DAFTAR ISI A. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI A. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI A. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP AIDS HIV 2. ASKEP AMPUTASI 3. ASKEP ANGINA PEKTORIS 4. ASKEP APENDIKS 5. ASKEP ARITMIA JANTUNG 6. ASKEP ASMA 7. ASKEP ATRESIA ANI 8. ASKEP BANTU GINJAL 9. ASKEP BENIGNA PROSTAD 10. ASKEP BRONKIETASIS B. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP BRONKOPNEUMONIA 2. ASKEP CIDERA KEPALA 3. ASKEP KANKER 4. ASKEP CA RECTI 5. ASKEP CA PARU 6. ASKEP CA MAMMAE 7. ASKEP CA COLON 8. ASKEP CA BULI 9. ASKEP NYERI DADA/ CHEST PAIN 10. ASKEP CIDERA KEPALA SEDANG 1

2 C. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP CEDRA KEPALA RINGAN 2. ASKEP COLORECTAL CANCER 3. ASKEP LUKA BAKAR (COMBUSTIO) 4. ASKEP FRAKTUR 5. ASKEP ENDOKARDITIS 6. ASKEP EMPIEMA 7. ASKEP EFUSI PLEURA 8. ASKEP EFUSI PLEURA II 9. ASKEP DIABETES MELLITUS 10. ASKEP DHF D. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP DECOMPENSASI CORDIS / PAYAH JANTUNG 2. ASKEP KARDIOMIOPATI KONGESTIF (DILATED CARDIOMYOPATHY) 3. ASKEP FRAKTUR CERVICALIS 4. ASKEP FRAKTUR FEMUR 5. ASKEP FRAKTUR 6. ASKEP FRAKTUR OS.MANDIBULARIS 7. ASKEP TRAUMA SISTEM MUSCULOSKELETAL 8. ASKEP GAGAL GINJAL KRONIS 9. ASKEP CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE ) 10. ASKEP HUMERUS 2

3 E. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP GAGAL GINJAL AKUT DAN GAGAL GINJAL KRONIS 2. ASKEP CHF 3. ASKEP GAGAL JANTUNG (HEART FAILURE) 4. ASKEP GAGAL NAFAS 5. ASKEP GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN (GLOMERULONEFRITIS AKUT) 6. ASKEP GEGANTISME 7. ASKEP GOUT/PIRAI 8. ASKEP HEMATEMESIS MELENA 9. ASKEP HEMOTHORAK POST BLOOD 10. ASKEP DIARE F. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP INKONTINENSIA URINE 2. ASKEP HEPATITIS 3. ASKEP HERNIA INGUINALIS 4. ASKEP HERNIA 5. ASKEP HIPERTENSI 6. ASKEP HIRSPRUNG / MEGA COLON 7. ASKEP LIMFOMA NON HODGKIN 8. ASKEP AKUT MIOCARD INFARK 9. ASKEP INFARK MIOKARD AKUT 10. ASKEP INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) 3

4 G. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP INTOKSIKASI INSEKTISIDA FOSFAT ORGANIK (IFO) 2. ASKEP PEMAKAIAN KATETER CVP 3. ASKEP KISTA COLEDOCAL 4. ASKEP BATU SALURAN EMPEDU (KOLEDOKOLITIASIS) 5. ASKEP GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN 6. ASKEP MULTIPEL FRAKTUR 7. ASKEP NEOPLASMA PADA SISTEM PERKEMIHAN 8. ASKEP KELAINAN SENDI DEGENERATIF 9. ASKEP OBSTRUKSI USUS 10. ASKEP DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) H. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP PENYAKIT JANTUNG REMATIK 2. ASKEP PERIAPENDIKS INFILTAT 3. ASKEP PERITONITIS 4. ASKEP PHEMPIGUS VULGARIS 5. ASKEP PNEUMONIA 6. ASKEP CAD POST OPERASI CABG 7. ASKEP POST OPERASI TUTUP KOLOSTOMI 8. ASKEP PPOM/PPOK 9. ASKEP SIROSIS HEPATIS 10. ASKEP SLE (SISTEMISC LUPUS ERYTHEMATOSUS) 4

5 I. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP STENOSIS ANI 2. ASKEP STRIKTUR URETRA 3. ASKEP SYOCK (GANGGUAN SIRKULASI) 4. ASKEP TB PARU & HEMAPTOE 5. ASKEP TUBERCULOSIS PARU 6. ASKEP TETANUS 7. ASKEP THALASEMIA 8. ASKEP THYPUS ABDOMINALIS 9. ASKEP TRAUMA KEPALA 10. ASKEP TRAUMA THORAX (PENUMOTHORAX/HEMATOTORAX) DENGAN PEMASANGAN BULLOW DRAINAGE J. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP TUMOR PARU 2. ASKEP VENTRIKEL SEPTUM DEFEK (VSD) 3. ASKEP KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA PADA KELUARGA TN. S 4. ASKEP AMPUTASI 5. ASKEP APPENDICTOMY 6. ASKEP AMENORHEA 7. ASKEP ATRESIA ANI 8. ASKEP AUTISME 9. ASKEP BATU GINJAL 10. ASKEP BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI 5

6 K. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP KARSINOMA BULI 2. ASKEP CANCER COLON 3. ASKEP CARSINOMA MAMMAE 4. ASKEP KARSINOMA RECTI 5. ASKEP CIDERA KEPALA BERAT 6. ASKEP COLORECTAL CANCER 7. ASKEP FRAKTUR OS.ALVIOLARIS MAXILLA SINISTRA 8. ASKEP EFUSI PLEURA 9. ASKEP CEREBRAL PALSY 10. ASKEP FRAKTUR CERVICALIS L. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP LIMFOMA NON HODGKIN 2. ASKEP FRAKTUR FEMUR 3. ASKEP FRAKTUR OS.MANDIBULARIS 4. ASKEP TEORY FRAKTUR 5. ASKEP GAGAL NAFAS 6. ASKEP GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN (GLOMERULONEFRITIS AKUT) 7. ASKEP HEMOTHORAK POST BLOOD 8. ASKEP HERNIA 9. ASKEP HERNIA INGUINALIS 10. ASKEP INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) 6

7 M. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP OBSTRUKSI USUS 2. ASKEP PEMAKAIAN KATETER CVP 3. ASKEP KISTA COLEDOCAL 4. ASKEP INKONTINENSIA URINE 5. ASKEP MIASTENIA GRAVIS 6. ASKEP LEUKEMIA 7. ASKEP MENINGOKEL 8. ASKEP MORBUS BASEDOW 9. ASKEP RENAL KARSINOMA 10. ASKEP PERIAPENDIKS INFILTAT N. KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. ASKEP PERITONITIS 2. ASKEP POST OPERASI TUTUP KOLOSTOMI 3. ASKEP HYALINE MEMBRANE DISEASE RESPIRATORY DISTRESS SYDROME (RDS) 4. ASKEP STENOSIS ANI 5. ASKEP STRIKTUR URETRA 6. ASKEP UROLITHIASIS 7. ASKEP DERMATITIS 7

8 KETERANGAN SEMUA ASKEP DIATAS BISA ANDA DAPATKAN DENGAN HARGA NORMAL 200 RIBU DISKON 195 RIBU DISKON 175 RIBU DISKON 150 RIBU TAPI KAMI BERBAIK HATI CUKUP DENGAN 100 RIBU ANDA SUDAH BISA MENDAPATKANYA 8

9 SILAHKAN PESAN DI NO BERIKUT INI DENGAN FORMAT NAMA_PESAN ASKEP_KIRIM KE KAMI TIDAK MEMAKSA ANDA MEMBELI, INI DI PERUNTUKAN BAGI YANG SERIUS!!! 9

10 BONUS BUKU AJAR PATOFISIOLOGI HARGA NORMAL 75 RIBU 10

11 DAN BONUS KUMPULAN DIAGNOSA NANDA NIC & NOC HARGA NORMAL 70 RIBU 11

Supraventicular Tachycardia. 3. Laki-laki 81 tahun Pneumonia Pneumonia - - Klebsiella

Supraventicular Tachycardia. 3. Laki-laki 81 tahun Pneumonia Pneumonia - - Klebsiella LAMPIRAN 1 Data Hasil Pemeriksaan Pneumonia di Ruang ICU di Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 1 Januari 2007-31 Desember 2007 No. Jenis Kelamin Umur Diagnosa Masuk ICU Diagnosa Utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Efusi pleura adalah penimbunan cairan didalam rongga pleura akibat transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Efusi pleura bukan merupakan suatu

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran

Rencana Pembelajaran Rencana Pembelajaran MATA KULIAH : Keperawatan Dewasa 1 KODE MK : SKP.534 BEBAN SKS : 4 SKS KOORDINATOR : Puguh Widiyanto, S.Kp.,M.Kep Telp/e-mail : 08156525675 / ompuguh@alumni.ui.ac.id TIM PENGAJAR :

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN NAMA MATA KULIAH ` : PATOLOGI UMUM KODE MATA KULIAH : IB 16 BOBOT KREDIT SEMESTER PENEMPATAN PENANGGUNG JAWAB MATA KULIAH : 2 SKS : II (DUA) GENAP : dr. Zahara & dr. Cut Zevi Pert

Lebih terperinci

SILABUS. Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 : 4 SKS (2 SKS: T, 2 SKS :P) : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II

SILABUS. Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 : 4 SKS (2 SKS: T, 2 SKS :P) : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II SILABUS Nama Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III Kode Mata Kuliah : WAT 3.09 Jumlah SKS : 4 SKS (2 SKS: T, 2 SKS :P) Prasyarat : KDM I, KDM II, KMB I, KMB II Penempatan : Semester IV Koordinator

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian BAB V HASIL PENELITIAN Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian Rekam Medik RSUP DR. M. Djamil Padang. Populasi penelitian adalah pasien pneumonia komunitas yang dirawat

Lebih terperinci

Daftar Isi DVD Keperawatan

Daftar Isi DVD Keperawatan Daftar Isi DVD Keperawatan www.kumpulan-askep.com Pemesanan DVD Keperawatan: Hubungi / SMS 0857 4046 5798 ( sdr. Fauzan Adde Z. ) www.kumpulan-askep.com Harga Normal Untuk DVD Keperawatan Rp. 100.000,-

Lebih terperinci

Gambaran Jumlah, Frekuensi Kunjungan, dan Pola Penyakit Pasien Jamkesda di Rawat Jalan RSUD Karawang

Gambaran Jumlah, Frekuensi Kunjungan, dan Pola Penyakit Pasien Jamkesda di Rawat Jalan RSUD Karawang FORUM NASIONAL II Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Gambaran Jumlah, Frekuensi Kunjungan, dan Pola Penyakit Pasien Jamkesda di Rawat Jalan RSUD Karawang Sharon Gondodiputro, Henni Djuhaeni, Elsa Pudji

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Daftar wawancara kepada kepala bagian Rekam Medis dan staf rekam medis :

PEDOMAN WAWANCARA. Daftar wawancara kepada kepala bagian Rekam Medis dan staf rekam medis : LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA Daftar wawancara kepada kepala bagian dan staf rekam medis : 1. Berapa jumlah ratarata pasien rawat jalan dan rawat inap perhari di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo? 2. Apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu merubah gaya hidup manusia yang semakin konsumtif dan menyukai sesuatu yang cepat, praktis serta ekonomis.

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR PROGRAM METODE OSCA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011/2012 SET BIDANG KOGNITIF KETRAMPILAN 1 KETRAMPILAN 2

KISI-KISI UJIAN AKHIR PROGRAM METODE OSCA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011/2012 SET BIDANG KOGNITIF KETRAMPILAN 1 KETRAMPILAN 2 KISI-KISI UJIAN AKHIR PROGRAM METODE OSCA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011/2012 SET BIDANG KOGNITIF KETRAMPILAN 1 KETRAMPILAN 2 1 BEDAH ENDOKRIN : askep Tiroidektomi (Pengkajian, Anamnesa post Perawatan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR PROGRAM METODE OSCA TAHUN 2011/2012 SET BIDANG KOGNITIF KETRAMPILAN 1 KETRAMPILAN 2

KISI-KISI UJIAN AKHIR PROGRAM METODE OSCA TAHUN 2011/2012 SET BIDANG KOGNITIF KETRAMPILAN 1 KETRAMPILAN 2 KISI-KISI UJIAN AKHIR PROGRAM METODE OSCA TAHUN 2011/2012 SET BIDANG KOGNITIF KETRAMPILAN 1 KETRAMPILAN 2 1 BEDAH ENDOKRIN : askep Tiroidektomi JIWA Imun: Askep HIV AIDS (mahasiswa mampu melakukan pengkajian,

Lebih terperinci

Pas. Foto. 3 X 4 cm DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jln. Bajak V Komplek Kehutanan Blok K.1 Medan Amplas

Pas. Foto. 3 X 4 cm DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jln. Bajak V Komplek Kehutanan Blok K.1 Medan Amplas 38 Lampiran : 1 Pas Foto 3 X 4 cm DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Muhammad Faqih Lazuardi Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 30 Januari 1993 Agama : Islam No. Telp : 085297005355 Alamat : Jln. Bajak V Komplek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ginjal punya peran penting sebagai organ pengekresi dan non ekresi, sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke seluruh jaringan tubuh serta menarik darah kembali ke jantung. Ketidakmampuan jantung melakukan fungsinya

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 51 LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap Jenis Kelamin : Astri Gartika : Perempuan Tempat/ Lahir : Medan/ 14 November 1994 Warga Negara Status Agama : Indonesia : Belum Menikah : Islam Alamat :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan (Ruhyanudin, 2007). Gagal jantung

Lebih terperinci

Proses Penutupan Asuransi Kesehatan Baru

Proses Penutupan Asuransi Kesehatan Baru Proses Penutupan Asuransi Kesehatan Baru Pengajuan Asuransi Kesehatan ini besifat Nasional anda boleh mengajukan dari mana saja karena semua proses sangat mudah tanpa harus tatap muka. Pengajuan Asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun terdapat 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas.

Lebih terperinci

Shock ISPA - - R63.0 Tidak tepat Kode R bukan sebab kematian Pendarahan otak SAH SDH Cedera kepala S09.

Shock ISPA - - R63.0 Tidak tepat Kode R bukan sebab kematian Pendarahan otak SAH SDH Cedera kepala S09. Lampiran I Tabel Analaisis Kelengkapan Sertifikat Medis Penyebab Kematian Dan Ketepatan Kode Diagnosa Penyebab Kematian a ditress R73.9 15 601057 Syok vendiogenik - - Gagal napas R57.0 Tidak tepat Gagal

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Lama Waktu Kegiatan Koding Rawat Jalan Pasien JKN dan Input data ke dalam

LAMPIRAN 1 Lama Waktu Kegiatan Koding Rawat Jalan Pasien JKN dan Input data ke dalam NO LAMPIRAN 1 Lama Waktu Kegiatan Koding Rawat Jalan Pasien JKN dan Input data ke dalam NO REKAM MEDIS Software INA CBG s RSUP Persahabatan Bulan April Tahun 2014 POLIKLINIK DIAGNOSA KODE LAMA WAKTU (MENIT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan pembangunan menuju masyarakat industri. Salah satu tujuan pembangunan yang ingin dicapai adalah peningkatan

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS TAHUN 2012 SKRIPSI

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS TAHUN 2012 SKRIPSI POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : SAMROTUL CHUSNA K 100 090 057 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benigna Prostate Hiperplasi (BPH) merupakan kondisi patologis yang paling umum terjadi pada pria lansia dan penyebab kedua untuk intervensi medis pada pria diatas usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme dengan kata lain, diperlukan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut sampai anus. Fungsi saluran pencernaan adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, mencerna makanan, serta

Lebih terperinci

ASKEP INFEKSI JANTUNG

ASKEP INFEKSI JANTUNG ASKEP INFEKSI JANTUNG Subroto, S.Kep.Ns.,M.Kep 1 ENDOKARDITIS Adl peny.infeksi o.k mikroorgsnisme pada endokard atau katub jantung. Infeksi endokarditis terjadi pada jantung yg sudah mengalami kerusakan.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG RANCANGAN PERKULIAHAN MATA AJAR. Keperawatan Medikal Bedah III KODE MATA AJAR WAT Koordinator Mata Ajar :

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG RANCANGAN PERKULIAHAN MATA AJAR. Keperawatan Medikal Bedah III KODE MATA AJAR WAT Koordinator Mata Ajar : UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG RANCANGAN PERKULIAHAN MATA AJAR Keperawatan Medikal Bedah III KODE MATA AJAR WAT.3.09 Koordinator Mata Ajar : Ns. Furaida Khasanah, Skep PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal adalah salah satu organ utama sitem kemih atau uriner (tractus urinarius) yang berfungsi menyaring dan membuang cairan sampah metabolisme dari dalam tubuh. Fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perkemihan merupakan salah satu sistem yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan industri, urbanisasi dan perubahan gaya hidup, peningkatan konsumsi kalori, lemak dan garam, peningkatan

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH

SILABUS MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH SILABUS MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH Kode Mata Kuliah : WAT.3.09 Nama Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah I Jumlah SKS : 5 (teori 1, 1, praktik laboratorium 1, praktik klinik 2) Semester :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat menurunkan daya tahan fisik penderitanya secara serius. Proses destruksi yang terjadi pula secara simultan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar/jaringan fibromuskular yang menyebabkan penyumbatan uretra pars

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar/jaringan fibromuskular yang menyebabkan penyumbatan uretra pars BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Benigna prostatic hyperplasia adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, yang disebabkan hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar/jaringan

Lebih terperinci

BAB III EFUSI PLEURA 1. DEFINISI 3,4 (1) Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar ml. a. Hidrotoraks b.

BAB III EFUSI PLEURA 1. DEFINISI 3,4 (1) Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar ml. a. Hidrotoraks b. BAB III EFUSI PLEURA 1. DEFINISI 3,4 Efusi pleura adalah penimbunan cairan pada rongga pleura (1) atau Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di

Lebih terperinci

5 Diabetes Mellitus Type II, E E11.8 Lab, Foto Thorax 90.59, , Rp

5 Diabetes Mellitus Type II, E E11.8 Lab, Foto Thorax 90.59, , Rp 0 = Tepat 1 = Tidak Tepat DAFTAR TILIK KETEPATAN PENGODEAN DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MILLITUS TYPE II DI RUMAH SAKIT UMUM MASSENREMPULU KABUPATEN ENREKANG BULAN SEPTEMBER-NOVEMBER 2015 Ketepatan 1 2 Diabetes

Lebih terperinci

Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - -

Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - - Nama Tertanggung* No KTP / SIM / Paspor / KITAS* (copy harap dilampirkan) Kewarganegaraan * WNI WNA Status Perkawinan Kawin Belum Kawin Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - - Alamat (sesuai

Lebih terperinci

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu sendiri, keadaan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ yang terbentuk seperti kacang, berwarna merah tua, terletak dikedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal terlindungi dengan baik dari trauma langsung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Bedah 1.1. Definisi Bedah Pembedahan atau operasi adalah tindak pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.

Lebih terperinci

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun 2016 RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan PENULISAN DIAGNOSA DAN TINDAKAN LENGKAP DAN SPESIFIK KETEPATAN KODING INA-CBG YANG

Lebih terperinci

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT PERTOLONGAN GAWAT DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT Keadaan gawatdarurat sering terjadi pada jemaah haji di Arab Saudi. Keterlambatan untuk mengidentifikasi dan memberikan pertolongan yang tepat dan benar dapat

Lebih terperinci

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) DEFENISI PDA kegagalan menutupnya duktus arteriosus ( arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal ) pd minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah

Lebih terperinci

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT VENTRIKEL SEPTAL DEFECT 1. Defenisi Suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan 2. Patofisiologi Adanya defek ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh secara baik. Berbagai fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostatic dengan mengatur

Lebih terperinci

Formulir Pernyataan Kesehatan

Formulir Pernyataan Kesehatan Nomor Formulir Pernyataan Kesehatan INFORMASI PENTING Siapa yang bisa mengisi Formulir Pernyataan Kesehatan ini? Surat Pernyataan dan kuasa ini harus diisi oleh Informasi apa saja yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan. melahirkan. Rumah sakit dituntut lebih profesional dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan. melahirkan. Rumah sakit dituntut lebih profesional dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Jl. Jend. A. Yani No. 51 (0357) 881410 Fax. 883818 Pacitan 63511 Website : http://rsud.pacitankab.go.id, Email : rsud@pacitankab.go.id KEPUTUSAN DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi karena kehamilan adalah kenaikan tekanan diastolik 15 mmhg atau > 90 mmhg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmhg. Tanda

Lebih terperinci

Ekspertise Efusi Pleura

Ekspertise Efusi Pleura Ekspertise Efusi Pleura Pembimbing : dr. Rachmat Mulyana Memet, Sp. Rad Oleh : Jayyidah Afifah 2010730055 Identitas : Tn. S/LK/70thn Marker : L Tanggal : 3 Desember 2013 Posisi : PA Jenis foto : Foto polos

Lebih terperinci

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung Wantiyah Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tentang arteri koroner 2. Menguraikan konsep keteterisasi jantung: pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, prosedur, hal-hal yang harus diperhatikan 3. Melakukan

Lebih terperinci

KRITERIA GAWAT DARURAT NO. BAGIAN

KRITERIA GAWAT DARURAT NO. BAGIAN Lampiran KRITERIA GAWAT DARURAT NO. BAGIAN DIAGNOSA I ANAK 1 Anemia sedang / berat 2 Apnea / gasping 3 Bayi ikterus, anak ikterus 4 Bayi kecil/ premature 5 Cardiac arrest / payah jantung 6 Cyanotic Spell

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PW212 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PW212 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PW212 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 Dosen: Suci Tuty Putri, S.Kep.,Ners., M.Kep Upik Rahmi,S.Kp., M.Kep Sri Sumartini, S.Kp.,M.Kep Budi Rustandi, S.Kep.,Ners.,M.Kep PROGRAM

Lebih terperinci

SILABI MATA KULIAH. Silabi D III Keperawatan

SILABI MATA KULIAH. Silabi D III Keperawatan Program studi : Prodi D.III Keperawatan Kode Mata Kuliah : Kep. 4 0 2 3 2 Nama Mata Kuliah : Keperawatan Anak I B Jumlah SKS : 2 SKS ( T =1 SKS, P=1 SKS ) Semester : Empat Mata Kuliah Pra Syarat : KDM,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas. Akhir-akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2011). dibagian perut mana saja (Dorland, 1994 dalam Surono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2011). dibagian perut mana saja (Dorland, 1994 dalam Surono, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan di tangani. Pembukaan bagian

Lebih terperinci

Ringkasan Transaksi. Tahun Usia Premi yang dibayar Total Premi Penambahan Penarikan Keterangan

Ringkasan Transaksi. Tahun Usia Premi yang dibayar Total Premi Penambahan Penarikan Keterangan Ringkasan Transaksi Tahun Usia Premi yang dibayar Total Premi Penambahan Penarikan Keterangan 1 11 300,000,000 300,000,000 5,000,000,000 0 2 12 300,000,000 600,000,000 5,000,000,000 0 3 13 300,000,000

Lebih terperinci

Ringkasan Transaksi. Tahun Usia Premi yang dibayar Total Premi Penambahan Penarikan Keterangan

Ringkasan Transaksi. Tahun Usia Premi yang dibayar Total Premi Penambahan Penarikan Keterangan Ringkasan Transaksi Tahun Usia Premi yang dibayar Total Premi Penambahan Penarikan Keterangan 1 5 160,000,000 160,000,000 5,000,000,000 0 2 6 160,000,000 320,000,000 0 0 3 7 160,000,000 480,000,000 0 160,000,000

Lebih terperinci

Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak

Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak Haryson Tondy Winoto, dr,msi.med. Sp.A Bag. IKA UWK ANATOMI & FISIOLOGI GINJAL pada bayi dan anak Nefrogenesis : s/d 35 mg fetal stop Nefron : unit fungsional terkecil

Lebih terperinci

Gagal Ginjal Kronis. 1. Apa itu Gagal Ginjal Kronis?

Gagal Ginjal Kronis. 1. Apa itu Gagal Ginjal Kronis? Gagal Ginjal Kronis Banyak penyakit ginjal yang tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda gangguan pada kesehatan. Gagal ginjal mengganggu fungsi normal dari organ-organ tubuh lainnya. Penyakit ini bisa

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA PESERTA BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS

ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA PESERTA BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA PESERTA BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS Lidia Shafiatul Umami 1, Budi Palarto Soeharto 2, Diah Rahayu Wulandari 2 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu

Lebih terperinci

Epistaksis dapat ditimbulkan oleh sebab lokal dan sistemik.

Epistaksis dapat ditimbulkan oleh sebab lokal dan sistemik. LAPORAN KASUS RUMAH SAKIT UMUM YARSI II.1. Definisi Epistaksis adalah perdarahan dari hidung yang dapat terjadi akibat sebab lokal atau sebab umum (kelainan sistemik). II.2. Etiologi Epistaksis dapat ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 3.1. Decision Support System Decision Support System (DSS) atau sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang BAB I 1.1 Latar Belakang Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal dengan aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan. Hal ini mengakibatkan atrium bekerja terus

Lebih terperinci

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi, Fungsi normal kandung kemih adalah mengisi dan mengeluarkan urin secara terkoordinasi dan terkontrol. Aktifitas koordinasi ini diatur oleh sistem saraf pusat dan perifer. Neurogenic bladdre adalah keadaan

Lebih terperinci

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY DEFINISI Kardiomiopati (cardiomyopathy) adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi

Lebih terperinci

REFLEKSI DIRI MINGGU I

REFLEKSI DIRI MINGGU I REFLEKSI DIRI MINGGU I Periode : : Bukti kegiatan : Logbook Refleksi diri : 1. Pembelajaran apa yang anda dapatkan pada kegiatan kepaniteraan klinik radiologi ini? Nilai- nilai apa yang saudara dapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Typhoid atau Typhus Abdominalis adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. Typhi dengan masa tunas 6-14

Lebih terperinci

panduan praktis Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat Medis di Faskes yang Tidak Bekerjasama Dengan BPJS Kesehatan

panduan praktis Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat Medis di Faskes yang Tidak Bekerjasama Dengan BPJS Kesehatan panduan praktis Penjaminan Pelayanan Kesehatan Darurat Medis di Faskes yang Tidak Bekerjasama Dengan BPJS Kesehatan 08 02 panduan praktis Penjaminan Pelayanan Kesehatan Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang

Lebih terperinci

Formulir Pernyataan Kesehatan dan Perubahan Data Polis PENTING :

Formulir Pernyataan Kesehatan dan Perubahan Data Polis PENTING : Formulir Pernyataan Kesehatan dan Perubahan Data PENTING : 1. Formulir Pernyataan Kesehatan ini wajib diisi oleh dan atau dengan huruf cetak dan mohon untuk menandatangani setiap koreksi penulisan/pengisian

Lebih terperinci

Diagnostic Radiology. Thorax-Mediastinum. Disusun oleh JB.Prasodjo.dr.,Sp.Rad. SMF.Ro.FKUNS/RSDM

Diagnostic Radiology. Thorax-Mediastinum. Disusun oleh JB.Prasodjo.dr.,Sp.Rad. SMF.Ro.FKUNS/RSDM Diagnostic Radiology Thorax-Mediastinum Disusun oleh JB.Prasodjo.dr.,Sp.Rad. SMF.Ro.FKUNS/RSDM Proyeksi Thorax PA Pasien berdiri tegak Obyek menempel film Scapula terlempar ke lat Sinar tegak lurus obyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung, seorang pasien harus memiliki tampilan berupa gejala gagal. gangguan fungsi struktur atau fungsi jantung saat istirahat.

BAB I PENDAHULUAN. jantung, seorang pasien harus memiliki tampilan berupa gejala gagal. gangguan fungsi struktur atau fungsi jantung saat istirahat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gag adah sindrom klinis yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi. 1 Untuk dapat didiagnosis sebagai gag, seorang pasien harus memiliki tampilan berupa geja

Lebih terperinci

Negara Asal (bagi WNA)

Negara Asal (bagi WNA) Customer Care Centre AXA Tower lt. GF Jl. Prof. Dr. Satrio Kav.18, Kuningan City Jakarta 12940, Indonesia Tel : +62 21 3005 9005 Fax : +62 21 3005 9008 Email : customer@axa-insurance.co.id Nama Tertanggung*

Lebih terperinci

Koordinator. Esi Afriyanti, S.Kp, M.Kes

Koordinator. Esi Afriyanti, S.Kp, M.Kes RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH: KEPERAATAN SISTEM KARDIOVASKULAR Koordinator Esi Afriyanti, S.Kp, M.Kes PROGRAM STUDI S1 KEPERAATAN FAKULTAS KEPERAATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Terimakasih atas partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Terimakasih atas partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini. LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Samsinar / 1211211114 adalah mahasiswa fakultas keperawatan Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian Kejadian Dekubitus Pada Pasien yang Dirawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik merupakan suatu proses patologis karena hilangnya sebagian besar nefron fungsional yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara progresif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kumpulan gejala klinis

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kumpulan gejala klinis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kumpulan gejala klinis pasien dengan tampilan seperti sesak nafas saat istirahat atau aktifitas, kelelahan, edema tungkai,takikardia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba. intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme.

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba. intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Urosepsis merupakan respon sistemik terhadap infeksi dimana pathogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi proses aktivitas proses inflamasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan adalah bagian dari pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang terus berlanjut, dengan bertambahnya umur, maka organorgan tubuh akan mengalami penuaan dan penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya

Lebih terperinci

Penyakit pada Lansia. Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI

Penyakit pada Lansia. Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI Penyakit pada Lansia Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI Semua penyakit ada obatnya kecuali menjadi tua Patofisiologi Penyakit-penyakit yang Berhungan dengan Usia Lanjut

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1438/Menkes/per/IX/ 2010 tentang standar pelayanan kedokteran Bab V pasal 10 ayat 4 berbunyi:

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1438/Menkes/per/IX/ 2010 tentang standar pelayanan kedokteran Bab V pasal 10 ayat 4 berbunyi: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kardiovaskuler saat ini menempati urutan pertama penyebab kematian di dunia yaitu (12,8%), negara maju 15.6% dan di negara berkembang 13,7%, (WHO,

Lebih terperinci

Nurcholid Umam Kurniawan

Nurcholid Umam Kurniawan Nurcholid Umam Kurniawan CHANGES IN CIRCULATIONAFTER BIRTH Shift of blood flow for gasexchange from placenta to the lungs 1.Interruption of the umbilical cord Increase of SVR Closure of ductusvenosus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat selama ini menganggap penyakit yang banyak mengakibatkan kematian adalah jantung dan kanker. Sebenarnya penyakit gagal ginjal juga dapat mengakibatkan kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kronik atau disebut chronic kidney disease(ckd). Chronic kidney disease

BAB I PENDAHULUAN. kronik atau disebut chronic kidney disease(ckd). Chronic kidney disease BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik adalah Penyakit yang bisa timbul karena kerusakan pada filtrasi dan sekresi ginjal akan berujung pada gagal ginjal kronik atau disebut chronic kidney

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal ginjal kronik atau CKD (Chronic Kidney Disease) merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan ireversibel (Wilson, 2005) yang ditandai dengan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sistem Perkemihan Kode Mata Kuliah / SKS : KEP 544 / 2 SKS Tingkat / Semester : II / IV Pertemuan Ke : 1 Waktu pertemuan : 1 x 2 jam A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

PERTEMUAN MINGGU 19 DISEASES OF CARDIOVADCULAR (PENYAKIT JANTUNG-PEMBULUH)

PERTEMUAN MINGGU 19 DISEASES OF CARDIOVADCULAR (PENYAKIT JANTUNG-PEMBULUH) PERTEMUAN MINGGU 19 DISEASES OF CARDIOVADCULAR (PENYAKIT JANTUNG-PEMBULUH) Pendahuluan Sistem sirkulasi ini meliputi,organ jantung, arteri, vena, dan kelenjar limfa. Klasifikasi pada bab ini berdasarkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MASALAH PASIEN DI POLIKLINIK PENYAKIT DA- LAM RSUP SANGLAH, DENPASAR

KARAKTERISTIK MASALAH PASIEN DI POLIKLINIK PENYAKIT DA- LAM RSUP SANGLAH, DENPASAR KARAKTERISTIK MASALAH PASIEN DI POLIKLINIK PENYAKIT DA- LAM RSUP SANGLAH, DENPASAR Ni Luh Putu Inca Buntari Agustini, I Gede Putu Darma Suyasa, I Ketut Widia Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali Jalan Tukad

Lebih terperinci

Program Asuransi SmartLink: Flexi Account Plus

Program Asuransi SmartLink: Flexi Account Plus Program Asuransi SmartLink Flexi Account Plus Dipersiapkan untuk Ibu. Ni Wayan Genik Nama Tertanggung Tanggal Lahir Jenis Kelamin Tanggal ilustrasi Asumsi cuti premi Cara Bayar Mata Uang Kelas pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit yang tergolong dalam non-communicable disease atau penyakit tidak menular (PTM) yang kini angka kejadiannya makin

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN BLOK UROPOETIKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN BLOK UROPOETIKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Versi : 1 Revisi : 0 Tanggal Revisi : Tanggal Berlaku : FM-UII-AA-FKA-05/R1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN BLOK UROPOETIKA Fakultas/Jurusan/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008). Dikehidupan sehari hari yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk asalnya atau dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi. Ekskresi di sini merupakan hasil

Lebih terperinci