BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Remaja Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Biasanya dialami pada usia 13 sampai 20 tahun. Pada masa remaja ini terdapat 3 subfase yaitu masa ramaja awal usia 11 sampai 14 tahun, masa remaja pertengahan usia 15 sampai 17 tahun, dan masa remaja akhir usia 18 sampai 20 tahun ( Potter &Perry, 2009). Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dengan cepat. Terjadi banyak variasi pada masa perubahan fisik yang dihubungkan dengan pubertas antara lawan jenis baik laki-laki maupun perempuan dan sesama jenis. Anak perempuan umumnya lebih dulu mengalami perubahan fisik dibandingkan anak laki-laki, yaitu sekitar dua tahun lebih awal. Hal ini terlihat dari tingkat pertambahan tinggi dan berat badan yang cukup proporsional, serta urutan pertumbuhan pada individu ( Potter & Perry, 2009). Pada remaja juga terjadi perubahan kognitif, yaitu perubahan pola pikir yang mampu menghasilkan tingkat intelektual tertinggi. Kemampuan berpikir logis tentang tingkah laku tersebut akan mendorong remaja membangun pemikiran pribadi dan cara untuk mengekspresikan identitas seksual. Remaja juga memperoleh kemampuan untuk memahami bahwa ide atau tindakan individual dapat mempengaruhi orang lain ( Potter &Perry, 2009). 6

2 7 Perubahan emosional juga terjadi pada masa remaja. Masa remaja sangat rawan dengan stres emosional yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas. Hasil penelitian di chigago oleh Mihalyi Csikzentmihalyi & Rees larson (1984 dalam Proverowati & Misaroh, 2009) menemukan bahwa remaja hanya memerlukan 45 menit untuk berubah dari mood senang luar biasa ke sedih luar biasa, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood yang drastis pada remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah (Proverowati & Misaroh, 2009). Istilah adolescence merujuk kepada kematangan psikologis individu, sedangkan pubertas merujuk kepada saat dimana telah ada kemampuan reproduksi. Perubahan hormonal saat pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada anak ( Potter &Perry, 2009). Pubertas ialah dimulainya kehidupan seksual dewasa. Periode pubertas terjadi karena kenaikan sekresi hormon gonadotropin oleh hipofisis, perlahan dimulai pada tahun kedelapan kehidupan dan mencapai puncaknya pada saat terjadinya menarke yaitu pada usia tahun. Pada wanita, kelenjar hipofisis dan ovarium akan mampu menjalankan fungsinya secara penuh bila dirangsang secara tepat. Timbulnya pubertas dirangsang oleh beberapa proses pematangan yang berlangsung di daerah otak yaitu hipotalamus dan sistem limbik yang ditandai dengan peningkatan sekresi esterogen pada pubertas, variasi siklus bulanan, peningkatan sekresi esterogen lebih lanjut selama beberapa tahun pertama dari kehidupan seksual, terjadinya penurunan progresif dari sekresi

3 8 esterogen menjelang akhir kehidupan seksual, hampir tidak ada sekresi esterogen dan progesteron sesudah menopause (Syaifuddin, 2009) Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis. Pesatnya perkembangan pada masa remaja atau masa puber dipengaruhi oleh hormon seksual. Organ organ reproduksi pada masa puber telah mulai berfungsi sebagai penanda munculnya ciri-ciri kelamin primer. Ciri yang pertama yaitu organ reproduksi pada laki-laki (testis) mulai berfungsi meghasilkan hormon testosteron. Testosteron berfungsi merangsang testis untuk menghasilkan sperma. Organ reproduksi pada perempuan mulai memproduksi hormon esterogen dan progesteron. Hormon ini mempengaruhi perkembangan organ reproduksi perempuan. Selain itu, juga mempengaruhi ovulasi, yaitu pematangan sel telur dan pelepasan sel telur dari ovarium. Ciri yang kedua ialah laki-laki mengalami mimpi basah dan perempuan mengalami menstruasi. Seiring dengan produksi sperma yang meningkat pada laki-laki terjadi mimpi basah. Organ reproduksi yang aktif pada anak perempuan ditandai dengan adanya menstruasi. Ketika memasuki masa pubertas, indung telur atau ovarium pada perempuan mulai aktif menghasilkan sel telur atau ovum (Proverawati dan Misaroh, 2009). Perkembangan ini selanjutnya diikuti oleh munculnya ciri-ciri kelamin sekunder. Ciri kelamin sekunder pada remaja berupa perubahan fisik yang terjadi pada laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki adalah tumbuhnya kumis dan jambang, tumbuhnya rambut disekitar alat kelamin serta dada menjadi lebih bidang. Pada perempuan antara lain payudara tumbuh membesar, tumbuh rambut

4 9 diketiak dan sekitar alat kelamin, serta membesarnya panggul. (Proverawati dan Misaroh, 2009) 2. Menarke 2.1 Pengertian Menarke Menarke adalah menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia tahun atau pada masa awal remaja sebelum memasuki usia reproduksi. Menstruasi adalah perdarahan periodik dan siklik dari uterus disertai pengelupasan endometrium. Menarke merupakan suatu tanda awal adanya perubahan lain seperti pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut daerah pubis dan aksila, serta distribusi lemak pada daerah pinggul. Menarke merupakan pertanda adanya suatu perubahan status sosial dari anak-anak ke dewasa. Pada studi antar budaya, menarke mempunyai variasi makna termasuk rasa tanggung jawab, kebebasan dan harapan untuk memulai bereproduksi (Proverawati dan Misaroh, 2009). Menarke merupakan suatu tanda yang penting bagi seorang wanita yang menunjukan adanya produksi hormon yang normal yang dibuat oleh hipotalamus dan kemudian diteruskan pada ovarium dan uterus. Selama sekitar dua tahun hormon-hormon ini akan merangsang pertumbuhan tanda-tanda seks sekunder seperti pertumbuhan payudara, perubahan-perubahan kulit, perubahan siklus, pertumbuhan rambut ketiak dan rambut pubis serta bentuk tubuh (Proverawati dan Misaroh, 2009).

5 10 Perasaan bingung, gelisah, tidak nyaman selalu menyelimuti perasaan seorang wanita yang mengalami menarke. Perasaan tidak nyaman ini disebabkan karena selama menstruasi voleume air didalam tubuh kita berkurang. Gejala lain yang dirasakan yaitu sakit kepala, pegal-pegal dikaki dan di pinggang untuk beberapa jam, kram perut dan sakit perut, sebelum periode ini terjadi biasanya ada beberapa perubahan emosional, perasaan suntuk, marah dan sedih yang disebabkan oleh adanaya pelepasaan beberapa hormon. (Proverawati dan Misaroh, 2009). 2.2 Usia Menarke Usia saat seorang anak perempuan mulai mendapat menarke sangat bervariasi. Di inggris usia rata-rata untuk mencapai menarke adalah 13,1 tahun, sedangkan suku bundi di Papua Nugini menarke dicapai pada usia 18,8 tahun. Terdapat kecendrungan bahwa saat ini anak mendapat menstruasi pertama kali pada usia yang lebih muda. Ada yang berusia 12 tahun saat dia mendapat menstruasi pertama kali, tapi ada juga yang pada usia 8 tahun sudah memulai siklusnya (Proverawati dan Misaroh, 2009). Usia rata-rata menarke di Eropa saat ini mengalami percepatan yaitu tahun dibandingkan dengan seabad yang lalu, yaitu tahun. Walaupun terdapat variasi yang tinggi, usia menarke tampaknya terus menurun dengan kecepatan sekitar 3 bulan per dekade. Berbagai pengaruh usia menarke telah diteliti, misalnya fotoperiod dan massa tubuh. Salah satu perkiraan adalah usia menarke yang lebih dini terjadi bersamaan dengan diperkenalkannya listrik,

6 11 pajanan individu terhadap cahaya. Teori lain mengatakan bahwa hal tersebut berkaitan dengan peningkatan gizi (Coad & Melvyn, 2007). Sekarang usia gadis remaja pada waktu menarke bervariasi, yaitu antara tahun (Saryono, 2009). Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia pada tahun 1932 rata-rata usia menarke adalah 15 tahun, pada tahun 1948 rata-rata usia menarke 14,63 tahun, tahun 1976 rata-rata usia menarke sebesar 13,58 tahun dan pada tahun 1992 rata-rata usia menarke adalah 12,69 tahun. Hal ini dapat menunjukan di Indonesia juga terdapat kecendrungan bahwa saat ini anak mendapat menstruasi pertama kali pada usia yang lebih muda (Proverawati & Misaroh, 2009). Demikian pula di Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia melaporkan terjadi penurunan usia menarke di Indonesia. Di Sumatera Utara, jumlah remaja yang sedang mengalami pubertas berjumlah sekitar 1,5 juta atau 1,2% dari total penduduk pada tahun Kejadian yang penting pada pubertas ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri kelamin sekunder, menarke dan perubahan psikis (Sarwono 2007 dalam Aishah, 2011) Penelitian yang dilakukan Tiwari (2005 dalam Derina 2011) mengatakan usia menarke perlu diperhitungkan karena terdapatnya hubungan antara usia menarke, usia disaat menikah, dan umur kelahiran bayi pertama. Menurunnya usia menarke dapat berpengaruh terhadap mudanya usia pernikahan pada remaja putri. Usia pernikahan yang terlalu dini akan mengakibatkan semakin muda pula kemungkinan usia melahirkan seorang wanita, yang dapat menimbulkan banyak resiko seperti perdarahan, anemia pada ibu hamil, ketidaktahuan ibu dalam

7 12 pengasuhan dan perawatan bayi kelak, bahkan dapat pula terjadi kematian ibu berkaitan dengan persalinan yang lama dan resiko pendarahan. Berdasarkan penelitian, menarke yang terjadi pada usia yang lebih awal (<12 tahun) dapat meningkatkan resiko seorang wanita untuk terkena kanker payudara. 2.3 Fisiologi Menarke Wanita memiliki sepasang indung telur (ovarium) di sisi kanan dan kiri rahim dimana masing-masing menyimpan sekitar hinggga telur yang belum matang. Pada masa kanak-kanak ovarium dikatakan masih dalam keadaan istirahat, belum menunaikan fungsinya dengan baik. Setelah masa pubertas maka terjadi maka terjadi pematangan pada orga-organ reproduksi. Sekali dalam satu bulan dipertengahan siklus menstruasi akan mengeluarkan sel telur yang matang dari satu atau kedua indung telur. kejadian ini dinamakan ovulasi sel telur yang telah matang maka kemudian akan dilepaskan dari ovarium yang kemudian menuju tuba falopi yang siap untuk dibuahi, bila tidak ada sperma yang masuk maka sel telur akan menuju rahim. Hormon esterogen akan bekerjasama dengan FSH membantu sel telur tumbuh dalam rahim dan memberikan signal kepada rahim untuk mempersiapkan diri didalam penerimaan sperma bersarang. Jika sel telur yang telah dilepaskan tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan dikeluarkan dari vagina dalam bentuk darah haid yang disebut menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009) Darah haid biasanya berjumlah antara 35 dan 95 ml dan terdiri dari debris endometrium dan darah. Pengeluaran darah dibatasi oleh vasokonstriksi arteri spiral dan pembentukan sumbat trombosit-trombosit di bagian terminal arteri

8 13 lurus. Saat sekresi esterogen kembali pada permulaan siklus berikutnya, esterogen merangsang penyembuhan dan pertumbuhan jaringan baru. Volume rata-rata darah yang hilang adalah 50 ml yang mengandung zat besi sekitar 0,7 mg, suatu kehilangan yang tepat disamakan oleh penyerapan zat besi dari makanan (Coad & Melvyn, 2007). Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90 % wanita memiliki siklus hari dan hanya % yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi yaitu hari dimana perdarahan dimulai sampai hari terakhir yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya (Saryono & Waluyo, 2009). Saat siklus menstruasi, tarjadi perubahan pada selaput lendir rahim yang berulang dari hari ke hari. Selama 1 bulan mengalami 4 masa stadium. Stadium menstruasi (Desquamasi) pada masa ini endometrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan perdarahan, hanya lapisan tipis tertinggal disebut stratum basale. Stadium ini berlangsung selama 4 hari. Melalui haid, kelar darah, potonganpotongan endometrium, dan lendir dari serviks. Darah ini tidak membeku karena adanya femen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potonganpotongan mukosa. Banyaknya perdarahan selama haid ± 50 cc. Stadium post menstruum (Regenerasi) luka yang terjadi karena endometrium terlepas, lalu berangsur-angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru dari sel epitel kelenjar endometrium. Pada masa ini, tebal endometrium kira-kira 0,5 mm. Stadium ini berlangsung selama 4 hari. Stadium inter menstruum (Proliferasi) pada masa ini

9 14 endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm, kelenjar-kelenjarnya tumbuh lebih cepat dari jaringan lain. Stadium ini berlangsung ±5-14 hari dari hari pertama haid. Staduim pra menstruum (sekresi) pada stadium ini, endometrium tetap tebal, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku-liku serta mengeluarkan getah. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan ini dilakukan untuk mempersiapkan endometrium dalam menerima sel telur (Syaifuddin, 2009). Menarke biasanya terjadi tiga sampai delapan hari, namun rata-rata lima setengah hari. Dalam satu tahun setelah terjadinya menarke, ketidakteraturan menstruasi masih sering dijumpai. Ketidakteraturan menstruasi adalah kejadian biasa yang dialami oleh para remaja putri. Sekitar dua tahun setelah menarke akan terjadi ovulasi. Ovulasi tidak harus terjadi setiap bulan tetapi dapat terjadi setiap dua atau tiga bulan (Proverawati dan Misaroh, 2009). 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usia Menarke Kombinasi dari pengaruh genetik, fisik, emosional, dan lingkungan dapat mempengaruhi Usia menarke. Usia menarke anak cenderung mirip dengan usia menarke ibu. Anak perempuan dengan postur tubuh yang lebih besar dan payudaranya telah berkembang cenderung lebih banyak mendapatkan menstruasi lebih awal. Nutrisi juga merupakan faktor lainnya, karena sangat berperan dalam masa tumbuh kembang anak (Ellis & Graber, 2000 dalam Papalia, Old & Feldman, 2008).

10 Status Gizi Status gizi seorang wanita akan sangat berpengaruh terhadap sistem reproduksinya. Kecukupan zat gizi diperlukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Jika terjadi kekurangan unsur gizi khususnya pada masa pra pubertas dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seksual pada saat memasuki remaja. Bagi remaja wanita, status gizi sangat mempengaruhi terjadinya menarke, baik dari faktor usia terjadinya menarke, adanya keluhankeluhan selama menarke maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluhkan rasa nyeri dan kurang nyaman, tetapi pada beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang dapat dikonsumsi (Sibagariang, 2010). Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya pada gadis yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan dari pada yang sudah menstruasi pada usia yang sama walaupun tinggi badan mereka sama (Soetjiningsih, 2004). Hal ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan Munda, Wagey &Wantania (2013) mengenai hubungan indeks masa tubuh dengan usia menarke mendapatkan hubungan yang bermakna antara IMT dengan usia menarke. Supriasa, Fajar, Bakri (2001) mengatakan bahwa status gizi berhubungan dengan keadaan lemak dalam tubuh. Semakin banyak penumpukan lemak,

11 16 semakin tinggi kadar leptin yang disekresikan dalam darah. Leptin ini berfungsi untuk pengatur jaringan syaraf, dan fungsi reproduksi. Pada fungsi reproduksi leptin ini berpengaruh terhadap metabolisme Gonadothropin Releazing Hormone (GnRH). Pelepasan GnRH ini akan memengaruhi kematangan reproduksi yang selanjutnya memicu pengeluaran Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan Letuinizing Hormone (LH) di ovarium sehingga terjadi pematangan folikel dan pembentukan esterogen Status gizi remaja dapat ditentukan dengan melakukan pengukuran antopometri Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus penghitung IMT dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 2.1 Perhitungan Indeks Massa tubuh IMT = Berat badan (Kg) Tinggi badan (m) X Tinggi badan (m) Setelah hasil perhitungan IMT diketahui, gunakan tabel klasifikasi IMT/U untuk mengetahui status gizi remaja putri apakah sangat kurus, kurus, normal, gemuk, atau obesitas. Tabel Klasifikasi IMT dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 2.2 Penggolongan Status Gizi dengan IMT/U untuk usia 6-18 tahun Riskesdas (2010) Status IMT/U Sangat kurus <-3 SD Kurus -3 SD s/d <-2 SD Normal -2 SD s/d +1 SD Gemuk >1s/d+2 SD Obes >+2

12 Genetik Usia menarke dipengaruhi oleh keturunan. Menurut Karapanou dan Papadimitriou, (2010) bukti untuk pengaruh keturunan didapati bahwa usia menarke ibu cenderung dapat memprediksi usia menarke anak. Didapati polimorfisme gen reseptor estrogen a (ERa) dapat mengubah aktivitas biologis pada tingkat seluler dan mempengaruhi kematangan aksis hipotalamus-pituitarigonad, yang menentukan bermulanya menarke Penelitian yang dilakukan Putri (2009) menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia menstruasi pertama ibu (genetik) dengan usia menarke responden. Hubungan ini diduga berkaitan dengan lokus yang mengatur estrogen yang diwariskan. Pada waktu terjadi kematangan seksual, seorang gadis mengikuti menstruasi pertama ibunya. Umur menarke ibu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan badan anak sehingga mempengaruhi waktu menarkenya. Pengaruh genetik juga muncul dari ayah. Gen dapat menurunkan ekspresi karakteristik yang disebut alel. Setiap orang menerima sepasang alel, masingmasing satu dari setiap orang tua mereka. Ketika sepasang alel ini bersifat sama maka orang tersebut homozigot secara karakteristik dan ketika tidak sama maka orang tersebut heterozigot secara karakteristik. Pewarisan seseorang yang heterozigot untuk sifat tertentu akan dikontrol oleh alel yang dominan, dengan kata lain apabila keturunannya menerima 2 alel yang bertolak belakang hanya akan ada 1 dari mereka yang dominan yang akan di ekspresikan (Papalia, Old & Feldman, 2008). Ayah yang cenderung agresif, impulsif, dan matang secara seksual sebelum waktunya akan memiliki kecenderungan terhadap konflik

13 18 perkawinan dan penelantaran keluarga. Hal ini akan diturunkan kepada anak perempuannya karena diduga berasal dari gen yang sama, dimana anak perempuannya cenderung mendapat menarke lebih dini serta aktifitas seksual sebelum waktunya (Comings, 2002 dalam Papalia, et al., 2008). Sebuah analisis genetik terhadap 121 pria dan 164 wanita yang tidak saling memiliki hubungan, yang difokuskan kepada variasi androgen reseptor (AR) terkait jenis kelamin, yang membawa kromosom x dari ayah yang dapat ditransisikan kepada anak perempuan, tetapi tidak kepada anak laki-laki karena anak laki laki hanya mewarisi kromosom y dari ayah, diperoleh bahwa pria dengan alel tersebut cenderung agresif, impulsif, dan matang secara seksual sebelum waktunya, sedangkan wanita dengan alel yang sama cenderung memiliki menarke dini (Comings, 2002 dalam Papalia, et al., 2008) Status sosial ekonomi Lingkungan sosial berpengaruh terhadap waktu terjadinya menarke. Salah satunya yaitu lingkungan keluarga yang harmonis dan adanya keluarga besar yang baik dapat memperlambat terjadinya menarke dini, sedangkan anak yang tinggal ditengah-tengah keluarga yang tidak harmonis dapat mengakibatkan terjadinya menarke dini. Selain itu ketidakhadiran seorang ayah ketika ia masih kecil (berusia < 7 tahun), adanya tindakan kekerasan seksual pada anak dan adanya konflik pada keluarga merupakan faktor yang berperan penting pada terjadinya menarke dini (Proverowati & Misaroh. 2009). Bagi anak perempuan, lemahnya atau ketidakhadiran sosok ayah dalam hidupnya akan mendorong munculnya rasa tidak aman karena persepsi terhadap

14 19 tidak adanya perlindungan dalam kesehariannya. Hal ini mempengaruhi pandangannya terhadap lawan jenis, diri sendiri, dan dunia sekitarnya dan memacu anak mengalami pubertas yang lebih cepat, khususnya menarke. Ellis (2002) menyatakan bahwa seorang ayah yang secara emosional memiliki hubungan positif dengan anak perempuannya sejak usia 5-7 tahun, anak nya akan lebih lambat mengalami pubertas serta menstruasi. Hal ini disebabkan anak tersebut terlatih dengan sosok laki-laki yang diisi oleh ayahnya. Secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa anak perempuan terlatih menerima sensasi pheromones, yakni hormon yang dihasilkan oleh kelenjar manusia yang member respon seksual terhadap lawan jenis. Hormone ini lah yang menimbulkan rasa suka, cinta dan membangkitkan gairah seksual terhadap lawan jenis. Studi longitudinal menyatakan bahwa hubungan dengan ayah bisa jadi merupakan kunci dari penentuan waktu terjadinya puber. Anak perempuan yang memiliki relasi yang dekat dan suportif dengan orang tua mereka terutama dengan ayah, menunjukkan perkembangan pubertas yang lebih lamban dibandingkan anak perempuan dengan hubungan yang dingin atau berjarak, atau mereka yang dibesarkan oleh ibu tunggal (Ellis, 1999 dalam Papalia, et al., 2008). Anak perempuan yang dekat dengan ayah lebih lambat mengalami pubertas dan menstruasi. Masa pubertas banyak disokong oleh kematangan organ seksual anak. Seorang anak yang tidak begitu dekat dengan ayah, tidak akan terbiasa dengan sosok laki-laki. Sehingga ketika ada teman laki-laki yang dekat, ia merasakan sensasi yang tidak sewajarnya. Ia akan memberikan sinyal kewanitaan dengan sikap genit kepada lawan jenis. Kondisi tersebut mempermudah

15 20 kematangan organ seksual anak, sehingga ia cepat mengalami menstruasi (Ellis, 2002). Efek psikologis masa terjadinya pubertas tergantung kepada bagaimana remaja tersebut dan orang disekitarnya menginterprestasikan perubahan yang menyertai hal tersebut. Namun menarke dini sering dengan dihubungkan dengan depresi dan perilaku kekerasan pada anak (Stice, Presnell & Bearman, 2001 dalam papalia, et al., 2008). Status sosial ekonomi berhubungan dengan penghasilan orang tua perbulan. Penghasilan orang tua dapat digolongkan menjadi rendah dan tinggi sesuai dengan upah minimum yang telah ditetapkan diprovinsi. Berdasarkan keputusan Gubernur Sumatera Utara maka Upah Minimum Provinsi (UMP) yang telah ditetapkan ialah Rp Penghasilan orang tua berhubungan dengan gaya hidup dan kondisi psikologis remaja, dengan penghasil orang tua yang lebih tinggi akan meningkat daya beli dan gaya hidup keseharian. Remaja dalam kondisi keadaan sosial ekonomi orang tua yang tinggi akan di penuhi kebutuhan keseharian seperti fasilitas akses informasi dari media massa (elektronik dan cetak) sehingga remaja memperoleh informasi yang lebih terbuka, kebutuhan akan makanan bergizi, kecendrungan mengkonsumsi fast food dan soft drink (Rofiatul 2013). Studi di India mengatakan bahwa remaja putri dengan status sosial ekonomi tinggi lebih awal 3 tahun untuk mencapai menarke dari remaja putri dengan status sosial ekonomi rendah (Proverowati & Misaroh, 2009).

16 21 Nyoman, Bakri, dan Fajar (2001) mengemukakan bahwa faktor sosial ekonomi ikut mempengaruhi pertumbuhan anak. Faktor sosial ekonomi tersebut meliputi pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan keluarga. Faktor ini akan berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga mempengaruhi masukan zat gizi anak yang pada akhirnya ketersediaan zat gizi pada tingkat seluler rendah akan mengakibatkan pertumbuhan anak terganggu Keterpaparan terhadap media informasi orang dewasa Pada saat ini seorang anak cenderung mengalami pubertas dalam usia yang lebih dini. Di Amerika Serikat sendiri, banyak anak yang sudah mencapai usia pubertas pada usia 7 tahun. Salah satu kemungkinan faktor penyebabnya adalah semakin banyaknya tontonan di televisi yang merubah keseimbangan hormonal dalam tubuh sehingga mendorong terjadinya pubertas yang lebih awal (Proverowati & Misaroh, 2009). Faktor penyebab menarke juga disebabkan rangsangan dari luar. Rangsangan tersebut berupa film film seks, buku-buku bacaan dan majalah majalah bergambar seks yang umumnya untuk kalangan dewasa, godaan dan rangsangan dari kaum pria, pengamatan secara langsung terhadap perbuatan seksual yang diduga dapat memperlambat atau mempercepat usia menarke (Kartono, 1992). Rangsangan audio visual baik berasal dari percakapan maupan tontonan dari film-film atau internet berlabel dewasa, atau mengumbar sensualitas dapat menjadi penyebab menarke yang lebih awal. Rangsangan dari telinga dan mata

17 22 tersebut kemudian merangsang sistem reproduksi dan genital untuk lebih cepat matang (Proverowati & Misaroh, 2009). Keterpaparan media informasi orang dewasa ini berupa media cetak dan media elektronik, maupun keterpaparan secara langsung seperti mendapatkan penyuluhan untuk orang dewasa misalnya penyuluhan tentang kesehatan reproduksi. Dikatakan terpapar media cetak apabila pernah membaca buku bacaan/tabloid/majalah/koran untuk orang dewasa, tidak terpapar apabila tidak pernah membaca buku bacaan/tabloid/majalah/koran untuk orang dewasa. Dikatakan terpapar media elektronik apabila menonton televisi untuk jam tayang dewasa lebih dari 3 kali dalam seminggu dan pernah menonton film/vcd/dvd yang dapat membangkitkan gairah seksual (Matondang, 2003 dalam Putri 2009), serta pernah mendengar cerita yang dapat membangkitkan gairah seksual baik dari radio maupun dari temannya. Menurut Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) ketentuan untuk jam tayang dewasa adalah pukul WIB, karena itu sebaiknya anak remaja menonton televisi di bawah jam WIB

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang remaja akan tumbuh dan berkembang menuju tahap dewasa. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga tahap antara lain masa remaja awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Responden menurut Usia. sisanya merupakan kelompok remaja awal. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden menurut Usia Karakteristik usia responden menunjukan distribusi tertinggi adalah usia 9-11 tahun sebanyak 16 responden (53%) dan sisanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang mengenai hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri yang dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa 63,4 juta diantaranya adalah remaja yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai

Lebih terperinci

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KESEHATAN REPRODUKSI by Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja atau masa adolescence merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD dan SMP sedang menjalani pendidikan dasar yang merupakan titik awal anak mengenal sekolah yang sesungguhnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

... Tugas Milik kelompok 8...

... Tugas Milik kelompok 8... ... Tugas Milik kelompok 8... 6. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan

Lebih terperinci

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN SEKSUALITAS endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN - 2012 KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat memahami seksualitas sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum seorang wanita siap menjalani masa reproduksi, terdapat masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan yang lebih dikenal dengan masa pubertas.

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Pubertas merupakan suatu periode perkembangan transisi dari anak menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya kemampuan reproduksi.

Lebih terperinci

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap anak dalam perkembangannya akan mengalami perubahan fisik, psikis, sosial, dan perilaku. Perubahan fisik yang dominan terjadi selama proses ini, diikuti oleh

Lebih terperinci

Gangguan Hormon Pada wanita

Gangguan Hormon Pada wanita Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masa Remaja Defenisi remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah masa peralihan dari masa kanak kanak menuju masa dewasa, di mana pada masa itu terjadi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 2 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Penulis mendapat sumber data mengenai materi menstruasi didapat melalui pengalaman pribadi, sumber media cetak dan media digital (internet dan e book). 2.2 Data

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Fisik dan Kognitif Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi

Lebih terperinci

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Pendahuluan Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pubertas 2.1.1. Definisi Pubertas Pubertas adalah masa dimana ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang dan tercapainya kemampuan untuk bereproduksi. Antara usia 10 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel

Lebih terperinci

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa, pada masa remaja seseorang akan mengalami pubertas. Pubertas adalah masa ketika seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pubertas merupakan suatu tahapan yang sangat penting bagi wanita. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Perubahan tersebut meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri dan yang mempengaruhi hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri dan yang mempengaruhi hubungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep diri Willoughby, King & polatajko (1996, dalam Wong,et al 2009, hlm 121) mengemukakan bahwa konsep diri adalah bagaimana individu menggambarkan

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Datangnya menstruasi pertama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D. dkk, Hubungan antara Status Gizi dan Siklus Menstruasi... 99 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI Devillya Puspita D, Selty Tingubun Universitas Respati

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Pubertas adalah masa awal pematangan seksual, yaitu suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual serta awal masa reproduksi. Kejadian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah individu yang berada pada tahap masa transisi yang unik yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu masa yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. usia tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang

BAB II TINJAUAN TEORI. usia tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang BAB II TINJAUAN TEORI A. REMAJA DAN MASA PUBERTAS 1. Pengertian Kata remaja berasal dari bahasa Inggris teenager yakni manusia usia 13-19 tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah berusia tahun (BKKBN, 2003) Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Remaja adalah usia di antara anak-anak dan dewasa, yang secara biologis yaitu antara umur 10 sampai 19 tahun. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi pertama (darah yang pertama kali keluar dari vagina) yang dialami oleh remaja putri disebut sebagai menarche. Menarche adalah sebuah tanda dimana seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa perkembangan manusia dan merupakan periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini terjadi pacu tumbuh (growth

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode kehidupan terjadinya perubahan biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut WHO (2009), adalah 12-24 tahun.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Menurut kamus besar bahasa indonesia (2005) pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah (dijalani, dirasakan, ditanggung). Menurut Notoatmodjo (2005) pengalaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menarche merupakan perdarahan pertama kali dari uterus yang terjadi pada wanita di masa pubertas sekitar usia 10-16 tahun. Menarche merupakan perubahan yang menandakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa yang lebih dewasa. Ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagaimana

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010 KUESIONER PENELITIAN Nomor Responden : PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010 IDENTITAS RESPONDEN : 1. NAMA : 2.

Lebih terperinci

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore Gambaran Perbedaan Intensitas Dismenore Setelah Melakukan Senam Dismenore Pada Remaja OCTA DWIENDA RISTICA, RIKA ANDRIYANI *Dosen STIKes Hang Tuah ABSTRAK Dismenore merupakan gangguan menstruasi yang sering

Lebih terperinci

HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran

HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran 14 HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran Alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) hormonal mengandung estrogen dan progesteron yang secara langsung dapat mempengaruhi daur alamiah menstruasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para pemimpin negara-negara di dunia telah membuat kesepakatan internasional untuk mengatasi masalah-masalah kependudukan dituangkan dalam Millenium Development Goals

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai

Lebih terperinci

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pubertas merupakan suatu tahap penting dalam proses tumbuh kembang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pubertas merupakan suatu tahap penting dalam proses tumbuh kembang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pubertas merupakan suatu tahap penting dalam proses tumbuh kembang anak. Perubahan fisik yang mencolok terjadi selama proses ini, kemudian diikuti oleh perkembangan ciri-ciri seksual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infertilitas 1. Definisi Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan dalam memperoleh kehamilan, walaupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peran Ibu a. Definisi Ibu Ibu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, maka anak harus menyayangi ibu, sebutan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa dimana terjadi perkembangan bentuk tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu perkembangan tersebut adalah perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Casmini (2004) istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah (2008), remaja adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tahap perkembangan manusia, setiap manusia pasti mengalami masa remaja atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

KESEHATAN REPRODUKSI. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes

KESEHATAN REPRODUKSI. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes KESEHATAN REPRODUKSI Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes Introduction Kespro keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit dan kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai oleh perubahan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI TAHUN 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 3 KOTA Irma Harahap 1 *, Erris 2 1 Akademi Keperawatan Jambi 2 Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kesehatan Lingkungan *Korespondensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.3

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.3 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.3 1. Berikut adalah salah satu ciri perubahan fisik wanita pada masa puber, kecuali.. Membesarnya payudara Melebarnya bagian pinggul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Defenisi Remaja Remaja merupakan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013 FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013 Romy wahyuni * *Dosen Prodi D - III Kebidanan Universitas Pasir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik maupun psikis. Perubahan tersebut meliputi kematangan mental, emosional, dan sosial. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Siklus Menstruasi Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prawirohardjo, 2005), sedangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,

Lebih terperinci

Anatomi/organ reproduksi wanita

Anatomi/organ reproduksi wanita Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Menopause bukanlah

Lebih terperinci

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN LATAR BELAKANG Lerner dan Hultsch (1983) menyatakan bahwa istilah perkembangan sering diperdebatkan dalam sains. Walaupun demikian, terdapat konsensus bahwa yang

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA PENGARUH HORMON SEKSUAL TERHADAP WANITA Oleh : Rini Indryawati. SPsi UNIVERSITAS GUNADARMA November 2007 ABSTRAK Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran orang tua baik ayah maupun ibu, dalam pertumbuhan dan perkembangan anak menuju dewasa sangat berpengaruh dan dapat menentukan bagaimana kesehatan anak di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Masa ini dapat dikatakan sebagai masa yang paling penting dalam perkembangan pada tahap-tahap

Lebih terperinci

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun KLIMAKTERIUM Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur 40-65 tahun SENIUM Saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya MASA KLIMAKTERIUM PRAMENOPAUSE MEN0PAUSE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga senam sudah sedemikian maju, khususnya senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota besar maupun di kota-kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Kesehatan Reproduksi Menurut WHO (1992), sehat adalah suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam RISKESDAS (2010) merupakan suatu keadaan yang utuh, sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya kondisi yang

Lebih terperinci