Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)

Transkripsi

1 ISSN Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 5, No. 1 Januari 2014 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEMANTAPAN PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN PADA IBU NIFAS PRIMI PARA YANG MENGGUNAKAN JAMPERSAL DI BPM WAHYUNI KECAMATAN TRANGKIL KABUPATEN PATI Puji Hastuti, S.Si.T.,M.Kes dan Eka Septyaningsih HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI MTS KELAS VII SIROJUL HUDA KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T., M.Kes. dan Ni matul Kholisoh HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI DAN PEKERJAAN IBU NIFAS DENGAN PEMENUHAN NUTRISI PADA IBU NIFAS DI DESA TAMBAH MULYO KECAMATAN JAKENAN KABUPATEN PATI Siti Ni amah, S. Si.T,M.Kes dan Maya Ulfa Fariana ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOW PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WINONG II KECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T., M.Kes. dan Sarianna Muawaroh HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA DENGAN AKTIFITAS SEKSUAL PADA MASA NIFAS DI DESA TASIK AGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG Uswatun Kasanah, S.Si.T. dan Mustikarani Noviasari ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SEMBELIT PADA IBU POST PARTUM 3 HARI DI DESA MARGOREJO KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI Yuli Irnawati, S.Si.T. dan Putra Wahyu Mulya K Diterbitkan oleh Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Vol. 5 No. 1 Hal Pati Januari 2014 ISSN

2 Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 5, No. 1 Januari 2014 Susunan Dewan Redaksi Penanggung jawab (Chairman): Direktur Akbid Bakti Utama Pati Ketua (Editor in Chief) : Suparjo, S.Kp., M.Kes. Sekretaris (Secretary Editor) : Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T., M.Kes. Anggota (Section Editors) : Siti Ni amah, S.Si.T.,M.Kes dan Uswatun Kasanah, S.Si.T. Redaksi Teknis (Technical Editor): Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T.,M.Kes Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan terbit dua kali dalam setahun (Januari dan Juli) Terbit pertama kali : Januari 2014 Administrasi dan Sekretariat : Khoirul Huda, S.Kom., Septi Diyah Ayu Wulandari Alamat : Jl. Ki Ageng Selo No.15 Pati, Website: http// info@akbidbup.ac.id Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) merupakan wadah atau sarana yang menerbitkan tulisan ilmiah hasil-hasil penelitian maupun nonhasil penelitian di bidang ilmu-ilmu kebidanan khususnya dan ilmu-ilmu kesehatan pada umumnya yang belum pernah diterbitkan atau sedang dalam proses penerbitan di jurnal-jurnal ilmiah lain. Redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah maksud atau substansi dari naskah yang dikirimkan. Naskah yang belum layak diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan tidak dikembalikan kepada pengirimnya, kecuali atas permintaan dari penulis yang bersangkutan. Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Vol. 5 No. 1 Hal Pati Januari 2014 ISSN

3 Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 5, No. 1 Januari 2014 DAFTAR ISI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN IBU TIDAK DATANG KE POSYANDU DI DESA LUBUNGMAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNCAKWANGI I KABUPATEN PATI TAHUN Indah Widyastuti dan Puji Hastuti, S.Si.T. ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI DESA TANJUNG REJO KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN PATI TAHUN Hartini dan Sri Hadi Sulistiyaningsih, S.Si.T., M.Kes. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU TRADISI TARAK PADA IBU NIFAS DI BPS ASRI NASTITI DI DESA KLAKAH KASIHAN KECAMATAN GEMBONG KABUPATEN PATI TAHUN Mu linatus Sa adah dan Uswatun Kasanah, S.Si.T. ANALISA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PERAWATAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI DESA PAKIS KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI Tri Susilorini dan Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T., M.Kes. HUBUNGAN ANTARA PERILAKU IBU DALAM MELAKUKAN PERAWATAN TALI PUSAT DENGAN KEJADIAN INFEKSI TALI PUSAT DI WILAYAH PUSKESMAS MEJOBO KUDUS TAHUN Sri Wahyuni dan Yuli Irnawati, S.SiT. HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK DI BAWAH UMUR 5 TAHUN DI DESA LANGGENHARJO KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN PATI TAHUN Eva Dewi Kriswandari dan Siti Ni amah, S.Si.T.,M.Kes

4 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN POLA SEKSUAL IBU NIFAS PRIMIPARA DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL PADA MASA NIFAS DI DESA TASIK AGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG Uswatun Kasanah, S. Si.T. 1 dan Mustikarani Noviasari, Am.Keb. 2 (Staf Pengajar Akbid Bakti Utama Pati 1), Alumni Akbid Bakti Utama 2) ) ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN POLA SEKSUAL IBU NIFAS PRIMIPARA DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL PADA MASA NIFAS DI DESA TASIK AGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG. Pada saat nifas, adanya darah keluar, sebetulnya merupakan proses pembersihan rahim dari sel-sel sisa jaringan, darah, leukosit dan lainnya. Pada dasarnya hubungan intim dapat dilakukan selama kedua pasangan merasa nyaman, yang umumnya hal ini baru dapat terjadi pada saat darah nifas telah berhenti (Nakita, 2007 ). Berdasarkan survey pendahuluan yang peneliti lakukan di Desa Tasik Agung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang pada bulan Juli sampai Agustus terdapat 15 Ibu Nifas primipara. Dari survey tersebut kebanyakan dari mereka belum mengetahui tentang aktivitas seksual pada masa nifas. Mereka beranggapan bahwa aktivitas seksual itu adalah coitus,padahal tidak semua aktivitas seksual mengarah ke coitus. Dari survey didapatkan 7 orang yang belum mengetahui tentang seksualitas masa nifas dan juga pola atau cara melakukan hubungan seksual pada masa nifas. 2 orang melampiaskan keinginan seksnya dengan cara berciuman dan berpelukan. 3 orang memenuhi hasrat suaminya dengan cara bercumbu, berciumam bibir, dan berpelukan. 3 orang lainnya hanya memenuhi hasrat suaminyanya dengan cara berciumam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang aktivitas seksual pada masa nifas di Desa Tasik Agung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analitik korelasi (Correlation Analitic) dengan pendekatan cross sectional, yaitu diaman data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dengan besar sampel 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Hasil penelitian ini adalah tingkat pengetahuan tentang aktivitas seksual ibu nifas primigravida kurang sebanyak 16 orang (53,3%), cukup 10 orang (33,3%), baik 4 orang (13,3%). Ibu nifas primigravida tidak melakukan aktivitas seksual 18 orang (60,0%), melakukan aktivitas seksual sebanyak 12 orang (40,0%). Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas primipara dengan aktivitas seksual pada masa nifas di desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Diharapkan tenaga kesehatan dan petugas kesehatan untuk mengenalkan tentang pola seksual masa nifas pada masyarakat dengan cara memberikan penyuluhan bagi ibu-ibu di desa terutama saat kunjungan nifas atau sejak mengikuti kelas ibu hamil. Kata Kunci : Pengetahuan, Pola Seksual, Ibu nifas primipara, aktivitas seksual Kepustakaan : 17 buku ( ) PENDAHULUAN iv

5 Undang undang perkawinan No. 1 Tahun 1974 mengatur tentang hak dan kewajiban antara suami dan istri. Suami dan istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi dasar susunan masyarakat. Kewajiban suami dan istri dalam keluarga meliputi pemenuhan segala kebutuhan hidup baik secara fisik maupun secara psikologis terutama kebutuhan seksual. Pemenuhan kebutuhan seksual sangat menentukan berumah tangga. Salah satu tujuan manusia melakukan pernikahan adalah untuk mendapatkan keturunan (Depag, 1999). Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal hal yang berhubungan dengan perkara perkara hubungan intim antara laki laki dan perempuan. Hubungan seks atau hubungan kelamin bukan untuk prokreasi saja pada hewan, tetapi juga untuk rekreasi, komersil, status dan bukan hanya kepuasan di ranjang tetapi untuk kebahagiaan keluarga. Hubungan seks yang baik membuat ceria, sehat dan memperpanjang umur. Hubungan kelamin juga meningkatkan zat zat yang menaikkan imunitas dan daya tahan tubuh kita (Arsyad, 2000). Sebagian pria dan wanita menginginkan hubungan seksual secepat mungkin setelah melahirkan, sebagian lagi mungkin lebih suka menunggu atau bahkan mungkin merasa takut (Hasselquist, 2006). Banyak wanita setelah melahirkan merasa cemas atau takut untuk berhubungan seksual lagi dengan pasangannya. Banyak perempuan yang merasa tidak berhasrat untuk melakukan senggama masa persalinan, karena takut terhadap rasa nyeri yang mungkin ditimbulkannya.waktu yang dibutuhkan oleh seorang perempuan untuk mengembalikan gairahnya seperti semula, sangat bergantung kepada pengalaman persalinannya (Thamrin, 2007). Pada banyak pasangan, perubahan karena kehamilan dapat mengganggu keseimbangan dalam hubungan mereka, terutama dalam hubungan seksual, begitu juga setelah persalinan, sehingga muncul banyak pertanyaan, kapan seks yang aman setelah melahirkan sehingga tidak mengganggu keharmonisan rumah tangga (Thamrin, 2007). Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali setelah 6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas pemikiran pada masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk luka episotomi biasanya telah sembuh dengan baik dan 6 minggu adalah waktu dimana rahim telah kembali pada ukuran sebelum hamil. Pengecilan rahim adalah perubahan fisik utama persalinan yang terakhir. Cara alamiah rahim akan kembali mengecil perlahan - lahan ke bentuknya semula, setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar gram. Ini dianggap masa nifas telah selesai. Namun sebetulnya rahim akan kembali ke posisi normal dengan berat 30 gram sekitar 3 bulan kemudian. Setelah masa pemulihan 3 bulan ini,bukan hanya rahimnya saja kembali normal tapi juga kondisi tubuh ibu secara keseluruhan (Novitasari, 2007). Pada saat nifas, adanya darah keluar, sebetulnya merupakan proses pembersihan rahim dari sel-sel sisa jaringan, darah, leukosit dan lainnya. Pada dasarnya hubungan intim dapat dilakukan selama kedua pasangan merasa nyaman, yang umumnya hal ini baru dapat terjadi pada saat darah nifas telah berhenti (Nakita, 2007). Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan dimana pengetahuan juga ikut berpengaruh kapan dimulainya berhubungan seksual masa nifas, pada umumnya ibu nifas mengerti bahwa ibu boleh melakukan hubungan seksual setelah 40 hari persalinan, dimana keadaan luka akibat persalinan atau episiotomi biasanya telah sembuh dengan baik. Akan tetapi ada pula ibu yang tidak memahami kapan waktu yang tepat untuk memulai hubungan seksual lagi, hal ini yang akan memunculkan minat ibu dalam berhubungan seksual yang merupakan suatu rasa atau keinginan berhubungan seksual yang berasal dari dalam diri sendiri tanpa ada yang menyuruh, hal ini dipengaruhi oleh v

6 banyak faktor antara lain : ibu masih trauma dengan proses persalinannya, karena ibu masih repot atau merasa lelah merawat bayinya, karena takut merasakan sakit saat berhubungan seks dan mungkin karena ibu takut kalau hamil lagi, sehingga minat ibu untuk melakukan hubungan seks itu muncul karena kehendak hati sendiri, tanpa ada unsur paksaan dari siapapun. Berdasarkan survey pendahuluan yang peneliti lakukan di Desa Tasik Agung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang pada bulan Juli sampai Agustus terdapat 15 Ibu Nifas primipara. Dari survey tersebut kebanyakan dari mereka belum mengetahui tentang aktivitas seksual pada masa nifas. Mereka beranggapan bahwa aktivitas seksual itu adalah coitus, padahal tidak semua aktivitas seksual mengarah ke coitus. Dari survey didapatkan 7 orang yang belum mengetahui tentang seksualitas masa nifas dan juga pola atau cara melakukan hubungan seksual pada masa nifas, 2 orang melampiaskan keinginan seksnya dengan cara berciuman dan berpelukan, 3 orang memenuhi hasrat suaminya dengan cara bercumbu, berciumam bibir, dan berpelukan, 3 orang lainnya hanya memenuhi hasrat suaminyanya dengan cara berciuman. Selain itu, mereka juga tidak mengetahui tentang alternatif pola seksual yang bisa mereka lakukan selama masih dalam masa nifas. Padahal mereka juga bisa memberikan kepuasan pada suaminya dengan cara oral seks ataupun yang lainnya. Dari data di atas, peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengetahuan ibu nifas primipara dengan aktivitas seksual di Desa Tasik Agung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan variablel terikat pada penelitian ini adalah aktivitas seksual ibu masa nifas. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu masa nifas ( 0-6 bulan ) yang bersalin pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2012 dan berdomisili di Desa Tasik Agung Kabupaten Rembang yang berjumlah 30 orang. Sampel diambil dengan metode total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. A. Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tingkat pengetahuan tentang aktivitas seksual ibu nifas primigravida kurang sebanyak 16 orang (53,3%), cukup 10 orang (33,3%), baik 4 orang (13,3%). Ibu nifas primigravida tidak melakukan aktivitas seksual 18 orang (60,0%), melakukan aktivitas seksual sebanyak 12 orang (40,0%). Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas primipara dengan aktivitas seksual pada masa nifas di desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. B. Pembahasan 1. Pengetahuan Sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan kurang sebanyak 16 orang (53,3%), yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup sebanyak 10 orang (33,3%), sedangkan yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 orang (13,3%). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, vi

7 penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Sebagian besar ibu nifas mempunyai pengetahuan kurang tentang aktivitas seksual masa nifas. Hal tersebut dikarenakan adanya kecemasan yang berlebihan pada ibu nifas untuk melakukan hubungan seksual selama masa nifas. 2. Aktivitas Seksual Masa Nifas Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden tidak melakukan aktivitas seksual sebanyak 18 orang (60,0%), sedangkan yang melakukan aktivitas seksual sebanyak 12 orang (40,0%). Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas seksual berarti kegiatan seksual berkenaan dengan kelamin. Aktivitas seksual disebut juga sebagaimana dalam mengadakan hubungan kelamin/ bersebut. Sebagian besar ibu tidak melakukan aktivitas seksual pada masa nifas. Dan beberapa ibu nifas sudah melakukan aktivitas seksual masa nifas seperti berciuman, berpelukan dan bersentuhan. 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Aktivitas Seksual Pada Masa Nifas Berdasarkan hasil uji hubungan dengan Chi square didapatkan hasil nilai chi square hitung 6,927 > chi square tabel 5,991 dan p value 0,031 < 0,05 artinya Ha diterima dan Ho ditolak, berarti ada hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas primipara dengan aktivitas seksual pada masa nifas di desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003 ). Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas seksual berarti kegiatan seksual berkenaan dengan kelamin. Aktivitsa seksual disebut juga sebagaimana dalam mengadakan hubungan kelamin/ bersebut (Arsyat, 2008). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ibu yang tidak melakukan aktivitas seksual dikarenakan tidak mengetahui tentang aktivitas seksual seperti bercumbu pada leher dan karena rasa tidak nyaman seperti rasa nyeri pada alat kelamin yang menyebabkan berkurangnya aktivitas seksual ibu nifas. A. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Tingkat pengetahuan tentang aktivitas seksual ibu nifas primigravida kurang sebanyak 16 orang (53,3%), cukup 10 orang (33,3%), baik 4 orang (13,3%). Ibu nifas primigravida tidak melakukan aktivitas seksual 18 orang (60,0%), melakukan aktivitas seksual sebanyak 12 orang (40,0%). Ada hubungan tingkat pengetahuan vii

8 ibu nifas primipara dengan aktivitas seksual pada masa nifas di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. B. Saran Diharapkan petugas kesehatan untuk mengenalkan tentang pola seksual masa nifas pada masyarakat dengan cara memberikan penyuluhan bagi ibu-ibu. DAFTAR PUSTAKA Budiarto Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Dewi. M, Wawan. A Pengetahuan, sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Mellyana. H Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta: Puspa suara. Soekidjo. N Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Rineka Cipta. Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Ambarwati. R Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Saleha, S Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Saryono Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Nuha medika. Sugiyono Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Saifuddin, AB Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP. Widiyastuti, M Modul Asuhan Nifas. Tasikmalaya: Prodi D3 Kebidanan STIKES RESPATI. Saifudin, Abdul Bari Dkk Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ambarwati Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. borneoufi.blog.friendster.com/2008/07/konsep-nifas-eklamsi-forceps/ diunduh 1 September 2009: WIB. Pusdiknakes Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes. Saleha, Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. viii

9 Suherni, Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. yoanawidyasari.blogspot.com/2009/04/satuan-acara-pengajaran-s.html diunduh 1 September 2009: WIB. ix