BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produktivitas Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Richardo dan Adam Smith tahun Inti konsep ini adalah bagaimana output akan berubah apabila bersama input berubah. Istilah atau kata produktivitas muncul pada artikel Francois Quenay tahun 1766, ekonom prancis. Kemudian pada tahun 1883, Littre adalah Faculty of produce. Beberapa definisi produktivitas antara lain : c. Menurut sumanth tahun 1979, produktivitas total adalah rasio tangible output dengan tangible input. d. Menurut Gordon K.C.Chen adalah perbandingan antara output yang diproduksi dengan unit sumberdaya yang digunakanselama proses. Output yang diukur merupakan agregat output produksi sedangkan inputnya adalah segala bentuk sumberdaya yang digunakan dalam proses. Dalam produktivitas, berhubungan 9

2 10 dengan efektivitas dalam mencapai hasil dan menggunakan sumberdaya dengan effisien. e. Menurut Kendrick dan Cremer, Produktivitas merupakan definisi fungsional untuk produktivitas parsial, produktivitas total dan faktor total produktivitas. f. Menurut siegel, produktivitas berkenaan dengan sekumpulan perbandingan antara output dengan input. g. Menurut Rome Confernce, European Producivity Agency, tahun 1958, yaitu : 1. Produktivitas adlah derajat effisiensidan efektivitas dlam penggunaan elelemen produksi. 2. Diatas semuanya produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada. h. Berdasarkan piagam produktivitas Oslo tahun 1994, antara lain : 1. Produktivitas adalah konsep yang universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk kebutuhan semakin banyak orang, dengan menggunakan sumberdaya yang sesedikit mungkin. 2. Produktivitas didasarkan pada pendekatan multi disiplin yang secara efektif merumuskan tujuan, rencana, pengembangan dan pelaksanaan cara-cara produktif, dengan menggunakan sumbr-sumber daya secara effisien namun tetap mempertahankan kualitas. 3. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan menggunakan keterampilan, modal, tekhnologi, manajemen, informasi, energy dan sumber-sumber daya lainnya umtuk perbaikan mutu kehidupan

3 11 yang mantap bagi seluruh manusia melalui pendekatan konsep produktivitas secara total. 4. Produktivitas lebih dari sekedar ilmu, teknologi dengan teknik-teknik manajemen, akan tetapi mengandung filosofi dan sikap yang didasarkan pada motivasi yang kuat untuk secara terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang lebi baik. i. Pengertian produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional RI yang dirumuskan tahun 1983, adalah : 1. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha mausia dengan produktivitas mengandung sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. 2. Produktivitas dan produksi merupakan dua pengertian yang berbeda. Peningkatan poduksi menunjukan penambahan jumlah hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara produksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas tetap atau menurun. 3. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk : a) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan meningkat dengan menggunakan sumber daya (input) yang sama. b) Jumlah keluaran (ouput) dalam mencapai tujuan sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumberdaya (input) yang lebih sedikit.

4 12 c) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya (input) yang relative lebih kecil. 4. Sumber daya manusia memegang peran yang utama dalam proses peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan tekhnologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil karya nyata (barang atau jasa) dengan masukannya yang sebenarnya. Misalnya saja produktivitas adalah ukuran effisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan (output : Input). Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran di ukur dalam kesatuan fsik bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa : produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dala memproduksi barang-barang. Produktivitas juga diartikan sebagai : a b Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum. Maka produktivitas dapat dihitung sebagai berikut :

5 13 Definisi dasar produktivitas : Produktivitas adalah parameter tingkatan performasi yang diperoleh melalui rasio keluaran dihasilkan (output) terhadap rasio masukan (input). Dimana produktivitas memungkinkan untuk dibagi terhadap kategori-kategori faktor input antara lain budget keuangan rutin, budget keuangan investasi, material mentah bahan produksi dan factor lainnya (OEEC, 1950). Produktivitas adalah suatu korelasi antara keluaran yang dihasilkan (Output) dengan masukan sumber daya yang diperlukan untuk proses penghasilan keluaran tersebut. Terjemahan lebih lanjut adalah tingkatan efesiensi sumber daya, capital, asset, tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produk/jasa (J. Prokopenko, 1987). Objektif : adalah suatu ukuran dimana suatu tujuan akan dicapai. Efesien : adalah seberapa optimal penggunaan sumber daya dalam usahanya mencapai tujuan. Efektif : adalah apa yang bisa dicapai dibandingkan dengan apa yang memungkinkan untuk dicapai. Komparasi : adalah performansi produktivitas dalam pencatatan setiap periode Hubungan produktivitas dengan efisiensi dan efektifitas Efektivitas berorientasi pada hasil atau keluaran (output) yang lebih baik dan efisien berorientasi pada Input dan sering digunakan secara bersamaan, sehingga

6 14 sering mengaburkan arti sesungguhnya. Beberapa definisi dari efektivitas dan efisiensi : Efektivitas adalah merupakan derajat pencapaian output dari system produksi Efisiensi adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana sumber-sumber daya digunakan dalam prose produksi untuk menghasilkan output. Jika efektivitas berorientasi pada hasil atau keluaran (output) yang lebih baik dan efisiensi berorientasi pada masukan (input) yang lebih sedikit, maka produktivitas berorientasi pada keduanya. Jika efektivitas membandingkan hasil yang dicapai dan efisiensi membandingkan masukan sumber daya yang digunakan, maka produktivitas membandingkan hasil yang dicapai dan sumberdaya yang digunakan, yang dapat dihitung dengan rumus : Prinsip manajemen dalam produktivitas adalah : efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan sumberdaya Produktvitas adalah kombinasi dari efektivitas dan efisiensi Kesalahan pengertian mengenai produktivitas Pertama, produktivitas bukanlah produksi atau yang merupakan ukuran dari produksi. Produksi adalah unjuk laku dan hasil-hasil yang dicapai adalah komponen-

7 15 komponen dari usaha-usaha produktivitas. Antara produksi dengan produktivitas haruslah dibedakan. Kalau produksi berdimensi study dan berhubungan dengan pertanyaan how much?, maka produktivitas memiliki dua dimensi dan berhubungan dengan pertanyaan how well?. Jadi peningkatan produksi tidak otomatis meningkatkan produtivitas, bahkan produksi dapat meningkat sedangkan produktivitas bisa menurun. Produksi tertuju dengan aktivitas produksi barang/jasa. sedangkan produktivitas tertuju dengan efisiensi penggunaan sumber (input) dalam produksi barang/jasa (output). Peningkatan produksi menunjukan pertambahan jumlah hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara pencapaian produksi. Kedua, produktivitas bukan efisiesnsi. Pengertian efisiensi selalu berorientasi ke input. Tindakan yang efisien berarti menghemat penggunaan input atau dapat mendekati suatu standard tertentu. Ketiga, produktivitas bukan pengukuran kerja (work measurement). konsep pengukuran kerja bertujuan untuk mengetahui jumlah jam kerja yang dibutuhkan oleh seorang pekerja dalam menyelesaikan sustu tugas yang sesuai dengan suatu standar tertentu. Keempat, produktivitas bukan profitabilitas. Konsep profitabilitas merupakan konsep financial yang diperoleh dengan mengurangi nilai penjualan dengan nilai biaya karena dinyatakan dalam nilai (rupiah) maka nilai profitabilitas sangat dipengaruhi oleh variabel harga (baik harga input maupun harga output). Pada umumnya faktor-faktor yang menentukan tingkat harga berada diluar control perusahaan. Suatu prusahaan disebut produktif jika dapat mempertahankan tingkat

8 16 output dengan tidak menambah input. Jadi masalah hubungan input dan output berada dalam control perusahaan. Dalam situasi pasar barang yang disebutkan diatas dapat saja terjadi suatu perusahaan yang tidak produktif akan mengalami kerugian besar. Sebaliknya perusahaan yang produktif meskipun pasar sedang lesu tetap dapat mencapat profit positif. Dari uraian terdahulu dapat diketahui bahwa konsep produktivitas adalah hubungan antara input dan output. Jadi orientasinya bukan tertuju hanya pada output atau pada input saja, melainkan kepada keduanya. Oleh karena itu konsep produktivitas lebih luas dari konsep-konsep yang hanya berorientasi pada satu segi saja seperti efisiensi, produksi dan efektivitas. Jadi dalam kegiatan pengukuran produktivitas perlu diukur baik input ataupun output. Hubungan antara input dan output biasanya dinyatakan dalam rasio atau indeks (perbandingan rasio dengan rasio). Dapat pula hubungan itu dinyatakan dalam fungsi produksi seperti dalam bentuk Cobb-Douglas Komponen dalam produktivitas Komponen dalam produktivitas mencangkup : 1. Output, yaitu semua produk-produk utama dan sampingan 2. Input, diantaranya : a. Tenaga kerja : Tenaga kerja Langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) b. Modal : investasi, mesin, peralatan, dsb

9 17 c. Energi : Listrik, gas, Batubara, dll d. Informasi : harga pasar, standar-standar, peraturan, dl e. Bahan baku : langsung dan tidak langsung f. Data : yang akan diproses sehingga menghasilkan informasi. Sehingga produktivitas perusahaan dapat dihitung sebagai berikut : Ps adalah produktivitas system. Dalam perhitungan ini, baik input maupun output harus dikuantifikasikan Output : - Positif : menghasilkan penerimaan - Negatif : menimbulkan pengeluaran Input : - Menjadi biaya/pengeluaran Ps dapat dinaikkan dengan cara : 1. Kualitas unsu-unsur penyebut diperbaiki 2. Pengendalian input

10 18 Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara : 1. Menaikkan output dengan input tetap 2. Menurunkan input dengan output tetap 3. Menaikkan output dan menurunkan input 4. Menurunkan input dengan tajam dan menurunkan output 5. Menaikkan output dengan tajam dan menaikkan input Dari kelima cara diatas, maka cara ketiga yaitu dengan menaikkan output sekaligus menurunkan input adalah cara yang terbaik. Produktivitas seringkali diidentifikasi dengan efisiensi dalam arti suatu rasio antara keluaran (output) dan masukkan (input). Sebagai ukuran efisiensi, produktivitas kerja manusia, maka rasio tersebut umumnya berbentuk keluaran yang dihasilkan oleh aktivitas kerja dibagi dengan jam kerja (man hours) yang dikontribusikan sebagai sumber masukan dengan rupiah atau unit produksi lainnya sebagai dimensi tolak ukurnya. Masih ada pula sumber masukan lainnya yang tidak bisa atau sulit untuk dinilai dan diukur besarnya, akan tetapi cukup pentingndalam penentuan tingkat produktivitas kerja. Faktor ini dikenal sebagai masukan bayangan (invisible input), antara lain : - Tingkat pengetahuan (degree of knowledge) - Kemampuan teknis - Metodologi kerja dan pengaturan organisasi (managerial skill)

11 19 - Motivasi kerja Berdasarkan hal tersebut, produktivitas secara umum akan diformulasikan sebagai berikut : Siklus Produktivitas Peningkatan produktivitas bukanlah suatu pekerjaan yang instan (sekali jadi), tetapi merupakan suatu proses. Proses yag berkelanjutan sehingga merupakan suatu siklus yang biasa kita sebut sebagai Siklus Produktivitas. Pengukuran Produktivitas Peningkatan Produktivitas Evaluasi Produktivitas Perencanaan Produktivitas Gambar 2.1 Siklus Produktivitas Sebuah perusahaan yang akan menjalankan program produktivitas secara formal, pertama kali harus lah melakukan pengukuran produktivitas. Setelah tingkat produktivitas diketahui, kita aakan mengevaluasi atau membandingkannya dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya. Berdasarkan pada evaluasi ini, tingkat

12 20 produktivitas yang ditargetkan, direncanakan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk mengetahui seberapa jauh perbaikan tersebut membawa hasil, maka haruslah dilakukan pengukuran produktivitas kembali. Jadi siklus ini terus berlanjut sepanjang program produktivitas dijalankandalam perusahaan atau organisasi. 2.2 Pengukuran produktivitas Pengukuran produktivitas merupakan satu cara untuk meningkatkan produktivitas. Hasil pengukuran pada suatu waktu merupakan patokan bagi peningkatan diwaktu yang akan datang. Manfaat pengukuran produktivitas untuk tingkat perusahaan diantaranya : a perusahaan dapat menilai efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa. b Berguna untuk perencanaan sumberdaya baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. c Dapat dipakai untuk menyusun kembali tujuan ekonomi dan non ekonomi perusahaan. d Berdasarkan hasil pengukuran tingkat produktivitas pada saat ini dapat direncanakan target produktivitas dimasa mendatang. David Bain mengemukakan alasan mengapa sulit untuk mendesain, melaksanakan dan mengambil manfaat dari ukuran yang berarti itu karena : a Ukuran cenderung terlalu luas

13 21 b Ukuran biasanya berorientasi pada aktivitas daripada berorientasi pada hasil yang dicapai c Perusahaan biasanya segan untuk melakukan pengukuran terhadap penggunaan sumber. Dalam dunia usaha dan organisasi pelayanan kadangkadang timbul keseganan untuk melakukan pengukuran terhadap sumbersumber yang digunakan, padahal pengukuran dimaksudkan untuk menaksir kemajuan perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya Kriteria pengukuran produktivitas. Pengukuran produktivitas yang lebih teliti dan lebih berguna dalam meningkatkan produktivitas tersebut, menurut David Bain, hendaknya memenuhi beberapa kriteria yang dapat membantu kita untuk memiliki rasio produktivitas berarti, seperti berikut dibawa ini : 1. Validation (keabsahan) Ukuran yang valid adalah ukuran yang dapat secara menggambarkan perubahandari input menjadi output dalam proses yang sebenarnya. 2. Completeness (kelengkapan) Kelengkapan berhubungan dengan ketelitian dengan mana seluruh output atau hasil yang didapat dan input dari sumber yang digunakan dapat diukur dan termasuk didalam rasio produktivitas tersebut. Misalnya dalam menentukan man-hours pada suatu perusahaan manufacturing.

14 22 Kita tidak dapat melihat dari jam kerja pekerja langsung saja tetapi juga harus melihat jam kerja dari pekerja tidak langsungnya sebagai input sumber. 3. Comparability (dapat dibandingkan) Produktivitas adalah ukuran relative. Kita mengukur lalu membandingkannya sekarang dengan kemarin, bulan ini dengan bulan lalu, atau tahun ini dengan tahun lalu. 4. Timeliness (waktu yang tepat) Memastikan bahwa data yang dihasilkan cukup tepat bagi manager untuk mengambil tindakan bila ada persoalan yang timbul. Pengukuran produktivitas dimaksudkan sebagai alat yang efektif begi manajemen, sehingga harus dikomunikasikan pada setiap manajer yang bertanggung jawab pada bidangnya dalam waktu secepat-cpatnya tetapi masihdalam batas-batas yang masih praktis untuk dilakukan Tipe Dasar pengukuran produktivitas Menurut J. Sumanth, beberapa tipe dasar pengukuran produktivitas adalah : 1. Produktivitas parsial Adalah perbandingan antara output denga ssalah satu factor input. Disebut juga produktivitas faktor tunggal. Misalnya produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial bagi input tenaga kerja yang diukur berdasarkan rasio output terhadap tenaga kerja.

15 23 2. Produktivitas Dua Faktor Adalah perbandingan antara output bersih dengan input tenaga kerja dan capital, Dimana input bersih adalah output total dikurangi jumlah nilai barang dan jasa yang dibeli. 3. Produktivitas Total Adalah perbandingan agregat output dengan agregat input. 2.3 Definisi Kualitas Pengertian atau definisi kualitas mempunyai cakupan yang sangat luas, relatif dan berbeda-beda. Pandangan kualitas dari sisi konsumen (sebagai pengguna) akan berbeda dengan pandangan dari sisi produsen. Oleh karena itu, definisi kualitas dapat diartikan dari dua perspektif, yaitu dari sisi konsumen dan sisi produsen. Adapun pengertian kualitas menurut American Society for Quality yang dikutip oleh Heizer & Render (2006:253) sebagai berikut: Quality is the totally of features and characteristic of a product or service that bears on it s ability to satisfy stated or implied need, yang maksudnya mutu/kualitas adalah keseluruhan corak dan karakteristik dari produk atau jasa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi.

16 24 Sedangkan menurut Joseph Juran, dia berpendapat bahwa quality is fitness for use yang bila diterjemahkan secara bebas artinya kualitas (produk) berkaitan dengan kesesuaian atau enaknya barang tersebut digunakan (Prawirosentono, 2007:5). M. N. Nasution (2005:2-3) menjelaskan pengertian kualitas menurut beberapa ahli yang lain, diantaranya: Menurut Crosby dalam bukunya yang pertama Quality is Free yang mendapatkan perhatian sangat besar pada waktu itu (1979:58), menyatakan bahwa kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. W. Edwards Deming (1982:176), berpendapat bahwa kualitas/mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Menurut Feigenbaum (1986:7), kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full costumer satisfaction), suatu produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk. Adapun menurut Suyadi Prawirosentono (2007:5), pengertian kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan.

17 25 Kualitas tidak dapat dipandang sebagai suatu ukuran sempit yakni semata-mata kualitas produk. Hal itu bisa dilihat dari beberapa pengertian tersebut di atas, dimana kualitas tidak hanya kualitas produk saja namun masih sangat kompleks karena melibatkan seluruh aspek dalam organisasi maupun di luar organisasi. Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara visual, namun dari beberapa definisi kualitas menurut para ahli di atas terdapat beberapa persamaan, yakni dalam elemen-elemen sebagai berikut (Nasution, 2005:3): a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. b. Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan. c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang). 2.4 Pengendalian Mutu/Kualitas (Quality Control) Pengertian Pengendalian Mutu/Kualitas (Quality Control) Dalam menjalankan aktivitas, pengendalian kualitas merupakan salah satu teknik yang perlu dilakukan mulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat berlangsungnya proses produksi hingga proses produksi berakhir dengan menghasilkan produk akhir atau produk jadi. Pengendalian kualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan, serta memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai

18 26 dengan standar yang telah ditetapkan dan sebisa mungkin untuk mempertahankan kualitas yang telah sesuai. Menurut Vincent Gasperz (2005:480), pengendalian adalah Control can mean an evaluation to indicate needed corrective response, the act guilding, or the state of process in which the variability is atribute to a constant system of chance causes. Jadi pengendalian dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memantau aktivitas dan memastikan kinerja sebenarnya yang dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan. Dan beliau mengemukakan bahwa pengendalian kualitas adalah Quality control is the operational techniques and activities used to fulfill requirements for quality (Gasperz, 2005:480). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas/tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan pelanggan. Sedangkan pengertian pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (1999:10) adalah pengawasan mutu atau kualitas merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Menurut ahli lain mengemukakan pendapatnya bahwa pengendalian mutu (Quality Control) adalah suatu cara atau sistem spesifikasi, inspeksi, analisis, dan rekomendasi dari suatu aktivitas yang dilakukan untuk menjaga dan mengarahkan

19 27 agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan (Hanlon, 1998:598). Berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pengendalian mutu (Besterfield, 2004:2) diantaranya: a) Spesifikasi apa yang dibutuhkan, b) Desain dari suatu produk/jasa yang sesuai dengan spesifikasi, c) Produksi untuk memenuhi spesifikasi, d) Kegiatan inspeksi untuk menetapkan standar agar sesuai spesifikasi, dan e) Perbaikan pemakaian guna melengkapi informasi untuk revisi/perbaikan spesifikasi bila diperlukan Tujuan dan Fungsi Pengendalian Mutu Pelaksanaan pengendalian mutu memiliki beberapa tujuan dan fungsi, diantaranya adalah: a. Untuk meningkatkan kepuasan konsumen, b. Untuk menekan biaya produksi dan menaikkan laba perusahaan, c. Untuk menekan jumlah produk yang rusak (defect product), d. Untuk mengontrol waktu (agar order dapat diselesaikan tepat waktu), e. Untuk mengambil tindakkan koreksi apabila diperlukan, f. Untuk merencanakan perbaikan standar yaitu melakukan usaha terus-menerus untuk memperbaiki standar unjuk kerja dan keandalan, serta

20 28 g. Untuk memonitor dan menjaga agar mutu produksi cetak sesuai dengan model (proof) yang telah disepakati antara produsen dan konsumen Faktor-Faktor Pengendalian Mutu/Kualitas Menurut Douglas C. Montgomery (2001:26) dan berdasarkan beberapa literatur lain menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian mutu/kualitas suatu proses produksi adalah: 1. Kemampuan proses Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu proses dalam batasbatas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan proses yang ada. 2. Spesifikaasi yang berlaku Spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapat berlaku dari kedua segi yang telah disebutkan di atas sebelum kegiatan pengendalian kualitas proses produksi dimulai. 3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima Tujuan dilakukannya pengendalian suatu proses adalah dapat mengurangi produk yang berada di bawah standar (produk cacat) seminimal mungkin. Tingkat

21 29 pengendalian yang diberlakukan tergantung pada banyaknya produk yang berada di bawah standar yang bisa diterima. 4. Biaya Kualitas Biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam menghasilkan produk dimana biaya kualitas mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya produk yang berkualitas. Biaya-biaya yang dimaksudkan diantaranya adalah biaya pencegahan (prevention cost), biaya deteksi/penilaian (detection/appraisal cost), biaya kegagalan internal (internal failure cost), dan biaya kegagalan eksternal (external failure cost). 5. Bahan (material) Dikarenakan oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahli merencanakan dan memilih bahan yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan jenis bahan yang digunakan akan sangat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. 6. Mesin dan mekanisme (machine and mechanization) Penggunaan mesin berikut proses mekanisasinya akan dapat mempengaruhi kualitas yang diharapkan. Jenis mesin beserta perawatannya juga sangat berpengaruh terhadap kualitas produk. Metode yang digunakan dalam proses mekanisasi turut mempengaruhi hasil produksi.

22 30 7. Metode informasi modern (modern information method) Perkembangan teknologi informasi yang semakin modern telah menyebabkan adanya kemungkinan untuk mengumpulkan, menganalisa, dan memanipulasi informasi secara modern. Metode pemrosesan data dan penerimaan informasi yang canggih ini dapat mempengaruhi perkembangan kualitas suatu produk yang dibuat, informasi melalui komputerisasi yang semakin cepat dan akurat dalam mengelola dan menganalisa data juga mendukung keberhasilan kualitas produk Tahapan Pengendalian Kualitas Proses produksi merupakan salah satu kegiatan utama di dalam perusahaan. Dalam pelaksanaan proses produksi, perusahaan memerlukan adanya pengawasan atau pengendalian yang cukup memadai agar produk akhir perusahaan memiliki kualitas yang baik. Tahapan proses pengendalian dibagi menjadi lima tahap (Handoko, 1992:363), yaitu: 1) Tahap Penetapan Standar Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil. Tujuan, sasaran, kuota dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar. Tiga bentuk standar yang umum disini adalah: standar phisik

23 31 standar moneter standar waktu Setiap tipe standar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk-bentuk hasil yang dapat dihitung. Standar harus ditetapkan secara akurat, lebih efektif dan diterima mereka yang bersangkutan. 2) Tahapan Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam pengawasan adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat. 3) Tahapan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan, pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus-menerus. Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan yaitu pengamatan (observasi), laporan-laporan, metode otomatis, inspeksi, pengujian atau dengan pengambilan sampel. 4) Tahapan Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan Tahap ini merupakan tahap kritis dari proses pegawasan, walaupun tahap ini paling mudah dilakukan, tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterpretasikan adanya penyimpangan/deviasi. Penyimpanganpenyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar tidak dapat dicapai.

24 32 5) Tahapan Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan. Tindakan koreksi mungkin berupa mengubah standar mula-mula, mengubah pengukuran pelaksanaan, dan nengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-penyimpangan (delapan) langkah QCC yaitu 8 (delapan) langkah atau tahapan untuk melakukan improvement, Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Tema Indentifikasikan problem-prblem yang ada di tempat kerja dengan melihat faktor QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety, dan Morality). Tentukan salah satu dari kumpulan problem yang sudah diidentifikasi berdasarkan prinsip SMART (Specific, measureable, achieveable, reasonable, dan time base) 2. Menetapkan target Lukiskan data dari parameter thema yang diangkat dalam 3 bulan sebelumnya kedalam garis kemudian tentukan rata-ratanya. Tetapkan target dengan mengacu pada prinsip SMART (Specific, measureable, achieveable, reasonable, dan time base) 3. Analisa kondisi yang ada

25 33 Lakukan bersama-sama dengan semua anggota untuk meninjau kondisi aktual di line (Genba). Analisa secara seksama dari segi material, mesin, metode dan lingkungan yang bisa menyebabkan terjadinya tema di angkat. Jika memungkinkan lakukan pembuktian terhadap dugaan penyebabnya dengan menyajikan data-data. 4. Analisa Sebab akibat Melakukan brain storming dengan mengunakan alat bantu Diagram Fish Bone (Diagram Tulang Ikan) untuk menganalisa kondisi yang ada berdasarkan temuan hasil genba lapangan. Problem pada tema menjadi akibat (pada mulut ikan), kemudian lakukan analisa dengan bantuan kata tanya : disebabkan oleh apa? kelompokkan kedalam 5 faktor utama yaitu Manusia, Material, Metode, Mesin dan Lingkungan (4M + 1E) Lakukan terus analisa hingga mendapatkan akar penyebab (pangkal dari timbulnya permasalahan) Beri nomor pada setiap akar penyebab yang didapat. Analisa akan lebih matang jika disertakan data seberapa besar pengaruh akar penyebab terhadap munculnya problem pada thema. Sajikan data dalam bentuk pareto diagram untuk menentukan prioritas penanggulangan. 5. Menetapkan rencana penanggulangan

26 34 Buat kolom-kolom rencana aktivitas perbaikan berdasarkan 5W + 2H. Kemudian buat schedule aktvitas yang akan dilakukan, PIC, batas waktu dan progressnya. 6. Penanggulangan Lakukan apa yang telah direncanakan pada langkah 5 sesuai dengan urutan. Lakukan pendataan aktivitas perbaikan untuk mencapai target tiap perbaikan. Apabila ada penanggulangan yang masih belum efektif hasilnya atau gagal, maka lakukan perencanaan ulang (putar kembali PDCA-nya) demikian seterusnya hingga berhasil. 7. Evaluasi hasil Lakukan evaluasi hasil perbaikan terhadap target yang telah ditetapkan pada langkah 2 Lakukan perbandingan dengan menunjukan pareto masalah dan setelah tindakan. Lakukan pendataan pengaruh perbaikan yang dilakukan terhadap faktor QCDSM. Khusus terhadap cost reduction yang dihasilkan, perhitungkan secara cermat. 8. Standarisasi dan tindak lanjut. Untuk menghindarkan terjadinya pengulangan problem-problem yang telah ditanggulangi, maka setiap penanggulangan harus dibuatkan standarisasinya. Standarisasi bisa berupa SOP, WI, pembuatan Mal, pembuatan JIG Go NO Go, pembuatan Pokayoke, pembuatan stopper dan sebagainya.

27 35 Standarisasi yang telah dibuat harus sudah mendapatkan legalitas dari yang berwenang. Kemudian untuk tindak lanjut dari katifitas QCC selanjutnya, thema bisa diambil dari pareto setelah perbaikan, yaitu mengambil problem dominan yang ada. 2.6 Alat Bantu dalam Pengendalian Kualitas Pengendalian kualitas secara statistik mempunyai 7 (tujuh) alat bantu statistik utama yang bisa digunakan sebagai alat bantu untuk mengendalikan kualitas sebagaimana disebutkan juga oleh Heizer dan Render (2006: ), antara lain; check sheet, scatter diagram, diagram sebab akibat, diagram pareto, diagram alir/proses, histogram dan control chart Lembar pemeriksaan (Check Sheet) Check sheet merupakan alat pengumpul dan penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah barang yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkannya. Menurut Zulian Yamit (2010:49), check sheet merupakan bentuk sederhana yang dirancang untuk memungkinkan penggunanya mencatat data khusus dan dapat diobservasi mengenai satu atau beberapa variabel. Tujuan digunakannya check sheet ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data dan analisis, dan juga untuk mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan untuk

28 36 melakukan perbaikan atau tidak. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mencatat frekuensi munculnya karakteristik suatu produk yang berkenaan dengan mutu/kualitasnya Diagram Sebar (Scatter Diagram) Diagram sebar (scatter diagram) adalah suatu diagram atau grafik yang menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variabel tersebut kuat atau tidak, yakni antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk. Diagram scatter merupakan alat yang bermanfaat untuk menjelaskan apakah terdapat hubungan diantara dua variabel atau lebih, diagram ini bertindak sebagai dasar untuk analisis statistik yang biasa disebut analisis regresi. Selain itu diagram scatter juga menjadi dasar pembuatan bagan atau peta yang sering digunakan dalam peramalan/forecasting (Yamit, 2010:60) Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) Diagram sebab akibat atau dikenal juga dengan diagram ishikawa atau diagram tulang ikan (fishbone chart), fungsi dasarnya adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi faktor-faktor utama penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya (Yamit, 2010:47). Diagram ini dapat melihat faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat dilihat dari anak panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fishbone tersebut. Faktor-faktor penyebab utama dalam diagram ini dapat dikelompokkan dalam:

29 37 Man (manusia), Material (bahan baku), Machine (mesin), Methode (metode), dan Environment (lingkungan) Adapun kegunaan dari diagram sebab akibat ini adalah: a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah, b. Menganalisa kondisi yang sebenarnya yang bertujuan untuk memperbaiki peningkatan kualitas, c. Membantu dalam pencarian fakta lebih lanjut, d. Mengurangi kondisi yang dapat menyebabkan ketidaksesuaian produk dengan keluhan pelanggan, e. Sebagai sarana pengambilan keputusan dan merencanakan tindakan perbaikan Diagram Pareto Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah diagram balok dan grafik garis yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Dengan diagram pareto, dapat terlihat masalah mana yang dominan sehingga dapat mengetahui prioritas penyelesaian masalah yang akan dipecahkan. Kegunaan diagram pareto yaitu:

30 38 Menunjukan masalah utama, maksudnya yaitu bahwa diagram pareto dapat menunjukan penyebab utama yang merupakan kunci dalam penyeleksian produk cacat, Membantu dalam mengambil keputusan, Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan masalah, dan Untuk mengevaluasi pada tahap selanjutnya. Melalui diagram pareto, dapat teridentifikasi masalah yang penting atau utama dengan mencari cacat terbesar/terbanyak dan yang paling berpengaruh. Pencarian cacat terbesar ini dapat berguna untuk mencari beberapa wakil dari cacat yang teridentifikasi, kemudian dapat digunakan untuk membuat diagram sebab akibat Diagram Alir/Proses Diagram alir atau biasa disebut flow chart merupakan sebuah gambar sederhana dari sebuah proses, biasa dilambangkan dengan beberapa simbol (Yamit, 2010:45). Diagram alir/proses secara grafis menyajikan sebuah proses atau sistem dengan menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram alir dipergunakan sebagai alat analisis untuk: a. Mengumpulkan dan mengimplementasikan data yang juga merupakan ringkasan visual dari data itu sehingga memudahkan pemahaman. b. Menunjukkan output dari suatu proses. c. Menunjukkan apa yang sedang terjadi dalam situasi tertentu sepanjang waktu.

31 39 d. Membandingkan data periode yang satu dengan periode lain, serta memeriksa perubahan-perubahan yang terjadi Histogram Histogram adalah suatu alat yang membantu untuk menentukan variasi dalam proses. Berbentuk diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini umumnya dikenal sebagai distribusi frekuensi. Histogram dapat berbentuk normal atau berbentuk seperti lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-ratanya. Bentuk histogram yang miring atau tidak simetris (asimentric) menunjukkan bahwa banyak data yang tidak berada pada nilai rata-ratanya namun kebanyakan datanya berada pada batas atas ataupun bawah Peta Kendali (Control Chart) Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam pengendalian kualitas secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali pertama kali dikenalkan oleh W.A. Shewher pada tahun Dengan pandangan untuk menghilangkan variasi tidak normal dengan membedakan variasi terhadap Assignable Couses dari Change Causes. Adapun manfaat dari penggunaan peta kendali adalah untuk: 1. Memberikan informasi apakah suatu proses produksi masih berada dalam batas-batas kendali kualitas atau tidak.

32 40 2. Memantau proses secara terus-menerus agar tetap stabil. 3. Menentukan kemampuan proses (capability process). 4. Mengevaluasi performance pelaksanaan dan kebijaksanaan pelaksanaan proses produksi. Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya penyimpanganpenyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas kendali: a) Batas Kendali Atas (Upper Control Limit/UCL) merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan yang masih diizinkan. b) Garis Pusat (Central Line/CL) merupakan garis yang melambangkan tidak adanya penyimpangan dari karakteristik suatu sampel (konstan). c) Batas Kendali Bawah (Lower Control Limit/LCL) merupakan garis batas bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik sampel. Untuk mengendalikan kualitas produk selama proses produksi, maka digunakan peta kendali yang secara garis besar terbagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu: 1. Peta Kendali Variabel Peta kendali variabel digunakan untuk mengendalikan kualitas produk selama proses produksi yang bersifat variabel dan dapat diukur. Seperti: berat, ketebalan, panjang, diameter, volume. Peta kendali variabel biasanya digunakan untuk

33 41 pengendalian proses yang didominasi oleh mesin. Peta kendali variabel dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: Peta kendali rata-rata (x chart) Digunakan untuk mengetahui rata-rata pengukuran antar subgrup yang diperiksa. Peta kendali rentang (R chart) Digunakan untuk mengetahui besarnya rentang atau selisih antara nilai pengukuran yang terbesar dengan nilai pengukuran terkecil di dalam subgrup yang diperiksa. 2. Peta Kendali Atribut Peta kendali atribut digunakan untuk mengendalikan kualitas produk selama proses produksi yang tidak dapat diukur tetapi dapat dhitung sehingga kualitas produk dapat dibedakan dalam karakteristik baik atau buruk, berhasil atau gagal. Adapun peta kendali atribut dibagi menjadi 4 (empat), diantaranya: a. Peta kendali kerusakan (p chart) Digunakan untuk menganalisis banyaknya banyaknya barang yang ditolak yang ditemukan dalam pemeriksaan atau sederetan pemeriksaan terhadap total barang yang diperiksa. b. Peta kendali kerusakan per unit (np chart) Digunakan untuk menganalisis banyaknya barang yang ditolak per unit.

34 42 c. Peta kendali ketidaksesuaian (c chart) Digunakan untuk menganalisis dengan cara menghitung jumlah produk yang mengalami ketidaksesuaian dengan cara spesifikasi. d. Peta kendali ketidaksesuaian per unit (u chart) Digunakan untuk menganalisis dengan cara menghitung jumlah produk yang mengalami ketidaksesuaian per unit. Jenis-jenis peta kendali atribut di atas memiliki perbedaan dalam penggunaannya. Perbedaan tersebut adalah peta kendali p dan np, digunakan untuk menganalisis produk yang mengalami kerusakan dan tidak dapat diperbaiki lagi. Sedangkan untuk peta kendali c dan u, digunakan untuk menganalisis produk yang mengalami cacat atau ketidaksesuaian dan masih dapat diperbaiki. Gambar 2.2 Alat Bantu Pengendalian Kualitas Sumber: Jay Heizer & Barry Render. Operations Management. 2006:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan Adam Smith tahun 1810. Inti konsep

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kualitas Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau Holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Metodologi penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERMASALAHAN

BAB IV ANALISA PERMASALAHAN BAB IV ANALISA PERMASALAHAN 4.1. Konsep dan Teori Menurut Ilmu Perkuliahan 4.1.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumbersumber

BAB III LANDASAN TEORI. atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumbersumber BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Produksi Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat keadaan perekonomian di Indonesia menjadi tidak menentu. Nilai mata uang rupiah yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan satu fungsi manajemen selain manajemen pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia yang sangat penting bagi sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam melaksanakan produksi suatu perusahaan, diperlukan suatu manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu manajer dalam menghadapi masalah pengambilan keputusan dan kegiatan yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian produktivitas Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (Output) dan masukan (Input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah output yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen dan Manajemen Operasional 2.1.1 Definisi Manajemen Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi. Manajemen operasi merupakan bagian dari ilmu manajemen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi. Manajemen operasi merupakan bagian dari ilmu manajemen. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Landasan Teori 2. 1. 1. Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan bagian dari ilmu manajemen. Manajemen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena berguna untuk membantu usaha tersebut untuk mencapai tujuannya yaitu memberikan keuntungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality) BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan. Perusahaan yang beroperasi tanpa memperhatikan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Kualitas 3.1.1. Definisi Kualitas Menurut parah ahli Robert C, Stampel, Pimpinan General Motors Corporation, dalam Loh (2001:33) menyatakan bahwa revolusi kualitas di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era saat ini, perekonomian adalah salah satu sektor pembangunan yang penting dan harus benar-benar diperhatikan dalam suatu negara. Apalagi

Lebih terperinci

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono POKOK BAHASAN : TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) DESKRIPSI Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Pengendalian Kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan cara memonitor keluaran (output), membandingkan dengan standart - standart,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di seluruh dunia pada seluruh

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang semakin maju, industri konveksi pun semakin berkembang pesat mengikuti irama pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. pangsa pasar dunia tekstil dan penggunaan mesin-mesin atau alat-alat industri

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. pangsa pasar dunia tekstil dan penggunaan mesin-mesin atau alat-alat industri BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan teknologi yang terjadi dewasa ini, terutama dalam persaingan pangsa pasar dunia tekstil dan penggunaan mesin-mesin atau alat-alat industri sangat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada setiap organisasi, ketiga fungsi tersebut adalah pemasaran, operasi, dan keuangan. Kerja

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (Studi Kasus pada Kantor Pos Mpc Bandung)

Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (Studi Kasus pada Kantor Pos Mpc Bandung) Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (Studi Kasus pada Kantor Pos Mpc Bandung) 1 Yusuf Hamsyih Ramdhan, 2 Tasya Aspiranti,

Lebih terperinci

Quality Management. D Rizal Riadi

Quality Management. D Rizal Riadi Quality Management D Rizal Riadi Pengertian Quality is Compormance to Requirement (pemenuhan tingkat standar yang ditentukan oleh para konsumen terhadap suatu barang) Philip Crosby Quality is fitness for

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DALAM PENGENDALIAN VARIABILITAS KUAT TEKAN BETON

APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DALAM PENGENDALIAN VARIABILITAS KUAT TEKAN BETON APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DALAM PENGENDALIAN VARIABILITAS KUAT TEKAN BETON Iwan Rustendi Email : iwan_rustendi@yahoo.com Program Studi Teknik Sipil Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat dengan memasuki era globalisasi, karena persaingan bukan hanya dengan perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Biaya Biaya merupakan unsur utama yang secara fisik harus dikorbankan oleh perusahaan dalam rangka memperoleh pendapatan yang pada akhirnya untuk mendapatkan laba yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Definisi Produktivitas Definisi secara umum pengertian produktivitas adalah perbandingan masukan dan keluaran. Masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai dengan revolusi di segala bidang, yang membuat faktor-faktor produksi seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin BAB II TINJAUAN PUSTAKA Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin dicapai, tentunya hasil akhir yang diharapkan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini beberapa. penjabaran mengenai pengertian kualitas :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini beberapa. penjabaran mengenai pengertian kualitas : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Kualitas. Kualitas merupakan salah satu aktor utama yang menentukan pemilihan produk bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan tercapai apabila kualitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat pertumbuhan yang kurang menggembirakan, hal ini merupakan dampak dari adanya resesi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05 ABSTRAK PT Ateja Multi Industri merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri tekstil, dimana produk yang dihasilkannya berupa kain untuk public transportation berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Konsep Dasar Kualitas Secara definitif yang dimaksudkan dengan kualitas atau mutu suatu produk/jasa adalah derajat atau tingkatan dimana produk atau jasa tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing, di samping harga dan jangkauan distribusinya. Oleh karena itu setiap perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3

Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3 Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3 Vera Devani 1, Fitri Wahyuni 2 Abstract. Purpose of this research is to determine types and causes of defects

Lebih terperinci

2.1.1 Sepuluh Keputusan Utama Manajemen Operasi

2.1.1 Sepuluh Keputusan Utama Manajemen Operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan area bisnis yang berfokus pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi Peranan manajemen dalam pelaksanaan sistem produksi adalah agar dapat dicapai tujuan yang diharapkan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perusahaan 2.1.1 Pengertian Perusahaan Kata perusahaan sangat sering kita dengar dan diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan kita pun sesungguhnya sering berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen, Produksi dan Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi dalam suatu perusahaan industri merupakan kegiatan yang sangat penting. Apabila suatu

Lebih terperinci

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas)

Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas) Quality Cost And Productivity : Measurement, Reporting, and Control (Biaya Kualitas dan Produktivitas) Kualitas yang rendah dapat menjadikan produk sangat mahal bagi produsen dan konsumennya. Konsekuensi

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir DELAPAN LANGKAH 8. Menetapkan target 1. Menentukan tema & analisa situasi 9. Standarisasi & rencana 2. Menetapkan target 6. Evaluasi hasil 3. Analisa faktor penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaanperusahaan baru bermunculan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan produksi kemasan makanan dari kertas karton CV. Yogyakartas yang berlokasi di Jl. Nyi Ageng Nis No. 20 B,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi dan Manajemen Operasi Adanya keterbatasan perusahaan pada faktor-faktor produksi dalam menghasilkan barang atau jasa yang menjadi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Quality is the most important element in bussines world competition. A company can be compete and survive by always produce a very good quality product and appropriate with customer expectation.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Kualitas 1. Pengertian Biaya Kualitas Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang kualitas produk, manajemen perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan orang lain. Manajemen mencakup kegiatan pengelolaan dan pengaturan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. dengan orang lain. Manajemen mencakup kegiatan pengelolaan dan pengaturan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, diantara keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak

Lebih terperinci

8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute

8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute 8 Step Aktivitas QCC Oleh: Toyota Indonesia Institute Jakarta, 10 Maret 2016 1 Step aktivitas QCC I. Persiapan I-1. Pembentukan Group I-2. Menentukan Nama Group III. Laporan / Persentasi II. QC Step (

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Robbins& Coulter (2010:23) mengemukakan bahwa manajemen adalah pengkoordinasian dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka terselesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pengertian Proses Dalam Operations Management for Competitive Advantage, Tenth Edition, Chase, Jacobs, Aquilano (2004, pp 102) memberikan pengertian bahwa proses adalah bagian

Lebih terperinci