Tuty Muthiah. AKOM BSI Jakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tuty Muthiah. AKOM BSI Jakarta"

Transkripsi

1 Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 717~722 KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PSIKIATER DAN PASIEN PADA PENDERITA BIPOLAR (STUDI KASUS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PSIKIATER DAN PASIEN PENDERITA GANGGUAN BIPOLAR PADA PROSES PEMULIHAN DI KOMUNITAS BIPOLAR CARE INDONESIA BANDUNG) Tuty Muthiah 717 AKOM BSI Jakarta ABSTRAK Gangguan Bipolar Adalah Gangguan Mental Yang Menyerang Kondisi Psikis Seseorang Yang Ditandai Dengan Perubahan Suasana Hati Yang Sangat Ekstrim Berupa Mania Dan Depresi, Karena Itu Istilah Medis Sebelumnya Di Sebut Dengan Manic Depressive. Psikiater Adalah Dokter Spesialis Yang Mempelajari Ilmu Jiwa. Dalam Bahasa Sederhana, Psikiater Adalah Dokter Jiwa Karena Selain Menguasai Ilmu-Ilmu Medis, Dia Juga Menguasai Ilmu Kejiwaan. Komunikasi Antarpribadi Merupakan Komunikasi Yang Dilakukan Antara Dua Orang, Dimana Terjadi Kontak Langsung Baik Secara Verbal Ataupun Nonverbal, Serta Memiliki Keefektifan Dalam Merubah Sikap, Pendapat Atau Perilaku Seseorang Karena Memiliki Sifat Dialogis Dimana Arus Balik Terjadi Secara Langsung, Sama Halnya Yang Terjadi Pada Psikiater Dan Pasien Penderita Gangguan Bipolar. Permasalahan Yang Akan Dibahas, Yaitu 1. Bagaimana Bentuk Komunikasi Antarpribadi Yang Dilakukan Psikiater Dan Pasien Penderita Gangguan Bipolar Pada Proses Pemulihan 2. Bagaimana Faktor-Faktor Komunikasi Antarpribadi Membantu Proses Pemulihan Pasien Penderita Gangguan Bipolar 3. Mengapa Psikiater Melakukan Kedekatan Pada Proses Pemulihan Pasien Penderita Gangguan Bipolar 4. Bagaimana Hambatan-Hambatan Yang Ditemui Psikiater Saat Berkomunikasi Dengan Pasien Penderita Gangguan Bipolar Pada Proses Pemulihan. Permasalahan Ini Sangatlah Penting Diteliti, Untuk Mengetahui Komunikasi Antarpribadi Memudahkan Psikiater Berinteraksi Dengan Pasien Penderita Bipolar Pada Proses Pemulihan. Metode Penelitian Yang Peneliti Gunakan Yaitu Metode Kualitatif Dengan Pendekatan Studi Kasus, Dan Paradigma Yang Digunakan Oleh Peneliti Yaitu Paradigma Kritis. Dimana Peneliti Juga Melakukan Pengumpulan Data Melalui Observasi, Wawancara Secara Langsung Kepada Informan, Dokumentasi, Dan Studi Kepustakaan. Dalam Hal Ini, Hasil Dari Penelitian Yang Dapat Peneliti Simpulkan Bahwa Komunikasi Antarpribadi Yang Dilakukan Psikiater Dan Pasien Penderita Bipolar Sangat Membantu Memudahkan Psikiater Untuk Berinteraksi Dengan Pasien Pada Proses Pemulihan, Dimana Psikiater Dan Keluarga Adalah Tokoh Sentral Yang Ikut Andil Dalam Proses Pemulihan. Kata Kunci : Komunikasi Antarpribadi, Psikiater, Pasien Bipolar 1. Pendahuluan Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya di sebut dengan manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti-ganti secara tibatiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola dan waktu yang pasti. Setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana hati yang baik (mood high) dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan tetapi, seseorang yang menderita gangguan bipolar

2 memiliki ayunan perasaan (mood swings) yang ekstrim dengan pola perasaan yang mudah berubah secara drastis. Suatu ketika, seorang pengidap gangguan bipolar bisa merasa sangat antusias dan bersemangat (mania). Saat suasana hatinya berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri. Suasana hati meningkat secara klinis disebut sebagai mania, atau disaat ringan di sebut sebagai hipomania. Faktor yang menyebabkan gangguan jiwa (bipolar) ialah faktor genetika, fisiologis, lingkungan. (Wikipedia.org/wiki/gangguan_bipolardiun duh20/05/2016) Komunitas Bipolar Care Indonesia merupakan komunitas sosial non-profit yang bergerak dibidang kesehatan jiwa khususnya gangguan bipolar. Komunitas ini untuk penderita gangguan jiwa khususnya penderita gangguan bipolar. Penyebab suatu penyakit tidak hanya dikarenakan kelainan pada fisiologi tubuh seseorang namun juga karena adanya gangguan psikologis. Gangguan psikologis atau gangguan kejiwaan banyak ditemui ditengah masyarakat, mulai dari ringan hingga berat. Berbagai penelitian pun dilakukan untuk mencari penanganan yang tepat. Salah satu masalah kejiwaan yang masih kurang di pahami masyarakat adalah gangguan bipolar. Psikiater adalah dokter spesialis yang mempelajari ilmu jiwa. Mereka memiliki gelar dokter. Tetapi mempelajari dan memperdalam ilmu kejiwaan. Psikiater juga biasanya adalah seorang dokter (S1) yang meneruskan pendidikannya dibidang psikiatri pada jenjang S2. Dalam bahasa sederhana, psikiater adalah dokter jiwa karena selain menguasai ilmu-ilmu medis, dia juga menguasai ilmu kejiwaan. ( Psikiater mengobati pasiennya yang punya masalah kejiwaan dengan memberikan obat. Sebab, beberapa penyakit jiwa bisa disebabkan oleh keadaan tubuh yang sedang tidak sehat, yang bisa disembuhkan atau dikurangi dengan mengobati organ tubuh yang berhubungan dengan gejala kejiwaan yang sedang diderita. Melihat kondisi pasien maka timbullah sebuah pertanyaan tentang bagaimana sebenarnya para psikiater melakukan pendekatan komunikasi terhadap pasien yang memiliki kondisi emosional yang tidak stabil, psikologis yang tidak kondusif. Kondisi pasien yang memiliki banyak kekurangan ini menyebabkan banyak hambatan dan rintangan yang akan di hadapi oleh psikiater, namun tetap saja ia di tuntut untuk bisa menghadapi kesulitan tersebut. Berkat kegigihannya hingga akhirnya ia mampu membuat iklim interaksi yang baik dengan pasien penderita gangguan bipolar. Sebenarnya yang memilik kewajiban untuk ikut menyembuhkan pasien penderita gangguan bipolar tidak hanya psikiater saja tetapi juga masyarakat luas. Penderita penyakit ini juga merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri namun akibat kurangnya informasi tentang penyakit gangguan bipolar dan bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien ini menyebabkan stigma negatif menjamur dalam pikiran masyarakat. Masyarakat menganggap mereka sangat berbahaya, bodoh, aneh dan tidak dapat disembuhkan. Namun stigma tersebut terus saja melekat dalam diri penderita gangguan bipolar sehingga sulit di hilangkan. Stigma dan diskriminasi terhadap penderita penyakit ini akan membuat penderita semakin merasa terkucilkan dan tidak dipedulikan, padahal itu justru akan membuat kondisi mental penderita penyakit ini semakin menurun, karena mereka juga seorang manusia yang sudah sepantasnya di beri perlakuan yang sama dengan manusia lainnya atau justru mereka diberi perlakuan yang spesial agar gangguan mental cepat kembali pulih. Peneliti berpendapat bahwa penderita gangguan bipolar itu layak di berikan kesempatan dalam melakukan sesuatu dan layak mendapatkan tempat dimasyarakat serta mampu bersosialisasi dengan baik. Para penderita gangguan bipolar dapat kembali menjalani hidup yang normal tanpa adanya perubahan mood yang drastis. Pada dasarnya, tidak semua penderita gangguan bipolar ingin menerima hal tersebut. Mereka memiliki motivasi untuk dapat kembali normal sehingga dapat memberikan inspirasi kepada penderita gangguan bipolar yang lain tentang bagaimana di tengah keterbatasan mereka dapat KNiST, 30 Maret

3 mengatasinya dan memberikan sebuah prestasi. Melihat kasus diatas komunikasi antarpribadi antara psikiater dengan pasien penderita gangguan bipolar sangat dibutuhkan dalam proses pemulihan, mengingat komunikasi merupakan faktor penentu yang dapat memberikan motivasi kepada penderita gangguan bipolar, agar mempunyai keinginan dalam mengontrol perasaan yang mudah berubah secara drastis. Dalam hal ini, peneliti merasa perlu untuk mengetahui faktor-faktor penyebab serta bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh psikiater terhadap pasien penderita gangguan bipolar yang dapat membantu proses pemulihan. Selain itu, peneliti ingin mengetahui seberapa besar kedekatan dari seorang psikiater dalam membantu proses pemulihan penderita gangguan bipolar serta mengetahui kendala dan hambatan yang dialami oleh psikiater saat melakukan komunikasi dengan penderita gangguan bipolar. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Komunitas Bipolar Care Indonesia Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Teori yang digunakan oleh peneliti adalah Teori Penetrasi Sosial yang dikemukakan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor. Adapun asumsi dasar dari teori penetrasi sosial ini adalah : menjelaskan bagaimana proses hubungan antara psikiater pada pasien penderita gangguan bipolar dimana terjadi proses gradual yaitu semacam proses adaptasi diantara keduanya. Kedua tokoh tersebut mengibaratkan manusia seperti bawang merah yang terdiri dari beberapa layer. Layer tersebut berarti lapisan kepribadian: 1. Lapisan terluar 2. Lapisan semi-private 3. Lapisan private. Dari ketiga faktor tersebut sangat berpengaruh pada proses pemulihan penderita bipolar, karena lapisan terluar adalah faktor sosial atau publik, dimana penderita gangguan bipolar juga sangat membutuhkan dukungan sosial. Lapisan semi-private adalah faktor orang-orang terdekat seperti psikiater, dalam proses pemulihan psikiater sangat berperan penting karena dengan adanya komunikasi antarpribadi psikiater pada pasien penderita gangguan bipolar dapat membantu proses pemulihan sehingga pasien bisa belajar kesadaran diri/self awareness, dalam menstabilkan emosinya. Terakhir lapisan private adalah faktor diri sendiri dengan tuhan bagaimana cara penderita gangguan bipolar berkomunikasi dengan tuhan, dimana dukungan spiritual ini sangat membantu pasien penderita gangguan bipolar untuk pulih kembali dengan mendekatkan dirinya kepada tuhan maha kuasa yang menciptakan seluruh isi alam semesta ini beserta isinya. Studi kasus memiliki keunggulan dalam hal memberikan informasi penting mengenai hubungan antar variabel, memperoleh wawasan mengenai konsep dasar perilaku manusia dan menyajikan data temuan yang sangat berguna untuk membangun latar permasalahan. Kelebihan lainnya yaitu mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik, unik dan hal-hal yang sangat amat mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi kasus mampu mengungkap makna dibalik fenomena dalam kondisi apa adanya natural. Selain itu metode studi kasus tidak sekedar memberi laporan factual, tetapi juga memberi nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian kualitatif. Namun metode studi kasus juga memiliki kekurangan yaitu semakin kompleks sebuah kasus, semakin sulit analisis dibuat. 2. Kajian Literatur Komunikasi Antarpribadi Pada dasarnya komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi antara komunikator dengan komunikan, dan merupakan komunikasi paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang. Komunikasi ini bersifat dialogis yang artinya arus balik terjadi secara langsung. Ruang lingkup komunikasi begitu beragam dari segi bentuk, sifat, teknik, tujuan, sistem, bidang dan lain sebagainya. Fokus penelitian ini mengenai komunikasi psikiater pada pasien penderita bipolar yang dapat membantu proses penyembuhan. Psikiater menggunakan komunikasi antarpribadi sebagai bentuk komunikasinya karena bentuk komunikasi seperti ini akan KNiST, 30 Maret

4 memberikan efek yang positif terhadap proses pemulihan. Mulyana (2011:81) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi antarpribadi tidak hanya apa yang dikatakan, atau bahasa yang digunakan, tapi bagaimana dikatakan misalnya nonverbal pesan yang dikirim, seperti nada suara dan ekspresi wajah. Ketika dua orang atau lebih berada ditempat yang sama dan menyadari kehadiran satu sama lain, maka komunikasi dikatakan langsung, tidak peduli seberapa halus atau disengaja. Komunikasi antarpribadi merupakan jenis yang frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Efektivitas dalam komunikasi antarpribadi akan mendorong terjadinya hubungan yang positif antara teman, keluarga, masyarakat maupun pihak-pihak yang saling berkomunikasi. Pesan Verbal dan NonVerbal Pada umumnya, pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima dapat dikemas secara verbal dengan katakata atau nonverbal tanpa kata-kata. Komunikasi yang pesannya dikemas secara verbal disebut komunikasi verbal. Sedangkan komunikasi yang pesannya dikemas secara nonverbal disebut komunikasi nonverbal. Jadi, komunikasi verbal adalah penyampaian makna dengan menggunakan kata-kata. Sedangkan komunikasi nonverbal tidak menggunakan kata-kata. Karena, tidak semua penderita gangguan bipolar memiliki kemampuan yang sama dalam menangkap pesan secara verbal, terkadang dengan menggunakan pesan nonverbal dapat lebih membantu penderita gangguan bipolar untuk mengerti isi pesan tersebut. Faktor-faktor Komunikasi Antarpribadi Menurut Lunandi (1994:85) ada enam faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal. Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Citra Diri, setiap orang pasti memiliki gambaran tentang dirinya, kelemahan, kelebihan, dan status dirinya dalam masyarakat. Citra diri menentukan persepsi/pandangan orang lain mengenai tiap-tipa individu. Setiap orang belajar dan berusaha untuk menciptakan citra diri yang baik dalam masyarakat melalui hubungan komunikasi dengan orang lain. 2. Citra pihak lain, adalah pandangan seseorang terhadap orang lain yang diajak berkomunikasi, contohnya orang biasanya berbicara lancar, jelas, dan tegas tiba tiba saat bicara dengan orang tertentu menjadi gugup, hal ini dikarenakan saat komunikasi dipengaruhi citra diri dan pihak lain. 3. Lingkungan fisik, adalah lingkungan tempat tinggal manusia, setiap orang terkadang merubah cara berkomunikasinya tergantung dimana ia berada karena setiap tempat memiliki norma/aturan yang berbeda sehingga setiap orang harus mampu berkomunikasi menyesuaikan lingkungan dimana ia berada. 4. Lingkungan sosial, lingkungan sosial sebenarnya sama saja dengan lingkungan fisik dimana bentuk bentuk komunikasi dipengaruhi oleh keadaan masyarakat yang bersangkutan. 5. Kondisi, kondisi/keadaan seseoarang saat berkomunikasi sangat berpengaruh terhadap bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang, kondisi manusia bisa meliputi kondisi fisik/kondisi kejiwaan seseorang, contohnya orang yang sakit maka ia tidak dapat berkomunikasi dengan baik mungkin ia tidak bisa berbicara dengan lancar dan jelas. 6. Bahasa badan, komunikasi tidak hanya melalui kata-kata/ucapan tetapi juga melalui bahasa badan, contohnya exspresi wajah, intonasi, dan gerakan. Kelemahan bahasa badan adalah kurang jelas/samar sehingga terkadang menimbulkan salah penafsiran dalam komunikasi. contoh bahasa tubuh adalah orang yang menggeleng-geleng kepala menggambarkan orang yang bingung/belum paham mengenai apa yang dibicarakan. Psikiater Psikiater adalah dokter spesialis yang mempelajari ilmu jiwa. Mereka memiliki gelar dokter. Tetapi mempelajari dan memperdalam ilmu kejiwaan. Psikiater juga biasanya adalah seorang dokter (S1) yang meneruskan pendidikannya dibidang psikiatri pada jenjang S2. Dalam bahasa sederhana, psikiater adalah dokter jiwa karena selain menguasai ilmu-ilmu medis, dia juga menguasai ilmu kejiwaan. Psikiater mengobati pasiennya yang punya masalah kejiwaan dengan memberikan obat. Sebab, beberapa penyakit jiwa bisa disebabkan oleh keadaan tubuh yang sedang tidak sehat, yang bisa disembuhkan atau dikurangi dengan mengobati organ tubuh yang berhubungan dengan gejala kejiwaan yang sedang diderita. Peran psikiater terhadap pasien KNiST, 30 Maret

5 penderita gangguan bipolar sangat berpengaruh besar karena dengan psikiater melakukan kedekatan pada pasien penderita gangguan bipolar, akan sangat membantu pasien untuk pulih kembali. Penderita Gangguan Bipolar Menurut Barbara D.Ingersol, ph.d dan Sam Goldstain, gangguan bipolar (juga dikenal sebagai gangguan manik depresif ) adalah suatu kondisi yang dicirikan oleh episode depresi yang kemudian diganti dengan episode mania manakala suasana hati dan energi sangat meningkat. Begitu meningkatnya melampaui batas normal suasana hati yang baik, atau bisa juga sebaliknya, dari episode mania kemudian diganti menjadi periode depresi secara tiba-tiba. (Wikipedia.org/wiki/gangguan_bipolar diunduh20/05/2016) Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya di sebut dengan manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti-ganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola dan waktu yang pasti. (Wikipedia.org/wiki/gangguan_bipolar diunduh20/05/2016) 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedurprosedur statistic atau dengan cara dengan cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan (Strauss dan Corbin 1997:1).Peneliti melakukan penelitian ini dengan kondisi yang alamiah dan peneliti berperan sebagai instrumen kunci dengan bantuan orang lain dalam mengumpulkan data. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggali informasi sedalam mungkin pada pengguna Tinder dewasa muda di Bandung yang diperoleh benar-benar murni tanpa rekayasa. pendekatan studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk komunikasi antarpribadi yang dilakukan psikiater dan pasien penderita gangguan bipolar dan mengetahui faktor-faktor komunikasi antarpribadi membantu proses pemulihan pasien serta mengetahui kedekatan psikiater, hambatan yang ditemui psikiater saat berkomunikasi dengan pasien penderita gangguan bipolar. Pada penelitian ini peneliti menggunakan studi kasus John W Creswell, karena peneliti ingin memahami bagaimana cara menangani masalah yang dialami oleh individu untuk mencari jalan keluarnya. Peneliti berfokus pada psikiater dan pasien penderita gangguan bipolar di komunitas Bipolar Care Indonesia Bandung. Sebab komunitas ini adalah komunitas yang bergerak dibidang kesehatan jiwa khususnya gangguan bipolar. Komunitas ini dibangun untuk menjadi wadah bagi penderita bipolar, psikiater, caregiver, dan siapa saja yang peduli dengan gangguan jiwa lain pada umumnya. Sesuai maksud dari penelitian ini yang meneliti tentang proses pemulihan dan bentuk komunikasinya. Dari sini subjek akan dipilih secara random sesuai dengan keperluan, karena yang dikaji dari penelitian ini adalah kedalaman informasi, bukan kuantitas responden.berdasarkan judul penelitian tentang makna hubungan Antar pribadi melalui media online Tinder di kota Bandung, maka penelitian dilakukan di sekitar lingkungan peneliti, di mana banyak kalangan dewasa muda yang menggunakan aplikasi Tinder. DAFTAR PUSTAKA Effendy, Onong Uchjana Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Rosdakarya. Hidayat, Dedy N Paradigma dan Metodelogi Penelitian Sosial Empiris Klasik. Jakarta : Departemen Ilmu komuniskasi FISIP Universitas Indonesia. Hidayat, Dasrun Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Riswandi Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Mulyana, Deddy Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. KNiST, 30 Maret

6 Liliweri, Alo Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Rakhmat, Jalaludin Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya Sarwono, Sarlito Wirawan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. Rakhmat, Jalaludin Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Moleong, Lexy Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Amir, Nurmiati Gangguan Mood Bipolar. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran. Cheney Terry, 2010, Manic (Perjuangan Melawan Manik Depresi) KNiST, 30 Maret

KOMUNIKASI PSIKIATER DAN PASIEN PENDERITA BIPOLAR

KOMUNIKASI PSIKIATER DAN PASIEN PENDERITA BIPOLAR KOMUNIKASI PSIKIATER DAN PASIEN PENDERITA BIPOLAR 1 Merizha Yamudaha, 2 Femi Oktaviani, 3 Reza Rizkina Taufik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI, 2 femi.foi@bsi.ac.id ABSTRACT Interpersonal communication

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pada dasarnya tidak seorang pun yang ingin memiliki riwayat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pada dasarnya tidak seorang pun yang ingin memiliki riwayat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada dasarnya tidak seorang pun yang ingin memiliki riwayat gangguan jiwa. Namun, dengan beberapa faktor yang terjadi di Indonesia, Sutarto (2007) menurut survey yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berkeinginan untuk berbicara, tukar-menukar gagasan, mengirim dan menerima informasi, berbagi pengalaman, bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres pada Wanita Karir (Guru) 1. Pengertian Istilah stres dalam psikologi menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu lama dan bersifat residif (hilang-timbul). Sampai saat ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu lama dan bersifat residif (hilang-timbul). Sampai saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisik adalah bagian dari tubuh manusia yang mudah dilihat dengan kasat mata, termasuk bagian kulit. Kulit merupakan bagian yang terluas dari tubuh dan bagian terpenting

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA Deskripsi Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses pemulihan dan faktorfaktor pendukungnya pada penderita gangguan bipolar Izin untuk

Lebih terperinci

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB I 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda-beda. Hal tersebut merupakan representasi psikologis masing-masing orang yang dibangun dari latar belakang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe) Sepfiany Evalina Ginting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita skizofrenia dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock dan Sadock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi, dan sosial, yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bipolar atau disebut juga dengan Bipolar Disorder adalah sebuah penyakit gangguan emosi, atau perasaan. Bipolar sendiri memiliki arti, Bi yang artinya dua, dan Polar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 53 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah pengetahuan mengenai teknik dan prosedur pengambilan data pada penelitian ilmiah. Metode penelitian dirancang sedemikin rupa agar penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Setelah melakukan penelitian mengenai komunikasi interpersonal antara

BAB VI PENUTUP. Setelah melakukan penelitian mengenai komunikasi interpersonal antara BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian mengenai komunikasi interpersonal antara guru dengan anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran yang dilakukan SLB-B Asuhan Kasih Kupang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal mendasar dan tidak dapat dielakkan dalam kehidupan. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan dengan berkomunikasilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk

Lebih terperinci

GANGGUAN MOOD (ALAM PERASAAN)

GANGGUAN MOOD (ALAM PERASAAN) GANGGUAN MOOD (ALAM PERASAAN) Ns. Wahyu Ekowati, MKep., Sp.J Materi Kuliah Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) www.unsoed.ac.id 1 Tujuan Menjelaskan kembali pengertian gangguan mood Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Lanjut usia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan karena meningkatnya usia harapan hidup. Pada tahun 1980 usia harapan hidup di Indonesia

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5.1. Kesimpulan Bab ini berusaha menjawab permasalahan penelitian yang telah disebutkan di bab pendahuluan yaitu melihat gambaran faktor-faktor yang mendukung pemulihan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan suatu sindrom penyakit klinis yang paling membingungkan dan melumpuhkan. Gangguan psikologis ini adalah salah satu jenis gangguan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut manusia memerlukan

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan mutlak manusia untuk berinteraksi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan kehidupannya dapat dijalani dengan baik sesuai harapan-harapan di masa yang akan datang. Namun sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pertamakali ditemukan di propinsi Bali, Indonesia pada tahun 1987 (Pusat Data dan Informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengetahui dan memahami emosi-emosi negatif dan koping pada ibu yang memiliki anak retardasi

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH GAMBARAN POLA ASUH PENDERITA SKIZOFRENIA Disusun Oleh: Indriani Putri A F 100 040 233 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi, menampilkan diri sendiri, dan lain-lain). Kedua, untuk. mengembangkan keberadaan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi, menampilkan diri sendiri, dan lain-lain). Kedua, untuk. mengembangkan keberadaan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu kebutuhan, dan tak bisa dihindari oleh manusia. Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson dalam Mulyana (2007: 5), komunikasi memiliki dua

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KRISTANTI NIM. 11502098 Pembimbing : Drs. Fadjeri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

Lebih terperinci

Gangguan Mood/Suasana Perasaan

Gangguan Mood/Suasana Perasaan Gangguan Mood/Suasana Perasaan Definisi: Merupakan kelompok gangguan yang melibatkan gangguan berat dan berlangsung lama dalam emosionalitas, yang berkisar dari kegirangan sampai depresi berat Major depressive

Lebih terperinci

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa Retno Ambarini (09220200) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang; masih adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi terhadap data-data hasil

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi terhadap data-data hasil BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi terhadap data-data hasil penelitian sebagaimana telah dideskripsikan pada bab terdahulu maka, penulis berkesimpulan bahwa musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini diselenggarakan pada

Lebih terperinci

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang mengalami kondisi atau episode dari depresi dan/atau manik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kesehatan, gizi, dan mental atau psikologis, dimana faktor-faktor tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja sejak dahulu dianggap sebagai masa pertumbuhan yang sulit, dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun orang tua. Masa

Lebih terperinci

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan Wahyu Cahyono hanyasatukata@yahoo.com / 0813 140 23 148 Tim Pengembang Dukungan Psikologis Awal Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Outline

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU Juwita Palupi Muhamad Fajar Hidayat Devi Subiyantini Putri Rizky Psikologi, FPPsi, Universitas Negeri Malang juwi.pupi@gmail.com fajarjunior93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada. orang tua. Pada saat dilahirkan ke dunia anak membawa

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada. orang tua. Pada saat dilahirkan ke dunia anak membawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada orang tua. Pada saat dilahirkan ke dunia anak membawa kebahagiaan bagi orang-orang disekitarnya terutama orang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang BAB VI PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang, memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling terkait, berkesinambungan, dan berlangsung secara bertahap. Tingkat perkembangan individu memicu adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian yang berlangsung tidak menentu di Indonesia belakangan ini memberikan dampak yang cukup drastis bagi para pebisnis maupun masyarakat sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dapat dikatakan dengan melakukan komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah WHO 2001 menyatakan bahwa paling tidak ada satu dari empat orang didunia mengalami masalah mental, sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki kemampuan berbahasa telah memungkinkan manusia memikirkan suatu masalah secara terus-menerus. Dengan bahasa, manusia dapat mengkomunikasikan apa yang

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare, artinya memberitahukan, menyampaikan. Communicatio, artinya hal memberitahukan; pemberitahuan;

Lebih terperinci

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung PERAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENCEGAH TINDAK KEKERASAN ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT KELURAHAN KLABALA KOTA SORONG Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung e-mail: deamanukily@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi selalu digunakan dan mempunyai peran yang penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) atau yang biasa dikenal dengan lupus merupakan penyakit kronis yang kurang populer di masyarakat Indonesia dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Di masa ini, remaja mulai mengenal dan tertarik dengan lawan jenis sehingga remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja berasal dari kata adolescence yang memiliki arti tumbuh untuk mencapai kematangan, baik mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77 BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN A. Temuan Penelitian Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi LAMPIRAN Depresi Teori depresi dalam ilmu psikologi, banyak aliran yang menjelaskannya secara berbeda.teori psikologi tentang depresi adalah penjelasan predisposisi depresi ditinjau dari sudut pandang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis untuk Memotivasi Pasien Penyakit Stroke di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta) NASKAH

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dalam pembahasan sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidur merupakan salah satu aktivitas dalam kehidupan keseharian kita, termasuk kedalam kebutuhan dasar yang harus dipenuhi layaknya makan, minum bernafas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masing-masing dari kita mungkin pernah menyaksikan di jalan-jalan, orang yang berpakaian compang-camping bahkan terkadang telanjang sama sekali, berkulit dekil, rambut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. 05, No. 01, 2015 ------------------------------------------------------------------------------- Hlm. 108 117 Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan

Lebih terperinci

Implementasi Komunikasi Instruksional Guru dalam Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C1 Dharma Rena Ring Putra I Yogyakarta Oleh :

Implementasi Komunikasi Instruksional Guru dalam Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C1 Dharma Rena Ring Putra I Yogyakarta Oleh : Implementasi Komunikasi Instruksional Guru dalam Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C1 Dharma Rena Ring Putra I Yogyakarta Oleh : Fristyani Elisabeth Hutauruk Yudi Perbawaningsih Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, yaitu, communication berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin. terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin. terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin mengalami peningkatan dan menjadi masalah kesehatan masyarakat utama, terutama di negara-negara yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini indikator kesehatan jiwa di bagi menjadi tiga bagian, yaitu gangguan jiwa berat, gangguan mental emosional (afektif) juga melalui cakupan pengobatannya, menurut

Lebih terperinci

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi. Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi. Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi Abstrak Komunikasi non-verbal merupakan komunikasi yang tercipta secara non-lisan yang berlangsung

Lebih terperinci

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi masalah kesehatan mental. Jika sudah menjadi masalah kesehatan mental, stres begitu mengganggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan komunikasi merupakan dua hal yang kaitannya sangat erat. Seseorang ketika berkomunikasi pasti akan dipengaruhi oleh budaya asalnya. Hal tersebut juga menunjukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis adalah suatu gejala psikosis pada anak-anak yang unik dan menonjol yang sering disebut Sindrom Kanner yang dicirikan dengan ekspresi wajah yang kosong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual yang utuh dan unik, artinya yang merupakan satu kesatuan yang utuh dari aspek

Lebih terperinci

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2014 adalah kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Strauss et al (2006) skizofrenia merupakan gangguan mental yang berat, gangguan ini ditandai dengan gejala gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis akibat adanya tuntutan dari dalam diri dan lingkungan. Pernyataan tersebut berarti seseorang dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan umat manusia. Karena definisi dakwah sendiri adalah mnegajak atau menyeru

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan umat manusia. Karena definisi dakwah sendiri adalah mnegajak atau menyeru BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam ajaran agama Islam dakwah merupakan suatu tindakan yang harus dilakukan umat manusia. Karena definisi dakwah sendiri adalah mnegajak atau menyeru manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi

Lebih terperinci