PERENCANAAN PUSAT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PERKEBUNAN ZEELANDIA PTPN XII JEMBER DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN KALI SUKO
|
|
- Yohanes Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERENCANAAN PUSAT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PERKEBUNAN ZEELANDIA PTPN XII JEMBER DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN KALI SUKO Taufan Andrian Putra, Nadjadji Anwar, Abdullah Hidayat. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya taufan_andrian@yahoo.com Abstrak Aliran air yang mengalir dari dataran tinggi menuju dataran yang lebih rendah memiliki energi potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Salah satunya adalah aliran air Kali Suko yang merupakan wilayah dari perkebunan Zeelandia PTPN XII, Jember. Penerapan teknologi mini hidro sebagai pembangkit listrik merupakan solusi untuk memanfaatkan potensi tersebut. Kondisi eksisting Kali Suko yang akan dimanfaatkan sebagai Pusat Listrik Tenaga Minihidro memiliki daerah aliran sungai (DAS) seluas 17.9 Km, dengan panjang kurang lebih 10.5 km. Perencanaan ini merupakan proyek Pusat Listrik Tenaga MiniHidro kedua dari afdeling kali suko, dimana perencanaan ini nantinya akan dilaksanakan mulai elevasi +40. Perencanaan akan dilakukan pada lingkup bangunan sipil, dimulai dari analisa hidrologi, perencanaan bangunan pembangkit, estimasi kehilangan energi, hingga perhitungan energi listrik yang dihasilkan. Dengan memanfaatkan data hujan selama 1 tahun, untuk mencapai debit andalan serta kondisi topografinya, dihasilkan debit andalan sebesar 0.8m 3 /dt, dan tinggi energi m. Dengan menggunakan turbin pelton dan generator sinkron, tenaga air ini dapat berubah menjadi energi listrik sebesar kwh/tahun. Kata Kunci: Bangunan pembangkit, debit andalan, energi potensial, listrik, minihidro BAB I PENDAHULUAN Perkebunan Zeelandia PT Perkebunan Nusantara XII Jember, merupakan Badan Usaha Milik Negara dengan status Perseroan Terbatas. Perkebunan ini terletak di Desa Patemon, Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember Jawa Timur.Perkebunan Zeelandia mempunyai 6 afdeling, yaitu Zeelandia, Langsap, Kali Suko, Sumber Ayu, Sumber Bulus, dan Gondang. Afdeling Kali Suko merupakan bagian dari PT PN XII, dimana Produk utama yang dihasilkan dari keenam afdeling ini adalah karet, kecuali afdeling Kali Suko dan Langsap terdapat sedikit kopi. Selama ini suplai tenaga listrik yang dipergunakan untuk proses produksi di suplai dari Mini-Hydro Power (MHP) Kali Suko I, Diesel Genset dan kekurangan kebutuhan listrik dipenuhi oleh PLN. Daerah aliran sungai (DAS) Kali Suko memiliki luas kurang lebih 17,90 km dengan panjang sungai 10,50 km. Dengan kondisi topografi Kali Suko yang curam serta tipe sungainya yang perennial maka kondisi ini dimanfaatkan oleh PT PN XII untuk membangun Pusat Listrik Tenaga Mini hidro (PLTMH) ke-dua untuk dapat menunjang kebutuhan listrik. Pada titik yang direncanakan untuk membangun intake memiliki debit minimum sebesar m 3 /dt pada elevasi +40 dari permukaan laut (dpl). Lokasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai Surge tank berada pada elevasi m dpl dan untuk Power House akan dibangun pada elevasi+ 45 m dpl, hal ini didasarkan pada hasil yang telah dirumuskan pada Feasibility Study PLTMH Kali Suko Kebun Zeelandia. Meliputi : Bangunan Intake Saluran Pengarah Bak Pengendap Meliputi : Bak Penenang Pipa Pesat Tangki Peredam BAB II METODOLOGI START Survey Pendahuluan dan Studi Literatur Pengumpulan Data : Intensitas Hujan Elevasi sungai Penampang sungai pada Intake Kondisi topografi tanah Analisa Debit dan Beda Ketinggian Perencanaan Bangunan I PLTMH Perencanaan Bangunan II PLTMH Kehilangan Energi< 10% Perencanaan Turbin dan Generator Gambar.1. Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir Y Analisa Tenaga Listrik FINISH N 1
2 BAB III ANALISA DAN PERENCANAAN 3.1 Analisa Hidrologi Perhitungan debit limpasan Data yang digunakan dalam analisa mengacu pada Intensitas hujan 1 tahun pada satu pos hujan. Q = 0,78 C.I.A (m 3 /dt) Dimana: Q : debit limpasan (m 3 /dt) C : koefisien limpasan lahan (0,10) I : intensitas hujan (mm/jam) A : luas DAS (km ) Untuk debit rata-rata harian bulan Januari tahun 1999 adalah: Q = 0,78 C.I.A/30hari (m 3 /dt) = 0,78 x 0,10 x 103x 17,90/30 = m 3 /dt Untuk selanjutnya perhitungan diterapkan untuk debit setiap bulan selama 1 tahun. Tabel 3.1 Rekapitulasi Data Debit Dalam 1 Tahun RR KK = m 3 /dt Diolah dengan menggunakan metode FJ. Mock. Hasil perhitungan menjadi: Tabel 3. Perhitungan Interval Debit Metode Mock. Dari perhitungan tabel 3. tersebut dibentuk menjadi duration curve (gambar 3.): Gambar 3. Duration Curve Debit akibat hujan selanjutnya ditambah aliran dasar sebsar 0.303m 3 /dt. Sehingga debit Januari 1999: Q gabungan = Q hujan + Q base flow = =.01 Sehingga grafik debit yang dihasilkan dari penjumlahan Debit akibat hujan pada tabel 3.1 Debit andalan akan diambil 80% nilai debit dari duration curve yaitu pada debit 0.8 m 3 /dt Perhitungan debit banjir rencana Pada perencanaan ini digunakan debit banjir rencana 50 tahun dengan metode gumble. Dari perhitungan curah hujan efektif, dihitung Intensitas hujan maksimum sebagai berikut: I 1999 = Intensitas curah hujan harian selama bulan januari desember = 130 mm/jam Intensitas hujan rata-rata didapat: I r = ΣΣΣΣ nn = 1833 = 15.7 mm/jam 1 Selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap intensitas hujan rata-rata dengan metode gumble. Tabel 3.3 Perhitungan Intensitas Hujan Rata-rata Gambar 3.1 Debit Gabungan Akibat Hujan dan Aliran Dasar Selama 144 Bulan 3.1. Perhitungan duration curve Untuk menentukan duration curve Kali Suko Interval debit ditentukan dari nilai : RR KK Dengan : R = Q max - Q min = = K = 1 + 3,33 log n = 1 + 3,33 log 144 = n = jumlah data (1 tahun = 144 bulan ) Dimana Yn = ΣY = 6.04 = , dan nn 1 S = ΣΣ(II IIII) (nn 1) = = mm/jam
3 Adapun untuk menghitung Intensitas hujan rencana dengan periode ulang T adalah: IIII = II rr + ( YY TT YY nn )SS xx SS nn II 50 = II 50 = SS nn = Σ(YY YY nn) = =.36 (nn + 1) 13 YY 50 = 3.9 Setelah Intensitas hujan rencana didapatkan, dimasukkan dalam perhitungan debit dengan metode rasional: Q = 0,78 C.I.A (m 3 /dt) = 0,78 x 0,1x (06.6/4)x17,9 = 4.85 m 3 /dt Ditambahkan dengan aliran dasar menjadi: Q gabungan = Q hujan + Q base flow = = m 3 /dt 3. Perencanaan Bangunan Pembangkit Bangunan Pengatur Tinggi Muka Air digunakan bangunan bendung tetap dengan mercu ogee yang dimodifikasi dengan menambahkan lubang saluran berbentuk persegi di puncaknya. Lebar dasar saluran = 1 m Lebar mercu bendung = 10 m Lebar pintu pembilas = m Kemiringan dinding = 1:1 Q 50 = m 3 /dt Q andalan = 0.8 m 3 /dt Q Sisa = 3.79 m 3 /dt Tinggi mercu rencana = 1.5 m Koefisien debit bentuk segi empat panjang (c): 0.8 Dari data tersebut direncanakan bendung: A. Tinggi energi di atas mercu saat debit andalan Q = b.c.h = x 10 x 0.8 x h 1 h 1 = 0.15 m didapat tinggi energi 0.15 m dari mercu bendung, dan kecepatan aliran V= Q/A = 0.80/(10 x 0.1) = 0.67 m/dt B. Dimensi saluran pengambilan Saluran pengambilan yang terbentang di sepanjang puncak bendung direncanakan untuk dapat mengakomodir debit andalan Kali Suko sebesar 0.80 m 3 /dt. Direncanakan: Koefisien manning n = 0.0 m Lebar saluran b = 0.6 m Tinggi saluran h = 0.75 m Kemiringan I = 1% Kecepatan V = 1 n R I 1/ = 1.79 m/dt Dari perhitungan tersebut didapat Q saluran > Q andalan dan V saluran sebesar.6x V di atas mercu. C. Tinggi energi di atas mercu saat debit banjir 50 tahun Q = b.c.h = x 10 x 0.8 x h 1 h 1 = 0.4 m didapat tinggi energi 0.4 m dari mercu bendung dan kecepatan aliran V= Q/A = 3.79/(10 x 0.8) = 1.37 m/dt D. Perencanaan kolam peredam energi Pada Perencanaan ini akan digunakan kolam peredam energi tipe USBR. Adapun data-data yang dibutuhkan Q 0 = 3.79 m 3 /dt B = 10 m Z = 1.5 m h = 0.4 m V 1 = (g(z+0.5h)) 0.5 = (x9.81( x0.4)) 0.5 = 5.79 m/dt Q 0 = AxV 1 = (Bxd 1 )xv d 1 = 10xx5.79 Dari data-data diatas didapat Froude number (Fr): VV Fr = 1 = 5.79 (gggg dd 1 ) 0.5 (9.81xx0.065) 0.5 = 7.3 Sehingga dipilih kolam olak USBR tipe III dimana: Q < 18.5 m 3 /dt V < 18 m/dt Fr > 4.5 maka besarnya d dan L ditentukan melalui grafik pada gambar 3.3 dan didapatkan nilai L/d =.6 Gambar 3.3 : Grafik L/d dan Froude Number Sehingga: d = FFFF 1 xxdd 1 = xx7.3 1 xx0.065= 0.64 m L =.6xxdd =.6xx0.64 = 1.66 m Sehingga panjang kolam olak minimum yang dapat dipakai adalah 1.66 m 3... Perencanaan kekuatan trash rack Trash rack direncanakan untuk memikul beban akibat banjir 50 tahun dalam kondisi tersumbat penuh. menggunakan profil bulat berdiameter 10 mm dengan jarak 50 mm, dengan kemiringan 30 0 (gambar 3.4). Gambar 3.4: Gaya yang Bekerja pada Saringan Perhitungan pembebanan: H saat banjir 50 tahun = 0.8 m W q = HHHHγγ aaaaaa = 33.3 kg/m cos αα = W x b = 33.3 x 0.05= kg/m = 0.8xx1000 cos
4 Gaya yang diterima tumpuan: ΣM = RRRRRRRR qqqqqqqq ll = 0 Rb = qqqqqqqq ll ll Momen maksimum yang terjadi: = 16.17xx0.6xx = 4.85 kg X 1 = Rb/q = 4.85/16.17 = 0.3 m Mmax = RbxX 1 0.5qxX 1 = 4.85 x x x 0.3 = 0.77 kgm Sehingga trash rack harus direncanakan untuk mampu menahan momen sebesar 0.77 kgm Didapat (h) sebesar 0.65 m (I) 1.4% dan (n) 0.0. Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik, kecepatan aliran dijaga agar tetap subkritis atau Fr < 1 V Fr = = 1.8 = 0.79 < 1 ggggh 9.81xx Saluran pengarah Setiap bangunan dihubungkan oleh saluran pengarah sesuai alur kontur dengan spesifikasi: Tabel 3.4 Spesifikasi Saluran Pintu pengambilan intake Kapasitas pintu pengambilan 110% debit rencana: Debit Q 110 = 110% x 0.80 = 0.88 m 3 /dt Koefisien debit µ = 0.85 Tinggi bukaan α = m Head lost z = 0.15 m Dengan menggunakan rumus Q = µ x b x h gggg ; didapatkan lebar pintu b sebesar 0.8 m Perhitungan pelimpah samping Pelimpah samping direncanakan satu alur dengan saluran sebelum bak pengendap sedimen: Koefesien debit Cd = 1,03 tinggi Head H = 0.3m Dengan perhitungan Q = Cd 3 ( 3 g)0.5 bh 1,5 didapat lebar pelimpah samping b sebesar.8 m Perhitungan bak pengendap sedimen Butiran ijin PLTA tekanan tinggi adalah mm. Direncanakan bak pengendap dengan dimensi dan spesifikasi yang sama Perhitungan kecepatan kritis V cr = aa dd = = 11.4 cm/dt = m/dt d = diameter butir (5 mm) a = 36 bila d > 1 mm 44 bila 1mm > d > 0.1 mm 51 bila d < 0.1 mm Perhitungan Kecepatan Aliran Dalam Bak Pengendap Direncanakan lebih kecil dari kecepatan kritis, dipakai (V n ) = 0.11 m/dt Perhitungan dimensi bak pengendap Koefesien manning n = 0.0 Tinggi air rencana h = 1.3 m Kecepatan turun butir ω = 0.01 m/dt Dimana ω nilai yang didapat dengan grafik kecepatan turun butir. Sehingga didapatkan: Lebar bak b = 3.4 m Panjang bak L = V.h/ω = 0.11x 1.3 / 0.01 = 14.3 m Perhitungan dimensi kantong pasir Kecepatan aliran pembilas direncanakan m/dt. Dan lebar dasar 0.6 m. Sehingga: A s = QQ = 0.80 = 0.4 m VV Perhitungan pipa pesat Perhitungan diameter pipa pesat Dalam perhitungan diameter pipa pesat digunakan perumusan USBR, namun sebelum perhitungan diameter, diperlukan perencanaan kecepatan aliran: V= 0.15 gg h = = 6.9 m/dt kecepatan dalam pipa pesat dibatasi -3 m/dt, sehingga: D = QQ 0.8 = = xxxxxxxx 0.5xxxxxx Direncanakan pipa dengan diameter D = 0.7, sehingga: QQ V = = xxxxxx DD 0.5xxxxxx 0.7 =.08 m/dt Perhitungan tebal pipa pesat Sehingga tebal pipa pesat adalah δδ = PP 0xxxx xx 0.7 = xxxxxx σσ bbbbbbbb xx0.9xx4xx106 = mm =.5 mmmm PP 0 = γγ xx h eeeeee = 1000 xx 157 = kkkk/mm φφ = koefisien kekuatan sambungan las (0.9) σσ bbbbbbbb = tegangan ijin baja Fe 360 = 40 MPa Namun untuk pipa dengan diameter kurang dari 0.8m disyaratkan untuk menggunakan pipa dengan diameter 5 mm, termasuk lapisan karat 1-3 mm Perhitungan posisi pengambilan Minimum Operation Level (MOL) harus memenuhi kriteria sebagai berikut: MOL = DD VV.08 = = 1.03 m gg xx9.81 Namun sebagai antisipasi, diperhitungkan MOL apabila kondisi Q 100 sebesar 0.5 m 3 /dt. QQ V = = xxxxxx DD 0.5xxxxxx 0.7 = 1.3 m/dt Dari Kecepatan tersebut didapatkan MOL: MOL = DD VV 1.3 = = 0.83 m gg xx9.81 Bak penenang berbentuk persegi sepanjang 10 m dengan lebar dasar 0.8 m dan kedalaman 1.98 m. Kecepatan aliran 0.5 m/dt saat debit andalan Q 80, dan kedalaman saat debit minimum Q 100 sebesar 1.31m dengan kecepatan aliran 0.48 m/dt.
5 Perhitungan elevasi MOL Tabel 3.5 Perhitungan Elevasi Bak Penenang Di dapatkan posisi MOL berada pada elevasi dan dasar pipa berada pada elevasi Kehilangan energi sebelum tangki peredam Kehilangan energi karena saringan kasar Dengan menggunakan profil baja bulat dengan diameter (s) 1cm dan jarak antar profil (b) 5cm, kehilangan energi yang terjadi adalah: h r = φφ( ss bb )4 3xx VV xxxxxxxxxx gg = 1.79( )4 3xx.08 xxxxxxxx90= 0.04 m xx9.81 φφ = koefisien profil = 1.79 α = sudut pemasangan saringan = Kehilangan energi pada entrance Dengan entrance berbentuk circular bellmouth, dengan (K e ) sebesar 0.05, sehingga kehilangan: H e = KK ee xx vv 1.57 = 0.05xx = m gg xx9.81 v = V pipa V bak penenang = = 1.57 m/dt Kehilangan akibat gesekan sepanjang pipa Angka reynold (Re) dari aliran, dimana: Re = DD.VV 6 = E = 0.7xx.08 vv 1.01xx10 = KKKK DD = =6.43x10-5 Dari diagram moody didapat f = 0.01 Sehingga kehilangan energi: H f = f. L. v = = 0.1 m D g 0.7 x9.81 Dengan : Ks = Koefisien kekasaran pipa baja = f = Koefisien gesek pipa Diketahui kehilangan energi total yaitu: H total = H r +H e +H f = = 0.17 m Perhitungan tangki peredam Kriteria penggunaan tangki peredam L/H >5 = Menggunakan tangki peredam 1746/157 = 11.1 > 5 Karena L/H>5, maka perlu digunakan tangki peredam Perhitungan tangki peredam metode Parmakian A. Menghitung diameter minimum A st = 1.6AA.LL = 1.6xx0.385xx31.4 = 0.06 m gg.cc.hh 0 xx9.81xx0.1xx156.8 D = (A st /0.5π) 0.5 = 0.8 Direncanakan dengan diameter 1 m B. Menghitung tinggi jagaan Dalam menghitung tinggi jagaan kita perlu menghitung elevasi muka air maksimum (bo) 0.5 bo =HHHHHH( AAAAAAAA LL )0.5/QQ 0 =0.39xx 0.785xx AA Hf = Losses pada pipa + (V 0 /g) = (.08 /x9.81) = 0.39 m As = Luas tangki peredam L = panjang pipa sampai tangki peredam Sehingga tinggi jagaan didapat: Upswing Sa = 1.05xbo xhf = 1.05x x0.39 =.15 m Downswing Sb = 0.88xbo xhf = 0.88x x0.39 = 1.98 m /0.8 = 0.15m Kehilangan energi setelah tangki peredam Kehilangan karena gesekan sepanjang pipa Desain serupa dengan pipa sebelum tangki peredam, sehingga nilai f = Sehingga: Tabel 3.10: Losses karena Gesekan Pipa Tiap Segmen Kehilangan energi karena belokan pipa Direncanakan: R = 7xD = 4.9 m K b untuk R/D = 7 adalah 0.08 Sehingga kehilangan energi : H l = K b. V = = g x9.81 Dengan 4 belokan sejenis, maka kehilangan energi: H l = 4 x = 0.07m Estimasi kehilangan energi total H total = Sb + H f + H l = = 8.58 m Estimasi tinggi efektif H eff = Elevasi MOL Elevasi Turbin - H total = m 3.3. Perencanaan Power House Pemilihan tipe turbin Pemilihan tipe turbin sebagai berikut: Gambar 3.5: Kriteria Pemilihan Tipe Turbin 5
6 Berdasarkan debit andalan yang digunakan sebesar 0.8 m 3 /dt dan tinggi jatuh efektif sebesar m, dipilih turbin pelton. Dan dengan menggunakan Grafik perbandingan debit dan efisiensi turbin (Gambar 3.6) didapatkan efisiensi turbin sebesar E = (PP 80+PP 90 ) xx 10%xx365xx4 = kwh E 3 = (PP 90+PP 100 ) xx 10%xx365xx4 = kwh Sehingga total energi yang diperoleh dalam 1 tahun: ΣE = E 1 + E + E 3 = kwh BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 3.6 Grafik Debit dan Efisiensi Turbin Putaran spesifik dan putaran jenis turbin Dengan debit andalan 0.8 m 3 /dt, tinggi jatuh m, dan efisiensi pada turbin pelton sebesar 0.88, didapatkan daya sebesar: P = g x Q and x H eff x η T = 9.81 x 0.8 x x 0.88 = kw = HP Dari perhitungan tersebut, putaran jenis turbin didapat: Ns = NNNN PP HH eeeeee 5/4 N = rpm Umumnya frekuensi listrik generator sinkron di Indonesia 50 Hz. Sehingga jumlah katup didapat: N = 10ff pp pp = 8 Dengan jumlah katup (p) = 8 dan frekuensi (f) =50 Hz didapatkan kecepatan sinkron sebesar 14 rpm. Digunakan generator dengan rotor kutub sepatu Perhitungan energi listrik Total energi dihitung berdasarkan energi yang terdapat selama 80% dari 1 tahun Q 80, sebesar 10% dari rata-rata Q 80 dan Q 90, dan sisanya 10% dari rata-rata Q 90 dan Q 100 dari duration curve. Q 80 = 0.8 m 3 /dt Q 90 = 0.6 m 3 /dt Q 100 = 0.5 m 3 /dt Sehingga daya terpasang P 80 = ggggqq 80 xxhh eeeeee xx η = kw Ση = η t x η g x η tr = 0.79 η t = Efisiensi turbin = 0.88 η g = Efisiensi generator = 0.95 η tr = Efisiensi transformator = 0.95 Sehingga daya setiap debit disajikan dalam tabel Tabel 3.11 Daya yang Dihasilkan Maka energi yang diperoleh adalah E 1 = PP 80 xx 80%xx365xx4 = kwh 4.1 Kesimpulan Pusat Listrik Tenaga Minihidro merupakan alternatif yang sesuai untuk mengatasi kekurangan energi yang terjadi. Desain perencanaan PLTMH di afdeling Kali Suko, perkebunan Zeelandia PT PN XII, Jember adalah sebagai berikut: 1. Analisa debit Berdasarkan pengolahan data sekunder, data intensitas hujan bulanan rata-rata, didapat debit andalan yang akan digunakan sebagai PLTMH adalah sebesar 800 liter/detik.. Perencanaan bangunan pembangkit Bendung Material :Beton bertulang Tinggi : 1.5 m Panjang : 10 m Panjang kolam olak: 1.7 m Saluran pengambilan Kedalaman: 0.75 m Lebar : 0.6 m Kekasaran : 0.0 Kemiringan: 1% Pelimpah samping Lebar :.8 m Bak pengendap Kedalaman: 1.3 m Lebar : 3.4 m Kekasaran : 0.0 Panjang : 14.3 m Direncanakan menggunakan bak pengendap. 3. Kapasitas tenaga air Sesuai dengan beda elevasi pada topografi Kali Suko, dan telah dikurangi dengan kehilangan energi yang terjadi, maka didapat tinggi energi sebesar m dan menghasilkan energi sebesar kwh per tahun. DAFTAR PUSTAKA Kantong pasir Kedalaman: 0.65 m Lebar : 0.6 m Kemiringan: 1.4% Bak penenang Kedalaman: 1.98 m Lebar : 0.8 m Kekasaran : 0.03 Panjang : 10 m Pipa pesat Diameter : 0.7 m Tebal : 5 mm Turbin Jenis : Turbin Pelton Kecepatan spesifik : 11.4 Kecepatan jenis : 15 Generator Generator sinkron 50 Hz Jumlah katub: 8 Rotor : rotor kutub sepatu Anggrahini Hidrolika Saluran Terbuka. Surabaya:CV. Citra Media. Soekibat,R.S. 010.Sistim dan Bangunan Irigasi.Surabaya :Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Patty, O.F Tenaga Air. Jakarta:Erlangga. Ilyinykh, I Hydroelectric Stations. MIR Publisers Varsney, R.S.1977.Hidro Power Structure. nd edition. New Chand & Brosoorkee 6
PERENCANAAN PUSAT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PERKEBUNAN ZEELANDIA PTPN XII JEMBER DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN KALI SUKO
TUGAS AKHIR RC 09 1380 PERENCANAAN PUSAT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PERKEBUNAN ZEELANDIA PTPN XII JEMBER DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN KALI SUKO Taufan Andrian Putra NRP 3109 100 078 Dosen Pembimbing: Prof.
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Bendungan Semantok, Nganjuk, Jawa Timur PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR Faris Azhar, Abdullah
Lebih terperinciGALIH EKO PUTRA Dosen Pembimbing Ir. Abdullah Hidayat SA, MT
PEMANFAATAN KEHILANGAN ENERGI PADA BANGUNAN TERJUN SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (studi kasus bangunan terjun (BT2 BT4) pada saluran primer Padi Pomahan, D.I Padi Pomahan, Desa Padi, Kecamatan
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Saluran Irigasi Mataram PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM Titis Haryani, Wasis Wardoyo, Abdullah Hidayat SA.
Lebih terperinciKAJIAN ULANG PERENCANAAN PIPA PESAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) WONOGIRI
LAPORAN TUGAS AKHIR KAJIAN ULANG PERENCANAAN PIPA PESAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) WONOGIRI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil Disusun oleh : RUSWANTO
Lebih terperinciLAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK
LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK UNTUK PLTM...... X... MW PROVINSI... LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK DAFTAR ISI 1. Definisi 2. Informasi Umum Pembangkit 3. Informasi Finansial Proyek 4. Titik Interkoneksi 1. Definisi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian... iii. Lembar Pengesahan Penguji...
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pernyataan Keaslian... iii Lembar Pengesahan Penguji... iv Halaman Persembahan... v Halaman Motto... vi Kata Pengantar... vii
Lebih terperinciGambar 1.1 Skema jaringan irigasi dan lokasi bangunan terjun di Saluran Primer Kromong
PEMANFAATAN BEDA ENERGI PADA BANGUNAN TERJUN (BKR) UNTUK PEMBANGKIT LISTIK TENAGA MIKROHIDRO PADA IRIGASI PRIMER KROMONG II DESA SAJEN KECAMATAN PACET KABUPATEN MOJOKERTO. Zuhan Lmanae Ir. Abdullah Hidayat
Lebih terperinciAbstrak BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
PEMANFAATAN BEDA ENERGI PADA BANGUNAN TERJUN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (STUDI KASUS BANGUNAN TERJUN (BPT2-BPT4) PADA SALURAN IRIGASI PADI POMAHAN, D.I PADI POMAHAN, DESA PADI, KECAMATAN
Lebih terperinciLAMPIRAN B BATASAN TEKNIS
LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS UNTUK PLTM...... X... MW PROVINSI... LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS DAFTAR ISI 1. Definisi 2. Ketersediaan Debit Sungai 3. Batasan Bangunan Sipil 4. Kapasitas Desain dan Produksi Energi
Lebih terperinciMASDIWATI MINATI PUTRI DOSEN PEMBIMBING : Ir. SOEKIBAT ROEDY SOESANTO Ir. ABDULLAH HIDAYAT, M.T.
PEMANFAATAN GOT MIRING SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (STUDI KASUS PADA GOT MIRING SALURAN IRIGASI BIK 21, DAERAH IRIGASI KEDUNG KANDANG, MALANG MASDIWATI MINATI PUTRI 3106 100 097 DOSEN
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL
BAB IV ANALISA HASIL 4.1 Bendung Tipe bendung yang disarankan adalah bendung pelimpah pasangan batu dengan diplester halus. Bagian bendung yang harus diperlihatkan adalah mercu bendung, bangunan pembilas,
Lebih terperinciKata kunci: Saluran irigasi, potensi, debit, elevasi, mikrohidro
PEMANFAATAN BEDA ENERGI PADA BANGUNAN TERJUN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO, STUDI KASUS SALURAN SEKUNDER GONDANG, DERAH IRIGASI PADI POMAHAN, DESA PADI, KECAMATAN GONDANG, KABUPATEN MOJOKERTO
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1.
Lebih terperinciNama Mahasiswa : Fathur Rahman NRP : : Teknik Sipil FTSP-ITS
PEMANFAATAN KEHILANGAN ENERGI PADA BANGUNAN TERJUN ( B.Sb.2b) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (STUDI KASUS SALURAN IRIGASI SEKUNDER SEBAUNG, DI PEKALEN, PROBOLINGGO ) Nama Mahasiswa : Fathur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.
Perencanaan Embung Tambak Pocok Kabupaten Bangkalan PERENCANAAN EMBUNG TAMBAK POCOK KABUPATEN BANGKALAN Abdus Salam, Umboro Lasminto, dan Nastasia Festy Margini Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro adalah bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Air dalam skala kecil dimana daya yang dihasilkan < 1 Mega Watt, yang merupakan bentuk
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Analisa Dan Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hindro ( PLTMH ) Berdasarkan Perhitungan Beban
TUGAS AKHIR Analisa Dan Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hindro ( PLTMH ) Berdasarkan Perhitungan Beban Diajukan Untuk Melengkapi Sebagai Syarat Dalam Mencapai Gelar Strata Satu (S1) Di susun
Lebih terperinci58. Pada tail race masih terdapat kecelakaan air 1m/det serta besarnya K = 0,1. Hitung : 1) Hidrolik Losses!
TURBIN AIR 1. Jelaskan secara singkat tentang sejarah diketemukannya turbin air sebagai tenaga penggerak mula? 2. Jelaskan perbedaan antara pembangkit tenaga listrik dengan tenaga air dan tenaga diesel?
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK VIRDA ILLYINAWATI 3110100028 DOSEN PEMBIMBING: PROF. Dr. Ir. NADJAJI ANWAR, Msc YANG RATRI SAVITRI ST, MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
Lebih terperinciBAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI
BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI Perencanaan Sistem Suplai Air Baku 4.1 PERENCANAAN SALURAN PIPA Perencanaan saluran pipa yang dimaksud adalah perencanaan pipa dari pertemuan Sungai Cibeet dengan Saluran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI III UMUM
III-1 BAB III METODOLOGI 3.1. UMUM Sebagai langkah awal sebelum menyusun Tugas Akhir secara lengkap, terlebih dahulu disusun metodologi untuk mengatur urutan pelaksanaan penyusunan Tugas Akhir. Metodologi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN DIMENSI HIDROLIS BANGUNAN AIR BENDUNG PADA SUNGAI MANAU JAMBI
TUGAS AKHIR PERENCANAAN DIMENSI HIDROLIS BANGUNAN AIR BENDUNG PADA SUNGAI MANAU JAMBI Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Ayomi Hadi Kharisma 41112010073
Lebih terperinci9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.
SOAL HIDRO 1. Saluran drainase berbentuk empat persegi panjang dengan kemiringan dasar saluran 0,015, mempunyai kedalaman air 0,45 meter dan lebar dasar saluran 0,50 meter, koefisien kekasaran Manning
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KAJIAN MENGENAI DIAMETER PIPA PESAT (PENSTOCK) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)
TUGAS AKHIR KAJIAN MENGENAI DIAMETER PIPA PESAT (PENSTOCK) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) (STUDI KASUS DESAIN PLTMH DI SUNGAI KAYAN, KECAMATAN KAYAN SELATAN, KABUPATEN MALINAU, PROVINSI
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :
PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR DISAMPAIKAN OLEH : KHAIRUL RAHMAN HARKO PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran 2016-2017 dan penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di DAS Sungai Badera yang terletak di Kota
Lebih terperinciREVITALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) (KASUS DAERAH PACITAN) (279A)
REVITALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) (KASUS DAERAH PACITAN) (279A) Indra Bagus Kristiarno 1, Lutfi Chandra Perdana 2,Rr. Rintis Hadiani 3 dan Solichin 4 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciStudi Hidrolika Aliran Di Sekitar Jembatan Pagerluyung Desa Gedek,Mojokerto Dengan Model Matematik Satu Dimensi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Studi Hidrolika Aliran Di Sekitar Jembatan Pagerluyung Desa Gedek,Mojokerto Dengan Model Matematik Satu Dimensi Ahmad Sholahuddin Fayumi, Dr.techn. Umboro
Lebih terperinciBAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR 2.1 Dasar Hukum Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Banyak perusahaan swasta telah memulai usaha di bidang pembangkitan atau lebih dikenal dengan IPP
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)
BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) 3.1. PLTMH Cinta Mekar Gambar 3.1 Ilustrasi PLTMH Cinta Mekar (Sumber IBEKA) PLTMH Cinta Mekar
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO AEK SIBUNDONG KECAMATAN SIJAMAPOLANG KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROPINSI SUMATERA UTARA
EVALUASI KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO AEK SIBUNDONG KECAMATAN SIJAMAPOLANG KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PROPINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan
Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan Dicky Rahmadiar Aulial Ardi, Mahendra Andiek Maulana, dan Bambang Winarta Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciKAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU
KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU Sih Andayani 1, Arif Andri Prasetyo 2, Dwi Yunita 3, Soekrasno 4 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB VI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA
BAB VI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA 6.1 UMUM Bendung direncanakan untuk mengairi areal seluas 1.32700 ha direncanakan dalam 1 (satu) sistem jaringan irigasi dengan pintu pengambilan di bagian kiri bendung.
Lebih terperinciBAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Sungai Cisadane 4.1.1 Letak Geografis Sungai Cisadane yang berada di provinsi Banten secara geografis terletak antara 106 0 5 dan 106 0 9 Bujur Timur serta
Lebih terperinciSESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA
SESSION 8 HYDRO POWER PLANT 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA 6. Kelebihan dan Kekurangan PLTA 1. POTENSI PLTA Teoritis Jumlah potensi tenaga air di permukaan
Lebih terperinciOptimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-1 Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung) Anindita Hanalestari Setiawan
Lebih terperinciPRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG
PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Pengembangan Pembangkit Listrik Mini Hidro (PLTMH) merupakan salah satu prioritas pembangunan yang dilaksanakan
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan Rossana Margaret, Edijatno, Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah drainase kota sudah menjadi permasalahan utama pada daerah perkotaan. Masalah tersebut sering terjadi terutama pada kota-kota yang sudah dan sedang berkembang
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBANGUNAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI KINALI PASAMAN BARAT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI KINALI PASAMAN BARAT Oleh : Sulaeman 1 dan Ramu Adi Jaya Dosen Teknik Mesin 1 Mahasiswa Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Intensitas Curah Hujan Menurut Joesron (1987: IV-4), Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu kurun waktu. Analisa intensitas
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK
1 PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK Virda Illiyinawati, Nadjadji Anwar, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kaum perkotaan maupun pedesaan. Segala macam aktifitas manusia pada saat ini membutuhkan energi listrik untuk membantu
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN» KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK. 1.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL l HALAMAN PENGESAHAN» KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK jl1 v v111 x xi xu BAB I PENDAHULUAN1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah
Lebih terperinciBerfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.
4.4 Perhitungan Saluran Samping Jalan Fungsi Saluran Jalan Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi utama : - Membawa
Lebih terperinciPerencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang Dika Aristia Prabowo, Abdullah Hidayat dan Edijatno Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI QQ =... (2.1) Dimana: VV = kebutuhan air (mm 3 /hari) tt oooo = lama operasi pompa (jam/hari) nn pp = jumlah pompa
4 BAB II DASAR TEORI 1.1 Definisi Pompa Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan
Lebih terperinciARTIKEL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT. IbM
ARTIKEL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT IbM IbM PENINGKATAN DAYA LISTRIK PLTMH DENGAN PENAMBAHAN TINGGI BENDUNGAN DI DESA SUGER KIDUL KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER OLEH : Dr. Triwahju Hardianto, ST.,MT.,
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) -6 Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo Yusman Rusyda Habibie, Umboro Lasminto, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III KOLAM PENENANG / HEAD TANK
BAB III KOLAM PENENANG / HEAD TANK 3.1 KONDISI PERENCANAAN Kolam penenang direncanakn berupa tangki silinder baja, berfungsi untuk menenangkan air dari outlet headrace channel. Volume tampungan direncanakan
Lebih terperinciPERENCANAAN BENDUNG. Perhitungan selengkapnya, disajikan dalam lampiran. Gambar 2.1 Sketsa Lebar Mercu Bendung PLTM
PERENCANAAN BENDUNG. Perencanaan Hidrolis Bendung. Lebar dan Tinggi Bendung Lebar bendung adalah jarak antara kedua pangkal bendung (Abutment). Lebar bendung sebaiknya diambil sama dengan lebar rata-rata
Lebih terperinciRANCANGAN TEKNIS RINCI (DED) BANGUNAN UTAMA BENDUNG DAN JARINGAN IRIGASI D.I. SIDEY KABUPATEN MANOKWARI PAPUA TUGAS AKHIR
RANCANGAN TEKNIS RINCI (DED) BANGUNAN UTAMA BENDUNG DAN JARINGAN IRIGASI D.I. SIDEY KABUPATEN MANOKWARI PAPUA TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pengertian Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh penulis, adalah sebagai berikut :. Hujan adalah butiran yang jatuh dari gumpalan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3. Pembangkit Listrik Tenaga Angin,
BAB 2 LANDASAN TEORI Pusat listrik memiliki berbagai macam sumber tenaga, diantaranya adalah: 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3. Pembangkit Listrik
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA GUNUNG RINTIH KECAMATAN STM HILIR KABUPATEN DELI SERDANG
STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA GUNUNG RINTIH KECAMATAN STM HILIR KABUPATEN DELI SERDANG Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum PLTMH Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro artinya air. Dalam prakteknya istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun Mikro
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR PADA KECAMATAN MEDAN SELAYANG DAN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL ( Studi Kasus : Jl. Jamin Ginting, Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto ) FITHRIYAH
Lebih terperinciListrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai
Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai Sardi Salim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo sardi@ung.ac.id Abstrak Pembangkit listrik mikrohidro adalah
Lebih terperinciREVITALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SEWON. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : WELLY EKA CHARISMA NPM.
REVITALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SEWON Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : WELLY EKA CHARISMA NPM.
Lebih terperincin p = putaran poros ( rpm ) ( Aaron, Deutschman, 1975.Hal 485 ) 3. METODOLOGI
n p = putaran poros ( rpm ) ( Aaron, Deutschman, 1975.Hal 485 ). METODOLOGI Pada bab ini akan dibahas secara detail mengenai perencanaan dan pembuatan alat,secara keseluruan proses pembuatan dan penyelesaian
Lebih terperinciSurvei, Investigasi dan Disain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NusaTenggara Timur
5 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) 5.1. Pengertian PLTMH PLTMH pada prinsipnya sama dengan PLTA (pembangkit listrik tenaga air) seperti Jati Luhur dan Saguling di Jawa Barat. Masyarakat di
Lebih terperinciANALISA DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO TUKAD BALIAN, TABANAN MENGGUNAKAN SIMULINK
ANALISA DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO TUKAD BALIAN, TABANAN MENGGUNAKAN SIMULINK W.G. Suharthama, 1 I W.A Wijaya, 2 I G.N Janardana 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB VIII PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)
VIII-1 BAB VIII PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY) 8.1. Tinjauan Umum Bangunan pelimpah berfungsi untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam embung agar tidak membahayakan keamanan tubuh embung.
Lebih terperinciBAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK
BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK Perangkat elektro mekanik merupakan salah satu komponen utama yang diperlukan oleh suatu PLTMH untuk menghasilkan energi listrik Proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada pada saluran drainase sekunder komplek boulevard hijau, kelurahan pejuang, kecamatan medan satria, bekasi utara.yang dimana
Lebih terperinciSURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI
2016 SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI PT PLN (PERSERO) PUSAT PEMELIHARAAN KETENAGALISTRIKAN 2016 Halaman : 2 dari 16 Kegiatan : Pelaksanaan Pekerjaan Survey Potensi PLTM Kananggar & Nggongi
Lebih terperinciStudi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air
Tugas Akhir Studi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Oleh : Sezar Yudo Pratama 3106 100 095 JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODE ANALISIS
BAB III Bab III Metode Analisis METODE ANALISIS 3.1 Dasar-dasar Perencanaan Drainase Di dalam pemilihan teknologi drainase, sebaiknya menggunakan teknologi sederhana yang dapat di pertanggung jawabkan
Lebih terperinciPRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTA GARUT
PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTA GARUT 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan salah satu prioritas pembangunan yang dilaksanakan
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )
PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Kebutuhan listrik bagi masyarakat masih menjadi permasalahan penting di Indonesia, khususnya
Lebih terperinciPERSYARATAN JARINGAN DRAINASE
PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE Untuk merancang suatu sistem drainase, yang harus diketahui adalah jumlah air yang harus dibuang dari lahan dalam jangka waktu tertentu, hal ini dilakukan untuk menghindari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir
III-1 BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir III-2 Metodologi dalam perencanaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. semakin populer sebagai alternatif sumber energi, terutama di wilayah yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian PLTMH Dan Perbedaan PLTA Pembangkit energi air skala mikro atau pembangkit tenaga mikrohidro semakin populer sebagai alternatif sumber energi, terutama di wilayah
Lebih terperinciPERENCANAAN BENDUNG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO DI KALI JOMPO SKRIPSI
PERENCANAAN BENDUNG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO DI KALI JOMPO SKRIPSI Oleh. ACHMAD BAHARUDIN DJAUHARI NIM 071910301048 PROGRAM STUDI STRATA I TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Bojong Renged Cabang Teluknaga Kabupaten Tangerang. Pemilihan tempat penelitian ini
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-6 1 Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya Tjia An Bing, Mahendra Andiek M, Fifi Sofia Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciStenly Mesak Rumetna NRP : Pembimbing : Ir.Endang Ariani,Dipl. H.E. NIK : ABSTRAK
STUDI PERENCANAAN TEKNIS BENDUNG DI SUNGAI INGGE DAERAH IRIGASI BONGGO KABUATEN SARMI PAPUA Stenly Mesak Rumetna NRP : 0721017 Pembimbing : Ir.Endang Ariani,Dipl. H.E. NIK : 210049 ABSTRAK Daerah Irigasi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI
TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI PERANCANGAN ULANG TURBIN FRANCIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) STUDI KASUS DI SUNGAI SUKU BAJO, DESA LAMANABI, KECAMATAN TANJUNG BUNGA, KABUPATEN
Lebih terperinciHYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous
HYDRO POWER PLANT Prepared by: anonymous PRINSIP DASAR Cara kerja pembangkit listrik tenaga air adalah dengan mengambil air dalam jumlah debit tertentu dari sumber air (sungai, danau, atau waduk) melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan menyatakan pada pasal 4 ayat 2 bahwa badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat dapat berpatisipasi dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III BAB III METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN 3.1 Uraian Umum Metodologi adalah suatu cara atau langkah yang ditempuh dalam memecahkan suatu persoalan dengan mempelajari, mengumpulkan, mencatat dan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Tujuan Lokasi proyek Analisis Curali Hujan Rata-rata Rerata Aljabar 12
DAI TAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v DAFTAR GAMBAR x DAFTAR TABEL xii DAFTAR LAMPIRAN xiv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Tujuan 2 1.3 Manfaat
Lebih terperinciPERENCANAAN BENDUNG TETAP DI DESA NGETOS KECAMATAN NGETOS KABUPATEN NGANJUK
PERENCANAAN BENDUNG TETAP DI DESA NGETOS KECAMATAN NGETOS KABUPATEN NGANJUK Penyusun Triyono Purwanto Nrp. 3110038015 Bambang Supriono Nrp. 3110038016 LATAR BELAKANG Desa Ngetos Areal baku sawah 116 Ha
Lebih terperinciBAB IV KRITERIA PERENCANAAN PLTM
BAB IV KRITERIA PERENCANAAN PLTM 4.1. KRITERIA PERENCANAAN BANGUNAN AIR Dalam mendesain suatu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) diperlukan beberapa bangunan utama. Bangunan utama yang umumnya
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. Analisa Data
BAB V ANALISA DATA 5.1 UMUM Analisa data terhadap perencanaan jaringan drainase sub sistem terdiri dari beberapa tahapan untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Sebelum tahapan analisa dilakukan, terlebih
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK
SEMINAR TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK OLEH : FIRENDRA HARI WIARTA 3111 040 507 DOSEN PEMBIMBING : Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO, MS JURUSAN
Lebih terperinciAnalisa Mercu Bendung Daerah irigasi Namurambe
Laporan Penelitian Analisa Mercu Bendung Daerah irigasi Namurambe Oleh Ir. Salomo Simanjuntak, MT Dosen Tetap Fakultas Teknik LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2009 KATA PENGANTAR Pertama
Lebih terperinciTinjauan Perencanaan Bandung Seloromo Pada Anak Sungai Kanatan Dengan Tipe Ogee
Tinjauan Perencanaan Bandung Seloromo Pada Anak Sungai Kanatan Dengan Tipe Ogee Oleh : Tati Indriyani I.8707059 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinci6 BAB VI EVALUASI BENDUNG JUWERO
6 BAB VI EVALUASI BENDUNG JUWERO 6.1 EVALUASI BENDUNG JUWERO Badan Bendung Juwero kondisinya masih baik. Pada bagian hilir bendung terjadi scouring. Pada umumnya bendung masih dapat difungsikan secara
Lebih terperinciKAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT
KAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT Engkos Koswara 1*, Dony Susandi 2, Asep Rachmat 3, Ii Supiandi 4 1 Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB VII PERENCANAAN JARINGAN UTAMA
BAB VII PERENCANAAN JARINGAN UTAMA 7.1 UMUM Untuk dapat mengalirkan air dari bendung ke areal lahan irigasi maka diperlukan suatu jaringan utama yang terdiri dari saluran dan bangunan pelengkap di jaringan
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA HUKURILA KOTA AMBON UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI
PENERAPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA HUKURILA KOTA AMBON UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI James Zulfan 1*, Erman Mawardi 1, dan Yanto Wibowo 1 1 Puslitbang Sumber Daya Air, Kementerian
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir
BAB IV METODOLOGI 4.1 Tinjauan Umum Penulisan laporan Tugas Akhir ini memerlukan adanya suatu metode atau cara yaitu tahapan tahapan dalam memulai penulisan sampai selesai, sehingga penulisan Tugas Akhir
Lebih terperinciBAB V PENULANGAN ELEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL
BAB V PENULANGAN ELEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL 5.1 Desain Penulangan Elemen Struktur Pada bab V ini akan membahas tentang perhitungan tulangan yang akan digunakan dalam perencaan struktur yang telah didesain.
Lebih terperinciPerencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 D-82 Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang Dika Aristia Prabowo dan Edijatno Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA
SEMINAR TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA OLEH : AHMAD FARUQ FEBRIYANSYAH 3107100523 DOSEN PEMBIMBING : Ir.
Lebih terperinciBAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 1.1 KETERSEDIAAN DEBIT AIR PLTM CILEUNCA
42 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 1.1 KETERSEDIAAN DEBIT AIR PLTM CILEUNCA Sebelum melakukan perhitungan maka alangkah baiknya kita mengetahui dulu ketersediaan debit air di situ Cileunca
Lebih terperinci