BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Remaja atau adolescense berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Remaja atau adolescense berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja Remaja atau adolescense berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence yang berasal dari bahasa ingris, saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada wanita (Proverawati, 2009). Menurut Depkes (2010), berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas : 1. Masa remaja awal (10-13 tahun) Pada tahap ini, remaja mulai berfokus pada pengambilan keputusan, baik didalam rumah ataupun disekolah. Remaja mulai menunjukkan cara berpikir logis, sehingga sering menanyakan kewenangan dan standar di masyarakat maupun di sekolah. Remaja juga mulai menggunakan istilah sendiri dan mempunyai pandangan, seperti olah raga yang baik untuk bermain, memilih kelompok bergaul, dan mengenal cara untuk berpenampilan yang menarik. 9

2 10 2. Masa remaja tengah (14-16 tahun ) Pada tahapan ini terjadi peningkatan interaksi dengan kelompok, sehingga tidak terlalu tergantung pada keluarga dan terjadi eksplorasi seksual. Dengan menggunakan pengalaman dan pemikiran yang lebih kompleks, pada tahapan ini remaja sering mengajukan pertanyaan, menganalisis secara lebih menyeluruh, dan berpikir tentang bagaimana cara mengembangkan identitas siapa saya pada masa ini remaja juga mulai mempertimbangkan kemungkinan masa depan, tujuan, dan membuat rencana sendiri. 3. Masa remaja akhir (17-19 tahun) Pada tahapan ini remaja lebih berkonsentrasi pada rencana yang akan datang dan meningkatkan pergaulan. Selama masa remaja akhir, proses berpikir secara kompleks digunakan untuk memfokuskan diri terhadap masalah- masalah idealisme, toleransi, keputusan untuk karir dan pekerjaan, serta peran dewasa dalam masyarakat. Masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahanperubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organ reproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. Sekitar dua tahun pertumbuhan berat dan tinggi badan mengikuti perkembangan kematangan seksual remaja. Remaja

3 11 putri mulai mengalami pertumbuhan tubuh pada usia rata-rata 8-9 tahun, dan mengalami menarche rata-rata pada usia 12 tahun (Rumini, 2004). 2.1 Menarche Menarche merupakan menstruasi pertama terjadi dalam rentang usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi. Menarche merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang gadis sedang menginjak dewasa. Perubahan timbul karena serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh. Pusat pengendali yang utama adalah bagian otak, disebut hypothalamus, yang bekerja sama dengan kelenjar bahwa otak mengendalikan urutan-urutan rangkaian perubahan itu (Llewellyn, 2009). Menarche juga disebut siklus menstruasi pertama sekali yang dialami wanita. Menarche terjadi akibat peningkatan FSH dan LH yang merangsang sel target ovarium. FSH dan LH berkombinasi dengan reseptor FSH dan LH yang selanjutnya akan meningkatkan laju kecepatan sekresi, pertumbuhan dan proliferasi sel. Hampir semua perangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan sistem second messenger adenosinemonophosphate cyclic dalam sitoplasma sel ovarium sehingga menstimulus ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya ovulasi. Ovulasi yang tidak dibuahi akan memicu terjadinya menstruasi (Guyton, 1997).

4 12 Menstruasi terjadi akibat terlepasnya endometrium yang iskemia akibat pengaruh hormonal. Pelepasan endometrium disertai pendarahan yang disebut menstruasi yang berlangsung antara 2-8 hari. Setelah masa menstruasi berakhir, endometrium kemudian tumbuh kembali atau disebut juga endometrium mengadakan proliferasi, agar siap menerima ovum yang telah dibuahi sebagai persiapan kehamilan. Apabila tidak terjadi pembuahan, endometrium kemudian lisut akan terjadi menstruasi kembali dan seterusnya (Fairus, 2011) Usia terjadi Menarche Masa remaja, usia di antara masa anak-anak dan dewasa, yang secara biologis yaitu antara umur 10 sampai 19 tahun. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja ialah datang haid yang pertama kali yang disebut menarche, biasanya usia menarche normal berumur >12 tahun dan menarche dini < 12 tahun (Boynton, 2013). Usia saat seorang anak perempuan mulai mendapat menstruasi sangat bervariasi. Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak mendapat menstruasi yang pertama kali pada usia yang lebih muda. Ada yang berusia 12 tahun saat ia mendapat menstruasi pertama kali, tapi ada juga yang 8 tahun sudah memulai siklusnya. Bila usia 16 tahun baru mendapat menstruasipun dapat terjadi. Usia untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain ras, rangsangan audio visual, konsumsi junks food/fast food, sosial ekonomi dan IMT (Proverawati, 2009).

5 Proses terjadinya Menarche Awal pubertas ditandai dengan menarche yang dipengaruhi oleh sinyal neutrotransmiter dan nueropeptida yang berasal dari hipotalamus, dilanjutkan ke hipofisis melalui sistem portal dikeluarkan hormon gonadotropik perangsang folikel dan luteinizing hormone untuk merangsang indung telur. Hormon perangsang folikel primordial yang dalam perjalanannya mengeluarkan hormon estrogen untuk pertumbuhan tanda seks sekunder (pertumbuhan rambut, pembesaran payudara, penimbunan jaringan lemak, sesuai dengan pola wanita yaitu di bokong dan di payudara). Pada proses menstruasi dengan ovulasi (terjadi pelepasan telur), hormon estrogen yang dikeluarkan makin lama makin meningkat menyebabkan lapisan dalam rahim mengalami pertumbuhan dan perkembangan (fase proliferasi), peningkatan estrogen ini menekan pengeluaran hormon perangsang folikel (FSH), tetapi merangsang hormone luteinizing (LH) sehingga dapat merangsang folikel graff yang telah dewasa, untuk melepas telur yang disebut sebagai ovalusi. Telur ini akan ditangkap oleh rumabi pada tuba fallopi, dan dibungkus oleh korona radiata yang akan memberikan nutrisi selama 48 jam. Folikel graff yang mengalami ovulasi menjadi korpus luteum dan mengeluarkan hormon etrogen dan progesteron. Hormon estrogen yang menyebabkan lapisan dalam rahim (endometrium) berkembang dan tumbuh dalam bentuk proliferasi, maka setelah dirangsang oleh korpus luteum dengan mengeluarkan estrogen dan progesteron lapisan dalam rahim berubah menjadi fase sekresi, dimana pembuluh darah makin dominan dan

6 14 mengeluarkan cairan (fase sekresi). Bila tidak terjadi pertemuan antara spermatozoa dan ovum (telur) maka korpus luteum mengalami kematian. Korpus luteum berumur 8 hari, sehingga setelah kematiannya tidak mampu lagi mempertahankan lapisan dalam rahim sehingga lapisan dalam rahim mengalami kekurangan aliran darah (kematian). Selanjutnya diikuti dengan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan pelepasan darah bentuk perdarahan yang disebut mesntruasi (Manuaba, 1998) Faktor-faktor yang Memengaruhi Usia Menarche a. Organ Reproduksi Faktor yang memengaruhi usia ketika mendapat haid pertama adalah vagina tidak tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Wanita remaja yang tidak mendapat haid karena vaginanya mempunyai sekat yang disebut septum transversa. Keadaan ini akan menimbulkan benjolan di perut karena rahim membesar akibat terisi darah haid yang terkumpul di atas sekat tersebut setiap bulan akibatnya menghambat menstruasi tidak bisa keluar (Dieny, 2014). b. Hormon Leptin dan ghrelin serta hormon yang disekresikan jaringan adiposa lainnya memiliki efek yang signifikan terhadap reproduksi. Bekerja pada otak, hormonhormon ini berperan sebagai perantara antara jaringan adiposa dan sistem reproduksi untuk mensuplai dan mengatur energi yang dibutuhkan untuk reproduksi normal dan kehamilan. Hormon seperti leptin, ghrelin, adiponektin, resistin, dan peptida YY3-36 telah diketahui berperan sebagai regulator-regulator penting terhadap selera makan

7 15 dan homeostasis energi. Hubungan yang sangat dekat antara metabolisme energi, status nutrisi, dan fisiologi reproduksi ini mengesankan bahwa kelainan dan perubahan status nutrisi (obesitas, malnutrisi, anoreksia nervosa, dan sebagainya) dan gangguan metabolik dapat mengacaukan hubungan timbal balik yang kompleks antara gonadotropin dan hormon gonadal, yang sangat penting dalam fertilitas. Peningkatan berat badan dan jaringan lemak pada dasarnya mengganggu pola menstruasi dan potensial fertilitas. Pada wanita yang obesitas, penurunan berat badan saja dapat memperbaiki resisten insulin dan memperbaiki fertilitas (Dieny, 2014). c. Usia Menarche Ibu Usia menarche ibu berperan penting sebagai faktor penentu usia menarche remaja putri. Menurunnya usia menarche menandakan adanya perbaikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan dimana kondisi ini tampak pada usia menarche anak yang lebih cepat dari ibunya. Usia menarche ibu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan badan anak sehingga mempengaruhi waktu menarchenya (Luigi, 2010). Penelitian yang dilakukan Putri pada tahun 2009 menyatakan bahwa terdapat hubungan usia menarche ibu (usia menstruasi pertama ibu) dengan usia menarche pada anak. d. Ras Saat ini, anak-anak perempuan di Amerika Serikat lebih cepat 9 bulan mendapatkan menstruasi pertama daripada yang dialami anak-anak perempuan 20 tahun lalu. Para peneliti mengatakan kecenderungan ini berlangsung terus dan dimulai pada abab ke-19. Anehnya, timbul suatu jurang pemisah antara anak

8 16 perempuan kulit hitam dan kulit putih. Sementara itu usia rata-rata seorang anak perempuan mengalami mestruasi pertama tetap pada usia 12 tahun. Penelitian terbaru menunjukkan anak perempuan kulit hitam rata-rata mengalami menstruasi lebih cepat 3 bulan daripada anak-anak kulit putih. Dan rata-rata saat pertama kali mendapatkan menstruasi lebih cepat 9 bulan pada perempuan kulit hitam, serta 2 bulan pada perempuan kulit putih antara tahun 1973 dan Dalam penelitian ini, peneliti melihat apakah ada perbedaan usia antara anak kulit hitam dan kulit putih saat pertama kali mengalami menstruasi dengan faktorfaktor seperti berat badan, tinggi badan atau ketebalan lipat kulit (ukuran lemak tubuh). Tetapi setelah perbedaan-perbedaan ini disesuaikan/diperbaiki, para peneliti mendapatkan lebih dari 40% anak perempuan kulit hitam mengalami menstruasi pertama sebelum usia 11 tahun dibandingkan anak perempuan kulit putih. Sekitar 10% anak perempuan kulit putih dan 15% anak perempuan kulit hitam mulai mengalami menstruasi sebelum usia 11 tahun, keadaan ini disebut menarche dini. Menarche dini telah dihubungkan dengan meningkatnya resiko kanker payudara, kegemukan dan keguguran. Peneliti juga mendapatkan anak-anak perempuan yang mengalami menstruasi pertama sebelum usia 11 tahun berat badannya lebih berat dan badannya lebih tinggi daripada anak perempuan yang mengalami menstruasi pertamanya setalah usia 13 tahun. Dalam penelitian ini mereka mendapatkan anak perempuan kulit hitam yang berusia antara 5 hingga 9 tahun dengan keadaan tubuh lebih berat dan tinggi dibandingkan anak perempuan kulit putih pada kelompok umur yang sama.

9 17 Adanya perbedaan dalam tinggi dan berat badan menunjukkan bahwa anak perempuan kulit hitam lebih dahulu mencapai tahap lanjut perkembangan rangka tubuh daripada anak perempuan kulit putih. Tetapi pada saat mereka membandingkan anak perempuan kulit hitam dan kulit putih pada anak usia yang sama, berat dan tinggi badan, mereka mendapatkan anak perempuan kulit hitam masih lebih dini mengalami menstruasi daripada anak perempuan kulit putih (Proverawati, 2009). e. Penyakit Beberapa penyakit kronis yang menyebabkan terlambatnya haid adalah infeksi yang menimbulkan berat badan sangat rendah sehingga datangnya haid akan tertunda. Adanya tumor juga mempengaruhi pola menstruasi, dapat mengganggu pengeluaran hormon sehingga menstruasi terganggu. Penyakit metabolik seperti diabetes melitus juga dapat menyebabkan gangguan menstruasi dikarenakan adanya resisten insulin yang dapat mengganggu keseimbangan hormon androgen dan estrogen (Dieny, 2014). f. Status Gizi Status gizi berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan dan fungsi organ reproduksi. Pada wanita dengan usia subur diperlukan status gizi baik dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangan dibutuhkan pada saat menstruasi. Wanita dengan status gizi kurang memiliki risiko terjadinya gangguan menstruasi yang diakibatkan oleh terganggunya pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi (Dieny, 2014).

10 18 Status gizi perlu di perhatikan karena status gizi yang kurang dapat mengakibatkan menstruasi lebih lambat dibandingkan remaja putri yang bergizi baik mempunyai cepatan pertumbuhan yang lebih tinggi pada masa sebelum pubertas. Pada periode pubertas inilah akan terjadi percepatan pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mengalami kematangan organ reproduksi. Salah satu tanda seorang perempuan telah memasuki usia pubertas adalah terjadinya menarche. Pada umumnya, remaja yang lebih tinggi dan lebih berat dengan massa lemak tubuh yang lebih besar cenderung mencapai menarche di usia muda. Faktor ukuran tubuh termasuk tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh dan persentase lemak tubuh telah lama dibuktikan berasosiasi kuat dengan mulainya menarche (Pulungan, 2009). Kenaikan berat badan merupakan faktor yang berkait secara konsisten dengan awalnya kematangan seksual pada dewasa muda dan remaja. Beberapa kajian retrospektif telah menunjukkan bahawa remaja yang mengalami menarche sebelum usia 12 tahun adalah lebih berat dan gemuk berbanding dengan remaja yang mengalami menarche normal. Status gizi mempengaruhi usia menarche terkait dengan jumlah lemak dalam tubuh. Jaringan lemak menghasilkan hormon leptin. Hormon leptin, yakni satu hormon yang menimbulkan rasa kenyang dan dihasilkan oleh sel lemak yang merupakan penghubung antara berat badan dan pubertas. Kadar leptin dalam darah juga berkait dengan gluteofemoral menunjukkan bahwa leptin menyampaikan informasi tentang distribusi lemak ke hipotalamus semasa pubertas dan mempengaruhi usia awal menarche. Peningkatan kronis kadar leptin dalam darah

11 19 dapat menyebabkan peningkatan kadar LH. Peningkatan LH berhubungan dengan peningkatan estrogen dan awal menarche (Edward et al, 2007). g. Aktivitas Fisik Hubungan aktivitas fisik dengan usia menarche dikaitkan penundaan sekresi dari hormon-hormon spesifik yang ada dalam tubuh terhadap kematangan seksualitas pada remaja putri. Diperkirakan bahwa aktivitas fisik berat akan menunda usia menarche melalui mekanisme hormonal karena telah menurunkan produksi progesteron sehingga menunda kematangan endometrium. Penelitian yang dilakukan Bagga (2000) menyatakan bahwa, aktivitas fisik atau olahraga seperti volli, bulutangkis dan berenang yang rutin dilakukan dan dalam durasi waktu yang lama akan menunda umur menarche dibandingkan dengan remaja putri yang melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang jarang dan durasi waktu yang sebentar. Hal ini dikarenakan massa otot yang lebih besar. h. Konsumsi Junk Food/Fast Food Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif dan psikososial. Dalam masa pencarian identitas ini remaja cepat sekali terpengaruh oleh vegetarian, atau food fadism dan junk food merupakan sebagian contoh keterpengaruhan ini. Kecemasan akan bentuk tubuh membuat remaja sengaja tidak makan, tidak jarang berujung pada anoreksia nervosa. Kesibukan menyebabkan mereka memilih makan di luar, atau hanya menyantap kudapan. Lebih jauh, kebiasaan ini terpengaruh oleh keluarga, teman, dan iklan di televisi (Arisman, 2007).

12 20 Konsumsi junk food pada remaja berpengaruh terhadap peningkatan gizi remaja. Umumnya makanan cepat saji mengandung kalori, kadar lemak, gula dan sodium yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A, asamkorbat, kalsium dan folat (Khomsan, 2004). Remaja putri dengan kelebihan nutrisi (kelebihan lemak dan berat badan), menarche juga terjadi lebih dini. Nutrisi mempunyai pengaruh terhadap kematangan seksual manusia, karena gizi mempengaruhi seksresi hormon gonadotropin dan respon terhadap Luetinizing Hormone (LH), hormon ini berfungsi untuk seksresi estrogen dan progesteron dalam ovarium sehingga tanda-tanda seks sekunder akan cepat muncul dibanding remaja putri yang kekurangan nutrisi. Kondisi gaya kehidupan modren dengan tersedianya rumah makan dengan banyak pilihan makanan siap saji, makanan kemasan dan soft drink akan menimbulkan percepatan menarche karena konsumsi makanan siap saji maupun soft drink mengadung tinggi lemak, gula, kalori. Remaja putri yang mulai pubertas dan sebelum mengalami menarche sering mengkonsumsi fast food dan makanan jajanan luar rumah akan menyebabkan peningkatan asupan kalori yang tinggi (Sulistyoningsih, 2011) i. Rangsangan Audio Visual Faktor penyebab menstuasi juga datang dari rangsangan audio visual, baik berasal dari percakapan maupun tontonan dari flim-flim atau internet berlabel dewasa, vulgar, atau mengumbar sensualitas. Ransangan dari telinga dan mata tersebut kemudian merangsang sistem reproduksi dan genital untuk lebih cepat matang. Bahkan, rangsangan audio visual ini merupakan faktor penyebab utama

13 21 menstruasi dini. Berdasarkan riset selama 37 tahun dilakukan peneliti di Norwegia dan melibatkan 61 ribu perempuan yang lahir antara tahun 1800 hingga 1920-an, terdapat kesimpulan bahwa tingkat risiko kematian pada perempuan yang mengalami menstruasi dini (9-11 tahun), lebih tinggi 10 persen ketimbang mereka yang mengalami saat usia 15 tahun ke atas (Proverawati, 2009). Keterpaparan media massa orang dewasa (pornografi) yang meliputi media cetak, audio, dan audiovisual mempengaruhi timbulnya menarche dini remaja putri karena mengacu organ reproduksi dan genital lebih cepat matang. Keterpaparan media orang dewasa (pornografi) menjadikan remaja putri lebih cepat dewasa dan bila tidak mengerti media bertema pornografi bisa disalah gunakan pada hal negatif seperti seks bebas (Fajriyanti, 2008). Perilaku seksual berbentuk mulai dari ketertarikan dengan lawan jenis, orang dalam khayalan maupun khayalan diri sendiri, berkencan, dan bercumbu. Perilaku seksual juga mempengaruhi lebih cepat matang organ reproduksi karena merangsang remaja putri pada hasrat seksualnya yang menyebabkan menarche dini. Rangsangan-rangsangan yang kuat dari luar, misalnya berupa tayangan tayangan sinetron yang menampilkan anak-anak berperan sebagai orang dewasa, film-flim seks (blue films), buku-buku bacaan dan majalah-majalah bergambar seks, godaan dan rangsangan dari kaum pria, pengamatan secara langsung terhadap perbuatan seksual atau coitus masuk ke pusat pancaindera diteruskan melalui striae terminalis menuju pusat yang disebut pubertas inhibitor. Rangsangan yang terus menerus, kemudian menuju hipotalamus dan selanjutnya menuju hipofisis pars

14 22 anterior, melalui sistem portal. Hipofisis anterior mengeluarkan hormon yang merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormon spesifik. Kelenjar indung telur memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon spesifik yan dikeluarkan kelenjar indung telur memberikan umpan balik ke pusat pancaindera dan otak serta kelenjar induk hipotalamus dan hipofisis, sehingga mengeluarkan hormon berfluktuasi. Dengan dikeluarkannya hormon tersebut mempengaruhi kematangan organ-organ reproduksi. j. Sosial Ekonomi Tingkat ekonomi berperan dalam mempengaruhi menstruasi. Tingkat sosial ekonomi ini berkaitan erat dengan kemampuan daya beli seseorang terhadap beraneka ragam pangan. Jika seseorang dapat menjangkau berbagai macam pangan yang kaya dengan nilai gizi yang kemudian berpengaruh pada pembentukan gizinya. Apabila status gizinya baik maka proses pertumbuhan dan perkembangan organ, termasuk organ reproduksi akan berjalan dengan baik (Proverawati, 2009). Pacarada et al (2008) melakukan penelitian di Negara Kosovo menemukan bahwa ada hubungan antara umur menarche remaja putri dengan status sosial ekonomi keluarga. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh bagga (2000) juga mendapatkan hasil penelitian yang serupa yaitu adanya hubungan antara umur menarche remaja putri di India dengan status sosial ekonomi keluarganya dimana status ekonomi keluarga yang rendah berkaitan dengan usia menarche yang lebih lambat pula. Hal tersebut berhubungan karena tingkat sosial ekonomi keluarga akan

15 23 mempengaruhi kemampuan keluarga di dalam hal kecukupan gizi keluarga terutama gizi anak perempuan dalam keluarga yang dapat mempengaruhi usia menarchenya. 2.3 Dampak Menarche Dini Menopause Menarche adalah usia pertama kali menstruasi. Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul. Sebaliknya makin lambat menarche terjadi, makin cepat menopause timbul. Pada abad ini umumnya nampak bahwa menarche makin dini timbul dan menopause makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang (Siti, 2013). Menopause terlambat adalah menopause yang terjadi pada usia 55 tahun ke atas. Salah satu faktor yang memungkinkan seorang wanita akan mengalami keterlambatan menopause adalah apabila memiliki kelebihan berat badan. Sebagian besar estrogen dibuat didalam endometrium, akan tetapi sejumlah kecil estrogen juga dibuat di bagian tubuh yang lain, termasuk di sel-sel lemak. Apabila seorang wanita mengalami obesitas maka wanita tersebut akan memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi dalam seluruh masa hidupnya (Brown, 2007) Kanker Payudara Kanker payudara adalah kanker pada kelenjar mamae. Ini adalah jenis kanker paling umum diderita kaum wanita. Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali kanker payudara adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.

16 24 Menurut Pamungkas (2011), faktor yang dapat menyebabkan kanker payudara adalah wanita yang mulai menpunyai periode awal (sebelum usia 12 tahun), menopause pada umur tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya menstruasi pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara Mioma Uteri Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari lapisan otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan juga dikenal istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid. Mioma uteri adalah tumor jinak yang terutama terdiri dari sel-sel otot polos, tetapi juga jaringan ikat. Sel-sel ini tersusun dalam bentuk gulungan, yang bila membesar akan menekan otot uterus normal. Penyebab dari mioma uteri belum diketahui secara pasti. Namun diduga beberapa faktor yang berhubungan dengan pertumbuhan mioma uteri, antara lain faktor hormonal yaitu adanya hormon ekstrogen berperan dalam perkembangan mioma uteri. Mioma jarang timbul sebelum masa pubertas, meningkat pada usia reproduktif, dan mengalami regresi setelah menopause. Semakin lama terpapar dengan hormon estrogen seperti obesitas dan menarche dini, akan meningkat kejadian mioma uteri. Menarche dini meningkatkan resiko mioma uteri pada usia diatas 40 tahun.

17 Kanker Ovarium Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beranekaragam. Resiko kanker ovarium meningkat pada wanita yang belum memiliki anak dan pada wanita yang mengalami menstruasi dini atau terlambat menopause. Teori gonadotropin menjelaskan bahwa stimulasi terus menerus dari ovarium oleh gonadotropin lalu ditambak dengan efek lokal dari hormon endrogen mengakibatkan kenaikan permukaan epitel proliferasi dan aktivitas mitos berikutnya. Dengan demikian kemungkinan kanker ovarium berhubungan dengan jumlah siklus ovulasi dan kondisi yang menekan siklus ovulasi mungkin memainkan peran protektif (Proverawati, 2009). 2.4 Status Gizi Remaja Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ-organ, serta menghasilkan energi. Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2002). Menurut Almatsier, (2004) status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi kurang,

18 26 baik dan lebih. Sedangkan menurut Dieny (2014) status gizi remaja diartikan keadaan terpenuhinya kebutuhan terhadap zat gizi, yaitu keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi. Menurut Supariasa (2002), penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu: a. Antropometri Secara umum antropometri berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. b. Klinis Penilaian klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

19 27 c. Biokimia Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urin, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan secara faal dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. d. Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindness). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga (Supariasa, 2002) yaitu : a) Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang di konsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.

20 28 b) Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaan penilaian status gizi dengan statistik vital dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. c) Faktor Ekologi Menurut Supariasa (2002), mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi Antropometri Penentuan status gizi remaja dapat ditentukan dengan pengukuran antropometri yaitu berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Metode yang digunakan adalah dengan perhitungan indeks massa tubuh. Indeks massa tubuh merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi remaja khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Untuk menghitung Indeks Massa Tubuh menurut umut (IMT/U) pada orang remaja digunakan rumus: IMT = ( ) ( )

21 29 Selanjutnya, IMT dimasukkan dalam z-score dengan menggunakan rumus : Z score = Nilai simpang baku rujukan disini dimaksud adalah selisih kasus dengan standar +1SD atau -1 SD. Apabila IMT lebih besar dari median, maka nilai simpang baku rujukannya diperoleh dengan mengurangi +1SD dengan median. Tetapi jika IMT lebih kecil dari median, maka nilai simpang baku rujukannya median dikurangi dengan -1SD. Dalam penelitian status gizi, khususnya untuk keperluan klasifikasi diperlukan ukuran baku (reference). Klasifikasi status gizi pada remaja menurut Kepmenkes (2010) adalah Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) : a. Sangat gemuk : > 2 SD b. Gemuk : > 1 SD s/d 2 SD c. Normal : -2 SD s/d 1 SD d. Kurus : -3 SD s/d < -2 SD e. Sangat kurus :< -3 SD Status Gizi dengan Usia Menarche Status gizi memengaruhi kematangan seksual pada remaja yang mendapat menarche lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya, pada remaja yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan mereka sama. Pada umumnya, mereka yang menjadi matang lebih dini akan memiliki

22 30 Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama (Soetjiningsih, 2004). Menarche yang merupakan salah satu perkembangan reproduksi dipengaruhi status gizi. Status tinggi badan yang pendek akan mempengaruhi perkembangan reproduksinya. Remaja putri yang bergizi baik mempunyai kecepatan pertumbuhan yang lebih tinggi pada masa sebelum pubertas (prapubertas) dibandingkan dengan remaja yang kurang gizi. Remaja yang kurang gizi tumbuh lebih lambat untuk waktu yang lebih lama karena itu menarche juga tertunda. Dibandingkan dengan remaja yang terlambat, anak-anak perempuan yang lebih cepat dewasa lebih pendek dan gemuk, sementara anak-anak perempuan yang dewasa lebih lambat lebih tinggi dan langsing (Lusiana, 2007). Menurut Wiknjosatro tahun 2005, pada keadaan status gizi gemuk berhubungan dengan jaringan lemak yang lebih banyak, Jaringan lemak banyak akan menghasilkan hormon leptin yang memacu peningkatan hormon LH yang berfungsi sebagai sekresi estrogen dan progestreron. Semakin tinggi hormon LH, maka produksi hormon estrogen dan progesteron di ovarium meningkat yang mengakibatkan menarche dini yang diduga berperan dalam beberapa fungsi reproduksi wanita. Kadar hormon leptin yang tinggi pada wanita dihubungkan dengan menarche dini. Sebaliknya, status gizi kurang akan mempengaruhi pertumbuhan organ reproduksi, juga mengganggu fungsi reproduksi sehingga mengakibatkan usia menarche terlambat.

23 31 Menurut Waryana tahun 2010, status gizi dapat mempengaruhi hormon yang merupakan penggerak utama kematangan seksual. Gizi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang mendapat menarche dini. Pada umumnya, mereka yang mengalami kematangan seksual lebih dini akan mengalami indeks massa tubuh yang lebih tinggi dan mereka yang mengalami kematangan seksual terlambat memiliki indeks massa tubuh kurang pada usia yang sama. Status gizi berhubungan dengan keadaan lemak dalam tubuh. Jaringan lemak yang cukup mempengaruhi kadar estrogen non gonad dan menstimulasi gonadotropin releasing hormon (GnRH). Peningkatan indeks masa tubuh di kalangan remaja putri menyebabkan kecenderungan penurunan usia menarche. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sylvia tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada remaja putri di SMP Negeri 22 Bandar Lampung dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Amalia tahun 2011, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada remaja putri di SMPN 155 Jakarta. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Astari tahun 2013, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada remaja putri di SMPN 8 Kota Gorontalo dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sumini tahun 2014, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada siswi kelas 4, 5 dan 6 di SDN Grabahan Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan.

24 32 Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Shanti tahun 2013, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi terhadap usia menarche pada remaja putri kelas X di SMA Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Pujiani tahun 2002, menunjukkan ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada siswa kelas 4-6 Rejoso PP Darul Ulum Peterongan Jombang. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Siswianti tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi dengan umur menarche pada siswi di SDN Cikaret 01 Cibinong Kabupaten Bogor dan juga penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Duma tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada siswi Y.P Kristen Andreas Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ginarhayu tahun 2002, menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi dengan usia menarche pada siswi sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama di Jakarta Timur dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sarah tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan antara IMT dan usia menarche pada Siswi SD dan SMP di Kota Manado. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Vera tahun 2014, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan remaja putri yang sudah dan belum mengalami menarche pada remaja putri di 4 Kecamatan Kabupaten Malang dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Lusiana tahun 2007, menunjukkan bahwa

25 33 ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada anak perempuan Sekolah Dasar di Bogor. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Toanubun tahun 2008, menunjukkan bahwa ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 2 Tanjung Morawa Kec.Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Suswita tahun 2011, menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara IMT dengan usia menarche pada remaja putri di SMP Swasta Nusantara Kecamatan Lubuk Pakam. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ramadani tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada siswi SMP AL-Azhar 8 Kemang Pratama Bekasi dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Adnyani tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri kelas X di SMA PGRI 4 Denpasar. Maka dapat disimpulkan bahwa remaja yang memiliki status gizi gemuk akan mengalami menarche di usia yang lebih cepat dibanding mereka yang memiliki status gizi kurang, karena perbedaan jumlah kelenjar adiposa yang mereka punya menghasilkan jumlah sekresi kadar leptin yang berbeda, sedangkan mereka yang memiliki status gizi normal mengalami menarche di usia yang normal.

26 Usia Menarche Ibu Usia menarche ibu merupakan suatu kondisi menstruasi pertama kali yang dialami ibu menunjukkan terdapat hubungan antara umur ibu pada saat menarche dan risiko menarche pada putri mereka, ibu yang menarche umur 14 tahun berpeluang 0.39 kali dari ibu dengan menarche pada umur 12 tahun atau sebelumnya. Bukti pengaruh umur menarche pada keturunan berasal dari situsi yang menunjukan kecenderungan umur menarche ibu untuk memprediksi umur menarche putrinya (Karapanou, 2001, Soetjiningsih, 2004). Pengaruh keturunan didapati usia menarche ibu cenderung dapat memprediksi usia menarche anak. Didapati polimorfisme gen reseptor estrogen a (ERa) dapat mengubah aktivitas biologis pada tingkat seluler dan mempengaruhi kematangan aksis hipotalamus-pituitari-gonad, yang menentukan bermulanya menarche. Baru baru ini, polimorfisme pada satu nukleotida dari LIN28B pada kromsom 6 berasosiasi dengan usia menarche awal (Dieny, 2014). Menurut Ong dkk menyatakan pada waktu terjadinya kematangan seksual, seorang gadis mengikuti menstruasi pertama ibunya. Umur menarche ibu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan badan anak sehingga mempengaruhi waktu menarchenya. Usia menarche ibu berkaitan dengan usia menarche anak tidak hanya karena pengaruh genetik tapi juga berkaitan dengan lingkungan keluarga. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ersoy, B et al (2005) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara usia menarche ibu dan anak perempuannya, hanya terpaut sekitar 1

27 35 tahun, dimana usia anak saat menarche adalah 12,82 tahun dan ibu saat menarche adalah 13,6 tahun. Penelitian yang dilakukan Putri tahun 2009, pada siswi di SMP Islam Al- Azhar Rawamangun Jakarta Timur menunjukkan bahwa ada hubungan antara status menarche ibu dengan kejadian menarche pada putrinya diduga berkaitan dengan lokus yang mengatur estrogen yang diwariskan kepada putrinya. Penelitian Duma tahun 2015, pada siswi Y.P Kristen Andreas Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa ada hubungan faktor genetik dengan terjadinya usia menarche dan hasil penelitian Shanti tahun 2013, pada remaja kelas X di SMA Negeri 2 Meulaboh di Kabupaten Aceh barat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor genetik dengan usia menarche. Penelitian Matondang tahun 2003, pada siswi kelas 4,5 dan 6 SD Tarakanita 5 Rawamangun menunjukan ada pengaruh bermakna antara genetik (usia menarche ibu) dengan usia menarche. 2.6 Aktivitas Fisik Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan fisik, mental dan kualitas hidup sehat. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan aktivitas fisik merupakan suatu kondisi yang memerlukan tingkatan gerakan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan energi yang dikeluarkan, sehingga kalori per jam akan berkurang tergantung tingkat aktivitasnya.

28 36 Beberapa pakar mempunyai pengertian tentang aktivitas fisik, antara lain Menurut Almatsier (2004) mengatakan bahwa aktivitas fisik dapat didefinisikan sebagai gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Sedangkan Fathonah, dkk (1996) menyatakan bahwa aktivitas dibagi menjadi dua aktivitas fisik internal dan aktivitas eksternal, aktivitas fisik internal yaitu suatu aktivitas dimana proses bekerjanya organ-organ dalam tubuh saat istirahat, sedangkan aktivitas eksternal yaitu aktivitas yang dilakukan oleh pergerakan anggota tubuh yang dilakukan seseorang selama 24 jam serta banyak mengeluarkan energi. Ativitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan bergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan. Seorang yang gemuk menggunakan lebih banyak energi untuk melakukan suatu pekerjaan daripada seorang yang kurus, karena orang gemuk membutuhkan usaha lebih besar untuk menggerakkan berat badan tambahan (Almatsier, 2004) Aktivitas Fisik Remaja Aktifitas fisik remaja diukur sebagai pengeluaran kalori (caloric cost), tetapi tidak selalu sesuai karena keuntungan dan efek kesehatan aktivitas fisik melalui pengeluaran energi sebagai contoh lari dengan suatu intensitas tertentu, sedangkan

29 37 pengeluaran energi rendah contohnya latihan peregangan tidak berhubungan dengan besarnya pengeluaran kalori. Aktivitas fisik remaja atau usia sekolah pada umumnya memiliki tingkatan aktivitas fisik sedang, sebab kegiatan yang sering dilakukan adalah belajar di sekolah. Kegiatan belajar yang mereka lakukan mulai pukul WIB. Aktivitas remaja perempuan seperti mengerjakan pekerjaan rumah, merawat tanaman, berdandan dan sebagainya Klasifikasi Aktivitas Fisik Demikian pula aktivitas remaja dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya antara lain aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat. Menurut FAO/WHO/UNU (2001), besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam Physical Activity Level (PAL). PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. Nilai Physical Activity Rate (PAR) untuk berbagai jenis aktivitas fisik. Tabel 2.1. Rasio Aktivitas Fisik Setiap Kegiatan dalam Sehari-hari No Aktivitas Fisik PAR 1 Tidur Mandi / berpakaian / berdandan Makan Memasak Sekolah Mengepel Menyetrika Mencuci baju Mencuci piring Menyapu 2.3

30 38 Tabel 2.1 (Lanjutan) No Aktivitas Fisik PAR 11 Berjalan Berkebun Mengerjakan tugas Menonton Diantar melalui bus / mobil / motor Kegiatan yang dilakukan sambil duduk 1.5 PAL ditentukan dengan rumus : Keterangan : PAL PAR W : Physical Activity Level : Physical Activity Ratio = : Alokasi waktu dalam 24 jam ( ) 24 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL: a) Ringan (sedentary lifestyle) = b) Sedang (active or moderately active lifestyle) = c) Berat (vigorous or vigorously active lifestyle) = Aktivitas Fisik dengan Usia Menarche Menurut WHO (2010), kebiasaan olahraga merupakan aktivitas fisik yang dilakukan paling sedikit menit. Aktivitas fisik terlalu sering menyebabkan aktivitas ovarium menurun sehingga kadar estrogen lebih rendah dimana estrogen sangat dibutuhkan dalam proses menarche. Estrogen yang tinggi cukup lama akan merangsang endometrium yang akan ikut luruh bersama cairan berbentuk darah dan

31 39 sel-sel endometrium yang terkumpul di rahim kemudian mengalir melalui vagina dan mulailah terjadinya haid pertama (Manuaba, 2009). Remaja yang melakukan aktivitas fisik teratur/rutin atau melakukan aktivitas fisik yang berat akan membakar lemak di dalam tubuh, dimana seseorang yang mempunyai kadar lemak didalam tubuh akan memperpanjang siklus menstruasi dan lamanya menstruasi serta memperlambat usia menarche dan sebaliknya apabila kadar lemak didalam tubuh melebihi dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal maka akan terjadi penimbunan lemak, sehingga mengakibatkan berat badan yang lebih dari normal dan hormon yang dibentuk oleh lemak akan memacu menstruasi datang lebih cepat atau lebih dini. Oleh karena itu perlu melakukan aktivitas fisik untuk menjaga keseimbangan berat badan sehingga fungsi tubuh berjalan dengan normal dan mengalami usia menarche normal (Ajita, 2014). Aktivitas fisik juga mempengaruhi usia menarche, seperti penelitian Bagga (2000) membuktikan bahwa olahraga/latihan fisik (seperti voli, bulutangkis, dan berenang) yang rutin dan dilakukan dengan durasi waktu yang lama akan menunda usia menarche pada seorang remaja putri (66,15%) dibandingkan dengan remaja putri yang melakukan olahraga/latihan fisik yang kurang (33,84%). Hal serupa dikatakan dalam penelitian Matondang (2003) memperlihatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara olahraga berat dengan lambatnya remaja putri memperoleh menarche ± 5 bulan, seperti renang, bersepeda, dan lari marathon. Penelitian Krummel (1996) menunjukkan bahwa anak perempuan yang mengikuti kegiatan fisik yang makin meningkat sebelum datangnya menarche akan

32 40 mengalami penundaan menarche. Penelitian Frisch et al menemukan bahwa pada pelari maupun perenang yang belum mengalami menarche, menarche akan terlambat 5 bulan untuk tiap tahun berlatih sebelum menarche. Penelitian Morris et al (2010) juga menyatakan bahwa remaja putri yang melakukan lebih banyak aktivitas fisik memiliki usia menarche yang lebih lambat yang dapat mengurangi resiko kanker payudara. Abdulla et al (2010) juga mengatakan bahwa terdapat hubungan antara usia menarche dengan kegiatan olahraga. Remaja putri yang aktif melakukan aktivitas fisik mendapatkan menarche lebih lama dibandingkan dengan remaja putri yang tidak aktif (Ajita, 2014). Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sofya tahun 2015, menunjukkan bahwa ada hubungan aktivitas fisik dengan usia menarche pada remaja putri Atlet dan Non Atlet dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wulandari tahun 2013, menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan usia menarche pada remaja putri. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Duma tahun 2012, menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan usia menarche pada siswi Y.P Kristen Andreas Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dan juga penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ginarhayu tahun 2002, menunjukkan bahwa ada hubungan aktivitas fisik dengan usia menarche pada siswi sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama di Jakarta Timur.

33 Landasan Teori Awal pubertas ditandai dengan menarche yang dipengaruhi oleh sinyal neutrotransmiter dan nueropeptida yang berasal dari hipotalamus, dilanjutkan ke hipofisis melalui sistem fortal dikeluarkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) yang merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya ovulasi. Ovulasi yang tidak dibuahi akan memicu terjadinya menstruasi (Manuaba, 1998). Organ Reproduksi Hormon Usia Menarche Ibu Penyakit Ras Status Gizi Aktivitas Fisik Konsumsi Junks Food/Fast Food Sinyal Neutrotransmiter dan Nueropeptida Hipotalamus Hipofisis Hormon (FSH, LH) Ovarium Hormon (Estrogen dan Progesteron) Rangsangan Audio Visual Sosial Ekonomi Usia Menarche Gambar 2.1 Kerangka Teori : Modifikasi teori Proverawati (2009) dan Dieny (2014) Faktor yang Memengaruhi Usia Menarche

34 42 Berdasarkan kerangka teori Proverawati (2009), bahwa usia untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain ras, rangsangan audio visual, konsumsi junks food/fast food, sosial ekonomi dan IMT sedangkan teori Dieny (2014), menyebutkan fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh faktor antara lain organ reproduksi, hormon, genetik (usia menarche ibu), ras, penyakit, status gizi dan aktivitas fisik. 2.8 Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya usia menarche adalah status gizi, usia menarche ibu dan aktivitas fisik. Status gizi salah satu faktor utama dalam percepatan usia menarche, semakin baik status gizi seorang remaja, usia menarche akan semakin cepat, dan semakin buruk status gizi remaja usia menarche semakin lambat. Begitu juga dengan menarche ibu yang mempengaruhi menarche putrinya. Penurunan usia menarche yang terjadi saat ini sangat berkaitan dengan aktifitas fisik. Aktivitas fisik ringan akan mempercepat terjadinya menarche (Luigi, 2010). Status Gizi Usia Menarche Ibu Usia Menarche Aktivitas Fisik Gambar 2.2. Kerangka Konsep

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang remaja akan tumbuh dan berkembang menuju tahap dewasa. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga tahap antara lain masa remaja awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden menurut Usia Karakteristik usia responden menunjukan distribusi tertinggi adalah usia 9-11 tahun sebanyak 16 responden (53%) dan sisanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang mengenai hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri yang dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi pertama (darah yang pertama kali keluar dari vagina) yang dialami oleh remaja putri disebut sebagai menarche. Menarche adalah sebuah tanda dimana seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari

Lebih terperinci

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja atau masa adolescence merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum seorang wanita siap menjalani masa reproduksi, terdapat masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan yang lebih dikenal dengan masa pubertas.

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menarche 2.1.1. Pubertas Pubertas merupakan suatu periode perkembangan transisi dari anak menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pubertas merupakan suatu tahapan yang sangat penting bagi wanita. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Perubahan tersebut meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa 63,4 juta diantaranya adalah remaja yang terdiri

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pubertas Pubertas adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju kedewasaan, yang terjadi karena adanya aktivasi hormon gonadotropin pada hipofisis, dan juga hormon steroid terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD dan SMP sedang menjalani pendidikan dasar yang merupakan titik awal anak mengenal sekolah yang sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Siklus Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 2005), sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menghawatirkan. Tidak hanya di Indonesia, penelitian di berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. semakin menghawatirkan. Tidak hanya di Indonesia, penelitian di berbagai negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus kelebihan berat badan pada anak terus mengalami peningkatan dan semakin menghawatirkan. Tidak hanya di Indonesia, penelitian di berbagai negara membuktikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Remaja adalah usia di antara anak-anak dan dewasa, yang secara biologis yaitu antara umur 10 sampai 19 tahun. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 3 Oktober 2017 ISSN :

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 3 Oktober 2017 ISSN : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MANARCHE DINI PADA REMAJA PUTRI DI SMP N. 10 KOTA MEDAN RIZKY BAKKARA, LUKMAN HAKIM, SUPRAPTO ABSTRACT Menarche is the first menstrual period experienced by a fertile

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap anak dalam perkembangannya akan mengalami perubahan fisik, psikis, sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

KETELAN. Oleh: PUTRI J Disusun Fakultas

KETELAN. Oleh: PUTRI J Disusun Fakultas HUBUNGAN ANTARA ASUPAN LEMAK DAN STAT TUS GIZI DENGANN STAT US MENARCHE DINI PADAA SISWI DI SD MUHAMMADIYAH 1 KETELAN SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Kelompok 3 Aswar Anas 111810401036 Antin Siti Anisa 121810401006 Nenny Aulia Rochman 121810401036 Selvi Okta Yusidha 121810401037 Qurrotul Qomariyah

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita Balita adalah kelompok anak yang berumur dibawah 5 tahun. Umur balita 0-2 tahun merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, terutama yang penting adalah

Lebih terperinci

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin

Lebih terperinci

Anatomi/organ reproduksi wanita

Anatomi/organ reproduksi wanita Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infertilitas 1. Definisi Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan dalam memperoleh kehamilan, walaupun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pubertas 2.1.1. Definisi Pubertas Pubertas adalah masa dimana ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang dan tercapainya kemampuan untuk bereproduksi. Antara usia 10 sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Gizi lebih adalah suatu keadaan berat badan yang lebih atau diatas normal. Anak tergolong overweight (berat badan lebih) dan risk of overweight (risiko untuk berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam siklus kehidupan setiap manusia terdapat suatu masa yang disebut dengan masa remaja. Setiap anak ketika memasuki masa remaja akan mengalami perubahan fisik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu sarana dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mendapatkan perhatian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para pemimpin negara-negara di dunia telah membuat kesepakatan internasional untuk mengatasi masalah-masalah kependudukan dituangkan dalam Millenium Development Goals

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OBESITAS. 2.1.1. Pengertian Obesitas. Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi Menstruasi Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa perkembangan manusia dan merupakan periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini terjadi pacu tumbuh (growth

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA MENARCHE PADA REMAJA. (CORRELATION NUTRITIONAL STATUS AND OCCURRED OF MENARCHE AT ADOLESCENT) Elita Rosdiyanti

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA MENARCHE PADA REMAJA. (CORRELATION NUTRITIONAL STATUS AND OCCURRED OF MENARCHE AT ADOLESCENT) Elita Rosdiyanti HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA MENARCHE PADA REMAJA. (CORRELATION NUTRITIONAL STATUS AND OCCURRED OF MENARCHE AT ADOLESCENT) Elita Rosdiyanti Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status Nutrisi 2.1.1. Definisi Status Nutrisi Menurut Supariasa dkk. (2002), status nutrisi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan nutrisi dalam bentuk variabel tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa. Selama masa

Lebih terperinci

HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran

HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran 14 HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran Alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) hormonal mengandung estrogen dan progesteron yang secara langsung dapat mempengaruhi daur alamiah menstruasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan global dan telah muncul sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko untuk kanker, hipertensi, hiperkolesterolemia,

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Pubertas merupakan suatu periode perkembangan transisi dari anak menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya kemampuan reproduksi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Defenisi Remaja Remaja merupakan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan

Lebih terperinci

Gangguan Hormon Pada wanita

Gangguan Hormon Pada wanita Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. adalah menstruasi, kehamilan, dan seksualitas (Gibs, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya

Lebih terperinci

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan KESEIMBANGAN ENERGI Jumlah energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 kg sebesar

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Datangnya menstruasi pertama

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO 1 HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal atau muda merupakan salah satu tahap dari siklus

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal atau muda merupakan salah satu tahap dari siklus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa dewasa awal atau muda merupakan salah satu tahap dari siklus kehidupan dengan rentang usia 19-40 tahun. Pada tahap ini terjadi proses pematangan pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Menurut Soekirman (2000) status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan

Lebih terperinci

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D. dkk, Hubungan antara Status Gizi dan Siklus Menstruasi... 99 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D, Selty Tingubun Universitas Respati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada laki-laki. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang yang menjadi Obesitas dan overweight merupakan suatu yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja Remaja menjadi penting untuk mendapatkan perhatian yang besar. Remaja sering dimasukkan pada kategori kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja Remaja menjadi penting untuk mendapatkan perhatian yang besar. Remaja sering dimasukkan pada kategori kelompok BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja Remaja menjadi penting untuk mendapatkan perhatian yang besar. Remaja sering dimasukkan pada kategori kelompok umur yang relatif bebas dari masalah kesehatan spesifik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH AL-MUKMIN NGRUKI SURAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH AL-MUKMIN NGRUKI SURAKARTA TAHUN 2015 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH AL-MUKMIN NGRUKI SURAKARTA TAHUN 2015 Tika Nur Hidayah 1) dan Sab ngatun 2) 2) Dosen AKBID Mamba ul Ulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan untuk makanan maupun untuk pengobatan tradisional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menstruasi dan gangguan menstruasi sering terjadi (Lee dkk, 2006) dengan menstruasi yang abnormal, seperti sindrom premenstruasi dan

I. PENDAHULUAN. menstruasi dan gangguan menstruasi sering terjadi (Lee dkk, 2006) dengan menstruasi yang abnormal, seperti sindrom premenstruasi dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri khas kedewasaan seorang perempuan adalah menstruasi. Menstruasi merupakan proses yang kompleks dan harmonis dari serebrum, hipotalamus, hipofisis, alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan dari beberapa masa yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat lebih dari 70 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam RISKESDAS (2010) merupakan suatu keadaan yang utuh, sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan seseorang mengalami masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa, pada masa ini seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui dan kehamilan merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi wanita. Kembalinya menstruasi dan ovulasi bervariasi setiap ibu postpartum, hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Remaja Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Biasanya dialami pada usia 13 sampai 20 tahun. Pada masa remaja ini terdapat 3 subfase yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa dimana terjadi perkembangan bentuk tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu perkembangan tersebut adalah perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. al., 2005). Berdasarkan laporan dari National Health and Nutrition Examination

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. al., 2005). Berdasarkan laporan dari National Health and Nutrition Examination BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan tingkat sosial ekonomi masyarakat terjadi pergeseran pola gaya hidup dan pola nutrisi yang cenderung mengkonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, pada saat ini menghadapi masalah yang berhubungan dengan pangan, gizi dan kesehatan. Dalam bidang gizi, Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

IBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO

IBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO IBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO pasien masuk Skrening PENGKAJIAN GIZI Riwayat diet Antropometri Laboratorium Klinis-fisik Riwayat pasien Diagnosis medis PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah

BAB II TINJAUAN TEORI. konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah BAB II TINJAUAN TEORI A. Remaja 1. Pengertian Remaja Remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan suatu konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai dari janin sampai dewasa. Proses perkembangan antara individu satu dengan yang lainya tidak sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini terjadi masa pubertas yang merupakan keterkaitan antara proses-proses neurologis dan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia pada

BAB V PEMBAHASAN. apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia pada BAB V PEMBAHASAN Data yang terkumpul dari penelitian telah dilakukan pengolahan yang diupayakan dapat menjawab pertanyaan penelitian, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan

Lebih terperinci