KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN"

Transkripsi

1 KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis untuk Memotivasi Pasien Penyakit Stroke di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1) Diusulkan Oleh: KRISNA ARDHI WICAKSONO L PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

2 ii

3 iii

4 iv

5 KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis untuk Memotivasi Pasien Penyakit Stroke di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta) Krisna Ardhi Wicaksono ABSTRAK Stroke adalah salah satu penyakit yang dapat menghambat proses komunikasi. Fisioterapis sebagai tenaga medis, selain harus bisa memberikan penanganan terhadap pasien stroke, juga harus bisa memberikan motivasi kepada pasien. Interaksi antara fisioterapis dengan pasien akan mempercepat proses penyembuhan, karena hal tersebut akan memberikan dukungan emosional dan motivasi lebih bagi sang pasien. Motivasi disini dimaksudkan agar sang pasien dapat hidup mandiri dan produktif kembali. Karena biasanya setelah stroke, pasien mungkin akan mengalami kesulitan melakukan hal-hal yang sebelumnya sederhana. Subjek dalam penelitian ini adalah Fisioterapis dan Pasien Stroke, baik rawat jalan maupun rawat inap.tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi antarpribadi yang terjalin antara fisioterapis dan pasien stroke.adapun penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dilakukan secara interaktif dan mendalam dengan analisis data Miles dan Huberman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien stroke termotivasi untuk sembuh karena adanya komunikasi yang efektif dari fisioterapis. Proses komunikasi yang dibangun adalah menggunakan proses komunikasi dialogis. Terdapat pula faktor-faktor yang mendukung pasien untuk sembuh yaitu, lingkungan, empati, keluarga dan pemberian insentif atau tanda penghargaan.selain itu disini fisioterapis lebih mendominasi sebagai komunikator. Kata kunci: komunikasi, komunikasi antarpribadi, motivasi, fisioterapis, stroke ABSTRACT Stroke is a disease that can hamper the communication process. Physiotherapist as medical personnel, in addition to be able to provide treatment for stroke patient, should also be able to provide motivation to the patient. The interaction between the physiotherapist with patients will speed the healing process, because it will give more emotional support and motivation for the patient. The motivation here is intended so that the patient can live independent and productive back. Because usually after a stroke, patients may have difficulty doing things that were previously simple.the subjects in this study is a physiotherapist and stroke patients, both outpatient and inpatient. The aim of this research is to determine the interpersonal communication that exists between physiotherapista and stroke patients. This study uses a qualitative descriptive method performed interactively and in-depth data analysis Miles and 1

6 Huberman.The results showed that stroke patients are motivated to recover for their effective communication of the physiotherapist. The process of communication is built using dialogic communication process. There are also factors that support the patients to recover, such as environmental, empathy, physiotherapist support, family and incentive or token of appreciation. In addition physiotherapist dominate here as a communicator. Keywords: communication, interpersonal communication, motivation, physiotherapist, stroke 1. PENDAHULUAN Setiap manusia menginginkan kehidupan bersosial yang harmonis. Komunikasi yang lancar dan tanpa noise (gangguan) menjadi harapan semua orang agar kehidupan terasa nyaman, menyenangkan dan bahagia. Namun tidak selamanya hal ini dapat berlangsung dengan lancar, terkadang beberapa masalah datang, terutama kesehatan. Jika kesehatan seseorang terganggu, maka akan menyebabkan terhambatnya proses berkomunikasi. Salah satu penyakit yang dapat menghambat proses berkomunikasi adalah stroke. Tidak hanya berkomunikasi, penyakit ini juga dapat mengganggu aktivitas individu itu sendiri karena juga menyerang anggota tubuh lainnya. Sehingga individu menjadi terbatas ruang geraknya dan memaksa individu untuk menggunakan anggota tubuhnya yang masih berfungsi dengan baik untuk berkomunikasi dengan orang lain. Di Indonesia terdapat beberapa rumah sakit rujukan untuk menangani penyakit stroke. Di kota Solo (Surakarta) RSO Prof.Dr.R. Soeharso atau biasa disebut Rumah Sakit Ortopedi adalah salah satu rumah sakit rujukan untuk menangani penyakit stroke. Salah satu yang mendukung proses terapi dan penyembuhan adalah fisioterapis. Fisioterapis dapat membantu pasien stroke dalam rangka penyembuhan, seperti meningkatkan keseimbangan berjalan, mengurangi spasme (ketegangan) otot, mengurangi resiko jatuh hingga meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup. Selama proses penyembuhan, fisioterapis juga harus bisa memberikan motivasi kepada pasien. Interaksi antara fisioterapi dengan pasien akan mempercepat proses penyembuhan, karena hal tersebut akan memberikan dukungan emosional dan motivasi lebih bagi sang pasien. Motivasi disini dimaksudkan agar sang pasien dapat hidup mandiri dan produktif kembali. Karena biasanya setelah stroke, pasien mungkin akan mengalami kesulitan melakukan hal-hal yang sebelumnya sederhana. Jika seorang pasien dapat sembuh pasti ada rasa kepuasan dan bahagia dalam dirinya bahwa dirinya bisa bangkit.tentunya juga ada dukungan dari keluarga dan lingkungan, serta konsistensi dalam menjalankan program terapi. Komunikasi yang baik dan membangun sangat diperlukan agar pasien bersedia menceritakan sakit atau keluhan yang dialaminya kepada fisioterapis. Komunikasi yang efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dan membuat fisioterapis tahu langkah apa yang akan diambil selanjutnya. Sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan pasien. Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari uraian diatas adalah Bagaimana komunikasi antarpribadi yang terjalin antara fisioterapis dan pasien stroke di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 2

7 komunikasi antarpribadi yang terjalin antara fisioterapis dan pasien stroke di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta. 2. TINJAUAN PUSTAKA a) Komunikasi Antarpribadi Effendy mengemukakan komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Jenis komunikasi ini dianggap efektif untuk mengubah sikap atau perilaku manusia karena prosesnya yang dialogis.(liliweri, 1997:12). Dialog adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi ini berfungsi ganda, masing masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Sifat dialogis itu ditunjukkan melalui komunikasi lisan dan dalam percakapan yang menampilkan arus balik langsung. Jadi, komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan-pesan yang dia kirimkan diterima atau ditolak oleh komunikan, berdampak positif atau negatif. Ketika proses mendengar terjadi, komunikator akan mulai menggali informasi dan menemukan solusi dari masalahnya. Selain fokus pada isi pembicaraan dia juga harus peka terhadap bahasa non verbal yang disampaikan oleh komunikan. Tujuannya adalah memahami perasaan, pikiran dan kebutuhan lawan bicaranya. (Wood, 2010: ). Komunikasi antarpribadi dibandingkan dengan komunikasi lainnya dinilai efektif untuk mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Alasannya karena komunikasi ini berlangsung secara tatap muka. Karena dengan komunikasi ini terjadi kontak pribadi (personal contact) yaitu pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika menyampaikan pesan, umpan balik (feedback) berlangsung saat itu juga, tanggapan komunikan terhadap pesan yang disampaikan dapat dilihat pada ekspresi wajah dan gaya bicaranya. Apabila feedback positif, artinya tanggapan itu menyenangkan dan komunikator akan mempertahankan gaya komunikasinya, namun jika tanggapan komunikasi negatif maka komunikator akan mengubah gaya komunikasinya sampai komunikasi berhasil. Biasanya tanggapan komunikasi yang negatif disebabkan karena gangguan (noise), baik eksternal maupun internal. Menurut Rakhmat (1996) terdapat 5 tanda-tanda komunikasi yang efektif, yaitu Saling pengertian, Memberikan kesenangan, Mempengaruhi sikap, Hubungan sosial yang semakin baik dan Adanya tindakan. Rakhmat juga (1998) mengatakan untuk menghasilkan komunikasi antarpribadi yang efektif dapat melalui tiga tahap, yaitu a. Pembentukan hubungan antarpribadi Tahap ini disebut tahap perkenalan. Perkenalan adalah proses komunikasi dimana individu mengirimkan informasi mengenai dirinya terhadap orang lain. b. Peneguhan hubungan antarpribadi. Hubungan antarpribadi adalah hubungan yang selalu berubah. Hubungan antarpribadi akan terjalin apabila komunikator dan komunikan sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan. 3

8 b) Motivasi Motivasi adalah tenaga atau faktor yang ada dalam diri manusia yang mengarahkan tingkah lakunya. Sedangkan kata motif adalah alasan atau dorongan yang menyebabkan individu melakukan tindakan. (Handoko, 1992: 9). Ada tidaknya motivasi dalam diri individu dapat dilihat dari tingkah lakunya, misalnya usaha yang dilakukannya, kecepatan reaksinya, tema pembicaraannya, dan impian-impiannya. (Handoko, 1992: 61-62). Adapun cara memunculkan motivasi yang paling efektif adalah dengan cara: 1. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai dengan sejelas-jelasnya. semakin jelas tujuan yang akan dicapai, tentu semakin kuat usaha untuk mencapainya. Sebaliknya, semakin tidak jelas tujuan yang akan dicapai, maka semakin lemah juga usaha untuk mencapainya. 2. Menjelaskan pentingnya mencapai tujuan. Di sini perlu ditunjukkan alasan-alasan, mengapa tujuan itu perlu untuk dicapai. Bila tujuan yang akan dicapai tersebut benar-benar dirasa penting, maka akan menjadi lebih besar dorongan untuk mencapainya. 3. Menjelaskan insentif-insentifyang akan diperoleh individu akibat dari tindakan tersebut. Insentif tidak harus berupa materi, tetapi dapat berupa kepuasan batin, nilai hidup, tanda penghargaan, dan lain-lain. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Deskriptif artinya menjelaskan situasi atau peristiwa. Menggunakan metode ini, penulis berusaha untuk mendeskripsikan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh fisioterapis untuk memotivasi pasien stroke. Bagaimana pasien stroke bisa termotivasi untuk sembuh dan dapat hidup mandiri kembali. Subjek dalam penelitian ini adalah fisioterapis dan pasien penyakit stroke, baik rawat jalan maupun rawat inap. Sedangkan pengambilan subjek menggunakan purposive sampling. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data menggunakan beberapa cara, yaitu: a. Observasi (Pengamatan). Observasi atau pengamatan adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat hal-hal yang dilihat selama penelitian. (Narbuko & Achmadi, 1991: 70). Dalam penelitian ini jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipan (participant observation). Dalam penelitian ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. (Sugiyono, 2007: 64). Observasi dilakukan ketika fisioterapis melakukan interaksi dengan pasien, sehingga dapat melihat dengan jelasapa saja yang dilakukan oleh fisioterapis. b. Wawancara. Selain observasi, dalam peneltian ini juga menggunakan metode wawancara. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dan gambaran mengenai komunikasi antarpribadi antara fisioterapis dan pasien stroke. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur atau wawancara terfokus. c. Catatan Lapangan. Penelitian ini juga menggunakan catatan lapangan. Catatan lapangan berisi tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan selama proses pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini ada ada dua yaitu: a. Data primer 1) Wawancara dengan informan. Jenis data ini diambil dengan cara merekam semua pertanyaan yang diajukan peneliti dan jawaban dari informan ketika melakukan wawancara. 2) Dokumentasi Selanjutnya yaitu dokumentasi yang berasal dari data atau arsip Rumah Sakit Ortopedi 4

9 Surakarta. b. Data sekunder 1) Observasi. Yaitu diperoleh dengan cara melihat langsung atau mengamati proses komunikasi antarpribadi antara fisioterapis dan pasien stroke. 2) Kepustakaan. Bisa diperoleh dari buku, jurnal dan artikel-artikel dari internet. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan pada saat aktivitas di lapangan, yaitu bersamaan dengan tahap pengumpulan data. Pada penelitian ini akan menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman (dalam Ardianto, 2011:223). Ada tiga jenis kegiatan dalam analisis data yaitu sebagai berikut: a. Mereduksi data. Reduksi merupakan bagian dari analisis. Reduksi data adalah bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan. b. Model data (data display). Model adalah kumpulan informasi yang tersusun dan membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif adalah teks naratif. c. Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan ketika semua data yang dikumpulkan telah dianalisis dan menemukan sebuah hasil. Validitas Data dalam penelitian komunikasi kualitatif menunjuk pada sampai mana data yang diperoleh, apakah sudah akurat dan mewakili realitas yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas data digunakan triangulasi sumber atau data. Menurut Dwidjowinoto (dalam Kriyantono, 2010:72) triangulasi sumber adalah membandingkan keakuratan informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya, membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN a) Proses Komunikasi Fisioterapis Terhadap Pasien Stroke Setiap individu memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain dan umum dilakukan, misalnya berkenalan. Dengan menjalin hubungan dengan orang lain individu mencoba untuk mengenali dan memahami satu sama lain serta berinteraksi, sehingga individu tersebut melakukan hubungan interpersonal. (Dian, 2012:1-2). Hal pertama yang dilakukan semua fisioterapis dalam proses komunikasi adalah perkenalan. Dimana fisioterapis dan pasien saling memperkenalkan diri satu sama lain. Seperti komunikasi pada umumnya proses komunikasi antarpribadi dimulai dari tahap perkenalan, pada tahap ini setiap individu akan mulai memperkenalkan dirinya dan memberikan informasi mengenai dirinya. Proses komunikasi antarpribadi terjadi saat fisioterapis memulai komunikasi dengan pasien sehingga terbentuklah sebuah hubungan. Berawal dari terbentuknya hubungan itu, maka akan terjalin keakraban. Sebuah hubungan pada umumnya akan diawali dengan adanya pertukaran informasi dari yang bersifat dangkal hingga yang paling dalam. Seiring dengan semakin akrabnya sebuah hubungan maka keterbukaan diri individu akan muncul. Dalam komunikasi antarpribadi yang efektif dapat dilihat dari seberapa terbukanya komunikan terhadap komunikator. Untuk mencapai keterbukaan tersebut, tentunya mengalami proses. Proses yang dilalui pun tidaklah mudah dan membutuhkan waktu. Keterbukaan dan komunikasi memiliki hubungan yang erat dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dengan komunikasi yang efektif dapat menghasilkan kedalaman informasi dari individu. Informasi diperlukan untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh individu. Setiap fisioterapis memiliki cara tersendiri untuk membuat pasien 5

10 menjadi terbuka dan menceritakan masalahnya. Setiap masalah yang tidak diceritakan atau yang dipendam oleh pasien hanya akan mengganggu terapi pasien. Karena pasti pikiran pasien akan lebih tertuju kepada masalah yang sedang dihadapinya. Sehingga membuat proses terapi menjadi lebih lama. Selama proses terapi tidak terlepas dari masalah yang diceritakan oleh pasien. Dari masalah yang umum hingga masalah yang bersifat pribadi. Hal ini terjadi karena sudah timbul kepercayaan dalam diri pasien kepada fisioterapis yang mendampinginya, sehingga sudah tidak ada keraguan lagi dalam diri pasien untuk menceritakan semua masalahnya. Setelah lama bertemu dan terbiasa dengan fisioterapis yang mendampinginya, pasien akan mulai terbuka dan menceritakan masalah-masalahnya, mulai dari yang umum seperti hobi hingga yang pribadi seperti keluarga atau pekerjaan. b) Hambatan Dalam proses komunikasi tidak lepas dari hambatan. Begitu pula komunikasi yang dirasakan oleh fisioterapis ketika proses terapi pasien stroke. Hambatan berupa hambatan eksternal dan hambatan internal. Namun dalam penelitian ini, hambatan yang ditemukan adalah hambatan internal. Hambatan internal sendiri adalah hambatan yang bersumber dari dalam diri individu, bisa berupa perasaan-perasaan ataupun pikiran-pikiran dalam dirinya. Dalam penelitian ini hambatan internal yang ditemukan pada pasien stroke adalah kurang bersemangatnya pasien ketika tidak didampingi oleh fisioterapis. Pasien yang kurang semangat mengikuti latihan adalah salah satu tanda kurang efektifnya komunikasi. Pesan yang dikirimkan oleh komunikator tidak diterima dengan baik oleh komunikan. Untuk itu terkadang komunikator akan mengubah gaya berkomunikasinya agar umpan balik yang diterima oleh komunikan menjadi positif. c) Menumbahkan Motivasi Komunikasi antarpribadi dikatakan sukses jika komunikasi itu menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Motivasi disini adalah hasil yang diharapkan setelah melalui proses komunikasi.namun pada kenyataannya, memotivasi pasien stroke terkadang menemui beberapa hambatan, salah satunya adalah kurang bersemangatnya pasien ketika tidak didampingi oleh fisioterapis, gangguan pada tubuhnya seperti gangguan bicara. Serta berbagai masalah yang diceritakan oleh pasien. Untuk itu memberikan pemahaman adalah salah satu cara yang dilakukan oleh fisioterapis untuk membuat pasien bersemangat. Selain memberikan pemahaman, terdapat faktor lain yang akan membuat pasien menjadi semakin termotivasi untuk sembuh, yakni keluarga. Karena dari keluarga pasien akan mendapatkan dukungan dan semangat untuk sembuh dan mandiri kembali. Faktor lingkungan juga menjadi faktor pendukung lain yang membuat pasien termotivasi. Lewat pertemuan dengan sesama pasien lain perasaan empati akan timbul diantara pasien. Pemberian insentif juga merupakan salah satu cara yang diterapkan oleh fisioterapis. Insentif tidak harus berupa materi, melainkan dapat berupa kepuasan batin, nilai hidup, tanda penghargaan dan lain-lain. Pemberian insentif atau tanda penghargaan ini secara tidak langsung akan mendorong pasien untuk bangkit dan sembuh dari sakitnya, sehingga dapat mempersingkat waktu kesembuhannya. 6

11 a) Proses Komunikasi Antarpribadi Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan untuk menjalin hubungan dengan sesama manusia. Komunikasi antarpribadi merupakan lingkup komunikasi terkecil, dimana melibatkan sedikitnya dua orang yang saling berkomunikasi untuk menciptakan sebuah interaksi. Dalam proses berlangsungnya komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh bagaimana komunikator menyampaikan pesan dan seperti apa komunikan mampu menanggapi pesan dengan baik sehingga pesan dapat diterima dan sesuai yang diharapkan. Pada penelitian ini terlihat bahwa proses komunikasi antarpribadi fisioterapis dan pasien stroke diawali dengan tahap perkenalan. Perkenalan adalah awal membangun komunikasi yang baik. Menurut Rakhmat (1998) hubungan antarpribadi melewati tiga tahap yaitu pembentukan hubungan, peneguhan hubungan dan pemutusan hubungan. a. Pembentukan Hubungan Pada penelitian kali ini, terlihat proses komunikasi dimulai dengan tahap perkenalan kemudian fisioterapis mulai menanyakan latar belakang pasien, mulai dari kepribadian, tempat tinggal hingga pekerjaannya, yang tujuannya adalah untuk mengetahui sifat dan karakter pasien, sehingga fisioterapis tahu langkah yang akan diambil selanjutnya. Penanganan pasien sendiri juga ditentukan berdasarkan sifat dan karakter tersebut. Proses perkenalan juga dilakukan oleh fisioterapis lain agar tahu kepribadian pasien. b. Peneguhan Hubungan Setelah mengetahui latar belakang pasien, Pada tahap peneguhan hubungan, fisioterapis akan mulai menjalin keakraban dan mengenal lebih jauh dengan pasien, menanyakan hal-hal yang bersifat umum (mendasar) hingga yang paling pribadi. Tujuannnya adalah untuk mengetahui penyebab kurang bersemangatnya pasien mengikuti terapi. b) Hambatan Proses komunikasi tidak lepas dari suatu hambatan. Hambatan tersebut adalah hambatan internal dan hambatan eksternal. Hambatan yang terjadi pada komunikasi antarpribadi fisioterapis dan pasien stroke adalah berupa hambatan internal (psikologis), yakni terkadang pasien yang kurang bersemangat mengikuti latihan, hal ini terlihat ketika pasien hanya mau latihan ketika ada fisioterapis yang mendampinginya saja. Selain itu hambatan fisik berupa menurunnya fungsi anggota tubuh pasien seperti tidak bisa bicara dan tidak bisa menggerakkan beberapa anggota tubuhnya juga menjadi hambatan yang cukup mengganggu proses komunikasi, karena pasien harus menggunakan anggota tubuhnya yang masih berfungsi untuk berkomunikasi dengan fisioterapis. Sehingga fisioterapis harus mengetahui apa yang diinginkan oleh pasien. 7

12 c) Upaya Mengurangi Hambatan Upaya yang dilakukan fisioterapis untuk mengurangi hambatan komunikasi adalah dengan memberikan pemahaman kepada pasien mengenai penyakitnya. Selain itu fisioterapis juga memberikan dukungan dan semangat kepada pasien. Memberikan variasi latihan juga dilakukan oleh fisioterapis agar pasien tidak cepat bosan dan semangat latihan kembali. Selain itu fisioterapis juga menerapkan metode motivasi guna menunjang kesembuhan pasien, salah satunya adalah motivasi kesabaran dan motivasi agama. d) Motivasi Dalam penelitian ini diperoleh beberapa faktor yang membuat pasien stroke termotivasi untuk sembuh, yaitu. a. Lingkungan. Lingkungan yang kondusif dan nyaman mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku pasien. Lingkungan rumah sakit dan fasilitasnya yang memadai dapat menunjang kesembuhan pasien. b. Empati Ketika dipertemukan dengan pasien lain, perasaan empati timbul diantara pasien, karena merasa sama meskipun memiliki penyakit yang berbeda. Ini juga salah satu metode memotivasi pasien yang diterapkan oleh fisioterapis. c.keluarga Keluarga menjadi kunci utama untuk kesembuhan pasien, karena dari keluarga pasien mendapatkan dukungan dan semangat serta motivasi. Peran keluarga sangat diperlukan karena tanpa dukungan dari keluarga pasien akan merasa dirinya kurang berharga dan tidak dibutuhkan kembali serta menjalani hari-harinya dengan kurang semangat. d. Pemberian Insentif atau Tanda Penghargaan Pemberian tanda penghargaan secara tidak langsung akan memotivasi pasien. Memberikan pujian atau hadiah kepada pasien akan membuat pasien semakin termotivasi dan semangat menjalankan terapi, sehingga mempersingkat waktu kesembuhan pasien itu sendiri. 5. PENUTUP Setelah menganalisis dan memberikan pembahasan mengenai komunikasi antarpribadi yang terjalin antara fisioterapis dan pasien stroke, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:1. Proses komunikasi yang dibangun adalah menggunakan proses komunikasi dialogis. Dimana fisioterapis menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian.2.hasil penelitian menunjukkan pasien stroke termotivasi karena adanya komunikasi yang efektif dari fisioterapis.selain itu fisioterapis mendominasi menjadi komunikator3.terdapat beberapa faktor yang membuat pasien termotivasi untuk sembuh, yaitu, Lingkungan, Empati, Keluarga dan Pemberian insentif atau tanda penghargaan. 8

13 DAFTAR PUSTAKA Buku: Liliweri, Alo Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Jakarta: Pustaka Pelajar Mulyana, Deddy Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Effendy. Onong Uchjana Ilmu Komunikasi:Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Cangara, Hafied Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Persada (Rajawali Perss) Jalaludin, Rakhmat Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Jalaludin, Rakhmat Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Liliweri, Alo Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Pustaka Pelajar Handoko, Martin Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta. Kanisius 9

PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh :

PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh : PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh : *Asri Wati **Masrul *** Harnina Ridwan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang,

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial ABSTRAK Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari stakeholder. Salah satu stakeholder eksternal perusahaan yang berperan penting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah pelanggan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

Sunarti MI Al-Istiqamah Banjarbaru, Abstract

Sunarti MI Al-Istiqamah Banjarbaru,  Abstract PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL BAHASA INDONESIA GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MI AL-ISTIQAMAH BANJARBARU (INFLUENCE OF INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS INDONESIAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA Indah Wahyu Utami, S.T., M.Si. 1, Margaretha Evi Yuliana, S.S, M.Si Teknik Informatika 1, Sistem Informasi 2 STMIK Duta Bangsa Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian yang berlangsung tidak menentu di Indonesia belakangan ini memberikan dampak yang cukup drastis bagi para pebisnis maupun masyarakat sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, yaitu, communication berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah tersebut tradisi pemasangan tuwuhan sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe) Sepfiany Evalina Ginting

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi.

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi. Menurut Marshall

Lebih terperinci

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

Salsabila Khairani 1 ABSTRAK

Salsabila Khairani 1 ABSTRAK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANG TUA ANAK PENDERITA AUTIS DENGAN TERAPIS DALAM MASA TERAPI SERTA EFEKNYA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK (Studi Pada Orang Tua Dan Terapis Siswa Autis Di SLB Dharma Bhakti Dharma

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA. ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen

POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA. ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen Komunikasi Dalam Memotivasi Karyawan PT. Dirgantara Indonesia ) Ricky

Lebih terperinci

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT 1 PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Nofi Yani 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja 2. 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN KUALITATIF Metode pengumpulan data atau penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang berkualitas dan valid dengan tujuan agar data tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga. Kualitas hubungan orang tua akan memberikan dampak besar terhadap tumbuh kembang anak. Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN. tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya perilaku, persepsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Komunikasi merupakan salah satu faktor penting terjalinnya aktivitas. Dengan komunikasi aktivitas apapun pasti terjadi baik antar individu, kelompok, maupun

Lebih terperinci

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan proses perubahan dalam perilaku sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yaitu paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi nulti-kasus. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dijadikan bahan acuan adalah tulisan yang disusun oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : 469-487) berjudul Quality of Communication Experience:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan

BAB V PENUTUP. Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan 92 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, dengan demikian dapat diperoleh beberapa

Lebih terperinci

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. 05, No. 01, 2015 ------------------------------------------------------------------------------- Hlm. 108 117 Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat hiburan khusus tempat tongkrongan anak- anak lesbi. Peneliti mengambil lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM :

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM : PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nur Oktapianti NIM : 090563201042 ABSTRACT This research aims to determine the process of interpersonal communication

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kota Pekalongan, kelurahan Medono, kecamatan Pekalongan Barat.Pemilihan wilayah di Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan

Lebih terperinci

Tuty Muthiah. AKOM BSI Jakarta

Tuty Muthiah. AKOM BSI Jakarta Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 717~722 KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PSIKIATER DAN PASIEN PADA PENDERITA BIPOLAR (STUDI KASUS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PSIKIATER DAN PASIEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

Lebih terperinci

Oleh Oky Widhi Tri Atmadja. Abstract

Oleh Oky Widhi Tri Atmadja. Abstract PERAN PEMIMPIN DALAM MELAKSANAKAN HUMAN RELATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KARYAWAN LPP RRI SURAKARTA Oleh Oky Widhi Tri Atmadja Abstract This research is descriptive-qualitative that aim to know the

Lebih terperinci

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda) ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif artinya data yang diperoleh akan dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah melalui metode kualitatif. Penelitian dengan metode kualitatif ialah penelitian dimana data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa

BAB I PENDAHULUAN. karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan sejatinya sangat diutamakan dalam kehidupan sehari-hari karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa menderita karena fungsi tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. 43 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Malioboro, yang merupakan pusat perbelanjaan oleh-oleh di Yogyakarta. Peneliti memilih lokasi tersebut selain objek yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, eksistensial atau epistemologis yang panjang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, eksistensial atau epistemologis yang panjang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar yang dilakukan manusia. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada hakikatnya adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi karakteristik dan struktur suatu fenomena serta

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi karakteristik dan struktur suatu fenomena serta BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Inti dari penelitian kualitatif adalah untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

Transformasi No. 32 Tahun 2017 Volume I Halaman 1-75

Transformasi No. 32 Tahun 2017 Volume I Halaman 1-75 KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi tentang Hubungan Komunikasi Interpersonal Guru-Siswa dan Orangtua-Siswa dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Kristen 1 Sragen) Oleh Prasetyo Hari Pamilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data dokumen berupa novel yaitu Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman el Shirazy. Berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

Tinjauan Mengenai Pola Komunikasi Public Relations PT. Pos Indonesia

Tinjauan Mengenai Pola Komunikasi Public Relations PT. Pos Indonesia Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN 2460-6510 Tinjauan Mengenai Pola Komunikasi Public Relations PT. Pos Indonesia 1 Gya Adinda Sonia, 2 Riza Hernawati 1,2 Bidang Kajian Public Relations, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan salah satu unsur yang mendukung keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang BAB VI PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang, memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini adalah penelitian pendidikan, maka metode penelitian pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Long Distance Relationship adalah suatu hubungan dimana para pasangan yang menjalaninya dipisahkan oleh jarak yang membuat mereka tidak dapat saling bertemu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. 1 Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Meningkatnya tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Kota Bekasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Meningkatnya tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Kota Bekasi pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tingkat kekerasan seksual terhadap anak di Kota Bekasi pada tahun 2016 membuat keprihatinan bagi seluruh masyarakat Bekasi. Catatan pada Badan Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) karena peneliti tersebut terlibat langsung dalam penelitian. Field research

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MELAKUKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK USIA REMAJA (STUDY DI KELURAHAN WUA WUA KECAMATAN WUA WUA KOTA KENDARI ).

KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MELAKUKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK USIA REMAJA (STUDY DI KELURAHAN WUA WUA KECAMATAN WUA WUA KOTA KENDARI ). KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MELAKUKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK USIA REMAJA (STUDY DI KELURAHAN WUA WUA KECAMATAN WUA WUA KOTA KENDARI ). *La Rafi**La Ode.Muh.Umran***Hasriani Amin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan pada panti rehabilitasi cacat mental dan sakit jiwa Nurussalam Sayung Demak menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu :

Lebih terperinci

Kata Kunci: Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Motivasi Belajar, Konseling, SMA Sutomo I Medan

Kata Kunci: Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Motivasi Belajar, Konseling, SMA Sutomo I Medan EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Korelasional Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi dalam Bimbingan Konseling terhadap Motivasi Belajar Siswa/I SMA Yayasan Perguruan

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar,

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar, B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi merupakan proses sosial yang sangat mendasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Sejalan dengan maksud penelitian yaitu untuk mendeskripsikan strategi jemput bola yang digunakan oleh 24 Mobile Spa dalam meraih calon

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. CommServ Network Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. CommServ Network Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian mengenai strategi Public Relations ini dilakukan di PT CommServ Network Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui konstruksi budaya atas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui konstruksi budaya atas BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui konstruksi budaya atas penggunaan lensa kontak bagi pengguna lensa kontak oleh mahasiswi ini dilaksanakan di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Wibisono, 2007: 90). Stakeholder internal adalah stakeholder yang berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. (Wibisono, 2007: 90). Stakeholder internal adalah stakeholder yang berada di BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari yang namanya stakeholder. Kasali (dalam Wibisono, 2007: 90) menyatakan bahwa stakeholder adalah suatu

Lebih terperinci

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data 3.1. Jenis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Riset penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sales promotion girl atau SPG merupakan sumber daya manusia dengan peran penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut: A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan(field research),

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG 100904084 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai strategi

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dalam pembahasan sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang merupakan salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 53 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah pengetahuan mengenai teknik dan prosedur pengambilan data pada penelitian ilmiah. Metode penelitian dirancang sedemikin rupa agar penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka metode

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Sesuai dengan judul, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Kriyantono (2010:56), riset kualitatif

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Yetri Oktivani Br Ginting / Ike Devi Sulistyaningtyas PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif menurut Herdiansyah (2010) adalah penelitian ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif menurut Herdiansyah (2010) adalah penelitian ilmiah 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Herdiansyah (2010) adalah penelitian ilmiah yang

Lebih terperinci