152, % - - Konstruksi ,245,654,155 2,557,731,220, % 1.03% meningkat Manggala ,967,010,853 3,417,012,222, % -1.07% menurun Sumber : Laporan Keuangan Jasa Konstruksi Periode (data diolah) Pada Tabel 4.8 disajikan ratio return on investment. Rasio ini menunjukkan hasil yang dicapai dari investasi-investasi yang ditanam dalam perusahaan oleh para investor. Rasio ini juga menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan dari operasi tersebut. Berdasarkan tabel 4.8 diatas, Return on Investment PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tahun 2011 sebesar 4,70%. Tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 4,75% dan tahun 2013 kembali meningkat menjadi sebesar 4,96%. Return on Investment tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 4,96%. 68
25 Return on Investment PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2011 adalah sebesar 2,99%. Pada tahun 2012 menurun menjadi sebesar 2,71% dan tahun 2013 kembali meningkat menjadi sebesar 4,20%. Return on Investment tertinggi dicapai pada tahun 2013 yaitu sebesar 4,20%. Return on Investment PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk pada tahun 2011 sebesar 6,21%. Tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 7,24% dan tahun 2013 menurun menjadi sebesar 6,17%. Return on investment tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar 7,24%. Tabel 4.9 Return on Equity Tahun Nama Tahun Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Laba Bersih Ekuitas Return on Equity Selisih Kinerja ,946,495 2,219,375, % ,268,580 2,834,298, % 0.85% meningkat ,371,679 3,226,958, % 0.89% meningkat ,692,722, ,367,790, % ,317,532,467 1,180,918,969, % -0.38% menurun ,437,913,454 1,548,462,792, % 8.31% meningkat PT Adhi Karya (Persero) Tbk PT Jaya ,103,876, ,561,835, % - - Konstruksi ,245,654,155 1,015,603,378, % 2.29% meningkat Manggala Pratama Tbk ,967,010,853 1,616,272,023, % -5.19% menurun Sumber : Laporan Keuangan Jasa Konstruksi Periode (data diolah) Pada tabel 4.9 diatas disajikan ratio return on equity. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara laba setelah pajak dengan jumlah aktiva. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih. 69
26 Return on Equity PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tahun 2011 adalah sebesar 17,62%. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi sebesar 18,46% dan tahun 2013 meningkat menjadi sebesar 19,35%. Return on Equity tertinggi dicapai pada tahun 2013 yaitu sebesar 19,35%. Return on Equity PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2011 adalah sebesar 18,45%. Pada tahun 2012 menurun menjadi sebesar 18,06% dan pada tahun 2013 meningkat kembali menjadi sebesar 26,38%. Return on equity tertinggi dicapai pada tahun 2013 yaitu sebesar 26,38%. Return on equity PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk pada tahun 2011 sebesar 15,95%. Pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 18,24% dan tahun 2013 menurun menjadi sebesar 13,05%. Return on equity tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar 18,24%. Tabel 4.10 Net Profit Margin Tahun Nama Net Profit Tahun Laba Bersih Penjualan Perusahaan Margin Selisih Kinerja PT Wijaya ,946,495 7,741,827, % - - Karya ,268,580 9,905,214, % 0.23% meningkat (Persero) Tbk ,371,679 11,884,667, % -0.03% menurun PT Adhi ,692,722,038 6,695,112,327, % - - Karya ,317,532,467 7,627,702,794, % 0.07% meningkat (Persero) Tbk ,437,913,454 9,799,598,396, % 1.37% meningkat PT Jaya ,103,876,963 3,200,479,479, % - - Konstruksi Manggala ,245,654,155 4,009,948,557, % 0.34% meningkat Pratama Tbk ,967,010,853 4,623,675,713, % -0.06% menurun Sumber : Laporan Keuangan Jasa Konstruksi Periode (data diolah) 70
27 Pada tabel 4.10 diatas disajikan ratio net profit margin. Rasio ini menunjukkan laba kotor terhadap pendapatan, laba bersih dibagi dengan pendapatan. Ini menunjukkan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan. Dengan memeriksa margin laba dan normal industri sebuah perusahaan pada tahun sebelumnya, kita dapat menilai efisiensi operasi dan strategi penetapan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut. Ratio net profit margin PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tahun 2011 sebesar 5,05%. Pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 5,28% dan tahun 2013 menurun menjadi sebesar 5,25%. Net profit margin tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar 5,28%. Ratio net profit margin PT Adhi Karya (Persero) Tbk tahun 2011 sebesar 2,73%. Pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 2,80% dan tahun 2013 kembali meningkat sebesar 4,17%. Net profit margin tertinggi dicapai pada tahun 2013 yaitu sebesar 4,17%. Ratio net profit margin PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk tahun 2011 sebesar 4,28%. Pada tahun 2012 meningkat menjadi sebesar 4,62% dan tahun 2013 menurun menjadi 4,56%. Net profit margin tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar 4,62%. 71
28 4.3 Pembahasan Pada sub bab ini akan diuraikan pembahasan dari hasil penelitian yang diperoleh, yaitu mengenai kinerja keuangan perusahaan jasa konstruksi yang terdaftar di Bursa efek Indonesia untuk periode penelitian tahun 2011 sampai dengan tahun Pengukuran kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan, yaitu analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Analisis rasio keuangan berperan penting sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu. Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan rugi laba saja, atau pada neraca dan rugi laba. Rasio likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kemampuan kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Contoh membayar listrik, telepon, air PDAM, gaji karyawan, gaji teknisi, gaji lembur, tagihan telepon, dan sebagainya. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. 72
29 Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya terhadap laporan keuangan 3 (tiga) perusahaan jasa konstruksi, maka berikut ini akan disajikan rangkuman rasio keuangan selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun
30 Tabel 4.11 Rangkuman rasio keuangan Perusahaan jasa konstruksi Tahun Nama Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Rasio Profitabilitas Tahun Perusahaan CR (%) QR(%) DER(%) TDTAR (%) ROA (%) ROE(%) NPM(%) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ,88 96,86 275,01 73,33 4,70 17,62 5,05 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ,50 111,1 517,24 83,80 2,99 18,45 2,73 PT Jaya Konstruksi Manggala ,19 130,33 156,78 61,06 6,21 15,95 4,28 Pratama Tbk Rata-rata 121,52 112,76 316,34 72,73 4,63 17,34 4,02 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ,19 92,81 288,84 74,28 4,75 18,46 5,28 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ,44 122,45 566,61 85,00 2,71 18,06 2,80 PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk ,27 119,1 151,84 60,29 7,24 18,24 4,62 Rata-rata 122,97 111,45 335,76 73,19 4,9 18,25 4,23 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ,53 94,21 290,30 74,38 4,96 19,35 5,25 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ,10 136,63 527,78 84,07 4,20 26,38 4,17 PT Jaya Konstruksi Manggala ,40 143,07 111,41 52,70 6,17 13,05 4,56 Pratama Tbk Rata-rata 136,34 124,64 309,83 70,38 5,11 19,59 4,66 Sumber : Data diolah penulis 74
31 Berdasarkan pada tabel 4.11 diatas, terlihat bahwa : 1. Tingkat rasio likuiditas. Berdasarkan perbandingan dari ketiga perusahaan jasa konstruksi tersebut diatas selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, maka kinerja keuangan perusahaan berdasarkan tingkat likuiditasnya dapat disimpulkan bahwa PT Wijaya Karya (Persero) Tbk meskipun setiap tahun mengalami penurunan (baik dari current ratio maupun quick ratio) tetapi perusahaan masih mampu membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva likuid yang dimilikinya. PT Adhi Karya (Persero) Tbk setiap tahun selalu mengalami peningkatan (baik dari current ratio maupun quick ratio). Sedangkan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (baik dari current ratio maupun quick ratio) pada tahun mengalami penurunan sedangkan tahun mengalami peningkatan. 2. Tingkat rasio solvabilitas. Berdasarkan perbandingan ketiga perusahaan jasa konstruksi tersebut diatas selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, maka kinerja keuangan berdasarkan analisis rasio solvabilitas dapat disimpulkan bahwa PT Wijaya Karya (Persero) Tbk setiap tahun mengalami kenaikan (baik dari total debt to assets maupun total debt to equity). Itu berarti adanya kenaikan dalam pembiayaan pihak ketiga (kreditur) setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari total debt to equity ratio yang mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dan total debt to total assets juga mengalami kenaikan setiap tahunnya karena adanya peningkatan aktiva perusahaan. PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 75
32 mengalami kenaikan sedangkan tahun mengalami penurunan baik dari total debt to assets maupun total debt to equity. Sedangkan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk setiap tahunnya mengalami penurunan baik dari total debt to assets maupun total debt to equity itu berarti adanya penurunan dalam pembiayaan pihak ketiga (kreditur) dan penurunan dalam aktiva perusahaan. 3. Tingkat rasio profitabilitas. Berdasarkan perbandingan ketiga perusahaan jasa konstruksi diatas selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, maka kinerja keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mengalami kenaikan setiap tahunnya (Return on Investment, Return on Equity dan Net Profit Margin). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang baik/maksimal dalam menghasilkan laba. PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun mengalami penurunan baik Return on Investment, Return on Equity dan Net Profit Margin. Sedangkan tahun mengalami peningkatan baik Return on Investment, Return on Equity dan Net Profit Margin. PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk pada tahun mengalami peningkatan sedangkan tahun mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang kurang baik dalam menghasilkan laba. 76
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) terbentuk dari hasil proses nasionalisasi perusahaan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN A. PROFIL PERUSAHAAN. 1. Sejarah Perusahaan. Sejarah berdirinya PT Wijaya Karya, Tbk (WIKA) tak bisa di pisahkan
23 BAB III PEMBAHASAN A. PROFIL PERUSAHAAN 1. Sejarah Perusahaan Sejarah berdirinya PT Wijaya Karya, Tbk (WIKA) tak bisa di pisahkan dari sejarah pembangunan Indonesia setelah kemerdekaan. Perusahaan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang akan bermanfaat bagi sejumlah besar
Lebih terperinciPUBLIC EXPOSE PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Jakarta, 21 Mei 2014 Gedung Jaya, Lantai 12
PUBLIC EXPOSE PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk Jakarta, 21 Mei 2014 Gedung Jaya, Lantai 12 Struktur Organisasi Grup 31 Desember 2013 PT PEMBANGUNAN JAYA PT JAKARTA PROPERTINDO 75, 00 % PT PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian karya akhir ini adalah beban pajak dan kinerja keuangan dari perusahaan usaha jasa konstruksi selama suatu periode tertentu.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kantor pusat PT Jaya Konstruksi MP Tbk yang beralamat di
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian dilaksanakan di kantor pusat PT Jaya Konstruksi MP Tbk yang beralamat di Kantor Taman Bintaro Jaya Gedung B, Jl.Bintaro Raya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik itu mengenai kinerja maupun keuangannya kepada pihak-pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan ataupun organisasi pasti menginginkan tujuannya tercapai secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh
Lebih terperinciNama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13
ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan
Lebih terperinciANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. Nama : Joko Prayitno NPM : 24213668 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. ADHI dimulai sejak 11 Maret 1960 saat Menteri Pekerjaan Umum
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan ADHI dimulai sejak 11 Maret 1960 saat Menteri Pekerjaan Umum menetapkan Architecten-Ingenicure-en Annnemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kegiatan privatisasi Badan Usaha Milik Negara atau disingkat BUMN menjadi isu yang sangat kontroversial. Privatisasi BUMN yang banyak dijalankan terutama di
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut perusahaan untuk dapat bersaing lebih ketat dengan para pesaingnya. Bagaimana cara perusahaan untuk
Lebih terperinciANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk Disusun oleh : Nama : Rafly Liberto NPM : 17213139 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini sangatlah pesat. Ini ditandai dengan semakin meningkatnya pembangunan pembangunan pada sektor industri properti. Bisnis properti
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan
Lebih terperinciPUBLIC EXPOSE PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Jakarta, 1 Juni 2016 Gedung Jaya, Lantai 12
PUBLIC EXPOSE PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk Jakarta, 1 Juni 2016 Gedung Jaya, Lantai 12 Struktur Organisasi Grup 31 Desember 2015 75, 00 % PT PEMBANGUNAN JAYA 60, 89 % PT JAKARTA PROPERTINDO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Analisis kinerja keuangan untuk mengetahui
Lebih terperinciAnalisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk
Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman globalisasi ini, setiap perusahaan baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar saling bersaing dengan tujuan untuk mempertahankan dan memajukan kehidupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. XL Axiata Tbk DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS (Periode )
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. XL Axiata Tbk DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS (Periode 2012-2014) LAILA NURRAHMAWATI 24213912 Dosen Pembimbing : Supiningtyas
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk a. Sejarah Singkat Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) merupakan perusahaan yang dibentuk dari
Lebih terperinciAnalisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk
Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk Nama : Mutiara Yuang Triani NPM : 25212189 Kelas : 3EB24 Pembimbing : Feny Fidyah, SE.,MMSI LATAR BELAKANG Dalam dunia
Lebih terperinciPUBLIC EXPOSE PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Jakarta, 03 Juni 2015 Gedung Jaya, Lantai 12
PUBLIC EXPOSE PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk Jakarta, 03 Juni 2015 Gedung Jaya, Lantai 12 Struktur Organisasi Grup 31 Desember 2014 75, 00 % PT PEMBANGUNAN JAYA 60, 89 % PT JAKARTA PROPERTINDO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor property menjadi salah satu sektor yang menarik di Indonesia, dimana pasar diproyeksikan akan bergerak menuju arah yang positif. Terlepas dari tantangan-tantangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian setiap Negara saling berhubungan dan memiliki tingkat ketergantungan yang mutualis. Artinya kondisi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK NAMA : RATNA NURANI NPM : PEMBIMBING : RADI SAHARA, SE., MM
ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK NAMA : RATNA NURANI NPM : 27213313 PEMBIMBING : RADI SAHARA, SE., MM Latar Belakang Dalam pengertian umum laporan keuangan adalah setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam keadaan masa sekarang sangat dirasakan ketatnya persaingan dalam dunia usaha, karenanya perusahaan diharapkan harus memiliki kemampuan yang kuat diberbagai
Lebih terperinciANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. CATUR PUTRI LUTPIANDARI Reni Diah Kusumawati, SE.
ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK CATUR PUTRI LUTPIANDARI 11211595 Reni Diah Kusumawati, SE., MMSi PENDAHULUAN Pada saat ini kondisi perekonomian yang sedang mengalami krisis
Lebih terperinciWaktu efektif yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dimulai. pada bulan September 2015 sampai dengan selesainya skripsi ini.
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Waktu efektif yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dimulai pada bulan September 2015 sampai dengan selesainya skripsi ini. Tempat penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia yang pesat menunjukan bahwa kepercayaan pemodal untuk menginvetasikan dananya di pasar modal cukup baik. Banyaknya pilihan saham
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini banyak masyarakat indonesia yang ingin berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, mahasiswa, bahkan pelajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia masih dirasakan berdampak negatif sampai sekarang ini. Penyebabnya yaitu didahului dengan terjadinya krisis moneter, krisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan
BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam melakukan bisnis perekonomian. Pasar modal menjembatani bertemunya investor yang menginvestasikan dananya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan dalam sektor industri, serta kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Dalam pengalokasian sumber dana untuk pelaksanaan proyek, material merupakan sumber daya yang mengadopsi terbesar sumber dana proyek. Manajemen material di bidang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Horne dan Wachowicz
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh para pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaannya. Dalam meningkatkan serta memperlancar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi maupun perusahaan. Tanpa keberadaan para stockholder maka suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stockholder memegang peranan yang cukup penting di dalam suatu organisasi maupun perusahaan. Tanpa keberadaan para stockholder maka suatu perusahaan tidak dapat berjalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan industri barang konsumsi adalah salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam pasar modal. Perusahaan industri barang konsumsi merupakan perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, mengakibatkan berkembangnya pula usaha yang dilakukan oleh para pengusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Mendapatkan laba yang maksimal, pertumbuhan usaha dan kelangsungan hidup usaha merupakan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE 2012-2014) Nama : Yogie Pratama NPM : 29213478 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Lana Sularto, SE, MMSI LATAR BELAKANG MASALAH Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia menciptakan kebutuhan akan tempat tinggal yang lebih baik dan juga tempat usaha
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode
Lebih terperinciAnalisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk
Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Nama : Stephanie Octaviani Npm : 21209655 Jurusan : S1 - Akuntansi Latar Belakang Masalah Sebagaimana
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi pemerintah, sekaligus sarana bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat persaingan antar perusahaan pun semakin tinggi dan pada akhirnya menjadi suatu tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh para investor dalam berinvestasi. Salah satu rasio keuangan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh pada tiap tahunnya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba yaitu rasio profitabilitas, rasio
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh perkembangan pasar modal yang ada di Indonesia, investor tertarik dengan saham yang dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas
Lebih terperinciprofitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah
Lebih terperinciPENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK Nama : Bella Kandi NPM : 21213695 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Erna Kustyarini SE., MMSI Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi dunia bisnis yang semakin ketat dan situasi ekonomi yang tidak menentu pada saat sekarang ini mendorong perusahaan untuk terus
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Object Penelitian PT Wijaya Karya TbkDidirikan pada 11 Maret 1960, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, biasa disebut WIKA, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah hasilnasionalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Horne dan Machowicz
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya adalah untuk mendapatkan keuntungan, maka dalam kegiatannya perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menengah, dan panjang sebuah perusahaan. Tujuan jangka pendek umumnya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam mendirikan suatu usaha telah terjadi di berbagai bidang saat ini sudah semakin banyak, semakin banyaknya usaha yang berdiri maka semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia, banyak berdiri berbagai bentuk perusahaan baik yang bergerak dibidang perdagangan, jasa maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan penunjang perekonomian yang dianggap semakin penting pada suatu negara. Salah satu cara untuk mengukur indikator perekonomian suatu negara adalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan Dalam bab ini akan dibahas mengenai data yang diperoleh dan penyajian hasil perhitungan sejumlah rasio dan kemudian dianalisis.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor atau penanam modal merupakan pihak yang kelebihan dana yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan memiliki keuntungan
Lebih terperinciRASIO LAPORAN KEUANGAN
RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, menyebutkan bahwa masih ada sekitar 14 juta keluarga, atau 23% dari 61 juta keluarga di Indonesia,
Lebih terperinciANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT
ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen dibanding tahun 2012, dimana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu
50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara cepat dan merata. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada pemerintahan Presiden Jokowi pembangunan infrastruktur dilakukan secara cepat dan merata. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya perpusat pada Pulau Jawa, tetapi
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.
LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Dilla Marta Yulia NPM : 22213462 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Bani Zamzami,
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik
BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Prospek perekonomian suatu negara ditentukan oleh tiga hal penting. Pertama, kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming atau
Lebih terperinci