ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FIS UNNES ANGKATAN 2007 SEBAGAI CALON TENAGA PENDIDIK PROFESIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FIS UNNES ANGKATAN 2007 SEBAGAI CALON TENAGA PENDIDIK PROFESIONAL"

Transkripsi

1 i ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FIS UNNES ANGKATAN 2007 SEBAGAI CALON TENAGA PENDIDIK PROFESIONAL SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh : BAKHTIAR SETYO NUGROHO NIM JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

2 ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Tanggal : Pembimbing I Pembimbing II Drs. Saptono Putro, M.Si NIP Drs. Sunarko, M.Pd NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Geografi Drs. Apik Budi Santoso, M.Si NIP ii

3 iii PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Tanggal : Penguji Skripsi Dra. Erni Suharini, M.Si NIP Anggota I Anggota II Drs. Saptono Putro, M.Si NIP Drs. Sunarko, M.Pd NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Drs. Subagyo, M.Pd NIP iii

4 iv PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya skripsi saya yang berjudul Analisis Kesiapan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fis Unnes Angkatan 2007 Sebagai Calon Tenaga Pendidik Profesional disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicamtumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun. Semarang, Agustus 2011 Yang membuat pernyataan Nama: Bakhtiar Setyo Nugroho NIM: iv

5 v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Rubahlah Dari Dirimu Sendiri, Sebelum Engkau Hendak Merubah Dunia PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1) Bapakku Setiyono dan Ibuku Rukinem yang telah bekerja keras untukku 2) Adik-Adikku, Anis, Anita dan Ragil 3) Saudara dan Handai Tolan 4) Teman-Temanku, Hola-holo club 5) Almamater v

6 vi KATA PENGANTAR Assalamu'alaikumWr. Wb Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmah,Inayah dan Hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul Analisis Kesiapan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fis Unnes Angkatan 2007 Sebagai Calon Tenaga Pendidik Profesional dapat penulis selesaikan. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, petunjuk, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastro Atmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi Universitas Negeri Semarang. 4. Drs. Saptono Putro, M.Si, dosen pembimbing Skripsi I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan meluangkan banyak waktu sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 5. Drs. Sunarko,M.Pd dosen pembimbing Skripsi II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan meluangkan banyak waktu sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 6. Drs. Erni Suharini, penguji utama yang telah bersedia menguji skripsi peneliti dan memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini 7. Seluruh Dosen, dan Staf Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang 8. Bapak dan Ibu Tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang kepada penulis. vi

7 vii 9. Keluarga Besar Mahasiswa Geografi 2007, yang telah memberikan motivasi, semangat, dan bantuan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 10. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam bentuk apapun kepada penulis. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan masukan bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan. Semarang, Agustus 2011 Penulis vii

8 viii ABSTRAK Nugroho.Bakhtiar Setyo Analisis Kesiapan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fis Unnes Angkatan 2007 Sebagai Calon Tenaga Pendidik Profesional. Skripsi. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Kata kunci: Kesiapan, Mahasiswa, Tenaga Pendidik Profesional. Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan Diperlukan guru yang kreatif, professional, dan menyenangkan, sehingga mampu menciptakan iklim pembelajaran yang menantang, dan mampu membelajarakan dengan menyenangkan. Mahasiswa prodi pendidikan geografi FIS UNNES, merupakan calon guru, guru professional adalah guru yang mampu menguasai empat kompetensi utama seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Permasalahan dalam Penelitian ini adalah: menilai tingkat kesiapan mahasiswa prodi Pendidikan Geografi FIS UNNES angkatan 2007 dalam pemahamannya tentang empat kompetensi utama yang harus dikuasai seorang guru.tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat tingkat kesiapan mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi angkatan 2007 dalam memahami kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi Angkatan Sedangkan sampel dalam penelitian ini merupakan jumlah keseluruhan dari populasi. Variabel dalam penelitian ini berjumlah empat, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di simpulkan bahwa secara umum mahasiswa prodi pendidikan geografi angkatan 2007 dalam pemahaman terhadap kompetensi pedagogik sudah baik, namun masih ada kekurangan pada pemahaman karakteristik peserta didik, pemahaman pengembangan peserta didik dan pengaktualisasian potensinya, dan pemahaman tindakan reflektif dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Pada kompetensi kepribadian termasuk dalam kriteria baik, kompetensi sosial kurang baik, dan pada kompetensi professional termasuk dalam kriteria baik. sehingga saran yang dapat diberikan adalah mahasiswa prodi pendidikan geografi angkatan 2007 dapat melakukan perbaikan pada indikator pemahaman yang masih dianggap belum begitu dikuasai, indikator tersebut meliputi pemahaman viii

9 ix karakteristik siswa, pemahaman tujuan pembelajaran, pemahaman pengembangan peserta didik dan potensinya, pola komunikasi dengan siswa, pemahaman tindakan reflektif dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan pemahaman sikap seorang guru dalam lingkungan masyarakat. Dari hasil penelitian, masih ditemukan kekurangan dari kesiapan pemahaman baik itu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Usaha atau upaya yang dapat dilakukan antara lain :Sebagai calon guru, mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 haruslah menguasai sepenuhnya kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Untuk itu diperlukan peningkatan pengetahuan dari kompetensi-kompetensi ini, salah satunya adalah dengan memperbanyak membaca referensi terkait dengan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional ix

10 x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN KELULUSAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 6 E. Penegasan Istilah... 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Kesiapan Definisi Faktor-faktor Kesiapan x

11 xi 3. Aspek Kesiapan B. Program Studi Pendidikan Geografi Visi Prodi Pendidikan Geografi Misi Prodi Pendidikan Geografi Tujuan Prodi Pendidikan Geografi Kurikulum Prodi Pendidikan Geografi C. Kode Etik Guru D. Guru Profesional E. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Guru Sebagai Demonstrator Guru Sebagai Pengelola Kelas Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator Guru Sebagai Evaluator F. Metode Mengajar Geografi G. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Geografi H. Persiapan Pembelajaran Silabus RP (Rencana Pembelajaran) I. Media Pembelajaran Geografi J. Evaluasi Hasil Belajar Geografi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Lokasi dan Subjek Penelitian C. Populasi D. Sampel dan Teknik Sampling E. Variabel Penelitian F. Metode dan Alat Pengumpulan Data G. Analisis Instrumen xi

12 xii H. Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Gambaran Umum Lokasi Penelitian Profil Mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi FIS UNNES Kesiapan Pemahaman Kompetensi Pedagogik Kesiapan Pemahaman Kompetensi Kepribadian Kesiapan Pemahaman Kompetensi Sosial Kesiapan Pemahaman Kompetensi Profesional B. Pembahasan Kesiapan Pemahaman Kompetensi Pedagogik Kesiapan Pemahaman Kompetensi Kepribadian Kesiapan Pemahaman Kompetensi Sosial Kesiapan Pemahaman Kompetensi Profesional BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xii

13 xiii DAFTAR TABEL Halaman 1. Tabel 01. Standar Kompetensi Guru Tabel 02. Kelas Interval Tabel 03. Pemahaman Aspek Kesiapan Fisik Dari Siswa Tabel 04. Pemahaman Aspek Moral Dari Siswa Tabel 05. Pemahaman Aspek intelektual yang Dimiliki Siswa hal Tabel 06. Pemahaman Aspek Latar Belakang Siswa Tabel 07. Pemahaman Aspek Potensi yang Dimiliki Siswa Tabel 08. Pemahaman Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa Tabel 09. Pemahaman Tentang Strategi Belajar Tabel 10. Pemahaman Tentang metode Belajar Tabel 11. Pemahaman Tentang Tujuan Pembelajaran Tabel 12. Pemahaman Tentang Silabus dan Komponennya Tabel 13. Pemahaman Tentang RPP dan Komponennya Tabel 14. Pemahaman Pemilihan dan Penggunaan Media Tabel 15. Penguasaan TI Dalam Kegiatan Pembelajaran Tabel 16. Varian TI yang Digunakan Tabel 17. Pemahaman Pengembangan Peserta Didik dan Potensinya Tabel 18. Pemahaman Jenis Komunikasi Dengan Siswa Tabel 19. Pemahaman Evaluasi Pembelajaran...77 xiii

14 xiv 20. Tabel 20. Pemahaman Pemanfaatan hasil Evaluasi Pembelajaran Tabel 21. Pemahaman Manfaat Tindakan Reflektif Tabel 22. Pemahaman PTK dan Manfaatnya Tabel 23. Skor Total Kesiapan Pemahaman Kompetensi Pedagogik Tabel 24. Pemahaman Norma Sebagai Pedoman dalam Bertindak Tabel 25. Pemahaman Tingkah Laku Seorang Guru Tabel 26. Pemahaman Sosok Pribadi Seorang Guru Tabel 27. Pemahaman Etos Kerja dan Tanggung Jawab Guru Tabel 28. Pemahaman Tentang Kode Etik Guru Tabel 29. Pemahaman Kompetensi Kepribadian Tabel 30. Pemahaman Sikap Guru Terhadap Lingkungan Masyarakat Tabel 31. Pemahaman Pola Komunikasi dengan Lingkungan Tabel 32. Pemahaman Pentingnya Proses Adaptasi Seorang Guru Tabel 33. Pemahaman Komunikasi dengan Komunitas Profesi Tabel 34. Pemahaman Kompetensi Sosial Tabel 35. Pemahaman SK dan KD Tabel 36. Pemahaman Pengembangan Materi Pembelajaran Tabel 37. Pemahaman Pentingnya Tindakan Reflektif Tabel 38. Penguasaan Materi Geografi Tabel 39. Pemahaman Kompetensi Profesional...92 xiv

15 xv DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Gambar 01. Peta Lokasi Penelitian...59 xv

16 xvi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Lampiran 01. Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Lampiran 02. Skor per Aspek Kompetensi Pedagogik Lampiran 03. Skor per Aspek Kompetensi Kepribadian Lampiran 04. Skor per Aspek kompetensi Sosial Lampiran 05. Skor per Aspek Kompetensi Profesional Lampiran 06. Tabel Deskriptif Persentase per Kompetensi Lampiran 07. Instrumen Penelitian Lampiran 08. Surat ijin Penelitian Lampiran 09. Dokumentasi Penelitian xvi

17 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral (Ngalim, 1998: 4). Pendidikan sebagai suatu sistem, tidak lain dari suatu totalitas fungsional yang terarah pada suatu tujuan. Setiap subsistem yang ada dalam sistem tersusun dan tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian unsurunsur atau komponen-komponen yang berhubungan secara dinamis dalam suatu kesatuan. (Ngalim, 1998: 4) Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur dalam Undang-undang RI No.2 Tahun Dalam undang-undang itu telah dirumuskan tujuan pendidikan nasional sebagai suatu cita-cita bagi segenap bangsa Indonesia. Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan 1

18 2 pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di sekitar lingkungan tempat tinggalnya (Djamarah, 2005:1) Diperlukan guru yang kreatif, professional, dan menyenangkan, sehingga mampu menciptakan iklim pembelajaran yang menantang, dan mampu membelajarakan dengan menyenangkan. Hal ini penting, terutama karena dalam setiap pembelajaran guru memiliki peran yang sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator pembelajaran. Hal ini berarti bahwa kemampuan professional guru dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas sangat memerlukan keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Kualitas pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan professional guru, terutama dalam memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara efektif, dan efisien. Guru memegang peranan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Lebih lanjut dikemukakan bahwa guru adalah perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum bagi kelasnya, karena guru juga merupakan barisan pengembang kurikulum yang terdepan maka guru pulalah yang selalu melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap kurikulum. Menyadari hal tersebut, betapa pentingnya untuk meningkatkan aktivitas, kreatifitas, kualitas dan profesionalisme guru. Simon dan Alexander (1980) telah merangkum lebih dari 10 hasil penelitian di Negara-negara berkembang, dan menunjukkan adanya dua kunci penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik, yaitu jumlah waktu efektif yang digunakan oleh guru untuk melakukan pembelajaran dikelas, dan kualitas

19 3 kemampuan guru. Dalam hal ini, guru hendaknya memiliki standar kemampuan professional untuk melakukan pembelajaran yang berkualitas. Maju mundurnya dunia pendidikan tidak terlepas dari pendidikan mahasiswa calon penerus tongkat estafet dunia pengajaran, dipundak para mahasiswa inilah nantinya beban peningkatan mutu pendidikan Indonesia di bebankan. Mahasiswa sebagai insan ilmiah nantinya mampu menciptakan suatu terobosan, atau inovasi yang bermanfaat di dunia pendidikan. Persiapan para calon guru ini tentunya dimulai dari perkuliahan yang ditempuh, dimana selama proses pembelajaran ini para mahasiswa calon guru ini diberikan bekal untuk menjadi seorang guru yang kreatif, cerdas, professional, dan mampu mentransfer ilmunya kepada para peserta didik dengan lebih baik. Pendidikan yang ditempuh tentunya disesuaikan dengan rumpun ilmu yang akan didalaminya, dimana kurikulum yang telah dipersiapkan guna memberi bekal bagi para calon guru tersebut selama masa perkuliahan. Khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi tahun angkatan 2007, dimana sesuai dengan salah satu tujuan dari Program Studi Pendidikan Geografi, yaitu menyiapkan dan menghasilkan lulusan kependidikan geografi yang unggul serta mampu mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan kegeografian dan kependidikan yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan ilmu-ilmu sosial, sehingga nantinya diharapkan lulusan yang dihasilkan merupakan calon pendidik yang benar-benar berkompeten di bidangnya. Akan tetapi akan timbul suatu permasalahan, dimana hal ini tidak

20 4 terlepas dari bervariasinya karakter antara mahasiswa, dimana kemampuan yang dimiliki berbeda-beda pula, baik kemampuan mengajar, gaya mengajar, pemahaman materi dan sifat-sifat individu yang berbeda satu dengan yang lainnya. Berdasarkan Undang-undang Guru dan Dosen pasal 5 ayat (1), seorang dapat dikatakan sebagai seorang guru yang professional harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti ; 1) Kualifikasi akademik Sarjana atau Diploma IV, 2) Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional, 3) Sertifikat pendidikan, 4) Sehat jasmani dan rohani, 5) Kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Namun sebagai mahasiswa yang masih menempuh studi, tentu belum mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU Guru dan Dosen, sehingga dalam melihat kesiapan seorang mahasiswa dalam menjadi seorang calon tenaga pendidik, hanya dapat dilihat dari kemampuan penguasaan 4 kompetensi yang ada, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud mengambil judul Analisis Kesiapan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fis Unnes Angkatan 2007 Sebagai Calon Tenaga Pendidik Profesional

21 5 B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang tersebut maka permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian yaitu : Bagaimana kesiapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 sebagai seorang calon tenaga pendidik professional, ada beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh guru, yang meliputi 4 kompetensi seorang guru professional yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, yang terdiri dari : 1. Kesiapan mahasiswa calon pendidik profesional terhadap penguasaan kompetensi pedagogik. 2. Kesiapan mahasiswa calon pendidik profesional terhadap penguasaan kompetensi kepribadian. 3. Kesiapan mahasiswa calon pendidik profesional terhadap penguasaan kompetensi sosial. 4. Kesiapan mahasiswa calon pendidik profesional terhadap penguasaan kompetensi professional. C. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk : 1. Mengetahui tingkat kesiapan mahasiswa geografi sebagai calon tenaga pendidik professional berdasar penguasaan kompetensi pedagogik

22 6 2. Mengetahui tingkat kesiapan mahasiswa geografi sebagai calon tenaga pendidik professional berdasar penguasaan kompetensi kepribadian 3. Mengetahui tingkat kesiapan mahasiswa geografi sebagai calon tenaga pendidik professional berdasar penguasaan kompetensi sosial 4. Mengetahui tingkat kesiapan mahasiswa geografi sebagai calon tenaga pendidik professional berdasar penguasaan kompetensi professional D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Manfaat secara teoritis dari penelitian ini agar dapat menjadi bahan sumber informasi tentang seorang guru yang professional dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh seorang mahasiswa keguruan sebagai calon guru professional. 2. Manfaat praktis a. Bagi Program Studi Manfaat penelitian ini untuk Program Studi Pendidikan Geografi adalah sebagai bahan evaluasi dan sumber informasi yang penting untuk dapat lebih memperbaiki kurikulum yang ada, sehingga lulusan yang dihasilkan akan semakin baik dari satu periode ke periode yang lain. b. Bagi Mahasiswa Manfaat penelitian ini untuk mahasiswa pada umumnya dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 adalah dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam memperbaiki kekurangan

23 7 yang ada, sehingga nantinya dapat menjadi seorang pendidik yang professional di bidangnya. c. Bagi peneliti Manfaat penelitian ini untuk peneliti sendiri adalah untuk memantabkan jati diri sebagai seorang akademika, yang sejalan dengan Tridarma perguruan tinggi, dimana salah satunya adalah melakukan suatu penelitian yang bermanfaat. E. PENEGASAN ISTILAH 1. Kesiapan Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Dalam penelitian yang saya lakukan, kesiapan disini adalah kesiapan kemampuan mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi 2007 yang terampil dan professional guna menembus kebutuhan tenaga pendidik, dimana dalam kesiapan terlihat dari indikator yang tertuang dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru. 2. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 Dalam penelitian saya, yang saya maksud dengan mahasiswa Program Studi pendidikan adalah mahasiswa jurusan geografi FIS UNNES tahun angkatan 2007 yang mengambil program studi Pendidikan.

24 8 3. Calon Guru Profesional Dalam penelitian yang saya, indikator yang saya gunakan dalam menentukan kesiapan mahasiswa dalam menjadi seorang calon guru professional berdasarkan Permendiknas No 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yang terdiri dari : a. Kompetensi Pedagogik b. Kompetensi Kepribadian c. Kompetensi Sosial, dan d. Kompetensi Profesional

25 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Kesiapan 1. Definisi Menurut Slameto (2003: 113) mengemukakan kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. Menurut Thorndike yang dikutib dalam Slameto (2003: 114) kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Menurut Hamalik (2003: 41) kesiapan adalah keadaan kapasitas yang ada pada diri seseorang dalam hubungan dengan tujuan pengajaran tertentu. Menurut Soemanto (1998: 191) ada orang yang mengartikan readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu. Seorang ahli bernama Cronbach memberikan pengertian tentang readiness sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu. Sehingga diperoleh suatu kesimpulan kesiapan merupakkan suatu keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Kesiapan seseorang dalam proses menjadi seorang pendidik dapat di lihat dari beberapa 9

26 10 faktor, antara lain ; kondisi fisik, mental, motif, tujuan dan pengetahuan yang dimilikinya. Sedangkan aspek kesiapan seorang calon pendidik dapat dilihat dari kematangan sebagai seorang pribadi dan kecerdasan yang dimilikinya, dimana kecerdasan inilah yang sangat erat kaitannya dengan kreatifitas yang nantinya dapat di tampilkan. 2. Faktor-faktor kesiapan Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan. Di bawah ini di kemukakan faktor-faktor kesiapan mengajar, yaitu sebagai berikut: Menurut Slameto (2003:113) kondisi kesiapan mencakup 3 aspek, yaitu: a. Kondisi fisik, mental dan emosional b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan c. Ketrampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari 3. Aspek kesiapan Menurut Slameto (2003:115) mengemukakan aspek-aspek kesiapan adalah: a. Kematangan (maturation) Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. b. Kecerdasan Kemampuan terkait kecerdasan intelektualnya.

27 11 B. Program Studi Pendidikan Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari perbedaan-perbedaan fenomena yang terjadi di geosfer, yang meliputi atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer, yang dikaji melalui sudut pandang kelingkungan, keruangan dan kewilayahan. Program Studi Pendidikan Geografi merupakan salah satu program studi yang terdapat di Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang Jurusan ini memiliki jenjang Strata 1 untuk mahasiswanya. Program Studi Pendidikan Geografi berdiri pada tahun 1965 dengan Keputusan Menteri PTIP No.40/1965 dan dan Keputusan Presiden No.271/1965. Berdasarkan SK BAN-PT Nomor: 06782/Ak-VIII-S1-034/AIKSPUG/VIII/2004 tertanggal 23 Agustus 2004 Program Studi Pendidikan Geografi (S1) telah terakreditasi B. dan pada tahun 2010 pendidikan geografi mengalami peningkatan dan perkembangan dimana pada tanggal 8 November 2010 pendidikan geografi terakraditasi A dengan ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan geografi dengan mendapatkan lulusan yang berdedikasi tinggi dan dengan adanya perkembangan dari Program Studi pendididikan geografi dapat menghasilkan lulusan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 1. Visi Program Studi Pendidikan Geografi Mewujudkan program studi yang sehat, unggul, sejahtera, dan handal dalam mengembangkan sumberdaya manusia di bidang pendidikan geografi yang profesional, memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif

28 12 dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional ( 2. Misi Program Studi Pendidikan Geografi a. Menyelenggarakan pendidikan akademik yang profesional dan berkualitas, memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif di bidang kependidikan geografi. ( b. Mendidik mahasiswa agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, vokasi, dan/atau profesi yang berakar pada nilainilai budaya lokal dan nasional. ( c. Menerapkan, mengembangkan, menyebarluaskan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan kegeografian dan kependidikan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan peningkatan taraf hidup masyarakat. ( 3. Tujuan Program Studi Pendidikan Geografi a. Menyiapkan dan menghasilkan lulusan kependidikan geografi yang memiliki keunggulan kompetitif serta relevan bagi kebutuhan masyarakat dan pembangunan. ( b. Mendidik mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang berkepribadian nasional, mandiri, cerdas, komunikatif dan memiliki keterampilan sosial yang dibutuhkan bagi peningkatan taraf kehidupan masyarakat dan pembangunan. (

29 13 c. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan kegeografian dan kependidikan yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan ilmu-ilmu sosial dan taraf hidup masyarakat. ( d. Memberikan layanan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berbasis ilmu kegeografian dan kependidikan yang bermutu. ( Kompetensi lulusan pendidikan geografi selain sebagai tenaga pendidik (guru) geografi yang profesional, memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Lulusan Jurusan Pendidikan Geografi juga dapat menyumbangakn ilmunya diberbagi instansi baik instansi pemerintahan maupun swasta yaitu bekerja di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Koordinasi Survey Dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) yang ada diprovinsi maupun kabupaten atau kota dan masih banyak lagi instansi yang membutuhakan ahlian dari Jurusan Geografi. 4. Kurikulum Program Studi Pendidikan Geografi Kurikulum Program Studi pendidikan geografi adalah sekumpulan mata kuliah yang telah dirancang dan dipersiapkan untuk membekali mahasiswa untuk mampu menguasai kompetensi yang dibutuhkan dalam menjadi seorang guru. Adapun beberapa mata kuliah yang terkait dengan empat kompetensi seorang guru professional adalah sebagai berikut:

30 14 a. Kompetensi Pedagogik 1) Psikologi belajar 2) Pengantar Komputer 3) Pengantar ilmu pendidikan 4) Psikologi perkembangan 5) Filsafat ilmu 6) Telaah kurikulum sekolah 7) Teori pembelajaran 8) Media pembelajaran geografi 9) Perencanaan pembelajaran geografi 10) Strategi pembelajaran geografi 1 11) Strategi pembelajaran geografi 2 12) PPL 1 13) PPL 2 14) Evaluasi pembelajaran geografi b. Kompetensi Kepribadian 1) Pendidikan Pancasila 2) Pendidikan kewarganegaraan 3) Pendidikan agama islam 4) Bimbingan konseling c. Kompetensi Sosial

31 15 1) Manajemen Sekolah 2) KKN d. Kompetensi Profesional Mata Kuliah Geografi Fisik dan Geografi Sosial. C. Kode Etik Guru Kode etik (guru) adalah suatu statemen formal yang merupakan norma (aturan tata susila) dalam mengatur tingkah laku guru. Pada kongres PGRI XIII pada tanggal November 1973 di Jakarta, terdiri dari Sembilan item, yaitu : 1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-pancasila. 2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik masing-masing. 3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk peyalahgunaan. 4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua anak didik sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik. 5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan. 6. Guru sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.

32 16 7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan. 8. Guru secara hukum bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya. 9. Guru melaksanakan sehala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. D. Guru Profesional Dalam Undang-undang Guru dan Dosen pasal 5 ayat (1), seorang guru professional harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut : 1. Kualifikasi akademik Sarjana atau Diploma IV, 2. Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, 3. Sertifikat pendidik, 4. Sehat jasmani dan rohani, 5. Kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan untuk penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional tertuang dalam Permendiknas No.16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, yang terdiri dari :

33 17 Tabel 01. Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran Kompetensi Pedagogik 1 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya. 1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. 3 Mengembangkan kurikulum 3.1 Memahami prinsip-prinsip

34 18 yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 4 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. 3.2 pengembangan kurikulum. Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu. 3.3 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu. 3.4 Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran. 3.5 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik. 3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian 4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik. 4.2 Mengembangkan komponenkomponen rancangan 4.3 pembelajaran. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan. 4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium,

35 19 5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 6 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 7 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan. 4.5 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. 4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang. 5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu. 6.1 Menyediakan berbagai kegiatan 6.2 pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya. 7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,

36 20 dengan peserta didik. 8 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain. 7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap respon peserta didik dan seterusnya. 8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu. 8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu. 8.3 Menentukan prosedur penilaian

37 21 9 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen. 8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. 8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. 9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar 9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. 9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan. 9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

38 22 10 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran Kompetensi Kepribadian 1 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 1.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender. 1.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. 2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi. Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. Berperilaku yang dapat diteladan

39 23 3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa. 4 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. Bekerja mandiri secara profesional. 5 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru Memahami kode etik profesi guru. Menerapkan kode etik profesi guru. 5.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru. No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran Kompetensi Sosial 1 Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran. Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman

40 24 2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. 3 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi. 2.1 Berkomunikasi dengan teman 2.2 sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik. 2.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik. 3.1 Beradaptasi dengan lingkungan 3.2 tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan.

41 25 4 Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 4.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. 4.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun bentuk lain. No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran Kompetensi Profesional 1 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Jabaran kompetensi Butir 20 untuk masing-masing guru mata pelajaran disajikan setelah tabel ini. 2 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 3 Mengembangkan materi pembelajaran 2.1 Memahami standar kompetensi 2.2 mata pelajaran yang diampu. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 2.3 Memahami tujuan pembelajaran yang diampu. 3.1 Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat

42 26 yang diampu secara kreatif. 3.2 perkembangan peserta didik. Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 4 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. 4.1 Melakukan refleksi terhadap 4.2 kinerja sendiri secara terus menerus. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. 4.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. 4.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. 5.1 Memanfaatkan teknologi 5.2 informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri. Sumber: Permendiknas No.16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru Kompetensi Guru mata pelajaran Geogafi pada SMP, SMA/MA, SMK/MAK*

43 27 a. Menguasai hakikat struktur keilmuan, ruang lingkup, dan objek geografi. b. Membedakan pendekatan-pendekatan geografi. c. Menguasai materi geografi secara luas dan mendalam d. Menunjukkan manfaat mata pelajaran geografi E. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar-mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peran dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams & Decey dalam Basic Principles Of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Peranan yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut. 1. Guru Sebagai Demonstrator Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecture, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan

44 28 kemampuannya dalam ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Juga seorang guru hendaknya mampu terampil dalam merumuskan TPK, memahami kurikulum, dan dia sendiri sebagai sumber belajar terampil dalam memberikan informasi kepada kelas. Sebagai pengajar ia pun harus membantu perkembangan anak didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya mampu memotivasi siswa untuk belajar di berbagai kesempatan. Akhirnya seorang guru dapat memainkan perannya sebagai pengajar dengan baik bila ia menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan-keterampilan mengajar. 2. Guru Sebagai Pengelola Kelas Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning manager), guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar

45 29 yang baik. Lingkungan belajara yang baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antar siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, tetapi juga mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar efektif di kalangan siswa. Tanggung jawab yang lain sebagai manajer yang penting bagi guru ialah membimbing pengalaman-pengalaman siswa sehari-hari kearah self directed behavior. Salah satu manajemen yang baik adalah menyediakan kesempatan kepada siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi kebergantungannya pada guru sehingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri. Siswa harus belajar melakukan self control dan self activity melalui proses bertahap. Sebagai manajer, guru hendaknya mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efisien dengan hasil yang optimal. Sebagai manajer lingkungan belajar, guru hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar-mengajar dan teori

46 30 perkembangan sehingga kemungkinan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang menimbulkan kegiatan belajar pada siswa akan mudah dilaksanakan sekaligus memudahkan pencapaian yang diharapkan. 3. Guru sebagai Mediator dan Fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi yang lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang bersifat melengkapi dan merupakan dasar yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik. Untuk itu guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara continue dan sistematis, baik melalui pre-service maupun melalui inservice training. Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, dan kemampuan guru dan kemampuan serta minat siswa. Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antarmanusia. Untuk keperluan itu guru harus terampil mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya agar dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh

47 31 guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi probadi, dan menumbuhkan hubungan yang posotif dengan para siswa. Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar. 4. Guru sebagai Evaluator Dalam satu kali proses belajar mengajar, guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu telah tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat di jawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian. Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian di antaranya ialah untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya. Dengan penilaian guru dapat mengklasifikasikan apakah seorang siswa termasuk kelompok siswa pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya jika disbanding dengan teman-temannya.

48 32 Dengan menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya. Dalam fungsinya sebagai evaluator guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik (Feedback) terhadap proses belajar-mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar-mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal. F. Metode Mengajar Geografi Metode pembelajaran adalah suatu teknik dan gaya mengajar. Metode pengajaran sering dianggap sebagai ilmu bantu yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi berfungsi membantu bidang-bidang lain dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1. Selalu berorientasi pada tujuan 2. Tidak hanya terikat pada satu alternative saja 3. Kerap dipergunakan sebagai suatu kombinasi dari berbagai metode 4. Kerap dipergunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode lainnya. Dalam proses belajar mengajar geografi, dapat diterapkan beberapa macam metode mengajar, antara lain :

49 33 1. Metode ceramah Metode ceramah adalah metode dasar yang sukar untuk ditinggalkan, metode ceramah memiliki beberapa kelemahan, yaitu kurang melibatkan anak didik secara aktif dalam proses, sehingga perlu diterapkan metode ceramah bervariatif ataupun multimetode, sehingga selama proses mengajar geografi, harus diperkaya oleh penerapan metode lain yang lebih mendorong keaktifan anak didik. 2. Metode tanya-jawab Metode ceramah, akan lebih efektif jika dilengkapi dengan tanyajawab, yang artinya anak didik diberi kesempatan untuk bertanya dan berlatih mengajukan pertanyaan secara terarah. Penerapan metode tanya jawab selain memberikan kesempatan kepada anak didik untuk membiasakan diri bertanya dan menjawab pertanyaan secara terarah, juga memupuk keberanian dan keaktifan. Diperkayanya metode ceramah dengan metode tanya jawab pada PBM geografi, dapat menghindarkan kejemuan dan kebosanan anak didik mengikuti ceramah. 3. Metode tugas Berbagai konsep, kenyataan, peristiwa, bahkan juga masalah yang tidak ada kesempatan disajikan oleh guru geografi di sekolah, dapat ditugaskan kepada anak didik untuk dicari dan dikumpulkan di tempat lain. Bentuk-bentuk tugas itu disesuaikan dengan kemampuan anak pada batasbatas frekuensi yang tetap menggairahkan mereka, yang tidak

50 34 menimbulkan kebosanan dan kejemuan. Metode tugas ini, pada pembelajaran geografi menjadi sarana memupuk kreatifitas, inisiatif, kemandirian, kerja sama, dan meningkatkan minat terhadap geografi. Dorongan ingin tahu, ingin membuktikan kenyataan dan menemukan sendiri gejala-gejala kehidupan, dapat dipupuk dan dikembangkan melalui metode tugas ini. Bentuk-bentuk tugas ini berupa pengumpulan artikel yang berhubungan dengan pokok bahasan geografi, pengumpulan gambar dan potret gejala-gejala geografi, penyusunan laporan kunjungan, pembuatan karangan, pembuatan peta, pembuatan alat peraga, dan lain sebagainya. 4. Metode demonstrasi dan eksperimen Pokok bahasan geografi yang berkenaan dengan gejala fisis dan jagat raya, pada batas-batas tertentu dapat didemonstrasikan atau dieksperimenkan. Penyelenggaraan demonstrasi dan atau eksperimen ini tidak usah selalu dilakukan sendiri oleh guru geografi, melainkan dapat bersama dengan anak-anak, oleh anak-anak dan bahkan mengundang atau memanfaatkan orang yang ahli pada bidangnya ( demonstrasi penggunaan alat-alat meteorologi dan astronomi). Pada batas-batas yang mungkin dipersiapkan di sekolah seperti terjadinya hujan, erosi, pencemaran, dan lain-lain sebangsanya, dapat didemonstrasikan dan dieksperimenkan oleh guru bersama-sama dengan anak-anak. Manfaat metode demonstrasi dan eksperimen ini antara lain mengembangkan keterampilan, mengamati

51 35 gejala geografi secara langsung meskipun dalam bentuk mini dan buatan. Manfaat lain adalah keterlibatan dan keikutsertaan anak didik dalam proses serta pemanfaatan sumber daya masyarakat dalam pendidikan dan pengajaran. 5. Metode karyawisata Williams (1976: 16) dalam Sumaatmadja (2001: 75) mengatakan Geography then deals with the real world, the world of which one learns best through one s boot sole or bare feet, or by main of trains, vessel, motor cars or aeroplanes... di sini jelas bahwa salah satu hakekat geografi adalah digali dari lapangan yang nyata yang dapat memberikan kesan yang baik bagi yang mempelajarinya. Oleh karena itu, metode karya wisata merupakan metode mengajar yang sesuai dengan hakikat geografi tadi. Melalui penerapan metode karya wisata pada PBM geografi, dasar mental anak didik yang meliputi dorongan ingin tahu (sense of curiosity), minat (sense of interest), ingin membuktikan kenyataan (sense of reality), dan ingin menemukan sendiri gejala-gejala geografi di lapangan (sense of discovery) dapat dibina dan dikembangkan. Tekanan karyawisata pada pengajaran geografi adalah pada gejala atau masalah yang menjadi materi geografi yang akan diamati di lapangan. Gejala atau masalah geografi yang terdapat di sekolah yang dapat dijangkau dengan kaki dalam waktu 40 menit, dapat dijadikan bahan karyawisata. Tekanan penting pada PBM geografi dengan menerapkan

52 36 metode karyawisata ini adalah dapat disaksikan dan diamatinya gejala atau masalah geografi secara langsung oleh anak didik di lapangan. Berdasarkan uraian yang telah diketengahkan di atas, metode mengajar yang dapat diterapkan pada PBM geografi dapat dikelompokan dalam dua kelompok besar, yaitu pertama metode di dalam ruangan (indoor study) dan kedua metode di luar ruangan (outdoor study). Semua metode tadi diterapkan secara kombinasi terpadu sesuai dengan pokok bahasan, dan sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapai. G. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Geografi Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :

53 37 1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. 2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah: 1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik. 2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran. 4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. Sementara itu, Menurut Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus

54 38 dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) groupindividual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. H. Persiapan Pembelajaran 1. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran dalam suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, Indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2008: 190) Ada beberapa subtansi penting dalam pengembangan silabus, yaitu : a. Standar kompetensi Merupakan kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata

55 39 pelajaran. Standar kompetensi harus mencakup standar isi (content standart) dan standar penampilan (performance standart). b. Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa. Kompetensi dasar merupakan jabaran kompetensi. Satu standar kompetensi dijabarkan menjadi beberapa kompetensi dasar. c. Materi pokok Materi pokok merupakan materi yang harus dipelajari oleh siswa sebagai sarana pencapaian standar kompetensi. Jenis materi pokok yang dipelajari siswa harus meliputi ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta dapat berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur. Urutan penyajiannya dapat secara procedural, hirarkhis, ataupun kombinasi. d. Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran sebagai bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dapat dipilih antara kegiatan tatap muka dan non tatap muka (pengalaman belajar). Kegiatan tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan mengembangkan bentuk-bentuk interaksi langsung antara guru dengan siswa, seperti ceramah, diskusi, presentasi, ujian blok, kuis dan lainnya.

56 40 Kegiatan non tatap muka (pengalaman belajar) menunjukkan aktivitas belajar yang dilakukan sisiwa dalam berinteraksi dengan obyek belajar untuk mencapai kompetensi dasar. Pengalaman belajar dapat dipilih sesuai dengan kompetensinya, dapat dilakukan didalam kelas dan diluar kelas. Bentuk kegiatannya berupa mendemonstrasikan, mempraktikkan, mensimulasikan, mengadakan eksperimen, menganalisis, mengaplikasikan, menemukan, mengamati, menelaah dan lainnya. Dalam kegiatan ini sangat dianjurkan memperhatikan life skill dan pembelajaran kontekstual (CTL). e. Alokasi waktu Alokasi waktu diperhitungkan berdasarkan analisis dan atau penggunaan jam pelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar. f. Sumber bahan/ alat Sumber bahan atau alat adalah semua sumber/alat yang menunjang pencapaian kompetensi dasar. Sumber bahan/ alat yang utama bias berupa buku teks, buku kurikulum, jurnal, hasil penelitian, terbitan berkala, dokumen Negara, dan peralatan penunjang lainnya. 2. Rencana pembelajaran (RP) Rencana pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Rencana pembelajaran berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan proses

57 41 belajar mengajar didalam kelas agar berjalan efektif dan efisien (Mulyasa, 2008: 212) Komponen penting yang terdapat dalam sebuah RP adalah sebagai berikut: a. Kompetensi dasar b. Indikator pencapaian dipilih dan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia. c. Langkah/skenario pembelajaran, adalah urutan langkah pembelajaran mulai dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Dalam langkah pembelajaran tergambar strategi dan metode mangajar. d. Media, alat, dan sumber pembelajaran yang digunakan mengacu pada silabus. e. Penilaian, jenis penilaian yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar, mengacu pada silabus. f. Remedial atau pengayaan, digunakan untuk merencanakan program remidial bagi siswa yang belum mencapai standar minimal dan program pengayaan bagi siswa yang kemajuan belajarnya cepat diatas rata-rata. I. Media Pembelajaran Geografi Dalam proses belajar mengajar, sarana pembelajaran sangat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Yang dimaksud dengan sarana pembelajaran ditekankan pada sarana dalam arti media atau peraga. Agar mampu memberikan kemudahan bagi terjadinya proses pembelajaran, sarana yang dipilih

58 42 hendaknya memiliki cirri sebagai berikut : menarik perhatian dan minat siswa, meletakkan dasar-dasar untuk memahami sesuatu hal secara kongkret yang sekaligus mencegah atau mengurangi verbalisme, merangsang tumbuhnya pengertian dan atau usaha pengembangan nilai-nilai, berguna dan multifungsi, sederhana artinya mudah dugunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri oleh guru atau diambil dari lingkungan sekitar. Pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang gejala-gejala geografi yang tersebar di permukaan bumi. Untuk memberikan citra tentang penyebaran dan lokasi gejala-gejala tadi kepada anak didik, tidak dapat hanya diceramahkan, ditanyajawabkan, dan didiskusikan, melainkan harus ditunjukkan dan diperagakan. Mengingat daya jangkauan dan pandangan kita yang terbatas, penunjukan serta peragaan itu dilakukan ke dalam bentuk model permukaan dan bumi itu sendiri berupa peta, atlas, dan globe. Oleh karena itu, ketiga model tersebut menjadi media pengajaran utama pada PBM geografi. Berikut beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan selama proses pembelajaran geografi : 1. Peta Peta merupakan konsep (round earth on the flat paper) dan hakikat dasar pada geografi dan pengajaran geografi. Oleh karena itu, mengajarkan dan mempelajari geografi tanpa peta, tidak akan membentuk citra dan konsep yang baik pada diri anak didik yang mempelajarinya. Pembentukan citra dan konsep yang baik pada diri anak didik yang dapat meningkatkan

59 43 kognitif, afektif, dan psikomotorik mereka, haruslah memanfaatkan peta. Proses mulai dari pengenalan, pembacaan (map reading), pemilihan, dan pembuatan peta. Sesuai dengan tingkat umur dan jenjang pendidikan, anak didik dibimbing mengenal peta, membaca peta, memilih peta sampai kepada membuat peta. Melalui proses ini mereka dibimbing untuk mengerti dan menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi penyebaran lokasi gejala dan relasi keruangannya satu sama lain. Melalui pemanfaatan peta ini, mereka belajar mengenal, mengerti, dan mencintai tanah air dan dunia pada umumnya. Dengan demikian, akan terbina pula kemampuan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara rasional sesuai denga tingkat kualitas kehidupan dan kualitas lingkungannya. 2. Atlas Atlas adalah kumpulan peta dalam bentuk buku. Dalam atlas ini disajikan berbagai peta berdasarkan kenegaraan, gejala alam, penyebaran sumber daya, penyebaran aspek kebudayaan, dan lain sebagainya. Penggunaan dan pemanfaatan atlas pada pengajaran geografi oleh anak didik, perlu mendapatkan bimbingan. Membaca peta dalam menggunakan atlas yang berkenaan dengan jaring-jaring derajat, legenda, dan indeks, harus dibimbing lebih dahulu oleh guru. Semuanya ini menjadi kemampuan dasar dalam menggunakan dan memanfaatkan atlas.

60 44 3. Globe Globe merupakan model dan bentuk yang sangat mini dari bola bumi. Globe ini selain fungsinya sama dengan peta dan atlas, lebih jauh lagi ias dapat membina dan mengembangkan citra serta konsep tentang waktu, iklim, musim, dan gejala-gejala alam lainnya baik yang berkenaan dengan atmosfer, hidrosfer, maupun litosfernya. Dengan demikian, penggunaan dan pemanfaatan globe sebagai media pengajaran geografi, dapat lebih meningkatkan kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotor anak didik tentang relasi keruangan gejala-gejala geografi di permukaan bumi. 4. Gambar dan potret Gambar dan potret yang berkenaan dengan gejala-gejala geografi, selain diadakan oleh sekolah dan guru, dapat pula pemgadaannya ditugaskan kepada anak-anak. Dengan penggunaan gambar yang terkait dengan materi pembelajaran akan mampu meningkatkan citra dan konsep kepada anak didik dapat terpenuhi. 5. Slide, film, dan VTR Merupakan media pengajaran modern yang dapat membantu, membina, citra, dan konsep geografi lebih meningkat pada diri anak didik. Media yang ditwarkan berupa film/video/slide mengenai kejadian yang terkait dengan materi yang sedang dipelajari, sebagai contoh adalah video proses letusan gunung berapi dan dampak pasca letusan. Dengan melihat

61 45 melalui film/video/slide, maka siswa akan memperoleh suatu gambaran yang jelas mengenai fenomena yang sedang dipelajari. J. Evaluasi Hasil Belajar Geografi Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Evaluasi tidak mungkin dipisahkan dari belajar, maka harus diberikan secara wajar agar tidak merugikan. Usaha yang efektif dan sukses, ditambah oleh evaluasi yang bermutu dan diskriminatif akan mengena pada semua aspek belajar. Evaluasi merupakan bagian mutlak dan pengajaran, dan sebagai unsur integral di dalam organisasi belajar yang wajar. Evaluasi sebagai suatu alat untuk mendapatkan cara-cara melaporkan hasil-hasil pelajaran yang dicapai, dan dapat memberi laporan tentang siswa kepada siswa itu sendiri, serta orang tuanya. Dapat pula evaluasi dipakai untuk menilai metode mengajar yang digunakan dan untuk mendapatkan gambaran komprehensif tentang siswa sebagai perseorangan, dan dapat juga membawa siswa pada taraf belajar yang lebih baik. Fungsi evaluasi pada pengajaran geografi hampir sama dengan yang berlaku pada pengajaran lainnya. Fungsi itu meliputi : 1) Mengungkapkan penguasaan siswa terhadap materi geografi yang telah diperolehnya dalam PBM, termasuk materi pokok dan pengayaannya. 2) Menemukan kelemahan-kelemahan materi yang telah disajikan, metode, media, strategi, pengajaran geografi yang diterapkan, termasuk tujuan yang telah dirumuskan. Data yang telah diperoleh dari hasil evaluasi, dapat

62 46 digunakan sebagai dasar perbaikan dan penyempurnaan tugas serta program pengajaran selanjutnya. 3) Mengungkapkan terpenuhi atau tidaknya tugas guru dalam PBM geografi. Jika hasil evaluasi diketahui ada tugas yang tidak terpenuhi, maka pada pelaksanaan tugas berikutnya apa yang tidak terpenuhi itu wajib dilaksanakan. 4) Mengungkapkan tingkat perkembangan siswa secara individual dalam mempelajari geografi. Data hasil evaluasi ini untuk membimbing siswa yang bersangkutan untuk mengembangkan potensinya lebih lanjut dalam menguasai dan memanfaatkan materi geografi. Secara menyeluruh, bentuk evaluasi pada pengajaran geografi meliputi bentuk tes dan nontes. Bentuk tes itu sebagai berikut: 1. Bentuk tes meliputi tes objektif, tes esai, dan tes lisan. 2. Bentuk nontes berupa laporan dan penampilan.

63 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan klasifikasi menurut metodenya, penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Nazir (2005:54), metode deskriptif adalah suatau metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Whitney dalam Sugiyono (2008), menyatakan bahwa metode deskripsi adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta prosesproses yang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. B. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Geografi, Universitas Negeri Semarang, pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan

64 48 C. Populasi Menurut Arikunto (2002: 108), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini, populasi adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi angkatan tahun 2007, sejumlah 77 orang mahasiswa. D. Sampel dan Teknik sampling Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005: 54). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 77 mahasiswa, jumlah tersebut merupakan jumlah keseluruhan dari populasi. E. Variabel penelitian Dalam penelitian ini, terdapat 4 variabel, yaitu : 1. Kesiapan Kompetensi Pedagogik, dengan indikator sebagai berikut : a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. b. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. c. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. d. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. e. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

65 49 f. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik g. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. h. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 2. Kesiapan Kompetensi kepribadian, dengan indikator sebagai berikut : a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 3. Kesiapan Kompetensi sosial, dengan indikator sebagai berikut : a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

66 50 c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 4. Kesiapan Kompetensi professional, dengan indikator sebagai berukut : a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. F. Metode dan Alat Pengumpulan Data 1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a. Angket Angket adalah daftar pertanyaan yang diperlukan untuk memperoleh keterangan dari responden dalam rangka melengkapi data penelitian. Sasaran angket dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007.

67 51 b. Dokumentasi Dokumentasi ini untuk memperoleh data-data dokumen dari mahasiswa yang bersangkutan, berupa rekap nilai dan data-data perangkat pembelajaran selama PPL. c. Wawancara Wawancara adalah percakapan dua orang atau lebih yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau data penelitian (Tika. 2005:122). Dalam penelitian ini responden yang akan diwawancarai adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan Alat Pengumpul Data a. Angket b. Rekap nilai c. Panduan wawancara G. Analisis Instrumen Sebelum lembar observasi digunakan untuk mengukur pemahaman responden maka tiap-tiap aspek aktivitas terlebih dahulu harus di uji cobakan. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas lembar observasi. Setelah lembar observasi valid dan reliabel, barulah kemudian lembar observasi dapat digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas belajar mahasiswa dalam praktikum Penginderaan Jauh.

68 52 1. Analisis Validitas Menurut Arikunto (2006: 168), suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas butir lembar observasi maka digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yaitu: r xy n x 2 n xy x n y y x y Keterangan: r xy : Koefisien korelasi antara x dan y. x : Skor observasi indikator ke-i y : Skor yang diujicobakan n : Jumlah responden Hasil perhitungan r xy dibandingkan dengan tabel kritis r product moment dengan N=77 dan taraf signifikan 5%. Jika r > r tabel kritis, maka xy instrumen tiap-tiap aspek aktivitas tersebut dinyatakan valid (Arikunto, 2006: 170). Hasil uji coba instrumen penelitian diketahui r > r tabel, maka xy

69 53 instrumen tiap-tiap aspek aktivitas tersebut valid. Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran Analisis Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Untuk mengukur reliabilitas digunakan rumus alpha. Rumus alpha ini digunakan karena skor instrumen merupakan rentang 1 5. r k k b 2 t Keterangan: r11 : reliabilitas yang dicari k : banyaknya butir indikator 2 b : jumlah varians skor tiap-tiap indikator 2 t : varians total Rumus varians:

70 54 2 x 2 n x n 2 Hasil perhitunganr11 dibandingkan dengan tabel kritis r product moment pada N=77 dan α=5%. Jika r hitung r maka item yang tabel diujicobakan reliabel. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (r11 ) yang angkanya berada pada rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Jika r11 0,20 = sangat rendah Jika 0,21 r11 0,40 = rendah Jika 0,41 r11 0,60 = sedang Jika 0,61 r11 0,80 = tinggi Jika 0,81 r11 1,00 = sangat tinggi (Arikunto, 2006: 196) r hitung Hasil uji reliabilitas dengan N=77 dan taraf signifikansi 5% diperoleh r (0,902 > 0,223), maka item yang diujicobakan tersebut tabel

71 55 reliabel. Hasil perhitungan tersebut termasuk kategori sangat tinggi karena berada pada rentang 0,81 1,00. Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 1 halaman. H. Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase (DP). Metode ini di gunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari jawaban-jawaban responden, melalui pemberian skor dengan kriteria tertentu. DP= (Ali, 1989:104) Keterangan : n : Jumlah skor jawaban responden. N : Jumlah skor maksimum. Untuk menggunakan deskriptif persentase sebelumnya jawaban diskoring terlebih dahulu sebagai berikut : Jika mengacu pada jawaban a diberi skor 4 Jika mengacu pada jawaban b diberi skor 3 Jika mengacu pada jawaban c diberi skor 2 Jika mengacu pada jawaban d diberi skor 1

72 56 Data dari hasil penelitian yang diperoleh, diolah dan dianalisis serta diperhitungkan dengan menggunakan deskriptif persentase (DP). Adapun langkah-langkah penggunaan tekhnik DP sebagai berikut : 1. Menentukan skor maksimum : 4 x Jumlah item x Jawaban responden 2. Menentukan skor minimum : 1 x Jumlah item x Jawaban responden 3. Menentukan rentang skor : Skor maksimum skor minimum 4. Menentukan interval skor : rentang skor dibagi empat 5. Menentukan persentase max : 100% 6. Menentukan persentase min : 25% 7. Menentukan rentang persentase : persentase max persentase min 8. Menentukan interval persentase : rentang persentase dibagi 4 9. Menentukan DP Hasil yang diperhitungkan tersebut, kemudian dimasukkan kriteria yang telah ditentukan. Sedangkan kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat, yaitu Siap, Cukup Siap, Kurang Siap, dan Tidak Siap. Tabel 02. Kelas Interval Kelas Interval Kriteria 81,28% - 100% Sangat Baik 62,52% - 81,27% Baik 43,76% - 62,51% Kurang Baik 25% - 43,75% Tidak Baik Sumber : Penelitian, 2011

73 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Universitas Negeri Semarang, tepatnya adalah pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi FIS UNNES angkatan Secara administratif, Universitas Negeri Semarang berlokasi di Kelurahan Sekarang, Kecamatan.Gunung Pati, Kota Semarang. Secara astronomis,kelurahan Sekaran terletak antara 07 o LS - 07 o LS dan 110 o BT o BT dimana sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sukorejo, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Srondol, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Patemon, dan disebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kalisegoro. (Sumber: Peta RBI skala 1:25.000, lembar Jatingaleh) Program Studi Pendidikan Geografi adalah merupakan salah satu Program Studi yang dimiliki Jurusan Geografi FIS UNNES, mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi pada angkatan tahun 2007 berjumlah 77 mahasiswa. 77 mahasiswa tersebut berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, mayoritas mahasiswa tersebut berasal dari Kabupaten di Jawa Tengah. Peneliti menemukan hal yang menarik dari mahasiswa Program Studi 57

74 58 Pendidikan Geografi tersebut. Dengan berasal dari berbagai daerah dan dengan tingkat kemampuan pedagogik, kepribadian, dan professional yang berbeda-beda, peneliti berusaha menganalisis tingkat kesiapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi sebagai calon guru yang professional. 2. Profil Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi FIS UNNES 2007 Program Studi Pendidikan Geografi FIS UNNES angkatan 2007 memiliki jumlah mahasiswa sebanyak 77 orang mahasiswa. Terdiri dari 47 mahasiswa putra dan 30 Mahasiswa putri. Para mahasiswa ini berasal dari berbagai wilayah di jawa tengah, tetapi ada beberapa mahasiswa yang berasal dari luar jawa tengah. Lebih dari 90% mahasiswa pendidikan geografi angkatan 2007 berasal dari berbagai Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah, antara lain berasal dari Kabupaten Cilacap, Brebes, Banjarnegara, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Banyumas, Wonosobo, Klaten, Kebumen, Temanggung, Kendal, Sragen, Grobogan, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Rembang, Blora, Kota Salatiga, dan Kota Semarang. Sedangkan mahasiswa yang berasal dari luar Jawa Tengah berasal dari Kebupaten Pacitan Jawa Timur dan Provinsi Lampung.

75 Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian 59

76 60 3. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi penguasaan karakteristik peserta didik, penguasaan teori belajar dan prinsip pembelajaran, penerapan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik, penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, pengebangan potensi peserta didik, pelaksanaan evaluasi pembelajaran, pemanfaatan hasil evaluasi, dan pelaksanaan tindakan reflektif. Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui angket, wawancara dan dokumentasi, dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Penguasaan Karakteristik Peserta Didik Pada penguasaan karakteristik peserta didik, dijabarkan menjadi beberapa indikator, indikator tersebut meliputi pemahaman karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial, moral, spiritual dan latar belakang sosial budaya, identifikasi potensi peserta didik, dan indentifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Tabel 02 merupakan data yang diperoleh dari angket dan wawancara, menunjukkan pada indikator pertama yaitu dalam pemahaman aspek kesiapan fisik siswa dalam menerima pelajaran 26% mahasiswa pendidikan geografi termasuk kriteria tidak baik, 39% termasuk kriteria kurang baik, 23% kriteria baik, dan hanya 12% dengan kriteria sangat baik.

77 61 Sebagian besar mahasiswa masih kurang baik dalam memahami kesiapan secara fisik siswa ketika akan menerima pelajaran, hal tersebut tampak pada 39% mahasiswa ini hanya melihat seorang siswa siap atau tidak dalam pembelajaran hanya pada pertimbangan siswa tersebut tampak bersemangat dan terlihat sehat ketika menerima pelajaran. Padahal seharusnya dalam melihat kondisi fisik siswa tidak hanya mempertimbangkan hal-hal tersebut, tetapi juga perlu memperhatikan apakah siswa tersebut memiliki cacat bawaan atau tidak, dan selanjutnya adalah dengan melihat keaktifan siswa tersebut ketika didalam kelas. Tabel 03. Pemahaman Aspek Kesiapan Fisik Dari Siswa No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik 9 12 Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Indikator kedua adalah pemahaman mahasiswa calon seorang guru professional adalah harus memahami tingkat moralitas yang dimiliki siswanya kelak. Dapat dilihat bahwa 25% mahasiswa dalam kriteria tidak baik, 42% dalam kriteria kurang baik, 18% dalam kriteria baik, dan 16% dalam kriteria sangat baik dalam pemahaman aspek moral siswa. Sebagian besar mahasiswa berpendapat bahwa dalam menilai moralitas siswa hanya

78 62 mengacu pada 2 komponen, yaitu dengan melihat tingkah laku siswa ketika berada didalam kelas, dan dengan melihat sopan santun yang ditunjukkan pada orang yang lebih tua. Dimana idealnya selain dari 2 komponen tersebut, penilaian moralitas siswa dapat diketahui dari gaya bicara siswa ketika berhadapan dengan orang lain, dan yang paling penting adalah dengan melihat tingkah laku dalam kesehariannya. Tabel 04. Pemahaman Aspek Moral Dari Siswa No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Indikator ketiga dalam pemahaman karakteristik peserta didik adalah pemahaman aspek kemampuan intelektual dari peserta didik. Sebesar 82% mahasiswa termasuk dalam kriteria kurang baik dan tidak baik, berikut rinciannya, 38% dakam kriteria kurang baik, dan 44% dalam kriteria tidak baik dalam pemahaman aspek intelektual dari peserta didik. Dalam hal ini, peneliti menemukan kecenderungan bahwa mahasiswa lebih menekankan pada penggunaan strategi belajar yang sesuai dengan kondisi kelas yang akan dihadapi tanpa mempertimbangkan kondisi per masing-

79 63 masing peserta didik, dimana kondisi yang ada adalah setiap peserta didik mempunyai kondisi / kemampuan intelektual yang berbeda-beda. Tabel 05. Pemahaman Aspek Moral Dari Siswa No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik 2 3 Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Pada indikator keempat, akan diungkapkan pemahaman mahasiswa calon guru ini dalam pemahaman karakteristik peserta didik pada komponen pemahaman dari aspek latar belakang siswa yang dapat mempengaruhi dalam kegiatan pembelajaran adalah pemahaman dalam aspek latar belakang kondisi sosial siswa, dimana dalam tabel 5 menunjukkan sebesar 38% mahasiswa dalam kriteria tidak baik dan kurang baik, hanya 6% mahasiswa yang telah mampu memberi penjelasan tentang bagaimana memahami siswa dari latar belakang sosialnya, yaitu dengan menjelaskan beberapa latar belakang sosial yang nantinya dapat mempengaruhi dalam proses kegiatan belajar mengajar, latar belakang yang dimaksud adalah perbedaan dari segi bahasa, nilai, adat istiadat, dan norma yang berlaku. Dengan perbedaan tersebut bisa menjadi suatu faktor

80 64 yang mempengaruhi peserta didik dalam menerima informasi yang diberikan oleh guru. Tabel 06. Pemahaman Aspek Latar Belakang Siswa No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik 5 6 Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Pada indikator kelima yaitu pemahaman dari aspek potensi yang dimiliki siswa, sebagian besar mahasiswa masih dalam kriteria kurang baik dalam memahami cara melihat potensi yang dimiliki siswa, yaitu sebesar 43% dalam kriteria kurang baik, hal tersebut dikarenakan mahasiswa calon guru ini dalam melihat potensi yang dimiliki siswa masih hanya berdasar pada hasil belajar, yaitu dengan melihat nilai ujian ataupun nilai tugas saja, dari dua hasil evaluasi tersebut, 43% mahasiswa ini telah berasumsi bahwa dengan melihat dua komponen tersebut sudah dapat mencerminkan dari potensi yang dimiliki siswanya kelak.

81 65 Tabel 07. Pemahaman Aspek Potensi yang Dimiliki Siswa No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Indikator terakhir atau indikator keenam dalam menilai kesiapan pemahaman karakteristik peserta didik adalah dengan melihat kemampuan mahasiswa dalam memahami kesulitan yang dialami oleh peserta didik selama KBM, data menunjukkan bahwa mahasiswa dengan kriteria baik sebanyak 16%,, hal tersebut tampak pada mahasiswa dengan kriteria kurang baik mencapai 43%, dalam aspek ini objek penelitian berasumsi bahwa untuk melihat kesulitan belajar siswa tidak hanya dilihat dari ujian semata, tetapi juga perlu melihat kualitas jawaban ketika ditanya secara lisan, berdasar hasil tugas, dan berdasar dari ujian non tes yang dilakukan oleh guru. Tabel 08. Pemahaman Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011

82 66 b. Penguasaan Penerapan Strategi dan Metode Pembelajaran Pada penguasaan penerapan strategi dan metode pembelajaran ini, meliputi beberapa indikator, indikator tersebut meliputi pemahaman tentang strategi pembelajaran, dan pemahaman tentang metode pembelajaran dan aplikasinya dalam kegiatan belajar mengajar. Pada tabel 9 dan 10 menunjukkan data pemahaman objek penelitian terhadap penguasaan penerapan strategi ataupun metode pembelajaran. Pada indikator yang pertama, yaitu tentang pemahaman terhadap strategi pembelajaran tampak 19% dalam kriteria tidak baik, 31% termasuk kriteria kurang baik, 27% kriteria baik, dan 22% termasuk dalam kriteria sangat baik. Mahasiswa dengan pemahaman kurang baik merupakan persentase terbesar, dan hampir disamai oleh mahasiswa dengan kriteria baik. Mayoritas mahasiswa dari hasil penelitian masih seringkali kebingungan dengan patokan yang dipakai dalam penentuan strategi apa yang tepat digunakan dalam penentuan strategi yang akan digunakan, selain mempertimbangkan tujuan pembelajaran itu sendiri, alokasi waktu yang diberikan, juga tidak terlepas dari kondisi kelas, fasilitas yang ada, dan kemampuan dari guru itu sendiri. Faktor fasilitas dan kemampuan guru merupakan kendala utama yang diasumsikan oleh para responden akan menjadi faktor penghambat dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan, karena dengan fasilitas yang minim akan sangat menyulitkan guru dalam menggunakan strategi yang diinginkan, terutama

83 67 strategi yang mengandalkan peralatan-peralatan tertentu, sedangkan kemampuan guru merupakan faktor vital dalam penerapan dari strategi pembelajaran itu sendiri, karena betapapun bagusnya desain suatu strategi pembelajaran, dan betapapun komplitnya fasilitas yang disediakan sekolah, akan tidak ada artinya jika kemampuan guru sebagai penggeraknya tidak mampu mengimbanginya. Tabel 09. Pemahaman Tentang Strategi Belajar No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Indikator kedua adalah kesiapan dalam pemahaman tentang metode pembelajaran yang akan diterapkan, data menunjukkan mahasiswa dengan kriteria kurang baik hampir seimbang dengan mahasiswa dengan kriteria baik, yaitu dengan 34% untuk kriteria kurang baik dan 36% untuk kriteria baik. mayoritas mahasiswa masih senang dengan penggunaan metode ceramah dalam menyampaikan materi, hal tersebut tidak terlepas dari mudahnya penerapan metode tersebut dan tidak memerlukan persiapan yang banyak dalam persiapannya. Sedangkan mahasiswa dengan kriteria sangat baik berjumlah 19%, mereka ini dalam pemilihan dan penerapannya

84 68 sudah mampu memilih dengan tepat, yaitu disesuaikan dengan materi yang akan diterangkan, sehingga metode apa yang kelak digunakan sudah disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan disamping alokasi waktu yang ada dan fasilitas yang mendukung. Tabel 10. Pemahaman Tentang Metode Belajar No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 c. Pemahaman Penyelenggaraan Pembelajaran yang Mendidik Dalam pemahaman penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, adalah salah satu kriteria dalam kualifikasi kompetensi pedagogik, yaitu pemahaman mahasiswa calon pendidik dalam mengarahkan kegiatan belajar sesuai tujuannya, pemahaman terhadap silabus, rpp dan pemahaman dalam pemilihan dan penggunaan media pembelajaran. Pada indikator pertama, yaitu tentang pemahaman tentang tujuan pembelajaran, dalam tabel 11 menunjukkan bahwa 19% termasuk dalam kriteria tidak baik, 40% dalam kriteria kurang baik, 23% kriteria baik dan 17% termasuk dalam kriteria sangat baik. dalam penentuan kriteria ini adalah dengan berdasarkan pada kemampuan mahasiswa dalam memahami

85 69 tujuan pembelajaran. Sebagian besar mahasiswa (40%), masih kurang mampu dalam memahami dan mengembangkan tujuan pembelajaran yang akan diajarkannya, karena berdasarkan wawancara menunjukkan bahwa mereka hanya mengetahui tujuan pembelajaran dari silabus ataupun dari buku paket yang dijadikan pedoman, sehingga para calon guru ini masih sekedar mengikuti apa yang tertulis dibuku tentang tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Tabel 11. Pemahaman Tentang Tujuan Pembelajaran No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Selanjutnya, pada indikator kedua adalah pemahaman mahasiswa calon guru dalam memahami silabus beserta komponen-komponennya. Data pada tabel 12 menunjukkan bahwa, 3% mahasiswa dalam kriteria tidak baik, 22% kriteria kurang baik, 22% termasuk baik, dan 53% termasuk dalam kriteria sangat baik. dalam pemahaman silabus ini, terlihat sebagian besar mahasiswa telah mampu dengan sangat baik dalam memahami silabus, hal tersebut tampak pada 42% mahasiswa ini telah

86 70 mampu mengidentifikasi komponen-komponen silabus, dan telah mampu menggunakan silabus sesuai dengan fungsinya. Tabel 12. Pemahaman Tentang Silabus dan Komponennya No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Pada indikator selanjutnya, yaitu indikator ketiga tentang pemahaman RPP dan komponen-komponennya, dari tabel 13 tampak bahwa 49% mahasiswa telah mampu dengan sangat baik dalam pemahaman RPP, dan hanya 4% saja yang masih belum mampu memahami RPP dengan baik. sama halnya dengan silabus, mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi telah mampu memahami RPP dengan sangat baik, khususnya adalah para mahasiswa ini telah mampu dalam pembuatannya sesuai dengan aturan yang baku. Akan tetapi seringkali kendala muncul ketika dalam penerapannya, yaitu sangat sulit dalam pengaplikasiannya dalam kegiatan pembelajaran, hal tersebut telah terbukti dalam kegiatan PPL2, dimana mayoritas mahasiswa sulit sekali dalam menyesuaikan apa yang tertulis dalam RPP dengan praktiknya dilapangan.

87 71 Tabel 13. Pemahaman Tentang RPP dan Komponennya No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Pada indikator keempat, yaitu pemahaman pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, sebesar 57% mahasiswa termasuk dalam kriteria baik, angka tersebut merupakan persentase tertinggi, sehingga jelaslah bahwa mahasiswa pendidikan geografi angkatan 2007 telah siap dalam pemilihan dan penggunaan media belajar. Penguasaan penggunaan media ini, selain media pokok geografi, seperti peta, atlas, ataupun globe, mahasiswa inipun telah mampu menggunakan beberapa media dengan baik, seperti penggunaan media power point, video pembelajaran, video interaktif dan beberapa media lainnya. Tabel 14. Pemahaman Pemilihan dan Penggunaan Media No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011

88 72 d. Pemahaman pemanfaatan TI untuk kegiatan pembelajaran Pemahaman peanfaatan TI dalam kegiatan pembelajaran disini adalah kemampuan mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi ataupun informasi yang ada untuk menunjang dalam kegiatan pembelajaran, dimana terdapat dua indikator, yaitu pertama adalah penguasaan TI dalam kegiatan pembelajaran, dan yang kedua adalah varian yang sering digunakan atau yang telah dikuasai dengan baik. Pada indikator pertama, yaitu penguasaan TI dalam kegiatan pembelajaran, dalam tabel 15 tampak bahwa 0% mahasiswa dalam kriteria tidak baik, 4% dalam kriteria kurang baik, 30% kriteria baik, dan 66% dalam kriteria sangat baik. Mayoritas mahasiswa telah mampu dengan sangat baik dalam penguasaan TI dalam mendukung dalam proses pembelajaran, hal tersebut berdasar dari kemampuan mahasiswa dalam penggunaan alat-alat seperti komputer, internet, powerpoint, dan beberapa alat lain yang digunakan untuk membantu selam proses pembelajaran. Penguasaan ini pun tidak terlepas dari semakin mudahnya akses dalam penggunaan dan mudahnya mengaksesnya, sehingga wajar jika 65% mahasiswa telah mampu dalam penggunaan dan penguasaan TI dalam kegiatan pembelajaran.

89 73 Tabel 15. Penguasaan TI Dalam Kegiatan Pembelajaran No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Pada indikator kedua, yaitu varian alat-alat TI yang sering digunakan, dari tabel 16 terlihat mayoritas mahasiswa (30%) masih dalam kriteria kurang baik, hal tersebut dikarenakan dalam variasi yang digunakan masih sedikit yang dimanfaatkan, dari hasil wawan cara, hampir 96% mahasiswa memanfaatkan internet dalam mencari berbagai macam bahan belajar, sehingga pemanfaatan TI yang lainnya agak sedikit terabaikan. Tabel 16. Varian TI yang Digunakan No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011

90 74 e. Pemahaman Fasilitasi Pengembangan Peserta didik Pemahaman fasilitasi pengembangan peserta didik adalah kemampuan mahasiswa calon guru dalam merencanakan kegiatan apa saja yang dapat diberikan kepada siswa, sehingga dengan adanya kegiatan tersebut mampu untuk mengembangkan potensi peserta didiknya. Pada hal ini, terdapat satu komponen, yaitu pengembangan peserta didik dan potensinya, pada indikator ini berisikan kemampuan para calon guru ini dalam memproyeksikan kegiatan apa saja yang mampu mengekplorasi kemampuan siswa yang dimiliki, sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal. Pada tabel 17, menunjukkan bahwa 47% mahasiswa masih dalam kriteria kurang baik atau kurang memahami bagaimana cara memfasilitasi pengembangan potensi siswanya kelak, hal tersebut terlihat dari jawabanjawaban responden yang masih ragu dalam menentukan kegiatan macam apa saja yang akan diterapkan, sehingga mampu untuk mengembangkan potensi siswa secara maksimal. Sedangkan 9% mahasiswa masuk dalam kriteria sangat baik dalam hal pengembangan potensi siswanya kelak, hal tersebut Nampak pada mereka telah mampu memberikan gambaran kongkrit tentang kegiatan apa saja yang sekiranya mampu diterapkan, sehingga mampu mengaktualisasikan potensi peserta didiknya, beberapa kegiatan yang diasumsikan dapat mengembangkan potensi peserta didik adalah semisal memberikan penugasan untuk mencari hal yang berkaitan

91 75 dengan materi pembelajaran, selain itu, juga diberikan materi tambahan diluar materi pokok, sehingga diharapkan pengetahuan siswa akan bertambah dan berkembang, dan yang terakhir adalah dengan melakukan kegiatan di luar kelas ( pembelajaran outdoor), dengan penerapan metode ini diharapkan siswa tidak bosan dengan suasana kelas, dan diharapkan dengan melihat secara langsung diluar kelas, materi yang diberikan akan lebih mudah untuk dipahami. Tabel 17. Pemahaman Pengembangan Peserta Didik dan Potensinya No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik 7 9 Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 f. Pemahaman Model Komunikasi dengan Peserta didik Komunikasi merupakan faktor penting dalam terjalinnya hubungan yang baik dengan para siswa, pada pemahaman disini adalah melihat bagaimana komunikasi yang seharusnya dijalin antara seorang guru dengan para siswanya. Pada peraturan menteri mengenai kompetensi seorang guru, komunikasi yang dijalin dengan siswanya hendaknya komunikasi yang

92 76 efektif, empatik, simpatik, santun dan berwibawa. Dengan komunikasi yang demikian diharapkan akan terjalin hubungan yang baik antara guru dengan siswa. Tabel 18 menunjukkan bahwa, 27% mahasiswa telah mampu menjelaskan komunikasi yang seharusnya dijalin dengan para siswanya kelak, sehingga termasuk dalam kriteria baik, namun demikian, masih ada 21% mahasiswa yang masih belum mampu memberikan penjelasan yang tepat dalam komunikasi yang seharusnya dilakukan guru dengan para siswanya. Tabel 18. Pemahaman Jenis Komunikasi Dengan Siswa No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 g. Pemahaman Evaluasi Pembelajaran Salah satu kemampuan yang harus dimiliki sebagai calon pendidik adalah kompetensi untuk mampu melakukan evaluasi pembelajaran bagi peserta didiknya. Pada tabel 19 menunjukkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, pada tabel tersebut tampak bahwa 16% mahasiswa termasuk

93 77 dalam kriteria tidak baik, 8% kurang baik, 53% baik, dan 23% dalam kriteria sangat baik. data menunjukkan mayoritas responden atau 53% mahasiswa dalam kriteria baik dalam pemahamannya tentang evaluasi pembelajaran, hal tersebut mencerminkan jika mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 telah mampu dalam memahamai esensi dari evaluasi pembelajaran yang akan dilakukannya. Tabel 19. Pemahaman Evaluasi Pembelajaran No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 h. Pemahaman Pemanfaatan Hasil Evaluasi Pembelajaran Pada indikator pemahaman pemanfaatan hasil evaluasi pembelajaran, hanya terdapat satu indikator, yaitu kesiapan pemahaman tentang pemanfaatan dari hasil evaluasi yang telah dilakukan. Pada tabel 20, merupakan hasil dari penelitian yang menunjukkan 16% responden termasuk dalam kriteria tidak baik, 5% kurang baik, 56% baik, dan 23% dalam kriteria sangat baik dalam pemahamannya mengenai pemanfaatan hasil evaluasi pembelajaran.

94 78 Tabel 20. Pemahaman Pemanfaatan Hasil Evaluasi Pembelajaran No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 i. Pemahaman Tindakan Reflektif dalam peningkatan kualitas pembelajaran Setelah dilakukan evaluasi, kemudian seorang guru hendaknya melakukan suatu tindakan reflektif mengenai kegiatan belajar yang telah dilaksanakannya. Pada pemahaman tindakan reflektif berikut, terdapat dua indikator. Indikator pertama adalah pemanfaatan dari tindakan reflektif, pada tabel 21, menunjukkan bahwa dalam pemahaman manfaat dari tindakan reflektif 27% mahasiswa termasuk dalam kriteria tidak baik, 41% dalam kriteria kurang baik, 23% kriteria baik, dan 7% dalam kriteria sangat baik. Tabel 21. Pemahaman Manfaat Tindakan Reflektif No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik 6 7 Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011

95 79 Sedangkan indikator kedua adalah tentang pemahaman suatu Penelitian Tindakan Kelas dan manfaatnya dalam pembelajaran. Pada tabel 22 terlihat bahwa 25% mahasiswa dalam kriteria tidak baik, 38% dalam kriteria kurang baik, 19% baik, dan 18% termasuk ktiteria sangat baik. Tabel 22. Pemahaman PTK dan Manfaatnya No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Adapun hasil keseluruhan mengenai pemahaman kompetensi pedagogik mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 sebagai calon pendidik dapat dilihat pada tabel 23 Berdasar tabel 23 diketahui hasil total jawaban responden adalah 63% yang berarti bahwa pemahaman kompetensi pedagogik yang dimiliki mahasiswa Program Studi pendidikan geografiangkatan 2007 termasuk dalam kriteria baik. sedangkan untuk indikator yang masih dalam kriteria kurang baik pada pemahaman kompetensi pedagogik pada mahasiswa pendidikan Geografi angkatan 2007 adalah pada indikator penguasaan karakteristik peserta didik, pemahaman pengembangan potensi peserta didik, dan pemahaman tindakan reflektif.

96 80 Tabel 23. Skor Total Kesiapan Pemahaman Kompetensi Pedagogik No Indikator Skor 1 Pemahaman Penguasaan Karakteristik Peserta Didik Pemahaman Penerapan Strategi dan Metode Pembelajaran yang Tepat Pemahaman Penyelenggaraan Pembelajaran Yang Mendidik Pemahaman Pemanfaatan TI untuk kegiatan pembelajaran 474 Pemahaman Fasilitasi Pengembangan Peserta Didik dan Pengaktualisasi 5 Potensinya Pemahaman Model Komunikasi dengan Peserta Didik Pemahaman Evaluasi Pembelajaran Pemahaman Pemanfaatan hasil Evaluasi Pembelajaran Pemahaman Tindakan Reflektif Dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran 280 Jumlah Skor 3882 Skor Ideal 6160 % 63% Kriteria B Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Keterangan : TB = Tidak Baik KB = Kurang Baik B = Baik SB = Sangat Baik 4. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Kepribadian Pada kesiapan pemahaman kompetensi kepribadian ini terdiri dari lima indikator. Pada indikator pertama adalah pemahaman terhadap norma apa saja yang harus dijadikan patokan dalam bertindak sebagai seorang guru. Pada tabel 23, menunjukkan 21% mahasiswa termasuk dalam kriteria tidak baik,

97 81 14% kurang baik, 25% baik, dan 40% termasuk dalam kriteria sangat baik. Mayoritas mahasiswa termasuk dalam kriteria sangat baik dalam pemehaman tentang norma-norma yang harus dijadikan pegangan atau patokan dalam bertindak. Tabel 24. Pemahaman Norma Sebagai Pedoman dalam Bertindak No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Pada indikator kedua yaitu pemahaman tentang tingkah laku sebagai seorang guru, tabel 24 menunjukkan bahwa 7% mahasiswa termasuk dalam kriteria tidak baik, 27% termasuk kurang baik, 26% baik, dan 39% dalam kriteria sangat baik. dari data tersebut menunjukkan bahwa 39% mahasiswa sudah sangat baik dalam memahami bagaimanakah seharusnya bertingkah laku sebagai seorang guru. Tabel 25. Pemahaman Tingkah Laku Seorang Guru No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011

98 82 Pada indikator selanjutnya, yaitu indikator ketiga adalah pemahaman tentang gambaran sosok pribadi seorang guru professional, tabel 25 terlihat bahwa dalam pemahaman indikator tersebut 23% mahasiswa dalam kriteria tidak baik, 31% kriteria kurang baik, 21% baik, dan 25% dalam kriteria sangat baik.dengan demikian tampak bahwa mayoritas mahasiswa atau dengan persentase sebesar 31% mahasiswa kurang baik dalam memahami sosok pribadi ideal sebagai seorang guru. Tabel 26. Pemahaman Sosok Pribadi Seorang Guru No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Indikator keempat adalah pemahaman tentang etos kerja dan tanggung jawab sebagai seorang guru. Tabel 26 menunjukkan jika 14% mahasiswa termasuk dalam kriteria tidak baik, 25% kriteria kurang baik, 9% kriteria baik, dan 52% termasuk dalam kriteria sangat baik dalam memahami tentang etos kerja dan tanggung jawab sebagai seorang guru.

99 83 Tabel 27. Pemahaman Etos Kerja dan Tanggung Jawab Guru No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Indikator kelima adalah tentang pemahaman mengenai kode etik sebagai seorang guru. Pada tabel 27 terlihat jika 36% mahasiswa dalam kriteria tidak baik, 26% kriteria kurang baik, 25% kriteria baik, dan 13% termasuk kriteria sangat baik. data menunjukkan jika mayoritas mahasiswa calon guru tersebut masih tidak baik, atau belum mampu memahami tentang apa itu kode etik guru. Tabel 28. Pemahaman Tentang Kode Etik Guru No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Secara umum, penguasaan kompetensi kepribadian mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi termasuk dalam kriteria baik, hal tersebut tampak dalam

100 84 tabel 29, namun dalam pemahaman kompetensi kepribadian, masih ada indikator yang dirasa masih kurang baik, yaitu pada pemahaman sosok pribadi seorang guru, dan pemahaman tentang kode etik guru. Tabel 29. Pemahaman Kompetensi Kepribadian No Indikator Kriteria Skor Penilaian TB KB B SB Skor 1 % 2 % 3 % 4 % Pemahaman Norma sebagai pedoman 1 dalam bertindak Pemahaman tingkah laku Seorang 2 Guru Pemahaman sosok pribadi seorang 3 guru Pemahaman etos kerja dan tanggung 4 jawab guru Pemahaman tentang kode etik guru Skor Total 1030 Skor Ideal 1540 % 67% Kriteria B Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Keterangan : TB = Tidak Baik KB = Kurang Baik B = Baik SB = Sangat Baik 5. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Sosial Dalam menentukan kesiapan pemahaman kompetensi sosial, terdiri dari empat buah indikator. Pada indikator pertama adalah pemahaman sikap guru terhadap lingkungan disekitarnya atau dilingkungan masyarakat, artinya

101 85 adalah bagaimana guru seharusnya bersikap dilingkungan diluar lingkungan sekolah, pada tabel 28 menunjukkan bahwa 21% mahasiswa dalam kriteria tidak baik, 39% kriteria kurang baik, 26% kriteria baik, dan 14% dalam kriteria sangat baik. dari data tersebut tampak bahwa sebagian besar mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 masih kurang baik dalam pemahamannya mengenai sikap apa saja yang perlu dikembangkan ketika berada di lingkungan diluar lingkungan sekolah ketika dalam posisi sebagai seorang pendidik. Tabel 30. Pemahaman Sikap Guru Terhadap Lingkungan Masyarakat No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Pada indikator kedua, yaitu pemahaman pola komunikasi terhadap lingkungannya, artinya adalah selain komunikasi dengan siswa, seorang guru tentu juga perlu berkomunikasi dengan lingkungan diluar lingkungan sekolah itu sendiri. Pada tabel 29 menunjukkan 16% mahasiswa dalam kriteria tidak baik, 36% kriteria kurang baik, 35% kriteria baik, dan 13% termasuk kriteria

102 86 sangat baik dalam memahami bagaimana pola komunikasi yang seharusnya diterapkan dalam komunikasi dengan masyarakat diluar sekolah. Tabel 31. Pemahaman Pola Komunikasi dengan Lingkungan No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Indikator ketiga adalah pemahaman akan pentingnya proses adaptasi seorang guru, proses adaptasi yang dimaksud adalah adptasi dilingkungan kerjanya. Dari hasil penelitian seperti yang ditunjukkan pada tabel 30, menunjukkan mahasiswa dengan pemahaman tidak baik sejumlah 13%, 30% dalam kriteria kurang baik, 40% baik, dan 17% sangat baik. dari data tersebut Nampak jika mayoritas mahasiswa prodi pendidikan geografi angkatan 2007 dalam pemahamnnya tentang pentingnya proses adaptasi di lingkungan kerja termasuk dalam kriteria baik. Tabel 32. Pemahaman Pentingnya Proses Adaptasi Seorang Guru No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011

103 87 Pada indikator terakhir atau indikator keempat, adalah tentang pemahaman komunikasi dengan komunitas profesi, berbeda dengan komunikasi masyarakat pada indikator kedua, pada indikator ini adalah lebih menekankan pada komunikasi yang dijalin dengan komunitas seprofesi atau dengan profesi lain. Pada tabel 31, data menunjukkan 31% mahasiswa dalam kriteria tidak baik, 32% kurang baik, 17% baik, dan 19% dalam kriteria sangat baik. dari hasil yang diperoleh tersebut tampak jelas mayoritas mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 masih belum baik dalam pemahamnnya tentang pentingnya komunikasi dengan komunitas seprofesi ataupun dengan komunitas profesi lainnya. Tabel 33. Pemahaman Komunikasi dengan Komunitas Profesi No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Secara umum, pemahaman mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi dalam kompetensi sosial termasuk dalam kriteria kurang baik, seperti tampak pada tabel 34, indikator yang masih dalam kiteria kurang baik adalah Pemahaman Sikap Guru Terhadap Lingkungan Masyarakat, Pemahaman Pola

104 88 Komunikasi Dengan Lingkungan, dan Pemahaman Komunikasi Dengan Komunitas Profesi. No 1 2 Tabel 34. Pemahaman Kompetensi Sosial Indikator Kriteria Skor Penilaian TB KB B SB 1 % 2 % 3 % 4 % Pemahaman Sikap guru terhadap lingkungan masyarakat Pemahaman pola komunikasi dengan lingkungan Pemahaman Pentingnya Proses Adaptasi Seorang Guru Skor Pemahaman komunikasi dengan komunitas profesi Skor Total 743 Skor Ideal 1232 % 60% Kriteria KB Sumber : Hasil Penelitian, Kesiapan Pemahaman Kompetensi Profesional Kompetensi professional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang diterapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Yang termasuk dalam kompetensi professional disini adalah pemahaman tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar, pemahaman mengenai pengembangan materi pembelajaran, pemahaman

105 89 pentingnya tindakan reflektif dalam proses pembelajaran, dan merupakan inikator terpenting adalah penguasaan guru terhadap materi. Pada indikator pertama adalah pemahaman tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar, pada tabel 33 menunjukkan jika 0% mahasiswa dalam kriteria tidak baik, 4% kurang baik, 60% baik, dan 36% dalam kriteria sangat baik. dari data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa prosi pendidikan geografi angkatan 2007 termasuk dalam kriteria baik dalam pemehamannya tentang standar kompetensi ataupun tentang pemahamannya tentang kompetensi dasar. Tabel 35. Pemahaman SK dan KD No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Indikator kedua adalah pemahaman tentang pengembangan materi pembelajaran yang diampu, dari hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 33 terlihat 21% dalam kriteria tidak baik, 34% kriteria kurang baik, 23% baik, dan 22% dalam kriteria sangat baik.

106 90 Tabel 36. Pemahaman Pengembangan Materi Pembelajaran No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Indikator ketiga adalah pemahaman tentang tindakan reflektif yang dilaksanakan guru guna peningkatan kualitas pembelajaran, dari tabel 15 terlihat bahwa 9% mahasiswa dalam kriteria tidak baik, 32% dalam kriteria kurang baik, 58% kriteria baik dan 12% dalam kriteria sangat baik dalam pemahamnnya mengenai tindakan reflektif yang dilakukan guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Tabel 37. Pemahaman Pentingnya Tindakan Reflektif No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik 9 12 Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Indikator keempat adalah penguasaan materi geografi, data yang digunakan untuk mendukung indikator ini adalah berdasar pada IPK selama

107 91 proses perkuliahan, dari tabel 35, terlihat dari jumlah mahasiswa sebanyak 77 orang, 99% nya memiliki IPK dalam kriteria baik, yaitu IPK dengan rentang 2,75-3,49, sedangkan 1% sisanya dalam kriteria sangat baik, dimana mahasiswa ini memiliki IPK dengan rentang antara 3,5-4,0. Tabel 38. Penguasaan Materi Geografi No Kriteria Jumlah % 1 Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik 1 1 Jumlah Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Secara umum, dari hasil perhitungan deskriptif presentase, menunjukkan bahwa tingkat kesiapan pemahaman kompetensi professional mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 termasuk dalam kriteria Baik.

108 92 Tabel 39. Pemahaman Kompetensi Profesional No Indikator Kriteria Skor Penilaian TB KB B SB Skor 1 % 2 % 3 % 4 % 1 Pemahaman SK dan KD Pemahaman Pengembangan Materi 2 Pembelajaran Pemahaman pentingnya tindakan 3 reflektif Penguasaan Materi Geografi Skor Total 890 Skor Ideal 1232 % 72% Kriteria Sumber : Hasil Penelitian, 2011 B

109 93 B. Pembahasan 1. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Pedagogik Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus deskriptif presentase, menunjukkan kesiapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 dalam pemahaman tentang kompetensi pedagogik termasuk dalam kriteria Baik. Baik disini berarti adalah telah mampu dalam memahami apa itu kompetensi pedagogik, dan diasumsikan akan mampu menerapkannya ketika telah menjadi seorang guru. Pemahaman karakteristik merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung peran guru sebagai pengelola kelas. a. Pemahaman Penguasaan Karakteristik Peserta Didik Penguasaan karakteristik peserta didik adalah menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Selain itu, penguasaan karakteristik siswa juga terkait dengan kemampuan guru untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki siswa dan memahami kesulitan yang dialami siswa dalam menerima materi pelajaran. Dalam kesiapan pemahaman karakteristik peserta didik, mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 termasuk dalam kriteria kurang baik. Hal tersebut terkait dengan pemahaman tentang cara melihat karakteristik siswa itu sendiri. Dimulai dari kesiapan fisik siswa dalam menerima pelajaran, responden

110 94 cenderung hanya beranggapan jika siswa tersebut aktif di kelas, maka diasumsikan siswa tersebut telah siap untuk menerima pelajaran, diamana seharusnya dalam menilai siswa tersebut siap atau tidak secara fisik dalam menerima pelajaran tidak hanya melihat keaktifan didalam kelas. Dengan melihat secara kasat matapun akan Nampak siswa mana yang sehat secara fisik dengan siswa yang sedang sakit, maka dengan demikian penilaian yang dilakukan guru akan lebih tepat. Demikian pula terhadap menilai moralitas yang dimiliki siswa, 42% mahasiswa menjawab dalam menilai moral siswa dapat melalui tindakan yang dilakukan siswa tersebut selama didalam kelas. Jawaban tersebut tidaklah salah, namun masih kurang luas, artinya adalah moralitas siswa akan tercermin dari sikapnya ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua, dan juga akan nampak jelas ketika berada dilingkungan luar sekolah. Selain dari cara tersebut, juga dapat memanfaatkan informasi yang diperoleh dari guru BP. Selanjutya adalah pemahaman kemampuan intelektual dan potensi yang dimiliki siswa, jawaban dari responden sekitar 45% cenderung melihat kemampuan siswa ataupun potensinya berdasar pada hasil belajar yang telah dilakukan, atau dengan kata lain berdasarkan nilai evaluasi. Dengan melihat hasil ujian tertulis tersebut, responden berasumsi akan mampu melihat potensi yang dimiliki oleh siswanya kelak. Dimana seharusnya untuk melihat kemampuan intelektual siswa

111 95 tidak hanya berdasar hasil evaluasi tertulis itu saja, masih banyak instrument lain yang dapat digunakan guru untuk mengetahui potensi yang dimilik siswanya, seperti dengan melihat kualitas jawaban ketika ditanya secara lisan, atau dapat juga dilihat dari hasil tugas yang dikerjakan. Sehingga kurang lengkap jika hanya memanfaatkan hasil ujian saja untuk melihat potensi yang dimiliki siswa atau peserta didik. Pada pemahaman kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran sudah termasuk dalam kriteria baik, karena dalam memahami kesulitan siswa, responden telah mampu menjelaskan inikator apa saja yang memperlihatkan kesulitan yang dialami siswa, anatara lainadalah dengan melihat dari hasil ulangan baik secara tertulis ataupun lisan, hasil penugasan, dan respon yang diberikan ketika menjawab pertanyaan yang kita ajukan. b. Pemahaman Penerapan Strategi dan Metode pembelajaran yang tepat Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien sedangkan metode pembelajaran adalah suatu teknik dan gaya mengajar. Dengan memahami strategi dan metode, makan akan memudahkan guru dalam pemilihannya. Dari hasil penelitian menunjukkan mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 termasuk dalam kriteria Baik dalam pemahamannya mengenai strategi belajar ataupun metode belajar. Hal tersebut berdasar

112 96 pada penjelasan yang diberikan responden, dimana mayoritas responden berasumsi penentuan penggunaan metode ataupun strategi akan tepat jika disesuaikan dengan materi yang akan diberikan, selain itu, juga dapat berdasar pada tujuan belajar, kondisi kelas, alokasi waktu, fasilitas yang ada, dan kemampuan guru itu sendiri. Hal yang menarik adalah mayoritas responden cenderung menyukai metode ceramah, hal tersebut dikarenakan metode ini masih dianggap efektif, selain itu dalam persiapannyapun tidak terlalu menguras energy ataupun biaya. c. Pemahaman Penyelenggaraan Pembelajaran yang Mendidik Pada pemahaman penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik terdiri dari beberapa indikator seperti pemahaman tentang tujuan pembelajaran, pemahaman silabus, RPP, dan penguasaan media pembelajaran. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan pemahaman penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik termasuk dalam kriteria baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan penguasaan yang sangat baik dalam pemahaman silabus, ataupun RPP. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sekitar 50% mahasiswa telah memahami dalam pembuatan RPP. Akan tetapi kendala muncul ketika dalam pelaksanaannya yang sering kali tidak sesuai dengan rencana yang dibuat. Selain itu, dalam penguasaan media pembelajaran, mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 termasuk dalam

113 97 krieria baik, media yang dikuasai berdasar data adalah seperti peta, atlas, globe, video pembelajaran, powerpoint, dsb. Penguasaan media tersebut tidak terlepas dari seringnya penggunaan oleh para mahasiswa mediamedia tersebut, sehingga dalam penggunaannya sudah tidak lagi mengalami kendala. d. Pemahaman Pemanfaatan TI Untuk Kegiatan Pembelajaran Dari hasil penelitian, pemanfaatan teknologi informasi untuk kegiatan pembelajaran termasuk dalam kriteria baik. Baik disisi berarti bahwa responden sudah sangat paham dalam penggunaan teknologi informasi yang ada sekarang untuk membantu dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Dari data menunjukkan jika pemanfaatan paling banyak adalah pemanfaat layanan internet, tingginya penggunaan internet ini dikarenakan mudahnya dalam penggunaannya, selain itu dalam mengaksesnya juga relative mudah, sehingga wajar jika internet merupakan fasilitas yang paling diminati dalam mencari bahan referensi yang dibutuhkan guna membantu kegiatan pembelajaran. e. Pemahaman Fasilitasi Pengembangan Peserta Didik dan Pengaktualisasian Potensinya Dari data penelitian menunjukkan bahwa dalam pemahaman fasilitasi pengembangan peserta didik termasuk dalam kriteria kurang baik. Artinya adalah mahasiswa masih kurang mampu dalam

114 98 pemahaman mengenai pengembangan peserta didik tersebut, dikarenakan dari hasil penelitian responden belum mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai kegiatan apa saja yang dapat dilakukan guna mendukung pengembangan diri peserta didik, selain itu responden juga kegiatan macam itu dalam realitasnya akan sangat sulit untuk dilakukan, karena pasti akan terkendala waktu. f. Pemahaman Model Komunikasi dengan Peserta Didik Komunikasi adalah interaksi antara dua orang atau lebih, sebagai guru tentu agar pembelajaran berjalan dengan lancar harus terjalin dengan baik. dari hasil penelitian terlihat jika dalam pemahaman pola komunikasi termasuk dalam kriteria baik, yaitu sebesar 64%. Artinya adalah para calon guru ini sudah mampu unutk memberikan gambaran yang jelas bagaimana pola komunikasi yang seharusya dilakukan guru terhadap peserta didiknya. Dimana komunikasi yang harus dikembangkan oleh guru adalah komunikasi yang efektif, empatik, simpatik, santun, tegas, dan berwibawa. Sehingga dengan komunikasi tersebut diharapkan terjalin hubungan yang seimbang dengan peserta didik. g. Pemahaman Evaluasi Pembelajaran Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Evaluasi tidak mungkin dipisahkan dari belajar, maka harus

115 99 diberikan secara wajar agar tidak merugikan. Usaha yang efektif dan sukses, ditambah oleh evaluasi yang bermutu dan diskriminatif akan mengena pada semua aspek belajar Dari hasil penelitian, 70% mahasiswa Geografi dalam kriteria baik dalam pemahamannya mengenai evaluasi pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan penjelasan yang diberikan oleh para responden tentang evaluasi sudah sangat baik, diman mereka telah mampu emjelaskan bahwa evaluasi selain hasil belajar, ada yang lebih penting, yaitu evaluasi proses selama kegiatan belajar berlangsung, sehingga perlu keseimbangan antara evaluasi hasil dan evaluasi proses, dengan keseimbangan tersebut diharapkan hasil evaluasi yang dicapai merupakan data yang valid dimana dapat menunjukkan perkembangan yang dialami peserta didik. h. Pemahaman Pemanfaatan Hasil Evaluasi Setelah dilakukan evaluasi, dan kemudian menghasilka data hasil evaluasi, maka data tersebut merupakan data yang masih dapat dimanfaatkan bagi guru. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% mahasiswa telah paham dalam pemanfaatan hasil evaluasi yang dilakukan guru tersebut, dimana pemanfaatnnya adalah sebagai berikut 1) Mengungkapkan penguasaan siswa terhadap materi geografi yang telah diperolehnya dalam PBM, termasuk materi pokok dan pengayaannya.

116 100 2) Menemukan kelemahan-kelemahan materi yang telah disajikan, metode, media, strategi, pengajaran geografi yang diterapkan, termasuk tujuan yang telah dirumuskan. Data yang telah diperoleh dari hasil evaluasi, dapat digunakan sebagai dasar perbaikan dan penyempurnaan tugas serta program pengajaran selanjutnya. 3) Mengungkapkan terpenuhi atau tidaknya tugas guru dalam PBM geografi. Jika hasil evaluasi diketahui ada tugas yang tidak terpenuhi, maka pada pelaksanaan tugas berikutnya apa yang tidak terpenuhi itu wajib dilaksanakan. 4) Mengungkapkan tingkat perkembangan siswa secara individual dalam mempelajari geografi. Data hasil evaluasi ini untuk membimbing siswa yang bersangkutan untuk mengembangkan potensinya lebih lanjut dalam menguasai dan memanfaatkan materi geografi. i. Pemahaman Tindakan Reflektif Dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran Tindakan reflektif adalah tindakan evaluasi diri sendiri setelah melakukan kegiatan pembelajaran,dengan tindakan reflektif ini, guru akan merenungkan bagaimana kekurangan yang ada selam proses pembelajaran. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pemahaman tindakan reflektif ini dalam kriteria kurang baik. hal tersebut dikarenakan responden masih belum mampu menunjukkan fungsi

117 101 ataupun cara melakukan tindakan reflektif yang benar, selain itu pemahaman terhadap pentingnya PTK masih kurang, dimana PTK sangat penting sekali dilakukan ketika dalam kegiatan pembelajaran ditemukan masalah, seperti rendahnya hasil belajar, dengan demikian perlu dilakukan suatu Tindakan Penelitian Kelas untuk menemukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Dari sini mahasiswa ternyata belum mampu untuk merumuskan PTK dengan baik. 2. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Kepribadian Dari tabel menunjukkan hasil penelitian yang menggambarkan penguasaan pemahaman kompetensi kepribadian. Dalam pemahaman tersebut, ditunjukkan dengan angka 66%, yang artinya adalah untuk pemahaman kompetensi kepribadian, mahasiswa Program Studi Pendidikan Geogafi dalam kriteria baik. Kriteria baik ini artinya adalah responden telah mampu memberikan penjelasan dengan baik bagaimana sikap, tingkah laku, sosok, etos kerja yang semestinya ditunjukkan oleh guru professional. Seorang guru professional harus bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya Indonesia. Guru juga harus dapat menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagipeserta didiknya. Selain itu, guru hendaknya juga mampu menampilkan diri sebagai sosok yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan memiliki etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi. Dimana dalam

118 102 menjelankan profesinya selalu menjunjung tinggi kode etik guru, menerapkannya, dan berperilaku sesuai dengan kode etik profesi. 3. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kompetensi dalam bersikap dilingkungan sosial. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pemahaman tentang kompetensi ini, masih kurang baik dalam pemahamannya. Pemahaman yang masih kurang baik tersenut dikarenakan responden masih belum memahami dalam kegiatan riilnya dari kompetensi sosial tersebut, hal tersebut dikarenakan kompetensi sosial merupakan kompetesi yang perlu pelaksanaanya secara langsung untuk menilainya. Dari data yang diperoleh, responden belum bias memberikan gambaran nyata bagaimana pola sikap dalam kehidupan sosial seorang guru. 4. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Profesional Dari hasil penelitian diperoleh data yang menunjukkan tingkat kesiapan pemahaman kompetensi professional mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 termasuk dalam kriteria baik. Pemahaman tersebut merupakan data yang diperoleh dari beberapa indikator yang digunakan, seperti pemahaman SK dan KD, pemahaman pengembangan materi pembelajaran, pentingnya tindakan reflektif dan penguasaan materi geografi. Pada pemahaman SK KD, lebih dari 50% responden telah mampu memahami dari standar kompetensi dan kompetensi dasar, kemudian dalam pengembangan materi pembelajaran, responden

119 103 masih kurang baik dalam cara pengembangan yang dimaksud, hal tersebut dikarenakan masih sedikitnya bahan referensi yang digunakan untuk membantu pengembangan tersebut. Untuk pemahaman tindakan reflektif sudah dalam kriteria baik, dimana responden sudah dapat menjelaskan dengan benar apa pentingnya suatu tindakan reflektif dan mampu memberikan contoh tindakan reflektif tersebut, khususnya untuk meningkatkan kinerja dan keprofesionalan. Sedangkan dalam penguasaan materi, responden sudah dalam kriteria baik dan sangat baik, indikator penguasaan materi disini diperoleh dari melihat nilai IPK dari responden, dimana UNNES sendiri telah membuat kriteria sendiri dari nilai-nilai IPK tersebut. Untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007, 98% dalam kriteria baik, atau menurut standar UNNES adalah dengan predikat sangat memuaskan, dan 2% dalam kriteria sangat baik, atau menurut standar UNNES adalah dengan predikat exelent.

120 104 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dimana secara umun kesiapan pemahaman kompetensi pedagogik mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 termasuk dalam kriteria Baik. Sedangkan untuk kesiapan pemahaman kompetensi kepribadian mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 termasuk dalam kriteria Baik. Dalam kesiapan kompetensi sosial, mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 termasuk dalam kriteria Kurang Baik. Dan dalam kesiapan pemahaman kompetensi professional, mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 termasuk dalam kriteria Baik. 1. Kompetensi Pedagogik Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, secara umum kesiapan pemahaman kompetensi pedagogik oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 termasuk dalam kriteria Baik, namun demikian masih terdapat beberapa indikator dari kompetensi pedagogik ini yang masih dalam kriteria kurang baik, indikator yang dimaksud adalah pada pemahaman penguasaan karakteristik peserta didik, pemahaman fasilitasi pengembangan peserta didik dan pengaktualisasian potensinya, dan 104

121 105 pemahaman tindakan reflektif dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Dari indikator tersebut, masih dalam kriteria kurang baik. 2. Kompetensi Kepribadian Dalam kesiapan pemahaman kompetensi kepribadian, dari hasil penelitian menunjukkan secara umum kesipan pemahaman kompetensi ini oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 termasuk dalam kriteria Baik. Yang artinya adalah mahasiswa Geografi secara umum telah memahami kompetensi kepribadian yang harus dikuasai guru. 3. Kompetensi Sosial Dari hasil penelitian untuk melihat kesiapan pemahaman kompetensi sosial, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 dalam kriteria kurang baik. Yang artinya masih kurang siap dalam memahami kompetensi sosial seorang guru. Dari indikator-indikator kompetensi sosial, yang paling terlihat kekurangannya adalah pada pemahaman komunikasi dengan komunitas profesi. 4. Kompetensi Profesional Pada kompetensi professional, kesipan pemahaman Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 termasuk dalam kriteria Baik. Namun masih terdapat kekurangan pada beberapa indikator, yaitu

122 106 pada indikator pemahaman pengembangan materi ajar dan pemahaman pentingnya tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas guru. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, masih ditemukan kekurangan dari kesiapan pemahaman baik itu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Usaha atau upaya yang dapat dilakukan antara lain : Sebagai calon guru, mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 haruslah menguasai sepenuhnya kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Untuk itu diperlukan peningkatan pengetahuan dari kompetensi-kompetensi ini, salah satunya adalah dengan memperbanyak membaca referensi terkait dengan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Secara lebih rinci, saran dalam peningkatan atau perbaikan pemahaman kompetensi professional guru ini meliputi beberapa indikator yang dirasa masih memerlukan perbaikan, yaitu; 1. Kompetensi Pedagogik a. Pemahaman Penguasaan Karakteristik Peserta Didik b. Pemahaman Fasilitasi Pengembangan Peserta Didik san Pengaktualisasian Potensinya c. Pemahaman Tindakan Reflektif Dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran

123 Kompetensi Kepribadian a. Pemahaman Sosok Pribadi Seorang Guru 3. Kompetensi Sosial a. Pemahaman Sikap Guru Terhadap Lingkungan Masyarakat b. Pemahaman Komunikasi Dengan Komunitas Profesi 4. Kompetensi Profesional a. Pemahaman Pengembangan Materi Pembelajaran 5. Saran untuk Prodi Pendidikan Geografi a. Menambah pengenalan empat kompetensi yang harus dikuasai calon tenaga pendidik.

124 108 DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohamad Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa Anonim Profil Program Studi Pendidikan Geografi. Arikunto, Suharsimi Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta Brata.2008.Pengertian pendekatan, strategi dan metode. Dikdasmen, Ditjen.2006.Pentunjuk Teknis Pengembangan Silabus Dan Contoh Model Silabus SMA/MA Mata Pelajaran Geografi. Jakarta:Depdikas Djamarah, Syaiful Bahri Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.Jakarta:Asdi Mahasatya E Mulyasa Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.Bandung:Remaja Rosdakarya Offset Hamalik, Oemar Pendidikan Guru, Berdasar Pendekatan Kompetensi.Jakarta:Bumi Aksara J.Moleong, Lexy.2001.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya Offset Nazir, Moh Ph Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

125 109 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Purwanto, Ngalim Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya R.Sugiyono Statistik Untuk Penelitian.Bandung:Alfabet Wina. Senjaya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta Kencana: Prenada Media Group Slameto.2003.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :Rineka Cipta Soemanto, Wasty Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suhandini, Purwadi dkk Kompetensi Geografi 2. Solo : Tiga serangkai Sumaatmadja, Nursid Metodologi pengajaran geografi. Jakrta : Bumi aksara Tika, Pabundu Metode penelitian geografi. Jakarta: Bumi aksara Undang-Undang Guru dan Dosen Bandung: Nuansa Mulia Usman, Moh.Uzer Menjadi Guru Profesional.Bandung: Remaja Rosdakarya Off

126 LAMPIRAN 110

127 111 Lampiran 1 Tabel Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas a b c d e f g h i a b c d e a b c d a b c d Y Y 2 R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R

128 112 R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R ƩX ƩX ƩXY r xy k = 33 2 r tabel Ss b = Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid s t 2 s b r 11 = =

129 113 Lampiran 2 Skor per Aspek Kompetensi Pedagogik Kode a b c d e f g h i No Resp Σ % Kriteria 7 8 Σ % Kriteria Σ % Kriteria Σ % Kriteria 15 Σ % Kriteria 16 Σ % Kriteria 17 Σ % Kriteria 18 Σ % Kriteria Σ % Kriteria 1 R % B % SB % SB % B % SB % B % SB % TB % KB 2 R % TB % TB % B % SB % SB % SB % TB % B % TB 3 R % KB % KB % B % B % KB % B % B % TB % TB 4 R % TB % TB % B % KB % KB % KB % SB % B % KB 5 R % B % SB % SB % B % KB % B % B % B % TB 6 R % B % SB % SB % KB % B % B % B % TB % B 7 R % B % SB % B % B % KB % SB % B % B % TB 8 R % SB % SB % B % B % KB % SB % SB % B % B 9 R % TB % TB % B % SB % SB % KB % B % TB % TB 10 R % B % SB % SB % SB % SB % SB % SB % B % B 11 R % TB % B % B % B % KB % B % SB % TB % SB 12 R % TB % B % B % KB % KB % TB % B % TB % TB 13 R % KB % KB % B % B % KB % KB % SB % KB % TB 14 R % TB % SB % B % B % TB % SB % B % B % TB 15 R % KB % B % B % SB % B % B % SB % B % KB 16 R % TB % KB % B % B % KB % TB % B % TB % TB 17 R % TB % TB % B % B % KB % KB % SB % KB % KB 18 R % B % SB % KB % KB % KB % KB % KB % TB % B 19 R % KB % KB % KB % SB % KB % B % SB % KB % SB 20 R % TB % B % B % B % B % SB % SB % B % KB 21 R % KB % KB % KB % B % TB % TB % KB % TB % TB 22 R % KB % KB % KB % B % KB % KB % SB % SB % KB 23 R % KB % KB % KB % B % B % TB % SB % B % TB 24 R % B % B % SB % SB % B % KB % KB % TB % B 25 R % KB % SB % B % B % TB % B % B % SB % SB 26 R % B % SB % B % B % B % KB % SB % B % B 27 R % TB % KB % B % SB % KB % SB % B % TB % B 28 R % KB % KB % B % B % TB % KB % TB % SB % TB 29 R % TB % TB % TB % B % TB % TB % SB % B % TB 30 R % TB % TB % B % KB % TB % TB % SB % TB % KB 31 R % TB % KB % KB % B % TB % KB % B % SB % B 32 R % TB % KB % B % B % KB % SB % TB % B % SB 33 R % B % KB % B % B % TB % KB % B % B % B 34 R % TB % TB % B % KB % KB % KB % B % B % B 35 R % TB % TB % KB % KB % KB % KB % B % SB % TB 36 R % TB % TB % SB % B % B % TB % TB % B % B 37 R % TB % TB % KB % B % TB % KB % B % B % B 38 R % KB % KB % B % B % KB % SB % B % B % B 113

130 114 Kode a b c d e f g h i No Resp Σ % Kriteria 7 8 Σ % Kriteria Σ % Kriteria Σ % Kriteria 15 Σ % Kriteria 16 Σ % Kriteria 17 Σ % Kriteria 18 Σ % Kriteria Σ % Kriteria 39 R % KB % B % B % B % KB % TB % TB % SB % TB 40 R % TB % KB % KB % B % TB % KB % B % B % B 41 R % TB % TB % B % SB % B % SB % B % B % KB 42 R % KB % SB % B % SB % KB % B % B % B % KB 43 R % KB % B % B % B % TB % KB % B % SB % KB 44 R % SB % SB % SB % SB % SB % SB % B % B % SB 45 R % B % B % B % B % TB % TB % TB % B % KB 46 R % B % SB % SB % SB % KB % SB % B % B % B 47 R % KB % KB % KB % SB % TB % KB % B % SB % TB 48 R % KB % B % KB % B % KB % KB % B % KB % B 49 R % KB % B % SB % B % KB % B % B % SB % B 50 R % KB % KB % B % B % KB % SB % B % B % B 51 R % B % B % B % B % KB % B % B % B % B 52 R % B % SB % SB % SB % KB % SB % B % SB % B 53 R % KB % KB % KB % SB % KB % KB % B % B % B 54 R % TB % B % TB % SB % KB % KB % B % B % SB 55 R % TB % SB % B % SB % TB % TB % B % SB % KB 56 R % TB % B % KB % B % KB % KB % B % B % B 57 R % SB % B % B % SB % B % B % B % B % B 58 R % B % SB % SB % SB % B % SB % TB % SB % B 59 R % KB % KB % KB % B % KB % KB % B % B % B 60 R % KB % B % B % SB % KB % TB % TB % SB % SB 61 R % B % B % B % SB % KB % TB % B % B % B 62 R % TB % TB % TB % B % B % SB % TB % B % B 63 R % SB % SB % SB % SB % SB % SB % TB % SB % SB 64 R % TB % B % KB % B % TB % TB % TB % B % B 65 R % TB % KB % KB % SB % TB % TB % B % B % B 66 R % TB % TB % KB % B % KB % SB % TB % SB % B 67 R % KB % KB % B % KB % KB % TB % KB % B % B 68 R % B % B % KB % SB % B % KB % KB % B % TB 69 R % KB % KB % SB % B % KB % TB % B % B % B 70 R % B % KB % B % B % KB % KB % KB % SB % KB 71 R % B % B % B % B % B % B % SB % B % TB 72 R % B % B % B % SB % B % B % SB % B % B 73 R % B % B % SB % SB % B % B % B % SB % TB 74 R % B % B % B % SB % B % B % B % B % B 75 R % B % B % SB % SB % B % SB % SB % B % B 76 R % B % SB % SB % SB % B % SB % B % B % B 77 R % B % B % SB % SB % SB % SB % B % SB % TB % TB % TB % TB % TB 88 29% TB % TB % TB % TB % TB 114

131 115 Lampiran 3 Skor per Aspek Kompetensi Kepribadian Kode a b c d e No Resp 21 Σ % Kriteria 22 Σ % Kriteria 23 Σ % Kriteria 24 Σ % Kriteria 25 Σ % Kriteria 1 R % SB % SB % KB % SB % SB 2 R % B % SB % KB % SB % TB 3 R % SB % B % KB % SB % TB 4 R % B % KB % SB % KB % B 5 R % B % SB % KB % KB % TB 6 R % SB % SB % B % SB % B 7 R % B % SB % TB % SB % TB 8 R % SB % SB % SB % SB % B 9 R % KB % B % B % KB % KB 10 R % SB % SB % SB % SB % SB 11 R % SB % B % SB % SB % B 12 R % SB % SB % TB % B % TB 13 R % TB % KB % KB % SB % KB 14 R % TB % B % TB % TB % B 15 R % SB % B % KB % KB % B 16 R % KB % B % KB % KB % KB 17 R % TB % TB % KB % TB % TB 18 R % SB % SB % B % SB % TB 19 R % B % KB % B % B % B 20 R % B % KB % KB % KB % B 21 R % TB % B % TB % B % TB 22 R % B % TB % TB % SB % B 23 R % TB % KB % KB % TB % SB 24 R % SB % B % B % SB % B 25 R % SB % SB % SB % SB % SB 26 R % SB % SB % SB % SB % KB 27 R % TB % KB % TB % KB % TB 28 R % SB % SB % SB % SB % TB 29 R % TB % TB % TB % TB % TB 30 R % B % KB % KB % KB % KB 31 R % SB % KB % TB % TB % TB 32 R % SB % SB % SB % SB % KB 33 R % SB % B % SB % SB % KB 34 R % TB % KB % KB % KB % TB 35 R % B % B % B % KB % KB 36 R % SB % B % SB % SB % B 37 R % SB % KB % TB % TB % TB 38 R % SB % SB % SB % SB % KB

132 116 Kode a b c d e No Resp 21 Σ % Kriteria 22 Σ % Kriteria 23 Σ % Kriteria 24 Σ % Kriteria 25 Σ % Kriteria 39 R % SB % SB % TB % B % TB 40 R % TB % KB % TB % KB % KB 41 R % B % B % B % TB % KB 42 R % KB % B % B % SB % SB 43 R % KB % KB % KB % B % KB 44 R % SB % SB % SB % SB % SB 45 R % SB % TB % TB % TB % KB 46 R % B % SB % B % SB % SB 47 R % TB % B % KB % SB % TB 48 R % KB % KB % KB % KB % KB 49 R % KB % TB % KB % KB % TB 50 R % SB % SB % SB % SB % KB 51 R % B % B % KB % SB % TB 52 R % SB % SB % SB % SB % B 53 R % TB % KB % B % SB % KB 54 R % KB % KB % KB % KB % B 55 R % SB % SB % TB % SB % TB 56 R % KB % B % B % B % B 57 R % SB % SB % B % SB % B 58 R % TB % SB % SB % SB % SB 59 R % KB % KB % KB % KB % KB 60 R % B % TB % TB % SB % TB 61 R % TB % SB % TB % B % KB 62 R % B % KB % KB % TB % TB 63 R % SB % SB % SB % SB % SB 64 R % TB % SB % TB % TB % TB 65 R % TB % B % TB % KB % TB 66 R % KB % KB % B % TB % TB 67 R % KB % KB % TB % KB % TB 68 R % TB % SB % SB % SB % KB 69 R % B % KB % KB % SB % TB 70 R % SB % SB % SB % KB % KB 71 R % B % SB % SB % KB % TB 72 R % SB % KB % KB % SB % B 73 R % B % SB % B % SB % TB 74 R % SB % KB % B % SB % SB 75 R % B % B % KB % SB % B 76 R % SB % B % B % SB % B 77 R % B % B % KB % SB % B % TB % TB 95 31% TB % TB 84 27% TB

133 117 Lampiran 4 Skor per Aspek Kompetensi Sosial Kode a b c d No Resp 26 Σ % Kriteria 27 Σ % Kriteria 28 Σ % Kriteria 29 Σ % Kriteria 1 R % SB % SB % SB % SB 2 R % KB % B % B % SB 3 R % KB % KB % B % TB 4 R % B % B % KB % TB 5 R % KB % KB % B % TB 6 R % B % SB % SB % SB 7 R % TB % KB % TB % KB 8 R % SB % B % B % SB 9 R % KB % B % B % B 10 R % B % SB % SB % SB 11 R % TB % KB % B % KB 12 R % SB % KB % KB % KB 13 R % TB % KB % KB % KB 14 R % KB % TB % TB % SB 15 R % KB % B % SB % B 16 R % TB % TB % B % KB 17 R % B % KB % B % TB 18 R % TB % B % B % SB 19 R % B % B % TB % TB 20 R % B % B % B % TB 21 R % TB % KB % KB % KB 22 R % B % B % B % KB 23 R % KB % KB % B % B 24 R % TB % B % SB % SB 25 R % B % B % SB % SB 26 R % SB % B % B % B 27 R % KB % KB % B % TB 28 R % KB % KB % KB % KB 29 R % TB % TB % TB % TB 30 R % KB % KB % TB % B 31 R % TB % KB % KB % TB 32 R % KB % SB % B % B 33 R % TB % B % TB % TB 34 R % KB % TB % B % KB 35 R % KB % B % KB % TB 36 R % SB % KB % SB % SB 37 R % TB % B % B % TB 38 R % KB % SB % B % B

134 118 Kode a b c d No Resp 26 Σ % Kriteria 27 Σ % Kriteria 28 Σ % Kriteria 29 Σ % Kriteria 39 R % B % KB % KB % KB 40 R % KB % KB % TB % TB 41 R % B % B % B % B 42 R % B % B % KB % SB 43 R % B % KB % KB % B 44 R % SB % SB % SB % SB 45 R % KB % TB % KB % TB 46 R % KB % SB % B % SB 47 R % KB % TB % KB % TB 48 R % KB % B % KB % KB 49 R % KB % KB % TB % TB 50 R % KB % SB % B % B 51 R % KB % KB % KB % B 52 R % B % B % B % KB 53 R % KB % KB % B % KB 54 R % TB % KB % B % KB 55 R % KB % TB % TB % TB 56 R % KB % KB % KB % KB 57 R % B % B % B % B 58 R % B % SB % SB % SB 59 R % KB % KB % KB % KB 60 R % TB % TB % B % KB 61 R % TB % B % KB % KB 62 R % B % B % KB % TB 63 R % KB % B % SB % SB 64 R % SB % TB % KB % TB 65 R % KB % TB % KB % TB 66 R % TB % KB % TB % TB 67 R % KB % TB % KB % KB 68 R % B % KB % B % TB 69 R % SB % B % B % KB 70 R % SB % B % KB % TB 71 R % TB % TB % B % KB 72 R % KB % KB % B % TB 73 R % SB % SB % KB % KB 74 R % B % B % B % KB 75 R % SB % KB % SB % KB 76 R % B % B % SB % KB 77 R % B % KB % SB % B 97 31% TB 92 30% TB 99 32% TB 82 27% TB

135 119 Lampiran 5 Skor per Aspek Kompetensi Profesional Kode a b c d No Resp 30 Σ % Kriteria 31 Σ % Kriteria 32 Σ % Kriteria 33 Σ % Kriteria 1 R % KB % SB % B % B 2 R % SB % B % SB % B 3 R % B % B % B % B 4 R % B % B % B % B 5 R % SB % B % B % B 6 R % SB % B % SB % B 7 R % SB % TB % KB % B 8 R % B % SB % B % B 9 R % B % KB % B % B 10 R % SB % SB % SB % B 11 R % B % TB % TB % B 12 R % B % KB % B % B 13 R % B % KB % KB % B 14 R % B % TB % SB % B 15 R % B % KB % B % B 16 R % SB % TB % KB % B 17 R % B % KB % KB % SB 18 R % B % SB % B % B 19 R % B % B % B % B 20 R % B % B % B % B 21 R % B % KB % SB % B 22 R % B % KB % KB % B 23 R % B % TB % TB % B 24 R % SB % SB % SB % B 25 R % B % SB % SB % B 26 R % SB % B % SB % B 27 R % SB % B % B % B 28 R % B % SB % SB % B 29 R % B % TB % TB % B 30 R % SB % TB % KB % B 31 R % B % KB % KB % B 32 R % KB % SB % SB % B 33 R % B % KB % KB % B 34 R % B % KB % TB % B 35 R % SB % KB % KB % B 36 R % SB % SB % SB % B 37 R % B % KB % KB % B 38 R % SB % SB % SB % B

136 120 Kode a b c d No Resp 30 Σ % Kriteria 31 Σ % Kriteria 32 Σ % Kriteria 33 Σ % Kriteria 39 R % B % KB % B % B 40 R % SB % KB % KB % B 41 R % B % KB % KB % B 42 R % B % B % KB % B 43 R % SB % KB % KB % B 44 R % B % SB % SB % B 45 R % SB % TB % B % B 46 R % B % SB % SB % B 47 R % B % TB % KB % B 48 R % SB % B % KB % B 49 R % B % TB % KB % B 50 R % B % SB % SB % B 51 R % SB % B % B % B 52 R % B % SB % SB % B 53 R % SB % KB % KB % B 54 R % B % KB % B % B 55 R % B % TB % SB % B 56 R % SB % KB % KB % B 57 R % B % B % KB % B 58 R % SB % SB % SB % B 59 R % B % KB % KB % B 60 R % B % B % B % B 61 R % SB % TB % B % B 62 R % SB % TB % TB % B 63 R % B % SB % B % B 64 R % B % TB % SB % B 65 R % SB % KB % B % B 66 R % SB % KB % KB % B 67 R % KB % TB % B % B 68 R % B % KB % B % B 69 R % SB % B % B % B 70 R % SB % TB % B % B 71 R % B % KB % TB % B 72 R % B % KB % B % B 73 R % SB % KB % B % B 74 R % SB % B % KB % B 75 R % B % SB % TB % B 76 R % B % B % KB % B 77 R % B % B % KB % B % TB 92 30% TB % TB % TB

137 121 Lampiran 6 Tabel Deskriptif Persentase per Kompetensi No Kode Kompetensi Pedagogik Kompetensi Kepribadian Kompetensi Sosial Kompetensi Profesional Resp Σ % Kriteria Σ % Kriteria Σ % Kriteria Σ % Kriteria 1 R % B 18 90% SB % SB 12 75% B 2 R % KB 14 70% B 12 75% B 14 88% SB 3 R % KB 14 70% B 8 50% KB 12 75% B 4 R % KB 14 70% B 9 56% KB 12 75% B 5 R % B 12 60% KB 8 50% KB 13 81% B 6 R % B 18 90% SB 15 94% SB 14 88% SB 7 R % B 13 65% B 6 38% TB 10 63% B 8 R % SB 19 95% SB 14 88% SB 13 81% B 9 R % KB 12 60% KB 11 69% B 11 69% B 10 R % SB % SB 15 94% SB 15 94% SB 11 R % KB 18 90% SB 8 50% KB 8 50% KB 12 R % KB 13 65% B 10 63% B 11 69% B 13 R % KB 11 55% KB 7 44% KB 10 63% B 14 R % KB 9 45% KB 8 50% KB 11 69% B 15 R % B 14 70% B 12 75% B 11 69% B 16 R % KB 11 55% KB 7 44% KB 10 63% B 17 R % KB 6 30% TB 9 56% KB 11 69% B 18 R % KB 16 80% B 11 69% B 13 81% B 19 R % KB 14 70% B 8 50% KB 12 75% B 20 R % B 12 60% KB 10 63% B 12 75% B 21 R % KB 9 45% KB 7 44% KB 12 75% B 22 R % KB 12 60% KB 11 69% B 10 63% B 23 R % KB 10 50% KB 10 63% B 8 50% KB 24 R % B 17 85% SB 12 75% B 15 94% SB 25 R % B % SB 14 88% SB 14 88% SB 26 R % B 18 90% SB 13 81% B 14 88% SB 27 R % KB 7 35% TB 8 50% KB 13 81% B 28 R % KB 17 85% SB 8 50% KB 14 88% SB 29 R % TB 5 25% TB 4 25% TB 8 50% KB 30 R % KB 11 55% KB 8 50% KB 10 63% B 31 R % KB 9 45% KB 6 38% TB 10 63% B 32 R % KB 18 90% SB 12 75% B 13 81% B 33 R % KB 17 85% SB 6 38% TB 10 63% B 34 R % KB 8 40% TB 8 50% KB 9 56% KB 35 R % KB 13 65% B 8 50% KB 11 69% B 36 R % KB 18 90% SB 14 88% SB 15 94% SB 37 R % KB 9 45% KB 8 50% KB 10 63% B

138 122 No Kode Kompetensi Pedagogik Kompetensi Kepribadian Kompetensi Sosial Resp Σ % Kriteria Σ % Kriteria Σ % Kriteria Σ % Kriteria 38 R % B 18 90% SB 12 75% B 15 94% SB 39 R % KB 13 65% B 9 56% KB 11 69% B 40 R % KB 8 40% TB 6 38% TB 11 69% B 41 R % KB 12 60% KB 12 75% B 10 63% B 42 R % B 16 80% B 12 75% B 11 69% B 43 R % KB 11 55% KB 10 63% B 11 69% B 44 R % SB % SB % SB 14 88% SB 45 R % B 9 45% KB 6 38% TB 11 69% B 46 R % B 18 90% SB 13 81% B 14 88% SB 47 R % KB 11 55% KB 6 38% TB 9 56% KB 48 R % KB 10 50% KB 9 56% KB 12 75% B 49 R % B 8 40% TB 6 38% TB 9 56% KB 50 R % B 18 90% SB 12 75% B 14 88% SB 51 R % B 13 65% B 9 56% KB 13 81% B 52 R % B 19 95% SB 11 69% B 14 88% SB 53 R % KB 12 60% KB 9 56% KB 11 69% B 54 R % KB 11 55% KB 8 50% KB 11 69% B 55 R % KB 14 70% B 5 31% TB 11 69% B 56 R % KB 14 70% B 8 50% KB 11 69% B 57 R % B 18 90% SB 12 75% B 11 69% B 58 R % B 17 85% SB 15 94% SB 15 94% SB 59 R % KB 10 50% KB 8 50% KB 10 63% B 60 R % B 10 50% KB 7 44% KB 12 75% B 61 R % B 11 55% KB 8 50% KB 11 69% B 62 R % KB 9 45% KB 9 56% KB 9 56% KB 63 R % SB % SB 13 81% B 13 81% B 64 R % KB 8 40% TB 8 50% KB 11 69% B 65 R % KB 8 40% TB 6 38% TB 12 75% B 66 R % KB 9 45% KB 5 31% TB 11 69% B 67 R % KB 8 40% TB 7 44% KB 9 56% KB 68 R % B 15 75% B 9 56% KB 11 69% B 69 R % B 12 60% KB 12 75% B 13 81% B 70 R % B 16 80% B 10 63% B 11 69% B 71 R % B 14 70% B 7 44% KB 9 56% KB 72 R % B 15 75% B 8 50% KB 11 69% B 73 R % B 15 75% B 12 75% B 12 75% B 74 R % B 17 85% SB 11 69% B 12 75% B 75 R % B 15 75% B 12 75% B 11 69% B 76 R % B 17 85% SB 12 75% B 11 69% B 77 R % B 15 75% B 12 75% B 11 69% B TOTAL % B % B % KB % B Kompetensi Profesional

139 123 Lampiran 7 INSTRUMEN PENELITIAN ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI FIS UNNES ANGKATAN 2007 SEBAGAI CALON TENAGA PENDIDIK PROFESIONAL Nama Responden : NIM : Fakultas/ Jurusan/ Prodi : FIS/ Geografi/ Pendidikan Geografi Petunjuk Pengisian : Berilah tanda ( X ) pada pilihan jawaban yang anda anggap benar. A. Kesiapan Kompetensi Pedagogik 1. Sebagai calon guru, anda dapat mengkategorikan siswa anda siap sacara fisik untuk menerima pelajaran jika? a. Terlihat sehat, terlihat aktif, dan tidak ada cacat fisik b. Tampak bersemangat c. Tampak sakit d. Terlihat kurang aktif di dalam kelas 2. Apa patokan anda kelak sebagai guru dapat menilai moral siswa anda? a. Sopan santunnya, gaya bicara, dan tingkah laku di lingkungan sekolah b. Gaya bicara siswa ketika berkomunikasi dengan guru c. Tingkah laku siswa ketika berada didalam kelas pada saat jam pelajaran d. Meminta informasi dari guru BK 3. Bagaimana guru menghadapi siswa dengan tingkat intelektual yang berbedabeda? a. Menggunakan pendekatan yang berbeda antara siswa yang cerdas dengan siswa yang kurang cerdas b. Memberikan tugas dengan kualitas yang berbeda antara siswa 1 dengan lainnya, berdasarkan kemampuan mereka c. Mengutamakan pada siswa yang kurang cerdas dalam penyampaian materi d. Tetap memberi materi pelajaran seperti biasa

140 Siswa satu dengan yang lain tentu memiliki perbedaan latar belakang sosial budaya, perbedaan yang bagaimanakah yang dapat mempengaruhi anda sebagai guru ketika menyampaikan materi? a. Bahasa, nilai, adat istiadat, agama, dan norma b. Nilai, bahasa, adat istiadat dan agama c. Adat-istiadat, nilai, dan bahasa d. Bahasa dan nilai 5. Bagaimana anda sebagai seorang guru dapat memahami potensi peserta didik anda dikelas? a. Berdasar nilai ujian, hasil tugas dan proses KBM b. Berdasar hasil tugas c. Berdasarkan keaktifan di kelas d. Informasi dari guru BP 6. Bagaimana anda mampu memahami kesulitan belajar yang dialami siswa anda? a. Berdasar nilai hasil evaluasi belajar, dan tugas b. Berdasar hasil tugas c. Berdasar perilaku di dalam kelas d. Berdasar perkiraan dari guru 7. Aspek apa saja yang anda jadikan patokan kelak ketika anda ingin menentukan strategi pembelajaran apa yang akan anda gunakan? a. Tujuan Pembelajaran, kondisi kelas, alokasi waktu, fasilitas, dan kemampuan guru. b. Kondisi siswa di kelas, alokasi waktu, fasilitas, dan kemampuan guru. c. Alokasi waktu, fasilitas, dan kemampuan guru. d. Kemampuan guru 8. Metode mengajar meliputi? a. Teknik mengajar, dan gaya mengajar b. Gaya mengajar c. Model mengajar d. Strategi mengajar 9. Patokan apa saja yang guru gunakan dalam menentukan tujuan pembelajaran? a. Silabus, RPP, dan Kurikulum b. RPP, dan Promes c. Promes, Silabus d. Kurikulum, dan RPP

141 Berikut yang merupakan komponen silabus adalah? a. SK, KD, Indikator, dan Alokasi Waktu b. Standar kompetensi, dan Langkah pembelajaran, c. Kompetensi dasar, Alokasi waktu d. Indikator 11. Berikut yang merupakan komponen RPP adalah? a. Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode yang digunakan dan instrument penilaian b. Materi pembelajaran, metode mengajar, instrument penilaian c. Metode pembelajaran yang digunakan d. Instrument penilaian 12. Pada mata pelajaran geografi, media apa yang sering digunakan? a. Peta, atlas dan globe b. Video pembelajaran, power point, dan peta c. Atlas, peta, dan cd interaktif d. Power point, dan cd interaktif 13. Teknologi informasi apa saja yang dapat dimanfaatkan guru untuk mendukung kegiatan pembelajaran? a. Internet, computer, powerpoint, dan proyektor b. Komputer, powerpoint, dan proyektor c. Power point, dan proyektor d. White board 14. Media pembelajaran apa yang anda kuasai? a. Peta, atlas, dan globe b. Peta, dan atlas c. Atlas d. Tidak ada 15. Bagimana anda memfasilitasi pengembangan dan pengaktualisasian potensi peserta didik yang dimilikinya? a. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran yang mendukung potensi siswa b. Memberikan berbagai macam penugasan yang mendukung pembelajaran c. Memberikan jam tambahan d. Memberikan materi tambahan untuk memperkaya pengetahuan siswa 16. Komunikasi guru terhadap siswa hendaknya? a. Efektif, empatik, simpatik, santun, dan berwibawa

142 126 b. Empatik, simpatik, santun, dan berwibawa c. Simpatik, santun, dan berwibawa d. Santun, dan berwibawa 17. Bagaimanakah evaluasi pembelajaran yang ideal itu? a. Evaluasi hasil harus seimbang dengan evaluasi proses b. Evaluasi hasil lebih penting dari evaluasi proses c. Evaluasi proses lebih penting dari evaluasi hasil d. Evaluasi dilakukan setelah akhir dari kegiatan pembelajaran 18. Apa saja manfaat hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran yang anda lakukan? a. Menentukan ketuntasan, merancang program remedial, dan meningkatkan kualitas pembelajaran b. Menentukan ketuntasan, dan merancang program remedial c. Merancang program remedial, dan meningkatkan kualitas pembelajaran d. Pelengkap dalam proses pembelajaran 19. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat digunakan guru untuk? a. Perbaikan pembelajaran, evaluasi diri pengajar, dan meningkatkan kinerja guru b. Evaluasi diri pengajar dan meningkatkan kinerja guru c. Meningkatkan kinerja guru dan perbaikan pembellajaran d. Pengembangan pembelajaran 20. Apa manfaat subtansial dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru? a. Perbaikan pembelajaran b. Melengkapi prasyarat administrasi seorang guru c. Memperbaiki kualitas mengajar guru d. Memperbaiki kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran B. Kesiapan Kompetensi Kepribadian 21. Seorang guru hendaknya bersikap sesuai dengan a. Norma agama, hukum, sosial, sulila, dan budaya b. Norma hokum, agama, sosial, dan budaya c. Norma sosial, susila, dan budaya d. Norma susila, dan budaya 22. Keteladan yang baik dapat ditunjukan guru dengan cara a. Jujur, tegas, tanggung jawab, dan ucapan selalu sejalan dengan tindakannya

143 127 b. Tegas,dan tanggung jawab c. Tanggung jawab d. Ucapan sejalan dengan tindakannya 23. Seorang guru yang berwibawa, tampak pada pribadi guru tersebut yang. a. Mantap, stabil, dewasa, dan bijaksana b. Stabil, dewasa dan bijaksana c. Dewasa, labil, dan dewasa d. Labil 24. Etos kerja yang baik dari seorang guru ditunjukkan dengan ciri a. Disiplin, bertanggung jawab, tepat waktu, ulet dan terampil b. Bertanggung jawab, tepat waktu, ulet dan terampil c. Tepat waktu,ulet dan terampil d. Menumpuk pekerjaan 25. Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan KODE ETIK sebagai seorang guru. a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-pancasila b. Guru dapat mengabdi secara penuh jika didukung oleh intensif yang sebanding c. Guru sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya d. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan C. Kompetensi Sosial 26. Sebagai seorang guru, hendaknya mampu mengembangkan sikap-sikap berikut ini a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, dan terbuka b. Bertindak objektif c. Tidak bersikap eksklusif d. Diskriminatif 27. Komunikasi merupakan hal yang subtansial dalam menjalankan profesi sebagai seorang guru, bagaimana komunikasi yang tepat dengan sesama pendidik ataupun dengan masyarakat? a. Efektif, empatik, simpatik,dan menjunjung tinggi tata krama b. Empatik, simpatik,dan menjunjung tinggi tata krama c. Simpatik,dan menjunjung tinggi tata krama d. Menjunjung tinggi tata karma

144 Apakah pentingnya seorang guru harus secepatnya beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru? a. Agar mampu membaur dengan lingkungan b. Meningkatkan efektifitas sebagai pendidik c. Mampu segera melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik d. Dapat segera mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan pada daerah yang bersangkutan 29. Apakah manfaat adanya komunitas illmiah yang sesuai dengan profesi anda sebagai seorang guru? a. Merupakan wadah untuk mengembangkan diri b. Tempat yang tepat untuk mengekspresikan bakat dan minat c. Kesempatan untuk menambah teman d. Merupakan forum untuk saling bertukar pikiran dan gagasan D. Kompetensi Profesional 30. Suatu kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkat penguasaan yang dharapkan dicapai dalam mempelajari suatu pelajaran, adalah pengertian dari? a. Standar kompetensi b. Kompetensi dasar c. Strategi belajar d. Metode belajar 31. Sumber belajar/ informasi apa yang sering anda gunakan dalam membantu anda mengumpulkan materi pelajaran? a. Buku-buku yang relevan, internet, dan jurnal ilmiah b. Internet dan buku c. Jurnal-jurnal dari majalah d. Surat kabar 32. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat digunakan untuk? a. Perbaikan dan pengembangan pembelajaran b. Evaluasi diri pengajar c. Meningkatkan kinerja guru d. Persyaratan portofolio 33. Berapa IPk sementara anda? a. 3,4 4,00 c. 1,75 2,74 b. 2,75 3,49 d. 0 1,74

145 Lampiran 8 129

146 Lampiran 9 130

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) STANDAR KOMPETENSI (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK* KOMPETENSI INTI Kompetensi Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta

Lebih terperinci

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KUALIFIKASI AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik STANDAR KOMPETENSI GURU PAUD/TK/RA No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik Menguasai karakteristik peserta 1. Memahami karakteristik peserta didik usia didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

Lebih terperinci

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN JENJANG PENDIDIKAN : BIOLOGI : SMK Standar Guru Standar Isi Indikator Esensial Inti Guru Mapel Standar Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta didik

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP 19780710 200801 1 012 CAKUPAN KAJIAN Pengertian dan cakupan kompetensi guru Kebijakan pemerintah tentang kompetensi guru Analisis berbagai

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI Disajikan pada kegiatan PPM Di UPTD BALEENDAH KAB BANDUNG Oleh BABANG ROBANDI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Makna Kompetensi

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK BAB I PENDAHULUAN Prof Dr Sunardi, MSc Dr Imam Sujadi, MSi KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI Oleh: Udin S. Sa ud, Ph.D UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENGERTIAN PROFESI Suatu pekerjaan tertentu (a particular business) yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa

Lebih terperinci

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1314, 2014 KEMENDIKBUD. Instruktur. Kursus Dan Pelatihan. Kompetensi. Kualifikasi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN Fahmawati Isnita Rahma dan Ma arif Jamuin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102

Lebih terperinci

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR PADA KURSUS DAN PELATIHAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ronny Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kompetensi atau competency adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Aah Ahmad Syahid, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Email: syahid@upi.edu ABSTRAK Analisis kebutuhan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 1 KOMPETENSI GURU

KEGIATAN BELAJAR 1 KOMPETENSI GURU KEGIATAN BELAJAR 1 KOMPETENSI GURU Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan anda memiliki pemahaman kompetensi guru secara utuh, membedakan kompetensi pedogogik, kepribadian,

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan

Lebih terperinci

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) Standar Guru Penjas Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar) KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 Mata Pelajaran Jenjang : TEKNIK KIMIA : SMA/MA SMK/MAK KOMPETENSI PEDAGOGIK PAKET A No. 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

KESIAPAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM PENGUASAAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH RSBI DI SMPN RSBI SE-KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KESIAPAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM PENGUASAAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH RSBI DI SMPN RSBI SE-KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KESIAPAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM PENGUASAAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH RSBI DI SMPN RSBI SE-KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk

Lebih terperinci

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 A. KUALIFIKASI PEMBIMBING STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN Standar kualifikasi pembimbing pada kursus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Guru Profesional a. Pengertian Guru Definisi guru menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (1) bahwa Guru adalah pendidik profesional

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : 3301409100 Jurusan/Prodi : HKn/PPKn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 1 MAGELANG. Disusun oleh : Nama : Dewi Prasetyo Susanti NIM : Prodi : PPKn

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 1 MAGELANG. Disusun oleh : Nama : Dewi Prasetyo Susanti NIM : Prodi : PPKn LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 1 MAGELANG Disusun oleh : Nama : Dewi Prasetyo Susanti NIM : 3301409122 Prodi : PPKn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS Utama Profesional Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki abad-21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Tantangan yang dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat

Lebih terperinci

A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN 1. Kualifikasi Penguji

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga pendidik profesional yaitu guru. Guru memiliki tugas utama mendidik,

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Profesional Inti Guru Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 3 UNGARAN Disusun Oleh Nama : Nila Puspitasari NIM : 3201409007 Prodi : Pendidikan Geografi JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015 KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015 No Hari, tanggal Materi Bimbingan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Tanda tangan Pembimbing LEMBAR OBSERVASI

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) Kompetensi Elemen Kompetensi Deskripsi Kompetensi. Pedagogik. Memahami latar belakang siswa Guru memahami karakteristik siswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki empat kompetensi yaitu pertama kompetensi paedagogik yaitu menguasai karakteristik peserta didik

Lebih terperinci

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Mata Pelajaran (Kode) : Matematika Satuan Pendidikan : SMP KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) No.. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG)

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI GURU SD/SMP/SMA/SMK (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG)

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI GURU SD/SMP/SMA/SMK (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan Tentang Kesiapan Menjadi Guru Salah satu tugas pokok Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah menyiapkan mahasiswa calon guru untuk menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN. Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Dasar) Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi)

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN. Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Dasar) Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) MATA PELAJARAN JENJANG : IPA : SMK KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Guru 2.1.1. Pengertian Guru (Rastodio, 2009, h. 40) adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SMA

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SMA KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SMA STANDAR GURU GURU MATA 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,emo

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PEKERJAAN SOSIAL

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PEKERJAAN SOSIAL KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PEKERJAAN SOSIAL No 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, piritual,, kultural, emosional, dan intelektual Standar Guru 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar selama 6 tahun. Pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar selama 6 tahun. Pendidikan BAB II LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini diperlukan sebuah kajian mengenai landasan teori yang akan menjadi acuan dalam penelitian. A. Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah Pendidikan dasar di Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 21 SEMARANG. Disusun oleh : : Muhammad Mustakim Fauzan NIM :

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 21 SEMARANG. Disusun oleh : : Muhammad Mustakim Fauzan NIM : LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 21 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Muhammad Mustakim Fauzan NIM : 3301409013 Program studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2007 TANGGAL 4 MEI 2007 STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2007 TANGGAL 4 MEI 2007 STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2007 TANGGAL 4 MEI 2007 STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU A. KUALIFIKASI AKADEMIK GURU 1. Kualifikasi Akademik Guru

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 5 PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru? Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu: a. melalui penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 3 TEGAL

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 3 TEGAL LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 3 TEGAL Disusun Oleh : Nama : Desti Rismayanti NIM : 3301409052 J ur / Prodi : Hkn/PKn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2012 SMK

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN MATEMATIKA

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN MATEMATIKA KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN MATEMATIKA Standar Kompetensi Guru (SKG) 1.1 Memahami karakteristik Menguasai karakteristik peserta didik yang berkaitan peserta didik dari aspek dengan aspek fisik,

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG SD

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG SD KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG SD STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI KOMPETENSI GURU Indikator Esensial/ INTI GURU MATA PELAJARAN/ Indikator Pencapaian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG. Di susun oleh : Nama : Hanifah Mawaddah NIM : Prodi : Pendidikan Matematika

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG. Di susun oleh : Nama : Hanifah Mawaddah NIM : Prodi : Pendidikan Matematika LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG Di susun oleh : Nama : Hanifah Mawaddah NIM : 4101409046 Prodi : Pendidikan Matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga dunia pendidikan kita telah memiliki Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SD

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SD KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SD STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kompetensi Guru Istilah kompetensi merupakan istilah turunan dari bahasa inggris competence yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Guru memiliki peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendapat Slameto (2012) bahwa kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2007 TANGGAL 4 MEI 2007 STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2007 TANGGAL 4 MEI 2007 STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2007 TANGGAL 4 MEI 2007 STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU A. KUALIFIKASI AKADEMIK GURU 1. Kualifikasi Akademik Guru

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 UNGARAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 UNGARAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 UNGARAN Disusun Oleh: Nama : Anita Nurdi Hapsari NIM : 7101409036 Prodi : Pendidikan Ekonomi (Koperasi) S1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN PENYULUHAN PERTANIAN STANDAR KOMPETENSI GURU

KISI KISI SOAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN PENYULUHAN PERTANIAN STANDAR KOMPETENSI GURU KISI KISI SOAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN PENYULUHAN PERTANIAN STANDAR KOMPETENSI GURU 1 PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang diharapkan, hal ini dikarenakan oleh banyak komponen yang mempengaruhi mutu tersebut. Komponen-komponen

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar) KISIKISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU GURU TAHUN 2012 MATA PELAJARAN JENJANG : SENI BUDAYA : SMP/SMA/SMK MTS/MA/MAK Kompetensi Inti Guru (Standar 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

KISI KISI UKG 2015 MATA PELAJARAN FISIKA. Kompetensi Standar Kompetensi Guru

KISI KISI UKG 2015 MATA PELAJARAN FISIKA. Kompetensi Standar Kompetensi Guru KISI KISI UKG 2015 MATA PELAJARAN FISIKA Kompetensi Standar Kompetensi Guru Indikator Esensial/ No Utama Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) a b c d e 1 Kompetensi

Lebih terperinci

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi. Guru Mapel

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi. Guru Mapel KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN JENJANG PENDIDIKAN : SMA/SMK Standar Guru Standar Isi Standar Utama Inti Guru Mapel Dasar Indikator Esensial (1) (2) (3)

Lebih terperinci

INSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK. Bobot (B)

INSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK. Bobot (B) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK Kode Buku: NO. KOMPONEN DAN ASPEK Skor (S) A. MATERI/ISI 1. 2.

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis 2.1.1 Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD 2.1.1.1 Pengertian Guru Guru memainkan peranan penting bagi jalannya proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Yuniyarti, 2014 Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian  Yuniyarti, 2014 Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar Siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan menjadi kunci masa depan manusia yang dibekali akal dan pikiran. Pendidikan memiliki peranan

Lebih terperinci

DOSEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI BANDUNG

DOSEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI BANDUNG APPRENTICESHIP II MAGANG II Acep Haryudin, M.Pd DOSEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI BANDUNG PROGRAM MAGANG 2 Program Magang 2 bertujuan memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan kaitannya

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar) KISIKISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 MATA PELAJARAN JENJANG : SENI BUDAYA : SMP/SMA/SMK MTS/MA/MAK Kompetensi Inti Guru (Standar 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG)

KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI GURU SD/SMP/SMA/SMK (KI) KOMPETENSI GURU MAPEL/PAKET KEAHLIAN (KG) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) PEDAGOGIK Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU Indikator Esensial/ Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) KOMPETENSI INTI GURU

STANDAR KOMPETENSI GURU Indikator Esensial/ Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) KOMPETENSI INTI GURU No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU Indikator Esensial/ Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN a b c d e 1 PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

KISI KISI TIK. SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator

KISI KISI TIK. SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator KISI KISI TIK Standar Kompetensi Kompetensi Utama SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral, spiritual, sosial, kultural,emosional,

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN KISI-KISI MATERI PLPG PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN STANDAR GURU No Kompetensi Utama INTI GURU GURU MATA PELAJARAN INDIKATOR PENCAPAIAN 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL DR. MUKMINAN SUPARMINI, M.Si MUHAMMAD NURSA BAN, M.PD LUSIANA INDRININGTIASTUTI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG Disusun oleh: Nama : Anik setyo Utami Nim : 4001409004 Program studi : Pendidikan IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat

Lebih terperinci

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah berdasarkan kurikulum yang disusun oleh lembaga pendidikan. Menurut undang-undang sistem pendidikan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN TARI (SMK) Standar Kompetensi Guru KD

MATA PELAJARAN TARI (SMK) Standar Kompetensi Guru KD KISI-KISI UJIAN KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU MATA PELAJARAN TARI (SMK) Kompetensi Utama Standar Kompetensi Guru Kompetensi Inti Kompet. Guru Mapel KD Indikator Esensial Kompetensi pedagogik 1. Menguasai

Lebih terperinci