TUGAS ARTIKEL TOPIK : PENULISAN PENYEBAB KEMATIAN BERDASARKAN ICD 10 & KEPENTINGAN HUKUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS ARTIKEL TOPIK : PENULISAN PENYEBAB KEMATIAN BERDASARKAN ICD 10 & KEPENTINGAN HUKUM"

Transkripsi

1 TUGAS ARTIKEL TOPIK : PENULISAN PENYEBAB KEMATIAN BERDASARKAN ICD 10 & KEPENTINGAN HUKUM OLEH: KELOMPOK 6 KADEK SOGA PRAYADITYA PUTRA PUJI NURHIDAYATI MELINDA EKA SUSILARINI IDA BAGUS INDRA NUGRAHA S. NI PUTU GALUH MEGANTARI E. IDA AYU KRISNAYANTI H1A H1A H1A H1A H1A H1A FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat hidayah-nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Penugasan artikel sebagai salah satu bagian dari aspek dari penilaian pada Blok Tahap-Tahap Kehidupan ini. Penugasan artikel kami berjudul Penulisan Penyebab Kematian berdasarkan ICD 10 & Kepentingan Hukum. Membaca temanya, sudah cukup jelas bahwa materi yang akan dibahas berkaitan dengan bagaimana prosedur dari penulisan penyebab kematian berdasarkan ICD 10 dan kepentingan hukum. Di dalam laporan ini, akan dibahas mengenai penjelasan tentang pengkodeandari ICD 10 itu dan bagaimana prosedurnnya. Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan, baik dalam hal penulisan maupun materi yang disampaikan. Untuk itu, kami mohon kritik serta saran yang membangun agar kami dapat memperbaikinya pada kesempatan selanjutnya. Kami berharap laporan ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat positif bagi pembaca. Mataram, 13 Desember 2011 Penyusun: (Kelompok 6) 2

3 DAFTAR ISI Judul. 1 Kata pengantar 2 Daftar isi. 3 BAB I Pendahuluan. 4 BAB II Pembahasan. BAB III kesimpulan. Daftar pustaka. 3

4 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Untuk mencapai tujuan pembelajaran pada semester 3 blok 9, Blok Tahap Tahap kehidupan, banyak kegiatan dan pembelajaran yang kami lalui sesuai dengan kurikulum yang berlaku, diantaranya adalah penugasan artikel. Penugasan artikel merupakan salah satu tekhnik pembelajaran agar mahasiswa dapat menguasai ilmu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang sarjana kedokteran, disamping sarana pembelajaran lain seperti tutorial, kuliah, kunjungan lapangan, praktikum dan lain-lain. Kegiatan penugasan artikel ini dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok wajib mencari dan membuat laporan sengan masing masing 3 judul. Laporan penugasan artikel tersebut sudah harus dikumpulkan 3 hari sebelum persentasi artikel pada minggu ketiga dan keempat. 4

5 Penulisan penyebab kematian berdasarkan ICD 10 dan kepentingan hukum Definisi ICD (international classification of diseases) merupakan klasifikasi diagnostic standar internasional bagi kebutuhan manejerial kesehatan dan epidemiologi. Kebutuhan menejerial ini mencakup situasi kesehatan umum kelompok kelompok populasi serta pemantauan insidensi dan prevalensi penyakit dan kesehatan lain yang berkaitan dengan variable lain seperti karakteristik dan keadaan individu yang terkena. International Classification of Diseases (ICD) adalah suatu sistem pengelompokan penyakit berdasarkan pendekatan multiaksial yang telah ditentukan yang dilakukan oleh WHO. Tujuan dari ICD ini adalah untuk melakukan pencatatan, analisis, interpretasi dan membandingkan secara sistematik kejadian dan kematian akibat penyakit dari banyak negara pada waktu yang berbeda. Sudah selayaknya semua data yang mencatat diagnosis penyakit mengikuti tata cara koding dari ICD. Dalam perkembangannya, klasifikasi penyakit yang tertuang dalam ICD mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sehingga bertambah lengkap dan sempurna seiring dengan makin canggihnya pemeriksaan untuk menunjang penetapan diagnosis. Edisi pertama ICD dinamakan international list of death diadopsi oleh international statistical institute pada tahun WHO mengambil alih pengelolaan ICD sejak edisi keenam yang untuk pertama kalinya mencakup data morbiditas pada tahun ICD-9 diterbitkan pada tahun 1977 dan ICD 10 pada tahun 1992 oleh WHO. ICD 10 mulai digunakan oleh Negara Negara anggota WHO pada tahun ICD digunakan untuk mengklasifikasikan penyakit dan masalah kesehatan lain untuk dicatat pada berbagai tipe rekam kesehatan dan vital, termasuk sertifikat kematian dan rekam medik rumah sakit. Selain memungkinkan pengambilan dan penyimpanan kembali informasi diagnostic untuk kebutuhan klinik dan epidemiologis, perekaman ini juga merupakan basis pengumpulan statistik mortalitas dan morbiditas oleh Negara Negara anggota WHO. 5

6 TUJUAN : 1. Mempermudah perekaman sistematis, untuk analisis, interpretasi, komparasi data morbiditas/mortalitas 2. Menerjemahkan diagnosis penyakit & masalah kesehatan lain kode alfanumerik IMPLEMENTASI ICD-10 WHO dalam sidang World Health Assembly ke-43 telah menetapkan ICD-10 sebagai pedoman klasifikasi internasional tentang penyakit edisi terbaru yang harus dipakai oleh seluruh negara anggotanya. Di Indonesia telah ditetapkan berlakunya ICD-10 untuk pedoman klasifikasi penyakit melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 50/MENKES/SK/I/1998 tentang Pemberlakuan Klasifikasi Statistik Internasional Mengenai Penyakit Revisi ke-sepuluh tertanggal 13 Januari PERUBAHAN/PERBEDAAN ANTARA ICD-9 & ICD-10 No. Perbedaan ICD-9 ICD Volume Buku 2 Volume 3 Volume 2. Jumlah Bab 17 Bab inti 21 Bab 3. Karakter kode Numerik Alfa-numerik 6

7 VOLUME ICD-10 Volume 1 : Klasifikasi Utama Isi : morfologi neopl, daft. tabulasi khusus, aturan nomenklatur Volume 1 berisikan klasifikasi yang menunjukkan kategori-kategori di mana suatu diagnosis akan dialokasikan guna mempermudah penyortiran dan penghitungan data untuk tujuan statistik. Volume tersebut juga dilengkapi dengan definisi-definisi dari isi tiap kategori, subkategori dan item dalam daftar tabulasi. Volume 2 : Pedoman penggunaan Isi : sejarah, instruksi, penggunaan Volume 2 berisikan deskripsi tentang sejarah ICD berikut struktur dan prinsip klasifikasi; aturan-aturan yang berkaitan dengan koding morbiditas dan mortalitas; presentasi statistik serta petunjuk praktis bagi pengguna ICD agar dapat memanfaatkan klasifikasi yang ada sebaik-baiknya. Pengetahuan dan pemahaman tentang tujuan dan struktur ICD sangat penting artinya bagi statistisi dan analis informasi kesehatan, serta petugas koding (koder). Volume 3 : Indeks alfabetik Sect I : Diseases & nature of injury Bagian I berisikan semua terminologi yang terklasifikasi dalam Bab I-XIX dan Bab XXI, kecuali obat-obatan dan zat kimia lain Sect II : External causes of injury Bagian II merupakan indeks dari sebab luar morbiditas dan mortalitas; berisikan semua terminologi yang terklasifikasi dalam Bab XX, kecuali obat-obatan dan zat kimia lain 7

8 Sect III: Table of drugs & chemicals Pendahuluan dalam Volume 3 berisikan instruksi tentang penggunaan volume tersebut yang merupakan indeks alfabetik dari ICD-10. Instruksi ini harus dimengerti dengan baik sebelum mulai meng-kode Bagian III, Tabel obat-obatan dan zat kimia lain, berisikan masing-masing substansi yang digunakan dalam koding keracunan dan efek samping obat yang ada dalam Bab XIX dan kode dalam Bab XX yang menunjukkan apakah keracunan tersebut tidak sengaja dilakukan, sengaja (menyakiti diri-sendiri), tak ditentukan atau merupakan efek samping dari substansi yang telah diberikan secara benar. Contoh : Berikut diperlihatkan contoh pengkodean ICD 10 untuk migraine, salah satu tipe nyeri kepala primer yang cukup sering didapatkan dalam praktek klinik. Untuk memudahkan pengguna pada tiap kelompok klasifikasi penyakit, kode dengan decimal 8 digunakan untuk other dan kode decimal 9 untuk unspecified. Untuk fasilitas kesehatan yang sederhana dengan kemampuan medis petugas kesehatan yang terbatas, pengkodean kode penyakit seringkali dilakukan tanpa digit decimal. Contoh petikan pengkodean dan klasifikasi penyakit dengan ICD 10 Tabel 7.1 8

9 Sebab kematian studi mortalitas SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) 2001 dicatat pada sertifikat kematian umum atau sertifikat kematian perinatal. Sejak SKRT 1995, tata cara koding diagnosis sebab kematian pada studi mortalitas telah menggunakan ketentuan sesuai ICD-10, dimana penyakit dan masalah kesehatan lain dikelompokkan ke dalam 21 bab, dengan rincian: Daftar 1. Klasifikasi Penyakit Menurut Bab dalam ICD-10 No. Nama Bab Kode Bab I Certain infectious and parasitic diseases A00-B99 II Neoplasm C00-D48 III Diseases of the blood and blood-forming organs and certain disorders involving the immune mechanism D50-D89 9

10 IV Endocrine, nutritional and metabolic diseases E00-E90 V Mental and behavioral disorders F00-F99 VI Diseases of the nervous sistem G00-G99 VII Diseases of the eye and adnexa H00-H99 VIII Diseases of the ear and mastoid process H60-H95 IX Diseases of the circulatory sistem I00-I99 X Diseases of the respiratory sistem J00-J99 XI Diseases of the digestive sistem K00-K93 XII Diseases of the skin and subcutaneous tissue L00-L99 XIII Diseases of the musculoskeletal sistem and connective tissue M00-M99 XIV Diseases of the genitourinary sistem N00-N99 XV Pregnancy, childbirth and the puerperium O00-O99 XVI Certain conditions originating in the perinatal period P00-P96 XVII Congenital malformations, deformations and chromosomal abnormalities Q00-Q99 XVIII Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings, not elsewhere classified R00-R99 XIX Injury, poisoning and certain other consequences of external causes S00-T98 XX External causes of morbidity and mortality V01-Y98 XXI Factors influencing health status and contact with health services Z00-Z99 10

11 Bab XV khusus untuk penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kematian maternal yaitu kematian yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Di dalam bab ini sebab kematian maternal dibedakan antara: Sebab kematian secara langsung berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan masa nifas (O00-O97) dan Sebab kematian tidak langsung yaitu disebabkan karena penyakit infeksi, penyakit sistem sirkulasi (Jantung), penyakit sistem pernapasan, anemia yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan, dan masa nifas (O98-O99). Tiap bab terdiri dari beberapa blok dimana masing-masing blok merupakan kumpulan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Tiap-tiap blok terdiri dari beberapa penyakit dan gangguan kesehatan lainnya yang mempunyai 3 kode karakter. Beberapa kategori 3 karakter terbagi lagi dalam kategori 4 karakter yang menguraikan secara lebih rinci tentang penyakit dan gangguan kesehatan lainnya seperti menguraikan letak anatomis, komplikasi, sifat dan lain lain. Untuk beberapa keadaan bahkan sampai dengan 5 karakter (contoh patah tulang). Di bawah ini akan disebutkan beberapa contoh: Penyakit Infeksi dan Parasit (A00-B99) Bab Penyakit Infeksi Intestinal (A00-A09)..Blok Tuberculosis (A15-A19)...Blok Cholera (A00).. Kategori 3 karakter Typhoid dan paratyphoid fever.....kategori 3 karakter Typhoid fever...kategori 4 karakter Daftar 2. Level Koding ICD-10 11

12 Dalam ICD-10, diagnosis penyakit dapat mempunyai 2 kode, yaitu kode sebagai penyakit utama (underlying diseases) dan kode sebagai manifestasi organ yang terkena penyakit. Dalam ICD, kode untuk underlying diseases diberi tanda dengan + (dagger) dan untuk manifestasi organ yang terkena penyakit diberi tanda * (asteric). Untuk kepentingan studi mortalitas prioritas diberikan pada underlying diseases/etiologi daripada manifestasi organ. Sebagai contoh, diagnosis sebab kematian adalah Meningitis tuberkulosa, maka kode ICD yang dipilih adalah A (Tuberculosis of nervous system) bukan G01* (Meningitis in bacterial diseases classified elsewhere). PENETAPAN DIAGNOSIS SEBAB KEMATIAN Sebab kematian adalah semua penyakit, keadaan sakit atau cedera yang menyebabkan atau berperan pada terjadinya kematian, dan keadaan kecelakaan atau kekerasan yang mengakibatkan cedera. Dalam definisi ini tidak termasuk gejala dan cara kematian seperti gagal jantung atau gagal pernafasan. 12

13 Ada 2 sertifikat kematian, yaitu sertifikat kematian umum untuk kematian yang berumur 8 hari ke atas dan sertifikat kematian perinatal untuk kematian janin dengan usia kehamilan 22 minggu sampai dengan umur 7 hari termasuk lahir mati. Ulasan selanjutnya adalah mengenai sertifikat kematian umum, dan penetapan diagnosis untuk kematian yang berumur 8 hari ke atas. Berikut ini adalah contoh sertifikat medis yang dipakai untuk sebab kematian umum (Gambar 1) dan kematian perinatal (Gambar 2) yang dipakai secara international oleh WHO : Gambar 1. International Form of Medical Certificate of Cause of Death Kolom yang disebelah kanan berisi keterangan kira-kira lama waktu antara timbulnya penyakit sampai orang tersebut meninggal untuk setiap penyakit/keadaan pada Ia, Ib, Ic, Id. Bagian ini membantu menempatkan sebab kematian secara benar pada tempatnya. Sertifikat sebab kematian umum (lihat Gambar 1) dalam bagian I atau II merupakan penyakit, cedera, atau komplikasi suatu penyakit. Cara kematian seperti gagal jantung, gagal napas dihindari sebagai penyebab kematian, karena tidak memberikan informasi yang baik dan tepat yang dapat digunakan bagi pengelola program kesehatan. 13

14 Dalam Sertifikat sebab kematian perinatal (lihat Gambar 2), data tentang ibu dan anak dibutuhkan, termasuk juga jumlah semua kelahiran dan kondisinya: lahir hidup, lahir mati, dan aborsi. Variabel lain yang diperlukan adalah adalah penolong persalinan dan cara melahirkan. Gambar 2. International Form of Medical Certificate of Cause of Perinatal Death 14

15 Sertifikat Kematian Umum Yang Dipakai Oleh Studi Mortalitas SKRT 2001 Untuk keperluan studi mortalitas sertifikat kematian umum mengacu pada International Form of Medical Certificate of Cause of Death ditambah dengan keterangan riwayat sakit sebelum meninggal dan lembar abstraksi gejala. Riwayat sakit sebelum meninggal: Bagian ini merupakan wawancara/ aloanamnesis dengan ART terdekat yang merawat almarhum yang sakit semasa hidupnya untuk mendapatkan keterangan tentang faktor risiko, keluhan utama, keluhan tambahan, 15

16 riwayat perjalanan penyakit, penyakit/kelainan yang pernah diderita, kecacatan/abnormalitas yang pernah diderita, riwayat berobat maupun pemeriksaan laboratorium yang mendukung penetapan diagnosis. Gejala-gejala yang ditemukan dirinci atas kapan mulainya, berapa lama, jenis dan sifat dari gejala tersebut, dan disusun secara kronologis. Khusus untuk kematian maternal, informasi pemeriksaan kehamilan, kesehatan selama hamil, proses persalinan, masa nifas, penolong persalinan sangat diperlukan untuk menegakan diagnosis. Lembar Abstraksi Gejala: Pengelompokan gejala-gejala yang ditemukan ke dalam lembar abstraksi. Setiap kelompok menunjukkan kumpulan gejala-gejala yang menunjang salah satu rantai penyebab kematian yang ditemukan pewawancara. Uraikan setiap gejala berdasar berapa lama gejala tersebut berlangsung, dan apabila memungkinkan dicatat jenis/sifat gejala tersebut. Format diagnosis sebab kematian pada sertifikat kematian sebagai berikut: I. Penyakit-penyakit yang perjalanan penyakitnya berhubungan langsung dengan sebab kematian. Dengan format ini diharapkan dokter menulis secara sistematis penyakit-penyakit yang menyebabkan kematian mulai dari penyebab kematian langsung (direct cause of death), penyakit perantara (intervening antecedent cause of death), sampai dengan penyebab utama (underlying cause of death). Untuk dapat mengisi secara berurutan penyakit/keadaan/cedera yang berperan pada kematian perlu ditentukan terlebih dahulu awal dari urutan peristiwa terjadinya sebab kematian. Awal dari urutan peristiwa tersebut disebut sebagai Underlying Cause of Death. Ia. Direct Cause of Death (Penyebab Kematian Langsung) Adalah penyakit yang secara langsung menyebabkan kematian. Contoh: 16

17 Penyebab kematian langsung adalah Pulmonary Embolism, penyebab perantara adalah Pathologikal Fracture dan Secondary Carcinoma of Femur, sedang penyebab kematian utama adalah Carcinoma of Breast. Ib & Ic. Intervening Antecedent Cause of Death (Penyebab Perantara) Adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya penyakit yang disebutkan pada Ia. Id. Underlying Cause of Death (Penyebab Utama) Adalah penyakit atau cedera yang merupakan awal dimulainya perjalanan penyakit menuju kematian atau keadaan kecelakaan/kekerasan/ keracunan yang menyebabkan cedera dan kematian. II. Penyakit/keadaan lain yang berperan terhadap kematian, tetapi tidak berhubungan dengan urutan peristiwa penyakit pada Bagian I. Contoh: Penyebab kematian langsung adalah Bronchopneumonia, penyebab kematian utama adalah Chronic Bronchitis, dan penyakit yang memperberat kesehatannya adalah Chronic Myocarditis. Contoh pengisian sertifikat kematian umum pada studi mortalitas: Riwayat sakit sebelum meninggal: Keluhan utama : kejang seluruh tubuh dan tidak sadarkan diri Keluhan tambahan: - Riwayat perjalanan penyakit: Almarhum hamil 8 bulan. Dua hari sebelum meninggal almarhum kejang seluruh tubuh kira-kira 15 menit dan pingsan. Keluarga memanggil dukun dan kemudian bidan, namun ibu masih tetap tidak sadarkan diri. Keesokan hari dibawa ke rumah sakit, diputuskan 17

18 untuk dioperasi, namun belum sempat dilaksanakan pasien telah meninggal. Satu bulan sebelum serangan kejang, kaki almarhum bengkak dan sering sakit kepala dan pandangan kabur, pernah berobat ke Puskesmas. Responden tidak mengetahui apakah almarhum menderita tekanan darah tinggi. Lembar abstraksi gejala: Lembar abstraksi gejala membantu menetapkan diagnosis sebab kematian dari beberapa kemungkinan diagnosis sebab kematian (diferensial diagnosis), dalam hal ini dibantu oleh buku Glossary Gejala Penyakit. Gejala Lamanya Jenis dan sifatnya Kejang 15 menit Seluruh tubuh Pingsan Kaki bengkak 15 menit 1 bulan Sakit kepala 1 bulan Seluruh kepala Pandangan kabur 1 bulan Sertifikat kematian l I a. - b. - c. - d. Eclampsia (O15) II a - b 18

19 Tata cara memilih sebab kematian umum Memakai Konsep Urutan Logik: Dua atau lebih keadaan yang dituliskan berturut-turut pada bagian I (pertama) sertifikat adalah penyakit/gangguan/cedera dimana masing-masing keadaan tersebut adalah penyebab yang dapat diterima dari penyebab yang sebelumnya. Contoh: I a. Hepatic Failure b. Bile duct obstruction c. (kosong, karena hanya satu sebab kematian perantara) d. Carcinoma of head of pancreas Urutan logik yang dilaporkan adalah: Hepatic Failure disebabkan oleh Bile Duct Obstruction dan obstruksi ini disebabkan oleh Carcinoma di pancreas. Dengan kata lain: Ca pancreas menyebabkan obstruksi empedu, obstruksi empedu menyebabkan kegagalan hati. Dengan demikian Ca Pancreas diambil sebagai Underlying Cause of Death karena Ca Pancreas adalah awal dari rangkaian perjalanan penyakit yang berakhir dengan kematian. Ca Pancreas ditempatkan pada bagian Id, Bile Duct Obstruction ditempatkan pada bagian Ib atau Ic sebagai penyakit perantara, Hepatic Failure ditempatkan pada bagian Ia sebagai penyebab langsung. Bila hanya terdapat satu sebab kematian maka sebab kematian ini dipilih untuk Underlying Cause of Death dan ditempatkan pada bagian Id, sedangkan untuk bagian lainnya Ia, Ib, Ic tidak diisi. Bila lebih dari satu sebab kematian maka pilihan sebab kematian dilakukan sesuai dengan konsep urutan logik Underlying Cause of Death yaitu penyakit utama yang merupakan dasar dimulainya perjalanan penyakit yang berakhirnya kematian. 19

20 Bila sebab kematian adalah cedera maka keadaan yang menyebabkan cedera (Chapter XX) dan sifat cedera (Chapter XIX) harus dituliskan. Pilihan sebab kematian untuk Underlying Cause of Death adalah penyebab cedera (Chapter XX). Contoh: Penyebrang jalan ditabrak truk, meninggal ditempat kejadian, dibawa ke RS terdekat dan oleh dokter dikatakan mengalami patah ke dua tulang tungkai atas, tulang lengan bawah kanan. Pada sertifikat kematian dicatat sebagai berikut: Ia. Traumatic Shock (T79) b. Multiple Fractures (S72) c. - d. Pedestrian Hit by Truck (V04) Bila ditemukan 2 rangkaian penyebab kematian, maka yang menjadi Underlying Cause of Death adalah keluhan utama dari rangkaian penyakit sebelum almarhum meninggal dan ditempatkan pada bagian Ia, sedangkan rangkaian penyakit lainnya ditempatkan pada bagian II. Contoh: Dari autopsi verbal ditemukan ada riwayat chronic rheumatic heart diseases, congestive heart failure, dan cirrhosis of the liver. Sebelum meninggal almarhum muntah darah/hematemesis. Pada sertifikat kematian dicatat sebagai berikut: I a. Oesophageal Varices (I85) b. - c. - d. Cirrhosis of the liver (K74) 20

21 Sertifikat Kematian Perinatal Yang Dipakai Pada Studi Mortalitas Skrt 2001 Awal dari urutan peristiwa sebab kematian Underlying Cause of Death pada kematian umum tidak dapat digunakan, karena pada kematian perinatal 2 individu dapat terlibat yaitu anak dan ibu, selain itu sebab/keadaan yang tidak berkaitan dengan sebab utama dari anak atau ibu juga dapat menyebabkan kematian. Untuk keperluan studi mortalitas, sertifikat kematian perinatal ditambah dengan keterangan riwayat sakit sebelum meninggal dan lembar abstraksi gejala. Pewawancara menulis keterangan responden pada bagian A, sedang bagian B dan C diisi tidak dihadapan responden. Riwayat sakit sebelum meninggal: Bagian ini merupakan wawancara/aloanamnesa dengan ART terdekat yang merawat almarhum/bayi yang meninggal yang sakit semasa hidupnya untuk mendapatkan keterangan baik dari almarhum/ bayi maupun keterangan dari ibu yang melahirkan. Keterangan keadaan bayi adalah usia bayi, riwayat/proses kelahiran (partus normal/dengan bantuan, letak bayi ketika lahir, tunggal/kembar, keadaan plasenta/ tali pusat, siapa yang menolong), berat ketika lahir, keadaan kesehatan bayi baru lahir, serta riwayat sakit selama 0-7 hari. Keterangan keadaan ibu adalah mengenai kesehatan ibu selama hamil, riwayat antenatal care, imunisasi, semua informasi mengenai ibu yang berhubungan dengan kesehatan janin dicatat. Gejalagejala yang ditemukan pada janin/bayi dirinci lamanya, jenis dan sifat dari gejala disusun secara kronologis untuk menetapkan diagnosis. Lembar Abstraksi Gejala: Pengelompokan gejala-gejala yang ditemukan ke dalam lembar abstraksi. Setiap kelompok menunjukkan kumpulan gejala-gejala yang menunjang salah satu rantai penyebab kematian yang ditemukan pewawancara. Uraikan setiap gejala berdasar berapa lama gejala tersebut berlangsung, dan apabila memungkinkan dicatat jenis/sifat gejala tersebut. Format diagnosis sebab kematian pada sertifikat kematian perinatal sebagai berikut: (a). Penyakit atau keadaan janin/bayi utama sehingga menyebabkan kematian. 21

22 (b). Penyakit atau keadaan janin/bayi lain yang menyebabkan kematian. (c). Penyakit atau keadaan ibu utama yang mempengaruhi kematian janin/bayi. (d). Penyakit atau keadaan ibu lain yang turut mempengaruhi kematian janin/bayi. (e). Keadaan relevan lain yang menyebabkan kematian janin/bayi, tetapi tidak berkaitan dengan penyakit atau keadaan janin/bayi atau ibu, misalnya bersalin tanpa penolong. Contoh pengisian sertifikat kematian perinatal pada studi mortalitas: Riwayat sakit sebelum meninggal Keadaan bayi: Bayi laki-laki lahir kurang bulan (7 bulan), di Puskesmas, berat badan bayi 2000 gram. Ari-ari kecil, lengkap. Bayi dirujuk ke RS PMI Bogor. Dirawat 4 hari di RS, karena kehabisan biaya dibawa pulang ke rumah. Setelah 1 hari di rumah bayi meninggal. Keadaan ibu: waktu hamil ibu tidak sehat tidak ada nafsu makan, penambahan berat badan hanya 4 kg, ANC di Puskesmas, tekanan darah normal. Lembar abstraksi gejala Gejala Lamanya Jenis dan sifatnya Penyakit utama janin/bayi Premature dan BBLR 7 bulan Penyakit utama ibu Ibu PEM 7 bulan Penambahan BB 4 kg Sertifikat Kematian 22

23 (a) Disorders related to short gestation and low birth weight (P07) (b) - (c) Fetus and newborn affected by maternal nutritional disorders (P00.4) (d) - Definisi dan peraturan diagnosis kematian perinatal Penyakit atau keadaan janin utama sehingga menyebabkan kematian adalah suatu keadaan patologis pada janin yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap kematian janin/bayi tersebut. Penyakit/kelainan utama pada janin/bayi dicantumkan dalam (a). Seperti kematian umum, cara meninggal seperti gagal jantung, asphyxia atau anoxia, prematuritas tidak boleh dicatat sebagai diagnosis di dalam bagian ini, kecuali keadaan tersebut merupakan satu-satunya penyebab kematian yang diketahui. Penyakit atau keadaan ibu utama yang mempengaruhi kematian bayi adalah penyakit atau keadaan ibu yang paling besar pengaruhnya terhadap janin/bayi. Penyakit/ kelainan utama pada ibu dicantumkan dalam (c). Penyakit/kelainan pada ibu yang menurut pendapat pemeriksa (dokter) juga dapat mempengaruhi keadaan janin/bayi, dicantumkan dalam (d). Keadaan yang ada hubungannya dengan kematian janin/bayi, tetapi tidak termasuk baik penyakit/kelainan pada ibu maupun pada janin/bayi, maka keadaan tersebut dicantumkan dalam (e), misalnya persalinan tanpa penolong. Pemberian kode sebab kematian perinatal Chapter XVI adalah Certain Conditions originating in the perinatal period. Chapter ini dipakai khusus untuk memberi kode sebab kematian yang terjadi pada masa perinatal (kehamilan 22 minggu sampai bayi berumur 7 hari). Kode P00-P04 (Keadaan janin dan bayi yang dipengaruhi oleh factor ibu dan komplikasi pada kehamilan dan persalinan), hanya dapat diletakkan pada (c) dan (d) 23

24 sebagai penyakit/kelainan pada ibu yang mempengaruhi janin/ bayi. Kode P00-P04 tidak boleh dicantumkan dalam (a) dan (b). Dalam (a) dan (b) boleh dicantumkan kode P lain diluar kode P00-P04, tetapi umumnya adalah kode P05-P96 (Keadaan perinatal) atau kode Q00-Q99 (Kelainan bawaan). Dalam (a) dan (c) hanya dapat dicantumkan satu diagnosis atau kode, tetapi dalam (b) dan (d) dapat dicantumkan lebih dari satu diagnosis atau kode. Dalam (e) biasanya tercantum keadaan yang relevan dengan kejadian kematian, tetapi tidak perlu diberi kode. Bila akan diberi kode maka pilihlah salah satu dari kelompok kode V01-Y98 (Chapter XX: Penyebab luar dari morbiditas dan mortalitas) atau kode Z00-Z99 (Chapter XXI: Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan). SIMPULAN Dari penjelasan yang kami bahas, dapat disimpulkan bahwa ICD-10 dipakai secara global untuk mengelompokan jenis penyakit dengan pengkodean yang tepat. Tujuan dari ICD-10 ini adalah untuk melakukan pencatatan, analisis, interpretasi dan membandingkan secara sistematik kejadian dan kematian akibat penyakit dari banyak negara pada waktu yang berbeda. Sistem ICD-10 yang dibuat oleh WHO ini sangat memudahkan kerja dalam bidang forensik kedokteran, terutama dalam penulisan sertifikat kematiannya. Semua telah diatur dalam sistem tersebut, sehingga dapat diterima oleh pihak yuridisme (hukum) terkait mengenai penulisan penyebab kematian tersebut. 24

25 Daftar Pustaka World Health Organization. (2004). International Classification of Diseases, Tenth Revision, volume 1 Geneva: WHO. Anonym. (2000). pencatatan dan pelaporan.( Dikases pada 11 Desember 2011 at pencatatan_dan_pelaporan.pdf ) Santoso, dian budi. ( 2010 ). pengembangan modul pembelajaran icd-10 pada e-learning terminologi medis. (diakses pada 14 desember 2011 at ) Rooney, Cleo. (2001). The implementation of ICD-10 for cause of death coding some preliminary results from the bridge coding study. (accesed on 14 december 2011 at /implementation-of-icd-10-for-mortality-data-in-england-and-wales-from-january pdf ) 25

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN UPTD PUSKESMAS SAMBUNG MACAN II Jalan Raya Timur km 15 Banaran Sambungmacan Sragen Telp (0351) 671294, Kode pos 57253 KEPUTUSAN KEPALA UPTD

Lebih terperinci

OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II)

OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II) OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II) Apakah Klasifikasi Penyakit? Penyakit diklasifikasikan atau dibuat dalam grup yang kriterianya sudah ditentukan Contoh kriteria: Etiologi Anatomi Umur Patofisiologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010 Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010 Yuniana Eka Pratiwi Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar Yuniana_EP@ymail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Umum: Mengetahui pola penyakit penyebab kematian dan besaran permasalahan kematian di masyarakat Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Umum: Mengetahui pola penyakit penyebab kematian dan besaran permasalahan kematian di masyarakat Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Studi Mortalitas adalah bagian dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang mengumpulkan data penyakit sebab kematian yang terjadi di masyarakat. Data kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa kompetensi pertama dari seorang petugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor pendukung terpenting. Di dalam Permenkes RI Nomor

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor pendukung terpenting. Di dalam Permenkes RI Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan pelayanan kesehatan, rekam medis menjadi salah satu faktor pendukung terpenting. Di dalam Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG Pelaksanaan pengodean dilakukan oleh seorang profesional perekam medis dengan menggunakan standar klasifikasi

LATAR BELAKANG Pelaksanaan pengodean dilakukan oleh seorang profesional perekam medis dengan menggunakan standar klasifikasi KESESUAIAN HASIL PENENTUAN PENYEBAB KEMATIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN ATURAN DALAM ICD-10 DI RUMAH SAKIT UMUM DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010 Faqih Addin Saputra 1, Rano Indradi Sudra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan secara dini komplikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam Medis menurut PERMENKES No. 269/MENKES/PER/2008 adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, penngobatan yang telah diberikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan pelayanan kesehatan, rekam medis menjadi salah satu faktor pendukung terpenting. Dalam Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Resa Valentri*, Dessy Hertati, Nobella Kristia Angelina Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7

Lebih terperinci

SISTEM DAGGER ( ) & SISTEM ASTERISK (*)

SISTEM DAGGER ( ) & SISTEM ASTERISK (*) SISTEM DAGGER ( ) & SISTEM ASTERISK (*) + other optional dual coding By : ARIS SUSANTO INTRODUCE * ICD 9 memperkenalkan suatu sistem yang tetap dilanjutkan pada ICD 10 berupa 2 kode untuk penyataan diagnosa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

TINGKAT AKURASI KODEFIKASI MORBIDITAS RAWAT INAP GUNA MENUNJANG AKURASI PELAPORAN DI BAGIAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT CAHYA KAWALUYAN. Rudy J Mandels.

TINGKAT AKURASI KODEFIKASI MORBIDITAS RAWAT INAP GUNA MENUNJANG AKURASI PELAPORAN DI BAGIAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT CAHYA KAWALUYAN. Rudy J Mandels. TINGKAT AKURASI KODEFIKASI MORBIDITAS RAWAT INAP GUNA MENUNJANG AKURASI PELAPORAN DI BAGIAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT CAHYA KAWALUYAN Rudy J Mandels.,* Laurentius Calvin ** ABSTRAK Tingkat akurasi kodefikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN KEAKURATANKODE DIAGNOSIS DAN EXTERNAL CAUSE PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PASIEN RAWAT INAPDI RUMAH SAKIT DR. MOERWARDI PERIODE TAHUN

TINJAUAN KEAKURATANKODE DIAGNOSIS DAN EXTERNAL CAUSE PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PASIEN RAWAT INAPDI RUMAH SAKIT DR. MOERWARDI PERIODE TAHUN TINJAUAN KEAKURATANKODE DIAGNOSIS DAN EXTERNAL CAUSE PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PASIEN RAWAT INAPDI RUMAH SAKIT DR. MOERWARDI PERIODE TAHUN 2012 Carlina Mahardika Loka,Rano Indradi Sudra, M. Arief

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting, dalam upaya meningkatkan hal tersebut khususnya para ibu-ibu hamil dituntut untuk bekerja sama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai upaya pembangunan di bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi dan anak. Bayi menjadi fokus dalam setiap program kesehatan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko mengalami permasalahan pada sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Kematian perinatal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk diperhatikan. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan secara maksimal, sarana pelayanan kesehatan harus

Lebih terperinci

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG Retno Dwi Vika Ayu*), Dyah Ernawati**) *) Asri Medical Center Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu

Lebih terperinci

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian 2 22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian anemia di Kota Yogyakarta meningkat menjadi 25,38%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia merupakan yang tertinggi ASEAN dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan pertama kehidupan merupakan masa paling kritis dalam kelangsungan kehidupan anak. Dari enam juta anak yang meninggal sebelum ulang tahunnya yang ke lima di tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. representasi bagi data tersebut. Dalam bidang kesehatan, koding berarti

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. representasi bagi data tersebut. Dalam bidang kesehatan, koding berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Rumah sakit adalah sebuah institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan dengan tujuan memperbaiki kesehatan seluruh lapisan masyarakat dengan meliputi pelayanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA TAHUN 2013

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA TAHUN 2013 HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA TAHUN 2013 SKRIPSI OLEH: Yongky Gousario NRP : 1523011050 PRODI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan kebidanan meliputi Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan dari Pembangunan Kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan perkembangan pelayanan kesehatan, pemerintah sedang menggalakkan pelaksanaan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian ibu atau kematian menurut batasan dari The Tenth Revision of The International Classification of Diseases (ICD-10) adalah kematian wanita yang terjadi pada

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA Research of Science and Informatic V4.I1 (40-53)

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA Research of Science and Informatic V4.I1 (40-53) DATA MINING REKAM MEDIS UNTUK MENENTUKAN PENYAKIT TERBANYAK MENGGUNAKAN DECISION TREE C4.5 Yuli Mardi Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan, Jl. Gajah Mada No. 23 Padang email: adimardi@gmail.com Submitted:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahunnya, angka kehamilan dunia semakin meningkat. Pada tahun 1995 terjadi 209,5 juta kehamilan di dunia, yang kemudian meningkat menjadi 210,9 juta pada 2008

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014 Ady Muhammad Hartono, 1210218 Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., Mkes Pembimbing II: Winsa Husin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Huffman (1994) Berkas rekam medis sangat menentukan terciptanya laporan kesehatan yang valid, untuk itu proses penulisan, pengolahan, dan pelaporan rekam medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Untuk memenuhi hak masyarakat miskin dalam. agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Untuk memenuhi hak masyarakat miskin dalam. agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Untuk itu negara bertanggung jawab mengatur agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk dari upaya pembangunan di bidang kesehatan adalah peningkatan kesehatan ibu dengan program yang bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI).

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010) BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Asfiksia neonatal merupakan masalah global yang berperan dalam meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Insidensi asfiksia di negara maju 1,1 2,4 kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Morbiditas dan mortalitas ibu dan anak meningkat pada kasus persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Morbiditas dan mortalitas ibu dan anak meningkat pada kasus persalinan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Morbiditas dan mortalitas ibu dan anak meningkat pada kasus persalinan abnormal. Persalinan abnormal mengindikasikan adanya faktor komplikasi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kehamilan merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan. Komplikasi kehamilan merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu dan janin.

Lebih terperinci

Pola penyakit penyebab kematian di perkotaan dan pedesaan di Indonesia, Studi Mortalitas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001

Pola penyakit penyebab kematian di perkotaan dan pedesaan di Indonesia, Studi Mortalitas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 J Kedokter Trisakti Mei-Agustus 2003, Vol.22 No.2 Pola penyakit penyebab kematian di perkotaan dan pedesaan di Indonesia, Studi Mortalitas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 Sarimawar Djaja, Agus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asuhan komprehensif merupakan asuhan yang diberikan secara fleksibel, kreatif, suportif, membimbing dan memonitoring yang dilakukan secara berkesinambungan. Tujuan utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatkan kesehatan ibu adalah salah satu dari tujuan Millenium Development Goals ( MDGs ) yang diadopsi oleh komunitas internasional pada tahun 2000. Di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian dan kesakitan Ibu masih merupakan masalah kesehatan yang serius di negara berkembang. World Health Organisation (WHO) mencatat sekitar delapan juta perempuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ukuran keberhasilan suatu pelayanan kesehatan tercermin dari penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka terendah yang dapat dicapai sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan. dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan. dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian yang integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga pengembangan rumah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 Wachyu Amelia Dosen STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: amelia.wachyu@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia akibat kanker, baik pada pria maupun wanita di dunia. Di seluruh dunia, kematian akibat kanker paru sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010-2015 dilakukan pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Pemerintah memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat lama dan tempat terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peran sangat strategis dalam upaya mempercepat. peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia (Hatta, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peran sangat strategis dalam upaya mempercepat. peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia (Hatta, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki peran sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mutlak dibutuhkan oleh segenap lapisan masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan baik individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehamilan adalah perkembangan serta pertumbuhan janin saat berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur (ovum) dan sel sperma (spermatozoa)

Lebih terperinci

Jurnal Riset Kesehatan KEAKURATAN PENENTUAN KODE UNDERLYING CAUSE OF DEATH BERDASARKAN MEDICAL MORTALITY DATA SYSTEM DI RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2016

Jurnal Riset Kesehatan KEAKURATAN PENENTUAN KODE UNDERLYING CAUSE OF DEATH BERDASARKAN MEDICAL MORTALITY DATA SYSTEM DI RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2016 Jurnal Riset Kesehatan, 6 (1), 2017, 45-49 Jurnal Riset Kesehatan http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk KEAKURATAN PENENTUAN KODE UNDERLYING CAUSE OF DEATH BERDASARKAN MEDICAL MORTALITY

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RSUD DR. SOESILO KABUPATEN TEGAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RSUD DR. SOESILO KABUPATEN TEGAL SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RSUD DR. SOESILO KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Pada Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara di dunia memiliki konsep pemeriksaan kehamilan yang berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health Organisation (WHO) karena angka kematian ibu dan anak merupakan bahagian dari negara Asean yang

Lebih terperinci

EDY KURNIAWAN DOSEN PEMBIMBING Dr. I Ketut Eddy Purnama, S.T., M.T Dr. Surya Sumpeno, S.T., MS.c

EDY KURNIAWAN DOSEN PEMBIMBING Dr. I Ketut Eddy Purnama, S.T., M.T Dr. Surya Sumpeno, S.T., MS.c EDY KURNIAWAN 2209205007 DOSEN PEMBIMBING Dr. I Ketut Eddy Purnama, S.T., M.T Dr. Surya Sumpeno, S.T., MS.c PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN JARINGAN CERDAS MULTIMEDIA (DATA MINING) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189

BAB I PENDAHULUAN. MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MDGS (Millenium Development Goals) 2000 s/d 2015 yang ditanda tangani oleh 189 Negara, yang bertujuan membangun manusia menjadi paradigma landasan pembangunan Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau catatan dari segala pelayanan yang diberikan kepada pasien yang disebut rekam medis. Menurut Huffman (1994),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter praktek swasta, balai pengobatan, klinik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENYEBAB KEMATIAN MEDIS (MEDICAL CAUSE OF DEATH) BERDASARKAN STANDAR ICD 10 DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2017

PERBANDINGAN PENYEBAB KEMATIAN MEDIS (MEDICAL CAUSE OF DEATH) BERDASARKAN STANDAR ICD 10 DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2017 Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Proceeding Annual Scientific Meeting PERBANDINGAN PENYEBAB KEMATIAN MEDIS (MEDICAL

Lebih terperinci

2. Proporsi Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh: Proporsi 12/(12+20)= 0,375

2. Proporsi Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh: Proporsi 12/(12+20)= 0,375 OLEH KELOMPOK IV 1. Rasio merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut Contoh: Keracunan makanan terdapat 32 orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan Angka Kematian Ibu yang signifikan yaitu 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan komprehensif adalah asuhan yang diberikan oleh bidan dari mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB yang bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan indikator kesehatan yang digunakan untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu dan bayi, kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian secara umum dan merupakan penyebab tersering kematian pada kehamilan di negara berkembang. 1 Angka kejadian penyakit

Lebih terperinci

ALI SADIKIN NIM : J

ALI SADIKIN NIM : J HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PERSONAL IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOLILO I KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan

Lebih terperinci

Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar

Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar ANALISIS KELENGKAPAN KODE TOPOGRAPHY DAN KODE MORPHOLOGY PADA DIAGNOSIS CARCINOMA CERVIX BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD Dr. MOEWARDI TRIWULAN IV TAHUN 2012 Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, tingginya angka kematian, terutama kematian ibu menunjukan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan ( maternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang bersifat menular. Mycobacterium Tuberculosis telah menginfeksi sepertiga

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal menurut WHO adalah kematian selama kehamilan atau

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal menurut WHO adalah kematian selama kehamilan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian maternal menurut WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait atau diperberat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dapat menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil,

Lebih terperinci

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 3, Oktober 2015: 116-120 HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Neneng Siti Lathifah(¹), Nurul

Lebih terperinci

AV1 VALUE LABEL VARIABEL NAMA VARIABEL TIPE

AV1 VALUE LABEL VARIABEL NAMA VARIABEL TIPE AV1 VARIABEL NAMA VARIABEL TIPE VALUE LABEL ENTRI Nama Pengentri String E_TIME Waktu saat entri String KOMPOR Nama komputer dalam jaringan String NO_KUES Nomor kuesioner Number IDRT Identitas Rumah Tangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diawali dari proses konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan calon bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. isi, akurat, tepat waktu, dan pemenuhan persyaratan aspek hukum. berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

BAB I PENDAHULUAN. isi, akurat, tepat waktu, dan pemenuhan persyaratan aspek hukum. berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi serta membaiknya keadaan sosial ekonomi dan pendidikan saat ini, mengakibatkan perubahan sistem penilaian masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mereduksi AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) adalah kematian wanita hamil atau kematian dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa mempertimbangkan umur dan jenis kehamilan.

Lebih terperinci

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di dunia ini sekitar 500.000 ibu meninggal karena proses kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% diantaranya di negara yang sedang berkembang, karena

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bagian Obstetri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang disebut

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM JAMPERSAL TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN

EVALUASI PROGRAM JAMPERSAL TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN EVALUASI PROGRAM JAMPERSAL TERHADAP PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2-2 Khuriyah, Dyah Fajarsari, dan Lina Dwi Puji Rahayu Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto

Lebih terperinci

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A Do Penyusunan gejala Memberi nama atau label Membedakan dengan penyakit lain For Prognosis Terapi (Farmakoterapi / psikoterapi)

Lebih terperinci

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun 2016 RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan PENULISAN DIAGNOSA DAN TINDAKAN LENGKAP DAN SPESIFIK KETEPATAN KODING INA-CBG YANG

Lebih terperinci