PENGARUH PROPORSI GULA PASIR TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK SIRUP BELIMBING WULUH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PROPORSI GULA PASIR TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK SIRUP BELIMBING WULUH"

Transkripsi

1 e-journal Boa, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2016, Hal PENGARUH PROPORSI GULA PASIR TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK SIRUP BELIMBING WULUH Retno Andita Putri Prodi S-1 pendidikan Tata boa Fakultas Teknik Universitas Neeri Surabaya Veni Indrawati Dosen Tata Boa, Fakultas Teknik Universitas Neeri Surabaya Abstrak Sirup belimbin wuluh adalah sejenis minuman rinan berupa larutan kental denan cita rasa belimbin wuluh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetahui: 1) penaruh proporsi ula terhadap sifat oranoleptik sirup belimbin wuluh yan meliputi warna, aroma, rasa dan kekentalan; 2) proporsi terbaik dari hasil uji oranoleptik sirup belimbin wuluh terbaik; 3) kandunan izi vitamin C, kalsium dan fosfor sirup belimbin wuluh terbaik. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, denan desain eksperimen faktorial tunal denan variabel bebas ula (650, 600, 550 ). Penumpulan data dilakukan denan metode observasi sistematis oleh 15 panelis terlatih dan 15 panelis semi terlatih. analisis data menunakan metode analisis varian tunal (one way anova) dan uji lanjut Duncan. Produk terbaik dilakukan uji kimia untuk menetahui kandunan vitamin C, Kalsium dan Fosfor di Balai Penelitian Konsultasi Industri Laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan proporsi ula berpenaruh sanat nyata terhadap warna, rasa dan kekentalan, tetapi tidak berpenaruh terhadap aroma dan tinkat kesukaan sirup belimbin wuluh. Hasil uji kimia terbaik diperoleh dari produk denan proporsi 650 ula. kandunan izi produk terbaik yaitu meliputi vitamin C sebesar 21,85 m/100, kalsium sebesar 3,88 m/100, dan fosfor sebesar 9,86 m/100. Kata kunci: sirup belimbin wuluh Abstract Syrup bilimbi is a kind of soft drinks in the form of viscous solution with the taste of bilimbi. The purpose of this study was to determine: 1) the influence of the proportion of suar to bilimbi syrup oranoleptic properties that include color, aroma, taste and viscosity; 2) the proportion of the best of the oranoleptic test results bilimbi best syrup; 3) The nutrient content of vitamin C, calcium and phosphorus syrup starfruit best The research is a research experiment, with a sinle factorial experimental desin with independent variables of suar (650, 600, 550 ). The data collection was conducted usin systematic observation by 15 trained panelists and 15 semi-trained panelists. data analysis usin a sinle variant analyzes (one way ANOVA) and Duncan test. The best products do a chemical test to determine the content of vitamin C, Calcium and Phosphorus in the Research Institute for Industrial Consultin Laboratories. The results showed the proportion of suar very sinificant effect on the color, the taste and viscosity, but did not affect the level of preference syrup aroma and starfruit. Best Chemical test results obtained from the product to the proportion of 650 suar. nutritional content of products which include vitamin C amounted to m / 100, calcium of 3.88 m / 100, and phosphorus of 9.86 m / 100. Kayword : Bilimbi syrup 73

2 e-journal Boa, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2016, Hal PENDAHULUAN Sirup merupakan produk siap saji yan banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Sirup adalah sejenis minuman rinan berupa larutan kental denan cita rasa beraneka raam (Satuhu, 2004: 83). Biasanya sirup dikonsumsi sehari-hari untuk keluara di rumah dan campuran untuk minuman pada acara-acara pesta atau hajatan. Menurut Standart Nasional Indonesia yan dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian (1992) sirup memiliki syarat mutu yaitu kualitas 1 denan kadar ula minimal 65%, sirup kualitas 2 denan kadar ula 60% - 65% dan sirup kualitas 3 denan kadar ula minimal 55% - 60%, denan demikian ula memiliki peranan pentin dalam pembuatan sirup (Rini, 2011 : 2). Sirup selama dipasaran dibuat denan menunakan bahan utama yaitu ula dan air kemudian ditambahkan essence atau sari buah untuk memberi warna, aroma dan rasa. Bahan utama pembuatan sirup adalah ula dan air. Gula merupakan karbohidrat sederhana yan umumnya dihasilkan oleh tebu. Menurut Satuhu (2004:83) jenis sirup berdasarkan bahan bakunya dibedakan menjadi tia yaitu: 1) sirup essence merupakan sirup yan cita rasanya ditentukan oleh essence; 2) sirup lukosa, sirup yan berbentuk air ula encer yan diperbolehkan dari tepun kentan, tepun jaun, tepun beras, dan bahan lainnya dan sirup buah-buahan; 3) sirup buah-buahan, sirup yan rasa dan aromanya ditentukan oleh bahan dasarnya, yaitu buah sear. Sirup dapat dibuat denan berbaai cara antara lain denan buah asli atau tanpa buah asli (essence) dan dapat jua menabunkan keduanya. Satuhu (2004:85) menyebutkan bahwa proses pembuatan sirup buah buahan yaitu buah buahan yan akan diolah menjadi sirup, sebelumnya buah harus dipilih yan matan. Alur pembuatan sirup buah buahan dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini. Buah matan optimal Sortasi Pencucian Penupasan Penhancuran Pemerasan Penambahan ula dan sitrat Pemanasan denan suhu hina 100 C mendidih Penyarinan Pembotolan Sterilisasi Buah buahan yan diunakan untuk diolah menjadi sirup merupakan buah yan menandun rasa asam dan kandunan air yan tini karena buah yan menandun asam tini dan kandunan air yan banyak memudahkan buah tersebut cepat membusuk. Sehina untuk menanulani itu semua, buah buahan tersebut dapat diolah menjadi produk sirup aar memiliki nilai jual yan tini dan buah tidak terbuan sia sia. Salah satu buah yan pemanfaatannya kuran adalah buah belimbin wuluh. Belimbin wuluh termasuk dalam spesies keluara averrhoa atau yan memiliki bahasa latin averrhoa bilimbi L. Tanaman belimbin wuluh merupakan tanaman tropis yan dapat berbuah 74

3 e-journal Boa, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2016, Hal sepanjan tahun. Populasi tanaman belimbin wuluh sanat melimpah, karena pada umumnya tanaman belimbin wuluh ditanam di halaman rumah sebaai peneduh dan ditanam secara kultur pekaranan sebaai usaha sambilan. Tanaman ini menandun vitamin C alami yan cukup tini yaitu 18 m per 100 buah belimbin wuluh yan beruna sebaai penambah daya tahan tubuh dan perlindunan terhadap berbaai penyakit seperti diabetes, sariawan, tekanan darah tini dan lain sebaainya. Kandunan izi buah belimbin wuluh per 100 r adalah eneri 23 kkal, protein 0,7 r, lemak 0,2 r, karbohidrat 4,5 r, serat kasar 1,5 r, abu 0,3 r, kalsium 8 m, fosfor 11 m, besi 0,4 r, beta-karoten 100 u, vitamin A 17 u, thiamin 0,01 m, riboflavin 0,03 m, niacin 0,3 m dan vitamin C 18 m (Rahayu, 2013 : 10). Belimbin wuluh memiliki kadar air yan cukup tini yaitu ± 93% sehina dapat menyebabkan daya simpan buah yan relatif sinkat hanya 4 5 hari dan mudah rusak, oleh karena itu diperlukan penolahan terhadap belimbin wuluh yan beitu melimpah di masyarakat aar memiliki umur simpan yan lebih lama dan rasa yan lebih enak karena belimbin wuluh memiliki rasa asam yan sanat tini tanpa menurani manfaat yan terdapat di dalam belimbin wuluh tersebut (Austin, F., & Putri, W. D. R. (2014)). Di dalam pembuatan sirup, belimbin wuluh tersebut terlebih dahulu diolah menjadi sari buah belimbin wuluh. Gula dan sari belimbin wuluh pada sirup memiliki kandunan izi, peranan dan funsinya masin-masin yan sanat pentin di dalam sirup. Gula dapat meninkatkan tekanan osmosis dan menurunkan aktifitas air sehina pertumbuhan mikroba dapat terhambat serta membentuk keseimbanan antara rasa asam, rasa pahit dan rasa asin. Sari belimbin wuluh menandun vitamin C yan cukup tini, protein, lemak, karbohidrat, ribovlavin, niacin, beta-karoten, vitamin A serta mineral yaitu phosphor, kalsium dan zat besi. Rasa asam yan terkandun dalam sari belimbin wuluh dapat memicu tumbuhnya mikroba sehina denan diolah bersama ula dan dijadikan produk sirup. Berdasarkan latar belakan di atas, maka dalam penelitian ini akan dikaji lebih jauh tentan penaruh proporsi ula terhadap sifat oranoleptik sirup belimbin wuluh dan tinkat kesukaan yan kemudian dilanjutkan uji kimia yan meliputi uji vitamin C, kalsium dan fosfor untuk menetahui kandunan izi yan terdapat dapat pada sirup belimbin wuluh. METODE Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama dilakukan dilaboratorium penolahan makanan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen denan variabel bebas proporsi ula yaitu 650, 600 dan 550. Variabel terikat adalah mutu oranoleptik meliputi, warna, aroma, rasa, kekentalan dan kesukaan. Desain eksperimen pada penelitian utama (eksperimen), dapat dilihat pada tabel Desain Eksperimen tabel. Tabel 1 Desain Eksperimen Gula Sari buah belimbin 1000 cc 1000 cc 1000 cc wuluh Keteranan : 650 : Proporsi ula 650 dan sari belimbin wuluh 1000 cc 600 : Proporsi ula 600 dan sari belimbin wuluh 1000 cc 550 : Proporsi ula 550 dan sari belimbin wuluh 1000 cc Penumpulan data dilakukan denan menunakan metode observasi terhadap sifat oranoleptik. Sampel dinilai oleh panelis terlatih yaitu Dosen Prodi Tata Boa Jurusan PKK FT UNESA sebanyak 15 oran dan panelis aak terlatih adalah Mahasiswa Proram Studi Pendidikan Tata Boa 15 oran. Data hasil uji sifat oranoleptik sirup belimbin wuluh meliputi warna, aroma, rasa, kerenyahan, penembanan dan tinkat kesukaan. 75

4 e-journal Boa, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2016, Hal Analisis data yan diunakan yaitu menunakan bantuan komputer proram SPSS, denan analisis terhadap uji oranoleptik dan tinkat kesukaan menunakan uji anava satu jalur (one way anova). Jika ada penaruh yan sinifikan diuji denan uji lanjut Duncan. Penentuan perlakuan terbaik diambil berdasarkan hasil analisis Duncan. Hasil analisis produk kerupuk terbaik akan dilanjutkan denan uji kimia untuk menetahui kandunan vitamin C, kalsium dan fosfor. ALAT Tabel 2 Alat-Alat Pembuatan Sirup Belimbin No Nama Alat Juml ah 1 Timbanan diital Sepsifikasi 1 Stainless steel merek camry denan kapasitan maskimal 1 k 2 Blender 1 Kaca dan mesin elektronik merek philips 3 Sarinan 1 Stainless steel 4 Kain sarinan 1 Kain 5 Kom adonan 2 Plastik denan diameter 30 cm 6 Mankok kecil 3 Plastik denan diameter 10 cm 7 Gelas ukur 2 Plastik denan kapasitas 500 cc 8 Telenan 1 Plastik 9 Pisau 1 Stainless steel denan panjan 8 cm 10 Tray bahan 1 Plastik 11 Panci 1 Enamel porselen denan diameter 10 cm 12 Wooden spatula 1 Kayu 13 Leadle 1 Stainless steel 14 Pirin 6 Plastik 15 Kompor 1 Stainless steel denan dua perapian dan merek Rinnai BAHAN Tabel 3 Bahan Pembuatan Sirup Belimbun No Nama 65% 60% 55% Bahan 1. Gula Sari 1000 cc 1000 cc 1000 cc belimbin wuluh 3. CMC HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Warna Nilai rata rata sirup belimbin wuluh dari kesuluruhan produk yaitu 2,57 sampai denan 3,47. Nilai mean terendah 2,57 diperoleh dari perlakuan penambahan ula sebanyak 550 denan hasil kunin keemasan, sedankan nilai mean tertini 3,47 diperoleh dari perlakuan penambahan ula sebanyak 650 denan hasil kunin kecoklatan Nilai rata rata penaruh penambahan jumlah ula pada sirup belimbin wuluh dapat dilihat pada Gambar 1 Nilai rata-rata hasil warna sirup belimbin wuluh 3,47 3,2 2,57 ula 650 ula 600 ula 550 ula 650 ula 600 ula 550 Gambar 1. Nilai Mean Warna Sirup Belimbun. Berdasarkan uji anova tunal pada Tabel 4 hipotesis menyatakan ada penaruh penambahan ula terhadap warna sirup belimbin wuluh yan dihasilkan dapat diterima F hitun dari kriteria warna adalah denan taraf sinifikan 0,000 (lebih kecil dari 0,05) yan berarti penambahan ula memiliki penaruh terhadap warna sirup belimbin wuluh sehina terjadi perbedaan pada warna sirup belimbin wuluh dari ketia perlakuan. Gula memberikan warna kecoklatan dikarenakan ula mempunyai sifat dapat menyebabkan reaksi pencoklatan yaitu karamelisasi dan Millard. 76

5 e-journal Boa, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2016, Hal Tabel 4. Hasil Uji Anova Tunal Warna Sirup Between Within Belimbin Adanya penaruh perlakuan penambahan ula terhadap warna sirup belimbin wuluh, maka dilanjutkan ke uji lanjut denan menunakan Duncan. Hasil uji Duncan tersaji pada Tabel 5 Tabel 5. Hasil Uji Duncan Warna Sirup Belimbin ANOVA WARNA Sum of Squares Df Mean Square F Si Total kecoklatan dikarenakan ula mempunyai sifat dapat menyebabkan reaksi pencoklatan yaitu karamelisasi dan Millard. 2. Aroma Nilai rata rata aroma sirup belimbin wuluh dari keseluruhan diperoleh nilai 3,17 sampai denan 3,53. Nilai mean terendah 3,17 diperoleh dari sirup belimbin wuluh denan perlakuan penambahan ula 550 denan hasil cukup beraroma asam khas belimbin wuluh dan ula tebu. Nilai mean tertini 3,53 diperoleh dari perlakuan penambahan ula 650 denan hasil beraroma asam khas belimbin wuluh dan ula tebu. Nilai rata rata penaruh penambahan ula pada sirup belimbin wuluh dilihat pada Gambar 2 WARNA Duncan Subset for PERLA KUAN N alpha = Si Means for roups in homoeneous subsets are displayed. Hasil uji lanjut Duncan di atas menunjukkan perbedaan dari ketia perilaku, pada kolom subset 1 diperoleh nilai 2,57 dari perlakuan proporsi ula 550 yan menimbulkan warna kunin keemasan. Pada kolom subset 2 memiliki nilai 3,20 sampai 3,47 diperoleh dari perlakuan proporsi ula 600 dan proporsi ula 650 yan menunjukkan pada kolom subset yan sama sehina 2 perlakuan tersebut tidak ada beda atau sama yaitu denan kriteria warna kunin kecoklatan. Gula memberikan warna Gambar 2. Nilai Mean Aroma Sirup Belimbin Berdasarkan uji anova tunal pada Tabel 6 hipotesis menyatakan tidak ada penaruh penambahan ula terhadap aroma sirup belimbin wuluh yan dihasilkan dapat diterima F hitun dari kriteria warna adalah denan taraf sinifikan 0,156 (lebih besar dari 0,05) yan berarti penambahan ula tidak berpenaruh nyata (tidak sinifikan) terhadap aroma sirup belimbin wuluh. Hipotesis menyatakan proporsi ula terhadap hasil jadi sirup belimbin wuluh berpenaruh nyata terhadap aroma sirup belimbin wuluh tidak dapat diterima, hal ini dikarenakan dalam penilaian aroma yan dilakukan oleh panelis denan 77

6 e-journal Boa, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2016, Hal menunakan indera penciuman (hidun), aroma yan dimiliki pada ketia perlakuan memiliki aroma yan sama yaitu beraroma asam khas belimbin wuluh dan ula tebu. Tabel 6. Hasil Uji Anova Tunal Aroma Sirup Belimbin 3. Rasa Nilai rata rata rasa sirup belimbin wuluh dari keseluruhan diperoleh nilai 2,87 sampai denan 3,60. Nilai mean terendah 2,87 diperoleh dari perlakuan penambahan ula 550 denan hasil berasa asam khas belimbin wuluh dan sanat manis, sedankan nilai mean tertini 3,60 diperoleh dari perlakuan penambahan ula 650 denan hasil sanat berasam asam khas belimbin wuluh dan sanat manis. Nilai rata rata penaruh penambahan ula dapat dilihat pada Gambar AROMA Between Within Nilai rata-rata rasa hasil sirup belimbin wuluh 3,6 ula 650 3,2 2,87 ula 600 ula 550 ula 650 ula 600 ula 550 Gambar 3. Nilai Mean Rasa Sirup Belimbin ANOVA Sum of Squares Df Mean Squar e F Si Total Berdasarkan uji anova tunal dapat dilihat F hitun dari kriteria rasa sirup belimbin wuluh adalah denan taraf sinifikan 0,001 (lebih kecil dari 0,005) yan berarti penambahan ula memiliki penaruh terhadap rasa sirup belimbin wuluh dari ketia perlakuan. Hasil uji anova tersaji pada tabel 7 Tabel 7. Hasil Uji Anova Tunal Rasa Sirup RASA Between Within Belimbin Hipotesis menyatakan penaruh penambahan ula yan dihasilkan dapat diterima denan nilai F hitun dari kriteria rasa sebesar denan taraf sinifikan 0,001 sehina akan diuji lanjut denan menunakan Duncan. Hasil uji Duncan tersaji pada Tabel 8 Tabel 8. Hasil Uji Duncan Rasa Sirup Belimbin Sum of Squares df ANOVA Mean Square F Si Total RASA Duncan PERLAKU AN N Subset for alpha = Si Means for roups in homoeneous subsets are displayed. Hasil uji lanjut Duncan di atas menunjukkan perbedaan dari ketia perilaku, pada kolom subset 1 diperoleh nilai 2,87 sampai 3,20. Nilai 2,87 diperoleh 78

7 e-journal Boa, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2016, Hal dari perlakuan proporsi ula 550 dan nilai 3,20 diperoleh dari perlakuan proporsi 600 yan berarti dari kedua perlakuan tersebut tidak ada beda atau memiliki kriteria yan sama yaitu berasa asam khas belimbin wuluh dan sanat manis. Pada kolom subset 2 memiliki nilai 3,60 diperoleh dari perlakuan proporsi ula 650 denan kriteria sanat berasa asam khas belimbin wuluh dan sanat manis. 4. Kekentalan Nilai rata rata kekentalan sirup belimbin wuluh dari keseluruhan diperoleh nilai 2,83 sampai denan 3,53. Nilai mean terendah 2,83 diperoleh dari perlakuan penambahan ula 550 denan hasil cukup kental, sedankan nilai mean tertini 3,53 diperoleh dari perlakuam penambahan ula 650 denan hasil kental. Nilai rata rata penaruh penambahan ula dapat dilihat pada Gambar Hasil rata-rata kekentalan hasil sirup belimbin wuluh 3,53 3,23 2,83 ula 650 ula 600 ula 550 ula 650 ula 600 ula 550 Gambar 4. Hasil Mean Kekentalan Sirup Belimbin Berdasarkan uji anova tunal pada Tabel 8 hipotesis menyatakan ada penaruh penambahan ula terhadap kekentalan sirup belimbin wuluh yan dihasilkan dapat diterima F hitun dari kriteria kekentalan adalah denan taraf sinifikan 0,003 (lebih kecil dari 0,05) yan berarti penambahan ula memiliki penaruh terhadap kekentalan sirup belimbin wuluh sehina terjadi perbedaan pada kekentalan sirup belimbin wuluh dari ketia perlakuan. Tabel 9. Hasil Uji Anova Kekentalan Sirup Belimbin KEKENTALAN Between ANOVA Sum of Squares df Adanya penaruh perlakuan penambahan ula terhadap kekentalan sirup belimbin wuluh, maka dilanjutkan ke uji lanjut denan menunakan Duncan. Hasil uji Duncan tersaji pada Tabel 10 Tabel 10. Hasil Uji Duncan Kekentalan Sirup Belimbin Mean Square F Si Within Total KEKENTALAN Duncan PERLAKUAN N Subset for alpha = Si Means for roups in homoeneous subsets are displayed. Hasil uji lanjut Duncan di atas menunjukkan perbedaan dari ketia perlakuan,pada kolom subset 1 diperoleh nilai 2,83 dari perlakuan proporsi ula 550 r dan nilai 3,23 memiliki kriteria yan sama yaitu cukup kental. Pada kolom subset 2 memiliki nilai 3,23 sampai 3,53 diperoleh dari perlakuan proporsi ula 600 dan proporsi ula 650 yan menunjukkan bahwa dari kedua perlakuan ini tidak ada beda atau sama yaitu memiliki kriteria kental. Kekentalan pada 3 perlakuan sirup berbedabeda dikarenakan semakin banyak ula yan terkandun maka semakin kental hasil jadi sirup. 79

8 e-journal Boa, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2016, Hal Tinkat kesukaan Nilai rata rata tinkat kesukaan sirup belimbin wuluh dari keseluruhan diperoleh nilai 3,27 sampai denan 3,60. Nilai mean terendah 3,27 diperoleh dari perlakuan penambahan ula 650 denan kriteria cukup suka. Nilai mean tertini 3,60 diperoleh dari perlakuan penambahan ula 600 denan kriteria suka. Nilai rata rata penaruh penambahan ula dapat dilihat pada Gambar 5 3,7 3,6 3,5 3,4 3,3 3,2 3,1 3 Hasil rata-rata tinkat kesukaan hasil sirup belimbin wuluh 3,23 ula 650 3,6 ula 600 3,43 ula 550 ula 650 ula 600 ula 550 Gambar 5. Hasil Mean Tinkat Kesukaan Sirup Belimbin Berdasarkan uji anova tunal pada Tabel 9 hipotesis menyatakan tidak ada penaruh penambahan ula terhadap tinkat kesukaan sirup belimbin wuluh yan dihasilkan dapat diterima F hitun dari kriteria kekentalan adalah denan taraf sinifikan 0,166 (lebih besar dari 0,05) yan berarti proporsi ula terhadap hasil jadi sirup belimbin wuluh tidak berpenaruh nyata (tidak sinifikan) terhadap tinkat kesukaan sirup belimbin wuluh. Tabel 11. Hasil Uji Anova Tunal Tinkat KESUKAAN Between Within Kesukaan Sirup Belimbin ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Si Total Hipotesis menyatakan proporsi ula berpenaruh nyata terhadap tinkat kesukaan tidak dapat diterima, hal ini dikarenakan dalam penilaian tinkat kesukaan, panelis menilai produk sirup belimbin wuluh sesuai keininannya sehina penilaian tinkat kesukaan relatif berantun pada panelis, salah satu faktor yan palin terlihat adalah warna pada sirup belimbin wuluh. Simpel sirup pada umumnya berwarna kunin pucat tetapi pada sirup belimbin wuluh menhasilkan warna kunin kecoklatan. Semakin banyak ula yan ditambahkan makan warna yan dihasilkan akan cenderun memiliki warna kecoklatan dan panelis cenderun suka. Hasil Uji Kimia Hasil uji kimia dilakukan di Balai Penelitian dan Konsultasi Industri Laboratorium (BPKI), Surabaya. Uji kimia bertujuan untuk menetahui kandunan izi yan terkandun dalam sirup belimbin wuluh yaitu vitamin C, kalsium dan fosfor. Setelah diketahui penilaian panelis terhadap sifat oranoleptik sirup belimbin wuluh yan meliputi warna, aroma, rasa, kekentalan, dan tinkat kesukaan, dapat diambil kesimpulan bahwa yan terbaik adalah sirup belimbin wuluh yan menunakan perlakuan proporsi ula 650. Produk terbaik yan telah diperoleh dari penilaian panelis terhadap hasil jadi sirup belimbin wuluh perlu disempurnakan, denan menuji kandunan vitamin C, kalsium dan fosfor yan terkandun dalam sirup belimbin wuluh. Kandunan izi sirup belimbin wuluh dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil Uji Kimia Sirup Belimbin Parameter Satuan Sirup belimbin wuluh terbaik 650 Vitamin C m/100 21,85 Kalsium m/100 9,86 Fosfor m/100 3,88 80

9 e-journal Boa, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2016, Hal Berdasarkan kriteria mutu sirup yan ditetapkan Pemerintah (SII ) kadar ula minimum denan mutu I yaitu 650, tanpa menunakan zat warna yan berbahaya, tanpa pemanis buatan karena menunakan 100% ula murni, tidak menandun asam silisilat, tidak menandun loam berbahaya (Cu, H, Pb, As), tidak menandun bakteri bentuk coli, tidak menandun jamur rai dan menunakan bahan tambahan panan yan diizinkan yaitu zat penental berupa CMC (carboxy methyl cellulose). Tabel 13. Perbandinan Hasil Uji Kimia Sirup Paramete r Vitamin C Satuan m/10 0 Sirup belimbin wuluh Sirup belimbin manis 21,85 14,96 Berdasarkan hasil analisis kandunan vitamin C pada sirup buah belimbin wuluh ini sudah memenuhi SNI Standar vitamin C menurut SNI yaitu 3 m/100 sampel. Sirup belimbin wuluh termasuk sirup bervitamin C yan lebih tini dibandinkan denan sirup belimbin manis karena sirup belimbin wuluh memiliki kandunan vitamin C sebesar 21,85 m/100 sedankan sirup belimbin manis memiliki kandunan vitamin C yan lebih rendah yaitu 14,96 m/ Vitamin C Vitamin C merupakan vitamin yan berperan untuk menjaa dan memperkuat imunitas terhadap infeksi, berperan pentin dalam meninkatkan kerja otak, menjaa struktur kolaen, membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Berdasarkan analisa laboratorium BPKI, kandunan izi vitamin C yan terkandun dalam sirup belimbin wuluh sebesar 21,85 m/ Kalsium Kalsium merupakan zat izi yan baik untuk pembentukan tulan dan ii. Berdasarkan analisa laboratorium kimia BPKI, kandunan izi kalsium yan terkandun pada sirup belimbin wuluh sebesar 3,88 m/ Fosfor Fosfor adalah mineral yan sanat pentin bai tubuh, karena berhubunan denan funsi funsi semua sel dalam tubuh. Fosfor memean peranan dalam reaksi kimia yan pentin dalam berhubunan denan zat pentin lainnya seperti enzima, protein dan hidrat aran. Berdasarkan hasil analisa laboratorium kimia BPKI, kandunan izi fosfor yan terkandun pada sirup belimbin wuluh sebesar 9,86 m/100. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab terdahulu, serta hasil uji one way anova yan dilakukan, maka dapat dirumuskan suatu kesimpulan sebaai berikut: 1. Proporsi ula berpenaruh sanat nyata terhadap warna, berpenaruh nyata terhadap rasa dan kekentalan, tetapi tidak berpenaruh terhadap aroma dan tinkat kesukaan sirup belimbin wuluh. 2. Proporsi sirup belimbin wuluh terbaik yaitu denan proporsi ula 650 denan hasil uji oranoleptik memiliki warna kunin kecoklatan, beraroma asam khas belimbin wuluh dan ula tebu, berasa sanat asam khas belimbin wuluh dan sanat manis, kekentalan sirup yan kental dan disukai. 3. Kandunan izi dari sirup belimbin wuluh terbaik denan proporsi ula 650 meliputi kandunan izi vitamin C sebesar 21,85 m/100, kalsium sebesar 3,88 m/100, dan fosfor sebesar 9,86 m/100. Saran Saran yan dapat disampaikan penulis setelah melakukan penelitian adalah sebaai berikut: 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menenai daya simpan, penemasan, dan 81

10 e-journal Boa, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2016, Hal perhitunan hara jual untuk produk sirup belimbin wuluh. 2. Berdasarkan hasil penelitian sirup belimbin wuluh memiliki kandunan Vitamin C yan masih kuran tini yaitu 21,85 m/100 sehina bisa diproporsikan denan sari buah lain una meninkatkan kandunan vitamin C yan lebih besar lai. Daftar Pustaka Austin, F., & Putri, W. D. R. (2014). Pembuatan Jelly Drink Belimbin. Jurnal Panan dan Aroindustri, 2, 2. Rahayu, Puji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Buah Belimbin (Averrhoa bilimbi L) Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans. Skripsi : Universitas Hasanuddin Makassar. Rini, Setiyo Penaruh Jumlah Gula Terhadap Sifat Oranoleptik Dan Umur Simpan Sirup Berempah. Skripsi Yan Tidak Dipublikasikan. Surabaya: Universitas Neeri Surabaya. Satuhu, Suyanti Penananan dan Penolahan Buah. Penebar Swadaya : Jakarta 82

E-journal boga, volume 3 nomor 3 yudisium Oktober tahun 2014 hal. 1-7

E-journal boga, volume 3 nomor 3 yudisium Oktober tahun 2014 hal. 1-7 Ejournal boa, volume 3 nomor 3 yudisium Oktober tahun 2014 hal. 17 1 Ejournal boa, volume 3 nomor 3 yudisium Oktober tahun 2014 hal. 17 jalar sebaai makanan dapat diolah denan berbaai cara, mulai dikukus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kacan merah Kacan merah (Phaseolus vularis L) termasuk dalam Famili Leuminoseae alias polon-polonan. Satu keluara denan kacan hijau, kacan kedelai dan kacan tolo. Kacan merah

Lebih terperinci

e-journal Boga. Volume 03 Nomor 02. Yudisium Mei Tahun Hal. 1-8

e-journal Boga. Volume 03 Nomor 02. Yudisium Mei Tahun Hal. 1-8 e-journal Boga. Volume Nomor 2. Yudisium Mei Tahun 214. Hal. 1-8 PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS TAHU DAN BAHAN PERASA KEJU TERHADAP TINGKAT KESUKAAN TORTILLA Enik Novitasari Program Studi S1Pendidikan Tata

Lebih terperinci

PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG TERIGU DAN SIPUT SAWAH (Pila ampullaceal ) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK KERUPUK

PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG TERIGU DAN SIPUT SAWAH (Pila ampullaceal ) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK KERUPUK e-journal boga, Volume 03, Nomor 3, edisi yudisium periode oktober tahun 2014, hal 161-170 PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG TERIGU DAN SIPUT SAWAH (Pila ampullaceal ) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK KERUPUK Nadifatul

Lebih terperinci

e-journal boga, Volume 03, Nomor 1, edisi yudisium periode Februari tahun 2014, hal

e-journal boga, Volume 03, Nomor 1, edisi yudisium periode Februari tahun 2014, hal e-journal boga, Volume 03, Nomor 1, edisi yudisium periode Februari tahun 2014, hal - 202 e-journal Pengaruh boga, Volume Proporsi 03, Puree Nomor Kacang 1, edisi Tunggak yudisium (Vigna periode Unguiculata

Lebih terperinci

e-journal Boga, Volume 4, No 1, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 28 36

e-journal Boga, Volume 4, No 1, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 28 36 PENGARUH PROPORSI TAPIOKA, TEPUNG GARUT, DAN DAGING IKAN PATIN TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK KERUPUK Tika Wiranti Prodi S1 Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya tika_wiranti@rocketmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK DAN SIFAT KIMIA KERUPUK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK DAN SIFAT KIMIA KERUPUK PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK DAN SIFAT KIMIA KERUPUK Firdausi Qomari Mahasiswa S1 Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya ( diesmarydot@yahoo.com )

Lebih terperinci

MEDIA DARI KULIT SINGKONG UNTUK PERTUMBUHAN Saccharomyces cerevisiae DAN APLIKASI PADA ROTI Mochammad Wachid (1), Diana Ayu Ningrum (2)

MEDIA DARI KULIT SINGKONG UNTUK PERTUMBUHAN Saccharomyces cerevisiae DAN APLIKASI PADA ROTI Mochammad Wachid (1), Diana Ayu Ningrum (2) MEDIA DARI KULIT SINGKONG UNTUK PERTUMBUHAN Saccharomyces cerevisiae DAN APLIKASI PADA ROTI Mochammad Wachid (1), Diana Ayu Ninrum (2) 1 Universitas Muhammadiyah Malan, Malan 2 Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP BAKSO IKAN LELE DENGAN KONSENTRASI DAGING YANG BERBEDA

TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP BAKSO IKAN LELE DENGAN KONSENTRASI DAGING YANG BERBEDA Sekolah Tini Perikanan dan Kelautan (STPL) Palu Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science Volume 1, Nomor 1, (2016) Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science ISSN 2541-0571

Lebih terperinci

e-journal boga volume 03 nomor 3, edisi yudisium maret tahun 2015 PENGARUH PENAMBAHAN SARI BELIMBING TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM

e-journal boga volume 03 nomor 3, edisi yudisium maret tahun 2015 PENGARUH PENAMBAHAN SARI BELIMBING TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM PENGARUH PENAMBAHAN SARI BELIMBING TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM Ochie Tya Charismasari Prodi S1 Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya ochietya17@gmail.com Niken Purwidiani

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae) SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae) THE CHEMICAL NATURE AND LEVEL (HARD CANDY) SARI NUTMEG (Myristica fragrans houtt

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA (Effect of Addition of Palm Sugar and Heating Temperature on Organoleptic and Quality of Coconut Water

Lebih terperinci

e-journal Boga, Volume 5, No. 1, Edisi Yudisium Periode Februari 2016, Hal

e-journal Boga, Volume 5, No. 1, Edisi Yudisium Periode Februari 2016, Hal Pengaruh Proporsi Sari Buha Dan Serta Bahan Pengental (Jelly Powder Dan Agar) terhadap Sifat Organoleptik Asmarani Ayu Antika Sari Program Studi S- Pendidikan Tata Boga, FT, UNESA raniayuantika@gmail.com

Lebih terperinci

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan Abstrak Wedang cor merupakan minuman khas jember yang biasanya di jual dipenggiran jalan. Minuman ini sangat diminati oleh kalangan Mahasiswa maupun mayarakat. Wedang cor ini terdiri dari jahe, ketan dan

Lebih terperinci

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS Acceptability test and nutrient compositon of rice with the addition of pumpkin and sweet corn Hadiah Kurnia Putri

Lebih terperinci

Lampiran 2. Perhitungan Kadar Serat dan Zat Besi Pada Cookies

Lampiran 2. Perhitungan Kadar Serat dan Zat Besi Pada Cookies Lampiran 2. Perhitungan Kadar Serat dan Zat Besi Pada Cookies Kadungan serat pada cookies cookies dengan substitusi tepung beras merah 60% sebanyak 1,49 g/100 g atau 0,0149g/g Angka kecukupan gizi serat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

KUISIONER KESUKAAN TERHADAP PRODUK OLAHAN SUSU

KUISIONER KESUKAAN TERHADAP PRODUK OLAHAN SUSU LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner seleksi panelis (Form 1) KUISIONER KESUKAAN TERHADAP PRODUK OLAHAN SUSU Nama : Tanggal : No. Hp : Anda diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. Lingkari jawaban

Lebih terperinci

Cara pengujian Supositoria dibelah secara longitudinal lalu diamati bagian internal dan bagian eksternalnya

Cara pengujian Supositoria dibelah secara longitudinal lalu diamati bagian internal dan bagian eksternalnya EVALUASI SUPPOSITORIA No Jenis Uji Prinsip 1 Apperance Menjamin distribusi zat berkhasiat didalam basis 2 Keseraam an kandunan Keraaman bobot Menjamin keseraama n kadar zat aktif Menjamin yan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bakteri, antara lain bakteri kelompok Leuconostoc yang cepat sekali tumbuh dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bakteri, antara lain bakteri kelompok Leuconostoc yang cepat sekali tumbuh dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wortel (Daucus carota L.) Wortel (Daucus carota L.) merupakan tanaman yan sanat bermanfaat karena banyak menandun betakaroten. Semakin orane warnanya, maka semakin tini pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) tumbuh baik di daerah tropis. Belimbing wuluh sering ditanam di pekarangan rumah dan biasanya dibiarkan tumbuh liar di

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH GULA DAN UBI JALAR UNGU TERHADAP HASIL JADI PERMEN LEATHER SIRSAK. Endah Tri Swardani. Sri Handayani

PENGARUH JUMLAH GULA DAN UBI JALAR UNGU TERHADAP HASIL JADI PERMEN LEATHER SIRSAK. Endah Tri Swardani. Sri Handayani e-journal boga, Volume 04, Nomor 1, edisi yudisium periode Maret tahun 2015, hal. 18-27 PENGARUH JUMLAH GULA DAN UBI JALAR UNGU TERHADAP HASIL JADI PERMEN LEATHER SIRSAK Endah Tri Swardani Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI TERIGU MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) DAN PENAMBAHAN TEPUNG FORMULA TEMPE TERHADAP HASIL JADI FLAKE

PENGARUH PROPORSI TERIGU MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) DAN PENAMBAHAN TEPUNG FORMULA TEMPE TERHADAP HASIL JADI FLAKE PENGARUH PROPORSI TERIGU MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) DAN PENAMBAHAN TEPUNG FORMULA TEMPE TERHADAP HASIL JADI FLAKE Mia Widasari Program Studi S-1Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Maksud dan tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka pemikiran, dan (6) Hipotesis. 1.1 Latar

Lebih terperinci

Daftar Komposisi Buah dan Sayur (per 100 gram)

Daftar Komposisi Buah dan Sayur (per 100 gram) 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Komposisi Buah dan Sayur Daftar Komposisi Buah dan Sayur (per 100 gram) Nutrisi Melon Mangga Wortel Labu Kuning Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama

Lebih terperinci

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton 6 TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang cukup baik, diantaranya adalah belimbing wuluh. Pemanfaatan belimbing wuluh dijadikan sebagai

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada dodol susu kambing mampu meningkatkan kualitas organoleptik, meningkatkan kadar lemak, dan kadar total karbohidrat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai di mana-mana. Biasanya banyak tumbuh di pinggir jalan, retakan dinding, halaman rumah, bahkan di kebun-kebun.

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

Formula I II III IV 1 7,9 7,9 7,9 7,9 2 7,9 7,9 7,9 7,9 3 7,9 7,9 7,9 7,9 Rata-rata 7,9 7,9 7,9 7,9

Formula I II III IV 1 7,9 7,9 7,9 7,9 2 7,9 7,9 7,9 7,9 3 7,9 7,9 7,9 7,9 Rata-rata 7,9 7,9 7,9 7,9 Lampiran 1. Data Penukuran ph Sediaan Perlakuan Formula I II III IV 1 7,9 7,9 7,9 7,9 7,9 7,9 7,9 7,9 3 7,9 7,9 7,9 7,9 Rata-rata 7,9 7,9 7,9 7,9 Lampiran. Data Penentuan Viskositas Sediaan Hara Viskositas

Lebih terperinci

BAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS

BAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS BAB I TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme

Lebih terperinci

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan pangan yang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, karbohidrat, serta kadar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii. INTISARI...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii. INTISARI... iii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii INTISARI... x ABSTRACK... xi I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang penelitian...

Lebih terperinci

KAJIAN PROPORSI SARI NANAS DAN KONSENTRASI STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK KEFIR NANAS

KAJIAN PROPORSI SARI NANAS DAN KONSENTRASI STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK KEFIR NANAS KAJIAN PROPORSI SARI NANAS DAN KONSENTRASI STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK KEFIR NANAS SKRIPSI OLEH: INKA ANTONIA PERMATA H. NRP 6103011081 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah Amerika Tropis. Di Indonesia hanya dikenal dua jenis bayam budidaya, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah Amerika Tropis. Di Indonesia hanya dikenal dua jenis bayam budidaya, yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayam Merah Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tanaman semusim yan berasal dari daerah Amerika Tropis. Di Indonesia hanya dikenal dua jenis bayam budidaya, yaitu bayam cabut

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BEKATUL TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK KUE KEMBANG GOYANG

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BEKATUL TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK KUE KEMBANG GOYANG PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BEKATUL TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK KUE KEMBANG GOYANG Indri Elma Fuadah Program Studi S1 Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya indrielma66@yahoo.com

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Sirup

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Sirup 45 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Sirup No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1. Keadaan : 1.1 Aroma - normal 1.2 Rasa - normal 2. Gula jumlah (dihitung sebagai %, b/b Min 65 sakarosa) 3. Bahan Tambahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan meliputi pembuatan tepung jerami nangka, analisis sifat fisik dan kimia tepung jerami nangka, serta pembuatan dan formulasi cookies dari

Lebih terperinci

e-journal Boga, Volume 4, No 2, Edisi Yudisium Periode Juni 2015, hal ABSTRACT

e-journal Boga, Volume 4, No 2, Edisi Yudisium Periode Juni 2015, hal ABSTRACT e-journal Boga, Volume 4, No 2, Edisi Yudisium Periode Juni 2015, hal 18 26 PENGARUH PENAMBAHAN PUREE WORTEL (Daucus carota L) DAN SUBTITUSI TEPUNG MOCAF (Modified Cassava Flour) TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN PUREE DAUN KELOR DAN BUBUK DAUN KELOR TERHADAP HASIL JADI MIE KERING MOCAF

PENGARUH PENAMBAHAN PUREE DAUN KELOR DAN BUBUK DAUN KELOR TERHADAP HASIL JADI MIE KERING MOCAF PENGARUH PENAMBAHAN PUREE DAUN KELOR DAN BUBUK DAUN KELOR TERHADAP HASIL JADI MIE KERING MOCAF Hilda Mega Maulida Program Studi S-1 Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Hilda_Mega@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG JALI ( Coix lacryma-jobi L.), DAN PENAMBAHAN PUREE LABU KUNING (Cucurbita) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK KUE SEMPRONG

PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG JALI ( Coix lacryma-jobi L.), DAN PENAMBAHAN PUREE LABU KUNING (Cucurbita) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK KUE SEMPRONG e-journal Boga, Volume 5, No. 1, Edisi Yudisium Periode Februari 2016, Hal 11-16 PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG JALI ( Coix lacryma-jobi L.), DAN PENAMBAHAN PUREE LABU KUNING (Cucurbita) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK

Lebih terperinci

Pengaruh Substitusi Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) dan Penambahan Puree Wortel (Daucus Carota L) Terhadap Sifat Organoleptik Choux Paste

Pengaruh Substitusi Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) dan Penambahan Puree Wortel (Daucus Carota L) Terhadap Sifat Organoleptik Choux Paste e-journal Boga, Volume 5, No. 1, Edisi Yudisium Periode Februari 2016, Hal 229-238 Pengaruh Substitusi Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) dan Penambahan Puree Wortel (Daucus Carota L) Terhadap Sifat

Lebih terperinci

Kata kunci: selai lembaran, sari buah pepaya, dan ekstrak bunga rosella

Kata kunci: selai lembaran, sari buah pepaya, dan ekstrak bunga rosella PENGARUH PROPORSI JUMLAH SARI BUAH PEPAYA (Carica papaya L) DAN EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK SELAI LEMBARAN Ika Agustin Wulandari Prodi S Pendidikan Tata Boga,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam pembangunan bidang ekonomi di Provinsi Lampung. Kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan oleh beberapa industry pengolahan pangan dalam menciptakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1) Total bakteri Rancangan penelitian total bakteri menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan waktu penyimpanan selama 0, 3, 6, 9, dan

Lebih terperinci

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : DESTI TRISNANINGSIH A 420 100 128 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN OPTIMASI PEMBUATAN KURTO (KURMA TOMAT)

JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN OPTIMASI PEMBUATAN KURTO (KURMA TOMAT) JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 OPTIMASI PEMBUATAN KURTO (KURMA TOMAT) * MUHAMMAD RUSTAM EFFENDI 1, NURYATI 1, JAKA DARMA JAYA 1 1 Jurusan Teknologi Industri Pertanian,

Lebih terperinci

Standart Mutu Mie Kering Menurut SNI

Standart Mutu Mie Kering Menurut SNI 7. LAMPIRA Lampiran 1. SI Mie Kering Standart Mutu Mie Kering Menurut SI 01-2774-1992 o Uraian Satuan 1. Keadaan 1.1 Bau 1.2 Rasa 1.3 Warna Persyaratan Mutu 1 Mutu 2 ormal ormal ormal ormal ormal ormal

Lebih terperinci

pengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM.

pengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM. BAB III HASIL DAN DISKUSI Bab ini berisi hasil dan diskusi. Pekerjaan penelitian dimulai denan melakukan penukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan denan penyesuaian (fittin hasil tersebut

Lebih terperinci

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh :

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh : LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya Oleh : VIVIT NILASARI RINTHA AMELIA LUTHFIYAH NUR SAFITRI VINA AULIA P1337431214018 P1337431214023 P1337431214024 P1337431214033 Prodi D4 GIZI Politeknik

Lebih terperinci

FORMULASI BISKUIT PADAT SIAP-SANTAP UNTUK MAKANAN DARURAT (READY-TO-EAT-BISCUIT BARS FORMULATION FOR DISASTER-RELATED EMERGENCY SITUATION)

FORMULASI BISKUIT PADAT SIAP-SANTAP UNTUK MAKANAN DARURAT (READY-TO-EAT-BISCUIT BARS FORMULATION FOR DISASTER-RELATED EMERGENCY SITUATION) FORMULASI BISKUIT PADAT SIAP-SANTAP UNTUK MAKANAN DARURAT (READY-TO-EAT-BISCUIT BARS FORMULATION FOR DISASTER-RELATED EMERGENCY SITUATION) Almasyhuri, 1 Nelis Imanninsih 1 dan Heru Yuniati 1 ABSTRACT In

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya ketersediaanya pangan lokal asli yang ketersediannya

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya ketersediaanya pangan lokal asli yang ketersediannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kaya akan sumber daya alam yang melimpah dan salah satunya ditandai dengan banyaknya ketersediaanya pangan lokal asli yang ketersediannya sangat melimpah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas menenai konsep dasar masalah penjadwalan kuliah, aloritma memetika serta komponen aloritma memetika. Aoritma memetika diilhami dari proses evolusi makhluk

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A PEMANFAATAN LIMBAH AIR LERI BERAS IR 64 SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN SIRUP HASIL FERMENTASI RAGI TEMPE DENGAN PENAMBAHAN KELOPAK BUNGA ROSELLA SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : PUJI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempe merupakan produk pangan khas Indonesia berbahan kedelai yang diolah melalui fermentasi kapang Rhizopus oligosporus. Tempe sangat familiar dikalangan masyarakat

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBUATAN MINUMAN JELLY DARI SAYURAN WORTEL DAN BROKOLI STUDY OF MAKING JELLY DRINK FROM CARROT AND BROCCOLI

KAJIAN PEMBUATAN MINUMAN JELLY DARI SAYURAN WORTEL DAN BROKOLI STUDY OF MAKING JELLY DRINK FROM CARROT AND BROCCOLI KAJIAN PEMBUATAN MINUMAN JELLY DARI SAYURAN WORTEL DAN BROKOLI STUDY OF MAKING JELLY DRINK FROM CARROT AND BROCCOLI Afrido Sitorus (0806121356) Akhyar Ali and Faizah Hamzah afrido_sitorus@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yan sanat pentin bai setiap masyarakat.diantara berbaai jasa layanan kesehatan, rumah sakit memean peranan pentin karena menyediakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Spesifikasi Kalsium Laktat Glukonat Name : Calcium Lactate Gluconate 13 Chemical Formula : C 9 H 16 O 10 Ca : Free flowing powder

Lampiran 1. Spesifikasi Kalsium Laktat Glukonat Name : Calcium Lactate Gluconate 13 Chemical Formula : C 9 H 16 O 10 Ca : Free flowing powder 29 Lampiran. Spesifikasi Kalsium Laktat Glukonat Name : Calcium Lactate Gluconate 3 Chemical Formula : C 9 H 6 O 0 Ca Form : Free flowin powder Colour : White Odour : Odourless ph value : ~ 7 (0 /L Water)

Lebih terperinci

8. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Uji Pendahuluan

8. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Uji Pendahuluan 8. LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Pendahuluan Bahan Subtitusi Pengeringan Subtitusi nanas Parameter Bonggol Daging nanas buah nanas Sangrai Oven 75% 50% 25% Overall 2,647 2,653 2,513 2,787 2,880 2,760

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG Devy Nur Afiah 123020120 Pembimbing Utama :Dr. Tantan Widiantara,

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH PEKTIN DAN GULA TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK JAM BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) Seila Yunita. Sri Achir

PENGARUH JUMLAH PEKTIN DAN GULA TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK JAM BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) Seila Yunita. Sri Achir PENGARUH JUMLAH PEKTIN DAN GULA TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK JAM BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) Seila Yunita Program Studi S-1Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya Seeyou_cutes@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai 7 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 06 sampai dengan bulan Januari 07 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Lebih terperinci

Kata Kunci : langsat, selai, sukrosa, uji organoleptik, uji proksimat

Kata Kunci : langsat, selai, sukrosa, uji organoleptik, uji proksimat Pengaruh Penambahan Sukrosa pada Pembuatan Selai Langsat A. Khairun Mutia dan Rafika Yunus Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Gorontalo andikhairunmutia@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sukun (Arthocarpus altilis) merupakan tumbuhan yang terdapat di kawasan tropika dan banyak dibudidayakan di pulau jawa maupun luar jawa, buah sukun menghasilkan

Lebih terperinci

Uji hedonik (uji kesukaan)

Uji hedonik (uji kesukaan) ILMU TEKNOLOGI PANGAN Uji hedonik (uji kesukaan) Disusun Oleh : WAHIDATUL LAENI SA ADAH P07131011 047 MEJA :III SEMESTER IV KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI EKSTRAK ROSELA DAN STRAWBERRY TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SIRUP ROSELA-STRAWBERRY SKRIPSI OLEH: ELVANA_

PENGARUH PROPORSI EKSTRAK ROSELA DAN STRAWBERRY TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SIRUP ROSELA-STRAWBERRY SKRIPSI OLEH: ELVANA_ PENGARUH PROPORSI EKSTRAK ROSELA DAN STRAWBERRY TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SIRUP ROSELA-STRAWBERRY SKRIPSI OLEH: ELVANA_ 6103007037 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer di Indonesia. Buah naga mengandung antara lain vitamin C, betakaroten, kalsium,

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI TEPUNG KETAN DAN TEPUNG KEDELAI TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK WINGKO BABAT

PENGARUH PROPORSI TEPUNG KETAN DAN TEPUNG KEDELAI TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK WINGKO BABAT e-jurnal Boga. Volume 4, No 2, Yudisium Periode Juni 2015 Hal. 67-76 PENGARUH PROPORSI TEPUNG KETAN DAN TEPUNG KEDELAI TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK WINGKO BABAT Ika Devi Trisnawati S1 Pendidikan Tata Boga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat dibandingkan dengan buah yang lain. Buah pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi, diantaranya mengandung

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN PUREE LABU KUNING DAN LAMA PENGOCOKAN (AGITASI) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM YOGHURT

PENGARUH PENAMBAHAN PUREE LABU KUNING DAN LAMA PENGOCOKAN (AGITASI) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM YOGHURT Pengaruh dan (Agitasi) terhadap Sifat Organoleptik Es Krim PENGARUH PENAMBAHAN PUREE LABU KUNING DAN LAMA PENGOCOKAN (AGITASI) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM YOGHURT Inggar Kumala Mahasiswi SI Pendidikan

Lebih terperinci

KOMPOSISI TEPUNG KOMPOSIT (PATI GANYONG TERIGU) DAN PENAMBAHAN PUREE WORTEL PADA HASIL JADI PASTA GANYONG (Canna edulis Kerr) FUSILLI

KOMPOSISI TEPUNG KOMPOSIT (PATI GANYONG TERIGU) DAN PENAMBAHAN PUREE WORTEL PADA HASIL JADI PASTA GANYONG (Canna edulis Kerr) FUSILLI Jurnal Gastronomi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 27-32 KOMPOSISI TEPUNG KOMPOSIT (PATI GANYONG TERIGU) DAN PENAMBAHAN PUREE WORTEL PADA HASIL JADI PASTA GANYONG (Canna edulis Kerr) FUSILLI Nefiantari Nur Muliawanti

Lebih terperinci

TINGKAT ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN

TINGKAT ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN TINGKAT ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-4 BULAN Arimina Hartati Pontoh* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no. Surabaya Email :admin@akbid-riyahusada.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yoghurt merupakan produk olahan susu yang dipasteurisasi kemudian difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.

Lebih terperinci

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah penelitan eksperimental. Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Universitas Katolik Soegijapranoto Semarang dan Laboratorium

Lebih terperinci

Penghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta

Penghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta Bab II Teori Dasar Gambar. 7 Grafik Rasio Kecepatan nin di atas Laut denan di Daratan. 5. Koreksi Koefisien Seret Setelah data kecepatan anin melalui koreksi-koreksi di atas, maka data tersebut dikonversi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A ORGANOLEPTIK DAN KADAR VITAMIN C CINCAU DENGAN PENAMBAHAN SARI JERUK DAN GULA PASIR NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : RISA DHALIA A 420 100 192 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu jamur yang banyak

Lebih terperinci

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: WIDYA AGUSTINA A 420 100 076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA BERBAGAI JENIS IKAN DI KOTA MANADO

ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA BERBAGAI JENIS IKAN DI KOTA MANADO PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 06 ISSN 0 49 ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA BERBAGAI JENIS IKAN DI KOTA MANADO Heru Andika Tatuh ), Johnly Roron ), Sri Sudewi ) ) Proram Studi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair Karina Novita Dewi. 1211205027. 2017. Pengaruh Konsentrasi H 2 SO 4 dan Waktu Hidrolisis terhadap Karakteristik Gula Cair dari Ampas Padat Produk Brem di Perusahaan Fa. Udiyana di bawah bimbingan Dr. Ir.

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN CARBOXY METHYL CELLULOSE (CMC) DAN ASAM SITRAT TERHADAP MUTU PRODUK SIRUP BELIMBING MANIS (AVERRHOA CARAMBOLA)

PENGARUH PENAMBAHAN CARBOXY METHYL CELLULOSE (CMC) DAN ASAM SITRAT TERHADAP MUTU PRODUK SIRUP BELIMBING MANIS (AVERRHOA CARAMBOLA) PENGARUH PENAMBAHAN CARBOXY METHYL CELLULOSE (CMC) DAN ASAM SITRAT TERHADAP MUTU PRODUK SIRUP BELIMBING MANIS (AVERRHOA CARAMBOLA) Rochma Wati S1 Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. KOMBINASI KONSENTRASI MALTODEKSTRIN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP KUALITAS MINUMAN SERBUK INSTAN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn.

SKRIPSI. KOMBINASI KONSENTRASI MALTODEKSTRIN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP KUALITAS MINUMAN SERBUK INSTAN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn. SKRIPSI KOMBINASI KONSENTRASI MALTODEKSTRIN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP KUALITAS MINUMAN SERBUK INSTAN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn.) Disusun oleh: Yustina Rena Oktaviana NPM : 080801041 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Descriptives. Std. Error

LAMPIRAN. Descriptives. Std. Error LAMPIRA Lampiran 1 Analisis statistik kadar air KADARAIR Mean Deviation Descriptives Error 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum 1 4 11.8350.10017.05008 11.6756 11.9944

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN CALCIUM CHLORIDE TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MANISAN KERING BUAH BELIMBING WULUH

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN CALCIUM CHLORIDE TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MANISAN KERING BUAH BELIMBING WULUH PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN CALCIUM CHLORIDE TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MANISAN KERING BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi, L.) DENGAN PEMANIS HFS SKRIPSI OLEH : HENDIK KRISTIONO 6103007134

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBUATAN DAN PROPORSI (BERAS KETAN DAN BERAS JAGUNG) TERHADAP KUALITAS BREM PADAT

PENGARUH METODE PEMBUATAN DAN PROPORSI (BERAS KETAN DAN BERAS JAGUNG) TERHADAP KUALITAS BREM PADAT PENGARUH METODE PEMBUATAN DAN PROPORSI (BERAS KETAN DAN BERAS JAGUNG) TERHADAP KUALITAS BREM PADAT Imarotul Auliyah Sari Program Studi S-1 Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun 79 Lampiran 2. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik Penelitian Kesehatan 80 Lampiran 3. Gambar Makroskopik DaunBangun-bangun Gambar Tumbuhan Daun Bangun-bangun

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik yang dibudidayakan maupun yang hidup liar di hutan. Umbi merupakan tanaman yang banyak mengandung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. KELAPA a. Botani Kelapa Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) termasuk family palmae, ordo arecales, dan kelas monokotiledon (Guhardja et al. 1971). Tanaman kelapa tumbuhnya lurus

Lebih terperinci

Lampiran 1 T test Pengaruh Jenis Larutan Terhadap penurunan Kadar Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kerang Bulu (Anadara antiquata)

Lampiran 1 T test Pengaruh Jenis Larutan Terhadap penurunan Kadar Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) 77 Lampiran 1 T test Pengaruh Jenis Larutan Terhadap penurunan Kadar Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) S 2 jeruk = 0,063 S 2 belimbing = 0,025 S (jeruk-belimbing) = 0,134 t hitung

Lebih terperinci